rpjmd 2016-2021
TRANSCRIPT
BUPATI SOPPENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 - 2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SOPPENG,
Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 263 ayat (3) dan
Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah kabupaten Soppeng Tahun 2016 - 2021.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat ( 6 ) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah tingkat II di Sulawesi ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor
1822 ) ;
3. Undang-Undang Nomor 25Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421 ) ;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor
4720 );
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 4725);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679 ).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737 );
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015 – 2019;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor7 Tahun
2015tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2008 – 2028 (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 283);
12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun
2015 Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013 - 2018(Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 9);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi
Kewenangan Pemerintah Daerah Kab. Soppeng (Lembaran
Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 90,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor
49);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2005 – 2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2010 Nomor 111,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor
70);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun
2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerrah Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2015 (Lembaran
Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor
72);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Soppeng Tahun 2012 - 2032 (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun 2012 Nomor 8 Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Soppeng Nomor 80);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SOPPENG dan
BUPATI SOPPENG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN
2016 - 2021
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Daerah adalah Kabupaten Soppeng.
3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Soppeng.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Soppeng, yang
selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Satuan kerja pada lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng.
7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat
BAPPEDA adalah SKPD yang membidangi urusan perencanaan
pembangunan daerah.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
9. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan
indeks pembangunan manusia.
10. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu
tertentu.
11. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
20 (dua puluh) tahun.
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun.
13. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
14. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD
untuk periode 5 (lima) tahun.
15. Rencana Kerja-Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja-
SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
17. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
18. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
19. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan.
20. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi
anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
21. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-
tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan guna
memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk
setiap program dan kegiatan.
22. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan
pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif.
23. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat
Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan daerah.
24. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak
langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan daerah
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
(1) RPJMD merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Soppeng dalam menyelenggarakan dan melaksanakan
pembangunan selama 5 (lima) Tahun.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis serta atas-
bawah dan bawah-atas.
Pasal 3
Sistematika penulisan RPJMD adalah sebagai berikut :
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi Kabupaten Soppeng;
c. gambaran pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan;
d. analisis permasalahan dan isu-isu strategis;
e. visi, misi, tujuan dan sasaran;
f. strategi dan arah kebijakan;
g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah;
h. indikasi rencana program prioritas dan indikasi pendanaan;
i. penetapan indikator kinerja daerah;
j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan; dan
k. penutup.
Pasal 4
Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum pada
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Daerah ini.
Pasal 5
Pelaksanaan lebih lanjut RPJMD dijabarkan ke dalam RENSTRA SKPD 5
(lima) tahunan, RKPD tahunan dan RENJA SKPD tahunan.
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Pengendalian dan evaluasi RPJMD bertujuan untuk mewujudkan :
a. konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana
pembangunan daerah;
b. konsistensi antara RPJMD dengan RPJPD dan RTRW Kabupaten;
c. konsistensi antara RKPD dengan RPJMD; dan
d. kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikator-
indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Pasal 7
Pengendalian dan evaluasi terhadap RPJMD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, meliputi :
a. pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah;
b. pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ; dan
c. evaluasi terhadap hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah.
Bagian Kedua
Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Kebijakan Perencanaan
Pembangunan Jangka Menengah
Pasal 8
Pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan
pembangunan jangka menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 huruf a mencakup pengendalian terhadap kebijakan perencanaan
strategis SKPD dan RPJMD.
Pasal 9
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan strategis SKPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mencakup perumusan visi
dan misi, strategi dan kebijakan, rencana program dan kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif,
indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan Renstra SKPD ditetapkan.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin perumusan :
a. Visi dan Misi SKPD berpedoman pada visi misi pembangunan
jangka menengah daerah;
b. Strategi dan kebijakan SKPD berpedoman pada strategi dan
arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah;
c. Rencana program, kegiatan SKPD berpedoman pada kebijakan
umum dan program pembangunan Jangka Menengah Daerah
serta memperhatikan hasil kajian lingkungan hidup strategis;
d. Indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
SKPD berpedoman pada indikasi rencana program prioritas dan
kebutuhan pendanaan pembangunan jangka menengah
Daerah;
e. Indikator kinerja SKPD berpedoman pada tujuan dan sasaran
pembangunan jangka menengah daerah; dan
f. Pentahapan pelaksanaan program SKPD sesuai dengan
pentahapan pelaksanaan pembangunan jangka menengah
daerah.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
perumusan kebijakan perencanaan strategis SKPD, telah
berpedoman pada RPJMD serta memperhatikan hasil kajian
lingkungan hidup strategis.
Pasal 10
(1) Kepala SKPD melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
kebijakan perencanaan strategis SKPD.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 pada ayat (4) ditemukan
adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala SKPD
melakukan tindakan perbaikan /penyempurnaan.
(3) Kepala SKPD menyampaikan laporan hasil evaluasi kebijakan
perancanaan seabagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Bupati melaui Kepala Bappeda.
Pasal 11
(1) Kepala Bappeda melakukan evaluasi terhadap laporan hasil
evaluasi kebijakan perencanaan strategis SKPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan adanya
ketidaksesuaian / penyimpangan, kepala Bappeda
menyampaikan rekomendasi dan langkah-langkah
penyempurnaan untuk ditindaklanjutui oleh Kepala SKPD.
(3) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindaklanjut perbaikan /
penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Kepala Bappeda.
Pasal 12
(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan
jangka menengah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan arah
kebijakan umum dan program, serta indikasi rencana program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, dan indikator
kinerja daerah.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap
penyusunan rancangan awal sampai RPJMD ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), harus dapat menjamin perumusan :
a. Visi, misi, tujuan, sasaran, Kebijakan, Strategi dan program
pembangunan jangka menengah selaras dengan visi, misi,
arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang
pemanfaatan struktur dan ruang Kabupaten Soppeng;
b. Visi, misi, tujuan, sasaran, Kebijakan, Strategi dan program
pembangunan jangka menengah selaras dengan arah,
kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan
dan pembangunan kewilayahan dalam RPJMD Nasional
sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan karakteristik
Kabupaten Soppeng;
c. Kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka
menengah Kabupaten / Kota lain disekitarnya;
d. Program pembangunan jangka menengah Kabupaten
Soppeng selaras dengan pemanfaatan struktur dan pola
ruang kabupaten /kota lain disekitarnya;
e. Strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah
daerah mengarah pada pencapaian visi dan misi
pembangunan jangka menengah Kabupaten Soppeng; dan
f. Sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaiman dimaksud pada
ayat (3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan
bahwa perumusan kebijakan perencanaan pembangunan
jangka menengah Kabupaten Soppeng, berpedoman pada
RPJPD dan RTRW Kabupaten, mengacu pada RPJMD Provinsi
dan memperhatikan RTRW Kabupaten / Kota lain disekitarnya.
Pasal 13
(1) Kepala Bappeda melakaukan pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka
menengah Kabupaten Soppeng.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (4) ditemukan
adanya ketidaksesuaian / penyimpangan, Kepala Bappeda
melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappeda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka
menengah kepada Bupati.
(4) Bupati menyampaikan hasil pengendalian dan evaluasi
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan jangka
menengah Kabupaten Soppeng kepada Gubernur sebagai
lampiran surat permohonan konsultasi.
Bagian Ketiga
Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Pasal 14
Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b, mencakup pelaksanaan Renstra SKPD dan RPJMD.
Pasal 15
(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan Renstra SKPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14, mencakup indikator kinerja SKPD serta
rencana program, kegiatan, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif serta visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan Renstra
SKPD
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin :
a. Indikator kinerja dan kelompok sasaran, rencana program,
kegiatan, serta pendanaan indikatif Renstra SKPD, telah
dipedomani dalam menyusun indikator kinerja dan kelompok
sasaran, program, kegiatan, dana Indikatif dan prakiraan maju
Renja SKPD ; dan
b. Visi, misi, tujuan dana sasaran Renstra SKPD telah dijabarkan
dalam tujuan dan sasaran Renja SKPD.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa indikator
kinerja SKPD, rencana program, kegiatan, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam
upaya mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD, telah
dilaksanaan melalui Renja SKPD.
Pasal 16
(1) Kepala SKPD melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan Renstra SKPD.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 15 ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala SKPD melakukan tindakan
perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala SKPD melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi Renstra
SKPD kepada Bupati melalui Bappeda.
Pasal 17
(1) Kepala Bappeda menggunakan laporan hasil pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (3), sebagai bahan evaluasi pelaksanaan RPJMD.
(2) Dalam hal evalusi terhadap laporan hasil pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan Renstra SKPD sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Bupati melalui
Kepala Bappeda menyampaikan rekomendasi langkah-langkah
penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD.
(3) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindaklanjut
perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Bupati melalui Kepala Bappeda.
Pasal 18
(1) Pengendalian pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14, mencakup program pembangunan dan indikasi rencana
program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan.
(2) Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan
RPJMD.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus dapat menjamin :
a. Program pembangunan jangka menengah telah dipedomani dalam
merumuskan prioritas dan sasaran pembangunan tahunan ; dan
b. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan pembangunan jangka menengah telah dijabarkan
kedalam rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan
tahunan.
(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa program
pembangunan dan indikasi rencana program prioritas yang disertai
kebutuhan pendanaan, pembangunan jangka menengah daerah telah
dilaksanakan melalui RKPD.
Pasal 19
(1) Kepala Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan RPJMD.
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4), ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappeda Melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kepada Bupati.
Bagian Keempat
Evaluasi Terhadap Hasil Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Pasal 20
(1) Evaluasi terhadap hasil RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 huruf c mencakup indikasi rencana program prioritas yang disertai
kebutuhan pendanaan untuk mencapai, tujuan dan sasaran dalam
upaya mewujudkan visi pembangunan jangka Menengah Kabupaten
Soppeng.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
penelitian hasil pelaksanaan RPJMD.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk
mengetahui:
a. realisasi antara rencana program prioritas dan kebutuhan
pendanaan RPJMD dengan capaian rencana program dan kegiatan
prioritas daerah dalam RKPD ; dan
b. realisasi antara capaian rencana program dan prioritas yang
direncanakan dalam RPJMD dengan prioritas dan sasaran
pembangunan jangka menengah provinsi.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan untuk
memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
jangka menengah kabupaten dapat dicapai untuk mewujudkan visi
pembangunan jangka panjang daerah.
(5) Evaluasi dilaksanakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun
dengan menggunakan hasil evaluasi hasil RKPD.
Pasal 21
(1) Kepala Bappeda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJMD.
(2) Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan
adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Bappeda melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan.
(3) Hasil evaluasi RPJMD digunakan sebagi bahan bagi penyusunan
RPJMD untuk periode berikutnya.
(4) Kepala Bappeda melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJMD kepada
Bupati.
(5) Bupati menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
(1) Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila:
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan, tidak sesuai dengan bahan tahapan dan tatacara
penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa subtansi
yang dirumuskan, tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. terjadi perubahan yang mendasar ditingkat Kabupaten dan
Nasional ; dan/atau
d. merugikan kepentingan bersama.
(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan
politik, krisis ekonomi, konflik social budaya, gangguan keamanan,
pemekaran daerah, perubahan kebijakan tingkat daerah yang
mempengaruhi subtansi RPJMD secara langsung serta perubahan
kebijakan nasional.
(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.
Pasal 23
RPJMD Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Pasal 24
Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran
tahunan tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir
pembangunan jangka menengah, penetapan perubahan RPJMD
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Soppeng.
Ditetapkan di Watansoppeng pada tanggal : 6 Juni 2016
BUPATI SOPPENG
H.A.KASWADI RAZAK
Diundangkan di Watansoppeng pada tanggal : 6 Juni 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG,
H. SUGIRMAN DJAROPI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 NOMOR 1
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR B.HK.HAM.1.42.16 TAHUN 2016
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN
SOPPENG TAHUN 2016 - 2021
I. UMUM
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah
yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
pembangunan daerah dan keuangan daerah serta program perangkat
daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMD.
Dokumen RPJMD ini merupakan dokumen perencanaan
pembangunan Kabupaten Soppeng untuk periode 5 (lima) tahun
yakni tahun 2016 – 2021. Penyusunan rencana pembangunan ini
dilaksanakan dalam rangka menjamin konsistensi kebijakan dan
keberlanjutan program pembangunan yang meliputi tahapan, tata
cara penyusunan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh
unsur pemerintahan daerah dengan pelibatan masyarakat dan unsur
pemangku kepentingan.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) akan menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah oleh Bupati/Wakil Bupati terpilih. Dokumen RPJMD ini akan
menjadi dokumen otentik bagi Bupati/Wakil Bupati dalam
merancang, mengarahkan dan memprogramkan perjalanan
pemerintahan daerah dalam masa 5 (lima) tahun kedepan dan pada
akhirnya akan dipertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat
pada akhir masa kepemimpinannya.
Sehubungan dengan urgensi perencanaan pembangunan
daerah dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka
sebagai dokumen perencanaan komprehensif 5 (lima) tahunan maka
perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun 2016 – 2021.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
- Pendekatan teknokratis menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah. - Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan. - Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan
visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama DPRD.
- Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan yang dilaksanakan mulaia dari desa,
kecamatan, daerah kabupaten, daerah provinsi hingga nasional.
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 176
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Perubahan kebijakan pada skala kabupaten yang
mempengaruhi substansi RPJMD secara langsung diantaranya
adalah perubahan rencana tata ruang wilayah kabupaten.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 97
KATA PENGANTAR
Dengan senantiasa mengucap puji syukur kehadirat Allah swt yang telah
memberikan kekuatan dan kesabaran, kami dapat menyelesaikan dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng
tahun 2016-2021.
Dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021 berisi visi, misi,
strategi, kebijakan, program unggulan kepala daerah dan program prioritas
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, dan pendanaan pembangunan
yang dirumuskan sebagai pedoman perencanaan pembangunan bagi semua
pihak di Kabupaten Soppeng selama kurun lima tahun ke depan.
Penyusunan dokumen ini dilaksanakan melalui suatu proses yang
panjang sebagaimana yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
dengan menggunakan empat pendekatan yaitu pendekatan teknokratis,
pendekatan partisipatif, pendekatan politis, serta pendekatan top down dan
bottom up. Dengan melalui keempat pendekatan tersebut, diharapkan agar
dokumen RPJMD ini secara konsisten dapat dilaksanakan, dimonitoring,
dievaluasi sehingga tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat
dicapai pada akhir periode nantinya.
Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan dan masukan atas penyusunan dokumen ini.
Watansoppeng, Juni 2016,
Kepala Bappeda Kabupaten Soppeng
Drs. Andi Tenri Sessu, M.Si Pembina Utama Muda
NIP. 19640528 199103 1 009
SAMBUTAN BUPATI SOPPENG
Assalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Pertama dan utama, perkenankan kami untuk memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai nikmat dan karunia
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng tahun
2016-2021. Dokumen ini menjadi bagian dari kewajiban kepala daerah terpilih
untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang Undang nomor 24 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun
2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah, dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan peraturan pemerintah
nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Dokumen ini merupakan perwujudan janji-janji politik kepala daerah
terpilih selama masa kampanye yang dituangkan dalam rumusan visi yaitu
Pemerintahan Yang Melayani dan Lebih Baik. Visi tersebut akan dicapai oleh
misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program unggulan dan prioritas yang
disertai dengan kerangka indikatif pendanaan pembangunan dan rencana
kemampuan fiskal daerah berdasarkan potensi sebagaimana tercantum dalam
dokumen ini.
Agar pelaksanakaan dokumen ini lebih efektif, efisien, dan terarah, kita
perlu membangun kebersamaan komitmen pada perumusan dan pengambilan
kebijakan umum, program unggulan, dan prioritas sebagaimana telah diatur
berdasarkan waktu pelaksanaan sesuai dengan target pencapaian kinerja dari
masing-masing sasaran, bidang urusan pemerintahan, dan SKPD penanggung
jawab.
Untuk meningkatkan kinerja daerah, mekanisme pengendalian dan
evaluasi akan dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari upaya perbaikan.
Untuk mensinergikan gerak langkah pembangunan Kabupaten Soppeng, kami
berharap semua pemangku kepentingan di Kabupaten Soppeng dapat
menggunakan dokumen ini sebagai pedoman perencanaan dan perumusan
kebijakan pembangunan daerah selama kurun tahun 2016-2021.
Akhirnya, marilah kita memohon petunjuk dan bimbingan Allah swt agar
kita senantiasa diberi kemampuan dan kekuatan lahir batin dalam mengemban
amanat rakyat untuk melaksanakan tugas dan pengabdian kepada bangsa dan
negara khususnya mengelola Kabupaten Soppeng ke arah yang lebih baik.
Terima kasih.
Wassalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Watansoppeng, Juni 2016
Bupati Kabupaten Soppeng
H. Andi Kaswadi Razak, SE
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ I-1 1.1. Latar Belakang ................................................................................................ I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ........................................................................ I-3 1.3. Hubungan Antar Dokumen ........................................................................ I-8 1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................. I-14 1.5. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... I-17
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ........................................................ II-1 2.1. Aspek Geografis dan Demografi .............................................................. II-1 2.2. Aspek Kesejahteran Masyarakat ............................................................. II-10 2.3. Aspel Pelayanan Umum .............................................................................. II-38 2.4. Aspek Daya Saing Daerah …………………………... ................................... II-80
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN ……………………… ................................ III-1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu .................................................................... III-2 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu … .................... ............. III-31 3.3. Kerangka Pendanaan ……………………….. ................................... ............. III-40
BAB IV ANALISISISU-ISU STRATEGIS ……………………… ...................................... IV-1 4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah ................................................... IV-2 4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan ……………. .............................. ............. IV-24
BAB V VISI DAN MISI ................................................................................................... V-1 5.1. Visi ....................................................................................................................... V-1 5.2. Misi ...................................................................................................................... V-3 5.3. Tujuan …………………………………………………… ........................................ V-7 5.4. Sasaran ………………………………………………….. ........................................ V-9
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ............................................................ VI-1 6.1. Strategi .............................................................................................................. VI-1 6.2. Arah Kebijakan ………………………………………… ...................................... VI-5
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ………………………………. .................................. VII-1 BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN …………………………… .................................... VIII-1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH …. .................................... IX-1 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ................................................................................................ X-1
10.1. Pedoman Transisi ........................................................................................ X-1 10.2. Kaidah Pelaksanaan ……………………………….. ....................................... X-1
BAB XI PENUTUP …. ...................................................................................................... XI-1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum
Penyusunan
1.3 Hubungan Antar
Dokumen
1.4 Sistematika
Penulisan
1.5 Maksud dan
Tujuan
I - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya harus selaras dengan tujuan
nasional, sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Esensi
dasar inilah yang dijadikan dasar dalam merencanakan pembangunan,
baik pembangunan dalam skala nasional maupun skala daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya
menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional, selain itu RPJMD
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah
dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas
Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat
indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJP dan RPJMN. Oleh karena itu, visi dan misi
pembangunan daerah dalam RPJMD yang merupakan visi dan misi
Bupati terpilih harus menunjukkan arah pembangunan yang bisa
mencerminkan keberhasilan dalam mengembangkan potensi maupun
menangani permasalahan-permasalahan yang ada di daerah sehingga
mampu meningkatkan peran dan posisi Kabupaten Soppeng sebagai
pilar pembangunan Sulawesi Selatan.
I - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa tahapan
penyusunan dokumen RPJMD dimulai dengan penyusunan dokumen
Rancangan Awal RPJMD yang dilanjutkan dengan penyusunan dokumen
Rancangan RPJMD dan penyelenggaraan Musyawarah Rencana
Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, serta diakhiri dengan penyusunan
dokumen Rancangan Akhir RPJMD dan Penetapannya melalui Peraturan
Daerah (Perda). Lebih jauh dalam Lampiran III Permendagri Nomor 54
Tahun 2010 tersebut dijelaskan bahwa seluruh tahapan penyusunan
RPJMD mulai dari penyusunan dokumen Rancangan Awal RPJMD hingga
Penetapan Perda RPJMD harus diselesaikan dalam jangka waktu 6
(enam) bulan sejak kepala daerah dan wakil kepala daerah dilantik,
dimana pada dua bulan awal merupakan masa persiapan dan
penyusunan dokumen Rancangan Awal RPJMD sedangkan empat bulan
sisanya merupakan tahap lanjutan penyusunan RPJMD hingga
penetapannya.
RPJMD ini tidak saja menjadi acuan utama penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Soppeng, tetapi juga dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang
merupakan dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Soppeng, serta menjadi acuan dalam penyusunan
RPJMDes Desa di Kabupaten Soppeng agar pembangunan setiap desa
dapat saling-terkait dan saling menunjang dalam upaya pencapaian
tujuan dan sasaran masing-masing dalam kerangka pencapaian Visi dan
pelaksanaan Misi Pembangunan Kabupaten Soppeng, selain itu RPJMD
ini juga menjadi instrumen dalam mengevaluasi penyelenggaraan
pemerintahan di Kabupaten Soppeng.
I - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Terkait dengan upaya untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan daerah yang ideal di Kabupaten Soppeng berdasarkan
pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan
Peraturan daerah. Dengan dasar tersebut telah disusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng
Tahun 2016-2021.
Penyusunan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
dilakukan pasca dilantiknya Bapak H. Andi Kaswadi Razak, SE sebagai
Bupati Soppeng dan Bapak Supriansa, SH. MH sebagai wakil Bupati
Soppeng oleh Gubernur Sulawesi Selatan pada tanggal 17 Februari 2016.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai
pedoman, landasan dan dasar hukum dalam penyusunan RPJMD
Kabupaten Soppeng ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
I - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4483);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4846);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
I - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817)
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
I - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015-2019;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 Tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005-2025.
26. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2009-2029;
27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2013
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018;
28. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan
I - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun 2008 Nomor 90) ;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Setda, Sekretariat
DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran
Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 91);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun 2008 Nomor 92);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah
Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 93);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah
Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 94);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2009
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran
Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2009 Nomor 98);
35. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Soppeng Tahun 2005-2025, (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Nomor Tahun 2010 111);
36. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Soppeng 2011–2015, (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Nomor 116 Tahun 2011);
I - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
37. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2012
Tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng
Tahun 2012 Nomor 3);
38. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun 2012 Nomor 4);
39. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Usaha; (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun 2012 Nomor 5);
40. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 06 Tahun 2012
tentang Retribusi Perizinan Tertentu; (Lembaran Daerah
Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 6);
41. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun
2012-2032;
42. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 6 Tahun 2013
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng;
43. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014
tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah
Kabupaten Soppeng.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan diatur
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Hubungan antara dokumen
perencanaan pembangunan dengan dokumen penganggaran diatur
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Sedangkan hubungan antara dokumen perencanaan
pembangunan dengan dokumen perencanaan tata ruang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
I - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
1.3.1. RPJMD Kabupaten Soppeng dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
RPJM Nasional Tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa
visi Indonesia Tahun 2015-2019 adalah terwujudnya Indonesia
yang Berdaulat, Mandiri dan berkepribadian berlandaskan
Gotong Royong. Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan
misisebagai berikut; 1) Mewujudkan keamanan nasional yang
mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian
ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan, 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan,
dan demokratis berlandaskan negara hukum, 3) Mewujudkan
politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan
bangsa yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi
negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
Pola Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan
Dokumen Perencanaan
Lainnya
Gambar 1.1
I - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
kepentingan nasional, 7) Mewujudkan masyarakat yang
berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun agenda prioritas
pembangunan yang ditetapkan yaitu; 1) Menghadirkan kembali
negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara, 2) Membuat Pemerintah
selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan, 4) Memperkuat
kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia, 6) Meningkatkan produktivitas rakyat
dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia
bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, 7)
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sector sektor strategis ekonomi domestik, 8) Melakukan
revolusi karakter bangsa, 9) Memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sembilan agenda
prioritas pembangunan pemerintahan tersebut, lebih dikenal
dengan ‘Nawa Cita’. Sebagai salah satu acuan dalam penyusunan
RPJMD sehingga sudah menjadi kewajiban agar pembangunan di
Kabupaten Soppeng mengacu pada Nawa Cita tersebut sehingga
tercipta harmonisasi pembangunan antara pusat dan daerah.
1.3.2. RPJMD Kabupaten Soppeng dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Visi pembangunan Sulawesi Selatan yang ingin
diwujudkan pada periode 2013-2018 adalah: “‘Sulawesi Selatan
sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring
Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 ‘’. Visi tersebut
I - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
diuraikan dalam beberapa misi, yaitu: 1) Mendorong Semakin
Berkembangnya Masyarakat yang Religius Dan Kerukunan intra
dan antar Ummat Beragama., 2) Meningkatkan Kualitas
Kemakmuran Ekonomi Kesejahteraan Sosial dan Kelestariaan
Lingkungan. 3) Meningkatkan Akses dan kualitas pelayanan
Pendidikan, Kesehatan dan infrastruktur Wilayah. 4)
Meningkatakan daya Saing daerah dan sinergitas
regional,nasional dan,global. 5) Meningkatkan Kualitas
Demokrasi dan Kepastian Hukum. 6) Meningkatkan Kualitas
Ketertiban,Keamanan Dan Kesatuan Bangsa. 7) Meningkatkan
perwujudan Kepemerintahan yang baik.Sama halnya dengan
RPJM Nasional, Substansi RPJMD Propinsi Sulawesi Selatan
tahun 2013-2018 juga wajib menjadi acuan dalam penyusunan
dan penetapan RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021
sehingga tercipta sinkronisasi pembangunan.
1.3.3. Keterkaitan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Soppeng Tahun
2005-2025.
RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 merupakan
pelaksanaan periode ke-3 RPJPD Kabupaten Soppeng Tahun
2005-2025. Dengan menitikberatkan pada pelaksanaan,
pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-2. RPJMD ke-3
ini ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan percepatan
pembangunan dan roda perekonomian daerah dipacu melalui
penerapan sistem agribisnis dan agroindustri berlandaskan
sumber daya lokal. Kondisi terus terjaganya daya dukung
lingkungan, kemampuan pemulihan, dan terus membaiknya
pengelolaan dan pendayagunaan SDA serta pelestarian
lingkungan hidup, ditandai semakin mantapnya kelembagaan
dan kapasitas penataan ruang serta implementasi gerakan
I - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
pembangunan Kabupaten Soppeng, termasuk semakin lebarnya
dan meningkatnya kualitas jalan di sepanjang jalan poros
Kabupaten/Kecamatan/Desa/kelurahan. Posisi RPJMD
Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 selanjutnya menjadi
dokumen yang menjabarkan RPJPD agar lebih terfokus.
1.3.4. Keterkaitan RPJMD dengan RTRW Kabupaten Soppeng Tahun
2012-2032.
Perencanaan tata ruang merupakan pedoman untuk
mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang secara
optimal dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat saat
ini dan generasi mendatang, baik pemanfaatan ruang yang
dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta maupun
masyarakat.
Salah satu kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng
adalah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Soppeng yang dapat dijadikan alat penyusunan
program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi
perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan berwawasan tata ruang. RTRW juga dapat
menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci yakni
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan,
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana
Detail Kawasan Strategis Kabupaten. Penyusunan RTRW
Kabupaten Soppeng telah menjadi peraturan daerah yaitu
Peraturan daerah Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata
ruang wilayah Kabupaten Soppeng tahun 2012-2032.
1.3.5. Keterkaitan RPJMD dengan Renstra SKPD.
Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat
I - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
indikatif.Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD
yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis
operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi
program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi
pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang
disusun oleh setiap SKPD di bawah koordinasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Soppeng. Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi SKPD
untuk mengkarifikasikan secara eksplisit visi dan misi Bupati
terpilih dan RPJMD. Penyajian Renstra SKPD dilakukan secara
sistematis, dan terpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan prioritas SKPD serta dilengkapi dengan
indikator atau tolok ukur pencapaiannya.
1.3.6. Keterkaitan RPJMD dengan RKPD Kabupaten Soppeng.
RKPD merupakan dokumen perencanaan pemerintah
untuk periode satu tahun dan merupakan penjabaran dari
RPJMD kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 yang memuat a)
rancangan kerangka ekonomi daerah b) program prioritas
pembangunan daerah dan c) rencana kerja, pendanaan dan
prakiraan maju, yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar
penyusunan KUA-PPAS.
1.3.7. Keterkaitan RPJMD dengan Renja SKPD.
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-
2021 dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen
perencanaan tahunan daerah yang memuat prioritas program
dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD, dengan berpedoman
pada Renstra SKPD dan RKPD menyusun rencana kerja tahunan
berupa Rencana Kerja (Renja) SKPD.
I - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
1.4. Sistematika Penulisan
RPJMD Kabupaten Soppeng, disusun dengan Sistematika sebagai
berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisikan gambaran umum penyusunan RPJMD yang
terdiri atas latar belakang penyusunan RPJMD, dasar hukum
penyusunan RPJMD, hubungan antar dokumen RPJMD dengan
dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, sistematika
penulisan serta maksud dan tujuan.
Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bab ini memaparkan gambaran umum kondisi Kabupaten
Soppeng beberapa tahun terakhir yang meliputi empat aspek, yaitu
aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
Bab ini memaparkan tentang kinerja keuangan tahun 2011-
2015 meliputi kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah; kebijakan pengelolaan
keuangan tahun 2011-2015 meliputi proporsi penggunaan anggaran
dan analisis pembiayaan; kerangka pendanaan yang mencakup
analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas
utama; dan proyeksi keuangan daerah tahun 2016-2021, serta
penghitungan kerangka pendanaannya.
Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis
Bab ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunan
Kabupaten Soppeng yang terkait dengan penyelenggaraan urusan
pemerintahan, dan isu-isu strategis yang dapat berasal dari
permasalahan pembangunan sendiri maupun yang berasal dari
dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional, yang
memberikan pengaruh terhadap perencanaan pembangunan
Kabuapten Soppeng di masa yang akan datang.
I - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Bab V. Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab ini menjelaskan visi dan misi pembangunan jangka
menengah daerah tahun 2016 – 2021 yang merupakan visi dan misi
kepala daerah terpilih. Pada bagian ini juga diuraikan tujuan dan
sasaran pembangunan beserta indikator yang akan dicapai dalam 5
(lima) tahun mendatang yang terkait dengan isu strategis daerah.
Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Bab ini menguraikan strategi dalam mencapai tujuan dan
sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi yang terpilih,
sebagai rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana
Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan
efisien.
Karena strategi dan arah kebijakan adalah rumusan dalam
upaya mencapai sasaran, tujuan dan visi misi maka hanya
mengcover beberapa urusan pemerintahan yang sangat terkait dari
6 urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, dan 18
urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan 8
urusan pilihan yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah
kepada Pemerintah Daerah.
Untuk urusan pemerintahan yang tidak terkait langsung
dengan visi dan misi, maka yang menjadi pedoman dalam
perumusan kebijakannya adalah penerapan Standar Pelayanan
Minimal.
Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang
berisi arah kebijakan pembangunan secara umum dan program
prioritas beserta target capaian indikator kinerja outcome yang
disertai indikasi kerangka pendanaannya dalam kurun waktu 5
(lima) tahun. Adapun program yang disajikan dalam bab ini hanya
program yang bersifat prioritas karena terkait dengan penjabaran
visi misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan. Sementara itu
untuk program-program yang tidak terkait secara langsung dengan
visi misi diarahkan dalam rangka penerapan Standar Pelayanan
I - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Minimal.Dari program-program prioritas tersebut, selanjutnya akan
ditentukan program program unggulan yang merupakan prioritas
utama kepala daerah yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun yang
akan datang.
Bab VIII. Indikasi Rencana Program yang disertai Kebutuhan
Pendanaan
Bab ini menguraikan seluruh program yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng selama 5 (lima)
tahun, baik yang bersifat program unggulan, program prioritas,
maupun program penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
disertai dengan indikator pencapaian target yang disajikan menurut
urusan pemerintahan. Selain itu juga akan disajikan program teknis
bersama dan program bersama penunjang organisasi sebagai dasar
operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Bab ini menguraikan gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian visi dan misi Bupati pada akhir periode masa jabatan,
dengan menggambarkan akumulasi pencapaian indikator dampak
(impact) pada tujuan dan sasaran sebagaimana disajikan dalam Bab
V serta pencapaian indikator hasil (outcome) pada masing-masing
program.
Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Bab ini menguraikan tentang RPJMD menjadi pedoman
penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah
kepemimpinan kepala daerah terpilih hasil pemilihan pada periode
berikutnya. Selain itu, RPJMD juga dijadikan pedoman dalam
penyusunan Peraturan Daerah lainnya (Peraturan Daerah maupun
Peraturan Bupati) agar selaras dengan visi, misi, dan arah kebijakan
pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD.
Bab XI. Penutup
Bab ini menyampaikan dengan singkat harapan pencapaian
dari dokumen RPJMD yang telah ditetapkan.
I - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
1.5. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
adalah:
1. Memberikan arah pembangunan jangka menengah berupa kebijakan
dan program pembangunan dalam skala prioritas yang lebih tajam
dan merupakan indikator perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan Kabupaten Soppeng pada periode tahun
2016-2021 ;
2. Menjadi landasan penyusunan Renstra SKPD;
3. Tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati;
4. Menjadi instrumen penilaian keberhasilan Kepala SKPD dalam
melaksanakan pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi,
kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mewujudkan visi, misi dan program Bupati terpilih;
5. Menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng
yang selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
6. Menyediakan dokumen yang dapat digunakan sebagai acuan resmi
bagi PemerintahDaerah, DPRD, Dunia Swasta, serta masyarakat
umum dalam pembangunan daerah.
7. Sebagai instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam
mengendalikan penyelenggaraan pembangunan daerah dan
menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan
sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang RPJMD.
I - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Adapun tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng
tahun 2016-2021 dalah :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan hasil
pembangunan dan potensi sumber daya yang ada di Kabupaten
Soppeng.
2. Merumuskan dan menetapkan visi, misi, strategi, arah kebijakan,
dan program prioritas pembangunan daerah jangka menengah;
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan perencanaan dan
penganggaran yang meliputi RENSTRA SKPD, RKPD, RENJA SKPD;
4. Menyediakan rancangan tolok ukur untuk mengukur dan
melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap SKPD;
5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dalam
mencapai tujuan pembangunan jangka menengah dengan cara
menyusun program dan kegiatan secara terarah, terpadu, dan
terukur;
6. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan
terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, Provinsi
Sulawesi Selatan dan Kabupaten Soppeng serta dengan
kabupaten/kota yang berbatasan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI
DAERAH
2.1 Aspek Geografi
dan Demgrafi 2.2 Aspek
Kesejahteraan Masyarakat
2.3 Aspek Pelayanan
Umum
2.4 Aspek Daya Saing
Daerah
II - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Aspek Geografi
2.1.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah di Provinsi
Sulawesi Selatan yang terletak diantara 40 060 000 - 40 320 000 Lintang
Selatan 1190 420 180 - 1200 060 130 Bujur Timur dan berada sekitar 180
km di sebelah utara Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi
Selatan). Luas wilayah Kabupaten Soppeng tercatat 1.500 Km².
Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan,
dengan luas daratan 700 Km² berada pada ketinggian rata-rata
kurang lebih 60 M diatas permukaan laut dan perbukitan yang
luasnya 800 Km² berada pada ketinggian rata-rata 200 M diatas
permukaan laut.
Secara administratif
Kabupaten Soppeng terbagi
atas 8 Kecamatan, 21
Kelurahan, 49 Desa, 39
Lingkungan, 124 Dusun, 438
Rukun Kampung, dan 1.163
Rukun Tetangga dengan
Ibukota Kabupaten Soppeng
yaitu Kota Watansoppeng.
Adapun batas wilayah Kabupaten Soppeng terdiri dari :
- Sebelah Utara : Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo,
- Sebelah Timur : Kabupaten Wajo dan Bone,
- Sebelah Selatan : Kabupaten Bone
- Sebelah Barat : Kabupaten Barru
II - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Di Kabupaten Soppeng terdapat beberapa gunung dan gunung
tertinggi adalah Gunung Nene Conang dengan ketinggian 1.463 m dpl.
Seluruh gunung tersebut tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai jenis
gunung berapi. Ketinggian masing-masing gunung tersebut adalah
sebagai berikut:
- Gunung Nene Conang + 1.463 m dpl
- Gunung Sewo + 860 m dpl
- Gunung Lapancu + 850 m dpl
- Gunung Bulu Dua + 800 m dpl
- Gunung Paowengeng + 760 m dpl
Puluhan sungai-sungai yang terletak di Kabupaten Soppeng
yang cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian
di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut antara lain :
- Sungai Langkemme, berhulu di Gunung Lapacu bermuara di
Sungai Walannae.
- Sungai Soppeng, berhulu di Gunung Matanre dan bermuara di
Sungai Walannae.
- Sungai Lawo, berhulu di Gunung Lapancu dan bermuara di
Danau Tempe.
- Sungai Paddangeng, berhulu di Gunung Malemping dan
bermuara di Danau Tempe.
- Sungai Lajaroko, berhulu di Gunung Addeppungeng dan
bermuara di Danau tempe.
Ditinjau dari kondisi jenis tanah, jenis-jenis tanah yang terdapat
di Kabupaten Soppeng antara lain Litosol, Gromusol, Mediteran
Coklat, Regusol, Alluvial, Litosol Coklat Tua; dengan variasi
penyebaran jenis tanah pada setiap kecamatan ; sebagai berikut :
- Kecamatan Marioriwawo: Litosol, Gromusol dan Mediteran
Coklat;
II - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
- Kecamatan Liliriaja, Citta, Ganra: Gromusol/ Kelabu Tua,
Mediteran Coklat dan Regusol;
- Kecamatan Lilirilau: Aluvial, Coklat Kelabuan, Gromusol/
Kelabu Tua Kekuning-kuningan
- Kecamatan Lalabata: Aluvial Hidromorf, Gromusol, Coklat Tua
Rensina, Litosol, Mediteran Coklat, Regusol dan Litosol
- Kecamatan Marioriawa dan Kec. Donri-Donri: Aluvial
Hidromorf Kelabu Tua, Mediteran Regusol dan Litosol
Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada kisaran
± 24° sampai dengan ± 30° dan keadaan angin berada pada kecepatan
lemah sampai sedang. Berdasarkan data Badan Meteorologi dan
Geofisika curah hujan rata-rata pada tahun 2012 sekitar 180 mm dan
15 hari hujan/bulan. Jumlah hari hujan tertinggi yaitu pada bulan Juli
sebanyak 25 hari hujan, sedangkan terendah pada bulan Desember
yaitu 5 hari hujan.
2.1.1.2 Potensi pengembangan wilayah
Kabupaten Soppeng memiliki potensi pengembangan wilayah
cukup prospektif. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan
ruang wilayah Kabupaten Soppeng (RTRW Kabupaten Soppeng 2012-
2032) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032. Arah pengembangan wilayah
Kabupaten Soppeng sebagai berikut:
1. Kawasan peruntukan pertanian sebagai berikut:
Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih
46.491 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549
ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
Kawasan perkebunan terdiri atas:
II - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar
di seluruh kecamatan;
kawasan perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau,
Donri-Donri;
kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;
kawasan perkebunan lada terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau,
Donri-Donri;
kawasan perkebunan aren terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-
Donri, Marioriawa;
kawasan perkebunan jambu mente terdapat di
Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta,
Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;
kawasan perkebunan Kemiri terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri,
Marioriawa, Citta;
kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, Donri-
Donri, Marioriawa;
kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan
Marioriawa dan Donri-Donri; dan
tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan
Donri-Donri
2. Kawasan peruntukan perikanan sebagai berikut:
Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di
Kecamatan Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan
Marioriawa;
II - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Kawasan peruntukan budidaya perikanan tersebar diseluruh
wilayah kecamatan;
Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan
diseluruh wilayah Kecamatan;
Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan
akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI
Lajoa Kecamatan Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta.
3. Kawasan peruntukan industri sebagi berikut:
Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri
penggilingan padi tersebar di setiap Kecamatan, industri
pemintalan sutra alam di Kecamatan Donri-donri dan
industri tembakau di Kecamatan Lilirilau;
Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri
pembuatan gula merah tersebar di Kecamatan Lalabata,
Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-donri, Marioriawa,
industri pertenunan di Kecamatan Donri-Donri, Lilirilau,
Marioriawa, Lalabata.
4. Kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut:
Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :
Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan
Makam Kuno Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu
Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid (Tuang Uddungeng),
Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco,
Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks
Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja
Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu
Laiya, Kompleks Makam Jera’Caddie, Menhir
Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata;
II - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam
Petta Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu
Bottingnge, Appejenge di Kecamatan Donri-Donri;
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao
Mario, Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam
Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka
Saloe, Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang dan Petta
Karame, di Kecamatan Ganra;
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto,
Kompleks Makam Datu Salaonro, Makam Arung
Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling,
Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam
Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng
Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan
Citta;
Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs
Goarie, Situs Megalitik Madenra, Sumur Tua
Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di
Kecamatan Marioriwawo;
Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam
(TWA) meliputi : TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan
Marioriawa), TWA Citta (Kecamatan Citta), TWA Lereng
Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo), Goa Coddong
(Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota
watansoppeng (Kecamatan Lalabata), dan Kawasan
Pesutraan Alam (Kecamatan Donri-Donri);
Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;
II - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa
Gattareng Kecamatan Marioriwawo.
5. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi,terdiri atas:
Kawasan strategis perkotaan dan pusat pemerintahan
ditetapkan di Kecamatan Lalabata;
Kawasan strategis simpul transportasi dan perdagangan
ditetapkan di Kawasan Cabenge Kecamatan Lilirilau;
Kawasan strategis pengembangan lahan pertanian dan
kawasan agropolitan ditetapkan di Kecamatan Liliriaja,
Marioriwawo, Ganra;
6. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;
Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa
Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata Marioriawa; dan
Kawasan hutan lindung yang meliputi Kecamatan
Marioriawa, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Citta.
Dari potensi pengembangan wilayah, maka pengembangan
wilayah yang sesuai dengan penataan ruang yang berwawasan
lingkungan hidup dan konsisten dalam pemanfaatan ruang sesuai
rencana tata ruang yang ada.
2.1.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Dengan kondisi topografis Kabupaten Soppeng yang
bergunung-gunung dan memiliki wilayah dataran rendah serta
bentang wilayah yang luas selain memiliki potensi keindahan dan
kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana berupa banjir,
longsor, dan putting beliung. Wilayah rawan bencana di Kabupaten
Soppeng, yaitu:
II - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
1. Kawasan rawan banjir terdapat di Daerah Aliran Sungai Walanae
meliputi Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-Donri, Marioriawa,
Citta dan Ganra;
2. Kawasan rawan tanah longsor terdapat di di Desa Gattareng
kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata,
Desa Citta Kecamatan Citta;
3. Kawasan rawan putting beliung terdapat di Desa Pajalesang, Desa
Tetewatu, Desa Palangiseng, Desa Paroto Kecamatan Lilirilau;desa
Donri-donri. Desa Pesse Kecamatan Donri-Donri, Kelurahan Bila
Kecamatan Lalabata; Desa Pattojo Kecamatan Liliriaja; Desa
Limpomajang, Kelurahan Kaca, Kelurahan Attang Salo, Kelurahan
Batu-batu Kecamatan Marioriawa.
Penanganan daerah rawan bencana, memerlukan rekayasa
perencanan lintas sektor dalam penanganan nya sehingga tidak
menjadi bencana yang sifatnya rutin setiap tahun.
2.1.2 Aspek Demografi
Aspek demografi suatu daerah menggambarkan secara statistik
dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi pendudukdan
serta perubahan-perubahannya dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan Penduduk merupakan orang-orang yang berada dalam
suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling
berinteraksi satu sama lain secara terus menerus/ kontinue. Dewasa
ini perencanaan pembangunan baik nasional maupun regional,
penduduk merupakan salah satu faktor strategis dikarenakan
penduduk bukan hanya sebagaiobjek pembangunan tetapi juga
sebagai subjek pembangunan.
Keberhasilan suatu pembangunan sangat tergantung pada
penduduknya, terlebih jika didukung oleh jumlah penduduk yang
besar, berkualitas dan produktif yang dapat menjadi sumber potensi
dalam pelaksanaan pembangunan.Akan tetapi, jumlah penduduk yang
II - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
besar tidak dapat menjamin keberhasilan pembangunan jika tidak
didukung oleh perencanaan program-program dan kebijakan yang
dapat meningkatkan kualitas penduduknya.
Berdasarkan hal tersebut tentunya sangat diperlukan data-data
kependudukan yang akurat untuk mendukung setiap program
peningkatan kualitas agar potensi penduduk dalam suatu wilayah
dapat dimaksimalkan dengan baik dalam mendukung pembangunan.
Berdasarkan data KTP-El dinas Kependudukan, Catatan Sipil,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah penduduk Kabupaten
Soppeng dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah
penduduk pada tahun 2015 sebesar 251.102 jiwa terdiri dari 121.617
jiwa penduduk laki-laki dan 129.485 jiwa penduduk perempuan atau
48,43% penduduk laki-laki dan 51,57% penduduk
perempuan.Kondisi ini, memerlukan kebijakan pembangunan yang
mengarah pada pemberdayaan perempuan. Sedangkan penyebaran
penduduk Kabupaten Soppeng tahun 2015 didominasi di Kecamatan
Marioriwao sebanyak 21,09 % yang merupakan kecamatan dengan
jumlah desa dan kelurahan terbanyak. Sebaran terbanyak kedua
sebesar 19,97 % berada di Kecamatan Lalabata yang merupakan ibu
kota Kabupaten atau pusat pemerintahan. Sedangkan distribusi
penduduk yang paling rendah di Kecamatan Citta sebesar 3,5 %.
Dengan luas wilayah sebesar 1.500 Km², kepadatan penduduk
Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sebesar 168 jiwa/Km².
Kecamatan Liliriaja merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan
penduduk tertinggi sebesar 309 jiwa/Km², sementara kepadatan
terendah berada di Kecamatan Marioriawa dengan tingkat kepadatan
penduduk sebesar 94 jiwa/Km². Perkembangan Penduduk Kab.
Soppeng tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
II - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
TAHUN
JENIS KELAMIN
JUMLAH RASIO JENIS
KELAMIN
LAJU
PERTUMBUHAN LAKI-
LAKI PEREMPUAN
2010 115,932 124,092 240,024 93.42
2011 117,644 125,610 243,254 93.66 1.33
2012 119,253 127,196 246,449 93.76 1.30
2013 120,679 128,472 249,151 93.93 1.08
2014 121,500 129,496 250,996 93.83 0.74
2015 121,617 129,485 251,102 93.92 0.04
Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan PemerataanEkonomi
2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto(PDRB)
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai tahun dasar.PDRB menurut harga berlaku digunakan
untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran,
dan struktur ekonomi suatu daerah.Sementara itu, PDRB konstan
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari
tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi
oleh faktor harga. Selanjutnya perkembangan PDRB Kabupaten
Soppeng berdasarkan sektor dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No Sektor 2011 2012 2013 2014
Hk % Hk % Hk % Hk Hb
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1,2
65
,77
1.4
0
31
.78
1,2
91
,90
5.6
0
30
.33
1,3
29
,29
2.9
0
29
.1
1,4
27
,34
8.2
0
29
.27
PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014
Tabel 2.2
Kabupaten Soppeng 2010 - 2025
2.11Tabel 2.1
II - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
No Sektor 2011 2012 2013 2014
Hk % Hk % Hk % Hk Hb
2 Pertambangan & Penggalian
11
7,1
85
.00
2.9
4
12
9,0
61
.00
3.0
3
13
8,2
73
.80
3.0
3
15
1,2
99
.20
3.1
3 Industri Pengolahan
34
5,4
14
.10
8.6
7
37
9,5
61
.40
8.9
1
44
4,3
52
.60
9.7
3
49
6,6
39
.80
10
.18
4 Pengadaan Listrik, dan Gas
4,7
90
.20
0.1
2
5,4
36
.10
0.1
3
5,8
79
.50
0.1
3
6,5
00
.10
0.1
3
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang
2,7
95
.90
0.0
7
2,7
95
.90
0.0
7
3,0
31
.10
0.0
7
3,0
63
.50
0.0
6
6 Konstruksi
49
4,5
53
.60
12
.42
54
0,0
15
.70
12
.68
59
7,9
77
.90
13
.09
61
0,2
99
.80
12
.51
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
51
8,3
99
.10
13
.01
58
9,7
45
.10
13
.85
62
7,6
16
.20
13
.74
67
0,9
11
.20
13
.76
8 Transportasi dan Pergudangan
10
7,8
80
.50
2.7
1
11
6,9
83
.50
2.7
5
12
6,4
52
.90
2.7
7
13
8,2
91
.20
2.8
4
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
62
,04
2.6
0
1.5
6
65
,29
4.3
0
1.5
3
69
,93
4.5
0
1.5
3
76
,10
2.1
0
1.5
6
10 Informasi dan Komunikasi
12
2,6
32
.60
3.0
8
13
9,8
75
.20
3.2
8
16
3,6
80
.10
3.5
8
16
4,7
39
.40
3.3
8
11 Jasa Keuangan dan Asuransi
10
4,5
70
.10
2.6
3
12
3,3
26
.80
2.9
13
1,8
92
.10
2.8
9
14
4,5
34
.80
2.9
6
12 Real Estate
18
5,7
08
.90
4.6
6
20
3,5
27
.60
4.7
8
22
4,4
20
.00
4.9
1
25
2,7
57
.50
5.1
8
II - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
No Sektor 2011 2012 2013 2014
Hk % Hk % Hk % Hk Hb
13 Jasa Perusahaan
7,5
47
.70
0.1
9
8,6
81
.20
0.2
10
,19
4.8
0
0.2
2
10
,69
2.1
0
0.2
2
14 Administasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib
31
1,2
13
.20
7.8
1
31
5,3
28
.10
7.4
32
2,6
37
.30
7.0
6
32
8,9
09
.00
6.7
4
15 Jasa Pendidikan
23
1,6
76
.40
5.8
2
24
0,7
53
.90
5.6
5
26
0,2
58
.10
5.7
27
4,0
26
.40
5.6
2
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
72
,88
6.5
0
1.8
3
76
,90
0.1
0
1.8
1
80
,31
8.9
0
1.7
6
87
,09
5.2
0
1.7
9
17 Jasa Lainnya
28
,35
0.0
7
0.7
1
30
,34
7.7
0
0.7
1
31
,77
4.4
0
0.7
33
,54
3.3
0
0.6
9
PDRB
3,9
83
,41
7.8
7
10
0
4,2
59
,53
9.2
0
10
0
4,5
67
,98
7.1
0
10
0
4,8
76
,75
2.8
0
10
0
* Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Sementara PDRB berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat
pada tabel berikut:
Lapangan
Usaha
2011 2012 2013 2014
Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) %
Pertanian,
Kehutanan,
dan Perikanan
1,344,834.40 31.41 1,431,680.60 30.07 1,624,249.90 30.07 1,868,525.00 30.26
Pertambangan
& Penggalian 136,329.00 3.18 153,578.40 3.23 186,531.20 3.45 241,563.20 3.91
Industri
Pengolahan 375,936.00 8.78 431,860.30 9.07 509,342.80 9.43 639,306.10 10.35
Pengadaan
Listrik, dan
Gas
4,737.40 0.11 5,176.50 0.11 5,179.80 0.10 5,616.40 0.09
Pengadaan
Air, 2,798.00 0.07 2,182.50 0.05 3,085.30 0.06 3,084.60 0.05
PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014
Tabel 2.3
II - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Lapangan
Usaha
2011 2012 2013 2014
Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) %
Pengelolaan
Sampah,,
Limbah dan
Daur Ulang
Konstruksi 528,018.20 12.33 618,655.80 12.99 721,771.60 13.36 797,349.60 12.91
Perdagangan
Besar dan
Eceran,
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
561,668.50 13.12 643,812.70 13.52 702,571.10 13.01 756,925.10 12.26
Transportasi
dan
Pergudangan
113,439.8 2.65 124,626.00 2.62 148,888.60 2.76 186,941.40 3.03
Penyediaan
Akomodasi
dan Makan
Minum
62,834.80 1.47 74,745.90 1.57 82,604.30 1.53 95,310.20 1.54
Informasi dan
Komunikasi 123,648.70 2.89 155,460.90 3.27 175,946.80 3.26 177,822.10 2.88
Jasa Keuangan
dan Asuransi 122,099.60 2.85 162,093.40 3.40 186,325.20 3.45 213,134.10 3.45
Real Estat 205,003.40 4.79 240,060.30 5.04 283,950.30 5.26 335,697.00 5.44
Jasa
Perusahaan 8,359.70 0.20 9,506.50 0.20 11,012.60 0.20 12,046.50 0.20
Administasi
Pemerintahan,
Pertahanan
dan Jaminan
Sosial Wajib
341,826.80 7.98 364,107.10 7.65 385,095.30 7.13 422,869.10 6.85
Jasa
Pendidikan 247,999.60 5.79 232,221.00 4.88 251,835.50 4.66 278,642.90 4.51
Jasa
Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial
73,589.30 1.72 79,993.60 1.68 86,967.80 1.61 99,776.40 1.62
Jasa Lainnya 28,534.50 0.67 31,507.20 0.66 35,772.90 0.66 41,305.90 0.67
PDRB 4,281,657.70
4,761,268.70
5,401,131.00
6,175,915.60
* Sumber : BPS Kab. Soppeng
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi
Kab. Soppeng pada tahun 2011 sampai dengan 2014 masih
II - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
didominasi oleh sektor pertanian, dimana selama periode tersebut
berdasarkan PDRB harga berlaku tahun dasar 2010 sektor ini rata-
rata berkontribusi sebesar Rp.1.567.322.480.000,- terhadap ekonomi
Kab. Soppeng. Selanjutnya yaitu sektor konstruksi yang rata-rata
berkontribusi sebesar Rp.666.448.800.000,-. Sementara itu yang
paling sedikit berkontribusi selama periode tersebut adalah sektor
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dimana
pada periode 2011-2014 sektor ini rata-rata berkontribusi sebesar
Rp.2.787.600.000,- terhadap ekonomi Kab. Soppeng.
Sektor
2011 2012 2013 2014
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % %
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
31.41 31.78 30.07 30.33 30.07 29.10 30.26 29.27
Pertambangan & Penggalian
3.18 2.94 3.23 3.03 3.45 3.03 3.91 3.10
Industri Pengolahan 8.78 8.67 9.07 8.91 9.43 9.73 10.35 10.18
Pengadaan Listrik, dan Gas
0.11 0.12 0.11 0.13 0.10 0.13 0.09 0.13
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang
0.07 0.07 0.05 0.07 0.06 0.07 0.05 0.06
Konstruksi 12.33 12.42 12.99 12.68 13.36 13.09 12.91 12.51
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
13.12 13.01 13.52 13.85 13.01 13.74 12.26 13.76
Transportasi dan Pergudangan
2.65 2.71 2.62 2.75 2.76 2.77 3.03 2.84
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1.47 1.56 1.57 1.53 1.53 1.53 1.54 1.56
Informasi dan Komunikasi
2.89 3.08 3.27 3.28 3.26 3.58 2.88 3.38
Jasa Keuangan dan Asuransi
2.85 2.63 3.40 2.90 3.45 2.89 3.45 2.96
Real Estat 4.79 4.66 5.04 4.78 5.26 4.91 5.44 5.18
Jasa Perusahaan 0.20 0.19 0.20 0.20 0.20 0.22 0.20 0.22
Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7.98 7.81 7.65 7.40 7.13 7.06 6.85 6.74
Jasa Pendidikan 5.79 5.82 4.88 5.65 4.66 5.70 4.51 5.62
Kontribusi Sektor Dalam PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014
Tabel 2.4
II - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Sektor
2011 2012 2013 2014
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % %
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1.72 1.83 1.68 1.81 1.61 1.76 1.62 1.79
Jasa Lainnya 0.67 0.71 0.66 0.71 0.66 0.70 0.67 0.69
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
* Sumber: BPS Kab. Soppeng
Dilihat dari kontribusi sektoral yang menggunakan tahun dasar
2010 menunjukkan bahwa sektor tersier berkontribusi paling besar
dibanding sektor yang lain. Pada periode 2011-2014 berdasarkan
distribusi PDRB Tahun Dasar 2010 nilai rata-rata sektor ini sebesar
43,64 %. Walaupun rata-rata pada periode tersebut sektor ini
berkontribusi paling besar terhadap struktur ekonomi Kabupaten
Soppeng, tetapi pada tahun 2014 kontribusi sektor ini menurun
dibanding pada tahun 2011 dimana dari 44,12% pada tahun 2011
menjadi sebesar 42,43% pada tahun 2014. Selanjutnya sektor yang
paling berkontribusi terhadap struktur ekonomi Kabupaten Soppeng
adalah sektor pertanian dengan nilai rata-rata 33,90% selama periode
2011-2014. Dan sektor terakhir yang berkontribusi pada struktur
ekonomi Kabupaten Soppeng adalah sektor sekunder dengan
kontribusi sebesar 22,46%, meskipun berkontribusi paling sedikit
dibanding sektor lain tetapi pada tahun 2014 kontribusi sector ini
mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 dimana pada tahun
2011 sebesar 21,29% meningkat menjadi 23,40% pada tahun 2014.
Penurunan kontribusi sektor tersier pada tahun 2014 diakibatkan
oleh bergesernya struktur perekonomian ke sektor sekunder dan
primer yang mengalami peningkatan, seperti tergambar pada grafik
2.2. Secara detail pada tahun 2014 kontribusi tertinggi pada
pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng berdasarkan Harga Berlaku
adalah sector pertanian dengan kontribusi sebesar 30,26%, hal ini
menunjukkan penurunan kontriusi sector ini dibanding pada tahun
II - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2011 yang sebesar 31,41% dan rata-rata kontribusi sektor pertanian
selama periode 2011-2014 sebesar 30,45%.
2.2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB
yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan nilai
PDRB tahun sebelumnya, dengan menggunakan nilai PDRB Harga
Konstan. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi
sebagai hasil pembangunan serta sebagai dasar pembuatan proyeksi
atau perkiraan penerimaan daerah untuk perncanaan pembangunan
daerah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng lima tahun terakhir
tumbuh positif dengan besaran yang fluktuatif, diakibatkan oleh
peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi selama lima
tahun terakhir yang juga mengalami fluktuatif. Pada tahun 2015
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng dengan tahun dasar 2010
tercatat sebesar 6,09%. Capaian pertumbuhan ekonomi pada tahun
2015 ini melambat 0,67% dibanding tahun 2014 yang sebesar 6,76%.
Sedangkan bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
2011 2012 2013 2014
PRIMER 34.59 33.29 33.53 34.17
SEKUNDER 21.29 22.22 22.95 23.40
TERSIER 44.12 44.49 43.53 42.43
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Distribusi Sektor Usaha Terhadap PDRB Tahun 2010-2014
Grafik 2.1
II - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
tahun 2011 yang sebesar 7,17%, pertumbuhan ekonomi pada tahun
2015 sangatlah melambat.
Sumber : BPS Kab. Soppeng
2.2.1.3. PDRB PerKapita
PDRB PerKapita atau pendapatan perkapita merupakan
pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu
daerah selama satu periode tertentu. Pendapatan Per Kapita juga
memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai indicator
kesejahteraan suatu daerah, standar pertumbuhan kemakmuran
daerah, sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan
ekonomi, dan pembanding tingkat kemakmuran antar daerah.PDRB
per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB
per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita
atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata
ekonomi perkapita penduduk suatu daerah.
Selama periode 2010-2014 PDRB perkapita Kabupaten
Soppeng terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita Kabupaten
Soppeng pada tahun 2014 ADHB telah mencapai Rp.27.360.000,- atau
7.17
6.93
7.24
6.76
6.09
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
7
7.2
7.4
2011 2012 2013 2014 2015
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2015
Grafik 2.2
II - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
meningkat sebesar 65,32% dibanding pada tahun 2010 yang hanya
sebesar Rp.16.550.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun
2014 tiap penduduk di wilayah Kabupaten Soppeng mampu
memberikan kontribusi nilai tambah secara ekonomi sebesar 27,60
juta rupiah.
Nilai PDRB perkapita Kabupaten Soppeng secara riil dapat
dilihat dari nilai PDRB Perkapita ADHK yang pada tahun 2014
mencatatkan kenaikan sebesar 30,57% dibanding tahun 2010 atau
dari nilai PDRB Perkapita sebesar 21,61 juta rupiah pada tahun 2014
menjadi 16,55 juta rupiah pada tahun 2010. Meskipun demikian pada
kenyataannya kenaikan PDRB perkapita menunjukkan adanya
peningkatan harga barang dan jasa terutama yang dikonsumsi oleh
public, baik secara langsung maupun tidak langsung kenaikan harga-
harga tersebut pasti dirasakan oleh masyarakat sehingga
mengakibatkan perlunya kemampuan yang lebih terutama dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.2.1.4. Inflasi
Selain pertumbuhan ekonomi indikator inflasi menjadi salah
satu komponen penting dalam menggambarkan kinerja
-
5,000,000.00
10,000,000.00
15,000,000.00
20,000,000.00
25,000,000.00
30,000,000.00
35,000,000.00
40,000,000.00
45,000,000.00
50,000,000.00
2010 2011 2012 2013 2014
ADHK 16,550,0 17,720,0 18,920,0 20,260,0 21,610,0
ADHB 16,550,0 19,050,0 21,150,0 23,950,0 27,360,0
Rp
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
PDRB Perkapita Kab. Soppeng (Rp) Tahun 2010-2014
Grafik 2.3
II - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
perekonomian daerah. Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang. Perkembangan harga dari PDRB dapat tercermin dari
perubahan indeks harga implisit. Peningkatan indeks implisit
menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa dan demikian pula
sebaliknya.Perubahan indeks implisit dari PDRB Kabupaten Soppeng
merupakan gambaran dari peningkatan harga seluruh barang dan
jasa dalam periode satu tahun. Yang dimaksud perubahan harga
adalah perubahan harga di tingkat produsen sehingga faktor margin
perdagangan dan transportasi telah dihilangkan.
Di tengah tren perlambatan ekonomi tahun 2013-2014, tekanan
inflasi selama dua tahun tersebut juga turut meningkat. Inflasi pada
tahun 2014 mencapai 8,22 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi
tahun sebelumnya (2013) sebesar 6,86 persen. Sementara itu
disbanding tahun 2011 inflasi pada tahun 2014 sangat meningkat dari
3,94 persen menjadi 8,22 persen. Dan pada tahun 2015 tingkat inflasi
di Kab. Soppeng mengalami penurunan yang cukup tajam dengan nilai
inflasi sebesar 0,97 persen. Sama halnya dengan melemahnya
pertumbuhan ekonomi, tekanan inflasi juga sebagai akibat dari
kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan harga pangan. Berikut
gambaran pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi dalam 5 (lima)
tahun terakhir.
II - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.2.1.5. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang/rumah
tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk makanan
maupun non makanan. Kemiskinan dapat dilihat dari dua ukuran
makro yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Data
kemiskinan absolut adalah data kemiskinan yang merefleksikan suatu
standar seperti kebutuhan pokok minimal. Kemiskinan absolut diukur
berdasarkan indikator bersifat uang (garis kemiskinan) dengan
pendekatan kebutuhan dasar.
Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan
sosial masyarakat yang berkaitan dengan berbagai bidang
pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran,
keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Oleh karena itu kemiskinan
merupakan masalah pokok daerah yang penanggulangannya tidak
dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam
pembangunan kesejahteraan sosial.
Pada kurun 2011-2014, tingkat kemiskinan Kabupaten Soppeng
masih berada dibawah nasional dan Sulawesi Selatan. Pada tahun
2014 angka kemiskinan Kabupaten Soppeng sebesar 8,76 persen
lebih rendah dibanding angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan
2011 2012 2013 2014 2015
Inflasi 3.94 3.65 6.86 8.22 0.97
3.94 3.65
6.86
8.22
0.97
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
%
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Inflasi Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2015
Grafik 2.4
II - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
yang sebesar 9,54 persen dan angka kemiskinan Nasional yang
sebesar 10,96 persen.Rata-rata angka kemiskinan Kabupaten
Soppeng tahun 2011-2014 sebesar 9,16 persen dengan rata-rata
kinerja penurunan kemiskinansebesar 0,2 persen.
TAHUN
ANGKA KEMISKINAN (%) JUMLAH PENDUDUK MISKIN
(JIWA)
KINERJA PENURUNAN
KEMISKINAN (%)
Nasio
nal
SUL
SEL
KAB.
SOPPENG Nasional
SUL
SEL
KAB.
SOPPENG
Nasi
onal
SUL
SEL
KAB.
SOPPENG
2011 12.4 10.2
7 9.36
30,018,9
30
840,
290 21,220
2012 11.7 9.82 9.12 28,594,6
00
812,
270 20,600 -0.7
-
0.45 -0.24
2013 11.5 10.3
2 9.43
28,553,9
30
863,
230 21,300
-
0.19 0.5 0.31
2014 11 9.54 8.76 27,727,7
80
806,
350 19,780
-
0.51
-
0.78 -0.67
2015 11.1 10.1
2
28,510,0
00
864,
510
* Sumber : BPS Kab. Soppeng
Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di
Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis
kemiskinan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
ternyata cenderung mendekati garis kemiskinan. Sehingga perbaikan
tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan
meskipun pada kenyataannya masalah yang dihadapi sangat
kompleks. Pada tahun 2014 garis kemiskinan di Kabupaten Soppeng
sebesar Rp.207.084,- , meningkat sebesar 10 persen dibanding tahun
2011 yang sebesar Rp.188.257,-.
Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Kinerja penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2014
Tabel 2.5
II - 22 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Kompleksitas masalah kemiskinan ini tentu tidak bisa dijawab
melalui program pembangunan yang bersifat parsial apalagi
kontradiktif, tetapi diperlukan sebuah rumusan kebijakan yang
bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun tidak bisa
menghindari pendekatan sektoral. Rumusan kebijakan pembangunan
hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar yaitu
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Penciptaan lapangan kerja inilah yang akan menggerus tingkat
pengangguran di Kabupaten Soppeng. Pengangguran mempengaruhi
daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan
yang dimiliki maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan
pada masyarakat.
Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara tidak
langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah.
Tinggi rendahnya angka ini memiliki kepekaan terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat maupun keamanan dan stabilitas regional.
Pada tahun 2014, TPT di Kabupaten Soppeng sebesar 2,4 persen yang
mana mengalami penurunan yang signifikan apabila dibandingkan
2011 2012 2013 2014
Garis Kemiskinan 188,257.00 196,508.00 202,666.00 207,084.00
188,257.00
196,508.00
202,666.00
207,084.00
175,000.00
180,000.00
185,000.00
190,000.00
195,000.00
200,000.00
205,000.00
210,000.00
RP
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Garis kemiskinan Kab. Soppeng Tahun 2011-2014
Grafik 2.5
II - 23 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
dengan tahun 2013 yang mencapai 6,56 persen. Apabila dirinci
menurut jenis kelamin, TPT perempuan lebih rendah dari laki-laki
pada tahun 2014. TPT perempuan sebesar 2,28 persen mengalami
penurunan yang drastis dari tahun 2013 yang sebesar 8,5 persen,
sedangkan TPT laki-laki sebesar 2,52 persen juga mengalami
penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar
5,54 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penyerapan
angkatan kerja penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng, baik laki-
laki maupun perempuan semakin baik di tahun 2014 sehingga angka
pengangguran terbuka mengalami penurunan. Walaupun demikian,
angka pengangguran penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan
penduduk perempuan di tahun 2014 meskipun tidak berbeda
signifikan.
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Pembangunan daerah dibidang kesejahteraan sosial berkaitan
dengan kualitas manusia di Kabupaten Soppeng yang tercermin dari
aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Aspek pendidikan diukur
dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka
Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Aspek
2011 2012 2013 2014
TINGKATPENGANGGURAN
TERBUKA5.16 6.15 6.56 2.43
0
1
2
3
4
5
6
7
%
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Tingkat pengangguran Terbuka Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2014
Grafik 2.6
II - 24 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
kesehatan diukur dari angka kematian bayi (AKB), Angka Kematian
Ibu (AKI), dan balita gizi buruk. Aspek ekonomi diukur dari tingkat
daya beli dan kesempatan kerja/penduduk yang bekerja.
Angka capaian IPM Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun
selalu meningkat. Peningkatan IPM ini disebabkan karena mulai
membaiknya pelayanan pada bidang pendidikan, kesehatan dan
komponen daya beli. Rata-rata kenaikan IPM Kab. Soppeng periode
2010-2014 sebesar 0,31 poin per tahun. Rata-rata angka pengeluaran
perkapita selama periode 2010-2014 sebesar 644.402 rupiah, rata-
rata lama sekolah 6,88 tahun, rata-rata harapan lama sekolah 11,39
tahun, dan rata-rata angka harapan hidup selama 68,25 tahun.
IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 64,74
poin lebih rendah 3,75 poin dibanding IPM provinsi Sulawesi Selatan
yang sebesar 68,49 poin diakibatkan oleh kesenjangan pada
0 20 40 60 80
2010
2011
2012
2013
2014
2010 2011 2012 2013 2014
IPM 63.51 63.80 64.05 64.43 64.74
Pengeluaran perkapitaDisesuaikan (0000 Rp PPP)
63.716 64.046 64.32 64.638 65.481
Rata-rata Lama Sekolah(Tahun)
6.81 6.81 6.81 6.93 7.04
Harapan Lama Sekolah 11.33 11.36 11.39 11.42 11.45
Angka Harapan Hidup 68.03 68.15 68.26 68.37 68.42
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
IPM Kab. Soppeng Tahun 2011-2014
Grafik 2.7
II - 25 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
komponen angka harapan hidup (AHH) dimana pada tahun 2014 AHH
Kab. Soppeng sebesar 68,42 tahun sedangkan AHH Provinsi Sulawesi
Selatan 69,60 tahun.hal ini menunjukkan bahwa kedepan diperlukan
upaya peningkatan status kesehatan masyarakat. Selain itu Rata-Rata
Lama Sekolah Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 7,04 tahun
lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah
Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 yang sebesar 7,49 tahun.
Selanjutnya pengeluaran perkapita Kab. Soppeng pada tahun 2014
sebesar 654.810 rupiah lebih rendah dibandingkan pengeluaran
perkapita provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 677.300 rupiah.
Meskipun demikian Angka Melek Huruf Kab. Soppeng pada tahun
2014 yang sebesar 95,88 persen lebih tinggi dibanding Angka Melek
Huruf Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 93,61 persen.Namun
demikian, diperlukan kebijakan meningkatkan Ipm melalui
peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola
pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental.
2.2.2.1. Capaian Bidang Pendidikan
Kemampuan baca tulis penduduk dewasa merupakan ukuran
paling mendasar dari tingkat pendidikan yang tercermin dari data
2010 2011 2012 2013 2014
SOPPENG 63.51 63.80 64.05 64.43 64.74
SULAWESI SELATAN 66.00 66.65 67.26 67.92 68.49
NASIONAL 71.76 72.27 72.77 73.29 73.81
58
60
62
64
66
68
70
72
74
76
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
IPM Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2011-2014
Grafik 2.8
II - 26 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
angka melek huruf (AMH), yaitu persentase penduduk usia 10 tahun
ke atas yang dapat membaca huruf latin dan huruf lainnya. Angka
melek huruf ( literacy rate ) atau AMH merupakan ukuran terpenting
dari indikator pendidikan. Memiliki kemampuan membaca berbobot
dua kali lipat dibandingkan indikator ratarata lamanya sekolah dalam
penghitungan indeks pendidikan sebagai komponen Indeks
Pembangunan Manusia. Memiliki kemampuan membaca menjadi
sangat penting, karena dengan kemampuan ini diharapkan seseorang
akan memiliki keinginan serta kemampuan untuk menerima
informasi dan menyerap pembelajaran. AMH merupakan indikator
penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka
terhadap pengetahuan. Tinggi rendahnya AMH menunjukkan ada atau
tidaknya sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program
keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk
memperoleh kemampuan menggunakan kata‐kata tertulis dalam
kehidupan sehari‐hari dan melanjutkan pembelajarannya.
AMH Kabupaten Soppeng selama tahun 2012-2014 terus
mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2012 tercatat
AMH Kabupaten Soppeng sebesar 86,99 meningkat pada tahun 2013
2012 2013 2014
ANGKA MELEK HURUF 86.99 88.74 95.88
82
84
86
88
90
92
94
96
98
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Angka melek huruf Kab. Soppeng Tahun 2012-2014
Grafik 2.9
II - 27 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
menjadi 88,74 dan kembali meningkat menjadi 95,88 pada tahun
2014. AMH Kabupaten Soppeng sebesar 95,88 menunjukkan bahwa
sebanyak 95,88 persen penduduk usia 10 tahun ke atas bisa membaca
dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya, atau sebanyak 4,12
persen masih buta huruf. Peningkatan dan tingginya AMH Kabupaten
Soppeng tersebut menunjukkan bahwa program pemberantasan buta
huruf yang dijalankan telah mengalami kemajuan berarti.
Selain AMH indikator lain di bidang pendidikanadalah Harapan Lama
Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Murni
(APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Putus Sekolah dan
Angka Kelulusan (AL). HLS Kabupaten Soppeng selama periode 2011-
2014 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan
sebesar 0,03 persen pertahun. Pada tahun 2014 HLS Kabupaten
Soppeng yang sebesar 11,45 tahun meningkat sebesar 0,79 persen
jika dibandingkan HLS pada tahun 2011 yang sebesar 11,36 tahun.
Selain HLS salah satu indikator pendidikan adalah rata-rata
lama sekolah (RLS) yang berguna untuk melihat kualitas penduduk
dalam hal mengenyam pendidikan formal. Tahun 2014 RLS Kab.
Soppeng sebesar 7,04 tahun meningkat sebesar 3,37 persen
dibanding tahun 2011 yang sebesar 6,81 tahun dan angka RLS tahun
2014 juga lebih tinggi dibanding rata-rata selama periode 2011-2014
yang sebesar 6,89 tahun.
Salah satu indikator untuk melihat kinerja pendidikan adalah
APM. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di
tingkat pendidikan tertentu. Selain itu APM juga merupakan indikator
daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. APM
SD/MI selama periode 2011 s/d 2015 mengalami fluktuatf dengan
rata-rata APM SD/MI selama periode 2011 s/d 2015 sebesar 89,53
persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata 89,53 persen
penduduk usia 7 s/d 12 tahun selama periode 2011 s/d 2015 dapat
II - 28 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
menikmati jenjang pendidikan SD/MI tepat waktu. Pada tahun 2015
APM SD/MI yang sebesar 81,70 persen sangatlah rendah
dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini disebabkan karena tingkat
partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya pada jenjang
pendidikan SD/MI masih rendah. Untuk APM SMP/MTs selama
periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan dari tahun 2011
sampai tahun 2015, dengan nilai rata-rata APM SMP/MTs selama
periode 2011 s/d 2015 sebesar 70,36 persen. Angka ini menunjukkan
bahwa rata-rata 70,36 persen penduduk usia 13-15 tahun selama
periode 2011 s/d 2015 dapat menikmati jenjang pendidikan
SMP/MTs tepat waktu. Pada tahun 2015 APM SMP/MTs yang sebesar
57,90 persen sangatlah rendah dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini
disebabkan karena tingkat partisipasi masyarakat dalam
menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan SMP/MTs masih
rendah. Sementara itu APM SMA/MA selama periode 2011 s/d 2015
mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun 2015, dengan
nilai rata-rata APM SMA/MA pada periode 2011-2015 sebesar 65,27
persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata 65,27 persen
penduduk usia 16-18 tahun selama periode 2011-2015 dapat
menikmati jenjang pendidikan SMP/MTs tepat waktu. Pada tahun
2015 APM SMA/MA yang sebesar 45,42 persen sangatlah rendah
dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini disebabkan karena tingkat
partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya pada jenjang
pendidikan SMA/SMK/MA masih rendah.
APM JENJANG PENDIDIKAN 2011 2012 2013 2014 2015
SD
JUMLAH SISWA KELOMPOK
USIA 7-12 TAHUN YANG
BERSEKOLAH DI JENJANG
PENDIDIKAN SD/MI
23,645 24,976 25,130 21,484 19,694
JUMLAH PENDUDUK 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104
Angka Partisipasi Murni Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2015
Tabel 2.6
II - 29 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
APM JENJANG PENDIDIKAN 2011 2012 2013 2014 2015
KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN
APM SD 91.14 93.86 95.19 85.76 81.70
SMP
JUMLAH SISWA KELOMPOK
USIA 13-15 TAHUN YANG
BERSEKOLAH DI JENJANG
PENDIDIKAN SMP/MTs
9,760 8,802 9,943 8,857 8,199
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK USIA 13-15
TAHUN
11,449 11,284 14,705 14,052 14,160
APM SMP 85.25 78.00 67.62 63.03 57.90
SMA
JUMLAH SISWA KELOMPOK
USIA 16-18 TAHUN YANG
BERSEKOLAH DI JENJANG
PENDIDIKAN SMA/MA
5,712 6,783 6,631 6,364 6,224
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK USIA 16-18
TAHUN
5,998 7,447 14,002 13,471 13,703
APM SMA 95.23 91.08 47.36 47.24 45.42
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Sementara, angka partisipasi murni Kab. Soppeng per
Kecamatan (%) Tahun 2015 sebagai berikut:
PM JENJANG
PENDIDIKAN
KECAMATAN
Mariori
wawo
Lalab
ata
Liliria
ja
Lili
Rilau
Donri-
Donri
Mario
Riawa Ganra Citta
SD
JUMLAH SISWA
KELOMPOK
USIA 7-12
TAHUN YANG
BERSEKOLAH
DI JENJANG
PENDIDIKAN
SD/MI
4455 4828 2582 3339 2280 2836 979 760
Angka Partisipasi Murni Kab. Soppeng per Kecamatan (%) Tahun 2015
Tabel 2.7
II - 30 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
PM JENJANG
PENDIDIKAN
KECAMATAN
Mariori
wawo
Lalab
ata
Liliria
ja
Lili
Rilau
Donri-
Donri
Mario
Riawa Ganra Citta
JUMLAH
PENDUDUK
KELOMPOK
USIA 7-12
TAHUN
5297 5145 2843 3500 2512 2857 1081 869
APM SD 84.10 93.84 90.82 95.40 90.76 99.26 90.56
87.4
6
SMP
JUMLAH SISWA
KELOMPOK
USIA 13-15
TAHUN YANG
BERSEKOLAH
DI JENJANG
PENDIDIKAN
SMP/MTs
1698 1448 1318 1309 663 1049 524 190
JUMLAH
PENDUDUK
KELOMPOK
USIA 13-15
TAHUN
3111 2851 1747 2099 1528 1673 623 528
APM SMP 54.58 50.79 75.44 62.36 43.39 62.70 84.11
35.9
8
SMA
JUMLAH SISWA
KELOMPOK
USIA 16-18
TAHUN YANG
BERSEKOLAH
DI JENJANG
PENDIDIKAN
SMA/MA
723 2,704 1,041 583 545 486 86 56
JUMLAH
PENDUDUK
KELOMPOK
USIA 16-18
TAHUN
3005 2674 1641 2180 1420 1611 627 545
II - 31 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
PM JENJANG
PENDIDIKAN
KECAMATAN
Mariori
wawo
Lalab
ata
Liliria
ja
Lili
Rilau
Donri-
Donri
Mario
Riawa Ganra Citta
APM SMA 24.06
101.1
2 63.44 26.74 38.38 30.17 13.72
10.2
8
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi
penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK
untuk tingkat SD/MI pada periode 2011 s/d 2015 mengalami
penurunan dengan rata-rata APK SD/MI selama periode 2011 s/d
2015 sebesar 100,02 persen. APK jenjang pendidikan SD/MI dan
sederajat pada tahun 2015 yang sebesar 93,91 persen lebih rendah
dibanding rata-rata periode 2011 s/d 2015 yang sebesar 100,02
persen. Angka ini memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 penduduk
yang tidak berusia 7-12 tahun yang bersekolah di tingkat SD sederajat
sebesar 0,02 persen, hal ini disebabkan karena adanya kasus tinggal
kelas atau terlambat masuk sekolah, selain itu juga terdapat siswa
yang belum berusia 7 tahun yang sudah bersekolah di tingkat SD
sederajat. Berikutnya APK tingkat SMP/MTs sederajat selama periode
2011 s/d 2015 menunjukkan nilai yang fluktuatif, bahkan pada tahun
2015 angka APK SMP/MTs yang sebesar 81,77 persen lebih rendah
dibandinga APK SMP tahun 2011 yang sebesar 104,58 persen, bahkan
lebih rendah dibanding rata-rata nilai APK SMP sederajat periode
2011 s/d 2015 yang sebesar 92,97 persen. Sementara itu APK SMA
sederajat selama periode 2011 s/d 2015 juga mengalami angka yang
berfluktuatif bahkan cenderung menurun, dan mencapai titik
terendah pada tahun 2013, dimana nilai APK SMA sederajat pada
tahun 2013 sebesar 68,63 persen tetapi sedikit meningkat pada tahun
2015 yang sebesar 69,33 persen. Nilai ini juga masih rendah
II - 32 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
dibanding nilai rata-rata pada periode tersebut. Nilai APK tiap jenjang
pendidikan yang rendah memperlihatkan bahwa akses penduduk
terhadap pendidikan sangatlah rendah.
APK JENJANG PENDIDIKAN 2011 2012 2013 2014 2015
SD
JUMLAH SISWA YANG
BERSEKOLAH DI JENJANG
PENDIDIKAN SD/MI
26,927 27,671 26,517 24,545 22,636
JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK
USIA 7-12 TAHUN 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104
APK SD 103.79 103.99 100.44 97.98 93.91
SMP
JUMLAH SISWA YANG
BERSEKOLAH DI JENJANG
PENDIDIKAN SMP/MTs
11,973 12,110 12,436 12,171 11,578
JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK
USIA 13-15 TAHUN 11,449 11,284 14,705 14,052 14,160
APK SMP 104.58 107.32 84.57 86.61 81.77
SMA
JUMLAH SISWA YANG
BERSEKOLAH DI JENJANG
PENDIDIKAN SMA/MA
7,414 9,116 9,610 9,694 9,500
JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK
USIA 16-18 TAHUN 5,998 7,447 14,002 13,471 13,703
APK SMA 123.61 122.41 68.63 71.96 69.33
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Adapun angka persentase partisipasi kasar jenjang pendidikan
berdasarkan kecamatan pada Kab. Soppeng pada Tahun 2015 sebagai
berikut :
APK JENJANG PENDIDIKAN
KECAMATAN
Mar
iori
waw
o
Lal
abat
a
Lil
iria
ja
Lil
i Ril
au
Do
nri
-Do
nri
Mar
io R
iaw
a
Gan
ra
Cit
ta
SD
Jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan sd/mi 5
03
2
48
28
25
82
33
39
22
80
28
36
97
9
76
0
Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 5
29
7
51
45
28
43
35
00
25
12
28
57
10
81
86
9
Angka Partisipasi Kasar Kab. Soppeng (%) berdasarkan lokasi Kecamatan)
Tabel 2.9
Angka Partisipasi Kasar Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2015
Tabel 2.8
II - 33 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
APK JENJANG PENDIDIKAN
KECAMATAN
Mar
iori
waw
o
Lal
abat
a
Lil
iria
ja
Lil
i Ril
au
Do
nri
-Do
nri
Mar
io R
iaw
a
Gan
ra
Cit
ta
APK SD 95
93
.8
90
.8
95
.4
90
.8
99
.3
90
.6
87
.5
SMP
Jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan smp/mts 2
45
1
20
67
19
34
16
97
91
5
14
77
77
3
26
4
Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 3
11
1
28
51
17
47
20
99
15
28
16
73
62
3
52
8
APK SMP
78
.78
72
.5
11
0.7
80
.85
59
.88
88
.28
12
4.1
50
SMA
Jumlah siswa kelompok usia 16-18 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan sma/ma
97
5
3,9
19
1,9
86
82
6
83
5
74
2
12
9
88
Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 3
00
5
26
74
16
41
21
80
14
20
16
11
62
7
54
5
APK SMA
32
.45
14
6.6
12
1
37
.89
58
.8
46
.06
20
.57
16
.15
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.2.2.2. Capaian Bidang Kesehatan
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan guna
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Selain itu diharapkan pula agar pemenuhan hak
dasar masyarakat berupa kemudahan akses kesehatan dapat
terlaksana.
Pada aspek kesehatan terdapat beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur kenerja pemerintahan diantaranya
adalah Angka Harapan Hidup yang merupakan alat untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Pada aspek kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH)
menunjukkan perkiraan rata-rata lama hidup dari kelahiran
penduduk. AHH kabupaten Soppeng selama tahun 2010-2014
II - 34 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 AHH yang sebesar 68,42
tahun mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen dibanding AHH
pada tahun 2010 yang sebesar 68,03 tahun. Sementara itu rata-rata
AHHKabupaten Soppeng pada tahun 2010-2014 yaitu 68,42 tahun.
Peningkatan AHH. Angka-angka ini dapat diinterpretasi bahwa bayi
yang lahir menjelang tahun 2014 dapat hidup sampai 68 tahun. AHH
Kab. Soppeng tahun 2010-2014 dapat dilihat pada grafik berikut:
Faktor-faktor yang berpengaruh dominan pada capaian AHH
adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA),
Angka Kematian Ibu (AKI), status gizi bayi dan balita, perilaku hidup
besih dan sehat (PHBS), dan tingkat pendidikan atau wawasan ibu
yang sedang hamil, mempunyai bayi, dan balita.
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran dalam lima
tahun terakhir terus meningkat , dimana AKB tertinggi pada tahun
2015 sebesar 13,6. Sementara itu AKB paling rendah terjadi pada
tahun 2012 yang sebesar 2,1. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata
selama lima tahun terakhir jumlah bayi yang meninggal sebelum
berusia 1 tahun per 1000 bayi sebanyak 8 s/d 7 kasus.
2010 2011 2012 2013 2014
Angka Harapan Hidup(Tahun 2010-2014)
68.03 68.15 68.26 68.37 68.42
67.8
67.9
68
68.1
68.2
68.3
68.4
68.5
TAH
UN
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Angka Harapan Hidup Kab. Soppeng Tahun 2010-2014
Grafik 2.10
II - 35 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Selain angka kematian salah satu indikator kesehatan adalah
balita gizi buruk. Balita Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat
berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan
marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Selamaperiode
2011-2014 persentase balita gizi buruk sebesar 0,02 persen dan
berdasarkan standar WHO angka balita gizi buruk dibawah 10 persen
berarti termasuk kualifikasi rendah. Hal ini menunjukkan
keberhasilan pemerintah daerah dalam pelayanan kesehatan
khususnya pengentasan balita gizi buruk, sehingga hal ini perlu
dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Angka-angka dari indikator kesehatan ini sangat berguna dalam
penentuan program-program untuk mengurangi angka kematian
misalnya bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu
hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti
tetanus, berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta
program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-
anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan
sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Berikut beberapa indikator
kesehatan di Kab. Soppeng.
NO INDIKATOR SASARAN KESEHATAN TAHUN RATA-
RATA 2011 2012 2013 2014 2015
1 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
PER 1.000 KELAHIRAN 4.5 2.1 10 13 13.6 8.64
2 ANGKA KEMATIAN BALITA PER
1.000 KELAHIRAN 0.3 1.2 1 1 0.28 0.756
3 ANGKA KEMATIAN IBU PER
10.000 KELAHIRAN 20.85 18.18 6.2 9.4 7.06 12.34
4 BALITA GIZI BURUK (%) 0.040
5
0.054
9
0.027
9
0.028
4
0.037
2 0.02
5 RUMAH TANGGA PHBS 48,02
3
30,74
9
27,93
3
27,92
9
29,39
9 32,806.6
Angka Indikator Kesehatan Kab. Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 2.10
II - 36 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO INDIKATOR SASARAN KESEHATAN TAHUN RATA-
RATA 2011 2012 2013 2014 2015
6 BERAT BAYI LAHIR RINGAN
(BBLR) 158 198 168 214 175 182.6
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.2.2.3. Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil estimasi Survei Tenaga Kerja Nasional
(Sakernas) Tahun 2014, terdapat sekitar 75,33 persen penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas (usia kerja) dari total penduduk yang ada di
Kabupaten Soppeng. Penduduk usia kerja tersebut terdiri dari 57,59
persen angkatan kerja dan sisanya merupakan bukan angkatan kerja
yaitu sebesar 42,41 persen. Jika dirinci, dari keseluruhan penduduk
usia kerja, persentase penduduk bekerja yaitu sebesar 56,19 persen,
penduduk yang mencari pekerjaan sebesar 1,4 persen, penduduk
yang melakukan kegiatan sekolah sebesar 7,55 persen, mengurus
rumah tangga sebesar 26,44 persen dan penduduk yang melakukan
kegiatan lainnya sebesar 8,42 persen. Dari data diatas menunjukkang
bahwa pemerintah daerah perlu mengupayakan pembinaan
diversifikasi usaha yang berbasis olahan rumah tangga.
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja
dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan
kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan
kesempatan kerja, hal ini dapat menyerap pertambahan angkatan
KEGIATAN TAHUN
2012 2013 2014
ANGKATAN KERJA 62.05 57.22 57.59
- BEKERJA (%) 58.23 53.47 56.19
- MENCARI PEKERJAAN (%) 3.82 3.75 1.4
BUKAN ANGKATAN KERJA 37.95 42.78 42.41
- SEKOLAH (%) 1.39 6.58 7.55
- MENGURUS RUMAH TANGGA (%) 25.54 27.19 26.44
- LAINNYA (%) 11.02 9.01 8.42
JUMLAH 100 100 100
RASIO 0.94 0.93 0.98
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Angkatan Kerja Kab Soppeng Tahun 2012-2014 Perkembangan Penduduk
Tabel
II - 37 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
kerja. Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan
yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk
diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja
dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Berdasarka
data rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2014 sebesar 0,98 yang
dapat diartikan bahwa dari angkatan kerja yang ada 98 persen
memperoleh kesempatan kerja sedangkan 2 persennya masih
mencari kerja atau pengangguran. Berdasarkan data diatas, maka
terlihat kesempatan kerja yang tersedia cukup banyak, hanya perlu
peningkatan keterampilan kerja bagi masyarakat.
2.2.2.4. Kriminalitas (Angka kriminalitas yang tertangani)
Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas
merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah.
NO Kasus
2011 2012 2013 2014
Keja
dian
Terta
ngani
Keja
dian
Terta
ngani
Keja
dian
Terta
ngani
Keja
dian
Terta
ngani
1 Pembunuhan 2 2 2 2
5 4
2 Penganiayaan Berat 11 8 1 1
4 2
3 Penculikan 0 0 0 0
0 0
4 Pencurian dengan
Kekerasan 11 1 3 3
1 2
5 Pencurian dengan
Pemberatan 26 5 14 2
3 0
6 Pencurian Ranmor 30 4 31 11
21 2
7 Pencurian Kawat
Telepon 0 0 0 0
0 0
8 Pemerkosaan 3 3 2 1
2 0
9 Pembakaran 1 0 1 0
2 0
10 Senpi/Handak 0 0 0 0
0 0
11 Pemerasan 0 0 0 0
0 0
12 Penyelundupan 0 0 0 0
0 0
13 Kejahatan Terhadap
Kepala Negara 0 0 0 0
0 0
14 Jumlah 84 23 54 20
38 10
Sumber : BPS Kab. Soppeng
Angka Kriminalitas Kab. Soppeng Tahun 2011-2014
Tabel 2.12
II - 38 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat terkait
erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan 2 (dua) sasaran pencapaian pembangunan bidang sosial
budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan
beradab serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk
mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Selama lima
tahun terakhir jumlah grup kesenin per 10.000 penduduk mengalami
penurunan disebabkan karena jumlah grup kesenian yang tidak
bertambah sementara itu dilain sisi jumlah penduduk terus
bertambah. Sementara itu jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk
selama periode 2011 s/d 2015 mengalami peningkatan dan pada
tahun 2015 sebesar 14,456 klub olahraga per 10.000 penduduk.
Sementara itu jumlah gedung kesenian selm lima tahun terakhir tidak
ada di Kab. Soppeng.
NO Capaian Pembangunan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah grup kesenian per 10.000
penduduk. 0.886 0.446 0.441 0.438 0.438
2 Jumlah gedung kesenian per 10.000
penduduk. 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
3 Jumlah klub olahraga per 10.000
penduduk 10.853 12.254 13.686 14.223 14.456
4 Jumlah gedung olahraga per 10.000
penduduk 0.041 0.041 0.040 0.040 0.040
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
2.3.1.1 Pendidikan
2.3.1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah
APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap
penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya
Perkembangan Seni dan Olahraga Kab. Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 2.13
II - 39 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak
digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid
lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung
di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah murid
tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi
sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin
besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan
ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk
sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau
malah semakin rendah.
Selama periode 2011-2015 APS jenjang SD/MI sederajat terus
mengalami penurunan dimana pada tahun 2015 nilai APS SD/MI
sederajat sebesar 817. Ini lebih rendah disbanding tahun 2011 yang
sebesar 911,4. Hal ini dapat diartikan bahwa selama periode 2011-
2015 terjadi penurunan akses penduduk terhadap pendidikan.Hal ini
dapat dibaca bahwa semakin rendah kemampuan Pemerintah Daerah
dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan khususnya
pendidikan dasar. Selanjutnya, untuk APS tingkat SMP/MTs sederajat
selama periode 2011-2015 juga mengalami penurunan dimana pada
tahun 2015 APS SMP/MTs sederajat sebesar 579, lebih rendah
dibandingkan nilai APS SMP/MTs sederajat tahun 2011 sebesar 852,5.
Hal ini mengindikasikan bahwa akses penduduk terhadap pendidikan
tingkat SMP/MTs sederajat masih rendah.
NO Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI
1.1. jumlah murid usia 7-12 thn 23,645 24,976 25,130 21,484 19,694
1.2. jumlah penduduk kelompok
usia 7-12 tahun 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104
1.3. APS SD/MI 911.4 938.6 951.9 857.6 817.0
2 SMP/MTs
2.1. jumlah murid usia 13-15 thn 9,760 8,802 9,943 8,857 8,199
Angka Partisipasi Sekolah Kab. Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 2.14
II - 40 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015
2.2. jumlah penduduk kelompok
usia 13-15 tahun 11,449 11,284 14,705 14,052 14,160
2.3. APS SMP/MTs 852.5 780.0 676.2 630.3 579.0
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.1.2 Rasio ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah
Rasio Ketersediaan Sekolah adalah jumlah sekolah di tiap
jenjang pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan
dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan seluruh sekolah yang
ada di suatu daerah untuk menampung semua penduduk usia
pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan. Dengan demikian juga
mencerminkan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan
layanan pendidikan. Hal ini dapat dibaca, makin tinggi nilai indikator
ini, makin tinggi kemampuan suatu daerah dalam menyelenggarakan
layanan pendidikan.
Untuk tingkat SD/MI rasio ketersediaan sekolah mengalami
fluktuatif selama periode 2011 s/d 2015, dan nilai tertinggi rasio ini
adalah pada tahun 2015 yaitu sebesar 112,84 yang berarti jumlah
sekolah di jenjang pendidikan SD/MI per 10.000 penduduk sebesar
112 sekolah. Meningkatnya rasio ini pada tahun 2015 disebabkan
oleh jumlah penduduk usia 7-12 tahun berkurang. Sementara itu,
untuk rasio ketersediaan sekolah per 10.000 penduduk pada tingkat
SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan,
dimana rasio terendah pada tahun 2014 sebesar 49,10. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah sekolah SMP/MTs pada tahun 2014
dalam 10.000 penduduk usia 13-15 tahun adalah 49 sekolah.
Selanjutnya, pada tingkat SMA/SMK/MA selama periode 2011 s/d
2015 rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah penduduk per
10.000 penduduk usia 16-18 tahun terus mengalami penurunan.
Puncaknya terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 22,63. Hal ini
berarti bahwa jumlah sekolah SMA/SMK/MA pada tahun 2015, setiap
10.000 penduduk usia 16-18 tahun tersedia 22 gedung sekolah
II - 41 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
SMA/SMK/MA.Penyebab terjadinya penurunan rasio ini adalah
berkurangnya jumlah sekolah SMA/SMK/MA di Kabupaten Soppeng.
JENJANG PENDIDIKAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH
TK/RA
JUMLAH GEDUNG SEKOLAH
TK/RA 176 186 385 385 123
JUMLAH PENDUDUK USIA 4-6
TAHUN 10,239 11,566 10,666 10,556 10,974
RASIO 171.89 160.82 360.96 364.72 112.08
RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH
SD/MI
JUMLAH GEDUNG SEKOLAH
SD/MI 276 276 275 277 272
JUMLAH PENDUDUK USIA 7-12
TAHUN 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104
RASIO 106.39 103.72 104.17 110.58 112.84
RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH
SMP/MTs
JUMLAH GEDUNG SEKOLAH
SMP/MTs 63 66 73 69 71
JUMLAH PENDUDUK USIA 13-
15 TAHUN 11,449 11,284 14,705 14,052 14,160
RASIO 55.03 58.49 49.64 49.10 50.14
RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH
TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH
JUMLAH GEDUNG SEKOLAH
SMA/SMK/MA 26 29 36 33 31
JUMLAH PENDUDUK USIA 16-
18 TAHUN 5,998 7,447 14,002 13,471 13,703
RASIO 43.348 38.942 25.711 24.497 22.623
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 201
Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng berdasarkan
Kecamatan pada tahun 2015 sebagai berikut
Rasio Ketersediaan
Sekolah
KECAMATAN
Mario
riwawo
Lalabat
a Liliriaja
Lili
Rilau
Donri-
Donri
Mario
Riawa Ganra Citta
RASIO KETERSEDIAAN
SEKOLAH TK/RA
Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 2.15
Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng/ Kecamatan Tahun 2015
Tabel 2.16
II - 42 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Rasio Ketersediaan
Sekolah
KECAMATAN
Mario
riwawo
Lalabat
a Liliriaja
Lili
Rilau
Donri-
Donri
Mario
Riawa Ganra Citta
JUMLAH GEDUNG
SEKOLAH TK/RA 28 22 19 15 13 14 10 2
JUMLAH
PENDUDUK USIA 4-
6 TAHUN
2220 2277 1191 1577 1070 1317 494 336
RASIO 52.86 42.76 66.83 42.86 51.75 49.00 92.51 23.01
RASIO KETERSEDIAAN
SEKOLAH SD/MI
JUMLAH GEDUNG
SEKOLAH SD/MI 59 43 33 53 29 29 16 10
JUMLAH
PENDUDUK USIA 7-
12 TAHUN
5297 5145 2843 3500 2512 2857 1081 869
RASIO 189.6
5
150.8
2
188.9
0
252.5
0
189.7
9
173.3
4
256.8
2
189.3
9
RASIO KETERSEDIAAN
SEKOLAH SMP/MTs
JUMLAH GEDUNG
SEKOLAH SMP/MTs 13 10 13 10 7 8 5 5
JUMLAH
PENDUDUK USIA
13-15 TAHUN
3111 2851 1747 2099 1528 1673 623 528
RASIO 41.79 35.08 74.41 47.64 45.81 47.82 80.26 94.70
RASIO KETERSEDIAAN
SEKOLAH TINGKAT
PENDIDIKAN
MENENGAH
JUMLAH GEDUNG
SEKOLAH
SMA/SMK/MA
3 13 5 3 3 2 1 1
JUMLAH
PENDUDUK USIA
16-18 TAHUN
3005 2674 1641 2180 1420 1611 627 545
RASIO 9.98 48.62 30.47 13.76 21.13 12.41 15.95 18.35
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.1.3 Guru/ Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat
pendidikan per 1.000 jumlah murid di tiap jenjang pendidikan. Rasio
ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar di sebuah daerah
II - 43 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
yang dapat dibaca sebagai cerminan dari kemampuan suatu daerah
dalam menyelenggarakan layanan pendidikan, di tiap jenjang
pendidikan. Disamping itu, rasio guru terhadap murid juga dapat
digunakan untuk mengukur tercapai atau tidaknya jumlah ideal murid
untuk setiap guru agar dapat menjamin berlangsungnya proses
belajar mengajar yang bermutu dengan hasil yang diharapkan.
Untuk tingkat SD/MI rasio guru terhadap murid mengalami
fluktuatif selama periode 2011 s/d 2015, dan nilai tertinggi rasio ini
adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar 85 guru yang berarti jumlah
guru di jenjang pendidikan SD/MI per 1.000 siswa sebesar 85 guru.
Tingginya rasio ini pada tahun 2012 disebabkan oleh jumlah guru
yang banyak pada tahun 2012 yang sebesar 2.352 dan berkurang
terus sampai pada tahun 2015 dengan jumlah guru yang tersisa
sebesar 1.989 dengan rasio guru terhadap murid sebesar 87,87. Ini
tentu berpengaruh terhadap kinerja guru dimana beban kerja/
tingkat kesulitan guru meningkat yang mengakibatkan murid kurang
perhatian. Sementara itu, untuk rasio guru terhadap murid per 1.000
murid pada tingkat SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015
mengalami peningkatan dari tahun 2011 s/d 2014, dimana rasio
tertinggi pada tahun 2014 sebesar 72,06. Hal ini tentu berpengaruh
terhadap kinerja guru dimana beban kerja yang menurun yang
mengakibatkan perhatian terhadap murid dapat meningkat.
Selanjutnya, pada tingkat SMA/SMK/MA selama periode 2011 s/d
2015 rasio guru terhadap murid per 1.000 murid SMA/SMK/MA
mengalami fluktuatif. Tetapi rasio paling tinggi selama periode 2011-
2014 terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 83,87. Hal ini berarti
bahwa jumlah guru pada tahun 2014, setiap 1.000 murid
SMA/SMK/MA sebesar 83-84 guru.Penyebab tingginya rasio pada
tahun 2014 karena banyaknya jumlah guru SMA/SMK/MA pada tahun
tersebut.
II - 44 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
JENJANG PENDIDIKAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
RASIO GURU TK/RA
JUMLAH GURU TK/RA 167 179 202 240 93
JUMLAH MURID TK/RA 5,279 5,960 6,971 9,750 4,101
RASIO 31.63 30.03 28.98 24.62 22.68
RASIO GURU SD/MI
JUMLAH GURU SD/MI 2,052 2,352 2,013 2,058 1,989
JUMLAH MURID SD/MI 26,927 27,671 26,517 24,545 22,636
RASIO 76.21 85.00 75.91 83.85 87.87
RASIO GURU SEKOLAH SMP/MTs
JUMLAH GURU SMP/MTs 778 757 877 877 768
JUMLAH MURID SMP/MTs 11,973 12,110 12,436 12,171 11,578
RASIO 64.98 62.51 70.52 72.06 66.33
RASIO GURU SEKOLAH SMA/SMK/MA
JUMLAH GURU SMA/SMK/MA 557 733 711 813 641
JUMLAH MURID SMA/SMK/MA 7,414 9,116 9,610 9,694 9,500
RASIO 75.13 80.41 73.99 83.87 67.47
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Sementara, rasio guru dan murid per kecamatan adalah:
URAIAN
KECAMATAN
Mario
riwawo
Lalabat
a
Liliriaj
a
LiliRil
au
Donri-
Donri
Mario
Riawa Ganra Citta
Tingkat tk/ra sederajat
Jumlah guru TK/RA
dan sedrajat
9
40
11
13
10
6
3
1
Jumlah siswa TK/RA
dan sedrajat 77
5
96
4
61
9
55
2
35
3
51
3
23
9
86
Rasio 11
6.1
3
41
4.9
4
17
7.7
1
23
5.5
1
28
3.2
9
11
6.9
6
12
5.5
2
11
6.2
8
Tingkat SD/MI sederajat
Jumlah guru sd/ mi
dan sedrajat 36
0
34
9
18
9
30
6
19
8
19
9
11
2
66
Jumlah siswa sd/ mi
dan sedrajat 50
3
2
48
2
8
25
8
2
33
3
9
22
8
0
28
3
6
97
9
76
0
Rasio 71
5.4
2
72
2.8
7
73
1.9
9
91
6.4
4
86
8.4
2
70
1.6
9
11
44
.02
86
8.4
2
Tingkat smp/mts
sederajat
Rasio Guru Murid Kab. Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 2.17
Rasio Guru Murid Per Kecamatan Tahun 2015
Tabel 2.18
II - 45 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
URAIAN
KECAMATAN
Mario
riwawo
Lalabat
a
Liliriaj
a
LiliRil
au
Donri-
Donri
Mario
Riawa Ganra Citta
Jumlah guru
smp/mts dan
sedrajat
12
1
17
5
13
9
11
4
78
88
33
20
Jumlah siswa
smp/mts dan
sedrajat
24
51
20
67
19
34
16
97
91
5
14
77
77
3
26
4
Rasio 49
3.6
8
84
6.6
4
71
8.7
2
67
1.7
7
85
2.4
6
59
5.8
0
42
6.9
1
75
7.5
8
Tingkat sma/ma
sederajat
Jumlah guru sma/ma
dan sedrajat 54
34
8
10
0
41
49
47
2
0
Jumlah siswa
sma/ma dan sedrajat 97
5
39
19
19
86
82
6
83
5
74
2
12
9
88
Rasio 55
3.8
5
88
7.9
8
50
3.5
2
49
6.3
7
58
6.8
3
63
3.4
2
15
5.0
4
0.0
0
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.1.4 Pencapaian Indikator Pendidikan
Selain beberapa indikator pendidikan diatas, terdapat juga
beberapa indikator pendidikan yang telah dicapai selama lima tahun
terakhir di Kabupaten Soppeng. Angka Putus Sekolah SD/MI selama
lima tahun terakhir mengalami penurunan dimana pada tahun 2011
sebesar 0,39 dan pada tahun 2015 sebesar 0,11. Dapat dilihat pada
tabel dibawah:
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 Angka Putus Sekolah (APS)
SD/MI (%) 0.39 0.23 0.15 0.18 0.11
2 Angka Putus Sekolah (APS)
SMP/MTs (%) 1.64 1.41 0.56 0.58 0.73
3 Angka Kelulusan (AL) SD/MI
(%) 94.92 100.00 100.00 99.90 98.54
4 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
(%) 100.00 99.68 100.00 99.76 96.79
Capaian Indikator Pendidikan Tahun 2011-2015
Tabel 2.19
II - 46 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
5 Angka Melanjutkan (AM) dari
SM/MI ke SMP/MTs (%) 106.90 94.20 100.12 96.05 100.58
6 Angka Kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA 97.00 93.19 100.00 99.44 96.02
7 Guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV n.a n.a 62.31 69.92 81.58
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Soppeng, 2015
2.3.1.2 Kesehatan
2.3.1.2.1 Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan
dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Adapun rasio posyandu persatuan balita di Kabupaten Soppeng
sebagai berikut:
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 JUMLAH POSYANDU 313 316 318 319 324
2 JUMLAH BALITA
14,825
14,579
14,349
14,108 13,457
3 RASIO 21.11 21.68 22.16 22.61 24.08
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
Berdasarkan tabel diatas, rasio posyandu per satuan balita
menunjukkan trend yang positif naik. Pada tahun 2011 tercatat rasio
posyandu per satuan balita sebesar 21,11 dan pada tahun 2015 naik
menjadi 24,08. Hal ini diakibatkan karena jumlah posyandu yang
bertambah dilain sisi jumlah balita yang berkurang.Besarnya
kenaikan trend ini, belum terlalu besar, sehingga ditakutkan besarnya
jumlah balita yang akan terus bertambah kurang diimbangi oleh
banyaknya jumlah posyandu, hal ini dapat menurunkan angka rasio
posyandu per satuan balita di Kabupaten Soppeng. Hal ini guna
Rasio Posyandu Tahun 2011-2015
Tabel 2.20
II - 47 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
mewujudkan lebih terhadap wadah peranserta masyarakat untuk
menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya.
2.3.1.2.2 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu)
Rasio puskesmas, poliklinik dan pustu bermanfaat untuk
mengetahui cakupan pelayanan kesehatan tersebut dalam memenuhi
pelayannya kepada penduduk, dengan demikian pelayanan kesehatan
dapat terpenuhi sesuai dengan standar pelayanan.
Rasio puskesmas per1.000 penduduk pada tahun 2011 adalah
0,25 dan konstan sampai pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena
jumlah puskesmas tidak bertambah sementara jumlah penduduk
bertambah.Berikut adalah Tabel jumlah puskesmas, poliklinik dan
puskesmas pembantu di Kabupaten Soppeng dari tahun 2011 s.d
2015.
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 JUMLAH PUSKESMAS 17 17 17 17 17
2 JUMLAH POLIKLINIK - - - - -
3 JUMLAH PUSTU 44 44 44 44 44
4 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
5 RASIO PUSKESMAS,PUSTU PER 1000 PENDUDUK
0.25 0.25 0.24 0.24 0.24
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
2.3.1.2.3 Rasio Rumah Sakit Terhadap Jumlah Penduduk
Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah
sakit per 10.000 penduduk.Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas
rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk. Selama periode 2011-
2014 rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk relatif sama
karena jumlah rumah sakit yang tidak bertambah.
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 JUMLAH RUMAH SAKIT 1 1 1 1 1
4 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
5 RASIO 0.0041 0.0040 0.0040 0.0040 0.0040
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
Rasio Puskesmas Tahun 2011-2015
Tabel 2.21
Rasio Rumah Sakit Tahun 2011-2015
Tabel 2.22
II - 48 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.2.4 Rasio Dokter Per Satuan Penduduk
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan
tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan
jumlah penduduk yang ada.Apabila dikaitkan dengan standar sistem
pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani
2.500 penduduk.
Selama periode 2011-2015 rasio dokter terhadap jumlah
penduduk cenderung meningkat, meskipun peningkatannya tidak
terlalu signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dokter di
Kabupaten Soppeng selama periode 2011-2015 belum ideal
berdasarkan SPM kesehatan. Ini disebabkan karena kurangnya tenaga
dokter dan di lain sisi jumlah penduduk yang terus bertambah.Ini
menyebabkan tidak optimalnya pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat.
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 JUMLAH DOKTER 62 60 59 59 74
- DOKTER UMUM 40 37 37 36 42
- DOKTER GIGI 15 16 16 15 19
- DOKTER SPESIALIS 7 7 6 8 13
4 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
5 RASIO 0.25 0.24 0.24 0.24 0.29
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
2.3.1.2.5 Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk
Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk adalah rasio untuk
mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga medis.Rasio
tenaga medis persatuan penduduk selama periode 2011-2015
cenderung menurun. Dimana pada tahun 2015 rasio tenaga medis
sebesar 1,49 yang berarti bahwa tiap 1000 penduduk dilayani oleh 1
tenaga medis.. Tentunya ini sangat tidak optimal mengingat akses
penduduk untuk mendapatkan layanan kesehatan tidak optimal.
Rasio Dokter Tahun 2011-2015
Tabel 2.23
II - 49 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 JUMLAH TENAGA MEDIS 395 380 369 378 376
- BIDAN 130 105 105 103 102
- PERAWAT 248 255 247 257 255
- PERAWAT GIGI 17 20 17 18 19
2 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
3 RASIO 1.62 1.54 1.48 1.51 1.50
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.2.6 Realisasi Capaian Indiktor Kesehatan Lainnya
Selain indikator diatas juga terdapat beberapa indikator
kesehatan yang terlihat pada tabel dibawah ini:
NO URAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 Cakupan Komplikasi Kebidanan
yang ditangani 100 100 91.98 80.06 75.68
2
Cakupan Pertolongan persalinan
oleh bidan atau tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi
kebidanan
91.70 94.80 89.40 94.96 92.24
3
Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
100 100.00 100.00 100.00 97.14
4 Cakupan Balita gizi buruk
mendapat perawatan 100 100 100 100 100
5
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit
DBD
100 100 100 100 100
6
Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat
miskin
100.00 100 5.49 6.2 6.333
7 Cakupan kunjungan bayi 85.41 103.29 104.14 103.84 92.86
8 Cakupan Puskesmas 212.5 212.5 212.5 212.5 212.50
9 Cakupan Puskesmas Pembantu 62.86 62.86 62.86 62.86 62.86
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.3 Lingkungan Hidup
2.3.1.3.1 Persentase Penanganan Sampah
Salah satu aspek penting dalam bidang lingkungan hidup adalah
tentang persampahan. Dalam lima tahun terakhir, telah digalakkan
Program LIMPUT.
Jumlah Tenaga Medis Tahun 2011-2015
Tabel 2.24
Capaian Indikator Kesehatan Tahun 2011-2015
Tabel 2.25
II - 50 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Selama periode 2011-2015 jumlah volume sampah di
Kabupaten Soppeng terus meningkat, dimana pada tahun 2015
sebesar 774 m3 sedangkan yang ditangani sebesar 180 m3 sehingga
persentase sampah yang ditangani sebesar 23,26 persen. ini juga lebih
rendah dibanding persentase sampah yang ditangani pada tahun
2011.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah sampah yang
ditangani (M3) 110 120 135 159 180
2 Jumlah volume produksi
sampah (M3) 600 620 700 720 774
3 Persentase 18.33 19.35 19.29 22.08 23.26
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan
2.3.1.3.2 Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Salah satu variabel penting dalam aspek pelayanan umum
adalah pelayanan kepada masyarakat terhadap akses air minum
layak. Ukuran layak menurut Kementerian Kesehatan adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam
berat. Ukuran tingkat pelayanan akses air minum dapat dilihat dari
proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum baik
berasal dari air mineral, air PDAM/Perpipaan, pompa air, sumur.
Semakin tinggi nilai prosentase penduduk yang dapat
mengakses air minum sesuai dengan standar kebutuhan minimal,
menunjukan semakin mampu daerah tersebut menyediakan
pelayanan kesehatan.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1
Jumlah penduduk yang
mendapatkan akses air
minum
193,162 199,374 206,974 209,277 210,676
2 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
3 Persentase penduduk
berakses air minum 79.41 80.90 83.07 83.38 83.90
Sumber :
Persentase Penanganan Sampah (%) Tahun 2011-2015
Tabel 2.26
Persentase Penduduk Berakses Air Minum (%) Tahun 2011-2015
Tabel 2.27
II - 51 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.3.3 Realisasi Capaian Indikator Lingkungan Hidup
Beberapa realisasi capaian indicator Lingkungan Hidup di
Kabupaten Soppeng Tahin 2011-2015 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Status mutu Air (%) 100 100 100 100 100
2 Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan
Longsor dan Mata Air (%) 0 0 0 0 0
3 Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan AMDAl (%) 100 100 100 100 100
4 Penegakan Hukum Lingkungan (%) 100 100 100 100 100
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup, 2015
2.3.1.4 Sarana dan Prasarana Umum
2.3.1.4.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah
tersedianya jalur transportasi berupa jaringan jalan yang
baik.Kebutuhan jalan memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial
budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah
modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian,
sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai
tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik dan memadai.
Selama periode 2011-2015 panjang jalan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Soppeng terus
mengalami penambahan panjang, dengan rata-rata pertumbuhan
pertahun selama lima tahun sebesar 6,31 kilometer. Sementara itu
proporsi jalan baik yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
selama lima tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan dimana
pada tahun 2011 proporsi jalan dalam kondisi baik sebesar 44,02
persen dan pada tahun 2015 sebesar 49,32 persen.
Realisasi Capaian Indikator Lingkungan Hidup Tahun 2011-2015
Tabel 2.28
II - 52 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN Panjang Jalan (Km)
2011 2012 2013 2014 2015
1
MANTAP 388.858 431.246 469.100 468.801 451.167
- Kondisi baik 290.782 320.846 352.930 324.182 315.591
- Kondisi Sedang Rusak 98.076 110.400 116.170 144.619 135.576
2
KURANG MANTAP 494.445 472.666 434.812 443.980 463.664
- Kondisi Rusak 176.990 140.540 104.985 124.235 121.899
- Kondisi Rusak Berat 317.455 332.126 329.827 319.745 341.765
3 Jalan Secara Keseluruhan 883.303 903.912 903.912 912.781 914.831
4 Proporsi Panjang Jalan
Dalam Kondisi Baik 0.440 0.477 0.519 0.514 0.493
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.4.2 Rasio Jaringan Irigasi
Salah satu infrastruktur yang sangat diperlukan untuk
peningkatan produksi pertanian khususnya produksi beras adalah
Jaringan irigasi. Jaringan irigasi diperlukan untuk pengaturan air,
mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaannya. Secara operasional jaringan irigasi dibedakan ke
dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan
tersier.
selama periode 2011-2015 panjang irigasi di Kab.Soppeng terus
mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2015 irigasi di Kab.
Soppeng sepanjang 261.630 meter mengalami peningkatan sebesar
41,56 persen dibanding tahun 2011 yang sepanjang 184.423 meter.
Ini mengindikasikan bahwa selama periode tersebut perhatian
pemerintah terhadap sector pendukung pertanian sangatlah besar.
NO URAIAN Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Non Teknis 7,800 7,800 7,800 7,800 7,800
2 Teknis
-
Jaringan Primer (meter)
19,700 19,700 19,700 19,700 19,700
-
Jaringan Sekunder (meter)
108,023 109,942 112,647 113,485 126,430
-
Jaringan Tersier (meter)
48,900 50,260 51,500 53,850 107,700
3 Luas Irigasi (Ha) 9,666 9,666 9,666 9,708 9,708
Proporsi Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik Tahun 2011-2015
Tabel 2.29
Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2011-2015
Tabel 2.30
II - 53 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
4 Luas Irigasi dalam Kondisi Baik (Ha)
5,944.59 5,992.92 6,089.58 6,349 6,662
5 Luas Sawah Non Irigasi (Ha)
800 760 750 740 740
6 Luas Lahan Budidaya Pertanian (Ha)
26,886 27,567 27,738 28,156 28,278
7 Rasio Jaringan Irigasi 6.86 6.81 6.91 6.92 9.25
Sumber : Dinas PSDA Tamben Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.4.3 Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk
Pada tahun 2011-2015 terdapat empat agama yang memiliki
pemeluk di Kab. Soppeng yaitu agama islam, agama kristen, agama
hindu dan agama budha. Dalam hal ketersediaan tempat ibadah untuk
pemeluk agama islam, rasio rumah ibadah terhadap pemeluk agama
selama periode 2011-2014 terus mengalami peningkatan dimana
pada tahun 2011 sebesar 8,30 dan pada tahun 2014 sebesar 12,86, ini
berarti bahwa pada tahun 2014 jumlah mesjid yang tersedia untuk
1.000 pemeluk agama islam sebanyak 12-13 mesjid. Rasio ini terus
bertambah karena walaupun tiap tahun jumlah pemeluk agama islam
bertambah ini juga diimbangi dengan bertambahnya jumlah rumah
ibadah. Sementara itu untuk pemeluk agama kristen rasio tempat
ibadah terhadap pemeluknya juga mengalami peningkatan, tetapi hal
ini terjadi diakibatkan oleh jumlah pemeluk yang tiap tahun
berkurang sementara jumlah gereja tidak berkurang. Untuk pemeluk
agama budha dan hindu, walaupun terdapat pengikut agama ini tetapi
tidak tersedia rumah ibadah untuk pemeluk agama ini.
NO Tahun
Mesjid Gereja Pura (Hindu) Wihara (Budha)
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
1 2011
37
7
26
09
58
1.4
4
8
96
4
8.3
0
- 10
- 14
Rasio Tempat Ibadah Tahun 2011-2015
Tabel 2.31
II - 54 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO Tahun
Mesjid Gereja Pura (Hindu) Wihara (Budha)
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
Jml (
Un
it)
Jml
Pem
elu
k
Ras
io
2 2012
37
7
22
54
65
1.6
7
7
70
7
9.9
0
- 21
- 9
3 2013
37
7
24
82
58
1.5
2
8
75
3
10
.62
- 8 - 1
0
4 2014
41
6
20
18
58
2.0
6
8
62
2
12
.86
- 21
- 9
5 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik
2.3.1.4.4 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk
Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk
menunjuk pada jumlah daya tampung tempat pembuangan sampah
per 1.000 jumlah penduduk. Selama 5 tahun terakhir rasio TPS
terhadap jumlah penduduk mengalami peningkatan. Pada tahun 2015
nilai rasio ini sebesar 3,03 yang lebih tinggi dibanding tahun 2011
yang sebesar 2,20. Hal ini jugadisebabkan karena jumlah TPS tiap
tahun bertambah sehingga daya tampung TPS juga bertambah.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah TPS 1,108 1,838 1,833 1,887 2,151
2 Jumlah Daya Tampung
TPS (M3) 534.50 691.50 707.80 711.80 759.80
3 Jumlah Penduduk
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
4 Rasio TPS Terhadap
Jumlah Penduduk 2.20 2.81 2.84 2.84 3.03
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2015
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2011-2015
Tabel 2.32
II - 55 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.4.5 Realisasi Capaian Indikator Pekerjaan Umum
Beberapa realisasi capaian indicator Lingkungan Hidup di
Kabupaten Soppeng Tahin 2011-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1
Persentase panjang jalan
yang memiliki trotoar dan
drainase
1.02% 1.02% 0.22% 0.22% 0.22%
2 Persentase sempadan jalan
yang dipakai bangunan liar 1.56% 1.50% 1.54% 1.52% 1.52%
3
Pembangunan turap di
wilayah jalan penghubung
dan aliran sungai rawan
longsor lingkup kewenangan
kota
1 1 1 3 7
4
Persentase drainase dalam
kondisi baik / pembuangan
aliran air tidak tersumbat
45.05% 44.12% 44.12% 44.27% 45.07%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.5 Perumahan
2.3.1.5.1 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Rumah tinggal berakses sanitasi sekurang-kurangnya
mempunyai akses untuk memperoleh layanan sanitasi, seperti
Fasilitas Air bersih, Pembuangan Tinja, Pembuangan air limbah (air
bekas), Pembuangan sampah. Selama periode 2011-2015 persentase
rumah tinggal yang memiliki akses sanitasi mengalami perkembangan
yang cukup baik walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 tetapi
untuk rumah tinggal berakses sanitasi tetap meningkat, hal ini terjadi
karena jumlah rumah tinggal pada tahun 2012 mengalami
peningkatan. Sementara itu pada tahun 2015 persentase jumlah
rumah tinggal yang bersanitasi sebesar 94,71%, hal ini menunjukkan
bahwa semakin banyak penduduk yang memiliki akses terhadap
sanitasi yang berujung pada perbaikan derajat kesehatan masyarakat.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi
48,952 50,828 52,864 53,612 55,889
2 Jumlah rumah tinggal 56,486 59,009 59,009 58,429 59,009
Realisasi Capaian Indikator Pekerjaan Umum Tahun 2011-2015
Tabel 2.33
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2011-2015
Tabel 2.34
II - 56 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
3 Persentase 86.66 86.14 89.59 91.76 94.71
Sumber :
2.3.1.5.2 Rasio Rumah layak Huni
Selama periode 2011 s/d 2015 rasio rumah layak huni di Kab.
Soppeng berfluktuasi, diman nilai rasio tertinggi pada tahun 2012
sebesar 0,1945 dan terendah pada tahun 2015 yang sebesar 0,1822.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Rumah Layak
huni
46,653 47,932 47,932 45,732 45,744
2 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
3 Rasio 0.1918 0.1945 0.1924 0.1822 0.1822
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.5.3 Rasio Permukiman layak Huni
Rasio pemukimam layak huni menunjuk pada perbandingan
luas pemukiman layak huni dengan luas wilayah pemukiman secara
keseluruhan. Selama periode 2011 s/d 2015 rasio pemukiman layak
huni di Kabupaten Soppeng mengalami fluktuasi, dimana rasio
tertinggi pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 0,0905 dan terendah
pada tahun 2014 dengan nilai 0,0863. Nilai ini mencerminkan
kemampuan daerah menyediakan kualitas pemukimam yang layak
huni.
NO URAIAN
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
1 Luas pemukiman Layak huni
2,7
79
,18
0
2,8
75
,92
0
2,8
75
,92
0
2,7
43
,92
0
2,7
44
,64
0
2 Luas Wilayah Pemukiman
31
,78
1,4
83
.99
31
,78
1,4
83
.99
31
,78
1,4
83
.99
31
,78
1,4
83
.99
31
,78
1,4
83
.99
Rasio Rumah Layak Huni Tahun 2011-2015
Tabel 2.35
Rasio Pemukiman Layak Huni Tahun 2011-2015
Tabel 2.36
II - 57 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
3 Rasio
0.0
87
4
0.0
90
5
0.0
90
5
0.0
86
3
0.0
86
4
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.6 Penataan Ruang
2.3.1.6.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah berHPL/HGB
Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah menunjuk
pada perbandingan luas ruang terbuka hijau terhadap luas seluruh
lahan yang di berikan HPL/HGB ndikator ini merupakan indikasi
kemampuan suatu daerah untuk menyediakan dan menjaga
keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang sehat bagi penduduk
di daerah.
NO URAIAN 2012 2013 2014 2015
1 Luas ruang terbuka hijau 5 5 5 5
2 Luas wilayah ber HPL/ HGB 12.25 12.24 12.14 13.04
3 Luas wilayah 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
4 Rasio ruang terbuka hijau 0.41 0.41 0.41 0.38
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.6.2 Rasio Bangunan ber IMB per Satuan Bangunan
Selama lima tahun terakhir jumlah bangunan berIMB di Kab.
Soppeng terus bertambah. Pada tahun 2015 jumlah bangunan ber
IMB di Kab. Soppeng sebesar 6.505 bangunan meningkat sebesar
12,31 persen dibandung tahun 2011 yang sebesar 5.338 bangunan.
Dilihat dari rasio bangunan yang berIMB terhadap bangunan nilainya
masih sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa ketaatan penduduk
terhadap pemanfaatan ruang dalam mengurus IMB masih sangat
kecil.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah bangunan ber IMB
5,338 5,606 5,819 5,995 6,505
2 Jumlah bangunan 56,486 59,009 59,009 58,429 59,009
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Tahun 2011-2015
Tabel 2.37
Rasio Bangunan Ber IMB Tahun 2011-2015
Tabel 2.38
II - 58 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
3 Rasio Bangunan ber IMB
0.095 0.095 0.099 0.103 0.110
Sumber : Dinas PU Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.7 Perhubungan
2.3.1.7.1 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Indikator ini mengukur ketersediaan sarana angkutan umum
yang dapat melayani masyarakat. Selama lima tahun terakhir jumlah
penumpang angkutan umum di Kab. Soppeng terus mengalami
peningkatan. Bahkan sepanjang tahun 2015, jumlah penumpang
angkutan umum di Kab. Soppeng sebesar 214.200 penumpang. Hal ini
mengindikasikan bahwa di Kab. Soppeng frekuensi arus masuk dan
keluarnya penumpang cukup tinggi.
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah penumpang
Bis
151,200 176,400 176,400 214,200 214,200
2 Jumlah penumpang
Kereta api
- - - - -
3 Jumlah penumpang
Kapal laut
- - - - -
4 Jumlah penumpang
Pesawat udara
- - - - -
5 Total Jumlah
Penumpang
151,200 176,400 176,400 214,200 214,200
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.7.2 Rasio Ijin Trayek
Selama lima tahun terakhir ijin trayek yang dikeluarkan oleh
Pemda Kab. Soppeng berfluktuasi jumlahnya. Tetapi pada tahun 2015
jumlah ijin trayek sebanyak 740 ijin, ini cukup tinggi dibanding pada
tahun 2014 yang sebesar 612. Berdasarkan dari nilai rasio setiap
tahun selama lima tahun terakhir dapat dilihat bahwa akses
penduduk terhadap layanan transportasi umum belumlah besar.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Izin trayek Perkotaan
- - - - -
2 Izin trayek Perdesaan
720 675 653 612 740
Jumlah Arus Penumpang Tahun 2011-2015
Tabel 2.39
Rasio Ijin Trayek Tahun 2011-2015
Tabel 2.40
II - 59 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
3 Jumlah Izin Trayek 720 675 653 612 740
4 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
5 Rasio Ijin Trayek 0.003 0.003 0.003 0.002 0.003
Sumber : Dinas Perhubungan, Kominfo Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.7.3 Jumlah Uji Kir Angkutan Umum
Jumlah uji kir di Kab. Soppeng selama periode 2011 s/d 2015
mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2015 jumlah uji KIR
sebanyak 1.066.hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan
pemerintah daerah Kab. Soppeng dalam menjamin kelayakan dan
keamanan alat trasportasi yang digunakan untuk layanan umum
cukup tinggi.
NO Uraian
2011 2012 2013 2014 2015
Jml
Mlh
KIR
%
Jml
Mlh
KIR
%
Jml
Mlh
KIR
%
Jml
Mlh
KIR
%
Jml
Mlh
KIR
%
1 Mobil
Penumpang 45
0
45
0
10
0
42
1
42
1
10
0
38
0
38
0
10
0
40
0
40
0
10
0
40
0
40
0
10
0
2 Mobil Bus
40
40
10
0
37
37
10
0
40
40
10
0
38
38
10
0
38
38
10
0
3 Mobil
Barang 52
0
52
0
10
0
55
0
55
0
10
0
56
1
56
1
10
0
57
0
57
0
10
0
62
8
62
8
10
0
4 Jumlah
10
10
10
10
10
0
10
08
10
08
10
0
98
1
98
1
10
0
10
08
10
08
10
0
10
66
10
66
10
0
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.8 Pertanahan
2.3.1.8.1 Luas Lahan Bersertifikat
Selama lima tahun terakhir Indikator pertanahan ini dapat
memberi informasi mengenai tingkat tertib administrasi sebagai
kepastian dalam kepemilikan tanah
NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 Luas wilayah daratan 135,044 135,044 135,044 135,044 135,044
2 Luas tanah bersertifikat HGB
0 8,610 1,373 1,480 10,382
3 Luas tanah bersertifikat HGU
0 0 0 0 0
4 Luas tanah bersertifikat HM
3,504,680 8,890,000 1,557,125 6,025,946 4,274,923
5 Luas tanah bersertifikat HPL
0 0 0 0 0
Jumlah Uji KIR Tahun 2011-2015
Tabel 2.41
Luas Lahan Bersertifikat Tahun 2011-2015
Tabel 2.42
II - 60 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
6 Total luas tanah bersertifikat
3,504,680 8,898,610 1,558,498 6,027,496 4,285,305
7 Prosentase HGB dibanding luas daratan
0 0.000638 0.000102 0.000110 0.000769
8 Prosentase HGU dibanding luas daratan
0 0 0 0 0
9 Prosentase HM dibanding luas daratan
0.26 0.66 0.12 0.45 0.32
10 Prosentase HGPL dibanding luas daratan
0 0 0 0 0
11 Prosentase total luas lahan bersertifikat
0.25952 0.65894 0.11541 0.44634 0.31656
Sumber : Badan Pertanahan Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.9 Kependudukan dan Catatn Sipil
2.3.1.9.1 Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Soppeng selama
lima tahun terakhir cukup rendah. Bahkan pada tahun 2015 laju
pertumbuhan penduduk di Kab. Soppeng hanya sebesar 0,04 persen.
Pertumbuhan penduduk yang cukup rendah ini sangat
menguntungkan pemerintah Kab. Soppeng, karena apabila
pertumbuhan penduduk tidak terkendali makaimplikasi dari hal
tersebut adalah munculnya berbagai masalah sosial ekonomi seperti
kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh dang angka kriminalitas
yang tinggi.
TAHUN JENIS KELAMIN
JUMLAH RASIO JENIS
KELAMIN
LAJU PERTUMBUHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
2011 117,644 125,610 243,254 93.66 1.33
2012 119,253 127,196 246,449 93.76 1.30
2013 120,679 128,472 249,151 93.93 1.08
2014 121,500 129,496 250,996 93.83 0.74
2015 121,617 129,485 251,102 93.92 0.04
Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015
Adapun laju pertumbuhan penduduk Tahun 2011-2015 seperti
pada tabel berikut:
NO Fertilitas/moralitas 2011 2012 2013 2014 2015
1 Angka kelahiran kasar (CBR) 14.42 13.05 10.90 7.21 7.17
2 Angka kematian kasar (CDR) 6.16 5.35 3.65 3.15 4.65
3 Angka kematian bayi (IMR) 4.5 2.1 10 13 13.6
Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015
Perkembangan Penduduk Tahun 2011-2015
Tabel 2.43
Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2011-2015
Tabel 2.44
II - 61 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.9.2 Pengelompokkan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur, Penduduk Kabupaten
Soppeng dapat dilihat pada tabel berikut.
Kelompok
Umur
2013 2014 2015
Laki-
laki Perempuan
Laki-
laki Perempuan
Laki-
laki Perempuan
0-4 8308 7714 7664 7059 7466 6875
5-9 9772 9109 9371 8865 9392 8910
10-14 11773 11127 11596 10810 11448 10719
15-19 11202 10709 11534 10980 11834 11173
20-24 8780 8844 9030 9101 9162 9205
25-29 8360 8255 8164 8117 8152 8031
30-34 8882 9169 8751 8948 8717 8908
35-39 8750 9375 8666 9345 8815 9376
40-44 9773 10380 9513 10153 9555 10249
45-49 7935 8905 8573 9407 8754 9538
50-54 6521 8141 6696 8290 6710 8243
55-59 5589 7069 5783 7429 5812 7456
60-64 4870 5882 5170 6161 5008 6060
65-69 3850 5044 4131 5489 4081 5440
70-74 2936 3818 3034 3884 2976 3883
75+ 3378 4931 3824 5458 3735 5419
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.9.3 Pengelompokkan penduduk berdasarkan persebaran penduduk/geografis
Pada tahun 2015, penduduk di Kabupaten Soppeng paling
banyak mendiami wilayah Kecamatan Marioriwawo sebanyak 53.072
jiwa, hal ini wajar mengingat di Kecamatan Marioriwawolah terdapat
paling banyak desa dan kelurahan. Sementara itu kecamatan Citta
merupakan wilayah dengan penduduk paling sedikit yaitu sebanyak
8.610 jiwa. Sementara itu kepadatan penduduk paling tinggi berada di
Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Tahun 2013-2015
Tabel 2.45
II - 62 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Kecamatan liliriaja dengan kepadatan 309 jiwa/km², wilayah dengan
kepadatan paling rendah yaitu Kecamatan Marioriawa dengan
kepadatan 94 jiwa/km².
NO Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Wilayah (km²) Kepadatan
1 MARIORIWAWO 53,072 300 177
2 LILIRIAJA 29,694 96 309
3 LILIRILAU 41,734 187 223
4 LALABATA 50,220 278 181
5 MARIORIAWA 30,106 320 94
6 DONRI DONRI 25,398 222 114
7 GANRA 12,268 57 215
8 CITTA 8,610 40 215
JUMLAH 251,102 1,500 167
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng,
2015
2.3.1.9.4 Pengelompokkan Penduduk Berdasarkan Kepemilikan dokumen Kependudukan
Pada tahun 2015 penduduk yang memiliki KTP elektronik di
Kab. Soppeng sebesar 86,40 persen yang berarti bahwa masih ada
penduduk yang wajib memiliki KTP tetapi belum memiliki KTP
sebesar 13,60 persen.
NO
Kecamatan
Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan
KTP KK Akte Lahir Akte Nikah
Sdh blm Sdh blm Sdh blm Sdh blm
1 Kecamatan Marioriwawo
32,410 6,681 1,423 4,341 8,671 44,397 2,056 22,920
2 Kecamatan Liliriaja
19,138 2,995 6,311 2,069 5,889 23,805 1,346 12,402
3 Kecamatan Lilirilau
27,723 4,494 8,546 3,796 6,591 35,142 843 19,238
4 Kecamatan Lalabata
31,896 4,712 9,994 4,091 9,764 40,455 2,638 20,250
5 Kecamatan Marioriawa
20,126 2,201 6,408 2,723 5,097 25,009 896 13,464
6 Kecamatan Donri-donri
16,724 2,085 5,229 2,303 4,400 20,996 598 11,221
7 Kecamatan Ganra
8,330 1,147 2,797 975 2,570 9,698 686 5,063
8 Kecamatan Citta
5,489 1,147 1,834 636 1,757 6,853 514 3,256
Jumlah se-kabupaten
161,836 25,462 42,542 20,934 44,739 206,355 9,577 107,814
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015
Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Dokumen Tahun 2015
Tabel 2.47
Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Persebaran Penduduk Tahun 2015
Tabel 2.46
II - 63 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.10 Pemberdayaan Perempuan dan Anak
2.3.1.10.1 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
Selama periode 2011-2015 persentase pekerja perempuan di
lembaga pemerintahan menunjukkan trend yang fluktuatif dan
cenderung menurun. Pada tahun 2015 persentase pekerja perempuan
di lembaga pemerintah sebesar 11,05%, ini lebih rendah dibanding
pada tahun 2011 yang sebesar 14,5%. Hal ini diakibatkan karena
kurangnya penerimaan pegawai di lingkup lembaga pemerintah, di
lain sisi jumlah pekerja perempuan terus bertambah tiap tahunnya.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II
1 3 3 4 4
2 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III
31 33 32 38 36
3 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV
215 225 232 299 272
4 Pekerja perempuan di pemerintah 3826 3655 3741 3741 3934
5 Jumlah pekerja perempuan 26391 37691 29804 29804 35586
6 Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah
14.5 9.697 12.55 12.55 11.05
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.10.2 Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta
Selama periode 2011-2015 jumlah perempuan yang bekerja di
lembaga swasta berfluktuatif, dimana pada tahun 2012 jumlah
perempuan yang bekerja di lembaga swasta sebesar 34.036 orang.
Sementara itu pada tahun 2013 dan 2014 jumlahnya sama yakni
sebanyak 26.063 orang. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
bahwa jumlah perempuan yang bekerja di lembaga swasta lebih
banyak daripada yang berkerja di lembaga pemerintahan.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Perempuan yang Bekerja di Lembaga Swasta
22,565 34,036 26,063 26,063 31,652
2 Jumlah pekerja perempuan 26,391 37,691 29,804 29,804 35,586
3 Persentase pekerja perempuan di lembaga swasta
85.50 90.30 87.45 87.45 88.95
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
Persentase Perempuan Di Lembaga Pemerintah Tahun 2011-2015
Tabel 2.48
Persentase Perempuan Di Lembaga Swasta Tahun 2011-2015
Tabel 2.49
II - 64 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.10.3 Rasio KDRT
Selama periode 2011-2015 jumlah KDRT di Kabupaten Soppeng
mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2015 terdapat 21 kasus
KDRT dan pada tahun 2011 terdapat 12 kasus KDRT.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah KDRT 12 16 15 8 21
2 Jumlah Rumah Tangga 56,562 56,588 56,724 56,779 56,779
3 Rasio KDRT 0.02 0.03 0.03 0.01 0.037
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.11 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
2.3.1.11.1 Jumlah Penduduk Peserta KB
Selama periode 5 tahun terakhir, jumlah penduduk peserta KB
mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Peserta KB
paling banyak terjadi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 31.055 PUS
dan peserta KB paling sedikit terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar
29.440 PUS. Hal ini diakibatkan karena pasangan usia subur (PUS)
yang menurun tiap tahunnya begitu juga dengan peserta KB.
NO Tahun Jumlah Penduduk Peserta KB
PUS Peserta KB Tidak KB
1 2011 40,343 30,180 10,163
2 2012 40,343 31,055 9,288
3 2013 39,782 28,733 11,049
4 2014 39,860 29,440 10,420
5 2015 38,263 28,720 9,543
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.11.2 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
Pada tahun 2015 jumlah keluarga pra sejahtera di Kab. Soppeng
sebesar 649 sedangkan keluarga sejahtera I sebasar 9.169. hal ini
menunjukkan penurunan dibanding tahun 2011 diamana jumlah
keluarga pra sejahtera sebesar 1.176 dan keluarga sejahtera I sebesar
10.285.
Rasio KDRT Tahun 2011-2015
Tabel 2.50
Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun 2011-2015
Tabel 2.51
II - 65 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO Tahun JUMLAH KELUARGA
PRA S KS I JUMLAH
1 2011 1,176 10,285 11,461
2 2012 529 9,997 10,526
3 2013 638 10,051 10,689
4 2014 649 9,169 9,818
5 2015 649 9,169 9,818
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.12 Sosial
Beberapa realisasi capaian indikator sosial di Kab. Soppeng
selama tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti
Cacat, panti jompo dan panti rehabilitasi
6 6 6 6 6
2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%) 5.1 5.17 6.09 6.28 8.45
3 Penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (%)
0.8 0.8 3.39 2.56 2.56
Sumber :Dinas Sosial Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.13 Ketenagakerjaan
2.3.1.13.1 Angkatan Kerja
Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) adalah bagian dari
penduduk usia kerja, 15 tahun keatas yang mempunyai pekerjaan
selama seminggu yang lalu, baik yang bekerja maupun yang
sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti menunggu
panenan atau cuti. Di samping itu, mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam
kelompok angkatan kerja.
NO
U R A I A N
2011 2012 2013 2014
LK
PR
JML
LK
PR
JML
LK
PR
JML
LK
PR
JML
1. Angkatan Kerja
a Bekerja
62
,64
4
37
,69
1
10
0,3
35
62
,89
0
35
,06
3
97
,95
3
58
,46
3
29
,80
4
88
,26
7
59
,94
4
35
,58
6
95
,53
0
Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I Tahun 2011-2015
Tabel 2.52
Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun 2011-2015
Tabel 2.53
Angkatan Kerja Tahun 2011-2014
Tabel 2.54
II - 66 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO
U R A I A N
2011 2012 2013 2014
LK
PR
JML
LK
PR
JML
LK
PR
JML
LK
PR
JML
b Pengangguran
3,4
43
2,0
18
5,4
61
2,0
68
4,3
55
6,4
23
3,4
27
2,7
67
6,1
94
1,5
52
82
9
2,3
81
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja
66
,08
7
39
,70
9
10
5,7
96
64
,95
8
39
,41
8
10
4,3
76
61
,89
0
32
,57
1
94
,46
1
61
,49
6
36
,41
5
97
,91
1
2. Bukan Angkatan Kerja
a Sekolah
2,8
21
4,4
19
7,2
40
1,2
16
1,1
16
2,3
32
4,5
11
6,3
56
10
,86
7
6,0
02
6,8
39
12
,84
1
b Mengurus RT
37
0
41
,70
8
42
,07
8
60
2
42
,36
4
42
,96
6
18
6
44
,69
6
44
,88
2
65
7
44
,30
0
44
,95
7
c
Lainnya
6,8
38
5,4
55
12
,29
3
9,8
81
8,6
50
18
,53
1
8,5
07
6,3
60
14
,86
7
9,5
02
4,8
08
14
,31
0
Jumlah Penduduk Bukan Angkatan
Kerja
10
,02
9
51
,58
2
61
,61
1
11
,69
9
52
,13
0
63
,82
9
13
,20
4
57
,41
2
70
,61
6
16
,16
1
55
,94
7
72
,10
8
Jumlah Penduduk Usia Kerja (i) +
(ii)
76
,11
6
91
,29
1
16
7,4
07
76
,65
7
91
,54
8
16
8,2
05
75
,09
4
89
,98
3
16
5,0
77
77
,65
7
92
,36
2
17
0,0
19
3.
Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) 86
.82
43
.50
63
.20
84
.74
43
.06
62
.05
82
.42
36
.20
57
.22
79
.19
39
.43
57
.59
4. Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) 5.2
1
5.0
8
5.1
6
3.1
8
11
.05
6.1
5
5.5
4
8.5
0
6.5
6
2.5
2
2.2
8
2.4
3
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.14 Koperasi Usaha Kecil dan menegah
2.3.1.14.1 Persentase Koperasi Aktif
Selama periode 2011-2015, jumlah koperasi di Kabupaten
Soppeng terus mengalami peningkatan. Tetapi dilain sisi jumlah
koperasi yang aktif terus menurun, bahkan pada tahun 2015 jumlah
koperasi yang aktif hanya sebanyak 177 koperasi dari jumlah
koperasi yang sebanyak 199. Sehingga persentase koperasi yang aktif
II - 67 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
pada tahun 2015 hanya sebesar 88,94 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa partisipatif penduduk terhadap kegiatan ekonomi daerah
harus lebih ditingkatkan lagi, dengan mengaktifkan kembali koperasi
yang ada melalui pengawasan dan pembinaan.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah koperasi aktif 185 186 190 191 177
2 Jumlah koperasi 192 193 197 197 199
3 Persentase koperasi aktif 96.35 96.37 96.45 96.95 88.94
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan pPerdagangan Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.14.2 Jumlah UKM non BPR/LKMUKM
Selama periode 2011 s/d 2015 jumlah UKM di Kab. Soppeng
sebanyak 1.341. sedangkan jumlah UKM non BPR/LKM sebanyak 6.
NO URAIAN 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah seluruh UKM 1,016 1,338 1,341 1,341
2 Jumlah BPR/LKM 0 0 0 0
3 Jumlah UKM non BPR/LKM 7 6 6 6
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.15 Penanaman Modal
2.3.1.15.1 Jumlah Investor Berskala Nasional
Jumlah investor berskala nasional adalah jumlah segala bentuk
penanaman modal, baik oleh penanam modal dalam negeri (PMDN)
maupun penanam modal asing (PMA) untuk melakukan usaha.
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usahayang di lakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Penanaman Modal
Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang di lakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penaman modal dalam negeri.
Selama periode 2011 s/d 2015 jumlah investor di Kab. Soppeng
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2012 hanya terdapat 1
Koperasi Aktif Tahun 2011-2015
Tabel 2.55
Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Tahun 2012-2015
Tabel 2.56
II - 68 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
investor sedangkan pada tahun 2015 jumlah investor sebanyak 69.
Investor yang menanam modal di Kab. Soppeng selama periode
tersebut berasal dari dalam negeri.
Tahun URAIAN PMDN PMA Total
2011 Jumlah Investor - - -
2012 Jumlah Investor 1 - 1
2013 Jumlah Investor 47 - 47
2014 Jumlah Investor 39 - 39
2015 Jumlah Investor 69 - 69
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.15.2 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional
Jumlah nilai investasi berskala nasional merujuk pada besaran
rupiah dari proyek-proyek penanaman modal yang di investasikan
baik PMDN maupun PMA selama 1 (satu) tahun. Dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional pemerintah menjamin kelangsungan
iklim investasi melalui perangkat Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal.
Tahun
Persetujuan Realisasi
Jumlah Proyek Nilai Investasi Jumlah
Proyek Nilai Investasi
2012 1 963,300,000 1 963,300,000
2013 47 65,384,931,838 47 65,384,931,838
2014 39 66,376,553,554 39 66,376,553,556
2015 69 385,178,328,656 69 385,678,328,656
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.15.3 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
Selama periode 5 tahun terakhir, rasio daya serap tenaga kerja
menunjukkan trend yang berfluktuatif. Tetapi pada tahun 2015
terjadi peningkatan dimana daya serap tenaga kerja sebesar 3,61. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap 1 perusahaan dapat menyerap 3 s/d 4
tenaga kerja.
Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Tahun 2011-2015
Tabel 2.57
Jumlah Investasi Tahun 2012-2015
Tabel 2.58
II - 69 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada
perusahaan PMA/PMDN 315 400 535 540 721
2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 133 180 189 196 200
3 Rasio daya serap tenaga kerja 2.37 2.22 2.83 2.76 3.61
Sumber : Dinas Transduknaker, 2015
2.3.1.16 Kebudayaan
2.3.1.16.1 Realisasi Capaian Indikator Kebudayaan
Frekuensi penyelenggaraan festival seni budaya pada tahun
selama periode 2011-2015 mengalami fluktuasi dimana pada tahun
2015 sebanyak 10 kali dan pada tahun 2011 sebanyak 5 kali.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Frekuensi Penyelenggaraan Festival Seni
dan Budaya 5 kali 14 kali 14 kali 8 kali 10 kali
2 Sarana Penyelenggaraan Seni dan
Budaya 5 buah 7 buah 7 buah 8 buah 5 buah
3 Benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya
Yang Dilestarikan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Sumber :Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.17 Pemuda dan Olahraga
2.3.1.17.1 Jumlah Organisasi Pemuda
Banyaknya jumlah organisasi pemuda menggambarkan
kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat
untuk berperan serta dalam pembangunan. Selama lima tahun
terakhir jumlah organisasi pemuda di Kab. Soppeng sebanyak 23
organisasi.
NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Lalabata 22 23 23 23 23
2 Marioriwawo - - - - -
3 Marioriawa - - - - -
4 Lilirilau - - - - -
5 Liliriaja - - - - -
6 Donri-donri - - - - -
7 Citta - - - - -
8 Ganra - - - - -
Rasio Daya Serap Tahun 2011-2015
Tabel 2.59
Realisasi Capaian Indikator Kebudayaan Tahun 2011-2015
Tabel 2.60
Jumlah Organisasi Pemuda Tahun 2011-2015
Tabel 2.61
II - 70 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015
Se-Kabupaten 22 23 23 23 23
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.17.2 Jumlah Organisasi Olahraga
Banyaknya jumlah organisasi olahraga menggambarkan
kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat
untuk berperan serta dalam pembangunan daerah khususnya dalam
menciptakan pelayanan penunjang di bidang olahraga. Selama lima
tahun terakhir jumlah organisasi olahraga di Kab. Soppeng sebanyak
20.
NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Lalabata 20 20 20 20 20
2 Marioriwawo - - - - -
3 Marioriawa - - - - -
4 Lilirilau - - - - -
5 Liliriaja - - - - -
6 Donri-donri - - - - -
7 Citta - - - - -
8 Ganra - - - - -
Se-Kabupaten 20 20 20 20 20
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.17.3 Jumlah kegiatan Kepemudaan
Banyaknya jumlah kegiatan kepemudaan menggambarkan
tingginya antusiasme pemuda untuk berperan serta dalam
pembangunan daerah. Dengan jumlah kegiatan kepemudaan yang
tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi pemuda
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Lalabata 1 1 2 2 2
2 Marioriwawo - - - - -
3 Marioriawa - - - - -
4 Lilirilau - - - - -
5 Liliriaja - - - - -
6 Donri-donri - - - - -
7 Citta - - - - -
Jumlah Organisasi Olahraga Tahun 2011-2015
Tabel 2.62
Jumlah Kegiatan Kepemudaan Tahun 2011-2015
Tabel 2.63
II - 71 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015
8 Ganra - - - - -
Se-Kabupaten 1 1 2 2 2
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.17.4 Jumlah Kegiatan Olahraga
Banyaknya jumlah kegiatan olahraga menggambarkan
tingginya antusiasme organisasi olahraga di daerah untuk berperan
serta dalam pembangunan daerah. Dengan jumlah kegiatan olah raga
yang tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi
olahraga dalam penyelenggaraan pemerintahandaerah.
NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Lalabata 2 2 5 3 3
2 Marioriwawo - - - - -
3 Marioriawa - - - - -
4 Lilirilau - - - - -
5 Liliriaja - - - - -
6 Donri-donri - - - - -
7 Citta - - - - -
8 Ganra - - - - -
Se-Kabupaten 2 2 5 3 3
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.18 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Selama lima tahun terakhir rasio jumlah Pol PP per 10.000
penduduk mengalami penurunan, dimana pada tahun 2011 rasio ini
sebesar 3,17 tetapi pada tahun 2015 yang sebesar 2,39. Hal ini berarti
bahwa pada tahun 2015 tiap 10.000 penduduk terdapat 2 pol PP.
Rasio ini masih rendah dibanding dengan standar yang ditetapkan
oleh mendagri. Penurunan nilai rasio ini juga terjadi diakibatkan oleh
berkurangnya jumlah POL PP.
Berikut adalah rasio jumlah polisi pamong praja:
Jumlah Kegiatan Olahraga Tahun 2011-2015
Tabel 2.64
II - 72 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah polisi pamong praja 256 247 242 208 228
- PNS 77 77 72 62 60
-Non PNS 179 170 170 146 168
2 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
3 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
3.17 3.12 2.89 2.47 2.39
Sumber : Kantor Polisi Pamong Paraja
Sementara, Rasio jumlah siskamling adalah:
NO Kecamatan
2011 2012 2013 2014 2015 Jm
l si
skam
lin
g
Jml D
esa
Ras
io
Jml s
isk
amli
ng
Jml D
esa
Ras
io
Jml s
isk
amli
ng
Jml D
esa
Ras
io
Jml s
isk
amli
ng
Jmlh
Des
a
Ras
io
Jml s
isk
amli
ng
Jml D
esa
Ras
io
1 Kecamatan Lalabata
75
10
7.5
0
80
10
8.0
0
80
10
8.0
0
84
10
8.4
0
84
10
8.4
0
2 Kecamatan Lilirilau
98
12
8.1
7
10
2
12
8.5
0
10
2
12
8.5
0
10
8
12
9.0
0
10
8
12
9.0
0
3 Kecamatan Liliriaja
24
8
3.0
0
27
8
3.3
8
27
8
3.3
8
31
8
3.8
8
31
8
3.8
8
4 Kecamatan Ganra
12
4
3.0
0
10
4
2.5
0
10
4
2.5
0
9
4
2.2
5
9
4
2.2
5
5 Kecamatan Marioriawa
37
10
3.7
0
40
10
4.0
0
40
10
4.0
0
45
10
4.5
0
45
10
4.5
0
6 Kecamatan Marioriwawo
21
13
1.6
2
22
13
1.6
9
22
13
1.6
9
20
13
1.5
4
20
13
1.5
4
7 Kecamatan Citta
24
4
6.0
0
31
4
7.7
5
31
4
7.7
5
30
4
7.5
0
30
4
7.5
0
8 Kecamatan Donri-donri
50
9
5.5
6
58
9
6.4
4
58
9
6.4
4
62
9
6.8
9
62
9
6.8
9
9 Jumlah se-Kabupaten
34
1
70
4.8
7
37
0
70
5.2
9
37
0
70
5.2
9
38
9
70
5.5
6
38
9
70
5.5
6
Sumber :
Rasio jumlah linmas tahun 2011-2015 seperti berikut:
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Linmas 433 433 433 433 433
2 Jumlah Penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
3 Rasio jumlah Linmas per
10.000 penduduk 17.80 17.57 17.38 17.25 17.24
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa Polituk dan Perlindungan Masyarakat
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2011-2015
Tabel 2.65
Rasio Jumlah Siskamling Tahun 2011-2015
Tabel 2.66
Rasio Jumlah Linmas Tahun 2011-2015
Tabel 2.67
II - 73 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.19 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
2.3.1.19.1 Kelompok Binaan LPM
Kelompok binaan LPM adalah kelompok masyarakat yang
dibina oleh LPM sebagai mitra pemerintah desa atau kelurahan dalam
mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang
pembangunan.
NO Kecamatan
2014 2015
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah binaan
LPM
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata
Jumlah LPM
1 Marioriwawo 304 3 0.01 304 13 0.04
2 Liliriaja 205 2 0.01 205 8 0.04
3 Lilirilau 333 2 0.01 333 12 0.04
4 Lalabata 260 2 0.01 260 10 0.04
5 Marioriawa 226 2 0.01 226 10 0.04
6 Donri-donri 239 2 0.01 239 9 0.04
7 Ganra 76 2 0.03 76 4 0.05
8 Citta 89 2 0.02 89 4 0.04
9 Jumlah se-Kabupaten
1732 17 0.01 1732 70 0.04
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.19.2 Kelompok Binaan PKK
NO Kecamatan
2014 2015
Jumla
h PKK
Jumlah
Kelompo
k Binaan
Rata-
rata
Jumlah
PKK
Jumla
h PKK
Jumlah
Kelompo
k Binaan
Rata-
rata
Jumlah
PKK
1 Marioriwawo 13 2 0.15 13 2 0.15
2 Liliriaja 8 2 0.25 8 2 0.25
3 Lilirilau 12 2 0.17 12 2 0.17
4 Lalabata 10 2 0.2 10 2 0.2
5 Marioriawa 10 2 0.2 10 2 0.2
6 Donri-donri 9 2 0.22 9 2 0.22
7 Ganra 4 1 0.25 4 1 0.25
8 Citta 4 1 0.25 4 1 0.25
9 Jumlah se-Kabupaten 70 14 0.2 70 14 0.2
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Soppeng, 2015
Kelompok Binaan LPM Tahun 2014-2015
Tabel 2.68
Kelompok Binaan LPM Tahun 2014-2015
Tabel 2.69
II - 74 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.3.1.19.3 Jumlah LSM yang Aktif
Besarnya jumlah LSM aktif akan menggambarkan kapasitas
yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan daerah sebagai upaya meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat daerah.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah LSM terdaftar 36 30 21 39 41
2 Jumlah LSM tidak aktif 0 0 0 0 0
3 Jumlah LSM aktif (1-2) 36 30 21 39 41
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.20 Komunikasi dan Informasi
Selama lima tahun terakhir jumlah jaringan telepon genggam di
Kab. Soppeng sebanyak 5 jaringan sedangkan jaringan telepon
stationer sebanyak 1 jaringan.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah jaringan telepon
genggam
5 5 5 5 5
2 Jumlah jaringan telepon
stationer 1 1 1 1 1
3 Total jaringan
komunikasi (1+2)
6 6 6 6 6
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.21 Perpustakaan
Indikator ini mengukur jumlah perpustakaan yang merupakan
sebuah sarana bagi penduduk untuk mengakses informasi, baik dalam
bentuk cetakan, maupun dalam bentuk digital. Selama lima tahun
terakhir jumlah perpustakaan di Kabupaten Soppeng tidak bertambah
hanya sebesar 1 unit diluar perpustakaan yang berada di sekolah dan
desa/kelurahan. Sementara itu pengunjung pada perpustakaan
mengalami peningkatan dimana pada tahun 2015 terdapat 3.693
pengunjung meningkat sebesar 42,53 persen dibanding tahun 2014
yang sebesar 2591.
Kelompok Binaan LPM Tahun 2011-2015
Tabel 2.70
Jumlah Jaringan Komunikasi Tahun 2011-2015
Tabel 2.71
II - 75 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah perpustakaan milik Pemerintah Daerah (Pemda)
1 1 1 1 1
2 Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Daerah (Pemda)
3544 2874 2663 2591 3693
3 Jumlah Perpustakaan milik non Pemda 0 0 0 0 0
4 Jumlah pengunjung perpustakaan milik non Pemda
0 0 0 0 0
5 Total Perpustakaan (1+3) 1 1 1 1 1
6 Total Perpustakaan (2+4) 3544 2874 2663 2591 3693
Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah Kab. Soppeng, 2015
2.3.2 Fokus Urusan Pilihan
2.3.2.1 Pertanian
Kabupaten Soppeng merupakan penghasil beras utama di
Sulawesi Selatan, pada tahun 2012 jumlah produksi padi sebanyak
267.188 ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan produksi
dibanding tahun 2012 dengan produksi sebanyak 275.164 ton
sedangkan untuk tahun 2015 produksinya sebesar 227.708 ton, untuk
data perkembangan produksi padi Kabupaten Soppeng selama lima
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Luas Tanam (Ha) 44,898 42 209 50,139 49,468 47,083
Luas Panen (Ha) 45,234 45,786 48,567.000 50,859 38,869
Produksi (ton) 281,692 267,188 275,164 299,367 227,708
Produktivitas
(Ton/Ha) 6.23 5.84 5.67 5.89 5.86
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015
2.3.2.2 Kehutanan dan Perkebunan
Perkebunan di kabupaten soppeng merupakan salah satu
potensi yang dapat menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi
kabupaten soppeng sesudah produk tanaman pangan . Salah satu
potensi perkebunan yang berhasil dikembangkan di kabupaten
soppeng dan dapat meningkatkan taraf hidup petani adalah kakao.
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Luas Lahan (Ha) 15,542.23 17,857.14 17,898.39 18,875.00 18,833.72
Produksi (Ton) 9,632.40 13,563.92 10,775.29 11,577.00 12,345.39
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng, Tahun 2015
Jumlah dan Pengunjung Perpustakaan Tahun 2011-2015
Tabel 2.72
Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2011-2015
Tabel 2.73
Luas Lahan dan Produksi Kakao Tahun 2011-2015
Tabel 2.74
II - 76 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Selain Kakao, tanaman perkebunan lain yaitu tembakau yang
pernah menjadi primadona petani pada beberapa tahun silam. Dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini :
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Luas Lahan (Ha) 10 300 146,05 146,05 146,05
Produksi (ton) 24,59 13,56 45,37 45.38 45.37
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng, Tahun 2015
Kabupaten soppeng memiliki wilayah hutan lindung, hutan
konservasi dan hutan produksi. Untuk hutan produksi memiliki hutan
Rimba campuran didalamnya terdapat Kayu non HPH dan kayu hitam,
kemudian hutan jati yang didalamnya terdapat kayu non HPH dan
kayu hutan. Potensi hasil hutan bukan kayu di kabupaten soppeng
sangat melimpah ruah seperti rotan yang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat, namun belum dikelolah secara maksimal.
Dapat dilihat Luas Luas Kawasan Hutan dalam tabel berikut ini :
Nama Kawasan Luas Lahan (Ha)
Hutan Lindung 33.359
Hutan Produksi 11.465
Hutan Wisata 1.381
Luas Lahan Keseluruhan 46.205
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan
Kabupaten Soppeng juga memiliki potensi dalam hal
pengembangan sutra yang sempat menjadi primadona di
Kab.Soppeng.
Uraian 2011 2012 2013 2014
Sutra (Ha) 84.46 96 96 114
Produksi Kokon (Kg) 13,668.72 4,697.00 15,173.00 10,950.00
Produksi Benang (Kg) 1,705.06 671.00 2,162.00 1,564.00
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan
2.3.2.3 Pariwisata
Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah tujuan wisata
yang handal di Sulawesi Selatan, terutama sebagai daerah tujuan
Luas Lahan dan Produksi Tembakau Tahun 2011-2015
Tabel 2.75
Luas Luas Kawasan Hutan Tahun 2015
Tabel 2.76
Produksi Kokon Tahun 2011-2014
Tabel 2.77
II - 77 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
wisata alam dan budaya disamping wisata sejarah, kepurbakalaan dan
ziarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik manca negara
maupun nusantara yang diminati oleh masyarakat dan ramai
dikunjungi pada hari libur dan hari raya.
Dapat digambarkan bahwa jumlah pengunjung pada kawasan
pariwisata di kabupaten soppeng pada priode tahun 2011 – 2015
sebagai berikut : pada tahun 2011 sebanyak 306.831 orang dengan
penerimaan sebanyak Rp.1.650.097.000, dan pada tahun 2012 jumlah
pengunjung sebesar 262.941 orang dengan penerimaan sebanyak
Rp.1.920.843.000, demikian juga pada tahun 2013 jumlah pengunjung
melonjak menjadi 307.995 orang dengan penerimaan sebanyak
Rp.1.542.226.000, sedangkan pada tahun 2014 jumlah pengunjung
tercatat sebanyak 202.179 orang dengan penerimaan sebanyak
Rp.1.473.280.000. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan
pengunjung hanya 185.180 orang , begitupun penerimaan
Rp.1.306.192.000 saja. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya pengelola
yang dimiliki masih terbatas dan belum optimal begtu pula sarana
dan prasarana pendukung yang ada belum memadai serta tak kalah
pentingnya pembangunan dan pengembangan objek wisata didaerah
lain semakin banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Pengunjung
(orang) 306,831 262,941 307,995 202,179 185,180
Jumlah Penerimaan
PAD (Rp) 1.650.097.000 1.920.843.000 1.542.226.000 1.473.280.000 1.306.192.000
Target PAD (Rp) 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 1.625.000.000 1.625.000.000
Sumber : Dinas Pariwisata & Kebudayaan
2.3.2.4 Perikanan dan Peternakan
Pemeliharaan ternak di Kabupaten Soppeng masih dalam skala
rumah tangga, usaha pemeliharaan ternak merupakan usaha
sampingan untuk menambah pendapatan.Terdapat 3 (tiga) kelompok
Jumlah Pengunjung Objek Wisata Kab. Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 2.78
II - 78 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
jenis ternak yang dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten
Soppeng, pertama adalah ternak besar yakni sapi, kerbau dan kuda,
kedua adalah ternak kecil yakni kambing serta ketiga adalah jenis
unggas berupa ayam dan itik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Kelompok Jenis Ternak
2011 2012 2013 2014 2015
Sapi 23.423 28.258 30.745 30.25 41.327
Kerbau 115 63 102 96 105
Kuda 4.645 5.261 5.424 6.236 6.860
Kambing 10.585 11.837 12.264 13.486 21.829
Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan
Untuk polulasi unggas tahun 2011 hingga 2015 seperti pada
tabel berikut:
Kelompok Jenis
Ternak
Tahun/Ekor
2011 2012 2013 2014 2015
Ayam petelur 194.544 195.908 198.066 267.208 509.095
Ayam ras/potong 55.613 51.437 51.722 54.601 64.043
Ayam buras 564.905 585.335 545.407 597.389 657.128
Itik 94.881 97.391 96.324 106.328 116.691
Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan
Salah satu sektor yang mendukung pencapaian ketahan pangan
nasional yang terdapat di kabupaten soppeng adalah sector perikanan
.Potensi produksi ikan pada umumnya berasal dari penangkapan ikan
perairan umum yang menggunakan alat tradisional dan beroperasi di
danau, rawa maupun sungai. Produksi ikan segar pada tahun 2011
dicapai sebesar 3.001 ton dengan luas areal penangkapan 3.056 Ha
dengan nilai produksi sebesar .48.400.000, juta namun pada tahun
2012 produksi ikan turun menjadi 2.501,6 ton dengan luas areal
penangkapan 3.056 Ha dengan nilai produksi sebesar 39.514.000 juta
dan selanjutnya pada tahun 2013 produksi ikan sebesar 3.096,6 ton
dengan luas areal penangkapan 3.056 Ha, nilai produksi sebesar
42.22.000 juta dan pada tahun 2014 mampu mencapai produksi ikan
Populasi Unggas Tahun 2011-2015
Tabel 2.80
Populasi Ternak Besar Tahun 2011-2015
Tabel 2.79
II - 79 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
sebesar 3.119,0 ton dengan luas areal 3.056 Ha serta nilai produksi
55.441.363 juta Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :
Uraian 2011 2012 2013 2014
Produksi Ikan (ton) 3.001 2.501,6 3.096,6 3.119,0
Luas Areal Penangkapan
(Ha) 3.056 3.056 3.056 3.056
Nilai produksi (Juta Rp) 48.400.000 39.514.000 42.22.000 55.441.363
Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan
2.3.2.5 Perindustrian dan Perdagangan
Pertumbuhan Industri Pengolahan di Kabupaten Soppeng
cukup menggembirakan pada tahun 2011 jumlah unit usaha
mencapai sejumlah 3.626 unit dan pada tahun 2012 meningkat
menjadi 3.639 unit dan tahun 2013 mencapai 3.659 unit selanjutnya
pada akhir tahun 2014 sebesar 3.666 unit. Industri pengolahan
tersebut tersebar di seluruh wilayah kecamatan, industry pengolahan
yang paling dominan adalah industri rumah tangga seperti industri
gula merah, rokok, industri roti, es batu, abon ikan dan kripik pisang
dan kripik lainnya. Begitupun penyerapan tenaga kerja disektor
industri pada tahun 2011 sebesar 12.838 orang dan pada akhir tahun
2014 sudah mencapai 13.227 orang.
Demikian pula investasi disektor industri mengalami
peningkatan dimana pada tahun 2011 sebesar Rp. 37.738.097.000
dan pada tahun 2012 sebesar Rp.37.470.840,- selanjutnya pada tahun
2013 mencapai sebesar Rp.41.422.452 serta pada akhir tahun 2014
sudah mampu mencapai Rp. 41.713.957.000. sebagaimana dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini.
Uraian 2011 2012 2013 2014
Perusahaan (Unit) 3.626 3.639 3.659 3.666
Tenaga Kerja (Orang) 12.838 12.97 13.171 13.227
Nilai Investasi (Ribu Rupiah) 37.738.097 37.470.840 41.422.452 41.713.957
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Soppeng, 2015
Produksi Ikan Tahun 2011-2014
Tabel 2.81
Jumlah Perusahaan, Tenaga kerja dan Nilai Investasi Tahun 2011-2014
Tabel 2.82
II - 80 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Angka konsumsi RT per kapita selama lima tahun terakhir terus
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2015 sebesar
Rp.23.944.000,- meningkat sebesar 41 persen dibanding tahun 2011.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014
1 Total Pengeluaran RT
960,988,380,000 1,066,683,800,000 1,168,514,400,000 1,359,516,376,000
2 Jumlah RT 56,562 56,588 56,724 56,779
3 Rasio 16,990,000 18,850,000 20,600,000 23,944,000
Sumber : Data Hasil Pengolahan
2.4.1.2 Nilai Tukar Petani
Selama lima tahun terakhir nilai NTP Tanaman Pangan
Kabupaten Soppeng menunjukkan tern yang berfluktuatif. Dimana
nilai NTP yang paling besarpada tahun 2014 sebesar 101,2 sedangkan
yang paling kecil pada tahun 2011 sebesar 97,4.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Indeks yang diterima petani (lt) 101.3 109.6 109.7 117.6 112.2
2 Indeks yang dibayar petani (lb) 104 110.9 109.3 116.2 112.3
3 NTP 97.4 98.83 100.4 101.2 99.91
Sumber : Dianas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015
Pada tahun 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten
Soppeng sebesar 99,91. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/ dijual petani pada tahun
2015 masih lebih rendah dibandingkan produk yang dibutuhkan oleh
petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah
tangga. Di tingkat kecamatan, kecamatan yang paling tinggi nilai
NTPnya adalah kecamatan Ganra dengan nilai 104 sedangkan
Kecamatan dengan nilai NTP yang rendah adalah Kacamatan
Marioriwawo dengan nilai NTP 95,6.
Konsumsi rumah tangga Per Kapita Tahun 2011-2014
Tabel 2.83
Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTP) Tahun 2011-2015
Tabel 2.84
II - 81 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN INDEKS YANG
DITERIMA PETANI (It)
INDEKS YANG DIBAYAR PETANI
(Ib)
RASIO
1 Kecamatan lalabata 109.6 112.1 97.8
2 Kecamatan Liliriaja 114.4 112.3 101.9
3 Kecamatan Lilirilau 111.6 111.3 100.3
4 Kecamatan
Marioriwawo 108.7 113.7 95.6
5 Kecamatan
Marioriawa 112.2 111.4 100.7
6 Kecamatan Donri-
donri 112.8 110.6 102.0
7 Kecamatan Ganra 113.8 109.4 104.0
8 Kecamatan Citta 112.6 112.3 100.3
Kabupaten Soppeng 112.2 112.3 99.91
Sumber : Dianas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur
2.4.2.1 Aksesibilitas Daerah
2.4.2.1.1 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dihitung untuk
mengetahui tingkat ketersediaan sarana jalan dapat memberi akses
tiap kendaraan.Selama lima tahun terakhir rasio panjang jalan per
jumlah kendaraan di Kab. Sopeng terus mengalami penurunan.
Dimana pada tahun 2015 sebesar 35,05, menurun disbanding tahun
2014 yang sebesar 38,48. Hal ini diakibatkan oleh panjang jalan yang
tidak bertambah secara signifikan, di sisi lain jumlah kendaraan yang
bertambah setiap tahunnya.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Panjang Jalan (KM) 1,004.441 1,025.050 1,025.050 1,033.919 1,035.969
2 Jumlah Kendaraan
(UNIT) 19,602 21,780 24,200 26,872 29,559
3 Rasio 0.05 0.05 0.04 0.04 0.04
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Tahun 2011-2015
Tabel 2.86
Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTP) Tahun 2015
Tabel 2.85
II - 82 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
2.4.2.1.2 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
Selama lima tahun terakhir jumlah orang dan yang terangkut
angkutan umum terus mengalami peningkatan. Dimana tahun 2015
jumlah orang yang terangkut sebanyak 858.240 orang, sedangkan
jumlah barang sebanyak 395.640 ton.
NO URAIAN Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah orang Orang 698,400 698,400 820,800 881,280 858,240
2 Jumlah barang Ton 298,800 298,620 302,400 321,400 395,640
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.2 Penataan Ruang
2.4.2.2.1 Luas Wilayah Produktif
Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah
produktif terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai RTRW.
Selama periode 5 tahun terakhir rasio luas wilayah produktif di
Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan yakni 0,51 pada tahun
2011 meningkat menjadi 0,56 pada tahun 2015. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi Kabupaten Soppeng
cukup baik.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Luas wilayah produktif
(Ha) 46,718.77 46,718.77 49,177.66 51,765.95 51,765.95
2 Luas seluruh wilayah
Budidaya (Ha) 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60
3 Rasio 0.51 0.51 0.54 0.56 0.56
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.2.2 Luas Wilayah Kebanjiran
Berdasarkan RTRW Kabupaten Soppeng wilayah kebanjiran
merupakan daerah aliran sungai WalanaE, sehingga luas wilayah
kebanjiran di Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir tidak
mengalami perubahan yaitu sebesar 0,33.
Luas Wilayah Produktif Tahun 2011-2015
Tabel 2.88
Jumlah Orang dan Barang Terangkut Angkutan Umum Tahun 2011-2015
Tabel 2.87
II - 83 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Luas wilayah kebanjiran 30,074.03 30,074.03 30,074.03 30,074.03 30,074.03
2 Luas seluruh wilayah
budidaya
91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60
3 Rasio 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.2.3 Luas wilayah Perkotaan
Berdasarkan RTRW Kabupaten Soppeng wilayah perkotaan di
Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir tidak mengalami
perubahan yaitu sebesar 0,10.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Luas wilayah Perkotaan 9,564.79 9,564.79 9,564.79 9,564.79 9,564.79
2 Luas seluruh wilayah
budidaya
91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60
3 Rasio 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, administrasi Keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
2.4.2.3.1 Fasilitas Bank non Bank
Selama periode 2012-2015 jumlah bank umum di Kabupaten
Soppeng mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2015 jumlah
bank di Kabupaten Soppeng sebanyak 26 yang terdiri dari 25 Bank
Konvensional dan 1 Bank Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa sudah
terdapat fasilitas yang memudahkan penduduk melakukan transaksi
keuangan.
NO Sektor TAHUN
2012 2013 2014 2015
1 Bank Umum 24 22 25 26
1.1. Konvensional 24 22 25 25
1.2. Syariah 1
Sumber :
2.4.2.3.2 Ketersediaan Restoran
Selama periode 2011-2015 jumlah usaha rumah makan di
Kabupaten Soppeng tidak bertambah secara signifikan. Dimana pada
Rasio Luas Wilayah Perkotaan Tahun 2011-2015
Tabel 2.90
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya Tahun 2012-2015
Tabel 2.91
Rasio Luas Wilayah Kebanjiran Tahun 2011-2015
Tabel 2.89
II - 84 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
tahun 2015 jumlah rumah makan sebanyak 33 unit, yang hanya
bertambah 3 unit dibanding pada tahun 2011 yang sebanyak 30 unit.
Meskipun demikian, jumlah kursi dirumah makan pada periode
tersebut terus bertambah. Ini menunjukkan bahwa jumlah
pengunjung rumah makan tiap tahun terus meningkat.
NO Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 Jm
l U
sah
a
Jml
Ku
rsi
Jml
Usa
ha
Jml
Ku
rsi
Jml
Usa
ha
Jml
Ku
rsi
Jml
Usa
ha
Jml
Ku
rsi
Jml
Usa
ha
Jml
Ku
rsi
1 Usaha restoran golongan tertinggi
- - - - - - - - - -
2 Usaha restoran golongan menengah
- - - - - - - - - -
3 Usaha restoran golongan terendah
- - - - - - - - - -
4 Usaha rumah makan kelas A
- - - - - - - - - -
5 Usaha rumah makan kelas B
- - - - - - - - - -
6 Usaha rumah makan kelas C
- - - - - - - - - -
7 Usaha rumah makan kelas D
30 600 30 600 31 700 32 750 33 800
8 Usaha rumah makan kelas
9 Jenis usaha restoran
10 Jenis usaha rumah makan
Sumber :
2.4.2.3.3 Ketersediaan Penginapan
Selama periode 2011-2015 di Kabupaten Soppeng ketersediaan
penginapan dalam hal ini hotel kelas melati mengalami peningkatan.
Pada tahun 2015 jumlah hotel kelas melati sebanyak 22 unit. Selain
itu, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur juga mengalami
peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah kunjungan dari
luar daerah ke Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan.
Jenis, Kelas dan Jumlah restoran Tahun 2012-2015
Tabel 2.92
II - 85 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO
Jenis
Penginapan/
Hotel
2011 2012 2013 2014 2015
Jml
Ho
tel
Jml
Ka
ma
r
Jml
Te
mp
at
Tid
ur
Jml
Ho
tel
Jml
Ka
ma
r
Jml
Te
mp
at
Tid
ur
Jm
l H
ote
l
Jml
Ka
ma
r
Jml
Te
mp
at
Tid
ur
Jml
Ho
tel
Jml
Ka
ma
r
Jml
Te
mp
at
Tid
ur
Jml
Ho
tel
Jm
l K
am
ar
Jml
Te
mp
at
Tid
ur
1 Hotel Bintang 5 - - - - - - - - - - - - - - -
2 Hotel Bintang 4 - - - - - - - - - - - - - - -
3 Hotel Bintang 3 - - - - - - - - - - - - - - -
4 Hotel Bintang 2 - - - - - - - - - - - - - - -
5 Hotel Bintang 1 - - - - - - - - - - - - - - -
6
Hotel Non Bintang (hotel melati dan penginapan lainnya)
16
19
5
36
6
16
14
5
27
4
17
21
2
36
6
20
24
9
41
0
22
25
9
40
6
7 Total jumlah penginapan/hotel 1
6
19
5
36
6
16
14
5
27
4
17
21
2
36
6
20
24
9
41
0
22
25
9
40
6
Sumber : BPS Kab. Soppeng
2.4.2.4 Lingkungan Hidup
2.4.2.4.1 Ketersediaan Air Bersih
Selama lima tahun terakhir persentase ketersediaan air bersih
di Kabupaten Soppeng cukup tinggi, selanjutnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Leding (Perpipaan) 6405 7020 6619 8234 7790
2 Sumur Lindung 23200 25835 27807 28714 29469
3 Sumur tidak terlindung 4727 4901 4450 4239 4393
4 Mata air terlindung 5896 4108 5082 5170 5503
5 Mata ait tidak terlindung 6891 6195 6677 4972 4813
6 Sungai 0 0 0 0 0
7 Danau/Waduk 0 0 0 0 0
8 Air Hujan 120 443 231 111 111
9 Air Kemasan 975 975 1150 1150 1275
10 Lainnya 113 400 63 53 53
11 Total jumlah rumah tangga
yang menggunakan air
bersih
48327 49877 52079 52643 53407
12 Jumlah rumah tangga 56,562 56,588 56,724 56,779 57075
Persentase RT yang Menggunakan Air Bersih Tahun 2011-2015
Tabel 2.94
Jumlah Hotel dan Kamar Hotel Tahun 2011-2015
Tabel 2.93
II - 86 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015
13 Persentase rumah tangga
yang menggunakan air
bersih (11/12)
85.44 88.14 91.81 92.72 93.57
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.5 Komunikasi dan Informatika
2.4.2.5.1 Fasilitas Listrik
Prosentase rumah tangga yang menggunakan listrik merupakan
proporsi jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai
daya penerangan terhadap jumlah jumlah rumah tangga. Selama lima
tahun terakhir persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
semakin bertambah tiap tahun.
NO URAIAN 2012 2013 2014 2015
1 RT dengan daya 450 watt 22602 21875 21699 21668
2 RT dengan daya 900 watt 19840 21764 23830 25339
3 RT dengan daya 1.300 watt 4066 4773 4785 4779
4 RT dengan daya 2.200 watt 574 688 749 812
5 RT dengan daya >2.200 watt 50 102 121 136
6 Total Jumlah Rumah Tangga
menggunakan listrik 47132 49202 51184 52734
7 Jumlah Rumah Tangga 56,588 56,724 56,779 56,779
8 Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik 83.29 86.74 90.15 92.88
Sumber : PLN Ranting Soppeng dan Pajalesang, 2015
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi
2.4.3.1 Keamanan dan Ketertiban
Angka kriminalitas di hitung berdasarkan delik aduan dari
penduduk yang menjadi korban kejahatan dalam periode 1 (satu)
tahun per 10.000 orang penduduk. Selama periode 2015 rasio angka
kriminalitas per 10.000 penduduk di Kabupaten Soppeng
berfluktuasi, dan pada tahun 2015 rasio ini sebesar 5,80 lebih rendah
dibanding tahun 2011 yang sebesar 5,96. Dilihat dari jenis kriminal,
selama 5 tahun terakhir kasus pencurian yang mendominasi tindak
kriminal di Kabupaten Soppeng.
Persentase RT yang Menggunakan Listrik Tahun 2012-2015
Tabel 2.95
II - 87 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
No Jenis Kriminal 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah kasus Narkoba 7 7 11 10 26
2 Jumlah kasus
Pembunuhan
2 0 0 3 2
3 Jumlah Kejahatan Seksual 14 4 6 14 9
4 Jumlah kasus
Penganiayaan
31 41 40 28 44
5 Jumlah kasus Pencurian 63 53 76 64 40
6 Jumlah kasus Penipuan 26 29 33 32 25
7 Jumlah kasus Pemalsuan
uang
2 0 0 0 0
8 Total Jumlah Tindak
Kriminal Selama 1 Tahun
145 134 166 151 146
9 Jumlah Penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102
10 Angka Kriminalitas (8)/(9) 5.96 5.44 6.66 6.02 5.8
Sumber : Polres Kabupaten Soppeng, 2015
2.4.3.2 Kemudahan Perijinan
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah Kabupaten
Soppeng termasuk salah satu yang berhasil menyelenggarakan
peningkatan pelayanan publik dalam bidang kemudahan perijinan
yang. Salah satu inovasi di bidang investasi, khususnya birokrasi
perijinan di bentuklah OSS (One Stop Sevice) atau pelayanan perijinan
satu atap semenjak tahun 2013. Adapun beberapa jenis perijinan yang
dilayani di KPT Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut:
NO Uraian Lama hari mengurus
(hari)
Jumlah persyaratan (dokumen)
Uraian Lama hari mengurus
(hari)
Jumlah persyaratan (dokumen)
1 Izin Mendirikan Bangunan
10 8 Izin Pemanfaatan Hasil Hutan
5 9
2 Izin Gangguan 5 8 Izin Lokasi 10 7
3 Surat Izin Tempat Usaha
3 11 Izin Usaha Perikanan
5 8
4 Surat Izin Usaha Perdagangan
3 9 Izin Trayek 3 5
5 Tanda Daftar Perusahaan
3 9 Izin Prinsip Penanaman Modal
3 8
6 Izin Usaha Industri
5 12 Izin Usaha Penanaman Modal
7 1
7 Tanda Daftar Industri
5 8 Izin Prinsip PerubahanPenanaman Modal
3 7
Angka Kriminalitas Tahun 2012-2015
Tabel 2.96
Lama Proses Perijinan Tahun 2015
Tabel 2.97
II - 88 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
NO Uraian Lama hari mengurus
(hari)
Jumlah persyaratan (dokumen)
Uraian Lama hari mengurus
(hari)
Jumlah persyaratan (dokumen)
8 Tanda Daftar Gudang
5 9
Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal
7 12
9 Izin Usaha Jasa Konstruksi
3 9
Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal
7 12
10 Izin Penempatan Reklame
5 6
Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal
7 12
11 Izin Usaha Pertambangan
10 9
Izin Prinsip Penggabungan Penanaman Modal
7 9
12 Izin Sarana Kesehatan
5 17
Izin Usaha Penggabungan Penanaman Modal
7 12
13 Izin Tenaga Kesehatan
5 11
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing
7 13
14 Izin Penelitian 3 4 Izin Penelitian 3 4
15 Izin Lingkungan 3 3 Izin Lingkungan 3 3
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng
2.4.3.3 Peraturan Daerah Yang Mendukung Iklim Usaha
Jumlah peraturan daerah yang mendukung iklim usaha
investasi di Kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut.
NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Perda terkait perijinan 2 4 0 2 1
2 Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa
0 5 1 2 2
3 Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan
1 4 2 2 2
Sumber : Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kab. Soppeng, 2015
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia
2.4.4.1 Kualitas Tenaga Kerja
Pada tahun 2014 rasio lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Soppeng
sebesar 366,81 yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013 yang
sebesar 360,7. Hal ini dapat dimaknai bahwa setiap 10.000 penduduk
pada tahun 2014 jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 366 s/d 367
orang. Berdasarkan rasio lulusan dan dikaitkan dengan kontribusi
Lama Proses Perijinan Tahun 2011-2015
Tabel 2.98
II - 89 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
tenaga kerja terdidik yang ada diseluruh perguruan tinggi, maka perlu
mempersiapkan calon tenaga kerja sejak masa pendidikan.
NO Uraian 2013 2014
1 Jumlah lulusan S1 8,514 8,733
2 Jumlah lulusan S2 469 472
3 Jumlah lulusan S3 3 2
4 Jumlah lulusan S1/S2/S3 8,986 9,207
5 Jumlah Penduduk 249,151 250,996
6 Rasio lulusan S1/S2/S3 (4/5) 360.7 366.81
Sumber :
2.4.4.2 Tingkat Ketergantugan
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun,
ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan
Rasio Ketergantungan Tua. Pada tahun 2014 rasio ketergantungan Kab.
Soppeng sebesar 47,81%, ini lebih rendah dibanding tahun 2013 yang
sebesar 48,84%. Hal ini menunjukkan bahwa beban yang ditanggung
penduduk produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif
dan tidak produktif lagi cukup rendah, namun tetap dibutuhkan
peningkatan keterampilan sehingga penduduk produktif dapat
meningkatkan produktifitasnya sedangkan penduduk yang belum dan
tidak produktif dapat lebih berdaya.
NO Uraian 2013 2014 2015
1 Jumlah penduduk usia <15 tahun 57,803 55,365 54,810
2 Jumlah penduduk usia > 64 tahun 23,957 25,820 25,534
3 Jumlah penduduk usia tidak produktif
81,760 81,185 80,344
4 Jumlah penduduk usia 15-64 167,391 169,811 170,758
5 Rasio ketergantungan (3/4) 48.84 47.81 47.05
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, catatan sipil dan tenaga kerja Kab. Soppeng, 2015
Rasio S1/S2/S3 Tahun 2013-2014
Tabel 2.99
Rasio Ketergantungan Tahun 2013-2015
Tabel 2.100
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1 Kinerja
Keuangan Masa Lalu
3.2 Kebijakan
Pengelolaan Keuangan Masa lalu
3.3 Kerangka
Pendanaan
III - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
Otonomi daerah kini telah memasuki fase ketiga dengan diterbitkannya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah fase pertama diawali dengan keluarnya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan fase kedua
ditandai dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Ketiga regulasi ini memberi kewenangan lebih luas
kepada pemerintah daerah untuk mengurus daerahnya sendiri. Pemberian
kewenangan kepada pemerintah daerah ini yang dikenal dengan sebutan
desentralisasi kewenangan. Pemerintah daerah dalam melaksanakan
kewenangan dari pemerintah pusat tentunya tidak bisa berjalan dengan baik
jika tidak disertai dengan pembiayaan yang cukup. Untuk itu desentralisasi
kewenangan tersebut disertai dengan desentralisasi fiskal (money follow
function). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Selanjutnya pemerintah juga melakukan penguatan fiskal daerah
dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Meskipun pada awalnya regulasi ini dianggap
memangkas sebahagian sumber-sumber pendapatan daerah, namun dalam
perjalanannya penerimaan pendapatan asli daerah semakin baik dengan
dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB-
P2) menjadi penerimaan yang dikelola langsung oleh daerah. Untuk itu
pemerintah harus berupaya terus meningkatkan pendapatan daerah, karena
kemampuan fiskal daerah sangat menentukan terlaksananya roda
pemerintahan dan pembangunan.
Keuangan daerah harus dikelola secara baik sesuai peraturan
perundang-undangan. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
III - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Keuangan Daerah yang selanjutnya dijabarkan ke dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, ditegaskan bahwa keuangan daerah harus
dikelola secara tertib, efesien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggungjawab sesuai azas keadilan, kepatutan dan manfaat kepada
masyarakat.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Realisasi keuangan daerah lima tahun sebelumnya memberikan
gambaran umum tentang pencapaian target kinerja keuangan daerah. Trend
pertumbuhan keuangan daerah menunjukkan kemampuan fiskal daerah dalam
mendanai penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan daerah
Kabupaten Soppeng. Kinerja keuangan akan memberikan gambaran tentang
pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Sepanjang Tahun Anggaran 2011-2015 APBD Kabupaten Soppeng
mengalami pertumbuhan yang positif baik dari sisi pendapatan maupun dari
sisi belanja demikian halnya dengan sisi pembiayaan jika dibandingkan periode
sebelumnya.
3.1.1.1. Pendapatan Daerah
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,
struktur pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan
Dana Perimbangan dan Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
III - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Sah. Dengan berpedoman pada Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011-2015 kapasitas fiskal daerah atau
kemandirian fiskal daerah dapat dihitung dengan menjumlahkan Pendapatan
Asli Daerah dengan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dari
Pemerintah Pusat serta Dana Bagi Pajak dari Pemerintah Provinsi dibagi
dengan total pendapatan dikalikan dengan seratus.
Secara umum digambarkan bahwa di awal periode yaitu Tahun
Anggaran 2011 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.599.323.468.215,49
dengan kemadirian fiskal daerah sebesar 11,28% dan ketergantungan fiskal
sebesar 86,61%. Tahun Anggaran 2012 pendapatan direalisasilkan sebesar
Rp.636.079.333.275,53 dengan kemadirian fiskal sebesar 11,76% dan
ketergantungan fiskal sebesar 88,24%. Tahun Anggaran 2013 pendapatan
direalisasikan sebesar Rp.761.699.666.388,25 dengan kemandirian fiskal
sebesar 11,21% dan ketergantungan fiskal sebesar 88,79%. Tahun Anggaran
2014 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.846.234.822.801,54 dengan
kemadirian fiskal sebesar 13,45% dan ketergantungan fiskal sebesar 86,55%.
Pada akhir periode yaitu Tahun Anggaran 2015 pendapatan direalisasikan
sebesar Rp.1.029.157.370.744,91 dengan kemandirian fiskal sebesar 11,29%
dan ketergantungan fiskal sebesar 88,71%.
Jika dibandingkan pencapaian realisasi pendapatan di awal periode
dengan pendapatan pada akhir periode, pendapatan mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 11,42% dan kenaikan pendapatan sebesar 71,72% dengan
kemadirian fiskal rata-rata sebesar 11,80% dan ketergantungan fiskal sebesar
88,20%.
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng periode 2011-2015
digambarkan pada gambar 3.1 dan tabel 3.1 sebagai berikut :
III - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014, dan Rancangan
Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 yang belum diaudit.
No. Uraian Tahun (Rp.) Rata-rata
Pertumbuhan (%) 2011 2012 2013 2014 2015
PENDAPATAN
59
9,3
23
,46
8,2
15
.49
63
6,0
79
,33
3,2
75
.53
76
1,6
99
,66
6,3
88
.25
84
6,2
34
,82
2,8
01
.54
1,0
29
,15
7,3
70
,74
4.9
1
11.42
1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
21
,55
1,7
66
,28
7.8
1
25
,89
4,5
88
,26
1.4
7
40
,09
6,2
83
,90
8.9
4
60
,54
4,2
21
,46
3.6
7
68
,49
9,7
71
,97
2.5
5
26.02
1.1.1. Pajak Daerah
2,9
31
,02
6,5
49
.00
3,4
81
,52
5,4
32
.00
4,2
82
,98
3,6
83
.00
10
,41
7,5
26
,14
1.0
0
11
,21
9,9
97
,02
0.0
0
30.80
0.00
100,000,000,000.00
200,000,000,000.00
300,000,000,000.00
400,000,000,000.00
500,000,000,000.00
600,000,000,000.00
700,000,000,000.00
800,000,000,000.00
900,000,000,000.00
2011 2012 2013 2014 2015
21,551,766,287.81 25,894,588,261.47
40,096,283,908.94
60,544,221,463.67 68,499,771,972.55
448,094,072,116.00
513,337,274,389.00
598,157,576,584.00
635,227,489,289.00
741,164,342,734.00
129,677,629,811.68
96,847,470,625.06
123,445,805,895.31
150,463,112,048.87
219,493,256,038.36
PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
Gambar 3.1
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 3.1
III - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun (Rp.) Rata-rata
Pertumbuhan (%) 2011 2012 2013 2014 2015
1.1.2. Retribusi Daerah
12
,05
2,8
51
,55
0.0
0
14
,78
7,9
79
,93
5.0
0
8,6
37
,48
6,0
91
.00
9,5
53
,78
7,6
77
.00
6,3
28
,58
8,6
71
.00
(12.09)
1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Dipisahkan
2,3
04
,55
8,7
62
.00
2,4
35
,28
1,9
00
.65
3,6
70
,93
5,2
67
.00
6,3
31
,16
6,1
86
.00
8,4
52
,81
7,3
34
.40
29.68
1.1.4. Lain-Lain PAD Yang Sah
4,2
63
,32
9,4
26
.81
5,1
89
,80
0,9
93
.82
23
,50
4,8
78
,86
7.9
4
34
,24
1,7
41
,45
9.6
7
42
,49
8,3
68
,94
7.1
5
58.39
1.2. Dana Perimbangan
44
8,0
94
,07
2,1
16
.00
51
3,3
37
,27
4,3
89
.00
59
8,1
57
,57
6,5
84
.00
63
5,2
27
,48
9,2
89
.00
74
1,1
64
,34
2,7
34
.00
10.59
1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak
31
,50
9,5
34
,11
6.0
0
33
,09
5,0
55
,38
9.0
0
31
,07
5,8
14
,58
4.0
0
22
,38
1,1
93
,28
9.0
0
20
,49
1,4
28
,73
4.0
0
(8.25)
1.2.2. Dana Alokasi Umum (Dau)
37
5,8
37
,23
8,0
00
.00
44
6,4
10
,17
9,0
00
.00
51
7,8
05
,12
2,0
00
.00
56
9,1
26
,99
6,0
00
.00
58
9,0
49
,24
4,0
00
.00
9.40
III - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun (Rp.) Rata-rata
Pertumbuhan (%) 2011 2012 2013 2014 2015
1.2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK)
40
,74
7,3
00
,00
0.0
0
33
,83
2,0
40
,00
0.0
0
49
,27
6,6
40
,00
0.0
0
43
,71
9,3
00
,00
0.0
0
13
1,6
23
,67
0,0
00
.00
26.43
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
12
9,6
77
,62
9,8
11
.68
96
,84
7,4
70
,62
5.0
6
12
3,4
45
,80
5,8
95
.31
15
0,4
63
,11
2,0
48
.87
21
9,4
93
,25
6,0
38
.36
11.10
1.3.1 Hibah -
-
64
5,3
86
,93
8.0
0
57
6,2
32
,54
4.0
0
20
,93
5,9
60
,34
0.0
0
115,825.39
1.3.2 Dana Darurat -
-
-
-
-
-
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Dan Pemerintah Daerah Lainnya
14
,52
1,5
10
,65
1.6
8
15
,84
4,2
50
,62
5.0
6
14
,21
1,4
45
,63
7.3
1
30
,93
2,2
82
,82
4.8
7
27
,17
7,3
69
,69
8.3
6
13.35
1.3.4 Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus
10
2,5
11
,67
1,0
80
.00
68
,50
2,4
86
,00
0.0
0
94
,80
3,4
22
,00
0.0
0
10
6,3
92
,48
4,0
00
.00
16
1,4
80
,32
2,0
00
.00
9.51
1.3.5
Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya
12
,64
4,4
48
,08
0.0
0
12
,50
0,7
34
,00
0.0
0
13
,78
5,5
51
,32
0.0
0
12
,56
2,1
12
,68
0.0
0
9,8
99
,60
4,0
00
.00
(4.78)
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014, dan Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 yang belum diaudit.
III - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
3.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 3 Tahun 2014 Pasal 285 ayat
(1) ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memegang
peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu (i) Pajak Daerah;
(ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan;
dan (iv) Lain-lain PAD yang Sah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah
di Kabupaten Soppeng cenderung mengalami peningkatan. Jika dilihat dari
trend pertumbuhan PAD dari tahun 2011-2015, angka pertumbuhannya selalu
positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,02%, artinya dari sisi daya
tumbuh sudah besar sehingga dapat memberikan kontribusi pada pendapatan
daerah, namun tingkat kontribusi terhadap pendapatan daerah masih rendah
yaitu hanya rata-rata 5,35% per tahun.
Penerimaan dari Pajak Daerah tumbuh rata-rata sebesar 30,80% per
tahun, Retribusi Daerah mengalami penurunan dengan rata-rata (12,09)% per
tahun, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan tumbuh rata-rata
sebesar 29,68% per tahun, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah tumbuh
rata-rata sebesar 58,39%. Jika dilihat dari strukturnya, pembentuk PAD
cenderung mengalami sedikit pergeseran selama dua tahun terakhir. Pada
Tahun 2011-2012, kontribusi PAD terbesar adalah Retribusi Daerah, Namun di
tiga tahun terakhir yaitu 2013-2015, pembentuk PAD terbesar adalah Lain-lain
PAD yang Sah. Pergeseran ini akibat adanya pengalihan pendapatan yang
bersumber dari pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), yang semula
masuk dalam jenis pendapatan Retribusi Daerah, namun ketika berubah status
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pendapatannya dipindahkan ke
dalam jenis pendapatan Lain-lain PAD yang Sah. Demikian pula halnya dengan
pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan yang telah
beralih ke Lain-Lain PAD yang Sah berupa penerimaan dana kapitasi jaminan
kesehatan nasional.
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PAD,
peningkatan penerimaan dari pajak daerah sebagai akibat dari beralihnya Pajak
III - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) pada Tahun
2014 menjadi bagian dari Pajak Daerah.
3.1.1.1.2. Dana Perimbangan
Dalam penjelasan UU Nomor 23 Tahun 2014 dinyatakan bahwa Dana
Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil
(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana
Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah Pusat serta
merupakan satu kesatuan yang utuh.
Dana perimbangan mengalami trend pertumbuhan yang terus
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,59% per tahun.
Kontribusi dana perimbangan terhadap Pendapatan Daerah relatif besar, yaitu
rata-rata 76,22% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan fiskal
Kabupaten Soppeng dalam pendanaan belanja daerah masih besar kepada
Pemerintah Pusat khususnya dana perimbangan.
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak turun rata-rata sebesar
(8,25)% per tahun, penurunan ini sebagai akibat dari beralihnya Pajak Bumi
Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan pada Tahun 2014 menjadi
kewenangan pemerintah daerah. Dana Alokasi Umum tumbuh rata-rata sebesar
9,40% per tahun, dan Dana Alokasi Khusus tumbuh rata-rata 26,43%, kenaikan
Dana Alokasi Khusus khususnya di Tahun 2015 sebagai akibat adanya DAK
Tambahan dari Pemerintah Pusat.
3.1.1.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari Pendapatan Hibah,
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
pemerintah Daerah lainnya. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami
trend pertumbuhan rata-rata 11,10% per tahun dengan tingkat kontribusi
terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar 18,44% per tahun.
Pendapatan hibah tumbuh rata-rata 115.825,39 %, pertumbuhan yang
III - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
sangat besar ini disebabkan pendapatan hibah baru mulai terealisasi pada
Tahun 2013 dan secara signifikan tumbuh sebesar 3.533,25 % pada tahun 2015
sebagai akibat adanya dana hibah dari pemerintah pusat untuk kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya tumbuh secara fluktuatif dengan pertumbuhan
rata-rata sebesar 13,35%. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus juga tumbuh
secara fluktuatif dengan tingkat rata-rata pertumbuhan sebesar 9,51%.
Bantuan Keuangan dari Provisni atau Pemerintah Daerah Lainnya mengalami
penurunan rata-rata sebesar (4,78)% sebagai akibat menurunnya alokasi dana
Pendidikan Gratis dari Provinsi.
3.1.1.2. Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah merupakan
perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan
daerah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,
Belanja Daerah terdiri dari :
1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri
dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi,
(d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g)
Belanja Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga.
2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis
belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, dan (c) Belanja
Modal.
Pada Tahun 2015, realisasi belanja Kabupaten Soppeng mencapai
Rp.997.459.429.170,35. Besaran belanja ini meningkat dari tahun ke tahun
III - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
dengan rata-rata pertumbuhan 10,37% per tahun. Walaupun besaran belanja
mengalami peningkatan, proporsi masing-masing belanja relatif tidak banyak
mengalami perubahan. Proporsi Belanja Tidak Langsung masih lebih besar,
yaitu sebesar 56,64%, sementara proporsi Belanja Langsung 43,36% dari total
belanja daerah. Dari Belanja Tidak Langsung, pengeluaran Belanja Pegawai
merupakan yang terbesar jumlahnya. Proporsinya terhadap total Belanja
Daerah mencapai 50,13% dan terhadap Belanja Tidak Langsung mencapai
88,51%. Belanja Pegawai ini merupakan penyediaan gaji dan tunjangan serta
tambahan penghasilan lainnya bagi pegawai negeri di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Soppeng berupa Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan
Penghasilan Guru, dan Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota
DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan Insentif Pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Besaran belanja langsung yang terkait langsung dengan program dan
kegiatan dengan masyarakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
dengan rata-rata pertumbuhan 15,19% per tahun. Proporsi belanja modal
merupakan yang terbesar sebesar 22,65% terhadap Belanja Daerah atau
52,23% terhadap Belanja Langsung, sedangkan Belanja Barang dan Jasa hanya
sebesar 16,49% dari total Belanja daerah atau sebesar 38,02% dari Belanja
Langsung. Besaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dari tahun ke
tahun secara rerata mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan
masing-masing sebesar 11,17% per tahun dan 22,18% per tahun.
Realisasi belanja untuk Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 2011-
2015 terserap rata-rata 10,37%. Pada Tahun 2015, realisasi belanja daerah
hanya mencapai 90,94%. Realisasi untuk Belanja Tidak Langsung adalah
sebesar 94,57% dan untuk Belanja Langsung adalah sebesar 86,59%. Realisasi
belanja yang paling baik adalah untuk Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Keuangan kepada Kota kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa serta Belanja Pegawai dalam pos Belanja Tidak Langsung (lihat tabel 2).
Hal ini disebabkan penganggaran pada Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
III - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Keuangan sudah jelas sasaran dan besaran anggarannya sedangkan pada
Belanja Pegawai besaran anggaran didasarkan pada anggaran tahun lalu.
Apabila dilihat berdasarkan SKPD, pada Tahun 2015 belanja terbesar adalah
untuk SKPD yang melaksanakan urusan pemerintahan wajib terkait dengan hak
dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintah daerah, terutama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Dinas
Pekerjaan umum, dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan
Energi mencapai 125,51% serta urusan kesehatan pada Dinas Kesehatan dan
RSUD Latemmamala mencapai 41,47% dari total belanja langsung. Anggaran
dan realisasi belanja daerah tahun 2013 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada
tabel berikut:
NO. URAIAN
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
A BELANJA TIDAK LANGSUNG
48
7,2
77
,21
0,2
61
.00
45
8,9
19
,50
0,0
10
.40
94
.18
50
4,2
84
,53
7,8
99
.00
48
5,2
76
,70
3,9
03
.00
96
.23
59
7,3
39
,39
3,0
24
.00
56
4,9
15
,84
5,7
98
.35
94
.57
1 Belanja Pegawai
44
8,0
70
,20
2,5
12
.00
43
3,9
56
,66
9,8
55
.40
96
.85
47
8,1
61
,90
3,2
02
.00
46
0,2
76
,75
0,5
04
.00
96
.26
52
9,0
65
,76
0,2
39
.00
50
0,0
29
,93
1,8
63
.35
94
.51
2 Belanja Bunga
73
8,3
16
,74
7.0
0
49
2,2
34
,62
5.0
0
66
.67
-
-
0.0
0
-
-
0.0
0
Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
Tabel 3.2
III - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. URAIAN
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
3 Belanja Subsidi -
-
0.0
0
-
-
0.0
0
-
-
0.0
0
4 Belanja Hibah 7
,58
4,3
33
,40
0.0
0
7,5
77
,96
8,0
50
.00
99
.92
8,0
38
,61
3,8
96
.00
7,8
76
,10
2,9
04
.00
97
.98
28
,84
8,5
19
,10
0.0
0
28
,80
8,5
19
,10
0.0
0
99
.86
5 Belanja Bantuan Sosial
80
0,0
00
,00
0.0
0
69
2,5
00
,00
0.0
0
86
.56
1,3
48
,41
5,0
00
.00
1,2
51
,91
5,0
00
.00
92
.84
-
-
0.0
0
6
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
26
4,5
76
,57
8.0
0
26
0,3
12
,50
0.0
0
98
.39
26
2,1
01
,00
0.0
0
-
0.0
0
1,9
61
,16
9,1
58
.00
-
0.0
0
7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik
15
,87
3,0
02
,42
9.0
0
15
,80
8,4
38
,38
0.0
0
99
.59
15
,92
3,5
04
,80
1.0
0
15
,85
3,4
46
,40
1.0
0
99
.56
36
,07
0,4
04
,13
5.0
0
35
,94
9,2
20
,83
5.0
0
99
.66
8 Belanja Tidak terduga
13
,94
6,7
78
,59
5.0
0
13
1,3
76
,60
0.0
0
0.9
4
55
0,0
00
,00
0.0
0
18
,48
9,0
94
.00
3.3
6
1,3
93
,54
0,3
92
.00
12
8,1
74
,00
0.0
0
9.2
0
III - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. URAIAN
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
AN
GG
AR
AN
(R
p.)
RE
AL
ISA
SI
(Rp
)
%
B BELANJA LANGSUNG 3
13
,62
3,4
60
,40
6.0
0
28
3,0
24
,46
7,2
95
.00
90
.24
38
2,8
68
,39
8,6
99
.00
35
6,4
62
,44
0,2
61
.00
93
.10
49
95
28
98
47
52
.00
43
25
43
58
33
72
.00
86
.59
1 Belanja Pegawai
45
,96
6,0
82
,41
0.0
0
39
,44
8,9
70
,30
8.0
0
85
.82
54
,87
3,3
98
,76
9.0
0
51
,33
7,3
96
,80
2.0
0
93
.56
43
34
85
24
86
1.0
0
42
16
10
06
25
3.0
0
97
.26
2 Belanja Barang dan Jasa
13
0,5
89
,31
9,9
13
.00
11
9,6
91
,14
1,8
33
.00
91
.65
15
3,8
44
,63
0,0
98
.00
13
9,0
31
,70
9,1
30
.00
90
.37
17
31
80
67
77
80
.00
16
44
57
68
06
29
.00
94
.96
3 Belanja Modal
13
7,0
68
,05
8,0
83
.00
12
3,8
84
,35
5,1
54
.00
90
.38
17
4,1
50
,36
9,8
32
.00
16
6,0
93
,33
4,3
29
.00
95
.37
28
29
99
78
21
11
.00
22
59
24
89
64
90
.00
79
.83
JUMLAH BELANJA
80
0,9
00
,67
0,6
67
.00
74
1,9
43
,96
7,3
05
.40
92
.64
88
7,1
52
,93
6,5
98
.00
84
1,7
39
,14
4,1
64
.00
94
.88
10
96
86
83
77
77
6.0
0
99
74
59
42
91
70
.35
90
.94
III - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Sementara, anggaran dan realisasi berdasarkan SKPD tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 seperti pada tabel berikut:
NO. SKPD
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
20
12
20
13
20
14
20
15
Ra
ta-r
ata
1 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
24
9,1
57
,90
6,8
65
.00
24
5,5
46
,70
3,0
06
.00
98
.55
11
7.4
4
31
0,4
92
,45
5,0
08
.00
29
8,5
40
,35
0,7
15
.00
96
.15
15
3.1
4
37
1,3
61
,90
9,2
26
.00
36
0,0
48
,55
2,9
06
.40
96
.95
12
7.2
1
39
1,6
83
,90
8,9
10
.00
37
2,2
64
,10
9,0
92
.00
95
.04
11
4.5
5
41
7,5
32
,88
2,7
81
.00
39
0,3
08
,72
7,6
40
.35
93
.48
90
.24
21
.58
20
.60
3.3
9
4.8
5
12
.61
2 DINAS KESEHATAN
28
,51
1,3
18
,64
3.0
0
28
,31
8,5
14
,07
0.0
0
99
.32
13
.54
35
,38
9,6
71
,70
8.0
0
32
,58
6,2
48
,26
6.0
0
92
.08
16
.72
38
,72
7,3
98
,93
1.0
0
36
,13
6,2
06
,60
6.0
0
93
.31
12
.77
47
,03
9,8
76
,48
5.0
0
43
,95
5,4
99
,36
0.0
0
93
.44
13
.53
54
,15
6,0
15
,30
3.0
0
49
,71
9,3
64
,15
5.0
0
91
.81
11
.49
15
.07
10
.89
21
.64
13
.11
15
.18
3 RUMAH SAKIT UMUM LATEMMAMALA
36
,48
2,6
14
,59
7.0
0
25
,80
6,5
92
,34
8.0
0
70
.74
12
.34
27
,08
5,2
06
,44
9.0
0
22
,60
7,3
44
,90
7.0
0
83
.47
11
.60
64
,62
9,3
51
,35
8.0
0
51
,00
2,0
84
,07
1.0
0
78
.91
18
.02
74
,85
3,2
53
,78
0.0
0
70
,43
9,4
18
,14
5.0
0
94
.10
21
.68
86
,03
2,9
56
,71
8.0
0
76
,47
8,1
04
,90
5.0
0
88
.89
17
.68
(1
2.4
0)
12
5.6
0
38
.11
8.5
7
39
.97
4 DINAS PEKERJAAN UMUM
41
,96
5,6
32
,69
7.0
0
39
,07
7,7
43
,23
6.0
0
93
.12
18
.69
41
,25
9,3
02
,38
7.0
0
38
,14
9,1
43
,75
7.0
0
92
.46
19
.57
54
,98
9,2
06
,55
4.0
0
50
,99
0,5
86
,33
6.0
0
92
.73
18
.02
79
,42
1,5
60
,06
9.0
0
72
,30
3,2
98
,24
8.0
0
91
.04
22
.25
14
8,5
29
,90
4,2
64
.00
12
9,6
67
,03
2,6
56
.00
87
.30
29
.98
(2
.38
)
33
.66
41
.80
79
.34
38
.10
5
DINAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR, PERTAMBANGAN DAN ENERGI 2
9,9
18
,70
5,6
33
.00
28
,14
2,7
85
,59
3.0
0
94
.06
13
.46
12
,47
8,9
47
,02
6.0
0
11
,66
4,1
01
,32
6.0
0
93
.47
5.9
8
16
,31
9,0
30
,74
1.0
0
15
,43
0,7
35
,87
5.0
0
94
.56
5.4
5
17
,27
3,9
56
,19
8.0
0
16
,83
4,3
85
,67
4.0
0
97
.46
5.1
8
23
,27
1,7
73
,38
4.0
0
22
,89
9,5
04
,47
0.0
0
98
.40
5.2
9
(5
8.5
5)
32
.29
9.1
0
36
.03
4.7
2
6 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
4,7
69
,75
2,1
77
.00
4,7
09
,70
8,8
05
.00
98
.74
2.2
5
4,2
64
,91
4,4
45
.00
4,1
88
,40
7,1
56
.00
98
.21
2.1
5
5,1
70
,58
4,1
74
.00
4,9
41
,90
9,0
85
.00
95
.58
1.7
5
5,4
87
,29
0,9
77
.00
5,3
91
,92
1,9
16
.00
98
.26
1.6
6
6,4
87
,52
2,3
21
.00
6,4
02
,20
4,6
46
.00
98
.68
1.4
8
(1
1.0
7)
17
.99
9.1
1
18
.74
8.6
9
7 BAPPEDA
4,7
78
,93
7,9
67
.00
4,7
60
,20
5,2
93
.00
99
.61
2.2
8
6,7
53
,13
7,9
87
.00
6,2
11
,27
2,8
41
.00
91
.98
3.1
9
5,2
64
,82
0,3
55
.00
4,7
34
,94
3,1
21
.00
89
.94
1.6
7
5,9
76
,70
6,0
64
.00
5,4
63
,88
1,2
57
.00
91
.42
1.6
8
6,8
31
,42
3,6
02
.00
6,4
62
,96
4,5
60
.00
94
.61
1.4
9
30
.48
(2
3.7
7)
15
.39
18
.29
10
.10
8
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
3,8
23
,03
7,8
18
.00
3,6
63
,20
4,2
52
.00
95
.82
1.7
5
4,5
15
,12
3,7
70
.00
4,3
74
,22
9,9
73
.00
96
.88
2.2
4
5,6
86
,42
6,5
67
.00
5,5
73
,85
6,6
70
.00
98
.02
1.9
7
6,1
99
,29
4,8
16
.00
5,8
95
,08
1,7
42
.00
95
.09
1.8
1
6,7
22
,68
3,2
44
.00
6,3
87
,69
9,6
68
.00
95
.02
1.4
8
19
.41
27
.42
5.7
6
8.3
6
15
.24
Realisasi Belanja per SKPD Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 3.3
III - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. SKPD
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
20
12
20
13
20
14
20
15
Ra
ta-r
ata
9 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
2,0
18
,24
5,9
10
.00
1,9
02
,19
8,3
97
.00
94
.25
0.9
1
2,3
91
,30
9,4
50
.00
2,2
76
,37
2,9
68
.00
95
.19
1.1
7
3,7
76
,45
3,5
91
.00
3,7
20
,43
2,7
35
.00
98
.52
1.3
1
3,0
95
,13
1,7
00
.00
2,7
85
,92
5,7
06
.00
90
.01
0.8
6
4,0
77
,32
8,4
70
.00
3,9
57
,00
3,5
98
.00
97
.05
0.9
1
19
.67
63
.44
(2
5.1
2)
42
.04
25
.01
10
DINAS KEPENDUDUKAN, CATATAN SIPIL DAN TRANSMIGRASI 3
,00
7,2
14
,54
8.0
0
3,0
05
,15
1,8
09
.00
99
.93
1.4
4
6,3
77
,05
9,5
73
.00
5,9
96
,69
6,9
66
.00
94
.04
3.0
8
5,7
90
,02
1,4
31
.00
5,6
22
,40
9,7
07
.00
97
.11
1.9
9
5,4
54
,37
0,7
81
.00
4,9
83
,57
2,9
33
.00
91
.37
1.5
3
5,2
35
,04
9,8
58
.00
5,1
87
,65
9,9
65
.00
99
.09
1.2
0
99
.55
(6
.24
)
(1
1.3
6)
4.1
0
21
.51
11
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA 3
,72
2,4
09
,32
6.0
0
3,8
21
,73
7,3
95
.00
10
2.6
7
1.8
3
5,5
35
,02
5,5
76
.00
5,2
53
,93
0,9
45
.00
94
.92
2.7
0
5,4
54
,99
1,7
25
.00
5,2
53
,79
0,0
57
.00
96
.31
1.8
6
5,8
17
,37
7,4
15
.00
5,4
12
,92
5,4
80
.00
93
.05
1.6
7
6,5
29
,37
0,5
19
.00
6,0
11
,79
2,1
20
.00
92
.07
1.3
9
37
.47
-
3.0
3
11
.06
12
.89
12 DINAS SOSIAL
4,2
82
,84
7,3
20
.00
4,2
39
,69
2,5
66
.00
98
.99
2.0
3
4,9
21
,35
8,1
97
.00
4,8
18
,80
0,1
08
.00
97
.92
2.4
7
3,5
80
,77
5,6
39
.00
3,5
56
,57
3,3
20
.00
99
.32
1.2
6
3,2
60
,83
9,2
21
.00
2,6
51
,32
8,9
87
.00
81
.31
0.8
2
3,5
38
,49
7,8
30
.00
3,4
77
,07
5,2
06
.00
98
.26
0.8
0
13
.66
(2
6.1
9)
(2
5.4
5)
31
.14
(1
.71
)
13 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,0
94
,05
0,6
46
.00
3,7
34
,96
6,5
07
.00
-
1.1
5
26
,60
9,3
78
,66
0.0
0
6,2
24
,14
7,4
38
.00
23
.39
1.4
4
-
-
-
66
.65
16
.66
14
DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
4,3
22
,35
1,5
71
.00
4,0
96
,65
0,7
37
.00
94
.78
1.9
6
5,0
28
,69
9,0
45
.00
4,6
77
,75
1,1
47
.00
93
.02
2.4
0
3,7
59
,58
8,6
20
.00
3,6
51
,80
8,5
27
.00
97
.13
1.2
9
4,1
08
,63
2,3
57
.00
3,9
61
,26
6,8
29
.00
96
.41
1.2
2
6,0
66
,02
9,0
52
.00
5,8
65
,32
6,6
85
.00
96
.69
1.3
6
14
.18
(2
1.9
3)
8.4
7
48
.07
12
.20
15 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
2,8
52
,75
0,9
22
.00
2,8
56
,58
5,5
90
.00
10
0.1
3
1.3
7
5,3
38
,82
9,5
03
.00
5,1
15
,67
6,0
01
.00
95
.82
2.6
2
5,4
06
,78
9,9
80
.00
5,3
10
,32
1,2
54
.00
98
.22
1.8
8
6,1
79
,16
4,3
89
.00
5,9
82
,44
3,0
56
.00
96
.82
1.8
4
7,4
83
,85
3,8
99
.00
7,1
67
,88
1,9
28
.00
95
.78
1.6
6
79
.08
3.8
0
12
.66
19
.82
28
.84
16
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT 1
,69
1,4
42
,93
0.0
0
1,7
46
,38
8,8
87
.00
10
3.2
5
0.8
4
2,4
82
,10
5,9
50
.00
2,3
57
,76
0,6
65
.00
94
.99
1.2
1
2,3
13
,35
6,9
61
.00
2,3
32
,29
9,3
21
.00
10
0.8
2
0.8
2
2,8
54
,02
9,2
63
.00
2,6
39
,86
0,8
30
.00
92
.50
0.8
1
3,2
80
,03
0,5
34
.00
3,2
65
,69
7,7
05
.00
99
.56
0.7
5
35
.01
(1
.08
)
13
.19
23
.71
17
.71
17 KANTOR POLISI PAMONG PRAJA
3,7
63
,77
4,5
77
.00
3,7
11
,43
5,2
63
.00
98
.61
1.7
8
5,4
52
,76
6,8
51
.00
5,3
66
,76
3,1
73
.00
98
.42
2.7
5
4,4
47
,47
2,9
43
.00
4,2
31
,82
8,7
77
.00
95
.15
1.5
0
4,8
00
,54
9,9
41
.00
4,2
51
,96
3,7
82
.00
88
.57
1.3
1
5,7
12
,17
4,5
79
.00
5,5
74
,81
7,4
15
.00
97
.60
1.2
9
44
.60
(2
1.1
5)
0.4
8
31
.11
13
.76
III - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. SKPD
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
20
12
20
13
20
14
20
15
Ra
ta-r
ata
18 DPRD
3,1
57
,89
8,0
16
.00
3,1
38
,64
7,6
27
.00
99
.39
1.5
0
3,3
11
,53
6,2
44
.00
3,1
39
,58
3,7
12
.00
94
.81
1.6
1
4,2
75
,64
2,5
44
.00
4,0
39
,11
3,4
82
.00
94
.47
1.4
3
4,4
33
,14
2,5
48
.00
4,1
40
,81
6,8
12
.00
93
.41
1.2
7
4,7
34
,48
6,3
79
.00
3,9
73
,93
8,1
94
.00
83
.94
0.9
2
0.0
3
28
.65
2.5
2
(4
.03
)
6.7
9
19 KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
37
6,0
89
,92
0.0
0
35
7,2
85
,61
4.0
0
95
.00
0.1
7
49
5,9
95
,14
7.0
0
45
6,8
85
,52
0.0
0
92
.11
0.2
3
49
5,9
95
,14
7.0
0
45
6,1
04
,18
6.0
0
91
.96
0.1
6
46
3,4
38
,30
5.0
0
45
6,0
43
,53
3.0
0
98
.40
0.1
4
56
3,4
38
,30
1.0
0
52
2,6
07
,54
1.0
0
92
.75
0.1
2
27
.88
(0
.17
)
(0
.01
)
14
.60
10
.57
20 SEKRETARIAT DAERAH
18
,38
0,5
36
,38
8.0
0
18
,23
7,9
33
,60
1.0
0
99
.22
8.7
2
24
,14
8,0
24
,82
2.0
0
23
,02
0,1
17
,30
2.0
0
95
.33
11
.81
30
,05
1,4
06
,82
0.0
0
27
,51
0,5
67
,13
3.0
0
91
.55
9.7
2
31
,73
7,9
68
,90
2.0
0
28
,62
3,3
65
,43
6.0
0
90
.19
8.8
1
36
,61
5,4
25
,71
3.0
0
32
,75
0,3
10
,14
5.0
0
89
.44
7.5
7
26
.22
19
.51
4.0
4
14
.42
16
.05
21 SEKRETARIAT DPRD
11
,95
3,4
10
,51
6.0
0
11
,69
8,9
86
,81
2.0
0
97
.87
5.6
0
15
,04
8,4
05
,65
1.0
0
14
,84
5,9
90
,00
1.0
0
98
.65
7.6
2
13
,84
1,0
78
,07
0.0
0
13
,54
4,3
07
,35
9.0
0
97
.86
4.7
9
17
,61
3,3
31
,91
9.0
0
15
,98
2,2
66
,34
6.0
0
90
.74
4.9
2
19
,17
0,6
68
,32
6.0
0
16
,79
9,9
57
,04
1.0
0
87
.63
3.8
8
26
.90
(8
.77
)
18
.00
5.1
2
10
.31
22 INSPEKTORAT DAERAH
3,2
69
,57
2,2
47
.00
3,2
02
,60
7,8
22
.00
97
.95
1.5
3
3,7
21
,90
8,3
73
.00
3,5
29
,57
3,5
53
.00
94
.83
1.8
1
3,8
56
,72
7,7
35
.00
3,6
65
,17
1,9
92
.00
95
.03
1.3
0
4,5
64
,17
3,5
59
.00
4,4
39
,48
2,7
64
.00
97
.27
1.3
7
5,8
72
,57
7,8
90
.00
5,7
62
,39
3,5
15
.00
98
.12
1.3
3
10
.21
3.8
4
21
.13
29
.80
16
.24
23 BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT
4,8
52
,97
6,4
01
.00
4,6
23
,42
0,9
92
.00
95
.27
2.2
1
5,2
85
,00
7,3
13
.00
5,1
04
,24
1,9
14
.00
96
.58
2.6
2
5,9
23
,55
3,5
05
.00
5,6
01
,07
0,4
05
.00
94
.56
1.9
8
6,6
32
,71
9,7
09
.00
6,5
83
,07
7,0
21
.00
99
.25
2.0
3
7,4
57
,57
1,8
32
.00
7,2
59
,37
1,8
86
.00
97
.34
1.6
8
10
.40
9.7
3
17
.53
10
.27
11
.98
24
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 4
9,7
22
,91
2,9
71
.00
41
,04
6,0
55
,02
1.0
0
82
.55
19
.63
68
,91
0,8
36
,20
2.0
0
52
,55
7,6
94
,21
1.0
0
76
.27
26
.96
64
,41
8,6
36
,50
5.0
0
46
,06
0,4
74
,64
5.0
0
71
.50
16
.27
56
,88
6,7
84
,94
4.0
0
84
,05
6,4
38
,82
1.0
0
14
7.7
6
25
.87
68
,56
6,0
37
,52
9.0
0
67
,64
0,8
25
,44
0.8
2
98
.65
15
.64
28
.05
(1
2.3
6)
82
.49
(1
9.5
3)
19
.66
25 KANTOR PELAYANAN TERPADU
97
2,8
35
,55
0.0
0
42
0,8
23
,17
3.0
0
43
.26
0.2
0
1,9
06
,55
0,1
30
.00
1,8
46
,88
2,2
71
.00
96
.87
0.9
5
1,5
89
,54
4,7
08
.00
1,5
77
,34
4,8
66
.00
99
.23
0.5
6
2,3
45
,25
0,6
38
.00
2,2
96
,83
5,9
24
.00
97
.94
0.7
1
1,9
23
,19
3,3
95
.00
1,8
53
,04
8,4
42
.00
96
.35
0.4
3
33
8.8
7
(1
4.5
9)
45
.61
(1
9.3
2)
87
.64
26 KECAMATAN LALABATA
10
,86
5,5
89
,10
8.0
0
10
,83
9,1
18
,21
6.0
0
99
.76
5.1
8
4,7
60
,99
5,6
84
.00
4,6
30
,85
9,4
51
.00
97
.27
2.3
8
4,8
82
,31
8,2
53
.00
4,9
10
,45
0,5
85
.00
10
0.5
8
1.7
3
5,3
29
,15
1,5
30
.00
5,1
93
,64
1,4
03
.00
97
.46
1.6
0
6,1
12
,28
7,2
16
.00
6,0
46
,00
8,7
87
.00
98
.92
1.4
0
(5
7.2
8)
6.0
4
5.7
7
16
.41
(7
.27
)
III - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. SKPD
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
20
12
20
13
20
14
20
15
Ra
ta-r
ata
27 KECAMATAN DONRI-DONRI
5,4
89
,54
9,5
31
.00
5,4
14
,88
6,8
24
.00
98
.64
2.5
9
1,5
35
,36
9,5
21
.00
1,4
97
,86
3,6
04
.00
97
.56
0.7
7
1,5
76
,28
5,4
37
.00
1,5
46
,58
9,6
24
.00
98
.12
0.5
5
1,7
39
,71
7,9
46
.00
1,6
54
,64
1,9
06
.00
95
.11
0.5
1
1,7
49
,22
1,7
91
.00
1,7
33
,33
7,9
46
.00
99
.09
0.4
0
(7
2.3
4)
3.2
5
6.9
9
4.7
6
(1
4.3
4)
28 KECAMATAN LILIRIAJA
6,9
35
,85
7,8
34
.00
6,8
76
,08
1,6
15
.00
99
.14
3.2
9
2,6
15
,31
7,2
87
.00
2,5
62
,67
3,3
31
.00
97
.99
1.3
1
2,8
03
,54
5,9
37
.00
2,7
43
,83
3,9
01
.00
97
.87
0.9
7
3,0
00
,92
1,2
98
.00
2,9
77
,59
4,3
57
.00
99
.22
0.9
2
3,2
60
,87
9,8
55
.00
3,2
56
,69
4,4
57
.00
99
.87
0.7
5
(6
2.7
3)
7.0
7
8.5
2
9.3
7
(9
.44
)
29 KECAMATAN LILIRILAU
9,2
40
,82
6,8
41
.00
9,1
51
,60
2,3
92
.00
99
.03
4.3
8
3,0
67
,64
1,6
53
.00
2,9
88
,92
0,1
05
.00
97
.43
1.5
3
3,1
25
,47
3,4
13
.00
3,2
06
,76
4,6
28
.00
10
2.6
0
1.1
3
3,4
81
,36
9,9
07
.00
3,4
54
,14
2,2
02
.00
99
.22
1.0
6
3,7
62
,75
7,1
34
.00
3,7
44
,63
0,0
58
.00
99
.52
0.8
7
(6
7.3
4)
7.2
9
7.7
1
8.4
1
(1
0.9
8)
30 KECAMATAN MARIORIAWA
6,8
68
,40
9,5
87
.00
6,9
41
,62
1,6
00
.00
10
1.0
7
3.3
2
3,1
67
,79
8,9
16
.00
3,0
09
,75
0,6
79
.46
95
.01
1.5
4
3,1
62
,73
1,7
02
.00
3,1
43
,71
3,1
57
.00
99
.40
1.1
1
3,4
23
,55
5,6
85
.00
3,4
02
,69
9,3
83
.00
99
.39
1.0
5
3,7
86
,18
9,3
98
.00
3,6
22
,66
7,8
81
.00
95
.68
0.8
4
(5
6.6
4)
4.4
5
8.2
4
6.4
6
(9
.37
)
31 KECAMATAN MARIORIWAWO
9,1
73
,32
2,8
72
.00
9,0
69
,87
4,6
29
.00
98
.87
4.3
4
2,5
14
,11
0,5
73
.00
2,5
32
,70
6,6
43
.00
10
0.7
4
1.3
0
2,6
80
,83
0,1
50
.00
2,6
17
,71
0,3
46
.00
97
.65
0.9
2
2,9
45
,19
7,7
40
.00
2,8
45
,54
2,8
93
.00
96
.62
0.8
8
3,0
92
,68
7,9
07
.00
3,0
87
,46
8,1
97
.00
99
.83
0.7
1
(7
2.0
8)
3.3
6
8.7
0
8.5
0
(1
2.8
8)
32 KECAMATAN GANRA
3,1
98
,43
6,0
74
.00
3,1
64
,06
6,8
12
.00
98
.93
1.5
1
1,4
01
,35
5,2
14
.00
1,3
04
,37
4,0
59
.00
93
.08
0.6
7
1,3
65
,36
5,8
51
.00
1,3
26
,41
4,8
65
.00
97
.15
0.4
7
1,4
11
,48
5,2
46
.00
1,3
96
,49
5,2
12
.00
98
.94
0.4
3
1,4
84
,46
1,7
58
.00
1,4
98
,54
1,4
26
.00
10
0.9
5
0.3
5
(5
8.7
8)
1.6
9
5.2
8
7.3
1
(1
1.1
2)
33 KECAMATAN CITTA
2,3
64
,99
7,6
66
.00
2,3
04
,92
4,4
65
.00
97
.46
1.1
0
1,2
16
,60
6,9
35
.00
1,1
16
,82
1,1
00
.00
91
.80
0.5
7
1,1
57
,48
9,2
10
.00
1,1
05
,82
6,4
88
.00
95
.54
0.3
9
1,3
54
,20
0,6
72
.00
1,3
18
,11
8,8
90
.00
97
.34
0.4
1
1,3
45
,14
9,0
75
.00
1,3
45
,85
0,1
58
.00
10
0.0
5
0.3
1
(5
1.5
5)
(0
.98
)
19
.20
2.1
0
(7
.81
)
34
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN 8
,43
0,0
18
,44
2.0
0
8,2
61
,38
3,9
72
.00
98
.00
3.9
5
10
,02
4,5
59
,39
3.0
0
9,9
28
,28
5,2
56
.00
99
.04
5.0
9
11
,04
4,5
96
,07
9.0
0
10
,88
7,2
72
,77
7.0
0
98
.58
3.8
5
13
,38
2,1
38
,74
3.0
0
12
,03
1,2
48
,15
4.0
0
89
.91
3.7
0
13
,24
7,7
87
,81
8.0
0
13
,01
6,1
79
,58
5.0
0
98
.25
3.0
1
20
.18
9.6
6
10
.51
8.1
9
12
.13
35
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DESA
2,2
80
,96
1,9
06
.00
2,2
88
,70
4,0
28
.00
10
0.3
4
1.0
9
2,4
85
,36
7,9
04
.00
2,3
57
,30
6,0
26
.00
94
.85
1.2
1
4,0
90
,05
9,7
05
.00
3,8
55
,30
8,9
42
.00
94
.26
1.3
6
6,0
70
,93
3,4
95
.00
6,0
08
,40
8,0
65
.00
98
.97
1.8
5
6,6
43
,63
6,1
17
.00
6,5
96
,02
4,8
84
.00
99
.28
1.5
2
3.0
0
63
.55
55
.85
9.7
8
33
.04
III - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. SKPD
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
AN
GG
AR
AN
(R
p)
RE
AL
ISA
SI (
Rp
.)
CA
PA
IAN
(%
)
PR
OP
OR
SI T
HD
BL
(%
)
20
12
20
13
20
14
20
15
Ra
ta-r
ata
36
KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
1,4
27
,27
9,5
84
.00
1,3
52
,09
8,8
70
.00
94
.73
0.6
5
1,5
54
,60
2,3
41
.00
1,4
50
,35
1,1
32
.00
93
.29
0.7
4
1,5
26
,43
9,7
83
.00
1,4
88
,69
3,1
47
.00
97
.53
0.5
3
1,8
66
,96
7,3
86
.00
1,8
00
,90
3,8
18
.00
96
.46
0.5
5
1,7
62
,72
5,5
06
.00
1,7
54
,26
0,0
24
.00
99
.52
0.4
1
7.2
7
2.6
4
20
.97
(2
.59
)
7.0
7
37 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
9,4
76
,90
3,2
56
.00
8,5
98
,57
5,1
93
.00
90
.73
4.1
1
10
,05
2,6
98
,63
0.0
0
9,6
69
,48
4,4
34
.00
96
.19
4.9
6
14
,76
0,5
80
,76
0.0
0
14
,20
4,1
87
,48
6.0
0
96
.23
5.0
2
20
,86
8,2
96
,10
5.0
0
8,4
16
,36
6,2
49
.00
40
.33
2.5
9
32
,19
9,1
75
,58
0.0
0
31
,54
1,9
90
,34
6.0
0
97
.96
7.2
9
12
.45
46
.90
(4
0.7
5)
27
4.7
7
73
.34
38 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
9,2
26
,37
7,4
95
.00
6,7
54
,94
0,3
10
.00
73
.21
3.2
3
8,5
97
,49
0,7
01
.00
7,9
34
,21
7,7
94
.00
92
.29
4.0
7
7,9
87
,20
1,9
55
.00
7,4
30
,90
1,6
40
.00
93
.04
2.6
3
8,5
45
,29
3,5
58
.00
7,3
85
,67
6,8
52
.00
86
.43
2.2
7
10
,36
4,0
99
,00
9.0
0
9,3
33
,27
2,6
06
.00
90
.05
2.1
6
17
.46
(6
.34
)
(0
.61
)
26
.37
9.2
2
39 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
5,3
01
,21
2,2
16
.00
5,1
72
,31
6,3
47
.00
97
.57
2.4
7
8,1
30
,53
1,7
35
.00
7,5
60
,95
7,4
43
.00
92
.99
3.8
8
19
,60
6,9
88
,60
2.0
0
18
,48
3,8
07
,28
3.0
0
94
.27
6.5
3
21
,45
6,9
03
,75
1.0
0
8,3
23
,48
8,5
79
.00
38
.79
2.5
6
9,6
92
,40
2,7
34
.00
9,2
43
,17
0,1
32
.00
95
.37
2.1
4
46
.18
14
4.4
6
(5
4.9
7)
11
.05
36
.68
TOTAL
60
8,0
34
,91
7,9
22
.00
57
4,3
21
,25
3,1
82
.00
94
.46
27
4.7
0
66
3,7
18
,62
3,2
94
.00
61
7,2
30
,39
0,4
55
.46
93
.00
31
6.6
1
80
0,9
00
,67
0,6
67
.00
74
1,9
43
,96
7,3
05
.40
92
.64
26
2.1
5
88
7,1
52
,93
6,5
98
.00
84
1,7
39
,14
4,1
64
.00
94
.88
25
9.0
2
1,0
61
,50
3,7
35
,28
1.0
0
96
7,4
39
,55
3,4
52
.17
91
.14
22
3.6
6
7.4
7
20
.21
13
.45
14
.93
14
.02
3.1.2. Neraca Daerah
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas (perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi Aset,
Kewajiban dan Ekuitas Dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca Daerah
akan memberikan informasi penting kepada manajemen pemerintahan daerah,
pihak legislatif daerah maupun para Kreditur/Pemberi Pinjaman kepada
daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan
atau aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Elemen utama neraca pemerintah daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas
dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening
yang lebih terinci sebagaimana tergambar dalam tabel 4.
III - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
3.1.2.1 Aset
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan
dikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi
dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset
terdiri dari (i) aset lancar, (ii) investasi jangka panjang, (iii) aset tetap, (iv) dana
cadangan, dan (v) aset lainnya. Pada Tahun 2015, Kabupaten Soppeng memiliki
aset senilai Rp.1.808.862.161.194,23, dengan nilai asset terbesar berasal dari
aset tetap sebesar Rp.1.616.805.180.330,71. Nilai pertumbuhan aset selama
Tahun 2011-2015 tercatat 6,43% per tahun.
Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan
dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode
akuntansi. Aset lancar untuk Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 mencapai
Rp.122.664.903.104,17 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 19,63 per
tahun.
Investasi Jangka Panjang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat
ekonomi atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi. Untuk Kabupaten Soppeng, Investasi Jangka Panjang tumbuh dengan
rata-rata 20,31% per tahun. Pada Tahun 2011, investasi jangka panjang baru
sebesar Rp.14.841.913.482,00.
Namun Tahun 2015 mencapai Rp.37.408.722.758,93. Investasi Jangka
Panjang ini didominasi oleh investasi permanen berupa Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah.
3.1.2.2 Kewajiban
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas
atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan
informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim
pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban
Jangka Panjang. Jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah
III - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.040.276.017,33.
Jumlah kewajiban tersebut hanya berasal dari jumlah kewajiban jangka pendek
karena kewajiban jangka panjang Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015
sudah tidak ada lagi. Sejak tahun 2013 sampai sekarang Pemerintah Kabupaten
Soppeng sudah tidak mempunyai lagi kewajiban jangka panjang yang harus
dilaksanakan.
3.1.2.3 Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban
pemerintah daerah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas Dana Lancar, (ii) Ekuitas
Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah
selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi
merupakan selisih antara jumlah nilai Investasi Permanen, Aset Tetap dan Aset
Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai Utang Jangka
Panjang. Ekuitas Dana Cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang
diinvestasikan dalam Dana Cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.
Nilai ekuitas dana Kabupaten Soppeng mencapai Rp.1.807.821.885.176,90 pada
tahun 2015 dan itu berasal dari nilai ekuitas dana lancar karena nilai ekuitas
dana investasi Pemerintah Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sudah tidak
ada.
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
1 ASET
1.1. ASET LANCAR
50
.06
1.2
17
.29
5,3
6
62
.88
1.5
03
.93
1,4
8
90
.85
4.7
26
.49
8,7
9
76
.16
6.8
90
.30
5,3
2
12
2.6
64
.90
3.1
04
,17
19,63
1.1.01 Kas dan Setara Kas
46
.03
7.7
49
.69
2,3
6
56
.40
0.9
07
.62
9,4
3
66
.38
0.4
20
.41
9,2
8
62
.52
5.6
56
.75
5,8
2
81
.02
5.9
43
.75
1,3
8
11,97
Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
Tabel 3.4
III - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
1.1.02 Investasi Jangka Pendek
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
8.5
00
.00
0.0
00
,00
0,00
1.1.03 Piutang Pendapatan
33
8.4
31
.95
0,0
0
47
6.0
34
.55
0,0
0
59
7.9
61
.04
8,0
0
1.6
52
.60
4.9
72
,00
4.0
54
.66
3.5
32
,00
64,32
1.1.04 Bagian Lancar Tuntutan Ganti
Rugi
0,0
0
59
6.0
00
,00
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
1.1.05 Piutang Lainnya
76
.22
9.5
75
,00
33
.01
6.2
25
,00
2.9
93
.94
7.4
81
,00
3.1
81
.14
4.9
55
,00
0,0
0
-100,00
1.1.06 Penyisihan Piutang
0,0
0
0,0
0
-28
4.2
31
.73
3,9
9
-26
6.6
55
.43
1,5
4
-2.1
98
.25
9.9
13
,54
0,00
1.1.07 Beban Dibayar Di Muka
0,0
0
0,0
0
0,0
0
23
.93
0.7
57
,50
10
0.0
58
.95
6,6
7
0,00
1.1.08 Persediaan
3.6
08
.80
6.0
78
,00
5.9
70
.94
9.5
27
,05
21
.16
6.6
29
.28
4,5
0
9.0
50
.20
8.2
96
,54
31
.18
2.4
96
.77
7,6
6
53,93
III - 22 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
1.2. INVESTASI JANGKA
PANJANG
14
.84
1.9
13
.48
2,0
0
19
.05
6.1
31
.37
7,0
0
24
.36
4.1
00
.61
0,0
0
32
.93
4.1
80
.44
6,4
3
37
.40
8.7
22
.75
8,9
3
20,31
1.2.01 Investasi Jangka Panjang Non
Permanen 4
.76
6.5
13
.33
3,0
0
4.6
61
.11
4.6
81
,00
4.3
44
.99
9.0
89
,00
4.1
45
.24
4.3
27
,00
4.0
21
.70
1.8
25
,00
-3,34
1.2.02 Investasi Jangka Panjang
Permanen
10
.07
5.4
00
.14
9,0
0
14
.39
5.0
16
.69
6,0
0
21
.09
4.6
18
.04
7,0
0
30
.29
4.2
54
.88
3,9
3
35
.29
4.2
54
.88
3,9
3
28,50
1.2.03 Dana Bergulir Diragukan
Tertagih
0,0
0
0,0
0
- 1.0
75
.51
6.5
26
,00
- 1.5
05
.31
8.7
64
,50
- 1.9
07
.23
3.9
50
,00
0,00
1.3. ASET TETAP
1.2
55
.87
6.2
85
.75
2,0
0
1.3
42
.45
9.9
33
.41
6,0
0
1.3
70
.07
8.4
21
.82
1,4
2
1.5
98
.22
9.1
86
.13
3,7
9
1.6
16
.80
5.1
80
.33
0,7
1
5,18
1.3.01. Tanah
21
5.7
73
.12
7.0
05
,00
22
4.9
08
.84
8.5
05
,00
20
5.0
48
.40
8.0
11
,00
24
9.4
46
.52
0.4
43
,07
25
0.4
86
.04
5.9
21
,07
3,03
III - 23 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
1.3.02. Peralatan dan Mesin
20
2.6
94
.69
5.9
48
,00
21
5.1
65
.25
9.2
53
,00
17
5.1
38
.49
0.1
99
,96
19
0.6
67
.34
4.0
81
,83
21
6.2
87
.12
6.9
18
,13
1,31
1.3.03. Gedung dan Bangunan 3
04
.59
5.3
82
.61
9,0
0
32
1.4
01
.30
1.6
96
,00
39
5.3
95
.69
1.9
80
,58
47
1.5
22
.13
1.4
50
,34
49
6.0
30
.32
3.5
26
,77
10,24
1.3.04. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
40
0.2
49
.62
7.1
23
,00
46
9.7
93
.57
6.2
29
,00
50
4.5
02
.25
8.8
86
,24
55
2.9
98
.15
7.6
57
,95
58
0.0
81
.68
7.1
82
,95
7,70
1.3.05. Aset Tetap Lainnya
29
.87
8.4
63
.84
6,0
0
31
.47
7.3
35
.30
3,0
0
8.5
48
.39
9.6
29
,00
9.3
77
.37
8.8
60
,60
10
.60
1.2
67
.86
0,6
0
-18,72
1.3.06. Konstruksi Dalam Pengerjaan
10
2.6
84
.98
9.2
11
,00
79
.71
3.6
12
.43
0,0
0
81
.44
5.1
73
.11
4,6
4
12
4.2
17
.65
3.6
40
,00
23
2.6
89
.75
3.1
45
,00
17,78
1.3.07. Akumulasi Penyusutan
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
- 16
9.3
71
.02
4.2
23
,81
0,00
1.5. ASET LAINNYA
3.7
51
.62
9.3
70
,00
4.3
33
.83
5.9
20
,00
20
.03
5.0
88
.33
0,9
0
27
.16
2.5
57
.40
2,9
7
31
.98
3.3
55
.00
0,4
2
53,51
III - 24 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
1.5.01. Tagihan penjualan angsuran
83
.00
0.0
00
,00
76
.00
0.0
00
,00
66
.80
0.0
00
,00
0,0
0
0,0
0
-100,00
1.5.02. Tagihan tuntutan ganti
kerugian daerah
0,0
0
0,0
0
43
.29
8.0
00
,00
0,0
0
0,0
0
0,00
1.5.03. Kemitraan dengan pihak
kedua 0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
1.5.04. Aset Tak Berwujud
3.3
26
.10
8.3
20
,00
3.9
10
.83
8.3
20
,00
3.3
50
.90
1.1
79
,00
4.0
33
.90
1.1
79
,00
5.6
59
.46
5.1
16
,00
11,22
1.5.05. Aset Lain-lain
34
2.5
21
.05
0,0
0
34
6.9
97
.60
0,0
0
16
.57
4.0
89
.15
1,9
0
23
.12
8.6
56
.22
3,9
7
26
.32
3.8
89
.88
4,4
2
138,30
JUMLAH ASET DAERAH
1.3
24
.53
1.0
45
.89
9,3
6
1.4
28
.73
1.4
04
.64
4,4
8
1.5
05
.33
2.3
37
.26
1,1
1
1.7
34
.49
2.8
14
.28
8,5
1
1.8
08
.86
2.1
61
.19
4,2
3
6,43
2. KEWAJIBAN
8.2
80
.16
1.0
21
,34
5.6
38
.71
1.8
02
,23
4.9
94
.01
5.8
90
,23
3.6
04
.86
0.5
28
,00
1.0
40
.27
6.0
17
,33
-33,96
2.1. KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
5.4
70
.46
6.9
08
,57
3.9
52
.89
5.3
34
,56
4.9
94
.01
5.8
90
,23
3.6
04
.86
0.5
28
,00
1.0
40
.27
6.0
17
,33
-28,25
III - 25 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2.1.01. Utang Bunga
99
.75
7.3
77
,50
69
.11
0.6
70
,46
0,0
0
0,0
0
0,0
0
-100,00
2.1.02. Bagian Lancar Utang Jangka
Pajang
1.2
77
.95
8.6
12
,66
1.1
23
.87
7.6
45
,10
0,0
0
0,0
0
0,0
0
-100,00
2.1.03. Pendapatan diterima dimuka
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
13
9.7
64
.59
5,3
3
0,00
2.1.04. Utang Belanja
0,0
0
2.7
59
.90
7.0
19
,00
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
2.1.05. Utang Jangka Pendek Lainnya
4.0
92
.75
0.9
18
,41
0,0
0
4.9
94
.01
5.8
90
,23
3.6
04
.86
0.5
28
,00
90
0.5
11
.42
2,0
0
-26,13
2.1.06. Utang BLUD
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
2.1.07. Utang perhitungan pihak
ketiga 0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
2.1.08. Uang muka dari kas daerah
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,00
2.2 KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
2.8
09
.69
4.1
12
,77
1.6
85
.81
6.4
67
,67
0,0
0
0,0
0
0,0
0
-100,00
III - 26 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2.2.01. Utang Pemerintah Pusat
2.8
09
.69
4.1
12
,77
1.6
85
.81
6.4
67
,67
0,0
0
0,0
0
0,0
0
-100,00
3. EKUITAS DANA 1
.31
6.2
50
.88
4.8
78
,02
1.4
23
.09
2.6
92
.84
2,2
5
1.5
00
.33
8.3
21
.37
0,8
8
1.7
30
.88
7.9
53
.76
0,5
1
1.8
07
.82
1.8
85
.17
6,9
0
6,55
3.1. EKUITAS DANA LANCAR
44
.59
0.7
50
.38
6,7
9
58
.92
8.6
08
.59
6,9
2
85
.86
0.7
10
.60
8,5
6
72
.56
2.0
29
.77
7,3
2
1.8
07
.82
1.8
85
.17
6,9
0
109,69
3.1.01. SILPA
46
.03
3.3
11
.19
2,3
6
55
.54
0.8
77
.35
1,4
3
66
.38
0.4
20
.41
9,2
8
62
.51
7.2
82
.93
8,8
2
0,0
0
-100,00
3.1.02. Pendapatan Ditangguhkan
4.4
38
.50
0,0
0
86
0.0
30
.27
8,0
0
0,0
0
7.8
73
.81
7,0
0
0,0
0
-100,00
3.1.03. Cadangan piutang
41
4.6
61
.52
5,0
0
50
9.6
46
.77
5,0
0
3.3
07
.67
6.7
95
,01
4.5
91
.02
5.2
52
,96
0,0
0
-100,00
3.1.04. Cadangan persediaan
3.6
08
.80
6.0
78
,00
5.9
70
.94
9.5
27
,05
21
.16
6.6
29
.28
4,5
0
9.0
50
.20
8.2
96
,54
0,0
0
-100,00
III - 27 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
3.1.05 Dana yang Disediakan untuk
Utang Jangka Pendek
-5.4
70
.46
6.9
08
,57
-3.9
52
.89
5.3
34
,56
-4.9
94
.01
5.8
90
,23
-3.6
04
.36
0.5
28
,00
0,0
0
-100,00
3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 1
.27
1.6
60
.13
4.4
91
,23
1.3
64
.16
4.0
84
.24
5,3
3
1.4
14
.47
7.6
10
.76
2,3
2
1.6
58
.32
5.9
23
.98
3,1
9
0,0
0
-100,00
Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang
14
.84
1.9
13
.48
2,0
0
19
.05
6.1
31
.37
7,0
0
24
.36
4.1
00
.61
0,0
0
32
.93
4.1
80
.44
6,4
3
0,0
0
-100,00
3.2.01. Diinvestasikan dalam aset
tetap
1.2
55
.87
6.2
85
.75
2,0
0
1.3
42
.45
9.9
33
.41
6,0
0
1.3
70
.07
8.4
21
.82
1,4
2
1.5
98
.22
9.1
86
.13
3,7
9
0,0
0
-100,00
3.2.02. Diinvestasikan dalam aset
lainnya
3.7
51
.62
9.3
70
,00
4.3
33
.83
5.9
20
,00
20
.03
5.0
88
.33
0,9
0
27
.16
2.5
57
.40
2,9
7
0,0
0
-100,00
3.2.03. Dana yang Disediakan untuk
Utang Jangka Panjang
-2.8
09
.69
4.1
12
,77
-1.6
85
.81
6.4
67
,67
0,0
0
0,0
0
0,0
0
-100,00
III - 28 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA
1.3
24
.53
1.0
45
.89
9,3
6
1.4
28
.73
1.4
04
.64
4,4
8
1.5
05
.33
2.3
37
.26
1,1
1
1.7
34
.49
2.8
14
.28
8,5
1
1.8
08
.86
2.1
61
.19
4,2
3
6,43
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 dan
Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 sebelum audit.
Rasio ekuitas dana tahun 2013-2015 seperti pada tabel berikut:
No. Uraian
Tahun
2013
(%)
Tahun
2014
(%)
Tahun
2015
(%)
1. Rasio lancar (current ratio) 18,19 21,13 1,06
2. Rasio quick (quick ratio) 13,95 18,62 0,78
3. Rasio total hutang terhadap total aset 0,33 0,21 0,06
4. Rasio hutang terhadap modal 0,36 0,23 0,06
5. Rata-rata umur piutang
6. Rata-rata umur persediaan
3.1.2.4 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan
daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan
Quick Ratio. Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka
pendek. Sedang Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi
dengan kewajiban jangka pendek.
No. Rasio Liquiditas
Tahun (%) Laju
Pertumbuhan
(%) 2011 2012 2013 2014 2015*
1. Rasio Lancar 9,15 15,91 18,19 21,13 117,92 66,74
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
Tabel 3.5
Rasio Liquiditas Tahun 2011-2015
Tabel 3.6
III - 29 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Rasio Liquiditas
Tahun (%) Laju
Pertumbuhan
(%) 2011 2012 2013 2014 2015*
2. Quick Ratio 8,49 14,40 13,95 18,62 87,94 59,60
Ket. * Data Sementara
Rasio lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah
Kabupaten Soppeng dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar
rasio yang diperoleh, semakin lancar pembayaran hutang jangka pendeknya.
Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah
Kabupaten Soppeng Tahun 2011 sebesar 9,15% namun Tahun 2012 sampai
dengan 2015 rasio lancar mengalami peningkatan dengan tingkat peningkatan
rata-rata 66,73%. Nilai Rasio Lancar pada tahun 2015 sampai pada tingkat
117,92%. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah pada
tahun 2011-2015 dapat dengan mudah mencairkan aset lancarnya untuk
membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Walaupun begitu,
perlu diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin meningkat. Nilai rasio yang
semakin besar dapat menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan
pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya. Jika ditelurusi penyebabnya,
hal ini dapat disebabkan oleh laju pertumbuhan aset lancar yang relatif besar
bahkan cenderung meningkat setiap tahunnya dan di sisi lain hutang jangka
pendek menurun tajam dengan laju penurunannya sebesar -28,25%.
Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio)
karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam
perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1. Berdasarkan
perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah
Kabupaten Soppeng Tahun 2011 mencapai 8,49%. Namun sebagaimana Rasio
Lancar, pada tahun 2012-2015 nilai Quick Ratio juga mengalami peningkatan
secara signifikan dengan laju peningkatannya sebesar 59,60%. Pada tahun
2015 sebesar 87,94%. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Soppeng setelah dikurangi
persediaan mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi
III - 30 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
kewajiban jangka pendeknya.
3.1.2.5 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio
kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio
kewajiban terhadap aset adalah kewajiban dibagi dengan aset, sedangkan rasio
kewajiban terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas.
No. Rasio Solvabilitas
Tahun (%) Laju
Pertumbuhan
(%) 2011 2012 2013 2014 2015*
1. Rasio Kewajiban terhadap
aset 0,006251 0,003947 0,003318 0,002078 0,000575 -37,95
2. Rasio Kewajiban terhadap
Equitas 0,006291 0,003962 0,003329 0,002083 0,000575 -38,02
Ket. *Data Sementara
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio kewajiban
terhadap aset tahun 2011 sebesar 0,006251% dan pada tahun 2015 sebesar
0,000575%. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin buruk rasio kewajiban
terhadap asset. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng selama tahun 2011-2015 cukup kuat
untuk membayar jika melakukan pinjaman ke kreditor dengan tingkat
kemampuan membayar yang cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan -
37,95%.
Rasio kewajiban terhadap ekuitas secara langsung membandingkan
kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
rasio Tahun 2011 sebesar 0,006291 dan pada Tahun 2015 sebesar 0,000575%.
Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap
ekuitas karena menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk membayar
kewajibannya.
Rasio Solvabilitas Tahun 2011-2015
Tabel 3.7
III - 31 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
3.2.1.1. Kebijaksanaan Pelaksanaan Belanja Aparatur
Kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng
selama 2013-2015, dilihat dari proporsi terhadap Belanja Daerah menunjukkan
kecenderungan yang menurun. Pada Tahun 2013 proporsi belanja aparatur
mencapai 64,88%. Namun pada Tahun 2015 proporsi belanja aparatur hanya
mencapai 56,36 %. Ini menunjukkan kinerja pengelolaan belanja daerah yang
semakin baik, karena belanja yang bersifat pelayanan masyarakat porsinya
semakin meningkat. Namun demikian proporsinya masih diatas 50%. Ini
mengindikasikan bahwa belanja daerah masih lebih banyak digunakan untuk
kebutuhan rutin birokrasi dibandingkan untuk memberikan pelayanan publik.
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
A. Belanja Tidak Langsung 433.629.592.759,40 374.706.776.316,00 499.002.564.262,00
1. Belanja Gaji dan Tunjangan 334.488.990.353,40 268.328.056.112,00 377.617.498.827,00
2. Belanja Tambahan
Penghasilan
97.073.365.462,00 104.086.347.035,00 118.978.005.530,00
3.
Belanja Penerimaan Anggota
dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH
1.812.000.000,00 1.812.000.000,00 1.891.100.000,00
4. Insentif Pemungutan Pajak
Daerah
102.930.569,00 186.491.895,00 284.373.327,00
5. Insentif Pemungutan
Retribusi Daerah
152.306.375,00 293.881.274,00 231.586.578,00
B. Belanja Langsung 53.901.236.854,00 61.892.203.263,00 65.974.913.411,00
1. Belanja Honorarium PNS 17.288.108.890,00 14.263.033.230,00 15.629.995.887,00
2. Belanja Uang Lembur 218.101.700,00 218.238.500,00 297.884.300,00
3. Belanja Beasiswa Pendidikan
PNS
37.500.000,00 167.500.000,00 20.000.000,00
4.
Belanja Kursus, Pelatihan,
Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis PNS
1.347.712.000,00 2.485.212.000,00 2.750.322.000,00
5. Belanja premi asuransi
kesehatan
276.953.580,00 121.888.230,00 47.726.600,00
Realisasi Belanja
Pemenuhan
Kebutuhan
Aparatur
Kabupaten
Soppeng Tahun
Tabel 3.8
III - 32 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
6. Belanja makanan dan
minuman pegawai
1.951.487.044,00 1.749.733.570,00 1.596.471.108,00
7. Belanja pakaian dinas dan
atributnya
536.180.589,00 684.550.000,00 1.546.199.593,00
8. Belanja Pakaian Khusus dan
Hari-hari Tertentu
1.356.626.430,00 1.777.413.030,00 1.360.408.500,00
9. Belanja perjalanan dinas 19.999.042.031,00 26.643.786.209,00 22.699.736.949,00
10. Belanja perjalanan pindah
tugas 0,0 0,0 0,0
11. Belanja Pemulangan Pegawai 0,0 0,0 0,0
12. Belanja Modal Alat-Alat
Angkutan Darat Bermotor
3.609.745.950,00 5.459.510.014,00 9.476.954.000,00
13. Belanja Modal Peralatan
Kantor
114.121.500,00 58.481.250,00 75.121.000,00
14. Belanja Modal Perlengkapan
Kantor
1.011.577.398,00 1.159.712.842,00 1.444.376.428,00
15. Belanja Modal Komputer 3.438.981.417,00 4.110.097.985,00 6.005.068.705,00
16. Belanja Modal Mebeulair 2.228.597.100,00 2.681.687.153,00 2.655.317.416,00
17. Belanja Modal Peralatan
Dapur
439.551.225,00 289.999.250,00 250.964.925,00
18. Belanja Modal Penghias
Rumah Tangga
46.950.000,00 21.360.000,00 118.366.000,00
TOTAL 487.530.829.613,40 436.598.979.579,00 564.977.477.673,00
Persentase total pengeluaran terhadap total belanja untuk pemenuhan
aparatur tahun 2013-2015 seperti pada tabel berikut:
No. Uraian Total belanja untuk
pemenuhan kebutuhan Aparatur (Rp.)
Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan
Pengeluaran) (Rp.)
Prosentase (%)
1 Tahun anggaran 2013 487.530.829.613,40 751.476.161.605,40 64,88
2 Tahun anggaran 2014 436.598.979.579,00 850.297.715.044,00 51,35
3 Tahun anggaran 2015 564.977.477.673,00 1.002.459.429.170,35 56,36
3.2.2. Analisis Pembiayaan
3.2.2.1. Pembiayaan Daerah
Kondisi pembiayaan daerah dipengaruhi oleh sisi penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan. Selama kurun waktu 2011-2015, APBD Kabupaten
Soppeng selalu mengalami surplus anggaran. Pada awal pelaksanaan RPJMD
Realisasi Belanja
Pemenuhan
Kebutuhan
Aparatur
Kabupaten
Soppeng Tahun
Tabel 3.8
III - 33 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
2011-2015, APBD Kabupaten Soppeng mengalami surplus anggaran mencapai
Rp.25.002.215.033,49 dan pada akhir pelaksanaan RPJMD mengalami surplus
kembali sebesar Rp.45.060.678.923,56.
Kondisi APBD yang mengalami surplus tersebut berpengaruh dominan
terhadap jumlah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) pada tahun
berkenaan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap total penerimaan
pembiayaan pada tahun selanjutnya. Selain itu penerimaan pembiayaan juga
didapat dari penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang
daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan lebih banyak digunakan untuk
investasi pemerintah untuk pembiayaaan BUMD, baik Perusahaan Daerah (PD),
maupun PDAM. Secara lengkap kondisi pembiayaan daerah dapat dilihat pada
tabel 11.
Rek. Uraian
T.A. 2011 T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
6 PEMBIAYAAN
6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
6.1.01
SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA
23
,80
3,2
76
,19
2.8
7
23
,80
3,2
76
,19
2.8
7
10
0.0
0
46
,03
3,3
11
,19
2.0
0
46
,03
3,3
11
,19
2.3
6
10
0.0
0
55
,54
0,8
77
,35
1.0
0
55
,54
0,2
62
,28
5.4
3
10
0.0
0
66
,38
0,4
20
,41
9.0
0
66
,38
0,4
20
,41
9.2
8
10
0.0
0
62
,51
7,2
82
,93
9.0
0
62
,51
7,2
82
,93
8.8
2
10
0.0
0
6.1.05
PENERIMAAN KEMBALI PEMBERIAN PINJAMAN
0.0
0
75
3,8
60
,66
8.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
Pembiayaan
Daerah
Kabupaten
Soppeng Tahun
2011-2015
Tabel 3.10
III - 34 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Rek. Uraian
T.A. 2011 T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
6.1.06 PENERIMAAN PIUTANG DAERAH
1,5
43
,25
2,8
66
.13
14
1,4
12
,55
0.0
0
0.0
0
0.0
0
10
9,5
45
,40
2.0
0
0.0
0
0.0
0
61
6,6
53
,35
1.0
0
0.0
0
12
9,8
68
,59
0.0
0
19
9,7
54
,76
2.0
0
0.0
0
12
9,8
68
,59
0.0
0
12
3,5
42
,50
2.0
0
0.0
0
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
25
,34
6,5
29
,05
9.0
0
24
,69
8,5
49
,41
0.8
7
97
.44
46
,03
3,3
11
,19
2.0
0
46
,14
2,8
56
,59
4.3
6
10
0.2
4
55
,54
0,8
77
,35
1.0
0
56
,15
6,9
15
,63
6.4
3
10
1.1
1
66
,51
0,2
89
,00
9.0
0
66
,58
0,1
75
,18
1.2
8
10
0.1
1
62
,64
7,1
51
,52
9.0
0
62
,64
0,8
25
,44
0.8
2
99
.99
6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
6.2.02
PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) PEMERINTAH DAERAH
1,8
20
,00
0,0
00
.00
1,8
20
,00
0,0
00
.00
10
0.0
0
4,3
20
,00
0,0
00
.00
4,3
20
,00
0,0
00
.00
10
0.0
0
6,7
20
,00
0,0
00
.00
6,7
20
,00
0,0
00
.00
10
0.0
0
5,0
00
,00
0,0
00
.00
8,5
58
,57
0,8
80
.00
17
1.1
7
5,6
17
,69
5,0
00
.00
5,0
00
,00
0,0
00
.00
89
.00
6.2.03 PEMBAYARAN POKOK UTANG
2,8
76
,56
2,2
52
.00
1,8
47
,45
3,2
52
.00
64
.22
6,7
30
,50
1,3
25
.00
5,1
30
,43
0,0
63
.00
76
.23
3,5
00
,00
0,0
00
.00
2,8
12
,19
4,3
00
.00
80
.35
3,5
58
,57
0,8
80
.00
0.0
0
0.0
0
30
1,1
91
,00
0.0
0
0.0
0
0.0
0
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
4,6
96
,56
2,2
52
.00
3,6
67
,45
3,2
52
.00
78
.09
11
,05
0,5
01
,32
5.0
0
9,4
50
,43
0,0
63
.00
85
.52
10
,22
0,0
00
,00
0.0
0
9,5
32
,19
4,3
00
.00
93
.27
8,5
58
,57
0,8
80
.00
8,5
58
,57
0,8
80
.00
10
0.0
0
5,9
18
,88
6,0
00
.00
5,0
00
,00
0,0
00
.00
84
.48
III - 35 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Rek. Uraian
T.A. 2011 T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
An
gg
ara
n (
Rp
)
Re
ali
sasi
(R
p)
%
PEMBIAYAAN NETO 2
0,6
49
,96
6,8
07
.00
21
,03
1,0
96
,15
8.8
7
10
1.8
5
34
,98
2,8
09
,86
7.0
0
36
,69
2,4
26
,53
1.3
6
10
4.8
9
45
,32
0,8
77
,35
1.0
0
46
,62
4,7
21
,33
6.4
3
10
2.8
8
57
,95
1,7
18
,12
9.0
0
58
,02
1,6
04
,30
1.2
8
10
0.1
2
56
,72
8,2
65
,52
9.0
0
57
,64
0,8
25
,44
0.8
2
10
1.6
1
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA)
0.0
0
46
,03
3,3
11
,19
2.3
6
0.0
0
0.0
0
55
,54
0,8
77
,35
1.4
3
0.0
0
0.0
0
66
,38
0,4
20
,41
9.2
8
0.0
0
0.0
0
62
,51
7,2
82
,93
8.8
2
0.0
0
0.0
0
10
2,7
01
,50
4,3
64
.38
0.0
0
Surplus/(Defisit) APBD
-20
,64
9,9
66
,80
7.0
0
25
,00
2,2
15
,03
3.4
9
-12
1.0
8
-34
,98
2,8
09
,86
7.0
0
18
,84
8,4
50
,82
0.0
7
-53
.88
-45
,32
0,8
77
,35
1.0
0
19
,75
5,6
99
,08
2.8
5
-43
.59
-57
,95
1,7
18
,12
9.0
0
4,4
95
,67
8,6
37
.54
-7.7
6
-56
,72
8,2
65
,52
9.0
0
45
,06
0,6
78
,92
3.5
6
-79
.43
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
Dari tabel 3.11 terlihat bahwa pada Tahun 2011-2015 Pemerintah
Kabupaten Soppeng mempunyai sisa lebih perhitungan tahun sebelumnya yang
cukup besar yang merupakan pelampauan target penerimanan, penghematan
belanja dan kegiatan lanjutan. SiLPA diluar kegiatan lanjutan ini dapat
digunakan untuk membiayai program kegiatan.
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
1. Realisasi Pendapatan
Daerah
761.699.666.388,25 846.234.822.801,54 1.029.157.370.744,91
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 741.943.967.305,40 841.739.144.164,00 997.459.429.170,00
3. Pengeluaran Pembiayaan
Daerah
9.532.194.300,00 8.558.570.880,00 5.000.000.000,00
A Defisit riil 10.223.504.782,85 -4.062.892.242,46 26.697.941.574,91
Ditutup oleh realisasi
Penutup Defisit Riil
Anggaran
Kabupaten
Soppeng Tahun
2013-2015
Tabel 3.11
III - 36 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
Penerimaan Pembiayaan:
4.
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) Tahun
Anggaran sebelumnya
55.540.262.285,43 66.380.420.419,28 62.517.282.938,82
5. Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
6. Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
0,00 0,00 0,00
7. Penerimaan Pinjaman
Daerah
0,00 0,00 0,00
8.
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Daerah
0,00 0,00 0,00
9. Penerimaan Piutang
Daerah
616.653.351,00 199.754.762,00 123.542.502,00
B
Total Realisasi
Penerimaan
Pembiayaan Daerah
56.156.915.636,43 66.580.175.181,28 62.640.825.440,82
A+B
Sisa lebih pembiayaan
anggaran tahun
berkenaan
66.380.420.419,28 62.517.282.938,82 89.338.767.015,73
Proporsi dari total defisit riil tahun 2013 hingga 2015 seperti pada
tabel berikut:
No. Uraian
Proporsi dari total defisit riil
Tahun 2013
(%)
Tahun 2014
(%)
Tahun 2015
(%)
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Tahun Anggaran sebelumnya
543,00 -1.634,00 234,00
2. Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
di Pisahkan
0,00 0,00 0,00
4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00
5. Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
0,00 0,00 0,00
6. Penerimaan Piutang Daerah 6,00 -5,00 0,46
7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun
berkenaan
649,29 -1.612,58 334,63
Sementara, persentase silpa anggaran daerah tahun 2013 hingga 2015
seperti pada tabel berikut:
omposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun
Tabel 3.12
III - 37 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Rata-rata
pertum-
buhan (%) Rp.
% dari
SiLPA Rp.
% dari
SiLPA Rp.
% dari
SiLPA
1. Jumlah SiLPA 66.380.420.419 100,00 62.517.282.939 100,00 89.338.767.015 100,00 10,41
2. Pelampauan
penerimaan PAD 5.736.311.908 8,64 10.144.209.384 16,23 10.512.946.864 11,77 22,38
3.
Pelampauan
penerimaan dana
perimbangan
0 0,00 83.353.345 0,13 0 0,00 0,00
4.
Pelampauan
penerimaan lain-
lain pendapatan
daerah yang sah
383.561.165 0,58 6.806.041.604 10,89 0 0,00 -100,00
5.
Sisa penghematan
belanja atau akibat
lainnya
60.260.547.346 90,78 45.483.678.606 72,75 38.464.965.906 43,06 -13,90
6.
Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun
belum terselesaikan
0 0,00 0 0,00 301.191.000 0,34 0,00
7. Kegiatan lanjutan 0 0,00 0 0,00 40.059.663.246 44,84 0,00
Adapun defisit riil anggaran daerah seperti pada tabel berikut:
No. Uraian Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
1. Realisasi Pendapatan Daerah 761.699.666.388,25 846.234.822.801,54 1.029.157.370.744,91
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 741.943.967.305,40 841.739.144.164,00 997.459.429.170,00
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 9.532.194.300,00 8.558.570.880,00 5.000.000.000,00
Defisit riil 10.223.504.782,85 -4.062.892.242,46 26.697.941.574,91
Kabupaten Soppeng selama Tahun 2013-2015 mengalami defisit
anggaran pada Tahun 2014 yang disebabkan oleh Belanja Daerah yang
terealisir sangat besar dengan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah yang
juga cukup besar.
No. Uraian
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Rp. % dari
SiLPA Rp.
% dari
SiLPA Rp.
% dari
SiLPA
1. Jumlah SiLPA 66.380.420.419 100,00 62.517.282.939 100,00 89.338.767.015 100,00
2. Pelampauan
penerimaan PAD
5.736.311.908 8,64 10.144.209.384 16,23 10.512.946.864 11,77
Realisasi Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran
Kabupaten
Soppeng Tahun
2013-2015
Tabel 3.13
Defisit Riil
Anggaran
Kabupaten
Soppeng Tahun
Tabel 3.14
Realisasi Sisa
Lebih
Perhitungan
Anggaran
Kabupaten
Soppeng Tahun
2013-2015
Tabel 3.15
III - 38 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Rp. % dari
SiLPA Rp.
% dari
SiLPA Rp.
% dari
SiLPA
3.
Pelampauan
penerimaan dana
perimbangan
0 0,00 83.353.345 0,13 0 0,00
4.
Pelampauan
penerimaan lain-
lain pendapatan
daerah yang sah
383.561.165 0,58 6.806.041.604 10,89 0 0,00
5.
Sisa penghematan
belanja atau akibat
lainnya
60.260.547.346 90,78 45.483.678.606 72,75 38.464.965.906 43,06
6.
Kewajiban kepada
pihak ketiga
sampai dengan
akhir tahun belum
terselesaikan
0 0,00 0 0,00 301.191.000 0,34
7. Kegiatan lanjutan 0 0,00 0 0,00 40.059.663.246 44,84
Sisa lebih anggaran (riil) dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
1. Saldo kas neraca daerah 66.380.420.419,28 62.517.282.938,82 89.338.767.015,73
Dikurangi:
2. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun belum terselesaikan 0,00 0,00 301.191.000,00
3. Kegiatan lanjutan 0,00 0,00 40.059.663.246,00
4. Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 66.380.420.419,28 62.517.282.938,82 48.977.912.769,73
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Riil) Pembiayaan Anggaran pada
APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015 menunjukkan kecenderungan
yang menurun. Pada Tahun 2013, SiLPA Kabupaten Soppeng sebesar
Rp.66.380.420.419,98 dan pada Tahun 2015 menurun menjadi
Rp.48.977.912.769,73. SiLPA Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 menurun
dari Tahun 2014 disebabkan Saldo Kas Neraca pada Tahun 2015 berkurang
sebesar Rp.41.279.103.769,73 akibat masih adanya Kewajiban Pemerintah
Daerah Kabupaten Soppeng kepada pihak ketiga sampai dengan akhir Tahun
2015 yang belum terselesaikan dan beberapa kegiatan pembangunan daerah
Sisa Lebih (Riil)
Pembiayaan
Anggaran Tahun
Berkenaan
Kabupaten
Soppeng Tahun
2013-2015
Tabel 3.16
III - 39 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
dengan nilai sebesar Rp.40.059.663.246,00 yang perlu dilanjutkan atau 44,84%
dari SiLPA Tahun 2015.
No. Uraian
Data tahun dasar
(2015)
(Rp.) Tin
gk
at
pa
rtu
mb
uh
an
(%
) Proyeksi
Ta
hu
n 2
01
6
(Rp
.)
Ta
hu
n 2
01
7
(Rp
.)
Ta
hu
n 2
01
8
(Rp
.)
Ta
hu
n 2
01
9
(Rp
.)
Ta
hu
n 2
02
0
(Rp
.)
Ta
hu
n 2
02
1
(Rp
.)
1. Saldo kas neraca daerah 89.338.767.015,73 10,41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Dikurangi:
2.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
301.191.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Kegiatan lanjutan 40.059.663.246,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
48.977.912.769,73 10,41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam
penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng
pada Tahun 2016-2021 diproyeksikan mengalami penurunan setiap tahunnya.
Hal ini disebabkan karena penggunaan SiLPA setiap tahun dimaksimalkan dan
pelaksanaan kegiatan atau daya serap anggaran pada tahun berjalan cukup
bagus. Pada Tahun 2016 diproyeksikan turun sebesar Rp.5.003.734.100,33 dari
Tahun 2015 menjadi Rp.53.981.646.870,07 dan pada Tahun 2021 diproyeksi
bisa kembali meningkat menjadi sebesar Rp.109.384.451.977,53 dengan rata-
rata peningkatan SiLPA selama Tahun 2016-2021 sebesar
Rp.81.830.079.028,76. Demikian pula halnya dengan Saldo Kas Neraca Daerah
Kabupaten Soppeng diproyeksikan meningkat setiap tahunnya dari Tahun
2016 sampai Tahun 2021. Rata-rata peningkatannya diproyeksikan sebesar
Rp.115.435.156.262,30.
Disamping Penerimaan Pembiayaan dari SiLPA dapat digunakan untuk
membiayai program kegiatan, pemerintah daerah juga dapat melakukan
pinjaman dalam rangka untuk membiayai kegiatan yang terkait dengan
pelayanan dasar masyarakat.
Proyeksi Sisa Lebih
(Riil) Pembiayaan
Anggaran
Kabupaten
Soppeng Tahun
2016-2021
Tabel 3.17
III - 40 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
3.3. Kerangka Pendanaan
Kebijakan anggaran merupakan acuan umum dari rencana kerja
pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran
dan alokasi sumberdaya. Sementara itu kebijakan keuangan daerah diarahkan
pada kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan
pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien.
3.3.1. Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Realisasi pengeluaran periodik wajib dan mengikat merupakan realisasi
kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah Kabupaten
Soppeng yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun
anggaran. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang
wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap
tahun oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng seperti gaji dan tunjangan pegawai
serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada
kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya.
Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus
dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng dalam
rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah
Kabupaten Soppeng yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti
honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.
Pada Tahun 2013-2015, pengeluaran wajib dan mengikat serta
prioritas utama Kabupaten Soppeng untuk belanja tidak langsung dan belanja
langsung cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing
belanja yaitu mencapai 5,90% dan 47,15%.
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
A BELANJA TIDAK LANGSUNG
450.190.578.265,00 475.957.696.905,00 534.733.649.950,00 5,90
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
334.488.990.354,00 353.725.530.300,00 377.617.498.827,00 4,13
2 Belanja 97.073.365.462,00 104.086.347.035,00 118.978.005.530,00 7,02
Pengeluaran Wajib
dan Mengikat serta
Prioritas Utama
Kabupaten
Soppeng Tahun
2013-2015
Tabel 3.18
III - 41 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
Tambahan Penghasilan
3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
1.812.000.000,00 1.812.000.000,00 1.891.100.000,00 1,43
4 Insentif Pemungutan Pajak Daerah
102.930.569,00 186.491.895,00 284.373.327,00 40,32
5 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah
152.306.375,00 293.881.274,00 231.586.578,00 14,99
6 Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat
492.234.625,00 0,00 0,00 0,00
7 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa
260.312.500,00 0,00 0,00 0,00
8 Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa
0,00 0,00 0,00 0,00
9 Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa
15.417.885.624,00 15.432.469.673,00 35.185.965.816,00 31,66
10 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
390.552.756,00 420.976.728,00 545.119.872,00 11,76
B Belanja Langsung
7.417.443.840,00 11.413.335.548,00 23.635.199.819,00 47,15
1
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.
2.186.008.310,00 4.162.795.822,00 15.158.203.740,00 90,69
2
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
0,00 0,00 20.000.000,00 100,00
3
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan
5.231.435.530,00 7.250.539.726,00 8.456.996.079,00 17,36
III - 42 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun 2013
(Rp.)
Tahun 2014
(Rp.)
Tahun 2015
(Rp.)
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)
4
Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
0,00 0,00 0,00 0,00
5
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
0,00 0,00 0,00 0,00
C Pembiayaan Pengeluaran
2.812.194.300,00 0,00 0,00 0,00
1 Pembentukan Dana Cadangan
0,00 0,00 0,00 0,00
2 Pembayaran pokok utang
2.812.194.300,00 0,00 0,00 0,00
TOTAL (A+B+C)
460.420.216.405,00 487.371.032.453,00 558.368.849.769,00 6,64
Pertumbuhan Belanja Periodik Prioritas Utama untuk Belanja Tidak
Langsung Kabupaten Soppeng berasal dari Belanja Pegawai adalah sebesar
4,13%, sedangkan untuk Belanja Langsung berasal Honorarium PNS khusus
untuk Guru dan Tenaga Medis dengan pertumbuhan mencapai 90,69%,
sehingga rata-rata total pertumbuhan untuk pengeluaran periodik, wajib dan
mengikat serta prioritas utama adalah sebesar 6,64%.
No. Uraian Tahun 2015
(Rp.)
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 534.733.649.950,00 5,90
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 377.617.498.827,00 4,13
2 Belanja Tambahan Penghasilan 118.978.005.530,00 7,02
3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH
1.891.100.000,00 1,43
4 Insentif Pemungutan Pajak Daerah 284.373.327,00 40,32
5 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 231.586.578,00 14,99
6 Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat 0,00 0,00
7 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan 0,00 0,00
engeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Tabel 3.19
III - 43 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun 2015
(Rp.)
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
Desa
8 Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada
Pemerintahan Desa
0,00 0,00
9 Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa 35.185.965.816,00 31,66
10 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik 545.119.872,00 11,76
B Belanja Langsung 23.635.199.819,00 47,15
1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga
medis.
15.158.203.740,00 90,69
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 20.000.000,00 100,00
3 Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor
seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)
8.456.996.079,00 17,36
4 Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak
jangka panjangnya) 0,00 0,00
5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang
telah ada kontrak jangka panjangnya) 0,00 0,00
C Pembiayaan Pengeluaran 0,00 0,00
1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00
2 Pembayaran pokok utang 0,00 0,00
TOTAL (A+B+C) 558.368.849.769,00 6,64
Total pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama
Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 sebesar Rp.558.368.849.769,00. Artinya
hanya sebesar kurang lebih 558 M yang menjadi dasar untuk menentukan
kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda
dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Soppeng
dan analisis kerangka pendanaan.
3.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu
Hal utama yang perlu diperkirakan dalam penghitungan kemampuan
anggaran adalah pendapatan daerah. Ini karena akan berkaitan dengan
kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan dan
memberikan pelayanan kepada publik.
Proyeksi data masa lalu merupakan proyeksi data untuk lima tahun
kedepan yang didasarkan pada rata-rata pertumbuhan selama lima tahun
kebelakang. Adapun proyeksi untuk 6 (enam) tahun kedepan, meliputi proyeksi
III - 44 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
pendapatan, serta proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan
Kabupaten Soppeng terlebih dahulu dimulai dari jenis obyek pendapatan,
belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masing-
masing APBD Kabupaten Soppeng. Hal ini dilakukan dengan melibatkan tim
penyusun yang berasal dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Soppeng untuk menyiapkan data dan analisis, dimana
hasilnya didiskusikan di tingkat Tim RPJMD Kabupaten Soppeng.
Analisis dan diskusi Tim RPJMD Kabupaten Soppeng dilakukan
terhadap data-data perkembangan realisasi anggaran, data 5 (lima) tahun yang
meliputi : pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta perkembangan neraca
daerah yang meliputi, aset dan hutang daerah serta ekuitas dana.
Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah
Kabupaten Soppeng yaitu pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah.
Kapasitas keuangan daerah ditempatkan sejauh mana Kabupaten Soppeng
mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah Kabupaten
Soppeng. Berbagai objek penerimaan daerah dianalisis untuk memahami
perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini.
Selanjutnya, Tim RPJMD Kabupaten Soppeng membuat analisis untuk
mengidentifikasi proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Soppeng. Analisis ini
dilakukan untuk memberikan gambaran kapasitas pendapatan daerah
Kabupaten Soppeng dengan proyeksi 6 (enam) tahun kedepan, untuk
penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng.
Metode analisis yang digunakan oleh Tim RPJMD Kabupaten Soppeng
dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Soppeng adalah
perpaduan antara metode regresi, growth rate dan acress dengan
memperhatikan asumsi pertumbuhan ekonomi.
Analisis ini dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Soppeng, antara
lain:
III - 45 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
1. Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;
2. Asumsi indikator makro ekonomi Kabupaten Soppeng (PDRB/laju
pertumbuhan ekonomi, inflasi dan lain-lain);
3. Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah Kabupaten
Soppeng;
4. Kebijakan dibidang keuangan negara.
Berikut ini adalah gambaran kinerja keuangan Kabupaten Soppeng
yang mencakup kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng dan Neraca
Daerah Kabupaten Soppeng.
3.3.2.1. Proyeksi Pendapatan
Kebijakan umum pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Soppeng
diarahkan kepada upaya meningkatkan kapasitas fiskal daerah melalui
peningkatan intensitas dan efektivitas pengelolaan sumber-sumber pendapatan
daerah yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan aspek kewenangan, potensi daerah, aspek keadilan dan
kepatutan serta kemampuan masyarakat.
Dalam hal proyeksi pendapatan dilakukan berdasarkan pertumbuhan
rata-rata pendapatan selama lima tahun dihubungkan dengan pertumbuhan
ekonomi daerah. Proyeksi pendapatan ini mengacu pada rata-rata
pertumbuhan pendapatan selama lima 5 tahun (2011-2015).
Berdasarkan penghitungan tersebut, proyeksi pendapatan untuk
Tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp.1.191.039.152.646,42,-, dan meningkat
menjadi Rp.1.337.650.568.145,93 pada Tahun 2017. Diproyeksikan pada akhir
periode RPJMD 2016-2021, pendapatan akan menjadi Rp.1.827.236.966.616,66.
Komponen pendapatan yang berkontribusi paling besar diproyeksikan dari
Dana Perimbangan.
Proyeksi pendapatan ini merupakan sekumpulan angka-angka
perkiraan yang dapat berubah dan atau berbeda atau bersifat indikatif
sepanjang faktor-faktor penghitungnya atau asumsi-asumsinya tidak
III - 46 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
mengalami perubahan. Adapun proyeksi pendapatan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
NO. URAIAN
Tahun (Rp.) LAJU (%) 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 PENDAPATAN
1,1
91
,03
9,1
52
,64
6.4
2
1,3
37
,65
0,5
68
,14
5.9
3
1,4
52
,93
4,6
23
,04
8.3
8
1,5
72
,64
9,4
37
,60
3.6
6
1,6
97
,24
9,6
73
,65
3.7
4
1,8
27
,23
6,9
66
,61
6.6
6
7.39
1.1 Pendapatan Asli Daerah
81
,11
1,8
44
,93
1.4
2
94
,91
5,1
00
,48
6.6
8
10
8,8
68
,78
1,3
26
.57
12
2,9
86
,97
3,2
74
.93
13
7,2
85
,09
8,9
85
.13
15
1,7
80
,04
6,2
41
.60
11.01
1.1.1 Pajak Daerah
11
,21
5,7
10
,00
0.0
0
12
,33
7,2
81
,00
0.0
0
13
,57
1,0
09
,10
0.0
0
14
,92
8,1
10
,01
0.0
0
16
,42
0,9
21
,01
1.0
0
18
,06
3,0
13
,11
2.1
0
8.27
1.1.2 Retribusi Daerah
6,8
03
,23
2,8
21
.33
7,3
13
,47
5,2
82
.92
7,8
61
,98
5,9
29
.14
8,4
51
,63
4,8
73
.83
9,0
85
,50
7,4
89
.37
9,7
66
,92
0,5
51
.07
6.21
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
9,4
96
,67
2,3
19
.06
11
,11
5,9
12
,46
2.0
7
12
,73
5,1
52
,60
5.0
9
14
,35
4,3
92
,74
8.1
0
15
,97
3,6
32
,89
1.1
2
17
,59
2,8
73
,03
4.1
3
10.82
1.1.4 Lain-Lain PAD Yang Sah
53
,59
6,2
29
,79
1.0
4
64
,14
8,4
31
,74
1.6
9
74
,70
0,6
33
,69
2.3
4
85
,25
2,8
35
,64
3.0
0
95
,80
5,0
37
,59
3.6
5
10
6,3
57
,23
9,5
44
.30
12.10
Proyeksi
Pendapatan
Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun
2016-2021
Tabel 3.20
III - 47 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. URAIAN
Tahun (Rp.) LAJU (%) 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.2 Dana Perimbangan
99
9,0
32
,15
3,0
00
.00
1,1
19
,55
9,9
53
,77
9.0
0
1,2
15
,50
9,9
14
,21
8.3
4
1,3
15
,68
9,8
95
,30
2.0
1
1,4
20
,53
7,6
82
,27
8.4
2
1,5
30
,53
6,5
02
,11
4.6
7
7.37
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
26
,11
8,6
45
,00
0.0
0
28
,07
7,5
43
,37
5.0
0
30
,18
3,3
59
,12
8.1
3
32
,44
7,1
11
,06
2.7
3
34
,88
0,6
44
,39
2.4
4
37
,49
6,6
92
,72
1.8
7
6.21
1.2.2 Dana Alokasi Umum
63
5,9
76
,76
8,0
00
.00
71
9,3
02
,08
7,4
00
.00
77
4,2
16
,17
0,3
00
.00
82
9,1
30
,25
3,2
00
.00
88
4,0
44
,33
6,1
00
.00
93
8,9
58
,41
9,0
00
.00
6.71
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
33
6,9
36
,74
0,0
00
.00
37
2,1
80
,32
3,0
04
.00
41
1,1
10
,38
4,7
90
.22
45
4,1
12
,53
1,0
39
.28
50
1,6
12
,70
1,7
85
.98
55
4,0
81
,39
0,3
92
.80
8.64
1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
11
0,8
95
,15
4,7
15
.00
12
3,1
75
,51
3,8
80
.24
12
8,5
55
,92
7,5
03
.47
13
3,9
72
,56
9,0
26
.73
13
9,4
26
,89
2,3
90
.18
14
4,9
20
,41
8,2
60
.39
4.56
1.3.1 Pendapatan Hibah
1,0
86
,14
6,5
50
.00
1,0
94
,83
5,7
22
.40
1,1
03
,59
4,4
08
.18
1,1
12
,42
3,1
63
.44
1,1
21
,32
2,5
48
.75
1,1
30
,29
3,1
29
.14
0.67
III - 48 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
NO. URAIAN
Tahun (Rp.) LAJU (%) 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
25
,72
2,5
13
,76
5.0
0
36
,69
7,2
72
,00
4.7
2
40
,73
7,2
47
,03
4.0
4
44
,77
7,2
22
,06
3.3
6
48
,81
7,1
97
,09
2.6
8
52
,85
7,1
72
,12
1.9
9
12.75
1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
72
,02
1,7
64
,00
0.0
0
72
,74
1,9
81
,64
0.0
0
73
,46
9,4
01
,45
6.4
0
74
,20
4,0
95
,47
0.9
6
74
,94
6,1
36
,42
5.6
7
75
,69
5,5
97
,78
9.9
3
0.83
1.3.4 Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
12
,06
4,7
30
,40
0.0
0
12
,64
1,4
24
,51
3.1
2
13
,24
5,6
84
,60
4.8
5
13
,87
8,8
28
,32
8.9
6
14
,54
2,2
36
,32
3.0
8
15
,23
7,3
55
,21
9.3
3
3.97
Berdasarkan tabel 3.22 dibawah ini menunjukkan bahwa kontribusi
Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng
selama Tahun 2016-2021 diproyeksikan meningkat setiap tahunnya dengan
rata-rata peningkatan sekitar 8,00%. Kontribusi Dana Perimbangan terhadap
Pendapatan Daerah diproyesikan berfluktuasi setiap tahun dengan rata-rata
sekitar 83,73%. Lain-lain penerimaan daerah yang sah diproyesikan menurun
setiap tahun dengan rata-rata penurunan sekitar 8,67% terhadap pendapatan
daerah. Dari proyeksi kontribusi ketiga jenis pendapatan ini diperoleh bahwa
Katergantungan Fiskal Kabupaten Soppeng terhadap Pemerintah Pusat
diproyeksikan rata-rata menurun setiap tahun sekitar 86,68% dengan harapan
bahwa dari tahun 2016-2021 kemandirian fiskal Kabupaten Soppeng
meningkat setiap tahun dengan rata-rata peningkatan sekitar 13,31%.
Uraian Kontribusi (%)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
PAD 6,81 7,10 7,49 7,82 8,09 8,31
Proyeksi
Kontribusi Jenis
Pendapatan
Terhadap
Pendapatan
Daerah (%) Tahun
2016-2021
Tabel 3.21
III - 49 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Uraian Kontribusi (%)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Dana perimbangan 83,88 83,70 83,66 83,66 83,70 83,76
Lain-lain Penerimaan daerah yang sah
9,31 9,21 8,85 8,52 8,21 7,93
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kemandirian Fiskal 12,18 12,88 13,29 13,61 13,88 14,09
Ketergantungan Fiskal 87,82 87,12 86,71 86,39 86,12 85,91
3.3.2.2. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Wajib Mengikat serta
Prioritas Utama
Proyeksi belanja dan pengeluaran wajib, mengikat serta prioritas utama
Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 diproyeksikan cenderung meningkat.
Pada Tahun 2015, pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama untuk
belanja tidak langsung Kabupaten Soppeng sebesar Rp.534.733.649.950,00
atau 95,77% dari total belanja pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas
utama, sedangkan untuk belanja langsung sekitar 4,23% dari total belanja
pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
No. Uraian Tahun Dasar 2015
(Rp.)
Tingkat
pertumbuhan
(%)
Proyeksi (Rp.)
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
1. Belanja Tidak Langsung
534.733.649.950,00 5,90
67
3.1
85
.67
0.6
33
,37
66
2.7
04
.65
1.9
20
,75
68
3.1
05
.84
2.0
62
,54
70
3.9
49
.15
4.4
68
,32
72
5.2
27
.86
6.7
18
,20
74
6.9
39
.69
8.8
34
,37
2. Belanja Langsung 23.635.199.819,00 47,15
25
.67
1.6
59
.41
7,8
5
28
.39
6.2
96
.93
7,8
3
31
.15
9.5
49
.51
6,1
7
34
.21
6.2
30
.38
3,1
4
37
.60
6.1
75
.80
2,1
4
41
.37
4.9
88
.57
7,0
6
Proyeksi Belanja Dan Pengeluaran Wajib, Mengikat Serta Prioritas Utama (Prioritas I) Tahun 2016-2021
Tabel 3.22
III - 50 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian Tahun Dasar 2015
(Rp.)
Tingkat
pertumbuhan
(%)
Proyeksi (Rp.)
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
TOTAL
558.368.849.769,00 53,05
69
8.8
57
.33
0.0
51
,22
69
1.1
00
.94
8.8
58
,58
71
4.2
65
.39
1.5
78
,71
73
8.1
65
.38
4.8
51
,46
76
2.8
34
.04
2.5
20
,34
78
8.3
14
.68
7.4
11
,43
Total belanja wajib dan pengeluaran yang wajib mengikat, serta
prioritas utama Kabupaten Soppeng diproyeksikan mengalami peningkatan
dari Rp.698.857.330.051,22 di Tahun 2016 menjadi sebesar
Rp.788.314.687.411,43 di Tahun 2021. Belanja tidak langsung dalam hal ini
merupakan bagian yang sangat dominan dalam total belanja wajib dan
pengeluaran yang wajib mengikat, serta prioritas utama yaitu sebesar
Rp.746.939.698.834,37 pada Tahun 2021 sebagaimana yang tergambar pada
tabel 3.24 di bawah ini :
No Uraian
Da
ta T
ah
un
D
asa
r (2
01
5)
(Rp
.)
Tin
gk
at
pe
rtu
mb
uh
an
(%
)
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
A BELANJA TIDAK LANGSUNG
53
4,7
33
,64
9,9
50
.00
5.90
67
3,1
85
,67
0,6
33
.37
66
2,7
04
,65
1,9
20
.75
68
3,1
05
,84
2,0
62
.54
70
3,9
49
,15
4,4
68
.32
72
5,2
27
,86
6,7
18
.20
74
6,9
39
,69
8,8
34
.37
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
37
7,6
17
,49
8,8
27
.00
4.13
41
5,8
43
,10
5,4
89
.00
39
5,0
50
,95
0,2
14
.55
40
4,9
27
,22
3,9
69
.91
41
5,0
50
,40
4,5
69
.16
42
5,4
26
,66
4,6
83
.39
43
6,0
62
,33
1,3
00
.48
Proyeksi Belanja
dan Pengeluaran
Pembiayaan yang
Wajib dan
Mengikat serta
Prioritas Utama
Kabupaten
Soppeng Tahun
2016-2021
Tabel 3.23
III - 51 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No Uraian
Da
ta T
ah
un
D
asa
r (2
01
5)
(Rp
.)
Tin
gk
at
pe
rtu
mb
uh
an
(%
)
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
2 Belanja Tambahan Penghasilan
11
8,9
78
,00
5,5
30
.00
7.02
14
9,7
02
,67
6,7
50
.00
15
3,0
54
,81
2,4
18
.75
15
6,5
88
,35
9,2
91
.72
16
0,2
83
,45
0,6
95
.89
16
4,1
25
,82
3,7
79
.69
16
8,1
05
,43
4,4
86
.49
3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
1,8
91
,10
0,0
00
.00
1.43
2,1
26
,10
7,6
66
.12
2,2
22
,51
6,9
04
.05
2,3
18
,92
6,1
41
.98
2,4
15
,33
5,3
79
.92
2,5
11
,74
4,6
17
.84
2,6
08
,15
3,8
55
.77
4 Insentif Pemungutan Pajak Daerah
28
4,3
73
,32
7.0
0
40.32
67
6,0
39
,83
3.0
0
79
3,6
09
,57
1.2
5
91
1,1
79
,30
9.5
0
1,0
28
,74
9,0
47
.80
1,1
46
,31
8,7
86
.05
1,2
63
,88
8,5
24
.30
5 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah
23
1,5
86
,57
8.0
0
14.99
31
3,7
91
,29
4.8
5
32
0,1
14
,80
1.3
5
32
6,4
38
,30
7.8
5
33
2,7
61
,81
4.3
5
33
9,0
85
,32
0.8
5
34
5,4
08
,82
7.3
5
6 Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat
- - -
-
-
-
-
-
7 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa
- -
1,3
52
,07
9,6
66
.00
1,5
87
,21
9,1
42
.50
1,8
22
,35
8,6
19
.00
2,0
57
,49
8,0
95
.60
2,2
92
,63
7,5
72
.10
2,5
27
,77
7,0
48
.60
8 Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa
- -
62
7,5
82
,58
9.7
0
64
0,2
29
,60
2.7
0
65
2,8
76
,61
5.7
0
66
5,5
23
,62
8.7
0
67
8,1
70
,64
1.7
0
69
0,8
17
,65
4.7
0
9 Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa
35
,18
5,9
65
,81
6.0
0
31.66
10
1,9
99
,16
7,4
72
.70
10
8,4
90
,07
9,3
93
.60
11
5,0
13
,35
9,9
34
.88
12
1,5
70
,31
1,3
64
.91
12
8,1
62
,30
1,4
44
.58
13
4,7
90
,76
7,2
64
.68
III - 52 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No Uraian
Da
ta T
ah
un
D
asa
r (2
01
5)
(Rp
.)
Tin
gk
at
pe
rtu
mb
uh
an
(%
)
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
10 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
54
5,1
19
,87
2.0
0
11.76
54
5,1
19
,87
2.0
0
54
5,1
19
,87
2.0
0
54
5,1
19
,87
2.0
0
54
5,1
19
,87
2.0
0
54
5,1
19
,87
2.0
0
54
5,1
19
,87
2.0
0
B Belanja Langsung
23
,63
5,1
99
,81
9.0
0
47.15
25
,67
1,6
59
,41
7.8
5
28
,39
6,2
96
,93
7.8
3
31
,15
9,5
49
,51
6.1
7
34
,21
6,2
30
,38
3.1
4
37
,60
6,1
75
,80
2.1
4
41
,37
4,9
88
,57
7.0
6
1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.
15
,15
8,2
03
,74
0.0
0
90.69
15
,91
6,1
13
,92
7.0
0
16
,71
1,9
19
,62
3.3
5
17
,54
7,5
15
,60
4.5
2
18
,42
4,8
91
,38
4.7
4
19
,34
6,1
35
,95
3.9
8
20
,31
3,4
42
,75
1.6
8
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
20
,00
0,0
00
.00
100.00
30
,00
0,0
00
.00
50
0,0
00
,00
0.0
0
75
0,0
00
,00
0.0
0
1,0
00
,00
0,0
00
.00
1,2
50
,00
0,0
00
.00
1,5
00
,00
0,0
00
.00
3
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)
8,4
56
,99
6,0
79
.00
17.36
9,7
25
,54
5,4
90
.85
11
,18
4,3
77
,31
4.4
8
12
,86
2,0
33
,91
1.6
5
14
,79
1,3
38
,99
8.4
0
17
,01
0,0
39
,84
8.1
6
19
,56
1,5
45
,82
5.3
8
4 Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
- -
5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
- -
C Pembiayaan Pengeluaran - - -
-
-
-
-
-
1 Pembentukan Dana Cadangan - - -
-
-
-
-
-
2 Pembayaran pokok utang - - -
-
-
-
-
-
III - 53 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No Uraian
Da
ta T
ah
un
D
asa
r (2
01
5)
(Rp
.)
Tin
gk
at
pe
rtu
mb
uh
an
(%
)
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
55
8,3
68
,84
9,7
69
.00
6.64
69
8,8
57
,33
0,0
51
.22
69
1,1
00
,94
8,8
58
.58
71
4,2
65
,39
1,5
78
.70
73
8,1
65
,38
4,8
51
.46
76
2,8
34
,04
2,5
20
.33
78
8,3
14
,68
7,4
11
.43
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Untuk kurun waktu 6 tahun mendatang (2016-2021), kapasitas
kemampuan keuangan daerah Kabupaten Soppeng diharapkan akan semakin
meningkat. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa laju pertumbuhan
pendapatan daerah diproyeksikan mengalami peningkatan dan terjadi
peningkatan efektivitas penggunaan belanja daerah.
Berdasarkan data dalam kurun waktu 3 Tahun 2013-2015 daya serap anggaran,
pada belanja langsung rata-rata mampu menyerap 89,98% anggaran, dengan
rincian sebagai berikut.
Jenis belanja pegawai daya serap sebesar 92,21%
Jenis belanja barang dan jasa sebesar 92,32%
Jenis belanja modal sebesar 88,53%
Berdasarkan data tersebut diatas SiLPA akan terjadi, diskenariokan sebesar
12,49% pada setiap tahunnya. Akan tetapi, apabila SiLPA pada akhir tahun
terealisasikan diatas 12,49%, selisih tersebut akan diprioritaskan pada
penyertaan modal, penambahan program dan kegiatan prioritas yang
dibutuhkan, penambahan volume program dan kegiatan yang telah
dianggarkan, serta belanja peningkatan jaminan sosial.
Perkiraan kapasitas kemampuan daerah dapat disajikan secara indikatif yaitu
tidak kaku dan disesuaikan dengan kondisi dan informasi terbaru pada saat
perencanaan dan penganggaran setiap tahun. Selengkapnya secara indikatif
tersaji dalam tabel berikut ini.
III - 54 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
1 Pendapatan
1,1
83
,14
6,7
13
,97
6.4
6
1,3
21
,04
3,6
22
,65
5.8
7
1,4
27
,91
8,2
14
,09
2.2
0
1,5
39
,56
8,9
77
,98
4.2
7
1,6
56
,55
1,1
42
,28
8.7
5
1,7
79
,43
2,3
60
,41
8.1
4
2 Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
-
-
-
-
-
-
3 Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran
-
-
-
-
-
-
Total penerimaan
1,1
83
,14
6,7
13
,97
6.4
6
1,3
21
,04
3,6
22
,65
5.8
7
1,4
27
,91
8,2
14
,09
2.2
0
1,5
39
,56
8,9
77
,98
4.2
7
1,6
56
,55
1,1
42
,28
8.7
5
1,7
79
,43
2,3
60
,41
8.1
4
Dikurangi:
4 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
69
8,8
57
,33
0,0
51
.22
69
1,1
00
,94
8,8
58
.58
71
4,2
65
,39
1,5
78
.70
73
8,1
65
,38
4,8
51
.46
76
2,8
34
,04
2,5
20
.33
78
8,3
14
,68
7,4
11
.43
Kapasitas riil kemampuan keuangan
48
4,2
89
,38
3,9
25
.24
62
9,9
42
,67
3,7
97
.29
71
3,6
52
,82
2,5
13
.50
80
1,4
03
,59
3,1
32
.81
89
3,7
17
,09
9,7
68
.41
99
1,1
17
,67
3,0
06
.72
3.3.4. Kebijakan Alokasi Anggaran
Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah,
kebijakan alokasi anggaran pemerintah daerah digunakan untuk membiayai
urusan wajib dan urusan pilihan yang selanjutnya perlu ditetapkan kebijakan
alokasi kedalam tiga kelompok prioritas dengan uraian sebagai berikut.
Kapasitas Riil
Kemampuan
Keuangan Daerah
Untuk Mendanai
Pembangunan
Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun
2016-2021
Tabel 3.24
III - 55 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Prioritas I, dialokasikan untuk :
a. Mendanai belanja dan pengeluaran wajib dan mengikat serta
prioritas utama.
b. Mendanai program unggulan dalam rangka pencapaian visi dan
misi kepala daerah (Bupati dan Wakil Bupati Soppeng) periode
2016-2021, yang seiring dengan amanat RPJMN dan RPJMD Provinsi
Sulawesi Selatan yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada
tahun rencana. Program tersebut harus berhubungan langsung
dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar,
dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan
dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada
capaian visi/misi daerah.
c. Mendanai program/kegiatan sesuai arah kebijakan keuangan masa
lalu yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
dan bersentuhan langsung dengan peningkatan pelayanan publik.
Prioritas II, dialokasikan untuk mendanai program prioritas dalam
rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling berdampak
luas pada masing-masing segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan
prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar
serta tugas dan fungsi SKPD. Terutama pemenuhan proporsi belanja SKPD
dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam pelaksanaan
sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi
belanja-belanja tidak langsung (belanja tidak terduga, hibah, dan bantuan
sosial) antara lain :
a. Penyediaan dana untuk kejadian luar biasa seperti penanggulangan
bencana alam, bencana sosial, dan kegiatan tanggap darurat.
b. Pemberian hibah kepada pemerintah, perusahaan daerah,
masyarakat dan organisasi kemasyarakatan untuk menunjang
pencapaian sasaran, program dan kegiatan pemerintah daerah
III - 56 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan
manfaat untuk masyarakat, disesuaikan dengan kamampuan
keuangan daerah dan dilakukan setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan wajib, tidak bersifat mengikat dan tidak
wajib.
c. Belanja bantuan sosial kepada individu, keluarga, dan/atau
masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat
dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup minimun serta lembaga non
pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang
berperan untuk melindungi individu, kelompok dan masyarakat dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial dengan tujuan untuk
menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah
daerah.
Pengalokasian Prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan)
pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan
urutan prioritas yang benar. Berkaitan dengan hal tersebut alokasi rencana
penggunaan kapasitas riil kemampuan daerah dan alokasi kerangka pendanaan
Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 berdasarkan prioritas tersaji dalam
tabel sebagai berikut :
No. Uraian
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
I Kapasitas riil kemampuan keuangan
48
4,2
89
,38
3,9
25
.24
62
9,9
42
,67
3,7
97
.29
71
3,6
52
,82
2,5
13
.50
80
1,4
03
,59
3,1
32
.81
89
3,7
17
,09
9,7
68
.41
99
1,1
17
,67
3,0
06
.72
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I
Rencana
Penggunaan
Kapasitas Riil
Kemampuan
Keuangan Daerah
Kabupaten
Soppeng Tahun
2016-2021
Tabel 3.25
III - 57 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
II.a Belanja Langsung
4
90
,47
8,1
32
,40
4.3
4
6
38
,09
2,7
47
,48
5.1
7
7
23
,73
4,5
16
,17
4.2
4
8
13
,63
3,8
46
,46
7.1
6
9
08
,33
5,2
90
,42
7.2
7
1
,00
8,3
96
,34
5,5
77
.20
II.b Pembentukan dana cadangan -
-
-
-
-
-
Dikurangi:
II.c Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
25
,67
1,6
59
,41
7.8
5
28
,39
6,2
96
,93
7.8
3
31
,15
9,5
49
,51
6.1
7
34
,21
6,2
30
,38
3.1
4
37
,60
6,1
75
,80
2.1
4
41
,37
4,9
88
,57
7.0
6
II.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama
-
-
-
-
-
-
II Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d)
46
4,8
06
,47
2,9
86
.49
60
9,6
96
,45
0,5
47
.34
69
2,5
74
,96
6,6
58
.07
77
9,4
17
,61
6,0
84
.02
87
0,7
29
,11
4,6
25
.13
96
7,0
21
,35
7,0
00
.14
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)
19
,48
2,9
10
,93
8.7
5
20
,24
6,2
23
,24
9.9
5
21
,07
7,8
55
,85
5.4
2
21
,98
5,9
77
,04
8.7
9
22
,98
7,9
85
,14
3.2
8
24
,09
6,3
16
,00
6.5
7
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II
III.a Belanja Tidak Langsung
68
7,6
68
,58
1,5
72
.59
67
7,9
50
,87
5,1
70
.25
69
9,1
83
,69
7,9
18
.10
72
0,9
35
,13
1,5
16
.65
74
3,2
15
,85
1,8
61
.22
76
6,0
36
,01
4,8
40
.83
Dikurangi:
III - 58 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No. Uraian
Proyeksi
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
III.b Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
67
3,1
85
,67
0,6
33
.37
66
2,7
04
,65
1,9
20
.75
68
3,1
05
,84
2,0
62
.54
70
3,9
49
,15
4,4
68
.32
72
5,2
27
,86
6,7
18
.20
74
6,9
39
,69
8,8
34
.37
III Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b)
14
,48
2,9
10
,93
9.2
2
15
,24
6,2
23
,24
9.4
9
16
,07
7,8
55
,85
5.5
6
16
,98
5,9
77
,04
8.3
3
17
,98
7,9
85
,14
3.0
2
19
,09
6,3
16
,00
6.4
6
Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)
5,0
00
,00
0,0
00
.00
5,0
00
,00
0,0
00
.00
5,0
00
,00
0,0
00
.00
5,0
00
,00
0,0
00
.00
5,0
00
,00
0,0
00
.00
5,0
00
,00
0,0
00
.00
Pengalokasian prioritas berdasarkan alokasi tahunan sebagaimana tabel
berikut:
No Jenis Dana
Alokasi
Tahun I Tahun II Tahun
III Tahun
IV Tahun V
Tahun VI
% Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp.
1 Prioritas I
6
4.2
6
30
7,9
70
,83
2,1
16
.91
6
6.1
8
41
3,5
55
,88
2,3
65
.84
6
6.4
4
47
0,8
50
,64
7,5
65
.21
6
7.7
2
53
9,3
40
,83
5,9
61
.87
6
8.8
0
61
1,4
46
,06
1,7
74
.49
6
9.6
3
68
6,6
57
,68
9,1
89
.67
2 Prioritas II
3
5.0
1
1
67
,81
8,5
51
,80
8.8
0
3
3.2
6
2
07
,88
6,7
91
,43
1.0
0
3
3.0
6
2
34
,30
2,1
74
,94
8.4
3
3
1.8
4
2
53
,56
2,7
57
,17
0.4
8
3
0.8
1
2
73
,77
1,0
37
,99
3.6
6
3
0.0
1
2
95
,95
9,9
83
,81
6.9
4
Kerangka
Pendanaan Alokasi
Kapasitas Riil
Keuangan Daerah
Kabupaten
Soppeng Tahun
2011-2021
Tabel 3.26
III - 59 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
No Jenis Dana
Alokasi
Tahun I Tahun II Tahun
III Tahun
IV Tahun V
Tahun VI
% Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp.
3 Prioritas III
0.7
3
3,5
00
,00
0,0
00
.00
0.5
6
3,5
00
,00
0,0
00
.00
0.4
9
3,5
00
,00
0,0
00
.00
0.4
4
3,5
00
,00
0,0
00
.00
0.3
9
3,5
00
,00
0,0
00
.00
0.3
5
3,5
00
,00
0,0
00
.00
Total
10
0.0
0
47
9,2
89
,38
3,9
25
.71
10
0.0
0
62
4,9
42
,67
3,7
96
.83
10
0.0
0
70
8,6
52
,82
2,5
13
.63
10
0.0
0
79
6,4
03
,59
3,1
32
.35
10
0.0
0
88
8,7
17
,09
9,7
68
.16
10
0.0
0
98
6,1
17
,67
3,0
06
.61
BAB IV ISU-ISU STRATEGIS
4.1 Permasalahan
Pembangunan Daerah
4.2 Isu-Isu Strategis
Pembangunan
IV - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Isu-isu strategis yang tidak terakomodir dalam perencanaan akan
berkorelasi dengan kurangnya tingkat partisipasi masyarakat dan swasta dalam
proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Apabila hal
ini terjadi, maka sudah dipastikan bahwa pelaksanaan pembangunan itu akan
mengalami kegagalan karena input perencanaan tersebut tidak berdasarkan
pada realitas dan kebutuhan para pihak yaitu masyarakat dan swasta sebagai
pilar utama dalam penentuan keberhasilan perencanaan pembangunan. Isu-isu
strategis yang tidak terakomodir dalam bentuk perencanaan akan
mengakibatkan degradasi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya
dan yang lebih tragis lagi akan berdampak pada instabilitas dalam suatu
daerah.
4.1.Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap Expectation”
antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan serta apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang
dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Perbedaan dimaksud dilihat
dari kesenjangan pencapaain daerah, maupun dengan pencapaian provinsi
dan nasional.
Tujuan dari permasalahan pembangunan daerah adalah untuk
mengidentifikasi berbagai factor yang mempengaruhi
IV - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa
lalu.Permasalahan pembangunan daerah dalam RPJMD ini diidentifikasi
dan dianalisis berdasarkan urusan pemerintah sebagai berikut :`
4.1.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2014
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
1 Pertumbuhan Ekonomi (%)
7,33 7,50 6.08 Tidak Mencapai Target
Pertumbuhan Ekonomi masih didonimasi oleh oleh faktor konsumsi dari pada investasi meneybabkan pertumbuhan yang tidak berkualaits
Pembukaan kesempatan kerja baru,
penurunan jumlah penduduk miskin,
Peningkatan Kegiatan Ekonomi
2 Jumlah Penduduk (jiwa)
226.152
226.737 251,801 belum mencapai target
Masih Tinginya Pernikahan di bawah umur
Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang resiko nikah di bawah umur
3 Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
6,15 5,80 2.4% (2014)
Melampau target
Mendirikan balai pelatihan kerja. Mendorong peningkatan kesadaran pentingnya sekolah tinggi dan peningkatan kualitas pendidikan pada anggota masyarakat
4 Tingkat Inflasi (%)
5,0 5,0 0,97%. Target Tercapai
Daya Beli Masyarat menurun, akibat kenaikan BBM, produksi dan penyediaan bahan pokok yang cukup memadai
Pengendalian harga dan distrubsi barang. Meningkatkan Tabungan Masyarakat
5 PDRB Perkapita (Rp)
24.360.768
29.232.921
27.360.000 (2014)
dibawa Nasional RP 42.432.08, dan Sul-Sel (33.545.740)
Pembukaan lapangan kerja baru, Peningkatan dan pemerataan daya beli, penurunan angka kemiskinan
6 Persentase Penduduk Miskin (%)
8,39 8,00 8.76% Tidak Mencapai Target
Kurangnya lapangan kerja baru
Melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan yang belum terkelola dengan baik (lahan tidur) untuk dijadikan kegiatan usah tani
Melakukan pengembangan komoditas pertanian/ peternakan/ perikanan yang tidak memerlukan lahan yang luas,
Meningkatkan bantuan faktor-faktor produksi pada aktifitas ekonomi produksi rumah tangga miskin yang bekerja diberbagai lapangan usaha untuk digunakan dalam bekerja,
Pengembangan kewirausahaan dengan pengembangan komoditas unggulan daerah.
7 Indeks Pembangunan Manusia
76,39 77,53 64.74 Rendah dari taget dan SulSel
AHH dan Rata-Rata Lama Sekolah masih Rendah di bawah Sul-Sel dan Nasional
peningkatan status kesehatan masyarakat dan kualitas pendidikan
8 Angka Harapan Hidup (Tahun)
72,19 72,34 68.42 Tidak Mencapai Target
9 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
7,88 8,07 7.04 Tidak Mencapai Target
Masih Tinggi Angka Putus sekolah, dan masih banyak yang tidak bersekolah'
peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental
Peningkatan kualitas pendidikan gratis
Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Soppeng
Tabel 4.1
IV - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2014
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
10 Angka Melek Huruf (%)
89,86 90,94 97.12 mencapai target dan Tinggi dari Sulsel
Banyaknya lansia yang tidak bisa membaca
Peningkatan Pelaksanaan sekolah Paket A. Memfasilitasi msyarakat untuk mengoptimalkan kelompok belajar masyarakat
11 Persentase RT yang Menikmati Listrik
91,40 95,97 92.88 dibawa Target Persentase pemanfaatan energi baru terbarukan masih rendah untuk pembakit listrik baik skala menengah maupun skala kecil masih rendah
Pengembangan dan pemanfaatan potensi energi lokal khususnya energi baru terbarukan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan listrik di perdesaan dan untuk meningkatkan kedaulatan Energi
4.1.2. Aspek Pelayanan Umum
4.1.2.1. Urusan Wajib berkaitan dengan pelayanan dasar
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
1 Pendidikan
Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD)
APK Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD)
55 39.12 71.13 di bawah target
Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah
Peningkatan Penyediaan gedung PAUD
Rendahnya kesadaran orang tua memasukkan anaknya pada layanan PAUD
Peningkatan peran pemerintah untuk memotivasi masyarakat agar memasukkan anaknya ke PAUD
Jumlah siswa usia 4 sampai 6 tahun masih berada di kelompok bermain
Pendidikan Dasar
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
97.00%
93.91% 96.81 di bawah target
Masih terdapat peserta didik yang berusia di bawah 7 Tahun atau diatas 12 Tahun.
meningkatkan peran pemerintah dalam mendorong partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di tingkat SD
adanya anak usia 7-12 tahun yang tidak sekolah
Peningkatan kualitas pendidikan gratis
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/Paket B
75.00%
57.90% 77.2 di bawah target
Masih terdapat lulusan jenjang SD belum berusia 13 thn
meningkatkan peran pemerintah dalam mendorong partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ketingkat yang lebih tinggi
adanya anak usia 13-15 tahun yang tidak sekolah
Peningkatan Kondisi Perekonomian Masyarakat
ekonomi, pola pikir, akses Peningaktan kualaitas pendidikan gratis
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B
95.00%
81.70% 86 di bawah target
Masih banyaknya penduduk usia 13-15 bersekolah diluar wilayah Soppeng
ekonomi, pola pikir, akses
Ratio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
219 112 148.86%
melampaui target
Banyaknya sekolah
Rasio sekolah terhadap murid
204 100 150.98%
melampaui target
Jumlah sekolah yang banyak
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
0.28% 0.10% 164.29%
melampaui target
Terlaksananya pendidikan tanpa pungutan biaya
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
0.50% 0.69% 62.00%
di bawah target
Banyaknya siswa membantu/mengikuti orang tua mencari nafkah
Mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat
Mendorong partisispasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya ke
Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Pelayanan Umum Urusan Wajib Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar Kabupaten Soppeng
Tabel 4.2
IV - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
jenjang yang lebih tinggi Angka Kelulusan (AL)
SD/MI 100% 104.03
% 104.03%
melampaui target
Adanya lulusan Paket A
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
99% 109.04%
110.14%
melampaui target
Adanya lulusan Paket B
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
99% 100.44%
101.45
melampaui target
Tingkat kesadaran wajib belajar meningkat
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
97% 109.68%
113.07
melampaui target
Program pendidikan gratis
2 Kesehatan
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
95% 83.70% 88.1 di bawah target
Tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil
Mendorong Bumil untuk merampungkan standar minimum kunjungan ibu hamil
Adanya Ibu hamil yang tidak merampungkan standar minimum empat kali kunjungan
Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kunjungan ibu hamil
Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani
80% 75.68% 94.6 di bawah target
Tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil dengan komplikasi, tetapi secara riil semua ibu hamil dengan komplikasi kebidanan ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
Peningkatan kapasitas bidan
Peningkatan kapasitas pelayanan KIA
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90% 92.24% 102.5 melampaui target
Meningkatnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pelayanan ibu dan anak
Cakupan pelayanan ibu nifas
90% 91.67% 101.9 melampaui target
Adanya kerjsama antara bidan puskesmas, bidan desa,bidan praktek swasta, kader, dukun dalam hal pencatatan dan pelaporan pelayanan ibu nifas
Tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
80% 41.93% 52.4 di bawah target
Tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi, tetapi secara riil semua neonatal dengan komplikasi ditangani oleh tenaga kesehatan yang kompteten
Cakupan kunjungan bayi
90% 92.86% 103.2 melampaui target
Adanya kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan puskesmas dan bidan desa
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
100% 97.14% 97.14 di bawah target
kurangnya jumlah kelahiran
Cakupan pelayanan anak Balita
90% 69.61% 77.3 di bawah target
Tingginya estimasi jumlah sasaran anak balita
Masih banyak orang tua yang tidak lagi membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan untuk dipantau pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun
Mendorong partisipasi orang tua untuk membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan untuk dipantau pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
100% 100% 100 sama dengan target
Pencatatan dan pelaporan sasaran yang baik
Meningkatnya kerja sama dengan kader
Cakupan Balita Gizi 100% 100% 100 sama dengan semua balita yang ditemukan gizi
IV - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Buruk mendapat perawatan
target buruk diberikan perawatan di pelayanan kesehatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100% 100% 100 sama dengan target
Dilaksanakan secara sistematis mulai dari sosialisasi sampai tindak lanjut hasil pemeriksaan
Cakupan peserta KB aktif
73% 76% 103.8 melampaui target
Meningkatanya kesadaran masyarakat menjadi akseptor KB
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 thn
*> 1 2 200 melampaui target
Adannya sistem kewasapadaan dini di puskesmas
Terbentuknya Basic surveilance epidemiologi tingkat posyandu
Adannya SMS GATEWAY pada semua sarana kesehatan secara berjenjang
b. Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani
100% 12.45% 12.45 di bawah target
Tingginya estimasi jumlah penduduk ≤ 15 tahun
c. Penemuan pasien Baru TBC BTA positif
100% 48.95% 48.95 di bawah target
Masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan diri di sarana pelayanan kesehatan (malu akan stigma sebagai penderita TB)
d. Penderita DBD yang ditangani
100% 100 100 sama dengan target
Adanya peran serta masyarakat, setiap ada gejala kasus DBD langsung dilaporkan ke Puskesmas untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan epidemiologi
e. Penemuan penderita diare
100% 204% 204 melampaui target
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri apabila ada kejadian diare
Rasio Posyandu per satuan balita
60 24.08 40.1 di bawah target
Jumlah balita kurang karena tingginya akseptor KB
jumlah posyandu yang masih kurang
Cakupan pelayanan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin
100% 10.23% 10.23 di bawah target
Maskin yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan kurang karena adanya kegiatan preventif dan promotif di masyarakat
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100% 0.87% 0.87 di bawah target
Kurangnya pasien maskin yang dirujuk
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
100% 100% 100 sama dengan target
Sistem rujukan berjalan baik
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100% 100% 100 sama dengan target
Adannya sistem kewasapadaan dini di puskesmas
Terbentuknya Basic surveilance epidemiologi tingkat posyandu
Adannya SMS GATEWAY pada semua sarana kesehatan secara berjenjang
Cakupan Desa Siaga Aktif
80% 97.14% 121.4
25 melampaui target
Tersedianya sarana pelayanan kesehatan di setiap desa
Berfungsinya forum desa siaga
IV - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Cakupan puskesmas 212.5 212.5 100 sama dengan target
Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat
Cakupan pembantu puskesmas
62.86%
62.86% 100 sama dengan target
Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk
6 17.18 286.2
5 melebihi target
Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat
Rasio Rumah Sakit Per penduduk
0.01 0.004 39.8 di bawah target
Tidak ada penambahan rumah sakit dalam waktu 5 tahun terakhir di sisi lain jumlah penduduk semakin bertambah
Peningkatan Puskesmas menjadi Rumah Sakit Type D
Rasio Dokter per satuan penduduk
40 0.29 0.7 di bawah target
Penambahan dokter belum sesuai kebutuhan
Pelayanan Gawat Darurat (GD)
Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
100% 100% 100% sama dengan target
Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi
Kompetensi masih perlu ditingkatkan
Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota)
24 jam 24 jam 100% sama dengan target
Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi
Pemberi pelayanan GD yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS
100% 100% 100% sama dengan target
batas sertfikasi diperhatikan Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi
Ketersediaan tim penanggulangan bencana
1 Tim 1 Tim 100% sama dengan target
Mamperhatikan kompetensi untuk tenaga tim penanggulangan
Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi
Prasarana cukup memadai
Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD
≤ 5 menit
≤ 5 menit
100% sama dengan target
Ketersediaan tenaga medis di IGD
Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
90% 0% 0% di bawah target
Belum dilakukan survey Melakukan kembali survey
Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka
100% 100% 100% sama dengan target
Amanah Regulasi
Pelayanan Rawat Jalan
Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis
100% 100% 100% sama dengan target
Sudah ada dokter spesialis
Waktu tunggu di Rawat Jalan
≤ 60 menit
≥ 60 menit
≥60 menit
di bawah target
Jumlah dokter spesialis belum memenuhi standard rumah sakit
Pemenuhan kebutuhan dokter spesialis sesuai dengan standar
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
≥ 90 %
0% 0% di bawah target
Belum dilakukan survey Melakukan kembali survey secara periodik
Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
100% 100% 100% sama dengan target
Sarana dan Prasarana serta SDM penanganan Tuberkulosis terpenuhi
Pelayanan Rawat Inap
Pemberi pelayanan rawat inap
100% 100% 100% sama dengan target
Jumlah Tenaga dokter dan perawat masih terbatas
Jumalah tenaga dokter harus disesuaikan dengan standar kebutuhan sesuai Permenkes
Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
100% 100% 100% sama dengan target
Ketersediaan Dokter penanggungjawab pasien mencukupi
Ketersediaan pelayanan rawat inap
100% 100% 100% sama dengan target
Ketersediaan sarana dan prasarana masih terbatas
Pemenuhan sarana dan prasarana
Jam visite dokter spesialis
100% 100% 100% sama dengan target
Kedisiplinan petugas belum optimal
Jam visite dokter telah dijadwalkan dengan baik
Kejadian infeksi pasca operasi
≤ 1,5 %
1.36% 109% melebihi target
Mempertahankan komitmen petugas terhadap pelaksanaan SOP
Angka kejadian infeksi nosokomial
≤ 1,5 %
1.36% 109% melebihi target
Mempertahankan komitmen petugas terhadap pelaksanaan SOP
IV - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian
100% 100% 100% sama dengan target
Sarana, prasarana dan SDM yang memenuhi standar RS
Kematian pasien › 48 Jam
≤ 0,25 1,87% ≥ 0,25 di bawah target
Adanya keterlambatan pasien yang datang ke Rumah Sakit
Peningkatan kesadaran masyarakat melalui promosi kesehatan
Kejadian pulang paksa
≤ 1,5 %
6.80% ≥ 1,5 %
di bawah target
Keterbatasan sarana pelayanan (Ruang Inap)
Peningkatan sarana rawat inap
Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
≥ 90 %
90% ≥ 90 %
sama dengan target
Pemberian pelayanan yang optimal
Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
100% 89.20% 89.20
% di bawah target
sudah adanya pelayanan TB yang ditangani di puskesmas
Meningkatkan kordinasi RS dengan Puskesmas
Bedah Sentral
Waktu tunggu operasi elektif
≤ 2 hari
4.1 hari ≥ 2 hari
di bawah target
Jumlah pasien yang akan dioperasi tidak sebanding dengan ketersediaan dokter ahli bedah
Penambahan Dr spsesialis bedah
Kejadian kematian dimeja operasi
≤ 1 % 0% ≤ 1 % sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
Tidak adanya kejadian operasi salah orang
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anastesi dan salah penempatan endotracheal tube
≤ 6 % 0% ≤ 6 % Memenuhi Target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemberi pelayanan persalinan normal
100% 100% 100% sama dengan target
Jumlah dokter spesialis kandungan belum memenuhi standard rumah sakit
Sudah tersedia dokter ahli spesialis kandungan
Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
100% 100% 100% sama dengan target
Jumlah dokter spesialis kandungan belum memenuhi standard rumah sakit
Sudah tersedia dokter ahli spesialis kandungan dan alat operasi
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
100% 62.25% 62.25
% di bawah target
Keterbatasan sarana dan prasarana
Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana
Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
≤ 100 %
31.62% ≤ 100 %
sama dengan target
Tingkat kesadaran masyarakat pemeriksaan secara dini oleh bumil
Keluarga Berencana Mantap
100% 16% 16% di bawah target
Ada beberapa peserta yang memilih alat kontrasepsi lain
Peningkatan sosialisasi pemakaian alat kontrasepsi
Konseling KB Mantap 100% 100% 100% sama dengan target
SDM yang menangani sudah tersedia
Kesadaran peserta KB mantap
Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 0% 0% di bawah target
Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasanan pelanggang secara periodik
Pelayanan Intensif
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
≤ 3 % 0 ≤ 3 % sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Pemberi pelayanan unit intensif
100% 100% 100% sama dengan target
Sertifikasi tenaga medis dan para medis memilki masa
SDM yang sesuai standar tersedia
IV - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
waktu berlaku Radiologi
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
≤ 7.5 menit
14.33 menit
≤ 7.5 menit
di bawah target
SDM Rontgen yang kurang & alat rontgen belum memadai
Penambahan SDM dan alat rontgen
Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
100% 100% 100% sama dengan target
Ketersediaan Dokter spesialis Radiologi
Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
≤ 2 % 3% > 2 % di bawah target
Pasien yang tidak kooperatif Memberikan motivasi pasien
Alat tidak memenuhi standar Pemenuhan sarana dan prasarana
Kepuasan pelanggan ≥ 80 %
0% 0% di bawah target
Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasan pelanggan secara periodik
Laboratorium Patologi Klinik
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
≤ 140 menit
114.7 menit
118% melebihi target
SDM dan prasarana yang memadai
Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium
100% 0% 0% Tidak memenuhi target
Belum tersedia dokter spessialis patologi klinik
Pemenuhan tenaga dokter Sp.Patologi klinik
Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
100%
100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
0% 0% di bawah target
Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasan pelanggan secara periodik
Rehabilitasi Medik
Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan.
≤ 50% 1,47% 197% melebihi target
Sarana dan prasarana sudah memadai dan didukung oleh SDM
Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
0% 0% di bawah target
Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasana pelanggan secara periodik
Farmasi
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
≤ 30 menit
14.48 menit
152% melebihi target
Tenaga yang ada di Instalasi Farmasi sudah terpenuhi
Waktu tunggu pelayanan obat racikan
≤ 60 menit
25.66 menit
157% melebihi target
Tenaga yang ada di Instalasi Farmasi sudah terpenuhi
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
100% 99% 99% di bawah target
Pelaksaan SOP belum optimal Pembinaan terhadap petugas yang tidak mematuhi SOP
Kepuasaan Pelanggan ≥ 80 %
0% 0% di bawah target
Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasana pelanggan secara periodik
Penulisan resep sesuai formularium
100% 98.40% 98% di bawah target
Masih adanya resep yang ditujukan keluar dari apotik rumah sakit
Memperkuat komitmen bersama dengan dokter
Gizi
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
≥ 90 %
87.52% 97.24
% di bawah target
Akses yang sulit dan tidak didukung oleh alat transportasi
Pemenuhan prasarana gizi
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
≤ 20 %
33.60% 32% di bawah target
selera makan pasien tidak sesuai dengan kebutuhan diet
Peningkatan pemahaman diet yang sesuai dengan penyakitnya
Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Transfusi Darah
Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse
100% 89.67% 89.67
% di bawah target
masih kurangnya pendonor sukarela yang tidak seimbang dengan jumlah pasien yang membutuhkan darah
Peningkatan kerja sama lintas sektor untuk meningkatan ketersediaan darah
Kejadian reaksi transfuse
≤0,01%
0% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Pelayanan Gakin
Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada
100% 100% 100% sama dengan target
Tersedianya regulasi tentang GAKIN
IV - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
setiap unit pelayanan Rekam Medik
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
100% 91.98% 91.98
% di bawah target
Pelaksaan SOP belum optimal Penegakan komitmen penerapan SOP
Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan
≤ 10 menit
5 menit ≤ 10 menit
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap
≤ 15 menit
7.69 menit
≤ 15 menit
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Pengolahan Limbah
Baku mutu limbah cair
100% 0% 0% di bawah target
Belum ada sarana (alat) Pemenuhan IPAL sesuai standar RS
Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan
100% 100% 100% sama dengan target
Belum tersedia sarana yang memenuhi standar
Pemenuhan sarana dan prasarana
Administrasi dan Manajemen
Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun
≥ 60 %
Cost Recovery ≥ 40 %
87% ≥ 40 %
sama dengan target
Masyarakat sudah mulai mengenal asuransi
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
100% 80% 80% di bawah target
Laporan penyusutan aset yang terlambat, Kurangnya tenaga akuntan
Penambahan tenaga akuntan utuk penyusunana laporan keuangan/aset
Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
≤ 15 menit
5 menit ≤ 15 menit
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
100% 90% 90% di bawah target
Proses keuangan yang lambat karena sistem komputerisasi belum maksimal (pencatatan masih manual)
Peningkatan pengolahan data melalui sistem komputerisasi
Ambulance /Kereta Jenazah
Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
24 jam 100% 100% sama dengan target
Sudah ada petugas yang menangani pelayanan ambulance, dan bertugas sesuai jadwal
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
100% 100% 100% sama dengan target
Sudah ada aparat yang menangani pelayanan ambulance
Masih terbatasnya jumlah mobil ambulance
Adanya dukungan ambulans yang bukan milik RS
Pemulasaran Jenazah
Waktu tanggap pelayanan
≤ 2 jam
2 Jam 100% sama dengan target
Masih terbatasnya prasarana pemulasaran jenazah
Pelaksanaan sesuai SOP dan pemenuhan prasarana pemulasaran
IV - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
pemulasaraan jenazah
jenazah
Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
≥ 80% 80% ≥ 80% sama dengan target
Jumlah SDM teknis masih kurang
Pemenuhan SDM teknis
Ketepatan waktu pemeliharaan alat
100% 75% 75% di bawah target
Keterbatasan SDM teknis dan prasarana teknis
Pemenuhan SDM teknis dan prasarana teknis
Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
100% 5% 5% di bawah target
Adanya proses perpindahan rumah sakit
Kalibrasi secara periodik
Pelayanan Laundry
Tidak adanya kejadian linen yang hilang
100% 100% 100% sama dengan target
Pelaksanaan sesuai SOP
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
100% 100% 100% sama dengan target
Sarana dan prasarana yang belum memadai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
75% 100% 133% melampaui target
telah dilakukannya pelatihan Tim PPI
Koordinasi APD 75% 100% 133% melampaui target
Ketersediaan APD harus tetap diperhatikan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
75% 100% 133% melampaui target
Pelaksanaan sesuai SOP
3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pekerjaan Umum
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
57.50%
49.34% 85.80
% di bawah target
Laju kerusakan jalan tidak berbanding lurus dengan laju perbaikan kondisi jalan
prioritas pembangunan dan peningaktan infrasturktur wilaayh
Kerusakan jalan diantaranya adalah akibat tidak adanya pembatasan beban kendaraan (overload/beban berlebih)
Penegakan aturan batas maksimum muatan angkutan kendaraan
Sistem drainase jalan tidak berfungsi optimal
Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam)
523.992 Km
451.095 Km
86.10%
di bawah target
Laju kerusakan jalan tidak berbanding lurus dengan laju perbaikan kondisi jalan
prioritas pembangunan dan peningaktan infrasturktur wilaayh
Kerusakan jalan diantaranya adalah akibat tidak adanya pembatasan beban kendaraan (overload/beban berlebih)
Penegakan aturan batas maksimum muatan angkutan kendaraan
Sistem drainase jalan tidak berfungsi optimal
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m)
0.001 0.22% ####
## melampaui target
Peningkaatn pembangunan bertrotoar dan berdrainase termasuk jalan provinsi
Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar
1.57% 1.52% 103.2
9% melampaui target
Sosialisasi dan penindakan terhadap pelanggaran penggunaan daerah milik jalan (damija)
Drainase dalam kondisi baik/
46.88%
44.27% 94.43 di bawah target
Tidak terpadunya koordinasi antara instansi terkait dalam
Peningkatn koordinasin kepada semua stakeholder
IV - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
pembuangan aliran air tidak tersumbat
hal pendataan, perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan sistem jaringan drainase
Peran serta maasyarakat dalam pemelihraan drainase
Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota
1 unit 12 Unit 1200
% melampaui target
Adanya peningkatan dana untuk kegiatan turap pada sungai rawan longsor
Luas irigasi Kab. Dlm kondisi baik
37,48%
65,40% 174.4
9% melampaui target
Peningkatan anggaran DAK & DAU untuk rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi kewenangan Kabupaten
Mutu dan Kualitas pekerjaan yang baik
sasaran kegiatan merupakan kegiatan prioritas
Penataan Ruang
Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB
500 0.38% 0.000
8 di bawah target
Target realisasi untuk rasio RTH persatuan HPL/HGB tidak rasional
Peningkaatn penyediaan RTH
Kurang akuratnya data terkait pemenuhan RTH dalam skala Kabupaten
Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan
10.07%
11.02% 109.4
7 melampaui target
Masih rendah bangunan yang ber IMB
Aktifnya sosialisasi terkait aturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), jumlah SDM pemantau dan pengawas tata ruang dan didukung dengan sarana operasional yang memadai
4 Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman
Perumahan
RT pengguna air bersih
75.00%
96.14% 128.1
9 melampaui target
Masih ada RT yang belum menikmati air bersih
Terkoordinasinya penanganan permasalahan sanitasi dan air bersih melalui pokja AMPL dan Sanitasi
Peningkatan cakupan pengguna air bersih khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan
RT ber Sanitasi 85% 94.71% 111.4
2 melampaui target
Masih ada RT yang belum memenuhi cakupan pelayanan sanitasi t
Terkoordinasinya penanganan permasalahan sanitasi dan air bersih melalui pokja AMPL dan Sanitasi. Dan Peningkatan rumah tangga yang dapat mengakses sanitasi yang layak dan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi di sekolah dan tempat umum sebagai upaya meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS
Lingkungan Permukiman Kumuh
0.00% 0.00% di bawah target
Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi dan kebutuhan penangan lingkungan permukiman kumuh;
1). Optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi dan kebutuhan penangan lingkungan permukiman kumuh; 2). Optimalnya peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan pola hidup bersih dan sehat.
Rumah layak huni 80% 77.52% 96.9 di bawah target
Kurang optimalnya pendataan terkait jumlah rumah layak huni
Peningkatan aksesibilitas MBR akan rumah yang layak melalui fasilitasi peningkatan kualitas perumahan
IV - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
dan fasilitasi penyediaan rumah susun; dan Peningkatan jaminan kualitas perumahan dengan menerapkan standarisasi perijinan dalam membangun rumah khususnya bagi MBR;
5
Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
Rasio jumlah Pol.PP per 10.000 penduduk
20 4 20 di bawah target
1). Tidak ada kewenangan untuk mengangkat tenaga organik, 2). Belum berimbangnya jumlah polisi pamong praja dengan jumlah penduduk
Pengangkatan tenaga Pol. PP dengan status sukarelah
Persentase linmas per 10.000 penduduk
18.76%
17.19% 17.19
% di bawah target
Ketidak jelasan tentang Regulasi Organisasi
Peningkatan Koordinasi dengan kementerian dalam negeri
Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan
5.56 5.56 100 Mencapai target
Adanya koordinasi yang baik dengan aparat keamanan (Polres & Kodim)
Penegakan Perda 24 36 150 melampaui target
Terbatasnya PPNS penegakan perda
Peningkatan dukungan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan
Cakupan Patroli petugas Satpol PP
8 kec 8 kec 100% Mencapai target
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung cakupan patroli petugas Satpol PP
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, ketenteraman, keindahan) di Kabupaten
100% 84.34% 84.34 di bawah target
Kurangnya tenaga penyidik Ketersediaan tenaga penyidik
Jumlah Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten
27 27 100 Mencapai target
Adanya dukungan Pemerintah Daerah melalui program kegiatan pemantauan bencana alam
6 Sosial
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi
6 5 83.33 di bawah target
belum memenuhi persyaratan untuk diberikan bantuan
Peningkatan sarana dan prasarana sosial
Hanya Lima yang memenuhi persyaratan untuk diberikan bantuan
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
5.50% 22.40% 407 melampaui target
Optimalisasi peningkatan ketersediaan data PMKS yang akurat;
Memperluas jangkauan pelayanan kepada penerima manfaat dan Penyediaan SOP dan penentuan kriteria PMKS yang akan mendapatkan bantuan
Adanya bantuan dari sumber dana lain
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
5.50% 75.50% 1,372.
73 melampaui target
Adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial
4.1.2.2. Urusan Wajib tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
Permasalahan
Pembangunan
Daerah Aspek
Pelayanan
Umum Urusan
Wajib Tidak
Berkaitan
Dengan
Pelayanan
Tabel 4.3
IV - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
1 Tenaga Kerja
Angka sengketa pengusaha-pekerja pertahun
2 0 100 melampaui target
Setiap tahun dilaksanakan sosialisasi dan pembinaan terhadap perusahaan dan pekerja tentang perlindungan dan pengamanan ketenagakerjaan serta berbagai peraturan-peraturan pelaksana lainnya
Tingkat partisipasi angkatan kerja
71.69 41.09 57.32 di bawah target
rendahnya skill akibat dari belum terbinanya bursa kerja khusus yang ada di institusi pendidikan/ balai kerja
Pembekalan dan pelatihan tenaga kerja baik skil maupun kemampuan manajemen
Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka
Pengembangan sistem informasi pasar kerja melalui online sistem
Pencari kerja yang ditempatkan
780 67 8.59 di bawah target Kurangnya kegiatan job canvasing (mencari lowongan pekerjaan ke perusahaan)
Perlu komitmen untuk membuat program perencanaan tentang target penempatan tenaga kerja dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Kurangnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor lowongan pekerjaan
Pembangunan balai latihan kerja berbasis kebutuhan pasar kerja
Kurangnya partisipasi pencari kerja yang telah ditempatkan/ telah mendapatkan kerja yang melaporkan diri ke dinas tenaga kerja
Keselamatan dan perlindungan
12 67 558.33 Di bawah target
Sosialisasi penerapan peralatan tentang perlindungan ketenagakerjaan antara lain UU BPJS
Kemampuan perusahaan dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan kelengkapan kerja dan pemberian jaminan sosial
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
1 0 100 Mencapai target
sosialisasi terhadap berbagai aturan maupun kebijakan pemda senantiasa dilakukan dalam setiap kesempatan baik secara langsung maupun melalui media lainnya
2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
10.30% 11.05% 107.28 melampaui target
Semakin diperhitungkannya tingkat keahlian dan keterampilan serta pendidikan kaum perempuan yang semakin tinggi sehingga semakin banyak kaum perempuan yang diterima dilembaga pemerintah
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
59.80% 88.95% 148.75 melampaui target
Semakin banyaknya kaum perempuan yang diterima di lembaga swasta karena melihat bahwa tingkat keterampilan kaum perempuan yang tidak kalah dengan kaum laki-laki, sehingga mereka diperhitungkan di dunia kerja dan dunia industri. Hal ini juga disebabkan banyaknya diklat bagi kaum perempuan untuk meningkatkan tingkat keterampilan mereka
Rasio KDRT 0.00% 0.04% 37 di bawah target
Kasus KDRT yang semakin tinggi di masyarakat disebabkan tingkat pengetahuan masyarakat akan KDRT yang semakin
Peningkatan upaya KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) kepada seluruh masyarakat dan lembaga pemerhati perempuan dan anak, dalam hal
IV - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
meningkat, karena banyaknya sosialisasi KDRT yang dilaksanakan di masyarakat baik dari BPPKB sendiri maupun oleh lembaga-lembaga lain yang peduli masalah KDRT
pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kasus KDRT
Optimalisasi penerapan SPM bidang Layanan terpadu Penanganan Korban Kekerasan thd Perempuan dan Anak
Peningkatan ketahan keluarga
Kasus KDRT sebenarnya banyak terjadi di mayarakat sejak dulu tapi yang melapor hanya sedikit namun dengan meningkatnya pengetahuan mayarakat tentang prosedur pelaporan KDRT maka angka KDRT kelihatannya semakin tinggi
Partisipasi angkatan kerja perempuan
89.00% 89.23% 100.26 melampaui target
Adanya program UPPKS (usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera) sehingga bagi keluarga yang ikut program UPPKS ini maka akan memberikan nilai tambah penghasilan mereka, sehingga mereka terbeba dari keluarga pra sejahtera & keluarga sejahtera I
Adanya program Tribina yang bisa memberikan binaan bagi satu keluarga, sehingga mereka dapat mengerti betapa pentingnya membentuk keluarga yang sejahtera
3 Pangan
Regulasi ketahanan pangan (jumlah Regulasi)
5 5 100 sama dengan target
dalam penyusunan regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada permasalahan yang ditemukan, akan tetapi apabila ditelaah secara spesifik masih ada arah kebijakan ketahanan pangan yang masih perlu dibuatkan regulasi hukum seperti diversifikasi dan keamanan pangan
implementasi UU No. 8 tahun 2012 tentang pangan serta PP No. 17 tahun 2015 tentang kesehatan pangan dan gizi sudah dilaksanakan walaupun penerapannya belum maksimal
Rata-rata Ketersediaan pangan utama (Ton)
204391 130182 63.69 di bawah target
adanya penurunan produksi dan produktifitas pangan utama dalam hal ini padi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim serta bencana kekeringan (puso)
iklim dalam hal ini cuaca, pola tanam, adopsi penerapan teknologi (pemupukan, benih berlabel, tata guna air dsb)
Ketersediaan dan Cadangan Pangan
Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita (%)
90 320.47 356.08 melampaui target
adanya surplus ketersediaan pangan tertentu terhadap kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 93.891,92 ton berdasarkan analisis ratio ketersediaan neraca bahan makanan sehingga pencapaian ketersediaan energi dan protein melebihi target SPM kabupaten
surplus jumlah ketersediaan pangan terutama jenis pangan padi-padian
Penguatan Cadangan Pangan (%)
60 6.6 11 di bawah target
belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas tentang pemahaman pengisian gudang cadangan pangan pemerintah
1). Penguatan koordinasi penguatan cadangan pangan, 2). Peningkatan Tingkat Produksi utama (beras)
Distribusi dan Akses Pangan
Ketersediaan Informasi Pasokan,
90 100 111.11 melampaui target
pemantauan ketersediaan informasi pasokan yang
pasokan jenis komoditi sudah tersedia, lokasi pemantauan
IV - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Harga dan Akses Pangan di Daerah
dilaksanakan meliputi 9 jenis komoditi, 4 lokasi dan waktu melebihi target yang ingin dicapai
terjangkau dan waktu pemantauan efektif dan efisien
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
90 97.6 108.44 melampaui target
harga komoditi sembilan bahan pokok cukup terjangkau kecuali harga bawang merah dan cabai yang mengalami fluktuasi pada hari-hari tertentu serta pasokan selalu tersedia baik produksi daerah maupun dari daerah tetangga
harga dan pasokan harus terjangkau dan tersedia oleh masyarakat
Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
90 108.2 120.22 melampaui target
skor PPH yang ingin dicapai sebesar 81 sementara realisasinya sebesar 87.65 sehingga pola konsumsi kita secara kualitas sudah melebihi target skor PPH Kabupaten
pengetahuan masyarakat tentang kualitas pola konsumsi pangan cukup beragam, bergizi, berimbang atau diversifikasi pangan sudah mencapai target PPH ideal
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
80 45.45 56.81 di bawah target
ditemukan adanya beberapa jenis pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan yang beredar dipasaran seperti buah-buahan dan ikan kering yang beredar mengandung formalin dan pestisida berdasarkan uji residu dan uji laboratorium
kurangnya pengawasan dan sosialisasi mutu pangan yang aman dikonsumsi di tingkat konsumen dan produsen
Penanganan Kerawanan Pangan
Penanganan Daerah Rawan Pangan
60 60 100 sama dengan target
belum adanya indukasi gejala kerawanan pangan di kab. Soppeng
ketersediaan pangan utama cukup tersedia, angka kecukupan gizi terpenuhi, harga dan pasokan terjangkau dan selalu tersedia baik dari dalam maupun luar daerah.
4 Pertanahan
Luas lahan bersertifikat
100% 0,32% (Tahun 2014)
0 di bawah target
Pensertifikatan tidak bisa dilaksanakan dikarenakan adanya perubahan sistem pensertifikatan oleh kantor pertanahan Kabupaten Soppeng dari pendaftaran tanah secara sistimatik menjadi secara sporadis dimana setiap SKPD mengajukan sendiri asset yang akan disertifikat
Peningkatan koordinasi Pemerintah Daerah dengan BPN
Penyelesaian kasus tanah negara
100% 100% 100% sama dengan target
Penyelesaian izin lokasi
100% 100% 100% sama dengan target
jangka waktu penyelesaian rekomendasi dari tim tekhnis cepat sehingga penerbitan izin dapat cepat terlaksana
5 Lingkungan Hidup
Persentase Penanganan sampah
13.95% 23.26% 166.74 melampaui target
Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas penduduk belum didukung oleh keberadaan sarana persampahan berupa TPS serta institusi pengelola yang memadai
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
Perbaikan manajemen pengelolaan persampahan
Cakupan pengawasan
100% 100% 100% Mencapai target Optimalisasi pemantauan/pengawasan terhadap
IV - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
terhadap pelaksanaan amdal
usaha wajib dokumen AMDAL, UKL/OPL dan SPPL
Status Mutu Air 100% 100% 100% Mencapai target
Adanya sarana dan prasarana yang mendukung yaitu adanya laboratorium lingkungan Kantor Lingkungan Hidup
Adanya SDM bidang laboratorium
Pengembangan SDM laboratorium oleh BLHD Provinsi Sul-Sel dan Ekoregion suma, Makassar
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
113.77 2.4 2.1 di bawah target Tempat pembuangan sampah (TPS) masih kurang
Penegakan hukum lingkungan
100% 100% 100% Mencapai target
Tim terpadu pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan usaha pertambangan dan mineral Kab. Soppeng
Tidak adanya pengaduan atas indikasi adanya kerusakan lingkungan yang diterima oleh Pemda
Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air
13% 0 0 di bawah target
Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air
Penyediaan data base daerah rawan bencana
6 Adm. Kependudukan dan Catatan Sipil
Kepemilikan KTP 95 86.5 91.05 di bawah target Masih adanya penduduk yang belum melaksanakan perekaman
Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang administrasi kependudukan
Adanya penduduk yang terdaftar di data base tetapi tidak tinggal di Soppeng
Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk
950 3836 403.789
474 melampaui target
Sosialisasi terhadap pentingnya akta kelahiran senantiasa dilakukan
Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
Tidak Ada
Ada 100 melampaui target
Koordinasi yang baik dan intensif antara pemerintah Kabupaten dan Pemerintah provinsi
Penerapan KTP nasional berbasis NIK
Telah diterap
kan
Telah diterap
kan 100
sama dengan target
Sosialisasi terhadap masyarakat secara intensif
sarana dan prasarana disertai sistem penunjang dan tersedianya tenaga teknis
Adanya kewenangan dari pemerintah pusat ke pemda untuk melakukan penerbitan KTP-el berbasis NIK
7 Pemberdayaan masyarakat desa
Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
17 D/K 70 D/K 412% melampaui target
Dengan meningkatnya dana yang diberikan ke setiap desa/kelurahan maka kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat secara keseluruhan dari 70 D/K dapat terbina dengan baik
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
14 D/K 14 D/K 100% sama dengan target
Adanya pembinaan langsung dari pengurus PKK Kabupaten
LPM Berprestasi 3 bh 3 bh 100% sama dengan target
Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam membina kelompok binaannya maka berhasil
IV - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
meraih penghargaan tingkat provinsi kategori Desa/Kelurahan dalam bidang Bulan Bakti Gotong Royomg dan Penghargaan kategori lomba Bumdes
PKK aktif 100% 70 D/K 100% sama dengan target
Didukung oleh semua pengurus dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan sampai Kabupaten
Posyandu aktif 95%
Masih ada Sebagian Posyandu Yang Belum memiliki kader yang terlatih serta sarana dan prasarana yang layak khususnya di daerah Desa/Kelurahan terpencil
Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kader Posyandu dan Pemberian Dukungan Sarana Dan Prsarana yang Layak kepada Posyandu Didesa/Kelurahan khususnya didaerah terpencil
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat
75% 100% 133% melampaui target
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam membangun Desa/Kelurahan
8 Pengendalian Penduduk dan KB
Rata-rata jumlah anak per keluarga
2.88 1.22 157.64 melampaui target
Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB sehingga mereka akan sadar untuk ber KB sehingga dalam satu keluarga rata-rata hanya memiliki 1 sampai 2 orang anak
Rasio akseptor KB 750 750 100 sama dengan target
semakin tingginya angka kesertaan berKB di masyarakat, karena banyaknya komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga masyarakat akan sadar dengan sendirinya pentingnya program KB
Prevelensi peserta KB aktif
75.00% 75.06% 100.08 melampaui target
karena banyaknya program dan kegiatan yang ditujukan dalam pembinaan kesertaan ber KB serta pelayanan KB yang dilakukan secara gratis, sehingga masyarakat semakin banyak yang menjadi akseptor KB aktif
peningkatan peserta KB aktif juga dipicu oleh penyuluhan yang semakin giat dilaksanakan oleh para PLKB di lapangan guna menjaring peserta KB dikalangan masyarakat
Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I
19.3 14.88 122.9 melampaui target
adanya program PPKS atau usaha peningkatan pendapatan Keluarga Sejahtera sehingga bagi keluarga yang ikut program PPKS ini maka akan memberikan nilai tambah pada penghasilan mereka sehingga mereka bisa terbebas dari keluarga pra sejahtera dan KS I
adanya program Tribina yang bisa memberikan binaan bagi 1 keluarga sehingga mereka dapat mengerti betapa pentingnya membentuk keluarga yang sejahtera
9 Perhubungan
Angkutan darat 6.00% 6.00% 100% Tercapai - Sesuai SOP
Kepemilikan KIR angkutan umum
91% 91% 100% Tercapai Oprasi Penertiban ditingkatkan
Tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) PKB yang Memadai
Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR)
24 Menit
24 Menit
100% Tercapai Sosialisasi tentang pengujian kendaraan bermotor
IV - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Tersedianya sarana pengujian yang memadai
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
MPU 50,
Barang 60.000
MPU 70,
Barang 80.000
140% 133%
Melampau Target
Sesuai PERDA yang berlaku
Jumlah arus penumpang angkutan umum
tidak ada target
214,200 Jumlah Penumpang semakin meningkat setiap tahun
Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen pengelolaan pelabuhan laut/udara/terminal
Rasio ijin trayek tidak ada target
0.003
Jumlah terminal bis tidak ada target
6
Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen pengelolaan terminal dan penerapan sistem transportasi serta peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi khususnya pada kawasan perdesaan
10 Komunikasi dan infromatika
Jumlah surat kabar nasional/lokal
30 bh 37 bh 123.33
% melampaui target
- Kesinambungan hubungan kemitraan antara Pemda dengan Pers
Kebutuhan akan informasi yang lebih luas
Jumlah penyiaran radio/ TV lokal
4 bh 4 bh 100% Mencapai target - Kemudahan dalam perizinan
Adanya pengawasan terhadap Radio/ TV Lokal oleh Instansi Terkait
Wibesite milik pemerintah daerah
Ada Ada Ada Mencapai target - Adanya Jaringan Internet yang Memadai
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang IT
Pameran/ekspo 6 kali
11 Koperasi, UKM
Persentase Koperasi yang aktif (%)
98 88.94 90.76 di bawah target sebanyak 22 koperasi selama 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT
Dukungan pemerintah dalam meningkatkan keaktifan koperasi'
Rendahnya peran aparat kecamatan dan desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi
Pelibatan aparat kecamatan dan desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi diwilayahnya
Kurangnya regulasi sektor ekonomi untuk mendorong kegiatan usaha koperasi
Penyusunan regulasi sektor ekonomi yang berpihak pada Koperasi
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM (%)
2.15 33.3 1548.84 melampaui target
jumlah UKM non BPR/ LKM UKM ada satu yang mendapatkan bantuan namun realisasinya sebanyak 2
Usaha mikro dan kecil (%)
65 75.55 116.23 melampaui target
tidak adanya pendataan UMKM secara intensif
adanya dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan usaha mikro
12 Penanaman Modal
Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi
20% 480% 2400
Mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar Rp 66,376,553,554 pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp.
Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi
Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap investasi yang dibutuhkan dan pelayanan perizinan yang capat
385,178,328,656
Jumlah investor
69
Sarana dan infrastruktur daerah
Peningkatan infrastruktur
berskala nasional Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng yang masih kurang
Penyiapan regulasi yang mendukung kemudahan dalam berinvestasi
Penyusunan potensi dan peluang
IV - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
investasi yang lengkap
Rasio daya serap tenaga kerja
3.61
Jumlah nilai investasi berskala nasional
385,178,328,65
6
Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi
Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap investasi yang dibutuhkan dan pelayanan perizinan yang capat
(PMDN/PMA)
13 Kepemudaan dan Olah Raga
Jumlah organisasi pemuda
12 11 91.67 di bawah target Kurangnya sosialisasi kepemudaan dalam berorganisasi
Memfasilitasi secara terbatas baik teknis, manajemen, maupun dana dalam rangka mendinamisasi dunia kepemudaan
Jumlah organisasi olahraga
20 23 115 melampaui target
1). Banyaknya ajang pertandingan, 2). Meningkatkan pola pembibitan dan pembinaan atlit melalui pusat pendidikan dan latihan olagraga pelajar
Jumlah kegiatan kepemudaan
5 5 100 melampaui target
Melibatkan pelajar dalam hal kegiatan yang sifatnya formal
Jumlah kegiatan olahraga
5 3 60 di bawah target
1.) Terbatasnya kegiatan olah raga hanya pada tingkat pelajar, 2). Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana kegiatan
Perlu adanya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas
Lapangan olahraga 112 125 111.61 melampaui target
sarana dan prasarana masih kurang dan kurang terpelihara
1). Ketersediaan lahan, 2). Perlibatan pihak swasta, 3). Diakibatkan organisasi olah raga yang membuat ajang kompetisi olah raga
14 Statistik
Buku Kabupaten dalam angka
Ada Ada 100% sama dengan target
Dilakukannya kerjasama dengan Pihak Badan Pusat Statistik dalam penyusunan Buku tersebut
Buku PDRB Kabupaten
Ada Ada 100% sama dengan target
Dilakukannya kerjasama dengan Pihak Badan Pusat Statistik dalam penyusunan Buku tersebut
15 Persandian
Penetapan pola hubungan
komunikasi sandi antar-
Perangkat Daerah
16 Kebudayaan
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
10 8 80 di bawah target budaya adalah kearifan lokal yang kadang berbenturan dengan agama
perlunya promosi yang lebih gencar dan bersinergi dengan event lain seperti lovely toraja
Pattaungeng, Pesta nelayan, maccera tampareng ditentukan oleh kondisi alam seperti disaat air sedang pasang
budaya ini memerlukan perlakuan khusus atau kehati hatian agar tidak berbenturan dengan agama
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
9 buah 0 0 di bawah target Dukungan manajemen pengelolaan gedung kesenian yang representatif
Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
100 54.17 54.17 di bawah target ada beberapa kawasan cagar budaya yang beum dipelihara secara optimal
Peningkatan Pemeliharaan kawasan cagar budaya
17 Perpustakaan
IV - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Jumlah Perpustakaan 1 1 100 Mencapai target
Perlu adanya pendataan ulang semua jenis perpustakaan yang ada di Kabupaten Soppeng. Termasuk perpustakaan sekolah dan perpustakaan Desa/Kelurahan
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
0.08% 0.28% 350 Mencapai target
Penyediaan anggaran/dana untuk pengadaan buku cukup memadai sehingga jumlah koleksi buku bertambah setiap tahun
Pengunjung perpustakaan per tahun
0.01% 0.03% 300 Mencapai target
Masih kurangnya minat baca masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya budaya membaca masyarakat
Peningkatan fasilitasi dan sosialisasi pemerintah baik untuk memacu peningkatan minat baca masyarakat
18 kearsipan
Pengelolaan arsip secara baku
2.20% 100% 100% Mencapai target Telah dilaksanakan sosialisasi kepada SKPD untuk mengelola arsipnya secara baku
Peningkatan SDM Pengelola kearsipan
1 Keg 1 Keg 100% Mencapai target
Ketersediaan dan kapasitas sumberdaya manusia pengelola arsip belum memadai,
Peningkatan pengetahuan dan minat minat aparatur tentang kepentingan penglolaan kearsipan;
Belum optimalnya pembinaan kearsipan di SKPD yang di sebabkan oleh kurangnya Tenaga Fungsional Kearsipan (Arsiparis
Peningkatan kesejahteraan aparatur fungsional kearsipan
4.1.2.3. Urusan Pilihan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
1 Kelautan Perikanan
Produksi perikanan (ton)
5000 1615.9 32.32 di bawah target
produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan
Memanfaatkan potensi yang ada dengan menerapkan teknologi serta membangun jejaring bisnis perikanan
tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014
Pengembangan sektor hulu ke hilir dan revitalisasi sistem produksi dalam rangka penyediaan bahan baku industrialisasi
Pembinaan dan Pengawasan dalam pengelolaan Sumberdaya perikanan
Konsumsi ikan (ton)
7500 7073.8 94.32 di bawah target
konsumsi menurun yang diakibatkan oleh banyaknya alternatif makanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
1). Pembinaan produk nilai tambah dan diseminasi teknologi pengolahan. 2). Peningkatan mutu dan jaminan keamanan pangan
Cakupan bina kelompok nelayan (klp)
25 20 80 di bawah target
Optimalisasi kinerja dalam pembinaan kelompok nelayan seluruhnya belum mencapai target karena pada saat kondisi cuaca yang tidak mendukung (musim kemarau), sebagian kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasar dll)
1). Inovasi teknologi pada kelompok perikanan, 2).Pengelolaan potensi dengan berbasis komoditas, kawasan serta pembenahan sistem dan manajemen
Produksi perikanan kelompok nelayan (ton)
3219 1445.2 44.9 di bawah target
produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan
1). Kualitas kelembagaan nelayan, pembudidaya dan pengolah. 2). Meningkatkan pembinaan kelembagaan masyarakat usaha perikanan agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing
tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014
2 Pariwisata
Kunjungan wisata 297162 185180 62.32 di bawah target
sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata
Sinergitas dengan SKPD lain misalnya PU untuk infrastruktur ke
Permasalahan
Pembangunan
Daerah Aspek
Pelayanan
Umum Urusan
Pilihan
Kabupaten
Soppeng
Tabel 4.4
IV - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
belum optimal objek wisata, dinas koperindag untuk pedagang kaki lima dan cindramata wisata
Peningkatan sarana dan prasarana akses ke DTW
Persentase Pertumbuhan Kunjungan Wisata
0,96 -30.86 di bawah target
sumberdaya pengelola dan instansi pengelola belum memadai
Pemasaran objek wisata seperti pemilihan duta wisata yang akan membantu memasarkan objek wisata di setiap event di dalam dan luar negeri
Kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB
1.7 0.6 35.29 di bawah target
Perlu peningkatan promosi baik Dalam maupun Luar Negeri
3 Pertanian
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
Ketersediaan benih dan produksi lainnya yang memenuhi prinsip 5 T
- Padi (GKG) 65.91 58.6 88.91 di bawah target
Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan erjadinya bencana kekeringan yang menyebabkan areal pertanaman padi mengalami puso ±9.852 hektar, kerusakan ringan ± 15 hektar, sedang ±122,96 hektar dan berat ± 618,59 hektar.
Pengendalian OPT dan pengawalan teknologi
- Jagung (Pipilan Kering)
60.45 37.9 62.7 di bawah target
Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di tingkat kelompok tani
Pembangunan dan rehabilitasidan jaringan irigasi
Tingkatpemupukan belum sesuai rekomendasi teknis dan ketersediaan pupuk bersubsidi masih terbatas
Pengembangan sumber air irigasi alternatif seperti embung dll.
Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan terjadinya kekeringan hingga puso seluas 907 hektar
Fasilitasi penyediaan alsintan dan lembaga penyedia alsintan
- Kedele (Pipilan Kering)
31.41 20.7 65.9 di bawah target
Terjadinya perubahan iklim menyebabkan terjadinya kekeringan (puso) seluas 98 hektar
Fasilitasi permodalan dan pembiayaan usaha tani lainnya
- K. Tanah (Biji Kering)
23.89 17.1 71.58 di bawah target
Masih terbatasnya ketersediaan penggunaan benih bermutu bersertifikat di tingkat kelompok tani
Keteresdiaan pupuk murah
- K. Hijau (Biji Kering)
16.72 6.2 37.08 di bawah target
Penggunaan benih masih dominan menggunakan benih asalan, cenderung turun temurun
Pemeliharaan tanaman tidak dilakukan secara insentif karena hanya dianggap tanaman sela antara dua musim tanam
- Ubi Kayu (Umbi Basah)
108.02 144.86 134.1 melampaui target
Petani melakukan panen pada saat melebihi umur teknis
Skala usaha yang kecil/sempit , budiaya secara tumpang sari sehingga intensif pemeliharaannya
- Ubi Jalar (Umbi Basah)
79.92 175.68 219.82 melampaui target
Diusahakan secara tumpang sari
Diusahakan pada lahan yang selama ini tidak digunakan untuk tanaman pangan lainnya (optimalisasi pemanfaatan lahan)
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
49.81 0
Cakupan bina kelompok tani (%)
100 106 106 melampaui target
target binaan kelompok tani sebanyak 650 klp dengan realisasi binaan 689 klp dimana pertumbuhan dan pemekaran
luas potensi kelompok, jumlah anggota kelompok serta jumlah kelompok binaanpenyuluh tiap WKPP mengacu pada permen 82
IV - 22 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
kelompok tani yang melebihi target akibat luas potensi yang terlalu besar untuk satu kelompok serta efektifitas pengelolaan manajemen kelompok yang terlalu banyak anggotanya
tahun 2013
4 Peternakan
Populasi Ternak Sapi (ekor)
35000 41327 118.08 melampaui target
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak tentang cara beternak secara intensif
adanya inovasi tekhnologi peternakan dalam pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak melalui kegiatan pelatihan tekhnologi peternakan
Populasi Ternak Kambing (ekor)
15000 21829 145.53 melampaui target
Meningkatnya minat peternak terhadap pemeliharaan ternak kambing akibat adanya peluang pasar yang semakin besar
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak kambing
Populasi ternak unggas (ekor)
1100050
1818784
165.34 melampaui target
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak unggas melalui vaksinasi dan pemberian obat
Adanya kegiatan faksinasi sebagai wujud pencegahan dan penanggulangan penyakit unggas
Kelahiran Sapi Hasil IB (ekor)
300 97 32.33 di bawah target
Masih rendahnya pengetahuan peternak tentang inseminasi buatan
Kurangnya petugas inseminator
Masih banyaknya kelahiran ternak sapi hasil IB yang belum terlapor
Produksi daging (kg)
800000 867909 108.49 melampaui target
Meningkatnya populasi ternak
Meningkatnya Pemenuhan gizi/hewani yang menyebabkan permintaan daging semakin meningkat
5 Kehutanan
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%)
4.09 7.99 195.35 melampaui target
Adanya program dari kementrian Kehutanan melalui BP DAS Jeneberang dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan
Kerusakan Kawasan Hutan (%)
7 1.07 184.71 melampaui target
partisipasi polhut/ petugas semakin meningkat
kesadaran masyarakat yang semakin tinggi pentingnya menghindari kerusakan hutan
6 Energi dan SDM
Pertambangan tanpa izin
94% 60% 63% tidak tercapai
masih adanya pengusaha tambang untuk mendapatkan IUP Operasi produksi yang sesuai
Peningkatan pengawasan pertambangan
kurangnya kesadaran dari pengusaha
Kontribusi pertambangan terhadap PDRB
0,59%
7 Perdagangan
Kontribusi sector perdagangan terhadap PDRB (%)
12.74 12.26 96.23 di bawah target
adanya adaptasi pencatatan statistik nasional dengan melakukan perubahan tahun dasar dari tahun dasar 2000 ke tahun dasar 2010
Pertumbuhan usaha kecil menengah dan besar
IV - 23 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
CAPAIAN KINERJA
(%)
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informasi (%)
16.56 74.64 450.72 melampaui target
kurangnya kesadaran pedagang akan undang-undang perlindungan konsumen
adanya pembinaan pedagang dan pengawasan baran/jasa secara insentif dari aparatur dinas Koperindag terhadap barang jasa yang beredar
8 Perindustrian
Kontribusi sector industri terhadap PDRB
7.54 10.35 137.27 melampaui target
diharapkan adanya bantuan pemerintah dalam bentuk peralatan untuk perkembangan industri
adanya laju pertumbuhan pengelolaan industri tembakau, industri makanan dan minuman dan industri rumah tangga lainnya di tahun 2014 dan 2015
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri
0.52 2.21 425 melampaui target
diharapkan adanya pendataan secara kontinyu agar didapatkan hasil berupa profil usaha mikro khususna industri rumah tangga setiap tahunnya
tingginya minat wirausaha baru dalam mengembangkan usahanya, serta adanya bakat/ keterampilan masyarakat dalam membuat produk barang/ jasa yang dapat diterima masyarakat
Pertumbuhan industry
4.01 0.36 8.98 di bawah target
tidak adanya pendataan terkait jumlah industri termasuk jumlah produksi di kab. Soppeng setiap tahunnya. Data yang diperoleh hanya bersumber dari jumlah usaha industri yang mengurus izin usaha melalui KPT dan dinas Koperindag
meningkatnya pertumbuhan industri rumah tangga yang mendorng peningkatan jumlah produksi
Cakupan bina kelompok pengrajin
4.03 83.33 2067.74 melampaui target
pelaku usaha / perajin membutuhkan peralatan namun terkendala oleh tidak adanya proposal yang dibuat untuk mendapatkan bantuan tersebut
banyaknya pelatihan industri yang diadakan setiap tahunnya
9 Transmigrasi
Transmigran 0% Sejak tahun 2000 tidak ada lagi transmigrasi swakarsa mandiri
4.1.3. Aspek Daya Saing Daerah
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2014
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
2015
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
1 Pengeluaran per kapita per bulan (Rp)
1.325.000 1.450.000 654.820 (2014)
Tidak Mencapai target
Penegluaran Perkapita 654.820 rupiah lebih rendah dibandingkan pengeluaran perkapita provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 677.300 rupiah
Peningkatan pendapatan masyarakat dan Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah dalam mendukung peningkatan konsumsi kelompok non pangan
2 Nilai tukar petani (%)
81.95 84.41 99,91 Melebihi
kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/ dijual petani masih lebih rendah dibandingkan produk yang dibutuhkan oleh petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga
Memperbaiki HPP, Meperm,endek rantai distribnusi dari produsen ke konsumen
3 Luas Wilayah Produktif (Ha)
85.716,54 85.716,54 51,765.95 Tidak Mencapai target
Masih kurangnya infrastuktur wialyah dalam kondisi yang memadai
Mendorong tumbuhnya industri berbasis pertanian, perkebunan, perikanan serta berdasar pada pemanfaatan yang menyeluruh dari sumber daya buatan dan SDM
4 Luas Wilayah Kebanjiran (Ha)
28,5 28 30,074.03
Luas Wilayah kebanjiran 5 tahun Terakhir tidak mengalami perubahan
Daerah yang permukaan rendah menjadi daerah yang rawan bencana banjir
Peningkatan pembangunan tanggul dan perhijauan disekitar sungai
5 Luas Wilayah Perkotaan (Ha)
11,900 11,900 9,564.79
Luas Wilayah Kota 5 tahun Terakhir tidak mengalami perubahan
Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan tingkat kepadatan penduduk di kota meningkat
Penataan Permukiman sesuai dengan arahan RTRW
6 Luas Persawahan
18,727.00 20,600.00 23.506 (2014)
Masih terjadinya alih fungsi lahan persawahan menjadi
Memberian insentif kepada pemilik sawah yang
Permasalahan
Pembangunan
Daerah Aspek Daya
Saing Daerah
Kabupaten
Soppeng
Tabel 4.5
IV - 24 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
NO INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA
2014
TARGET KINERJA
2015
REALISASI KINERJA
2015
CAPAIAN TAFSIRAN
PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
Beririgasi Teknis (Ha)
permukiman mempertahankan status sawanya sebagi areal persawahan
7
Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM
412 Ltr/Detik
453 Ltr/Detik
Memenuhi Target Masih terbatasnya debit ar PAM untuk mensuplay kebutuhan penduduk
Peningkatan cakupan pengguna air bersih khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan
8
Angka kriminalitas per 10.000 penduduk
14,44
13,68
5.8 Mencapai Target Kuatnya faktor ekternal daerah mempengaruh kriminalitas
Peningkatan Peran masyarakat didalam pelaksanaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Peningkatan Keaktifan Kantibmas
9 Jumlah demonstrasi
- 2 kali 3 kali Di bawahTarget
Masi adanya masyarakat yang menyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi
Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan demonstrasi;
Penyediaan sarana dan prasarana penyaluran aspirasi masyarakat dan mahasiswa
10 Jumlah persetujuan investasi
1.726 2.071 69 Tidak Mencapai target
Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi
Peningkatan infrastruktur
Sarana dan infrastruktur daerah belum memadai
Penyiapan regulasi yang mendukung kemudahan dalam berinvestasi
Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng yang masih kurang
Penyusunan potensi dan peluang investasi yang lengkap
4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan
Isu strategis dalam perencanaan pembangunan jangka
menengah daerah merupakan kondisi aktual yang perlu diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
penting, mendasar, mendesak dan berdampak jangka panjang bagi
keberlanjutan pembangunan serta signifikan bagi daerah sesuai dengan
tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
Issu strategis pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam lima
tahun ke depan dirumuskan dengan mensistesa fakta-fakta
permasalahan pembangunan maupun permasalahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang telah disampaikan pada bahagian
sebelumnya dengan issu-issu eksternal atau issu-issu global.
4.2.1. Isu Global
Dalam penyelenggaran pembangunan daerah, dapat ditemukan
beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan ditempuh.
IV - 25 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Kondisi tersebut bersifat eksternal atau kondisi dari luar yang tidak dapat
dikontrol sepenuhnya, namun dapat diantisipasi dampaknya ataupun dapat
dioptimalkan peluang yang ditimbulkannya.Kondisi eksternal tersebut
umumnya berlaku secara nasional maupun internasional dan berdampak
secara langsung dan berdimensi waktu yang panjang yang akan
mempengaruhi perjalanan pelaksanaan pembagunan, sehingg memerlukan
perhatian khusus. Berikut beberapa kondisi ataupun issu global yang
dipandang dapat mempengaruhi perjalanan kebijakan pembangunan
didaerah.
Perubahan Iklim,
Paradigma masa lalu menyebutkan bahwa masalah lingkungan global
lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup
temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.Belakangan mulai
disadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan
secara signifikan.Sebagai gambaran bahwa penebangan hutan,
mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara lokal.Ketika area
hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi
lokal tapi sudah berskala regional.
Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi
oleh upaya penanggulangan yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup
manusia tampaknya akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan
lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan
lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia sendiri.Isu
pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari sekian
banyak isu lingkungan untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal
tetapi global, demikian halnya dengan Indonesia.Di Indonesia masih
menghadapi tantangan besar di mana model pembangunan ekonomi yang
dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung
bersifat ekstraktif atau mengandalkan eksploitasi sumberdaya alam secara
langsung.Bahkan ada kecenderungan besar di mana upaya mempertahankan
IV - 26 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari masih
jauh dari yang diharapkan. Penyebab Pemanasan Global ini cukup kompleks,
meliputi meningkatnya gas rumah kaca seperti CO2 dan Metana yang
berasal dari Industri, Kendaraan bermotor dan mahluk hidup penghasil
metana alamiah seperti bakteri. Selain itu juga terjadinya kerusakan hutan
alami akibat alih fungsi hutan menjadi pemukiman, industri, Pertanian dan
fungsi lainya.Sehingga luas hutan setiap tahunnya terus berkurang yang
berakibat meningkatnya jumlah gas rumah kaca karena fungsi hutan sebagai
paru-paru dunia berkurang. Eksploitasi hutan yang dilakukan masyarakat
sekitar kawasan hutan juga tidak luput dari factor kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Oleh sebab itu, usaha untuk menghentikan perusakan hutan
tidak cukup dilakukan hanya dengan menghentikan kegiatan yang sifatnya
merusak saja, melainkan juga dituntut untuk melawan kecenderungan yang
terjadi dengan berbagai macam usaha rehabilitasi lahan dan hutan yang
telah rusak.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk
sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA). MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi
ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Beberapa isu strategis dalam implementasi
MEA:
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan
akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan
berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan
GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa
permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan. Dalam hal
ini competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan
mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri
lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih
berkualitas. lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang
IV - 27 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia. Apabila hambatan-
hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru akan menjadi
ancaman bagi Indonesia. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit
neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri
1. Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung
masuknya Foreign Direct Investment(FDI) yang dapat menstimulus
pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan
lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital)
dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Demikian juga investor
Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan
ruang antar negara anggota ASEAN. Para pengusaha akan semakin
kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan
semakin meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas
yang dimilikinya. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat
memunculkan exploitation risk. Indonesia masih memiliki tingkat
regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan
eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam
oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang
memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-
negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang
dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia,
sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat
untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam
yang terkandung.
2. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar
bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja
dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain
itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan
menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu.
MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan
IV - 28 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi
Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia
masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia,
Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia
sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.
4.2.2. Telaahan Kebijakan Pembangunan Nasional (RPJMN 2015-2019)
Telaahan kebijakan pembangunan dimaksudkan untuk mengetahui
priotas pembangunan nasional yang akan dijadikan acuan dalam
penyusunan RPJMD daerah, sebagai bagian dari upaya untuk
menciptakan konsistensi perencanaan.
4.2.2.1. Agenda Prioritas
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju
Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,
dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda
prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu
disebut NAWA CITA, yaitu:
Prioritas 1: Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi
Segenap Bangsa Dan Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh
Warga Negara
- Meminimalisasi Dampak Globalisasi, melalui arah
kebiajakan Mendorong peranan dan partisipasi aktif
pemerintah dan swasta dalam meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif globalisasi
ekonomi terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan
rakyat
- Peningkatan Ketersediaan dan Kualitas Data serta
Informasi Kependudukan, dengan sasaran Meningkatnya
IV - 29 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan,
serta pemanfaatan data dan informasi kependudukan tersebut
untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan
Prioritas 2: Membangun Tata Kelola Pemerintahan
Yang Bersih, Efektif, Demokratis Dan Terpercaya.
- Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan
dalam Politik dan Pembangunan, dengan sasaran
Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai
bidang pembangunan dan meningkatnya keterwakilan
perempuan dalam politik termasuk dalam proses pengambil
keputusan di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
- Membangun transparansi dan akuntabiltas kinerja
pemerintahan, dengan sasaran: meningkatnya
transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik, yang
ditandai dengan; terwujudnya sistem pelaporan kinerja
instansi pemerintah dan meningkatnya akses publik terhadap
informasi kinerja instansi pemerintah; meningkatnya
implementasi open government pada seluruh instansi
pemerintah serta makin efektifnya penerapan e-
government untuk mendukung manajemen birokrasi
secara modern.
- Penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi
birokrasi nasional (RBN), dengan sasaran meningkatnya
kualitasnya birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik
dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja
pembangunan nasional di berbagai bidang, yang ditandai
dengan: terwujudnya kelembagaan birokrasi yang efektif
dan efisien; meningkatkan kapasitas pengelolaan reformasi
IV - 30 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
birokrasi; diimplementasikannya UU Aparatur Sipil Negara
secara konsisten pada seluruh instansi pemerintah; dan
meningkatnya kualitas pelayanan publik.
- Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses
Pengambilan Kebijakan Publik, dengan sasaran:
meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan badan publik
yang baik.
Prioritas 3 :Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan
Memperkuat Daerah-Daerah Dan Desa Dalam Kerangka
Negara Kesatuan.
- Peletakan Dasar-Dasar Dimulainya Desentralisasi
Asimetris, dengan sasaran terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama
Kawasan Timur Indonesia, dengan sasaran. Terwujudnya
pemerataan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu,
diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat
mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan
wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa
Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum
pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.
- Pengurangan Ketimpangan Antar Kelompok Ekonomi
Masyarakat. Dengan sasaran: Meningkatnya investasi
padat pekerja sehingga memperluas kesempatan pekerjaan
bagi masyarakat yang kurang mampu (decent job);
IV - 31 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Meningkatnya akses usaha mikro dan kecil untuk
mengembangkan keterampilan, pendampingan, modal usaha,
dan pengembangan teknologi, Terbentuknya kemitraan
pemerintah, pemerintah daerah dan swasta/BUMN/BUMD
dalam pengembangan kapasitas dan keterampilan
masyarakat dalam rangka peningkatan penghidupan
masyarakat; Tersedianya sarana dan prasarana
pendukung kegiatan ekonomi yang berkualitas;
Meningkatnya penjangkauan pelayanan dasar mencakup
identitas hukum, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan,
infrastruktur dasar, dan sarana ekonomi yang inklusif bagi
masyarakat kurang mampu dan rentan termasuk penyandang
disabilitas dan lansia; Meningkatnya perlindungan,
produktifitas dan pemenuhan hak dasar bagi penduduk kurang
mampu dan rentan
Prioritas 4 :Memperkuat Kehadiran Negara Dalam
Melakukan Reformasi Sistem Dan Penegakan Hukum
Yang Bebas Korupsi, Bermartabat Dan Terpercaya.
- Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan.
Dengan sasaran Meningkatnya kualitas penegakan
hukum dalam rangka penanganan berbagai tindak
pidana, mewujudkan sistemhukum pidana dan perdata yang
efisien, efektif, transparan, dan akuntabel bagi pencari keadilan
dan kelompok rentan, dengan didukung oleh aparat penegak
hukum yang profesional dan berintegritas; dan Terwujudnya
penghormatan, perlindungan, dan pemenuhanhak atas
keadilan bagi warga negara.
- Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dengan
sasaran menurunnya tingkat korupsi serta
meningkatnya efektivitas pencegahan dan pemberantasan
IV - 32 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
korupsi.
- Pemberantasan Tindakan Penebangan Liar, Perikanan
Liar, dan Penambangan Liar, dengan sasaran: Menurunnya
frekuensi dan luasan penebangan liar.
- Pemberantasan Narkoba dan Psikotropika. Sasaran
yang ingin diwujudkan adalah menguatnya
pencegahan dan penanggulangan narkoba yang ditandai
dengan terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan
narkoba.
- Menjamin Kepastian Hukum Hak Kepemilikan Tanah,
dengan sasaran: Tersedianya tambahan citra tegak
resolusi tinggi seluas 17 juta Ha pada akhir Tahun 2015
untuk mendukung penyusunan peta dasar pertanahan; dan
(ii) Sosialisasi peraturan perundangan tanah adat/ulayat pada
15 provinsi dan 155 kab/kota pada Tahun 2015.
- Melindungi Anak, Perempuan, dan Kelompok Marjinal,
dengan sasaran tersedianya sistem perlindungan dari
berbagai tindak kekerasan dan perlakuan salah lainnya
dengan mengoptimalkan proses pencegahan, penanganan,
dan rehabilitasi terhadap perempuan, anak, dan kelompok
marjinal
Prioritas 5 : Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia, Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia dilaksanakan melalui: (1) pembangunan
kependudukan dan keluarga berencana; (2) pembangunan
pendidikan khususnya pelaksanaan Program Indonesia Pintar;
(3) pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan Program
Indonesia Sehat; dan (4) peningkatan kesejahteraan rakyat
marjinal melalui pelaksanaan Program Indonesia Kerja.
IV - 33 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Prioritas 6 :Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan
Daya Saing Di Pasar Internasional,
- Membangun Konektivitas Nasional Untuk Mencapai
Keseimbangan Pembangunan. Dengan sasaran
Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi
dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antar
moda
- Membangun Transportasi Massal Perkotaan, dengan
sasaran, Meningkatnya pelayanan angkutan massal perkotaan
- Membangun Infrastruktur/Prasarana Dasar,
- Peningkatan Efektivitas, dan Efisiensi dalam Pembiayaan
Infrastruktur. Secara umum, sasaran yang ingin dicapai pada
RPJMN periode ke-3 tahun 2015-2019 adalah menjadikan
skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) sebagai
development approach dalam pembangunan infrastruktur
sektoral maupun lintas sektor serta meningkatnya peran serta
badan usaha dan masyarakat dalam pembangunan dan
pembiayaan infrastruktur.
- Penguatan Investasi. Penguatan investasi ditempuh melalui
dua pilar kebijakan yaitu pertama adalah Peningkatan Iklim
Investasi dan dan Iklim Usaha untuk meningkatkan efisiensi
proses perijinan bisnis; dan kedua adalah Peningkatan
Investasi yang inklusif terutama dari investor domestik.
- Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan, Sasaran
pembinaan dan pengembangan BUMN dalam jangka
menengah adalah meningkatkan peran BUMN menjadi
agen pembangunan perekonomian.
- Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi, Sasaran
pembangunan Iptek adalah meningkatnya kapasitas iptek.
- Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Akselerasi
IV - 34 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
pertumbuhan ekonomi nasional dicapai melalui: (1)
peningkatan agroindustri, hasil hutan dan kayu, perikanan, dan
hasil tambang; (2) akselerasi pertumbuhan industri
manufaktur; (3) akselerasi pertumbuhan pariwisata; (4)
akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif; serta (5)
peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
- Pengembangan Kapasitas Perdagangan Nasional,
Pengembangan kapasitas perdagangan nasional dilakukan
melalui dua pilar arah kebijakan, yaitu: (1)
pengembangan perdagangan dalam negeri dan (2)
pengembangan perdagangan luar negeri. Kedua kebijakan ini
dilakukan secara sinergis dan inklusif untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan berkeadilan.
- Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja, Meningkatkan
kualitas dan keterampilan pekerja dengan memperbesar
proporsi jumlah tenaga kerja yang kompeten dan diakui secara
nasional dan internasional melalui serangkaian proses
sertifikasi untuk tenaga berkeahlian tinggi dari 8,4 persen
menjadi 14,0 persen dan keahlian menengah dari 30,0 persen
menjadi 42 persen
- Peningkatan Kualitas Data dan Informasi Statistik dalam
Sensus Ekonomi Tahun 2016. Dengan sasaran
Meningkatnya kualitas data dan informasi statistik di bidang
ekonomi; Tersedianya dan tersajikannya data dasar seluruh
kegiatan ekonomi, kecuali sektor pertanian yang sesuai
dengan kebutuhan penyusunan berbagai kebijakan dan
perencanaan pembangunan, baik secara nasional maupun
regional, termasuk untuk penyusunan kebijakan dalam
rangka mendorong peningkatan produktivitas dan ekonomi
kreatif. Dan tersedianya data yang memberi gambaran
IV - 35 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
lengkap tentang level dan struktur ekonomi; serta
Tersedianya informasi dasar karakteristik usaha di Indonesia
dan daya saing bisnis di Indonesia untuk semua sektor
ekonomi kecuali sektor pertanian
Prioritas 7 :Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
Dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi
Domestik.
- Peningkatan Kedaulatan Pangan. Kedaulatan pangan
dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah
pangan secara mandiri, yang perlu didukung dengan: (i)
ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi
pangan dari produksi dalam negeri; (ii) pengaturan kebijakan
pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri;
dan (iii) mampu melindungi dan mensejahterakan pelaku
utama pangan terutama petani dan nelayan.
- Kedaulatan Energi. Dengan kebijakan ketahanan energi
diarahkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
ketersediaan energi dalam negeri, meningkatkan penggunaan
sumberdaya energi untuk kebutuhan lokal mendukung
perekonomian nasional dan akses energi bagi masyarakat,
meningkatkan produksi sumberdaya energi lain terutama
energi terbarukan serta meningkatkan efisiensi penggunaan/
konsumsi energi.
- Pelestarian Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana.
- Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan.
Penguatan jatidiri maritim akan dilakukan dengan penegakan
kedaulatan dan yurisdiksi nasional, maka pada bagian ini
perlu dilaksanakan upaya untuk meningkatkan daya saing
perekonomian dengan penekanan pada pengembangan
IV - 36 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
ekonomi maritim dan kelautan, yang didukung dengan
pengembangan SDM dan iptek, serta menggali kembali budaya
bahari.
- Penguatan Sektor Keuangan. Sasaran sektor keuangan
adalah: i) meningkatkan ketahanan/daya saing sektor
keuangan melalui sistem keuangan yang sehat, mantap dan
efisien, ii) percepatan fungsi intermediasi/penyaluran dana
masyarakat untuk mendukung pembangunan, terutama
pemenuhan kebutuhan pendanaan pembangunan dari
masyarakat/swasta (financial deepening)
- Penguatan Kapasitas Fiskal Negara. Penguatan kapasitas
fiskal negara akan dicapai melalui: (1) sinkronisasi antara
perencanaan pembangunan dan alokasi anggaran; (2)
evaluasi kinerja kenaikan penerimaan pajak seiring
dengan potensinya (seperti pertumbuhan PDB); (3)
merancang ulang lembaga pajak, berikut peningkatan kuantitas
dan kualitas aparatur perpajakan; (4) melakukan desain
ulang arsitektur fiskal Indonesia; (5) peningkatan
realisasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, dan perumahan; (6) pemberian
insentif bagi lembaga dan daerah yang memiliki penyerapan
anggaran yang tinggi dalam mendukung prioritas
pembangunan dan kebocorannya rendah; (7) pengurangan
utang negara secara bertahap sehingga rasio utang terhadap
PDB mengecil; (8) utang baru hanya ditujukan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah yang produktif
Prioritas 8 : Melakukan Revolusi Karakter Bangsa, melalui
Mengembangkan pendidikan kewargaan di sekolah untuk
menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat nilai-nilai
toleransi, menumbuhkan penghargaan pada keragaman sosial-
IV - 37 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
budaya, memperkuat pemahaman mengenai hak-hak sipil dan
kewargaan, serta tanggung jawab sebagai warga negara yang
baik (good citizen).
Prioritas 9 : Memperteguh Kebhinekaan Dan
Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia, melalui kebijakn: 1.
Memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan
ruang-ruang dialog antar warga, 2 . Membangun kembali
modal sosial dalam rangka memperkukuh karakter dan
jati diri bangsa, 3. Meningkatkan Peran Kelembagaan Sosial, 4.
Menegakkan hukum secara tegas sesuai amanat konstitusi, 5.
Mengangkat kebudayaan lokal serta membentuk lembaga
kebudayaan sebagai basis pembangunan budaya dan karakter
bangsa Indonesia, 6. Meningkatkan promosi, diplomasi dan
pertukaran budaya, 7. Meningkatkan pemahaman,
penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai
keagamaan, sehingga agama berfungsi dan berperan sebagai
landasan moral dan etika dalam pembangunan, 8. Meningkatkan
kerukunan umat beragama 9. Meningkatkan partisipasi
pemuda dalam pembangunan, 10.Menumbuhkan budaya
olahraga dan prestasi, 11.Meningkatkan pembudayaan
kesetiakawanan sosial dalam penyelenggaraan perlindungan
sosial.
4.2.2.2. Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kualitas
manusia dan masyarakat yang menghasilkan manusia-manusia
Indonesia unggul dengan meningkatkan kecerdasan otak dan
kesehatan fisik melalui pendidikan, kesehatan dan perbaikan
gizi.Manusia Indonesia unggul tersebut diharapkan juga mempunyai
IV - 38 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
mental dan karakter yang tangguh dengan perilaku yang positip dan
konstruktif.
Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan di atas perlu
disertai gerakan Revolusi Mental, dengan mengubah cara pandang,
pikiran, sikap, dan perilaku setiap orang, yang berorientasi pada
kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa
besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Revolusi Mental mengandung nilai-nilai esensial yang harus
diinternalisasi baik pada setiap individu maupun bangsa, yaitu: etos
kemajuan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan
aturan, berpandangan optimistis, produktif-inovatif-adaptif, kerja
sama dan gotong royong, dan berorientasi pada kebajikan publik dan
kemaslahatan umum. Revolusi Mental dapat dimaknai sebagai suatu
pendekatan dalam mengejawantahkan cita-cita luhur para pendiri
bangsa, yang tertuang di dalam preambul UUD 1945 yaitu
mencerdasakan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan
umum.
Karena itu, Revolusi Mental bertumpu pada manusia yang
menjadi fokus dan sasaran utama pembangunan sekaligus pelaku
yang menggerakkan pembangunan di semua sektor dan bidang:
sumber daya manusia dan kebudayaan; sumber daya alam dan
lingkungan hidup; politik, hukum, pertahanan dan keamanan;
ekonomi dan infrastruktur. Melalui Revolusi Mental, pembangunan
manusia diharapkan akan melahirkan insan-insan bekualitas dan
unggul, yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan identitas budaya
bangsa; punya kesadaran dalam mengelola kekayaan alam secara
efisien dan berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat; berpartisipasi dalam politik kenegaraan dengan memberi
kontribusi pada penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
bersih (antikorupsi), sejalan dengan proses penegakan hukum yang
IV - 39 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
tegas untuk mewujudkan keadilan, serta memperkuat pertahanan
dan keamanan negara-bangsa dengan memberi jaminan dan
perlindungan hak-hak dasar warga negara; berkomitmen untuk
meningkatkan produktivitas melalui berbagai macam kegiatan
ekonomi yang berorientasi untuk mengentaskan kemiskinan dan
didukung oleh infrastruktur yang memadai, sehingga dapat memacu
percepatan pembangunan nasional. Dengan demikian, Revolusi
Mental sangat penting untuk mendorong transformasi kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui pembangunan inklusif untuk
mencapai kemajuan dan mewujudkan kemakmuran.
Revolusi Mental dapat dilaksanakan melalui dua jalan:
pendidikan dan kebudayaan. Pada wilayah pendidikan, medium yang
dipandang tepat adalah melalui pendidikan agama, pendidikan
kewargaan, dan pendidikan karakter, yang bertujuan untuk membina
akhlak mulia dan budi pekerti luhur, memupuk jadi diri, kepribadian,
dan identitas kebangsaan, melalui proses pembelajaran di sekolah.
Namun, isu yang sama juga bersinggungan dengan bidang
kebudayaan yang jauh lebih luas, sehingga dibahas pula pada bidang
kebudayaan.
Isu Strategis dalam rangka implemetasi Revolusi Mental:
1. Lemahnya Pendidikan Agama. Pendidikan agama belum
sepenuhnya dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan
ajaran agama, yang berorientasi pada proses internalisasi nilai-
nilai keagamaan. Hal ini disebabkan pembelajaran dalam
pendidikan agama belum diarahkan pada proses penguatan
keberagamaan siswa, tetapi lebih diarahkan pada pengetahuan
agama semata.
2. Lemahnya Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Karakter.
Penghayatan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan tampak mulai
melemah, yang berdampak pada tantangan melahirkan (melalui
IV - 40 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
proses pendidikan) warga negara yang baik, terutama di kalangan
penduduk usia muda. Selain itu, jati diri sebagai bangsa majemuk
juga mulai tergerus oleh kecenderungan sikap sektarian dan
intoleran, serta penolakan atas fakta pluralitas sosial-budaya dan
multikulturalisme di dalam masyarakat. Hal ini diperburuk oleh
kohesi sosial yang mulai melemah akibat menguatnya identitas
kelompok dan sekat sosial,seperti etnis, agama, dan kedaerahan,
di sebagian kelompok masyarakat.Dalam keadaan demikian, tak
heran bila sebagian kelompok masyarakat cenderung lebih
menonjolkan perbedaan dan kurang mengutamakan persamaan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, makin langkanya
keteladanan sikap dan perilaku di kalangan pendidik dan
pengelola sekolah tentang nilai-nilai kebajikan, seperti kejujuran,
kesantunan, kasih sayang, berprinsip, berintegritas, dan perilaku
sosial terpuji yang merujuk pada moralitas publik.
4.2.2.3. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan
Adapun yang menjadi sektor unggulan adalah:
1. Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang cukup
untuk memenuhi kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat,
sehingga tidak boleh tergantung secara berlebihan kepada negara
lain.
2. Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, dilakukan dengan
memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya energi (gas, batu-
bara, dan tenaga air) dalam negeri.
3. Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritime
Indonesia harus dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.
4. Pariwisata dan industri. Potensi keindahan alam dan
keanekaragaman budaya yang unik merupakan modal untuk
IV - 41 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
pengembangan pariwisata nasional. Sedangkan industri
diprioritaskan agar tercipta ekonomi yang berbasiskan
penciptaan nilai tambah dengan muatan iptek, keterampilan,
keahlian, dan SDM yang unggul.
4.2.2.4. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.
Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi
untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Karena itu
pembangunan harus dapat menghilangkan/memperkecil
kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antarkelompok pendapatan,
maupun kesenjangan antarwilayah, dengan prioritas: (1) wilayah
desa, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, karena penduduk
miskin sebagian besar tinggal di desa; (2) wilayah pinggiran; (3) luar
Jawa; (4)kawasan Timur.
Adapun Adapun isu-isu strategis pembangunan desa dan
kawasan perdesaan adalah:
1. Kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan.
Kemiskinan di perdesaan dapat disebabkan oleh keterisolasian
wilayah manakala terdapat keterbatasan akses mobilitas
transportasi, terutama di desa-desa kepulauan dan perbatasan;
rendahnya nilai tukar petani maupun upah penduduk desa yang
bekerja sebagai petani/nelayan gurem maupun buruh di sector
pertanian, perikanan/kelautan, perkebunan dan pertambangan;
bencana alam dan perubahan iklim yang menghambat penduduk
desa untuk mencari nafkah; serta ketidakmampuan sebagian
masyarakat perdesaan untuk menabung; konflik kewilayahan dan
politik yang menyebabkan tingginya friksi di masyarakat
2. Pembangunan sarana dan prasarana di desa dan kawasan
perdesaan.
IV - 42 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Keterbatasan dan penyediaan sarana prasarana dan tenaga
pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan
kualitas sumber daya manusia perdesaan rendah.Selain itu,
ketersediaan lingkungan permukiman perdesaan seperti air
bersih, perumahan, sanitasi dan drainase juga masih belum
memadai sehingga sebagian besar masyarakat perdesaan
terutama di desadesa perbatasan, terpencil dan kepulauan hidup
dalam kondisi yang tidak layak. Akses terhadap listrik,
transportasi dan telekomunikasi juga masih rendah terutama di
desa-desa
3. Keberdayaan dan kemandirian masyarakat perdesaan.
Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan dapat disebabkan oleh
faktor ekonomi maupun non ekonomi.Masih rendahnya
keberlanjutan pembangunan di desa, disebabkan karena tingkat
kemandirian masyarakat masih rendah.Masyarakat adat dan desa
adat juga belum optimal direkognisi dan rendahnya integrasi
budaya dan adat istiadat masyarakat adat dalam
pembangunan.Hal tersebut utamanya disebabkan kurangnya
pendampingan pada masyarakat dalam pengelolaan desa dan
pelaksanaan pembangunan.
4. Tata kelola pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan.
Dengan disahkannya UU 6/2014 tentang Desa, pemerintah desa
semakin dituntut untuk semakin efektif, efisien dan
akuntabel.Pemerintah desa diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat desanya serta
mampu menjalankan kewenangan desa sesuai dengan peraturan
perundangan.Namun demikian, kondisi desa yang sangat beragam
dan juga kapasitas sumber daya manusia pemerintahan desa dan
kelembagaan masyarakat desa dalam tata kelola pemerintahan
Desa masih sangat bervariasai dan pada umumnya dinilai masih
IV - 43 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
rendah. Dengan adanya UU Desa, kualitas tata kelola Pemerintah
Desa menjadi penting, mengingat bahwa Pemerintah Desa harus
dapat membuat perencanaan Desa dan mengelola keuangan Desa
secara mandiri dan akuntabel. Kualitas sumber daya manusia
turut dipengaruhi oleh motivasi dan tingkat pendidikan kepala
desa dan perangkatnya, terutama di desa-desa yang terpencil dan
sebagian di wilayah Papua. Dalam beberapa kasus, sumber daya
manusia yang kompeten lebih memilih untuk merantau dan
mencari penghidupan yang lebih baik di luar desanya daripada
tinggal dan membangun desanya
5. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan.
Isu strategis terkait penggunaan lahan di desa-desa adalah
tingginya konversi lahan produktif menjadi lahan
terbangun.Pengaruh dari aktifitas perkotaan turut mengubah
mata pencaharian masyarakat desa dari pertanian menjadi jasa
dan perdagangan.Penataan ruang kawasan perdesaan yang masih
belum optimal memberikan peluang bagi kawasan-kawasan yang
seharusnya menjadi daerah resapan juga harus terkonversi,
sehingga menimbulkan dampak berkurangnya sumber daya
air.Selain itu, isu menurunnya kualitas sumber daya alam dan
lingkungan hidup desa-desa di luar Pulau Jawa disebabkan
ekspansi dari perusahaan-perusahaan tambang dan sejenisnya
yang mengubah lingkungan hidup menjadi area tambang sehingga
menimbulkan konflik sumber daya alam.Contoh dari penurunan
kualitas lingkungan hidup tersebut adalah adanya HPH (Hak
Pengelolaan Hutan) melenyapkan hutan di Kalimantan dengan
eksploitasi hutan secara masif.Alih fungsi lahan laut yang
digunakan untuk pertambangan, pariwisata, maupun pembangkit
listrik juga menyebabkan berkurangnya sumber daya laut di
IV - 44 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
sekitarnya.Hal tersebut menyebabkan kualitas lingkungan hidup
masyarakat desa memburuk dan sumber pangan menjadi
berkurang.
6. Pengembangan potensi ekonomi lokal.
Permasalahan yang selalu terjadi di desa, terutama di desa-desa
terpencil adalah keterbatasan infrastruktur.Jalan-jalan dari dan
menuju desa masih banyak yang berupa jalan setapak yang sulit
dilalui oleh kendaraan. Kondisi geografis juga turut
mempengaruhi akses masyarakat desa ke kota menjadi terbatas,
padahal akses ini sangat diperlukan untuk membangun
keterkaitan antara desa-kota. Ketersediaan sumber daya di
perdesaan tidak diikuti dengan adanya infrastruktur transportasi
yang baik sehingga menyulitkan masyarakat desa untuk
memasarkan hasil produksinya.Kualitas pendidikan dan
kesehatan masyarakat desa yang rendah juga dipengaruhi oleh
keterbatasan infrastruktur di desa.Akses masyarakat ke pusat
layanan kesehatan relatif jauh dengan infrastruktur yang buruk
menyulitkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
baik.Dari segi ketersediaan infrastruktur listrik dan
telekomunikasi, kondisinya tidak jauh berbeda.Belum semua desa
teraliri listrik.Terkait jaringan telekomunikasi, sambungan telepon
kabel maupun sinyal telepon nirkabel masih sangat terbatas di
perdesaan. Segala keterbatasan ini membuat masyarakat desa
tidak memiliki akses yang cukup untuk melakukan proses
produksi, pengolahan, maupun pemasaran dengan optimal
sehingga interaksi ekonomi dari desa ke kota menjadi terhambat.
4.2.3. Penelaahan RTRW Kabupaten Soppeng
4.2.3.1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
IV - 45 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya. Penataan ruang
diselenggarakan berdasarkan azas keterpaduan, keserasian,
keselarasan dan keseimbangan, berkelanjutan, keberdayaan dan
keberhasil-gunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan,
perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan,
serta akuntabilitas. Tujuan umum penataan ruang adalah untuk
mewujudkan wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional. Kesemuanya itu tercakup dalam Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Untuk mencapai tujuan ruang
tersebut, maka dalam penataan ruang harus tercipta keharmonisan
antara lingkungan alam dengan lingkungan buatan, keterpaduan
dalam penggunaan sumberdaya alam dengan sumberdaya buatan
dengan memperhatikan sumberdaya manusia, serta perlindungan
fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.
4.2.3.2. Perencanaan tata ruang merupakan pedoman untuk mengarahkan
dan mengendalikan pemanfaatan ruang secara optimal dan
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat saat ini dan generasi
mendatang, baik pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pemerintah,
pengusaha swasta maupun masyarakat.
4.2.3.3. Salah satu kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng adalah
membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng
yang dapat dijadikan alat penyusunan program dan pengendalian
pemanfaatan ruang serta menjadi perangkat untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan tata ruang.
RTRW juga dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci
yakni penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan,
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana Detail
IV - 46 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Kawasan Strategis Kabupaten. Penyusunan RTRW Kabupaten
Soppeng telah menjadi peraturan daerah yaitu Peraturan daerah
Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata ruang wilayah Kabupaten
Soppeng tahun 2012-2032. Adapun rencana penggunaan ruang
wilayah kabupaten soppeng secara ringkas diuraikann pada bhasan
berikuit:
4.2.3.4. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang wilayah daerah meliputi:
a. Pusat-pusat kegiatan; Terdiri dari:
o Pusat Kegiatan Lokal (PKL); yaitu Kawasan Perkotaan
Watansoppeng yang meliputi Kecamatan Lalabata
o Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp); yaitu
Kawasan Perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan
Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa
o Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri dari:
1. Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja;
2. Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta;
3. Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;
4. Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri;
dan
5. Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau
o Pusat Pelayanan Lokal (PPL), terdiri dari:.
1. Pusat permukiman perdesaan Rompegading dan pusat
permukiman perdesaan Barang Kecamatan Liliriaja;
2. Pusat Permukiman perdesaan Watu dan pusat
permukiman perdesaan Goarie Kecamatan Marioriawa;
3. Pusat Permukiman perdesaan Baringeng dan pusat
perdesaan Tetewatu Kecamatan Lilirilau;
4. Pusat Permukiman perdesaan Panincong Kecamatan
Marioriawa;
IV - 47 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
5. Pusat Permukiman perdesaan Lalabata Riaja
Kecamatan Donri-donri;
6. Pusat Permukiman perdesaan Belo Kecamatan Ganra;
dan
7. Pusat Permukiman perdesaan Kampiri Kecamatan Citta.
b. sistem jaringan prasarana utama. Sistem jaringan prasarana
utama daerah terdiri atas sistem jaringan transportasi darat
(Sistem jaringan jalan dan Sistem jaringan transportasi sungai,
danau dan penyeberangan) dan danau, dengan rincian sebagai
berikut:
- Jaringan jalan kolektor (K2) yang merupakan sistem jaringan
jalan provinsi yang ada di Kabupaten Soppeng, terdiri atas :
- ruas jalan Batas Bone-Takalala sepanjang 11,08 (sebelas
koma delapan) Kilometer;
- ruas jalan Takalala-Cabenge-Salaonro sepanjang 18,43
(delapan belas koma empat puluh tiga) Kilometer;
- ruas jalan Salaonro-Batas Wajo sepanjang 7,88 (tujuh koma
delapan puluh delapan) Kilometer;
- ruas jalan Salaonro-Batas Bone sepanjang 10,60 (sepuluh
koma enam puluh) Kilometer;
- ruas jalan Batas Barru-Takalala sepanjang 25,82 (dua puluh
lima koma delapan puluh dua) Kilometer;
- ruas jalan Cabenge-Soppeng sepanjang 11,81 (sebelas koma
delapan puluh satu) Kilometer dan;
- ruas jalan Soppeng-Batas Sidrap sepanjang 35,17 (tiga puluh
lima koma tujuh belas) Kilometer
c. sistem jaringan prasarana lainnya, terdiri dari:
sistem jaringan energi;
sistem jaringan telekomunikasi;
sistem jaringan sumber daya air; dan
IV - 48 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
Secara detail struktur ruang Kabupaten Soppeng dapar
dilihat pada peta berikut:
4.2.3.5. Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan dengan
tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya
sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan
daya tampung lingkungan. Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana
peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya.
a. Kawasan Lindung, terdiri dari:
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, yaitu:
Kawasan hutan lindung, dengan luas 34.287 (tiga puluh empat ribu
dua ratus delapan puluh tujuh) hektar ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Peta Struktur
Ruang
Gambar 4.1
IV - 49 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan
sebagian wilayah Kecamatan Citta;
Kawasan resapan air ditetapkan di: Kawasan sekitar Danau Tempe
Kecamatan Marioriawa dan di Kawasan sekitar rawa di sebagian
wilayah Kecamatan Ganra dan sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau, kawasan sekitar cekdam di sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,
dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri; dan kawasan sekitar
waduk ompo di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata
kawasan perlindungan setempat, terdiir dari:
Kawasan sempadan sungai; Kawasan sempadan sungai
sebagaimana ditetapkan di Sungai Lawo, Sungai Walanae, Sungai
Langkemme, dan Sungai Lajaroko.
kawasan sekitar danau atau waduk, ditetapkan di Danau Tempe
Kecamatan Marioriawa, di kawasan waduk ompo Kecamatan
Lalabata dan kawasan cek dam Kecamatan Lilirilau, Kecamatan
Liliriaja, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Marioriwawo, dan
Kecamatan Donri-donri
ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, berupa Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar
dan seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, sosial
budaya, estetika, dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik
paling sedikit 20% (dua puluh persen) dan RTH privat paling
sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas kawasan perkotaan yaitu
PKL, PKLp dan PPK di Kabupaten Soppeng; dan
kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar
budaya, terdiri dari:
IV - 50 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
• Kawasan wisata alam. Merupakan Kawasan Taman Wisata Alam
Lejja dengan luasan 1.572 (seribu lima ratus tujuh puluh dua)
hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo
• Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, yang terdiri dari:
Bangunan dan lingkungan arkeologi, Bangunan dan lingkungan
peninggalan sejarah,
kawasan rawan bencana alam, terdiri dariKawasan rawan banjir; dan
Kawasan rawan tanah longsor. Kawasan banjir ditetapkan di kawasan
daerah aliran Sungai Walanae yang meliputi sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah
Kecamatan Ganra. Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, ditetapkan di sebagian wilayah Desa Gattareng
Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Desa Mattabulu Kecamatan
Lalabata, dan sebagian wilayah Desa Citta Kecamatan Citta; dan
kawasan lindung geologi, terdiri atas kawasan cagar alam geologi berupa
kawasan keunikan batuan dan fosil dan kawasan keunikan bentang
alam; dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
berupa kawasan imbuhan air tanah
Kawasan lindung lainnya. Kawasan lindung lainnya sebagaimana
ditetapkan dalam rangka melindungi kelestarian satwa dan
ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, dan kelestarian satwa
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungannya.
Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
merupakan kawasan perlindungan satwa kelelawar ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata.
b. Kawasan Budidaya. terdiri atas:
1. kawasan peruntukan hutan produksi; terrdiri dari:
IV - 51 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
a. kawasan hutan produksi dengan luas 539 (lima ratus tiga puluh
sembilan) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau; dan
b. kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 10.876 (sepuluh ribu
delapan ratus tiga puluh enam) hektar ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri dengan luas 4.200 (empat ribu dua
ratus) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo dengan
luas 417 (empar ratus tujuh belas) hektar, dan sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa dengan luas 6.268 (enam ribu dua ratus
enam puluh delapan) hektar.
2. kawasan peruntukan hutan rakyat, dengan luas 2.352 (dua ribu tiga
ratus lima puluh dua) ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri dan sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa
3. kawasan peruntukan pertanian, terdiri dari:”
• Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan; dengan luas
46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam
ribu) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta,
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra,
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,
dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau
Kawasan peruntukan pertanian holtikultura; dengan luas 21.549
(dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
IV - 52 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,
dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.
Kawasan peruntukan perkebunan; Dengan luas 1.615 (seribu
enam ratus lima belas) hektar terdiri atas:
1. Kawasan peruntukan perkebunan kakao dan kelapa
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
2. Kawasan peruntukan perkebunan kopi ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donridonri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
3. Kawasan peruntukan perkebunan cengkeh ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, dan sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo;
4. Kawasan peruntukan perkebunan lada ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian
wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan
Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
5. Kawasan peruntukan perkebunan aren ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian
IV - 53 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
6. Kawasan peruntukan perkebunan jambu mete ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
7. Kawasan peruntukan perkebunan kemiri ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
8. Kawasan peruntukan perkebunan tembakau ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra,
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
9. Kawasan peruntukan perkebunan kelapa sawit ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa;
10. Kawasan peruntukan perkebunan murbei ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa.
Kawasan peruntukan peternakan, terdiri dari:
a. Kawasan peruntukan pengembangan ternak besar dengan
luasan 137 (seratus tiga puluh tujuh) hektar ditetapkan di
IV - 54 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriwawo, dan sebagian wilayah Kecamatan
Liliriaja; dan
b. Kawasan peruntukan pengembangan ternak unggas ditetapkan
di sebagian wilayah sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Ganra, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau
4. kawasan peruntukan perikanan, terdiri dari:
• Kawasan peruntukan perikanan tangkap ditetapkan pada wilayah
sungai yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa.
• Kawasan peruntukan budidaya perikanan merupakan Kawasan
budidaya perikanan air tawar ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriwawo, ebagian wilayah Kecamatan
Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,
dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
• Kawasan pengembangan balai benih ikan ditetapkan akan
dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa
Kecamatan Liliriaja, dan BBI Citta Kecamatan Citta
5. kawasan peruntukan pertambangan; terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara;
b. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan minyak dan gas bumi;
dan
c. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan panas bumi
6. kawasan peruntukan industri;
IV - 55 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
a. Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas: Kawasan
peruntukan industri penggilingan padi ditetapkan di sebagian
wilayah, Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan, Marioriwawo, sebagian wilayah
Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan, Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan,
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; Kawasan
peruntukan industri pemintalan sutera alam ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri; Kawasan peruntukan industri
pengolahan ikan ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta,
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau; dan; Kawasan peruntukan industri pengolahan
tembakau ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.
b. Kawasan peruntukan industri rumah tangga merupakan kawasan
aglomerasi industri rumah tangga, terdiri atas:a. Kawasan
peruntukan industri pembuatan gula merah ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,
dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; b. Kawasan peruntukan
industri pertenunan sarung sutera ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata.
7. kawasan peruntukan pariwisata; terdiri dari:
a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas :
IV - 56 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
• Villa Yuliana (Museum Latemammala), Kawasan Makam Kuno
Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh
Abdul Majid digelar Tuang Uddungeng, Makam Petta Bulu
Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng,
Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Gereja
Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya,
ompleks Makam Jera’Caddie, Menhir Latemmamala
(Lamumpatu’E), Situs Petta Banuang’E, Situs Petta Wanua, Di
Kecamatan Lalabata;
• Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta
Abbaraningge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge,
Appejeng’E, Makam Petta Addagang’E di Kecamatan Donri-
Donri.
• Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario,
Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di
Kecamatan Marioriawa;
• Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe,
Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang kebo dan Petta
Karame, di Kecamatan Ganra;
• Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks
Makam Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam
Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di
Kecamatan Lilirilau;
• Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam
Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng
Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
• Gua Codong, Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di
Kecamatan Citta; Makam Kalokoe Watu, Makan Lato
Garimpang, Situs Goarie, Situs Megalitik Madenra,
IV - 57 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
• Sumur Tua Tettikengrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah
Arrajang di Kecamatan Marioriwawo
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas:
• Kawasan TWA Lejja, dan kawasan TWA Danau Tempe di
Kecamatan Marioriawa;
• Kawasan TWA Citta dan kawasan Goa Coddong di Kecamatan
Citta,
• Kawasan TWA Lereng Hijau Bulu Dua di Kecamatan
Marioriwawo;
• Kawasan populasi kelelawar di pusat kota Watansoppeng
Kecamatan Lalabata;mdan
• Kawasan Pesutraan Alam di Kecamatan Donri-Donri.
c. Kawasan peruntukan pariwisata buatan terdiri atas:
• Kawasan wisata Ompo di Kecamatan Lalabata; dan
• Kawasan wisata agro di Desa Mariolau dan Desa Gattareng di
Kecamatan Marioriwawo
8. kawasan peruntukan permukiman, terdiri dari:
a. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan ditetapkan di:
• Kawasan permukiman perkotaan Watansoppeng di Kecamatan
Lalabata;
• Kawasan permukiman perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau;
• Kawasan permukiman perkotaan Takalala di Kecamatan
Marioriwawo; dan
• Kawasan permukiman perkotaan Batu-Batu di Kecamatan
Marioriawa
b. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,
IV - 58 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau
9. kawasan peruntukan lainnya, terdiir dari:
a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas:
• Kantor Komando Distrik Militer 1423 Soppeng di Kecamatan
Lalabata;
• Kantor Komando Rayon Militer di Kecamatan Liliriaja,
Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta,
Kecamatan Donri-donri, Kecamatan Ganra, Kecamatan
Marioriwawo;
• Kantor Kepolisian Resort Soppeng di Kelurahan Lemba
Kecamatan Lalabata; dan Kantor Kepolisian Sektor di
Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan
Marioriawa, Kecamatan Citta, Kecamatan Donri-donri,
Kecamatan Ganra, Kecamatan Marioriwawo.
b. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa merupakan kawasan
peruntukan perdagangan dan jasa skala regional dan skala
kabupaten dan/atau kecamatan;
• Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional
ditetapkan di kawasan perdagangan Watansoppeng
Kecamatan Lalabata dan kawasan perdagangan Cabenge
Kecamatan Lilirilau;
• Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala kabupaten
dan/atau kecamatan ditetapkan di kawasan perdagangan
Takkalala Kecamatan Marioriwawo dan kawasan
perdagangan Batu-Batu Kecamatan Marioriawa.
Secara detail Rencana Pola Ruang Wilayah dapat dilihat pada gambar berikut:
4.2.4. Issu Strategis Prioritas Pembangunan Sulawesi Selatan (RPJMD
Provinsi Sulawesi Selatan (2013-2018).
IV - 59 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Kebijakan pembangunan provinsi Sulawesi Selatan untuk 3 tahun
terakhir periode RPJMD Provinsi Sulawesi selatan adalah sebagai
berikut:
1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016. Prioritas kebijakan
pembangunan pada tahun 2016 diarahkan pada:
Pengembangan ekonomi kerakyatan;
Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan
kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah;
Pengembangan Kawasan Strategis;
Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;
2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017. Pada tahun 2017
akselerasi dilakukan pada kebijakan-kebijakan yang target
kinerjanya masih jauh dari pencapaian guna mengejar pencapaian
target kinerja tersebut pada akhir periode RPJMD. Adapun prioritas
kebijakan pada tahun ini adalah:
Pengembangan ekonomi kerakyatan;
Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan
kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah;
Pengembangan Kawasan Strategis;
Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;
3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018. Tahun 2018
merupakan tahun terakhir dari perode RPJMD 2013-2018. Pada
tahun tersebut akan terselenggara pemilihan Gubernur secara
bersamaan dengan beberapa kabupaten/kota. Karena itu,
kebijakan terkait ketertiban dan demokrasi kembali menjadi
prioritas pada tahun 2018. Selain itu, priorotas juga diberikan
IV - 60 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
kepada target kinerja kebijakan yang belum tercapai pada tahun
2017. Adapun prioritas kebijakan pada tahun 2018 adalah:
Pemeliharaan ketertiban dan pengembangan demokrasi;
Pengembangan eskonomi kerakyatan;
Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan
kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
Pengembangan Kawasan Strategis;
Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan
Secara rinci program prioritas pembangunan Sulawesi Selatan,
yaitu :
1. Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS,
2. Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan,
Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan,
3. Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil,
4. Gratis paket modal pengembangan 100 wirausaha pedesaan
pada setiap desa,
5. Dukungan untuk fasilitasi dan regulasi
pembangunan/pengembangan industri minimal 24 unit
sesuai potensi Kab/Kota di Sulawesi Selatan,
6. Membuka 500 ribu lapangan kerja baru,
7. Gratis Paket peningkatan kualitas Rumah Rakyat Miskin,
8. Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA,
9. Melanjutkan kesehatan gratis,
10. Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk
sekolah Kejuruan Khusus seperti, pramugari, SMK pertanian,
perkebunan, perikanan
11. Beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3 secara terbatas,
IV - 61 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
12. Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding School
untuk; Guru SD, SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan
Alim Ulama.
4.2.5. Sustainable Development Goals (SDGs)
SDG merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada
MDGs (Millenium Development Goals) untuk meneruskan dan
memantapkan MDGs agar lebih berkelanjutan dan selamanya. SDGs
memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian,
dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030
berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi
perubahan iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah
17 Tujuan Global berikut ini:
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun di seluruh
penjuru dunia.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi
semua orang di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas. Menjamin pemerataan pendidikan yang
berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk semua
orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan Gender. Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6. Air Bersih dan Sanitasi. Menjamin ketersediaan air bersih
dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.
7. Energi Bersih dan Terjangkau. Menjamin akses terhadap
sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan
dan modern untuk semua orang.
IV - 62 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak.
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan
dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif,
serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Membangun
infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan
industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong
inovasi.
10. Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi ketidaksetaraan
baik di dalam sebuah negara maupun di antara negara-
negara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas. Membangun kota-
kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,
berketahanan dan bekelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab. Menjamin
keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13. Aksi Terhadap Iklim. Bertindak cepat untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya.
14. Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan dan menjaga
keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut
untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat. Melindungi, mengembalikan, dan
meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem
darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi
tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi
tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman
hayati.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian.
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk
IV - 63 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk
keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan
bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
seluruh tingkatan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Memperkuat
implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global
untuk pembangunan yang berkelanjutan.
4.2.6. Isu Strategis Daerah.
Pada pembahasan issu strategis daerah ini merupaka analisa
dari permasalahan pembangunan yang telah diuraikan pada sub
bahasan permasahan pembangunan. Adapun daftar issu strategis secara
keseluruhan disajikan dengan pendekatan urusan pemerintahan
menurut UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pendekatan
urusan akan lebih mempermudah didalam menentukan stakeholder
terkait dalam menentukan kebijakan yang akan dilakukan menghadapi
issu strategis tersebut.
No Isu Strategis
Urusan wajib Pelayanan dasar
1 Pendidikan;
Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah
Belum optimalnya aksesibilitas pendidikan
Masih kurangnya minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
Masih rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah
Rendahnya Ekonomi keluarga
2 Kesehatan;
Terbatasnya sumberdaya kesehatan (Dokter spesialis, dan Paramedis),
Isu Strategis
Daerah
Kabupaten
Soppeng
Tabel 4.6
IV - 64 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
No Isu Strategis
Masih terbatasnya jumlah sarana prasarana kesehatan
Pelaksanaan SOP belum optimal
Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang;
Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu dan anak
Masih adanya ibu hamil yang melahirkan bukan di puskesmas/ sarana kesehatan lainnya.
3 Pekerjaan umum dan penataan ruang;
Kondisi jalan, jembatan, prasarana dan sarana irigasi dalam kondisi baik masih rendah.
Aksesibilitas transportasi belum merata
Drainase jalan tidak berfungsi dengan optimal
Belum optimalnya pelaksanaan Perda RTRW
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana
Masih rendahnya bangunan ber IMB
4 Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT belum memenuhi layanan sanitasi
Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT yang belum menikmati air bersih
Belum semua kecamatan memiliki RDTR
5 Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) masih rendah (12,5%) disebabkan jarak tempu Rescue center dari wilayah kebakaran
Kepatuhan masyarakat masih kurang dalam mematuhi peraturan
Masih rendanya ratio jumlah polisi Pamong Praja terhadap jumlah penduduk
Semakin meningkatnya pengguna narkoba
Pengaruh Globalisasi (Informasi kekerasan)
IV - 65 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
No Isu Strategis
6 Sosial
Masih cukup tingginya angka kemiskinan dan pengangguran
Masih ada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang belum tertangani
Belum adanya fasilitasi pemerintah terhadap keluarga kematian
Belum adanya fasliltas perumahan bagi imam masjid dan guru mengaji
Beras untuk masyarakat miskin belum bebas biaya
Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar
1 Tenaga kerja;
Masih rendahnya skill tenaga kerja terhadap kebutuhan pasar
Masih terbatasnya lapangan kerja
Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka
Kurangnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor lowongan pekerjaan
2 Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
Persentase perempuan di lembaga peemerintah masih rendah
Kasus KDRT yang semakin tinggi di masyarakat
Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak
Tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan kepribadian anak
3 Pangan;
belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas tentang pemahaman pengisian gudang cadangan pangan pemerinta
Regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada yang disusun pemerintah daerah secara spesifik
Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal,
penurunan produksi dan produktifitas pangan utama dalam hal ini padi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim serta bencanA kekeringan (puso).
IV - 66 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
No Isu Strategis
4 Pertanahan;
Rendahnya lahan yang bersertifikat
5 Lingkungan hidup;
Masi banyaknya sampah yang tidak tertangani
Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup masih kurang;
Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air
Dampak pemanasan global semakin meningkat
6 Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib administrasi kependudukan.
7 Pemberdayaan masyarakat dan Desa;
Keterbatasan infrastrukur wilayah perdesaan
Ketidakberdayaan masyarakat disebabkan Faktor ekonomi, rendahnya kapasitas SDM, dan terbatasnya Akses informasi, sarana, modal, pasar dan pelayanan
Masih kurangnya insentif kader posyandu
8 Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
Masih lemahnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi
9 Perhubungan;
Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi
Administrasi sarana transportasi belum optimal
10 Komunikasi dan informatika;
Belum optimalnya implementasi e-government pada setiap SKPD
Pengembangan teknologi informasi sampai ke pemerintahan desa belum optimal
Belum tersedianya stasiun TV local
IV - 67 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
No Isu Strategis
11 Koperasi, usaha kecil, dan menengah
Pembangunan kemitraan dan pemasaran serta Inovasi dan adopsi teknologi dalam rangka pengembangan disain produk masih kurang
masih ada koperasi selama 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT
12 Penanaman modal;
Kondisi infrastruktur yang mendukung Iklim investasi belum optimal
Rendahnya penanaman modal
13 Kepemudaan dan olah raga;
Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga,
Masih kurangnya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga
Masih lemahnya pembinaan pemuda
Pengaruh globalisasi terhadap karakter pemuda
14 Statistik;
Masih terbatasnya kualitas SDM dalam pengelolaan data dan statistik.
15 Persandian;
Belum menjadi prioritas pemerintah daerah
16 Kebudayaan;
Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai budaya
belum tersedianya sarana penyelenggaraan seni dan budaya
Kuatnya pengaruh budaya dari luar
17 Perpustakaan
Masih rendahnya pengunjung perpustakaan sebagai akibat rendahnya minat baca masyarakat
Koleksi perpustakaan masih kurang
18 Kearsipan
SDM Kearsipan belum optimal
IV - 68 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
No Isu Strategis
Belum terlaksananya kearsipan melalui system elektronik.
Urusan Pilihan
1 Kelautan dan perikanan;
Rendahnya produksi perikanan
Terbatasnya infastruktur/sarpras dari perikanan budidaya, tangkap dan pengelolaan hasil perikanan
kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasa)
2 Pariwisata;
Masih adanya keterbatasan sarana dan prasarana pariwisata
Berkuranganya pengunjung objek wisata
Masih kurangnya partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata,
3 Pertanian;
Penurunan produktifitas hasil pertanian
Pengelolaan Jaringan Air Irigasi untuk Pertanian masih kurang
Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di tingkat kelompok tani
Masih kurangnya pengetahuan Petani ternak
Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;
Kurangnya petugas inseminator
Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, serta belum optimalnya manajemen agribisnis.
Masih terbatasnya akases petani terhadap ketersediaan pupuk
Masih terbatasnya ketersediaan bibit ikan bagi petani
Masih tinggi sistem sistem petik jual yang menyebabkan nilai tambah produksi pertanian rendah
4 Kehutanan;
Masih adanya kerusakan kawasan Hutan
IV - 69 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
No Isu Strategis
5 Energi dan sumberdaya mineral;
masih adanya penambang tanpa izin
Potensi energy terbarukan belum di manfaatkan.
6 Perdagangan;
Kesiapan produk lokal menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Pemasaran produk lokal masih kurang
Belum optimalnya perlindungan konsumen
7 Perindustrian;
Masih rendahnya daya saing produk UMKM di pasar nasional,
Industri berbasis sumberdaya lokal belum berkembang secara merata
Masih lemahnya pembinaan bagi pelaku UMKM,
8 Transmigrasi
Sarana dan prasarana wilayah yang belum memadai
Pemanfaatn lahan kritis belum optimal
SDM peserta transmigrasi yang renda
9 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, dan Kepegawaian
Belum terkoordinasinya dengan baik kegiatan kepala daerah dengan warga masyarakat dalam penyebarluasan informasi pembangunan
Pelayanan perizinan belum bisa diakses melalui TI di luar area KPT
Masih lemahnya penegakan kedisiplinan PNS
Belum optimlanya pencegahan dan pemberantasan korupsi daerah
Belum diterapkannya system renumerasi PNS
Masih adanya aparat desa dan kelurahan yang belum memiliki kendaraan operasional
Akses pemberiaan bantuan hukum bagi masyarakat miskin belum terjangkau
BAB V VISI DAN MISI
5.1 Visi 5.2 Misi 5.3 Tujuan 5.4 Sasaran
V - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
VISI DAN MISI
5.1. Visi
Visi RPJMD Kab. Soppeng ini dimaksudkan sebagai gambaran tentang
kondisi yang hendak diwujudkan dalam lima tahun kedepan. Antara gambaran
masa depan yang hendak diwujudkan dengan gambaran kondisi saat ini
terdapat kesenjangan. Rumusan visi dalam hal ini berfungsi menyatukan
segenap pemangku kepentingan dalam bergerak bersama menutup
kesenjangan tersebut.
RPJMD Kabupaten Soppeng merupakan penjabaran RPJPD Kabupaten
Soppeng 2005-2025 dan juga memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan
2013-2018 dan RPJMN 2015-2019. Karena itu, rumusan visi RPJMD Kabupaten
Soppeng harus memperhatikan keterkaitan dan sinkronisasinya dengan
berbagai dokumen perencanaaan tersebut.
Visi RPJPD Kabupaten Soppeng 2005-2015 adalah “Soppeng Yang Maju,
Adil, dan Sejahtera Tahun 2025. Visi ini memiliki pokok visi yakni:
Maju : mempunyai makna bahwa masyarakat Kab. Soppeng berkeinginan
maju dalam segala aspek kehidupan yang berorientasi pada
pertumbuhan dan pengembangan masa depan yang lebih baik
dan konstruktif.
Adil : mengandung makna tidak ada diskriminasi dalam bentuk
apapun, semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama
dalam meningkatkan taraf kehidupan, memperolah pekerjaan,
mendapatkan pelayanan, pendidikan, kesehatan, agama,
mengemukakan pendapat, melaksanakan hak politik,
menciptakan keamanan serta mendapatkan perlindungan dan
kesamaan di depan hukum.
Sejahtera : Mempunyai makna bahwa masyarakat Kab. Soppeng
mendambakan kehidupan yang berkecukupan secara materil
dan spiritual, serta kesejahteraan lahir dan batin.
V - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
Visi RPJMN 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Visi RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021 adalah:
“Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik”
Pada rumusan visi ini terkandung substansi “perwujudan visi” bahwa
Kabupaten Soppeng “pemerintahannya akan lebih melayani” dan “daerahnya
akan lebih baik”. Terdapat dua pokok visi pada rumusan visi ini yakni
“pemerintahan yang melayani” dan “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.
Pemerintahah yang melayani bermakna bahwa dalam lima tahun
kedepan kehadiran pemerintah akan semakin signifikan dalam melayani
rakyatnya. Hakekat kehadiran pemerintahan adalah untuk melayani rakyatnya.
Pemerintah tidak hadir untuk dilayani tetapi untuk melayani. Kondisi yang
hendak dicapai dengan pokok visi ini adalah terjadinya peningkatan kinerja
pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan petani dan kemajuan pertanian,
pendidikan yang unggul dan murah, pelayanan publik yang prima, pariwisata
yang berkembang, infrastruktur transportasi yang baik, tata kelola
pemerintahan yang baik, pelayanan kesehatan yang unggul dan murah, serta
kehidupan beragama yang kondusif dan tingginya partisipasi pemuda dan
perempuan dalam pembangunan.
“Kabupaten Soppeng yang lebih baik” bermakna bahwa Kabupaten
Soppeng akan terakselerasi kemajuannya sehingga mencapai posisi sebagai
daerah yang merupakan pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan.
Sebagaimana Visi RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018 salah satu pokok visinya
adalah pilar utama pembangunan nasional dalam hal ketahanan, kemandirian
dan kedaulatan pangan, maka Kabupaten Soppeng dalam lima tahun kedepan
akan menjadi pilar utama Sulawesi Selatan dalam mewujudkan ketahanan,
kemandirian dan kedaulatan pangan tersebut.
V - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
5.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang akan ditempuh adalah
sebagai berikut.
1. Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani
Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan
pelayanan pada urusan pertanian secara umum sehingga berlangsung
kebijakan yang berpihak kepada petani. Sebagaimana terlihat pada
gambaran umum daerah bahwa mata pencaharian utama penduduk
Kabupaten Soppeng adalah pertanian dalam arti umum. Misi ini
terutama memprioritaskan upaya memenuhi kebutuhan sarana
produksi petani terutama pupuk, sarana produksi untuk pembudidaya
ikan terutama bibit ikan, keterpenuhan jaringan irigasi bagi
persawahan dan upaya penerapan sistem petik-olah-jual pada
usahatani yang berjalan.
2. Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga
Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di satu sisi serta dapat diakses dengan murah dan
berkeadilan pada sisi lainnya. Misi ini terutama memprioritaskan upaya
umum untuk pendidikan gratis level sekolah dasar dan menengah
pertama serta bimbingan belajar gratis bagi siswa. Prioritas ini
dijalankan secara terkait dengan kewajiban dasar pemerintah
kabupaten dalam urusan pendidikan.
3. Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik
Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk
menyelenggarakan pelayanan publik secara lebih baik. Prioritas dalam
misi adalah upaya dalam mengaplikasikan sistem administrasi satu
pintu berbasis teknologi informasi (information technology/IT),
V - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
peningkatan pelayanan administrasi kependudukan, perbaikan
pelayanan dan pengadaan pemadam kebakaran setiap kecamatan,
keringanan biaya melahirkan dan santunan kematian (lahir gratis,
meninggal disantuni) dan meningkatkan kunjungan dan interaksi
Bupati dengan warga (Bupati menyapa).
4. Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memanfaatkan
potensi wisata daerah dan meningkatkan kapasitas infrastruktur
transportasi daerah. Prioritas dalam misi ini adalah optimalisasi
promosi wisata, penemuan dan pengembangan obyek wisata baru,
pembangunan / perbaikan jalan 500 km dalam lima tahun dan
membuka isolasi kampung terpencil.
5. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi
Fokus dari misi ini adalah upaya umum mewujudkan tata
kelola pemerintahan baik melalui reformasi birokrasi. Dalam misi ini
prioritas diarahkan kepada keterlibatan perempuan hingga 30% dalam
pemerintahan, menciptakan PNS yang kuat untuk pemerintahan yang
bersih, penerapan fakta integritas tidak korupsi bagi pejabat,
pemberian tunjangan kesejahteraan khusus untuk PNS dan pengadaan
kendaraan operasional bagi kepala dusun.
6. Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan
pelayanan kesehatan. Prioritas dalam misi ini adalah penyelenggaraan
layanan dokter/bidan keluarga/pribadi untuk warga, layanan
kesehatan keliling yang gratis, pelayanan kesehatan gratis di
puskesmas dan rumah sakit, penyelenggaraan layanan puskesmas plus
V - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
setaraf rumah sakit di ibu kota kecamatan dan penghargaan dan
insentif khusus bagi kader posyandu.
7. Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan
kehidupan beragama sebagai landasan spiritual dalam kehidupan
masyarakat serta peningkatan peran pemuda dan perempuan dalam
kemajuan daerah. Prioritas dalam misi ini adalah fasilitasi pelatihan di
balai latihan kerja (BLK) untuk pemuda, fasilitasi peningkatan
keterampilan untuk persiapan pengiriman tenaga kerja Indonesia
(TKI), peningkatan kapasitas kelembagaan perempuan, meningkatkan
prestasi bidang olah raga dan seni, pembangunan perumahan bagi
imam masjid dan insentif khusus untuk guru mengaji.
8. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memaksimalkan
seluruh potensi Kabupaten Soppeng secara penuh untuk menjadikan
daerah ini sebagai salah saatu penopang utama provinsi Sulawesi
Selatan. Potensi yang terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia, diupayakan untuk dioptimalkan mendorong Kabupaten
Soppeng sebagai daerah utama di Provinsi Sulawesi Selatan. Prioritas
dari misi ini adalah pengelolaan potensi sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia bagi perwujudan kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja dan
lapangan usaha, serta menanggulangi kemiskinan.
9. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi
Fokus dari misi ini adalah upaya menggairahkan roda
perekonomian daerah. Akselerasi roda perekonomian dimaksud
berlangsung melalui investasi, baik investasi yang berkembang secara
V - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
autonomous dalam masyarakat melalui usaha kecil dan menengah,
maupun investasi yang berkembang secara induced dari luar
masyarakat untuk usaha skala besar dan korporasi. Perputaran roda
ekonomi akan semakin kencang dengan semakin banyaknya kegiatan
investasi. Untuk itu, semua usaha akan diupayakan agar bisa menarik
lebih banyak investor masuk ke Soppeng.
Rumusan misi ini memiliki keterkaitan dengan pokok visi. Sebagaimana
teruraikan pada rumusan visi bahwa di dalamnya terkandung dua pokok visi,
yakni pokok visi “Pemerintah yang Melayani” dan pokok visi “Soppeng yang
Lebih Baik”. Hubungan antara misi dengan pokok visi dapat digambarkan
sebagai berikut.
No. Pokok visi Misi
1. “pemerintahan yang melayani” dan “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani (M1)
Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga (M2)
Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik (M3)
Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman (M4)
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi (M5)
Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah (M6)
Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan (M7)
2. “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan (M8)
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi (M9)
Hubungan pokok visi dengan misi RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
Tabel 5.1
V - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
5.3. Tujuan
Tujuan dalam RPJMD ini diartikan sebagai pernyataan tentang hal-hal
yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah.
Rumusan tujuan diturunkan secara operasional dari masing-masing misi
pembangunan daerah yang telah ditetapkan dengan memperhatikan visi.
Rumusan tujuan berdasarkan masing-masing misi beserta indikator kinerja dan
target kinerja dapat dilihat pada Tabel 5.2.
No Tujuan Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Misi 1:
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani
1 Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan
Nilai tukar petani tanaman pangan
99
,91
10
1,7
6
10
2,5
0
10
3,1
4
10
3,9
8
10
4,7
2
10
5,4
5
Nilaia tukar tanaman perkebunan
98
,47
97
,51
98
,67
99
,83
10
0,9
9
10
2,1
5
10
3,3
1
Nilai tukar peternak
93
95
98
10
1
10
4
10
7
11
0
Nilai tukar pembudidaya ikan
10
2,1
2
10
3,9
2
10
4,2
2
10
4,5
2
10
4,8
2
10
5,1
2
10
5,4
2
Misi 2:
Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga 2 Meningkatkan
derajat pendidikan masyarakat
Angka Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
7,0
4
7,5
7,9
8,3
8,6
8,8
9
Misi 3: Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik
3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan perijinan dan non perijinan 7
8,6
7 %
79
%
80
%
81
%
82
%
83
%
84
%
4 Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum
Indeks Kepuasan Masyarakat atas ketertiban Umum
NA
70
%
72
%
74
%
76
%
78
%
80
%
Misi 4: Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman
5 Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah
Tingkat kepuasan wisatawan domestik dan mancanegara terhadap destinasi wisata
NA
70
%
72
%
74
%
76
%
78
%
80
%
6 Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah
Tingkat kepuasan masyarakat atas keterpenuhan infrastruktur wilayah
55
%
60
%
65
%
70
%
75
%
80
%
85
%
Tujuan, indikator kinerja tujuan dan target kinerja tujuan
Tabel 5.2
V - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
No Tujuan Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Misi 5: Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi
7 Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN
Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Publik
NA
70
%
72
%
74
%
76
%
78
%
80
%
8 Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
9 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan
IKM terhadap Pelayanan Kecamatan, Desa/ Kelurahan
NA
60
%
65
%
70
%
75
%
80
%
85
%
Misi 6: Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah
10 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Angka Harapan Hidup (Tahun)
68
,55
68
,64
68
,73
68
,83
68
,93
69
,02
69
,12
Misi 7:
Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan 11 Meningkatkan
kualitas kehidupan beragama
Jumlah insiden terkait kehidupan beragama
Tid
ak a
da
insi
den
Tid
ak a
da
insi
den
Tid
ak a
da
insi
den
Tid
ak a
da
insi
den
Tid
ak a
da
insi
den
Tid
ak a
da
insi
den
Tid
ak a
da
insi
den
12 Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan
Jumlah pemuda berprestasi level regional, nasional dan internasional 1
5
16
17
18
20
21
21
13 Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
98
%
98
,3%
98
,6%
98
,9%
99
,2%
99
,5%
99
,8%
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
50
%
60
%
62
,34
%
64
,34
%
67
,02
%
69
,36
%
71
,7%
V - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
No Tujuan Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Misi 8: Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan
14 Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan
Tingkat Surplus Beras Daerah (ton)
10
4.3
51
,92
11
0.3
44
11
6.7
15
12
3.8
82
13
1.3
02
13
9.1
49
14
7.4
14
15 Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Indeks Lingkungan Hidup
60
,17
%
61
,37
%
62
,57
%
63
,77
%
64
,94
%
66
,17
%
67
,37
%
16 Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat
Angka kemiskinan (jiwa)
19
.78
0
18
.92
4
18
.42
8
17
.93
2
17
.43
7
16
.94
1
16
.44
6
Misi 9: Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi
17 Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis jumlah nilai investasi
(Rp)
38
5.1
78
.32
8.6
56
51
3.2
50
.00
4.8
74
64
1.3
21
.68
1.0
92
76
9.3
93
.35
7.3
10
89
7.4
65
.03
3.5
28
1.0
25
.53
6.7
09
.74
6
1.1
53
.60
8.3
85
.96
4
18 Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah
Tingkat pengangguran terbuka 5
,48
%
5,2
0%
4,8
0%
4,7
5%
4,6
3%
4,5
8%
4,5
8%
19 Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
PDRB sektor perdagangan (HB)
12
,26
%
12
,99
%
13
,72
%
14
,45
%
15
,18
%
15
,91
%
16
,64
%
PDRB sektor industri (HB)
10
,35
%
11
,27
%
12
,19
%
13
,11
%
14
,03
%
14
,95
%
15
,87
%
5.4. Sasaran
Sasaran dalam RPJMD ini diartikan sebagai hasil-hasil pembangunan
yang hendak dicapai dalam mewujudkan tujuan pembangunan berdasarkan
visi-misi. Sasaran dijabarkan dari setiap tujuan dimana sebuah tujuan dapat
terjabarkan dalam lebih dari satu sasaran sesuai kompleksitas tujuan tersebut.
V - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
Indikator kinerja sasaran ditetapkan pada level outcome dan target kinerja
ditetapkan berdasarkan analisis capaian kinerja selama ini dan kapasitas fiskal
dalam pembiayaan pembangunan untuk lima tahun kedepan. Rumusan sasaran,
indikator kinerja sasaran dan target kinerja sasaran pada 2021 dapat dilihat
pada Tabel 5.3.
No Sasaran Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan 1 :
Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
1 Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (Rp)
9.0
27
.50
0
9.7
75
.00
0
10
.52
2.5
00
11
.27
0.0
00
12
.01
7.5
00
12
.76
5.0
00
13
.51
2.5
00
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Cakupan layanan irigasi (%)
68
,73
%
72
,47
%
74
,85
%
77
,23
%
79
,61
%
81
,99
%
84
,37
%
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
10
3
10
8
11
3
11
8
12
3
12
8
12
8
Tujuan 2:
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
2 Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
APM SD dan sederajat;
81
,70
%
83
%
85
%
87
%
89
%
91
%
93
%
APM SMP dan sederajat;
57
,90
%
60
%
64
%
68
%
72
%
76
%
80
%
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik 1
7
26
35
44
53
56
56
sek
ola
h
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Angka melek huruf
95
,88
%
96
%
96
,5%
97
%
97
,5%
98
%
98
%
Tujuan 3:
Meningkatkan kualitas pelayanan publik
3 Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
NA
AD
A
0
0
AD
A
0
2 (
web
site
yan
g b
erin
tera
ksi
den
gan
m
asy
arak
at d
an
SMA
RT
PT
SP)
Sasaran,
indikator
kinerja
sasaran dan
target kinerja
sasaran
Tabel 5.3
V - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
No Sasaran Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK),
73
,25
%
75
,91
%
78
,64
%
81
,56
%
84
,87
%
87
,96
%
91
,15
%
Rasio Bayi BerAkta Kelahiran
85
,2%
86
,3%
86
,8%
87
,8%
88
,8%
90
%
95
%
Tujuan 4 :
Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum
4 Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik 1
00
%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik 1
00
%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)
Persentase penyelesaian K3
84
%
85
%
87
%
89
%
90
%
93
%
95
%
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba 1
00
%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Tujuan 5 :
Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah
5 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Persentase Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan
-30
,86
%
4,1
0%
4,4
2%
4,8
7%
5,1
3%
5,5
0%
6,0
1%
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
Jumlah Situs cagar budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional
29
30
31
32
33
34
34
Tujuan 6 :
Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah
6 Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
Porsi panjang jalan kabupaten kualitas baik (km)
45
1,1
6 k
m (
49
,32
%)
51
0,7
km
(5
5,8
%)
57
0,3
km
(6
2,3
%)
62
4,9
km
(6
8,8
%)
68
9,5
km
(7
5,3
%)
74
9,5
8 k
m (
81
,24
%)
74
9.5
8 k
m (
81
,24
%)
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan
0,0
4
0,0
4
0,0
4
0,0
4
0,0
4
0,0
4
0,0
5
V - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
No Sasaran Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
Persentase pemukiman kumuh
0,0
00
06
3
0,0
14
0,0
13
0,0
12
0,0
11
0,0
10
0,0
9
Persentase rumah mengakses air bersih;
94
,71
97
97
.5
98
98
.5
99
10
0
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
kepatuhan terhadap RTRW
33
,33
%
35
%
36
%
37
%
38
%
39
%
40
%
Tujuan 7 :
Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN
7 Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya
99
.23
%
99
.36
%
99
.49
%
99
.61
%
99
.74
%
99
.87
%
10
0.0
0%
Persentase PNS yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi
14
.99
%
16
.42
%
17
.86
%
19
.30
%
20
.73
%
22
.17
%
23
.67
%
Tujuan 8 :
Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
8 Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Opini laporan keuangan;
WT
P
WT
P
WT
P
WT
P
WT
P
WT
P
WT
P
Tingkat Akuntabilitas Kinerja; C
C
C
C
C
CC
CC
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
88
,57
%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Rasio Temuan BPK yang ditindaklanjuti
36
,36
%
40
%
45
%
50
%
55
%
60
%
65
%
Tujuan 9 :
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/Kelurahan
9 Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Keterbukaan informasi dan komunikasi pelayanan Kecamatan, desa/ kelurahan; (%) 6
0%
65
%
70
%
75
%
80
%
95
%
10
0%
Desa Mandiri
6,1
2%
6,1
2%
6,1
2%
8,1
6%
8,1
6%
8,1
6%
10
,20
%
V - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
No Sasaran Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan 10 :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
10
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan (S21)
Cakupan Puskesmas
21
2,5
21
2,5
21
2,5
21
2,5
21
2,5
21
2,5
21
2,5
Cakupan Pukesmas Pembantu
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
Rasio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah
0,2
94
0,2
94
0,2
94
0,2
94
0,2
94
0,3
80
0,3
80
Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
2,3
1
2,3
1
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan rumah sakit
NA
80
%
80
%
80
%
80
%
80
%
80
%
Tujuan 11 :
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
11 Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk; 2
,06
2,0
6
2,0
6
2,0
6
2,0
6
2,0
6
2,0
6
Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi 1
00
%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Tujuan 12 :
Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan
12 Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Persentase organisasi kepemudaan yang aktif;
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Persentase cabang olah raga yang aktif
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Tujuan 13 :
Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan
13
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
11
,05
%
11
,10
%
11
,15
%
11
,20
%
11
,25
%
11
,30
%
11
,30
%
Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemsyarakatan 2
0%
20
%
22
%
23
%
24
%
25
%
30
%
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat 1
0%
15
%
20
%
25
%
30
%
35
%
40
%
Tujuan 14 :
Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan
14
Meningkatnya produksi beras (S27)
jumlah produksi beras (ton)
14
3.9
11
19
4.9
71
20
1.3
29
20
7.7
45
21
4.2
19
22
0.7
5
22
7.3
35
V - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
No Sasaran Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tujuan 15 : Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup
15
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca
2%
2%
2%
2%
2%
2%
10
%
Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan N
A
18
,05
%
18
,41
%
18
,77
%
19
,13
%
19
,49
%
Ud
ara
: 1
9,8
5
NA
18
,05
%
18
,41
%
18
,77
%
19
,13
%
19
,49
%
Air
:
19
,85
NA
24
,07
%
24
,55
%
25
,03
%
25
,51
%
25
,99
%
Tu
tup
an
Hu
tan
: 2
6,4
7
Terpeliharanya kebersihan dan Keindahan perkotaan (S30)
Cakupan volume sampah yang tertangani (%)
23
,26
%
24
,23
%
25
,49
%
26
,75
%
28
,01
%
29
,26
%
30
,52
%
Tujuan 16 :
Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat
16 Berkurangnya penduduk miskin (S31)
Angka Kemiskinan
8,4
4 %
8,3
6 %
8,1
4 %
7,9
2 %
7,7
0 %
7,4
8 %
7,2
6 %
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
Persentase PMKS yang tertangani
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Tujuan 17 :
Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis
17 Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
jumlah rencana investasi (Jumlah MOU)
25
30
35
40
45
50
50
Tujuan 18 :
Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah
18 Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 6
2%
67
%
72
%
77
%
82
%
87
%
92
%
Tujuan 19 :
Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
19 Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Jumlah Jenis Produk Spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar
2
4
6
9
12
16
20
Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional
32
34
36
38
40
42
42
V - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
No Sasaran Indikator Kinerja
Kondisi Awal
RPJMD (2015)
Target Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM
17
17
17
17
17
17
17
Keterkaitan antara visi, misi tujuan dan sasaran jangka menengah tahun
2016-2021 seperti pada tabel berikut :
VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK MISI TUJUAN SASARAN
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani (M1)
Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan (T1)
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak dan pembudidaya ikan (S1)
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga (M2)
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat (T2)
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik (M3)
Meningkatkan kualitas pelayanan publik (T3)
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Memeliharan ketenteraman dan ketertiban umum (T4)
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9) Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman (M4)
Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah (T5)
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi
Keterkaitan Visi, Misi, tujuan dan Sasaran
Tabel 5.4
V - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK MISI TUJUAN SASARAN
dinamika kebudayaan global (S13) Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah (T6)
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi (M5)
Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN (T7)
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah (T8)
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan (T9)
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah (M6)
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (T10)
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan (M7)
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama (T11)
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan (T12)
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan (T13)
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25) Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan (M8)
Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan (T14)
Meningkatnya produksi beras (S27)
Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup (T15)
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28) Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29) Terpeliharanya kebersihan dan
V - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK MISI TUJUAN SASARAN
keindahan perkotaan (S30) Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat (T16)
Berkurangnya penduduk miskin (S31) Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi (M9)
Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis (T17)
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah (T18)
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan (T19)
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
BAB VI STRATEGI DAN
ARAH KEBIJAKAN
6.1 Strategi 6.2 Arah
Kebijakan
VI - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. Strategi
Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah
kebijakan. Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab cara pencapaian
sasaran-sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran
tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab lebih dari 1 (satu)
sasaran pembangunan dengan mempertimbangkan aspek efektifitas dan
efisiensi pencapaian target sasaran.
Pada dasarnya strategi dirumuskan dengan menganalisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam mencapai setiap sasaran. Perumusan
tersebut juga memperhatikan beberapa prinsip kelebihan yang perlu dipenuhi
oleh rumusan strategi bahwa: 1. Strategi dapat menyeimbangkan berbagai
kepentingan yang saling bertolak belakang; 2. Strategi didasarkan pada capaian
kinerja pembangunan dan pemenuhan layanan yang berbeda tiap segment
pengguna layanan dan pemangku kepentingan; 3. Layanan yang bernilai
tambah diciptakan secara berkelanjutan dalam proses pemerintahan daerah; 4.
Strategi terdiri dari tema-tema yang secara simultan saling melengkapi
membentuk skenario strategi. Berdasarkan berbagai landasan pemikiran
tersebut maka rumusan strategi dalam pencapaian sasaran RPJMD Kabupaten
Soppeng adalah sebagai berikut.
No. Tujuan Sasaran Strategi
1 Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan
Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan
Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.
Strategi dalam pencapaian sasaran RPJMD
Tabel 6.1
VI - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “
2 Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan
3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Mendekatkan pelayanan kependudukan dan catatan sipil dengan penerima manfaat yang disertai dengan dukungan sumberdaya, serta mengembangkan sistem pelayanan kartu kelahiran tuntas saat lahir
4 Memeliharan ketenteraman dan ketertiban umum
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)
Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta kehidupan sosial
VI - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba
5 Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah
6 Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas perkotaan
7 Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja
8 Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.
VI - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi
9 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.
10 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)
Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten
11 Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama
12 Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda
13 Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotong-royongan
14 Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan
Meningkatnya produksi beras (S27)
Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras
15 Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim
VI - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi
Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan
Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)
Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota.
16 Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat
Berkurangnya penduduk miskin (S31)
Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS
17 Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu
18 Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat
19 Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah
6.2 Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan
pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan
guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang
ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak
diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.
Penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki
kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai
sasaran tahapan lima (5) tahunan dalam RPJMD. Penekanan prioritas tersebut
bukan berarti bahwa program/kegiatan pembangunan operasional pada SKPD
VI - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
di luar yang diprioritaskan tidak berjalan, tetapi berjalan dengan penekanan
strategis yang lebih rendah dibanding yang diprioritaskan.
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Soppeng selama periode 2016-
2021 dapat diuraikan sebagai berikut.
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1
Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.
Perbaikan sistem penyediaan sarana produksi pertanian khususnya pupuk dan bibit ikan
Pengembangan teknologi spesifik lokasi serta penguatan kelembagaan pelaku utama (kelompok, gabungan kelompok dan KTNA)
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.
Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan bendung, bendungan dan jaringan irigasi
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “
Modernisasi teknologi pengolahan dan pengemasan hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan sebagai bagian dari gerakan “petik-olah-jual”.
2 Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan
Perbaikan penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun serta dukungan pendidikan gratis dan beasiswa
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus
Bimbingan belajar lulusan SMA/ SMK dan peningkatan kualitas pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP sederajat
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan
Penyelenggaraan pendidikan paket A,B dan C serta pengembangan minat baca & per-pustakaan daerah sekolah dan desa
Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021
Tabel 6.2
VI - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan
Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan modernisasi teknologi pe-layanan (pemantauan CCTV) pada Kantor pelayanan publik, serta penyebarluasan informasi komprehensif kepada masyarakat tentang hasil pembangunan.
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Mendekatkan pelayanan kependudukan dan catatan sipil dengan penerima manfaat yang disertai dengan dukungan sumberdaya, serta mengembangkan sistem pelayanan kartu kelahiran tuntas saat lahir
Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan penduduk migrasi kedalam/ keluar serta penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Dukcapil dan di desa/ kelurahan serta secara mobile. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)
4 Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya
Penyiapan dan penyiagaan armada pemadam kebakaran pada setiap kecamatan dan penanganan bencana lainnya
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)
Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta kehidupan sosial
Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban umum
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba
Pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya narkoba, dan peningkatan kerjasama dengan kepolisian dan lembaga yang menangani narkoba.
5 Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata
Promosi dan pengembangan dan destinasi/ daya tarik wisata unggulan yang sudah ada serta membuka destinasi/daya tarik wisata baru
VI - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah
Pengelolaan kebudayaan dan pelestarian tradisi masyarakat serta pembinaan sejarah lokal
6 Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus
Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan khusus serta jalan ke lokasi terpencil
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan
Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh
Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas perkotaan
Penegakan regulasi tata ruang dan penataan utilitas perkotaan (saluran drainase dan sempadan jalan)
7 Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja
Penataan struktur kelembagaan dan pengembangan sistem remunerasi berbasis kinerja
VI - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
8
Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.
Pengawasan dan pendampingan SKPD, Pemerintah Desa dan BUMD oleh inspektorat dalam meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan kinerja
Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah dengan data kinerja yang akurat
9
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.
Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan desa/kelurahan
Pembinaan kerjasama antar desa/ kelurahan dan penguatan manajemen pembangunan desa
10 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)
Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM
Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama untk warga miskin
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten
Penyelengaraan layanan rumah sakit
11 Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama
Penyediaan sarana/prasarana bagi imam mesjid dan pemberian insentif bagi imam masjid, guru mengaji dan pendeta
12 Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda
Penyediaan sarana/prasarana dan pembinaan prestasi pemuda dan olah raga
13 Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
VI - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotong-royongan
Pembinaan LPM desa dan kelurahan
Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas masyarakat (revolusi mental)
14 Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan
Meningkatnya produksi beras (S27)
Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras
Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan Sulawesi Selatan)
15
Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim
Konservasi lahan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati
Pengurangan emisi gas rumah kaca dan adaptasi/mitigasi perubahan iklim
Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan
Penegakan hukum lingkungan
Pengendalian pencemaran lingkungan
Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)
Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota.
Penanganan sampah dan penataan taman kota
16 Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat
Berkurangnya penduduk miskin (S31)
Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres
Penanggulangan kemiskinan multidimensi
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS
Penguatan tenaga teknis sosial dan kerjasama dengan lembaga masyarakat dalam penanganan PMKS
17 Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu
Promosi potensi dan pemberian insentif investasi
18 Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat
Pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi
VI - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
19 Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi
Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah
Penataan perdagangan daerah
A. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016
Tahun 2016 merupakan tahun pertama dari RPJMD Kabupaten
Soppeng 2016-2021. Tahun ini merupakan tahun transisi dari RPJMD
periode sebelumnya. Secara eksternal, pada tahun ini implikasi
kelembagaan dan kewenangan dari UU 23/2014 tentang Sistem
Pemerintahan Daerah mulai berlaku. Secara internal, visi-misi kepala
daerah memerlukan peletakan dasar bagi implementasinya untuk tahun-
tahun berikutnya.
Dengan latar yang demikian, maka tahun 2016 dapat dikatakan
sebagai tahun “konsolidasi pembangunan”. Konsolidasi disini berarti
bahwa (1) kontinyuitas arah pembangunan dari periode sebelumnya
dikonsolidasikan dengan arah baru dari visi-misi kepala daerah, (2)
kerangka programatik dan kerangka kelembagaan dikonsolidasikan
untuk membentuk dasar pijak bagi arah pembangunan selanjutnya,
Namun demikian, pada tahun ini agenda pembangunan dan
penyelenggaraan pelayanan tetap berjalan dengan prioritas-prioritas
yang sudah memperhatikan kontribusi kepada pencapaian visi-misi
RPJMD.
Tema pembangunan pada tahun 2016 adalah “Penguatan
infrastruktur wilayah dan penataan kelembagaan daerah dalam
VI - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
spirit pemerintahan yang melayani”. Adapun kebijakan yang
diprioritaskan pada tahun 2016 adalah:
1. Perbaikan sistem penyediaan sarana produksi pertanian
khususnya pupuk dan bibit ikan.
2. Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan bendung,
bendungan dan jaringan irigasi.
3. Perbaikan penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun serta
dukungan pendidikan gratis dan beasiswa.
4. Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan
penduduk migrasi kedalam/keluar serta penyelenggaraan
pelayanan KTP di Kantor Dukcapil Kabupaten dan Kantor
Kecamatan.
5. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah
sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).
6. Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan
khusus serta jalan ke lokasi terpencil.
7. Penataan struktur kelembagaan dan pengembangan sistem
remunerasi berbasis kinerja.
8. Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan
daerah dengan data kinerja yang akurat.
9. Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama
untk warga miskin.
10. Penyelengaraan layanan rumah sakit.
11. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas
masyarakat (revolusi mental).
12. Penanggulangan kemiskinan multidimensi.
B. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017
Tahun 2017 merupakan tahun kedua dari RPJMD Kabupaten
Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini, hasil-hasil konsolidasi pada tahun
VI - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
pertama dijadikan dasar untuk mengakselerasi pencapaian
pembangunan. Sumberdaya pembangunan dioptimalkan alokasinya
dalam memecahkan masalah/isu strategis serta mewujudkan tujuan-
tujuan yang relevan. Tahun ini dapat dikatakan sebagai tahun “akselerasi
awal” dalam perjalanan RPJMD Kabupaten Soppeng.
Tema pembangunan pada tahun 2017 adalah “Akselerasi
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan
penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas didukung oleh tata
kelola pemerintahan yang baik”. Adapun arah kebijakan yang
diprioritaskan adalah:
1. Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan bendung,
bendungan dan jaringan irigasi.
2. Bimbingan belajar lulusan SMA/ SMK dan peningkatan kualitas
pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP
sederajat.
3. Penyelenggaraan pendidikan paket A, B dan C serta
pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan
desa.
4. Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan
modernisasi teknologi pelayanan (pemantauan CCTV) pada
Kantor pelyanan publik.
5. Penyebarluasan informasi komprehensif kepada masya-rakat
pengguna layanan tentang sistem pelayanan pada PTSP.
6. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah
sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).
7. Penyiapan dan penyiagaan armada pemadam kebakaran pada
setiap kecamatan dan penanganan bencana lainnya.
8. Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan
khusus serta jalan ke lokasi terpencil.
VI - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
9. Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi
lingkungan pemukiman.
10. Penyediaan sarana/prasarana dan pembinaan prestasi pemuda
dan olah raga.
11. Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan
Sulawesi Selatan).
12. Pengendalian pencemaran lingkungan.
13. Penanganan sampah dan penataan taman kota.
14. Promosi potensi dan pemberian insentif investasi.
15. Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD.
16. Penataan perdagangan daerah.
C. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018
Tahun 2018 merupakan tahun ketiga dari RPJMD Kabupaten
Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun
kedua dijadikan dasar untuk akselerasi selanjutnya. Sumberdaya
pembangunan dan penerapan kebijakan dikelola secara lebih inklusif
dengan melibatkan multipihak dalam mempertajam implementasi dari
prinsip pemerintahan yang melayani, sementara itu kemandirian desa
dan keberdayaan masyarakat terus dikuatkan. Tahun ini merupakan
tahun “akselerasi lanjutan”.
Tema pembangunan pada tahun 2018 adalah “Peningkatan
pelayanan umum dan pemerataan kesejahteraan didukung oleh
kemandirian desa dan keberdayaan masyarakat”. Selanjutnya
Kebijakan Prioritas pembangunan pada tahun ini diarahkan pada:
1. Pengembangan teknologi spesifik lokasi serta pe-nguatan ke-
lembagaan pelaku utama (kelompok, gabungan kelom-pok dan KTNA).
2. Modernisasi teknologi pengolahan dan pengemasan hasil pertanian,
peternakan, perkebunan dan perikanan sebagai bagian dari gerakan
“petik-olah-jual”.
VI - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
3. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit,
puskesmas, atau rumah penduduk).
4. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban
umum.
5. Promosi dan pengembangan dan destinasi/daya tarik wisata unggulan
yang sudah ada serta membuka destinasi/daya tarik wisata baru.
6. Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya.
7. Pengawasan dan pendampingan SKPD oleh inspektorat dalam
meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan
kinerja.
8. Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah
dengan data kinerja yang akurat .
9. Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan kelurahan.
10. Pembinaan kerjasama desa dan penguatan manajemen pembangunan
desa.
11. Penyediaan sarana/prasarana bagi imam desa.
12. Pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak.
13. Pembinaan LPM desa dan kelurahan.
14. Penanggulangan kemiskinan multidimensi.
15. Pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi.
D. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2019
Tahun 2019 merupakan tahun keempat dari RPJMD Kabupaten
Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun
ketiga diharapkan semakin signfikan, dimana sebagian besar sasaran
sudah tercapai targetnnya sehingga tinggal dimantapkan, sementara
sasaran yang masih tertinggal diakselerasi lebih signifikan. Tahun ini
merupakan tahun “pemantapan akselerasi”
VI - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
Tema pembangunan pada tahun 2019 adalah “Peningkatan
dan pemerataan kesejahteraan dengan basis keberlanjutan pada
daya dukung lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam”.
Adapun prioritas kebijakan pembangunan diarahkan pada:
1. Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan
modernisasi teknologi pe-layanan (pemantauan CCTV) pada
Kantor pelyanan publik.
2. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah
sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)
3. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum
4. Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi
lingkungan pemukiman
5. Penegakan regulasi tata ruang dan penataan utilitas perkotaan
(saluran drainase dan sempadan jalan)
6. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas
masyarakat (revolusi mental)
7. Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan
Sulawesi Selatan)
8. Konservasi lahan dan pemeliharaan keaneka-ragaman hayati
9. Pengurangan emisi gas rumah kaca dan adaptasi/mitigasi
perubahan iklim
10. Penegakan hukum lingkungan
11. Penguatan tenaga teknis sosial dan kerjasama dengan lembaga
masyarakat dalam penanganan PMKS
12. Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD
E. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2020
Tahun 2020 merupakan tahun kelima dari RPJMD Kabupaten
Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun
VI - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
empat dimanfaatkan diharapkan sudah mencakupi sasaran yang lebih
banyak sehingga tinggal dimatangkan. Pada tahap ini perhatian
diarahkan kepada sasaran-sasaran yang belum terwujud targetnya
sambil menjamin ketenteraman dan ketertiban umum sebagai
prakondisi bagi penyelenggaraan pesta demokrasi untuk keberlanjutan
pembangunan periode RPJMD berikutnya. Tahun ini merupakan tahun
“pemberlanjutan akselerasi”
Tema pembangunan pada tahun 2020 adalah “Pemeliharaan
kesejahteraan dan palayanan umum dengan dukungan tata kelola
yang baik”. Selanjutnya prioritas kebijakan diarahkan pada:
1. Bimbingan bela-jar lulusan SMA/ SMK dan pening-katan kualitas
pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP
sederajat
2. Penyelenggaraan pendidikan paket A,B dan C serta
pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan
desa
3. Penyebarluasan informasi komprehensif kepada masyarakat
pengguna layanan tentang sistem pelayanan pada PTSP
4. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah
sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)
5. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum
6. Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya
7. Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama untk
warga miskin
8. Penyelengaraan layanan rumah sakit
9. Pembinaan LPM desa dan kelurahan
10. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas
masyarakat (revolusi mental)
11. Penanggulangan kemiskinan multidimensi
VI - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
F. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2021
Tahun 2021 merupakan tahun terakhir sekaligus transisi dari
RPJMD Kab. Soppeng Tahun 2016-2021. Pada tahun ini semua capaian
pembangunan sudah dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga perlu
adanya keberlanjutan untuk memantapkan sekaligus persiapan dalam
pencapain target-target pembangunan selanjutnya. Tahun ini
merupakan tahun “pemantapan untuk keberlanjutan pembangunan”
Tema pembangunan pada tahun ini adalah : “Konsolidasi
Pemerintahan demi pemantapan untuk keberlanjutan
pembangunan”, dengan arah kebijakan prioritas adalah :
1. Penyelenggaraan pendidikan paket A, B, dan C serta
pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan
desa.
2. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah
sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).
3. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum.
4. Pengawasan dan pendampingan SKPD oleh inspektorat dalam
meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan
kinerja.
5. Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan
daerah dengan data kinerja yang akurat.
6. Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan kelurahan.
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
VII - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Perumusan kebijakan umum bertujuan menjelaskan cara yang ditempuh
untuk menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-program prioritas
pembangunan. Kebijakan umum pembangunan memberikan arah perumusan
rencana program prioritas pembangunan yang disertai kerangka pengeluaran
jangka menengah daerah dan menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun
program dan kegiatan pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Program-
program strategis yang ditampilkan pada bagian ini merupakan program-
program yang secara langsung mendukung pencapaian visi, misi pembangunan
daerah. Berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka
kebijakan umum pembangunan jangka menengah 2016-2021 Kabupaten
Soppeng ditampilkan pada tabel berikut.
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
`1
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.
Peningkatan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan
Padi (GKG) = 226.433 ton (-
23.94%)
Padi (GKG) = 334.935 ton
(3%)
Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu hasil tanaman pangan
Pertanian
Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Jagung (Pipilan Kering) = 41.127
ton (14,84%)
Jagung (Pipilan Kering) =
48.476 ton (3%)
Kedelai (pipilan kering) = 4.947 ton (16,98%)
Kedelai (pipilan kering) = 7.920
ton (4%)
Kacang Tanah = 406 ton (-
67,55%)
Kacang Tanah (Ton) = 1046
(12%)
Kacang Hijau (Ton) = 329 (-
51,33%)
Kacang Hijau = 1.320 ton (10%)
Ubi Kayu = 231 ton (-70,61%)
Ubi Kayu = 1.917 ton (24%)
Ubi Jalar = 123 ton (146%)
Ubi Jalar = 447 ton (15%)
Persentase Peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan (%)
24.47 52.87
program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian/perkebunan
Pertanian
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Lembaga Petani yang mandiri (%)
20 50
Program penguatan Kelembagaan Pelaku Utama
Pertanian BP3KP
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Tabel 7.1
VII - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
Peningkatan jumlah populasi ternak
Populasi Sapi = 41.327 ekor
Populasi Sapi = 65.000 ekor
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Pertanian Dinas Peternakan dan Perikanan
Populasi Kambing = 21.829 ekor
Populasi Kambing = 37.500 ekor
Populasi Unggas =
1.818.784 ekor
Populasi Unggas =
2.365.000 ekor
Produksi ikan (ton)
1.615,91 ton 4.392,30 ton
Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perikanan Tangkap
Kelautan dan Perikanan
Dinas Peternakan dan Perikanan
2
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.
luas areal sawah yang terairi (Ha) (PSDA)
6,662
9,562
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi
Pekerjaan umum
PSDA Tamben
Volume embung/cekdam yang terbangun (m3)
79,400
123,349.41
Program rehabilitasi/pemeliharaan dan pembangunan embung/ cekdam
Pekerjaan umum
PSDA Tamben
3
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “
Jumlah Jenis Komoditi yang dipasarkan
4 26
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian
Pertanian
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
4
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan
APK
APK SD Sederajat =
93,91
APK SD Sederajat = 97 Program Wajib
Belajar Dasar Sembilan Tahun
Pendidikan Dikmudora APK SMP
Sederajat = 81,77
APK SMP Sederajat =
83.9
APK PAUD (%) 39,12 60 Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Dikmudora
Angka Putus Sekolah
SD Sederajat = 0.11
SD Sederajat = 0.05
Program Pendidikan Gratis
Pendidikan Dikmudora SMP Sederajat
= 0.73 SMP Sederajat
= 0.4
5
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus
Jumlah Sekolah yang berakreditasi A
SD = 135 SD = 257 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pendidikan Dikmudora
SMP = 19 SMP = 39
Angka Melanjutkan (AM) (%)
AM SD sederajat ke
SMP sederajat = 100
AM SD sederajat ke
SMP sederajat = 100
Program Peningkatan Layanan Pendidikan
Pendidikan Dikmudora AM SMP
sederajat ke SMA sederajat =
100
AM SMP sederajat ke
SMA sederajat = 100
VII - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
6
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan
Jumlah yang mengikuti Pendidikan Kesetaraan,
NA 580 0rg Program Pendidikan Non Formal
Pendidikan Dikmudora
Persentase bahan pustaka yang diadakan (%)
27 30.75
Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
Perpustakaan
Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah
7
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan
Persentase Izin yang diterbitkan berdasarkan rekomendasi teknis (%)
100 100
Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
Pemerintahan umum
KPT
jumlah layanan Cakupan IT
0 121 ttk
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Komunikasi dan Informatika
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Jumlah Desa/Kelurahan yang terakses informasi
70 70
Program pengembangan komunikasi dan informatika
Komunikasi dan Informatika
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Jumlah rekomendasi yang dihasilkan
0 200
Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan
Pemerintahan Umum
Kecamatan
Persentase pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
100 100
Program Peningkatan Kedinesan KDH dan WKDH
Pemerintahan umum
Sekretariat Daerah
8
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan penduduk migrasi kedalam/ keluar serta penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Dukcapil dan di desa/ kelurahan serta secara mobile. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)
Kepemilikan Kartu Administrasi penduduk dan catatan sipil
Kepemilikan KTP (%) = 85.1
Kepemilikan KTP (%) = 100
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Administrasi Kependudukan dan Capil
Dinas Taransmigrasi, Kependudukan, Tenaga Kerja dan Catatan Sipil
Kepemilikan KIA (%) = 0
Kepemilikan KIA (%) = 90
Kepemilikan Akta Kematian
(%) = 3
Kepemilikan Akta Kematian
(%) = 25
9
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) (%)
12.5 70
Program Peningkatan dan Kesiagaan serta Pencegahan Bahaya Kebakaran
Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
BPBD
Persentase korban bencana yang diberi bantuan (%)
90 100 Program tanggap darurat dan logistik
Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
BPBD
VII - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
10
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)
Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta harmonis sosial
Penegakan PERDA (%)
100 100
Program peningkatan kapasitas keamanan dan ketertiban
Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
POL. PP
11
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba
Terfasilitasinya kegiatan kesejahteraan rakyat, Keagamaan dan penanggulangan narkoba
NA 100
Program Koordinasi dan fasilitasi kesejahteraan rakyat, keagamaan dan penanggulangan narkoba
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah
12
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata
Jumlah Wisatawan
185,180
248,200
Program Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata
Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
13
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah
Cakupan Keragaman dan kekayaan budaya yang dilestarikan dan dikembangkan (%)
14.93 26.87
Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman dan Kekayaan Budaya
Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
14
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus
Persentase Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Mantap (Baik/sedang) sesuai dengan jenis penanganan
49.32% (451.167 Km)
81.24 % (758,563 Km)
Program Rehabiltasi/Pemeliharaan dan pembangunan jalan
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pekerjaan Umum
15
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan
Jumlah orang yang terangkut angkutan umum (Orang)
858,240
1,025,000
Program Pelayanan Angkutan
Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo
Jumlah Terminal 6 6
Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo
VII - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
Persentasi Prasarana dan Fasilitas LLAJ dalam kondisi baik
85.54 100
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi LLAJ
Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo
16
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh
Persentase RT dengan akses sanitasi yang layak (%)
96.14 100
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan dan Air Limbah
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pekerjaan Umum
Persentase Rumah Layak Huni (%)
77.52 89.9 Program Pengembangan Perumahan
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Pekerjaan Umum
Panjang jangkauan penerangan (km)
121 139 Program Penerangan Jalan
Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo
17
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas dan keindahan ruang perkotaan
Persentase Ketaatan RTRW (%)
33.33 40
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pekerjaan Umum
18
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja
Persentase SKPD yang Kelembagaannya telah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan (%)
70 100
Program Penguatan Kelembagaan daerah
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah
Tingkat kedisiplinan ASN (%)
98.58% 100%
Program Peningkatan Disiplin dan Kinerja Aparatur
Pemerintahan Umum
BKD
19
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.
% Ketersediaan dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang sesuai dengan regulasi
100 100
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan Umum
BAPPEDA
% program RPJMD yang dijabarkan kedalam RKPD
88.37 100
Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Pemerintahan Umum
BAPPEDA
% Penetapan Dokumen Pengelolaan Keuangan daerah tepat waktu
100 100
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pemerintahan Umum
DPPKAD
Menurunnya Jumlah Temuan LHP
303 120
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Profesionalisme pengawas
Pemerintahan Umum
Inspektorat
VII - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
20
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.
persentase jenis pelayanan yang telah dilaksanakan (%)
0 100
Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
Pemerintahan Umum
Kecamatan
Jumlah pemerintah desa yang difasilitasi
49 49
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
Pemberdayaan masyarakat dan desa/ Kelurahan
BPM Pemdes
21
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)
Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM
persentase sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar (%)
0 47.04
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kesehatan Dinas kesehatan
persentase puskesmas yang terakreditasi (%)
0 100 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Dinas kesehatan
22
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten
Akreditasi Rumah Sakit
Dasar Madya
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Kesehatan Ruamah Sakit Latemmamala
Kemandirian Keuangan Rumah Sakit (%)
0.78 1.12
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Kesehatan Ruamah Sakit Latemmamala
23
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama
Persentase Kelembagaan dan Penyelenggara ibadah Desa/ Kelurahan yang dibina
100% 100%
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Masyarakat Desa/ Kelurahan
Pemerintahan Umum
Kecamatan
24
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda
Jumlah Organisasi Pemuda
23 28
Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan
Kepemudaan dan Olahraga
Dikmudora
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
2 20
Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda
Kepemudaan dan Olahraga
Dikmudora
Jumlah Organisasi Olah Raga
20 25
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Kepemudaan dan Olahraga
Dikmudora
25
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (%)
89.23 89.75
Program Pemberdayaan Perempuan dan Kestaraan Gender
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Keluarga Berencana
Rasio KDRT (%) 0.037 0.024
Program Peningkatan Kualitas keluarga dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Keluarga Berencana
VII - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
26
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotong-royongan
LPM aktif 100 100
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat Desa/Kelurahan
Pemberdayaan masyarakat dan desa/ Kelurahan
BPM Pemdes
27 Meningkatnya produksi beras (S27)
Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras
Ketersediaan Pangan Utama (beras) (Ton)
130,182
174,456
Program Penyelenggaraan Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan
BP3KP
28
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim
Luas daerah rawan banjir dan longsor yang tertangani (Ha)
293.65 873.65
Program Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Lingkungan Hidup
Kantor Lingkungan Hidup
29
Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan
Persentasi peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan hidup
100 100
Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Lingkungan Hidup
Kantor Lingkungan Hidup
30
Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)
Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota.
Volume sampah yang tertangani (M3)
180 295.7
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Lingkungan Hidup
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Luas Taman Kota yang dibangun, ditata, dan dipelihara (m2)
NA
66,730
Program Pembangunan, penataan, dan pemeliharaan taman kota
Lingkungan Hidup
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
31 Berkurangnya penduduk miskin (S31)
Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres
Persentase RTM yang dibantu dalam pemenuhan hak dasar/ beras sejahtera (%)
NA 100
Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin
Sosial Dinas Sosial
Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%)
71.64 85 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Kesehatan Dinas Kesehatan
Warga miskin yang mendapat bantuan hukum (%)
0 100
Program Pemberian pertimbangan, pendapat dan pendampingan Hukum keluarga miskin
Sosial Dinas Sosial
Persentase Penduduk Miskin yang dilatih dan pemberian modal usaha
0.004 0.097 Program Usaha Kemandirian Penduduk Miskin
Sosial Dinas Sosial
VII - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
No Sasaran Strategi dan Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi Awal
(2015) Kondisi Akhir
(2021)
Persentase Jumlah KK Miskin yang mendapatkan layanan kartu MACCA (%)
0 100
Program Perlindungan dan Pemberian Jaminan Sosial
Sosial Dinas Sosial
32
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS
Persentase PMKS yang mendapat layanan program kesejahteraan sosial
NA 100 Program Rehabilitasi Sosial
Sosial Dinas Sosial
33
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu
Jumlah investor (PMDN/PMA)
20 225
Program Peningkatan Iklim dan Promosi Investasi
Penenaman Modal
Sekretariat Daerah
34
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat
Tenaga kerja yang bersertifikat keahlian cukup (%)
60 85
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
Dinas Taransmigrasi, Kependudukan, Tenaga Kerja dan Catatan Sipil
35
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi
Koperasi Aktif (%)
88.94 89.27
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Koperasi dan UKM
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
% Pertumbuhan IKM
0.33 37.25
Program Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kecil Menengah
Perindustrian
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
36
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah
Jumlah Pasar Yang Representatif
8 17
Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan
Perdagangan
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
VIII - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Indikasi rencana Program Prioritas Tahun 2016-2021 sebagaimana
yang telah dirumuskan pada Bab VII terdiri dari program prioritas sesuai
dengan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, serta disesuaikan dengan tugas dan fungsi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selanjutnya setiap program prioritas
mempunyai target indikator kinerja pertahun yang disertai kebutuhan
pendanaannya dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan dan
memitigasi dampak negatif terhadap pembangunan berkelanjutan yang akan
ditimbulkan. Selain program prioritas seperti penyajian pada tabel bab VII
yang mendukung langsung pencapaian Visi, Misi pembangunan, pada bab ini
juga ditampilkan program program operasional pada semua SKPD yang
melaksanakan program pembangunan daerah untuk memenuhi kewajiban
penyelenggaraan semua urusan pemerintahan. Demikian pula dengan
program-program pembangunan yang terkait dengan penerapan dan
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi urusan
pemerintah kabupaten. Berikut penyajian indikasi rencana program
pembangunan daerah dan kebutuhan pendanaanya yang bersumber dari
dana APBD Kabupaten Soppeng selama kurun waktu Tahun 2016-2021
disajikan berdasarkan urusan.
VIII - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
1 Urusan Pemerintahan Wajib pelayanan Dasar
1.1. Pendidikan
1.1.1 Program Pendidikan Anak Usia Dini
APK PAUD (%)
39
,12
44
1.3
96
.34
4
48
1.6
00
.00
0
48
1.6
56
.00
0
52
1.7
36
.00
0
56
1.9
00
.00
0
60
2.1
75
.00
0
60
10
.46
3.3
44
1.1.2 Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun
APK
AP
K S
D S
eder
ajat
=
93
,91
AP
K S
D S
eder
ajat
=
94
.5
32
.27
7.7
20
AP
K S
D S
eder
ajat
=
95
35
.30
0.0
00
AP
K S
D S
eder
ajat
=
95
.5
35
.35
0.0
00
AP
K S
D S
eder
ajat
=
96
35
.40
0.0
00
AP
K S
D S
eder
ajat
=
96
.5
35
.45
0.0
00
AP
K S
D S
eder
ajat
=
97
35
.50
0.0
00
AP
K S
D S
eder
ajat
=
97
20
9.2
77
.72
0
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
1,7
7
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
2.0
5
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
2.3
3
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
2.6
1
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
2.8
9
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
3.1
7
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
3.9
AP
K S
MP
Sed
eraj
at
= 8
3.9
-
1.1.3 Program Pendidikan Gratis
Angka Putus Sekolah
SD S
eder
ajat
=
0.1
1
SD
Sed
eraj
at
= 0
.10
13
.30
2.7
77
SD S
eder
ajat
=
0.0
9
10
.04
0.0
00
SD S
eder
ajat
=
0.0
8
11
.04
0.0
00
SD S
eder
ajat
=
0.0
7
13
.05
0.0
00
SD S
eder
ajat
=
0.0
6
13
.05
0.0
00
SD S
eder
ajat
=
0.0
5
13
.05
0.0
00
SD S
eder
ajat
=
0.0
5
73
.53
2.7
77
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.73
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.65
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.6
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.55
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.5
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.45
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.4
SMP
Sed
eraj
at
= 0
.4
1.1.4 Program Peningkatan Layanan Pendidikan
Angka Melanjutkan (AM) (%)
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
54
8.0
34
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
1.2
42
.50
0
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
1.3
14
.50
0
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
1.3
27
.50
0
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
1.3
92
.50
0
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
1.3
97
.50
0
AM
SD
sed
eraj
at k
e SM
P
sed
eraj
at =
10
0
7.2
22
.53
4
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
AM
SM
P s
eder
ajat
ke
SMA
se
der
ajat
= 1
00
1.1.5 Program Pendidikan Non Formal
Jumlah yang mengikuti Pendidikan Kesetaraan,
NA
80
Org
36
7.7
44
10
0 O
rg
49
8.0
50
10
0 O
rg
49
8.0
50
10
0 O
rg
49
8.0
50
10
0 O
rg
49
8.0
50
10
0 O
rg
49
8.0
50
58
0 0
rg
2.8
57
.99
4
1.1.6 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Jumlah Sekolah yang berakreditasi A
SD =
13
5
SD =
16
81
8.8
10
SD =
20
37
1.0
00
SD =
21
37
1.0
00
SD =
21
37
1.0
00
SD =
22
39
1.0
00
SD =
22
39
1.0
00
SD =
25
7
2.7
13
.81
0
SMP
= 1
9
SMP
= 3
SMP
= 3
SMP
= 3
SMP
= 3
SMP
= 4
SMP
= 4
SMP
= 3
9
1.1.7 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kualifikasi Guru yang berpendidikan Minimal S1 / D4 (%)
81
,58
85
67
9.8
92
90
49
6.5
00
95
59
6.5
00
10
0
49
6.5
00
10
0
60
1.5
00
10
0
50
6.5
00
10
0
3.3
77
.39
2
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Tabel 8.1
VIII - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
1.1.8 Program Pembinaan dan Pengembangan Kesiswaan
Jumlah Siswa yang berprestasi di lomba olimpiade
NA
10
42
5.9
06
12
47
2.0
00
14
47
0.0
00
16
48
5.0
00
18
49
0.0
00
20
50
0.0
00
20
2.8
42
.90
6
1.2. Kesehatan
1.2.1 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan
persentase sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar (%)
0
5,8
8
11
.68
9.4
88
5,8
8
39
.11
2.9
40
5,8
8
33
.81
4.4
19
11
,76
33
.81
4.4
19
11
,76
34
.35
5.6
38
5,8
8
34
.35
5.6
38
47
,04
18
7.1
42
.54
2
1.2.2 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%)
71
,64
75
31
.76
4.7
92
75
72
.51
4.0
19
80
90
.00
0.0
00
80
90
.00
0.0
00
85
90
.00
0.0
00
85
10
0.0
00
.00
0
85
47
4.2
78
.81
1
1.2.3 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Persentase Puskesmas BLU (%) 0
0
32
.04
9
0
1.3
10
.00
0
11
,76
61
0.0
00
11
,76
61
0.0
00
11
,76
56
5.0
00
11
,76
56
5.0
00
47
,06
3.6
92
.04
9
1.2.4 Program Peningkatan Pelayanan BLUD RSUD
Kemandirian Keuangan Rumah Sakit (%) 0
,78
1,1
2
22
.89
2.0
00
1,1
2
28
.00
0.0
00
1,1
2
29
.00
0.0
00
1,1
2
30
.00
0.0
00
1,1
2
35
.00
0.0
00
1,1
2
35
.00
0.0
00
1,1
2
17
9.8
92
.00
0
1.2.5 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Akreditasi Rumah Sakit
Das
ar
Das
ar
41
2.0
56
Das
ar
45
0.0
00
Das
ar
45
0.0
00
Das
ar
45
0.0
00
Mad
ya
45
0.0
00
Mad
ya
45
0.0
00
Mad
ya
2.6
62
.05
6
1.2.6 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
persentase puskesmas yang terakreditasi (%)
0
29
,41
62
9.3
25
23
,53
75
7.5
83
23
,53
80
7.2
17
23
,53
85
4.9
38
23
,53
90
6.9
32
0
95
8.6
25
10
0
4.9
14
.62
0
1.2.7 Program Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan
Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan (%)
95
96
3.8
30
.67
4
97
4.2
43
.42
0
98
4.2
43
.42
0
98
4.2
43
.42
0
98
4.2
43
.42
0
98
4.2
43
.42
0
98
25
.04
7.7
74
1.2.8 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Rumah Tangga ber-PHBS (%)
50
50
38
8.2
48
60
55
4.0
00
65
55
4.0
00
70
55
4.0
00
70
55
4.0
00
70
47
4.0
00
70
3.0
78
.24
8
1.2.9 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan (%)
10
0
10
0
4.3
76
.03
5
10
0
4.7
79
.00
0
10
0
4.7
79
.00
0
10
0
4.7
79
.00
0
10
0
4.7
79
.00
0
10
0
4.7
79
.00
0
10
0
28
.27
1.0
35
1.2.10 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Persentase Akses Sanitasi yang layak (%)
14
14
22
5.1
42
28
27
5.0
00
42
27
5.0
00
56
27
5.0
00
75
27
5.0
00
10
0
27
5.0
00
10
0
1.6
00
.14
2
1.2.11 Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Persentase penanganan penyakit
10
0
10
0
82
6.1
36
10
0
1.1
90
.00
0
10
0
1.1
90
.00
0
10
0
1.2
40
.00
0
10
0
1.2
40
.00
0
10
0
1.2
90
.00
0
10
0
6.9
76
.13
6
VIII - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
1.2.12 Program Peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu, Balita, Anak dan Lansia
Cakupan Pelayanan Kesahatan ibu, balita, anak dan lansia
10
0
10
0
1.4
86
.90
1
10
0
1.8
23
.82
1
10
0
1.8
73
.82
1
10
0
1.9
73
.82
1
10
0
2.0
23
.82
1
10
0
2.0
73
.82
1
10
0
11
.25
6.0
06
1.2.13 Program Pengembangan SDM Kesehatan
Persentase tenaga kesehatan terlatih (%) 5
6,1
9
66
,01
-
75
,83
10
0.0
00
85
,66
10
0.0
00
95
,48
10
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
60
0.0
00
1.2.14 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan prasarana Rumah Sakit
Persentase ketersediaan sarana RS (%) 4
5
50
11
.89
7.6
79
60
14
.49
3.2
72
65
14
.74
3.2
72
70
14
.99
3.2
72
75
15
.24
3.2
72
80
15
.49
3.2
72
80
86
.86
4.0
39
1.2.15 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Persentase kelayakan peralatan dan pelayanan pada rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (%)
45
,00
50
18
3.2
32
65
29
5.0
00
70
35
0.0
00
70
39
0.0
00
75
47
0.0
00
80
54
0.0
00
80
2.2
28
.23
2
1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
1.3.1 Program Rehabiltasi / Pemeliharaan dan pembangunan jalan
Persentase Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Mantap (Baik / sedang) sesuai dengan jenis penanganan
49
.32
% (
45
1.1
67
Km
)
54
,23
14
8.3
24
.08
8
60
,81
15
0.4
55
.58
9
67
,50
13
9.2
60
.20
7
72
,88
23
1.1
76
.91
0
77
,4
27
4.4
94
.30
1
81
,24
32
8.1
12
.72
0
81
.24
% (
75
8,5
63
Km
)
1.2
71
.82
3.8
15
1.3.2 Program Rehabiltasi / Pemeliharaan dan pembangunan jembatan
Persentase proporsi Jembatan dalam kondisi mantap
81
,45
% (
14
1
un
it)
81
,5
1.5
58
.91
8
81
,7
77
0.0
00
82
,8
20
.80
0.0
00
85
,1
21
.95
0.0
00
86
,5
21
.25
0.0
00
87
,8
20
.55
0.0
00
87
.80
% (
18
8
un
it)
86
.87
8.9
18
1.3.3 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi
luas areal sawah yang terairi (Ha) (PSDA) 6
.66
2
7.2
94
9.4
02
.17
9
7.6
05
7.5
33
.80
0
8.1
69
13
.92
4.5
00
8.6
78
13
.27
5.0
00
9.1
22
13
.30
9.0
00
9.5
62
10
.19
0.0
00
9.5
62
67
.63
4.4
79
1.3.4 Program Pembangunan sarana dan prasarana air bersih
Persentase RT berakses air bersih
94
,7
95
5.6
49
.01
7
96
8.0
00
.00
0
97
8.0
00
.00
0
98
8.0
00
.00
0
99
8.0
00
.00
0
10
0
8.0
00
.00
0
10
0
45
.64
9.0
17
1.3.5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan dan Air Limbah
Persentase RT dengan akses sanitasi yang layak 9
6,1
4
97
1.6
74
.20
3
97
,5
3.6
30
.00
0
98
3.2
80
.00
0
98
,5
3.2
80
.00
0
99
3.2
80
.00
0
10
0
3.2
80
.00
0
10
0
18
.42
4.2
03
1.3.6 Program Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong-gorong
Persentase Drainase Dalam kondisi baik (%)
NA
20
,54
5.7
68
.78
4
20
,54
6.3
00
.00
0
20
,54
6.3
00
.00
0
20
,54
6.3
00
.00
0
20
,54
6.3
00
.00
0
20
,54
6.3
00
.00
0
12
3
37
.26
8.7
84
1.3.7 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
% Ketaatan RTRW
33
,33
35
13
7.3
52
36
15
0.0
00
37
15
0.0
00
38
15
0.0
00
39
15
0.0
00
40
15
0.0
00
40
88
7.3
52
VIII - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
1.3.8 Program Pemanfaatan Ruang
Persentase Jumlah Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan Waktu Penerbitan Paling Lama 7(Tujuh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap
10
0
10
0
13
7.3
52
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
88
7.3
52
1.3.9 Program Perencanaan Tata Ruang
% Rencana Tata Ruang yang diperdakan
8,3
3
1.4
27
.29
8
16
,67
1.4
81
.58
2
25
,00
1.2
81
.17
0
33
,33
1.2
81
.17
0
41
,67
1.5
00
.00
0
50
,00
1.7
00
.00
0
50
8.6
71
.22
0
1.3.10 Program pemeliharaan bantaran, Tanggul dan Normalisasi sungai
Panjang Turap / Talud / Bronjong yg dibangun (m) 7
0.0
00
3.4
27
4.0
79
.69
7
2.3
13
3.0
06
.73
5
4.7
35
6.1
55
.00
0
5.3
96
7.0
15
.00
0
3.0
04
3.9
05
.00
0
3.8
04
4.9
45
.00
0
92
.67
8
29
.10
6.4
32
1.3.11 Program rehabilitasi / pemeliharaan dan pembangunan embung / cekdam
Volume embung / cekdam yang terbangun (m3)
79
.40
0
54
9
13
7.3
52
2.0
00
50
0.0
00
30
.00
0
7.5
00
.00
0
2.8
00
70
0.0
00
4.8
00
1.2
00
.00
0
3.8
00
95
0.0
00
12
3.3
49
10
.98
7.3
52
1.3.12 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
Persentase jumlah sarana dan prasarna kebinamargaan dalam kondisi baik
92
,31
10
0
22
6.0
32
10
0
2.1
00
.00
0
10
0
24
6.7
60
10
0
2.7
00
.00
0
10
0
1.4
46
.76
0
10
0
2.7
00
.00
0
10
0
9.4
19
.55
2
1.3.13 Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
Persentase cakupan jalan dan jembatan yang diinspeksi
1
10
0
45
.78
4
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
29
5.7
84
1.3.14 Program Pengaturan Jasa Konstruksi
Persentase Jumlah Rekomendasi Izin jasa konstruksi dengan Waktu Penerbitan Paling Lama 7(Tujuh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap
13
2
10
0
13
7.3
52
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
15
0.0
00
10
0
88
7.3
52
1.3.15 Program Penataan Bangunan dan Lingkungan
Persentase Bangunan Pemerintah dalam kondisi bauik
56
6.3
63
.97
6
57
,50
14
.80
0.0
00
60
7.8
00
.00
0
63
5.3
85
.16
6
65
8.5
00
.00
0
67
8.5
00
.00
0
70
51
.34
9.1
42
1.4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
1.4.1 Program Pengembangan Perumahan
Persentase Rumah Layak Huni (%)
77
,52
79
,86
81
,44
90
0.0
00
83
,48
90
0.0
00
85
,57
90
0.0
00
87
,71
1.5
00
.00
0
89
,90
2.5
00
.00
0
89
,90
6.7
00
.00
0
1.4.2 Program Pengembangan Kawasan Permukiman
luas kawasan permukiman yang dikembangkan infratsrukturnya (Ha))
NA
1,5
0
5.9
81
.13
0
1,5
0
5.2
31
.48
9
1,5
0
6.5
31
.90
0
1,5
0
6.5
31
.90
0
1,5
0
8.5
00
.00
0
1,5
0
8.5
00
.00
0
9
41
.27
6.4
19
VIII - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
1.5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
1.5.1 Program Peningkatan dan Kesiagaan serta Pencegahan Bahaya Kebakaran
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) (%)
12
,5
20
2.7
47
.04
0
30
5.0
00
.00
0
40
6.0
00
.00
0
50
7.0
00
.00
0
60
8.0
00
.00
0
70
9.0
00
.00
0
70
37
.74
7.0
40
1.5.2 Program peningkatan kapasitas keamanan dan ketertiban
Penegakan PERDA (%)
10
0
10
0
1.8
31
.36
0
10
0
1.8
00
.00
0
10
0
1.8
00
.00
0
10
0
1.8
50
.00
0
10
0
1.8
50
.00
0
10
0
3.2
00
.00
0
10
0
12
.33
1.3
60
1.5.3 Program pengembangan dan pembinaan PPNS Kabupaten / Kota
Jumlah PPNS yang dibina
11
11
64
.09
8
11
80
.00
0
11
80
.00
0
11
80
.00
0
11
80
.00
0
11
80
.00
0
11
46
4.0
98
1.5.4 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Meningkatnya kemampuan pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
50
60
20
1.4
50
65
12
2.0
00
70
12
4.2
00
75
26
.62
0
80
29
.28
2
85
32
.21
0
85
53
5.7
62
1.5.5 Program tanggap darurat dan logistik
Persentase korban bencana yang diberi bantuan (%)
90
95
25
1.8
12
10
0
45
2.7
50
10
0
49
3.0
25
10
0
53
7.3
27
10
0
58
6.0
39
10
0
63
9.6
42
10
0
2.9
60
.59
5
1.5.6 Program rehabilitasi / rekonstruksi pasca bencana
kerusakan sarana-prasarana serta fasilitas umum yang diakibatkan oleh bencana dapat berfungsi kembali (%)
70
,34
10
0
13
2.7
74
10
0
75
0.0
00
10
0
75
0.0
00
10
0
75
0.0
00
10
0
75
0.0
00
10
0
75
0.0
00
10
0
3.8
82
.77
4
1.6. Sosial
1.6.1 Program Perlindungan dan Pemberian Jaminan Sosial
Persentase Jumlah KK Miskin yang mendapatkan layanan kartu MACCA (%)
0
10
0
1.0
65
.82
4
10
0
1.3
40
.20
2
10
0
1.3
47
.65
6
10
0
1.4
11
.81
4
10
0
1.4
76
.41
5
10
0
1.5
41
.50
5
10
0
8.1
83
.41
6
1.6.2 Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin
Persentase RTM yang dibantu dalam pemenuhan hak dasar / beras sejahtera (%)
NA
10
0
59
5.1
92
10
0
35
5.4
00
10
0
35
5.4
00
10
0
35
6.6
00
10
0
35
6.6
00
10
0
35
6.6
00
10
0
2.3
75
.79
2
1.6.3 Program Pemberian pertimbangan, pendapat dan pendampingan Hukum keluarga miskin
Warga miskin yang mendapat bantuan hukum (%)
0
10
0
91
.56
8
10
0
10
0.0
00
10
0
10
0.0
00
10
0
10
0.0
00
10
0
10
0.0
00
10
0
10
0.0
00
10
0
59
1.5
68
1.6.4 Program Usaha Kemandirian Penduduk Miskin
Persentase Penduduk Miskin yang dilatih dan pemberian modal usaha
0,0
04
0,0
05
45
4.0
92
0,0
15
76
7.0
00
0,0
18
94
0.0
00
0,0
18
1.0
70
.00
0
0,0
19
1.1
90
.00
0
0,0
19
1.3
10
.00
0
0,0
97
5.7
31
.09
2
VIII - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
1.6.5 Program Rehabilitasi Sosial
Persentase PMKS yang mendapat layanan program kesejahteraan sosial
NA
95
28
3.8
61
10
0
31
5.0
00
10
0
32
0.0
00
10
0
32
5.0
00
10
0
33
0.0
00
10
0
34
0.0
00
10
0
1.9
13
.86
1
2 Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berrkaitan Dengan Pelayanan Dasar
2.1. Tenaga Kerja
2.1.1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang bersertifikat keahlian cukup (%)
60
63
46
8.8
28
65
2.3
99
.00
0
67
3.0
49
.00
0
72
3.0
83
.00
0
76
2.3
63
.00
0
85
73
4.0
00
85
12
.09
6.8
28
2.1.2 Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Pencari Kerja Yang ditempatkan (%) 1
2,9
1
15
66
6.6
15
20
79
1.0
00
25
79
8.0
00
30
86
5.0
00
40
1.0
65
.00
0
50
1.0
65
.00
0
50
5.2
50
.61
5
2.1.3 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Persentasi Perusahaan yang Terdaftar dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
2
5
11
4.4
60
10
18
5.0
00
20
22
0.0
00
30
25
5.0
00
40
29
0.0
00
40
31
5.0
00
40
1.3
79
.46
0
2.2. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak
2.2.1 Program Pemberdayaan Perempuan dan Kestaraan Gender
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (%)
89
,23
89
,30
22
8.9
20
89
,50
27
0.0
00
89
,55
29
0.0
00
89
,60
31
0.0
00
89
,65
33
0.0
00
89
,75
35
0.0
00
89
,75
1.7
78
.92
0
2.2.2 Program Peningkatan Kualitas keluarga dan Perlindungan Anak
Rasio KDRT (%)
0,0
37
0,0
35
13
7.3
52
0,0
32
20
0.0
00
0,0
30
25
0.0
00
0,0
28
30
0.0
00
0,0
26
35
0.0
00
0,0
24
40
0.0
00
0,0
24
1.6
37
.35
2
2.3. Pangan
2.3.1 Program Penyelenggaraan Ketahanan Pangan
Ketersediaan Pangan Utama (beras) (Ton)
13
01
82
13
66
91
69
2.2
54
14
35
26
80
9.0
00
15
07
02
86
6.0
00
15
82
37
90
0.0
00
16
61
49
94
3.0
00
17
44
56
99
1.0
00
17
44
56
5.2
01
.25
4
2.3.2 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Pengawasan Keamanan Pangan
Skor pola pangan harapan
87
,90
88
34
7.9
58
90
,00
40
0.0
00
92
,50
42
0.0
00
95
,00
46
0.0
00
97
,50
52
0.0
00
10
0
55
0.0
00
10
0
2.6
97
.95
8
2.4. Pertanahan
2.4.1 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Luas tanah yang tersedia untuk pemakaman umum, tanam, dan Tempat Pengelolaan Sampah (Ha)
52
,76
5,0
4
13
0.8
05
7,0
4
2.6
75
.00
0
8,5
4
2.1
85
.00
0
10
,54
1.6
96
.00
0
10
,54
1.7
08
.10
0
10
,54
1.7
21
.41
0
10
5
10
.11
6.3
15
24.4.2 Progrram Penyelesaiaan Konflik-Konflik Pertnahan
Jumlah Kasus tanah yang diselesaikan
NA
10
59
.17
3
10
50
.00
0
10
55
.00
0
10
60
.50
0
10
66
.55
0
10
73
.20
5
60
36
4.4
28
VIII - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
2.5. Lingkungan Hidup
2.5.1 Program Pembangunan, penataan, dan pemeliharaan taman kota
Luas Taman Kota yang dibangun, ditata, dan dipelihara (m2)
62
.06
0
2.9
72
.89
2
1.0
80
2.1
45
.00
0
1.6
26
1.4
95
.50
0
1.4
65
2.4
51
.00
0
18
4
1.1
59
.50
0
31
5
56
8.0
00
66
.73
0
10
.79
1.8
92
2.5.2 Program Ruang Terbuka Hijau
Persentase tersedianya luasan RTH publik selesai 20% dari luas perkotaan
15
,33
25
,00
91
.56
8
35
,00
10
0.0
00
45
,00
10
0.0
00
50
,00
10
0.0
00
55
,00
10
0.0
00
60
,00
10
0.0
00
60
,00
59
1.5
68
2.5.3 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Volume sampah yang tertangani (M3) 1
80
19
5
1.5
89
.14
8
21
5,1
4
3.0
00
.00
0
23
5,2
8
3.0
00
.00
0
25
5,4
2
3.0
00
.00
0
27
5,5
6
3.0
00
.00
0
29
5,7
3.0
00
.00
0
29
5,7
16
.58
9.1
48
2.5.4 Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Persentasi peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan hidup
10
0
10
0
26
2.8
00
10
0
36
8.0
00
10
0
40
4.0
00
10
0
45
0.0
00
10
0
49
8.0
00
10
0
54
5.0
00
10
0
2.5
27
.80
0
2.5.5 Program Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Luas daerah rawan banjir dan longsor yang tertangani (Ha)
29
3,6
5
37
3,6
5
90
4.7
01
47
3,6
5
1.8
90
.00
0
57
3,6
5
1.9
05
.00
0
67
3,6
5
2.2
15
.00
0
77
3,6
5
2.2
30
.00
0
87
3,6
5
2.3
95
.00
0
37
42
11
.53
9.7
01
2.5.6 Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup
Jumlah peserta Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup
NA
50
10
.98
8
75
30
.00
0
75
30
.00
0
10
0
30
.00
0
10
0
30
.00
0
10
0
30
.00
0
50
0
16
0.9
88
2.6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2.6.1 Program Penataan Administrasi Kependudukan
Kepemilikan Kartu Administrasi penduduk dan catatan sipil
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
85
.1
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
87
73
2.5
44
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
89
1.0
00
.00
0
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
92
1.0
00
.00
0
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
95
1.0
00
.00
0
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
98
1.0
00
.00
0
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
10
0
1.0
00
.00
0
Kep
emil
ikan
K
TP
(%
) =
10
0
5.7
32
.54
4
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 0
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 8
6
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 8
6
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 8
7
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 8
8
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 8
9
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 9
0
Kep
emil
ikan
K
IA (
%)
= 9
0
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 3
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 4
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 6
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 1
0
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 1
5
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 2
0
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 2
5
Kep
emil
ikan
Ak
ta
Kem
atia
n (
%)
= 2
5
2.7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
2.7.1 Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat Desa / Kelurahan
LPM aktif
10
0
10
0
36
6.4
19
10
0
65
8.5
42
10
0
64
1.0
41
10
0
69
9.5
41
10
0
68
0.0
41
10
0
69
3.5
00
10
0
3.7
39
.08
4
2.7.2 Program Perencanaan Pembangunan Desa
% Desa menyusun RPJMDesa , RKPDesa dan APBDesa tepat waktu
NA
10
0
64
.09
8
10
0
13
1.1
38
10
0
13
8.0
00
10
0
14
5.0
00
10
0
15
3.0
00
10
0
16
0.0
00
10
0
79
1.2
36
VIII - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
2.7.3 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Persentase swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan ekonomi masyarakat
75
10
0
21
7.2
63
10
0
49
0.0
00
10
0
52
5.0
00
10
0
56
0.0
00
10
0
48
5.0
00
10
0
52
0.0
00
10
0
2.7
97
.26
3
2.7.4 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
Jumlah pemerintah desa yang difasilitasi
49
49
50
3.6
24
49
35
0.0
00
49
39
0.0
00
49
42
0.0
00
49
45
0.0
00
49
45
0.0
00
49
2.5
63
.62
4
2.8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2.8.1 Program Pengendalian Penduduk
Total Fertylity Rate (%)
2,3
2,2
5
68
.67
6
2,2
0
10
0.0
00
2,1
5
12
5.0
00
2,1
0
15
0.0
00
2,0
5
17
5.0
00
2
20
0.0
00
2
81
8.6
76
2.8.2 Program KB Ratio Akseptor KB (%) dan Cakupan PUS yang ber-KB (%)
75
,06
75
,50
1.2
62
.72
3
76
1.5
00
.00
0
76
,25
1.6
00
.00
0
76
,50
1.7
00
.00
0
76
,75
1.8
00
.00
0
77
1.9
00
.00
0
77
9.7
62
.72
3
0.8.3 Program Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Persentase Keluarga Prasejahtera dan sejahtera I yang tertangani
14
,88
13
11
4.4
60
12
15
0.0
00
11
17
5.0
00
10
18
0.0
00
9
19
0.0
00
8
20
0.0
00
8
1.0
09
.46
0
2.9. Perhubungan
2.9.1 Program Penerangan Jalan
Panjang jangkauan penerangan (km) 1
21
12
4
1.2
00
.00
0
12
7
2.0
00
.00
0
13
0
2.0
00
.00
0
13
3
2.0
00
.00
0
13
6
2.0
00
.00
0
13
9
2.0
00
.00
0
13
9
11
.20
0.0
00
2.9.2 Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
Jumlah Terminal
6
6
-
5
3.5
00
.00
0
6
8.0
00
.00
0
6
-
6
-
6
-
6
11
.50
0.0
00
2.9.3 Program Pelayanan Angkutan
Jumlah orang yang terangkut angkutan umum (Orang)
85
8.2
40
90
00
00
13
0.0
00
92
5.0
00
13
1.0
00
95
0.0
00
14
7.0
00
97
5.0
00
15
3.0
00
1.0
00
.00
0
16
4.0
00
1.0
25
.00
0
17
0.0
00
1.0
25
.00
0
89
5.0
00
2.9.4 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi LLAJ
Persentasi Prasarana dan Fasilitas LLAJ dalam kondisi baik
85
.54
87
.86
15
4.4
50
93
.75
17
2.9
84
95
.86
19
3.7
42
10
0
21
6.9
91
10
0
24
3.0
30
10
0
27
2.1
94
10
0
1.2
53
.39
1
2.9.5 Program Peningkatan dan Pengamanan lalu lintas
Pemenuhan Sarana Pengamanan Lalu Lintas (%)
85
87
23
5.0
00
90
1.2
35
.00
0
93
92
0.0
00
96
88
0.0
00
99
97
5.0
00
10
0
93
5.0
00
10
0
5.1
80
.00
0
2.10. Komunikasi dan Informatika
2.10.1 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
jumlah layanan Cakupan IT 0
9 t
itik
34
9.7
60
55
Tit
ik
88
0.0
00
13
ttk
27
5.0
00
13
ttk
34
8.0
00
13
ttk
36
0.0
00
18
ttk
37
1.3
50
12
1 t
tk
2.5
84
.11
0
2.10.2 Program pengembangan komunikasi dan informatika
Jumlah Desa / Kelurahan yang terakses informasi
70
70
51
.69
6
70
13
2.5
00
70
19
8.9
34
70
10
9.6
90
70
13
7.1
36
70
16
5.8
50
70
79
5.8
06
VIII - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
2.10.3 Program Kerja Sama Infromasi dan Media Massa
Jumnlah Pelaksanaan Diseminasi dan pendistribusian infromasi pembangunan daerah melalui media massa dan media lainnya
25
kal
i
26
49
.53
4
27
63
.50
0
28
70
.50
0
29
67
.48
7
30
79
.50
0
31
82
.00
0
32
41
2.5
21
2.10.4 Program Peningkatan SDM di Bidang Komunikasi dan Informatika
% Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informatika
0
65
53
.00
0
70
59
.44
0
75
79
.55
0
80
-
91
.20
5
85
86
.38
5
90
95
.12
3
95
46
4.7
03
2.11. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
2.11.1 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Koperasi Aktif (%)
88
,94
89
43
.39
9
89
,05
11
2.0
00
89
,11
12
2.0
00
89
,16
13
7.0
00
89
,22
15
6.0
00
89
,27
15
6.0
00
89
,27
72
6.3
99
2.11.2 Program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Menengah, Usaha Kecil, dan Usaha Mikro (UMKM)
UMKM (%)
98
,89
98
,91
14
1.0
54
98
,94
58
1.0
00
98
,96
60
9.0
00
98
,98
66
3.0
00
99
,00
39
7.0
00
99
,02
27
0.0
00
99
,02
2.6
61
.05
4
2.12. Penanaman Modal
2.12.1 Program Peningkatan Iklim dan Promosi Investasi
Jumlah investor (PMDN / PMA) 2
0
25
10
0.0
00
30
20
0.0
00
35
30
0.0
00
40
40
0.0
00
45
50
0.0
00
50
60
0.0
00
22
5
2.1
00
.00
0
2.13. Kepemudaan dan Olahraga
2.13.1 Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan
Jumlah Organisasi Pemuda
23
24
42
3.7
08
25
46
2.7
25
26
46
2.7
25
27
46
2.7
25
28
46
2.7
25
28
46
2.7
25
28
2.7
37
.33
3
2.13.2 Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
2
2
28
.91
3
3
31
.57
5
3
31
.57
5
4
31
.57
5
4
31
.57
5
4
31
.57
5
20
18
6.7
88
2.13.3 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Jumlah Organisasi Olah Raga
20
21
1.2
91
.75
0
22
1.4
45
.70
0
23
1.5
65
.70
0
24
1.6
85
.70
0
25
1.8
30
.70
0
25
1.8
30
.70
0
25
9.6
50
.25
0
2.14. Statistik
2.14.1 Program Pengembangan Statistik Daerah
Persentase Ketersediaan Data / Informasi Pembangunan Daerah (%)
90
%
10
0%
63
4.4
50
10
0%
70
8.2
50
10
0%
63
2.3
50
10
0%
74
8.6
50
10
0%
69
3.5
00
10
0%
71
6.0
00
10
0%
4.1
33
.20
0
2.15. Persandian
2.15.1 Program penyelenggaraan Persandian
Infromasi yang diamankan (%)
10
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
50
.00
0
10
0
30
0.0
00
VIII - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
2.16. Kebudayaan
2.16.1 Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman dan Kekayaan Budaya
Cakupan Keragaman dan kekayaan budaya yang dilestarikan dan dikembangkan (%)
14
,93
17
,91
54
9.4
08
19
,40
70
0.0
00
22
,39
80
0.0
00
23
,88
85
0.0
00
25
,37
87
0.0
00
26
,87
90
0.0
00
26
,87
4.6
69
.40
8
2.17. Perpustakaan
2.17.1 Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
Persentase bahan pustaka yang diadakan
27
28
,12
25
9.1
80
28
,71
48
8.7
28
29
,20
48
3.5
49
29
,69
51
9.7
35
30
,23
57
2.7
10
30
,75
55
5.3
35
30
,75
2.8
79
.23
7
2.18. Kearsipan
2.17.1 Program Penyelamatan dan Pelestarian dokumen / arsip daerah
Cakupan SKPD yang dibina dalam penerapan arsip secara baku
1
3
42
.64
8
5
10
8.0
31
5
12
2.7
60
5
13
7.7
03
6
15
4.3
97
6
17
2.6
25
31
73
8.1
64
3 Urusan Pilihan
3.1. Kelautan dan Perikanan
3.3.1 Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perikanan Tangkap
Produksi ikan (ton)
1.6
15
,91
to
n
2.7
00
to
n
1.2
17
.80
9
3.0
00
to
n
1.9
22
.26
1
3.3
00
to
n
2.5
39
.86
6
3.6
30
to
n
3.2
47
.74
9
3.9
93
to
n
4.3
32
.74
9
4.3
92
,30
to
n
4.8
75
.94
9
4.3
92
,30
to
n
18
.13
6.3
83
3.3.2 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Jumlah jenis olahan hasil perikanan lokal di pasaran
5 je
nis
5 je
nis
11
5.5
58
6 je
nis
14
5.2
00
6 je
nis
16
0.0
00
6 je
nis
17
5.0
00
7 je
nis
21
0.0
00
7 je
nis
23
5.0
00
7 je
nis
1.0
40
.75
8
3.2. Pariwisata
3.2.1 Program Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata
Jumlah Wisatawan
18
5.1
80
19
2.7
76
55
3.6
20
20
1.3
00
77
0.0
00
21
1.1
00
89
5.0
00
22
1.9
20
1.7
23
.00
0
23
4.1
26
1.0
55
.00
0
24
8.2
00
93
0.0
00
24
8.2
00
5.9
26
.62
0
3.3. Pertanian
3.3.1 Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu hasil tanaman pangan
Peningkatan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan
Pad
i (G
KG
) =
22
6.4
33
to
n (
-23
.94
%)
Pad
i (G
KG
) =
28
5.7
76
to
n (
3%
)
5.6
03
.28
8
Pad
i (G
KG
) =
29
5.3
92
to
n (
3%
)
10
.00
0.0
00
Pad
i (G
KG
) =
30
5.1
25
to
n (
3%
)
11
.00
0.0
00
Pad
i (G
KG
) =
31
4.9
50
to
n (
3%
)
12
.00
0.0
00
Pad
i (G
KG
) =
32
4.8
96
to
n (
3%
)
13
.00
0.0
00
Pad
i (G
KG
) =
33
4.9
35
to
n (
3%
)
14
.00
0.0
00
Pad
i (G
KG
) =
33
4.9
35
to
n (
3%
)
65
.60
3.2
88
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
1.1
27
to
n (
14
,84
%)
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
2.6
02
to
n (
9%
)
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
3.7
22
to
n (
3%
)
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
4.8
75
to
n (
3%
)
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
6.0
52
to
n (
3%
)
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
7.2
47
to
n (
3%
)
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
8.4
76
to
n (
3%
)
Jagu
ng
(P
ipil
an K
erin
g)
= 4
8.4
76
to
n (
3%
)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 4
.94
7 t
on
(1
6,9
8%
)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 6
.40
1 t
on
(2
8%
)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 6
.69
0 t
on
(5
%)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 6
.98
4 t
on
(4
%)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 7
.28
8 t
on
(4
%)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 7
.60
0 t
on
(4
%)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 7
.92
0 t
on
(4
%)
Ked
elai
(p
ipil
an k
erin
g)
= 7
.92
0 t
on
(4
%)
VIII - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Kac
ang
Tan
ah =
40
6
ton
(-6
7,5
5%
)
Kac
ang
Tan
ah (
To
n)
= 5
26
Kac
ang
Tan
ah (
To
n)
= 6
24
(1
9%
)
Kac
ang
Tan
ah (
To
n)
= 7
25
(1
6%
)
Kac
ang
Tan
ah (
To
n)
= 8
29
(1
4%
)
Kac
ang
Tan
ah (
To
n)
= 9
36
(1
3%
)
Kac
ang
Tan
ah (
To
n)
= 1
04
6 (
12
%)
Kac
ang
Tan
ah (
To
n)
= 1
04
6 (
12
%)
Kac
ang
Hij
au
(To
n)
= 3
29
(-
51
,33
%)
Kac
ang
Hij
au =
9
44
to
n (
12
1%
)
Kac
ang
Hij
au =
1
.01
4 t
on
(1
3%
)
Kac
ang
Hij
au =
1
.08
7 t
on
(1
2%
)
Kac
ang
Hij
au =
1
.16
3 t
on
(1
1%
)
Kac
ang
Hij
au =
1
.24
0 t
on
(1
0%
)
Kac
ang
Hij
au =
1
.32
0 t
on
(1
0%
)
Kac
ang
Hij
au =
5
52
to
n (
10
%)
Ub
i Kay
u =
23
1
ton
(-7
0,6
1%
)
Ub
i Kay
u =
44
4
ton
(2
42
%)
Ub
i Kay
u =
66
7
ton
(5
0%
)
Ub
i Kay
u =
92
7
ton
(3
9%
)
Ub
i Kay
u =
1
.22
2 t
on
(3
2%
)
Ub
i Kay
u =
1
.55
2 t
on
(2
7%
)
Ub
i Kay
u =
1
.91
7 t
on
(2
4%
)
Ub
i Kay
u =
1
.91
7 t
on
(2
4%
)
Ub
i Jal
ar =
12
3 t
on
(1
46
%)
Ub
i Jal
ar =
19
7 t
on
(6
0%
)
Ub
i Jal
ar =
24
0 t
on
(2
2%
)
Ub
i Jal
ar =
28
6 t
on
(1
9%
)
Ub
i Jal
ar =
33
6 t
on
(1
7%
)
Ub
i Jal
ar =
39
0 t
on
(1
6%
)
Ub
i Jal
ar =
44
7 t
on
(1
5%
)
Ub
i Jal
ar =
44
7 t
on
(1
5%
)
3.3.2 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Peningkatan jumlah populasi ternak
Po
pu
lasi
Sap
i =
41
.32
7 e
ko
r
Po
pu
lasi
Sap
i =
46
.00
0 e
ko
r
84
3.6
71
Po
pu
lasi
Sap
i =
49
.00
0 e
ko
r
2.1
17
.42
2
Po
pu
lasi
Sap
i =
52
.00
0 e
ko
r
2.6
47
.57
2
Po
pu
lasi
Sap
i =
55
.00
0 e
ko
r
2.6
00
.07
2
Po
pu
lasi
Sap
i =
60
.00
0 e
ko
r
3.1
71
.07
2
Po
pu
lasi
Sap
i =
65
.00
0 e
ko
r
3.1
74
.07
2
Po
pu
lasi
Sap
i =
65
.00
0 e
ko
r
14
.55
3.8
81
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
21
.82
9 e
ko
r
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
24
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
27
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
30
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
33
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
35
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
37
.50
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Kam
bin
g =
37
.50
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
1.8
18
.78
4 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
1.8
50
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
1.9
42
.50
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
2.0
40
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
2.1
40
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
2.2
50
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
2.3
65
.00
0 e
ko
r
Po
pu
lasi
Un
ggas
=
2.3
65
.00
0 e
ko
r
3.3.3 program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian / perkebunan
Persentase Peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan (%)
24
,47
41
,04
11
.79
0.9
74
43
,45
12
.04
5.0
00
45
,94
12
.45
0.0
00
48
,3
12
.81
0.0
00
50
,61
13
.09
5.7
50
52
,87
13
.12
3.0
38
52
,87
75
.31
4.7
62
Panjang Jalan Usaha Tani / produksi (km) 1
65
20
0
4.0
06
.10
0
23
5
6.0
00
.00
0
27
0
6.3
00
.00
0
81
6.6
15
.00
0
11
6
6.9
45
.75
0
15
1
7.2
93
.03
8
37
.15
9.8
88
Ketersediaan Alsintan
55
80
56
51
46
0.0
83
57
22
3.0
45
.00
0
57
93
3.1
50
.00
0
34
1
3.1
95
.00
0
41
2
3.1
50
.00
0
46
9
2.8
30
.00
0
15
.83
0.0
83
3.3.4 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian
Jumlah Jenis Komoditi yang dipasarkan
4
14
1.8
83
4
14
5.0
00
4
14
5.0
00
4
14
5.0
00
5
14
5.0
00
5
14
5.0
00
5
86
6.8
83
3.3.5 Program penguatan Kelembagaan Pelaku Utama
Lembaga Petani yang mandiri (%)
20
25
38
0.0
07
30
58
5.0
00
35
46
0.0
00
40
49
5.0
00
45
52
0.0
00
50
76
0.0
00
50
3.2
00
.00
7
VIII - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
3.3.6 Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu Hasil Perkebunan
Peningkatan jumlah produksi tananaman perkebunan
Kak
ao =
12
.34
5
ton
Kak
ao =
12
.59
2
ton
Kak
ao =
12
.84
4
ton
2.3
00
.00
0
Kak
ao =
13
.10
1
ton
2.4
00
.00
0
Kak
ao =
13
.36
3
ton
2.5
00
.00
0
Kak
ao =
13
.63
0
ton
2.6
00
.00
0
Kak
ao =
13
.90
2
ton
2.7
00
.00
0
Kak
ao =
13
.90
2
ton
12
.50
0.0
00
Tem
bak
au =
4
5,3
8 t
on
Tem
bak
au =
6
0 t
on
Tem
bak
au =
7
3,4
7 t
on
Tem
bak
au =
8
6,3
5 t
on
Tem
bak
au =
8
1,2
3 t
on
Tem
bak
au =
9
4,1
1 t
on
Tem
bak
au =
1
06
,99
to
n
Tem
bak
au =
1
06
,99
to
n
3.3.7 Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan promosi Hasil Perkebunan
Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perkebunan (Unit)
73
11
64
.09
8
18
37
0.7
00
30
23
5.7
00
20
19
0.2
00
20
19
5.7
00
20
19
5.7
00
11
9
1.2
52
.09
8
3.3.8 Program Pengembangan Sutra Alam
Produksi kokon (kg)
4.3
91
,40
6
6,7
21
10
,02
1
1.0
00
.00
0
13
,32
1
1.0
00
.00
0
15
,52
1
1.0
00
.00
0
17
,72
1
1.0
00
.00
0
19
,72
1
1.0
00
.00
0
19
,72
1
5.0
00
.00
0
3.3.9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Persentase jenis kasus penyakit ternak (%)
50
50
34
0.6
60
40
2.6
48
.38
0
30
44
3.3
80
20
44
3.3
80
10
44
3.3
80
0
44
3.3
80
0
4.7
62
.56
0
3.3.10 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Peningkatan penyebarluasan informasi tentang produk dan inovasi hasil peternakan
3 k
ali
3 k
ali
12
.49
9
3 k
ali
16
3.6
50
4 k
ali
13
.65
0
4 k
ali
13
.65
0
4 k
ali
13
.65
0
5 k
ali
16
3.6
50
22
kal
i
38
0.7
49
3.3.11 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
jumlah kelompok yang menerapkan teknologi tepat guna 5
0 k
elo
mp
ok
3 k
elo
mp
ok
13
8.6
89
3 k
elo
mp
ok
27
1.6
00
3 k
elo
mp
ok
44
8.9
00
3 k
elo
mp
ok
51
8.5
50
3 k
elo
mp
ok
55
5.0
00
3 k
elo
mp
ok
64
1.3
80
68
kel
om
po
k
2.5
74
.11
9
3.3.12 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian
Jumlah Regulasi Lahan Pangan Berkelanjutan (perda)
0
0 1
20
0.0
00
50
.00
0
50
.00
0
50
.00
0
50
.00
0
1
40
0.0
00
3.3.13 Program Peningkatan Produksi dan Roduktifitas tanaman hortikultura
Peningkatan jumlah produksi tanaman hortikultura
Baw
ang
Mer
ah
= 7
9,5
0 t
on
Baw
ang
Mer
ah
= 1
50
to
n
39
9.9
23
Baw
ang
Mer
ah
= 1
80
to
n
1.0
00
.00
0
Baw
ang
Mer
ah
= 1
60
to
n
1.2
00
.00
0
Baw
ang
Mer
ah
= 2
00
to
n
1.4
00
.00
0
Baw
ang
Mer
ah
= 2
00
to
n
1.6
00
.00
0
Baw
ang
Mer
ah
= 2
00
to
n
1.8
00
.00
0
Baw
ang
Mer
ah
= 2
00
to
n
7.3
99
.92
3
Cab
ai M
erah
=
74
,50
to
n
Cab
ai M
erah
=
12
0 t
on
Cab
ai M
erah
=
15
0 t
on
Cab
ai M
erah
=
16
0 t
on
Cab
ai M
erah
=
16
0 t
on
Cab
ai M
erah
=
16
0 t
on
Cab
ai M
erah
=
16
0 t
on
Cab
e R
awit
=
59
,40
to
n
Cab
e R
awit
=
90
to
n
Cab
e R
awit
=
12
0 t
on
Cab
e R
awit
=
15
0 t
on
Cab
e R
awit
=
15
0 t
on
Cab
e R
awit
=
15
0
Cab
e R
awit
=
15
0 t
on
Cab
e R
awit
=
15
0 t
on
Du
rian
=
30
4,5
0
ton
Du
rian
=
35
0 t
on
Du
rian
=
40
0 t
on
Du
rian
=
43
0 t
on
Du
rian
=
43
0 t
on
Du
rian
=
43
0 t
on
Du
rian
=
43
0
Du
rian
=
43
0
Pis
ang
=
1.3
95
,10
to
n
Pis
ang
=
14
00
to
n
Pis
ang
=
1.4
50
to
n
Pis
ang
=
1.5
00
to
n
Pis
ang
=
1.5
50
to
n
Pis
ang
=
1.6
00
to
n
Pis
ang
=
1.6
00
to
n
Pis
ang
=
1.6
00
to
n
Man
gga
=
3.7
18
,5 t
on
Man
gga
=
4.0
00
to
n
Man
gga
=
4.2
50
to
n
Man
gga
=
4.5
00
to
n
Man
gga
=
4.7
50
to
n
Man
gga
=
5.0
00
to
n
Man
gga
=
5.2
50
to
n
Man
gga
=
5.2
50
to
n
VIII - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Jah
e =
1
8,5
6 t
on
Jah
e =
20
to
n
Jah
e =
22
to
n
Jah
e =
25
to
n
Jah
e =
26
to
n
Jah
e =
28
to
n
Jah
e =
30
to
n
Jah
e =
30
to
n
Ken
cur
=
3,8
4 t
on
Ken
cur
=
20
to
n
Ken
cur
=
25
to
n
Ken
cur
=
25
to
n
Ken
cur
=
25
to
n
Ken
cur
=
25
to
n
Ken
cur
=
25
to
n
Ken
cur
=
25
to
n
3.3.14 Program Peningkatan Kapasitas SDM DAN Kelembagaan Penyuluh
% efektifitas penyelenggaraan penyuluhan
90
91
1.3
09
.42
2
92
1.5
05
.00
0
93
1.5
75
.00
0
94
1.6
35
.00
0
95
1.6
90
.00
0
96
1.7
10
.00
0
96
9.4
24
.42
2
3.4. Kehutanan
3.4.1 Program Pemanfaatan Potensi Sumbr Daya Hutan
Luas Lahan yang direhabilitasi (Ha)
10
0
85
1.5
82
10
0
85
1.5
82
3.4.2 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Luas Kerusakan Kawasan Hutan
60
3.1
90
60
3.1
90
3.4.3 Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan
Jumlah Industri Hasil Hutan yang dibina
13
13
83
.14
4
13
83
.14
4
3.4.4 Program Penelolaan Tahura
Luas Tahura (Ha)
0
0
30
00
15
0.0
00
30
00
15
0.0
00
30
00
15
0.0
00
30
00
15
0.0
00
30
00
15
0.0
00
30
00
75
0.0
00
3.5. Energi dan Sumber Daya Mineral
3.6. Perdagangan
3.6.1 Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan
Jumlah Pasar Yang Representatif
8
9
17
9.1
99
11
3.0
00
.00
0
13
4.0
00
.00
0
15
5.0
00
.00
0
17
8.0
00
.00
0
17
8.0
00
.00
0
17
28
.17
9.1
99
3.6.2 Program Peningkatan Pelayanan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Barang
% tingkat kestabilan harga barang
93
,94
%
94
,00
46
.80
0
95
,00
34
.00
0
96
,00
33
.00
0
97
,00
35
.00
0
98
,00
37
.00
0
99
,00
35
.00
0
99
,00
22
0.8
00
3.6.3 Program Perlindungan Konsumen
Peningkatn jumlah barang beredar yang diawasi dan peralatan yang digunakan
48
51
,00
60
00
55
.68
7
70
00
75
.00
0
75
00
68
.00
0
80
00
69
.00
0
90
00
85
.00
0
10
00
0
93
.00
0
47
50
0
44
5.6
87
3.7. Perindustrian
3.7.1 Program Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kecil Menengah
% Pertumbuhan IKM
0,3
3
16
,67
11
7.4
46
21
,80
59
3.0
00
26
,33
51
7.0
00
30
,37
48
1.0
00
33
,99
49
8.0
00
37
,25
35
0.0
00
37
,25
2.5
56
.44
6
3.8. Transmigrasi
3.8.1 Program Perencanaan, dan Pengembangan kawasan transmigrasi
Pendapatan perkapita transmigran
43
00
00
57
50
00
22
4.9
60
64
50
00
0
24
5.6
75
73
50
00
0
24
5.6
75
84
00
00
0
24
5.6
75
95
50
00
0
24
5.6
75
95
50
00
0
24
5.6
75
95
50
00
0
1.4
53
.33
5
VIII - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
4 Urusan Fungsi Penunjang
4.1. Perencanaan Pembangunan daerah
4.1.1 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
% Ketersediaan dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang sesuai dengan regulasi
10
0
10
0
1.7
00
.07
5
10
0
1.0
30
.96
0
10
0
1.2
16
.93
5
10
0
1.0
58
.71
0
10
0
1.1
82
.96
0
10
0
1.9
17
.21
0
10
0
8.1
06
.85
0
4.1.2 Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
% program RPJMD yang dijabarkan kedalam RKPD
88
,37
10
0
20
6.9
57
10
0
90
0.0
00
10
0
56
3.0
00
10
0
38
5.0
00
10
0
40
5.0
00
10
0
43
5.0
00
10
0
2.8
94
.95
7
4.1.3 Program Peningkatan Kapasitas SDM Perencanaan Pembangunan daerah
Persentase ASN yang meningkat kompetensinya dalam hal perencanaan
14
,63
15
8.4
13
29
,27
19
3.0
00
43
,90
20
3.0
00
58
,54
22
1.0
00
73
,17
23
1.0
00
87
,80
24
1.0
00
87
,80
1.2
47
.41
3
4.2. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4.2.1 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.
% Penetapan Dokumen Pengelolaan Keuangan daerah tepat waktu
10
0
10
0
1.6
63
.59
4
10
0
3.0
00
.00
0
10
0
3.0
00
.00
0
10
0
3.0
00
.00
0
10
0
3.0
00
.00
0
10
0
3.0
00
.00
0
10
0
16
.66
3.5
94
4.2.2 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Barang Milik Daerah.
% SKPD dengan Pencatatan Aset yang benar
33
,75
69
,46
57
1.1
78
74
,33
1.5
00
.00
0
80
,73
1.5
00
.00
0
87
,13
1.5
00
.00
0
93
,53
1.5
00
.00
0
10
0
1.5
00
.00
0
10
0
8.0
71
.17
8
4.2.3 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
% Peningkatan PAD
1,1
3
1,1
8
1.1
69
.14
8
1,3
9
2.0
00
.00
0
1,5
9
2.0
00
.00
0
1,8
0
2.0
00
.00
0
2,0
0
2.5
00
.00
0
2,2
2
2.5
00
.00
0
2,2
2
12
.16
9.1
48
4.3. Kepagawaian dan Diklat
4.3.1 Program Peningkatan Disiplin dan Kinerja Aparatur
Tingkat kedisiplinan ASN (%)
98
,58
%
98
,58
%
53
8.9
99
98
,58
%
10
7.5
41
98
,58
%
13
5.2
43
98
,58
%
11
5.0
30
98
,58
%
11
6.9
06
98
,58
%
11
8.8
87
10
0%
1.1
32
.60
6
4.3.2 Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Dalam Jabatan
Persentase PNS yang mengikuti diklat pada BKD Kabupaten Soppeng sesuai analisis kebutuhan diklat
5,1
4%
5,1
4%
1.5
65
.52
8
9,2
5%
4.2
60
.45
6
6,7
1%
2.0
62
.76
1
9,3
9%
3.1
52
.68
9
6,2
0%
2.4
57
.01
7
10
,09
%
3.7
87
.01
7
46
,78
%
17
.28
5.4
68
4.3.3 Program Perencanaan dan Mutasi Kepegawaian ASN
Persentase pemenuhan ASN
98
,58
%
92
,27
%
92
3.2
46
92
,27
%
2.5
00
.00
0
92
,27
%
2.5
00
.00
0
92
,27
%
2.5
00
.00
0
92
,27
%
2.5
00
.00
0
92
,27
%
2.5
00
.00
0
92
,27
%
13
.42
3.2
46
4.3.4 Program Penyelenggaraan Pelayanan Kepegawaian
Persentase pelayanan kepegawaian secara tepat waktu
10
0%
10
0%
18
9.1
15
10
0%
32
5.1
90
10
0%
32
5.1
90
10
0%
26
5.1
90
10
0%
31
7.1
90
10
0%
31
7.1
90
10
0%
1.7
39
.06
5
VIII - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
4.4. Pemerintahan Umum
SEKDA
4.4.1 Program Peningkatan Kedinesan KDH dan WKDH
Persentase pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
10
0
10
0
2.4
45
.32
3
10
0
2.9
37
.55
0
10
0
3.2
31
.30
5
10
0
3.5
54
.43
6
10
0
3.9
09
.87
9
10
0
4.3
00
.86
7
60
0
20
.37
9.3
60
4.4.2 Program Peningkatan Pengembangan Sistem evaluasi kinerja dan penyelenggaraan pemerintah daerah
Opini laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
C
C C
C
12
5.0
00
CC
14
0.0
00
CC
15
5.0
00
B
17
0.0
00
B
18
5.0
00
B
77
5.0
00
4.4.3 Program Penguatan Kelembagaan daerah
Persentase SKPD yang Kelembagaannya telah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan
70
80
68
1.2
84
90
35
3.2
06
10
0
44
3.8
93
10
0
44
2.5
90
10
0
44
2.5
90
10
0
44
2.5
90
10
0
2.8
06
.15
3
4.4.4 Program fasilitasi dan koordinasi kebijakan pemda
Persentase SKPD yang terfasilitasi N
A
10
0
1.2
35
.12
7
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
7.9
68
.44
2
4.4.5 Program Koordinasi dan fasilitasi kesejahteraan rakyat, keagamaan dan penanggulangan narkoba
Terfasilitasinya kegiatan kesejahteraan rakyat, Keagamaan dan penanggulangan narkoba
NA
10
0
1.2
35
.12
7
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
1.3
46
.66
3
10
0
7.9
68
.44
2
4.4.6 Program pengendalian administrasi pembangunan daerah
Terwujudnya Dokumen Pelaporan data capaian fisik dan pembinaan jasa konstuksi
Ad
a
Ad
a
12
2.2
80
Ad
a
14
6.8
94
Ad
a
16
1.5
83
Ad
a
17
7.7
42
Ad
a
19
5.5
16
Ad
a
21
5.0
68
Ad
a
1.0
19
.08
3
4.4.7 Program penyelenggaraan layanan pengadaan barang dan jasa
Persentase Penyelesaian Pengadaan Barang / Jasa Tepat Waktu
10
0
10
0
55
2.4
91
10
0
66
3.7
05
10
0
73
0.0
75
10
0
80
3.0
82
10
0
88
3.3
90
10
0
97
1.7
29
4.6
04
.47
2
4.4.8 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Tertanganinya Kasus Pengaduan di lingkup Pemerintah Daerah
4
2
28
4.0
20
2
34
1.1
91
2
37
5.3
10
2
41
2.8
41
2
45
4.1
25
2
49
9.5
38
2
2.3
67
.02
5
4.4.9 Program pembinaan dan pengembangan keprotokoleran
terlaksananya aktifitas keprotokolan daerah
10
0
10
0
14
5.5
20
10
0
17
4.8
12
10
0
19
2.2
93
10
0
21
1.5
23
10
0
23
2.6
75
10
0
25
5.9
42
10
0
1.2
12
.76
5
4.4.10 Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
Jumlah Updating informasi daerah ke website Pemda (Hari)
ND
15
0
49
6.3
90
15
0
59
6.3
11
15
0
65
5.9
41
15
0
72
1.5
36
15
0
79
3.6
88
15
0
87
3.0
59
15
0
4.1
36
.92
5
4.4.11 Program penataan peraturan perundang-undangan
Jumlah RANPERDA
16
16
59
9.2
00
16
85
8.8
52
16
94
4.7
36
16
1.0
39
.21
0
16
1.1
43
.13
1
16
1.2
57
.44
5
16
5.8
42
.57
4
VIII - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
4.4.12 Program pengembangan kapasitas kinerja pelayanan publik
Terwujudnya Pengembangan Kapasitas Kinerja Pelayanan Publik
10
0
10
0
18
8.1
34
10
0
47
1.1
01
10
0
43
0.5
91
10
0
45
8.1
74
10
0
49
0.0
12
10
0
52
6.8
90
10
0
2.5
64
.90
2
SEKWAN
4.4.22 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Jumlah Penetapan Ranperda menjadi perda
7
8
10
.39
1.4
33
8
11
.97
2.5
00
8
12
.57
0.0
00
8
13
.16
3.0
00
8
13
.76
1.0
00
8
13
.96
0.0
00
8
75
.81
7.9
33
Jumlah Penetapan Ranperda APBD tepat waktu
2
2 2 2 2 2 2 2
Persentase kegiatan pengawasan atas pelaksanaan perda yang terlaksana
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
INSPEKTORAT
4.4.23 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Profesionalisme pengawas
Menurunnya Jumlah Temuan LHP
30
3
27
0
1.5
65
.23
0
24
0
2.2
45
.00
0
21
0
2.4
50
.00
0
18
0
2.6
75
.00
0
15
0
2.8
90
.00
0
12
0
3.0
00
.00
0
12
0
14
.82
5.2
30
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
4.4.24 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Terciptanya situasi kondusif (%) 1
00
10
0
37
2.0
91
10
0
44
6.8
70
10
0
49
0.6
60
10
0
53
9.5
00
10
0
58
1.5
00
10
0
66
8.7
25
10
0
3.0
99
.34
6
4.4.25 Program Pendidikan Politik Masyarakat
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi (%)
77
,06
10
4.2
55
79
12
5.1
00
13
7.3
00
81
15
0.0
00
16
3.8
00
83
18
8.3
70
83
86
8.8
25
KPT
4.4.26 Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
Persentase Izin yang diterbitkan berdasarkan rekomendasi teknis
10
0
10
0
62
8.4
59
10
0
46
4.5
00
10
0
48
2.5
00
10
0
56
7.5
00
10
0
50
7.5
00
10
0
43
2.5
00
10
0
3.0
82
.95
9
KECAMATAN
4.4.27 Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
persentase jenis pelayanan yang telah dilaksanakan
0 0
10
0
42
1.0
00
10
0
21
6.0
00
10
0
21
6.0
00
10
0
21
6.0
00
10
0
21
6.0
00
10
0
1.2
85
.00
0
4.4.28 Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan
Jumlah rekomendasi yang dihasilkan
0
0
14
5.0
00
40
16
0.0
00
40
16
0.0
00
40
16
0.0
00
40
16
0.0
00
40
16
0.0
00
20
0
94
5.0
00
4.4.29 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Masyarakat Desa / Kelurahan
Persentase Kelembagaan dan Penyelenggara ibadah Desa / Kelurahan yang dibina
10
0%
1.0
00
.00
0
10
0%
1.0
00
.00
0
10
0%
1.0
00
.00
0
10
0%
1.0
00
.00
0
10
0%
1.0
00
.00
0
10
0%
1.0
00
.00
0
10
0%
6.0
00
.00
0
VIII - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Ko
de
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Kondisi Kinerja
pada Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
Ta
rge
t
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
targ
et
Rp
(0
00
)
5 NON URUSAN
5.1.1 Program Pelayanan Perkantoran
Persentase penyelesaian kegiatan tepat waktu N
A
10
0
45
.30
6.0
71
10
0
49
.91
1.6
78
10
0
77
.61
8.3
47
,63
10
0
77
.86
9.8
10
10
0
97
.33
7.2
62
10
0
11
6.8
04
.71
4
10
0
46
4.8
47
.88
2
5.1.2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase pemenuhan kebutuhan sarana prasarana perkantoran
NA
10
0
10
.85
4.9
99
10
0
11
.94
0.4
99
10
0
27
.11
9.6
73
,52
10
0
22
.59
4.9
70
10
0
34
.16
8.1
16
10
0
39
.11
7.8
73
10
0
14
5.7
96
.13
1
5.1.3 Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur
Persentase PNS berkinerja baik N
A
10
0
5.0
06
.97
1
10
0
5.5
07
.66
8
10
0
8.3
50
.83
5,1
3
10
0
8.6
05
.73
1
10
0
10
.75
7.1
64
10
0
12
.90
8.5
97
10
0
51
.13
6.9
67
5.1.4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Persentase penyusunan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan tepat waktu
NA
10
0
1.6
52
.82
8
10
0
1.8
18
.11
1
10
0
2.7
72
.63
8,5
0
10
0
2.8
40
.79
8
10
0
3.5
50
.99
8
10
0
4.2
61
.19
7
10
0
16
.89
6.5
70
Jumlah
47
5.7
89
.38
4
62
1.4
42
.67
4
70
5.1
52
.82
3
79
2.9
03
.59
3
88
5.2
17
.10
0
98
2.6
17
.67
3
4.4
63
.12
3.2
46
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA
DAERAH
IX - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan
Wakil Bupati terpilih pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari
akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap
tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga
kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Indikator kinerja daerah pada RPJMD Tahun 2016-2021 dirumuskan
berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian
kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah.
Penetapan indikator kinerja daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 diuraikan
pada tabel berikut ini :
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
INDIKATOR MAKRO Pertumbuhan Ekonomi
(%) %
6,0
9
6,8
9
6,9
5
7,0
8
7,2
2
7,4
3
7,6
5
7,6
5
PDRB atas Dasar :
- Harga Berlaku (juta rupiah)
Rp
6.6
78
.86
6,8
4
7.3
22
.47
4,0
2
7.9
43
.32
6,2
2
8.5
64
.17
8,4
2
9.1
85
.03
0,6
2
9.8
05
.88
2,8
1
10
.42
6.7
35
,01
10
.42
6.7
35
,01
- Harga Konstan (juta rupiah)
Rp
5.1
73
.74
0,5
7
5.5
30
.21
1,3
0
5.9
14
.56
0,9
8
6.3
33
.31
1,9
0
6.7
90
.57
7,0
2
7.2
95
.11
6,8
9
7.8
53
.19
3,3
4
7.8
53
.19
3,3
4
PDRB Perkapita atas Dasar :
- Harga Berlaku (Rp.) Rp
27
.36
0.0
00
,00
29
.56
8.0
00
,00
32
.22
0.0
00
,00
34
.87
2.0
00
,00
37
.52
4.0
00
,00
40
.17
6.0
00
,00
42
.82
8.0
00
,00
42
.82
8.0
00
,00
- Harga Konstan (Rp.) Rp
21
.61
0.0
00
,00
22
.81
0.0
00
,00
24
.07
6.0
00
,00
25
.34
2.0
00
,00
26
.60
8.0
00
,00
27
.87
4.0
00
,00
29
.14
0.0
00
,00
29
.14
0.0
00
,00
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Tabel 9.1
IX - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
jiwa
19
.15
2,0
0
18
.92
4
18
.42
8
17
.93
2
17
.43
7
16
.94
1
16
.44
6
16
.44
6
Angka Kemiskinan (%) %
8,4
4
8,3
6
8,1
4
7,9
2
7,7
0
7,4
8
7,2
6
7,2
6
Gini Ratio % N
A
0,4
0
0,3
9
0,3
8
0,3
7
0,3
6
0,3
5
0,3
5
Angka Harapan Hidup (Tahun)
Tahun
68
,55
68
,64
68
,73
68
,83
68
,93
69
,02
69
,12
69
,12
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
Tahun
7,0
5
7,5
7,9
8,3
8,6
8,8
9
9
Harapan Lama sekolah (Tahun)
Tahun
12
,00
13
,5
13
,8
14
14
,3
14
,5
14
,8
14
,8
Pengeluaran Per Kapita (000 Rp)
Rp
65
5,8
1
65
6,3
8
65
9,5
8
66
2,7
8
12
08
,45
22
03
,36
40
17
,39
73
36
,15
Indeks Pembangunan Manusia
65
,03
65
,36
65
,67
65
,99
66
,30
66
,62
66
,93
66
,93
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
%
NA
5,4
8
5,2
0
4,8
0
4,7
5
4,6
3
4,5
8
4,5
8
Laju Inflasi (%) %
NA
3-4
3-4
3-4
3-4
3-4
3-4
3-4
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1.
Pendidikan
Angka melek huruf %
95
,8 8
96
96
,5
97
97
,5
98
98
98
Angka rata-rata lama sekolah
%
7,0
4
7,5
7,9
8,3
8,6
8,8
9
9
Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ MI/ Paket A
%
93
,91
94
,5
95
95
,5
96
96
,5
97
97
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/ Paket B
%
81
,77
82
,05
82
,33
82
,61
82
,89
83
,17
83
,90
83
,90
Angka pendidikan yang ditamatkan
%
66
,3
66
,6
66
,9
67
,2
67
,4
67
,7
68
68
,3
Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/ Paket A
%
81
,70
83
85
87
89
91
93
93
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/ Paket B
%
57
,90
60
64
68
72
76
80
80
ASPEK PELAYANAN UMUM Pendidikan dasar:
Angka partisipasi sekolah
APS SD/ MI
81
7
82
0
82
5
85
0
87
0
90
0
90
0
95
0
APS SMP/ MTs
57
9
59
0
63
0
65
0
67
0
68
0
70
0
70
0
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah SD/ MI
11
2,8
4
11
4
11
6
11
8
12
0
12
2
12
4
12
4
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah SMP/ MTs
50
,14
50
,14
50
,14
50
,14
50
,14
50
,14
50
,14
50
,14
IX - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Rasio guru terhadap murid SD/ MI
87
,9
87
,9
87
,9
88
88
88
88
,1
88
,1
Rasio guru terhadap murid SMP/ MTs
66
,3
66
,4
66
,4
66
,4
66
,5
66
,5
67
67
Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
96
,9
97
97
,3
97
,7
98
98
,4
98
,9
98
,9
Fasilitas Pendidikan:
Ruang Kelas SD/ MI dalam kondisi baik
%
75
,1
79
82
,9
86
,8
90
,7
94
,6
98
,5
98
,5
Ruang Kelas SMP/ MTs dalam kondisi baik
%
81
,5
84
,6
87
,7
90
,8
93
,9
97
10
0
10
0
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
%
39
,12
44
48
52
56
60
64
,00
64
,00
Angka Putus Sekolah:
Angka Putus Sekolah (APS) SD/ MI
%
0,1
0,1
0
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ MTs
%
0,7
3
0,6
5
0,6
0
0,5
5
0,5
0
0,4
5
0,4
0
0,4
0
AngkaKelulusan:
Angka Kelulusan (AL) SD/ MI
%
98
,5
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Angka Kelulusan (AL) SMP/ MTs
%
96
,8
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/ MI ke SMP/ MTs
%
10
0,6
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/ MTs ke SMA/ MA
%
10
1
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D-IV
%
81
,58
85
90
95
10
0
10
0
10
0
10
0
2 Kesehatan
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Angka usia harapan hidup tahun
68
,6
68
,6
68
,7
68
,8
68
,9
69
69
,1
69
,1
Persentase balita gizi buruk
%
0,0
37
2
0,0
37
2
0,0
37
2
0,0
37
2
0,0
37
2
0,0
37
2
0,0
37
2
0,0
37
2
ASPEK PELAYANAN UMUM
Rasio posyandu per satuan balita
24
,08
24
,08
24
,08
24
,08
24
,08
24
,08
24
,08
24
,08
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
0,2
4
0,2
4
0,2
4
0,2
4
0,2
4
0,2
4
0,2
4
0,2
4
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
0,0
03
9
0,0
03
9
0,0
03
9
0,0
03
9
0,0
03
9
0,0
03
9
0,0
03
9
0,0
03
9
Rasio dokter per satuan penduduk
0,2
94
0,2
94
0,2
94
0,2
94
0,2
94
0,3
80
0,3
80
0,3
80
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
1,5
0
1,5
0
1,5
0
1,5
0
1,5
0
2,3
1
2,3
1
2,3
1
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
%
75
,68
80
81
82
83
84
85
85
IX - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
92
,24
92
,50
93
,00
93
,50
94
,00
94
,50
95
95
Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
%
97
,14
98
98
99
99
10
0
10
0
10
0
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
% 1
00
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
%
49
52
,5
55
57
,5
60
65
68
68
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan kunjungan bayi %
92
,86
93
93
,25
93
,50
94
94
,50
95
95
Cakupan puskesmas %
21
2,5
0
21
2,5
0
21
2,5
0
21
2,5
0
21
2,5
0
21
2,5
0
21
2,5
0
21
2,5
0
Cakupan pembantu puskesmas
%
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
62
,86
3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
PekerjaanUmum
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
%
49
,32
54
,23
60
,81
67
,50
72
,88
77
,40
81
,24
81
,24
Rasio Jaringan Irigasi %
9,2
5
9,3
1
9,8
0
10
,28
10
,77
11
,26
11
,26
11
,26
Persentase rumah tinggal bersanitasi
%
94
,7
97
97
,5
98
98
,5
99
10
0
10
0
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
%
3,0
3
3,4
9
3,6
9
3,9
0
4,1
1
4,3
1
4,3
1
4,3
1
Rasio rumah layak huni
0,1
80
0
0,7
8
0,7
9
0,8
0,8
1
0,8
2
0,8
3
0,8
3
Panjang jalan dilalui Roda 4
0
0
0
0,0
1
0,0
1
0,0
1
0,0
1
0,0
1
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/ Jam )
45
1,1
67
49
6,1
13
55
6,3
09
61
7,5
11
66
6,7
29
70
8,0
79
74
3,2
09
74
3,2
09
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
%
0,2
18
0,2
2
0,2
3
0,2
4
0,2
5
0,2
6
0,2
7
0,2
7
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
%
1,5
2
1,5
1
1,5
1,4
9
1,4
8
1,4
7
1,4
6
1,4
6
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
%
45
,07
45
,5
46
46
,5
47
47
,5
48
48
Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
IX - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
%
68
,6
70
72
,5
75
77
,5
80
82
,5
82
,5
Lingkungan Pemukiman %
0,0
00
63
0,0
14
0,0
13
0,0
12
0,0
11
0,0
10
0,0
09
0,0
09
Penataan Ruang 0
,4
0,4
0
0,4
2
0,4
4
0,4
6
0,4
8
0,5
0
0,5
0
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/ HGB
0,4
0,4
8
0,5
9
0,7
4
0,9
3
1,1
6
1,4
5
1,8
1
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
0,1
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
0,2
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Penataan Ruang
Ketaatan terhadap RTRW %
33
,33
35
36
37
38
39
40
40
,00
Luas wilayah produktif Ha
53
.77
1,5
2
55
.28
5,5
9
56
.79
9,6
5
58
.31
3,7
1
59
.82
7,7
8
61
.34
1,8
4
61
.34
1,8
4
61
.34
1,8
4
Luas wilayah kebanjiran Ha
30
.07
4,0
3
30
.07
4,0
3
30
.07
4,0
3
30
.07
4,0
3
30
.07
4,0
3
30
.07
4,0
3
30
.07
4,0
3
30
.07
4,0
3
Luas wilayah perkotaan Ha
9.5
64
,79
9.5
64
,79
9.5
64
,79
9.5
64
,79
9.5
64
,79
9.5
64
,79
9.5
64
,79
9.5
64
,79
4 Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
Perumahan Rumah tangga pengguna
air bersih %
94
,7
95
96
97
98
99
10
0
10
0
Rumah tangga pengguna listrik
%
92
,88
94
,88
96
,88
98
,88
99
,00
99
,20
10
0
10
0
Rumah tangga ber-Sanitasi
%
96
,1
97
97
,5
98
98
,5
99
10
0
10
0
Lingkungan pemukiman kumuh
%
0,0
00
06
3
0,0
14
0,0
13
0,0
12
0,0
11
0,0
10
0,0
9
0,0
09
Rumah layak huni %
77
,52
79
,86
81
,44
83
,48
85
,57
87
,71
89
,9
83
5 Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
%
84
85
87
89
90
93
95
95
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
2,3
9
2,3
9
2,3
9
2,3
9
2,3
9
2,3
9
2,3
9
2,3
9
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
17
,24
17
,24
17
,99
18
,78
19
,58
20
,37
21
,17
21
,17
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan
5,6
5,6
5,6
5,6
5,7
5,7
5,7
5,7
Penegakan PERDA %
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
IX - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam)
1
1
1
1
1
1
1
1
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
%
12
,10
22
,10
32
,10
42
,10
52
,10
62
,10
72
,10
72
,10
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
%
12
,5
20
30
40
50
60
70
70
6 Sosial
Sosial
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
buah
6,0
0
6,0
0
6,0
0
6,0
0
6,0
0
6,0
0
6,0
0
6,0
0
PMKS yg memperoleh bantuan sosial
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
%
5,1
9
6,1
9
7,1
9
8,1
9
9,1
9
10
,19
11
,19
11
,19
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1 Tenaga Kerja
Angka partisipasi angkatan kerja
%
76
,65
76
,70
77
,00
77
,31
77
,60
77
,90
78
,20
78
,20
Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Tingkat partisipasi angkatan kerja
%
62
67
72
77
82
87
92
92
Pencari kerja yang ditempatkan
%
12
,9
15
20
25
30
40
50
50
Tingkat pengangguran terbuka
%
NA
5,4
8
5,2
0
4,8
0
4,7
5
4,6
3
4,5
8
4,5
8
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Pelayanan Kepesertaan Jaminan Sosial bagi Pekerja Buruh
2
2
5
10
20
30
40
40
Rasio penduduk yang bekerja
%
25
,31
25
,6
25
,9
26
,2
26
,5
26
,9
27
,2
27
,2
2 Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
%
11
,1
13
,6
16
,1
18
,6
21
,1
23
,6
26
,1
28
,6
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
%
88
,95
86
,45
83
,95
81
,45
78
,95
76
,45
73
,95
71
,45
Rasio KDRT %
0,0
37
0,0
35
0,0
32
0,0
30
0,0
28
0,0
26
0,0
24
0,0
24
Partisipasi angkatan kerja perempuan
%
89
,23
89
,30
89
,50
89
,55
89
,60
89
,65
89
,75
89
,75
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Angka Melek Huruf Perempuan Usia 15 tahun ke atas
%
99
,62
99
,65
99
,70
99
,75
99
,80
99
,85
99
,85
99
,90
IX - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
3 Pangan
Regulasi ketahanan pangan
buah
6
6
7
8
9
9
9
9
Ketersediaan pangan utama
ton
13
0.1
82
13
6.6
91
14
3.5
26
15
0.7
02
15
82
37
16
61
49
17
44
56
17
4.4
56
4 Pertanahan
Persentase luas lahan bersertifikat
%
0,3
3
0,3
4
0,3
6
0,3
7
0,3
9
0,4
0
0,5
0
0,5
0
Penyelesaian kasus tanah Negara
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Penyelesaian izin lokasi %
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
5 Lingkungan Hidup
Persentase penanganan sampah
%
23
,26
24
,23
25
,49
26
,75
28
,01
29
,26
30
,52
%
30
,52
Persentase Penduduk berakses airminum
%
96
,1
97
,6
99
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Pencemaran status mutu air
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
%
3,0
3
4,0
0
4,5
0
5,0
0
5,5
0
6,0
0
6,5
0
6,5
0
Penegakan hukum lingkungan
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
6 Adm Kependudukan dan catatan sipil
Rasio penduduk berKTP
per satuan penduduk %
85
87
89
92
93
95
96
96
Rasio bayi berakte kelahiran
%
85
,2
86
,3
86
,8
87
,8
88
,8
90
,0
95
,0
95
,0
Kepemilikan KTP %
85
87
89
92
95
98
10
0
10
0
Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
17
8
21
3
25
5
30
6
36
7
44
0
52
8
52
8
Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
dit
erap
kan
dit
erap
kan
dit
erap
kan
dit
erap
kan
dit
erap
kan
dit
erap
kan
dit
erap
kan
dit
erap
kan
7 Pemebrdayaan Masyarakat dan desa
Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
D/ K
0,0
4
0,0
6
0,0
8
0,1
0,1
2
0,1
4
0,1
6
0,1
6
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
D/ K
0,2
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
1
LPM Berprestasi % 3
3
3
3
3
3
3
3
PKK aktif %
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Posyandu aktif %
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
%
10
15
20
25
30
35
40
95
IX - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
8 pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Rata-rata jumlah anak per keluarga
1,2
2
1,2
2
1,2
2
1,2
2
1,2
2
1,2
2
1,2
2
1,2
2
Rasio akseptor KB 7
50
,00
75
0,0
0
76
0,0
0
76
2,0
0
76
5,0
0
76
7,0
0
76
9,0
0
76
9,0
0
Cakupan peserta KB aktif
75
,06
75
,50
76
,00
76
,25
76
,50
76
,75
77
,00
77
,00
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
14
,88
13
,00
12
,00
11
,00
10
,00
9,0
0
8,0
0
8,0
0
Rasio Petugas Lapangan KB/ Penyuluh KB (PLKB/ PKB) di setiap desa/ kel.
0,5
4
0,5
4
0,5
4
0,5
4
0,5
4
0,5
4
0,5
4
0,5
4
9 Perhubungan
ASPEK PELAYANAN UMUM Jumlah arus penumpang
angkutan umum orang
94
2.1
92
99
2.4
48
1.0
42
.70
4
1.0
92
.96
0
1.1
43
.21
6
1.1
93
.47
2
Rasio ijin trayek BUAH
0,0
03
0,0
03
0,0
03
0,0
03
0,0
03
0,0
03
0,0
03
0,0
03
Jumlah uji kir angkutan umum
1066
1.1
11
1.1
59
1.2
08
1.2
59
1.3
13
1.3
68
1.4
27
1.4
87
Jumlah Pelabuhan Laut/ Udara/ Terminal Bis
BUAH
6
6
6
6
6
6
6
6
Angkutan darat %
6,2
8
7,2
8,1
3
9,0
5
9,9
8
10
,9
11
,82
11
,82
Kepemilikan KIR
angkutan umum %
84
,32
84
,92
85
,52
86
,12
86
,72
87
,32
87
,92
87
,92
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
Menit
24
24
24
24
24
24
24
24
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
MPU
76
.00
0
82
.00
0
88
.00
0
94
.00
0
10
0.0
00
10
6.0
00
11
2.0
00
11
2.0
00
BARANG
86
.00
0
92
.00
0
98
.00
0
10
4.0
00
11
0.0
00
11
6.0
00
12
2.0
00
12
2.0
00
Pemasangan Rambu-rambu
%
82
85
88
91
94
97
10
0
10
0
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
0,0
4
0,0
5
0,0
5
0,0
6
0,0
6
0,0
7
0,0
7
0,0
7
Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
orang
85
82
40
90
00
00
92
50
00
95
00
00
97
50
00
10
00
00
0
10
25
00
0
10
50
00
0
Jumlah orang/ barang melalui dermaga/ bandara/ terminal per tahun
orang
14
29
5
16
02
6
17
75
7
19
48
8
21
21
9
22
95
0
25
00
0
25
00
0
10 Komunikasi dan Informatika
ASPEK PELAYANAN UMUM
Jumlah jaringan komunikasi
buah
6
6
6
6
6
6
6
6
IX - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah surat kabar nasional/ lokal
buah
40
45
50
55
61
66
71
71
Jumlah penyiaran radio/ TV lokal
buah
5
5
5
5
6
6
6
6
Web site milik pemerintah daerah
ADA
AD
A
AD
A
AD
A
AD
A
AD
A
AD
A
AD
A
AD
A
Pameran/ expo kali 5
5
6
6
6
7
7
7
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
%
92
,88
95
,67
98
,54
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
ASPEK PELAYANAN UMUM
11 Koperasi, UKM
Persentase koperasi aktif %
88
,9
89
89
,05
89
,11
89
,16
89
,22
89
,27
89
,27
Jumlah UKM non BPR/ LKM UKM
Unit
63
92
/ 6
44
4
65
22
/ 6
57
4
66
52
/ 6
57
4
66
52
/ 6
70
4
67
82
/ 6
83
4
69
12
/ 6
96
4
70
42
/ 7
09
4
71
72
/ 7
22
4
Jumlah BPR/ LKM Unit
0/
52
0/
57
0/
62
0/
67
0/
72
0/
77
0/
82
0/
82
Usaha Mikro dan Kecil %
98
,9
98
,9
98
,9
99
99
99
99
99
12 Penanaman Modal
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/ PMA)
20
25
30
35
40
45
50
50
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/ PMA)
Rp
3
85
.17
8.3
28
.65
6
41
2.1
40
.81
1.6
61
,92
44
0.9
90
.66
8.4
78
,25
47
1.8
60
.01
5.2
71
,73
50
4.8
90
.21
6.3
40
,75
54
0.2
32
.53
1.4
84
,61
57
8.0
48
.80
8.6
88
,53
61
8.5
12
.22
5.2
96
,73
Rasio daya serap tenaga kerja
%
3,6
1
4,5
1
5,6
4
7,0
5
8,8
1
11
,02
13
,77
17
,21
13 Kepemudaan dan Olah raga
Jumlah organisasi pemuda
23
23
23
23
23
23
23
23
Jumlah organisasi olahraga
20
20
20
20
20
20
20
20
Jumlah kegiatan kepemudaan
2
3
4
5
6
7
8
8
Jumlah kegiatan olahraga 5
7
9
11
13
15
17
17
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
0
0
0
1
1
1
1
1
Lapangan olahraga
14
6
14
7
14
8
14
9
15
0
15
1
15
2
15
2
14 Statistik
Buku ”kabupaten dalam angka”
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Buku ”PDRB kabupaten” ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
15 Persandian
Persentasi pengamanan informasi rahasia
100
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
16 Kebudayaan
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kebudayaan:
IX - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk.
buah
0,4
4
0,4
4
0,4
5
0,4
6
0,4
7
0,4
8
0,4
9
0,4
9
Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk.
buah
0
0
0
1
0
0
0
0
ASPEK PELAYANAN UMUM
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
kali 1
1
12
12
13
13
13
14
14
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
buah
7
7
7
7
7
7
7
7
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
%
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
10
0,0
0
17 Perpustakaan
Jumlah perpustakaan unit 1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
%
2,4
9
3,0
0
3,3
0
3,6
0
4,0
0
4,4
0
5,0
0
5,0
0
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
%
27
,00
28
,12
28
,71
29
,20
29
,69
30
,23
30
,75
30
,75
18 Kearsipan
Pengelolaan arsip secara baku
%
2,2
10
,8
24
,3
37
,8
51
,4
67
,6
83
,8
83
,8
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
keg
1
0
1
1
1
1
1
1
Urusan Pemerintahan Pilihan
1 Kelautan dan Perikanan
Produksi perikanan ton
17
0,7
29
7
33
0
36
3
39
9,3
43
9,3
48
3,2
48
3,2
Konsumsi ikan ton
7.3
04
,95
7.5
49
,40
7.7
93
,86
8.0
38
,32
8.2
82
,78
8.5
27
,24
8.7
71
,70
8.7
71
,70
Cakupan bina kelompok nelayan
klp
27
,50
32
,00
36
,50
41
,00
45
,50
50
,00
54
,50
54
,50
Produksi perikanan kelompok nelayan
ton
3.1
04
,90
3.4
57
,60
3.8
10
,30
4.1
63
,00
4.5
15
,70
4.8
68
,40
5.2
21
,10
5.2
21
,10
2 Pariwisata
Kunjungan wisata orang
18
5.1
81
19
6.5
96
20
9.5
12
22
4.2
44
24
1.2
06
26
0.9
43
24
8.2
00
24
8.2
00
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
%
0,9
0
1,2
0
1,5
0
1,8
0
2,1
0
2,4
0
2,7
0
3,0
0
3 Pertanian
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
ton
5,8
6
6,1
9
6,2
3
6,2
6
6,2
9
6,3
3
6,3
6
6,3
6
- Padi Kw / Ha GKG
58
,26
58
,94
59
,28
59
,63
59
,97
60
,32
60
,67
60
,67
- Jagung Kw / Ha pipilan kering 3
9,0
0
49
,16
49
,90
50
,66
51
,42
52
,20
52
,99
52
,99
- Kedelai Kw / Ha biji
Kering 20
,36
21
,02
21
,35
21
,68
22
,01
22
,35
22
,70
22
,70
IX - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
- Kacang tanah Kw / Ha biji
Kering 13
,21
18
,57
18
,85
19
,13
19
,42
19
,71
20
,01
20
,01
- Kacang Hijau Kw / Ha biji
Kering 13
,80
14
,17
14
,53
14
,89
15
,26
15
,62
15
,98
15
,98
- Ubi Kayu Kw / ha umbi basah 2
57
,16
11
9,8
7
13
3,4
9
14
7,1
1
16
0,7
3
17
4,3
5
18
7,9
7
18
7,9
7
- Ubi Jalar Kw / ha umbi basah 1
76
,15
14
1,0
7
15
0,0
7
15
9,0
7
16
8,0
7
17
7,0
7
18
6,0
7
18
6,0
7
Cakupan bina kelompok petani
%
89
,77
89
,85
89
,93
90
,01
90
,09
90
,17
90
,25
90
,25
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah:
Nilai tukar petani
- Nilai tukar petani tanaman pangan
99
,91
10
1,8
10
2,5
0
10
3,2
10
4
10
4,7
10
5,5
10
5,5
- Nilaia tukar tanaman perkebunan
98
,47
97
,51
98
,67
99
,83
10
1
10
2,2
10
3,3
10
3,3
- Nilai tukar peternak
93
95
98
10
1
10
4
10
7
11
0
11
0
- Nilai tukar pembudidaya ikan
10
2,1
10
3,9
10
4,2
10
4,5
10
4,8
10
5,1
10
5,4
10
5,4
4 Perdagangan
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
%
12
,3
13
13
,7
14
,5
15
,2
15
,9
16
,6
16
,6
Ekspor Bersih Perdagangan
Rp.
98
38
78
,53
10
43
58
6,8
9
11
03
29
5,2
4
11
63
00
3,6
0
12
22
71
1,9
5
12
82
42
0,3
1
13
42
12
8,6
6
13
42
12
8,6
6
Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informal
%
65
,9
68
71
74
77
80
83
83
5 Perindustrian
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
%
10
,4
11
,3
12
,2
13
,1
14
15
15
,9
15
,9
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
%
2,2
1
2,7
1
3,2
3,7
4,2
4,7
5,2
5,2
Pertumbuhan Industri. %
0,3
3
16
,7
21
,8
26
,3
30
,4
34
37
,3
37
,3
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin
%
90
,5
92
,9
93
,1
93
,3
93
,5
93
,8
93
,8
93
,9
xx Perencanaan, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian:
Perencanaan:
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada/ Tidak
ada ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/ PERKADA
Ada/ Tidak
ada ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
IX - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada/ Tidak
ada ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
%
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri:
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
kali
3
3
3
3
4
4
5
5
Kegiatan pembinaan politik daerah
3
3
3
3
4
4
5
5
Pertumbuhan ekonomi %
6,0
9
6,8
9
6,9
5
7,0
8
7,2
2
7,4
3
7,6
5
7,6
5
Kemiskinan orang
19
.15
2,0
0
18
.92
4
18
.42
8
17
.93
2
17
.43
7
16
.94
1
16
.44
6
16
.44
6
Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
87,75
87
,75
87
,75
91
,84
91
,84
93
,88
93
,88
95
,92
95
,92
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Ada/ Tidak
ada
Ad
a
Ad
a
Ad
a
Ad
a
Ad
a
Ad
a
Ad
a
Ad
a
ASPEK DAYA SAING Jenis dan jumlah bank dan
cabang buah
52
54
56
58
60
62
64
66
Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang
buah
2
2
2
2
2
2
2
2
Jenis, kelas, dan jumlah restoran
buah
34
34
35
36
37
38
39
39
Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel
buah
23
25
26
27
28
29
30
30
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah:
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
Rp.
26
89
50
00
,00
29
46
12
50
,00
31
93
75
00
,00
34
41
37
50
,00
36
89
00
00
,00
39
36
62
50
,00
41
84
25
00
,00
41
84
25
00
,00
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
%
81
,77
81
,09
80
,41
79
,73
79
,05
78
,37
77
,69
77
,69
Produktivitas total daerah %
63
,08
67
,73
72
,38
77
,03
81
,68
86
,33
90
,98
90
,98
Fokus Iklim Berinvestasi
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Angka kriminalitas %
4,9
6
4,8
1
4,6
6
4,5
1
4,3
6
4,2
1
4,0
6
4,0
6
Jumlah demo kali 2
2
2
2
2
2
2
2
Lama proses perijinan Hari
4,9
4
4,6
9
4,4
6
4,2
4
4,0
2
3,8
2
3,6
3
3,4
5
IX - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD Thn 0
(2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
buah
31
31
31
31
31
31
31
31
Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa
%
0
6,1
2
8,1
6
10
,2
12
,2
14
,3
16
,3
16
,3
Fokus Sumber Daya Manusia
Ketenagakerjaan
Rasio lulusan S1/ S2/ S3
15
6,3
5
16
2,4
7
16
8,5
9
17
4,7
1
18
0,8
3
18
6,9
5
19
3,0
7
19
9,1
9
Rasio ketergantungan %
47
,1
46
45
44
42
,9
41
,9
40
,9
39
,8
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1 Pendidikan
Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan 6 km untuk dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Di setiap SMP tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;
%
53
.03
57
.03
61
.03
65
.03
69
.03
73
.03
77
.03
77
.03
Di setiap SD dan SMP tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;
%
71
.83
75
.83
79
.83
83
.83
87
.83
91
.83
95
.83
95
.83
IX - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Di setiap SD tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan
%
76
.87
80
.87
84
.87
88
.87
92
.87
96
.87
10
0
10
0
Di setiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;
%
80
.36
84
.36
88
.36
92
.36
96
.36
10
0.3
6
10
0
10
0
Di setiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
%
95
.62
96
.62
97
.62
98
.62
99
.62
10
0.6
2
10
0
10
0
Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%
%
90
.91
95
.91
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn
%
92
.42
95
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Di setiap kab/kota semua kepala SMP berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
IX - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan;
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
2 Kesehatan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
%
83
.70
85
87
90
92
93
93
93
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
%
75
.68
75
77
78
79
80
85
85
Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
92
.24
92
93
93
93
93
93
93
Cakupan pelayanan Ibu Nifas
%
91
.67
92
93
94
95
95
95
95
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani
%
41
.93
45
45
50
50
55
60
60
Cakupan kunjungan bayi %
92
.86
93
93
94
94
95
95
95
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
%
97
.14
98
98
98
10
0
10
0.0
0
10
0
10
0
Cakupan pelayanan anak balita
%
69
.61
70
73
73
75
75
80
80
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan peserta KB aktif %
75
.74
76
76
76
76
76
78
78
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
%
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
KASUS 2
≥ 1
/10
0 P
dd
k d
ibaw
ah 1
5 t
ahu
n
≥ 1
/10
0 P
dd
k d
ibaw
ah 1
5 t
ahu
n
≥ 1
/10
0 P
dd
k d
ibaw
ah 1
5 t
ahu
n
≥ 1
/10
0 P
dd
k d
ibaw
ah 1
5 t
ahu
n
≥ 1
/10
0 P
dd
k d
ibaw
ah 1
5 t
ahu
n
≥ 1
/10
0 P
dd
k d
ibaw
ah 1
5 t
ahu
n
≥ 1
/10
0 P
dd
k d
ibaw
ah 1
5 t
ahu
n
b. Penemuan Penderita Pneumonia balita ditangani
%
12
.45
30
30
35
35
40
40
40
IX - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
%
48
.95
52
,5
55
57
,5
60
65
65
65
d. Penderita DBD yang ditangani
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
e. Penemuan Penderita diare
% 20
4
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
% 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan desa siaga aktif %
97
.14
97
.14
98
,6
98
,6
98
,6
10
0
10
0
10
0
3 Urusan Pekerjaan umum dan penataan ruang (Permen PU 1 / 2014)
Sumber Daya Air:
% tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum sehari-hari
%
10
0 (
20
19
)
% tersedianya air irigasi untuk pertanian rakayat pada sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan kewenangannya
%
68
.73
72
.47
74
.85
77
.23
79
.61
81
.99
84
.37
86
.75
Sub Bidang Jalan
Penyediaan Jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat
Persentase tingkat kondisi jalan kabupaten/kota baik dan sedang
%
49
.32
%
50
.95
%
57
.53
%
64
.22
%
69
.60
%
74
.12
%
77
.96
%
77
.96
%
Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas) di wilayah kabupaten/kota
%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
Sub Bidang Cipta Karya
Penyediaan Air Minum
persentase Penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman
%
21
.70
%
30
.00
%
45
.00
%
60
.00
%
81
.77
%
85
.00
%
90
.00
%
90
.00
%
Penyediaan Sanitasi
Persentase Penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai
%
29
.25
%
30
.00
%
40
.00
%
50
.00
%
60
.00
%
70
.00
%
80
.00
%
80
.00
%
IX - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase pengurangan sampah diperkotaan
%
3.3
4%
5.0
0%
10
.00
%
15
.00
%
20
.00
%
25
.00
%
30
.00
%
30
.00
%
Persentase Pengangkutan sampah
%
60
.00
%
62
.50
%
65
.00
%
67
.50
%
70
.00
%
Persentase pengoperasion TPA
%
90
.00
%
90
.00
%
90
.00
%
90
.00
%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
Persentase penduduk yang telayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 6 jam) lebih dari 2 kali setahun
%
30
.00
%
35
.00
%
40
.00
%
45
.00
%
50
.00
%
55
.00
%
60
.00
%
60
.00
%
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Persentase Jumlah IMB yang diterbitkan
%
14
.27
%
15
.00
%
30
.00
%
45
.00
%
60
.00
%
75
.00
%
80
.00
%
80
.00
%
Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh diperkotaan
%
1.1
3%
2.5
0%
5.0
0%
7.5
0%
10
.00
%
12
.50
%
15
.00
%
15
.00
%
Sub Bidang Jasa Konstruksi
Pengembangan Sistem Informasi Jasa Konstruksi
Persentase tersedianya 7 (tujuh) jenis informasi Tingkat Kabupaten/Kota pada Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI);
%
20
.00
%
20
.00
%
30
.00
%
45
.00
%
60
.00
%
60
.00
%
60
.00
%
60
.00
%
Perizinan Jasa Konstruksi
Persentase tersedianya layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dengan waktu penerbitan paling lama 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap.
%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
Sub Bidang Penataan Ruang
Informasi Penataan Ruang
Persentase tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten/Kota berserta rencana rincinya melalui peta analog dan
%
5.0
0%
40
.00
%
60
.00
%
80
.00
%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
10
0.0
0%
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
IX - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan
%
15
.33
%
25
.00
%
35
.00
%
45
.00
%
50
.00
%
55
.00
%
60
.00
%
60
.00
%
4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Rumah Layak Huni dan Terjangkau
Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni
%
77
.52
%
78
.00
%
79
.00
%
80
.00
%
81
.00
%
82
.00
%
83
.00
%
83
.00
%
Cakupan Layanan rumah layak huni yang terjangkau
%
5.0
0%
10
.00
%
20
.00
%
30
.00
%
40
.00
%
50
.00
%
50
.00
%
Lingkungan Yang Sehat dan Aman didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum
Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU
%
20
.00
%
25
.00
%
30
.00
%
35
.00
%
40
.00
%
45
.00
%
50
.00
%
50
.00
%
5 Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K-3 (Ketertiban, Keindahan, Ketentraman) di Kabupaten/Kota
Persentase
84
%
85
%
87
%
89
%
90
%
91
%
93
%
93
%
6 Sosial
Persentase PMKS skala Kab/Kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
%
5,5
%
6,5
7,5
8,5
9,5
10
,5
11
,5
11
,5
Persentase yang menerima program pemberdayaan sosial melalui program pemberdayaan sosial melalui Klompok Usaha Bersama atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
%
5,5
%
6,5
7,5
8,5
9,5
10
,5
11
,5
11
,5
Persentase Panti Sosial skala Kabupaten/Kota yang menyediakan sarana prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial
%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
Persentase Wahanan kesejahteraan sosial berbasis masayarakat (WKBSM) yang mnyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial
Bel
um
ad
a k
egia
tan
keg
iata
n
WK
BS
M d
i D
inas
So
sial
Persentase korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
%
5,5
%
6,5
7,5
8,5
9,5
10
,5
11
,5
11
,5
IX - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
%
0%
0
0
0
0
0
0
0
Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
%
5,5
%
6,5
7,5
8,5
9,5
10
,5
11
,5
11
,5
7 Tenaga Kerja
Pelayanan Pelatihan Kerja % 60
63
65
67
72
76
85
85
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
%
12
.9
15
20
25
30
40
50
50
Pelayanan Penyelesaian Perselisihan HI % 1
00
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Pelayanan Kepesertaan Jamsostek %
0.1
0.2
0.6
0.8
1.1
1.8
2
2
8 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih dalam unit pelayanan terpadu %
1.0
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum %
1.0
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
9 Administrasi Kependudukan dan catatan sipil
Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga
%
73
.3
75
.9
79
81
.6
84
.9
88
91
.2
91
.2
Cakupan Penerbitan KTP %
85
86
87
88
89
90
91
91
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran %
18
21
26
31
37
44
53
53
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian %
3
4
6
10
15
20
25
25
10 Pangan
Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita
%
32
0.5
9
0
9
2
9
4
9
6
9
8
1
00
1
00
Penguatan Cadangan Pangan
% 6.6
20
.0
24
.0
36
.0
48
.0
55
.0
60
.0
60
.0
Ketersediaan Informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan
% 10
0
9
0
9
3
9
5
9
7
9
8
10
0
10
0
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
%
97
.6
9
0
9
3
9
5
9
7
9
8
10
0
10
0
Skor Pola Pangan Harapan %
87
.7
8
5
8
8
92
.5
9
5
97
.5
10
0
10
0
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
%
45
.5
5
0
6
5
7
0
7
5
8
0
9
0
9
0
IX - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Penanganan Daerah Rawan Pangan
% 60
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
11 Pengendalian Penduduk Kelurga Berencana
Cakupan pasangan usia subur yang isterinya dibawah usia
% 4
.00
4.0
0
4.0
0
4.0
0
3.0
0
3.0
0
3.0
0
3.0
0
Pasangan usia subur menjadi peserta KB
%
75
.00
76
.00
76
.00
76
.00
77
.00
77
.00
77
.00
77
.00
Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmte Need)
%
16
.00
16
.00
15
.00
14
.00
13
.00
11
.00
9.0
0
9.0
0
Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
%
77
.00
78
.00
80
.00
82
.00
84
.00
85
.00
86
.00
86
.00
Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB
%
82
.00
84
.00
87
.00
90
.00
91
.00
93
.00
95
.00
95
.00
Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan
%
54
.00
56
.00
57
.00
59
.00
60
.00
61
.00
63
.00
63
.00
Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 petugas disetiap desa/kelurahan
%
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat
%
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga disetiap desa kelurahan
%
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
10
0.0
0
12 Perhubungan
Persentase jumlahjaringan jalan kabupaten/kota yang telah terlayani oleh angkutan umum terhadap jumlah total jaringan jalan dalam suatu kabupaten/kota
%
87
.55
77
80
.00
82
85
88
90
90
Persentase jaringan trayek yang sudah dilayani angkutan umum yang menghubungkan daerah tertinggal dan daerah terpencil dengan wilayah yang telah berkembang terhadap jumlah total jaringan trayek dalam suatu kabupaten / kota
% 37
64
66
.00
68
70
72
75
75
Persentase tersedianya halte pada setiap kabupaten/kota yang telah dialyani angkutan umum dalam trayek terhadap total kebutuhan halte pada suatu kabupaten/kota
% 13
20
22
.00
25
27
30
33
33
IX - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
NO INDIKATOR KINERJA
SPM Satuan
Kondisi Kinerja
SPM pada awal
periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Thn 0 (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase jumlah terminal penumpang pada setiap kabupaten/kota yang telah dialayani angkutan umum dalam trayek terhadap total jumlah jaringan pelayanan AKDP, angkutan kota dan angkutan pedesaan
% 1
5
7.0
0
10
13
15
20
20
Persentase jumlah tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrai) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan kabupaten/kota disertai penetapan kebijakan berupa penetapan kebijakan berupa penetapan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah, larangan, petunjuk dan peringatan pada setiap ruas jalan dengan Keputusan Bupati/Wali kota terhadap total kebutuhan fasilitas perlengkapan jalan pada suatu jalan kabupaten/kota.
% 10
0
65
70
.00
75
80
85
90
90
% unit pengujian kendaraan bermotor bagi kabupaten/kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji terhadap minimal 4000 (empat ribu) kendaraan bermotor wajib uji
%
45
.45
77
65
.00
70
75
80
85
85
Persentase terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota
% 84
86
88
.00
90
92
94
96
96
13 Komunikasi dan Informatika
Pelaksanaan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi Nasional Melalui
- Media massa seperti majalah, radio dan televisi
Kali 12
12
14
16
18
20
22
22
- Media baru seperti website (media online)
seti
ap h
ari
seti
ap h
ari
seti
ap h
ari
seti
ap h
ari
seti
ap h
ari
seti
ap h
ari
seti
ap h
ari
seti
ap h
ari
- Media tradisional seperti tunjukan rakyat
Kali
tid
ak
terl
ak
san
a 1
1
1
1
1
1
6
- Media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi dan lokakarya
Kali 3
15
17
20
22
25
27
27
- Media luar seperti media buletin, leafl et, booklet, brosur, spanduk dan baliho
Kali 15
12
15
17
20
22
25
25
- Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat
% na
70
75
85
90
95
10
0
10
0
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN
KAIDAH PELAKSANAAN
10.1 Pedoman
Transisi 10.2 Kaidah
Pelaksanaan
X - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. Pedoman Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi
kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, langkah yang dilakukan adalah :
1) RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD masa transisi
yaitu tahun pertama dibawah kepemimpinan kepala daerah terpilih hasil
pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya.
2) RPJMD sebagai pedoman dimaksud pada butir 1) bertujuan menyelesaikan
masalah- masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani
sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa
pemerintahan baru.
3) Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian
yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari kepala daerah terpilih hasil
pemilukada pada periode berikutnya, yang kemudian akan direvisi sesuai
dengan RPJMD yang baru.
10.2. Kaidah Pelaksanaan
RPJMD menjadi pedoman bagi setiap SKPD untuk menyusun renstra
SKPD, rumah sakit daerah yang menerapkan PPK BLUD dan pedoman untuk
menyusun RKPD. Sehubungan dengan hal tersebut, rumusan kaidah-kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1) Seluruh SKPD, dunia akademik, dunia usaha, dan komunitas/masyarakat
berkewajiban untuk bersinergi melaksanakan program-program dalam
RPJMD dengan sebaik-baiknya;
2) Seluruh SKPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai
X - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB X
dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman
dalam penyusunan renja SKPD setiap tahun;
3) Seluruh SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan
renstra SKPD;
4) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda
berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan pengendalian terhadap
penjabaran RPJMD ke dalam renstra SKPD.
BAB XI PENUTUP
XI - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB XI
PENUTUP
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Dokumen ini merupakan
penjabaran visi, misi, kebijakan, dan program kepala daerah yang menjadi
pedoman bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten
Soppeng Tahun 2016-2021 secara terpadu, sinergi, dan searah dengan
pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Pusat selama lima
tahun mendatang.
Keberhasilan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-
2021 ditentukan oleh komitmen dan dukungan seluruh SKPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Soppeng, DPRD Kabupaten Soppeng, dunia akademik,
dunia usaha, dan komunitas/masyarakat Soppeng menuju Pemerintahan
yang melayani dan lebih baik.
BUPATI SOPPENG,
H. A. KASWADI RAZAK, SE