rpjmd 2016-2021

360

Click here to load reader

Upload: hadung

Post on 15-Jan-2017

337 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: rpjmd 2016-2021
Page 2: rpjmd 2016-2021

BUPATI SOPPENG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG

NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 - 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SOPPENG,

Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 263 ayat (3) dan

Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah kabupaten Soppeng Tahun 2016 - 2021.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat ( 6 ) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah tingkat II di Sulawesi ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74,

Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor

1822 ) ;

3. Undang-Undang Nomor 25Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421 ) ;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025

( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

Page 3: rpjmd 2016-2021

58, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor

4720 );

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

IndonesiaNomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 ( Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679 ).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737 );

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4817);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2015 – 2019;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Page 4: rpjmd 2016-2021

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor7 Tahun

2015tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2008 – 2028 (Lembaran Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 283);

12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun

2015 Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2013 - 2018(Lembaran Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 9);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun

2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi

Kewenangan Pemerintah Daerah Kab. Soppeng (Lembaran

Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 90,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

49);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun

2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2005 – 2025 (Lembaran

Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2010 Nomor 111,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

70);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun

2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerrah Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2015 (Lembaran

Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011 Nomor 116,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor

72);

Page 5: rpjmd 2016-2021

16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun

2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Soppeng Tahun 2012 - 2032 (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun 2012 Nomor 8 Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Soppeng Nomor 80);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SOPPENG dan

BUPATI SOPPENG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

2016 - 2021

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

2. Daerah adalah Kabupaten Soppeng.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

4. Bupati adalah Bupati Soppeng.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Soppeng, yang

selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD

adalah Satuan kerja pada lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng.

Page 6: rpjmd 2016-2021

7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat

BAPPEDA adalah SKPD yang membidangi urusan perencanaan

pembangunan daerah.

8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan

sumber daya yang tersedia.

9. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam

aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses

terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan

indeks pembangunan manusia.

10. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu

tertentu.

11. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya

disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode

20 (dua puluh) tahun.

12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya

disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5

(lima) tahun.

13. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut

Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD

adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

14. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya

disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD

untuk periode 5 (lima) tahun.

15. Rencana Kerja-Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja-

SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah

Page 7: rpjmd 2016-2021

untuk periode 1 (satu) tahun.

16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada

akhir periode perencanaan.

17. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

18. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif

untuk mewujudkan visi dan misi.

19. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah

untuk mencapai tujuan.

20. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi

anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah.

21. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-

tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan guna

memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk

setiap program dan kegiatan.

22. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan

pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif.

23. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat

Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka

menyusun rencana pembangunan daerah.

24. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak

langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan daerah

Page 8: rpjmd 2016-2021

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 2

(1) RPJMD merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah

Kabupaten Soppeng dalam menyelenggarakan dan melaksanakan

pembangunan selama 5 (lima) Tahun.

(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan

menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis serta atas-

bawah dan bawah-atas.

Pasal 3

Sistematika penulisan RPJMD adalah sebagai berikut :

a. pendahuluan;

b. gambaran umum kondisi Kabupaten Soppeng;

c. gambaran pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan;

d. analisis permasalahan dan isu-isu strategis;

e. visi, misi, tujuan dan sasaran;

f. strategi dan arah kebijakan;

g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah;

h. indikasi rencana program prioritas dan indikasi pendanaan;

i. penetapan indikator kinerja daerah;

j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan; dan

k. penutup.

Pasal 4

Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum pada

Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan

Peraturan Daerah ini.

Pasal 5

Pelaksanaan lebih lanjut RPJMD dijabarkan ke dalam RENSTRA SKPD 5

(lima) tahunan, RKPD tahunan dan RENJA SKPD tahunan.

Page 9: rpjmd 2016-2021

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

Pengendalian dan evaluasi RPJMD bertujuan untuk mewujudkan :

a. konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana

pembangunan daerah;

b. konsistensi antara RPJMD dengan RPJPD dan RTRW Kabupaten;

c. konsistensi antara RKPD dengan RPJMD; dan

d. kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikator-

indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Pasal 7

Pengendalian dan evaluasi terhadap RPJMD sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6, meliputi :

a. pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan

pembangunan jangka menengah daerah;

b. pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah ; dan

c. evaluasi terhadap hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah.

Bagian Kedua

Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Kebijakan Perencanaan

Pembangunan Jangka Menengah

Pasal 8

Pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan

pembangunan jangka menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

7 huruf a mencakup pengendalian terhadap kebijakan perencanaan

strategis SKPD dan RPJMD.

Page 10: rpjmd 2016-2021

Pasal 9

(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan strategis SKPD

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mencakup perumusan visi

dan misi, strategi dan kebijakan, rencana program dan kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif,

indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD.

(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan

rancangan sampai dengan Renstra SKPD ditetapkan.

(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

harus dapat menjamin perumusan :

a. Visi dan Misi SKPD berpedoman pada visi misi pembangunan

jangka menengah daerah;

b. Strategi dan kebijakan SKPD berpedoman pada strategi dan

arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah;

c. Rencana program, kegiatan SKPD berpedoman pada kebijakan

umum dan program pembangunan Jangka Menengah Daerah

serta memperhatikan hasil kajian lingkungan hidup strategis;

d. Indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

SKPD berpedoman pada indikasi rencana program prioritas dan

kebutuhan pendanaan pembangunan jangka menengah

Daerah;

e. Indikator kinerja SKPD berpedoman pada tujuan dan sasaran

pembangunan jangka menengah daerah; dan

f. Pentahapan pelaksanaan program SKPD sesuai dengan

pentahapan pelaksanaan pembangunan jangka menengah

daerah.

(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa

perumusan kebijakan perencanaan strategis SKPD, telah

berpedoman pada RPJMD serta memperhatikan hasil kajian

lingkungan hidup strategis.

Page 11: rpjmd 2016-2021

Pasal 10

(1) Kepala SKPD melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap

kebijakan perencanaan strategis SKPD.

(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi

sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 pada ayat (4) ditemukan

adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, kepala SKPD

melakukan tindakan perbaikan /penyempurnaan.

(3) Kepala SKPD menyampaikan laporan hasil evaluasi kebijakan

perancanaan seabagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada

Bupati melaui Kepala Bappeda.

Pasal 11

(1) Kepala Bappeda melakukan evaluasi terhadap laporan hasil

evaluasi kebijakan perencanaan strategis SKPD sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).

(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan adanya

ketidaksesuaian / penyimpangan, kepala Bappeda

menyampaikan rekomendasi dan langkah-langkah

penyempurnaan untuk ditindaklanjutui oleh Kepala SKPD.

(3) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindaklanjut perbaikan /

penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada

Kepala Bappeda.

Pasal 12

(1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan

jangka menengah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8 mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan arah

kebijakan umum dan program, serta indikasi rencana program

prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, dan indikator

kinerja daerah.

(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap

penyusunan rancangan awal sampai RPJMD ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

Page 12: rpjmd 2016-2021

(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), harus dapat menjamin perumusan :

a. Visi, misi, tujuan, sasaran, Kebijakan, Strategi dan program

pembangunan jangka menengah selaras dengan visi, misi,

arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang

pemanfaatan struktur dan ruang Kabupaten Soppeng;

b. Visi, misi, tujuan, sasaran, Kebijakan, Strategi dan program

pembangunan jangka menengah selaras dengan arah,

kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan

dan pembangunan kewilayahan dalam RPJMD Nasional

sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan karakteristik

Kabupaten Soppeng;

c. Kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka

menengah Kabupaten / Kota lain disekitarnya;

d. Program pembangunan jangka menengah Kabupaten

Soppeng selaras dengan pemanfaatan struktur dan pola

ruang kabupaten /kota lain disekitarnya;

e. Strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

daerah mengarah pada pencapaian visi dan misi

pembangunan jangka menengah Kabupaten Soppeng; dan

f. Sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD.

(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaiman dimaksud pada

ayat (3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan

bahwa perumusan kebijakan perencanaan pembangunan

jangka menengah Kabupaten Soppeng, berpedoman pada

RPJPD dan RTRW Kabupaten, mengacu pada RPJMD Provinsi

dan memperhatikan RTRW Kabupaten / Kota lain disekitarnya.

Pasal 13

(1) Kepala Bappeda melakaukan pengendalian dan evaluasi

terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka

menengah Kabupaten Soppeng.

Page 13: rpjmd 2016-2021

(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi

sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (4) ditemukan

adanya ketidaksesuaian / penyimpangan, Kepala Bappeda

melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan.

(3) Kepala Bappeda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi

terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka

menengah kepada Bupati.

(4) Bupati menyampaikan hasil pengendalian dan evaluasi

perumusan kebijakan perencanaan pembangunan jangka

menengah Kabupaten Soppeng kepada Gubernur sebagai

lampiran surat permohonan konsultasi.

Bagian Ketiga

Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Pasal 14

Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf b, mencakup pelaksanaan Renstra SKPD dan RPJMD.

Pasal 15

(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan Renstra SKPD sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14, mencakup indikator kinerja SKPD serta

rencana program, kegiatan, kelompok sasaran dan pendanaan

indikatif serta visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD.

(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan Renstra

SKPD

(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

harus dapat menjamin :

a. Indikator kinerja dan kelompok sasaran, rencana program,

kegiatan, serta pendanaan indikatif Renstra SKPD, telah

dipedomani dalam menyusun indikator kinerja dan kelompok

sasaran, program, kegiatan, dana Indikatif dan prakiraan maju

Renja SKPD ; dan

Page 14: rpjmd 2016-2021

b. Visi, misi, tujuan dana sasaran Renstra SKPD telah dijabarkan

dalam tujuan dan sasaran Renja SKPD.

(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa indikator

kinerja SKPD, rencana program, kegiatan, kelompok sasaran dan

pendanaan indikatif sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam

upaya mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD, telah

dilaksanaan melalui Renja SKPD.

Pasal 16

(1) Kepala SKPD melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan Renstra SKPD.

(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana

dimaksud dalam pasal 15 ayat (4) ditemukan adanya

ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala SKPD melakukan tindakan

perbaikan/penyempurnaan.

(3) Kepala SKPD melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi Renstra

SKPD kepada Bupati melalui Bappeda.

Pasal 17

(1) Kepala Bappeda menggunakan laporan hasil pengendalian dan

evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (3), sebagai bahan evaluasi pelaksanaan RPJMD.

(2) Dalam hal evalusi terhadap laporan hasil pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan Renstra SKPD sebagaiman dimaksud pada ayat (1)

ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Bupati melalui

Kepala Bappeda menyampaikan rekomendasi langkah-langkah

penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD.

(3) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindaklanjut

perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

kepada Bupati melalui Kepala Bappeda.

Pasal 18

(1) Pengendalian pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14, mencakup program pembangunan dan indikasi rencana

program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan.

Page 15: rpjmd 2016-2021

(2) Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan

RPJMD.

(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

harus dapat menjamin :

a. Program pembangunan jangka menengah telah dipedomani dalam

merumuskan prioritas dan sasaran pembangunan tahunan ; dan

b. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan

pendanaan pembangunan jangka menengah telah dijabarkan

kedalam rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan

tahunan.

(4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa program

pembangunan dan indikasi rencana program prioritas yang disertai

kebutuhan pendanaan, pembangunan jangka menengah daerah telah

dilaksanakan melalui RKPD.

Pasal 19

(1) Kepala Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan RPJMD.

(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4), ditemukan adanya

ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda melakukan

tindakan perbaikan/penyempurnaan.

(3) Kepala Bappeda Melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kepada Bupati.

Bagian Keempat

Evaluasi Terhadap Hasil Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Pasal 20

(1) Evaluasi terhadap hasil RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal

7 huruf c mencakup indikasi rencana program prioritas yang disertai

Page 16: rpjmd 2016-2021

kebutuhan pendanaan untuk mencapai, tujuan dan sasaran dalam

upaya mewujudkan visi pembangunan jangka Menengah Kabupaten

Soppeng.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui

penelitian hasil pelaksanaan RPJMD.

(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk

mengetahui:

a. realisasi antara rencana program prioritas dan kebutuhan

pendanaan RPJMD dengan capaian rencana program dan kegiatan

prioritas daerah dalam RKPD ; dan

b. realisasi antara capaian rencana program dan prioritas yang

direncanakan dalam RPJMD dengan prioritas dan sasaran

pembangunan jangka menengah provinsi.

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan untuk

memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan

jangka menengah kabupaten dapat dicapai untuk mewujudkan visi

pembangunan jangka panjang daerah.

(5) Evaluasi dilaksanakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun

dengan menggunakan hasil evaluasi hasil RKPD.

Pasal 21

(1) Kepala Bappeda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJMD.

(2) Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan

adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Bappeda melakukan

tindakan perbaikan/penyempurnaan.

(3) Hasil evaluasi RPJMD digunakan sebagi bahan bagi penyusunan

RPJMD untuk periode berikutnya.

(4) Kepala Bappeda melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJMD kepada

Bupati.

(5) Bupati menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi.

Page 17: rpjmd 2016-2021

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

(1) Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila:

a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses

perumusan, tidak sesuai dengan bahan tahapan dan tatacara

penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan;

b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa subtansi

yang dirumuskan, tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. terjadi perubahan yang mendasar ditingkat Kabupaten dan

Nasional ; dan/atau

d. merugikan kepentingan bersama.

(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan

politik, krisis ekonomi, konflik social budaya, gangguan keamanan,

pemekaran daerah, perubahan kebijakan tingkat daerah yang

mempengaruhi subtansi RPJMD secara langsung serta perubahan

kebijakan nasional.

(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf d apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.

Pasal 23

RPJMD Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 24

Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran

tahunan tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir

pembangunan jangka menengah, penetapan perubahan RPJMD

ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

Page 18: rpjmd 2016-2021

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Daerah Kabupaten Soppeng.

Ditetapkan di Watansoppeng pada tanggal : 6 Juni 2016

BUPATI SOPPENG

H.A.KASWADI RAZAK

Diundangkan di Watansoppeng pada tanggal : 6 Juni 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG,

H. SUGIRMAN DJAROPI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 NOMOR 1

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR B.HK.HAM.1.42.16 TAHUN 2016

Page 19: rpjmd 2016-2021

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG

NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

SOPPENG TAHUN 2016 - 2021

I. UMUM

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah

yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,

pembangunan daerah dan keuangan daerah serta program perangkat

daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka

pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang

disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMD.

Dokumen RPJMD ini merupakan dokumen perencanaan

pembangunan Kabupaten Soppeng untuk periode 5 (lima) tahun

yakni tahun 2016 – 2021. Penyusunan rencana pembangunan ini

dilaksanakan dalam rangka menjamin konsistensi kebijakan dan

keberlanjutan program pembangunan yang meliputi tahapan, tata

cara penyusunan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh

unsur pemerintahan daerah dengan pelibatan masyarakat dan unsur

pemangku kepentingan.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) akan menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan

daerah oleh Bupati/Wakil Bupati terpilih. Dokumen RPJMD ini akan

menjadi dokumen otentik bagi Bupati/Wakil Bupati dalam

merancang, mengarahkan dan memprogramkan perjalanan

pemerintahan daerah dalam masa 5 (lima) tahun kedepan dan pada

Page 20: rpjmd 2016-2021

akhirnya akan dipertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat

pada akhir masa kepemimpinannya.

Sehubungan dengan urgensi perencanaan pembangunan

daerah dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka

sebagai dokumen perencanaan komprehensif 5 (lima) tahunan maka

perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun 2016 – 2021.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

- Pendekatan teknokratis menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan daerah. - Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan

berbagai pemangku kepentingan. - Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan

visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen

perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama DPRD.

- Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan yang dilaksanakan mulaia dari desa,

kecamatan, daerah kabupaten, daerah provinsi hingga nasional.

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Page 21: rpjmd 2016-2021

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Page 22: rpjmd 2016-2021

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 176

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 23: rpjmd 2016-2021

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 21

Ayat (1)

Page 24: rpjmd 2016-2021

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Perubahan kebijakan pada skala kabupaten yang

mempengaruhi substansi RPJMD secara langsung diantaranya

adalah perubahan rencana tata ruang wilayah kabupaten.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 97

Page 25: rpjmd 2016-2021
Page 26: rpjmd 2016-2021

KATA PENGANTAR

Dengan senantiasa mengucap puji syukur kehadirat Allah swt yang telah

memberikan kekuatan dan kesabaran, kami dapat menyelesaikan dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng

tahun 2016-2021.

Dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021 berisi visi, misi,

strategi, kebijakan, program unggulan kepala daerah dan program prioritas

penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, dan pendanaan pembangunan

yang dirumuskan sebagai pedoman perencanaan pembangunan bagi semua

pihak di Kabupaten Soppeng selama kurun lima tahun ke depan.

Penyusunan dokumen ini dilaksanakan melalui suatu proses yang

panjang sebagaimana yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

dengan menggunakan empat pendekatan yaitu pendekatan teknokratis,

pendekatan partisipatif, pendekatan politis, serta pendekatan top down dan

bottom up. Dengan melalui keempat pendekatan tersebut, diharapkan agar

dokumen RPJMD ini secara konsisten dapat dilaksanakan, dimonitoring,

dievaluasi sehingga tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat

dicapai pada akhir periode nantinya.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan arahan dan masukan atas penyusunan dokumen ini.

Watansoppeng, Juni 2016,

Kepala Bappeda Kabupaten Soppeng

Drs. Andi Tenri Sessu, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19640528 199103 1 009

Page 27: rpjmd 2016-2021

SAMBUTAN BUPATI SOPPENG

Assalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Pertama dan utama, perkenankan kami untuk memanjatkan puji syukur

kehadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai nikmat dan karunia

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng tahun

2016-2021. Dokumen ini menjadi bagian dari kewajiban kepala daerah terpilih

untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang Undang nomor 24 tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun

2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah, dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan peraturan pemerintah

nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan

evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Dokumen ini merupakan perwujudan janji-janji politik kepala daerah

terpilih selama masa kampanye yang dituangkan dalam rumusan visi yaitu

Pemerintahan Yang Melayani dan Lebih Baik. Visi tersebut akan dicapai oleh

misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program unggulan dan prioritas yang

disertai dengan kerangka indikatif pendanaan pembangunan dan rencana

kemampuan fiskal daerah berdasarkan potensi sebagaimana tercantum dalam

dokumen ini.

Agar pelaksanakaan dokumen ini lebih efektif, efisien, dan terarah, kita

perlu membangun kebersamaan komitmen pada perumusan dan pengambilan

kebijakan umum, program unggulan, dan prioritas sebagaimana telah diatur

Page 28: rpjmd 2016-2021

berdasarkan waktu pelaksanaan sesuai dengan target pencapaian kinerja dari

masing-masing sasaran, bidang urusan pemerintahan, dan SKPD penanggung

jawab.

Untuk meningkatkan kinerja daerah, mekanisme pengendalian dan

evaluasi akan dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari upaya perbaikan.

Untuk mensinergikan gerak langkah pembangunan Kabupaten Soppeng, kami

berharap semua pemangku kepentingan di Kabupaten Soppeng dapat

menggunakan dokumen ini sebagai pedoman perencanaan dan perumusan

kebijakan pembangunan daerah selama kurun tahun 2016-2021.

Akhirnya, marilah kita memohon petunjuk dan bimbingan Allah swt agar

kita senantiasa diberi kemampuan dan kekuatan lahir batin dalam mengemban

amanat rakyat untuk melaksanakan tugas dan pengabdian kepada bangsa dan

negara khususnya mengelola Kabupaten Soppeng ke arah yang lebih baik.

Terima kasih.

Wassalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Watansoppeng, Juni 2016

Bupati Kabupaten Soppeng

H. Andi Kaswadi Razak, SE

Page 29: rpjmd 2016-2021

DAFTAR ISI

halaman

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ I-1 1.1. Latar Belakang ................................................................................................ I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ........................................................................ I-3 1.3. Hubungan Antar Dokumen ........................................................................ I-8 1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................. I-14 1.5. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... I-17

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ........................................................ II-1 2.1. Aspek Geografis dan Demografi .............................................................. II-1 2.2. Aspek Kesejahteran Masyarakat ............................................................. II-10 2.3. Aspel Pelayanan Umum .............................................................................. II-38 2.4. Aspek Daya Saing Daerah …………………………... ................................... II-80

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN ……………………… ................................ III-1

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu .................................................................... III-2 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu … .................... ............. III-31 3.3. Kerangka Pendanaan ……………………….. ................................... ............. III-40

BAB IV ANALISISISU-ISU STRATEGIS ……………………… ...................................... IV-1 4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah ................................................... IV-2 4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan ……………. .............................. ............. IV-24

BAB V VISI DAN MISI ................................................................................................... V-1 5.1. Visi ....................................................................................................................... V-1 5.2. Misi ...................................................................................................................... V-3 5.3. Tujuan …………………………………………………… ........................................ V-7 5.4. Sasaran ………………………………………………….. ........................................ V-9

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ............................................................ VI-1 6.1. Strategi .............................................................................................................. VI-1 6.2. Arah Kebijakan ………………………………………… ...................................... VI-5

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ………………………………. .................................. VII-1 BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN …………………………… .................................... VIII-1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH …. .................................... IX-1 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ................................................................................................ X-1

10.1. Pedoman Transisi ........................................................................................ X-1 10.2. Kaidah Pelaksanaan ……………………………….. ....................................... X-1

BAB XI PENUTUP …. ...................................................................................................... XI-1

Page 30: rpjmd 2016-2021

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum

Penyusunan

1.3 Hubungan Antar

Dokumen

1.4 Sistematika

Penulisan

1.5 Maksud dan

Tujuan

Page 31: rpjmd 2016-2021

I - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pada dasarnya harus selaras dengan tujuan

nasional, sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Esensi

dasar inilah yang dijadikan dasar dalam merencanakan pembangunan,

baik pembangunan dalam skala nasional maupun skala daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya

menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan nasional, selain itu RPJMD

merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang

memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah

dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas

Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat

indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan

berpedoman pada RPJP dan RPJMN. Oleh karena itu, visi dan misi

pembangunan daerah dalam RPJMD yang merupakan visi dan misi

Bupati terpilih harus menunjukkan arah pembangunan yang bisa

mencerminkan keberhasilan dalam mengembangkan potensi maupun

menangani permasalahan-permasalahan yang ada di daerah sehingga

mampu meningkatkan peran dan posisi Kabupaten Soppeng sebagai

pilar pembangunan Sulawesi Selatan.

Page 32: rpjmd 2016-2021

I - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa tahapan

penyusunan dokumen RPJMD dimulai dengan penyusunan dokumen

Rancangan Awal RPJMD yang dilanjutkan dengan penyusunan dokumen

Rancangan RPJMD dan penyelenggaraan Musyawarah Rencana

Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, serta diakhiri dengan penyusunan

dokumen Rancangan Akhir RPJMD dan Penetapannya melalui Peraturan

Daerah (Perda). Lebih jauh dalam Lampiran III Permendagri Nomor 54

Tahun 2010 tersebut dijelaskan bahwa seluruh tahapan penyusunan

RPJMD mulai dari penyusunan dokumen Rancangan Awal RPJMD hingga

Penetapan Perda RPJMD harus diselesaikan dalam jangka waktu 6

(enam) bulan sejak kepala daerah dan wakil kepala daerah dilantik,

dimana pada dua bulan awal merupakan masa persiapan dan

penyusunan dokumen Rancangan Awal RPJMD sedangkan empat bulan

sisanya merupakan tahap lanjutan penyusunan RPJMD hingga

penetapannya.

RPJMD ini tidak saja menjadi acuan utama penyusunan Rencana

Strategis (Renstra) bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten Soppeng, tetapi juga dalam penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang

merupakan dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Kabupaten Soppeng, serta menjadi acuan dalam penyusunan

RPJMDes Desa di Kabupaten Soppeng agar pembangunan setiap desa

dapat saling-terkait dan saling menunjang dalam upaya pencapaian

tujuan dan sasaran masing-masing dalam kerangka pencapaian Visi dan

pelaksanaan Misi Pembangunan Kabupaten Soppeng, selain itu RPJMD

ini juga menjadi instrumen dalam mengevaluasi penyelenggaraan

pemerintahan di Kabupaten Soppeng.

Page 33: rpjmd 2016-2021

I - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Terkait dengan upaya untuk mewujudkan perencanaan

pembangunan daerah yang ideal di Kabupaten Soppeng berdasarkan

pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan

Peraturan daerah. Dengan dasar tersebut telah disusun Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng

Tahun 2016-2021.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021

dilakukan pasca dilantiknya Bapak H. Andi Kaswadi Razak, SE sebagai

Bupati Soppeng dan Bapak Supriansa, SH. MH sebagai wakil Bupati

Soppeng oleh Gubernur Sulawesi Selatan pada tanggal 17 Februari 2016.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai

pedoman, landasan dan dasar hukum dalam penyusunan RPJMD

Kabupaten Soppeng ini adalah:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

Page 34: rpjmd 2016-2021

I - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4483);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4846);

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir

Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

Page 35: rpjmd 2016-2021

I - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5587);

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008

tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817)

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

Page 36: rpjmd 2016-2021

I - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2015-2019;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73

Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 Tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun

2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005-2025.

26. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2009-2029;

27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2013

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018;

28. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan

Page 37: rpjmd 2016-2021

I - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun 2008 Nomor 90) ;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Setda, Sekretariat

DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran

Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 91);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah

Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun 2008 Nomor 92);

32. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah

Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 93);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan

Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah

Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 94);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2009

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran

Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2009 Nomor 98);

35. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten

Soppeng Tahun 2005-2025, (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Nomor Tahun 2010 111);

36. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Soppeng 2011–2015, (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Nomor 116 Tahun 2011);

Page 38: rpjmd 2016-2021

I - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

37. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2012

Tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng

Tahun 2012 Nomor 3);

38. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2012

tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun 2012 Nomor 4);

39. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2012

tentang Retribusi Jasa Usaha; (Lembaran Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun 2012 Nomor 5);

40. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 06 Tahun 2012

tentang Retribusi Perizinan Tertentu; (Lembaran Daerah

Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 6);

41. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 tahun 2012

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun

2012-2032;

42. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 6 Tahun 2013

Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng;

43. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014

tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah

Kabupaten Soppeng.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan diatur

dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. Hubungan antara dokumen

perencanaan pembangunan dengan dokumen penganggaran diatur

dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara. Sedangkan hubungan antara dokumen perencanaan

pembangunan dengan dokumen perencanaan tata ruang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Page 39: rpjmd 2016-2021

I - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

1.3.1. RPJMD Kabupaten Soppeng dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

RPJM Nasional Tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa

visi Indonesia Tahun 2015-2019 adalah terwujudnya Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan berkepribadian berlandaskan

Gotong Royong. Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan

misisebagai berikut; 1) Mewujudkan keamanan nasional yang

mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian

ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan, 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan,

dan demokratis berlandaskan negara hukum, 3) Mewujudkan

politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai

negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan

bangsa yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi

negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan

Pola Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan

Dokumen Perencanaan

Lainnya

Gambar 1.1

Page 40: rpjmd 2016-2021

I - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

kepentingan nasional, 7) Mewujudkan masyarakat yang

berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun agenda prioritas

pembangunan yang ditetapkan yaitu; 1) Menghadirkan kembali

negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa

aman kepada seluruh warga negara, 2) Membuat Pemerintah

selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun

Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan, 4) Memperkuat

kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan

masyarakat Indonesia, 6) Meningkatkan produktivitas rakyat

dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia

bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, 7)

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sector sektor strategis ekonomi domestik, 8) Melakukan

revolusi karakter bangsa, 9) Memperteguh kebhinekaan dan

memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sembilan agenda

prioritas pembangunan pemerintahan tersebut, lebih dikenal

dengan ‘Nawa Cita’. Sebagai salah satu acuan dalam penyusunan

RPJMD sehingga sudah menjadi kewajiban agar pembangunan di

Kabupaten Soppeng mengacu pada Nawa Cita tersebut sehingga

tercipta harmonisasi pembangunan antara pusat dan daerah.

1.3.2. RPJMD Kabupaten Soppeng dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Visi pembangunan Sulawesi Selatan yang ingin

diwujudkan pada periode 2013-2018 adalah: “‘Sulawesi Selatan

sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring

Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 ‘’. Visi tersebut

Page 41: rpjmd 2016-2021

I - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

diuraikan dalam beberapa misi, yaitu: 1) Mendorong Semakin

Berkembangnya Masyarakat yang Religius Dan Kerukunan intra

dan antar Ummat Beragama., 2) Meningkatkan Kualitas

Kemakmuran Ekonomi Kesejahteraan Sosial dan Kelestariaan

Lingkungan. 3) Meningkatkan Akses dan kualitas pelayanan

Pendidikan, Kesehatan dan infrastruktur Wilayah. 4)

Meningkatakan daya Saing daerah dan sinergitas

regional,nasional dan,global. 5) Meningkatkan Kualitas

Demokrasi dan Kepastian Hukum. 6) Meningkatkan Kualitas

Ketertiban,Keamanan Dan Kesatuan Bangsa. 7) Meningkatkan

perwujudan Kepemerintahan yang baik.Sama halnya dengan

RPJM Nasional, Substansi RPJMD Propinsi Sulawesi Selatan

tahun 2013-2018 juga wajib menjadi acuan dalam penyusunan

dan penetapan RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021

sehingga tercipta sinkronisasi pembangunan.

1.3.3. Keterkaitan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Soppeng Tahun

2005-2025.

RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 merupakan

pelaksanaan periode ke-3 RPJPD Kabupaten Soppeng Tahun

2005-2025. Dengan menitikberatkan pada pelaksanaan,

pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-2. RPJMD ke-3

ini ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara

menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan percepatan

pembangunan dan roda perekonomian daerah dipacu melalui

penerapan sistem agribisnis dan agroindustri berlandaskan

sumber daya lokal. Kondisi terus terjaganya daya dukung

lingkungan, kemampuan pemulihan, dan terus membaiknya

pengelolaan dan pendayagunaan SDA serta pelestarian

lingkungan hidup, ditandai semakin mantapnya kelembagaan

dan kapasitas penataan ruang serta implementasi gerakan

Page 42: rpjmd 2016-2021

I - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

pembangunan Kabupaten Soppeng, termasuk semakin lebarnya

dan meningkatnya kualitas jalan di sepanjang jalan poros

Kabupaten/Kecamatan/Desa/kelurahan. Posisi RPJMD

Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 selanjutnya menjadi

dokumen yang menjabarkan RPJPD agar lebih terfokus.

1.3.4. Keterkaitan RPJMD dengan RTRW Kabupaten Soppeng Tahun

2012-2032.

Perencanaan tata ruang merupakan pedoman untuk

mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang secara

optimal dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat saat

ini dan generasi mendatang, baik pemanfaatan ruang yang

dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta maupun

masyarakat.

Salah satu kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng

adalah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Soppeng yang dapat dijadikan alat penyusunan

program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi

perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan berwawasan tata ruang. RTRW juga dapat

menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci yakni

penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan,

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana

Detail Kawasan Strategis Kabupaten. Penyusunan RTRW

Kabupaten Soppeng telah menjadi peraturan daerah yaitu

Peraturan daerah Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata

ruang wilayah Kabupaten Soppeng tahun 2012-2032.

1.3.5. Keterkaitan RPJMD dengan Renstra SKPD.

Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi

SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat

Page 43: rpjmd 2016-2021

I - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

indikatif.Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD

yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis

operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi

program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi

pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang

disusun oleh setiap SKPD di bawah koordinasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten

Soppeng. Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi SKPD

untuk mengkarifikasikan secara eksplisit visi dan misi Bupati

terpilih dan RPJMD. Penyajian Renstra SKPD dilakukan secara

sistematis, dan terpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan,

program dan kegiatan prioritas SKPD serta dilengkapi dengan

indikator atau tolok ukur pencapaiannya.

1.3.6. Keterkaitan RPJMD dengan RKPD Kabupaten Soppeng.

RKPD merupakan dokumen perencanaan pemerintah

untuk periode satu tahun dan merupakan penjabaran dari

RPJMD kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 yang memuat a)

rancangan kerangka ekonomi daerah b) program prioritas

pembangunan daerah dan c) rencana kerja, pendanaan dan

prakiraan maju, yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar

penyusunan KUA-PPAS.

1.3.7. Keterkaitan RPJMD dengan Renja SKPD.

Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-

2021 dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen

perencanaan tahunan daerah yang memuat prioritas program

dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD, dengan berpedoman

pada Renstra SKPD dan RKPD menyusun rencana kerja tahunan

berupa Rencana Kerja (Renja) SKPD.

Page 44: rpjmd 2016-2021

I - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

1.4. Sistematika Penulisan

RPJMD Kabupaten Soppeng, disusun dengan Sistematika sebagai

berikut:

Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisikan gambaran umum penyusunan RPJMD yang

terdiri atas latar belakang penyusunan RPJMD, dasar hukum

penyusunan RPJMD, hubungan antar dokumen RPJMD dengan

dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, sistematika

penulisan serta maksud dan tujuan.

Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bab ini memaparkan gambaran umum kondisi Kabupaten

Soppeng beberapa tahun terakhir yang meliputi empat aspek, yaitu

aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,

aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.

Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

Bab ini memaparkan tentang kinerja keuangan tahun 2011-

2015 meliputi kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah; kebijakan pengelolaan

keuangan tahun 2011-2015 meliputi proporsi penggunaan anggaran

dan analisis pembiayaan; kerangka pendanaan yang mencakup

analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas

utama; dan proyeksi keuangan daerah tahun 2016-2021, serta

penghitungan kerangka pendanaannya.

Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis

Bab ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunan

Kabupaten Soppeng yang terkait dengan penyelenggaraan urusan

pemerintahan, dan isu-isu strategis yang dapat berasal dari

permasalahan pembangunan sendiri maupun yang berasal dari

dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional, yang

memberikan pengaruh terhadap perencanaan pembangunan

Kabuapten Soppeng di masa yang akan datang.

Page 45: rpjmd 2016-2021

I - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Bab V. Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Bab ini menjelaskan visi dan misi pembangunan jangka

menengah daerah tahun 2016 – 2021 yang merupakan visi dan misi

kepala daerah terpilih. Pada bagian ini juga diuraikan tujuan dan

sasaran pembangunan beserta indikator yang akan dicapai dalam 5

(lima) tahun mendatang yang terkait dengan isu strategis daerah.

Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

Bab ini menguraikan strategi dalam mencapai tujuan dan

sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi yang terpilih,

sebagai rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana

Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan

efisien.

Karena strategi dan arah kebijakan adalah rumusan dalam

upaya mencapai sasaran, tujuan dan visi misi maka hanya

mengcover beberapa urusan pemerintahan yang sangat terkait dari

6 urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, dan 18

urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan 8

urusan pilihan yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah

kepada Pemerintah Daerah.

Untuk urusan pemerintahan yang tidak terkait langsung

dengan visi dan misi, maka yang menjadi pedoman dalam

perumusan kebijakannya adalah penerapan Standar Pelayanan

Minimal.

Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang

berisi arah kebijakan pembangunan secara umum dan program

prioritas beserta target capaian indikator kinerja outcome yang

disertai indikasi kerangka pendanaannya dalam kurun waktu 5

(lima) tahun. Adapun program yang disajikan dalam bab ini hanya

program yang bersifat prioritas karena terkait dengan penjabaran

visi misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan. Sementara itu

untuk program-program yang tidak terkait secara langsung dengan

visi misi diarahkan dalam rangka penerapan Standar Pelayanan

Page 46: rpjmd 2016-2021

I - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Minimal.Dari program-program prioritas tersebut, selanjutnya akan

ditentukan program program unggulan yang merupakan prioritas

utama kepala daerah yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun yang

akan datang.

Bab VIII. Indikasi Rencana Program yang disertai Kebutuhan

Pendanaan

Bab ini menguraikan seluruh program yang akan

dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng selama 5 (lima)

tahun, baik yang bersifat program unggulan, program prioritas,

maupun program penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang

disertai dengan indikator pencapaian target yang disajikan menurut

urusan pemerintahan. Selain itu juga akan disajikan program teknis

bersama dan program bersama penunjang organisasi sebagai dasar

operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Bab ini menguraikan gambaran tentang ukuran keberhasilan

pencapaian visi dan misi Bupati pada akhir periode masa jabatan,

dengan menggambarkan akumulasi pencapaian indikator dampak

(impact) pada tujuan dan sasaran sebagaimana disajikan dalam Bab

V serta pencapaian indikator hasil (outcome) pada masing-masing

program.

Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Bab ini menguraikan tentang RPJMD menjadi pedoman

penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah

kepemimpinan kepala daerah terpilih hasil pemilihan pada periode

berikutnya. Selain itu, RPJMD juga dijadikan pedoman dalam

penyusunan Peraturan Daerah lainnya (Peraturan Daerah maupun

Peraturan Bupati) agar selaras dengan visi, misi, dan arah kebijakan

pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD.

Bab XI. Penutup

Bab ini menyampaikan dengan singkat harapan pencapaian

dari dokumen RPJMD yang telah ditetapkan.

Page 47: rpjmd 2016-2021

I - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021

adalah:

1. Memberikan arah pembangunan jangka menengah berupa kebijakan

dan program pembangunan dalam skala prioritas yang lebih tajam

dan merupakan indikator perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan Kabupaten Soppeng pada periode tahun

2016-2021 ;

2. Menjadi landasan penyusunan Renstra SKPD;

3. Tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati;

4. Menjadi instrumen penilaian keberhasilan Kepala SKPD dalam

melaksanakan pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi,

kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mewujudkan visi, misi dan program Bupati terpilih;

5. Menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng

yang selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

6. Menyediakan dokumen yang dapat digunakan sebagai acuan resmi

bagi PemerintahDaerah, DPRD, Dunia Swasta, serta masyarakat

umum dalam pembangunan daerah.

7. Sebagai instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam

mengendalikan penyelenggaraan pembangunan daerah dan

menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan

sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam Peraturan

Daerah tentang RPJMD.

Page 48: rpjmd 2016-2021

I - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Adapun tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng

tahun 2016-2021 dalah :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan hasil

pembangunan dan potensi sumber daya yang ada di Kabupaten

Soppeng.

2. Merumuskan dan menetapkan visi, misi, strategi, arah kebijakan,

dan program prioritas pembangunan daerah jangka menengah;

3. Menjadi pedoman dalam penyusunan perencanaan dan

penganggaran yang meliputi RENSTRA SKPD, RKPD, RENJA SKPD;

4. Menyediakan rancangan tolok ukur untuk mengukur dan

melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap SKPD;

5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dalam

mencapai tujuan pembangunan jangka menengah dengan cara

menyusun program dan kegiatan secara terarah, terpadu, dan

terukur;

6. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan

terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, Provinsi

Sulawesi Selatan dan Kabupaten Soppeng serta dengan

kabupaten/kota yang berbatasan.

Page 49: rpjmd 2016-2021

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI

DAERAH

2.1 Aspek Geografi

dan Demgrafi 2.2 Aspek

Kesejahteraan Masyarakat

2.3 Aspek Pelayanan

Umum

2.4 Aspek Daya Saing

Daerah

Page 50: rpjmd 2016-2021

II - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Aspek Geografi

2.1.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah di Provinsi

Sulawesi Selatan yang terletak diantara 40 060 000 - 40 320 000 Lintang

Selatan 1190 420 180 - 1200 060 130 Bujur Timur dan berada sekitar 180

km di sebelah utara Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi

Selatan). Luas wilayah Kabupaten Soppeng tercatat 1.500 Km².

Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan,

dengan luas daratan 700 Km² berada pada ketinggian rata-rata

kurang lebih 60 M diatas permukaan laut dan perbukitan yang

luasnya 800 Km² berada pada ketinggian rata-rata 200 M diatas

permukaan laut.

Secara administratif

Kabupaten Soppeng terbagi

atas 8 Kecamatan, 21

Kelurahan, 49 Desa, 39

Lingkungan, 124 Dusun, 438

Rukun Kampung, dan 1.163

Rukun Tetangga dengan

Ibukota Kabupaten Soppeng

yaitu Kota Watansoppeng.

Adapun batas wilayah Kabupaten Soppeng terdiri dari :

- Sebelah Utara : Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo,

- Sebelah Timur : Kabupaten Wajo dan Bone,

- Sebelah Selatan : Kabupaten Bone

- Sebelah Barat : Kabupaten Barru

Page 51: rpjmd 2016-2021

II - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Di Kabupaten Soppeng terdapat beberapa gunung dan gunung

tertinggi adalah Gunung Nene Conang dengan ketinggian 1.463 m dpl.

Seluruh gunung tersebut tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai jenis

gunung berapi. Ketinggian masing-masing gunung tersebut adalah

sebagai berikut:

- Gunung Nene Conang + 1.463 m dpl

- Gunung Sewo + 860 m dpl

- Gunung Lapancu + 850 m dpl

- Gunung Bulu Dua + 800 m dpl

- Gunung Paowengeng + 760 m dpl

Puluhan sungai-sungai yang terletak di Kabupaten Soppeng

yang cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian

di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut antara lain :

- Sungai Langkemme, berhulu di Gunung Lapacu bermuara di

Sungai Walannae.

- Sungai Soppeng, berhulu di Gunung Matanre dan bermuara di

Sungai Walannae.

- Sungai Lawo, berhulu di Gunung Lapancu dan bermuara di

Danau Tempe.

- Sungai Paddangeng, berhulu di Gunung Malemping dan

bermuara di Danau Tempe.

- Sungai Lajaroko, berhulu di Gunung Addeppungeng dan

bermuara di Danau tempe.

Ditinjau dari kondisi jenis tanah, jenis-jenis tanah yang terdapat

di Kabupaten Soppeng antara lain Litosol, Gromusol, Mediteran

Coklat, Regusol, Alluvial, Litosol Coklat Tua; dengan variasi

penyebaran jenis tanah pada setiap kecamatan ; sebagai berikut :

- Kecamatan Marioriwawo: Litosol, Gromusol dan Mediteran

Coklat;

Page 52: rpjmd 2016-2021

II - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

- Kecamatan Liliriaja, Citta, Ganra: Gromusol/ Kelabu Tua,

Mediteran Coklat dan Regusol;

- Kecamatan Lilirilau: Aluvial, Coklat Kelabuan, Gromusol/

Kelabu Tua Kekuning-kuningan

- Kecamatan Lalabata: Aluvial Hidromorf, Gromusol, Coklat Tua

Rensina, Litosol, Mediteran Coklat, Regusol dan Litosol

- Kecamatan Marioriawa dan Kec. Donri-Donri: Aluvial

Hidromorf Kelabu Tua, Mediteran Regusol dan Litosol

Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada kisaran

± 24° sampai dengan ± 30° dan keadaan angin berada pada kecepatan

lemah sampai sedang. Berdasarkan data Badan Meteorologi dan

Geofisika curah hujan rata-rata pada tahun 2012 sekitar 180 mm dan

15 hari hujan/bulan. Jumlah hari hujan tertinggi yaitu pada bulan Juli

sebanyak 25 hari hujan, sedangkan terendah pada bulan Desember

yaitu 5 hari hujan.

2.1.1.2 Potensi pengembangan wilayah

Kabupaten Soppeng memiliki potensi pengembangan wilayah

cukup prospektif. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan

ruang wilayah Kabupaten Soppeng (RTRW Kabupaten Soppeng 2012-

2032) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng

Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032. Arah pengembangan wilayah

Kabupaten Soppeng sebagai berikut:

1. Kawasan peruntukan pertanian sebagai berikut:

Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih

46.491 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549

ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

Kawasan perkebunan terdiri atas:

Page 53: rpjmd 2016-2021

II - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar

di seluruh kecamatan;

kawasan perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan

Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau,

Donri-Donri;

kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan

Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;

kawasan perkebunan lada terdapat di Kecamatan

Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau,

Donri-Donri;

kawasan perkebunan aren terdapat di Kecamatan

Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-

Donri, Marioriawa;

kawasan perkebunan jambu mente terdapat di

Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta,

Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;

kawasan perkebunan Kemiri terdapat di Kecamatan

Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri,

Marioriawa, Citta;

kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan

Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, Donri-

Donri, Marioriawa;

kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan

Marioriawa dan Donri-Donri; dan

tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan

Donri-Donri

2. Kawasan peruntukan perikanan sebagai berikut:

Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di

Kecamatan Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan

Marioriawa;

Page 54: rpjmd 2016-2021

II - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Kawasan peruntukan budidaya perikanan tersebar diseluruh

wilayah kecamatan;

Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan

diseluruh wilayah Kecamatan;

Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan

akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI

Lajoa Kecamatan Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta.

3. Kawasan peruntukan industri sebagi berikut:

Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri

penggilingan padi tersebar di setiap Kecamatan, industri

pemintalan sutra alam di Kecamatan Donri-donri dan

industri tembakau di Kecamatan Lilirilau;

Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri

pembuatan gula merah tersebar di Kecamatan Lalabata,

Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-donri, Marioriawa,

industri pertenunan di Kecamatan Donri-Donri, Lilirilau,

Marioriawa, Lalabata.

4. Kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut:

Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :

Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan

Makam Kuno Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu

Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid (Tuang Uddungeng),

Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco,

Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks

Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja

Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu

Laiya, Kompleks Makam Jera’Caddie, Menhir

Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata;

Page 55: rpjmd 2016-2021

II - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam

Petta Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu

Bottingnge, Appejenge di Kecamatan Donri-Donri;

Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao

Mario, Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam

Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;

Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka

Saloe, Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang dan Petta

Karame, di Kecamatan Ganra;

Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto,

Kompleks Makam Datu Salaonro, Makam Arung

Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling,

Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;

Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam

Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng

Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;

Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan

Citta;

Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs

Goarie, Situs Megalitik Madenra, Sumur Tua

Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di

Kecamatan Marioriwawo;

Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam

(TWA) meliputi : TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan

Marioriawa), TWA Citta (Kecamatan Citta), TWA Lereng

Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo), Goa Coddong

(Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota

watansoppeng (Kecamatan Lalabata), dan Kawasan

Pesutraan Alam (Kecamatan Donri-Donri);

Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;

Page 56: rpjmd 2016-2021

II - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa

Gattareng Kecamatan Marioriwawo.

5. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi,terdiri atas:

Kawasan strategis perkotaan dan pusat pemerintahan

ditetapkan di Kecamatan Lalabata;

Kawasan strategis simpul transportasi dan perdagangan

ditetapkan di Kawasan Cabenge Kecamatan Lilirilau;

Kawasan strategis pengembangan lahan pertanian dan

kawasan agropolitan ditetapkan di Kecamatan Liliriaja,

Marioriwawo, Ganra;

6. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan fungsi

dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;

Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa

Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata Marioriawa; dan

Kawasan hutan lindung yang meliputi Kecamatan

Marioriawa, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Citta.

Dari potensi pengembangan wilayah, maka pengembangan

wilayah yang sesuai dengan penataan ruang yang berwawasan

lingkungan hidup dan konsisten dalam pemanfaatan ruang sesuai

rencana tata ruang yang ada.

2.1.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Dengan kondisi topografis Kabupaten Soppeng yang

bergunung-gunung dan memiliki wilayah dataran rendah serta

bentang wilayah yang luas selain memiliki potensi keindahan dan

kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana berupa banjir,

longsor, dan putting beliung. Wilayah rawan bencana di Kabupaten

Soppeng, yaitu:

Page 57: rpjmd 2016-2021

II - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

1. Kawasan rawan banjir terdapat di Daerah Aliran Sungai Walanae

meliputi Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-Donri, Marioriawa,

Citta dan Ganra;

2. Kawasan rawan tanah longsor terdapat di di Desa Gattareng

kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata,

Desa Citta Kecamatan Citta;

3. Kawasan rawan putting beliung terdapat di Desa Pajalesang, Desa

Tetewatu, Desa Palangiseng, Desa Paroto Kecamatan Lilirilau;desa

Donri-donri. Desa Pesse Kecamatan Donri-Donri, Kelurahan Bila

Kecamatan Lalabata; Desa Pattojo Kecamatan Liliriaja; Desa

Limpomajang, Kelurahan Kaca, Kelurahan Attang Salo, Kelurahan

Batu-batu Kecamatan Marioriawa.

Penanganan daerah rawan bencana, memerlukan rekayasa

perencanan lintas sektor dalam penanganan nya sehingga tidak

menjadi bencana yang sifatnya rutin setiap tahun.

2.1.2 Aspek Demografi

Aspek demografi suatu daerah menggambarkan secara statistik

dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi pendudukdan

serta perubahan-perubahannya dalam kurun waktu tertentu.

Sedangkan Penduduk merupakan orang-orang yang berada dalam

suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling

berinteraksi satu sama lain secara terus menerus/ kontinue. Dewasa

ini perencanaan pembangunan baik nasional maupun regional,

penduduk merupakan salah satu faktor strategis dikarenakan

penduduk bukan hanya sebagaiobjek pembangunan tetapi juga

sebagai subjek pembangunan.

Keberhasilan suatu pembangunan sangat tergantung pada

penduduknya, terlebih jika didukung oleh jumlah penduduk yang

besar, berkualitas dan produktif yang dapat menjadi sumber potensi

dalam pelaksanaan pembangunan.Akan tetapi, jumlah penduduk yang

Page 58: rpjmd 2016-2021

II - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

besar tidak dapat menjamin keberhasilan pembangunan jika tidak

didukung oleh perencanaan program-program dan kebijakan yang

dapat meningkatkan kualitas penduduknya.

Berdasarkan hal tersebut tentunya sangat diperlukan data-data

kependudukan yang akurat untuk mendukung setiap program

peningkatan kualitas agar potensi penduduk dalam suatu wilayah

dapat dimaksimalkan dengan baik dalam mendukung pembangunan.

Berdasarkan data KTP-El dinas Kependudukan, Catatan Sipil,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah penduduk Kabupaten

Soppeng dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah

penduduk pada tahun 2015 sebesar 251.102 jiwa terdiri dari 121.617

jiwa penduduk laki-laki dan 129.485 jiwa penduduk perempuan atau

48,43% penduduk laki-laki dan 51,57% penduduk

perempuan.Kondisi ini, memerlukan kebijakan pembangunan yang

mengarah pada pemberdayaan perempuan. Sedangkan penyebaran

penduduk Kabupaten Soppeng tahun 2015 didominasi di Kecamatan

Marioriwao sebanyak 21,09 % yang merupakan kecamatan dengan

jumlah desa dan kelurahan terbanyak. Sebaran terbanyak kedua

sebesar 19,97 % berada di Kecamatan Lalabata yang merupakan ibu

kota Kabupaten atau pusat pemerintahan. Sedangkan distribusi

penduduk yang paling rendah di Kecamatan Citta sebesar 3,5 %.

Dengan luas wilayah sebesar 1.500 Km², kepadatan penduduk

Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sebesar 168 jiwa/Km².

Kecamatan Liliriaja merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan

penduduk tertinggi sebesar 309 jiwa/Km², sementara kepadatan

terendah berada di Kecamatan Marioriawa dengan tingkat kepadatan

penduduk sebesar 94 jiwa/Km². Perkembangan Penduduk Kab.

Soppeng tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 59: rpjmd 2016-2021

II - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

TAHUN

JENIS KELAMIN

JUMLAH RASIO JENIS

KELAMIN

LAJU

PERTUMBUHAN LAKI-

LAKI PEREMPUAN

2010 115,932 124,092 240,024 93.42

2011 117,644 125,610 243,254 93.66 1.33

2012 119,253 127,196 246,449 93.76 1.30

2013 120,679 128,472 249,151 93.93 1.08

2014 121,500 129,496 250,996 93.83 0.74

2015 121,617 129,485 251,102 93.92 0.04

Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan PemerataanEkonomi

2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto(PDRB)

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.PDRB atas dasar harga

berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar

harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut

yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun

tertentu sebagai tahun dasar.PDRB menurut harga berlaku digunakan

untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran,

dan struktur ekonomi suatu daerah.Sementara itu, PDRB konstan

digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari

tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi

oleh faktor harga. Selanjutnya perkembangan PDRB Kabupaten

Soppeng berdasarkan sektor dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No Sektor 2011 2012 2013 2014

Hk % Hk % Hk % Hk Hb

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

1,2

65

,77

1.4

0

31

.78

1,2

91

,90

5.6

0

30

.33

1,3

29

,29

2.9

0

29

.1

1,4

27

,34

8.2

0

29

.27

PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014

Tabel 2.2

Kabupaten Soppeng 2010 - 2025

2.11Tabel 2.1

Page 60: rpjmd 2016-2021

II - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

No Sektor 2011 2012 2013 2014

Hk % Hk % Hk % Hk Hb

2 Pertambangan & Penggalian

11

7,1

85

.00

2.9

4

12

9,0

61

.00

3.0

3

13

8,2

73

.80

3.0

3

15

1,2

99

.20

3.1

3 Industri Pengolahan

34

5,4

14

.10

8.6

7

37

9,5

61

.40

8.9

1

44

4,3

52

.60

9.7

3

49

6,6

39

.80

10

.18

4 Pengadaan Listrik, dan Gas

4,7

90

.20

0.1

2

5,4

36

.10

0.1

3

5,8

79

.50

0.1

3

6,5

00

.10

0.1

3

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang

2,7

95

.90

0.0

7

2,7

95

.90

0.0

7

3,0

31

.10

0.0

7

3,0

63

.50

0.0

6

6 Konstruksi

49

4,5

53

.60

12

.42

54

0,0

15

.70

12

.68

59

7,9

77

.90

13

.09

61

0,2

99

.80

12

.51

7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

51

8,3

99

.10

13

.01

58

9,7

45

.10

13

.85

62

7,6

16

.20

13

.74

67

0,9

11

.20

13

.76

8 Transportasi dan Pergudangan

10

7,8

80

.50

2.7

1

11

6,9

83

.50

2.7

5

12

6,4

52

.90

2.7

7

13

8,2

91

.20

2.8

4

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

62

,04

2.6

0

1.5

6

65

,29

4.3

0

1.5

3

69

,93

4.5

0

1.5

3

76

,10

2.1

0

1.5

6

10 Informasi dan Komunikasi

12

2,6

32

.60

3.0

8

13

9,8

75

.20

3.2

8

16

3,6

80

.10

3.5

8

16

4,7

39

.40

3.3

8

11 Jasa Keuangan dan Asuransi

10

4,5

70

.10

2.6

3

12

3,3

26

.80

2.9

13

1,8

92

.10

2.8

9

14

4,5

34

.80

2.9

6

12 Real Estate

18

5,7

08

.90

4.6

6

20

3,5

27

.60

4.7

8

22

4,4

20

.00

4.9

1

25

2,7

57

.50

5.1

8

Page 61: rpjmd 2016-2021

II - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

No Sektor 2011 2012 2013 2014

Hk % Hk % Hk % Hk Hb

13 Jasa Perusahaan

7,5

47

.70

0.1

9

8,6

81

.20

0.2

10

,19

4.8

0

0.2

2

10

,69

2.1

0

0.2

2

14 Administasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

31

1,2

13

.20

7.8

1

31

5,3

28

.10

7.4

32

2,6

37

.30

7.0

6

32

8,9

09

.00

6.7

4

15 Jasa Pendidikan

23

1,6

76

.40

5.8

2

24

0,7

53

.90

5.6

5

26

0,2

58

.10

5.7

27

4,0

26

.40

5.6

2

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

72

,88

6.5

0

1.8

3

76

,90

0.1

0

1.8

1

80

,31

8.9

0

1.7

6

87

,09

5.2

0

1.7

9

17 Jasa Lainnya

28

,35

0.0

7

0.7

1

30

,34

7.7

0

0.7

1

31

,77

4.4

0

0.7

33

,54

3.3

0

0.6

9

PDRB

3,9

83

,41

7.8

7

10

0

4,2

59

,53

9.2

0

10

0

4,5

67

,98

7.1

0

10

0

4,8

76

,75

2.8

0

10

0

* Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Sementara PDRB berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat

pada tabel berikut:

Lapangan

Usaha

2011 2012 2013 2014

Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) %

Pertanian,

Kehutanan,

dan Perikanan

1,344,834.40 31.41 1,431,680.60 30.07 1,624,249.90 30.07 1,868,525.00 30.26

Pertambangan

& Penggalian 136,329.00 3.18 153,578.40 3.23 186,531.20 3.45 241,563.20 3.91

Industri

Pengolahan 375,936.00 8.78 431,860.30 9.07 509,342.80 9.43 639,306.10 10.35

Pengadaan

Listrik, dan

Gas

4,737.40 0.11 5,176.50 0.11 5,179.80 0.10 5,616.40 0.09

Pengadaan

Air, 2,798.00 0.07 2,182.50 0.05 3,085.30 0.06 3,084.60 0.05

PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014

Tabel 2.3

Page 62: rpjmd 2016-2021

II - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Lapangan

Usaha

2011 2012 2013 2014

Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) %

Pengelolaan

Sampah,,

Limbah dan

Daur Ulang

Konstruksi 528,018.20 12.33 618,655.80 12.99 721,771.60 13.36 797,349.60 12.91

Perdagangan

Besar dan

Eceran,

Reparasi

Mobil dan

Sepeda Motor

561,668.50 13.12 643,812.70 13.52 702,571.10 13.01 756,925.10 12.26

Transportasi

dan

Pergudangan

113,439.8 2.65 124,626.00 2.62 148,888.60 2.76 186,941.40 3.03

Penyediaan

Akomodasi

dan Makan

Minum

62,834.80 1.47 74,745.90 1.57 82,604.30 1.53 95,310.20 1.54

Informasi dan

Komunikasi 123,648.70 2.89 155,460.90 3.27 175,946.80 3.26 177,822.10 2.88

Jasa Keuangan

dan Asuransi 122,099.60 2.85 162,093.40 3.40 186,325.20 3.45 213,134.10 3.45

Real Estat 205,003.40 4.79 240,060.30 5.04 283,950.30 5.26 335,697.00 5.44

Jasa

Perusahaan 8,359.70 0.20 9,506.50 0.20 11,012.60 0.20 12,046.50 0.20

Administasi

Pemerintahan,

Pertahanan

dan Jaminan

Sosial Wajib

341,826.80 7.98 364,107.10 7.65 385,095.30 7.13 422,869.10 6.85

Jasa

Pendidikan 247,999.60 5.79 232,221.00 4.88 251,835.50 4.66 278,642.90 4.51

Jasa

Kesehatan

dan Kegiatan

Sosial

73,589.30 1.72 79,993.60 1.68 86,967.80 1.61 99,776.40 1.62

Jasa Lainnya 28,534.50 0.67 31,507.20 0.66 35,772.90 0.66 41,305.90 0.67

PDRB 4,281,657.70

4,761,268.70

5,401,131.00

6,175,915.60

* Sumber : BPS Kab. Soppeng

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi

Kab. Soppeng pada tahun 2011 sampai dengan 2014 masih

Page 63: rpjmd 2016-2021

II - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

didominasi oleh sektor pertanian, dimana selama periode tersebut

berdasarkan PDRB harga berlaku tahun dasar 2010 sektor ini rata-

rata berkontribusi sebesar Rp.1.567.322.480.000,- terhadap ekonomi

Kab. Soppeng. Selanjutnya yaitu sektor konstruksi yang rata-rata

berkontribusi sebesar Rp.666.448.800.000,-. Sementara itu yang

paling sedikit berkontribusi selama periode tersebut adalah sektor

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dimana

pada periode 2011-2014 sektor ini rata-rata berkontribusi sebesar

Rp.2.787.600.000,- terhadap ekonomi Kab. Soppeng.

Sektor

2011 2012 2013 2014

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % %

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

31.41 31.78 30.07 30.33 30.07 29.10 30.26 29.27

Pertambangan & Penggalian

3.18 2.94 3.23 3.03 3.45 3.03 3.91 3.10

Industri Pengolahan 8.78 8.67 9.07 8.91 9.43 9.73 10.35 10.18

Pengadaan Listrik, dan Gas

0.11 0.12 0.11 0.13 0.10 0.13 0.09 0.13

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang

0.07 0.07 0.05 0.07 0.06 0.07 0.05 0.06

Konstruksi 12.33 12.42 12.99 12.68 13.36 13.09 12.91 12.51

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

13.12 13.01 13.52 13.85 13.01 13.74 12.26 13.76

Transportasi dan Pergudangan

2.65 2.71 2.62 2.75 2.76 2.77 3.03 2.84

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

1.47 1.56 1.57 1.53 1.53 1.53 1.54 1.56

Informasi dan Komunikasi

2.89 3.08 3.27 3.28 3.26 3.58 2.88 3.38

Jasa Keuangan dan Asuransi

2.85 2.63 3.40 2.90 3.45 2.89 3.45 2.96

Real Estat 4.79 4.66 5.04 4.78 5.26 4.91 5.44 5.18

Jasa Perusahaan 0.20 0.19 0.20 0.20 0.20 0.22 0.20 0.22

Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

7.98 7.81 7.65 7.40 7.13 7.06 6.85 6.74

Jasa Pendidikan 5.79 5.82 4.88 5.65 4.66 5.70 4.51 5.62

Kontribusi Sektor Dalam PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014

Tabel 2.4

Page 64: rpjmd 2016-2021

II - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Sektor

2011 2012 2013 2014

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % %

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1.72 1.83 1.68 1.81 1.61 1.76 1.62 1.79

Jasa Lainnya 0.67 0.71 0.66 0.71 0.66 0.70 0.67 0.69

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

* Sumber: BPS Kab. Soppeng

Dilihat dari kontribusi sektoral yang menggunakan tahun dasar

2010 menunjukkan bahwa sektor tersier berkontribusi paling besar

dibanding sektor yang lain. Pada periode 2011-2014 berdasarkan

distribusi PDRB Tahun Dasar 2010 nilai rata-rata sektor ini sebesar

43,64 %. Walaupun rata-rata pada periode tersebut sektor ini

berkontribusi paling besar terhadap struktur ekonomi Kabupaten

Soppeng, tetapi pada tahun 2014 kontribusi sektor ini menurun

dibanding pada tahun 2011 dimana dari 44,12% pada tahun 2011

menjadi sebesar 42,43% pada tahun 2014. Selanjutnya sektor yang

paling berkontribusi terhadap struktur ekonomi Kabupaten Soppeng

adalah sektor pertanian dengan nilai rata-rata 33,90% selama periode

2011-2014. Dan sektor terakhir yang berkontribusi pada struktur

ekonomi Kabupaten Soppeng adalah sektor sekunder dengan

kontribusi sebesar 22,46%, meskipun berkontribusi paling sedikit

dibanding sektor lain tetapi pada tahun 2014 kontribusi sector ini

mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 dimana pada tahun

2011 sebesar 21,29% meningkat menjadi 23,40% pada tahun 2014.

Penurunan kontribusi sektor tersier pada tahun 2014 diakibatkan

oleh bergesernya struktur perekonomian ke sektor sekunder dan

primer yang mengalami peningkatan, seperti tergambar pada grafik

2.2. Secara detail pada tahun 2014 kontribusi tertinggi pada

pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng berdasarkan Harga Berlaku

adalah sector pertanian dengan kontribusi sebesar 30,26%, hal ini

menunjukkan penurunan kontriusi sector ini dibanding pada tahun

Page 65: rpjmd 2016-2021

II - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2011 yang sebesar 31,41% dan rata-rata kontribusi sektor pertanian

selama periode 2011-2014 sebesar 30,45%.

2.2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB

yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan nilai

PDRB tahun sebelumnya, dengan menggunakan nilai PDRB Harga

Konstan. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi

sebagai hasil pembangunan serta sebagai dasar pembuatan proyeksi

atau perkiraan penerimaan daerah untuk perncanaan pembangunan

daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng lima tahun terakhir

tumbuh positif dengan besaran yang fluktuatif, diakibatkan oleh

peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi selama lima

tahun terakhir yang juga mengalami fluktuatif. Pada tahun 2015

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng dengan tahun dasar 2010

tercatat sebesar 6,09%. Capaian pertumbuhan ekonomi pada tahun

2015 ini melambat 0,67% dibanding tahun 2014 yang sebesar 6,76%.

Sedangkan bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

2011 2012 2013 2014

PRIMER 34.59 33.29 33.53 34.17

SEKUNDER 21.29 22.22 22.95 23.40

TERSIER 44.12 44.49 43.53 42.43

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Distribusi Sektor Usaha Terhadap PDRB Tahun 2010-2014

Grafik 2.1

Page 66: rpjmd 2016-2021

II - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

tahun 2011 yang sebesar 7,17%, pertumbuhan ekonomi pada tahun

2015 sangatlah melambat.

Sumber : BPS Kab. Soppeng

2.2.1.3. PDRB PerKapita

PDRB PerKapita atau pendapatan perkapita merupakan

pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu

daerah selama satu periode tertentu. Pendapatan Per Kapita juga

memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai indicator

kesejahteraan suatu daerah, standar pertumbuhan kemakmuran

daerah, sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan

ekonomi, dan pembanding tingkat kemakmuran antar daerah.PDRB

per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB

per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita

atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata

ekonomi perkapita penduduk suatu daerah.

Selama periode 2010-2014 PDRB perkapita Kabupaten

Soppeng terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita Kabupaten

Soppeng pada tahun 2014 ADHB telah mencapai Rp.27.360.000,- atau

7.17

6.93

7.24

6.76

6.09

5.4

5.6

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

7.4

2011 2012 2013 2014 2015

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2015

Grafik 2.2

Page 67: rpjmd 2016-2021

II - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

meningkat sebesar 65,32% dibanding pada tahun 2010 yang hanya

sebesar Rp.16.550.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun

2014 tiap penduduk di wilayah Kabupaten Soppeng mampu

memberikan kontribusi nilai tambah secara ekonomi sebesar 27,60

juta rupiah.

Nilai PDRB perkapita Kabupaten Soppeng secara riil dapat

dilihat dari nilai PDRB Perkapita ADHK yang pada tahun 2014

mencatatkan kenaikan sebesar 30,57% dibanding tahun 2010 atau

dari nilai PDRB Perkapita sebesar 21,61 juta rupiah pada tahun 2014

menjadi 16,55 juta rupiah pada tahun 2010. Meskipun demikian pada

kenyataannya kenaikan PDRB perkapita menunjukkan adanya

peningkatan harga barang dan jasa terutama yang dikonsumsi oleh

public, baik secara langsung maupun tidak langsung kenaikan harga-

harga tersebut pasti dirasakan oleh masyarakat sehingga

mengakibatkan perlunya kemampuan yang lebih terutama dari sisi

ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2.2.1.4. Inflasi

Selain pertumbuhan ekonomi indikator inflasi menjadi salah

satu komponen penting dalam menggambarkan kinerja

-

5,000,000.00

10,000,000.00

15,000,000.00

20,000,000.00

25,000,000.00

30,000,000.00

35,000,000.00

40,000,000.00

45,000,000.00

50,000,000.00

2010 2011 2012 2013 2014

ADHK 16,550,0 17,720,0 18,920,0 20,260,0 21,610,0

ADHB 16,550,0 19,050,0 21,150,0 23,950,0 27,360,0

Rp

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

PDRB Perkapita Kab. Soppeng (Rp) Tahun 2010-2014

Grafik 2.3

Page 68: rpjmd 2016-2021

II - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

perekonomian daerah. Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya

harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan

dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya

likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,

sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi

barang. Perkembangan harga dari PDRB dapat tercermin dari

perubahan indeks harga implisit. Peningkatan indeks implisit

menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa dan demikian pula

sebaliknya.Perubahan indeks implisit dari PDRB Kabupaten Soppeng

merupakan gambaran dari peningkatan harga seluruh barang dan

jasa dalam periode satu tahun. Yang dimaksud perubahan harga

adalah perubahan harga di tingkat produsen sehingga faktor margin

perdagangan dan transportasi telah dihilangkan.

Di tengah tren perlambatan ekonomi tahun 2013-2014, tekanan

inflasi selama dua tahun tersebut juga turut meningkat. Inflasi pada

tahun 2014 mencapai 8,22 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi

tahun sebelumnya (2013) sebesar 6,86 persen. Sementara itu

disbanding tahun 2011 inflasi pada tahun 2014 sangat meningkat dari

3,94 persen menjadi 8,22 persen. Dan pada tahun 2015 tingkat inflasi

di Kab. Soppeng mengalami penurunan yang cukup tajam dengan nilai

inflasi sebesar 0,97 persen. Sama halnya dengan melemahnya

pertumbuhan ekonomi, tekanan inflasi juga sebagai akibat dari

kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan harga pangan. Berikut

gambaran pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi dalam 5 (lima)

tahun terakhir.

Page 69: rpjmd 2016-2021

II - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.2.1.5. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang/rumah

tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk makanan

maupun non makanan. Kemiskinan dapat dilihat dari dua ukuran

makro yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Data

kemiskinan absolut adalah data kemiskinan yang merefleksikan suatu

standar seperti kebutuhan pokok minimal. Kemiskinan absolut diukur

berdasarkan indikator bersifat uang (garis kemiskinan) dengan

pendekatan kebutuhan dasar.

Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan

sosial masyarakat yang berkaitan dengan berbagai bidang

pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran,

keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Oleh karena itu kemiskinan

merupakan masalah pokok daerah yang penanggulangannya tidak

dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam

pembangunan kesejahteraan sosial.

Pada kurun 2011-2014, tingkat kemiskinan Kabupaten Soppeng

masih berada dibawah nasional dan Sulawesi Selatan. Pada tahun

2014 angka kemiskinan Kabupaten Soppeng sebesar 8,76 persen

lebih rendah dibanding angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan

2011 2012 2013 2014 2015

Inflasi 3.94 3.65 6.86 8.22 0.97

3.94 3.65

6.86

8.22

0.97

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

%

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Inflasi Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2015

Grafik 2.4

Page 70: rpjmd 2016-2021

II - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

yang sebesar 9,54 persen dan angka kemiskinan Nasional yang

sebesar 10,96 persen.Rata-rata angka kemiskinan Kabupaten

Soppeng tahun 2011-2014 sebesar 9,16 persen dengan rata-rata

kinerja penurunan kemiskinansebesar 0,2 persen.

TAHUN

ANGKA KEMISKINAN (%) JUMLAH PENDUDUK MISKIN

(JIWA)

KINERJA PENURUNAN

KEMISKINAN (%)

Nasio

nal

SUL

SEL

KAB.

SOPPENG Nasional

SUL

SEL

KAB.

SOPPENG

Nasi

onal

SUL

SEL

KAB.

SOPPENG

2011 12.4 10.2

7 9.36

30,018,9

30

840,

290 21,220

2012 11.7 9.82 9.12 28,594,6

00

812,

270 20,600 -0.7

-

0.45 -0.24

2013 11.5 10.3

2 9.43

28,553,9

30

863,

230 21,300

-

0.19 0.5 0.31

2014 11 9.54 8.76 27,727,7

80

806,

350 19,780

-

0.51

-

0.78 -0.67

2015 11.1 10.1

2

28,510,0

00

864,

510

* Sumber : BPS Kab. Soppeng

Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di

Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis

kemiskinan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin

ternyata cenderung mendekati garis kemiskinan. Sehingga perbaikan

tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan

meskipun pada kenyataannya masalah yang dihadapi sangat

kompleks. Pada tahun 2014 garis kemiskinan di Kabupaten Soppeng

sebesar Rp.207.084,- , meningkat sebesar 10 persen dibanding tahun

2011 yang sebesar Rp.188.257,-.

Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Kinerja penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2014

Tabel 2.5

Page 71: rpjmd 2016-2021

II - 22 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Kompleksitas masalah kemiskinan ini tentu tidak bisa dijawab

melalui program pembangunan yang bersifat parsial apalagi

kontradiktif, tetapi diperlukan sebuah rumusan kebijakan yang

bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun tidak bisa

menghindari pendekatan sektoral. Rumusan kebijakan pembangunan

hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar yaitu

penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.

Penciptaan lapangan kerja inilah yang akan menggerus tingkat

pengangguran di Kabupaten Soppeng. Pengangguran mempengaruhi

daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan

yang dimiliki maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan

pada masyarakat.

Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara tidak

langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah.

Tinggi rendahnya angka ini memiliki kepekaan terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat maupun keamanan dan stabilitas regional.

Pada tahun 2014, TPT di Kabupaten Soppeng sebesar 2,4 persen yang

mana mengalami penurunan yang signifikan apabila dibandingkan

2011 2012 2013 2014

Garis Kemiskinan 188,257.00 196,508.00 202,666.00 207,084.00

188,257.00

196,508.00

202,666.00

207,084.00

175,000.00

180,000.00

185,000.00

190,000.00

195,000.00

200,000.00

205,000.00

210,000.00

RP

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Garis kemiskinan Kab. Soppeng Tahun 2011-2014

Grafik 2.5

Page 72: rpjmd 2016-2021

II - 23 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

dengan tahun 2013 yang mencapai 6,56 persen. Apabila dirinci

menurut jenis kelamin, TPT perempuan lebih rendah dari laki-laki

pada tahun 2014. TPT perempuan sebesar 2,28 persen mengalami

penurunan yang drastis dari tahun 2013 yang sebesar 8,5 persen,

sedangkan TPT laki-laki sebesar 2,52 persen juga mengalami

penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar

5,54 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penyerapan

angkatan kerja penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng, baik laki-

laki maupun perempuan semakin baik di tahun 2014 sehingga angka

pengangguran terbuka mengalami penurunan. Walaupun demikian,

angka pengangguran penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan

penduduk perempuan di tahun 2014 meskipun tidak berbeda

signifikan.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan daerah dibidang kesejahteraan sosial berkaitan

dengan kualitas manusia di Kabupaten Soppeng yang tercermin dari

aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Aspek pendidikan diukur

dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Aspek

2011 2012 2013 2014

TINGKATPENGANGGURAN

TERBUKA5.16 6.15 6.56 2.43

0

1

2

3

4

5

6

7

%

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Tingkat pengangguran Terbuka Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2014

Grafik 2.6

Page 73: rpjmd 2016-2021

II - 24 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

kesehatan diukur dari angka kematian bayi (AKB), Angka Kematian

Ibu (AKI), dan balita gizi buruk. Aspek ekonomi diukur dari tingkat

daya beli dan kesempatan kerja/penduduk yang bekerja.

Angka capaian IPM Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun

selalu meningkat. Peningkatan IPM ini disebabkan karena mulai

membaiknya pelayanan pada bidang pendidikan, kesehatan dan

komponen daya beli. Rata-rata kenaikan IPM Kab. Soppeng periode

2010-2014 sebesar 0,31 poin per tahun. Rata-rata angka pengeluaran

perkapita selama periode 2010-2014 sebesar 644.402 rupiah, rata-

rata lama sekolah 6,88 tahun, rata-rata harapan lama sekolah 11,39

tahun, dan rata-rata angka harapan hidup selama 68,25 tahun.

IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 64,74

poin lebih rendah 3,75 poin dibanding IPM provinsi Sulawesi Selatan

yang sebesar 68,49 poin diakibatkan oleh kesenjangan pada

0 20 40 60 80

2010

2011

2012

2013

2014

2010 2011 2012 2013 2014

IPM 63.51 63.80 64.05 64.43 64.74

Pengeluaran perkapitaDisesuaikan (0000 Rp PPP)

63.716 64.046 64.32 64.638 65.481

Rata-rata Lama Sekolah(Tahun)

6.81 6.81 6.81 6.93 7.04

Harapan Lama Sekolah 11.33 11.36 11.39 11.42 11.45

Angka Harapan Hidup 68.03 68.15 68.26 68.37 68.42

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

IPM Kab. Soppeng Tahun 2011-2014

Grafik 2.7

Page 74: rpjmd 2016-2021

II - 25 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

komponen angka harapan hidup (AHH) dimana pada tahun 2014 AHH

Kab. Soppeng sebesar 68,42 tahun sedangkan AHH Provinsi Sulawesi

Selatan 69,60 tahun.hal ini menunjukkan bahwa kedepan diperlukan

upaya peningkatan status kesehatan masyarakat. Selain itu Rata-Rata

Lama Sekolah Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 7,04 tahun

lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah

Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 yang sebesar 7,49 tahun.

Selanjutnya pengeluaran perkapita Kab. Soppeng pada tahun 2014

sebesar 654.810 rupiah lebih rendah dibandingkan pengeluaran

perkapita provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 677.300 rupiah.

Meskipun demikian Angka Melek Huruf Kab. Soppeng pada tahun

2014 yang sebesar 95,88 persen lebih tinggi dibanding Angka Melek

Huruf Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 93,61 persen.Namun

demikian, diperlukan kebijakan meningkatkan Ipm melalui

peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola

pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental.

2.2.2.1. Capaian Bidang Pendidikan

Kemampuan baca tulis penduduk dewasa merupakan ukuran

paling mendasar dari tingkat pendidikan yang tercermin dari data

2010 2011 2012 2013 2014

SOPPENG 63.51 63.80 64.05 64.43 64.74

SULAWESI SELATAN 66.00 66.65 67.26 67.92 68.49

NASIONAL 71.76 72.27 72.77 73.29 73.81

58

60

62

64

66

68

70

72

74

76

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

IPM Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2011-2014

Grafik 2.8

Page 75: rpjmd 2016-2021

II - 26 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

angka melek huruf (AMH), yaitu persentase penduduk usia 10 tahun

ke atas yang dapat membaca huruf latin dan huruf lainnya. Angka

melek huruf ( literacy rate ) atau AMH merupakan ukuran terpenting

dari indikator pendidikan. Memiliki kemampuan membaca berbobot

dua kali lipat dibandingkan indikator ratarata lamanya sekolah dalam

penghitungan indeks pendidikan sebagai komponen Indeks

Pembangunan Manusia. Memiliki kemampuan membaca menjadi

sangat penting, karena dengan kemampuan ini diharapkan seseorang

akan memiliki keinginan serta kemampuan untuk menerima

informasi dan menyerap pembelajaran. AMH merupakan indikator

penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka

terhadap pengetahuan. Tinggi rendahnya AMH menunjukkan ada atau

tidaknya sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program

keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk

memperoleh kemampuan menggunakan kata‐kata tertulis dalam

kehidupan sehari‐hari dan melanjutkan pembelajarannya.

AMH Kabupaten Soppeng selama tahun 2012-2014 terus

mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2012 tercatat

AMH Kabupaten Soppeng sebesar 86,99 meningkat pada tahun 2013

2012 2013 2014

ANGKA MELEK HURUF 86.99 88.74 95.88

82

84

86

88

90

92

94

96

98

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Angka melek huruf Kab. Soppeng Tahun 2012-2014

Grafik 2.9

Page 76: rpjmd 2016-2021

II - 27 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

menjadi 88,74 dan kembali meningkat menjadi 95,88 pada tahun

2014. AMH Kabupaten Soppeng sebesar 95,88 menunjukkan bahwa

sebanyak 95,88 persen penduduk usia 10 tahun ke atas bisa membaca

dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya, atau sebanyak 4,12

persen masih buta huruf. Peningkatan dan tingginya AMH Kabupaten

Soppeng tersebut menunjukkan bahwa program pemberantasan buta

huruf yang dijalankan telah mengalami kemajuan berarti.

Selain AMH indikator lain di bidang pendidikanadalah Harapan Lama

Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Murni

(APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Putus Sekolah dan

Angka Kelulusan (AL). HLS Kabupaten Soppeng selama periode 2011-

2014 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan

sebesar 0,03 persen pertahun. Pada tahun 2014 HLS Kabupaten

Soppeng yang sebesar 11,45 tahun meningkat sebesar 0,79 persen

jika dibandingkan HLS pada tahun 2011 yang sebesar 11,36 tahun.

Selain HLS salah satu indikator pendidikan adalah rata-rata

lama sekolah (RLS) yang berguna untuk melihat kualitas penduduk

dalam hal mengenyam pendidikan formal. Tahun 2014 RLS Kab.

Soppeng sebesar 7,04 tahun meningkat sebesar 3,37 persen

dibanding tahun 2011 yang sebesar 6,81 tahun dan angka RLS tahun

2014 juga lebih tinggi dibanding rata-rata selama periode 2011-2014

yang sebesar 6,89 tahun.

Salah satu indikator untuk melihat kinerja pendidikan adalah

APM. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di

tingkat pendidikan tertentu. Selain itu APM juga merupakan indikator

daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. APM

SD/MI selama periode 2011 s/d 2015 mengalami fluktuatf dengan

rata-rata APM SD/MI selama periode 2011 s/d 2015 sebesar 89,53

persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata 89,53 persen

penduduk usia 7 s/d 12 tahun selama periode 2011 s/d 2015 dapat

Page 77: rpjmd 2016-2021

II - 28 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

menikmati jenjang pendidikan SD/MI tepat waktu. Pada tahun 2015

APM SD/MI yang sebesar 81,70 persen sangatlah rendah

dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini disebabkan karena tingkat

partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya pada jenjang

pendidikan SD/MI masih rendah. Untuk APM SMP/MTs selama

periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan dari tahun 2011

sampai tahun 2015, dengan nilai rata-rata APM SMP/MTs selama

periode 2011 s/d 2015 sebesar 70,36 persen. Angka ini menunjukkan

bahwa rata-rata 70,36 persen penduduk usia 13-15 tahun selama

periode 2011 s/d 2015 dapat menikmati jenjang pendidikan

SMP/MTs tepat waktu. Pada tahun 2015 APM SMP/MTs yang sebesar

57,90 persen sangatlah rendah dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini

disebabkan karena tingkat partisipasi masyarakat dalam

menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan SMP/MTs masih

rendah. Sementara itu APM SMA/MA selama periode 2011 s/d 2015

mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun 2015, dengan

nilai rata-rata APM SMA/MA pada periode 2011-2015 sebesar 65,27

persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata 65,27 persen

penduduk usia 16-18 tahun selama periode 2011-2015 dapat

menikmati jenjang pendidikan SMP/MTs tepat waktu. Pada tahun

2015 APM SMA/MA yang sebesar 45,42 persen sangatlah rendah

dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini disebabkan karena tingkat

partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya pada jenjang

pendidikan SMA/SMK/MA masih rendah.

APM JENJANG PENDIDIKAN 2011 2012 2013 2014 2015

SD

JUMLAH SISWA KELOMPOK

USIA 7-12 TAHUN YANG

BERSEKOLAH DI JENJANG

PENDIDIKAN SD/MI

23,645 24,976 25,130 21,484 19,694

JUMLAH PENDUDUK 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104

Angka Partisipasi Murni Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2015

Tabel 2.6

Page 78: rpjmd 2016-2021

II - 29 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

APM JENJANG PENDIDIKAN 2011 2012 2013 2014 2015

KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN

APM SD 91.14 93.86 95.19 85.76 81.70

SMP

JUMLAH SISWA KELOMPOK

USIA 13-15 TAHUN YANG

BERSEKOLAH DI JENJANG

PENDIDIKAN SMP/MTs

9,760 8,802 9,943 8,857 8,199

JUMLAH PENDUDUK

KELOMPOK USIA 13-15

TAHUN

11,449 11,284 14,705 14,052 14,160

APM SMP 85.25 78.00 67.62 63.03 57.90

SMA

JUMLAH SISWA KELOMPOK

USIA 16-18 TAHUN YANG

BERSEKOLAH DI JENJANG

PENDIDIKAN SMA/MA

5,712 6,783 6,631 6,364 6,224

JUMLAH PENDUDUK

KELOMPOK USIA 16-18

TAHUN

5,998 7,447 14,002 13,471 13,703

APM SMA 95.23 91.08 47.36 47.24 45.42

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

Sementara, angka partisipasi murni Kab. Soppeng per

Kecamatan (%) Tahun 2015 sebagai berikut:

PM JENJANG

PENDIDIKAN

KECAMATAN

Mariori

wawo

Lalab

ata

Liliria

ja

Lili

Rilau

Donri-

Donri

Mario

Riawa Ganra Citta

SD

JUMLAH SISWA

KELOMPOK

USIA 7-12

TAHUN YANG

BERSEKOLAH

DI JENJANG

PENDIDIKAN

SD/MI

4455 4828 2582 3339 2280 2836 979 760

Angka Partisipasi Murni Kab. Soppeng per Kecamatan (%) Tahun 2015

Tabel 2.7

Page 79: rpjmd 2016-2021

II - 30 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

PM JENJANG

PENDIDIKAN

KECAMATAN

Mariori

wawo

Lalab

ata

Liliria

ja

Lili

Rilau

Donri-

Donri

Mario

Riawa Ganra Citta

JUMLAH

PENDUDUK

KELOMPOK

USIA 7-12

TAHUN

5297 5145 2843 3500 2512 2857 1081 869

APM SD 84.10 93.84 90.82 95.40 90.76 99.26 90.56

87.4

6

SMP

JUMLAH SISWA

KELOMPOK

USIA 13-15

TAHUN YANG

BERSEKOLAH

DI JENJANG

PENDIDIKAN

SMP/MTs

1698 1448 1318 1309 663 1049 524 190

JUMLAH

PENDUDUK

KELOMPOK

USIA 13-15

TAHUN

3111 2851 1747 2099 1528 1673 623 528

APM SMP 54.58 50.79 75.44 62.36 43.39 62.70 84.11

35.9

8

SMA

JUMLAH SISWA

KELOMPOK

USIA 16-18

TAHUN YANG

BERSEKOLAH

DI JENJANG

PENDIDIKAN

SMA/MA

723 2,704 1,041 583 545 486 86 56

JUMLAH

PENDUDUK

KELOMPOK

USIA 16-18

TAHUN

3005 2674 1641 2180 1420 1611 627 545

Page 80: rpjmd 2016-2021

II - 31 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

PM JENJANG

PENDIDIKAN

KECAMATAN

Mariori

wawo

Lalab

ata

Liliria

ja

Lili

Rilau

Donri-

Donri

Mario

Riawa Ganra Citta

APM SMA 24.06

101.1

2 63.44 26.74 38.38 30.17 13.72

10.2

8

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi

penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan

indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap

penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK

untuk tingkat SD/MI pada periode 2011 s/d 2015 mengalami

penurunan dengan rata-rata APK SD/MI selama periode 2011 s/d

2015 sebesar 100,02 persen. APK jenjang pendidikan SD/MI dan

sederajat pada tahun 2015 yang sebesar 93,91 persen lebih rendah

dibanding rata-rata periode 2011 s/d 2015 yang sebesar 100,02

persen. Angka ini memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 penduduk

yang tidak berusia 7-12 tahun yang bersekolah di tingkat SD sederajat

sebesar 0,02 persen, hal ini disebabkan karena adanya kasus tinggal

kelas atau terlambat masuk sekolah, selain itu juga terdapat siswa

yang belum berusia 7 tahun yang sudah bersekolah di tingkat SD

sederajat. Berikutnya APK tingkat SMP/MTs sederajat selama periode

2011 s/d 2015 menunjukkan nilai yang fluktuatif, bahkan pada tahun

2015 angka APK SMP/MTs yang sebesar 81,77 persen lebih rendah

dibandinga APK SMP tahun 2011 yang sebesar 104,58 persen, bahkan

lebih rendah dibanding rata-rata nilai APK SMP sederajat periode

2011 s/d 2015 yang sebesar 92,97 persen. Sementara itu APK SMA

sederajat selama periode 2011 s/d 2015 juga mengalami angka yang

berfluktuatif bahkan cenderung menurun, dan mencapai titik

terendah pada tahun 2013, dimana nilai APK SMA sederajat pada

tahun 2013 sebesar 68,63 persen tetapi sedikit meningkat pada tahun

2015 yang sebesar 69,33 persen. Nilai ini juga masih rendah

Page 81: rpjmd 2016-2021

II - 32 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

dibanding nilai rata-rata pada periode tersebut. Nilai APK tiap jenjang

pendidikan yang rendah memperlihatkan bahwa akses penduduk

terhadap pendidikan sangatlah rendah.

APK JENJANG PENDIDIKAN 2011 2012 2013 2014 2015

SD

JUMLAH SISWA YANG

BERSEKOLAH DI JENJANG

PENDIDIKAN SD/MI

26,927 27,671 26,517 24,545 22,636

JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK

USIA 7-12 TAHUN 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104

APK SD 103.79 103.99 100.44 97.98 93.91

SMP

JUMLAH SISWA YANG

BERSEKOLAH DI JENJANG

PENDIDIKAN SMP/MTs

11,973 12,110 12,436 12,171 11,578

JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK

USIA 13-15 TAHUN 11,449 11,284 14,705 14,052 14,160

APK SMP 104.58 107.32 84.57 86.61 81.77

SMA

JUMLAH SISWA YANG

BERSEKOLAH DI JENJANG

PENDIDIKAN SMA/MA

7,414 9,116 9,610 9,694 9,500

JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK

USIA 16-18 TAHUN 5,998 7,447 14,002 13,471 13,703

APK SMA 123.61 122.41 68.63 71.96 69.33

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

Adapun angka persentase partisipasi kasar jenjang pendidikan

berdasarkan kecamatan pada Kab. Soppeng pada Tahun 2015 sebagai

berikut :

APK JENJANG PENDIDIKAN

KECAMATAN

Mar

iori

waw

o

Lal

abat

a

Lil

iria

ja

Lil

i Ril

au

Do

nri

-Do

nri

Mar

io R

iaw

a

Gan

ra

Cit

ta

SD

Jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan sd/mi 5

03

2

48

28

25

82

33

39

22

80

28

36

97

9

76

0

Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 5

29

7

51

45

28

43

35

00

25

12

28

57

10

81

86

9

Angka Partisipasi Kasar Kab. Soppeng (%) berdasarkan lokasi Kecamatan)

Tabel 2.9

Angka Partisipasi Kasar Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2015

Tabel 2.8

Page 82: rpjmd 2016-2021

II - 33 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

APK JENJANG PENDIDIKAN

KECAMATAN

Mar

iori

waw

o

Lal

abat

a

Lil

iria

ja

Lil

i Ril

au

Do

nri

-Do

nri

Mar

io R

iaw

a

Gan

ra

Cit

ta

APK SD 95

93

.8

90

.8

95

.4

90

.8

99

.3

90

.6

87

.5

SMP

Jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan smp/mts 2

45

1

20

67

19

34

16

97

91

5

14

77

77

3

26

4

Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 3

11

1

28

51

17

47

20

99

15

28

16

73

62

3

52

8

APK SMP

78

.78

72

.5

11

0.7

80

.85

59

.88

88

.28

12

4.1

50

SMA

Jumlah siswa kelompok usia 16-18 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan sma/ma

97

5

3,9

19

1,9

86

82

6

83

5

74

2

12

9

88

Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 3

00

5

26

74

16

41

21

80

14

20

16

11

62

7

54

5

APK SMA

32

.45

14

6.6

12

1

37

.89

58

.8

46

.06

20

.57

16

.15

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

2.2.2.2. Capaian Bidang Kesehatan

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan guna

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Selain itu diharapkan pula agar pemenuhan hak

dasar masyarakat berupa kemudahan akses kesehatan dapat

terlaksana.

Pada aspek kesehatan terdapat beberapa indikator yang

digunakan untuk mengukur kenerja pemerintahan diantaranya

adalah Angka Harapan Hidup yang merupakan alat untuk

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada

khususnya. Pada aspek kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH)

menunjukkan perkiraan rata-rata lama hidup dari kelahiran

penduduk. AHH kabupaten Soppeng selama tahun 2010-2014

Page 83: rpjmd 2016-2021

II - 34 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 AHH yang sebesar 68,42

tahun mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen dibanding AHH

pada tahun 2010 yang sebesar 68,03 tahun. Sementara itu rata-rata

AHHKabupaten Soppeng pada tahun 2010-2014 yaitu 68,42 tahun.

Peningkatan AHH. Angka-angka ini dapat diinterpretasi bahwa bayi

yang lahir menjelang tahun 2014 dapat hidup sampai 68 tahun. AHH

Kab. Soppeng tahun 2010-2014 dapat dilihat pada grafik berikut:

Faktor-faktor yang berpengaruh dominan pada capaian AHH

adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA),

Angka Kematian Ibu (AKI), status gizi bayi dan balita, perilaku hidup

besih dan sehat (PHBS), dan tingkat pendidikan atau wawasan ibu

yang sedang hamil, mempunyai bayi, dan balita.

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran dalam lima

tahun terakhir terus meningkat , dimana AKB tertinggi pada tahun

2015 sebesar 13,6. Sementara itu AKB paling rendah terjadi pada

tahun 2012 yang sebesar 2,1. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata

selama lima tahun terakhir jumlah bayi yang meninggal sebelum

berusia 1 tahun per 1000 bayi sebanyak 8 s/d 7 kasus.

2010 2011 2012 2013 2014

Angka Harapan Hidup(Tahun 2010-2014)

68.03 68.15 68.26 68.37 68.42

67.8

67.9

68

68.1

68.2

68.3

68.4

68.5

TAH

UN

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Angka Harapan Hidup Kab. Soppeng Tahun 2010-2014

Grafik 2.10

Page 84: rpjmd 2016-2021

II - 35 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Selain angka kematian salah satu indikator kesehatan adalah

balita gizi buruk. Balita Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat

berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan

marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Selamaperiode

2011-2014 persentase balita gizi buruk sebesar 0,02 persen dan

berdasarkan standar WHO angka balita gizi buruk dibawah 10 persen

berarti termasuk kualifikasi rendah. Hal ini menunjukkan

keberhasilan pemerintah daerah dalam pelayanan kesehatan

khususnya pengentasan balita gizi buruk, sehingga hal ini perlu

dipertahankan bahkan ditingkatkan.

Angka-angka dari indikator kesehatan ini sangat berguna dalam

penentuan program-program untuk mengurangi angka kematian

misalnya bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu

hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti

tetanus, berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta

program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-

anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan

sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Berikut beberapa indikator

kesehatan di Kab. Soppeng.

NO INDIKATOR SASARAN KESEHATAN TAHUN RATA-

RATA 2011 2012 2013 2014 2015

1 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)

PER 1.000 KELAHIRAN 4.5 2.1 10 13 13.6 8.64

2 ANGKA KEMATIAN BALITA PER

1.000 KELAHIRAN 0.3 1.2 1 1 0.28 0.756

3 ANGKA KEMATIAN IBU PER

10.000 KELAHIRAN 20.85 18.18 6.2 9.4 7.06 12.34

4 BALITA GIZI BURUK (%) 0.040

5

0.054

9

0.027

9

0.028

4

0.037

2 0.02

5 RUMAH TANGGA PHBS 48,02

3

30,74

9

27,93

3

27,92

9

29,39

9 32,806.6

Angka Indikator Kesehatan Kab. Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 2.10

Page 85: rpjmd 2016-2021

II - 36 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO INDIKATOR SASARAN KESEHATAN TAHUN RATA-

RATA 2011 2012 2013 2014 2015

6 BERAT BAYI LAHIR RINGAN

(BBLR) 158 198 168 214 175 182.6

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015

2.2.2.3. Ketenagakerjaan

Berdasarkan hasil estimasi Survei Tenaga Kerja Nasional

(Sakernas) Tahun 2014, terdapat sekitar 75,33 persen penduduk yang

berumur 15 tahun ke atas (usia kerja) dari total penduduk yang ada di

Kabupaten Soppeng. Penduduk usia kerja tersebut terdiri dari 57,59

persen angkatan kerja dan sisanya merupakan bukan angkatan kerja

yaitu sebesar 42,41 persen. Jika dirinci, dari keseluruhan penduduk

usia kerja, persentase penduduk bekerja yaitu sebesar 56,19 persen,

penduduk yang mencari pekerjaan sebesar 1,4 persen, penduduk

yang melakukan kegiatan sekolah sebesar 7,55 persen, mengurus

rumah tangga sebesar 26,44 persen dan penduduk yang melakukan

kegiatan lainnya sebesar 8,42 persen. Dari data diatas menunjukkang

bahwa pemerintah daerah perlu mengupayakan pembinaan

diversifikasi usaha yang berbasis olahan rumah tangga.

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja

dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan

kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan

kesempatan kerja, hal ini dapat menyerap pertambahan angkatan

KEGIATAN TAHUN

2012 2013 2014

ANGKATAN KERJA 62.05 57.22 57.59

- BEKERJA (%) 58.23 53.47 56.19

- MENCARI PEKERJAAN (%) 3.82 3.75 1.4

BUKAN ANGKATAN KERJA 37.95 42.78 42.41

- SEKOLAH (%) 1.39 6.58 7.55

- MENGURUS RUMAH TANGGA (%) 25.54 27.19 26.44

- LAINNYA (%) 11.02 9.01 8.42

JUMLAH 100 100 100

RASIO 0.94 0.93 0.98

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Angkatan Kerja Kab Soppeng Tahun 2012-2014 Perkembangan Penduduk

Tabel

Page 86: rpjmd 2016-2021

II - 37 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

kerja. Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan

yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk

diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja

dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Berdasarka

data rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2014 sebesar 0,98 yang

dapat diartikan bahwa dari angkatan kerja yang ada 98 persen

memperoleh kesempatan kerja sedangkan 2 persennya masih

mencari kerja atau pengangguran. Berdasarkan data diatas, maka

terlihat kesempatan kerja yang tersedia cukup banyak, hanya perlu

peningkatan keterampilan kerja bagi masyarakat.

2.2.2.4. Kriminalitas (Angka kriminalitas yang tertangani)

Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas

merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas

penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah.

NO Kasus

2011 2012 2013 2014

Keja

dian

Terta

ngani

Keja

dian

Terta

ngani

Keja

dian

Terta

ngani

Keja

dian

Terta

ngani

1 Pembunuhan 2 2 2 2

5 4

2 Penganiayaan Berat 11 8 1 1

4 2

3 Penculikan 0 0 0 0

0 0

4 Pencurian dengan

Kekerasan 11 1 3 3

1 2

5 Pencurian dengan

Pemberatan 26 5 14 2

3 0

6 Pencurian Ranmor 30 4 31 11

21 2

7 Pencurian Kawat

Telepon 0 0 0 0

0 0

8 Pemerkosaan 3 3 2 1

2 0

9 Pembakaran 1 0 1 0

2 0

10 Senpi/Handak 0 0 0 0

0 0

11 Pemerasan 0 0 0 0

0 0

12 Penyelundupan 0 0 0 0

0 0

13 Kejahatan Terhadap

Kepala Negara 0 0 0 0

0 0

14 Jumlah 84 23 54 20

38 10

Sumber : BPS Kab. Soppeng

Angka Kriminalitas Kab. Soppeng Tahun 2011-2014

Tabel 2.12

Page 87: rpjmd 2016-2021

II - 38 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat terkait

erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai

dengan 2 (dua) sasaran pencapaian pembangunan bidang sosial

budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk mewujudkan masyarakat

Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan

beradab serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk

mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Selama lima

tahun terakhir jumlah grup kesenin per 10.000 penduduk mengalami

penurunan disebabkan karena jumlah grup kesenian yang tidak

bertambah sementara itu dilain sisi jumlah penduduk terus

bertambah. Sementara itu jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk

selama periode 2011 s/d 2015 mengalami peningkatan dan pada

tahun 2015 sebesar 14,456 klub olahraga per 10.000 penduduk.

Sementara itu jumlah gedung kesenian selm lima tahun terakhir tidak

ada di Kab. Soppeng.

NO Capaian Pembangunan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah grup kesenian per 10.000

penduduk. 0.886 0.446 0.441 0.438 0.438

2 Jumlah gedung kesenian per 10.000

penduduk. 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

3 Jumlah klub olahraga per 10.000

penduduk 10.853 12.254 13.686 14.223 14.456

4 Jumlah gedung olahraga per 10.000

penduduk 0.041 0.041 0.040 0.040 0.040

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

2.3.1.1 Pendidikan

2.3.1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah

APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap

penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya

Perkembangan Seni dan Olahraga Kab. Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 2.13

Page 88: rpjmd 2016-2021

II - 39 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak

digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid

lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung

di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah murid

tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi

sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin

besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan

ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk

sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau

malah semakin rendah.

Selama periode 2011-2015 APS jenjang SD/MI sederajat terus

mengalami penurunan dimana pada tahun 2015 nilai APS SD/MI

sederajat sebesar 817. Ini lebih rendah disbanding tahun 2011 yang

sebesar 911,4. Hal ini dapat diartikan bahwa selama periode 2011-

2015 terjadi penurunan akses penduduk terhadap pendidikan.Hal ini

dapat dibaca bahwa semakin rendah kemampuan Pemerintah Daerah

dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan khususnya

pendidikan dasar. Selanjutnya, untuk APS tingkat SMP/MTs sederajat

selama periode 2011-2015 juga mengalami penurunan dimana pada

tahun 2015 APS SMP/MTs sederajat sebesar 579, lebih rendah

dibandingkan nilai APS SMP/MTs sederajat tahun 2011 sebesar 852,5.

Hal ini mengindikasikan bahwa akses penduduk terhadap pendidikan

tingkat SMP/MTs sederajat masih rendah.

NO Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015

1 SD/MI

1.1. jumlah murid usia 7-12 thn 23,645 24,976 25,130 21,484 19,694

1.2. jumlah penduduk kelompok

usia 7-12 tahun 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104

1.3. APS SD/MI 911.4 938.6 951.9 857.6 817.0

2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid usia 13-15 thn 9,760 8,802 9,943 8,857 8,199

Angka Partisipasi Sekolah Kab. Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 2.14

Page 89: rpjmd 2016-2021

II - 40 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015

2.2. jumlah penduduk kelompok

usia 13-15 tahun 11,449 11,284 14,705 14,052 14,160

2.3. APS SMP/MTs 852.5 780.0 676.2 630.3 579.0

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.1.2 Rasio ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah

Rasio Ketersediaan Sekolah adalah jumlah sekolah di tiap

jenjang pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan

dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan seluruh sekolah yang

ada di suatu daerah untuk menampung semua penduduk usia

pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan. Dengan demikian juga

mencerminkan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan

layanan pendidikan. Hal ini dapat dibaca, makin tinggi nilai indikator

ini, makin tinggi kemampuan suatu daerah dalam menyelenggarakan

layanan pendidikan.

Untuk tingkat SD/MI rasio ketersediaan sekolah mengalami

fluktuatif selama periode 2011 s/d 2015, dan nilai tertinggi rasio ini

adalah pada tahun 2015 yaitu sebesar 112,84 yang berarti jumlah

sekolah di jenjang pendidikan SD/MI per 10.000 penduduk sebesar

112 sekolah. Meningkatnya rasio ini pada tahun 2015 disebabkan

oleh jumlah penduduk usia 7-12 tahun berkurang. Sementara itu,

untuk rasio ketersediaan sekolah per 10.000 penduduk pada tingkat

SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan,

dimana rasio terendah pada tahun 2014 sebesar 49,10. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah sekolah SMP/MTs pada tahun 2014

dalam 10.000 penduduk usia 13-15 tahun adalah 49 sekolah.

Selanjutnya, pada tingkat SMA/SMK/MA selama periode 2011 s/d

2015 rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah penduduk per

10.000 penduduk usia 16-18 tahun terus mengalami penurunan.

Puncaknya terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 22,63. Hal ini

berarti bahwa jumlah sekolah SMA/SMK/MA pada tahun 2015, setiap

10.000 penduduk usia 16-18 tahun tersedia 22 gedung sekolah

Page 90: rpjmd 2016-2021

II - 41 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

SMA/SMK/MA.Penyebab terjadinya penurunan rasio ini adalah

berkurangnya jumlah sekolah SMA/SMK/MA di Kabupaten Soppeng.

JENJANG PENDIDIKAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH

TK/RA

JUMLAH GEDUNG SEKOLAH

TK/RA 176 186 385 385 123

JUMLAH PENDUDUK USIA 4-6

TAHUN 10,239 11,566 10,666 10,556 10,974

RASIO 171.89 160.82 360.96 364.72 112.08

RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH

SD/MI

JUMLAH GEDUNG SEKOLAH

SD/MI 276 276 275 277 272

JUMLAH PENDUDUK USIA 7-12

TAHUN 25,943 26,609 26,400 25,050 24,104

RASIO 106.39 103.72 104.17 110.58 112.84

RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH

SMP/MTs

JUMLAH GEDUNG SEKOLAH

SMP/MTs 63 66 73 69 71

JUMLAH PENDUDUK USIA 13-

15 TAHUN 11,449 11,284 14,705 14,052 14,160

RASIO 55.03 58.49 49.64 49.10 50.14

RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH

TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH

JUMLAH GEDUNG SEKOLAH

SMA/SMK/MA 26 29 36 33 31

JUMLAH PENDUDUK USIA 16-

18 TAHUN 5,998 7,447 14,002 13,471 13,703

RASIO 43.348 38.942 25.711 24.497 22.623

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 201

Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng berdasarkan

Kecamatan pada tahun 2015 sebagai berikut

Rasio Ketersediaan

Sekolah

KECAMATAN

Mario

riwawo

Lalabat

a Liliriaja

Lili

Rilau

Donri-

Donri

Mario

Riawa Ganra Citta

RASIO KETERSEDIAAN

SEKOLAH TK/RA

Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 2.15

Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng/ Kecamatan Tahun 2015

Tabel 2.16

Page 91: rpjmd 2016-2021

II - 42 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Rasio Ketersediaan

Sekolah

KECAMATAN

Mario

riwawo

Lalabat

a Liliriaja

Lili

Rilau

Donri-

Donri

Mario

Riawa Ganra Citta

JUMLAH GEDUNG

SEKOLAH TK/RA 28 22 19 15 13 14 10 2

JUMLAH

PENDUDUK USIA 4-

6 TAHUN

2220 2277 1191 1577 1070 1317 494 336

RASIO 52.86 42.76 66.83 42.86 51.75 49.00 92.51 23.01

RASIO KETERSEDIAAN

SEKOLAH SD/MI

JUMLAH GEDUNG

SEKOLAH SD/MI 59 43 33 53 29 29 16 10

JUMLAH

PENDUDUK USIA 7-

12 TAHUN

5297 5145 2843 3500 2512 2857 1081 869

RASIO 189.6

5

150.8

2

188.9

0

252.5

0

189.7

9

173.3

4

256.8

2

189.3

9

RASIO KETERSEDIAAN

SEKOLAH SMP/MTs

JUMLAH GEDUNG

SEKOLAH SMP/MTs 13 10 13 10 7 8 5 5

JUMLAH

PENDUDUK USIA

13-15 TAHUN

3111 2851 1747 2099 1528 1673 623 528

RASIO 41.79 35.08 74.41 47.64 45.81 47.82 80.26 94.70

RASIO KETERSEDIAAN

SEKOLAH TINGKAT

PENDIDIKAN

MENENGAH

JUMLAH GEDUNG

SEKOLAH

SMA/SMK/MA

3 13 5 3 3 2 1 1

JUMLAH

PENDUDUK USIA

16-18 TAHUN

3005 2674 1641 2180 1420 1611 627 545

RASIO 9.98 48.62 30.47 13.76 21.13 12.41 15.95 18.35

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.1.3 Guru/ Murid

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat

pendidikan per 1.000 jumlah murid di tiap jenjang pendidikan. Rasio

ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar di sebuah daerah

Page 92: rpjmd 2016-2021

II - 43 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

yang dapat dibaca sebagai cerminan dari kemampuan suatu daerah

dalam menyelenggarakan layanan pendidikan, di tiap jenjang

pendidikan. Disamping itu, rasio guru terhadap murid juga dapat

digunakan untuk mengukur tercapai atau tidaknya jumlah ideal murid

untuk setiap guru agar dapat menjamin berlangsungnya proses

belajar mengajar yang bermutu dengan hasil yang diharapkan.

Untuk tingkat SD/MI rasio guru terhadap murid mengalami

fluktuatif selama periode 2011 s/d 2015, dan nilai tertinggi rasio ini

adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar 85 guru yang berarti jumlah

guru di jenjang pendidikan SD/MI per 1.000 siswa sebesar 85 guru.

Tingginya rasio ini pada tahun 2012 disebabkan oleh jumlah guru

yang banyak pada tahun 2012 yang sebesar 2.352 dan berkurang

terus sampai pada tahun 2015 dengan jumlah guru yang tersisa

sebesar 1.989 dengan rasio guru terhadap murid sebesar 87,87. Ini

tentu berpengaruh terhadap kinerja guru dimana beban kerja/

tingkat kesulitan guru meningkat yang mengakibatkan murid kurang

perhatian. Sementara itu, untuk rasio guru terhadap murid per 1.000

murid pada tingkat SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015

mengalami peningkatan dari tahun 2011 s/d 2014, dimana rasio

tertinggi pada tahun 2014 sebesar 72,06. Hal ini tentu berpengaruh

terhadap kinerja guru dimana beban kerja yang menurun yang

mengakibatkan perhatian terhadap murid dapat meningkat.

Selanjutnya, pada tingkat SMA/SMK/MA selama periode 2011 s/d

2015 rasio guru terhadap murid per 1.000 murid SMA/SMK/MA

mengalami fluktuatif. Tetapi rasio paling tinggi selama periode 2011-

2014 terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 83,87. Hal ini berarti

bahwa jumlah guru pada tahun 2014, setiap 1.000 murid

SMA/SMK/MA sebesar 83-84 guru.Penyebab tingginya rasio pada

tahun 2014 karena banyaknya jumlah guru SMA/SMK/MA pada tahun

tersebut.

Page 93: rpjmd 2016-2021

II - 44 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

JENJANG PENDIDIKAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

RASIO GURU TK/RA

JUMLAH GURU TK/RA 167 179 202 240 93

JUMLAH MURID TK/RA 5,279 5,960 6,971 9,750 4,101

RASIO 31.63 30.03 28.98 24.62 22.68

RASIO GURU SD/MI

JUMLAH GURU SD/MI 2,052 2,352 2,013 2,058 1,989

JUMLAH MURID SD/MI 26,927 27,671 26,517 24,545 22,636

RASIO 76.21 85.00 75.91 83.85 87.87

RASIO GURU SEKOLAH SMP/MTs

JUMLAH GURU SMP/MTs 778 757 877 877 768

JUMLAH MURID SMP/MTs 11,973 12,110 12,436 12,171 11,578

RASIO 64.98 62.51 70.52 72.06 66.33

RASIO GURU SEKOLAH SMA/SMK/MA

JUMLAH GURU SMA/SMK/MA 557 733 711 813 641

JUMLAH MURID SMA/SMK/MA 7,414 9,116 9,610 9,694 9,500

RASIO 75.13 80.41 73.99 83.87 67.47

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

Sementara, rasio guru dan murid per kecamatan adalah:

URAIAN

KECAMATAN

Mario

riwawo

Lalabat

a

Liliriaj

a

LiliRil

au

Donri-

Donri

Mario

Riawa Ganra Citta

Tingkat tk/ra sederajat

Jumlah guru TK/RA

dan sedrajat

9

40

11

13

10

6

3

1

Jumlah siswa TK/RA

dan sedrajat 77

5

96

4

61

9

55

2

35

3

51

3

23

9

86

Rasio 11

6.1

3

41

4.9

4

17

7.7

1

23

5.5

1

28

3.2

9

11

6.9

6

12

5.5

2

11

6.2

8

Tingkat SD/MI sederajat

Jumlah guru sd/ mi

dan sedrajat 36

0

34

9

18

9

30

6

19

8

19

9

11

2

66

Jumlah siswa sd/ mi

dan sedrajat 50

3

2

48

2

8

25

8

2

33

3

9

22

8

0

28

3

6

97

9

76

0

Rasio 71

5.4

2

72

2.8

7

73

1.9

9

91

6.4

4

86

8.4

2

70

1.6

9

11

44

.02

86

8.4

2

Tingkat smp/mts

sederajat

Rasio Guru Murid Kab. Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 2.17

Rasio Guru Murid Per Kecamatan Tahun 2015

Tabel 2.18

Page 94: rpjmd 2016-2021

II - 45 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

URAIAN

KECAMATAN

Mario

riwawo

Lalabat

a

Liliriaj

a

LiliRil

au

Donri-

Donri

Mario

Riawa Ganra Citta

Jumlah guru

smp/mts dan

sedrajat

12

1

17

5

13

9

11

4

78

88

33

20

Jumlah siswa

smp/mts dan

sedrajat

24

51

20

67

19

34

16

97

91

5

14

77

77

3

26

4

Rasio 49

3.6

8

84

6.6

4

71

8.7

2

67

1.7

7

85

2.4

6

59

5.8

0

42

6.9

1

75

7.5

8

Tingkat sma/ma

sederajat

Jumlah guru sma/ma

dan sedrajat 54

34

8

10

0

41

49

47

2

0

Jumlah siswa

sma/ma dan sedrajat 97

5

39

19

19

86

82

6

83

5

74

2

12

9

88

Rasio 55

3.8

5

88

7.9

8

50

3.5

2

49

6.3

7

58

6.8

3

63

3.4

2

15

5.0

4

0.0

0

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.1.4 Pencapaian Indikator Pendidikan

Selain beberapa indikator pendidikan diatas, terdapat juga

beberapa indikator pendidikan yang telah dicapai selama lima tahun

terakhir di Kabupaten Soppeng. Angka Putus Sekolah SD/MI selama

lima tahun terakhir mengalami penurunan dimana pada tahun 2011

sebesar 0,39 dan pada tahun 2015 sebesar 0,11. Dapat dilihat pada

tabel dibawah:

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka Putus Sekolah (APS)

SD/MI (%) 0.39 0.23 0.15 0.18 0.11

2 Angka Putus Sekolah (APS)

SMP/MTs (%) 1.64 1.41 0.56 0.58 0.73

3 Angka Kelulusan (AL) SD/MI

(%) 94.92 100.00 100.00 99.90 98.54

4 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

(%) 100.00 99.68 100.00 99.76 96.79

Capaian Indikator Pendidikan Tahun 2011-2015

Tabel 2.19

Page 95: rpjmd 2016-2021

II - 46 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

5 Angka Melanjutkan (AM) dari

SM/MI ke SMP/MTs (%) 106.90 94.20 100.12 96.05 100.58

6 Angka Kelulusan (AL)

SMA/SMK/MA 97.00 93.19 100.00 99.44 96.02

7 Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/D-IV n.a n.a 62.31 69.92 81.58

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Soppeng, 2015

2.3.1.2 Kesehatan

2.3.1.2.1 Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari

masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan

dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan

dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Adapun rasio posyandu persatuan balita di Kabupaten Soppeng

sebagai berikut:

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 JUMLAH POSYANDU 313 316 318 319 324

2 JUMLAH BALITA

14,825

14,579

14,349

14,108 13,457

3 RASIO 21.11 21.68 22.16 22.61 24.08

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015

Berdasarkan tabel diatas, rasio posyandu per satuan balita

menunjukkan trend yang positif naik. Pada tahun 2011 tercatat rasio

posyandu per satuan balita sebesar 21,11 dan pada tahun 2015 naik

menjadi 24,08. Hal ini diakibatkan karena jumlah posyandu yang

bertambah dilain sisi jumlah balita yang berkurang.Besarnya

kenaikan trend ini, belum terlalu besar, sehingga ditakutkan besarnya

jumlah balita yang akan terus bertambah kurang diimbangi oleh

banyaknya jumlah posyandu, hal ini dapat menurunkan angka rasio

posyandu per satuan balita di Kabupaten Soppeng. Hal ini guna

Rasio Posyandu Tahun 2011-2015

Tabel 2.20

Page 96: rpjmd 2016-2021

II - 47 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

mewujudkan lebih terhadap wadah peranserta masyarakat untuk

menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya.

2.3.1.2.2 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu)

Rasio puskesmas, poliklinik dan pustu bermanfaat untuk

mengetahui cakupan pelayanan kesehatan tersebut dalam memenuhi

pelayannya kepada penduduk, dengan demikian pelayanan kesehatan

dapat terpenuhi sesuai dengan standar pelayanan.

Rasio puskesmas per1.000 penduduk pada tahun 2011 adalah

0,25 dan konstan sampai pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena

jumlah puskesmas tidak bertambah sementara jumlah penduduk

bertambah.Berikut adalah Tabel jumlah puskesmas, poliklinik dan

puskesmas pembantu di Kabupaten Soppeng dari tahun 2011 s.d

2015.

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 JUMLAH PUSKESMAS 17 17 17 17 17

2 JUMLAH POLIKLINIK - - - - -

3 JUMLAH PUSTU 44 44 44 44 44

4 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

5 RASIO PUSKESMAS,PUSTU PER 1000 PENDUDUK

0.25 0.25 0.24 0.24 0.24

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015

2.3.1.2.3 Rasio Rumah Sakit Terhadap Jumlah Penduduk

Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah

sakit per 10.000 penduduk.Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas

rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk. Selama periode 2011-

2014 rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk relatif sama

karena jumlah rumah sakit yang tidak bertambah.

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 JUMLAH RUMAH SAKIT 1 1 1 1 1

4 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

5 RASIO 0.0041 0.0040 0.0040 0.0040 0.0040

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015

Rasio Puskesmas Tahun 2011-2015

Tabel 2.21

Rasio Rumah Sakit Tahun 2011-2015

Tabel 2.22

Page 97: rpjmd 2016-2021

II - 48 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.2.4 Rasio Dokter Per Satuan Penduduk

Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan

tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan

jumlah penduduk yang ada.Apabila dikaitkan dengan standar sistem

pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani

2.500 penduduk.

Selama periode 2011-2015 rasio dokter terhadap jumlah

penduduk cenderung meningkat, meskipun peningkatannya tidak

terlalu signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dokter di

Kabupaten Soppeng selama periode 2011-2015 belum ideal

berdasarkan SPM kesehatan. Ini disebabkan karena kurangnya tenaga

dokter dan di lain sisi jumlah penduduk yang terus bertambah.Ini

menyebabkan tidak optimalnya pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat.

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 JUMLAH DOKTER 62 60 59 59 74

- DOKTER UMUM 40 37 37 36 42

- DOKTER GIGI 15 16 16 15 19

- DOKTER SPESIALIS 7 7 6 8 13

4 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

5 RASIO 0.25 0.24 0.24 0.24 0.29

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015

2.3.1.2.5 Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk

Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk adalah rasio untuk

mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga medis.Rasio

tenaga medis persatuan penduduk selama periode 2011-2015

cenderung menurun. Dimana pada tahun 2015 rasio tenaga medis

sebesar 1,49 yang berarti bahwa tiap 1000 penduduk dilayani oleh 1

tenaga medis.. Tentunya ini sangat tidak optimal mengingat akses

penduduk untuk mendapatkan layanan kesehatan tidak optimal.

Rasio Dokter Tahun 2011-2015

Tabel 2.23

Page 98: rpjmd 2016-2021

II - 49 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 JUMLAH TENAGA MEDIS 395 380 369 378 376

- BIDAN 130 105 105 103 102

- PERAWAT 248 255 247 257 255

- PERAWAT GIGI 17 20 17 18 19

2 JUMLAH PENDUDUK 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

3 RASIO 1.62 1.54 1.48 1.51 1.50

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.2.6 Realisasi Capaian Indiktor Kesehatan Lainnya

Selain indikator diatas juga terdapat beberapa indikator

kesehatan yang terlihat pada tabel dibawah ini:

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Cakupan Komplikasi Kebidanan

yang ditangani 100 100 91.98 80.06 75.68

2

Cakupan Pertolongan persalinan

oleh bidan atau tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi

kebidanan

91.70 94.80 89.40 94.96 92.24

3

Cakupan Desa/Kelurahan

Universal Child Immunization

(UCI)

100 100.00 100.00 100.00 97.14

4 Cakupan Balita gizi buruk

mendapat perawatan 100 100 100 100 100

5

Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit

DBD

100 100 100 100 100

6

Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat

miskin

100.00 100 5.49 6.2 6.333

7 Cakupan kunjungan bayi 85.41 103.29 104.14 103.84 92.86

8 Cakupan Puskesmas 212.5 212.5 212.5 212.5 212.50

9 Cakupan Puskesmas Pembantu 62.86 62.86 62.86 62.86 62.86

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.3 Lingkungan Hidup

2.3.1.3.1 Persentase Penanganan Sampah

Salah satu aspek penting dalam bidang lingkungan hidup adalah

tentang persampahan. Dalam lima tahun terakhir, telah digalakkan

Program LIMPUT.

Jumlah Tenaga Medis Tahun 2011-2015

Tabel 2.24

Capaian Indikator Kesehatan Tahun 2011-2015

Tabel 2.25

Page 99: rpjmd 2016-2021

II - 50 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Selama periode 2011-2015 jumlah volume sampah di

Kabupaten Soppeng terus meningkat, dimana pada tahun 2015

sebesar 774 m3 sedangkan yang ditangani sebesar 180 m3 sehingga

persentase sampah yang ditangani sebesar 23,26 persen. ini juga lebih

rendah dibanding persentase sampah yang ditangani pada tahun

2011.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah sampah yang

ditangani (M3) 110 120 135 159 180

2 Jumlah volume produksi

sampah (M3) 600 620 700 720 774

3 Persentase 18.33 19.35 19.29 22.08 23.26

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan

2.3.1.3.2 Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Salah satu variabel penting dalam aspek pelayanan umum

adalah pelayanan kepada masyarakat terhadap akses air minum

layak. Ukuran layak menurut Kementerian Kesehatan adalah tidak

berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam

berat. Ukuran tingkat pelayanan akses air minum dapat dilihat dari

proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum baik

berasal dari air mineral, air PDAM/Perpipaan, pompa air, sumur.

Semakin tinggi nilai prosentase penduduk yang dapat

mengakses air minum sesuai dengan standar kebutuhan minimal,

menunjukan semakin mampu daerah tersebut menyediakan

pelayanan kesehatan.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1

Jumlah penduduk yang

mendapatkan akses air

minum

193,162 199,374 206,974 209,277 210,676

2 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

3 Persentase penduduk

berakses air minum 79.41 80.90 83.07 83.38 83.90

Sumber :

Persentase Penanganan Sampah (%) Tahun 2011-2015

Tabel 2.26

Persentase Penduduk Berakses Air Minum (%) Tahun 2011-2015

Tabel 2.27

Page 100: rpjmd 2016-2021

II - 51 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.3.3 Realisasi Capaian Indikator Lingkungan Hidup

Beberapa realisasi capaian indicator Lingkungan Hidup di

Kabupaten Soppeng Tahin 2011-2015 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Status mutu Air (%) 100 100 100 100 100

2 Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan

Longsor dan Mata Air (%) 0 0 0 0 0

3 Cakupan pengawasan terhadap

pelaksanaan AMDAl (%) 100 100 100 100 100

4 Penegakan Hukum Lingkungan (%) 100 100 100 100 100

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup, 2015

2.3.1.4 Sarana dan Prasarana Umum

2.3.1.4.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah

tersedianya jalur transportasi berupa jaringan jalan yang

baik.Kebutuhan jalan memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial

budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah

modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian,

sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai

tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik dan memadai.

Selama periode 2011-2015 panjang jalan yang menjadi

kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Soppeng terus

mengalami penambahan panjang, dengan rata-rata pertumbuhan

pertahun selama lima tahun sebesar 6,31 kilometer. Sementara itu

proporsi jalan baik yang menjadi kewenangan pemerintah daerah

selama lima tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan dimana

pada tahun 2011 proporsi jalan dalam kondisi baik sebesar 44,02

persen dan pada tahun 2015 sebesar 49,32 persen.

Realisasi Capaian Indikator Lingkungan Hidup Tahun 2011-2015

Tabel 2.28

Page 101: rpjmd 2016-2021

II - 52 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN Panjang Jalan (Km)

2011 2012 2013 2014 2015

1

MANTAP 388.858 431.246 469.100 468.801 451.167

- Kondisi baik 290.782 320.846 352.930 324.182 315.591

- Kondisi Sedang Rusak 98.076 110.400 116.170 144.619 135.576

2

KURANG MANTAP 494.445 472.666 434.812 443.980 463.664

- Kondisi Rusak 176.990 140.540 104.985 124.235 121.899

- Kondisi Rusak Berat 317.455 332.126 329.827 319.745 341.765

3 Jalan Secara Keseluruhan 883.303 903.912 903.912 912.781 914.831

4 Proporsi Panjang Jalan

Dalam Kondisi Baik 0.440 0.477 0.519 0.514 0.493

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.4.2 Rasio Jaringan Irigasi

Salah satu infrastruktur yang sangat diperlukan untuk

peningkatan produksi pertanian khususnya produksi beras adalah

Jaringan irigasi. Jaringan irigasi diperlukan untuk pengaturan air,

mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan

penggunaannya. Secara operasional jaringan irigasi dibedakan ke

dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan

tersier.

selama periode 2011-2015 panjang irigasi di Kab.Soppeng terus

mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2015 irigasi di Kab.

Soppeng sepanjang 261.630 meter mengalami peningkatan sebesar

41,56 persen dibanding tahun 2011 yang sepanjang 184.423 meter.

Ini mengindikasikan bahwa selama periode tersebut perhatian

pemerintah terhadap sector pendukung pertanian sangatlah besar.

NO URAIAN Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Non Teknis 7,800 7,800 7,800 7,800 7,800

2 Teknis

-

Jaringan Primer (meter)

19,700 19,700 19,700 19,700 19,700

-

Jaringan Sekunder (meter)

108,023 109,942 112,647 113,485 126,430

-

Jaringan Tersier (meter)

48,900 50,260 51,500 53,850 107,700

3 Luas Irigasi (Ha) 9,666 9,666 9,666 9,708 9,708

Proporsi Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik Tahun 2011-2015

Tabel 2.29

Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2011-2015

Tabel 2.30

Page 102: rpjmd 2016-2021

II - 53 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

4 Luas Irigasi dalam Kondisi Baik (Ha)

5,944.59 5,992.92 6,089.58 6,349 6,662

5 Luas Sawah Non Irigasi (Ha)

800 760 750 740 740

6 Luas Lahan Budidaya Pertanian (Ha)

26,886 27,567 27,738 28,156 28,278

7 Rasio Jaringan Irigasi 6.86 6.81 6.91 6.92 9.25

Sumber : Dinas PSDA Tamben Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.4.3 Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk

Pada tahun 2011-2015 terdapat empat agama yang memiliki

pemeluk di Kab. Soppeng yaitu agama islam, agama kristen, agama

hindu dan agama budha. Dalam hal ketersediaan tempat ibadah untuk

pemeluk agama islam, rasio rumah ibadah terhadap pemeluk agama

selama periode 2011-2014 terus mengalami peningkatan dimana

pada tahun 2011 sebesar 8,30 dan pada tahun 2014 sebesar 12,86, ini

berarti bahwa pada tahun 2014 jumlah mesjid yang tersedia untuk

1.000 pemeluk agama islam sebanyak 12-13 mesjid. Rasio ini terus

bertambah karena walaupun tiap tahun jumlah pemeluk agama islam

bertambah ini juga diimbangi dengan bertambahnya jumlah rumah

ibadah. Sementara itu untuk pemeluk agama kristen rasio tempat

ibadah terhadap pemeluknya juga mengalami peningkatan, tetapi hal

ini terjadi diakibatkan oleh jumlah pemeluk yang tiap tahun

berkurang sementara jumlah gereja tidak berkurang. Untuk pemeluk

agama budha dan hindu, walaupun terdapat pengikut agama ini tetapi

tidak tersedia rumah ibadah untuk pemeluk agama ini.

NO Tahun

Mesjid Gereja Pura (Hindu) Wihara (Budha)

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

1 2011

37

7

26

09

58

1.4

4

8

96

4

8.3

0

- 10

- 14

Rasio Tempat Ibadah Tahun 2011-2015

Tabel 2.31

Page 103: rpjmd 2016-2021

II - 54 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO Tahun

Mesjid Gereja Pura (Hindu) Wihara (Budha)

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

Jml (

Un

it)

Jml

Pem

elu

k

Ras

io

2 2012

37

7

22

54

65

1.6

7

7

70

7

9.9

0

- 21

- 9

3 2013

37

7

24

82

58

1.5

2

8

75

3

10

.62

- 8 - 1

0

4 2014

41

6

20

18

58

2.0

6

8

62

2

12

.86

- 21

- 9

5 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik

2.3.1.4.4 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk

Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk

menunjuk pada jumlah daya tampung tempat pembuangan sampah

per 1.000 jumlah penduduk. Selama 5 tahun terakhir rasio TPS

terhadap jumlah penduduk mengalami peningkatan. Pada tahun 2015

nilai rasio ini sebesar 3,03 yang lebih tinggi dibanding tahun 2011

yang sebesar 2,20. Hal ini jugadisebabkan karena jumlah TPS tiap

tahun bertambah sehingga daya tampung TPS juga bertambah.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah TPS 1,108 1,838 1,833 1,887 2,151

2 Jumlah Daya Tampung

TPS (M3) 534.50 691.50 707.80 711.80 759.80

3 Jumlah Penduduk

243,254

246,449

249,151

250,996

251,102

4 Rasio TPS Terhadap

Jumlah Penduduk 2.20 2.81 2.84 2.84 3.03

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2015

Rasio Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2011-2015

Tabel 2.32

Page 104: rpjmd 2016-2021

II - 55 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.4.5 Realisasi Capaian Indikator Pekerjaan Umum

Beberapa realisasi capaian indicator Lingkungan Hidup di

Kabupaten Soppeng Tahin 2011-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1

Persentase panjang jalan

yang memiliki trotoar dan

drainase

1.02% 1.02% 0.22% 0.22% 0.22%

2 Persentase sempadan jalan

yang dipakai bangunan liar 1.56% 1.50% 1.54% 1.52% 1.52%

3

Pembangunan turap di

wilayah jalan penghubung

dan aliran sungai rawan

longsor lingkup kewenangan

kota

1 1 1 3 7

4

Persentase drainase dalam

kondisi baik / pembuangan

aliran air tidak tersumbat

45.05% 44.12% 44.12% 44.27% 45.07%

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.5 Perumahan

2.3.1.5.1 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi

Rumah tinggal berakses sanitasi sekurang-kurangnya

mempunyai akses untuk memperoleh layanan sanitasi, seperti

Fasilitas Air bersih, Pembuangan Tinja, Pembuangan air limbah (air

bekas), Pembuangan sampah. Selama periode 2011-2015 persentase

rumah tinggal yang memiliki akses sanitasi mengalami perkembangan

yang cukup baik walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 tetapi

untuk rumah tinggal berakses sanitasi tetap meningkat, hal ini terjadi

karena jumlah rumah tinggal pada tahun 2012 mengalami

peningkatan. Sementara itu pada tahun 2015 persentase jumlah

rumah tinggal yang bersanitasi sebesar 94,71%, hal ini menunjukkan

bahwa semakin banyak penduduk yang memiliki akses terhadap

sanitasi yang berujung pada perbaikan derajat kesehatan masyarakat.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi

48,952 50,828 52,864 53,612 55,889

2 Jumlah rumah tinggal 56,486 59,009 59,009 58,429 59,009

Realisasi Capaian Indikator Pekerjaan Umum Tahun 2011-2015

Tabel 2.33

Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2011-2015

Tabel 2.34

Page 105: rpjmd 2016-2021

II - 56 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

3 Persentase 86.66 86.14 89.59 91.76 94.71

Sumber :

2.3.1.5.2 Rasio Rumah layak Huni

Selama periode 2011 s/d 2015 rasio rumah layak huni di Kab.

Soppeng berfluktuasi, diman nilai rasio tertinggi pada tahun 2012

sebesar 0,1945 dan terendah pada tahun 2015 yang sebesar 0,1822.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Rumah Layak

huni

46,653 47,932 47,932 45,732 45,744

2 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

3 Rasio 0.1918 0.1945 0.1924 0.1822 0.1822

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.5.3 Rasio Permukiman layak Huni

Rasio pemukimam layak huni menunjuk pada perbandingan

luas pemukiman layak huni dengan luas wilayah pemukiman secara

keseluruhan. Selama periode 2011 s/d 2015 rasio pemukiman layak

huni di Kabupaten Soppeng mengalami fluktuasi, dimana rasio

tertinggi pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 0,0905 dan terendah

pada tahun 2014 dengan nilai 0,0863. Nilai ini mencerminkan

kemampuan daerah menyediakan kualitas pemukimam yang layak

huni.

NO URAIAN

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

1 Luas pemukiman Layak huni

2,7

79

,18

0

2,8

75

,92

0

2,8

75

,92

0

2,7

43

,92

0

2,7

44

,64

0

2 Luas Wilayah Pemukiman

31

,78

1,4

83

.99

31

,78

1,4

83

.99

31

,78

1,4

83

.99

31

,78

1,4

83

.99

31

,78

1,4

83

.99

Rasio Rumah Layak Huni Tahun 2011-2015

Tabel 2.35

Rasio Pemukiman Layak Huni Tahun 2011-2015

Tabel 2.36

Page 106: rpjmd 2016-2021

II - 57 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

3 Rasio

0.0

87

4

0.0

90

5

0.0

90

5

0.0

86

3

0.0

86

4

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.6 Penataan Ruang

2.3.1.6.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah berHPL/HGB

Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah menunjuk

pada perbandingan luas ruang terbuka hijau terhadap luas seluruh

lahan yang di berikan HPL/HGB ndikator ini merupakan indikasi

kemampuan suatu daerah untuk menyediakan dan menjaga

keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang sehat bagi penduduk

di daerah.

NO URAIAN 2012 2013 2014 2015

1 Luas ruang terbuka hijau 5 5 5 5

2 Luas wilayah ber HPL/ HGB 12.25 12.24 12.14 13.04

3 Luas wilayah 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

4 Rasio ruang terbuka hijau 0.41 0.41 0.41 0.38

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.6.2 Rasio Bangunan ber IMB per Satuan Bangunan

Selama lima tahun terakhir jumlah bangunan berIMB di Kab.

Soppeng terus bertambah. Pada tahun 2015 jumlah bangunan ber

IMB di Kab. Soppeng sebesar 6.505 bangunan meningkat sebesar

12,31 persen dibandung tahun 2011 yang sebesar 5.338 bangunan.

Dilihat dari rasio bangunan yang berIMB terhadap bangunan nilainya

masih sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa ketaatan penduduk

terhadap pemanfaatan ruang dalam mengurus IMB masih sangat

kecil.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah bangunan ber IMB

5,338 5,606 5,819 5,995 6,505

2 Jumlah bangunan 56,486 59,009 59,009 58,429 59,009

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Tahun 2011-2015

Tabel 2.37

Rasio Bangunan Ber IMB Tahun 2011-2015

Tabel 2.38

Page 107: rpjmd 2016-2021

II - 58 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

3 Rasio Bangunan ber IMB

0.095 0.095 0.099 0.103 0.110

Sumber : Dinas PU Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.7 Perhubungan

2.3.1.7.1 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum

Indikator ini mengukur ketersediaan sarana angkutan umum

yang dapat melayani masyarakat. Selama lima tahun terakhir jumlah

penumpang angkutan umum di Kab. Soppeng terus mengalami

peningkatan. Bahkan sepanjang tahun 2015, jumlah penumpang

angkutan umum di Kab. Soppeng sebesar 214.200 penumpang. Hal ini

mengindikasikan bahwa di Kab. Soppeng frekuensi arus masuk dan

keluarnya penumpang cukup tinggi.

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah penumpang

Bis

151,200 176,400 176,400 214,200 214,200

2 Jumlah penumpang

Kereta api

- - - - -

3 Jumlah penumpang

Kapal laut

- - - - -

4 Jumlah penumpang

Pesawat udara

- - - - -

5 Total Jumlah

Penumpang

151,200 176,400 176,400 214,200 214,200

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.7.2 Rasio Ijin Trayek

Selama lima tahun terakhir ijin trayek yang dikeluarkan oleh

Pemda Kab. Soppeng berfluktuasi jumlahnya. Tetapi pada tahun 2015

jumlah ijin trayek sebanyak 740 ijin, ini cukup tinggi dibanding pada

tahun 2014 yang sebesar 612. Berdasarkan dari nilai rasio setiap

tahun selama lima tahun terakhir dapat dilihat bahwa akses

penduduk terhadap layanan transportasi umum belumlah besar.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Izin trayek Perkotaan

- - - - -

2 Izin trayek Perdesaan

720 675 653 612 740

Jumlah Arus Penumpang Tahun 2011-2015

Tabel 2.39

Rasio Ijin Trayek Tahun 2011-2015

Tabel 2.40

Page 108: rpjmd 2016-2021

II - 59 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

3 Jumlah Izin Trayek 720 675 653 612 740

4 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

5 Rasio Ijin Trayek 0.003 0.003 0.003 0.002 0.003

Sumber : Dinas Perhubungan, Kominfo Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.7.3 Jumlah Uji Kir Angkutan Umum

Jumlah uji kir di Kab. Soppeng selama periode 2011 s/d 2015

mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2015 jumlah uji KIR

sebanyak 1.066.hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan

pemerintah daerah Kab. Soppeng dalam menjamin kelayakan dan

keamanan alat trasportasi yang digunakan untuk layanan umum

cukup tinggi.

NO Uraian

2011 2012 2013 2014 2015

Jml

Mlh

KIR

%

Jml

Mlh

KIR

%

Jml

Mlh

KIR

%

Jml

Mlh

KIR

%

Jml

Mlh

KIR

%

1 Mobil

Penumpang 45

0

45

0

10

0

42

1

42

1

10

0

38

0

38

0

10

0

40

0

40

0

10

0

40

0

40

0

10

0

2 Mobil Bus

40

40

10

0

37

37

10

0

40

40

10

0

38

38

10

0

38

38

10

0

3 Mobil

Barang 52

0

52

0

10

0

55

0

55

0

10

0

56

1

56

1

10

0

57

0

57

0

10

0

62

8

62

8

10

0

4 Jumlah

10

10

10

10

10

0

10

08

10

08

10

0

98

1

98

1

10

0

10

08

10

08

10

0

10

66

10

66

10

0

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.8 Pertanahan

2.3.1.8.1 Luas Lahan Bersertifikat

Selama lima tahun terakhir Indikator pertanahan ini dapat

memberi informasi mengenai tingkat tertib administrasi sebagai

kepastian dalam kepemilikan tanah

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas wilayah daratan 135,044 135,044 135,044 135,044 135,044

2 Luas tanah bersertifikat HGB

0 8,610 1,373 1,480 10,382

3 Luas tanah bersertifikat HGU

0 0 0 0 0

4 Luas tanah bersertifikat HM

3,504,680 8,890,000 1,557,125 6,025,946 4,274,923

5 Luas tanah bersertifikat HPL

0 0 0 0 0

Jumlah Uji KIR Tahun 2011-2015

Tabel 2.41

Luas Lahan Bersertifikat Tahun 2011-2015

Tabel 2.42

Page 109: rpjmd 2016-2021

II - 60 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

6 Total luas tanah bersertifikat

3,504,680 8,898,610 1,558,498 6,027,496 4,285,305

7 Prosentase HGB dibanding luas daratan

0 0.000638 0.000102 0.000110 0.000769

8 Prosentase HGU dibanding luas daratan

0 0 0 0 0

9 Prosentase HM dibanding luas daratan

0.26 0.66 0.12 0.45 0.32

10 Prosentase HGPL dibanding luas daratan

0 0 0 0 0

11 Prosentase total luas lahan bersertifikat

0.25952 0.65894 0.11541 0.44634 0.31656

Sumber : Badan Pertanahan Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.9 Kependudukan dan Catatn Sipil

2.3.1.9.1 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Soppeng selama

lima tahun terakhir cukup rendah. Bahkan pada tahun 2015 laju

pertumbuhan penduduk di Kab. Soppeng hanya sebesar 0,04 persen.

Pertumbuhan penduduk yang cukup rendah ini sangat

menguntungkan pemerintah Kab. Soppeng, karena apabila

pertumbuhan penduduk tidak terkendali makaimplikasi dari hal

tersebut adalah munculnya berbagai masalah sosial ekonomi seperti

kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh dang angka kriminalitas

yang tinggi.

TAHUN JENIS KELAMIN

JUMLAH RASIO JENIS

KELAMIN

LAJU PERTUMBUHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

2011 117,644 125,610 243,254 93.66 1.33

2012 119,253 127,196 246,449 93.76 1.30

2013 120,679 128,472 249,151 93.93 1.08

2014 121,500 129,496 250,996 93.83 0.74

2015 121,617 129,485 251,102 93.92 0.04

Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015

Adapun laju pertumbuhan penduduk Tahun 2011-2015 seperti

pada tabel berikut:

NO Fertilitas/moralitas 2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka kelahiran kasar (CBR) 14.42 13.05 10.90 7.21 7.17

2 Angka kematian kasar (CDR) 6.16 5.35 3.65 3.15 4.65

3 Angka kematian bayi (IMR) 4.5 2.1 10 13 13.6

Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015

Perkembangan Penduduk Tahun 2011-2015

Tabel 2.43

Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2011-2015

Tabel 2.44

Page 110: rpjmd 2016-2021

II - 61 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.9.2 Pengelompokkan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur

Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur, Penduduk Kabupaten

Soppeng dapat dilihat pada tabel berikut.

Kelompok

Umur

2013 2014 2015

Laki-

laki Perempuan

Laki-

laki Perempuan

Laki-

laki Perempuan

0-4 8308 7714 7664 7059 7466 6875

5-9 9772 9109 9371 8865 9392 8910

10-14 11773 11127 11596 10810 11448 10719

15-19 11202 10709 11534 10980 11834 11173

20-24 8780 8844 9030 9101 9162 9205

25-29 8360 8255 8164 8117 8152 8031

30-34 8882 9169 8751 8948 8717 8908

35-39 8750 9375 8666 9345 8815 9376

40-44 9773 10380 9513 10153 9555 10249

45-49 7935 8905 8573 9407 8754 9538

50-54 6521 8141 6696 8290 6710 8243

55-59 5589 7069 5783 7429 5812 7456

60-64 4870 5882 5170 6161 5008 6060

65-69 3850 5044 4131 5489 4081 5440

70-74 2936 3818 3034 3884 2976 3883

75+ 3378 4931 3824 5458 3735 5419

Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.9.3 Pengelompokkan penduduk berdasarkan persebaran penduduk/geografis

Pada tahun 2015, penduduk di Kabupaten Soppeng paling

banyak mendiami wilayah Kecamatan Marioriwawo sebanyak 53.072

jiwa, hal ini wajar mengingat di Kecamatan Marioriwawolah terdapat

paling banyak desa dan kelurahan. Sementara itu kecamatan Citta

merupakan wilayah dengan penduduk paling sedikit yaitu sebanyak

8.610 jiwa. Sementara itu kepadatan penduduk paling tinggi berada di

Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Tahun 2013-2015

Tabel 2.45

Page 111: rpjmd 2016-2021

II - 62 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Kecamatan liliriaja dengan kepadatan 309 jiwa/km², wilayah dengan

kepadatan paling rendah yaitu Kecamatan Marioriawa dengan

kepadatan 94 jiwa/km².

NO Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Wilayah (km²) Kepadatan

1 MARIORIWAWO 53,072 300 177

2 LILIRIAJA 29,694 96 309

3 LILIRILAU 41,734 187 223

4 LALABATA 50,220 278 181

5 MARIORIAWA 30,106 320 94

6 DONRI DONRI 25,398 222 114

7 GANRA 12,268 57 215

8 CITTA 8,610 40 215

JUMLAH 251,102 1,500 167

Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng,

2015

2.3.1.9.4 Pengelompokkan Penduduk Berdasarkan Kepemilikan dokumen Kependudukan

Pada tahun 2015 penduduk yang memiliki KTP elektronik di

Kab. Soppeng sebesar 86,40 persen yang berarti bahwa masih ada

penduduk yang wajib memiliki KTP tetapi belum memiliki KTP

sebesar 13,60 persen.

NO

Kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan

KTP KK Akte Lahir Akte Nikah

Sdh blm Sdh blm Sdh blm Sdh blm

1 Kecamatan Marioriwawo

32,410 6,681 1,423 4,341 8,671 44,397 2,056 22,920

2 Kecamatan Liliriaja

19,138 2,995 6,311 2,069 5,889 23,805 1,346 12,402

3 Kecamatan Lilirilau

27,723 4,494 8,546 3,796 6,591 35,142 843 19,238

4 Kecamatan Lalabata

31,896 4,712 9,994 4,091 9,764 40,455 2,638 20,250

5 Kecamatan Marioriawa

20,126 2,201 6,408 2,723 5,097 25,009 896 13,464

6 Kecamatan Donri-donri

16,724 2,085 5,229 2,303 4,400 20,996 598 11,221

7 Kecamatan Ganra

8,330 1,147 2,797 975 2,570 9,698 686 5,063

8 Kecamatan Citta

5,489 1,147 1,834 636 1,757 6,853 514 3,256

Jumlah se-kabupaten

161,836 25,462 42,542 20,934 44,739 206,355 9,577 107,814

Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015

Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Dokumen Tahun 2015

Tabel 2.47

Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Persebaran Penduduk Tahun 2015

Tabel 2.46

Page 112: rpjmd 2016-2021

II - 63 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.10 Pemberdayaan Perempuan dan Anak

2.3.1.10.1 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah

Selama periode 2011-2015 persentase pekerja perempuan di

lembaga pemerintahan menunjukkan trend yang fluktuatif dan

cenderung menurun. Pada tahun 2015 persentase pekerja perempuan

di lembaga pemerintah sebesar 11,05%, ini lebih rendah dibanding

pada tahun 2011 yang sebesar 14,5%. Hal ini diakibatkan karena

kurangnya penerimaan pegawai di lingkup lembaga pemerintah, di

lain sisi jumlah pekerja perempuan terus bertambah tiap tahunnya.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II

1 3 3 4 4

2 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III

31 33 32 38 36

3 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV

215 225 232 299 272

4 Pekerja perempuan di pemerintah 3826 3655 3741 3741 3934

5 Jumlah pekerja perempuan 26391 37691 29804 29804 35586

6 Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah

14.5 9.697 12.55 12.55 11.05

Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.10.2 Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

Selama periode 2011-2015 jumlah perempuan yang bekerja di

lembaga swasta berfluktuatif, dimana pada tahun 2012 jumlah

perempuan yang bekerja di lembaga swasta sebesar 34.036 orang.

Sementara itu pada tahun 2013 dan 2014 jumlahnya sama yakni

sebanyak 26.063 orang. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat

bahwa jumlah perempuan yang bekerja di lembaga swasta lebih

banyak daripada yang berkerja di lembaga pemerintahan.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Perempuan yang Bekerja di Lembaga Swasta

22,565 34,036 26,063 26,063 31,652

2 Jumlah pekerja perempuan 26,391 37,691 29,804 29,804 35,586

3 Persentase pekerja perempuan di lembaga swasta

85.50 90.30 87.45 87.45 88.95

Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015

Persentase Perempuan Di Lembaga Pemerintah Tahun 2011-2015

Tabel 2.48

Persentase Perempuan Di Lembaga Swasta Tahun 2011-2015

Tabel 2.49

Page 113: rpjmd 2016-2021

II - 64 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.10.3 Rasio KDRT

Selama periode 2011-2015 jumlah KDRT di Kabupaten Soppeng

mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2015 terdapat 21 kasus

KDRT dan pada tahun 2011 terdapat 12 kasus KDRT.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah KDRT 12 16 15 8 21

2 Jumlah Rumah Tangga 56,562 56,588 56,724 56,779 56,779

3 Rasio KDRT 0.02 0.03 0.03 0.01 0.037

Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.11 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

2.3.1.11.1 Jumlah Penduduk Peserta KB

Selama periode 5 tahun terakhir, jumlah penduduk peserta KB

mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Peserta KB

paling banyak terjadi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 31.055 PUS

dan peserta KB paling sedikit terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar

29.440 PUS. Hal ini diakibatkan karena pasangan usia subur (PUS)

yang menurun tiap tahunnya begitu juga dengan peserta KB.

NO Tahun Jumlah Penduduk Peserta KB

PUS Peserta KB Tidak KB

1 2011 40,343 30,180 10,163

2 2012 40,343 31,055 9,288

3 2013 39,782 28,733 11,049

4 2014 39,860 29,440 10,420

5 2015 38,263 28,720 9,543

Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.11.2 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

Pada tahun 2015 jumlah keluarga pra sejahtera di Kab. Soppeng

sebesar 649 sedangkan keluarga sejahtera I sebasar 9.169. hal ini

menunjukkan penurunan dibanding tahun 2011 diamana jumlah

keluarga pra sejahtera sebesar 1.176 dan keluarga sejahtera I sebesar

10.285.

Rasio KDRT Tahun 2011-2015

Tabel 2.50

Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun 2011-2015

Tabel 2.51

Page 114: rpjmd 2016-2021

II - 65 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO Tahun JUMLAH KELUARGA

PRA S KS I JUMLAH

1 2011 1,176 10,285 11,461

2 2012 529 9,997 10,526

3 2013 638 10,051 10,689

4 2014 649 9,169 9,818

5 2015 649 9,169 9,818

Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.12 Sosial

Beberapa realisasi capaian indikator sosial di Kab. Soppeng

selama tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti

Cacat, panti jompo dan panti rehabilitasi

6 6 6 6 6

2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%) 5.1 5.17 6.09 6.28 8.45

3 Penanganan penyandang masalah

kesejahteraan sosial (%)

0.8 0.8 3.39 2.56 2.56

Sumber :Dinas Sosial Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.13 Ketenagakerjaan

2.3.1.13.1 Angkatan Kerja

Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) adalah bagian dari

penduduk usia kerja, 15 tahun keatas yang mempunyai pekerjaan

selama seminggu yang lalu, baik yang bekerja maupun yang

sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti menunggu

panenan atau cuti. Di samping itu, mereka yang tidak mempunyai

pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam

kelompok angkatan kerja.

NO

U R A I A N

2011 2012 2013 2014

LK

PR

JML

LK

PR

JML

LK

PR

JML

LK

PR

JML

1. Angkatan Kerja

a Bekerja

62

,64

4

37

,69

1

10

0,3

35

62

,89

0

35

,06

3

97

,95

3

58

,46

3

29

,80

4

88

,26

7

59

,94

4

35

,58

6

95

,53

0

Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I Tahun 2011-2015

Tabel 2.52

Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun 2011-2015

Tabel 2.53

Angkatan Kerja Tahun 2011-2014

Tabel 2.54

Page 115: rpjmd 2016-2021

II - 66 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO

U R A I A N

2011 2012 2013 2014

LK

PR

JML

LK

PR

JML

LK

PR

JML

LK

PR

JML

b Pengangguran

3,4

43

2,0

18

5,4

61

2,0

68

4,3

55

6,4

23

3,4

27

2,7

67

6,1

94

1,5

52

82

9

2,3

81

Jumlah Penduduk Angkatan Kerja

66

,08

7

39

,70

9

10

5,7

96

64

,95

8

39

,41

8

10

4,3

76

61

,89

0

32

,57

1

94

,46

1

61

,49

6

36

,41

5

97

,91

1

2. Bukan Angkatan Kerja

a Sekolah

2,8

21

4,4

19

7,2

40

1,2

16

1,1

16

2,3

32

4,5

11

6,3

56

10

,86

7

6,0

02

6,8

39

12

,84

1

b Mengurus RT

37

0

41

,70

8

42

,07

8

60

2

42

,36

4

42

,96

6

18

6

44

,69

6

44

,88

2

65

7

44

,30

0

44

,95

7

c

Lainnya

6,8

38

5,4

55

12

,29

3

9,8

81

8,6

50

18

,53

1

8,5

07

6,3

60

14

,86

7

9,5

02

4,8

08

14

,31

0

Jumlah Penduduk Bukan Angkatan

Kerja

10

,02

9

51

,58

2

61

,61

1

11

,69

9

52

,13

0

63

,82

9

13

,20

4

57

,41

2

70

,61

6

16

,16

1

55

,94

7

72

,10

8

Jumlah Penduduk Usia Kerja (i) +

(ii)

76

,11

6

91

,29

1

16

7,4

07

76

,65

7

91

,54

8

16

8,2

05

75

,09

4

89

,98

3

16

5,0

77

77

,65

7

92

,36

2

17

0,0

19

3.

Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) 86

.82

43

.50

63

.20

84

.74

43

.06

62

.05

82

.42

36

.20

57

.22

79

.19

39

.43

57

.59

4. Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) 5.2

1

5.0

8

5.1

6

3.1

8

11

.05

6.1

5

5.5

4

8.5

0

6.5

6

2.5

2

2.2

8

2.4

3

Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.14 Koperasi Usaha Kecil dan menegah

2.3.1.14.1 Persentase Koperasi Aktif

Selama periode 2011-2015, jumlah koperasi di Kabupaten

Soppeng terus mengalami peningkatan. Tetapi dilain sisi jumlah

koperasi yang aktif terus menurun, bahkan pada tahun 2015 jumlah

koperasi yang aktif hanya sebanyak 177 koperasi dari jumlah

koperasi yang sebanyak 199. Sehingga persentase koperasi yang aktif

Page 116: rpjmd 2016-2021

II - 67 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

pada tahun 2015 hanya sebesar 88,94 persen. Hal ini menunjukkan

bahwa partisipatif penduduk terhadap kegiatan ekonomi daerah

harus lebih ditingkatkan lagi, dengan mengaktifkan kembali koperasi

yang ada melalui pengawasan dan pembinaan.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah koperasi aktif 185 186 190 191 177

2 Jumlah koperasi 192 193 197 197 199

3 Persentase koperasi aktif 96.35 96.37 96.45 96.95 88.94

Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan pPerdagangan Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.14.2 Jumlah UKM non BPR/LKMUKM

Selama periode 2011 s/d 2015 jumlah UKM di Kab. Soppeng

sebanyak 1.341. sedangkan jumlah UKM non BPR/LKM sebanyak 6.

NO URAIAN 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah seluruh UKM 1,016 1,338 1,341 1,341

2 Jumlah BPR/LKM 0 0 0 0

3 Jumlah UKM non BPR/LKM 7 6 6 6

Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.15 Penanaman Modal

2.3.1.15.1 Jumlah Investor Berskala Nasional

Jumlah investor berskala nasional adalah jumlah segala bentuk

penanaman modal, baik oleh penanam modal dalam negeri (PMDN)

maupun penanam modal asing (PMA) untuk melakukan usaha.

Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usahayang di lakukan oleh penanam modal dalam

negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Penanaman Modal

Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di

wilayah negara Republik Indonesia yang di lakukan oleh penanam

modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya

maupun yang berpatungan dengan penaman modal dalam negeri.

Selama periode 2011 s/d 2015 jumlah investor di Kab. Soppeng

mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2012 hanya terdapat 1

Koperasi Aktif Tahun 2011-2015

Tabel 2.55

Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Tahun 2012-2015

Tabel 2.56

Page 117: rpjmd 2016-2021

II - 68 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

investor sedangkan pada tahun 2015 jumlah investor sebanyak 69.

Investor yang menanam modal di Kab. Soppeng selama periode

tersebut berasal dari dalam negeri.

Tahun URAIAN PMDN PMA Total

2011 Jumlah Investor - - -

2012 Jumlah Investor 1 - 1

2013 Jumlah Investor 47 - 47

2014 Jumlah Investor 39 - 39

2015 Jumlah Investor 69 - 69

Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.15.2 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional

Jumlah nilai investasi berskala nasional merujuk pada besaran

rupiah dari proyek-proyek penanaman modal yang di investasikan

baik PMDN maupun PMA selama 1 (satu) tahun. Dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional pemerintah menjamin kelangsungan

iklim investasi melalui perangkat Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal.

Tahun

Persetujuan Realisasi

Jumlah Proyek Nilai Investasi Jumlah

Proyek Nilai Investasi

2012 1 963,300,000 1 963,300,000

2013 47 65,384,931,838 47 65,384,931,838

2014 39 66,376,553,554 39 66,376,553,556

2015 69 385,178,328,656 69 385,678,328,656

Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.15.3 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja

Selama periode 5 tahun terakhir, rasio daya serap tenaga kerja

menunjukkan trend yang berfluktuatif. Tetapi pada tahun 2015

terjadi peningkatan dimana daya serap tenaga kerja sebesar 3,61. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap 1 perusahaan dapat menyerap 3 s/d 4

tenaga kerja.

Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Tahun 2011-2015

Tabel 2.57

Jumlah Investasi Tahun 2012-2015

Tabel 2.58

Page 118: rpjmd 2016-2021

II - 69 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada

perusahaan PMA/PMDN 315 400 535 540 721

2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 133 180 189 196 200

3 Rasio daya serap tenaga kerja 2.37 2.22 2.83 2.76 3.61

Sumber : Dinas Transduknaker, 2015

2.3.1.16 Kebudayaan

2.3.1.16.1 Realisasi Capaian Indikator Kebudayaan

Frekuensi penyelenggaraan festival seni budaya pada tahun

selama periode 2011-2015 mengalami fluktuasi dimana pada tahun

2015 sebanyak 10 kali dan pada tahun 2011 sebanyak 5 kali.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Frekuensi Penyelenggaraan Festival Seni

dan Budaya 5 kali 14 kali 14 kali 8 kali 10 kali

2 Sarana Penyelenggaraan Seni dan

Budaya 5 buah 7 buah 7 buah 8 buah 5 buah

3 Benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya

Yang Dilestarikan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Sumber :Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Soppeng, Tahun 2015

2.3.1.17 Pemuda dan Olahraga

2.3.1.17.1 Jumlah Organisasi Pemuda

Banyaknya jumlah organisasi pemuda menggambarkan

kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat

untuk berperan serta dalam pembangunan. Selama lima tahun

terakhir jumlah organisasi pemuda di Kab. Soppeng sebanyak 23

organisasi.

NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Lalabata 22 23 23 23 23

2 Marioriwawo - - - - -

3 Marioriawa - - - - -

4 Lilirilau - - - - -

5 Liliriaja - - - - -

6 Donri-donri - - - - -

7 Citta - - - - -

8 Ganra - - - - -

Rasio Daya Serap Tahun 2011-2015

Tabel 2.59

Realisasi Capaian Indikator Kebudayaan Tahun 2011-2015

Tabel 2.60

Jumlah Organisasi Pemuda Tahun 2011-2015

Tabel 2.61

Page 119: rpjmd 2016-2021

II - 70 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

Se-Kabupaten 22 23 23 23 23

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015

2.3.1.17.2 Jumlah Organisasi Olahraga

Banyaknya jumlah organisasi olahraga menggambarkan

kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat

untuk berperan serta dalam pembangunan daerah khususnya dalam

menciptakan pelayanan penunjang di bidang olahraga. Selama lima

tahun terakhir jumlah organisasi olahraga di Kab. Soppeng sebanyak

20.

NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Lalabata 20 20 20 20 20

2 Marioriwawo - - - - -

3 Marioriawa - - - - -

4 Lilirilau - - - - -

5 Liliriaja - - - - -

6 Donri-donri - - - - -

7 Citta - - - - -

8 Ganra - - - - -

Se-Kabupaten 20 20 20 20 20

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015

2.3.1.17.3 Jumlah kegiatan Kepemudaan

Banyaknya jumlah kegiatan kepemudaan menggambarkan

tingginya antusiasme pemuda untuk berperan serta dalam

pembangunan daerah. Dengan jumlah kegiatan kepemudaan yang

tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi pemuda

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Lalabata 1 1 2 2 2

2 Marioriwawo - - - - -

3 Marioriawa - - - - -

4 Lilirilau - - - - -

5 Liliriaja - - - - -

6 Donri-donri - - - - -

7 Citta - - - - -

Jumlah Organisasi Olahraga Tahun 2011-2015

Tabel 2.62

Jumlah Kegiatan Kepemudaan Tahun 2011-2015

Tabel 2.63

Page 120: rpjmd 2016-2021

II - 71 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

8 Ganra - - - - -

Se-Kabupaten 1 1 2 2 2

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015

2.3.1.17.4 Jumlah Kegiatan Olahraga

Banyaknya jumlah kegiatan olahraga menggambarkan

tingginya antusiasme organisasi olahraga di daerah untuk berperan

serta dalam pembangunan daerah. Dengan jumlah kegiatan olah raga

yang tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi

olahraga dalam penyelenggaraan pemerintahandaerah.

NO Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Lalabata 2 2 5 3 3

2 Marioriwawo - - - - -

3 Marioriawa - - - - -

4 Lilirilau - - - - -

5 Liliriaja - - - - -

6 Donri-donri - - - - -

7 Citta - - - - -

8 Ganra - - - - -

Se-Kabupaten 2 2 5 3 3

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015

2.3.1.18 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Selama lima tahun terakhir rasio jumlah Pol PP per 10.000

penduduk mengalami penurunan, dimana pada tahun 2011 rasio ini

sebesar 3,17 tetapi pada tahun 2015 yang sebesar 2,39. Hal ini berarti

bahwa pada tahun 2015 tiap 10.000 penduduk terdapat 2 pol PP.

Rasio ini masih rendah dibanding dengan standar yang ditetapkan

oleh mendagri. Penurunan nilai rasio ini juga terjadi diakibatkan oleh

berkurangnya jumlah POL PP.

Berikut adalah rasio jumlah polisi pamong praja:

Jumlah Kegiatan Olahraga Tahun 2011-2015

Tabel 2.64

Page 121: rpjmd 2016-2021

II - 72 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah polisi pamong praja 256 247 242 208 228

- PNS 77 77 72 62 60

-Non PNS 179 170 170 146 168

2 Jumlah penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

3 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk

3.17 3.12 2.89 2.47 2.39

Sumber : Kantor Polisi Pamong Paraja

Sementara, Rasio jumlah siskamling adalah:

NO Kecamatan

2011 2012 2013 2014 2015 Jm

l si

skam

lin

g

Jml D

esa

Ras

io

Jml s

isk

amli

ng

Jml D

esa

Ras

io

Jml s

isk

amli

ng

Jml D

esa

Ras

io

Jml s

isk

amli

ng

Jmlh

Des

a

Ras

io

Jml s

isk

amli

ng

Jml D

esa

Ras

io

1 Kecamatan Lalabata

75

10

7.5

0

80

10

8.0

0

80

10

8.0

0

84

10

8.4

0

84

10

8.4

0

2 Kecamatan Lilirilau

98

12

8.1

7

10

2

12

8.5

0

10

2

12

8.5

0

10

8

12

9.0

0

10

8

12

9.0

0

3 Kecamatan Liliriaja

24

8

3.0

0

27

8

3.3

8

27

8

3.3

8

31

8

3.8

8

31

8

3.8

8

4 Kecamatan Ganra

12

4

3.0

0

10

4

2.5

0

10

4

2.5

0

9

4

2.2

5

9

4

2.2

5

5 Kecamatan Marioriawa

37

10

3.7

0

40

10

4.0

0

40

10

4.0

0

45

10

4.5

0

45

10

4.5

0

6 Kecamatan Marioriwawo

21

13

1.6

2

22

13

1.6

9

22

13

1.6

9

20

13

1.5

4

20

13

1.5

4

7 Kecamatan Citta

24

4

6.0

0

31

4

7.7

5

31

4

7.7

5

30

4

7.5

0

30

4

7.5

0

8 Kecamatan Donri-donri

50

9

5.5

6

58

9

6.4

4

58

9

6.4

4

62

9

6.8

9

62

9

6.8

9

9 Jumlah se-Kabupaten

34

1

70

4.8

7

37

0

70

5.2

9

37

0

70

5.2

9

38

9

70

5.5

6

38

9

70

5.5

6

Sumber :

Rasio jumlah linmas tahun 2011-2015 seperti berikut:

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Linmas 433 433 433 433 433

2 Jumlah Penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

3 Rasio jumlah Linmas per

10.000 penduduk 17.80 17.57 17.38 17.25 17.24

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa Polituk dan Perlindungan Masyarakat

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2011-2015

Tabel 2.65

Rasio Jumlah Siskamling Tahun 2011-2015

Tabel 2.66

Rasio Jumlah Linmas Tahun 2011-2015

Tabel 2.67

Page 122: rpjmd 2016-2021

II - 73 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.19 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

2.3.1.19.1 Kelompok Binaan LPM

Kelompok binaan LPM adalah kelompok masyarakat yang

dibina oleh LPM sebagai mitra pemerintah desa atau kelurahan dalam

mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang

pembangunan.

NO Kecamatan

2014 2015

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah binaan

LPM

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata

Jumlah LPM

1 Marioriwawo 304 3 0.01 304 13 0.04

2 Liliriaja 205 2 0.01 205 8 0.04

3 Lilirilau 333 2 0.01 333 12 0.04

4 Lalabata 260 2 0.01 260 10 0.04

5 Marioriawa 226 2 0.01 226 10 0.04

6 Donri-donri 239 2 0.01 239 9 0.04

7 Ganra 76 2 0.03 76 4 0.05

8 Citta 89 2 0.02 89 4 0.04

9 Jumlah se-Kabupaten

1732 17 0.01 1732 70 0.04

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.19.2 Kelompok Binaan PKK

NO Kecamatan

2014 2015

Jumla

h PKK

Jumlah

Kelompo

k Binaan

Rata-

rata

Jumlah

PKK

Jumla

h PKK

Jumlah

Kelompo

k Binaan

Rata-

rata

Jumlah

PKK

1 Marioriwawo 13 2 0.15 13 2 0.15

2 Liliriaja 8 2 0.25 8 2 0.25

3 Lilirilau 12 2 0.17 12 2 0.17

4 Lalabata 10 2 0.2 10 2 0.2

5 Marioriawa 10 2 0.2 10 2 0.2

6 Donri-donri 9 2 0.22 9 2 0.22

7 Ganra 4 1 0.25 4 1 0.25

8 Citta 4 1 0.25 4 1 0.25

9 Jumlah se-Kabupaten 70 14 0.2 70 14 0.2

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Soppeng, 2015

Kelompok Binaan LPM Tahun 2014-2015

Tabel 2.68

Kelompok Binaan LPM Tahun 2014-2015

Tabel 2.69

Page 123: rpjmd 2016-2021

II - 74 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.3.1.19.3 Jumlah LSM yang Aktif

Besarnya jumlah LSM aktif akan menggambarkan kapasitas

yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan partisipasi masyarakat

dalam pembangunan daerah sebagai upaya meningkatkan taraf hidup

dan kesejahteraan masyarakat daerah.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah LSM terdaftar 36 30 21 39 41

2 Jumlah LSM tidak aktif 0 0 0 0 0

3 Jumlah LSM aktif (1-2) 36 30 21 39 41

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.20 Komunikasi dan Informasi

Selama lima tahun terakhir jumlah jaringan telepon genggam di

Kab. Soppeng sebanyak 5 jaringan sedangkan jaringan telepon

stationer sebanyak 1 jaringan.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah jaringan telepon

genggam

5 5 5 5 5

2 Jumlah jaringan telepon

stationer 1 1 1 1 1

3 Total jaringan

komunikasi (1+2)

6 6 6 6 6

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Soppeng, 2015

2.3.1.21 Perpustakaan

Indikator ini mengukur jumlah perpustakaan yang merupakan

sebuah sarana bagi penduduk untuk mengakses informasi, baik dalam

bentuk cetakan, maupun dalam bentuk digital. Selama lima tahun

terakhir jumlah perpustakaan di Kabupaten Soppeng tidak bertambah

hanya sebesar 1 unit diluar perpustakaan yang berada di sekolah dan

desa/kelurahan. Sementara itu pengunjung pada perpustakaan

mengalami peningkatan dimana pada tahun 2015 terdapat 3.693

pengunjung meningkat sebesar 42,53 persen dibanding tahun 2014

yang sebesar 2591.

Kelompok Binaan LPM Tahun 2011-2015

Tabel 2.70

Jumlah Jaringan Komunikasi Tahun 2011-2015

Tabel 2.71

Page 124: rpjmd 2016-2021

II - 75 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah perpustakaan milik Pemerintah Daerah (Pemda)

1 1 1 1 1

2 Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Daerah (Pemda)

3544 2874 2663 2591 3693

3 Jumlah Perpustakaan milik non Pemda 0 0 0 0 0

4 Jumlah pengunjung perpustakaan milik non Pemda

0 0 0 0 0

5 Total Perpustakaan (1+3) 1 1 1 1 1

6 Total Perpustakaan (2+4) 3544 2874 2663 2591 3693

Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah Kab. Soppeng, 2015

2.3.2 Fokus Urusan Pilihan

2.3.2.1 Pertanian

Kabupaten Soppeng merupakan penghasil beras utama di

Sulawesi Selatan, pada tahun 2012 jumlah produksi padi sebanyak

267.188 ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan produksi

dibanding tahun 2012 dengan produksi sebanyak 275.164 ton

sedangkan untuk tahun 2015 produksinya sebesar 227.708 ton, untuk

data perkembangan produksi padi Kabupaten Soppeng selama lima

tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Luas Tanam (Ha) 44,898 42 209 50,139 49,468 47,083

Luas Panen (Ha) 45,234 45,786 48,567.000 50,859 38,869

Produksi (ton) 281,692 267,188 275,164 299,367 227,708

Produktivitas

(Ton/Ha) 6.23 5.84 5.67 5.89 5.86

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015

2.3.2.2 Kehutanan dan Perkebunan

Perkebunan di kabupaten soppeng merupakan salah satu

potensi yang dapat menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi

kabupaten soppeng sesudah produk tanaman pangan . Salah satu

potensi perkebunan yang berhasil dikembangkan di kabupaten

soppeng dan dapat meningkatkan taraf hidup petani adalah kakao.

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Luas Lahan (Ha) 15,542.23 17,857.14 17,898.39 18,875.00 18,833.72

Produksi (Ton) 9,632.40 13,563.92 10,775.29 11,577.00 12,345.39

Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng, Tahun 2015

Jumlah dan Pengunjung Perpustakaan Tahun 2011-2015

Tabel 2.72

Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2011-2015

Tabel 2.73

Luas Lahan dan Produksi Kakao Tahun 2011-2015

Tabel 2.74

Page 125: rpjmd 2016-2021

II - 76 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

Selain Kakao, tanaman perkebunan lain yaitu tembakau yang

pernah menjadi primadona petani pada beberapa tahun silam. Dapat

digambarkan dalam tabel berikut ini :

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Luas Lahan (Ha) 10 300 146,05 146,05 146,05

Produksi (ton) 24,59 13,56 45,37 45.38 45.37

Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng, Tahun 2015

Kabupaten soppeng memiliki wilayah hutan lindung, hutan

konservasi dan hutan produksi. Untuk hutan produksi memiliki hutan

Rimba campuran didalamnya terdapat Kayu non HPH dan kayu hitam,

kemudian hutan jati yang didalamnya terdapat kayu non HPH dan

kayu hutan. Potensi hasil hutan bukan kayu di kabupaten soppeng

sangat melimpah ruah seperti rotan yang dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat, namun belum dikelolah secara maksimal.

Dapat dilihat Luas Luas Kawasan Hutan dalam tabel berikut ini :

Nama Kawasan Luas Lahan (Ha)

Hutan Lindung 33.359

Hutan Produksi 11.465

Hutan Wisata 1.381

Luas Lahan Keseluruhan 46.205

Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan

Kabupaten Soppeng juga memiliki potensi dalam hal

pengembangan sutra yang sempat menjadi primadona di

Kab.Soppeng.

Uraian 2011 2012 2013 2014

Sutra (Ha) 84.46 96 96 114

Produksi Kokon (Kg) 13,668.72 4,697.00 15,173.00 10,950.00

Produksi Benang (Kg) 1,705.06 671.00 2,162.00 1,564.00

Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan

2.3.2.3 Pariwisata

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah tujuan wisata

yang handal di Sulawesi Selatan, terutama sebagai daerah tujuan

Luas Lahan dan Produksi Tembakau Tahun 2011-2015

Tabel 2.75

Luas Luas Kawasan Hutan Tahun 2015

Tabel 2.76

Produksi Kokon Tahun 2011-2014

Tabel 2.77

Page 126: rpjmd 2016-2021

II - 77 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

wisata alam dan budaya disamping wisata sejarah, kepurbakalaan dan

ziarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik manca negara

maupun nusantara yang diminati oleh masyarakat dan ramai

dikunjungi pada hari libur dan hari raya.

Dapat digambarkan bahwa jumlah pengunjung pada kawasan

pariwisata di kabupaten soppeng pada priode tahun 2011 – 2015

sebagai berikut : pada tahun 2011 sebanyak 306.831 orang dengan

penerimaan sebanyak Rp.1.650.097.000, dan pada tahun 2012 jumlah

pengunjung sebesar 262.941 orang dengan penerimaan sebanyak

Rp.1.920.843.000, demikian juga pada tahun 2013 jumlah pengunjung

melonjak menjadi 307.995 orang dengan penerimaan sebanyak

Rp.1.542.226.000, sedangkan pada tahun 2014 jumlah pengunjung

tercatat sebanyak 202.179 orang dengan penerimaan sebanyak

Rp.1.473.280.000. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan

pengunjung hanya 185.180 orang , begitupun penerimaan

Rp.1.306.192.000 saja. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya pengelola

yang dimiliki masih terbatas dan belum optimal begtu pula sarana

dan prasarana pendukung yang ada belum memadai serta tak kalah

pentingnya pembangunan dan pengembangan objek wisata didaerah

lain semakin banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Pengunjung

(orang) 306,831 262,941 307,995 202,179 185,180

Jumlah Penerimaan

PAD (Rp) 1.650.097.000 1.920.843.000 1.542.226.000 1.473.280.000 1.306.192.000

Target PAD (Rp) 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 1.625.000.000 1.625.000.000

Sumber : Dinas Pariwisata & Kebudayaan

2.3.2.4 Perikanan dan Peternakan

Pemeliharaan ternak di Kabupaten Soppeng masih dalam skala

rumah tangga, usaha pemeliharaan ternak merupakan usaha

sampingan untuk menambah pendapatan.Terdapat 3 (tiga) kelompok

Jumlah Pengunjung Objek Wisata Kab. Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 2.78

Page 127: rpjmd 2016-2021

II - 78 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

jenis ternak yang dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten

Soppeng, pertama adalah ternak besar yakni sapi, kerbau dan kuda,

kedua adalah ternak kecil yakni kambing serta ketiga adalah jenis

unggas berupa ayam dan itik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Kelompok Jenis Ternak

2011 2012 2013 2014 2015

Sapi 23.423 28.258 30.745 30.25 41.327

Kerbau 115 63 102 96 105

Kuda 4.645 5.261 5.424 6.236 6.860

Kambing 10.585 11.837 12.264 13.486 21.829

Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan

Untuk polulasi unggas tahun 2011 hingga 2015 seperti pada

tabel berikut:

Kelompok Jenis

Ternak

Tahun/Ekor

2011 2012 2013 2014 2015

Ayam petelur 194.544 195.908 198.066 267.208 509.095

Ayam ras/potong 55.613 51.437 51.722 54.601 64.043

Ayam buras 564.905 585.335 545.407 597.389 657.128

Itik 94.881 97.391 96.324 106.328 116.691

Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan

Salah satu sektor yang mendukung pencapaian ketahan pangan

nasional yang terdapat di kabupaten soppeng adalah sector perikanan

.Potensi produksi ikan pada umumnya berasal dari penangkapan ikan

perairan umum yang menggunakan alat tradisional dan beroperasi di

danau, rawa maupun sungai. Produksi ikan segar pada tahun 2011

dicapai sebesar 3.001 ton dengan luas areal penangkapan 3.056 Ha

dengan nilai produksi sebesar .48.400.000, juta namun pada tahun

2012 produksi ikan turun menjadi 2.501,6 ton dengan luas areal

penangkapan 3.056 Ha dengan nilai produksi sebesar 39.514.000 juta

dan selanjutnya pada tahun 2013 produksi ikan sebesar 3.096,6 ton

dengan luas areal penangkapan 3.056 Ha, nilai produksi sebesar

42.22.000 juta dan pada tahun 2014 mampu mencapai produksi ikan

Populasi Unggas Tahun 2011-2015

Tabel 2.80

Populasi Ternak Besar Tahun 2011-2015

Tabel 2.79

Page 128: rpjmd 2016-2021

II - 79 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

sebesar 3.119,0 ton dengan luas areal 3.056 Ha serta nilai produksi

55.441.363 juta Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut

ini :

Uraian 2011 2012 2013 2014

Produksi Ikan (ton) 3.001 2.501,6 3.096,6 3.119,0

Luas Areal Penangkapan

(Ha) 3.056 3.056 3.056 3.056

Nilai produksi (Juta Rp) 48.400.000 39.514.000 42.22.000 55.441.363

Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan

2.3.2.5 Perindustrian dan Perdagangan

Pertumbuhan Industri Pengolahan di Kabupaten Soppeng

cukup menggembirakan pada tahun 2011 jumlah unit usaha

mencapai sejumlah 3.626 unit dan pada tahun 2012 meningkat

menjadi 3.639 unit dan tahun 2013 mencapai 3.659 unit selanjutnya

pada akhir tahun 2014 sebesar 3.666 unit. Industri pengolahan

tersebut tersebar di seluruh wilayah kecamatan, industry pengolahan

yang paling dominan adalah industri rumah tangga seperti industri

gula merah, rokok, industri roti, es batu, abon ikan dan kripik pisang

dan kripik lainnya. Begitupun penyerapan tenaga kerja disektor

industri pada tahun 2011 sebesar 12.838 orang dan pada akhir tahun

2014 sudah mencapai 13.227 orang.

Demikian pula investasi disektor industri mengalami

peningkatan dimana pada tahun 2011 sebesar Rp. 37.738.097.000

dan pada tahun 2012 sebesar Rp.37.470.840,- selanjutnya pada tahun

2013 mencapai sebesar Rp.41.422.452 serta pada akhir tahun 2014

sudah mampu mencapai Rp. 41.713.957.000. sebagaimana dapat

digambarkan dalam tabel berikut ini.

Uraian 2011 2012 2013 2014

Perusahaan (Unit) 3.626 3.639 3.659 3.666

Tenaga Kerja (Orang) 12.838 12.97 13.171 13.227

Nilai Investasi (Ribu Rupiah) 37.738.097 37.470.840 41.422.452 41.713.957

Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Soppeng, 2015

Produksi Ikan Tahun 2011-2014

Tabel 2.81

Jumlah Perusahaan, Tenaga kerja dan Nilai Investasi Tahun 2011-2014

Tabel 2.82

Page 129: rpjmd 2016-2021

II - 80 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Angka konsumsi RT per kapita selama lima tahun terakhir terus

mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2015 sebesar

Rp.23.944.000,- meningkat sebesar 41 persen dibanding tahun 2011.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014

1 Total Pengeluaran RT

960,988,380,000 1,066,683,800,000 1,168,514,400,000 1,359,516,376,000

2 Jumlah RT 56,562 56,588 56,724 56,779

3 Rasio 16,990,000 18,850,000 20,600,000 23,944,000

Sumber : Data Hasil Pengolahan

2.4.1.2 Nilai Tukar Petani

Selama lima tahun terakhir nilai NTP Tanaman Pangan

Kabupaten Soppeng menunjukkan tern yang berfluktuatif. Dimana

nilai NTP yang paling besarpada tahun 2014 sebesar 101,2 sedangkan

yang paling kecil pada tahun 2011 sebesar 97,4.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Indeks yang diterima petani (lt) 101.3 109.6 109.7 117.6 112.2

2 Indeks yang dibayar petani (lb) 104 110.9 109.3 116.2 112.3

3 NTP 97.4 98.83 100.4 101.2 99.91

Sumber : Dianas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015

Pada tahun 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten

Soppeng sebesar 99,91. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/ dijual petani pada tahun

2015 masih lebih rendah dibandingkan produk yang dibutuhkan oleh

petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah

tangga. Di tingkat kecamatan, kecamatan yang paling tinggi nilai

NTPnya adalah kecamatan Ganra dengan nilai 104 sedangkan

Kecamatan dengan nilai NTP yang rendah adalah Kacamatan

Marioriwawo dengan nilai NTP 95,6.

Konsumsi rumah tangga Per Kapita Tahun 2011-2014

Tabel 2.83

Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTP) Tahun 2011-2015

Tabel 2.84

Page 130: rpjmd 2016-2021

II - 81 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN INDEKS YANG

DITERIMA PETANI (It)

INDEKS YANG DIBAYAR PETANI

(Ib)

RASIO

1 Kecamatan lalabata 109.6 112.1 97.8

2 Kecamatan Liliriaja 114.4 112.3 101.9

3 Kecamatan Lilirilau 111.6 111.3 100.3

4 Kecamatan

Marioriwawo 108.7 113.7 95.6

5 Kecamatan

Marioriawa 112.2 111.4 100.7

6 Kecamatan Donri-

donri 112.8 110.6 102.0

7 Kecamatan Ganra 113.8 109.4 104.0

8 Kecamatan Citta 112.6 112.3 100.3

Kabupaten Soppeng 112.2 112.3 99.91

Sumber : Dianas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur

2.4.2.1 Aksesibilitas Daerah

2.4.2.1.1 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan

Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dihitung untuk

mengetahui tingkat ketersediaan sarana jalan dapat memberi akses

tiap kendaraan.Selama lima tahun terakhir rasio panjang jalan per

jumlah kendaraan di Kab. Sopeng terus mengalami penurunan.

Dimana pada tahun 2015 sebesar 35,05, menurun disbanding tahun

2014 yang sebesar 38,48. Hal ini diakibatkan oleh panjang jalan yang

tidak bertambah secara signifikan, di sisi lain jumlah kendaraan yang

bertambah setiap tahunnya.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Panjang Jalan (KM) 1,004.441 1,025.050 1,025.050 1,033.919 1,035.969

2 Jumlah Kendaraan

(UNIT) 19,602 21,780 24,200 26,872 29,559

3 Rasio 0.05 0.05 0.04 0.04 0.04

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015

Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Tahun 2011-2015

Tabel 2.86

Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTP) Tahun 2015

Tabel 2.85

Page 131: rpjmd 2016-2021

II - 82 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

2.4.2.1.2 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum

Selama lima tahun terakhir jumlah orang dan yang terangkut

angkutan umum terus mengalami peningkatan. Dimana tahun 2015

jumlah orang yang terangkut sebanyak 858.240 orang, sedangkan

jumlah barang sebanyak 395.640 ton.

NO URAIAN Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah orang Orang 698,400 698,400 820,800 881,280 858,240

2 Jumlah barang Ton 298,800 298,620 302,400 321,400 395,640

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015

2.4.2.2 Penataan Ruang

2.4.2.2.1 Luas Wilayah Produktif

Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah

produktif terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai RTRW.

Selama periode 5 tahun terakhir rasio luas wilayah produktif di

Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan yakni 0,51 pada tahun

2011 meningkat menjadi 0,56 pada tahun 2015. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi Kabupaten Soppeng

cukup baik.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas wilayah produktif

(Ha) 46,718.77 46,718.77 49,177.66 51,765.95 51,765.95

2 Luas seluruh wilayah

Budidaya (Ha) 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60

3 Rasio 0.51 0.51 0.54 0.56 0.56

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.4.2.2.2 Luas Wilayah Kebanjiran

Berdasarkan RTRW Kabupaten Soppeng wilayah kebanjiran

merupakan daerah aliran sungai WalanaE, sehingga luas wilayah

kebanjiran di Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir tidak

mengalami perubahan yaitu sebesar 0,33.

Luas Wilayah Produktif Tahun 2011-2015

Tabel 2.88

Jumlah Orang dan Barang Terangkut Angkutan Umum Tahun 2011-2015

Tabel 2.87

Page 132: rpjmd 2016-2021

II - 83 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas wilayah kebanjiran 30,074.03 30,074.03 30,074.03 30,074.03 30,074.03

2 Luas seluruh wilayah

budidaya

91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60

3 Rasio 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.4.2.2.3 Luas wilayah Perkotaan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Soppeng wilayah perkotaan di

Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir tidak mengalami

perubahan yaitu sebesar 0,10.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas wilayah Perkotaan 9,564.79 9,564.79 9,564.79 9,564.79 9,564.79

2 Luas seluruh wilayah

budidaya

91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60 91,873.60

3 Rasio 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015

2.4.2.3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, administrasi Keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

2.4.2.3.1 Fasilitas Bank non Bank

Selama periode 2012-2015 jumlah bank umum di Kabupaten

Soppeng mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2015 jumlah

bank di Kabupaten Soppeng sebanyak 26 yang terdiri dari 25 Bank

Konvensional dan 1 Bank Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa sudah

terdapat fasilitas yang memudahkan penduduk melakukan transaksi

keuangan.

NO Sektor TAHUN

2012 2013 2014 2015

1 Bank Umum 24 22 25 26

1.1. Konvensional 24 22 25 25

1.2. Syariah 1

Sumber :

2.4.2.3.2 Ketersediaan Restoran

Selama periode 2011-2015 jumlah usaha rumah makan di

Kabupaten Soppeng tidak bertambah secara signifikan. Dimana pada

Rasio Luas Wilayah Perkotaan Tahun 2011-2015

Tabel 2.90

Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya Tahun 2012-2015

Tabel 2.91

Rasio Luas Wilayah Kebanjiran Tahun 2011-2015

Tabel 2.89

Page 133: rpjmd 2016-2021

II - 84 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

tahun 2015 jumlah rumah makan sebanyak 33 unit, yang hanya

bertambah 3 unit dibanding pada tahun 2011 yang sebanyak 30 unit.

Meskipun demikian, jumlah kursi dirumah makan pada periode

tersebut terus bertambah. Ini menunjukkan bahwa jumlah

pengunjung rumah makan tiap tahun terus meningkat.

NO Uraian

2011 2012 2013 2014 2015 Jm

l U

sah

a

Jml

Ku

rsi

Jml

Usa

ha

Jml

Ku

rsi

Jml

Usa

ha

Jml

Ku

rsi

Jml

Usa

ha

Jml

Ku

rsi

Jml

Usa

ha

Jml

Ku

rsi

1 Usaha restoran golongan tertinggi

- - - - - - - - - -

2 Usaha restoran golongan menengah

- - - - - - - - - -

3 Usaha restoran golongan terendah

- - - - - - - - - -

4 Usaha rumah makan kelas A

- - - - - - - - - -

5 Usaha rumah makan kelas B

- - - - - - - - - -

6 Usaha rumah makan kelas C

- - - - - - - - - -

7 Usaha rumah makan kelas D

30 600 30 600 31 700 32 750 33 800

8 Usaha rumah makan kelas

9 Jenis usaha restoran

10 Jenis usaha rumah makan

Sumber :

2.4.2.3.3 Ketersediaan Penginapan

Selama periode 2011-2015 di Kabupaten Soppeng ketersediaan

penginapan dalam hal ini hotel kelas melati mengalami peningkatan.

Pada tahun 2015 jumlah hotel kelas melati sebanyak 22 unit. Selain

itu, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur juga mengalami

peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah kunjungan dari

luar daerah ke Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan.

Jenis, Kelas dan Jumlah restoran Tahun 2012-2015

Tabel 2.92

Page 134: rpjmd 2016-2021

II - 85 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO

Jenis

Penginapan/

Hotel

2011 2012 2013 2014 2015

Jml

Ho

tel

Jml

Ka

ma

r

Jml

Te

mp

at

Tid

ur

Jml

Ho

tel

Jml

Ka

ma

r

Jml

Te

mp

at

Tid

ur

Jm

l H

ote

l

Jml

Ka

ma

r

Jml

Te

mp

at

Tid

ur

Jml

Ho

tel

Jml

Ka

ma

r

Jml

Te

mp

at

Tid

ur

Jml

Ho

tel

Jm

l K

am

ar

Jml

Te

mp

at

Tid

ur

1 Hotel Bintang 5 - - - - - - - - - - - - - - -

2 Hotel Bintang 4 - - - - - - - - - - - - - - -

3 Hotel Bintang 3 - - - - - - - - - - - - - - -

4 Hotel Bintang 2 - - - - - - - - - - - - - - -

5 Hotel Bintang 1 - - - - - - - - - - - - - - -

6

Hotel Non Bintang (hotel melati dan penginapan lainnya)

16

19

5

36

6

16

14

5

27

4

17

21

2

36

6

20

24

9

41

0

22

25

9

40

6

7 Total jumlah penginapan/hotel 1

6

19

5

36

6

16

14

5

27

4

17

21

2

36

6

20

24

9

41

0

22

25

9

40

6

Sumber : BPS Kab. Soppeng

2.4.2.4 Lingkungan Hidup

2.4.2.4.1 Ketersediaan Air Bersih

Selama lima tahun terakhir persentase ketersediaan air bersih

di Kabupaten Soppeng cukup tinggi, selanjutnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 Leding (Perpipaan) 6405 7020 6619 8234 7790

2 Sumur Lindung 23200 25835 27807 28714 29469

3 Sumur tidak terlindung 4727 4901 4450 4239 4393

4 Mata air terlindung 5896 4108 5082 5170 5503

5 Mata ait tidak terlindung 6891 6195 6677 4972 4813

6 Sungai 0 0 0 0 0

7 Danau/Waduk 0 0 0 0 0

8 Air Hujan 120 443 231 111 111

9 Air Kemasan 975 975 1150 1150 1275

10 Lainnya 113 400 63 53 53

11 Total jumlah rumah tangga

yang menggunakan air

bersih

48327 49877 52079 52643 53407

12 Jumlah rumah tangga 56,562 56,588 56,724 56,779 57075

Persentase RT yang Menggunakan Air Bersih Tahun 2011-2015

Tabel 2.94

Jumlah Hotel dan Kamar Hotel Tahun 2011-2015

Tabel 2.93

Page 135: rpjmd 2016-2021

II - 86 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

13 Persentase rumah tangga

yang menggunakan air

bersih (11/12)

85.44 88.14 91.81 92.72 93.57

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015

2.4.2.5 Komunikasi dan Informatika

2.4.2.5.1 Fasilitas Listrik

Prosentase rumah tangga yang menggunakan listrik merupakan

proporsi jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai

daya penerangan terhadap jumlah jumlah rumah tangga. Selama lima

tahun terakhir persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

semakin bertambah tiap tahun.

NO URAIAN 2012 2013 2014 2015

1 RT dengan daya 450 watt 22602 21875 21699 21668

2 RT dengan daya 900 watt 19840 21764 23830 25339

3 RT dengan daya 1.300 watt 4066 4773 4785 4779

4 RT dengan daya 2.200 watt 574 688 749 812

5 RT dengan daya >2.200 watt 50 102 121 136

6 Total Jumlah Rumah Tangga

menggunakan listrik 47132 49202 51184 52734

7 Jumlah Rumah Tangga 56,588 56,724 56,779 56,779

8 Persentase rumah tangga yang

menggunakan listrik 83.29 86.74 90.15 92.88

Sumber : PLN Ranting Soppeng dan Pajalesang, 2015

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

2.4.3.1 Keamanan dan Ketertiban

Angka kriminalitas di hitung berdasarkan delik aduan dari

penduduk yang menjadi korban kejahatan dalam periode 1 (satu)

tahun per 10.000 orang penduduk. Selama periode 2015 rasio angka

kriminalitas per 10.000 penduduk di Kabupaten Soppeng

berfluktuasi, dan pada tahun 2015 rasio ini sebesar 5,80 lebih rendah

dibanding tahun 2011 yang sebesar 5,96. Dilihat dari jenis kriminal,

selama 5 tahun terakhir kasus pencurian yang mendominasi tindak

kriminal di Kabupaten Soppeng.

Persentase RT yang Menggunakan Listrik Tahun 2012-2015

Tabel 2.95

Page 136: rpjmd 2016-2021

II - 87 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

No Jenis Kriminal 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah kasus Narkoba 7 7 11 10 26

2 Jumlah kasus

Pembunuhan

2 0 0 3 2

3 Jumlah Kejahatan Seksual 14 4 6 14 9

4 Jumlah kasus

Penganiayaan

31 41 40 28 44

5 Jumlah kasus Pencurian 63 53 76 64 40

6 Jumlah kasus Penipuan 26 29 33 32 25

7 Jumlah kasus Pemalsuan

uang

2 0 0 0 0

8 Total Jumlah Tindak

Kriminal Selama 1 Tahun

145 134 166 151 146

9 Jumlah Penduduk 243,254 246,449 249,151 250,996 251,102

10 Angka Kriminalitas (8)/(9) 5.96 5.44 6.66 6.02 5.8

Sumber : Polres Kabupaten Soppeng, 2015

2.4.3.2 Kemudahan Perijinan

Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah Kabupaten

Soppeng termasuk salah satu yang berhasil menyelenggarakan

peningkatan pelayanan publik dalam bidang kemudahan perijinan

yang. Salah satu inovasi di bidang investasi, khususnya birokrasi

perijinan di bentuklah OSS (One Stop Sevice) atau pelayanan perijinan

satu atap semenjak tahun 2013. Adapun beberapa jenis perijinan yang

dilayani di KPT Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut:

NO Uraian Lama hari mengurus

(hari)

Jumlah persyaratan (dokumen)

Uraian Lama hari mengurus

(hari)

Jumlah persyaratan (dokumen)

1 Izin Mendirikan Bangunan

10 8 Izin Pemanfaatan Hasil Hutan

5 9

2 Izin Gangguan 5 8 Izin Lokasi 10 7

3 Surat Izin Tempat Usaha

3 11 Izin Usaha Perikanan

5 8

4 Surat Izin Usaha Perdagangan

3 9 Izin Trayek 3 5

5 Tanda Daftar Perusahaan

3 9 Izin Prinsip Penanaman Modal

3 8

6 Izin Usaha Industri

5 12 Izin Usaha Penanaman Modal

7 1

7 Tanda Daftar Industri

5 8 Izin Prinsip PerubahanPenanaman Modal

3 7

Angka Kriminalitas Tahun 2012-2015

Tabel 2.96

Lama Proses Perijinan Tahun 2015

Tabel 2.97

Page 137: rpjmd 2016-2021

II - 88 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

NO Uraian Lama hari mengurus

(hari)

Jumlah persyaratan (dokumen)

Uraian Lama hari mengurus

(hari)

Jumlah persyaratan (dokumen)

8 Tanda Daftar Gudang

5 9

Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal

7 12

9 Izin Usaha Jasa Konstruksi

3 9

Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal

7 12

10 Izin Penempatan Reklame

5 6

Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal

7 12

11 Izin Usaha Pertambangan

10 9

Izin Prinsip Penggabungan Penanaman Modal

7 9

12 Izin Sarana Kesehatan

5 17

Izin Usaha Penggabungan Penanaman Modal

7 12

13 Izin Tenaga Kesehatan

5 11

Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing

7 13

14 Izin Penelitian 3 4 Izin Penelitian 3 4

15 Izin Lingkungan 3 3 Izin Lingkungan 3 3

Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng

2.4.3.3 Peraturan Daerah Yang Mendukung Iklim Usaha

Jumlah peraturan daerah yang mendukung iklim usaha

investasi di Kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut.

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Perda terkait perijinan 2 4 0 2 1

2 Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa

0 5 1 2 2

3 Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan

1 4 2 2 2

Sumber : Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kab. Soppeng, 2015

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

2.4.4.1 Kualitas Tenaga Kerja

Pada tahun 2014 rasio lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Soppeng

sebesar 366,81 yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013 yang

sebesar 360,7. Hal ini dapat dimaknai bahwa setiap 10.000 penduduk

pada tahun 2014 jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 366 s/d 367

orang. Berdasarkan rasio lulusan dan dikaitkan dengan kontribusi

Lama Proses Perijinan Tahun 2011-2015

Tabel 2.98

Page 138: rpjmd 2016-2021

II - 89 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II

tenaga kerja terdidik yang ada diseluruh perguruan tinggi, maka perlu

mempersiapkan calon tenaga kerja sejak masa pendidikan.

NO Uraian 2013 2014

1 Jumlah lulusan S1 8,514 8,733

2 Jumlah lulusan S2 469 472

3 Jumlah lulusan S3 3 2

4 Jumlah lulusan S1/S2/S3 8,986 9,207

5 Jumlah Penduduk 249,151 250,996

6 Rasio lulusan S1/S2/S3 (4/5) 360.7 366.81

Sumber :

2.4.4.2 Tingkat Ketergantugan

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) merupakan

perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun,

ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan

dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan

dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan

Rasio Ketergantungan Tua. Pada tahun 2014 rasio ketergantungan Kab.

Soppeng sebesar 47,81%, ini lebih rendah dibanding tahun 2013 yang

sebesar 48,84%. Hal ini menunjukkan bahwa beban yang ditanggung

penduduk produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif

dan tidak produktif lagi cukup rendah, namun tetap dibutuhkan

peningkatan keterampilan sehingga penduduk produktif dapat

meningkatkan produktifitasnya sedangkan penduduk yang belum dan

tidak produktif dapat lebih berdaya.

NO Uraian 2013 2014 2015

1 Jumlah penduduk usia <15 tahun 57,803 55,365 54,810

2 Jumlah penduduk usia > 64 tahun 23,957 25,820 25,534

3 Jumlah penduduk usia tidak produktif

81,760 81,185 80,344

4 Jumlah penduduk usia 15-64 167,391 169,811 170,758

5 Rasio ketergantungan (3/4) 48.84 47.81 47.05

Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, catatan sipil dan tenaga kerja Kab. Soppeng, 2015

Rasio S1/S2/S3 Tahun 2013-2014

Tabel 2.99

Rasio Ketergantungan Tahun 2013-2015

Tabel 2.100

Page 139: rpjmd 2016-2021

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja

Keuangan Masa Lalu

3.2 Kebijakan

Pengelolaan Keuangan Masa lalu

3.3 Kerangka

Pendanaan

Page 140: rpjmd 2016-2021

III - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SERTA KERANGKA PENDANAAN

Otonomi daerah kini telah memasuki fase ketiga dengan diterbitkannya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah fase pertama diawali dengan keluarnya Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan fase kedua

ditandai dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Ketiga regulasi ini memberi kewenangan lebih luas

kepada pemerintah daerah untuk mengurus daerahnya sendiri. Pemberian

kewenangan kepada pemerintah daerah ini yang dikenal dengan sebutan

desentralisasi kewenangan. Pemerintah daerah dalam melaksanakan

kewenangan dari pemerintah pusat tentunya tidak bisa berjalan dengan baik

jika tidak disertai dengan pembiayaan yang cukup. Untuk itu desentralisasi

kewenangan tersebut disertai dengan desentralisasi fiskal (money follow

function). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Selanjutnya pemerintah juga melakukan penguatan fiskal daerah

dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Meskipun pada awalnya regulasi ini dianggap

memangkas sebahagian sumber-sumber pendapatan daerah, namun dalam

perjalanannya penerimaan pendapatan asli daerah semakin baik dengan

dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB-

P2) menjadi penerimaan yang dikelola langsung oleh daerah. Untuk itu

pemerintah harus berupaya terus meningkatkan pendapatan daerah, karena

kemampuan fiskal daerah sangat menentukan terlaksananya roda

pemerintahan dan pembangunan.

Keuangan daerah harus dikelola secara baik sesuai peraturan

perundang-undangan. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban

Page 141: rpjmd 2016-2021

III - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai

dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 tentang Keuangan Daerah yang selanjutnya dijabarkan ke dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, ditegaskan bahwa keuangan daerah harus

dikelola secara tertib, efesien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggungjawab sesuai azas keadilan, kepatutan dan manfaat kepada

masyarakat.

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Realisasi keuangan daerah lima tahun sebelumnya memberikan

gambaran umum tentang pencapaian target kinerja keuangan daerah. Trend

pertumbuhan keuangan daerah menunjukkan kemampuan fiskal daerah dalam

mendanai penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan daerah

Kabupaten Soppeng. Kinerja keuangan akan memberikan gambaran tentang

pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Sepanjang Tahun Anggaran 2011-2015 APBD Kabupaten Soppeng

mengalami pertumbuhan yang positif baik dari sisi pendapatan maupun dari

sisi belanja demikian halnya dengan sisi pembiayaan jika dibandingkan periode

sebelumnya.

3.1.1.1. Pendapatan Daerah

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,

struktur pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan

Dana Perimbangan dan Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang

Page 142: rpjmd 2016-2021

III - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Sah. Dengan berpedoman pada Laporan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011-2015 kapasitas fiskal daerah atau

kemandirian fiskal daerah dapat dihitung dengan menjumlahkan Pendapatan

Asli Daerah dengan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dari

Pemerintah Pusat serta Dana Bagi Pajak dari Pemerintah Provinsi dibagi

dengan total pendapatan dikalikan dengan seratus.

Secara umum digambarkan bahwa di awal periode yaitu Tahun

Anggaran 2011 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.599.323.468.215,49

dengan kemadirian fiskal daerah sebesar 11,28% dan ketergantungan fiskal

sebesar 86,61%. Tahun Anggaran 2012 pendapatan direalisasilkan sebesar

Rp.636.079.333.275,53 dengan kemadirian fiskal sebesar 11,76% dan

ketergantungan fiskal sebesar 88,24%. Tahun Anggaran 2013 pendapatan

direalisasikan sebesar Rp.761.699.666.388,25 dengan kemandirian fiskal

sebesar 11,21% dan ketergantungan fiskal sebesar 88,79%. Tahun Anggaran

2014 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.846.234.822.801,54 dengan

kemadirian fiskal sebesar 13,45% dan ketergantungan fiskal sebesar 86,55%.

Pada akhir periode yaitu Tahun Anggaran 2015 pendapatan direalisasikan

sebesar Rp.1.029.157.370.744,91 dengan kemandirian fiskal sebesar 11,29%

dan ketergantungan fiskal sebesar 88,71%.

Jika dibandingkan pencapaian realisasi pendapatan di awal periode

dengan pendapatan pada akhir periode, pendapatan mengalami pertumbuhan

rata-rata sebesar 11,42% dan kenaikan pendapatan sebesar 71,72% dengan

kemadirian fiskal rata-rata sebesar 11,80% dan ketergantungan fiskal sebesar

88,20%.

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng periode 2011-2015

digambarkan pada gambar 3.1 dan tabel 3.1 sebagai berikut :

Page 143: rpjmd 2016-2021

III - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014, dan Rancangan

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 yang belum diaudit.

No. Uraian Tahun (Rp.) Rata-rata

Pertumbuhan (%) 2011 2012 2013 2014 2015

PENDAPATAN

59

9,3

23

,46

8,2

15

.49

63

6,0

79

,33

3,2

75

.53

76

1,6

99

,66

6,3

88

.25

84

6,2

34

,82

2,8

01

.54

1,0

29

,15

7,3

70

,74

4.9

1

11.42

1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

21

,55

1,7

66

,28

7.8

1

25

,89

4,5

88

,26

1.4

7

40

,09

6,2

83

,90

8.9

4

60

,54

4,2

21

,46

3.6

7

68

,49

9,7

71

,97

2.5

5

26.02

1.1.1. Pajak Daerah

2,9

31

,02

6,5

49

.00

3,4

81

,52

5,4

32

.00

4,2

82

,98

3,6

83

.00

10

,41

7,5

26

,14

1.0

0

11

,21

9,9

97

,02

0.0

0

30.80

0.00

100,000,000,000.00

200,000,000,000.00

300,000,000,000.00

400,000,000,000.00

500,000,000,000.00

600,000,000,000.00

700,000,000,000.00

800,000,000,000.00

900,000,000,000.00

2011 2012 2013 2014 2015

21,551,766,287.81 25,894,588,261.47

40,096,283,908.94

60,544,221,463.67 68,499,771,972.55

448,094,072,116.00

513,337,274,389.00

598,157,576,584.00

635,227,489,289.00

741,164,342,734.00

129,677,629,811.68

96,847,470,625.06

123,445,805,895.31

150,463,112,048.87

219,493,256,038.36

PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Gambar 3.1

Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 3.1

Page 144: rpjmd 2016-2021

III - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun (Rp.) Rata-rata

Pertumbuhan (%) 2011 2012 2013 2014 2015

1.1.2. Retribusi Daerah

12

,05

2,8

51

,55

0.0

0

14

,78

7,9

79

,93

5.0

0

8,6

37

,48

6,0

91

.00

9,5

53

,78

7,6

77

.00

6,3

28

,58

8,6

71

.00

(12.09)

1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Dipisahkan

2,3

04

,55

8,7

62

.00

2,4

35

,28

1,9

00

.65

3,6

70

,93

5,2

67

.00

6,3

31

,16

6,1

86

.00

8,4

52

,81

7,3

34

.40

29.68

1.1.4. Lain-Lain PAD Yang Sah

4,2

63

,32

9,4

26

.81

5,1

89

,80

0,9

93

.82

23

,50

4,8

78

,86

7.9

4

34

,24

1,7

41

,45

9.6

7

42

,49

8,3

68

,94

7.1

5

58.39

1.2. Dana Perimbangan

44

8,0

94

,07

2,1

16

.00

51

3,3

37

,27

4,3

89

.00

59

8,1

57

,57

6,5

84

.00

63

5,2

27

,48

9,2

89

.00

74

1,1

64

,34

2,7

34

.00

10.59

1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak

31

,50

9,5

34

,11

6.0

0

33

,09

5,0

55

,38

9.0

0

31

,07

5,8

14

,58

4.0

0

22

,38

1,1

93

,28

9.0

0

20

,49

1,4

28

,73

4.0

0

(8.25)

1.2.2. Dana Alokasi Umum (Dau)

37

5,8

37

,23

8,0

00

.00

44

6,4

10

,17

9,0

00

.00

51

7,8

05

,12

2,0

00

.00

56

9,1

26

,99

6,0

00

.00

58

9,0

49

,24

4,0

00

.00

9.40

Page 145: rpjmd 2016-2021

III - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun (Rp.) Rata-rata

Pertumbuhan (%) 2011 2012 2013 2014 2015

1.2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK)

40

,74

7,3

00

,00

0.0

0

33

,83

2,0

40

,00

0.0

0

49

,27

6,6

40

,00

0.0

0

43

,71

9,3

00

,00

0.0

0

13

1,6

23

,67

0,0

00

.00

26.43

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

12

9,6

77

,62

9,8

11

.68

96

,84

7,4

70

,62

5.0

6

12

3,4

45

,80

5,8

95

.31

15

0,4

63

,11

2,0

48

.87

21

9,4

93

,25

6,0

38

.36

11.10

1.3.1 Hibah -

-

64

5,3

86

,93

8.0

0

57

6,2

32

,54

4.0

0

20

,93

5,9

60

,34

0.0

0

115,825.39

1.3.2 Dana Darurat -

-

-

-

-

-

1.3.3

Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Dan Pemerintah Daerah Lainnya

14

,52

1,5

10

,65

1.6

8

15

,84

4,2

50

,62

5.0

6

14

,21

1,4

45

,63

7.3

1

30

,93

2,2

82

,82

4.8

7

27

,17

7,3

69

,69

8.3

6

13.35

1.3.4 Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus

10

2,5

11

,67

1,0

80

.00

68

,50

2,4

86

,00

0.0

0

94

,80

3,4

22

,00

0.0

0

10

6,3

92

,48

4,0

00

.00

16

1,4

80

,32

2,0

00

.00

9.51

1.3.5

Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya

12

,64

4,4

48

,08

0.0

0

12

,50

0,7

34

,00

0.0

0

13

,78

5,5

51

,32

0.0

0

12

,56

2,1

12

,68

0.0

0

9,8

99

,60

4,0

00

.00

(4.78)

Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014, dan Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 yang belum diaudit.

Page 146: rpjmd 2016-2021

III - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

3.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 3 Tahun 2014 Pasal 285 ayat

(1) ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memegang

peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu (i) Pajak Daerah;

(ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan;

dan (iv) Lain-lain PAD yang Sah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah

di Kabupaten Soppeng cenderung mengalami peningkatan. Jika dilihat dari

trend pertumbuhan PAD dari tahun 2011-2015, angka pertumbuhannya selalu

positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,02%, artinya dari sisi daya

tumbuh sudah besar sehingga dapat memberikan kontribusi pada pendapatan

daerah, namun tingkat kontribusi terhadap pendapatan daerah masih rendah

yaitu hanya rata-rata 5,35% per tahun.

Penerimaan dari Pajak Daerah tumbuh rata-rata sebesar 30,80% per

tahun, Retribusi Daerah mengalami penurunan dengan rata-rata (12,09)% per

tahun, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan tumbuh rata-rata

sebesar 29,68% per tahun, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah tumbuh

rata-rata sebesar 58,39%. Jika dilihat dari strukturnya, pembentuk PAD

cenderung mengalami sedikit pergeseran selama dua tahun terakhir. Pada

Tahun 2011-2012, kontribusi PAD terbesar adalah Retribusi Daerah, Namun di

tiga tahun terakhir yaitu 2013-2015, pembentuk PAD terbesar adalah Lain-lain

PAD yang Sah. Pergeseran ini akibat adanya pengalihan pendapatan yang

bersumber dari pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), yang semula

masuk dalam jenis pendapatan Retribusi Daerah, namun ketika berubah status

menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pendapatannya dipindahkan ke

dalam jenis pendapatan Lain-lain PAD yang Sah. Demikian pula halnya dengan

pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan yang telah

beralih ke Lain-Lain PAD yang Sah berupa penerimaan dana kapitasi jaminan

kesehatan nasional.

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PAD,

peningkatan penerimaan dari pajak daerah sebagai akibat dari beralihnya Pajak

Page 147: rpjmd 2016-2021

III - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) pada Tahun

2014 menjadi bagian dari Pajak Daerah.

3.1.1.1.2. Dana Perimbangan

Dalam penjelasan UU Nomor 23 Tahun 2014 dinyatakan bahwa Dana

Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil

(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana

Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah Pusat serta

merupakan satu kesatuan yang utuh.

Dana perimbangan mengalami trend pertumbuhan yang terus

meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,59% per tahun.

Kontribusi dana perimbangan terhadap Pendapatan Daerah relatif besar, yaitu

rata-rata 76,22% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan fiskal

Kabupaten Soppeng dalam pendanaan belanja daerah masih besar kepada

Pemerintah Pusat khususnya dana perimbangan.

Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak turun rata-rata sebesar

(8,25)% per tahun, penurunan ini sebagai akibat dari beralihnya Pajak Bumi

Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan pada Tahun 2014 menjadi

kewenangan pemerintah daerah. Dana Alokasi Umum tumbuh rata-rata sebesar

9,40% per tahun, dan Dana Alokasi Khusus tumbuh rata-rata 26,43%, kenaikan

Dana Alokasi Khusus khususnya di Tahun 2015 sebagai akibat adanya DAK

Tambahan dari Pemerintah Pusat.

3.1.1.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari Pendapatan Hibah,

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana

Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

pemerintah Daerah lainnya. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami

trend pertumbuhan rata-rata 11,10% per tahun dengan tingkat kontribusi

terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar 18,44% per tahun.

Pendapatan hibah tumbuh rata-rata 115.825,39 %, pertumbuhan yang

Page 148: rpjmd 2016-2021

III - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

sangat besar ini disebabkan pendapatan hibah baru mulai terealisasi pada

Tahun 2013 dan secara signifikan tumbuh sebesar 3.533,25 % pada tahun 2015

sebagai akibat adanya dana hibah dari pemerintah pusat untuk kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya tumbuh secara fluktuatif dengan pertumbuhan

rata-rata sebesar 13,35%. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus juga tumbuh

secara fluktuatif dengan tingkat rata-rata pertumbuhan sebesar 9,51%.

Bantuan Keuangan dari Provisni atau Pemerintah Daerah Lainnya mengalami

penurunan rata-rata sebesar (4,78)% sebagai akibat menurunnya alokasi dana

Pendidikan Gratis dari Provinsi.

3.1.1.2. Belanja Daerah

Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah merupakan

perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan

daerah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,

Belanja Daerah terdiri dari :

1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri

dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi,

(d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g)

Belanja Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga.

2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis

belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, dan (c) Belanja

Modal.

Pada Tahun 2015, realisasi belanja Kabupaten Soppeng mencapai

Rp.997.459.429.170,35. Besaran belanja ini meningkat dari tahun ke tahun

Page 149: rpjmd 2016-2021

III - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

dengan rata-rata pertumbuhan 10,37% per tahun. Walaupun besaran belanja

mengalami peningkatan, proporsi masing-masing belanja relatif tidak banyak

mengalami perubahan. Proporsi Belanja Tidak Langsung masih lebih besar,

yaitu sebesar 56,64%, sementara proporsi Belanja Langsung 43,36% dari total

belanja daerah. Dari Belanja Tidak Langsung, pengeluaran Belanja Pegawai

merupakan yang terbesar jumlahnya. Proporsinya terhadap total Belanja

Daerah mencapai 50,13% dan terhadap Belanja Tidak Langsung mencapai

88,51%. Belanja Pegawai ini merupakan penyediaan gaji dan tunjangan serta

tambahan penghasilan lainnya bagi pegawai negeri di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Soppeng berupa Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan

Penghasilan Guru, dan Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota

DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan Insentif Pemungutan

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Besaran belanja langsung yang terkait langsung dengan program dan

kegiatan dengan masyarakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

dengan rata-rata pertumbuhan 15,19% per tahun. Proporsi belanja modal

merupakan yang terbesar sebesar 22,65% terhadap Belanja Daerah atau

52,23% terhadap Belanja Langsung, sedangkan Belanja Barang dan Jasa hanya

sebesar 16,49% dari total Belanja daerah atau sebesar 38,02% dari Belanja

Langsung. Besaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dari tahun ke

tahun secara rerata mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan

masing-masing sebesar 11,17% per tahun dan 22,18% per tahun.

Realisasi belanja untuk Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 2011-

2015 terserap rata-rata 10,37%. Pada Tahun 2015, realisasi belanja daerah

hanya mencapai 90,94%. Realisasi untuk Belanja Tidak Langsung adalah

sebesar 94,57% dan untuk Belanja Langsung adalah sebesar 86,59%. Realisasi

belanja yang paling baik adalah untuk Belanja Hibah dan Belanja Bantuan

Keuangan kepada Kota kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan

Desa serta Belanja Pegawai dalam pos Belanja Tidak Langsung (lihat tabel 2).

Hal ini disebabkan penganggaran pada Belanja Hibah dan Belanja Bantuan

Page 150: rpjmd 2016-2021

III - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Keuangan sudah jelas sasaran dan besaran anggarannya sedangkan pada

Belanja Pegawai besaran anggaran didasarkan pada anggaran tahun lalu.

Apabila dilihat berdasarkan SKPD, pada Tahun 2015 belanja terbesar adalah

untuk SKPD yang melaksanakan urusan pemerintahan wajib terkait dengan hak

dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh

pemerintah daerah, terutama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Dinas

Pekerjaan umum, dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan

Energi mencapai 125,51% serta urusan kesehatan pada Dinas Kesehatan dan

RSUD Latemmamala mencapai 41,47% dari total belanja langsung. Anggaran

dan realisasi belanja daerah tahun 2013 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut:

NO. URAIAN

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

A BELANJA TIDAK LANGSUNG

48

7,2

77

,21

0,2

61

.00

45

8,9

19

,50

0,0

10

.40

94

.18

50

4,2

84

,53

7,8

99

.00

48

5,2

76

,70

3,9

03

.00

96

.23

59

7,3

39

,39

3,0

24

.00

56

4,9

15

,84

5,7

98

.35

94

.57

1 Belanja Pegawai

44

8,0

70

,20

2,5

12

.00

43

3,9

56

,66

9,8

55

.40

96

.85

47

8,1

61

,90

3,2

02

.00

46

0,2

76

,75

0,5

04

.00

96

.26

52

9,0

65

,76

0,2

39

.00

50

0,0

29

,93

1,8

63

.35

94

.51

2 Belanja Bunga

73

8,3

16

,74

7.0

0

49

2,2

34

,62

5.0

0

66

.67

-

-

0.0

0

-

-

0.0

0

Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015

Tabel 3.2

Page 151: rpjmd 2016-2021

III - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. URAIAN

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

3 Belanja Subsidi -

-

0.0

0

-

-

0.0

0

-

-

0.0

0

4 Belanja Hibah 7

,58

4,3

33

,40

0.0

0

7,5

77

,96

8,0

50

.00

99

.92

8,0

38

,61

3,8

96

.00

7,8

76

,10

2,9

04

.00

97

.98

28

,84

8,5

19

,10

0.0

0

28

,80

8,5

19

,10

0.0

0

99

.86

5 Belanja Bantuan Sosial

80

0,0

00

,00

0.0

0

69

2,5

00

,00

0.0

0

86

.56

1,3

48

,41

5,0

00

.00

1,2

51

,91

5,0

00

.00

92

.84

-

-

0.0

0

6

Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

26

4,5

76

,57

8.0

0

26

0,3

12

,50

0.0

0

98

.39

26

2,1

01

,00

0.0

0

-

0.0

0

1,9

61

,16

9,1

58

.00

-

0.0

0

7

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik

15

,87

3,0

02

,42

9.0

0

15

,80

8,4

38

,38

0.0

0

99

.59

15

,92

3,5

04

,80

1.0

0

15

,85

3,4

46

,40

1.0

0

99

.56

36

,07

0,4

04

,13

5.0

0

35

,94

9,2

20

,83

5.0

0

99

.66

8 Belanja Tidak terduga

13

,94

6,7

78

,59

5.0

0

13

1,3

76

,60

0.0

0

0.9

4

55

0,0

00

,00

0.0

0

18

,48

9,0

94

.00

3.3

6

1,3

93

,54

0,3

92

.00

12

8,1

74

,00

0.0

0

9.2

0

Page 152: rpjmd 2016-2021

III - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. URAIAN

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

AN

GG

AR

AN

(R

p.)

RE

AL

ISA

SI

(Rp

)

%

B BELANJA LANGSUNG 3

13

,62

3,4

60

,40

6.0

0

28

3,0

24

,46

7,2

95

.00

90

.24

38

2,8

68

,39

8,6

99

.00

35

6,4

62

,44

0,2

61

.00

93

.10

49

95

28

98

47

52

.00

43

25

43

58

33

72

.00

86

.59

1 Belanja Pegawai

45

,96

6,0

82

,41

0.0

0

39

,44

8,9

70

,30

8.0

0

85

.82

54

,87

3,3

98

,76

9.0

0

51

,33

7,3

96

,80

2.0

0

93

.56

43

34

85

24

86

1.0

0

42

16

10

06

25

3.0

0

97

.26

2 Belanja Barang dan Jasa

13

0,5

89

,31

9,9

13

.00

11

9,6

91

,14

1,8

33

.00

91

.65

15

3,8

44

,63

0,0

98

.00

13

9,0

31

,70

9,1

30

.00

90

.37

17

31

80

67

77

80

.00

16

44

57

68

06

29

.00

94

.96

3 Belanja Modal

13

7,0

68

,05

8,0

83

.00

12

3,8

84

,35

5,1

54

.00

90

.38

17

4,1

50

,36

9,8

32

.00

16

6,0

93

,33

4,3

29

.00

95

.37

28

29

99

78

21

11

.00

22

59

24

89

64

90

.00

79

.83

JUMLAH BELANJA

80

0,9

00

,67

0,6

67

.00

74

1,9

43

,96

7,3

05

.40

92

.64

88

7,1

52

,93

6,5

98

.00

84

1,7

39

,14

4,1

64

.00

94

.88

10

96

86

83

77

77

6.0

0

99

74

59

42

91

70

.35

90

.94

Page 153: rpjmd 2016-2021

III - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Sementara, anggaran dan realisasi berdasarkan SKPD tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015 seperti pada tabel berikut:

NO. SKPD

2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

20

12

20

13

20

14

20

15

Ra

ta-r

ata

1 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

24

9,1

57

,90

6,8

65

.00

24

5,5

46

,70

3,0

06

.00

98

.55

11

7.4

4

31

0,4

92

,45

5,0

08

.00

29

8,5

40

,35

0,7

15

.00

96

.15

15

3.1

4

37

1,3

61

,90

9,2

26

.00

36

0,0

48

,55

2,9

06

.40

96

.95

12

7.2

1

39

1,6

83

,90

8,9

10

.00

37

2,2

64

,10

9,0

92

.00

95

.04

11

4.5

5

41

7,5

32

,88

2,7

81

.00

39

0,3

08

,72

7,6

40

.35

93

.48

90

.24

21

.58

20

.60

3.3

9

4.8

5

12

.61

2 DINAS KESEHATAN

28

,51

1,3

18

,64

3.0

0

28

,31

8,5

14

,07

0.0

0

99

.32

13

.54

35

,38

9,6

71

,70

8.0

0

32

,58

6,2

48

,26

6.0

0

92

.08

16

.72

38

,72

7,3

98

,93

1.0

0

36

,13

6,2

06

,60

6.0

0

93

.31

12

.77

47

,03

9,8

76

,48

5.0

0

43

,95

5,4

99

,36

0.0

0

93

.44

13

.53

54

,15

6,0

15

,30

3.0

0

49

,71

9,3

64

,15

5.0

0

91

.81

11

.49

15

.07

10

.89

21

.64

13

.11

15

.18

3 RUMAH SAKIT UMUM LATEMMAMALA

36

,48

2,6

14

,59

7.0

0

25

,80

6,5

92

,34

8.0

0

70

.74

12

.34

27

,08

5,2

06

,44

9.0

0

22

,60

7,3

44

,90

7.0

0

83

.47

11

.60

64

,62

9,3

51

,35

8.0

0

51

,00

2,0

84

,07

1.0

0

78

.91

18

.02

74

,85

3,2

53

,78

0.0

0

70

,43

9,4

18

,14

5.0

0

94

.10

21

.68

86

,03

2,9

56

,71

8.0

0

76

,47

8,1

04

,90

5.0

0

88

.89

17

.68

(1

2.4

0)

12

5.6

0

38

.11

8.5

7

39

.97

4 DINAS PEKERJAAN UMUM

41

,96

5,6

32

,69

7.0

0

39

,07

7,7

43

,23

6.0

0

93

.12

18

.69

41

,25

9,3

02

,38

7.0

0

38

,14

9,1

43

,75

7.0

0

92

.46

19

.57

54

,98

9,2

06

,55

4.0

0

50

,99

0,5

86

,33

6.0

0

92

.73

18

.02

79

,42

1,5

60

,06

9.0

0

72

,30

3,2

98

,24

8.0

0

91

.04

22

.25

14

8,5

29

,90

4,2

64

.00

12

9,6

67

,03

2,6

56

.00

87

.30

29

.98

(2

.38

)

33

.66

41

.80

79

.34

38

.10

5

DINAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR, PERTAMBANGAN DAN ENERGI 2

9,9

18

,70

5,6

33

.00

28

,14

2,7

85

,59

3.0

0

94

.06

13

.46

12

,47

8,9

47

,02

6.0

0

11

,66

4,1

01

,32

6.0

0

93

.47

5.9

8

16

,31

9,0

30

,74

1.0

0

15

,43

0,7

35

,87

5.0

0

94

.56

5.4

5

17

,27

3,9

56

,19

8.0

0

16

,83

4,3

85

,67

4.0

0

97

.46

5.1

8

23

,27

1,7

73

,38

4.0

0

22

,89

9,5

04

,47

0.0

0

98

.40

5.2

9

(5

8.5

5)

32

.29

9.1

0

36

.03

4.7

2

6 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

4,7

69

,75

2,1

77

.00

4,7

09

,70

8,8

05

.00

98

.74

2.2

5

4,2

64

,91

4,4

45

.00

4,1

88

,40

7,1

56

.00

98

.21

2.1

5

5,1

70

,58

4,1

74

.00

4,9

41

,90

9,0

85

.00

95

.58

1.7

5

5,4

87

,29

0,9

77

.00

5,3

91

,92

1,9

16

.00

98

.26

1.6

6

6,4

87

,52

2,3

21

.00

6,4

02

,20

4,6

46

.00

98

.68

1.4

8

(1

1.0

7)

17

.99

9.1

1

18

.74

8.6

9

7 BAPPEDA

4,7

78

,93

7,9

67

.00

4,7

60

,20

5,2

93

.00

99

.61

2.2

8

6,7

53

,13

7,9

87

.00

6,2

11

,27

2,8

41

.00

91

.98

3.1

9

5,2

64

,82

0,3

55

.00

4,7

34

,94

3,1

21

.00

89

.94

1.6

7

5,9

76

,70

6,0

64

.00

5,4

63

,88

1,2

57

.00

91

.42

1.6

8

6,8

31

,42

3,6

02

.00

6,4

62

,96

4,5

60

.00

94

.61

1.4

9

30

.48

(2

3.7

7)

15

.39

18

.29

10

.10

8

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

3,8

23

,03

7,8

18

.00

3,6

63

,20

4,2

52

.00

95

.82

1.7

5

4,5

15

,12

3,7

70

.00

4,3

74

,22

9,9

73

.00

96

.88

2.2

4

5,6

86

,42

6,5

67

.00

5,5

73

,85

6,6

70

.00

98

.02

1.9

7

6,1

99

,29

4,8

16

.00

5,8

95

,08

1,7

42

.00

95

.09

1.8

1

6,7

22

,68

3,2

44

.00

6,3

87

,69

9,6

68

.00

95

.02

1.4

8

19

.41

27

.42

5.7

6

8.3

6

15

.24

Realisasi Belanja per SKPD Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 3.3

Page 154: rpjmd 2016-2021

III - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. SKPD

2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

20

12

20

13

20

14

20

15

Ra

ta-r

ata

9 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

2,0

18

,24

5,9

10

.00

1,9

02

,19

8,3

97

.00

94

.25

0.9

1

2,3

91

,30

9,4

50

.00

2,2

76

,37

2,9

68

.00

95

.19

1.1

7

3,7

76

,45

3,5

91

.00

3,7

20

,43

2,7

35

.00

98

.52

1.3

1

3,0

95

,13

1,7

00

.00

2,7

85

,92

5,7

06

.00

90

.01

0.8

6

4,0

77

,32

8,4

70

.00

3,9

57

,00

3,5

98

.00

97

.05

0.9

1

19

.67

63

.44

(2

5.1

2)

42

.04

25

.01

10

DINAS KEPENDUDUKAN, CATATAN SIPIL DAN TRANSMIGRASI 3

,00

7,2

14

,54

8.0

0

3,0

05

,15

1,8

09

.00

99

.93

1.4

4

6,3

77

,05

9,5

73

.00

5,9

96

,69

6,9

66

.00

94

.04

3.0

8

5,7

90

,02

1,4

31

.00

5,6

22

,40

9,7

07

.00

97

.11

1.9

9

5,4

54

,37

0,7

81

.00

4,9

83

,57

2,9

33

.00

91

.37

1.5

3

5,2

35

,04

9,8

58

.00

5,1

87

,65

9,9

65

.00

99

.09

1.2

0

99

.55

(6

.24

)

(1

1.3

6)

4.1

0

21

.51

11

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA 3

,72

2,4

09

,32

6.0

0

3,8

21

,73

7,3

95

.00

10

2.6

7

1.8

3

5,5

35

,02

5,5

76

.00

5,2

53

,93

0,9

45

.00

94

.92

2.7

0

5,4

54

,99

1,7

25

.00

5,2

53

,79

0,0

57

.00

96

.31

1.8

6

5,8

17

,37

7,4

15

.00

5,4

12

,92

5,4

80

.00

93

.05

1.6

7

6,5

29

,37

0,5

19

.00

6,0

11

,79

2,1

20

.00

92

.07

1.3

9

37

.47

-

3.0

3

11

.06

12

.89

12 DINAS SOSIAL

4,2

82

,84

7,3

20

.00

4,2

39

,69

2,5

66

.00

98

.99

2.0

3

4,9

21

,35

8,1

97

.00

4,8

18

,80

0,1

08

.00

97

.92

2.4

7

3,5

80

,77

5,6

39

.00

3,5

56

,57

3,3

20

.00

99

.32

1.2

6

3,2

60

,83

9,2

21

.00

2,6

51

,32

8,9

87

.00

81

.31

0.8

2

3,5

38

,49

7,8

30

.00

3,4

77

,07

5,2

06

.00

98

.26

0.8

0

13

.66

(2

6.1

9)

(2

5.4

5)

31

.14

(1

.71

)

13 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4,0

94

,05

0,6

46

.00

3,7

34

,96

6,5

07

.00

-

1.1

5

26

,60

9,3

78

,66

0.0

0

6,2

24

,14

7,4

38

.00

23

.39

1.4

4

-

-

-

66

.65

16

.66

14

DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

4,3

22

,35

1,5

71

.00

4,0

96

,65

0,7

37

.00

94

.78

1.9

6

5,0

28

,69

9,0

45

.00

4,6

77

,75

1,1

47

.00

93

.02

2.4

0

3,7

59

,58

8,6

20

.00

3,6

51

,80

8,5

27

.00

97

.13

1.2

9

4,1

08

,63

2,3

57

.00

3,9

61

,26

6,8

29

.00

96

.41

1.2

2

6,0

66

,02

9,0

52

.00

5,8

65

,32

6,6

85

.00

96

.69

1.3

6

14

.18

(2

1.9

3)

8.4

7

48

.07

12

.20

15 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

2,8

52

,75

0,9

22

.00

2,8

56

,58

5,5

90

.00

10

0.1

3

1.3

7

5,3

38

,82

9,5

03

.00

5,1

15

,67

6,0

01

.00

95

.82

2.6

2

5,4

06

,78

9,9

80

.00

5,3

10

,32

1,2

54

.00

98

.22

1.8

8

6,1

79

,16

4,3

89

.00

5,9

82

,44

3,0

56

.00

96

.82

1.8

4

7,4

83

,85

3,8

99

.00

7,1

67

,88

1,9

28

.00

95

.78

1.6

6

79

.08

3.8

0

12

.66

19

.82

28

.84

16

BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT 1

,69

1,4

42

,93

0.0

0

1,7

46

,38

8,8

87

.00

10

3.2

5

0.8

4

2,4

82

,10

5,9

50

.00

2,3

57

,76

0,6

65

.00

94

.99

1.2

1

2,3

13

,35

6,9

61

.00

2,3

32

,29

9,3

21

.00

10

0.8

2

0.8

2

2,8

54

,02

9,2

63

.00

2,6

39

,86

0,8

30

.00

92

.50

0.8

1

3,2

80

,03

0,5

34

.00

3,2

65

,69

7,7

05

.00

99

.56

0.7

5

35

.01

(1

.08

)

13

.19

23

.71

17

.71

17 KANTOR POLISI PAMONG PRAJA

3,7

63

,77

4,5

77

.00

3,7

11

,43

5,2

63

.00

98

.61

1.7

8

5,4

52

,76

6,8

51

.00

5,3

66

,76

3,1

73

.00

98

.42

2.7

5

4,4

47

,47

2,9

43

.00

4,2

31

,82

8,7

77

.00

95

.15

1.5

0

4,8

00

,54

9,9

41

.00

4,2

51

,96

3,7

82

.00

88

.57

1.3

1

5,7

12

,17

4,5

79

.00

5,5

74

,81

7,4

15

.00

97

.60

1.2

9

44

.60

(2

1.1

5)

0.4

8

31

.11

13

.76

Page 155: rpjmd 2016-2021

III - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. SKPD

2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

20

12

20

13

20

14

20

15

Ra

ta-r

ata

18 DPRD

3,1

57

,89

8,0

16

.00

3,1

38

,64

7,6

27

.00

99

.39

1.5

0

3,3

11

,53

6,2

44

.00

3,1

39

,58

3,7

12

.00

94

.81

1.6

1

4,2

75

,64

2,5

44

.00

4,0

39

,11

3,4

82

.00

94

.47

1.4

3

4,4

33

,14

2,5

48

.00

4,1

40

,81

6,8

12

.00

93

.41

1.2

7

4,7

34

,48

6,3

79

.00

3,9

73

,93

8,1

94

.00

83

.94

0.9

2

0.0

3

28

.65

2.5

2

(4

.03

)

6.7

9

19 KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

37

6,0

89

,92

0.0

0

35

7,2

85

,61

4.0

0

95

.00

0.1

7

49

5,9

95

,14

7.0

0

45

6,8

85

,52

0.0

0

92

.11

0.2

3

49

5,9

95

,14

7.0

0

45

6,1

04

,18

6.0

0

91

.96

0.1

6

46

3,4

38

,30

5.0

0

45

6,0

43

,53

3.0

0

98

.40

0.1

4

56

3,4

38

,30

1.0

0

52

2,6

07

,54

1.0

0

92

.75

0.1

2

27

.88

(0

.17

)

(0

.01

)

14

.60

10

.57

20 SEKRETARIAT DAERAH

18

,38

0,5

36

,38

8.0

0

18

,23

7,9

33

,60

1.0

0

99

.22

8.7

2

24

,14

8,0

24

,82

2.0

0

23

,02

0,1

17

,30

2.0

0

95

.33

11

.81

30

,05

1,4

06

,82

0.0

0

27

,51

0,5

67

,13

3.0

0

91

.55

9.7

2

31

,73

7,9

68

,90

2.0

0

28

,62

3,3

65

,43

6.0

0

90

.19

8.8

1

36

,61

5,4

25

,71

3.0

0

32

,75

0,3

10

,14

5.0

0

89

.44

7.5

7

26

.22

19

.51

4.0

4

14

.42

16

.05

21 SEKRETARIAT DPRD

11

,95

3,4

10

,51

6.0

0

11

,69

8,9

86

,81

2.0

0

97

.87

5.6

0

15

,04

8,4

05

,65

1.0

0

14

,84

5,9

90

,00

1.0

0

98

.65

7.6

2

13

,84

1,0

78

,07

0.0

0

13

,54

4,3

07

,35

9.0

0

97

.86

4.7

9

17

,61

3,3

31

,91

9.0

0

15

,98

2,2

66

,34

6.0

0

90

.74

4.9

2

19

,17

0,6

68

,32

6.0

0

16

,79

9,9

57

,04

1.0

0

87

.63

3.8

8

26

.90

(8

.77

)

18

.00

5.1

2

10

.31

22 INSPEKTORAT DAERAH

3,2

69

,57

2,2

47

.00

3,2

02

,60

7,8

22

.00

97

.95

1.5

3

3,7

21

,90

8,3

73

.00

3,5

29

,57

3,5

53

.00

94

.83

1.8

1

3,8

56

,72

7,7

35

.00

3,6

65

,17

1,9

92

.00

95

.03

1.3

0

4,5

64

,17

3,5

59

.00

4,4

39

,48

2,7

64

.00

97

.27

1.3

7

5,8

72

,57

7,8

90

.00

5,7

62

,39

3,5

15

.00

98

.12

1.3

3

10

.21

3.8

4

21

.13

29

.80

16

.24

23 BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT

4,8

52

,97

6,4

01

.00

4,6

23

,42

0,9

92

.00

95

.27

2.2

1

5,2

85

,00

7,3

13

.00

5,1

04

,24

1,9

14

.00

96

.58

2.6

2

5,9

23

,55

3,5

05

.00

5,6

01

,07

0,4

05

.00

94

.56

1.9

8

6,6

32

,71

9,7

09

.00

6,5

83

,07

7,0

21

.00

99

.25

2.0

3

7,4

57

,57

1,8

32

.00

7,2

59

,37

1,8

86

.00

97

.34

1.6

8

10

.40

9.7

3

17

.53

10

.27

11

.98

24

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 4

9,7

22

,91

2,9

71

.00

41

,04

6,0

55

,02

1.0

0

82

.55

19

.63

68

,91

0,8

36

,20

2.0

0

52

,55

7,6

94

,21

1.0

0

76

.27

26

.96

64

,41

8,6

36

,50

5.0

0

46

,06

0,4

74

,64

5.0

0

71

.50

16

.27

56

,88

6,7

84

,94

4.0

0

84

,05

6,4

38

,82

1.0

0

14

7.7

6

25

.87

68

,56

6,0

37

,52

9.0

0

67

,64

0,8

25

,44

0.8

2

98

.65

15

.64

28

.05

(1

2.3

6)

82

.49

(1

9.5

3)

19

.66

25 KANTOR PELAYANAN TERPADU

97

2,8

35

,55

0.0

0

42

0,8

23

,17

3.0

0

43

.26

0.2

0

1,9

06

,55

0,1

30

.00

1,8

46

,88

2,2

71

.00

96

.87

0.9

5

1,5

89

,54

4,7

08

.00

1,5

77

,34

4,8

66

.00

99

.23

0.5

6

2,3

45

,25

0,6

38

.00

2,2

96

,83

5,9

24

.00

97

.94

0.7

1

1,9

23

,19

3,3

95

.00

1,8

53

,04

8,4

42

.00

96

.35

0.4

3

33

8.8

7

(1

4.5

9)

45

.61

(1

9.3

2)

87

.64

26 KECAMATAN LALABATA

10

,86

5,5

89

,10

8.0

0

10

,83

9,1

18

,21

6.0

0

99

.76

5.1

8

4,7

60

,99

5,6

84

.00

4,6

30

,85

9,4

51

.00

97

.27

2.3

8

4,8

82

,31

8,2

53

.00

4,9

10

,45

0,5

85

.00

10

0.5

8

1.7

3

5,3

29

,15

1,5

30

.00

5,1

93

,64

1,4

03

.00

97

.46

1.6

0

6,1

12

,28

7,2

16

.00

6,0

46

,00

8,7

87

.00

98

.92

1.4

0

(5

7.2

8)

6.0

4

5.7

7

16

.41

(7

.27

)

Page 156: rpjmd 2016-2021

III - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. SKPD

2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

20

12

20

13

20

14

20

15

Ra

ta-r

ata

27 KECAMATAN DONRI-DONRI

5,4

89

,54

9,5

31

.00

5,4

14

,88

6,8

24

.00

98

.64

2.5

9

1,5

35

,36

9,5

21

.00

1,4

97

,86

3,6

04

.00

97

.56

0.7

7

1,5

76

,28

5,4

37

.00

1,5

46

,58

9,6

24

.00

98

.12

0.5

5

1,7

39

,71

7,9

46

.00

1,6

54

,64

1,9

06

.00

95

.11

0.5

1

1,7

49

,22

1,7

91

.00

1,7

33

,33

7,9

46

.00

99

.09

0.4

0

(7

2.3

4)

3.2

5

6.9

9

4.7

6

(1

4.3

4)

28 KECAMATAN LILIRIAJA

6,9

35

,85

7,8

34

.00

6,8

76

,08

1,6

15

.00

99

.14

3.2

9

2,6

15

,31

7,2

87

.00

2,5

62

,67

3,3

31

.00

97

.99

1.3

1

2,8

03

,54

5,9

37

.00

2,7

43

,83

3,9

01

.00

97

.87

0.9

7

3,0

00

,92

1,2

98

.00

2,9

77

,59

4,3

57

.00

99

.22

0.9

2

3,2

60

,87

9,8

55

.00

3,2

56

,69

4,4

57

.00

99

.87

0.7

5

(6

2.7

3)

7.0

7

8.5

2

9.3

7

(9

.44

)

29 KECAMATAN LILIRILAU

9,2

40

,82

6,8

41

.00

9,1

51

,60

2,3

92

.00

99

.03

4.3

8

3,0

67

,64

1,6

53

.00

2,9

88

,92

0,1

05

.00

97

.43

1.5

3

3,1

25

,47

3,4

13

.00

3,2

06

,76

4,6

28

.00

10

2.6

0

1.1

3

3,4

81

,36

9,9

07

.00

3,4

54

,14

2,2

02

.00

99

.22

1.0

6

3,7

62

,75

7,1

34

.00

3,7

44

,63

0,0

58

.00

99

.52

0.8

7

(6

7.3

4)

7.2

9

7.7

1

8.4

1

(1

0.9

8)

30 KECAMATAN MARIORIAWA

6,8

68

,40

9,5

87

.00

6,9

41

,62

1,6

00

.00

10

1.0

7

3.3

2

3,1

67

,79

8,9

16

.00

3,0

09

,75

0,6

79

.46

95

.01

1.5

4

3,1

62

,73

1,7

02

.00

3,1

43

,71

3,1

57

.00

99

.40

1.1

1

3,4

23

,55

5,6

85

.00

3,4

02

,69

9,3

83

.00

99

.39

1.0

5

3,7

86

,18

9,3

98

.00

3,6

22

,66

7,8

81

.00

95

.68

0.8

4

(5

6.6

4)

4.4

5

8.2

4

6.4

6

(9

.37

)

31 KECAMATAN MARIORIWAWO

9,1

73

,32

2,8

72

.00

9,0

69

,87

4,6

29

.00

98

.87

4.3

4

2,5

14

,11

0,5

73

.00

2,5

32

,70

6,6

43

.00

10

0.7

4

1.3

0

2,6

80

,83

0,1

50

.00

2,6

17

,71

0,3

46

.00

97

.65

0.9

2

2,9

45

,19

7,7

40

.00

2,8

45

,54

2,8

93

.00

96

.62

0.8

8

3,0

92

,68

7,9

07

.00

3,0

87

,46

8,1

97

.00

99

.83

0.7

1

(7

2.0

8)

3.3

6

8.7

0

8.5

0

(1

2.8

8)

32 KECAMATAN GANRA

3,1

98

,43

6,0

74

.00

3,1

64

,06

6,8

12

.00

98

.93

1.5

1

1,4

01

,35

5,2

14

.00

1,3

04

,37

4,0

59

.00

93

.08

0.6

7

1,3

65

,36

5,8

51

.00

1,3

26

,41

4,8

65

.00

97

.15

0.4

7

1,4

11

,48

5,2

46

.00

1,3

96

,49

5,2

12

.00

98

.94

0.4

3

1,4

84

,46

1,7

58

.00

1,4

98

,54

1,4

26

.00

10

0.9

5

0.3

5

(5

8.7

8)

1.6

9

5.2

8

7.3

1

(1

1.1

2)

33 KECAMATAN CITTA

2,3

64

,99

7,6

66

.00

2,3

04

,92

4,4

65

.00

97

.46

1.1

0

1,2

16

,60

6,9

35

.00

1,1

16

,82

1,1

00

.00

91

.80

0.5

7

1,1

57

,48

9,2

10

.00

1,1

05

,82

6,4

88

.00

95

.54

0.3

9

1,3

54

,20

0,6

72

.00

1,3

18

,11

8,8

90

.00

97

.34

0.4

1

1,3

45

,14

9,0

75

.00

1,3

45

,85

0,1

58

.00

10

0.0

5

0.3

1

(5

1.5

5)

(0

.98

)

19

.20

2.1

0

(7

.81

)

34

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN 8

,43

0,0

18

,44

2.0

0

8,2

61

,38

3,9

72

.00

98

.00

3.9

5

10

,02

4,5

59

,39

3.0

0

9,9

28

,28

5,2

56

.00

99

.04

5.0

9

11

,04

4,5

96

,07

9.0

0

10

,88

7,2

72

,77

7.0

0

98

.58

3.8

5

13

,38

2,1

38

,74

3.0

0

12

,03

1,2

48

,15

4.0

0

89

.91

3.7

0

13

,24

7,7

87

,81

8.0

0

13

,01

6,1

79

,58

5.0

0

98

.25

3.0

1

20

.18

9.6

6

10

.51

8.1

9

12

.13

35

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DESA

2,2

80

,96

1,9

06

.00

2,2

88

,70

4,0

28

.00

10

0.3

4

1.0

9

2,4

85

,36

7,9

04

.00

2,3

57

,30

6,0

26

.00

94

.85

1.2

1

4,0

90

,05

9,7

05

.00

3,8

55

,30

8,9

42

.00

94

.26

1.3

6

6,0

70

,93

3,4

95

.00

6,0

08

,40

8,0

65

.00

98

.97

1.8

5

6,6

43

,63

6,1

17

.00

6,5

96

,02

4,8

84

.00

99

.28

1.5

2

3.0

0

63

.55

55

.85

9.7

8

33

.04

Page 157: rpjmd 2016-2021

III - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. SKPD

2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

AN

GG

AR

AN

(R

p)

RE

AL

ISA

SI (

Rp

.)

CA

PA

IAN

(%

)

PR

OP

OR

SI T

HD

BL

(%

)

20

12

20

13

20

14

20

15

Ra

ta-r

ata

36

KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

1,4

27

,27

9,5

84

.00

1,3

52

,09

8,8

70

.00

94

.73

0.6

5

1,5

54

,60

2,3

41

.00

1,4

50

,35

1,1

32

.00

93

.29

0.7

4

1,5

26

,43

9,7

83

.00

1,4

88

,69

3,1

47

.00

97

.53

0.5

3

1,8

66

,96

7,3

86

.00

1,8

00

,90

3,8

18

.00

96

.46

0.5

5

1,7

62

,72

5,5

06

.00

1,7

54

,26

0,0

24

.00

99

.52

0.4

1

7.2

7

2.6

4

20

.97

(2

.59

)

7.0

7

37 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

9,4

76

,90

3,2

56

.00

8,5

98

,57

5,1

93

.00

90

.73

4.1

1

10

,05

2,6

98

,63

0.0

0

9,6

69

,48

4,4

34

.00

96

.19

4.9

6

14

,76

0,5

80

,76

0.0

0

14

,20

4,1

87

,48

6.0

0

96

.23

5.0

2

20

,86

8,2

96

,10

5.0

0

8,4

16

,36

6,2

49

.00

40

.33

2.5

9

32

,19

9,1

75

,58

0.0

0

31

,54

1,9

90

,34

6.0

0

97

.96

7.2

9

12

.45

46

.90

(4

0.7

5)

27

4.7

7

73

.34

38 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

9,2

26

,37

7,4

95

.00

6,7

54

,94

0,3

10

.00

73

.21

3.2

3

8,5

97

,49

0,7

01

.00

7,9

34

,21

7,7

94

.00

92

.29

4.0

7

7,9

87

,20

1,9

55

.00

7,4

30

,90

1,6

40

.00

93

.04

2.6

3

8,5

45

,29

3,5

58

.00

7,3

85

,67

6,8

52

.00

86

.43

2.2

7

10

,36

4,0

99

,00

9.0

0

9,3

33

,27

2,6

06

.00

90

.05

2.1

6

17

.46

(6

.34

)

(0

.61

)

26

.37

9.2

2

39 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

5,3

01

,21

2,2

16

.00

5,1

72

,31

6,3

47

.00

97

.57

2.4

7

8,1

30

,53

1,7

35

.00

7,5

60

,95

7,4

43

.00

92

.99

3.8

8

19

,60

6,9

88

,60

2.0

0

18

,48

3,8

07

,28

3.0

0

94

.27

6.5

3

21

,45

6,9

03

,75

1.0

0

8,3

23

,48

8,5

79

.00

38

.79

2.5

6

9,6

92

,40

2,7

34

.00

9,2

43

,17

0,1

32

.00

95

.37

2.1

4

46

.18

14

4.4

6

(5

4.9

7)

11

.05

36

.68

TOTAL

60

8,0

34

,91

7,9

22

.00

57

4,3

21

,25

3,1

82

.00

94

.46

27

4.7

0

66

3,7

18

,62

3,2

94

.00

61

7,2

30

,39

0,4

55

.46

93

.00

31

6.6

1

80

0,9

00

,67

0,6

67

.00

74

1,9

43

,96

7,3

05

.40

92

.64

26

2.1

5

88

7,1

52

,93

6,5

98

.00

84

1,7

39

,14

4,1

64

.00

94

.88

25

9.0

2

1,0

61

,50

3,7

35

,28

1.0

0

96

7,4

39

,55

3,4

52

.17

91

.14

22

3.6

6

7.4

7

20

.21

13

.45

14

.93

14

.02

3.1.2. Neraca Daerah

Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

entitas (perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi Aset,

Kewajiban dan Ekuitas Dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca Daerah

akan memberikan informasi penting kepada manajemen pemerintahan daerah,

pihak legislatif daerah maupun para Kreditur/Pemberi Pinjaman kepada

daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan

atau aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Elemen utama neraca pemerintah daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas

dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening

yang lebih terinci sebagaimana tergambar dalam tabel 4.

Page 158: rpjmd 2016-2021

III - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

3.1.2.1 Aset

Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan

dikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi

dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset

terdiri dari (i) aset lancar, (ii) investasi jangka panjang, (iii) aset tetap, (iv) dana

cadangan, dan (v) aset lainnya. Pada Tahun 2015, Kabupaten Soppeng memiliki

aset senilai Rp.1.808.862.161.194,23, dengan nilai asset terbesar berasal dari

aset tetap sebesar Rp.1.616.805.180.330,71. Nilai pertumbuhan aset selama

Tahun 2011-2015 tercatat 6,43% per tahun.

Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan

dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode

akuntansi. Aset lancar untuk Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 mencapai

Rp.122.664.903.104,17 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 19,63 per

tahun.

Investasi Jangka Panjang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat

ekonomi atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode

akuntansi. Untuk Kabupaten Soppeng, Investasi Jangka Panjang tumbuh dengan

rata-rata 20,31% per tahun. Pada Tahun 2011, investasi jangka panjang baru

sebesar Rp.14.841.913.482,00.

Namun Tahun 2015 mencapai Rp.37.408.722.758,93. Investasi Jangka

Panjang ini didominasi oleh investasi permanen berupa Penyertaan Modal

Pemerintah Daerah.

3.1.2.2 Kewajiban

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas

atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan

informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim

pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban

Jangka Panjang. Jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah

Page 159: rpjmd 2016-2021

III - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.040.276.017,33.

Jumlah kewajiban tersebut hanya berasal dari jumlah kewajiban jangka pendek

karena kewajiban jangka panjang Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015

sudah tidak ada lagi. Sejak tahun 2013 sampai sekarang Pemerintah Kabupaten

Soppeng sudah tidak mempunyai lagi kewajiban jangka panjang yang harus

dilaksanakan.

3.1.2.3 Ekuitas Dana

Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban

pemerintah daerah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas Dana Lancar, (ii) Ekuitas

Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah

selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi

merupakan selisih antara jumlah nilai Investasi Permanen, Aset Tetap dan Aset

Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai Utang Jangka

Panjang. Ekuitas Dana Cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang

diinvestasikan dalam Dana Cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.

Nilai ekuitas dana Kabupaten Soppeng mencapai Rp.1.807.821.885.176,90 pada

tahun 2015 dan itu berasal dari nilai ekuitas dana lancar karena nilai ekuitas

dana investasi Pemerintah Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sudah tidak

ada.

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

1 ASET

1.1. ASET LANCAR

50

.06

1.2

17

.29

5,3

6

62

.88

1.5

03

.93

1,4

8

90

.85

4.7

26

.49

8,7

9

76

.16

6.8

90

.30

5,3

2

12

2.6

64

.90

3.1

04

,17

19,63

1.1.01 Kas dan Setara Kas

46

.03

7.7

49

.69

2,3

6

56

.40

0.9

07

.62

9,4

3

66

.38

0.4

20

.41

9,2

8

62

.52

5.6

56

.75

5,8

2

81

.02

5.9

43

.75

1,3

8

11,97

Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Tabel 3.4

Page 160: rpjmd 2016-2021

III - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

1.1.02 Investasi Jangka Pendek

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

8.5

00

.00

0.0

00

,00

0,00

1.1.03 Piutang Pendapatan

33

8.4

31

.95

0,0

0

47

6.0

34

.55

0,0

0

59

7.9

61

.04

8,0

0

1.6

52

.60

4.9

72

,00

4.0

54

.66

3.5

32

,00

64,32

1.1.04 Bagian Lancar Tuntutan Ganti

Rugi

0,0

0

59

6.0

00

,00

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,00

1.1.05 Piutang Lainnya

76

.22

9.5

75

,00

33

.01

6.2

25

,00

2.9

93

.94

7.4

81

,00

3.1

81

.14

4.9

55

,00

0,0

0

-100,00

1.1.06 Penyisihan Piutang

0,0

0

0,0

0

-28

4.2

31

.73

3,9

9

-26

6.6

55

.43

1,5

4

-2.1

98

.25

9.9

13

,54

0,00

1.1.07 Beban Dibayar Di Muka

0,0

0

0,0

0

0,0

0

23

.93

0.7

57

,50

10

0.0

58

.95

6,6

7

0,00

1.1.08 Persediaan

3.6

08

.80

6.0

78

,00

5.9

70

.94

9.5

27

,05

21

.16

6.6

29

.28

4,5

0

9.0

50

.20

8.2

96

,54

31

.18

2.4

96

.77

7,6

6

53,93

Page 161: rpjmd 2016-2021

III - 22 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

1.2. INVESTASI JANGKA

PANJANG

14

.84

1.9

13

.48

2,0

0

19

.05

6.1

31

.37

7,0

0

24

.36

4.1

00

.61

0,0

0

32

.93

4.1

80

.44

6,4

3

37

.40

8.7

22

.75

8,9

3

20,31

1.2.01 Investasi Jangka Panjang Non

Permanen 4

.76

6.5

13

.33

3,0

0

4.6

61

.11

4.6

81

,00

4.3

44

.99

9.0

89

,00

4.1

45

.24

4.3

27

,00

4.0

21

.70

1.8

25

,00

-3,34

1.2.02 Investasi Jangka Panjang

Permanen

10

.07

5.4

00

.14

9,0

0

14

.39

5.0

16

.69

6,0

0

21

.09

4.6

18

.04

7,0

0

30

.29

4.2

54

.88

3,9

3

35

.29

4.2

54

.88

3,9

3

28,50

1.2.03 Dana Bergulir Diragukan

Tertagih

0,0

0

0,0

0

- 1.0

75

.51

6.5

26

,00

- 1.5

05

.31

8.7

64

,50

- 1.9

07

.23

3.9

50

,00

0,00

1.3. ASET TETAP

1.2

55

.87

6.2

85

.75

2,0

0

1.3

42

.45

9.9

33

.41

6,0

0

1.3

70

.07

8.4

21

.82

1,4

2

1.5

98

.22

9.1

86

.13

3,7

9

1.6

16

.80

5.1

80

.33

0,7

1

5,18

1.3.01. Tanah

21

5.7

73

.12

7.0

05

,00

22

4.9

08

.84

8.5

05

,00

20

5.0

48

.40

8.0

11

,00

24

9.4

46

.52

0.4

43

,07

25

0.4

86

.04

5.9

21

,07

3,03

Page 162: rpjmd 2016-2021

III - 23 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

1.3.02. Peralatan dan Mesin

20

2.6

94

.69

5.9

48

,00

21

5.1

65

.25

9.2

53

,00

17

5.1

38

.49

0.1

99

,96

19

0.6

67

.34

4.0

81

,83

21

6.2

87

.12

6.9

18

,13

1,31

1.3.03. Gedung dan Bangunan 3

04

.59

5.3

82

.61

9,0

0

32

1.4

01

.30

1.6

96

,00

39

5.3

95

.69

1.9

80

,58

47

1.5

22

.13

1.4

50

,34

49

6.0

30

.32

3.5

26

,77

10,24

1.3.04. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

40

0.2

49

.62

7.1

23

,00

46

9.7

93

.57

6.2

29

,00

50

4.5

02

.25

8.8

86

,24

55

2.9

98

.15

7.6

57

,95

58

0.0

81

.68

7.1

82

,95

7,70

1.3.05. Aset Tetap Lainnya

29

.87

8.4

63

.84

6,0

0

31

.47

7.3

35

.30

3,0

0

8.5

48

.39

9.6

29

,00

9.3

77

.37

8.8

60

,60

10

.60

1.2

67

.86

0,6

0

-18,72

1.3.06. Konstruksi Dalam Pengerjaan

10

2.6

84

.98

9.2

11

,00

79

.71

3.6

12

.43

0,0

0

81

.44

5.1

73

.11

4,6

4

12

4.2

17

.65

3.6

40

,00

23

2.6

89

.75

3.1

45

,00

17,78

1.3.07. Akumulasi Penyusutan

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

- 16

9.3

71

.02

4.2

23

,81

0,00

1.5. ASET LAINNYA

3.7

51

.62

9.3

70

,00

4.3

33

.83

5.9

20

,00

20

.03

5.0

88

.33

0,9

0

27

.16

2.5

57

.40

2,9

7

31

.98

3.3

55

.00

0,4

2

53,51

Page 163: rpjmd 2016-2021

III - 24 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

1.5.01. Tagihan penjualan angsuran

83

.00

0.0

00

,00

76

.00

0.0

00

,00

66

.80

0.0

00

,00

0,0

0

0,0

0

-100,00

1.5.02. Tagihan tuntutan ganti

kerugian daerah

0,0

0

0,0

0

43

.29

8.0

00

,00

0,0

0

0,0

0

0,00

1.5.03. Kemitraan dengan pihak

kedua 0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,00

1.5.04. Aset Tak Berwujud

3.3

26

.10

8.3

20

,00

3.9

10

.83

8.3

20

,00

3.3

50

.90

1.1

79

,00

4.0

33

.90

1.1

79

,00

5.6

59

.46

5.1

16

,00

11,22

1.5.05. Aset Lain-lain

34

2.5

21

.05

0,0

0

34

6.9

97

.60

0,0

0

16

.57

4.0

89

.15

1,9

0

23

.12

8.6

56

.22

3,9

7

26

.32

3.8

89

.88

4,4

2

138,30

JUMLAH ASET DAERAH

1.3

24

.53

1.0

45

.89

9,3

6

1.4

28

.73

1.4

04

.64

4,4

8

1.5

05

.33

2.3

37

.26

1,1

1

1.7

34

.49

2.8

14

.28

8,5

1

1.8

08

.86

2.1

61

.19

4,2

3

6,43

2. KEWAJIBAN

8.2

80

.16

1.0

21

,34

5.6

38

.71

1.8

02

,23

4.9

94

.01

5.8

90

,23

3.6

04

.86

0.5

28

,00

1.0

40

.27

6.0

17

,33

-33,96

2.1. KEWAJIBAN JANGKA

PENDEK

5.4

70

.46

6.9

08

,57

3.9

52

.89

5.3

34

,56

4.9

94

.01

5.8

90

,23

3.6

04

.86

0.5

28

,00

1.0

40

.27

6.0

17

,33

-28,25

Page 164: rpjmd 2016-2021

III - 25 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

2.1.01. Utang Bunga

99

.75

7.3

77

,50

69

.11

0.6

70

,46

0,0

0

0,0

0

0,0

0

-100,00

2.1.02. Bagian Lancar Utang Jangka

Pajang

1.2

77

.95

8.6

12

,66

1.1

23

.87

7.6

45

,10

0,0

0

0,0

0

0,0

0

-100,00

2.1.03. Pendapatan diterima dimuka

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

13

9.7

64

.59

5,3

3

0,00

2.1.04. Utang Belanja

0,0

0

2.7

59

.90

7.0

19

,00

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,00

2.1.05. Utang Jangka Pendek Lainnya

4.0

92

.75

0.9

18

,41

0,0

0

4.9

94

.01

5.8

90

,23

3.6

04

.86

0.5

28

,00

90

0.5

11

.42

2,0

0

-26,13

2.1.06. Utang BLUD

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,00

2.1.07. Utang perhitungan pihak

ketiga 0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,00

2.1.08. Uang muka dari kas daerah

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,0

0

0,00

2.2 KEWAJIBAN JANGKA

PANJANG

2.8

09

.69

4.1

12

,77

1.6

85

.81

6.4

67

,67

0,0

0

0,0

0

0,0

0

-100,00

Page 165: rpjmd 2016-2021

III - 26 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

2.2.01. Utang Pemerintah Pusat

2.8

09

.69

4.1

12

,77

1.6

85

.81

6.4

67

,67

0,0

0

0,0

0

0,0

0

-100,00

3. EKUITAS DANA 1

.31

6.2

50

.88

4.8

78

,02

1.4

23

.09

2.6

92

.84

2,2

5

1.5

00

.33

8.3

21

.37

0,8

8

1.7

30

.88

7.9

53

.76

0,5

1

1.8

07

.82

1.8

85

.17

6,9

0

6,55

3.1. EKUITAS DANA LANCAR

44

.59

0.7

50

.38

6,7

9

58

.92

8.6

08

.59

6,9

2

85

.86

0.7

10

.60

8,5

6

72

.56

2.0

29

.77

7,3

2

1.8

07

.82

1.8

85

.17

6,9

0

109,69

3.1.01. SILPA

46

.03

3.3

11

.19

2,3

6

55

.54

0.8

77

.35

1,4

3

66

.38

0.4

20

.41

9,2

8

62

.51

7.2

82

.93

8,8

2

0,0

0

-100,00

3.1.02. Pendapatan Ditangguhkan

4.4

38

.50

0,0

0

86

0.0

30

.27

8,0

0

0,0

0

7.8

73

.81

7,0

0

0,0

0

-100,00

3.1.03. Cadangan piutang

41

4.6

61

.52

5,0

0

50

9.6

46

.77

5,0

0

3.3

07

.67

6.7

95

,01

4.5

91

.02

5.2

52

,96

0,0

0

-100,00

3.1.04. Cadangan persediaan

3.6

08

.80

6.0

78

,00

5.9

70

.94

9.5

27

,05

21

.16

6.6

29

.28

4,5

0

9.0

50

.20

8.2

96

,54

0,0

0

-100,00

Page 166: rpjmd 2016-2021

III - 27 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

3.1.05 Dana yang Disediakan untuk

Utang Jangka Pendek

-5.4

70

.46

6.9

08

,57

-3.9

52

.89

5.3

34

,56

-4.9

94

.01

5.8

90

,23

-3.6

04

.36

0.5

28

,00

0,0

0

-100,00

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 1

.27

1.6

60

.13

4.4

91

,23

1.3

64

.16

4.0

84

.24

5,3

3

1.4

14

.47

7.6

10

.76

2,3

2

1.6

58

.32

5.9

23

.98

3,1

9

0,0

0

-100,00

Diinvestasikan dalam

Investasi Jangka Panjang

14

.84

1.9

13

.48

2,0

0

19

.05

6.1

31

.37

7,0

0

24

.36

4.1

00

.61

0,0

0

32

.93

4.1

80

.44

6,4

3

0,0

0

-100,00

3.2.01. Diinvestasikan dalam aset

tetap

1.2

55

.87

6.2

85

.75

2,0

0

1.3

42

.45

9.9

33

.41

6,0

0

1.3

70

.07

8.4

21

.82

1,4

2

1.5

98

.22

9.1

86

.13

3,7

9

0,0

0

-100,00

3.2.02. Diinvestasikan dalam aset

lainnya

3.7

51

.62

9.3

70

,00

4.3

33

.83

5.9

20

,00

20

.03

5.0

88

.33

0,9

0

27

.16

2.5

57

.40

2,9

7

0,0

0

-100,00

3.2.03. Dana yang Disediakan untuk

Utang Jangka Panjang

-2.8

09

.69

4.1

12

,77

-1.6

85

.81

6.4

67

,67

0,0

0

0,0

0

0,0

0

-100,00

Page 167: rpjmd 2016-2021

III - 28 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS DANA

1.3

24

.53

1.0

45

.89

9,3

6

1.4

28

.73

1.4

04

.64

4,4

8

1.5

05

.33

2.3

37

.26

1,1

1

1.7

34

.49

2.8

14

.28

8,5

1

1.8

08

.86

2.1

61

.19

4,2

3

6,43

Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 dan

Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 sebelum audit.

Rasio ekuitas dana tahun 2013-2015 seperti pada tabel berikut:

No. Uraian

Tahun

2013

(%)

Tahun

2014

(%)

Tahun

2015

(%)

1. Rasio lancar (current ratio) 18,19 21,13 1,06

2. Rasio quick (quick ratio) 13,95 18,62 0,78

3. Rasio total hutang terhadap total aset 0,33 0,21 0,06

4. Rasio hutang terhadap modal 0,36 0,23 0,06

5. Rata-rata umur piutang

6. Rata-rata umur persediaan

3.1.2.4 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah

Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan

daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan

Quick Ratio. Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka

pendek. Sedang Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi

dengan kewajiban jangka pendek.

No. Rasio Liquiditas

Tahun (%) Laju

Pertumbuhan

(%) 2011 2012 2013 2014 2015*

1. Rasio Lancar 9,15 15,91 18,19 21,13 117,92 66,74

Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015

Tabel 3.5

Rasio Liquiditas Tahun 2011-2015

Tabel 3.6

Page 168: rpjmd 2016-2021

III - 29 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Rasio Liquiditas

Tahun (%) Laju

Pertumbuhan

(%) 2011 2012 2013 2014 2015*

2. Quick Ratio 8,49 14,40 13,95 18,62 87,94 59,60

Ket. * Data Sementara

Rasio lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah

Kabupaten Soppeng dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar

rasio yang diperoleh, semakin lancar pembayaran hutang jangka pendeknya.

Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah

Kabupaten Soppeng Tahun 2011 sebesar 9,15% namun Tahun 2012 sampai

dengan 2015 rasio lancar mengalami peningkatan dengan tingkat peningkatan

rata-rata 66,73%. Nilai Rasio Lancar pada tahun 2015 sampai pada tingkat

117,92%. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah pada

tahun 2011-2015 dapat dengan mudah mencairkan aset lancarnya untuk

membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Walaupun begitu,

perlu diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin meningkat. Nilai rasio yang

semakin besar dapat menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan

pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya. Jika ditelurusi penyebabnya,

hal ini dapat disebabkan oleh laju pertumbuhan aset lancar yang relatif besar

bahkan cenderung meningkat setiap tahunnya dan di sisi lain hutang jangka

pendek menurun tajam dengan laju penurunannya sebesar -28,25%.

Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio)

karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam

perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1. Berdasarkan

perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah

Kabupaten Soppeng Tahun 2011 mencapai 8,49%. Namun sebagaimana Rasio

Lancar, pada tahun 2012-2015 nilai Quick Ratio juga mengalami peningkatan

secara signifikan dengan laju peningkatannya sebesar 59,60%. Pada tahun

2015 sebesar 87,94%. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Soppeng setelah dikurangi

persediaan mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi

Page 169: rpjmd 2016-2021

III - 30 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

kewajiban jangka pendeknya.

3.1.2.5 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan

Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.

Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio

kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio

kewajiban terhadap aset adalah kewajiban dibagi dengan aset, sedangkan rasio

kewajiban terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas.

No. Rasio Solvabilitas

Tahun (%) Laju

Pertumbuhan

(%) 2011 2012 2013 2014 2015*

1. Rasio Kewajiban terhadap

aset 0,006251 0,003947 0,003318 0,002078 0,000575 -37,95

2. Rasio Kewajiban terhadap

Equitas 0,006291 0,003962 0,003329 0,002083 0,000575 -38,02

Ket. *Data Sementara

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio kewajiban

terhadap aset tahun 2011 sebesar 0,006251% dan pada tahun 2015 sebesar

0,000575%. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin buruk rasio kewajiban

terhadap asset. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng selama tahun 2011-2015 cukup kuat

untuk membayar jika melakukan pinjaman ke kreditor dengan tingkat

kemampuan membayar yang cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan -

37,95%.

Rasio kewajiban terhadap ekuitas secara langsung membandingkan

kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai

rasio Tahun 2011 sebesar 0,006291 dan pada Tahun 2015 sebesar 0,000575%.

Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap

ekuitas karena menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk membayar

kewajibannya.

Rasio Solvabilitas Tahun 2011-2015

Tabel 3.7

Page 170: rpjmd 2016-2021

III - 31 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

3.2.1.1. Kebijaksanaan Pelaksanaan Belanja Aparatur

Kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng

selama 2013-2015, dilihat dari proporsi terhadap Belanja Daerah menunjukkan

kecenderungan yang menurun. Pada Tahun 2013 proporsi belanja aparatur

mencapai 64,88%. Namun pada Tahun 2015 proporsi belanja aparatur hanya

mencapai 56,36 %. Ini menunjukkan kinerja pengelolaan belanja daerah yang

semakin baik, karena belanja yang bersifat pelayanan masyarakat porsinya

semakin meningkat. Namun demikian proporsinya masih diatas 50%. Ini

mengindikasikan bahwa belanja daerah masih lebih banyak digunakan untuk

kebutuhan rutin birokrasi dibandingkan untuk memberikan pelayanan publik.

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

A. Belanja Tidak Langsung 433.629.592.759,40 374.706.776.316,00 499.002.564.262,00

1. Belanja Gaji dan Tunjangan 334.488.990.353,40 268.328.056.112,00 377.617.498.827,00

2. Belanja Tambahan

Penghasilan

97.073.365.462,00 104.086.347.035,00 118.978.005.530,00

3.

Belanja Penerimaan Anggota

dan Pimpinan DPRD serta

Operasional KDH/WKDH

1.812.000.000,00 1.812.000.000,00 1.891.100.000,00

4. Insentif Pemungutan Pajak

Daerah

102.930.569,00 186.491.895,00 284.373.327,00

5. Insentif Pemungutan

Retribusi Daerah

152.306.375,00 293.881.274,00 231.586.578,00

B. Belanja Langsung 53.901.236.854,00 61.892.203.263,00 65.974.913.411,00

1. Belanja Honorarium PNS 17.288.108.890,00 14.263.033.230,00 15.629.995.887,00

2. Belanja Uang Lembur 218.101.700,00 218.238.500,00 297.884.300,00

3. Belanja Beasiswa Pendidikan

PNS

37.500.000,00 167.500.000,00 20.000.000,00

4.

Belanja Kursus, Pelatihan,

Sosialisasi dan Bimbingan

Teknis PNS

1.347.712.000,00 2.485.212.000,00 2.750.322.000,00

5. Belanja premi asuransi

kesehatan

276.953.580,00 121.888.230,00 47.726.600,00

Realisasi Belanja

Pemenuhan

Kebutuhan

Aparatur

Kabupaten

Soppeng Tahun

Tabel 3.8

Page 171: rpjmd 2016-2021

III - 32 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

6. Belanja makanan dan

minuman pegawai

1.951.487.044,00 1.749.733.570,00 1.596.471.108,00

7. Belanja pakaian dinas dan

atributnya

536.180.589,00 684.550.000,00 1.546.199.593,00

8. Belanja Pakaian Khusus dan

Hari-hari Tertentu

1.356.626.430,00 1.777.413.030,00 1.360.408.500,00

9. Belanja perjalanan dinas 19.999.042.031,00 26.643.786.209,00 22.699.736.949,00

10. Belanja perjalanan pindah

tugas 0,0 0,0 0,0

11. Belanja Pemulangan Pegawai 0,0 0,0 0,0

12. Belanja Modal Alat-Alat

Angkutan Darat Bermotor

3.609.745.950,00 5.459.510.014,00 9.476.954.000,00

13. Belanja Modal Peralatan

Kantor

114.121.500,00 58.481.250,00 75.121.000,00

14. Belanja Modal Perlengkapan

Kantor

1.011.577.398,00 1.159.712.842,00 1.444.376.428,00

15. Belanja Modal Komputer 3.438.981.417,00 4.110.097.985,00 6.005.068.705,00

16. Belanja Modal Mebeulair 2.228.597.100,00 2.681.687.153,00 2.655.317.416,00

17. Belanja Modal Peralatan

Dapur

439.551.225,00 289.999.250,00 250.964.925,00

18. Belanja Modal Penghias

Rumah Tangga

46.950.000,00 21.360.000,00 118.366.000,00

TOTAL 487.530.829.613,40 436.598.979.579,00 564.977.477.673,00

Persentase total pengeluaran terhadap total belanja untuk pemenuhan

aparatur tahun 2013-2015 seperti pada tabel berikut:

No. Uraian Total belanja untuk

pemenuhan kebutuhan Aparatur (Rp.)

Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan

Pengeluaran) (Rp.)

Prosentase (%)

1 Tahun anggaran 2013 487.530.829.613,40 751.476.161.605,40 64,88

2 Tahun anggaran 2014 436.598.979.579,00 850.297.715.044,00 51,35

3 Tahun anggaran 2015 564.977.477.673,00 1.002.459.429.170,35 56,36

3.2.2. Analisis Pembiayaan

3.2.2.1. Pembiayaan Daerah

Kondisi pembiayaan daerah dipengaruhi oleh sisi penerimaan dan

pengeluaran pembiayaan. Selama kurun waktu 2011-2015, APBD Kabupaten

Soppeng selalu mengalami surplus anggaran. Pada awal pelaksanaan RPJMD

Realisasi Belanja

Pemenuhan

Kebutuhan

Aparatur

Kabupaten

Soppeng Tahun

Tabel 3.8

Page 172: rpjmd 2016-2021

III - 33 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

2011-2015, APBD Kabupaten Soppeng mengalami surplus anggaran mencapai

Rp.25.002.215.033,49 dan pada akhir pelaksanaan RPJMD mengalami surplus

kembali sebesar Rp.45.060.678.923,56.

Kondisi APBD yang mengalami surplus tersebut berpengaruh dominan

terhadap jumlah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) pada tahun

berkenaan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap total penerimaan

pembiayaan pada tahun selanjutnya. Selain itu penerimaan pembiayaan juga

didapat dari penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang

daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan lebih banyak digunakan untuk

investasi pemerintah untuk pembiayaaan BUMD, baik Perusahaan Daerah (PD),

maupun PDAM. Secara lengkap kondisi pembiayaan daerah dapat dilihat pada

tabel 11.

Rek. Uraian

T.A. 2011 T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

6 PEMBIAYAAN

6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

6.1.01

SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA

23

,80

3,2

76

,19

2.8

7

23

,80

3,2

76

,19

2.8

7

10

0.0

0

46

,03

3,3

11

,19

2.0

0

46

,03

3,3

11

,19

2.3

6

10

0.0

0

55

,54

0,8

77

,35

1.0

0

55

,54

0,2

62

,28

5.4

3

10

0.0

0

66

,38

0,4

20

,41

9.0

0

66

,38

0,4

20

,41

9.2

8

10

0.0

0

62

,51

7,2

82

,93

9.0

0

62

,51

7,2

82

,93

8.8

2

10

0.0

0

6.1.05

PENERIMAAN KEMBALI PEMBERIAN PINJAMAN

0.0

0

75

3,8

60

,66

8.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

Pembiayaan

Daerah

Kabupaten

Soppeng Tahun

2011-2015

Tabel 3.10

Page 173: rpjmd 2016-2021

III - 34 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Rek. Uraian

T.A. 2011 T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

6.1.06 PENERIMAAN PIUTANG DAERAH

1,5

43

,25

2,8

66

.13

14

1,4

12

,55

0.0

0

0.0

0

0.0

0

10

9,5

45

,40

2.0

0

0.0

0

0.0

0

61

6,6

53

,35

1.0

0

0.0

0

12

9,8

68

,59

0.0

0

19

9,7

54

,76

2.0

0

0.0

0

12

9,8

68

,59

0.0

0

12

3,5

42

,50

2.0

0

0.0

0

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN

25

,34

6,5

29

,05

9.0

0

24

,69

8,5

49

,41

0.8

7

97

.44

46

,03

3,3

11

,19

2.0

0

46

,14

2,8

56

,59

4.3

6

10

0.2

4

55

,54

0,8

77

,35

1.0

0

56

,15

6,9

15

,63

6.4

3

10

1.1

1

66

,51

0,2

89

,00

9.0

0

66

,58

0,1

75

,18

1.2

8

10

0.1

1

62

,64

7,1

51

,52

9.0

0

62

,64

0,8

25

,44

0.8

2

99

.99

6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

6.2.02

PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) PEMERINTAH DAERAH

1,8

20

,00

0,0

00

.00

1,8

20

,00

0,0

00

.00

10

0.0

0

4,3

20

,00

0,0

00

.00

4,3

20

,00

0,0

00

.00

10

0.0

0

6,7

20

,00

0,0

00

.00

6,7

20

,00

0,0

00

.00

10

0.0

0

5,0

00

,00

0,0

00

.00

8,5

58

,57

0,8

80

.00

17

1.1

7

5,6

17

,69

5,0

00

.00

5,0

00

,00

0,0

00

.00

89

.00

6.2.03 PEMBAYARAN POKOK UTANG

2,8

76

,56

2,2

52

.00

1,8

47

,45

3,2

52

.00

64

.22

6,7

30

,50

1,3

25

.00

5,1

30

,43

0,0

63

.00

76

.23

3,5

00

,00

0,0

00

.00

2,8

12

,19

4,3

00

.00

80

.35

3,5

58

,57

0,8

80

.00

0.0

0

0.0

0

30

1,1

91

,00

0.0

0

0.0

0

0.0

0

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN

4,6

96

,56

2,2

52

.00

3,6

67

,45

3,2

52

.00

78

.09

11

,05

0,5

01

,32

5.0

0

9,4

50

,43

0,0

63

.00

85

.52

10

,22

0,0

00

,00

0.0

0

9,5

32

,19

4,3

00

.00

93

.27

8,5

58

,57

0,8

80

.00

8,5

58

,57

0,8

80

.00

10

0.0

0

5,9

18

,88

6,0

00

.00

5,0

00

,00

0,0

00

.00

84

.48

Page 174: rpjmd 2016-2021

III - 35 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Rek. Uraian

T.A. 2011 T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

An

gg

ara

n (

Rp

)

Re

ali

sasi

(R

p)

%

PEMBIAYAAN NETO 2

0,6

49

,96

6,8

07

.00

21

,03

1,0

96

,15

8.8

7

10

1.8

5

34

,98

2,8

09

,86

7.0

0

36

,69

2,4

26

,53

1.3

6

10

4.8

9

45

,32

0,8

77

,35

1.0

0

46

,62

4,7

21

,33

6.4

3

10

2.8

8

57

,95

1,7

18

,12

9.0

0

58

,02

1,6

04

,30

1.2

8

10

0.1

2

56

,72

8,2

65

,52

9.0

0

57

,64

0,8

25

,44

0.8

2

10

1.6

1

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA)

0.0

0

46

,03

3,3

11

,19

2.3

6

0.0

0

0.0

0

55

,54

0,8

77

,35

1.4

3

0.0

0

0.0

0

66

,38

0,4

20

,41

9.2

8

0.0

0

0.0

0

62

,51

7,2

82

,93

8.8

2

0.0

0

0.0

0

10

2,7

01

,50

4,3

64

.38

0.0

0

Surplus/(Defisit) APBD

-20

,64

9,9

66

,80

7.0

0

25

,00

2,2

15

,03

3.4

9

-12

1.0

8

-34

,98

2,8

09

,86

7.0

0

18

,84

8,4

50

,82

0.0

7

-53

.88

-45

,32

0,8

77

,35

1.0

0

19

,75

5,6

99

,08

2.8

5

-43

.59

-57

,95

1,7

18

,12

9.0

0

4,4

95

,67

8,6

37

.54

-7.7

6

-56

,72

8,2

65

,52

9.0

0

45

,06

0,6

78

,92

3.5

6

-79

.43

Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Dari tabel 3.11 terlihat bahwa pada Tahun 2011-2015 Pemerintah

Kabupaten Soppeng mempunyai sisa lebih perhitungan tahun sebelumnya yang

cukup besar yang merupakan pelampauan target penerimanan, penghematan

belanja dan kegiatan lanjutan. SiLPA diluar kegiatan lanjutan ini dapat

digunakan untuk membiayai program kegiatan.

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

1. Realisasi Pendapatan

Daerah

761.699.666.388,25 846.234.822.801,54 1.029.157.370.744,91

Dikurangi realisasi:

2. Belanja Daerah 741.943.967.305,40 841.739.144.164,00 997.459.429.170,00

3. Pengeluaran Pembiayaan

Daerah

9.532.194.300,00 8.558.570.880,00 5.000.000.000,00

A Defisit riil 10.223.504.782,85 -4.062.892.242,46 26.697.941.574,91

Ditutup oleh realisasi

Penutup Defisit Riil

Anggaran

Kabupaten

Soppeng Tahun

2013-2015

Tabel 3.11

Page 175: rpjmd 2016-2021

III - 36 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

Penerimaan Pembiayaan:

4.

Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SiLPA) Tahun

Anggaran sebelumnya

55.540.262.285,43 66.380.420.419,28 62.517.282.938,82

5. Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

6. Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan

0,00 0,00 0,00

7. Penerimaan Pinjaman

Daerah

0,00 0,00 0,00

8.

Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman

Daerah

0,00 0,00 0,00

9. Penerimaan Piutang

Daerah

616.653.351,00 199.754.762,00 123.542.502,00

B

Total Realisasi

Penerimaan

Pembiayaan Daerah

56.156.915.636,43 66.580.175.181,28 62.640.825.440,82

A+B

Sisa lebih pembiayaan

anggaran tahun

berkenaan

66.380.420.419,28 62.517.282.938,82 89.338.767.015,73

Proporsi dari total defisit riil tahun 2013 hingga 2015 seperti pada

tabel berikut:

No. Uraian

Proporsi dari total defisit riil

Tahun 2013

(%)

Tahun 2014

(%)

Tahun 2015

(%)

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

Tahun Anggaran sebelumnya

543,00 -1.634,00 234,00

2. Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang

di Pisahkan

0,00 0,00 0,00

4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00

5. Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman Daerah

0,00 0,00 0,00

6. Penerimaan Piutang Daerah 6,00 -5,00 0,46

7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun

berkenaan

649,29 -1.612,58 334,63

Sementara, persentase silpa anggaran daerah tahun 2013 hingga 2015

seperti pada tabel berikut:

omposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun

Tabel 3.12

Page 176: rpjmd 2016-2021

III - 37 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Rata-rata

pertum-

buhan (%) Rp.

% dari

SiLPA Rp.

% dari

SiLPA Rp.

% dari

SiLPA

1. Jumlah SiLPA 66.380.420.419 100,00 62.517.282.939 100,00 89.338.767.015 100,00 10,41

2. Pelampauan

penerimaan PAD 5.736.311.908 8,64 10.144.209.384 16,23 10.512.946.864 11,77 22,38

3.

Pelampauan

penerimaan dana

perimbangan

0 0,00 83.353.345 0,13 0 0,00 0,00

4.

Pelampauan

penerimaan lain-

lain pendapatan

daerah yang sah

383.561.165 0,58 6.806.041.604 10,89 0 0,00 -100,00

5.

Sisa penghematan

belanja atau akibat

lainnya

60.260.547.346 90,78 45.483.678.606 72,75 38.464.965.906 43,06 -13,90

6.

Kewajiban kepada

pihak ketiga sampai

dengan akhir tahun

belum terselesaikan

0 0,00 0 0,00 301.191.000 0,34 0,00

7. Kegiatan lanjutan 0 0,00 0 0,00 40.059.663.246 44,84 0,00

Adapun defisit riil anggaran daerah seperti pada tabel berikut:

No. Uraian Tahun 2013

(Rp)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

1. Realisasi Pendapatan Daerah 761.699.666.388,25 846.234.822.801,54 1.029.157.370.744,91

Dikurangi realisasi:

2. Belanja Daerah 741.943.967.305,40 841.739.144.164,00 997.459.429.170,00

3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 9.532.194.300,00 8.558.570.880,00 5.000.000.000,00

Defisit riil 10.223.504.782,85 -4.062.892.242,46 26.697.941.574,91

Kabupaten Soppeng selama Tahun 2013-2015 mengalami defisit

anggaran pada Tahun 2014 yang disebabkan oleh Belanja Daerah yang

terealisir sangat besar dengan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah yang

juga cukup besar.

No. Uraian

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Rp. % dari

SiLPA Rp.

% dari

SiLPA Rp.

% dari

SiLPA

1. Jumlah SiLPA 66.380.420.419 100,00 62.517.282.939 100,00 89.338.767.015 100,00

2. Pelampauan

penerimaan PAD

5.736.311.908 8,64 10.144.209.384 16,23 10.512.946.864 11,77

Realisasi Sisa Lebih

Perhitungan

Anggaran

Kabupaten

Soppeng Tahun

2013-2015

Tabel 3.13

Defisit Riil

Anggaran

Kabupaten

Soppeng Tahun

Tabel 3.14

Realisasi Sisa

Lebih

Perhitungan

Anggaran

Kabupaten

Soppeng Tahun

2013-2015

Tabel 3.15

Page 177: rpjmd 2016-2021

III - 38 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Rp. % dari

SiLPA Rp.

% dari

SiLPA Rp.

% dari

SiLPA

3.

Pelampauan

penerimaan dana

perimbangan

0 0,00 83.353.345 0,13 0 0,00

4.

Pelampauan

penerimaan lain-

lain pendapatan

daerah yang sah

383.561.165 0,58 6.806.041.604 10,89 0 0,00

5.

Sisa penghematan

belanja atau akibat

lainnya

60.260.547.346 90,78 45.483.678.606 72,75 38.464.965.906 43,06

6.

Kewajiban kepada

pihak ketiga

sampai dengan

akhir tahun belum

terselesaikan

0 0,00 0 0,00 301.191.000 0,34

7. Kegiatan lanjutan 0 0,00 0 0,00 40.059.663.246 44,84

Sisa lebih anggaran (riil) dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

1. Saldo kas neraca daerah 66.380.420.419,28 62.517.282.938,82 89.338.767.015,73

Dikurangi:

2. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai

dengan akhir tahun belum terselesaikan 0,00 0,00 301.191.000,00

3. Kegiatan lanjutan 0,00 0,00 40.059.663.246,00

4. Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 66.380.420.419,28 62.517.282.938,82 48.977.912.769,73

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Riil) Pembiayaan Anggaran pada

APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015 menunjukkan kecenderungan

yang menurun. Pada Tahun 2013, SiLPA Kabupaten Soppeng sebesar

Rp.66.380.420.419,98 dan pada Tahun 2015 menurun menjadi

Rp.48.977.912.769,73. SiLPA Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 menurun

dari Tahun 2014 disebabkan Saldo Kas Neraca pada Tahun 2015 berkurang

sebesar Rp.41.279.103.769,73 akibat masih adanya Kewajiban Pemerintah

Daerah Kabupaten Soppeng kepada pihak ketiga sampai dengan akhir Tahun

2015 yang belum terselesaikan dan beberapa kegiatan pembangunan daerah

Sisa Lebih (Riil)

Pembiayaan

Anggaran Tahun

Berkenaan

Kabupaten

Soppeng Tahun

2013-2015

Tabel 3.16

Page 178: rpjmd 2016-2021

III - 39 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

dengan nilai sebesar Rp.40.059.663.246,00 yang perlu dilanjutkan atau 44,84%

dari SiLPA Tahun 2015.

No. Uraian

Data tahun dasar

(2015)

(Rp.) Tin

gk

at

pa

rtu

mb

uh

an

(%

) Proyeksi

Ta

hu

n 2

01

6

(Rp

.)

Ta

hu

n 2

01

7

(Rp

.)

Ta

hu

n 2

01

8

(Rp

.)

Ta

hu

n 2

01

9

(Rp

.)

Ta

hu

n 2

02

0

(Rp

.)

Ta

hu

n 2

02

1

(Rp

.)

1. Saldo kas neraca daerah 89.338.767.015,73 10,41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Dikurangi:

2.

Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan

301.191.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. Kegiatan lanjutan 40.059.663.246,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran

48.977.912.769,73 10,41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam

penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng

pada Tahun 2016-2021 diproyeksikan mengalami penurunan setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan karena penggunaan SiLPA setiap tahun dimaksimalkan dan

pelaksanaan kegiatan atau daya serap anggaran pada tahun berjalan cukup

bagus. Pada Tahun 2016 diproyeksikan turun sebesar Rp.5.003.734.100,33 dari

Tahun 2015 menjadi Rp.53.981.646.870,07 dan pada Tahun 2021 diproyeksi

bisa kembali meningkat menjadi sebesar Rp.109.384.451.977,53 dengan rata-

rata peningkatan SiLPA selama Tahun 2016-2021 sebesar

Rp.81.830.079.028,76. Demikian pula halnya dengan Saldo Kas Neraca Daerah

Kabupaten Soppeng diproyeksikan meningkat setiap tahunnya dari Tahun

2016 sampai Tahun 2021. Rata-rata peningkatannya diproyeksikan sebesar

Rp.115.435.156.262,30.

Disamping Penerimaan Pembiayaan dari SiLPA dapat digunakan untuk

membiayai program kegiatan, pemerintah daerah juga dapat melakukan

pinjaman dalam rangka untuk membiayai kegiatan yang terkait dengan

pelayanan dasar masyarakat.

Proyeksi Sisa Lebih

(Riil) Pembiayaan

Anggaran

Kabupaten

Soppeng Tahun

2016-2021

Tabel 3.17

Page 179: rpjmd 2016-2021

III - 40 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

3.3. Kerangka Pendanaan

Kebijakan anggaran merupakan acuan umum dari rencana kerja

pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran

dan alokasi sumberdaya. Sementara itu kebijakan keuangan daerah diarahkan

pada kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan

pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien.

3.3.1. Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Realisasi pengeluaran periodik wajib dan mengikat merupakan realisasi

kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah Kabupaten

Soppeng yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun

anggaran. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang

wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap

tahun oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng seperti gaji dan tunjangan pegawai

serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada

kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya.

Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus

dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng dalam

rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah

Kabupaten Soppeng yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti

honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.

Pada Tahun 2013-2015, pengeluaran wajib dan mengikat serta

prioritas utama Kabupaten Soppeng untuk belanja tidak langsung dan belanja

langsung cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing

belanja yaitu mencapai 5,90% dan 47,15%.

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

A BELANJA TIDAK LANGSUNG

450.190.578.265,00 475.957.696.905,00 534.733.649.950,00 5,90

1 Belanja Gaji dan Tunjangan

334.488.990.354,00 353.725.530.300,00 377.617.498.827,00 4,13

2 Belanja 97.073.365.462,00 104.086.347.035,00 118.978.005.530,00 7,02

Pengeluaran Wajib

dan Mengikat serta

Prioritas Utama

Kabupaten

Soppeng Tahun

2013-2015

Tabel 3.18

Page 180: rpjmd 2016-2021

III - 41 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

Tambahan Penghasilan

3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH

1.812.000.000,00 1.812.000.000,00 1.891.100.000,00 1,43

4 Insentif Pemungutan Pajak Daerah

102.930.569,00 186.491.895,00 284.373.327,00 40,32

5 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah

152.306.375,00 293.881.274,00 231.586.578,00 14,99

6 Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat

492.234.625,00 0,00 0,00 0,00

7 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa

260.312.500,00 0,00 0,00 0,00

8 Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa

0,00 0,00 0,00 0,00

9 Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa

15.417.885.624,00 15.432.469.673,00 35.185.965.816,00 31,66

10 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

390.552.756,00 420.976.728,00 545.119.872,00 11,76

B Belanja Langsung

7.417.443.840,00 11.413.335.548,00 23.635.199.819,00 47,15

1

Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.

2.186.008.310,00 4.162.795.822,00 15.158.203.740,00 90,69

2

Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

0,00 0,00 20.000.000,00 100,00

3

Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan

5.231.435.530,00 7.250.539.726,00 8.456.996.079,00 17,36

Page 181: rpjmd 2016-2021

III - 42 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun 2013

(Rp.)

Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015

(Rp.)

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)

4

Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

0,00 0,00 0,00 0,00

5

Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

0,00 0,00 0,00 0,00

C Pembiayaan Pengeluaran

2.812.194.300,00 0,00 0,00 0,00

1 Pembentukan Dana Cadangan

0,00 0,00 0,00 0,00

2 Pembayaran pokok utang

2.812.194.300,00 0,00 0,00 0,00

TOTAL (A+B+C)

460.420.216.405,00 487.371.032.453,00 558.368.849.769,00 6,64

Pertumbuhan Belanja Periodik Prioritas Utama untuk Belanja Tidak

Langsung Kabupaten Soppeng berasal dari Belanja Pegawai adalah sebesar

4,13%, sedangkan untuk Belanja Langsung berasal Honorarium PNS khusus

untuk Guru dan Tenaga Medis dengan pertumbuhan mencapai 90,69%,

sehingga rata-rata total pertumbuhan untuk pengeluaran periodik, wajib dan

mengikat serta prioritas utama adalah sebesar 6,64%.

No. Uraian Tahun 2015

(Rp.)

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

A BELANJA TIDAK LANGSUNG 534.733.649.950,00 5,90

1 Belanja Gaji dan Tunjangan 377.617.498.827,00 4,13

2 Belanja Tambahan Penghasilan 118.978.005.530,00 7,02

3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta

Operasional KDH/WKDH

1.891.100.000,00 1,43

4 Insentif Pemungutan Pajak Daerah 284.373.327,00 40,32

5 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 231.586.578,00 14,99

6 Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat 0,00 0,00

7 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan 0,00 0,00

engeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Tabel 3.19

Page 182: rpjmd 2016-2021

III - 43 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun 2015

(Rp.)

Rata-rata

Pertumbuhan

(%)

Desa

8 Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada

Pemerintahan Desa

0,00 0,00

9 Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa 35.185.965.816,00 31,66

10 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik 545.119.872,00 11,76

B Belanja Langsung 23.635.199.819,00 47,15

1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga

medis.

15.158.203.740,00 90,69

2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 20.000.000,00 100,00

3 Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor

seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)

8.456.996.079,00 17,36

4 Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak

jangka panjangnya) 0,00 0,00

5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang

telah ada kontrak jangka panjangnya) 0,00 0,00

C Pembiayaan Pengeluaran 0,00 0,00

1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00

2 Pembayaran pokok utang 0,00 0,00

TOTAL (A+B+C) 558.368.849.769,00 6,64

Total pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama

Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 sebesar Rp.558.368.849.769,00. Artinya

hanya sebesar kurang lebih 558 M yang menjadi dasar untuk menentukan

kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda

dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Soppeng

dan analisis kerangka pendanaan.

3.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu

Hal utama yang perlu diperkirakan dalam penghitungan kemampuan

anggaran adalah pendapatan daerah. Ini karena akan berkaitan dengan

kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan dan

memberikan pelayanan kepada publik.

Proyeksi data masa lalu merupakan proyeksi data untuk lima tahun

kedepan yang didasarkan pada rata-rata pertumbuhan selama lima tahun

kebelakang. Adapun proyeksi untuk 6 (enam) tahun kedepan, meliputi proyeksi

Page 183: rpjmd 2016-2021

III - 44 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

pendapatan, serta proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung.

Menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan

Kabupaten Soppeng terlebih dahulu dimulai dari jenis obyek pendapatan,

belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masing-

masing APBD Kabupaten Soppeng. Hal ini dilakukan dengan melibatkan tim

penyusun yang berasal dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Soppeng untuk menyiapkan data dan analisis, dimana

hasilnya didiskusikan di tingkat Tim RPJMD Kabupaten Soppeng.

Analisis dan diskusi Tim RPJMD Kabupaten Soppeng dilakukan

terhadap data-data perkembangan realisasi anggaran, data 5 (lima) tahun yang

meliputi : pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta perkembangan neraca

daerah yang meliputi, aset dan hutang daerah serta ekuitas dana.

Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah

Kabupaten Soppeng yaitu pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah.

Kapasitas keuangan daerah ditempatkan sejauh mana Kabupaten Soppeng

mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah Kabupaten

Soppeng. Berbagai objek penerimaan daerah dianalisis untuk memahami

perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini.

Selanjutnya, Tim RPJMD Kabupaten Soppeng membuat analisis untuk

mengidentifikasi proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Soppeng. Analisis ini

dilakukan untuk memberikan gambaran kapasitas pendapatan daerah

Kabupaten Soppeng dengan proyeksi 6 (enam) tahun kedepan, untuk

penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng.

Metode analisis yang digunakan oleh Tim RPJMD Kabupaten Soppeng

dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Soppeng adalah

perpaduan antara metode regresi, growth rate dan acress dengan

memperhatikan asumsi pertumbuhan ekonomi.

Analisis ini dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Soppeng, antara

lain:

Page 184: rpjmd 2016-2021

III - 45 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

1. Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;

2. Asumsi indikator makro ekonomi Kabupaten Soppeng (PDRB/laju

pertumbuhan ekonomi, inflasi dan lain-lain);

3. Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah Kabupaten

Soppeng;

4. Kebijakan dibidang keuangan negara.

Berikut ini adalah gambaran kinerja keuangan Kabupaten Soppeng

yang mencakup kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng dan Neraca

Daerah Kabupaten Soppeng.

3.3.2.1. Proyeksi Pendapatan

Kebijakan umum pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Soppeng

diarahkan kepada upaya meningkatkan kapasitas fiskal daerah melalui

peningkatan intensitas dan efektivitas pengelolaan sumber-sumber pendapatan

daerah yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan dengan

memperhatikan aspek kewenangan, potensi daerah, aspek keadilan dan

kepatutan serta kemampuan masyarakat.

Dalam hal proyeksi pendapatan dilakukan berdasarkan pertumbuhan

rata-rata pendapatan selama lima tahun dihubungkan dengan pertumbuhan

ekonomi daerah. Proyeksi pendapatan ini mengacu pada rata-rata

pertumbuhan pendapatan selama lima 5 tahun (2011-2015).

Berdasarkan penghitungan tersebut, proyeksi pendapatan untuk

Tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp.1.191.039.152.646,42,-, dan meningkat

menjadi Rp.1.337.650.568.145,93 pada Tahun 2017. Diproyeksikan pada akhir

periode RPJMD 2016-2021, pendapatan akan menjadi Rp.1.827.236.966.616,66.

Komponen pendapatan yang berkontribusi paling besar diproyeksikan dari

Dana Perimbangan.

Proyeksi pendapatan ini merupakan sekumpulan angka-angka

perkiraan yang dapat berubah dan atau berbeda atau bersifat indikatif

sepanjang faktor-faktor penghitungnya atau asumsi-asumsinya tidak

Page 185: rpjmd 2016-2021

III - 46 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

mengalami perubahan. Adapun proyeksi pendapatan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

NO. URAIAN

Tahun (Rp.) LAJU (%) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 PENDAPATAN

1,1

91

,03

9,1

52

,64

6.4

2

1,3

37

,65

0,5

68

,14

5.9

3

1,4

52

,93

4,6

23

,04

8.3

8

1,5

72

,64

9,4

37

,60

3.6

6

1,6

97

,24

9,6

73

,65

3.7

4

1,8

27

,23

6,9

66

,61

6.6

6

7.39

1.1 Pendapatan Asli Daerah

81

,11

1,8

44

,93

1.4

2

94

,91

5,1

00

,48

6.6

8

10

8,8

68

,78

1,3

26

.57

12

2,9

86

,97

3,2

74

.93

13

7,2

85

,09

8,9

85

.13

15

1,7

80

,04

6,2

41

.60

11.01

1.1.1 Pajak Daerah

11

,21

5,7

10

,00

0.0

0

12

,33

7,2

81

,00

0.0

0

13

,57

1,0

09

,10

0.0

0

14

,92

8,1

10

,01

0.0

0

16

,42

0,9

21

,01

1.0

0

18

,06

3,0

13

,11

2.1

0

8.27

1.1.2 Retribusi Daerah

6,8

03

,23

2,8

21

.33

7,3

13

,47

5,2

82

.92

7,8

61

,98

5,9

29

.14

8,4

51

,63

4,8

73

.83

9,0

85

,50

7,4

89

.37

9,7

66

,92

0,5

51

.07

6.21

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

9,4

96

,67

2,3

19

.06

11

,11

5,9

12

,46

2.0

7

12

,73

5,1

52

,60

5.0

9

14

,35

4,3

92

,74

8.1

0

15

,97

3,6

32

,89

1.1

2

17

,59

2,8

73

,03

4.1

3

10.82

1.1.4 Lain-Lain PAD Yang Sah

53

,59

6,2

29

,79

1.0

4

64

,14

8,4

31

,74

1.6

9

74

,70

0,6

33

,69

2.3

4

85

,25

2,8

35

,64

3.0

0

95

,80

5,0

37

,59

3.6

5

10

6,3

57

,23

9,5

44

.30

12.10

Proyeksi

Pendapatan

Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun

2016-2021

Tabel 3.20

Page 186: rpjmd 2016-2021

III - 47 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. URAIAN

Tahun (Rp.) LAJU (%) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1.2 Dana Perimbangan

99

9,0

32

,15

3,0

00

.00

1,1

19

,55

9,9

53

,77

9.0

0

1,2

15

,50

9,9

14

,21

8.3

4

1,3

15

,68

9,8

95

,30

2.0

1

1,4

20

,53

7,6

82

,27

8.4

2

1,5

30

,53

6,5

02

,11

4.6

7

7.37

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

26

,11

8,6

45

,00

0.0

0

28

,07

7,5

43

,37

5.0

0

30

,18

3,3

59

,12

8.1

3

32

,44

7,1

11

,06

2.7

3

34

,88

0,6

44

,39

2.4

4

37

,49

6,6

92

,72

1.8

7

6.21

1.2.2 Dana Alokasi Umum

63

5,9

76

,76

8,0

00

.00

71

9,3

02

,08

7,4

00

.00

77

4,2

16

,17

0,3

00

.00

82

9,1

30

,25

3,2

00

.00

88

4,0

44

,33

6,1

00

.00

93

8,9

58

,41

9,0

00

.00

6.71

1.2.3 Dana Alokasi Khusus

33

6,9

36

,74

0,0

00

.00

37

2,1

80

,32

3,0

04

.00

41

1,1

10

,38

4,7

90

.22

45

4,1

12

,53

1,0

39

.28

50

1,6

12

,70

1,7

85

.98

55

4,0

81

,39

0,3

92

.80

8.64

1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

11

0,8

95

,15

4,7

15

.00

12

3,1

75

,51

3,8

80

.24

12

8,5

55

,92

7,5

03

.47

13

3,9

72

,56

9,0

26

.73

13

9,4

26

,89

2,3

90

.18

14

4,9

20

,41

8,2

60

.39

4.56

1.3.1 Pendapatan Hibah

1,0

86

,14

6,5

50

.00

1,0

94

,83

5,7

22

.40

1,1

03

,59

4,4

08

.18

1,1

12

,42

3,1

63

.44

1,1

21

,32

2,5

48

.75

1,1

30

,29

3,1

29

.14

0.67

Page 187: rpjmd 2016-2021

III - 48 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

NO. URAIAN

Tahun (Rp.) LAJU (%) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

25

,72

2,5

13

,76

5.0

0

36

,69

7,2

72

,00

4.7

2

40

,73

7,2

47

,03

4.0

4

44

,77

7,2

22

,06

3.3

6

48

,81

7,1

97

,09

2.6

8

52

,85

7,1

72

,12

1.9

9

12.75

1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

72

,02

1,7

64

,00

0.0

0

72

,74

1,9

81

,64

0.0

0

73

,46

9,4

01

,45

6.4

0

74

,20

4,0

95

,47

0.9

6

74

,94

6,1

36

,42

5.6

7

75

,69

5,5

97

,78

9.9

3

0.83

1.3.4 Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

12

,06

4,7

30

,40

0.0

0

12

,64

1,4

24

,51

3.1

2

13

,24

5,6

84

,60

4.8

5

13

,87

8,8

28

,32

8.9

6

14

,54

2,2

36

,32

3.0

8

15

,23

7,3

55

,21

9.3

3

3.97

Berdasarkan tabel 3.22 dibawah ini menunjukkan bahwa kontribusi

Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng

selama Tahun 2016-2021 diproyeksikan meningkat setiap tahunnya dengan

rata-rata peningkatan sekitar 8,00%. Kontribusi Dana Perimbangan terhadap

Pendapatan Daerah diproyesikan berfluktuasi setiap tahun dengan rata-rata

sekitar 83,73%. Lain-lain penerimaan daerah yang sah diproyesikan menurun

setiap tahun dengan rata-rata penurunan sekitar 8,67% terhadap pendapatan

daerah. Dari proyeksi kontribusi ketiga jenis pendapatan ini diperoleh bahwa

Katergantungan Fiskal Kabupaten Soppeng terhadap Pemerintah Pusat

diproyeksikan rata-rata menurun setiap tahun sekitar 86,68% dengan harapan

bahwa dari tahun 2016-2021 kemandirian fiskal Kabupaten Soppeng

meningkat setiap tahun dengan rata-rata peningkatan sekitar 13,31%.

Uraian Kontribusi (%)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

PAD 6,81 7,10 7,49 7,82 8,09 8,31

Proyeksi

Kontribusi Jenis

Pendapatan

Terhadap

Pendapatan

Daerah (%) Tahun

2016-2021

Tabel 3.21

Page 188: rpjmd 2016-2021

III - 49 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Uraian Kontribusi (%)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Dana perimbangan 83,88 83,70 83,66 83,66 83,70 83,76

Lain-lain Penerimaan daerah yang sah

9,31 9,21 8,85 8,52 8,21 7,93

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Kemandirian Fiskal 12,18 12,88 13,29 13,61 13,88 14,09

Ketergantungan Fiskal 87,82 87,12 86,71 86,39 86,12 85,91

3.3.2.2. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Wajib Mengikat serta

Prioritas Utama

Proyeksi belanja dan pengeluaran wajib, mengikat serta prioritas utama

Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 diproyeksikan cenderung meningkat.

Pada Tahun 2015, pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama untuk

belanja tidak langsung Kabupaten Soppeng sebesar Rp.534.733.649.950,00

atau 95,77% dari total belanja pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas

utama, sedangkan untuk belanja langsung sekitar 4,23% dari total belanja

pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

No. Uraian Tahun Dasar 2015

(Rp.)

Tingkat

pertumbuhan

(%)

Proyeksi (Rp.)

20

16

20

17

20

18

20

19

20

20

20

21

1. Belanja Tidak Langsung

534.733.649.950,00 5,90

67

3.1

85

.67

0.6

33

,37

66

2.7

04

.65

1.9

20

,75

68

3.1

05

.84

2.0

62

,54

70

3.9

49

.15

4.4

68

,32

72

5.2

27

.86

6.7

18

,20

74

6.9

39

.69

8.8

34

,37

2. Belanja Langsung 23.635.199.819,00 47,15

25

.67

1.6

59

.41

7,8

5

28

.39

6.2

96

.93

7,8

3

31

.15

9.5

49

.51

6,1

7

34

.21

6.2

30

.38

3,1

4

37

.60

6.1

75

.80

2,1

4

41

.37

4.9

88

.57

7,0

6

Proyeksi Belanja Dan Pengeluaran Wajib, Mengikat Serta Prioritas Utama (Prioritas I) Tahun 2016-2021

Tabel 3.22

Page 189: rpjmd 2016-2021

III - 50 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian Tahun Dasar 2015

(Rp.)

Tingkat

pertumbuhan

(%)

Proyeksi (Rp.)

20

16

20

17

20

18

20

19

20

20

20

21

TOTAL

558.368.849.769,00 53,05

69

8.8

57

.33

0.0

51

,22

69

1.1

00

.94

8.8

58

,58

71

4.2

65

.39

1.5

78

,71

73

8.1

65

.38

4.8

51

,46

76

2.8

34

.04

2.5

20

,34

78

8.3

14

.68

7.4

11

,43

Total belanja wajib dan pengeluaran yang wajib mengikat, serta

prioritas utama Kabupaten Soppeng diproyeksikan mengalami peningkatan

dari Rp.698.857.330.051,22 di Tahun 2016 menjadi sebesar

Rp.788.314.687.411,43 di Tahun 2021. Belanja tidak langsung dalam hal ini

merupakan bagian yang sangat dominan dalam total belanja wajib dan

pengeluaran yang wajib mengikat, serta prioritas utama yaitu sebesar

Rp.746.939.698.834,37 pada Tahun 2021 sebagaimana yang tergambar pada

tabel 3.24 di bawah ini :

No Uraian

Da

ta T

ah

un

D

asa

r (2

01

5)

(Rp

.)

Tin

gk

at

pe

rtu

mb

uh

an

(%

)

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

A BELANJA TIDAK LANGSUNG

53

4,7

33

,64

9,9

50

.00

5.90

67

3,1

85

,67

0,6

33

.37

66

2,7

04

,65

1,9

20

.75

68

3,1

05

,84

2,0

62

.54

70

3,9

49

,15

4,4

68

.32

72

5,2

27

,86

6,7

18

.20

74

6,9

39

,69

8,8

34

.37

1 Belanja Gaji dan Tunjangan

37

7,6

17

,49

8,8

27

.00

4.13

41

5,8

43

,10

5,4

89

.00

39

5,0

50

,95

0,2

14

.55

40

4,9

27

,22

3,9

69

.91

41

5,0

50

,40

4,5

69

.16

42

5,4

26

,66

4,6

83

.39

43

6,0

62

,33

1,3

00

.48

Proyeksi Belanja

dan Pengeluaran

Pembiayaan yang

Wajib dan

Mengikat serta

Prioritas Utama

Kabupaten

Soppeng Tahun

2016-2021

Tabel 3.23

Page 190: rpjmd 2016-2021

III - 51 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No Uraian

Da

ta T

ah

un

D

asa

r (2

01

5)

(Rp

.)

Tin

gk

at

pe

rtu

mb

uh

an

(%

)

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

2 Belanja Tambahan Penghasilan

11

8,9

78

,00

5,5

30

.00

7.02

14

9,7

02

,67

6,7

50

.00

15

3,0

54

,81

2,4

18

.75

15

6,5

88

,35

9,2

91

.72

16

0,2

83

,45

0,6

95

.89

16

4,1

25

,82

3,7

79

.69

16

8,1

05

,43

4,4

86

.49

3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH

1,8

91

,10

0,0

00

.00

1.43

2,1

26

,10

7,6

66

.12

2,2

22

,51

6,9

04

.05

2,3

18

,92

6,1

41

.98

2,4

15

,33

5,3

79

.92

2,5

11

,74

4,6

17

.84

2,6

08

,15

3,8

55

.77

4 Insentif Pemungutan Pajak Daerah

28

4,3

73

,32

7.0

0

40.32

67

6,0

39

,83

3.0

0

79

3,6

09

,57

1.2

5

91

1,1

79

,30

9.5

0

1,0

28

,74

9,0

47

.80

1,1

46

,31

8,7

86

.05

1,2

63

,88

8,5

24

.30

5 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah

23

1,5

86

,57

8.0

0

14.99

31

3,7

91

,29

4.8

5

32

0,1

14

,80

1.3

5

32

6,4

38

,30

7.8

5

33

2,7

61

,81

4.3

5

33

9,0

85

,32

0.8

5

34

5,4

08

,82

7.3

5

6 Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat

- - -

-

-

-

-

-

7 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa

- -

1,3

52

,07

9,6

66

.00

1,5

87

,21

9,1

42

.50

1,8

22

,35

8,6

19

.00

2,0

57

,49

8,0

95

.60

2,2

92

,63

7,5

72

.10

2,5

27

,77

7,0

48

.60

8 Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa

- -

62

7,5

82

,58

9.7

0

64

0,2

29

,60

2.7

0

65

2,8

76

,61

5.7

0

66

5,5

23

,62

8.7

0

67

8,1

70

,64

1.7

0

69

0,8

17

,65

4.7

0

9 Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa

35

,18

5,9

65

,81

6.0

0

31.66

10

1,9

99

,16

7,4

72

.70

10

8,4

90

,07

9,3

93

.60

11

5,0

13

,35

9,9

34

.88

12

1,5

70

,31

1,3

64

.91

12

8,1

62

,30

1,4

44

.58

13

4,7

90

,76

7,2

64

.68

Page 191: rpjmd 2016-2021

III - 52 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No Uraian

Da

ta T

ah

un

D

asa

r (2

01

5)

(Rp

.)

Tin

gk

at

pe

rtu

mb

uh

an

(%

)

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

10 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

54

5,1

19

,87

2.0

0

11.76

54

5,1

19

,87

2.0

0

54

5,1

19

,87

2.0

0

54

5,1

19

,87

2.0

0

54

5,1

19

,87

2.0

0

54

5,1

19

,87

2.0

0

54

5,1

19

,87

2.0

0

B Belanja Langsung

23

,63

5,1

99

,81

9.0

0

47.15

25

,67

1,6

59

,41

7.8

5

28

,39

6,2

96

,93

7.8

3

31

,15

9,5

49

,51

6.1

7

34

,21

6,2

30

,38

3.1

4

37

,60

6,1

75

,80

2.1

4

41

,37

4,9

88

,57

7.0

6

1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.

15

,15

8,2

03

,74

0.0

0

90.69

15

,91

6,1

13

,92

7.0

0

16

,71

1,9

19

,62

3.3

5

17

,54

7,5

15

,60

4.5

2

18

,42

4,8

91

,38

4.7

4

19

,34

6,1

35

,95

3.9

8

20

,31

3,4

42

,75

1.6

8

2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

20

,00

0,0

00

.00

100.00

30

,00

0,0

00

.00

50

0,0

00

,00

0.0

0

75

0,0

00

,00

0.0

0

1,0

00

,00

0,0

00

.00

1,2

50

,00

0,0

00

.00

1,5

00

,00

0,0

00

.00

3

Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)

8,4

56

,99

6,0

79

.00

17.36

9,7

25

,54

5,4

90

.85

11

,18

4,3

77

,31

4.4

8

12

,86

2,0

33

,91

1.6

5

14

,79

1,3

38

,99

8.4

0

17

,01

0,0

39

,84

8.1

6

19

,56

1,5

45

,82

5.3

8

4 Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

- -

5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

- -

C Pembiayaan Pengeluaran - - -

-

-

-

-

-

1 Pembentukan Dana Cadangan - - -

-

-

-

-

-

2 Pembayaran pokok utang - - -

-

-

-

-

-

Page 192: rpjmd 2016-2021

III - 53 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No Uraian

Da

ta T

ah

un

D

asa

r (2

01

5)

(Rp

.)

Tin

gk

at

pe

rtu

mb

uh

an

(%

)

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA

55

8,3

68

,84

9,7

69

.00

6.64

69

8,8

57

,33

0,0

51

.22

69

1,1

00

,94

8,8

58

.58

71

4,2

65

,39

1,5

78

.70

73

8,1

65

,38

4,8

51

.46

76

2,8

34

,04

2,5

20

.33

78

8,3

14

,68

7,4

11

.43

3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Untuk kurun waktu 6 tahun mendatang (2016-2021), kapasitas

kemampuan keuangan daerah Kabupaten Soppeng diharapkan akan semakin

meningkat. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa laju pertumbuhan

pendapatan daerah diproyeksikan mengalami peningkatan dan terjadi

peningkatan efektivitas penggunaan belanja daerah.

Berdasarkan data dalam kurun waktu 3 Tahun 2013-2015 daya serap anggaran,

pada belanja langsung rata-rata mampu menyerap 89,98% anggaran, dengan

rincian sebagai berikut.

Jenis belanja pegawai daya serap sebesar 92,21%

Jenis belanja barang dan jasa sebesar 92,32%

Jenis belanja modal sebesar 88,53%

Berdasarkan data tersebut diatas SiLPA akan terjadi, diskenariokan sebesar

12,49% pada setiap tahunnya. Akan tetapi, apabila SiLPA pada akhir tahun

terealisasikan diatas 12,49%, selisih tersebut akan diprioritaskan pada

penyertaan modal, penambahan program dan kegiatan prioritas yang

dibutuhkan, penambahan volume program dan kegiatan yang telah

dianggarkan, serta belanja peningkatan jaminan sosial.

Perkiraan kapasitas kemampuan daerah dapat disajikan secara indikatif yaitu

tidak kaku dan disesuaikan dengan kondisi dan informasi terbaru pada saat

perencanaan dan penganggaran setiap tahun. Selengkapnya secara indikatif

tersaji dalam tabel berikut ini.

Page 193: rpjmd 2016-2021

III - 54 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

1 Pendapatan

1,1

83

,14

6,7

13

,97

6.4

6

1,3

21

,04

3,6

22

,65

5.8

7

1,4

27

,91

8,2

14

,09

2.2

0

1,5

39

,56

8,9

77

,98

4.2

7

1,6

56

,55

1,1

42

,28

8.7

5

1,7

79

,43

2,3

60

,41

8.1

4

2 Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)

-

-

-

-

-

-

3 Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran

-

-

-

-

-

-

Total penerimaan

1,1

83

,14

6,7

13

,97

6.4

6

1,3

21

,04

3,6

22

,65

5.8

7

1,4

27

,91

8,2

14

,09

2.2

0

1,5

39

,56

8,9

77

,98

4.2

7

1,6

56

,55

1,1

42

,28

8.7

5

1,7

79

,43

2,3

60

,41

8.1

4

Dikurangi:

4 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

69

8,8

57

,33

0,0

51

.22

69

1,1

00

,94

8,8

58

.58

71

4,2

65

,39

1,5

78

.70

73

8,1

65

,38

4,8

51

.46

76

2,8

34

,04

2,5

20

.33

78

8,3

14

,68

7,4

11

.43

Kapasitas riil kemampuan keuangan

48

4,2

89

,38

3,9

25

.24

62

9,9

42

,67

3,7

97

.29

71

3,6

52

,82

2,5

13

.50

80

1,4

03

,59

3,1

32

.81

89

3,7

17

,09

9,7

68

.41

99

1,1

17

,67

3,0

06

.72

3.3.4. Kebijakan Alokasi Anggaran

Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah,

kebijakan alokasi anggaran pemerintah daerah digunakan untuk membiayai

urusan wajib dan urusan pilihan yang selanjutnya perlu ditetapkan kebijakan

alokasi kedalam tiga kelompok prioritas dengan uraian sebagai berikut.

Kapasitas Riil

Kemampuan

Keuangan Daerah

Untuk Mendanai

Pembangunan

Daerah Kabupaten

Soppeng Tahun

2016-2021

Tabel 3.24

Page 194: rpjmd 2016-2021

III - 55 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

Prioritas I, dialokasikan untuk :

a. Mendanai belanja dan pengeluaran wajib dan mengikat serta

prioritas utama.

b. Mendanai program unggulan dalam rangka pencapaian visi dan

misi kepala daerah (Bupati dan Wakil Bupati Soppeng) periode

2016-2021, yang seiring dengan amanat RPJMN dan RPJMD Provinsi

Sulawesi Selatan yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada

tahun rencana. Program tersebut harus berhubungan langsung

dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar,

dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan

dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada

capaian visi/misi daerah.

c. Mendanai program/kegiatan sesuai arah kebijakan keuangan masa

lalu yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

dan bersentuhan langsung dengan peningkatan pelayanan publik.

Prioritas II, dialokasikan untuk mendanai program prioritas dalam

rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling berdampak

luas pada masing-masing segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan

prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar

serta tugas dan fungsi SKPD. Terutama pemenuhan proporsi belanja SKPD

dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam pelaksanaan

sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi

belanja-belanja tidak langsung (belanja tidak terduga, hibah, dan bantuan

sosial) antara lain :

a. Penyediaan dana untuk kejadian luar biasa seperti penanggulangan

bencana alam, bencana sosial, dan kegiatan tanggap darurat.

b. Pemberian hibah kepada pemerintah, perusahaan daerah,

masyarakat dan organisasi kemasyarakatan untuk menunjang

pencapaian sasaran, program dan kegiatan pemerintah daerah

Page 195: rpjmd 2016-2021

III - 56 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan

manfaat untuk masyarakat, disesuaikan dengan kamampuan

keuangan daerah dan dilakukan setelah memprioritaskan

pemenuhan belanja urusan wajib, tidak bersifat mengikat dan tidak

wajib.

c. Belanja bantuan sosial kepada individu, keluarga, dan/atau

masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat

dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar

dapat memenuhi kebutuhan hidup minimun serta lembaga non

pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang

berperan untuk melindungi individu, kelompok dan masyarakat dari

kemungkinan terjadinya resiko sosial dengan tujuan untuk

menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah

daerah.

Pengalokasian Prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan)

pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan

urutan prioritas yang benar. Berkaitan dengan hal tersebut alokasi rencana

penggunaan kapasitas riil kemampuan daerah dan alokasi kerangka pendanaan

Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 berdasarkan prioritas tersaji dalam

tabel sebagai berikut :

No. Uraian

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

I Kapasitas riil kemampuan keuangan

48

4,2

89

,38

3,9

25

.24

62

9,9

42

,67

3,7

97

.29

71

3,6

52

,82

2,5

13

.50

80

1,4

03

,59

3,1

32

.81

89

3,7

17

,09

9,7

68

.41

99

1,1

17

,67

3,0

06

.72

Rencana alokasi pengeluaran prioritas I

Rencana

Penggunaan

Kapasitas Riil

Kemampuan

Keuangan Daerah

Kabupaten

Soppeng Tahun

2016-2021

Tabel 3.25

Page 196: rpjmd 2016-2021

III - 57 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

II.a Belanja Langsung

4

90

,47

8,1

32

,40

4.3

4

6

38

,09

2,7

47

,48

5.1

7

7

23

,73

4,5

16

,17

4.2

4

8

13

,63

3,8

46

,46

7.1

6

9

08

,33

5,2

90

,42

7.2

7

1

,00

8,3

96

,34

5,5

77

.20

II.b Pembentukan dana cadangan -

-

-

-

-

-

Dikurangi:

II.c Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama

25

,67

1,6

59

,41

7.8

5

28

,39

6,2

96

,93

7.8

3

31

,15

9,5

49

,51

6.1

7

34

,21

6,2

30

,38

3.1

4

37

,60

6,1

75

,80

2.1

4

41

,37

4,9

88

,57

7.0

6

II.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama

-

-

-

-

-

-

II Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d)

46

4,8

06

,47

2,9

86

.49

60

9,6

96

,45

0,5

47

.34

69

2,5

74

,96

6,6

58

.07

77

9,4

17

,61

6,0

84

.02

87

0,7

29

,11

4,6

25

.13

96

7,0

21

,35

7,0

00

.14

Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)

19

,48

2,9

10

,93

8.7

5

20

,24

6,2

23

,24

9.9

5

21

,07

7,8

55

,85

5.4

2

21

,98

5,9

77

,04

8.7

9

22

,98

7,9

85

,14

3.2

8

24

,09

6,3

16

,00

6.5

7

Rencana alokasi pengeluaran prioritas II

III.a Belanja Tidak Langsung

68

7,6

68

,58

1,5

72

.59

67

7,9

50

,87

5,1

70

.25

69

9,1

83

,69

7,9

18

.10

72

0,9

35

,13

1,5

16

.65

74

3,2

15

,85

1,8

61

.22

76

6,0

36

,01

4,8

40

.83

Dikurangi:

Page 197: rpjmd 2016-2021

III - 58 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No. Uraian

Proyeksi

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

Tahun 2020 (Rp.)

Tahun 2021 (Rp.)

III.b Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama

67

3,1

85

,67

0,6

33

.37

66

2,7

04

,65

1,9

20

.75

68

3,1

05

,84

2,0

62

.54

70

3,9

49

,15

4,4

68

.32

72

5,2

27

,86

6,7

18

.20

74

6,9

39

,69

8,8

34

.37

III Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b)

14

,48

2,9

10

,93

9.2

2

15

,24

6,2

23

,24

9.4

9

16

,07

7,8

55

,85

5.5

6

16

,98

5,9

77

,04

8.3

3

17

,98

7,9

85

,14

3.0

2

19

,09

6,3

16

,00

6.4

6

Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)

5,0

00

,00

0,0

00

.00

5,0

00

,00

0,0

00

.00

5,0

00

,00

0,0

00

.00

5,0

00

,00

0,0

00

.00

5,0

00

,00

0,0

00

.00

5,0

00

,00

0,0

00

.00

Pengalokasian prioritas berdasarkan alokasi tahunan sebagaimana tabel

berikut:

No Jenis Dana

Alokasi

Tahun I Tahun II Tahun

III Tahun

IV Tahun V

Tahun VI

% Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp.

1 Prioritas I

6

4.2

6

30

7,9

70

,83

2,1

16

.91

6

6.1

8

41

3,5

55

,88

2,3

65

.84

6

6.4

4

47

0,8

50

,64

7,5

65

.21

6

7.7

2

53

9,3

40

,83

5,9

61

.87

6

8.8

0

61

1,4

46

,06

1,7

74

.49

6

9.6

3

68

6,6

57

,68

9,1

89

.67

2 Prioritas II

3

5.0

1

1

67

,81

8,5

51

,80

8.8

0

3

3.2

6

2

07

,88

6,7

91

,43

1.0

0

3

3.0

6

2

34

,30

2,1

74

,94

8.4

3

3

1.8

4

2

53

,56

2,7

57

,17

0.4

8

3

0.8

1

2

73

,77

1,0

37

,99

3.6

6

3

0.0

1

2

95

,95

9,9

83

,81

6.9

4

Kerangka

Pendanaan Alokasi

Kapasitas Riil

Keuangan Daerah

Kabupaten

Soppeng Tahun

2011-2021

Tabel 3.26

Page 198: rpjmd 2016-2021

III - 59 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I

No Jenis Dana

Alokasi

Tahun I Tahun II Tahun

III Tahun

IV Tahun V

Tahun VI

% Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp.

3 Prioritas III

0.7

3

3,5

00

,00

0,0

00

.00

0.5

6

3,5

00

,00

0,0

00

.00

0.4

9

3,5

00

,00

0,0

00

.00

0.4

4

3,5

00

,00

0,0

00

.00

0.3

9

3,5

00

,00

0,0

00

.00

0.3

5

3,5

00

,00

0,0

00

.00

Total

10

0.0

0

47

9,2

89

,38

3,9

25

.71

10

0.0

0

62

4,9

42

,67

3,7

96

.83

10

0.0

0

70

8,6

52

,82

2,5

13

.63

10

0.0

0

79

6,4

03

,59

3,1

32

.35

10

0.0

0

88

8,7

17

,09

9,7

68

.16

10

0.0

0

98

6,1

17

,67

3,0

06

.61

Page 199: rpjmd 2016-2021

BAB IV ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan

Pembangunan Daerah

4.2 Isu-Isu Strategis

Pembangunan

Page 200: rpjmd 2016-2021

IV - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

ISU-ISU STRATEGIS

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang

signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu

kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak

diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,

dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Isu-isu strategis yang tidak terakomodir dalam perencanaan akan

berkorelasi dengan kurangnya tingkat partisipasi masyarakat dan swasta dalam

proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Apabila hal

ini terjadi, maka sudah dipastikan bahwa pelaksanaan pembangunan itu akan

mengalami kegagalan karena input perencanaan tersebut tidak berdasarkan

pada realitas dan kebutuhan para pihak yaitu masyarakat dan swasta sebagai

pilar utama dalam penentuan keberhasilan perencanaan pembangunan. Isu-isu

strategis yang tidak terakomodir dalam bentuk perencanaan akan

mengakibatkan degradasi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya

dan yang lebih tragis lagi akan berdampak pada instabilitas dalam suatu

daerah.

4.1.Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap Expectation”

antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang

direncanakan serta apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang

dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Perbedaan dimaksud dilihat

dari kesenjangan pencapaain daerah, maupun dengan pencapaian provinsi

dan nasional.

Tujuan dari permasalahan pembangunan daerah adalah untuk

mengidentifikasi berbagai factor yang mempengaruhi

Page 201: rpjmd 2016-2021

IV - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa

lalu.Permasalahan pembangunan daerah dalam RPJMD ini diidentifikasi

dan dianalisis berdasarkan urusan pemerintah sebagai berikut :`

4.1.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2014

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

2015 (%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

1 Pertumbuhan Ekonomi (%)

7,33 7,50 6.08 Tidak Mencapai Target

Pertumbuhan Ekonomi masih didonimasi oleh oleh faktor konsumsi dari pada investasi meneybabkan pertumbuhan yang tidak berkualaits

Pembukaan kesempatan kerja baru,

penurunan jumlah penduduk miskin,

Peningkatan Kegiatan Ekonomi

2 Jumlah Penduduk (jiwa)

226.152

226.737 251,801 belum mencapai target

Masih Tinginya Pernikahan di bawah umur

Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang resiko nikah di bawah umur

3 Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

6,15 5,80 2.4% (2014)

Melampau target

Mendirikan balai pelatihan kerja. Mendorong peningkatan kesadaran pentingnya sekolah tinggi dan peningkatan kualitas pendidikan pada anggota masyarakat

4 Tingkat Inflasi (%)

5,0 5,0 0,97%. Target Tercapai

Daya Beli Masyarat menurun, akibat kenaikan BBM, produksi dan penyediaan bahan pokok yang cukup memadai

Pengendalian harga dan distrubsi barang. Meningkatkan Tabungan Masyarakat

5 PDRB Perkapita (Rp)

24.360.768

29.232.921

27.360.000 (2014)

dibawa Nasional RP 42.432.08, dan Sul-Sel (33.545.740)

Pembukaan lapangan kerja baru, Peningkatan dan pemerataan daya beli, penurunan angka kemiskinan

6 Persentase Penduduk Miskin (%)

8,39 8,00 8.76% Tidak Mencapai Target

Kurangnya lapangan kerja baru

Melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan yang belum terkelola dengan baik (lahan tidur) untuk dijadikan kegiatan usah tani

Melakukan pengembangan komoditas pertanian/ peternakan/ perikanan yang tidak memerlukan lahan yang luas,

Meningkatkan bantuan faktor-faktor produksi pada aktifitas ekonomi produksi rumah tangga miskin yang bekerja diberbagai lapangan usaha untuk digunakan dalam bekerja,

Pengembangan kewirausahaan dengan pengembangan komoditas unggulan daerah.

7 Indeks Pembangunan Manusia

76,39 77,53 64.74 Rendah dari taget dan SulSel

AHH dan Rata-Rata Lama Sekolah masih Rendah di bawah Sul-Sel dan Nasional

peningkatan status kesehatan masyarakat dan kualitas pendidikan

8 Angka Harapan Hidup (Tahun)

72,19 72,34 68.42 Tidak Mencapai Target

9 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)

7,88 8,07 7.04 Tidak Mencapai Target

Masih Tinggi Angka Putus sekolah, dan masih banyak yang tidak bersekolah'

peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental

Peningkatan kualitas pendidikan gratis

Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Soppeng

Tabel 4.1

Page 202: rpjmd 2016-2021

IV - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2014

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

2015 (%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

10 Angka Melek Huruf (%)

89,86 90,94 97.12 mencapai target dan Tinggi dari Sulsel

Banyaknya lansia yang tidak bisa membaca

Peningkatan Pelaksanaan sekolah Paket A. Memfasilitasi msyarakat untuk mengoptimalkan kelompok belajar masyarakat

11 Persentase RT yang Menikmati Listrik

91,40 95,97 92.88 dibawa Target Persentase pemanfaatan energi baru terbarukan masih rendah untuk pembakit listrik baik skala menengah maupun skala kecil masih rendah

Pengembangan dan pemanfaatan potensi energi lokal khususnya energi baru terbarukan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan listrik di perdesaan dan untuk meningkatkan kedaulatan Energi

4.1.2. Aspek Pelayanan Umum

4.1.2.1. Urusan Wajib berkaitan dengan pelayanan dasar

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

1 Pendidikan

Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD)

APK Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD)

55 39.12 71.13 di bawah target

Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah

Peningkatan Penyediaan gedung PAUD

Rendahnya kesadaran orang tua memasukkan anaknya pada layanan PAUD

Peningkatan peran pemerintah untuk memotivasi masyarakat agar memasukkan anaknya ke PAUD

Jumlah siswa usia 4 sampai 6 tahun masih berada di kelompok bermain

Pendidikan Dasar

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

97.00%

93.91% 96.81 di bawah target

Masih terdapat peserta didik yang berusia di bawah 7 Tahun atau diatas 12 Tahun.

meningkatkan peran pemerintah dalam mendorong partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di tingkat SD

adanya anak usia 7-12 tahun yang tidak sekolah

Peningkatan kualitas pendidikan gratis

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/Paket B

75.00%

57.90% 77.2 di bawah target

Masih terdapat lulusan jenjang SD belum berusia 13 thn

meningkatkan peran pemerintah dalam mendorong partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ketingkat yang lebih tinggi

adanya anak usia 13-15 tahun yang tidak sekolah

Peningkatan Kondisi Perekonomian Masyarakat

ekonomi, pola pikir, akses Peningaktan kualaitas pendidikan gratis

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B

95.00%

81.70% 86 di bawah target

Masih banyaknya penduduk usia 13-15 bersekolah diluar wilayah Soppeng

ekonomi, pola pikir, akses

Ratio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

219 112 148.86%

melampaui target

Banyaknya sekolah

Rasio sekolah terhadap murid

204 100 150.98%

melampaui target

Jumlah sekolah yang banyak

Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI

0.28% 0.10% 164.29%

melampaui target

Terlaksananya pendidikan tanpa pungutan biaya

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

0.50% 0.69% 62.00%

di bawah target

Banyaknya siswa membantu/mengikuti orang tua mencari nafkah

Mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat

Mendorong partisispasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya ke

Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Pelayanan Umum Urusan Wajib Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar Kabupaten Soppeng

Tabel 4.2

Page 203: rpjmd 2016-2021

IV - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

jenjang yang lebih tinggi Angka Kelulusan (AL)

SD/MI 100% 104.03

% 104.03%

melampaui target

Adanya lulusan Paket A

Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

99% 109.04%

110.14%

melampaui target

Adanya lulusan Paket B

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

99% 100.44%

101.45

melampaui target

Tingkat kesadaran wajib belajar meningkat

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

97% 109.68%

113.07

melampaui target

Program pendidikan gratis

2 Kesehatan

Cakupan kunjungan ibu hamil K4

95% 83.70% 88.1 di bawah target

Tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil

Mendorong Bumil untuk merampungkan standar minimum kunjungan ibu hamil

Adanya Ibu hamil yang tidak merampungkan standar minimum empat kali kunjungan

Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kunjungan ibu hamil

Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani

80% 75.68% 94.6 di bawah target

Tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil dengan komplikasi, tetapi secara riil semua ibu hamil dengan komplikasi kebidanan ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten

Peningkatan kapasitas bidan

Peningkatan kapasitas pelayanan KIA

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

90% 92.24% 102.5 melampaui target

Meningkatnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pelayanan ibu dan anak

Cakupan pelayanan ibu nifas

90% 91.67% 101.9 melampaui target

Adanya kerjsama antara bidan puskesmas, bidan desa,bidan praktek swasta, kader, dukun dalam hal pencatatan dan pelaporan pelayanan ibu nifas

Tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten

Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani

80% 41.93% 52.4 di bawah target

Tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi, tetapi secara riil semua neonatal dengan komplikasi ditangani oleh tenaga kesehatan yang kompteten

Cakupan kunjungan bayi

90% 92.86% 103.2 melampaui target

Adanya kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan puskesmas dan bidan desa

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100% 97.14% 97.14 di bawah target

kurangnya jumlah kelahiran

Cakupan pelayanan anak Balita

90% 69.61% 77.3 di bawah target

Tingginya estimasi jumlah sasaran anak balita

Masih banyak orang tua yang tidak lagi membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan untuk dipantau pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun

Mendorong partisipasi orang tua untuk membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan untuk dipantau pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100% 100% 100 sama dengan target

Pencatatan dan pelaporan sasaran yang baik

Meningkatnya kerja sama dengan kader

Cakupan Balita Gizi 100% 100% 100 sama dengan semua balita yang ditemukan gizi

Page 204: rpjmd 2016-2021

IV - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Buruk mendapat perawatan

target buruk diberikan perawatan di pelayanan kesehatan

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

100% 100% 100 sama dengan target

Dilaksanakan secara sistematis mulai dari sosialisasi sampai tindak lanjut hasil pemeriksaan

Cakupan peserta KB aktif

73% 76% 103.8 melampaui target

Meningkatanya kesadaran masyarakat menjadi akseptor KB

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :

a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 thn

*> 1 2 200 melampaui target

Adannya sistem kewasapadaan dini di puskesmas

Terbentuknya Basic surveilance epidemiologi tingkat posyandu

Adannya SMS GATEWAY pada semua sarana kesehatan secara berjenjang

b. Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani

100% 12.45% 12.45 di bawah target

Tingginya estimasi jumlah penduduk ≤ 15 tahun

c. Penemuan pasien Baru TBC BTA positif

100% 48.95% 48.95 di bawah target

Masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan diri di sarana pelayanan kesehatan (malu akan stigma sebagai penderita TB)

d. Penderita DBD yang ditangani

100% 100 100 sama dengan target

Adanya peran serta masyarakat, setiap ada gejala kasus DBD langsung dilaporkan ke Puskesmas untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan epidemiologi

e. Penemuan penderita diare

100% 204% 204 melampaui target

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri apabila ada kejadian diare

Rasio Posyandu per satuan balita

60 24.08 40.1 di bawah target

Jumlah balita kurang karena tingginya akseptor KB

jumlah posyandu yang masih kurang

Cakupan pelayanan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin

100% 10.23% 10.23 di bawah target

Maskin yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan kurang karena adanya kegiatan preventif dan promotif di masyarakat

Pelayanan Kesehatan Rujukan

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100% 0.87% 0.87 di bawah target

Kurangnya pasien maskin yang dirujuk

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

100% 100% 100 sama dengan target

Sistem rujukan berjalan baik

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

100% 100% 100 sama dengan target

Adannya sistem kewasapadaan dini di puskesmas

Terbentuknya Basic surveilance epidemiologi tingkat posyandu

Adannya SMS GATEWAY pada semua sarana kesehatan secara berjenjang

Cakupan Desa Siaga Aktif

80% 97.14% 121.4

25 melampaui target

Tersedianya sarana pelayanan kesehatan di setiap desa

Berfungsinya forum desa siaga

Page 205: rpjmd 2016-2021

IV - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Cakupan puskesmas 212.5 212.5 100 sama dengan target

Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat

Cakupan pembantu puskesmas

62.86%

62.86% 100 sama dengan target

Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk

6 17.18 286.2

5 melebihi target

Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat

Rasio Rumah Sakit Per penduduk

0.01 0.004 39.8 di bawah target

Tidak ada penambahan rumah sakit dalam waktu 5 tahun terakhir di sisi lain jumlah penduduk semakin bertambah

Peningkatan Puskesmas menjadi Rumah Sakit Type D

Rasio Dokter per satuan penduduk

40 0.29 0.7 di bawah target

Penambahan dokter belum sesuai kebutuhan

Pelayanan Gawat Darurat (GD)

Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

100% 100% 100% sama dengan target

Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi

Kompetensi masih perlu ditingkatkan

Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota)

24 jam 24 jam 100% sama dengan target

Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi

Pemberi pelayanan GD yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS

100% 100% 100% sama dengan target

batas sertfikasi diperhatikan Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi

Ketersediaan tim penanggulangan bencana

1 Tim 1 Tim 100% sama dengan target

Mamperhatikan kompetensi untuk tenaga tim penanggulangan

Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi

Prasarana cukup memadai

Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD

≤ 5 menit

≤ 5 menit

100% sama dengan target

Ketersediaan tenaga medis di IGD

Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat

90% 0% 0% di bawah target

Belum dilakukan survey Melakukan kembali survey

Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka

100% 100% 100% sama dengan target

Amanah Regulasi

Pelayanan Rawat Jalan

Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis

100% 100% 100% sama dengan target

Sudah ada dokter spesialis

Waktu tunggu di Rawat Jalan

≤ 60 menit

≥ 60 menit

≥60 menit

di bawah target

Jumlah dokter spesialis belum memenuhi standard rumah sakit

Pemenuhan kebutuhan dokter spesialis sesuai dengan standar

Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan

≥ 90 %

0% 0% di bawah target

Belum dilakukan survey Melakukan kembali survey secara periodik

Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS

100% 100% 100% sama dengan target

Sarana dan Prasarana serta SDM penanganan Tuberkulosis terpenuhi

Pelayanan Rawat Inap

Pemberi pelayanan rawat inap

100% 100% 100% sama dengan target

Jumlah Tenaga dokter dan perawat masih terbatas

Jumalah tenaga dokter harus disesuaikan dengan standar kebutuhan sesuai Permenkes

Dokter penanggung jawab pasien rawat inap

100% 100% 100% sama dengan target

Ketersediaan Dokter penanggungjawab pasien mencukupi

Ketersediaan pelayanan rawat inap

100% 100% 100% sama dengan target

Ketersediaan sarana dan prasarana masih terbatas

Pemenuhan sarana dan prasarana

Jam visite dokter spesialis

100% 100% 100% sama dengan target

Kedisiplinan petugas belum optimal

Jam visite dokter telah dijadwalkan dengan baik

Kejadian infeksi pasca operasi

≤ 1,5 %

1.36% 109% melebihi target

Mempertahankan komitmen petugas terhadap pelaksanaan SOP

Angka kejadian infeksi nosokomial

≤ 1,5 %

1.36% 109% melebihi target

Mempertahankan komitmen petugas terhadap pelaksanaan SOP

Page 206: rpjmd 2016-2021

IV - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian

100% 100% 100% sama dengan target

Sarana, prasarana dan SDM yang memenuhi standar RS

Kematian pasien › 48 Jam

≤ 0,25 1,87% ≥ 0,25 di bawah target

Adanya keterlambatan pasien yang datang ke Rumah Sakit

Peningkatan kesadaran masyarakat melalui promosi kesehatan

Kejadian pulang paksa

≤ 1,5 %

6.80% ≥ 1,5 %

di bawah target

Keterbatasan sarana pelayanan (Ruang Inap)

Peningkatan sarana rawat inap

Kepuasan Pelanggan Rawat Inap

≥ 90 %

90% ≥ 90 %

sama dengan target

Pemberian pelayanan yang optimal

Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS

100% 89.20% 89.20

% di bawah target

sudah adanya pelayanan TB yang ditangani di puskesmas

Meningkatkan kordinasi RS dengan Puskesmas

Bedah Sentral

Waktu tunggu operasi elektif

≤ 2 hari

4.1 hari ≥ 2 hari

di bawah target

Jumlah pasien yang akan dioperasi tidak sebanding dengan ketersediaan dokter ahli bedah

Penambahan Dr spsesialis bedah

Kejadian kematian dimeja operasi

≤ 1 % 0% ≤ 1 % sama dengan target

Pelaksanaan operasi mengikuti SOP

Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan operasi mengikuti SOP

Tidak adanya kejadian operasi salah orang

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan operasi mengikuti SOP

Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan operasi mengikuti SOP

Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan operasi mengikuti SOP

Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anastesi dan salah penempatan endotracheal tube

≤ 6 % 0% ≤ 6 % Memenuhi Target

Pelaksanaan operasi mengikuti SOP

Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemberi pelayanan persalinan normal

100% 100% 100% sama dengan target

Jumlah dokter spesialis kandungan belum memenuhi standard rumah sakit

Sudah tersedia dokter ahli spesialis kandungan

Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

100% 100% 100% sama dengan target

Jumlah dokter spesialis kandungan belum memenuhi standard rumah sakit

Sudah tersedia dokter ahli spesialis kandungan dan alat operasi

Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr

100% 62.25% 62.25

% di bawah target

Keterbatasan sarana dan prasarana

Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana

Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria

≤ 100 %

31.62% ≤ 100 %

sama dengan target

Tingkat kesadaran masyarakat pemeriksaan secara dini oleh bumil

Keluarga Berencana Mantap

100% 16% 16% di bawah target

Ada beberapa peserta yang memilih alat kontrasepsi lain

Peningkatan sosialisasi pemakaian alat kontrasepsi

Konseling KB Mantap 100% 100% 100% sama dengan target

SDM yang menangani sudah tersedia

Kesadaran peserta KB mantap

Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 0% 0% di bawah target

Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasanan pelanggang secara periodik

Pelayanan Intensif

Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

≤ 3 % 0 ≤ 3 % sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Pemberi pelayanan unit intensif

100% 100% 100% sama dengan target

Sertifikasi tenaga medis dan para medis memilki masa

SDM yang sesuai standar tersedia

Page 207: rpjmd 2016-2021

IV - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

waktu berlaku Radiologi

Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto

≤ 7.5 menit

14.33 menit

≤ 7.5 menit

di bawah target

SDM Rontgen yang kurang & alat rontgen belum memadai

Penambahan SDM dan alat rontgen

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan

100% 100% 100% sama dengan target

Ketersediaan Dokter spesialis Radiologi

Kejadian kegagalan pelayanan rontgen

≤ 2 % 3% > 2 % di bawah target

Pasien yang tidak kooperatif Memberikan motivasi pasien

Alat tidak memenuhi standar Pemenuhan sarana dan prasarana

Kepuasan pelanggan ≥ 80 %

0% 0% di bawah target

Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasan pelanggan secara periodik

Laboratorium Patologi Klinik

Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

≤ 140 menit

114.7 menit

118% melebihi target

SDM dan prasarana yang memadai

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium

100% 0% 0% Tidak memenuhi target

Belum tersedia dokter spessialis patologi klinik

Pemenuhan tenaga dokter Sp.Patologi klinik

Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium

100%

100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %

0% 0% di bawah target

Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasan pelanggan secara periodik

Rehabilitasi Medik

Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan.

≤ 50% 1,47% 197% melebihi target

Sarana dan prasarana sudah memadai dan didukung oleh SDM

Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %

0% 0% di bawah target

Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasana pelanggan secara periodik

Farmasi

Waktu tunggu pelayanan obat jadi

≤ 30 menit

14.48 menit

152% melebihi target

Tenaga yang ada di Instalasi Farmasi sudah terpenuhi

Waktu tunggu pelayanan obat racikan

≤ 60 menit

25.66 menit

157% melebihi target

Tenaga yang ada di Instalasi Farmasi sudah terpenuhi

Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat

100% 99% 99% di bawah target

Pelaksaan SOP belum optimal Pembinaan terhadap petugas yang tidak mematuhi SOP

Kepuasaan Pelanggan ≥ 80 %

0% 0% di bawah target

Belum dilakukan survey Melakukan Survey kepuasana pelanggan secara periodik

Penulisan resep sesuai formularium

100% 98.40% 98% di bawah target

Masih adanya resep yang ditujukan keluar dari apotik rumah sakit

Memperkuat komitmen bersama dengan dokter

Gizi

Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien

≥ 90 %

87.52% 97.24

% di bawah target

Akses yang sulit dan tidak didukung oleh alat transportasi

Pemenuhan prasarana gizi

Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien

≤ 20 %

33.60% 32% di bawah target

selera makan pasien tidak sesuai dengan kebutuhan diet

Peningkatan pemahaman diet yang sesuai dengan penyakitnya

Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Transfusi Darah

Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse

100% 89.67% 89.67

% di bawah target

masih kurangnya pendonor sukarela yang tidak seimbang dengan jumlah pasien yang membutuhkan darah

Peningkatan kerja sama lintas sektor untuk meningkatan ketersediaan darah

Kejadian reaksi transfuse

≤0,01%

0% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Pelayanan Gakin

Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada

100% 100% 100% sama dengan target

Tersedianya regulasi tentang GAKIN

Page 208: rpjmd 2016-2021

IV - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

setiap unit pelayanan Rekam Medik

Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

100% 91.98% 91.98

% di bawah target

Pelaksaan SOP belum optimal Penegakan komitmen penerapan SOP

Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan

≤ 10 menit

5 menit ≤ 10 menit

sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap

≤ 15 menit

7.69 menit

≤ 15 menit

sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Pengolahan Limbah

Baku mutu limbah cair

100% 0% 0% di bawah target

Belum ada sarana (alat) Pemenuhan IPAL sesuai standar RS

Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan

100% 100% 100% sama dengan target

Belum tersedia sarana yang memenuhi standar

Pemenuhan sarana dan prasarana

Administrasi dan Manajemen

Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun

≥ 60 %

Cost Recovery ≥ 40 %

87% ≥ 40 %

sama dengan target

Masyarakat sudah mulai mengenal asuransi

Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

100% 80% 80% di bawah target

Laporan penyusutan aset yang terlambat, Kurangnya tenaga akuntan

Penambahan tenaga akuntan utuk penyusunana laporan keuangan/aset

Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap

≤ 15 menit

5 menit ≤ 15 menit

sama dengan target

Pelaksanaan sesuai dengan SOP

Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu

100% 90% 90% di bawah target

Proses keuangan yang lambat karena sistem komputerisasi belum maksimal (pencatatan masih manual)

Peningkatan pengolahan data melalui sistem komputerisasi

Ambulance /Kereta Jenazah

Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah

24 jam 100% 100% sama dengan target

Sudah ada petugas yang menangani pelayanan ambulance, dan bertugas sesuai jadwal

Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit

100% 100% 100% sama dengan target

Sudah ada aparat yang menangani pelayanan ambulance

Masih terbatasnya jumlah mobil ambulance

Adanya dukungan ambulans yang bukan milik RS

Pemulasaran Jenazah

Waktu tanggap pelayanan

≤ 2 jam

2 Jam 100% sama dengan target

Masih terbatasnya prasarana pemulasaran jenazah

Pelaksanaan sesuai SOP dan pemenuhan prasarana pemulasaran

Page 209: rpjmd 2016-2021

IV - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

pemulasaraan jenazah

jenazah

Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

≥ 80% 80% ≥ 80% sama dengan target

Jumlah SDM teknis masih kurang

Pemenuhan SDM teknis

Ketepatan waktu pemeliharaan alat

100% 75% 75% di bawah target

Keterbatasan SDM teknis dan prasarana teknis

Pemenuhan SDM teknis dan prasarana teknis

Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.

100% 5% 5% di bawah target

Adanya proses perpindahan rumah sakit

Kalibrasi secara periodik

Pelayanan Laundry

Tidak adanya kejadian linen yang hilang

100% 100% 100% sama dengan target

Pelaksanaan sesuai SOP

Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap

100% 100% 100% sama dengan target

Sarana dan prasarana yang belum memadai

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih

75% 100% 133% melampaui target

telah dilakukannya pelatihan Tim PPI

Koordinasi APD 75% 100% 133% melampaui target

Ketersediaan APD harus tetap diperhatikan

Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit

75% 100% 133% melampaui target

Pelaksanaan sesuai SOP

3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Pekerjaan Umum

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

57.50%

49.34% 85.80

% di bawah target

Laju kerusakan jalan tidak berbanding lurus dengan laju perbaikan kondisi jalan

prioritas pembangunan dan peningaktan infrasturktur wilaayh

Kerusakan jalan diantaranya adalah akibat tidak adanya pembatasan beban kendaraan (overload/beban berlebih)

Penegakan aturan batas maksimum muatan angkutan kendaraan

Sistem drainase jalan tidak berfungsi optimal

Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam)

523.992 Km

451.095 Km

86.10%

di bawah target

Laju kerusakan jalan tidak berbanding lurus dengan laju perbaikan kondisi jalan

prioritas pembangunan dan peningaktan infrasturktur wilaayh

Kerusakan jalan diantaranya adalah akibat tidak adanya pembatasan beban kendaraan (overload/beban berlebih)

Penegakan aturan batas maksimum muatan angkutan kendaraan

Sistem drainase jalan tidak berfungsi optimal

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m)

0.001 0.22% ####

## melampaui target

Peningkaatn pembangunan bertrotoar dan berdrainase termasuk jalan provinsi

Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar

1.57% 1.52% 103.2

9% melampaui target

Sosialisasi dan penindakan terhadap pelanggaran penggunaan daerah milik jalan (damija)

Drainase dalam kondisi baik/

46.88%

44.27% 94.43 di bawah target

Tidak terpadunya koordinasi antara instansi terkait dalam

Peningkatn koordinasin kepada semua stakeholder

Page 210: rpjmd 2016-2021

IV - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

pembuangan aliran air tidak tersumbat

hal pendataan, perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan sistem jaringan drainase

Peran serta maasyarakat dalam pemelihraan drainase

Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota

1 unit 12 Unit 1200

% melampaui target

Adanya peningkatan dana untuk kegiatan turap pada sungai rawan longsor

Luas irigasi Kab. Dlm kondisi baik

37,48%

65,40% 174.4

9% melampaui target

Peningkatan anggaran DAK & DAU untuk rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi kewenangan Kabupaten

Mutu dan Kualitas pekerjaan yang baik

sasaran kegiatan merupakan kegiatan prioritas

Penataan Ruang

Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB

500 0.38% 0.000

8 di bawah target

Target realisasi untuk rasio RTH persatuan HPL/HGB tidak rasional

Peningkaatn penyediaan RTH

Kurang akuratnya data terkait pemenuhan RTH dalam skala Kabupaten

Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan

10.07%

11.02% 109.4

7 melampaui target

Masih rendah bangunan yang ber IMB

Aktifnya sosialisasi terkait aturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), jumlah SDM pemantau dan pengawas tata ruang dan didukung dengan sarana operasional yang memadai

4 Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman

Perumahan

RT pengguna air bersih

75.00%

96.14% 128.1

9 melampaui target

Masih ada RT yang belum menikmati air bersih

Terkoordinasinya penanganan permasalahan sanitasi dan air bersih melalui pokja AMPL dan Sanitasi

Peningkatan cakupan pengguna air bersih khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan

RT ber Sanitasi 85% 94.71% 111.4

2 melampaui target

Masih ada RT yang belum memenuhi cakupan pelayanan sanitasi t

Terkoordinasinya penanganan permasalahan sanitasi dan air bersih melalui pokja AMPL dan Sanitasi. Dan Peningkatan rumah tangga yang dapat mengakses sanitasi yang layak dan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi di sekolah dan tempat umum sebagai upaya meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS

Lingkungan Permukiman Kumuh

0.00% 0.00% di bawah target

Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi dan kebutuhan penangan lingkungan permukiman kumuh;

1). Optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi dan kebutuhan penangan lingkungan permukiman kumuh; 2). Optimalnya peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan pola hidup bersih dan sehat.

Rumah layak huni 80% 77.52% 96.9 di bawah target

Kurang optimalnya pendataan terkait jumlah rumah layak huni

Peningkatan aksesibilitas MBR akan rumah yang layak melalui fasilitasi peningkatan kualitas perumahan

Page 211: rpjmd 2016-2021

IV - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

dan fasilitasi penyediaan rumah susun; dan Peningkatan jaminan kualitas perumahan dengan menerapkan standarisasi perijinan dalam membangun rumah khususnya bagi MBR;

5

Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat

Rasio jumlah Pol.PP per 10.000 penduduk

20 4 20 di bawah target

1). Tidak ada kewenangan untuk mengangkat tenaga organik, 2). Belum berimbangnya jumlah polisi pamong praja dengan jumlah penduduk

Pengangkatan tenaga Pol. PP dengan status sukarelah

Persentase linmas per 10.000 penduduk

18.76%

17.19% 17.19

% di bawah target

Ketidak jelasan tentang Regulasi Organisasi

Peningkatan Koordinasi dengan kementerian dalam negeri

Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan

5.56 5.56 100 Mencapai target

Adanya koordinasi yang baik dengan aparat keamanan (Polres & Kodim)

Penegakan Perda 24 36 150 melampaui target

Terbatasnya PPNS penegakan perda

Peningkatan dukungan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan

Cakupan Patroli petugas Satpol PP

8 kec 8 kec 100% Mencapai target

ketersediaan sarana dan prasarana pendukung cakupan patroli petugas Satpol PP

Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, ketenteraman, keindahan) di Kabupaten

100% 84.34% 84.34 di bawah target

Kurangnya tenaga penyidik Ketersediaan tenaga penyidik

Jumlah Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten

27 27 100 Mencapai target

Adanya dukungan Pemerintah Daerah melalui program kegiatan pemantauan bencana alam

6 Sosial

Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi

6 5 83.33 di bawah target

belum memenuhi persyaratan untuk diberikan bantuan

Peningkatan sarana dan prasarana sosial

Hanya Lima yang memenuhi persyaratan untuk diberikan bantuan

PMKS yang memperoleh bantuan sosial

5.50% 22.40% 407 melampaui target

Optimalisasi peningkatan ketersediaan data PMKS yang akurat;

Memperluas jangkauan pelayanan kepada penerima manfaat dan Penyediaan SOP dan penentuan kriteria PMKS yang akan mendapatkan bantuan

Adanya bantuan dari sumber dana lain

Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

5.50% 75.50% 1,372.

73 melampaui target

Adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.

Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial

4.1.2.2. Urusan Wajib tidak berkaitan dengan pelayanan dasar

Permasalahan

Pembangunan

Daerah Aspek

Pelayanan

Umum Urusan

Wajib Tidak

Berkaitan

Dengan

Pelayanan

Tabel 4.3

Page 212: rpjmd 2016-2021

IV - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

1 Tenaga Kerja

Angka sengketa pengusaha-pekerja pertahun

2 0 100 melampaui target

Setiap tahun dilaksanakan sosialisasi dan pembinaan terhadap perusahaan dan pekerja tentang perlindungan dan pengamanan ketenagakerjaan serta berbagai peraturan-peraturan pelaksana lainnya

Tingkat partisipasi angkatan kerja

71.69 41.09 57.32 di bawah target

rendahnya skill akibat dari belum terbinanya bursa kerja khusus yang ada di institusi pendidikan/ balai kerja

Pembekalan dan pelatihan tenaga kerja baik skil maupun kemampuan manajemen

Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka

Pengembangan sistem informasi pasar kerja melalui online sistem

Pencari kerja yang ditempatkan

780 67 8.59 di bawah target Kurangnya kegiatan job canvasing (mencari lowongan pekerjaan ke perusahaan)

Perlu komitmen untuk membuat program perencanaan tentang target penempatan tenaga kerja dalam menciptakan lapangan kerja baru.

Kurangnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor lowongan pekerjaan

Pembangunan balai latihan kerja berbasis kebutuhan pasar kerja

Kurangnya partisipasi pencari kerja yang telah ditempatkan/ telah mendapatkan kerja yang melaporkan diri ke dinas tenaga kerja

Keselamatan dan perlindungan

12 67 558.33 Di bawah target

Sosialisasi penerapan peralatan tentang perlindungan ketenagakerjaan antara lain UU BPJS

Kemampuan perusahaan dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan kelengkapan kerja dan pemberian jaminan sosial

Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

1 0 100 Mencapai target

sosialisasi terhadap berbagai aturan maupun kebijakan pemda senantiasa dilakukan dalam setiap kesempatan baik secara langsung maupun melalui media lainnya

2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

10.30% 11.05% 107.28 melampaui target

Semakin diperhitungkannya tingkat keahlian dan keterampilan serta pendidikan kaum perempuan yang semakin tinggi sehingga semakin banyak kaum perempuan yang diterima dilembaga pemerintah

Partisipasi perempuan di lembaga swasta

59.80% 88.95% 148.75 melampaui target

Semakin banyaknya kaum perempuan yang diterima di lembaga swasta karena melihat bahwa tingkat keterampilan kaum perempuan yang tidak kalah dengan kaum laki-laki, sehingga mereka diperhitungkan di dunia kerja dan dunia industri. Hal ini juga disebabkan banyaknya diklat bagi kaum perempuan untuk meningkatkan tingkat keterampilan mereka

Rasio KDRT 0.00% 0.04% 37 di bawah target

Kasus KDRT yang semakin tinggi di masyarakat disebabkan tingkat pengetahuan masyarakat akan KDRT yang semakin

Peningkatan upaya KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) kepada seluruh masyarakat dan lembaga pemerhati perempuan dan anak, dalam hal

Page 213: rpjmd 2016-2021

IV - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

meningkat, karena banyaknya sosialisasi KDRT yang dilaksanakan di masyarakat baik dari BPPKB sendiri maupun oleh lembaga-lembaga lain yang peduli masalah KDRT

pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kasus KDRT

Optimalisasi penerapan SPM bidang Layanan terpadu Penanganan Korban Kekerasan thd Perempuan dan Anak

Peningkatan ketahan keluarga

Kasus KDRT sebenarnya banyak terjadi di mayarakat sejak dulu tapi yang melapor hanya sedikit namun dengan meningkatnya pengetahuan mayarakat tentang prosedur pelaporan KDRT maka angka KDRT kelihatannya semakin tinggi

Partisipasi angkatan kerja perempuan

89.00% 89.23% 100.26 melampaui target

Adanya program UPPKS (usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera) sehingga bagi keluarga yang ikut program UPPKS ini maka akan memberikan nilai tambah penghasilan mereka, sehingga mereka terbeba dari keluarga pra sejahtera & keluarga sejahtera I

Adanya program Tribina yang bisa memberikan binaan bagi satu keluarga, sehingga mereka dapat mengerti betapa pentingnya membentuk keluarga yang sejahtera

3 Pangan

Regulasi ketahanan pangan (jumlah Regulasi)

5 5 100 sama dengan target

dalam penyusunan regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada permasalahan yang ditemukan, akan tetapi apabila ditelaah secara spesifik masih ada arah kebijakan ketahanan pangan yang masih perlu dibuatkan regulasi hukum seperti diversifikasi dan keamanan pangan

implementasi UU No. 8 tahun 2012 tentang pangan serta PP No. 17 tahun 2015 tentang kesehatan pangan dan gizi sudah dilaksanakan walaupun penerapannya belum maksimal

Rata-rata Ketersediaan pangan utama (Ton)

204391 130182 63.69 di bawah target

adanya penurunan produksi dan produktifitas pangan utama dalam hal ini padi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim serta bencana kekeringan (puso)

iklim dalam hal ini cuaca, pola tanam, adopsi penerapan teknologi (pemupukan, benih berlabel, tata guna air dsb)

Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita (%)

90 320.47 356.08 melampaui target

adanya surplus ketersediaan pangan tertentu terhadap kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 93.891,92 ton berdasarkan analisis ratio ketersediaan neraca bahan makanan sehingga pencapaian ketersediaan energi dan protein melebihi target SPM kabupaten

surplus jumlah ketersediaan pangan terutama jenis pangan padi-padian

Penguatan Cadangan Pangan (%)

60 6.6 11 di bawah target

belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas tentang pemahaman pengisian gudang cadangan pangan pemerintah

1). Penguatan koordinasi penguatan cadangan pangan, 2). Peningkatan Tingkat Produksi utama (beras)

Distribusi dan Akses Pangan

Ketersediaan Informasi Pasokan,

90 100 111.11 melampaui target

pemantauan ketersediaan informasi pasokan yang

pasokan jenis komoditi sudah tersedia, lokasi pemantauan

Page 214: rpjmd 2016-2021

IV - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Harga dan Akses Pangan di Daerah

dilaksanakan meliputi 9 jenis komoditi, 4 lokasi dan waktu melebihi target yang ingin dicapai

terjangkau dan waktu pemantauan efektif dan efisien

Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan

90 97.6 108.44 melampaui target

harga komoditi sembilan bahan pokok cukup terjangkau kecuali harga bawang merah dan cabai yang mengalami fluktuasi pada hari-hari tertentu serta pasokan selalu tersedia baik produksi daerah maupun dari daerah tetangga

harga dan pasokan harus terjangkau dan tersedia oleh masyarakat

Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

90 108.2 120.22 melampaui target

skor PPH yang ingin dicapai sebesar 81 sementara realisasinya sebesar 87.65 sehingga pola konsumsi kita secara kualitas sudah melebihi target skor PPH Kabupaten

pengetahuan masyarakat tentang kualitas pola konsumsi pangan cukup beragam, bergizi, berimbang atau diversifikasi pangan sudah mencapai target PPH ideal

Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan

80 45.45 56.81 di bawah target

ditemukan adanya beberapa jenis pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan yang beredar dipasaran seperti buah-buahan dan ikan kering yang beredar mengandung formalin dan pestisida berdasarkan uji residu dan uji laboratorium

kurangnya pengawasan dan sosialisasi mutu pangan yang aman dikonsumsi di tingkat konsumen dan produsen

Penanganan Kerawanan Pangan

Penanganan Daerah Rawan Pangan

60 60 100 sama dengan target

belum adanya indukasi gejala kerawanan pangan di kab. Soppeng

ketersediaan pangan utama cukup tersedia, angka kecukupan gizi terpenuhi, harga dan pasokan terjangkau dan selalu tersedia baik dari dalam maupun luar daerah.

4 Pertanahan

Luas lahan bersertifikat

100% 0,32% (Tahun 2014)

0 di bawah target

Pensertifikatan tidak bisa dilaksanakan dikarenakan adanya perubahan sistem pensertifikatan oleh kantor pertanahan Kabupaten Soppeng dari pendaftaran tanah secara sistimatik menjadi secara sporadis dimana setiap SKPD mengajukan sendiri asset yang akan disertifikat

Peningkatan koordinasi Pemerintah Daerah dengan BPN

Penyelesaian kasus tanah negara

100% 100% 100% sama dengan target

Penyelesaian izin lokasi

100% 100% 100% sama dengan target

jangka waktu penyelesaian rekomendasi dari tim tekhnis cepat sehingga penerbitan izin dapat cepat terlaksana

5 Lingkungan Hidup

Persentase Penanganan sampah

13.95% 23.26% 166.74 melampaui target

Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas penduduk belum didukung oleh keberadaan sarana persampahan berupa TPS serta institusi pengelola yang memadai

Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

Perbaikan manajemen pengelolaan persampahan

Cakupan pengawasan

100% 100% 100% Mencapai target Optimalisasi pemantauan/pengawasan terhadap

Page 215: rpjmd 2016-2021

IV - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

terhadap pelaksanaan amdal

usaha wajib dokumen AMDAL, UKL/OPL dan SPPL

Status Mutu Air 100% 100% 100% Mencapai target

Adanya sarana dan prasarana yang mendukung yaitu adanya laboratorium lingkungan Kantor Lingkungan Hidup

Adanya SDM bidang laboratorium

Pengembangan SDM laboratorium oleh BLHD Provinsi Sul-Sel dan Ekoregion suma, Makassar

Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

113.77 2.4 2.1 di bawah target Tempat pembuangan sampah (TPS) masih kurang

Penegakan hukum lingkungan

100% 100% 100% Mencapai target

Tim terpadu pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan usaha pertambangan dan mineral Kab. Soppeng

Tidak adanya pengaduan atas indikasi adanya kerusakan lingkungan yang diterima oleh Pemda

Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air

13% 0 0 di bawah target

Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air

Penyediaan data base daerah rawan bencana

6 Adm. Kependudukan dan Catatan Sipil

Kepemilikan KTP 95 86.5 91.05 di bawah target Masih adanya penduduk yang belum melaksanakan perekaman

Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang administrasi kependudukan

Adanya penduduk yang terdaftar di data base tetapi tidak tinggal di Soppeng

Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk

950 3836 403.789

474 melampaui target

Sosialisasi terhadap pentingnya akta kelahiran senantiasa dilakukan

Ketersediaan database kependudukan skala provinsi

Tidak Ada

Ada 100 melampaui target

Koordinasi yang baik dan intensif antara pemerintah Kabupaten dan Pemerintah provinsi

Penerapan KTP nasional berbasis NIK

Telah diterap

kan

Telah diterap

kan 100

sama dengan target

Sosialisasi terhadap masyarakat secara intensif

sarana dan prasarana disertai sistem penunjang dan tersedianya tenaga teknis

Adanya kewenangan dari pemerintah pusat ke pemda untuk melakukan penerbitan KTP-el berbasis NIK

7 Pemberdayaan masyarakat desa

Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

17 D/K 70 D/K 412% melampaui target

Dengan meningkatnya dana yang diberikan ke setiap desa/kelurahan maka kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat secara keseluruhan dari 70 D/K dapat terbina dengan baik

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

14 D/K 14 D/K 100% sama dengan target

Adanya pembinaan langsung dari pengurus PKK Kabupaten

LPM Berprestasi 3 bh 3 bh 100% sama dengan target

Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam membina kelompok binaannya maka berhasil

Page 216: rpjmd 2016-2021

IV - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

meraih penghargaan tingkat provinsi kategori Desa/Kelurahan dalam bidang Bulan Bakti Gotong Royomg dan Penghargaan kategori lomba Bumdes

PKK aktif 100% 70 D/K 100% sama dengan target

Didukung oleh semua pengurus dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan sampai Kabupaten

Posyandu aktif 95%

Masih ada Sebagian Posyandu Yang Belum memiliki kader yang terlatih serta sarana dan prasarana yang layak khususnya di daerah Desa/Kelurahan terpencil

Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kader Posyandu dan Pemberian Dukungan Sarana Dan Prsarana yang Layak kepada Posyandu Didesa/Kelurahan khususnya didaerah terpencil

Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat

75% 100% 133% melampaui target

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam membangun Desa/Kelurahan

8 Pengendalian Penduduk dan KB

Rata-rata jumlah anak per keluarga

2.88 1.22 157.64 melampaui target

Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB sehingga mereka akan sadar untuk ber KB sehingga dalam satu keluarga rata-rata hanya memiliki 1 sampai 2 orang anak

Rasio akseptor KB 750 750 100 sama dengan target

semakin tingginya angka kesertaan berKB di masyarakat, karena banyaknya komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga masyarakat akan sadar dengan sendirinya pentingnya program KB

Prevelensi peserta KB aktif

75.00% 75.06% 100.08 melampaui target

karena banyaknya program dan kegiatan yang ditujukan dalam pembinaan kesertaan ber KB serta pelayanan KB yang dilakukan secara gratis, sehingga masyarakat semakin banyak yang menjadi akseptor KB aktif

peningkatan peserta KB aktif juga dipicu oleh penyuluhan yang semakin giat dilaksanakan oleh para PLKB di lapangan guna menjaring peserta KB dikalangan masyarakat

Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I

19.3 14.88 122.9 melampaui target

adanya program PPKS atau usaha peningkatan pendapatan Keluarga Sejahtera sehingga bagi keluarga yang ikut program PPKS ini maka akan memberikan nilai tambah pada penghasilan mereka sehingga mereka bisa terbebas dari keluarga pra sejahtera dan KS I

adanya program Tribina yang bisa memberikan binaan bagi 1 keluarga sehingga mereka dapat mengerti betapa pentingnya membentuk keluarga yang sejahtera

9 Perhubungan

Angkutan darat 6.00% 6.00% 100% Tercapai - Sesuai SOP

Kepemilikan KIR angkutan umum

91% 91% 100% Tercapai Oprasi Penertiban ditingkatkan

Tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) PKB yang Memadai

Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR)

24 Menit

24 Menit

100% Tercapai Sosialisasi tentang pengujian kendaraan bermotor

Page 217: rpjmd 2016-2021

IV - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Tersedianya sarana pengujian yang memadai

Biaya pengujian kelayakan angkutan umum

MPU 50,

Barang 60.000

MPU 70,

Barang 80.000

140% 133%

Melampau Target

Sesuai PERDA yang berlaku

Jumlah arus penumpang angkutan umum

tidak ada target

214,200 Jumlah Penumpang semakin meningkat setiap tahun

Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen pengelolaan pelabuhan laut/udara/terminal

Rasio ijin trayek tidak ada target

0.003

Jumlah terminal bis tidak ada target

6

Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen pengelolaan terminal dan penerapan sistem transportasi serta peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi khususnya pada kawasan perdesaan

10 Komunikasi dan infromatika

Jumlah surat kabar nasional/lokal

30 bh 37 bh 123.33

% melampaui target

- Kesinambungan hubungan kemitraan antara Pemda dengan Pers

Kebutuhan akan informasi yang lebih luas

Jumlah penyiaran radio/ TV lokal

4 bh 4 bh 100% Mencapai target - Kemudahan dalam perizinan

Adanya pengawasan terhadap Radio/ TV Lokal oleh Instansi Terkait

Wibesite milik pemerintah daerah

Ada Ada Ada Mencapai target - Adanya Jaringan Internet yang Memadai

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang IT

Pameran/ekspo 6 kali

11 Koperasi, UKM

Persentase Koperasi yang aktif (%)

98 88.94 90.76 di bawah target sebanyak 22 koperasi selama 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT

Dukungan pemerintah dalam meningkatkan keaktifan koperasi'

Rendahnya peran aparat kecamatan dan desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi

Pelibatan aparat kecamatan dan desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi diwilayahnya

Kurangnya regulasi sektor ekonomi untuk mendorong kegiatan usaha koperasi

Penyusunan regulasi sektor ekonomi yang berpihak pada Koperasi

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM (%)

2.15 33.3 1548.84 melampaui target

jumlah UKM non BPR/ LKM UKM ada satu yang mendapatkan bantuan namun realisasinya sebanyak 2

Usaha mikro dan kecil (%)

65 75.55 116.23 melampaui target

tidak adanya pendataan UMKM secara intensif

adanya dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan usaha mikro

12 Penanaman Modal

Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi

20% 480% 2400

Mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar Rp 66,376,553,554 pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp.

Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi

Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap investasi yang dibutuhkan dan pelayanan perizinan yang capat

385,178,328,656

Jumlah investor

69

Sarana dan infrastruktur daerah

Peningkatan infrastruktur

berskala nasional Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng yang masih kurang

Penyiapan regulasi yang mendukung kemudahan dalam berinvestasi

Penyusunan potensi dan peluang

Page 218: rpjmd 2016-2021

IV - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

investasi yang lengkap

Rasio daya serap tenaga kerja

3.61

Jumlah nilai investasi berskala nasional

385,178,328,65

6

Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi

Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap investasi yang dibutuhkan dan pelayanan perizinan yang capat

(PMDN/PMA)

13 Kepemudaan dan Olah Raga

Jumlah organisasi pemuda

12 11 91.67 di bawah target Kurangnya sosialisasi kepemudaan dalam berorganisasi

Memfasilitasi secara terbatas baik teknis, manajemen, maupun dana dalam rangka mendinamisasi dunia kepemudaan

Jumlah organisasi olahraga

20 23 115 melampaui target

1). Banyaknya ajang pertandingan, 2). Meningkatkan pola pembibitan dan pembinaan atlit melalui pusat pendidikan dan latihan olagraga pelajar

Jumlah kegiatan kepemudaan

5 5 100 melampaui target

Melibatkan pelajar dalam hal kegiatan yang sifatnya formal

Jumlah kegiatan olahraga

5 3 60 di bawah target

1.) Terbatasnya kegiatan olah raga hanya pada tingkat pelajar, 2). Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana kegiatan

Perlu adanya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas

Lapangan olahraga 112 125 111.61 melampaui target

sarana dan prasarana masih kurang dan kurang terpelihara

1). Ketersediaan lahan, 2). Perlibatan pihak swasta, 3). Diakibatkan organisasi olah raga yang membuat ajang kompetisi olah raga

14 Statistik

Buku Kabupaten dalam angka

Ada Ada 100% sama dengan target

Dilakukannya kerjasama dengan Pihak Badan Pusat Statistik dalam penyusunan Buku tersebut

Buku PDRB Kabupaten

Ada Ada 100% sama dengan target

Dilakukannya kerjasama dengan Pihak Badan Pusat Statistik dalam penyusunan Buku tersebut

15 Persandian

Penetapan pola hubungan

komunikasi sandi antar-

Perangkat Daerah

16 Kebudayaan

Penyelenggaraan festival seni dan budaya

10 8 80 di bawah target budaya adalah kearifan lokal yang kadang berbenturan dengan agama

perlunya promosi yang lebih gencar dan bersinergi dengan event lain seperti lovely toraja

Pattaungeng, Pesta nelayan, maccera tampareng ditentukan oleh kondisi alam seperti disaat air sedang pasang

budaya ini memerlukan perlakuan khusus atau kehati hatian agar tidak berbenturan dengan agama

Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

9 buah 0 0 di bawah target Dukungan manajemen pengelolaan gedung kesenian yang representatif

Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

100 54.17 54.17 di bawah target ada beberapa kawasan cagar budaya yang beum dipelihara secara optimal

Peningkatan Pemeliharaan kawasan cagar budaya

17 Perpustakaan

Page 219: rpjmd 2016-2021

IV - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Jumlah Perpustakaan 1 1 100 Mencapai target

Perlu adanya pendataan ulang semua jenis perpustakaan yang ada di Kabupaten Soppeng. Termasuk perpustakaan sekolah dan perpustakaan Desa/Kelurahan

Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

0.08% 0.28% 350 Mencapai target

Penyediaan anggaran/dana untuk pengadaan buku cukup memadai sehingga jumlah koleksi buku bertambah setiap tahun

Pengunjung perpustakaan per tahun

0.01% 0.03% 300 Mencapai target

Masih kurangnya minat baca masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya budaya membaca masyarakat

Peningkatan fasilitasi dan sosialisasi pemerintah baik untuk memacu peningkatan minat baca masyarakat

18 kearsipan

Pengelolaan arsip secara baku

2.20% 100% 100% Mencapai target Telah dilaksanakan sosialisasi kepada SKPD untuk mengelola arsipnya secara baku

Peningkatan SDM Pengelola kearsipan

1 Keg 1 Keg 100% Mencapai target

Ketersediaan dan kapasitas sumberdaya manusia pengelola arsip belum memadai,

Peningkatan pengetahuan dan minat minat aparatur tentang kepentingan penglolaan kearsipan;

Belum optimalnya pembinaan kearsipan di SKPD yang di sebabkan oleh kurangnya Tenaga Fungsional Kearsipan (Arsiparis

Peningkatan kesejahteraan aparatur fungsional kearsipan

4.1.2.3. Urusan Pilihan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

1 Kelautan Perikanan

Produksi perikanan (ton)

5000 1615.9 32.32 di bawah target

produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan

Memanfaatkan potensi yang ada dengan menerapkan teknologi serta membangun jejaring bisnis perikanan

tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014

Pengembangan sektor hulu ke hilir dan revitalisasi sistem produksi dalam rangka penyediaan bahan baku industrialisasi

Pembinaan dan Pengawasan dalam pengelolaan Sumberdaya perikanan

Konsumsi ikan (ton)

7500 7073.8 94.32 di bawah target

konsumsi menurun yang diakibatkan oleh banyaknya alternatif makanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

1). Pembinaan produk nilai tambah dan diseminasi teknologi pengolahan. 2). Peningkatan mutu dan jaminan keamanan pangan

Cakupan bina kelompok nelayan (klp)

25 20 80 di bawah target

Optimalisasi kinerja dalam pembinaan kelompok nelayan seluruhnya belum mencapai target karena pada saat kondisi cuaca yang tidak mendukung (musim kemarau), sebagian kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasar dll)

1). Inovasi teknologi pada kelompok perikanan, 2).Pengelolaan potensi dengan berbasis komoditas, kawasan serta pembenahan sistem dan manajemen

Produksi perikanan kelompok nelayan (ton)

3219 1445.2 44.9 di bawah target

produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan

1). Kualitas kelembagaan nelayan, pembudidaya dan pengolah. 2). Meningkatkan pembinaan kelembagaan masyarakat usaha perikanan agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing

tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014

2 Pariwisata

Kunjungan wisata 297162 185180 62.32 di bawah target

sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata

Sinergitas dengan SKPD lain misalnya PU untuk infrastruktur ke

Permasalahan

Pembangunan

Daerah Aspek

Pelayanan

Umum Urusan

Pilihan

Kabupaten

Soppeng

Tabel 4.4

Page 220: rpjmd 2016-2021

IV - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

belum optimal objek wisata, dinas koperindag untuk pedagang kaki lima dan cindramata wisata

Peningkatan sarana dan prasarana akses ke DTW

Persentase Pertumbuhan Kunjungan Wisata

0,96 -30.86 di bawah target

sumberdaya pengelola dan instansi pengelola belum memadai

Pemasaran objek wisata seperti pemilihan duta wisata yang akan membantu memasarkan objek wisata di setiap event di dalam dan luar negeri

Kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB

1.7 0.6 35.29 di bawah target

Perlu peningkatan promosi baik Dalam maupun Luar Negeri

3 Pertanian

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

Ketersediaan benih dan produksi lainnya yang memenuhi prinsip 5 T

- Padi (GKG) 65.91 58.6 88.91 di bawah target

Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan erjadinya bencana kekeringan yang menyebabkan areal pertanaman padi mengalami puso ±9.852 hektar, kerusakan ringan ± 15 hektar, sedang ±122,96 hektar dan berat ± 618,59 hektar.

Pengendalian OPT dan pengawalan teknologi

- Jagung (Pipilan Kering)

60.45 37.9 62.7 di bawah target

Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di tingkat kelompok tani

Pembangunan dan rehabilitasidan jaringan irigasi

Tingkatpemupukan belum sesuai rekomendasi teknis dan ketersediaan pupuk bersubsidi masih terbatas

Pengembangan sumber air irigasi alternatif seperti embung dll.

Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan terjadinya kekeringan hingga puso seluas 907 hektar

Fasilitasi penyediaan alsintan dan lembaga penyedia alsintan

- Kedele (Pipilan Kering)

31.41 20.7 65.9 di bawah target

Terjadinya perubahan iklim menyebabkan terjadinya kekeringan (puso) seluas 98 hektar

Fasilitasi permodalan dan pembiayaan usaha tani lainnya

- K. Tanah (Biji Kering)

23.89 17.1 71.58 di bawah target

Masih terbatasnya ketersediaan penggunaan benih bermutu bersertifikat di tingkat kelompok tani

Keteresdiaan pupuk murah

- K. Hijau (Biji Kering)

16.72 6.2 37.08 di bawah target

Penggunaan benih masih dominan menggunakan benih asalan, cenderung turun temurun

Pemeliharaan tanaman tidak dilakukan secara insentif karena hanya dianggap tanaman sela antara dua musim tanam

- Ubi Kayu (Umbi Basah)

108.02 144.86 134.1 melampaui target

Petani melakukan panen pada saat melebihi umur teknis

Skala usaha yang kecil/sempit , budiaya secara tumpang sari sehingga intensif pemeliharaannya

- Ubi Jalar (Umbi Basah)

79.92 175.68 219.82 melampaui target

Diusahakan secara tumpang sari

Diusahakan pada lahan yang selama ini tidak digunakan untuk tanaman pangan lainnya (optimalisasi pemanfaatan lahan)

Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB

49.81 0

Cakupan bina kelompok tani (%)

100 106 106 melampaui target

target binaan kelompok tani sebanyak 650 klp dengan realisasi binaan 689 klp dimana pertumbuhan dan pemekaran

luas potensi kelompok, jumlah anggota kelompok serta jumlah kelompok binaanpenyuluh tiap WKPP mengacu pada permen 82

Page 221: rpjmd 2016-2021

IV - 22 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

kelompok tani yang melebihi target akibat luas potensi yang terlalu besar untuk satu kelompok serta efektifitas pengelolaan manajemen kelompok yang terlalu banyak anggotanya

tahun 2013

4 Peternakan

Populasi Ternak Sapi (ekor)

35000 41327 118.08 melampaui target

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak tentang cara beternak secara intensif

adanya inovasi tekhnologi peternakan dalam pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak melalui kegiatan pelatihan tekhnologi peternakan

Populasi Ternak Kambing (ekor)

15000 21829 145.53 melampaui target

Meningkatnya minat peternak terhadap pemeliharaan ternak kambing akibat adanya peluang pasar yang semakin besar

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak kambing

Populasi ternak unggas (ekor)

1100050

1818784

165.34 melampaui target

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak unggas melalui vaksinasi dan pemberian obat

Adanya kegiatan faksinasi sebagai wujud pencegahan dan penanggulangan penyakit unggas

Kelahiran Sapi Hasil IB (ekor)

300 97 32.33 di bawah target

Masih rendahnya pengetahuan peternak tentang inseminasi buatan

Kurangnya petugas inseminator

Masih banyaknya kelahiran ternak sapi hasil IB yang belum terlapor

Produksi daging (kg)

800000 867909 108.49 melampaui target

Meningkatnya populasi ternak

Meningkatnya Pemenuhan gizi/hewani yang menyebabkan permintaan daging semakin meningkat

5 Kehutanan

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%)

4.09 7.99 195.35 melampaui target

Adanya program dari kementrian Kehutanan melalui BP DAS Jeneberang dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan

Kerusakan Kawasan Hutan (%)

7 1.07 184.71 melampaui target

partisipasi polhut/ petugas semakin meningkat

kesadaran masyarakat yang semakin tinggi pentingnya menghindari kerusakan hutan

6 Energi dan SDM

Pertambangan tanpa izin

94% 60% 63% tidak tercapai

masih adanya pengusaha tambang untuk mendapatkan IUP Operasi produksi yang sesuai

Peningkatan pengawasan pertambangan

kurangnya kesadaran dari pengusaha

Kontribusi pertambangan terhadap PDRB

0,59%

7 Perdagangan

Kontribusi sector perdagangan terhadap PDRB (%)

12.74 12.26 96.23 di bawah target

adanya adaptasi pencatatan statistik nasional dengan melakukan perubahan tahun dasar dari tahun dasar 2000 ke tahun dasar 2010

Pertumbuhan usaha kecil menengah dan besar

Page 222: rpjmd 2016-2021

IV - 23 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

CAPAIAN KINERJA

(%)

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informasi (%)

16.56 74.64 450.72 melampaui target

kurangnya kesadaran pedagang akan undang-undang perlindungan konsumen

adanya pembinaan pedagang dan pengawasan baran/jasa secara insentif dari aparatur dinas Koperindag terhadap barang jasa yang beredar

8 Perindustrian

Kontribusi sector industri terhadap PDRB

7.54 10.35 137.27 melampaui target

diharapkan adanya bantuan pemerintah dalam bentuk peralatan untuk perkembangan industri

adanya laju pertumbuhan pengelolaan industri tembakau, industri makanan dan minuman dan industri rumah tangga lainnya di tahun 2014 dan 2015

Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri

0.52 2.21 425 melampaui target

diharapkan adanya pendataan secara kontinyu agar didapatkan hasil berupa profil usaha mikro khususna industri rumah tangga setiap tahunnya

tingginya minat wirausaha baru dalam mengembangkan usahanya, serta adanya bakat/ keterampilan masyarakat dalam membuat produk barang/ jasa yang dapat diterima masyarakat

Pertumbuhan industry

4.01 0.36 8.98 di bawah target

tidak adanya pendataan terkait jumlah industri termasuk jumlah produksi di kab. Soppeng setiap tahunnya. Data yang diperoleh hanya bersumber dari jumlah usaha industri yang mengurus izin usaha melalui KPT dan dinas Koperindag

meningkatnya pertumbuhan industri rumah tangga yang mendorng peningkatan jumlah produksi

Cakupan bina kelompok pengrajin

4.03 83.33 2067.74 melampaui target

pelaku usaha / perajin membutuhkan peralatan namun terkendala oleh tidak adanya proposal yang dibuat untuk mendapatkan bantuan tersebut

banyaknya pelatihan industri yang diadakan setiap tahunnya

9 Transmigrasi

Transmigran 0% Sejak tahun 2000 tidak ada lagi transmigrasi swakarsa mandiri

4.1.3. Aspek Daya Saing Daerah

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2014

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

2015

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

1 Pengeluaran per kapita per bulan (Rp)

1.325.000 1.450.000 654.820 (2014)

Tidak Mencapai target

Penegluaran Perkapita 654.820 rupiah lebih rendah dibandingkan pengeluaran perkapita provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 677.300 rupiah

Peningkatan pendapatan masyarakat dan Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah dalam mendukung peningkatan konsumsi kelompok non pangan

2 Nilai tukar petani (%)

81.95 84.41 99,91 Melebihi

kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/ dijual petani masih lebih rendah dibandingkan produk yang dibutuhkan oleh petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga

Memperbaiki HPP, Meperm,endek rantai distribnusi dari produsen ke konsumen

3 Luas Wilayah Produktif (Ha)

85.716,54 85.716,54 51,765.95 Tidak Mencapai target

Masih kurangnya infrastuktur wialyah dalam kondisi yang memadai

Mendorong tumbuhnya industri berbasis pertanian, perkebunan, perikanan serta berdasar pada pemanfaatan yang menyeluruh dari sumber daya buatan dan SDM

4 Luas Wilayah Kebanjiran (Ha)

28,5 28 30,074.03

Luas Wilayah kebanjiran 5 tahun Terakhir tidak mengalami perubahan

Daerah yang permukaan rendah menjadi daerah yang rawan bencana banjir

Peningkatan pembangunan tanggul dan perhijauan disekitar sungai

5 Luas Wilayah Perkotaan (Ha)

11,900 11,900 9,564.79

Luas Wilayah Kota 5 tahun Terakhir tidak mengalami perubahan

Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan tingkat kepadatan penduduk di kota meningkat

Penataan Permukiman sesuai dengan arahan RTRW

6 Luas Persawahan

18,727.00 20,600.00 23.506 (2014)

Masih terjadinya alih fungsi lahan persawahan menjadi

Memberian insentif kepada pemilik sawah yang

Permasalahan

Pembangunan

Daerah Aspek Daya

Saing Daerah

Kabupaten

Soppeng

Tabel 4.5

Page 223: rpjmd 2016-2021

IV - 24 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA

2014

TARGET KINERJA

2015

REALISASI KINERJA

2015

CAPAIAN TAFSIRAN

PENCAPAIAN KINERJA

PERMASALAHAN FAKTOR PENENTU

KEBERHASILAN

Beririgasi Teknis (Ha)

permukiman mempertahankan status sawanya sebagi areal persawahan

7

Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM

412 Ltr/Detik

453 Ltr/Detik

Memenuhi Target Masih terbatasnya debit ar PAM untuk mensuplay kebutuhan penduduk

Peningkatan cakupan pengguna air bersih khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan

8

Angka kriminalitas per 10.000 penduduk

14,44

13,68

5.8 Mencapai Target Kuatnya faktor ekternal daerah mempengaruh kriminalitas

Peningkatan Peran masyarakat didalam pelaksanaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Peningkatan Keaktifan Kantibmas

9 Jumlah demonstrasi

- 2 kali 3 kali Di bawahTarget

Masi adanya masyarakat yang menyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi

Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan demonstrasi;

Penyediaan sarana dan prasarana penyaluran aspirasi masyarakat dan mahasiswa

10 Jumlah persetujuan investasi

1.726 2.071 69 Tidak Mencapai target

Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi

Peningkatan infrastruktur

Sarana dan infrastruktur daerah belum memadai

Penyiapan regulasi yang mendukung kemudahan dalam berinvestasi

Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng yang masih kurang

Penyusunan potensi dan peluang investasi yang lengkap

4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan

Isu strategis dalam perencanaan pembangunan jangka

menengah daerah merupakan kondisi aktual yang perlu diperhatikan

atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena

penting, mendasar, mendesak dan berdampak jangka panjang bagi

keberlanjutan pembangunan serta signifikan bagi daerah sesuai dengan

tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.

Issu strategis pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam lima

tahun ke depan dirumuskan dengan mensistesa fakta-fakta

permasalahan pembangunan maupun permasalahan dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang telah disampaikan pada bahagian

sebelumnya dengan issu-issu eksternal atau issu-issu global.

4.2.1. Isu Global

Dalam penyelenggaran pembangunan daerah, dapat ditemukan

beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan ditempuh.

Page 224: rpjmd 2016-2021

IV - 25 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Kondisi tersebut bersifat eksternal atau kondisi dari luar yang tidak dapat

dikontrol sepenuhnya, namun dapat diantisipasi dampaknya ataupun dapat

dioptimalkan peluang yang ditimbulkannya.Kondisi eksternal tersebut

umumnya berlaku secara nasional maupun internasional dan berdampak

secara langsung dan berdimensi waktu yang panjang yang akan

mempengaruhi perjalanan pelaksanaan pembagunan, sehingg memerlukan

perhatian khusus. Berikut beberapa kondisi ataupun issu global yang

dipandang dapat mempengaruhi perjalanan kebijakan pembangunan

didaerah.

Perubahan Iklim,

Paradigma masa lalu menyebutkan bahwa masalah lingkungan global

lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup

temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.Belakangan mulai

disadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan

secara signifikan.Sebagai gambaran bahwa penebangan hutan,

mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara lokal.Ketika area

hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi

lokal tapi sudah berskala regional.

Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi

oleh upaya penanggulangan yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup

manusia tampaknya akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan

lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan

lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia sendiri.Isu

pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari sekian

banyak isu lingkungan untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal

tetapi global, demikian halnya dengan Indonesia.Di Indonesia masih

menghadapi tantangan besar di mana model pembangunan ekonomi yang

dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung

bersifat ekstraktif atau mengandalkan eksploitasi sumberdaya alam secara

langsung.Bahkan ada kecenderungan besar di mana upaya mempertahankan

Page 225: rpjmd 2016-2021

IV - 26 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari masih

jauh dari yang diharapkan. Penyebab Pemanasan Global ini cukup kompleks,

meliputi meningkatnya gas rumah kaca seperti CO2 dan Metana yang

berasal dari Industri, Kendaraan bermotor dan mahluk hidup penghasil

metana alamiah seperti bakteri. Selain itu juga terjadinya kerusakan hutan

alami akibat alih fungsi hutan menjadi pemukiman, industri, Pertanian dan

fungsi lainya.Sehingga luas hutan setiap tahunnya terus berkurang yang

berakibat meningkatnya jumlah gas rumah kaca karena fungsi hutan sebagai

paru-paru dunia berkurang. Eksploitasi hutan yang dilakukan masyarakat

sekitar kawasan hutan juga tidak luput dari factor kondisi sosial ekonomi

masyarakat. Oleh sebab itu, usaha untuk menghentikan perusakan hutan

tidak cukup dilakukan hanya dengan menghentikan kegiatan yang sifatnya

merusak saja, melainkan juga dituntut untuk melawan kecenderungan yang

terjadi dengan berbagai macam usaha rehabilitasi lahan dan hutan yang

telah rusak.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk

sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA). MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi

ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Beberapa isu strategis dalam implementasi

MEA:

MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan

akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan

berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan

GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa

permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan. Dalam hal

ini competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan

mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri

lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih

berkualitas. lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang

Page 226: rpjmd 2016-2021

IV - 27 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia. Apabila hambatan-

hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru akan menjadi

ancaman bagi Indonesia. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit

neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri

1. Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung

masuknya Foreign Direct Investment(FDI) yang dapat menstimulus

pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan

lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital)

dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Demikian juga investor

Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan

ruang antar negara anggota ASEAN. Para pengusaha akan semakin

kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan

semakin meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas

yang dimilikinya. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat

memunculkan exploitation risk. Indonesia masih memiliki tingkat

regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan

eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam

oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang

memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-

negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang

dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia,

sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat

untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam

yang terkandung.

2. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar

bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja

dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain

itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan

menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu.

MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan

Page 227: rpjmd 2016-2021

IV - 28 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi

Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia

masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia,

Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia

sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.

4.2.2. Telaahan Kebijakan Pembangunan Nasional (RPJMN 2015-2019)

Telaahan kebijakan pembangunan dimaksudkan untuk mengetahui

priotas pembangunan nasional yang akan dijadikan acuan dalam

penyusunan RPJMD daerah, sebagai bagian dari upaya untuk

menciptakan konsistensi perencanaan.

4.2.2.1. Agenda Prioritas

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju

Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,

dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda

prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu

disebut NAWA CITA, yaitu:

Prioritas 1: Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi

Segenap Bangsa Dan Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh

Warga Negara

- Meminimalisasi Dampak Globalisasi, melalui arah

kebiajakan Mendorong peranan dan partisipasi aktif

pemerintah dan swasta dalam meminimalkan dampak

negatif dan memaksimalkan dampak positif globalisasi

ekonomi terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan

rakyat

- Peningkatan Ketersediaan dan Kualitas Data serta

Informasi Kependudukan, dengan sasaran Meningkatnya

Page 228: rpjmd 2016-2021

IV - 29 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan,

serta pemanfaatan data dan informasi kependudukan tersebut

untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan

Prioritas 2: Membangun Tata Kelola Pemerintahan

Yang Bersih, Efektif, Demokratis Dan Terpercaya.

- Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan

dalam Politik dan Pembangunan, dengan sasaran

Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai

bidang pembangunan dan meningkatnya keterwakilan

perempuan dalam politik termasuk dalam proses pengambil

keputusan di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

- Membangun transparansi dan akuntabiltas kinerja

pemerintahan, dengan sasaran: meningkatnya

transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik, yang

ditandai dengan; terwujudnya sistem pelaporan kinerja

instansi pemerintah dan meningkatnya akses publik terhadap

informasi kinerja instansi pemerintah; meningkatnya

implementasi open government pada seluruh instansi

pemerintah serta makin efektifnya penerapan e-

government untuk mendukung manajemen birokrasi

secara modern.

- Penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi

birokrasi nasional (RBN), dengan sasaran meningkatnya

kualitasnya birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik

dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja

pembangunan nasional di berbagai bidang, yang ditandai

dengan: terwujudnya kelembagaan birokrasi yang efektif

dan efisien; meningkatkan kapasitas pengelolaan reformasi

Page 229: rpjmd 2016-2021

IV - 30 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

birokrasi; diimplementasikannya UU Aparatur Sipil Negara

secara konsisten pada seluruh instansi pemerintah; dan

meningkatnya kualitas pelayanan publik.

- Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses

Pengambilan Kebijakan Publik, dengan sasaran:

meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam

pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan badan publik

yang baik.

Prioritas 3 :Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan

Memperkuat Daerah-Daerah Dan Desa Dalam Kerangka

Negara Kesatuan.

- Peletakan Dasar-Dasar Dimulainya Desentralisasi

Asimetris, dengan sasaran terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam

pembangunan dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

- Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama

Kawasan Timur Indonesia, dengan sasaran. Terwujudnya

pemerataan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu,

diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat

mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan

wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa

Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum

pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.

- Pengurangan Ketimpangan Antar Kelompok Ekonomi

Masyarakat. Dengan sasaran: Meningkatnya investasi

padat pekerja sehingga memperluas kesempatan pekerjaan

bagi masyarakat yang kurang mampu (decent job);

Page 230: rpjmd 2016-2021

IV - 31 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Meningkatnya akses usaha mikro dan kecil untuk

mengembangkan keterampilan, pendampingan, modal usaha,

dan pengembangan teknologi, Terbentuknya kemitraan

pemerintah, pemerintah daerah dan swasta/BUMN/BUMD

dalam pengembangan kapasitas dan keterampilan

masyarakat dalam rangka peningkatan penghidupan

masyarakat; Tersedianya sarana dan prasarana

pendukung kegiatan ekonomi yang berkualitas;

Meningkatnya penjangkauan pelayanan dasar mencakup

identitas hukum, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan,

infrastruktur dasar, dan sarana ekonomi yang inklusif bagi

masyarakat kurang mampu dan rentan termasuk penyandang

disabilitas dan lansia; Meningkatnya perlindungan,

produktifitas dan pemenuhan hak dasar bagi penduduk kurang

mampu dan rentan

Prioritas 4 :Memperkuat Kehadiran Negara Dalam

Melakukan Reformasi Sistem Dan Penegakan Hukum

Yang Bebas Korupsi, Bermartabat Dan Terpercaya.

- Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan.

Dengan sasaran Meningkatnya kualitas penegakan

hukum dalam rangka penanganan berbagai tindak

pidana, mewujudkan sistemhukum pidana dan perdata yang

efisien, efektif, transparan, dan akuntabel bagi pencari keadilan

dan kelompok rentan, dengan didukung oleh aparat penegak

hukum yang profesional dan berintegritas; dan Terwujudnya

penghormatan, perlindungan, dan pemenuhanhak atas

keadilan bagi warga negara.

- Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dengan

sasaran menurunnya tingkat korupsi serta

meningkatnya efektivitas pencegahan dan pemberantasan

Page 231: rpjmd 2016-2021

IV - 32 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

korupsi.

- Pemberantasan Tindakan Penebangan Liar, Perikanan

Liar, dan Penambangan Liar, dengan sasaran: Menurunnya

frekuensi dan luasan penebangan liar.

- Pemberantasan Narkoba dan Psikotropika. Sasaran

yang ingin diwujudkan adalah menguatnya

pencegahan dan penanggulangan narkoba yang ditandai

dengan terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan

narkoba.

- Menjamin Kepastian Hukum Hak Kepemilikan Tanah,

dengan sasaran: Tersedianya tambahan citra tegak

resolusi tinggi seluas 17 juta Ha pada akhir Tahun 2015

untuk mendukung penyusunan peta dasar pertanahan; dan

(ii) Sosialisasi peraturan perundangan tanah adat/ulayat pada

15 provinsi dan 155 kab/kota pada Tahun 2015.

- Melindungi Anak, Perempuan, dan Kelompok Marjinal,

dengan sasaran tersedianya sistem perlindungan dari

berbagai tindak kekerasan dan perlakuan salah lainnya

dengan mengoptimalkan proses pencegahan, penanganan,

dan rehabilitasi terhadap perempuan, anak, dan kelompok

marjinal

Prioritas 5 : Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia

Indonesia, Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia dilaksanakan melalui: (1) pembangunan

kependudukan dan keluarga berencana; (2) pembangunan

pendidikan khususnya pelaksanaan Program Indonesia Pintar;

(3) pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan Program

Indonesia Sehat; dan (4) peningkatan kesejahteraan rakyat

marjinal melalui pelaksanaan Program Indonesia Kerja.

Page 232: rpjmd 2016-2021

IV - 33 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Prioritas 6 :Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan

Daya Saing Di Pasar Internasional,

- Membangun Konektivitas Nasional Untuk Mencapai

Keseimbangan Pembangunan. Dengan sasaran

Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi

dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antar

moda

- Membangun Transportasi Massal Perkotaan, dengan

sasaran, Meningkatnya pelayanan angkutan massal perkotaan

- Membangun Infrastruktur/Prasarana Dasar,

- Peningkatan Efektivitas, dan Efisiensi dalam Pembiayaan

Infrastruktur. Secara umum, sasaran yang ingin dicapai pada

RPJMN periode ke-3 tahun 2015-2019 adalah menjadikan

skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) sebagai

development approach dalam pembangunan infrastruktur

sektoral maupun lintas sektor serta meningkatnya peran serta

badan usaha dan masyarakat dalam pembangunan dan

pembiayaan infrastruktur.

- Penguatan Investasi. Penguatan investasi ditempuh melalui

dua pilar kebijakan yaitu pertama adalah Peningkatan Iklim

Investasi dan dan Iklim Usaha untuk meningkatkan efisiensi

proses perijinan bisnis; dan kedua adalah Peningkatan

Investasi yang inklusif terutama dari investor domestik.

- Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan, Sasaran

pembinaan dan pengembangan BUMN dalam jangka

menengah adalah meningkatkan peran BUMN menjadi

agen pembangunan perekonomian.

- Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi, Sasaran

pembangunan Iptek adalah meningkatnya kapasitas iptek.

- Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Akselerasi

Page 233: rpjmd 2016-2021

IV - 34 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

pertumbuhan ekonomi nasional dicapai melalui: (1)

peningkatan agroindustri, hasil hutan dan kayu, perikanan, dan

hasil tambang; (2) akselerasi pertumbuhan industri

manufaktur; (3) akselerasi pertumbuhan pariwisata; (4)

akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif; serta (5)

peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.

- Pengembangan Kapasitas Perdagangan Nasional,

Pengembangan kapasitas perdagangan nasional dilakukan

melalui dua pilar arah kebijakan, yaitu: (1)

pengembangan perdagangan dalam negeri dan (2)

pengembangan perdagangan luar negeri. Kedua kebijakan ini

dilakukan secara sinergis dan inklusif untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan berkeadilan.

- Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja, Meningkatkan

kualitas dan keterampilan pekerja dengan memperbesar

proporsi jumlah tenaga kerja yang kompeten dan diakui secara

nasional dan internasional melalui serangkaian proses

sertifikasi untuk tenaga berkeahlian tinggi dari 8,4 persen

menjadi 14,0 persen dan keahlian menengah dari 30,0 persen

menjadi 42 persen

- Peningkatan Kualitas Data dan Informasi Statistik dalam

Sensus Ekonomi Tahun 2016. Dengan sasaran

Meningkatnya kualitas data dan informasi statistik di bidang

ekonomi; Tersedianya dan tersajikannya data dasar seluruh

kegiatan ekonomi, kecuali sektor pertanian yang sesuai

dengan kebutuhan penyusunan berbagai kebijakan dan

perencanaan pembangunan, baik secara nasional maupun

regional, termasuk untuk penyusunan kebijakan dalam

rangka mendorong peningkatan produktivitas dan ekonomi

kreatif. Dan tersedianya data yang memberi gambaran

Page 234: rpjmd 2016-2021

IV - 35 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

lengkap tentang level dan struktur ekonomi; serta

Tersedianya informasi dasar karakteristik usaha di Indonesia

dan daya saing bisnis di Indonesia untuk semua sektor

ekonomi kecuali sektor pertanian

Prioritas 7 :Mewujudkan Kemandirian Ekonomi

Dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi

Domestik.

- Peningkatan Kedaulatan Pangan. Kedaulatan pangan

dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah

pangan secara mandiri, yang perlu didukung dengan: (i)

ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi

pangan dari produksi dalam negeri; (ii) pengaturan kebijakan

pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri;

dan (iii) mampu melindungi dan mensejahterakan pelaku

utama pangan terutama petani dan nelayan.

- Kedaulatan Energi. Dengan kebijakan ketahanan energi

diarahkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan

ketersediaan energi dalam negeri, meningkatkan penggunaan

sumberdaya energi untuk kebutuhan lokal mendukung

perekonomian nasional dan akses energi bagi masyarakat,

meningkatkan produksi sumberdaya energi lain terutama

energi terbarukan serta meningkatkan efisiensi penggunaan/

konsumsi energi.

- Pelestarian Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan

Pengelolaan Bencana.

- Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan.

Penguatan jatidiri maritim akan dilakukan dengan penegakan

kedaulatan dan yurisdiksi nasional, maka pada bagian ini

perlu dilaksanakan upaya untuk meningkatkan daya saing

perekonomian dengan penekanan pada pengembangan

Page 235: rpjmd 2016-2021

IV - 36 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

ekonomi maritim dan kelautan, yang didukung dengan

pengembangan SDM dan iptek, serta menggali kembali budaya

bahari.

- Penguatan Sektor Keuangan. Sasaran sektor keuangan

adalah: i) meningkatkan ketahanan/daya saing sektor

keuangan melalui sistem keuangan yang sehat, mantap dan

efisien, ii) percepatan fungsi intermediasi/penyaluran dana

masyarakat untuk mendukung pembangunan, terutama

pemenuhan kebutuhan pendanaan pembangunan dari

masyarakat/swasta (financial deepening)

- Penguatan Kapasitas Fiskal Negara. Penguatan kapasitas

fiskal negara akan dicapai melalui: (1) sinkronisasi antara

perencanaan pembangunan dan alokasi anggaran; (2)

evaluasi kinerja kenaikan penerimaan pajak seiring

dengan potensinya (seperti pertumbuhan PDB); (3)

merancang ulang lembaga pajak, berikut peningkatan kuantitas

dan kualitas aparatur perpajakan; (4) melakukan desain

ulang arsitektur fiskal Indonesia; (5) peningkatan

realisasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur,

pendidikan, kesehatan, dan perumahan; (6) pemberian

insentif bagi lembaga dan daerah yang memiliki penyerapan

anggaran yang tinggi dalam mendukung prioritas

pembangunan dan kebocorannya rendah; (7) pengurangan

utang negara secara bertahap sehingga rasio utang terhadap

PDB mengecil; (8) utang baru hanya ditujukan untuk

membiayai pengeluaran pemerintah yang produktif

Prioritas 8 : Melakukan Revolusi Karakter Bangsa, melalui

Mengembangkan pendidikan kewargaan di sekolah untuk

menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat nilai-nilai

toleransi, menumbuhkan penghargaan pada keragaman sosial-

Page 236: rpjmd 2016-2021

IV - 37 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

budaya, memperkuat pemahaman mengenai hak-hak sipil dan

kewargaan, serta tanggung jawab sebagai warga negara yang

baik (good citizen).

Prioritas 9 : Memperteguh Kebhinekaan Dan

Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia, melalui kebijakn: 1.

Memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan

ruang-ruang dialog antar warga, 2 . Membangun kembali

modal sosial dalam rangka memperkukuh karakter dan

jati diri bangsa, 3. Meningkatkan Peran Kelembagaan Sosial, 4.

Menegakkan hukum secara tegas sesuai amanat konstitusi, 5.

Mengangkat kebudayaan lokal serta membentuk lembaga

kebudayaan sebagai basis pembangunan budaya dan karakter

bangsa Indonesia, 6. Meningkatkan promosi, diplomasi dan

pertukaran budaya, 7. Meningkatkan pemahaman,

penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai

keagamaan, sehingga agama berfungsi dan berperan sebagai

landasan moral dan etika dalam pembangunan, 8. Meningkatkan

kerukunan umat beragama 9. Meningkatkan partisipasi

pemuda dalam pembangunan, 10.Menumbuhkan budaya

olahraga dan prestasi, 11.Meningkatkan pembudayaan

kesetiakawanan sosial dalam penyelenggaraan perlindungan

sosial.

4.2.2.2. Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat

Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kualitas

manusia dan masyarakat yang menghasilkan manusia-manusia

Indonesia unggul dengan meningkatkan kecerdasan otak dan

kesehatan fisik melalui pendidikan, kesehatan dan perbaikan

gizi.Manusia Indonesia unggul tersebut diharapkan juga mempunyai

Page 237: rpjmd 2016-2021

IV - 38 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

mental dan karakter yang tangguh dengan perilaku yang positip dan

konstruktif.

Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan di atas perlu

disertai gerakan Revolusi Mental, dengan mengubah cara pandang,

pikiran, sikap, dan perilaku setiap orang, yang berorientasi pada

kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa

besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Revolusi Mental mengandung nilai-nilai esensial yang harus

diinternalisasi baik pada setiap individu maupun bangsa, yaitu: etos

kemajuan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan

aturan, berpandangan optimistis, produktif-inovatif-adaptif, kerja

sama dan gotong royong, dan berorientasi pada kebajikan publik dan

kemaslahatan umum. Revolusi Mental dapat dimaknai sebagai suatu

pendekatan dalam mengejawantahkan cita-cita luhur para pendiri

bangsa, yang tertuang di dalam preambul UUD 1945 yaitu

mencerdasakan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan

umum.

Karena itu, Revolusi Mental bertumpu pada manusia yang

menjadi fokus dan sasaran utama pembangunan sekaligus pelaku

yang menggerakkan pembangunan di semua sektor dan bidang:

sumber daya manusia dan kebudayaan; sumber daya alam dan

lingkungan hidup; politik, hukum, pertahanan dan keamanan;

ekonomi dan infrastruktur. Melalui Revolusi Mental, pembangunan

manusia diharapkan akan melahirkan insan-insan bekualitas dan

unggul, yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan identitas budaya

bangsa; punya kesadaran dalam mengelola kekayaan alam secara

efisien dan berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat; berpartisipasi dalam politik kenegaraan dengan memberi

kontribusi pada penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan

bersih (antikorupsi), sejalan dengan proses penegakan hukum yang

Page 238: rpjmd 2016-2021

IV - 39 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

tegas untuk mewujudkan keadilan, serta memperkuat pertahanan

dan keamanan negara-bangsa dengan memberi jaminan dan

perlindungan hak-hak dasar warga negara; berkomitmen untuk

meningkatkan produktivitas melalui berbagai macam kegiatan

ekonomi yang berorientasi untuk mengentaskan kemiskinan dan

didukung oleh infrastruktur yang memadai, sehingga dapat memacu

percepatan pembangunan nasional. Dengan demikian, Revolusi

Mental sangat penting untuk mendorong transformasi kehidupan

berbangsa dan bernegara melalui pembangunan inklusif untuk

mencapai kemajuan dan mewujudkan kemakmuran.

Revolusi Mental dapat dilaksanakan melalui dua jalan:

pendidikan dan kebudayaan. Pada wilayah pendidikan, medium yang

dipandang tepat adalah melalui pendidikan agama, pendidikan

kewargaan, dan pendidikan karakter, yang bertujuan untuk membina

akhlak mulia dan budi pekerti luhur, memupuk jadi diri, kepribadian,

dan identitas kebangsaan, melalui proses pembelajaran di sekolah.

Namun, isu yang sama juga bersinggungan dengan bidang

kebudayaan yang jauh lebih luas, sehingga dibahas pula pada bidang

kebudayaan.

Isu Strategis dalam rangka implemetasi Revolusi Mental:

1. Lemahnya Pendidikan Agama. Pendidikan agama belum

sepenuhnya dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan

ajaran agama, yang berorientasi pada proses internalisasi nilai-

nilai keagamaan. Hal ini disebabkan pembelajaran dalam

pendidikan agama belum diarahkan pada proses penguatan

keberagamaan siswa, tetapi lebih diarahkan pada pengetahuan

agama semata.

2. Lemahnya Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Karakter.

Penghayatan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan tampak mulai

melemah, yang berdampak pada tantangan melahirkan (melalui

Page 239: rpjmd 2016-2021

IV - 40 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

proses pendidikan) warga negara yang baik, terutama di kalangan

penduduk usia muda. Selain itu, jati diri sebagai bangsa majemuk

juga mulai tergerus oleh kecenderungan sikap sektarian dan

intoleran, serta penolakan atas fakta pluralitas sosial-budaya dan

multikulturalisme di dalam masyarakat. Hal ini diperburuk oleh

kohesi sosial yang mulai melemah akibat menguatnya identitas

kelompok dan sekat sosial,seperti etnis, agama, dan kedaerahan,

di sebagian kelompok masyarakat.Dalam keadaan demikian, tak

heran bila sebagian kelompok masyarakat cenderung lebih

menonjolkan perbedaan dan kurang mengutamakan persamaan

dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, makin langkanya

keteladanan sikap dan perilaku di kalangan pendidik dan

pengelola sekolah tentang nilai-nilai kebajikan, seperti kejujuran,

kesantunan, kasih sayang, berprinsip, berintegritas, dan perilaku

sosial terpuji yang merujuk pada moralitas publik.

4.2.2.3. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan

Adapun yang menjadi sektor unggulan adalah:

1. Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang cukup

untuk memenuhi kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat,

sehingga tidak boleh tergantung secara berlebihan kepada negara

lain.

2. Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, dilakukan dengan

memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya energi (gas, batu-

bara, dan tenaga air) dalam negeri.

3. Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritime

Indonesia harus dapat dimanfaatkan secara optimal bagi

kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.

4. Pariwisata dan industri. Potensi keindahan alam dan

keanekaragaman budaya yang unik merupakan modal untuk

Page 240: rpjmd 2016-2021

IV - 41 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

pengembangan pariwisata nasional. Sedangkan industri

diprioritaskan agar tercipta ekonomi yang berbasiskan

penciptaan nilai tambah dengan muatan iptek, keterampilan,

keahlian, dan SDM yang unggul.

4.2.2.4. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.

Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi

untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Karena itu

pembangunan harus dapat menghilangkan/memperkecil

kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antarkelompok pendapatan,

maupun kesenjangan antarwilayah, dengan prioritas: (1) wilayah

desa, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, karena penduduk

miskin sebagian besar tinggal di desa; (2) wilayah pinggiran; (3) luar

Jawa; (4)kawasan Timur.

Adapun Adapun isu-isu strategis pembangunan desa dan

kawasan perdesaan adalah:

1. Kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan.

Kemiskinan di perdesaan dapat disebabkan oleh keterisolasian

wilayah manakala terdapat keterbatasan akses mobilitas

transportasi, terutama di desa-desa kepulauan dan perbatasan;

rendahnya nilai tukar petani maupun upah penduduk desa yang

bekerja sebagai petani/nelayan gurem maupun buruh di sector

pertanian, perikanan/kelautan, perkebunan dan pertambangan;

bencana alam dan perubahan iklim yang menghambat penduduk

desa untuk mencari nafkah; serta ketidakmampuan sebagian

masyarakat perdesaan untuk menabung; konflik kewilayahan dan

politik yang menyebabkan tingginya friksi di masyarakat

2. Pembangunan sarana dan prasarana di desa dan kawasan

perdesaan.

Page 241: rpjmd 2016-2021

IV - 42 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Keterbatasan dan penyediaan sarana prasarana dan tenaga

pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan

kualitas sumber daya manusia perdesaan rendah.Selain itu,

ketersediaan lingkungan permukiman perdesaan seperti air

bersih, perumahan, sanitasi dan drainase juga masih belum

memadai sehingga sebagian besar masyarakat perdesaan

terutama di desadesa perbatasan, terpencil dan kepulauan hidup

dalam kondisi yang tidak layak. Akses terhadap listrik,

transportasi dan telekomunikasi juga masih rendah terutama di

desa-desa

3. Keberdayaan dan kemandirian masyarakat perdesaan.

Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan dapat disebabkan oleh

faktor ekonomi maupun non ekonomi.Masih rendahnya

keberlanjutan pembangunan di desa, disebabkan karena tingkat

kemandirian masyarakat masih rendah.Masyarakat adat dan desa

adat juga belum optimal direkognisi dan rendahnya integrasi

budaya dan adat istiadat masyarakat adat dalam

pembangunan.Hal tersebut utamanya disebabkan kurangnya

pendampingan pada masyarakat dalam pengelolaan desa dan

pelaksanaan pembangunan.

4. Tata kelola pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan.

Dengan disahkannya UU 6/2014 tentang Desa, pemerintah desa

semakin dituntut untuk semakin efektif, efisien dan

akuntabel.Pemerintah desa diharapkan dapat memberikan

pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat desanya serta

mampu menjalankan kewenangan desa sesuai dengan peraturan

perundangan.Namun demikian, kondisi desa yang sangat beragam

dan juga kapasitas sumber daya manusia pemerintahan desa dan

kelembagaan masyarakat desa dalam tata kelola pemerintahan

Desa masih sangat bervariasai dan pada umumnya dinilai masih

Page 242: rpjmd 2016-2021

IV - 43 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

rendah. Dengan adanya UU Desa, kualitas tata kelola Pemerintah

Desa menjadi penting, mengingat bahwa Pemerintah Desa harus

dapat membuat perencanaan Desa dan mengelola keuangan Desa

secara mandiri dan akuntabel. Kualitas sumber daya manusia

turut dipengaruhi oleh motivasi dan tingkat pendidikan kepala

desa dan perangkatnya, terutama di desa-desa yang terpencil dan

sebagian di wilayah Papua. Dalam beberapa kasus, sumber daya

manusia yang kompeten lebih memilih untuk merantau dan

mencari penghidupan yang lebih baik di luar desanya daripada

tinggal dan membangun desanya

5. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan.

Isu strategis terkait penggunaan lahan di desa-desa adalah

tingginya konversi lahan produktif menjadi lahan

terbangun.Pengaruh dari aktifitas perkotaan turut mengubah

mata pencaharian masyarakat desa dari pertanian menjadi jasa

dan perdagangan.Penataan ruang kawasan perdesaan yang masih

belum optimal memberikan peluang bagi kawasan-kawasan yang

seharusnya menjadi daerah resapan juga harus terkonversi,

sehingga menimbulkan dampak berkurangnya sumber daya

air.Selain itu, isu menurunnya kualitas sumber daya alam dan

lingkungan hidup desa-desa di luar Pulau Jawa disebabkan

ekspansi dari perusahaan-perusahaan tambang dan sejenisnya

yang mengubah lingkungan hidup menjadi area tambang sehingga

menimbulkan konflik sumber daya alam.Contoh dari penurunan

kualitas lingkungan hidup tersebut adalah adanya HPH (Hak

Pengelolaan Hutan) melenyapkan hutan di Kalimantan dengan

eksploitasi hutan secara masif.Alih fungsi lahan laut yang

digunakan untuk pertambangan, pariwisata, maupun pembangkit

listrik juga menyebabkan berkurangnya sumber daya laut di

Page 243: rpjmd 2016-2021

IV - 44 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

sekitarnya.Hal tersebut menyebabkan kualitas lingkungan hidup

masyarakat desa memburuk dan sumber pangan menjadi

berkurang.

6. Pengembangan potensi ekonomi lokal.

Permasalahan yang selalu terjadi di desa, terutama di desa-desa

terpencil adalah keterbatasan infrastruktur.Jalan-jalan dari dan

menuju desa masih banyak yang berupa jalan setapak yang sulit

dilalui oleh kendaraan. Kondisi geografis juga turut

mempengaruhi akses masyarakat desa ke kota menjadi terbatas,

padahal akses ini sangat diperlukan untuk membangun

keterkaitan antara desa-kota. Ketersediaan sumber daya di

perdesaan tidak diikuti dengan adanya infrastruktur transportasi

yang baik sehingga menyulitkan masyarakat desa untuk

memasarkan hasil produksinya.Kualitas pendidikan dan

kesehatan masyarakat desa yang rendah juga dipengaruhi oleh

keterbatasan infrastruktur di desa.Akses masyarakat ke pusat

layanan kesehatan relatif jauh dengan infrastruktur yang buruk

menyulitkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang

baik.Dari segi ketersediaan infrastruktur listrik dan

telekomunikasi, kondisinya tidak jauh berbeda.Belum semua desa

teraliri listrik.Terkait jaringan telekomunikasi, sambungan telepon

kabel maupun sinyal telepon nirkabel masih sangat terbatas di

perdesaan. Segala keterbatasan ini membuat masyarakat desa

tidak memiliki akses yang cukup untuk melakukan proses

produksi, pengolahan, maupun pemasaran dengan optimal

sehingga interaksi ekonomi dari desa ke kota menjadi terhambat.

4.2.3. Penelaahan RTRW Kabupaten Soppeng

4.2.3.1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

Page 244: rpjmd 2016-2021

IV - 45 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

memelihara kelangsungan hidupnya. Penataan ruang

diselenggarakan berdasarkan azas keterpaduan, keserasian,

keselarasan dan keseimbangan, berkelanjutan, keberdayaan dan

keberhasil-gunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan,

perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan,

serta akuntabilitas. Tujuan umum penataan ruang adalah untuk

mewujudkan wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan

berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional. Kesemuanya itu tercakup dalam Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Untuk mencapai tujuan ruang

tersebut, maka dalam penataan ruang harus tercipta keharmonisan

antara lingkungan alam dengan lingkungan buatan, keterpaduan

dalam penggunaan sumberdaya alam dengan sumberdaya buatan

dengan memperhatikan sumberdaya manusia, serta perlindungan

fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan

akibat pemanfaatan ruang.

4.2.3.2. Perencanaan tata ruang merupakan pedoman untuk mengarahkan

dan mengendalikan pemanfaatan ruang secara optimal dan

berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat saat ini dan generasi

mendatang, baik pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pemerintah,

pengusaha swasta maupun masyarakat.

4.2.3.3. Salah satu kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng adalah

membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng

yang dapat dijadikan alat penyusunan program dan pengendalian

pemanfaatan ruang serta menjadi perangkat untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan tata ruang.

RTRW juga dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci

yakni penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan,

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana Detail

Page 245: rpjmd 2016-2021

IV - 46 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Kawasan Strategis Kabupaten. Penyusunan RTRW Kabupaten

Soppeng telah menjadi peraturan daerah yaitu Peraturan daerah

Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata ruang wilayah Kabupaten

Soppeng tahun 2012-2032. Adapun rencana penggunaan ruang

wilayah kabupaten soppeng secara ringkas diuraikann pada bhasan

berikuit:

4.2.3.4. Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur ruang wilayah daerah meliputi:

a. Pusat-pusat kegiatan; Terdiri dari:

o Pusat Kegiatan Lokal (PKL); yaitu Kawasan Perkotaan

Watansoppeng yang meliputi Kecamatan Lalabata

o Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp); yaitu

Kawasan Perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan

Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa

o Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri dari:

1. Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja;

2. Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta;

3. Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;

4. Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri;

dan

5. Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau

o Pusat Pelayanan Lokal (PPL), terdiri dari:.

1. Pusat permukiman perdesaan Rompegading dan pusat

permukiman perdesaan Barang Kecamatan Liliriaja;

2. Pusat Permukiman perdesaan Watu dan pusat

permukiman perdesaan Goarie Kecamatan Marioriawa;

3. Pusat Permukiman perdesaan Baringeng dan pusat

perdesaan Tetewatu Kecamatan Lilirilau;

4. Pusat Permukiman perdesaan Panincong Kecamatan

Marioriawa;

Page 246: rpjmd 2016-2021

IV - 47 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

5. Pusat Permukiman perdesaan Lalabata Riaja

Kecamatan Donri-donri;

6. Pusat Permukiman perdesaan Belo Kecamatan Ganra;

dan

7. Pusat Permukiman perdesaan Kampiri Kecamatan Citta.

b. sistem jaringan prasarana utama. Sistem jaringan prasarana

utama daerah terdiri atas sistem jaringan transportasi darat

(Sistem jaringan jalan dan Sistem jaringan transportasi sungai,

danau dan penyeberangan) dan danau, dengan rincian sebagai

berikut:

- Jaringan jalan kolektor (K2) yang merupakan sistem jaringan

jalan provinsi yang ada di Kabupaten Soppeng, terdiri atas :

- ruas jalan Batas Bone-Takalala sepanjang 11,08 (sebelas

koma delapan) Kilometer;

- ruas jalan Takalala-Cabenge-Salaonro sepanjang 18,43

(delapan belas koma empat puluh tiga) Kilometer;

- ruas jalan Salaonro-Batas Wajo sepanjang 7,88 (tujuh koma

delapan puluh delapan) Kilometer;

- ruas jalan Salaonro-Batas Bone sepanjang 10,60 (sepuluh

koma enam puluh) Kilometer;

- ruas jalan Batas Barru-Takalala sepanjang 25,82 (dua puluh

lima koma delapan puluh dua) Kilometer;

- ruas jalan Cabenge-Soppeng sepanjang 11,81 (sebelas koma

delapan puluh satu) Kilometer dan;

- ruas jalan Soppeng-Batas Sidrap sepanjang 35,17 (tiga puluh

lima koma tujuh belas) Kilometer

c. sistem jaringan prasarana lainnya, terdiri dari:

sistem jaringan energi;

sistem jaringan telekomunikasi;

sistem jaringan sumber daya air; dan

Page 247: rpjmd 2016-2021

IV - 48 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

Secara detail struktur ruang Kabupaten Soppeng dapar

dilihat pada peta berikut:

4.2.3.5. Rencana Pola Ruang Wilayah

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan dengan

tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya

sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan

daya tampung lingkungan. Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana

peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya.

a. Kawasan Lindung, terdiri dari:

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya, yaitu:

Kawasan hutan lindung, dengan luas 34.287 (tiga puluh empat ribu

dua ratus delapan puluh tujuh) hektar ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan

Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah

Peta Struktur

Ruang

Gambar 4.1

Page 248: rpjmd 2016-2021

IV - 49 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan

sebagian wilayah Kecamatan Citta;

Kawasan resapan air ditetapkan di: Kawasan sekitar Danau Tempe

Kecamatan Marioriawa dan di Kawasan sekitar rawa di sebagian

wilayah Kecamatan Ganra dan sebagian wilayah Kecamatan

Lilirilau, kawasan sekitar cekdam di sebagian wilayah Kecamatan

Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah

Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,

dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri; dan kawasan sekitar

waduk ompo di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata

kawasan perlindungan setempat, terdiir dari:

Kawasan sempadan sungai; Kawasan sempadan sungai

sebagaimana ditetapkan di Sungai Lawo, Sungai Walanae, Sungai

Langkemme, dan Sungai Lajaroko.

kawasan sekitar danau atau waduk, ditetapkan di Danau Tempe

Kecamatan Marioriawa, di kawasan waduk ompo Kecamatan

Lalabata dan kawasan cek dam Kecamatan Lilirilau, Kecamatan

Liliriaja, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Marioriwawo, dan

Kecamatan Donri-donri

ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, berupa Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar

dan seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, sosial

budaya, estetika, dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik

paling sedikit 20% (dua puluh persen) dan RTH privat paling

sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas kawasan perkotaan yaitu

PKL, PKLp dan PPK di Kabupaten Soppeng; dan

kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar

budaya, terdiri dari:

Page 249: rpjmd 2016-2021

IV - 50 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

• Kawasan wisata alam. Merupakan Kawasan Taman Wisata Alam

Lejja dengan luasan 1.572 (seribu lima ratus tujuh puluh dua)

hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo

• Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, yang terdiri dari:

Bangunan dan lingkungan arkeologi, Bangunan dan lingkungan

peninggalan sejarah,

kawasan rawan bencana alam, terdiri dariKawasan rawan banjir; dan

Kawasan rawan tanah longsor. Kawasan banjir ditetapkan di kawasan

daerah aliran Sungai Walanae yang meliputi sebagian wilayah

Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian

wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah

Kecamatan Ganra. Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b, ditetapkan di sebagian wilayah Desa Gattareng

Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Desa Mattabulu Kecamatan

Lalabata, dan sebagian wilayah Desa Citta Kecamatan Citta; dan

kawasan lindung geologi, terdiri atas kawasan cagar alam geologi berupa

kawasan keunikan batuan dan fosil dan kawasan keunikan bentang

alam; dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah

berupa kawasan imbuhan air tanah

Kawasan lindung lainnya. Kawasan lindung lainnya sebagaimana

ditetapkan dalam rangka melindungi kelestarian satwa dan

ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, dan kelestarian satwa

dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungannya.

Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

merupakan kawasan perlindungan satwa kelelawar ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Lalabata.

b. Kawasan Budidaya. terdiri atas:

1. kawasan peruntukan hutan produksi; terrdiri dari:

Page 250: rpjmd 2016-2021

IV - 51 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

a. kawasan hutan produksi dengan luas 539 (lima ratus tiga puluh

sembilan) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan

Lilirilau; dan

b. kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 10.876 (sepuluh ribu

delapan ratus tiga puluh enam) hektar ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Donri-donri dengan luas 4.200 (empat ribu dua

ratus) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo dengan

luas 417 (empar ratus tujuh belas) hektar, dan sebagian wilayah

Kecamatan Marioriawa dengan luas 6.268 (enam ribu dua ratus

enam puluh delapan) hektar.

2. kawasan peruntukan hutan rakyat, dengan luas 2.352 (dua ribu tiga

ratus lima puluh dua) ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah

Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian

wilayah Kecamatan Donri-donri dan sebagian wilayah Kecamatan

Marioriawa

3. kawasan peruntukan pertanian, terdiri dari:”

• Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan; dengan luas

46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam

ribu) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta,

sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah

Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra,

sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah

Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,

dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau

Kawasan peruntukan pertanian holtikultura; dengan luas 21.549

(dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar

ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah

Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,

sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah

Page 251: rpjmd 2016-2021

IV - 52 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,

dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.

Kawasan peruntukan perkebunan; Dengan luas 1.615 (seribu

enam ratus lima belas) hektar terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan perkebunan kakao dan kelapa

ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian

wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian

wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan

Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan

sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

2. Kawasan peruntukan perkebunan kopi ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian

wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan

Donridonri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan

sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

3. Kawasan peruntukan perkebunan cengkeh ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah

Kecamatan Lalabata, dan sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo;

4. Kawasan peruntukan perkebunan lada ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan

Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian

wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan

Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan

sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

5. Kawasan peruntukan perkebunan aren ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan

Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian

Page 252: rpjmd 2016-2021

IV - 53 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan

Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan

sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

6. Kawasan peruntukan perkebunan jambu mete ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah

Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian

wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

7. Kawasan peruntukan perkebunan kemiri ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah

Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian

wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

8. Kawasan peruntukan perkebunan tembakau ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah

Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra,

sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah

Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

9. Kawasan peruntukan perkebunan kelapa sawit ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian

wilayah Kecamatan Marioriawa;

10. Kawasan peruntukan perkebunan murbei ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian

wilayah Kecamatan Marioriawa.

Kawasan peruntukan peternakan, terdiri dari:

a. Kawasan peruntukan pengembangan ternak besar dengan

luasan 137 (seratus tiga puluh tujuh) hektar ditetapkan di

Page 253: rpjmd 2016-2021

IV - 54 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah

Kecamatan Marioriwawo, dan sebagian wilayah Kecamatan

Liliriaja; dan

b. Kawasan peruntukan pengembangan ternak unggas ditetapkan

di sebagian wilayah sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,

sebagian wilayah Kecamatan Ganra, dan sebagian wilayah

Kecamatan Lilirilau

4. kawasan peruntukan perikanan, terdiri dari:

• Kawasan peruntukan perikanan tangkap ditetapkan pada wilayah

sungai yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,

sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan

Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah

Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa.

• Kawasan peruntukan budidaya perikanan merupakan Kawasan

budidaya perikanan air tawar ditetapkan di sebagian wilayah

Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian

wilayah Kecamatan Marioriwawo, ebagian wilayah Kecamatan

Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah

Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,

dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;

• Kawasan pengembangan balai benih ikan ditetapkan akan

dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa

Kecamatan Liliriaja, dan BBI Citta Kecamatan Citta

5. kawasan peruntukan pertambangan; terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara;

b. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan minyak dan gas bumi;

dan

c. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan panas bumi

6. kawasan peruntukan industri;

Page 254: rpjmd 2016-2021

IV - 55 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

a. Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas: Kawasan

peruntukan industri penggilingan padi ditetapkan di sebagian

wilayah, Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,

sebagian wilayah Kecamatan, Marioriwawo, sebagian wilayah

Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan, Liliriaja, sebagian

wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan,

Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; Kawasan

peruntukan industri pemintalan sutera alam ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Donri-donri; Kawasan peruntukan industri

pengolahan ikan ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta,

sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah

Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,

sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah

Kecamatan Lilirilau; dan; Kawasan peruntukan industri pengolahan

tembakau ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.

b. Kawasan peruntukan industri rumah tangga merupakan kawasan

aglomerasi industri rumah tangga, terdiri atas:a. Kawasan

peruntukan industri pembuatan gula merah ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,

sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah

Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,

dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; b. Kawasan peruntukan

industri pertenunan sarung sutera ditetapkan di sebagian wilayah

Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,

sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah

Kecamatan Lalabata.

7. kawasan peruntukan pariwisata; terdiri dari:

a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas :

Page 255: rpjmd 2016-2021

IV - 56 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

• Villa Yuliana (Museum Latemammala), Kawasan Makam Kuno

Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh

Abdul Majid digelar Tuang Uddungeng, Makam Petta Bulu

Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng,

Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Gereja

Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya,

ompleks Makam Jera’Caddie, Menhir Latemmamala

(Lamumpatu’E), Situs Petta Banuang’E, Situs Petta Wanua, Di

Kecamatan Lalabata;

• Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta

Abbaraningge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge,

Appejeng’E, Makam Petta Addagang’E di Kecamatan Donri-

Donri.

• Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario,

Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di

Kecamatan Marioriawa;

• Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe,

Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang kebo dan Petta

Karame, di Kecamatan Ganra;

• Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks

Makam Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam

Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di

Kecamatan Lilirilau;

• Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam

Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng

Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;

• Gua Codong, Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di

Kecamatan Citta; Makam Kalokoe Watu, Makan Lato

Garimpang, Situs Goarie, Situs Megalitik Madenra,

Page 256: rpjmd 2016-2021

IV - 57 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

• Sumur Tua Tettikengrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah

Arrajang di Kecamatan Marioriwawo

b. Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas:

• Kawasan TWA Lejja, dan kawasan TWA Danau Tempe di

Kecamatan Marioriawa;

• Kawasan TWA Citta dan kawasan Goa Coddong di Kecamatan

Citta,

• Kawasan TWA Lereng Hijau Bulu Dua di Kecamatan

Marioriwawo;

• Kawasan populasi kelelawar di pusat kota Watansoppeng

Kecamatan Lalabata;mdan

• Kawasan Pesutraan Alam di Kecamatan Donri-Donri.

c. Kawasan peruntukan pariwisata buatan terdiri atas:

• Kawasan wisata Ompo di Kecamatan Lalabata; dan

• Kawasan wisata agro di Desa Mariolau dan Desa Gattareng di

Kecamatan Marioriwawo

8. kawasan peruntukan permukiman, terdiri dari:

a. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan ditetapkan di:

• Kawasan permukiman perkotaan Watansoppeng di Kecamatan

Lalabata;

• Kawasan permukiman perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau;

• Kawasan permukiman perkotaan Takalala di Kecamatan

Marioriwawo; dan

• Kawasan permukiman perkotaan Batu-Batu di Kecamatan

Marioriawa

b. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan di

sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan

Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah

Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,

Page 257: rpjmd 2016-2021

IV - 58 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah

Kecamatan Lilirilau

9. kawasan peruntukan lainnya, terdiir dari:

a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas:

• Kantor Komando Distrik Militer 1423 Soppeng di Kecamatan

Lalabata;

• Kantor Komando Rayon Militer di Kecamatan Liliriaja,

Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta,

Kecamatan Donri-donri, Kecamatan Ganra, Kecamatan

Marioriwawo;

• Kantor Kepolisian Resort Soppeng di Kelurahan Lemba

Kecamatan Lalabata; dan Kantor Kepolisian Sektor di

Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan

Marioriawa, Kecamatan Citta, Kecamatan Donri-donri,

Kecamatan Ganra, Kecamatan Marioriwawo.

b. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa merupakan kawasan

peruntukan perdagangan dan jasa skala regional dan skala

kabupaten dan/atau kecamatan;

• Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional

ditetapkan di kawasan perdagangan Watansoppeng

Kecamatan Lalabata dan kawasan perdagangan Cabenge

Kecamatan Lilirilau;

• Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala kabupaten

dan/atau kecamatan ditetapkan di kawasan perdagangan

Takkalala Kecamatan Marioriwawo dan kawasan

perdagangan Batu-Batu Kecamatan Marioriawa.

Secara detail Rencana Pola Ruang Wilayah dapat dilihat pada gambar berikut:

4.2.4. Issu Strategis Prioritas Pembangunan Sulawesi Selatan (RPJMD

Provinsi Sulawesi Selatan (2013-2018).

Page 258: rpjmd 2016-2021

IV - 59 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

Kebijakan pembangunan provinsi Sulawesi Selatan untuk 3 tahun

terakhir periode RPJMD Provinsi Sulawesi selatan adalah sebagai

berikut:

1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016. Prioritas kebijakan

pembangunan pada tahun 2016 diarahkan pada:

Pengembangan ekonomi kerakyatan;

Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan

kebudayaan,

Pembangunan kesehatan;

Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah;

Pengembangan Kawasan Strategis;

Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;

2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017. Pada tahun 2017

akselerasi dilakukan pada kebijakan-kebijakan yang target

kinerjanya masih jauh dari pencapaian guna mengejar pencapaian

target kinerja tersebut pada akhir periode RPJMD. Adapun prioritas

kebijakan pada tahun ini adalah:

Pengembangan ekonomi kerakyatan;

Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan

kebudayaan,

Pembangunan kesehatan;

Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah;

Pengembangan Kawasan Strategis;

Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;

3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018. Tahun 2018

merupakan tahun terakhir dari perode RPJMD 2013-2018. Pada

tahun tersebut akan terselenggara pemilihan Gubernur secara

bersamaan dengan beberapa kabupaten/kota. Karena itu,

kebijakan terkait ketertiban dan demokrasi kembali menjadi

prioritas pada tahun 2018. Selain itu, priorotas juga diberikan

Page 259: rpjmd 2016-2021

IV - 60 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

kepada target kinerja kebijakan yang belum tercapai pada tahun

2017. Adapun prioritas kebijakan pada tahun 2018 adalah:

Pemeliharaan ketertiban dan pengembangan demokrasi;

Pengembangan eskonomi kerakyatan;

Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan

kebudayaan,

Pembangunan kesehatan;

Pengembangan Kawasan Strategis;

Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan

Secara rinci program prioritas pembangunan Sulawesi Selatan,

yaitu :

1. Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS,

2. Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan,

Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan,

3. Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil,

4. Gratis paket modal pengembangan 100 wirausaha pedesaan

pada setiap desa,

5. Dukungan untuk fasilitasi dan regulasi

pembangunan/pengembangan industri minimal 24 unit

sesuai potensi Kab/Kota di Sulawesi Selatan,

6. Membuka 500 ribu lapangan kerja baru,

7. Gratis Paket peningkatan kualitas Rumah Rakyat Miskin,

8. Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA,

9. Melanjutkan kesehatan gratis,

10. Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk

sekolah Kejuruan Khusus seperti, pramugari, SMK pertanian,

perkebunan, perikanan

11. Beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3 secara terbatas,

Page 260: rpjmd 2016-2021

IV - 61 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

12. Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding School

untuk; Guru SD, SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan

Alim Ulama.

4.2.5. Sustainable Development Goals (SDGs)

SDG merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada

MDGs (Millenium Development Goals) untuk meneruskan dan

memantapkan MDGs agar lebih berkelanjutan dan selamanya. SDGs

memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian,

dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030

berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi

perubahan iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah

17 Tujuan Global berikut ini:

1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun di seluruh

penjuru dunia.

2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan

meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.

3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi

semua orang di segala umur.

4. Pendidikan Berkualitas. Menjamin pemerataan pendidikan yang

berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk semua

orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta

mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.

5. Kesetaraan Gender. Mencapai kesetaraan gender dan

memberdayakan kaum ibu dan perempuan.

6. Air Bersih dan Sanitasi. Menjamin ketersediaan air bersih

dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.

7. Energi Bersih dan Terjangkau. Menjamin akses terhadap

sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan

dan modern untuk semua orang.

Page 261: rpjmd 2016-2021

IV - 62 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak.

Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan

dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif,

serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.

9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Membangun

infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan

industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong

inovasi.

10. Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi ketidaksetaraan

baik di dalam sebuah negara maupun di antara negara-

negara di dunia.

11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas. Membangun kota-

kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,

berketahanan dan bekelanjutan.

12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab. Menjamin

keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.

13. Aksi Terhadap Iklim. Bertindak cepat untuk memerangi

perubahan iklim dan dampaknya.

14. Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan dan menjaga

keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut

untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.

15. Kehidupan di Darat. Melindungi, mengembalikan, dan

meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem

darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi

tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi

penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi

tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman

hayati.

16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian.

Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk

Page 262: rpjmd 2016-2021

IV - 63 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk

keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan

bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta

membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di

seluruh tingkatan.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Memperkuat

implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global

untuk pembangunan yang berkelanjutan.

4.2.6. Isu Strategis Daerah.

Pada pembahasan issu strategis daerah ini merupaka analisa

dari permasalahan pembangunan yang telah diuraikan pada sub

bahasan permasahan pembangunan. Adapun daftar issu strategis secara

keseluruhan disajikan dengan pendekatan urusan pemerintahan

menurut UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pendekatan

urusan akan lebih mempermudah didalam menentukan stakeholder

terkait dalam menentukan kebijakan yang akan dilakukan menghadapi

issu strategis tersebut.

No Isu Strategis

Urusan wajib Pelayanan dasar

1 Pendidikan;

Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah

Belum optimalnya aksesibilitas pendidikan

Masih kurangnya minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Masih rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah

Rendahnya Ekonomi keluarga

2 Kesehatan;

Terbatasnya sumberdaya kesehatan (Dokter spesialis, dan Paramedis),

Isu Strategis

Daerah

Kabupaten

Soppeng

Tabel 4.6

Page 263: rpjmd 2016-2021

IV - 64 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

No Isu Strategis

Masih terbatasnya jumlah sarana prasarana kesehatan

Pelaksanaan SOP belum optimal

Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang;

Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu dan anak

Masih adanya ibu hamil yang melahirkan bukan di puskesmas/ sarana kesehatan lainnya.

3 Pekerjaan umum dan penataan ruang;

Kondisi jalan, jembatan, prasarana dan sarana irigasi dalam kondisi baik masih rendah.

Aksesibilitas transportasi belum merata

Drainase jalan tidak berfungsi dengan optimal

Belum optimalnya pelaksanaan Perda RTRW

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana

Masih rendahnya bangunan ber IMB

4 Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT belum memenuhi layanan sanitasi

Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT yang belum menikmati air bersih

Belum semua kecamatan memiliki RDTR

5 Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) masih rendah (12,5%) disebabkan jarak tempu Rescue center dari wilayah kebakaran

Kepatuhan masyarakat masih kurang dalam mematuhi peraturan

Masih rendanya ratio jumlah polisi Pamong Praja terhadap jumlah penduduk

Semakin meningkatnya pengguna narkoba

Pengaruh Globalisasi (Informasi kekerasan)

Page 264: rpjmd 2016-2021

IV - 65 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

No Isu Strategis

6 Sosial

Masih cukup tingginya angka kemiskinan dan pengangguran

Masih ada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang belum tertangani

Belum adanya fasilitasi pemerintah terhadap keluarga kematian

Belum adanya fasliltas perumahan bagi imam masjid dan guru mengaji

Beras untuk masyarakat miskin belum bebas biaya

Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar

1 Tenaga kerja;

Masih rendahnya skill tenaga kerja terhadap kebutuhan pasar

Masih terbatasnya lapangan kerja

Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka

Kurangnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor lowongan pekerjaan

2 Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

Persentase perempuan di lembaga peemerintah masih rendah

Kasus KDRT yang semakin tinggi di masyarakat

Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak

Tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan kepribadian anak

3 Pangan;

belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas tentang pemahaman pengisian gudang cadangan pangan pemerinta

Regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada yang disusun pemerintah daerah secara spesifik

Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal,

penurunan produksi dan produktifitas pangan utama dalam hal ini padi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim serta bencanA kekeringan (puso).

Page 265: rpjmd 2016-2021

IV - 66 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

No Isu Strategis

4 Pertanahan;

Rendahnya lahan yang bersertifikat

5 Lingkungan hidup;

Masi banyaknya sampah yang tidak tertangani

Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup masih kurang;

Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air

Dampak pemanasan global semakin meningkat

6 Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib administrasi kependudukan.

7 Pemberdayaan masyarakat dan Desa;

Keterbatasan infrastrukur wilayah perdesaan

Ketidakberdayaan masyarakat disebabkan Faktor ekonomi, rendahnya kapasitas SDM, dan terbatasnya Akses informasi, sarana, modal, pasar dan pelayanan

Masih kurangnya insentif kader posyandu

8 Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

Masih lemahnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi

9 Perhubungan;

Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi

Administrasi sarana transportasi belum optimal

10 Komunikasi dan informatika;

Belum optimalnya implementasi e-government pada setiap SKPD

Pengembangan teknologi informasi sampai ke pemerintahan desa belum optimal

Belum tersedianya stasiun TV local

Page 266: rpjmd 2016-2021

IV - 67 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

No Isu Strategis

11 Koperasi, usaha kecil, dan menengah

Pembangunan kemitraan dan pemasaran serta Inovasi dan adopsi teknologi dalam rangka pengembangan disain produk masih kurang

masih ada koperasi selama 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT

12 Penanaman modal;

Kondisi infrastruktur yang mendukung Iklim investasi belum optimal

Rendahnya penanaman modal

13 Kepemudaan dan olah raga;

Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga,

Masih kurangnya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga

Masih lemahnya pembinaan pemuda

Pengaruh globalisasi terhadap karakter pemuda

14 Statistik;

Masih terbatasnya kualitas SDM dalam pengelolaan data dan statistik.

15 Persandian;

Belum menjadi prioritas pemerintah daerah

16 Kebudayaan;

Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai budaya

belum tersedianya sarana penyelenggaraan seni dan budaya

Kuatnya pengaruh budaya dari luar

17 Perpustakaan

Masih rendahnya pengunjung perpustakaan sebagai akibat rendahnya minat baca masyarakat

Koleksi perpustakaan masih kurang

18 Kearsipan

SDM Kearsipan belum optimal

Page 267: rpjmd 2016-2021

IV - 68 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

No Isu Strategis

Belum terlaksananya kearsipan melalui system elektronik.

Urusan Pilihan

1 Kelautan dan perikanan;

Rendahnya produksi perikanan

Terbatasnya infastruktur/sarpras dari perikanan budidaya, tangkap dan pengelolaan hasil perikanan

kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasa)

2 Pariwisata;

Masih adanya keterbatasan sarana dan prasarana pariwisata

Berkuranganya pengunjung objek wisata

Masih kurangnya partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata,

3 Pertanian;

Penurunan produktifitas hasil pertanian

Pengelolaan Jaringan Air Irigasi untuk Pertanian masih kurang

Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di tingkat kelompok tani

Masih kurangnya pengetahuan Petani ternak

Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;

Kurangnya petugas inseminator

Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, serta belum optimalnya manajemen agribisnis.

Masih terbatasnya akases petani terhadap ketersediaan pupuk

Masih terbatasnya ketersediaan bibit ikan bagi petani

Masih tinggi sistem sistem petik jual yang menyebabkan nilai tambah produksi pertanian rendah

4 Kehutanan;

Masih adanya kerusakan kawasan Hutan

Page 268: rpjmd 2016-2021

IV - 69 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV

No Isu Strategis

5 Energi dan sumberdaya mineral;

masih adanya penambang tanpa izin

Potensi energy terbarukan belum di manfaatkan.

6 Perdagangan;

Kesiapan produk lokal menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pemasaran produk lokal masih kurang

Belum optimalnya perlindungan konsumen

7 Perindustrian;

Masih rendahnya daya saing produk UMKM di pasar nasional,

Industri berbasis sumberdaya lokal belum berkembang secara merata

Masih lemahnya pembinaan bagi pelaku UMKM,

8 Transmigrasi

Sarana dan prasarana wilayah yang belum memadai

Pemanfaatn lahan kritis belum optimal

SDM peserta transmigrasi yang renda

9 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, dan Kepegawaian

Belum terkoordinasinya dengan baik kegiatan kepala daerah dengan warga masyarakat dalam penyebarluasan informasi pembangunan

Pelayanan perizinan belum bisa diakses melalui TI di luar area KPT

Masih lemahnya penegakan kedisiplinan PNS

Belum optimlanya pencegahan dan pemberantasan korupsi daerah

Belum diterapkannya system renumerasi PNS

Masih adanya aparat desa dan kelurahan yang belum memiliki kendaraan operasional

Akses pemberiaan bantuan hukum bagi masyarakat miskin belum terjangkau

Page 269: rpjmd 2016-2021

BAB V VISI DAN MISI

5.1 Visi 5.2 Misi 5.3 Tujuan 5.4 Sasaran

Page 270: rpjmd 2016-2021

V - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

VISI DAN MISI

5.1. Visi

Visi RPJMD Kab. Soppeng ini dimaksudkan sebagai gambaran tentang

kondisi yang hendak diwujudkan dalam lima tahun kedepan. Antara gambaran

masa depan yang hendak diwujudkan dengan gambaran kondisi saat ini

terdapat kesenjangan. Rumusan visi dalam hal ini berfungsi menyatukan

segenap pemangku kepentingan dalam bergerak bersama menutup

kesenjangan tersebut.

RPJMD Kabupaten Soppeng merupakan penjabaran RPJPD Kabupaten

Soppeng 2005-2025 dan juga memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan

2013-2018 dan RPJMN 2015-2019. Karena itu, rumusan visi RPJMD Kabupaten

Soppeng harus memperhatikan keterkaitan dan sinkronisasinya dengan

berbagai dokumen perencanaaan tersebut.

Visi RPJPD Kabupaten Soppeng 2005-2015 adalah “Soppeng Yang Maju,

Adil, dan Sejahtera Tahun 2025. Visi ini memiliki pokok visi yakni:

Maju : mempunyai makna bahwa masyarakat Kab. Soppeng berkeinginan

maju dalam segala aspek kehidupan yang berorientasi pada

pertumbuhan dan pengembangan masa depan yang lebih baik

dan konstruktif.

Adil : mengandung makna tidak ada diskriminasi dalam bentuk

apapun, semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama

dalam meningkatkan taraf kehidupan, memperolah pekerjaan,

mendapatkan pelayanan, pendidikan, kesehatan, agama,

mengemukakan pendapat, melaksanakan hak politik,

menciptakan keamanan serta mendapatkan perlindungan dan

kesamaan di depan hukum.

Sejahtera : Mempunyai makna bahwa masyarakat Kab. Soppeng

mendambakan kehidupan yang berkecukupan secara materil

dan spiritual, serta kesejahteraan lahir dan batin.

Page 271: rpjmd 2016-2021

V - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

Visi RPJMN 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Visi RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021 adalah:

“Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik”

Pada rumusan visi ini terkandung substansi “perwujudan visi” bahwa

Kabupaten Soppeng “pemerintahannya akan lebih melayani” dan “daerahnya

akan lebih baik”. Terdapat dua pokok visi pada rumusan visi ini yakni

“pemerintahan yang melayani” dan “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.

Pemerintahah yang melayani bermakna bahwa dalam lima tahun

kedepan kehadiran pemerintah akan semakin signifikan dalam melayani

rakyatnya. Hakekat kehadiran pemerintahan adalah untuk melayani rakyatnya.

Pemerintah tidak hadir untuk dilayani tetapi untuk melayani. Kondisi yang

hendak dicapai dengan pokok visi ini adalah terjadinya peningkatan kinerja

pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan petani dan kemajuan pertanian,

pendidikan yang unggul dan murah, pelayanan publik yang prima, pariwisata

yang berkembang, infrastruktur transportasi yang baik, tata kelola

pemerintahan yang baik, pelayanan kesehatan yang unggul dan murah, serta

kehidupan beragama yang kondusif dan tingginya partisipasi pemuda dan

perempuan dalam pembangunan.

“Kabupaten Soppeng yang lebih baik” bermakna bahwa Kabupaten

Soppeng akan terakselerasi kemajuannya sehingga mencapai posisi sebagai

daerah yang merupakan pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan.

Sebagaimana Visi RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018 salah satu pokok visinya

adalah pilar utama pembangunan nasional dalam hal ketahanan, kemandirian

dan kedaulatan pangan, maka Kabupaten Soppeng dalam lima tahun kedepan

akan menjadi pilar utama Sulawesi Selatan dalam mewujudkan ketahanan,

kemandirian dan kedaulatan pangan tersebut.

Page 272: rpjmd 2016-2021

V - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

5.2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang akan ditempuh adalah

sebagai berikut.

1. Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani

Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan

pelayanan pada urusan pertanian secara umum sehingga berlangsung

kebijakan yang berpihak kepada petani. Sebagaimana terlihat pada

gambaran umum daerah bahwa mata pencaharian utama penduduk

Kabupaten Soppeng adalah pertanian dalam arti umum. Misi ini

terutama memprioritaskan upaya memenuhi kebutuhan sarana

produksi petani terutama pupuk, sarana produksi untuk pembudidaya

ikan terutama bibit ikan, keterpenuhan jaringan irigasi bagi

persawahan dan upaya penerapan sistem petik-olah-jual pada

usahatani yang berjalan.

2. Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga

Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di satu sisi serta dapat diakses dengan murah dan

berkeadilan pada sisi lainnya. Misi ini terutama memprioritaskan upaya

umum untuk pendidikan gratis level sekolah dasar dan menengah

pertama serta bimbingan belajar gratis bagi siswa. Prioritas ini

dijalankan secara terkait dengan kewajiban dasar pemerintah

kabupaten dalam urusan pendidikan.

3. Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik

Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk

menyelenggarakan pelayanan publik secara lebih baik. Prioritas dalam

misi adalah upaya dalam mengaplikasikan sistem administrasi satu

pintu berbasis teknologi informasi (information technology/IT),

Page 273: rpjmd 2016-2021

V - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

peningkatan pelayanan administrasi kependudukan, perbaikan

pelayanan dan pengadaan pemadam kebakaran setiap kecamatan,

keringanan biaya melahirkan dan santunan kematian (lahir gratis,

meninggal disantuni) dan meningkatkan kunjungan dan interaksi

Bupati dengan warga (Bupati menyapa).

4. Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman

Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memanfaatkan

potensi wisata daerah dan meningkatkan kapasitas infrastruktur

transportasi daerah. Prioritas dalam misi ini adalah optimalisasi

promosi wisata, penemuan dan pengembangan obyek wisata baru,

pembangunan / perbaikan jalan 500 km dalam lima tahun dan

membuka isolasi kampung terpencil.

5. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi

Fokus dari misi ini adalah upaya umum mewujudkan tata

kelola pemerintahan baik melalui reformasi birokrasi. Dalam misi ini

prioritas diarahkan kepada keterlibatan perempuan hingga 30% dalam

pemerintahan, menciptakan PNS yang kuat untuk pemerintahan yang

bersih, penerapan fakta integritas tidak korupsi bagi pejabat,

pemberian tunjangan kesejahteraan khusus untuk PNS dan pengadaan

kendaraan operasional bagi kepala dusun.

6. Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah

Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan

pelayanan kesehatan. Prioritas dalam misi ini adalah penyelenggaraan

layanan dokter/bidan keluarga/pribadi untuk warga, layanan

kesehatan keliling yang gratis, pelayanan kesehatan gratis di

puskesmas dan rumah sakit, penyelenggaraan layanan puskesmas plus

Page 274: rpjmd 2016-2021

V - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

setaraf rumah sakit di ibu kota kecamatan dan penghargaan dan

insentif khusus bagi kader posyandu.

7. Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan

Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan

kehidupan beragama sebagai landasan spiritual dalam kehidupan

masyarakat serta peningkatan peran pemuda dan perempuan dalam

kemajuan daerah. Prioritas dalam misi ini adalah fasilitasi pelatihan di

balai latihan kerja (BLK) untuk pemuda, fasilitasi peningkatan

keterampilan untuk persiapan pengiriman tenaga kerja Indonesia

(TKI), peningkatan kapasitas kelembagaan perempuan, meningkatkan

prestasi bidang olah raga dan seni, pembangunan perumahan bagi

imam masjid dan insentif khusus untuk guru mengaji.

8. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan

Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memaksimalkan

seluruh potensi Kabupaten Soppeng secara penuh untuk menjadikan

daerah ini sebagai salah saatu penopang utama provinsi Sulawesi

Selatan. Potensi yang terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia, diupayakan untuk dioptimalkan mendorong Kabupaten

Soppeng sebagai daerah utama di Provinsi Sulawesi Selatan. Prioritas

dari misi ini adalah pengelolaan potensi sumberdaya alam dan

sumberdaya manusia bagi perwujudan kesejahteraan masyarakat

dengan meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja dan

lapangan usaha, serta menanggulangi kemiskinan.

9. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi

Fokus dari misi ini adalah upaya menggairahkan roda

perekonomian daerah. Akselerasi roda perekonomian dimaksud

berlangsung melalui investasi, baik investasi yang berkembang secara

Page 275: rpjmd 2016-2021

V - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

autonomous dalam masyarakat melalui usaha kecil dan menengah,

maupun investasi yang berkembang secara induced dari luar

masyarakat untuk usaha skala besar dan korporasi. Perputaran roda

ekonomi akan semakin kencang dengan semakin banyaknya kegiatan

investasi. Untuk itu, semua usaha akan diupayakan agar bisa menarik

lebih banyak investor masuk ke Soppeng.

Rumusan misi ini memiliki keterkaitan dengan pokok visi. Sebagaimana

teruraikan pada rumusan visi bahwa di dalamnya terkandung dua pokok visi,

yakni pokok visi “Pemerintah yang Melayani” dan pokok visi “Soppeng yang

Lebih Baik”. Hubungan antara misi dengan pokok visi dapat digambarkan

sebagai berikut.

No. Pokok visi Misi

1. “pemerintahan yang melayani” dan “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.

Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani (M1)

Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga (M2)

Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik (M3)

Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman (M4)

Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi (M5)

Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah (M6)

Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan (M7)

2. “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.

Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan (M8)

Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi (M9)

Hubungan pokok visi dengan misi RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021

Tabel 5.1

Page 276: rpjmd 2016-2021

V - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

5.3. Tujuan

Tujuan dalam RPJMD ini diartikan sebagai pernyataan tentang hal-hal

yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi dengan

menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah.

Rumusan tujuan diturunkan secara operasional dari masing-masing misi

pembangunan daerah yang telah ditetapkan dengan memperhatikan visi.

Rumusan tujuan berdasarkan masing-masing misi beserta indikator kinerja dan

target kinerja dapat dilihat pada Tabel 5.2.

No Tujuan Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Misi 1:

Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani

1 Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan

Nilai tukar petani tanaman pangan

99

,91

10

1,7

6

10

2,5

0

10

3,1

4

10

3,9

8

10

4,7

2

10

5,4

5

Nilaia tukar tanaman perkebunan

98

,47

97

,51

98

,67

99

,83

10

0,9

9

10

2,1

5

10

3,3

1

Nilai tukar peternak

93

95

98

10

1

10

4

10

7

11

0

Nilai tukar pembudidaya ikan

10

2,1

2

10

3,9

2

10

4,2

2

10

4,5

2

10

4,8

2

10

5,1

2

10

5,4

2

Misi 2:

Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga 2 Meningkatkan

derajat pendidikan masyarakat

Angka Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)

7,0

4

7,5

7,9

8,3

8,6

8,8

9

Misi 3: Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik

3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan perijinan dan non perijinan 7

8,6

7 %

79

%

80

%

81

%

82

%

83

%

84

%

4 Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum

Indeks Kepuasan Masyarakat atas ketertiban Umum

NA

70

%

72

%

74

%

76

%

78

%

80

%

Misi 4: Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman

5 Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah

Tingkat kepuasan wisatawan domestik dan mancanegara terhadap destinasi wisata

NA

70

%

72

%

74

%

76

%

78

%

80

%

6 Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah

Tingkat kepuasan masyarakat atas keterpenuhan infrastruktur wilayah

55

%

60

%

65

%

70

%

75

%

80

%

85

%

Tujuan, indikator kinerja tujuan dan target kinerja tujuan

Tabel 5.2

Page 277: rpjmd 2016-2021

V - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

No Tujuan Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Misi 5: Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi

7 Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN

Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Publik

NA

70

%

72

%

74

%

76

%

78

%

80

%

8 Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah

Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tin

ggi

Tin

ggi

Tin

ggi

Tin

ggi

Tin

ggi

Tin

ggi

Tin

ggi

9 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan

IKM terhadap Pelayanan Kecamatan, Desa/ Kelurahan

NA

60

%

65

%

70

%

75

%

80

%

85

%

Misi 6: Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah

10 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Angka Harapan Hidup (Tahun)

68

,55

68

,64

68

,73

68

,83

68

,93

69

,02

69

,12

Misi 7:

Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan 11 Meningkatkan

kualitas kehidupan beragama

Jumlah insiden terkait kehidupan beragama

Tid

ak a

da

insi

den

Tid

ak a

da

insi

den

Tid

ak a

da

insi

den

Tid

ak a

da

insi

den

Tid

ak a

da

insi

den

Tid

ak a

da

insi

den

Tid

ak a

da

insi

den

12 Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan

Jumlah pemuda berprestasi level regional, nasional dan internasional 1

5

16

17

18

20

21

21

13 Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

98

%

98

,3%

98

,6%

98

,9%

99

,2%

99

,5%

99

,8%

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

50

%

60

%

62

,34

%

64

,34

%

67

,02

%

69

,36

%

71

,7%

Page 278: rpjmd 2016-2021

V - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

No Tujuan Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Misi 8: Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan

14 Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan

Tingkat Surplus Beras Daerah (ton)

10

4.3

51

,92

11

0.3

44

11

6.7

15

12

3.8

82

13

1.3

02

13

9.1

49

14

7.4

14

15 Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Indeks Lingkungan Hidup

60

,17

%

61

,37

%

62

,57

%

63

,77

%

64

,94

%

66

,17

%

67

,37

%

16 Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat

Angka kemiskinan (jiwa)

19

.78

0

18

.92

4

18

.42

8

17

.93

2

17

.43

7

16

.94

1

16

.44

6

Misi 9: Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi

17 Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis jumlah nilai investasi

(Rp)

38

5.1

78

.32

8.6

56

51

3.2

50

.00

4.8

74

64

1.3

21

.68

1.0

92

76

9.3

93

.35

7.3

10

89

7.4

65

.03

3.5

28

1.0

25

.53

6.7

09

.74

6

1.1

53

.60

8.3

85

.96

4

18 Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah

Tingkat pengangguran terbuka 5

,48

%

5,2

0%

4,8

0%

4,7

5%

4,6

3%

4,5

8%

4,5

8%

19 Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan

PDRB sektor perdagangan (HB)

12

,26

%

12

,99

%

13

,72

%

14

,45

%

15

,18

%

15

,91

%

16

,64

%

PDRB sektor industri (HB)

10

,35

%

11

,27

%

12

,19

%

13

,11

%

14

,03

%

14

,95

%

15

,87

%

5.4. Sasaran

Sasaran dalam RPJMD ini diartikan sebagai hasil-hasil pembangunan

yang hendak dicapai dalam mewujudkan tujuan pembangunan berdasarkan

visi-misi. Sasaran dijabarkan dari setiap tujuan dimana sebuah tujuan dapat

terjabarkan dalam lebih dari satu sasaran sesuai kompleksitas tujuan tersebut.

Page 279: rpjmd 2016-2021

V - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

Indikator kinerja sasaran ditetapkan pada level outcome dan target kinerja

ditetapkan berdasarkan analisis capaian kinerja selama ini dan kapasitas fiskal

dalam pembiayaan pembangunan untuk lima tahun kedepan. Rumusan sasaran,

indikator kinerja sasaran dan target kinerja sasaran pada 2021 dapat dilihat

pada Tabel 5.3.

No Sasaran Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tujuan 1 :

Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

1 Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)

PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (Rp)

9.0

27

.50

0

9.7

75

.00

0

10

.52

2.5

00

11

.27

0.0

00

12

.01

7.5

00

12

.76

5.0

00

13

.51

2.5

00

Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)

Cakupan layanan irigasi (%)

68

,73

%

72

,47

%

74

,85

%

77

,23

%

79

,61

%

81

,99

%

84

,37

%

Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)

jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

10

3

10

8

11

3

11

8

12

3

12

8

12

8

Tujuan 2:

Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat

2 Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)

APM SD dan sederajat;

81

,70

%

83

%

85

%

87

%

89

%

91

%

93

%

APM SMP dan sederajat;

57

,90

%

60

%

64

%

68

%

72

%

76

%

80

%

Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)

penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik 1

7

26

35

44

53

56

56

sek

ola

h

Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)

Angka melek huruf

95

,88

%

96

%

96

,5%

97

%

97

,5%

98

%

98

%

Tujuan 3:

Meningkatkan kualitas pelayanan publik

3 Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)

Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu

NA

AD

A

0

0

AD

A

0

2 (

web

site

yan

g b

erin

tera

ksi

den

gan

m

asy

arak

at d

an

SMA

RT

PT

SP)

Sasaran,

indikator

kinerja

sasaran dan

target kinerja

sasaran

Tabel 5.3

Page 280: rpjmd 2016-2021

V - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

No Sasaran Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)

Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK),

73

,25

%

75

,91

%

78

,64

%

81

,56

%

84

,87

%

87

,96

%

91

,15

%

Rasio Bayi BerAkta Kelahiran

85

,2%

86

,3%

86

,8%

87

,8%

88

,8%

90

%

95

%

Tujuan 4 :

Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum

4 Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)

Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik 1

00

%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik 1

00

%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)

Persentase penyelesaian K3

84

%

85

%

87

%

89

%

90

%

93

%

95

%

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)

Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba 1

00

%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Tujuan 5 :

Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah

5 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)

Persentase Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan

-30

,86

%

4,1

0%

4,4

2%

4,8

7%

5,1

3%

5,5

0%

6,0

1%

Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)

Jumlah Situs cagar budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional

29

30

31

32

33

34

34

Tujuan 6 :

Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah

6 Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)

Porsi panjang jalan kabupaten kualitas baik (km)

45

1,1

6 k

m (

49

,32

%)

51

0,7

km

(5

5,8

%)

57

0,3

km

(6

2,3

%)

62

4,9

km

(6

8,8

%)

68

9,5

km

(7

5,3

%)

74

9,5

8 k

m (

81

,24

%)

74

9.5

8 k

m (

81

,24

%)

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)

Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan

0,0

4

0,0

4

0,0

4

0,0

4

0,0

4

0,0

4

0,0

5

Page 281: rpjmd 2016-2021

V - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

No Sasaran Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)

Persentase pemukiman kumuh

0,0

00

06

3

0,0

14

0,0

13

0,0

12

0,0

11

0,0

10

0,0

9

Persentase rumah mengakses air bersih;

94

,71

97

97

.5

98

98

.5

99

10

0

Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)

kepatuhan terhadap RTRW

33

,33

%

35

%

36

%

37

%

38

%

39

%

40

%

Tujuan 7 :

Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN

7 Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)

Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya

99

.23

%

99

.36

%

99

.49

%

99

.61

%

99

.74

%

99

.87

%

10

0.0

0%

Persentase PNS yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi

14

.99

%

16

.42

%

17

.86

%

19

.30

%

20

.73

%

22

.17

%

23

.67

%

Tujuan 8 :

Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah

8 Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)

Opini laporan keuangan;

WT

P

WT

P

WT

P

WT

P

WT

P

WT

P

WT

P

Tingkat Akuntabilitas Kinerja; C

C

C

C

C

CC

CC

Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

88

,57

%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Rasio Temuan BPK yang ditindaklanjuti

36

,36

%

40

%

45

%

50

%

55

%

60

%

65

%

Tujuan 9 :

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/Kelurahan

9 Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)

Keterbukaan informasi dan komunikasi pelayanan Kecamatan, desa/ kelurahan; (%) 6

0%

65

%

70

%

75

%

80

%

95

%

10

0%

Desa Mandiri

6,1

2%

6,1

2%

6,1

2%

8,1

6%

8,1

6%

8,1

6%

10

,20

%

Page 282: rpjmd 2016-2021

V - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

No Sasaran Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tujuan 10 :

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

10

Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan (S21)

Cakupan Puskesmas

21

2,5

21

2,5

21

2,5

21

2,5

21

2,5

21

2,5

21

2,5

Cakupan Pukesmas Pembantu

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

Rasio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah

0,2

94

0,2

94

0,2

94

0,2

94

0,2

94

0,3

80

0,3

80

Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

2,3

1

2,3

1

Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)

Indeks kepuasan masyarakat atas layanan rumah sakit

NA

80

%

80

%

80

%

80

%

80

%

80

%

Tujuan 11 :

Meningkatkan kualitas kehidupan beragama

11 Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)

Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk; 2

,06

2,0

6

2,0

6

2,0

6

2,0

6

2,0

6

2,0

6

Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi 1

00

%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Tujuan 12 :

Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan

12 Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)

Persentase organisasi kepemudaan yang aktif;

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Persentase cabang olah raga yang aktif

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Tujuan 13 :

Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan

13

Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

11

,05

%

11

,10

%

11

,15

%

11

,20

%

11

,25

%

11

,30

%

11

,30

%

Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemsyarakatan 2

0%

20

%

22

%

23

%

24

%

25

%

30

%

Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)

Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat 1

0%

15

%

20

%

25

%

30

%

35

%

40

%

Tujuan 14 :

Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan

14

Meningkatnya produksi beras (S27)

jumlah produksi beras (ton)

14

3.9

11

19

4.9

71

20

1.3

29

20

7.7

45

21

4.2

19

22

0.7

5

22

7.3

35

Page 283: rpjmd 2016-2021

V - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

No Sasaran Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tujuan 15 : Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup

15

Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)

Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca

2%

2%

2%

2%

2%

2%

10

%

Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)

Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan N

A

18

,05

%

18

,41

%

18

,77

%

19

,13

%

19

,49

%

Ud

ara

: 1

9,8

5

NA

18

,05

%

18

,41

%

18

,77

%

19

,13

%

19

,49

%

Air

:

19

,85

NA

24

,07

%

24

,55

%

25

,03

%

25

,51

%

25

,99

%

Tu

tup

an

Hu

tan

: 2

6,4

7

Terpeliharanya kebersihan dan Keindahan perkotaan (S30)

Cakupan volume sampah yang tertangani (%)

23

,26

%

24

,23

%

25

,49

%

26

,75

%

28

,01

%

29

,26

%

30

,52

%

Tujuan 16 :

Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat

16 Berkurangnya penduduk miskin (S31)

Angka Kemiskinan

8,4

4 %

8,3

6 %

8,1

4 %

7,9

2 %

7,7

0 %

7,4

8 %

7,2

6 %

Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)

Persentase PMKS yang tertangani

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Tujuan 17 :

Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis

17 Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)

jumlah rencana investasi (Jumlah MOU)

25

30

35

40

45

50

50

Tujuan 18 :

Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah

18 Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 6

2%

67

%

72

%

77

%

82

%

87

%

92

%

Tujuan 19 :

Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan

19 Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)

Jumlah Jenis Produk Spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar

2

4

6

9

12

16

20

Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional

32

34

36

38

40

42

42

Page 284: rpjmd 2016-2021

V - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

No Sasaran Indikator Kinerja

Kondisi Awal

RPJMD (2015)

Target Kinerja

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)

Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM

17

17

17

17

17

17

17

Keterkaitan antara visi, misi tujuan dan sasaran jangka menengah tahun

2016-2021 seperti pada tabel berikut :

VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK MISI TUJUAN SASARAN

Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani (M1)

Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan (T1)

Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak dan pembudidaya ikan (S1)

Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)

Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)

Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga (M2)

Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat (T2)

Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)

Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)

Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)

Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik (M3)

Meningkatkan kualitas pelayanan publik (T3)

Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)

Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)

Memeliharan ketenteraman dan ketertiban umum (T4)

Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9) Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)

Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman (M4)

Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah (T5)

Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)

Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi

Keterkaitan Visi, Misi, tujuan dan Sasaran

Tabel 5.4

Page 285: rpjmd 2016-2021

V - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK MISI TUJUAN SASARAN

dinamika kebudayaan global (S13) Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah (T6)

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)

Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi (M5)

Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN (T7)

Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)

Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah (T8)

Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan (T9)

Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)

Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah (M6)

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (T10)

Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)

Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)

Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan (M7)

Meningkatkan kualitas kehidupan beragama (T11)

Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)

Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan (T12)

Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)

Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan (T13)

Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25) Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)

Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan (M8)

Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan (T14)

Meningkatnya produksi beras (S27)

Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup (T15)

Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28) Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29) Terpeliharanya kebersihan dan

Page 286: rpjmd 2016-2021

V - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V

VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK MISI TUJUAN SASARAN

keindahan perkotaan (S30) Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat (T16)

Berkurangnya penduduk miskin (S31) Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)

Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi (M9)

Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis (T17)

Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)

Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah (T18)

Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)

Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan (T19)

Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)

Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)

Page 287: rpjmd 2016-2021

BAB VI STRATEGI DAN

ARAH KEBIJAKAN

6.1 Strategi 6.2 Arah

Kebijakan

Page 288: rpjmd 2016-2021

VI - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. Strategi

Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana

sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah

kebijakan. Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab cara pencapaian

sasaran-sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran

tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab lebih dari 1 (satu)

sasaran pembangunan dengan mempertimbangkan aspek efektifitas dan

efisiensi pencapaian target sasaran.

Pada dasarnya strategi dirumuskan dengan menganalisis kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dalam mencapai setiap sasaran. Perumusan

tersebut juga memperhatikan beberapa prinsip kelebihan yang perlu dipenuhi

oleh rumusan strategi bahwa: 1. Strategi dapat menyeimbangkan berbagai

kepentingan yang saling bertolak belakang; 2. Strategi didasarkan pada capaian

kinerja pembangunan dan pemenuhan layanan yang berbeda tiap segment

pengguna layanan dan pemangku kepentingan; 3. Layanan yang bernilai

tambah diciptakan secara berkelanjutan dalam proses pemerintahan daerah; 4.

Strategi terdiri dari tema-tema yang secara simultan saling melengkapi

membentuk skenario strategi. Berdasarkan berbagai landasan pemikiran

tersebut maka rumusan strategi dalam pencapaian sasaran RPJMD Kabupaten

Soppeng adalah sebagai berikut.

No. Tujuan Sasaran Strategi

1 Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan

Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan

Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.

Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)

Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.

Strategi dalam pencapaian sasaran RPJMD

Tabel 6.1

Page 289: rpjmd 2016-2021

VI - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi

Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)

Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “

2 Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat

Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)

Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan

Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)

Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus

Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)

Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan

3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)

Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan

Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)

Mendekatkan pelayanan kependudukan dan catatan sipil dengan penerima manfaat yang disertai dengan dukungan sumberdaya, serta mengembangkan sistem pelayanan kartu kelahiran tuntas saat lahir

4 Memeliharan ketenteraman dan ketertiban umum

Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)

Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya

Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)

Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta kehidupan sosial

Page 290: rpjmd 2016-2021

VI - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)

Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba

5 Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah

Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)

Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata

Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)

Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah

6 Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)

Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)

Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)

Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh

Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)

Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas perkotaan

7 Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN

Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)

Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja

8 Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah

Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)

Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.

Page 291: rpjmd 2016-2021

VI - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi

9 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan

Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)

Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.

10 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)

Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM

Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)

Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten

11 Meningkatkan kualitas kehidupan beragama

Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)

Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama

12 Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan

Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)

Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda

13 Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan

Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)

Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)

Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotong-royongan

14 Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan

Meningkatnya produksi beras (S27)

Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras

15 Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)

Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim

Page 292: rpjmd 2016-2021

VI - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi

Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)

Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan

Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)

Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota.

16 Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat

Berkurangnya penduduk miskin (S31)

Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres

Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)

Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS

17 Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis

Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)

Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu

18 Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah

Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)

Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat

19 Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan

Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)

Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi

Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)

Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah

6.2 Arah Kebijakan

Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan

pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan

guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang

ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak

diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.

Penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki

kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai

sasaran tahapan lima (5) tahunan dalam RPJMD. Penekanan prioritas tersebut

bukan berarti bahwa program/kegiatan pembangunan operasional pada SKPD

Page 293: rpjmd 2016-2021

VI - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

di luar yang diprioritaskan tidak berjalan, tetapi berjalan dengan penekanan

strategis yang lebih rendah dibanding yang diprioritaskan.

Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Soppeng selama periode 2016-

2021 dapat diuraikan sebagai berikut.

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1

Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan

Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)

Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.

Perbaikan sistem penyediaan sarana produksi pertanian khususnya pupuk dan bibit ikan

Pengembangan teknologi spesifik lokasi serta penguatan kelembagaan pelaku utama (kelompok, gabungan kelompok dan KTNA)

Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)

Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.

Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan bendung, bendungan dan jaringan irigasi

Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)

Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “

Modernisasi teknologi pengolahan dan pengemasan hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan sebagai bagian dari gerakan “petik-olah-jual”.

2 Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat

Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)

Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan

Perbaikan penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun serta dukungan pendidikan gratis dan beasiswa

Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)

Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus

Bimbingan belajar lulusan SMA/ SMK dan peningkatan kualitas pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP sederajat

Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)

Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan

Penyelenggaraan pendidikan paket A,B dan C serta pengembangan minat baca & per-pustakaan daerah sekolah dan desa

Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021

Tabel 6.2

Page 294: rpjmd 2016-2021

VI - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)

Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan

Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan modernisasi teknologi pe-layanan (pemantauan CCTV) pada Kantor pelayanan publik, serta penyebarluasan informasi komprehensif kepada masyarakat tentang hasil pembangunan.

Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)

Mendekatkan pelayanan kependudukan dan catatan sipil dengan penerima manfaat yang disertai dengan dukungan sumberdaya, serta mengembangkan sistem pelayanan kartu kelahiran tuntas saat lahir

Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan penduduk migrasi kedalam/ keluar serta penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Dukcapil dan di desa/ kelurahan serta secara mobile. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)

4 Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum

Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)

Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya

Penyiapan dan penyiagaan armada pemadam kebakaran pada setiap kecamatan dan penanganan bencana lainnya

Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)

Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta kehidupan sosial

Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban umum

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)

Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba

Pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya narkoba, dan peningkatan kerjasama dengan kepolisian dan lembaga yang menangani narkoba.

5 Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah

Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)

Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata

Promosi dan pengembangan dan destinasi/ daya tarik wisata unggulan yang sudah ada serta membuka destinasi/daya tarik wisata baru

Page 295: rpjmd 2016-2021

VI - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)

Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah

Pengelolaan kebudayaan dan pelestarian tradisi masyarakat serta pembinaan sejarah lokal

6 Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)

Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus

Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan khusus serta jalan ke lokasi terpencil

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)

Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan

Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)

Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh

Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman

Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)

Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas perkotaan

Penegakan regulasi tata ruang dan penataan utilitas perkotaan (saluran drainase dan sempadan jalan)

7 Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN

Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)

Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja

Penataan struktur kelembagaan dan pengembangan sistem remunerasi berbasis kinerja

Page 296: rpjmd 2016-2021

VI - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

8

Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah

Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)

Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.

Pengawasan dan pendampingan SKPD, Pemerintah Desa dan BUMD oleh inspektorat dalam meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan kinerja

Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah dengan data kinerja yang akurat

9

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan

Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)

Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.

Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan desa/kelurahan

Pembinaan kerjasama antar desa/ kelurahan dan penguatan manajemen pembangunan desa

10 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)

Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM

Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama untk warga miskin

Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)

Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten

Penyelengaraan layanan rumah sakit

11 Meningkatkan kualitas kehidupan beragama

Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)

Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama

Penyediaan sarana/prasarana bagi imam mesjid dan pemberian insentif bagi imam masjid, guru mengaji dan pendeta

12 Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan

Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)

Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda

Penyediaan sarana/prasarana dan pembinaan prestasi pemuda dan olah raga

13 Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan

Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)

Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Page 297: rpjmd 2016-2021

VI - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)

Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotong-royongan

Pembinaan LPM desa dan kelurahan

Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas masyarakat (revolusi mental)

14 Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan

Meningkatnya produksi beras (S27)

Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras

Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan Sulawesi Selatan)

15

Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)

Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim

Konservasi lahan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati

Pengurangan emisi gas rumah kaca dan adaptasi/mitigasi perubahan iklim

Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)

Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan

Penegakan hukum lingkungan

Pengendalian pencemaran lingkungan

Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)

Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota.

Penanganan sampah dan penataan taman kota

16 Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat

Berkurangnya penduduk miskin (S31)

Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres

Penanggulangan kemiskinan multidimensi

Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)

Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS

Penguatan tenaga teknis sosial dan kerjasama dengan lembaga masyarakat dalam penanganan PMKS

17 Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis

Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)

Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu

Promosi potensi dan pemberian insentif investasi

18 Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah

Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)

Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat

Pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi

Page 298: rpjmd 2016-2021

VI - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

19 Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan

Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)

Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi

Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD

Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)

Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah

Penataan perdagangan daerah

A. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016

Tahun 2016 merupakan tahun pertama dari RPJMD Kabupaten

Soppeng 2016-2021. Tahun ini merupakan tahun transisi dari RPJMD

periode sebelumnya. Secara eksternal, pada tahun ini implikasi

kelembagaan dan kewenangan dari UU 23/2014 tentang Sistem

Pemerintahan Daerah mulai berlaku. Secara internal, visi-misi kepala

daerah memerlukan peletakan dasar bagi implementasinya untuk tahun-

tahun berikutnya.

Dengan latar yang demikian, maka tahun 2016 dapat dikatakan

sebagai tahun “konsolidasi pembangunan”. Konsolidasi disini berarti

bahwa (1) kontinyuitas arah pembangunan dari periode sebelumnya

dikonsolidasikan dengan arah baru dari visi-misi kepala daerah, (2)

kerangka programatik dan kerangka kelembagaan dikonsolidasikan

untuk membentuk dasar pijak bagi arah pembangunan selanjutnya,

Namun demikian, pada tahun ini agenda pembangunan dan

penyelenggaraan pelayanan tetap berjalan dengan prioritas-prioritas

yang sudah memperhatikan kontribusi kepada pencapaian visi-misi

RPJMD.

Tema pembangunan pada tahun 2016 adalah “Penguatan

infrastruktur wilayah dan penataan kelembagaan daerah dalam

Page 299: rpjmd 2016-2021

VI - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

spirit pemerintahan yang melayani”. Adapun kebijakan yang

diprioritaskan pada tahun 2016 adalah:

1. Perbaikan sistem penyediaan sarana produksi pertanian

khususnya pupuk dan bibit ikan.

2. Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan bendung,

bendungan dan jaringan irigasi.

3. Perbaikan penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun serta

dukungan pendidikan gratis dan beasiswa.

4. Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan

penduduk migrasi kedalam/keluar serta penyelenggaraan

pelayanan KTP di Kantor Dukcapil Kabupaten dan Kantor

Kecamatan.

5. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah

sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).

6. Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan

khusus serta jalan ke lokasi terpencil.

7. Penataan struktur kelembagaan dan pengembangan sistem

remunerasi berbasis kinerja.

8. Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan

daerah dengan data kinerja yang akurat.

9. Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama

untk warga miskin.

10. Penyelengaraan layanan rumah sakit.

11. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas

masyarakat (revolusi mental).

12. Penanggulangan kemiskinan multidimensi.

B. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017

Tahun 2017 merupakan tahun kedua dari RPJMD Kabupaten

Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini, hasil-hasil konsolidasi pada tahun

Page 300: rpjmd 2016-2021

VI - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

pertama dijadikan dasar untuk mengakselerasi pencapaian

pembangunan. Sumberdaya pembangunan dioptimalkan alokasinya

dalam memecahkan masalah/isu strategis serta mewujudkan tujuan-

tujuan yang relevan. Tahun ini dapat dikatakan sebagai tahun “akselerasi

awal” dalam perjalanan RPJMD Kabupaten Soppeng.

Tema pembangunan pada tahun 2017 adalah “Akselerasi

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan

penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas didukung oleh tata

kelola pemerintahan yang baik”. Adapun arah kebijakan yang

diprioritaskan adalah:

1. Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan bendung,

bendungan dan jaringan irigasi.

2. Bimbingan belajar lulusan SMA/ SMK dan peningkatan kualitas

pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP

sederajat.

3. Penyelenggaraan pendidikan paket A, B dan C serta

pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan

desa.

4. Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan

modernisasi teknologi pelayanan (pemantauan CCTV) pada

Kantor pelyanan publik.

5. Penyebarluasan informasi komprehensif kepada masya-rakat

pengguna layanan tentang sistem pelayanan pada PTSP.

6. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah

sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).

7. Penyiapan dan penyiagaan armada pemadam kebakaran pada

setiap kecamatan dan penanganan bencana lainnya.

8. Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan

khusus serta jalan ke lokasi terpencil.

Page 301: rpjmd 2016-2021

VI - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

9. Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi

lingkungan pemukiman.

10. Penyediaan sarana/prasarana dan pembinaan prestasi pemuda

dan olah raga.

11. Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan

Sulawesi Selatan).

12. Pengendalian pencemaran lingkungan.

13. Penanganan sampah dan penataan taman kota.

14. Promosi potensi dan pemberian insentif investasi.

15. Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD.

16. Penataan perdagangan daerah.

C. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018

Tahun 2018 merupakan tahun ketiga dari RPJMD Kabupaten

Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun

kedua dijadikan dasar untuk akselerasi selanjutnya. Sumberdaya

pembangunan dan penerapan kebijakan dikelola secara lebih inklusif

dengan melibatkan multipihak dalam mempertajam implementasi dari

prinsip pemerintahan yang melayani, sementara itu kemandirian desa

dan keberdayaan masyarakat terus dikuatkan. Tahun ini merupakan

tahun “akselerasi lanjutan”.

Tema pembangunan pada tahun 2018 adalah “Peningkatan

pelayanan umum dan pemerataan kesejahteraan didukung oleh

kemandirian desa dan keberdayaan masyarakat”. Selanjutnya

Kebijakan Prioritas pembangunan pada tahun ini diarahkan pada:

1. Pengembangan teknologi spesifik lokasi serta pe-nguatan ke-

lembagaan pelaku utama (kelompok, gabungan kelom-pok dan KTNA).

2. Modernisasi teknologi pengolahan dan pengemasan hasil pertanian,

peternakan, perkebunan dan perikanan sebagai bagian dari gerakan

“petik-olah-jual”.

Page 302: rpjmd 2016-2021

VI - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

3. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit,

puskesmas, atau rumah penduduk).

4. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban

umum.

5. Promosi dan pengembangan dan destinasi/daya tarik wisata unggulan

yang sudah ada serta membuka destinasi/daya tarik wisata baru.

6. Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya.

7. Pengawasan dan pendampingan SKPD oleh inspektorat dalam

meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan

kinerja.

8. Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah

dengan data kinerja yang akurat .

9. Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan kelurahan.

10. Pembinaan kerjasama desa dan penguatan manajemen pembangunan

desa.

11. Penyediaan sarana/prasarana bagi imam desa.

12. Pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak.

13. Pembinaan LPM desa dan kelurahan.

14. Penanggulangan kemiskinan multidimensi.

15. Pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi.

D. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2019

Tahun 2019 merupakan tahun keempat dari RPJMD Kabupaten

Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun

ketiga diharapkan semakin signfikan, dimana sebagian besar sasaran

sudah tercapai targetnnya sehingga tinggal dimantapkan, sementara

sasaran yang masih tertinggal diakselerasi lebih signifikan. Tahun ini

merupakan tahun “pemantapan akselerasi”

Page 303: rpjmd 2016-2021

VI - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

Tema pembangunan pada tahun 2019 adalah “Peningkatan

dan pemerataan kesejahteraan dengan basis keberlanjutan pada

daya dukung lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam”.

Adapun prioritas kebijakan pembangunan diarahkan pada:

1. Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan

modernisasi teknologi pe-layanan (pemantauan CCTV) pada

Kantor pelyanan publik.

2. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah

sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)

3. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan

ketertiban umum

4. Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi

lingkungan pemukiman

5. Penegakan regulasi tata ruang dan penataan utilitas perkotaan

(saluran drainase dan sempadan jalan)

6. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas

masyarakat (revolusi mental)

7. Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan

Sulawesi Selatan)

8. Konservasi lahan dan pemeliharaan keaneka-ragaman hayati

9. Pengurangan emisi gas rumah kaca dan adaptasi/mitigasi

perubahan iklim

10. Penegakan hukum lingkungan

11. Penguatan tenaga teknis sosial dan kerjasama dengan lembaga

masyarakat dalam penanganan PMKS

12. Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD

E. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2020

Tahun 2020 merupakan tahun kelima dari RPJMD Kabupaten

Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun

Page 304: rpjmd 2016-2021

VI - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

empat dimanfaatkan diharapkan sudah mencakupi sasaran yang lebih

banyak sehingga tinggal dimatangkan. Pada tahap ini perhatian

diarahkan kepada sasaran-sasaran yang belum terwujud targetnya

sambil menjamin ketenteraman dan ketertiban umum sebagai

prakondisi bagi penyelenggaraan pesta demokrasi untuk keberlanjutan

pembangunan periode RPJMD berikutnya. Tahun ini merupakan tahun

“pemberlanjutan akselerasi”

Tema pembangunan pada tahun 2020 adalah “Pemeliharaan

kesejahteraan dan palayanan umum dengan dukungan tata kelola

yang baik”. Selanjutnya prioritas kebijakan diarahkan pada:

1. Bimbingan bela-jar lulusan SMA/ SMK dan pening-katan kualitas

pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP

sederajat

2. Penyelenggaraan pendidikan paket A,B dan C serta

pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan

desa

3. Penyebarluasan informasi komprehensif kepada masyarakat

pengguna layanan tentang sistem pelayanan pada PTSP

4. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah

sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)

5. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan

ketertiban umum

6. Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya

7. Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama untk

warga miskin

8. Penyelengaraan layanan rumah sakit

9. Pembinaan LPM desa dan kelurahan

10. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas

masyarakat (revolusi mental)

11. Penanggulangan kemiskinan multidimensi

Page 305: rpjmd 2016-2021

VI - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI

F. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2021

Tahun 2021 merupakan tahun terakhir sekaligus transisi dari

RPJMD Kab. Soppeng Tahun 2016-2021. Pada tahun ini semua capaian

pembangunan sudah dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga perlu

adanya keberlanjutan untuk memantapkan sekaligus persiapan dalam

pencapain target-target pembangunan selanjutnya. Tahun ini

merupakan tahun “pemantapan untuk keberlanjutan pembangunan”

Tema pembangunan pada tahun ini adalah : “Konsolidasi

Pemerintahan demi pemantapan untuk keberlanjutan

pembangunan”, dengan arah kebijakan prioritas adalah :

1. Penyelenggaraan pendidikan paket A, B, dan C serta

pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan

desa.

2. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah

sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).

3. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan

ketertiban umum.

4. Pengawasan dan pendampingan SKPD oleh inspektorat dalam

meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan

kinerja.

5. Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan

daerah dengan data kinerja yang akurat.

6. Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan kelurahan.

Page 306: rpjmd 2016-2021

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Page 307: rpjmd 2016-2021

VII - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Perumusan kebijakan umum bertujuan menjelaskan cara yang ditempuh

untuk menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-program prioritas

pembangunan. Kebijakan umum pembangunan memberikan arah perumusan

rencana program prioritas pembangunan yang disertai kerangka pengeluaran

jangka menengah daerah dan menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun

program dan kegiatan pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Program-

program strategis yang ditampilkan pada bagian ini merupakan program-

program yang secara langsung mendukung pencapaian visi, misi pembangunan

daerah. Berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka

kebijakan umum pembangunan jangka menengah 2016-2021 Kabupaten

Soppeng ditampilkan pada tabel berikut.

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

`1

Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)

Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.

Peningkatan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan

Padi (GKG) = 226.433 ton (-

23.94%)

Padi (GKG) = 334.935 ton

(3%)

Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu hasil tanaman pangan

Pertanian

Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura

Jagung (Pipilan Kering) = 41.127

ton (14,84%)

Jagung (Pipilan Kering) =

48.476 ton (3%)

Kedelai (pipilan kering) = 4.947 ton (16,98%)

Kedelai (pipilan kering) = 7.920

ton (4%)

Kacang Tanah = 406 ton (-

67,55%)

Kacang Tanah (Ton) = 1046

(12%)

Kacang Hijau (Ton) = 329 (-

51,33%)

Kacang Hijau = 1.320 ton (10%)

Ubi Kayu = 231 ton (-70,61%)

Ubi Kayu = 1.917 ton (24%)

Ubi Jalar = 123 ton (146%)

Ubi Jalar = 447 ton (15%)

Persentase Peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan (%)

24.47 52.87

program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian/perkebunan

Pertanian

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Lembaga Petani yang mandiri (%)

20 50

Program penguatan Kelembagaan Pelaku Utama

Pertanian BP3KP

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

Tabel 7.1

Page 308: rpjmd 2016-2021

VII - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

Peningkatan jumlah populasi ternak

Populasi Sapi = 41.327 ekor

Populasi Sapi = 65.000 ekor

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Pertanian Dinas Peternakan dan Perikanan

Populasi Kambing = 21.829 ekor

Populasi Kambing = 37.500 ekor

Populasi Unggas =

1.818.784 ekor

Populasi Unggas =

2.365.000 ekor

Produksi ikan (ton)

1.615,91 ton 4.392,30 ton

Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perikanan Tangkap

Kelautan dan Perikanan

Dinas Peternakan dan Perikanan

2

Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)

Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.

luas areal sawah yang terairi (Ha) (PSDA)

6,662

9,562

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi

Pekerjaan umum

PSDA Tamben

Volume embung/cekdam yang terbangun (m3)

79,400

123,349.41

Program rehabilitasi/pemeliharaan dan pembangunan embung/ cekdam

Pekerjaan umum

PSDA Tamben

3

Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)

Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “

Jumlah Jenis Komoditi yang dipasarkan

4 26

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian

Pertanian

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

4

Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)

Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan

APK

APK SD Sederajat =

93,91

APK SD Sederajat = 97 Program Wajib

Belajar Dasar Sembilan Tahun

Pendidikan Dikmudora APK SMP

Sederajat = 81,77

APK SMP Sederajat =

83.9

APK PAUD (%) 39,12 60 Program Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Dikmudora

Angka Putus Sekolah

SD Sederajat = 0.11

SD Sederajat = 0.05

Program Pendidikan Gratis

Pendidikan Dikmudora SMP Sederajat

= 0.73 SMP Sederajat

= 0.4

5

Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)

Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus

Jumlah Sekolah yang berakreditasi A

SD = 135 SD = 257 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Pendidikan Dikmudora

SMP = 19 SMP = 39

Angka Melanjutkan (AM) (%)

AM SD sederajat ke

SMP sederajat = 100

AM SD sederajat ke

SMP sederajat = 100

Program Peningkatan Layanan Pendidikan

Pendidikan Dikmudora AM SMP

sederajat ke SMA sederajat =

100

AM SMP sederajat ke

SMA sederajat = 100

Page 309: rpjmd 2016-2021

VII - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

6

Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)

Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan

Jumlah yang mengikuti Pendidikan Kesetaraan,

NA 580 0rg Program Pendidikan Non Formal

Pendidikan Dikmudora

Persentase bahan pustaka yang diadakan (%)

27 30.75

Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

Perpustakaan

Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah

7

Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)

Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan

Persentase Izin yang diterbitkan berdasarkan rekomendasi teknis (%)

100 100

Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

Pemerintahan umum

KPT

jumlah layanan Cakupan IT

0 121 ttk

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

Komunikasi dan Informatika

Dinas Perhubungan dan Kominfo

Jumlah Desa/Kelurahan yang terakses informasi

70 70

Program pengembangan komunikasi dan informatika

Komunikasi dan Informatika

Dinas Perhubungan dan Kominfo

Jumlah rekomendasi yang dihasilkan

0 200

Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan

Pemerintahan Umum

Kecamatan

Persentase pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

100 100

Program Peningkatan Kedinesan KDH dan WKDH

Pemerintahan umum

Sekretariat Daerah

8

Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)

Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan penduduk migrasi kedalam/ keluar serta penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Dukcapil dan di desa/ kelurahan serta secara mobile. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)

Kepemilikan Kartu Administrasi penduduk dan catatan sipil

Kepemilikan KTP (%) = 85.1

Kepemilikan KTP (%) = 100

Program Penataan Administrasi Kependudukan

Administrasi Kependudukan dan Capil

Dinas Taransmigrasi, Kependudukan, Tenaga Kerja dan Catatan Sipil

Kepemilikan KIA (%) = 0

Kepemilikan KIA (%) = 90

Kepemilikan Akta Kematian

(%) = 3

Kepemilikan Akta Kematian

(%) = 25

9

Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)

Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya

Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) (%)

12.5 70

Program Peningkatan dan Kesiagaan serta Pencegahan Bahaya Kebakaran

Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat

BPBD

Persentase korban bencana yang diberi bantuan (%)

90 100 Program tanggap darurat dan logistik

Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat

BPBD

Page 310: rpjmd 2016-2021

VII - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

10

Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)

Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta harmonis sosial

Penegakan PERDA (%)

100 100

Program peningkatan kapasitas keamanan dan ketertiban

Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat

POL. PP

11

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)

Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba

Terfasilitasinya kegiatan kesejahteraan rakyat, Keagamaan dan penanggulangan narkoba

NA 100

Program Koordinasi dan fasilitasi kesejahteraan rakyat, keagamaan dan penanggulangan narkoba

Pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah

12

Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)

Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata

Jumlah Wisatawan

185,180

248,200

Program Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

13

Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)

Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah

Cakupan Keragaman dan kekayaan budaya yang dilestarikan dan dikembangkan (%)

14.93 26.87

Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman dan Kekayaan Budaya

Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

14

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)

Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus

Persentase Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Mantap (Baik/sedang) sesuai dengan jenis penanganan

49.32% (451.167 Km)

81.24 % (758,563 Km)

Program Rehabiltasi/Pemeliharaan dan pembangunan jalan

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Pekerjaan Umum

15

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)

Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan

Jumlah orang yang terangkut angkutan umum (Orang)

858,240

1,025,000

Program Pelayanan Angkutan

Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo

Jumlah Terminal 6 6

Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo

Page 311: rpjmd 2016-2021

VII - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

Persentasi Prasarana dan Fasilitas LLAJ dalam kondisi baik

85.54 100

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi LLAJ

Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo

16

Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)

Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh

Persentase RT dengan akses sanitasi yang layak (%)

96.14 100

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan dan Air Limbah

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Pekerjaan Umum

Persentase Rumah Layak Huni (%)

77.52 89.9 Program Pengembangan Perumahan

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Pekerjaan Umum

Panjang jangkauan penerangan (km)

121 139 Program Penerangan Jalan

Perhubungan Dinas Perhubungan dan Kominfo

17

Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)

Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas dan keindahan ruang perkotaan

Persentase Ketaatan RTRW (%)

33.33 40

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Pekerjaan Umum

18

Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)

Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja

Persentase SKPD yang Kelembagaannya telah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan (%)

70 100

Program Penguatan Kelembagaan daerah

Pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah

Tingkat kedisiplinan ASN (%)

98.58% 100%

Program Peningkatan Disiplin dan Kinerja Aparatur

Pemerintahan Umum

BKD

19

Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)

Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.

% Ketersediaan dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang sesuai dengan regulasi

100 100

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Pemerintahan Umum

BAPPEDA

% program RPJMD yang dijabarkan kedalam RKPD

88.37 100

Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan

Pemerintahan Umum

BAPPEDA

% Penetapan Dokumen Pengelolaan Keuangan daerah tepat waktu

100 100

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pemerintahan Umum

DPPKAD

Menurunnya Jumlah Temuan LHP

303 120

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Profesionalisme pengawas

Pemerintahan Umum

Inspektorat

Page 312: rpjmd 2016-2021

VII - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

20

Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)

Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.

persentase jenis pelayanan yang telah dilaksanakan (%)

0 100

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

Pemerintahan Umum

Kecamatan

Jumlah pemerintah desa yang difasilitasi

49 49

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa

Pemberdayaan masyarakat dan desa/ Kelurahan

BPM Pemdes

21

Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)

Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM

persentase sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar (%)

0 47.04

Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan

Kesehatan Dinas kesehatan

persentase puskesmas yang terakreditasi (%)

0 100 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Dinas kesehatan

22

Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)

Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten

Akreditasi Rumah Sakit

Dasar Madya

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Kesehatan Ruamah Sakit Latemmamala

Kemandirian Keuangan Rumah Sakit (%)

0.78 1.12

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Kesehatan Ruamah Sakit Latemmamala

23

Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)

Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama

Persentase Kelembagaan dan Penyelenggara ibadah Desa/ Kelurahan yang dibina

100% 100%

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Masyarakat Desa/ Kelurahan

Pemerintahan Umum

Kecamatan

24

Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)

Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda

Jumlah Organisasi Pemuda

23 28

Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan

Kepemudaan dan Olahraga

Dikmudora

Jumlah Kegiatan Kepemudaan

2 20

Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda

Kepemudaan dan Olahraga

Dikmudora

Jumlah Organisasi Olah Raga

20 25

Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

Kepemudaan dan Olahraga

Dikmudora

25

Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)

Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (%)

89.23 89.75

Program Pemberdayaan Perempuan dan Kestaraan Gender

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Keluarga Berencana

Rasio KDRT (%) 0.037 0.024

Program Peningkatan Kualitas keluarga dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Keluarga Berencana

Page 313: rpjmd 2016-2021

VII - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

26

Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)

Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotong-royongan

LPM aktif 100 100

Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat Desa/Kelurahan

Pemberdayaan masyarakat dan desa/ Kelurahan

BPM Pemdes

27 Meningkatnya produksi beras (S27)

Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras

Ketersediaan Pangan Utama (beras) (Ton)

130,182

174,456

Program Penyelenggaraan Ketahanan Pangan

Ketahanan Pangan

BP3KP

28

Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)

Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim

Luas daerah rawan banjir dan longsor yang tertangani (Ha)

293.65 873.65

Program Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

Lingkungan Hidup

Kantor Lingkungan Hidup

29

Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)

Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan

Persentasi peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan hidup

100 100

Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Lingkungan Hidup

Kantor Lingkungan Hidup

30

Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)

Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota.

Volume sampah yang tertangani (M3)

180 295.7

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Lingkungan Hidup

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Luas Taman Kota yang dibangun, ditata, dan dipelihara (m2)

NA

66,730

Program Pembangunan, penataan, dan pemeliharaan taman kota

Lingkungan Hidup

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

31 Berkurangnya penduduk miskin (S31)

Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres

Persentase RTM yang dibantu dalam pemenuhan hak dasar/ beras sejahtera (%)

NA 100

Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin

Sosial Dinas Sosial

Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%)

71.64 85 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Kesehatan Dinas Kesehatan

Warga miskin yang mendapat bantuan hukum (%)

0 100

Program Pemberian pertimbangan, pendapat dan pendampingan Hukum keluarga miskin

Sosial Dinas Sosial

Persentase Penduduk Miskin yang dilatih dan pemberian modal usaha

0.004 0.097 Program Usaha Kemandirian Penduduk Miskin

Sosial Dinas Sosial

Page 314: rpjmd 2016-2021

VII - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII

No Sasaran Strategi dan Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

(2015) Kondisi Akhir

(2021)

Persentase Jumlah KK Miskin yang mendapatkan layanan kartu MACCA (%)

0 100

Program Perlindungan dan Pemberian Jaminan Sosial

Sosial Dinas Sosial

32

Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)

Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS

Persentase PMKS yang mendapat layanan program kesejahteraan sosial

NA 100 Program Rehabilitasi Sosial

Sosial Dinas Sosial

33

Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)

Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu

Jumlah investor (PMDN/PMA)

20 225

Program Peningkatan Iklim dan Promosi Investasi

Penenaman Modal

Sekretariat Daerah

34

Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)

Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat

Tenaga kerja yang bersertifikat keahlian cukup (%)

60 85

Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Dinas Taransmigrasi, Kependudukan, Tenaga Kerja dan Catatan Sipil

35

Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)

Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi

Koperasi Aktif (%)

88.94 89.27

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Koperasi dan UKM

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

% Pertumbuhan IKM

0.33 37.25

Program Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kecil Menengah

Perindustrian

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

36

Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)

Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah

Jumlah Pasar Yang Representatif

8 17

Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan

Perdagangan

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

Page 315: rpjmd 2016-2021

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Page 316: rpjmd 2016-2021

VIII - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS

YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Indikasi rencana Program Prioritas Tahun 2016-2021 sebagaimana

yang telah dirumuskan pada Bab VII terdiri dari program prioritas sesuai

dengan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, serta disesuaikan dengan tugas dan fungsi Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selanjutnya setiap program prioritas

mempunyai target indikator kinerja pertahun yang disertai kebutuhan

pendanaannya dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan dan

memitigasi dampak negatif terhadap pembangunan berkelanjutan yang akan

ditimbulkan. Selain program prioritas seperti penyajian pada tabel bab VII

yang mendukung langsung pencapaian Visi, Misi pembangunan, pada bab ini

juga ditampilkan program program operasional pada semua SKPD yang

melaksanakan program pembangunan daerah untuk memenuhi kewajiban

penyelenggaraan semua urusan pemerintahan. Demikian pula dengan

program-program pembangunan yang terkait dengan penerapan dan

pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi urusan

pemerintah kabupaten. Berikut penyajian indikasi rencana program

pembangunan daerah dan kebutuhan pendanaanya yang bersumber dari

dana APBD Kabupaten Soppeng selama kurun waktu Tahun 2016-2021

disajikan berdasarkan urusan.

Page 317: rpjmd 2016-2021

VIII - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

1 Urusan Pemerintahan Wajib pelayanan Dasar

1.1. Pendidikan

1.1.1 Program Pendidikan Anak Usia Dini

APK PAUD (%)

39

,12

44

1.3

96

.34

4

48

1.6

00

.00

0

48

1.6

56

.00

0

52

1.7

36

.00

0

56

1.9

00

.00

0

60

2.1

75

.00

0

60

10

.46

3.3

44

1.1.2 Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun

APK

AP

K S

D S

eder

ajat

=

93

,91

AP

K S

D S

eder

ajat

=

94

.5

32

.27

7.7

20

AP

K S

D S

eder

ajat

=

95

35

.30

0.0

00

AP

K S

D S

eder

ajat

=

95

.5

35

.35

0.0

00

AP

K S

D S

eder

ajat

=

96

35

.40

0.0

00

AP

K S

D S

eder

ajat

=

96

.5

35

.45

0.0

00

AP

K S

D S

eder

ajat

=

97

35

.50

0.0

00

AP

K S

D S

eder

ajat

=

97

20

9.2

77

.72

0

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

1,7

7

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

2.0

5

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

2.3

3

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

2.6

1

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

2.8

9

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

3.1

7

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

3.9

AP

K S

MP

Sed

eraj

at

= 8

3.9

-

1.1.3 Program Pendidikan Gratis

Angka Putus Sekolah

SD S

eder

ajat

=

0.1

1

SD

Sed

eraj

at

= 0

.10

13

.30

2.7

77

SD S

eder

ajat

=

0.0

9

10

.04

0.0

00

SD S

eder

ajat

=

0.0

8

11

.04

0.0

00

SD S

eder

ajat

=

0.0

7

13

.05

0.0

00

SD S

eder

ajat

=

0.0

6

13

.05

0.0

00

SD S

eder

ajat

=

0.0

5

13

.05

0.0

00

SD S

eder

ajat

=

0.0

5

73

.53

2.7

77

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.73

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.65

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.6

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.55

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.5

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.45

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.4

SMP

Sed

eraj

at

= 0

.4

1.1.4 Program Peningkatan Layanan Pendidikan

Angka Melanjutkan (AM) (%)

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

54

8.0

34

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

1.2

42

.50

0

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

1.3

14

.50

0

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

1.3

27

.50

0

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

1.3

92

.50

0

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

1.3

97

.50

0

AM

SD

sed

eraj

at k

e SM

P

sed

eraj

at =

10

0

7.2

22

.53

4

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

AM

SM

P s

eder

ajat

ke

SMA

se

der

ajat

= 1

00

1.1.5 Program Pendidikan Non Formal

Jumlah yang mengikuti Pendidikan Kesetaraan,

NA

80

Org

36

7.7

44

10

0 O

rg

49

8.0

50

10

0 O

rg

49

8.0

50

10

0 O

rg

49

8.0

50

10

0 O

rg

49

8.0

50

10

0 O

rg

49

8.0

50

58

0 0

rg

2.8

57

.99

4

1.1.6 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Jumlah Sekolah yang berakreditasi A

SD =

13

5

SD =

16

81

8.8

10

SD =

20

37

1.0

00

SD =

21

37

1.0

00

SD =

21

37

1.0

00

SD =

22

39

1.0

00

SD =

22

39

1.0

00

SD =

25

7

2.7

13

.81

0

SMP

= 1

9

SMP

= 3

SMP

= 3

SMP

= 3

SMP

= 3

SMP

= 4

SMP

= 4

SMP

= 3

9

1.1.7 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kualifikasi Guru yang berpendidikan Minimal S1 / D4 (%)

81

,58

85

67

9.8

92

90

49

6.5

00

95

59

6.5

00

10

0

49

6.5

00

10

0

60

1.5

00

10

0

50

6.5

00

10

0

3.3

77

.39

2

Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

Tabel 8.1

Page 318: rpjmd 2016-2021

VIII - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

1.1.8 Program Pembinaan dan Pengembangan Kesiswaan

Jumlah Siswa yang berprestasi di lomba olimpiade

NA

10

42

5.9

06

12

47

2.0

00

14

47

0.0

00

16

48

5.0

00

18

49

0.0

00

20

50

0.0

00

20

2.8

42

.90

6

1.2. Kesehatan

1.2.1 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan

persentase sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar (%)

0

5,8

8

11

.68

9.4

88

5,8

8

39

.11

2.9

40

5,8

8

33

.81

4.4

19

11

,76

33

.81

4.4

19

11

,76

34

.35

5.6

38

5,8

8

34

.35

5.6

38

47

,04

18

7.1

42

.54

2

1.2.2 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%)

71

,64

75

31

.76

4.7

92

75

72

.51

4.0

19

80

90

.00

0.0

00

80

90

.00

0.0

00

85

90

.00

0.0

00

85

10

0.0

00

.00

0

85

47

4.2

78

.81

1

1.2.3 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Persentase Puskesmas BLU (%) 0

0

32

.04

9

0

1.3

10

.00

0

11

,76

61

0.0

00

11

,76

61

0.0

00

11

,76

56

5.0

00

11

,76

56

5.0

00

47

,06

3.6

92

.04

9

1.2.4 Program Peningkatan Pelayanan BLUD RSUD

Kemandirian Keuangan Rumah Sakit (%) 0

,78

1,1

2

22

.89

2.0

00

1,1

2

28

.00

0.0

00

1,1

2

29

.00

0.0

00

1,1

2

30

.00

0.0

00

1,1

2

35

.00

0.0

00

1,1

2

35

.00

0.0

00

1,1

2

17

9.8

92

.00

0

1.2.5 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Akreditasi Rumah Sakit

Das

ar

Das

ar

41

2.0

56

Das

ar

45

0.0

00

Das

ar

45

0.0

00

Das

ar

45

0.0

00

Mad

ya

45

0.0

00

Mad

ya

45

0.0

00

Mad

ya

2.6

62

.05

6

1.2.6 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

persentase puskesmas yang terakreditasi (%)

0

29

,41

62

9.3

25

23

,53

75

7.5

83

23

,53

80

7.2

17

23

,53

85

4.9

38

23

,53

90

6.9

32

0

95

8.6

25

10

0

4.9

14

.62

0

1.2.7 Program Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan

Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan (%)

95

96

3.8

30

.67

4

97

4.2

43

.42

0

98

4.2

43

.42

0

98

4.2

43

.42

0

98

4.2

43

.42

0

98

4.2

43

.42

0

98

25

.04

7.7

74

1.2.8 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Cakupan Rumah Tangga ber-PHBS (%)

50

50

38

8.2

48

60

55

4.0

00

65

55

4.0

00

70

55

4.0

00

70

55

4.0

00

70

47

4.0

00

70

3.0

78

.24

8

1.2.9 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan (%)

10

0

10

0

4.3

76

.03

5

10

0

4.7

79

.00

0

10

0

4.7

79

.00

0

10

0

4.7

79

.00

0

10

0

4.7

79

.00

0

10

0

4.7

79

.00

0

10

0

28

.27

1.0

35

1.2.10 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Persentase Akses Sanitasi yang layak (%)

14

14

22

5.1

42

28

27

5.0

00

42

27

5.0

00

56

27

5.0

00

75

27

5.0

00

10

0

27

5.0

00

10

0

1.6

00

.14

2

1.2.11 Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Persentase penanganan penyakit

10

0

10

0

82

6.1

36

10

0

1.1

90

.00

0

10

0

1.1

90

.00

0

10

0

1.2

40

.00

0

10

0

1.2

40

.00

0

10

0

1.2

90

.00

0

10

0

6.9

76

.13

6

Page 319: rpjmd 2016-2021

VIII - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

1.2.12 Program Peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu, Balita, Anak dan Lansia

Cakupan Pelayanan Kesahatan ibu, balita, anak dan lansia

10

0

10

0

1.4

86

.90

1

10

0

1.8

23

.82

1

10

0

1.8

73

.82

1

10

0

1.9

73

.82

1

10

0

2.0

23

.82

1

10

0

2.0

73

.82

1

10

0

11

.25

6.0

06

1.2.13 Program Pengembangan SDM Kesehatan

Persentase tenaga kesehatan terlatih (%) 5

6,1

9

66

,01

-

75

,83

10

0.0

00

85

,66

10

0.0

00

95

,48

10

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

60

0.0

00

1.2.14 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan prasarana Rumah Sakit

Persentase ketersediaan sarana RS (%) 4

5

50

11

.89

7.6

79

60

14

.49

3.2

72

65

14

.74

3.2

72

70

14

.99

3.2

72

75

15

.24

3.2

72

80

15

.49

3.2

72

80

86

.86

4.0

39

1.2.15 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Persentase kelayakan peralatan dan pelayanan pada rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (%)

45

,00

50

18

3.2

32

65

29

5.0

00

70

35

0.0

00

70

39

0.0

00

75

47

0.0

00

80

54

0.0

00

80

2.2

28

.23

2

1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

1.3.1 Program Rehabiltasi / Pemeliharaan dan pembangunan jalan

Persentase Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Mantap (Baik / sedang) sesuai dengan jenis penanganan

49

.32

% (

45

1.1

67

Km

)

54

,23

14

8.3

24

.08

8

60

,81

15

0.4

55

.58

9

67

,50

13

9.2

60

.20

7

72

,88

23

1.1

76

.91

0

77

,4

27

4.4

94

.30

1

81

,24

32

8.1

12

.72

0

81

.24

% (

75

8,5

63

Km

)

1.2

71

.82

3.8

15

1.3.2 Program Rehabiltasi / Pemeliharaan dan pembangunan jembatan

Persentase proporsi Jembatan dalam kondisi mantap

81

,45

% (

14

1

un

it)

81

,5

1.5

58

.91

8

81

,7

77

0.0

00

82

,8

20

.80

0.0

00

85

,1

21

.95

0.0

00

86

,5

21

.25

0.0

00

87

,8

20

.55

0.0

00

87

.80

% (

18

8

un

it)

86

.87

8.9

18

1.3.3 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi

luas areal sawah yang terairi (Ha) (PSDA) 6

.66

2

7.2

94

9.4

02

.17

9

7.6

05

7.5

33

.80

0

8.1

69

13

.92

4.5

00

8.6

78

13

.27

5.0

00

9.1

22

13

.30

9.0

00

9.5

62

10

.19

0.0

00

9.5

62

67

.63

4.4

79

1.3.4 Program Pembangunan sarana dan prasarana air bersih

Persentase RT berakses air bersih

94

,7

95

5.6

49

.01

7

96

8.0

00

.00

0

97

8.0

00

.00

0

98

8.0

00

.00

0

99

8.0

00

.00

0

10

0

8.0

00

.00

0

10

0

45

.64

9.0

17

1.3.5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan dan Air Limbah

Persentase RT dengan akses sanitasi yang layak 9

6,1

4

97

1.6

74

.20

3

97

,5

3.6

30

.00

0

98

3.2

80

.00

0

98

,5

3.2

80

.00

0

99

3.2

80

.00

0

10

0

3.2

80

.00

0

10

0

18

.42

4.2

03

1.3.6 Program Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong-gorong

Persentase Drainase Dalam kondisi baik (%)

NA

20

,54

5.7

68

.78

4

20

,54

6.3

00

.00

0

20

,54

6.3

00

.00

0

20

,54

6.3

00

.00

0

20

,54

6.3

00

.00

0

20

,54

6.3

00

.00

0

12

3

37

.26

8.7

84

1.3.7 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

% Ketaatan RTRW

33

,33

35

13

7.3

52

36

15

0.0

00

37

15

0.0

00

38

15

0.0

00

39

15

0.0

00

40

15

0.0

00

40

88

7.3

52

Page 320: rpjmd 2016-2021

VIII - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

1.3.8 Program Pemanfaatan Ruang

Persentase Jumlah Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan Waktu Penerbitan Paling Lama 7(Tujuh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap

10

0

10

0

13

7.3

52

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

88

7.3

52

1.3.9 Program Perencanaan Tata Ruang

% Rencana Tata Ruang yang diperdakan

8,3

3

1.4

27

.29

8

16

,67

1.4

81

.58

2

25

,00

1.2

81

.17

0

33

,33

1.2

81

.17

0

41

,67

1.5

00

.00

0

50

,00

1.7

00

.00

0

50

8.6

71

.22

0

1.3.10 Program pemeliharaan bantaran, Tanggul dan Normalisasi sungai

Panjang Turap / Talud / Bronjong yg dibangun (m) 7

0.0

00

3.4

27

4.0

79

.69

7

2.3

13

3.0

06

.73

5

4.7

35

6.1

55

.00

0

5.3

96

7.0

15

.00

0

3.0

04

3.9

05

.00

0

3.8

04

4.9

45

.00

0

92

.67

8

29

.10

6.4

32

1.3.11 Program rehabilitasi / pemeliharaan dan pembangunan embung / cekdam

Volume embung / cekdam yang terbangun (m3)

79

.40

0

54

9

13

7.3

52

2.0

00

50

0.0

00

30

.00

0

7.5

00

.00

0

2.8

00

70

0.0

00

4.8

00

1.2

00

.00

0

3.8

00

95

0.0

00

12

3.3

49

10

.98

7.3

52

1.3.12 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Persentase jumlah sarana dan prasarna kebinamargaan dalam kondisi baik

92

,31

10

0

22

6.0

32

10

0

2.1

00

.00

0

10

0

24

6.7

60

10

0

2.7

00

.00

0

10

0

1.4

46

.76

0

10

0

2.7

00

.00

0

10

0

9.4

19

.55

2

1.3.13 Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan

Persentase cakupan jalan dan jembatan yang diinspeksi

1

10

0

45

.78

4

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

29

5.7

84

1.3.14 Program Pengaturan Jasa Konstruksi

Persentase Jumlah Rekomendasi Izin jasa konstruksi dengan Waktu Penerbitan Paling Lama 7(Tujuh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap

13

2

10

0

13

7.3

52

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

15

0.0

00

10

0

88

7.3

52

1.3.15 Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

Persentase Bangunan Pemerintah dalam kondisi bauik

56

6.3

63

.97

6

57

,50

14

.80

0.0

00

60

7.8

00

.00

0

63

5.3

85

.16

6

65

8.5

00

.00

0

67

8.5

00

.00

0

70

51

.34

9.1

42

1.4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

1.4.1 Program Pengembangan Perumahan

Persentase Rumah Layak Huni (%)

77

,52

79

,86

81

,44

90

0.0

00

83

,48

90

0.0

00

85

,57

90

0.0

00

87

,71

1.5

00

.00

0

89

,90

2.5

00

.00

0

89

,90

6.7

00

.00

0

1.4.2 Program Pengembangan Kawasan Permukiman

luas kawasan permukiman yang dikembangkan infratsrukturnya (Ha))

NA

1,5

0

5.9

81

.13

0

1,5

0

5.2

31

.48

9

1,5

0

6.5

31

.90

0

1,5

0

6.5

31

.90

0

1,5

0

8.5

00

.00

0

1,5

0

8.5

00

.00

0

9

41

.27

6.4

19

Page 321: rpjmd 2016-2021

VIII - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

1.5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat

1.5.1 Program Peningkatan dan Kesiagaan serta Pencegahan Bahaya Kebakaran

Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) (%)

12

,5

20

2.7

47

.04

0

30

5.0

00

.00

0

40

6.0

00

.00

0

50

7.0

00

.00

0

60

8.0

00

.00

0

70

9.0

00

.00

0

70

37

.74

7.0

40

1.5.2 Program peningkatan kapasitas keamanan dan ketertiban

Penegakan PERDA (%)

10

0

10

0

1.8

31

.36

0

10

0

1.8

00

.00

0

10

0

1.8

00

.00

0

10

0

1.8

50

.00

0

10

0

1.8

50

.00

0

10

0

3.2

00

.00

0

10

0

12

.33

1.3

60

1.5.3 Program pengembangan dan pembinaan PPNS Kabupaten / Kota

Jumlah PPNS yang dibina

11

11

64

.09

8

11

80

.00

0

11

80

.00

0

11

80

.00

0

11

80

.00

0

11

80

.00

0

11

46

4.0

98

1.5.4 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Meningkatnya kemampuan pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

50

60

20

1.4

50

65

12

2.0

00

70

12

4.2

00

75

26

.62

0

80

29

.28

2

85

32

.21

0

85

53

5.7

62

1.5.5 Program tanggap darurat dan logistik

Persentase korban bencana yang diberi bantuan (%)

90

95

25

1.8

12

10

0

45

2.7

50

10

0

49

3.0

25

10

0

53

7.3

27

10

0

58

6.0

39

10

0

63

9.6

42

10

0

2.9

60

.59

5

1.5.6 Program rehabilitasi / rekonstruksi pasca bencana

kerusakan sarana-prasarana serta fasilitas umum yang diakibatkan oleh bencana dapat berfungsi kembali (%)

70

,34

10

0

13

2.7

74

10

0

75

0.0

00

10

0

75

0.0

00

10

0

75

0.0

00

10

0

75

0.0

00

10

0

75

0.0

00

10

0

3.8

82

.77

4

1.6. Sosial

1.6.1 Program Perlindungan dan Pemberian Jaminan Sosial

Persentase Jumlah KK Miskin yang mendapatkan layanan kartu MACCA (%)

0

10

0

1.0

65

.82

4

10

0

1.3

40

.20

2

10

0

1.3

47

.65

6

10

0

1.4

11

.81

4

10

0

1.4

76

.41

5

10

0

1.5

41

.50

5

10

0

8.1

83

.41

6

1.6.2 Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin

Persentase RTM yang dibantu dalam pemenuhan hak dasar / beras sejahtera (%)

NA

10

0

59

5.1

92

10

0

35

5.4

00

10

0

35

5.4

00

10

0

35

6.6

00

10

0

35

6.6

00

10

0

35

6.6

00

10

0

2.3

75

.79

2

1.6.3 Program Pemberian pertimbangan, pendapat dan pendampingan Hukum keluarga miskin

Warga miskin yang mendapat bantuan hukum (%)

0

10

0

91

.56

8

10

0

10

0.0

00

10

0

10

0.0

00

10

0

10

0.0

00

10

0

10

0.0

00

10

0

10

0.0

00

10

0

59

1.5

68

1.6.4 Program Usaha Kemandirian Penduduk Miskin

Persentase Penduduk Miskin yang dilatih dan pemberian modal usaha

0,0

04

0,0

05

45

4.0

92

0,0

15

76

7.0

00

0,0

18

94

0.0

00

0,0

18

1.0

70

.00

0

0,0

19

1.1

90

.00

0

0,0

19

1.3

10

.00

0

0,0

97

5.7

31

.09

2

Page 322: rpjmd 2016-2021

VIII - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

1.6.5 Program Rehabilitasi Sosial

Persentase PMKS yang mendapat layanan program kesejahteraan sosial

NA

95

28

3.8

61

10

0

31

5.0

00

10

0

32

0.0

00

10

0

32

5.0

00

10

0

33

0.0

00

10

0

34

0.0

00

10

0

1.9

13

.86

1

2 Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berrkaitan Dengan Pelayanan Dasar

2.1. Tenaga Kerja

2.1.1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bersertifikat keahlian cukup (%)

60

63

46

8.8

28

65

2.3

99

.00

0

67

3.0

49

.00

0

72

3.0

83

.00

0

76

2.3

63

.00

0

85

73

4.0

00

85

12

.09

6.8

28

2.1.2 Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Pencari Kerja Yang ditempatkan (%) 1

2,9

1

15

66

6.6

15

20

79

1.0

00

25

79

8.0

00

30

86

5.0

00

40

1.0

65

.00

0

50

1.0

65

.00

0

50

5.2

50

.61

5

2.1.3 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Persentasi Perusahaan yang Terdaftar dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

2

5

11

4.4

60

10

18

5.0

00

20

22

0.0

00

30

25

5.0

00

40

29

0.0

00

40

31

5.0

00

40

1.3

79

.46

0

2.2. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak

2.2.1 Program Pemberdayaan Perempuan dan Kestaraan Gender

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (%)

89

,23

89

,30

22

8.9

20

89

,50

27

0.0

00

89

,55

29

0.0

00

89

,60

31

0.0

00

89

,65

33

0.0

00

89

,75

35

0.0

00

89

,75

1.7

78

.92

0

2.2.2 Program Peningkatan Kualitas keluarga dan Perlindungan Anak

Rasio KDRT (%)

0,0

37

0,0

35

13

7.3

52

0,0

32

20

0.0

00

0,0

30

25

0.0

00

0,0

28

30

0.0

00

0,0

26

35

0.0

00

0,0

24

40

0.0

00

0,0

24

1.6

37

.35

2

2.3. Pangan

2.3.1 Program Penyelenggaraan Ketahanan Pangan

Ketersediaan Pangan Utama (beras) (Ton)

13

01

82

13

66

91

69

2.2

54

14

35

26

80

9.0

00

15

07

02

86

6.0

00

15

82

37

90

0.0

00

16

61

49

94

3.0

00

17

44

56

99

1.0

00

17

44

56

5.2

01

.25

4

2.3.2 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Pengawasan Keamanan Pangan

Skor pola pangan harapan

87

,90

88

34

7.9

58

90

,00

40

0.0

00

92

,50

42

0.0

00

95

,00

46

0.0

00

97

,50

52

0.0

00

10

0

55

0.0

00

10

0

2.6

97

.95

8

2.4. Pertanahan

2.4.1 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

Luas tanah yang tersedia untuk pemakaman umum, tanam, dan Tempat Pengelolaan Sampah (Ha)

52

,76

5,0

4

13

0.8

05

7,0

4

2.6

75

.00

0

8,5

4

2.1

85

.00

0

10

,54

1.6

96

.00

0

10

,54

1.7

08

.10

0

10

,54

1.7

21

.41

0

10

5

10

.11

6.3

15

24.4.2 Progrram Penyelesaiaan Konflik-Konflik Pertnahan

Jumlah Kasus tanah yang diselesaikan

NA

10

59

.17

3

10

50

.00

0

10

55

.00

0

10

60

.50

0

10

66

.55

0

10

73

.20

5

60

36

4.4

28

Page 323: rpjmd 2016-2021

VIII - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

2.5. Lingkungan Hidup

2.5.1 Program Pembangunan, penataan, dan pemeliharaan taman kota

Luas Taman Kota yang dibangun, ditata, dan dipelihara (m2)

62

.06

0

2.9

72

.89

2

1.0

80

2.1

45

.00

0

1.6

26

1.4

95

.50

0

1.4

65

2.4

51

.00

0

18

4

1.1

59

.50

0

31

5

56

8.0

00

66

.73

0

10

.79

1.8

92

2.5.2 Program Ruang Terbuka Hijau

Persentase tersedianya luasan RTH publik selesai 20% dari luas perkotaan

15

,33

25

,00

91

.56

8

35

,00

10

0.0

00

45

,00

10

0.0

00

50

,00

10

0.0

00

55

,00

10

0.0

00

60

,00

10

0.0

00

60

,00

59

1.5

68

2.5.3 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Volume sampah yang tertangani (M3) 1

80

19

5

1.5

89

.14

8

21

5,1

4

3.0

00

.00

0

23

5,2

8

3.0

00

.00

0

25

5,4

2

3.0

00

.00

0

27

5,5

6

3.0

00

.00

0

29

5,7

3.0

00

.00

0

29

5,7

16

.58

9.1

48

2.5.4 Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Persentasi peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan hidup

10

0

10

0

26

2.8

00

10

0

36

8.0

00

10

0

40

4.0

00

10

0

45

0.0

00

10

0

49

8.0

00

10

0

54

5.0

00

10

0

2.5

27

.80

0

2.5.5 Program Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

Luas daerah rawan banjir dan longsor yang tertangani (Ha)

29

3,6

5

37

3,6

5

90

4.7

01

47

3,6

5

1.8

90

.00

0

57

3,6

5

1.9

05

.00

0

67

3,6

5

2.2

15

.00

0

77

3,6

5

2.2

30

.00

0

87

3,6

5

2.3

95

.00

0

37

42

11

.53

9.7

01

2.5.6 Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup

Jumlah peserta Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup

NA

50

10

.98

8

75

30

.00

0

75

30

.00

0

10

0

30

.00

0

10

0

30

.00

0

10

0

30

.00

0

50

0

16

0.9

88

2.6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2.6.1 Program Penataan Administrasi Kependudukan

Kepemilikan Kartu Administrasi penduduk dan catatan sipil

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

85

.1

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

87

73

2.5

44

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

89

1.0

00

.00

0

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

92

1.0

00

.00

0

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

95

1.0

00

.00

0

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

98

1.0

00

.00

0

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

10

0

1.0

00

.00

0

Kep

emil

ikan

K

TP

(%

) =

10

0

5.7

32

.54

4

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 0

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 8

6

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 8

6

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 8

7

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 8

8

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 8

9

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 9

0

Kep

emil

ikan

K

IA (

%)

= 9

0

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 3

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 4

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 6

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 1

0

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 1

5

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 2

0

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 2

5

Kep

emil

ikan

Ak

ta

Kem

atia

n (

%)

= 2

5

2.7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

2.7.1 Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat Desa / Kelurahan

LPM aktif

10

0

10

0

36

6.4

19

10

0

65

8.5

42

10

0

64

1.0

41

10

0

69

9.5

41

10

0

68

0.0

41

10

0

69

3.5

00

10

0

3.7

39

.08

4

2.7.2 Program Perencanaan Pembangunan Desa

% Desa menyusun RPJMDesa , RKPDesa dan APBDesa tepat waktu

NA

10

0

64

.09

8

10

0

13

1.1

38

10

0

13

8.0

00

10

0

14

5.0

00

10

0

15

3.0

00

10

0

16

0.0

00

10

0

79

1.2

36

Page 324: rpjmd 2016-2021

VIII - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

2.7.3 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

Persentase swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan ekonomi masyarakat

75

10

0

21

7.2

63

10

0

49

0.0

00

10

0

52

5.0

00

10

0

56

0.0

00

10

0

48

5.0

00

10

0

52

0.0

00

10

0

2.7

97

.26

3

2.7.4 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa

Jumlah pemerintah desa yang difasilitasi

49

49

50

3.6

24

49

35

0.0

00

49

39

0.0

00

49

42

0.0

00

49

45

0.0

00

49

45

0.0

00

49

2.5

63

.62

4

2.8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

2.8.1 Program Pengendalian Penduduk

Total Fertylity Rate (%)

2,3

2,2

5

68

.67

6

2,2

0

10

0.0

00

2,1

5

12

5.0

00

2,1

0

15

0.0

00

2,0

5

17

5.0

00

2

20

0.0

00

2

81

8.6

76

2.8.2 Program KB Ratio Akseptor KB (%) dan Cakupan PUS yang ber-KB (%)

75

,06

75

,50

1.2

62

.72

3

76

1.5

00

.00

0

76

,25

1.6

00

.00

0

76

,50

1.7

00

.00

0

76

,75

1.8

00

.00

0

77

1.9

00

.00

0

77

9.7

62

.72

3

0.8.3 Program Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

Persentase Keluarga Prasejahtera dan sejahtera I yang tertangani

14

,88

13

11

4.4

60

12

15

0.0

00

11

17

5.0

00

10

18

0.0

00

9

19

0.0

00

8

20

0.0

00

8

1.0

09

.46

0

2.9. Perhubungan

2.9.1 Program Penerangan Jalan

Panjang jangkauan penerangan (km) 1

21

12

4

1.2

00

.00

0

12

7

2.0

00

.00

0

13

0

2.0

00

.00

0

13

3

2.0

00

.00

0

13

6

2.0

00

.00

0

13

9

2.0

00

.00

0

13

9

11

.20

0.0

00

2.9.2 Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

Jumlah Terminal

6

6

-

5

3.5

00

.00

0

6

8.0

00

.00

0

6

-

6

-

6

-

6

11

.50

0.0

00

2.9.3 Program Pelayanan Angkutan

Jumlah orang yang terangkut angkutan umum (Orang)

85

8.2

40

90

00

00

13

0.0

00

92

5.0

00

13

1.0

00

95

0.0

00

14

7.0

00

97

5.0

00

15

3.0

00

1.0

00

.00

0

16

4.0

00

1.0

25

.00

0

17

0.0

00

1.0

25

.00

0

89

5.0

00

2.9.4 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi LLAJ

Persentasi Prasarana dan Fasilitas LLAJ dalam kondisi baik

85

.54

87

.86

15

4.4

50

93

.75

17

2.9

84

95

.86

19

3.7

42

10

0

21

6.9

91

10

0

24

3.0

30

10

0

27

2.1

94

10

0

1.2

53

.39

1

2.9.5 Program Peningkatan dan Pengamanan lalu lintas

Pemenuhan Sarana Pengamanan Lalu Lintas (%)

85

87

23

5.0

00

90

1.2

35

.00

0

93

92

0.0

00

96

88

0.0

00

99

97

5.0

00

10

0

93

5.0

00

10

0

5.1

80

.00

0

2.10. Komunikasi dan Informatika

2.10.1 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

jumlah layanan Cakupan IT 0

9 t

itik

34

9.7

60

55

Tit

ik

88

0.0

00

13

ttk

27

5.0

00

13

ttk

34

8.0

00

13

ttk

36

0.0

00

18

ttk

37

1.3

50

12

1 t

tk

2.5

84

.11

0

2.10.2 Program pengembangan komunikasi dan informatika

Jumlah Desa / Kelurahan yang terakses informasi

70

70

51

.69

6

70

13

2.5

00

70

19

8.9

34

70

10

9.6

90

70

13

7.1

36

70

16

5.8

50

70

79

5.8

06

Page 325: rpjmd 2016-2021

VIII - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

2.10.3 Program Kerja Sama Infromasi dan Media Massa

Jumnlah Pelaksanaan Diseminasi dan pendistribusian infromasi pembangunan daerah melalui media massa dan media lainnya

25

kal

i

26

49

.53

4

27

63

.50

0

28

70

.50

0

29

67

.48

7

30

79

.50

0

31

82

.00

0

32

41

2.5

21

2.10.4 Program Peningkatan SDM di Bidang Komunikasi dan Informatika

% Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informatika

0

65

53

.00

0

70

59

.44

0

75

79

.55

0

80

-

91

.20

5

85

86

.38

5

90

95

.12

3

95

46

4.7

03

2.11. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

2.11.1 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Koperasi Aktif (%)

88

,94

89

43

.39

9

89

,05

11

2.0

00

89

,11

12

2.0

00

89

,16

13

7.0

00

89

,22

15

6.0

00

89

,27

15

6.0

00

89

,27

72

6.3

99

2.11.2 Program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Menengah, Usaha Kecil, dan Usaha Mikro (UMKM)

UMKM (%)

98

,89

98

,91

14

1.0

54

98

,94

58

1.0

00

98

,96

60

9.0

00

98

,98

66

3.0

00

99

,00

39

7.0

00

99

,02

27

0.0

00

99

,02

2.6

61

.05

4

2.12. Penanaman Modal

2.12.1 Program Peningkatan Iklim dan Promosi Investasi

Jumlah investor (PMDN / PMA) 2

0

25

10

0.0

00

30

20

0.0

00

35

30

0.0

00

40

40

0.0

00

45

50

0.0

00

50

60

0.0

00

22

5

2.1

00

.00

0

2.13. Kepemudaan dan Olahraga

2.13.1 Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan

Jumlah Organisasi Pemuda

23

24

42

3.7

08

25

46

2.7

25

26

46

2.7

25

27

46

2.7

25

28

46

2.7

25

28

46

2.7

25

28

2.7

37

.33

3

2.13.2 Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda

Jumlah Kegiatan Kepemudaan

2

2

28

.91

3

3

31

.57

5

3

31

.57

5

4

31

.57

5

4

31

.57

5

4

31

.57

5

20

18

6.7

88

2.13.3 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

Jumlah Organisasi Olah Raga

20

21

1.2

91

.75

0

22

1.4

45

.70

0

23

1.5

65

.70

0

24

1.6

85

.70

0

25

1.8

30

.70

0

25

1.8

30

.70

0

25

9.6

50

.25

0

2.14. Statistik

2.14.1 Program Pengembangan Statistik Daerah

Persentase Ketersediaan Data / Informasi Pembangunan Daerah (%)

90

%

10

0%

63

4.4

50

10

0%

70

8.2

50

10

0%

63

2.3

50

10

0%

74

8.6

50

10

0%

69

3.5

00

10

0%

71

6.0

00

10

0%

4.1

33

.20

0

2.15. Persandian

2.15.1 Program penyelenggaraan Persandian

Infromasi yang diamankan (%)

10

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

50

.00

0

10

0

30

0.0

00

Page 326: rpjmd 2016-2021

VIII - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

2.16. Kebudayaan

2.16.1 Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman dan Kekayaan Budaya

Cakupan Keragaman dan kekayaan budaya yang dilestarikan dan dikembangkan (%)

14

,93

17

,91

54

9.4

08

19

,40

70

0.0

00

22

,39

80

0.0

00

23

,88

85

0.0

00

25

,37

87

0.0

00

26

,87

90

0.0

00

26

,87

4.6

69

.40

8

2.17. Perpustakaan

2.17.1 Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

Persentase bahan pustaka yang diadakan

27

28

,12

25

9.1

80

28

,71

48

8.7

28

29

,20

48

3.5

49

29

,69

51

9.7

35

30

,23

57

2.7

10

30

,75

55

5.3

35

30

,75

2.8

79

.23

7

2.18. Kearsipan

2.17.1 Program Penyelamatan dan Pelestarian dokumen / arsip daerah

Cakupan SKPD yang dibina dalam penerapan arsip secara baku

1

3

42

.64

8

5

10

8.0

31

5

12

2.7

60

5

13

7.7

03

6

15

4.3

97

6

17

2.6

25

31

73

8.1

64

3 Urusan Pilihan

3.1. Kelautan dan Perikanan

3.3.1 Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perikanan Tangkap

Produksi ikan (ton)

1.6

15

,91

to

n

2.7

00

to

n

1.2

17

.80

9

3.0

00

to

n

1.9

22

.26

1

3.3

00

to

n

2.5

39

.86

6

3.6

30

to

n

3.2

47

.74

9

3.9

93

to

n

4.3

32

.74

9

4.3

92

,30

to

n

4.8

75

.94

9

4.3

92

,30

to

n

18

.13

6.3

83

3.3.2 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Jumlah jenis olahan hasil perikanan lokal di pasaran

5 je

nis

5 je

nis

11

5.5

58

6 je

nis

14

5.2

00

6 je

nis

16

0.0

00

6 je

nis

17

5.0

00

7 je

nis

21

0.0

00

7 je

nis

23

5.0

00

7 je

nis

1.0

40

.75

8

3.2. Pariwisata

3.2.1 Program Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata

Jumlah Wisatawan

18

5.1

80

19

2.7

76

55

3.6

20

20

1.3

00

77

0.0

00

21

1.1

00

89

5.0

00

22

1.9

20

1.7

23

.00

0

23

4.1

26

1.0

55

.00

0

24

8.2

00

93

0.0

00

24

8.2

00

5.9

26

.62

0

3.3. Pertanian

3.3.1 Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu hasil tanaman pangan

Peningkatan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan

Pad

i (G

KG

) =

22

6.4

33

to

n (

-23

.94

%)

Pad

i (G

KG

) =

28

5.7

76

to

n (

3%

)

5.6

03

.28

8

Pad

i (G

KG

) =

29

5.3

92

to

n (

3%

)

10

.00

0.0

00

Pad

i (G

KG

) =

30

5.1

25

to

n (

3%

)

11

.00

0.0

00

Pad

i (G

KG

) =

31

4.9

50

to

n (

3%

)

12

.00

0.0

00

Pad

i (G

KG

) =

32

4.8

96

to

n (

3%

)

13

.00

0.0

00

Pad

i (G

KG

) =

33

4.9

35

to

n (

3%

)

14

.00

0.0

00

Pad

i (G

KG

) =

33

4.9

35

to

n (

3%

)

65

.60

3.2

88

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

1.1

27

to

n (

14

,84

%)

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

2.6

02

to

n (

9%

)

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

3.7

22

to

n (

3%

)

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

4.8

75

to

n (

3%

)

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

6.0

52

to

n (

3%

)

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

7.2

47

to

n (

3%

)

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

8.4

76

to

n (

3%

)

Jagu

ng

(P

ipil

an K

erin

g)

= 4

8.4

76

to

n (

3%

)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 4

.94

7 t

on

(1

6,9

8%

)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 6

.40

1 t

on

(2

8%

)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 6

.69

0 t

on

(5

%)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 6

.98

4 t

on

(4

%)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 7

.28

8 t

on

(4

%)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 7

.60

0 t

on

(4

%)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 7

.92

0 t

on

(4

%)

Ked

elai

(p

ipil

an k

erin

g)

= 7

.92

0 t

on

(4

%)

Page 327: rpjmd 2016-2021

VIII - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Kac

ang

Tan

ah =

40

6

ton

(-6

7,5

5%

)

Kac

ang

Tan

ah (

To

n)

= 5

26

Kac

ang

Tan

ah (

To

n)

= 6

24

(1

9%

)

Kac

ang

Tan

ah (

To

n)

= 7

25

(1

6%

)

Kac

ang

Tan

ah (

To

n)

= 8

29

(1

4%

)

Kac

ang

Tan

ah (

To

n)

= 9

36

(1

3%

)

Kac

ang

Tan

ah (

To

n)

= 1

04

6 (

12

%)

Kac

ang

Tan

ah (

To

n)

= 1

04

6 (

12

%)

Kac

ang

Hij

au

(To

n)

= 3

29

(-

51

,33

%)

Kac

ang

Hij

au =

9

44

to

n (

12

1%

)

Kac

ang

Hij

au =

1

.01

4 t

on

(1

3%

)

Kac

ang

Hij

au =

1

.08

7 t

on

(1

2%

)

Kac

ang

Hij

au =

1

.16

3 t

on

(1

1%

)

Kac

ang

Hij

au =

1

.24

0 t

on

(1

0%

)

Kac

ang

Hij

au =

1

.32

0 t

on

(1

0%

)

Kac

ang

Hij

au =

5

52

to

n (

10

%)

Ub

i Kay

u =

23

1

ton

(-7

0,6

1%

)

Ub

i Kay

u =

44

4

ton

(2

42

%)

Ub

i Kay

u =

66

7

ton

(5

0%

)

Ub

i Kay

u =

92

7

ton

(3

9%

)

Ub

i Kay

u =

1

.22

2 t

on

(3

2%

)

Ub

i Kay

u =

1

.55

2 t

on

(2

7%

)

Ub

i Kay

u =

1

.91

7 t

on

(2

4%

)

Ub

i Kay

u =

1

.91

7 t

on

(2

4%

)

Ub

i Jal

ar =

12

3 t

on

(1

46

%)

Ub

i Jal

ar =

19

7 t

on

(6

0%

)

Ub

i Jal

ar =

24

0 t

on

(2

2%

)

Ub

i Jal

ar =

28

6 t

on

(1

9%

)

Ub

i Jal

ar =

33

6 t

on

(1

7%

)

Ub

i Jal

ar =

39

0 t

on

(1

6%

)

Ub

i Jal

ar =

44

7 t

on

(1

5%

)

Ub

i Jal

ar =

44

7 t

on

(1

5%

)

3.3.2 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Peningkatan jumlah populasi ternak

Po

pu

lasi

Sap

i =

41

.32

7 e

ko

r

Po

pu

lasi

Sap

i =

46

.00

0 e

ko

r

84

3.6

71

Po

pu

lasi

Sap

i =

49

.00

0 e

ko

r

2.1

17

.42

2

Po

pu

lasi

Sap

i =

52

.00

0 e

ko

r

2.6

47

.57

2

Po

pu

lasi

Sap

i =

55

.00

0 e

ko

r

2.6

00

.07

2

Po

pu

lasi

Sap

i =

60

.00

0 e

ko

r

3.1

71

.07

2

Po

pu

lasi

Sap

i =

65

.00

0 e

ko

r

3.1

74

.07

2

Po

pu

lasi

Sap

i =

65

.00

0 e

ko

r

14

.55

3.8

81

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

21

.82

9 e

ko

r

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

24

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

27

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

30

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

33

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

35

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

37

.50

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Kam

bin

g =

37

.50

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

1.8

18

.78

4 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

1.8

50

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

1.9

42

.50

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

2.0

40

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

2.1

40

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

2.2

50

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

2.3

65

.00

0 e

ko

r

Po

pu

lasi

Un

ggas

=

2.3

65

.00

0 e

ko

r

3.3.3 program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian / perkebunan

Persentase Peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan (%)

24

,47

41

,04

11

.79

0.9

74

43

,45

12

.04

5.0

00

45

,94

12

.45

0.0

00

48

,3

12

.81

0.0

00

50

,61

13

.09

5.7

50

52

,87

13

.12

3.0

38

52

,87

75

.31

4.7

62

Panjang Jalan Usaha Tani / produksi (km) 1

65

20

0

4.0

06

.10

0

23

5

6.0

00

.00

0

27

0

6.3

00

.00

0

81

6.6

15

.00

0

11

6

6.9

45

.75

0

15

1

7.2

93

.03

8

37

.15

9.8

88

Ketersediaan Alsintan

55

80

56

51

46

0.0

83

57

22

3.0

45

.00

0

57

93

3.1

50

.00

0

34

1

3.1

95

.00

0

41

2

3.1

50

.00

0

46

9

2.8

30

.00

0

15

.83

0.0

83

3.3.4 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian

Jumlah Jenis Komoditi yang dipasarkan

4

14

1.8

83

4

14

5.0

00

4

14

5.0

00

4

14

5.0

00

5

14

5.0

00

5

14

5.0

00

5

86

6.8

83

3.3.5 Program penguatan Kelembagaan Pelaku Utama

Lembaga Petani yang mandiri (%)

20

25

38

0.0

07

30

58

5.0

00

35

46

0.0

00

40

49

5.0

00

45

52

0.0

00

50

76

0.0

00

50

3.2

00

.00

7

Page 328: rpjmd 2016-2021

VIII - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

3.3.6 Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu Hasil Perkebunan

Peningkatan jumlah produksi tananaman perkebunan

Kak

ao =

12

.34

5

ton

Kak

ao =

12

.59

2

ton

Kak

ao =

12

.84

4

ton

2.3

00

.00

0

Kak

ao =

13

.10

1

ton

2.4

00

.00

0

Kak

ao =

13

.36

3

ton

2.5

00

.00

0

Kak

ao =

13

.63

0

ton

2.6

00

.00

0

Kak

ao =

13

.90

2

ton

2.7

00

.00

0

Kak

ao =

13

.90

2

ton

12

.50

0.0

00

Tem

bak

au =

4

5,3

8 t

on

Tem

bak

au =

6

0 t

on

Tem

bak

au =

7

3,4

7 t

on

Tem

bak

au =

8

6,3

5 t

on

Tem

bak

au =

8

1,2

3 t

on

Tem

bak

au =

9

4,1

1 t

on

Tem

bak

au =

1

06

,99

to

n

Tem

bak

au =

1

06

,99

to

n

3.3.7 Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan promosi Hasil Perkebunan

Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perkebunan (Unit)

73

11

64

.09

8

18

37

0.7

00

30

23

5.7

00

20

19

0.2

00

20

19

5.7

00

20

19

5.7

00

11

9

1.2

52

.09

8

3.3.8 Program Pengembangan Sutra Alam

Produksi kokon (kg)

4.3

91

,40

6

6,7

21

10

,02

1

1.0

00

.00

0

13

,32

1

1.0

00

.00

0

15

,52

1

1.0

00

.00

0

17

,72

1

1.0

00

.00

0

19

,72

1

1.0

00

.00

0

19

,72

1

5.0

00

.00

0

3.3.9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Persentase jenis kasus penyakit ternak (%)

50

50

34

0.6

60

40

2.6

48

.38

0

30

44

3.3

80

20

44

3.3

80

10

44

3.3

80

0

44

3.3

80

0

4.7

62

.56

0

3.3.10 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

Peningkatan penyebarluasan informasi tentang produk dan inovasi hasil peternakan

3 k

ali

3 k

ali

12

.49

9

3 k

ali

16

3.6

50

4 k

ali

13

.65

0

4 k

ali

13

.65

0

4 k

ali

13

.65

0

5 k

ali

16

3.6

50

22

kal

i

38

0.7

49

3.3.11 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

jumlah kelompok yang menerapkan teknologi tepat guna 5

0 k

elo

mp

ok

3 k

elo

mp

ok

13

8.6

89

3 k

elo

mp

ok

27

1.6

00

3 k

elo

mp

ok

44

8.9

00

3 k

elo

mp

ok

51

8.5

50

3 k

elo

mp

ok

55

5.0

00

3 k

elo

mp

ok

64

1.3

80

68

kel

om

po

k

2.5

74

.11

9

3.3.12 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian

Jumlah Regulasi Lahan Pangan Berkelanjutan (perda)

0

0 1

20

0.0

00

50

.00

0

50

.00

0

50

.00

0

50

.00

0

1

40

0.0

00

3.3.13 Program Peningkatan Produksi dan Roduktifitas tanaman hortikultura

Peningkatan jumlah produksi tanaman hortikultura

Baw

ang

Mer

ah

= 7

9,5

0 t

on

Baw

ang

Mer

ah

= 1

50

to

n

39

9.9

23

Baw

ang

Mer

ah

= 1

80

to

n

1.0

00

.00

0

Baw

ang

Mer

ah

= 1

60

to

n

1.2

00

.00

0

Baw

ang

Mer

ah

= 2

00

to

n

1.4

00

.00

0

Baw

ang

Mer

ah

= 2

00

to

n

1.6

00

.00

0

Baw

ang

Mer

ah

= 2

00

to

n

1.8

00

.00

0

Baw

ang

Mer

ah

= 2

00

to

n

7.3

99

.92

3

Cab

ai M

erah

=

74

,50

to

n

Cab

ai M

erah

=

12

0 t

on

Cab

ai M

erah

=

15

0 t

on

Cab

ai M

erah

=

16

0 t

on

Cab

ai M

erah

=

16

0 t

on

Cab

ai M

erah

=

16

0 t

on

Cab

ai M

erah

=

16

0 t

on

Cab

e R

awit

=

59

,40

to

n

Cab

e R

awit

=

90

to

n

Cab

e R

awit

=

12

0 t

on

Cab

e R

awit

=

15

0 t

on

Cab

e R

awit

=

15

0 t

on

Cab

e R

awit

=

15

0

Cab

e R

awit

=

15

0 t

on

Cab

e R

awit

=

15

0 t

on

Du

rian

=

30

4,5

0

ton

Du

rian

=

35

0 t

on

Du

rian

=

40

0 t

on

Du

rian

=

43

0 t

on

Du

rian

=

43

0 t

on

Du

rian

=

43

0 t

on

Du

rian

=

43

0

Du

rian

=

43

0

Pis

ang

=

1.3

95

,10

to

n

Pis

ang

=

14

00

to

n

Pis

ang

=

1.4

50

to

n

Pis

ang

=

1.5

00

to

n

Pis

ang

=

1.5

50

to

n

Pis

ang

=

1.6

00

to

n

Pis

ang

=

1.6

00

to

n

Pis

ang

=

1.6

00

to

n

Man

gga

=

3.7

18

,5 t

on

Man

gga

=

4.0

00

to

n

Man

gga

=

4.2

50

to

n

Man

gga

=

4.5

00

to

n

Man

gga

=

4.7

50

to

n

Man

gga

=

5.0

00

to

n

Man

gga

=

5.2

50

to

n

Man

gga

=

5.2

50

to

n

Page 329: rpjmd 2016-2021

VIII - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Jah

e =

1

8,5

6 t

on

Jah

e =

20

to

n

Jah

e =

22

to

n

Jah

e =

25

to

n

Jah

e =

26

to

n

Jah

e =

28

to

n

Jah

e =

30

to

n

Jah

e =

30

to

n

Ken

cur

=

3,8

4 t

on

Ken

cur

=

20

to

n

Ken

cur

=

25

to

n

Ken

cur

=

25

to

n

Ken

cur

=

25

to

n

Ken

cur

=

25

to

n

Ken

cur

=

25

to

n

Ken

cur

=

25

to

n

3.3.14 Program Peningkatan Kapasitas SDM DAN Kelembagaan Penyuluh

% efektifitas penyelenggaraan penyuluhan

90

91

1.3

09

.42

2

92

1.5

05

.00

0

93

1.5

75

.00

0

94

1.6

35

.00

0

95

1.6

90

.00

0

96

1.7

10

.00

0

96

9.4

24

.42

2

3.4. Kehutanan

3.4.1 Program Pemanfaatan Potensi Sumbr Daya Hutan

Luas Lahan yang direhabilitasi (Ha)

10

0

85

1.5

82

10

0

85

1.5

82

3.4.2 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Luas Kerusakan Kawasan Hutan

60

3.1

90

60

3.1

90

3.4.3 Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

Jumlah Industri Hasil Hutan yang dibina

13

13

83

.14

4

13

83

.14

4

3.4.4 Program Penelolaan Tahura

Luas Tahura (Ha)

0

0

30

00

15

0.0

00

30

00

15

0.0

00

30

00

15

0.0

00

30

00

15

0.0

00

30

00

15

0.0

00

30

00

75

0.0

00

3.5. Energi dan Sumber Daya Mineral

3.6. Perdagangan

3.6.1 Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan

Jumlah Pasar Yang Representatif

8

9

17

9.1

99

11

3.0

00

.00

0

13

4.0

00

.00

0

15

5.0

00

.00

0

17

8.0

00

.00

0

17

8.0

00

.00

0

17

28

.17

9.1

99

3.6.2 Program Peningkatan Pelayanan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Barang

% tingkat kestabilan harga barang

93

,94

%

94

,00

46

.80

0

95

,00

34

.00

0

96

,00

33

.00

0

97

,00

35

.00

0

98

,00

37

.00

0

99

,00

35

.00

0

99

,00

22

0.8

00

3.6.3 Program Perlindungan Konsumen

Peningkatn jumlah barang beredar yang diawasi dan peralatan yang digunakan

48

51

,00

60

00

55

.68

7

70

00

75

.00

0

75

00

68

.00

0

80

00

69

.00

0

90

00

85

.00

0

10

00

0

93

.00

0

47

50

0

44

5.6

87

3.7. Perindustrian

3.7.1 Program Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kecil Menengah

% Pertumbuhan IKM

0,3

3

16

,67

11

7.4

46

21

,80

59

3.0

00

26

,33

51

7.0

00

30

,37

48

1.0

00

33

,99

49

8.0

00

37

,25

35

0.0

00

37

,25

2.5

56

.44

6

3.8. Transmigrasi

3.8.1 Program Perencanaan, dan Pengembangan kawasan transmigrasi

Pendapatan perkapita transmigran

43

00

00

57

50

00

22

4.9

60

64

50

00

0

24

5.6

75

73

50

00

0

24

5.6

75

84

00

00

0

24

5.6

75

95

50

00

0

24

5.6

75

95

50

00

0

24

5.6

75

95

50

00

0

1.4

53

.33

5

Page 330: rpjmd 2016-2021

VIII - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

4 Urusan Fungsi Penunjang

4.1. Perencanaan Pembangunan daerah

4.1.1 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

% Ketersediaan dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang sesuai dengan regulasi

10

0

10

0

1.7

00

.07

5

10

0

1.0

30

.96

0

10

0

1.2

16

.93

5

10

0

1.0

58

.71

0

10

0

1.1

82

.96

0

10

0

1.9

17

.21

0

10

0

8.1

06

.85

0

4.1.2 Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan

% program RPJMD yang dijabarkan kedalam RKPD

88

,37

10

0

20

6.9

57

10

0

90

0.0

00

10

0

56

3.0

00

10

0

38

5.0

00

10

0

40

5.0

00

10

0

43

5.0

00

10

0

2.8

94

.95

7

4.1.3 Program Peningkatan Kapasitas SDM Perencanaan Pembangunan daerah

Persentase ASN yang meningkat kompetensinya dalam hal perencanaan

14

,63

15

8.4

13

29

,27

19

3.0

00

43

,90

20

3.0

00

58

,54

22

1.0

00

73

,17

23

1.0

00

87

,80

24

1.0

00

87

,80

1.2

47

.41

3

4.2. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

4.2.1 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.

% Penetapan Dokumen Pengelolaan Keuangan daerah tepat waktu

10

0

10

0

1.6

63

.59

4

10

0

3.0

00

.00

0

10

0

3.0

00

.00

0

10

0

3.0

00

.00

0

10

0

3.0

00

.00

0

10

0

3.0

00

.00

0

10

0

16

.66

3.5

94

4.2.2 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Barang Milik Daerah.

% SKPD dengan Pencatatan Aset yang benar

33

,75

69

,46

57

1.1

78

74

,33

1.5

00

.00

0

80

,73

1.5

00

.00

0

87

,13

1.5

00

.00

0

93

,53

1.5

00

.00

0

10

0

1.5

00

.00

0

10

0

8.0

71

.17

8

4.2.3 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

% Peningkatan PAD

1,1

3

1,1

8

1.1

69

.14

8

1,3

9

2.0

00

.00

0

1,5

9

2.0

00

.00

0

1,8

0

2.0

00

.00

0

2,0

0

2.5

00

.00

0

2,2

2

2.5

00

.00

0

2,2

2

12

.16

9.1

48

4.3. Kepagawaian dan Diklat

4.3.1 Program Peningkatan Disiplin dan Kinerja Aparatur

Tingkat kedisiplinan ASN (%)

98

,58

%

98

,58

%

53

8.9

99

98

,58

%

10

7.5

41

98

,58

%

13

5.2

43

98

,58

%

11

5.0

30

98

,58

%

11

6.9

06

98

,58

%

11

8.8

87

10

0%

1.1

32

.60

6

4.3.2 Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Dalam Jabatan

Persentase PNS yang mengikuti diklat pada BKD Kabupaten Soppeng sesuai analisis kebutuhan diklat

5,1

4%

5,1

4%

1.5

65

.52

8

9,2

5%

4.2

60

.45

6

6,7

1%

2.0

62

.76

1

9,3

9%

3.1

52

.68

9

6,2

0%

2.4

57

.01

7

10

,09

%

3.7

87

.01

7

46

,78

%

17

.28

5.4

68

4.3.3 Program Perencanaan dan Mutasi Kepegawaian ASN

Persentase pemenuhan ASN

98

,58

%

92

,27

%

92

3.2

46

92

,27

%

2.5

00

.00

0

92

,27

%

2.5

00

.00

0

92

,27

%

2.5

00

.00

0

92

,27

%

2.5

00

.00

0

92

,27

%

2.5

00

.00

0

92

,27

%

13

.42

3.2

46

4.3.4 Program Penyelenggaraan Pelayanan Kepegawaian

Persentase pelayanan kepegawaian secara tepat waktu

10

0%

10

0%

18

9.1

15

10

0%

32

5.1

90

10

0%

32

5.1

90

10

0%

26

5.1

90

10

0%

31

7.1

90

10

0%

31

7.1

90

10

0%

1.7

39

.06

5

Page 331: rpjmd 2016-2021

VIII - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

4.4. Pemerintahan Umum

SEKDA

4.4.1 Program Peningkatan Kedinesan KDH dan WKDH

Persentase pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

10

0

10

0

2.4

45

.32

3

10

0

2.9

37

.55

0

10

0

3.2

31

.30

5

10

0

3.5

54

.43

6

10

0

3.9

09

.87

9

10

0

4.3

00

.86

7

60

0

20

.37

9.3

60

4.4.2 Program Peningkatan Pengembangan Sistem evaluasi kinerja dan penyelenggaraan pemerintah daerah

Opini laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

C

C C

C

12

5.0

00

CC

14

0.0

00

CC

15

5.0

00

B

17

0.0

00

B

18

5.0

00

B

77

5.0

00

4.4.3 Program Penguatan Kelembagaan daerah

Persentase SKPD yang Kelembagaannya telah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan

70

80

68

1.2

84

90

35

3.2

06

10

0

44

3.8

93

10

0

44

2.5

90

10

0

44

2.5

90

10

0

44

2.5

90

10

0

2.8

06

.15

3

4.4.4 Program fasilitasi dan koordinasi kebijakan pemda

Persentase SKPD yang terfasilitasi N

A

10

0

1.2

35

.12

7

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

7.9

68

.44

2

4.4.5 Program Koordinasi dan fasilitasi kesejahteraan rakyat, keagamaan dan penanggulangan narkoba

Terfasilitasinya kegiatan kesejahteraan rakyat, Keagamaan dan penanggulangan narkoba

NA

10

0

1.2

35

.12

7

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

1.3

46

.66

3

10

0

7.9

68

.44

2

4.4.6 Program pengendalian administrasi pembangunan daerah

Terwujudnya Dokumen Pelaporan data capaian fisik dan pembinaan jasa konstuksi

Ad

a

Ad

a

12

2.2

80

Ad

a

14

6.8

94

Ad

a

16

1.5

83

Ad

a

17

7.7

42

Ad

a

19

5.5

16

Ad

a

21

5.0

68

Ad

a

1.0

19

.08

3

4.4.7 Program penyelenggaraan layanan pengadaan barang dan jasa

Persentase Penyelesaian Pengadaan Barang / Jasa Tepat Waktu

10

0

10

0

55

2.4

91

10

0

66

3.7

05

10

0

73

0.0

75

10

0

80

3.0

82

10

0

88

3.3

90

10

0

97

1.7

29

4.6

04

.47

2

4.4.8 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

Tertanganinya Kasus Pengaduan di lingkup Pemerintah Daerah

4

2

28

4.0

20

2

34

1.1

91

2

37

5.3

10

2

41

2.8

41

2

45

4.1

25

2

49

9.5

38

2

2.3

67

.02

5

4.4.9 Program pembinaan dan pengembangan keprotokoleran

terlaksananya aktifitas keprotokolan daerah

10

0

10

0

14

5.5

20

10

0

17

4.8

12

10

0

19

2.2

93

10

0

21

1.5

23

10

0

23

2.6

75

10

0

25

5.9

42

10

0

1.2

12

.76

5

4.4.10 Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

Jumlah Updating informasi daerah ke website Pemda (Hari)

ND

15

0

49

6.3

90

15

0

59

6.3

11

15

0

65

5.9

41

15

0

72

1.5

36

15

0

79

3.6

88

15

0

87

3.0

59

15

0

4.1

36

.92

5

4.4.11 Program penataan peraturan perundang-undangan

Jumlah RANPERDA

16

16

59

9.2

00

16

85

8.8

52

16

94

4.7

36

16

1.0

39

.21

0

16

1.1

43

.13

1

16

1.2

57

.44

5

16

5.8

42

.57

4

Page 332: rpjmd 2016-2021

VIII - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

4.4.12 Program pengembangan kapasitas kinerja pelayanan publik

Terwujudnya Pengembangan Kapasitas Kinerja Pelayanan Publik

10

0

10

0

18

8.1

34

10

0

47

1.1

01

10

0

43

0.5

91

10

0

45

8.1

74

10

0

49

0.0

12

10

0

52

6.8

90

10

0

2.5

64

.90

2

SEKWAN

4.4.22 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Jumlah Penetapan Ranperda menjadi perda

7

8

10

.39

1.4

33

8

11

.97

2.5

00

8

12

.57

0.0

00

8

13

.16

3.0

00

8

13

.76

1.0

00

8

13

.96

0.0

00

8

75

.81

7.9

33

Jumlah Penetapan Ranperda APBD tepat waktu

2

2 2 2 2 2 2 2

Persentase kegiatan pengawasan atas pelaksanaan perda yang terlaksana

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

INSPEKTORAT

4.4.23 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Profesionalisme pengawas

Menurunnya Jumlah Temuan LHP

30

3

27

0

1.5

65

.23

0

24

0

2.2

45

.00

0

21

0

2.4

50

.00

0

18

0

2.6

75

.00

0

15

0

2.8

90

.00

0

12

0

3.0

00

.00

0

12

0

14

.82

5.2

30

KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

4.4.24 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Terciptanya situasi kondusif (%) 1

00

10

0

37

2.0

91

10

0

44

6.8

70

10

0

49

0.6

60

10

0

53

9.5

00

10

0

58

1.5

00

10

0

66

8.7

25

10

0

3.0

99

.34

6

4.4.25 Program Pendidikan Politik Masyarakat

Tingkat partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi (%)

77

,06

10

4.2

55

79

12

5.1

00

13

7.3

00

81

15

0.0

00

16

3.8

00

83

18

8.3

70

83

86

8.8

25

KPT

4.4.26 Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

Persentase Izin yang diterbitkan berdasarkan rekomendasi teknis

10

0

10

0

62

8.4

59

10

0

46

4.5

00

10

0

48

2.5

00

10

0

56

7.5

00

10

0

50

7.5

00

10

0

43

2.5

00

10

0

3.0

82

.95

9

KECAMATAN

4.4.27 Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

persentase jenis pelayanan yang telah dilaksanakan

0 0

10

0

42

1.0

00

10

0

21

6.0

00

10

0

21

6.0

00

10

0

21

6.0

00

10

0

21

6.0

00

10

0

1.2

85

.00

0

4.4.28 Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan

Jumlah rekomendasi yang dihasilkan

0

0

14

5.0

00

40

16

0.0

00

40

16

0.0

00

40

16

0.0

00

40

16

0.0

00

40

16

0.0

00

20

0

94

5.0

00

4.4.29 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Masyarakat Desa / Kelurahan

Persentase Kelembagaan dan Penyelenggara ibadah Desa / Kelurahan yang dibina

10

0%

1.0

00

.00

0

10

0%

1.0

00

.00

0

10

0%

1.0

00

.00

0

10

0%

1.0

00

.00

0

10

0%

1.0

00

.00

0

10

0%

1.0

00

.00

0

10

0%

6.0

00

.00

0

Page 333: rpjmd 2016-2021

VIII - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII

Ko

de

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas

Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Kondisi Kinerja

pada Awal

RPJMD (Tahun 2015)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

Ta

rge

t

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

targ

et

Rp

(0

00

)

5 NON URUSAN

5.1.1 Program Pelayanan Perkantoran

Persentase penyelesaian kegiatan tepat waktu N

A

10

0

45

.30

6.0

71

10

0

49

.91

1.6

78

10

0

77

.61

8.3

47

,63

10

0

77

.86

9.8

10

10

0

97

.33

7.2

62

10

0

11

6.8

04

.71

4

10

0

46

4.8

47

.88

2

5.1.2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Persentase pemenuhan kebutuhan sarana prasarana perkantoran

NA

10

0

10

.85

4.9

99

10

0

11

.94

0.4

99

10

0

27

.11

9.6

73

,52

10

0

22

.59

4.9

70

10

0

34

.16

8.1

16

10

0

39

.11

7.8

73

10

0

14

5.7

96

.13

1

5.1.3 Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur

Persentase PNS berkinerja baik N

A

10

0

5.0

06

.97

1

10

0

5.5

07

.66

8

10

0

8.3

50

.83

5,1

3

10

0

8.6

05

.73

1

10

0

10

.75

7.1

64

10

0

12

.90

8.5

97

10

0

51

.13

6.9

67

5.1.4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Persentase penyusunan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan tepat waktu

NA

10

0

1.6

52

.82

8

10

0

1.8

18

.11

1

10

0

2.7

72

.63

8,5

0

10

0

2.8

40

.79

8

10

0

3.5

50

.99

8

10

0

4.2

61

.19

7

10

0

16

.89

6.5

70

Jumlah

47

5.7

89

.38

4

62

1.4

42

.67

4

70

5.1

52

.82

3

79

2.9

03

.59

3

88

5.2

17

.10

0

98

2.6

17

.67

3

4.4

63

.12

3.2

46

Page 334: rpjmd 2016-2021

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

DAERAH

Page 335: rpjmd 2016-2021

IX - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan

gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan

Wakil Bupati terpilih pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari

akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap

tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga

kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

Indikator kinerja daerah pada RPJMD Tahun 2016-2021 dirumuskan

berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian

kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah.

Penetapan indikator kinerja daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan

urusan pemerintahan daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 diuraikan

pada tabel berikut ini :

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

INDIKATOR MAKRO Pertumbuhan Ekonomi

(%) %

6,0

9

6,8

9

6,9

5

7,0

8

7,2

2

7,4

3

7,6

5

7,6

5

PDRB atas Dasar :

- Harga Berlaku (juta rupiah)

Rp

6.6

78

.86

6,8

4

7.3

22

.47

4,0

2

7.9

43

.32

6,2

2

8.5

64

.17

8,4

2

9.1

85

.03

0,6

2

9.8

05

.88

2,8

1

10

.42

6.7

35

,01

10

.42

6.7

35

,01

- Harga Konstan (juta rupiah)

Rp

5.1

73

.74

0,5

7

5.5

30

.21

1,3

0

5.9

14

.56

0,9

8

6.3

33

.31

1,9

0

6.7

90

.57

7,0

2

7.2

95

.11

6,8

9

7.8

53

.19

3,3

4

7.8

53

.19

3,3

4

PDRB Perkapita atas Dasar :

- Harga Berlaku (Rp.) Rp

27

.36

0.0

00

,00

29

.56

8.0

00

,00

32

.22

0.0

00

,00

34

.87

2.0

00

,00

37

.52

4.0

00

,00

40

.17

6.0

00

,00

42

.82

8.0

00

,00

42

.82

8.0

00

,00

- Harga Konstan (Rp.) Rp

21

.61

0.0

00

,00

22

.81

0.0

00

,00

24

.07

6.0

00

,00

25

.34

2.0

00

,00

26

.60

8.0

00

,00

27

.87

4.0

00

,00

29

.14

0.0

00

,00

29

.14

0.0

00

,00

Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Tabel 9.1

Page 336: rpjmd 2016-2021

IX - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)

jiwa

19

.15

2,0

0

18

.92

4

18

.42

8

17

.93

2

17

.43

7

16

.94

1

16

.44

6

16

.44

6

Angka Kemiskinan (%) %

8,4

4

8,3

6

8,1

4

7,9

2

7,7

0

7,4

8

7,2

6

7,2

6

Gini Ratio % N

A

0,4

0

0,3

9

0,3

8

0,3

7

0,3

6

0,3

5

0,3

5

Angka Harapan Hidup (Tahun)

Tahun

68

,55

68

,64

68

,73

68

,83

68

,93

69

,02

69

,12

69

,12

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)

Tahun

7,0

5

7,5

7,9

8,3

8,6

8,8

9

9

Harapan Lama sekolah (Tahun)

Tahun

12

,00

13

,5

13

,8

14

14

,3

14

,5

14

,8

14

,8

Pengeluaran Per Kapita (000 Rp)

Rp

65

5,8

1

65

6,3

8

65

9,5

8

66

2,7

8

12

08

,45

22

03

,36

40

17

,39

73

36

,15

Indeks Pembangunan Manusia

65

,03

65

,36

65

,67

65

,99

66

,30

66

,62

66

,93

66

,93

Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

%

NA

5,4

8

5,2

0

4,8

0

4,7

5

4,6

3

4,5

8

4,5

8

Laju Inflasi (%) %

NA

3-4

3-4

3-4

3-4

3-4

3-4

3-4

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar

1.

Pendidikan

Angka melek huruf %

95

,8 8

96

96

,5

97

97

,5

98

98

98

Angka rata-rata lama sekolah

%

7,0

4

7,5

7,9

8,3

8,6

8,8

9

9

Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ MI/ Paket A

%

93

,91

94

,5

95

95

,5

96

96

,5

97

97

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/ Paket B

%

81

,77

82

,05

82

,33

82

,61

82

,89

83

,17

83

,90

83

,90

Angka pendidikan yang ditamatkan

%

66

,3

66

,6

66

,9

67

,2

67

,4

67

,7

68

68

,3

Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/ Paket A

%

81

,70

83

85

87

89

91

93

93

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/ Paket B

%

57

,90

60

64

68

72

76

80

80

ASPEK PELAYANAN UMUM Pendidikan dasar:

Angka partisipasi sekolah

APS SD/ MI

81

7

82

0

82

5

85

0

87

0

90

0

90

0

95

0

APS SMP/ MTs

57

9

59

0

63

0

65

0

67

0

68

0

70

0

70

0

Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah SD/ MI

11

2,8

4

11

4

11

6

11

8

12

0

12

2

12

4

12

4

Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah SMP/ MTs

50

,14

50

,14

50

,14

50

,14

50

,14

50

,14

50

,14

50

,14

Page 337: rpjmd 2016-2021

IX - 3 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Rasio guru terhadap murid SD/ MI

87

,9

87

,9

87

,9

88

88

88

88

,1

88

,1

Rasio guru terhadap murid SMP/ MTs

66

,3

66

,4

66

,4

66

,4

66

,5

66

,5

67

67

Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)

96

,9

97

97

,3

97

,7

98

98

,4

98

,9

98

,9

Fasilitas Pendidikan:

Ruang Kelas SD/ MI dalam kondisi baik

%

75

,1

79

82

,9

86

,8

90

,7

94

,6

98

,5

98

,5

Ruang Kelas SMP/ MTs dalam kondisi baik

%

81

,5

84

,6

87

,7

90

,8

93

,9

97

10

0

10

0

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):

APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

%

39

,12

44

48

52

56

60

64

,00

64

,00

Angka Putus Sekolah:

Angka Putus Sekolah (APS) SD/ MI

%

0,1

0,1

0

0,1

0,1

0,1

0,1

0,1

0,1

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ MTs

%

0,7

3

0,6

5

0,6

0

0,5

5

0,5

0

0,4

5

0,4

0

0,4

0

AngkaKelulusan:

Angka Kelulusan (AL) SD/ MI

%

98

,5

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Angka Kelulusan (AL) SMP/ MTs

%

96

,8

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/ MI ke SMP/ MTs

%

10

0,6

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/ MTs ke SMA/ MA

%

10

1

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D-IV

%

81

,58

85

90

95

10

0

10

0

10

0

10

0

2 Kesehatan

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Angka usia harapan hidup tahun

68

,6

68

,6

68

,7

68

,8

68

,9

69

69

,1

69

,1

Persentase balita gizi buruk

%

0,0

37

2

0,0

37

2

0,0

37

2

0,0

37

2

0,0

37

2

0,0

37

2

0,0

37

2

0,0

37

2

ASPEK PELAYANAN UMUM

Rasio posyandu per satuan balita

24

,08

24

,08

24

,08

24

,08

24

,08

24

,08

24

,08

24

,08

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

0,2

4

0,2

4

0,2

4

0,2

4

0,2

4

0,2

4

0,2

4

0,2

4

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

0,0

03

9

0,0

03

9

0,0

03

9

0,0

03

9

0,0

03

9

0,0

03

9

0,0

03

9

0,0

03

9

Rasio dokter per satuan penduduk

0,2

94

0,2

94

0,2

94

0,2

94

0,2

94

0,3

80

0,3

80

0,3

80

Rasio tenaga medis per satuan penduduk

1,5

0

1,5

0

1,5

0

1,5

0

1,5

0

2,3

1

2,3

1

2,3

1

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

%

75

,68

80

81

82

83

84

85

85

Page 338: rpjmd 2016-2021

IX - 4 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

%

92

,24

92

,50

93

,00

93

,50

94

,00

94

,50

95

95

Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

%

97

,14

98

98

99

99

10

0

10

0

10

0

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

% 1

00

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

%

49

52

,5

55

57

,5

60

65

68

68

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan kunjungan bayi %

92

,86

93

93

,25

93

,50

94

94

,50

95

95

Cakupan puskesmas %

21

2,5

0

21

2,5

0

21

2,5

0

21

2,5

0

21

2,5

0

21

2,5

0

21

2,5

0

21

2,5

0

Cakupan pembantu puskesmas

%

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

62

,86

3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

PekerjaanUmum

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

%

49

,32

54

,23

60

,81

67

,50

72

,88

77

,40

81

,24

81

,24

Rasio Jaringan Irigasi %

9,2

5

9,3

1

9,8

0

10

,28

10

,77

11

,26

11

,26

11

,26

Persentase rumah tinggal bersanitasi

%

94

,7

97

97

,5

98

98

,5

99

10

0

10

0

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

%

3,0

3

3,4

9

3,6

9

3,9

0

4,1

1

4,3

1

4,3

1

4,3

1

Rasio rumah layak huni

0,1

80

0

0,7

8

0,7

9

0,8

0,8

1

0,8

2

0,8

3

0,8

3

Panjang jalan dilalui Roda 4

0

0

0

0,0

1

0,0

1

0,0

1

0,0

1

0,0

1

Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/ Jam )

45

1,1

67

49

6,1

13

55

6,3

09

61

7,5

11

66

6,7

29

70

8,0

79

74

3,2

09

74

3,2

09

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)

%

0,2

18

0,2

2

0,2

3

0,2

4

0,2

5

0,2

6

0,2

7

0,2

7

Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar

%

1,5

2

1,5

1

1,5

1,4

9

1,4

8

1,4

7

1,4

6

1,4

6

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

%

45

,07

45

,5

46

46

,5

47

47

,5

48

48

Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Page 339: rpjmd 2016-2021

IX - 5 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

%

68

,6

70

72

,5

75

77

,5

80

82

,5

82

,5

Lingkungan Pemukiman %

0,0

00

63

0,0

14

0,0

13

0,0

12

0,0

11

0,0

10

0,0

09

0,0

09

Penataan Ruang 0

,4

0,4

0

0,4

2

0,4

4

0,4

6

0,4

8

0,5

0

0,5

0

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/ HGB

0,4

0,4

8

0,5

9

0,7

4

0,9

3

1,1

6

1,4

5

1,8

1

Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan

0,1

0,1

0,1

0,1

0,2

0,2

0,2

0,2

ASPEK DAYA SAING DAERAH

Penataan Ruang

Ketaatan terhadap RTRW %

33

,33

35

36

37

38

39

40

40

,00

Luas wilayah produktif Ha

53

.77

1,5

2

55

.28

5,5

9

56

.79

9,6

5

58

.31

3,7

1

59

.82

7,7

8

61

.34

1,8

4

61

.34

1,8

4

61

.34

1,8

4

Luas wilayah kebanjiran Ha

30

.07

4,0

3

30

.07

4,0

3

30

.07

4,0

3

30

.07

4,0

3

30

.07

4,0

3

30

.07

4,0

3

30

.07

4,0

3

30

.07

4,0

3

Luas wilayah perkotaan Ha

9.5

64

,79

9.5

64

,79

9.5

64

,79

9.5

64

,79

9.5

64

,79

9.5

64

,79

9.5

64

,79

9.5

64

,79

4 Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

Perumahan Rumah tangga pengguna

air bersih %

94

,7

95

96

97

98

99

10

0

10

0

Rumah tangga pengguna listrik

%

92

,88

94

,88

96

,88

98

,88

99

,00

99

,20

10

0

10

0

Rumah tangga ber-Sanitasi

%

96

,1

97

97

,5

98

98

,5

99

10

0

10

0

Lingkungan pemukiman kumuh

%

0,0

00

06

3

0,0

14

0,0

13

0,0

12

0,0

11

0,0

10

0,0

9

0,0

09

Rumah layak huni %

77

,52

79

,86

81

,44

83

,48

85

,57

87

,71

89

,9

83

5 Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten

%

84

85

87

89

90

93

95

95

Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk

2,3

9

2,3

9

2,3

9

2,3

9

2,3

9

2,3

9

2,3

9

2,3

9

Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

17

,24

17

,24

17

,99

18

,78

19

,58

20

,37

21

,17

21

,17

Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan

5,6

5,6

5,6

5,6

5,7

5,7

5,7

5,7

Penegakan PERDA %

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Page 340: rpjmd 2016-2021

IX - 6 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam)

1

1

1

1

1

1

1

1

Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

%

12

,10

22

,10

32

,10

42

,10

52

,10

62

,10

72

,10

72

,10

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

%

12

,5

20

30

40

50

60

70

70

6 Sosial

Sosial

Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi

buah

6,0

0

6,0

0

6,0

0

6,0

0

6,0

0

6,0

0

6,0

0

6,0

0

PMKS yg memperoleh bantuan sosial

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

%

5,1

9

6,1

9

7,1

9

8,1

9

9,1

9

10

,19

11

,19

11

,19

Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar

1 Tenaga Kerja

Angka partisipasi angkatan kerja

%

76

,65

76

,70

77

,00

77

,31

77

,60

77

,90

78

,20

78

,20

Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Tingkat partisipasi angkatan kerja

%

62

67

72

77

82

87

92

92

Pencari kerja yang ditempatkan

%

12

,9

15

20

25

30

40

50

50

Tingkat pengangguran terbuka

%

NA

5,4

8

5,2

0

4,8

0

4,7

5

4,6

3

4,5

8

4,5

8

Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Pelayanan Kepesertaan Jaminan Sosial bagi Pekerja Buruh

2

2

5

10

20

30

40

40

Rasio penduduk yang bekerja

%

25

,31

25

,6

25

,9

26

,2

26

,5

26

,9

27

,2

27

,2

2 Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

%

11

,1

13

,6

16

,1

18

,6

21

,1

23

,6

26

,1

28

,6

Partisipasi perempuan di lembaga swasta

%

88

,95

86

,45

83

,95

81

,45

78

,95

76

,45

73

,95

71

,45

Rasio KDRT %

0,0

37

0,0

35

0,0

32

0,0

30

0,0

28

0,0

26

0,0

24

0,0

24

Partisipasi angkatan kerja perempuan

%

89

,23

89

,30

89

,50

89

,55

89

,60

89

,65

89

,75

89

,75

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Angka Melek Huruf Perempuan Usia 15 tahun ke atas

%

99

,62

99

,65

99

,70

99

,75

99

,80

99

,85

99

,85

99

,90

Page 341: rpjmd 2016-2021

IX - 7 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

3 Pangan

Regulasi ketahanan pangan

buah

6

6

7

8

9

9

9

9

Ketersediaan pangan utama

ton

13

0.1

82

13

6.6

91

14

3.5

26

15

0.7

02

15

82

37

16

61

49

17

44

56

17

4.4

56

4 Pertanahan

Persentase luas lahan bersertifikat

%

0,3

3

0,3

4

0,3

6

0,3

7

0,3

9

0,4

0

0,5

0

0,5

0

Penyelesaian kasus tanah Negara

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Penyelesaian izin lokasi %

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

5 Lingkungan Hidup

Persentase penanganan sampah

%

23

,26

24

,23

25

,49

26

,75

28

,01

29

,26

30

,52

%

30

,52

Persentase Penduduk berakses airminum

%

96

,1

97

,6

99

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Pencemaran status mutu air

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

%

3,0

3

4,0

0

4,5

0

5,0

0

5,5

0

6,0

0

6,5

0

6,5

0

Penegakan hukum lingkungan

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

6 Adm Kependudukan dan catatan sipil

Rasio penduduk berKTP

per satuan penduduk %

85

87

89

92

93

95

96

96

Rasio bayi berakte kelahiran

%

85

,2

86

,3

86

,8

87

,8

88

,8

90

,0

95

,0

95

,0

Kepemilikan KTP %

85

87

89

92

95

98

10

0

10

0

Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk

17

8

21

3

25

5

30

6

36

7

44

0

52

8

52

8

Ketersediaan database kependudukan skala provinsi

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

dit

erap

kan

dit

erap

kan

dit

erap

kan

dit

erap

kan

dit

erap

kan

dit

erap

kan

dit

erap

kan

dit

erap

kan

7 Pemebrdayaan Masyarakat dan desa

Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

D/ K

0,0

4

0,0

6

0,0

8

0,1

0,1

2

0,1

4

0,1

6

0,1

6

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

D/ K

0,2

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

1

LPM Berprestasi % 3

3

3

3

3

3

3

3

PKK aktif %

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Posyandu aktif %

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

%

10

15

20

25

30

35

40

95

Page 342: rpjmd 2016-2021

IX - 8 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

8 pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Rata-rata jumlah anak per keluarga

1,2

2

1,2

2

1,2

2

1,2

2

1,2

2

1,2

2

1,2

2

1,2

2

Rasio akseptor KB 7

50

,00

75

0,0

0

76

0,0

0

76

2,0

0

76

5,0

0

76

7,0

0

76

9,0

0

76

9,0

0

Cakupan peserta KB aktif

75

,06

75

,50

76

,00

76

,25

76

,50

76

,75

77

,00

77

,00

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

14

,88

13

,00

12

,00

11

,00

10

,00

9,0

0

8,0

0

8,0

0

Rasio Petugas Lapangan KB/ Penyuluh KB (PLKB/ PKB) di setiap desa/ kel.

0,5

4

0,5

4

0,5

4

0,5

4

0,5

4

0,5

4

0,5

4

0,5

4

9 Perhubungan

ASPEK PELAYANAN UMUM Jumlah arus penumpang

angkutan umum orang

94

2.1

92

99

2.4

48

1.0

42

.70

4

1.0

92

.96

0

1.1

43

.21

6

1.1

93

.47

2

Rasio ijin trayek BUAH

0,0

03

0,0

03

0,0

03

0,0

03

0,0

03

0,0

03

0,0

03

0,0

03

Jumlah uji kir angkutan umum

1066

1.1

11

1.1

59

1.2

08

1.2

59

1.3

13

1.3

68

1.4

27

1.4

87

Jumlah Pelabuhan Laut/ Udara/ Terminal Bis

BUAH

6

6

6

6

6

6

6

6

Angkutan darat %

6,2

8

7,2

8,1

3

9,0

5

9,9

8

10

,9

11

,82

11

,82

Kepemilikan KIR

angkutan umum %

84

,32

84

,92

85

,52

86

,12

86

,72

87

,32

87

,92

87

,92

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)

Menit

24

24

24

24

24

24

24

24

Biaya pengujian kelayakan angkutan umum

MPU

76

.00

0

82

.00

0

88

.00

0

94

.00

0

10

0.0

00

10

6.0

00

11

2.0

00

11

2.0

00

BARANG

86

.00

0

92

.00

0

98

.00

0

10

4.0

00

11

0.0

00

11

6.0

00

12

2.0

00

12

2.0

00

Pemasangan Rambu-rambu

%

82

85

88

91

94

97

10

0

10

0

ASPEK DAYA SAING DAERAH

Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan

0,0

4

0,0

5

0,0

5

0,0

6

0,0

6

0,0

7

0,0

7

0,0

7

Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum

orang

85

82

40

90

00

00

92

50

00

95

00

00

97

50

00

10

00

00

0

10

25

00

0

10

50

00

0

Jumlah orang/ barang melalui dermaga/ bandara/ terminal per tahun

orang

14

29

5

16

02

6

17

75

7

19

48

8

21

21

9

22

95

0

25

00

0

25

00

0

10 Komunikasi dan Informatika

ASPEK PELAYANAN UMUM

Jumlah jaringan komunikasi

buah

6

6

6

6

6

6

6

6

Page 343: rpjmd 2016-2021

IX - 9 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah surat kabar nasional/ lokal

buah

40

45

50

55

61

66

71

71

Jumlah penyiaran radio/ TV lokal

buah

5

5

5

5

6

6

6

6

Web site milik pemerintah daerah

ADA

AD

A

AD

A

AD

A

AD

A

AD

A

AD

A

AD

A

AD

A

Pameran/ expo kali 5

5

6

6

6

7

7

7

ASPEK DAYA SAING DAERAH

Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

%

92

,88

95

,67

98

,54

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

ASPEK PELAYANAN UMUM

11 Koperasi, UKM

Persentase koperasi aktif %

88

,9

89

89

,05

89

,11

89

,16

89

,22

89

,27

89

,27

Jumlah UKM non BPR/ LKM UKM

Unit

63

92

/ 6

44

4

65

22

/ 6

57

4

66

52

/ 6

57

4

66

52

/ 6

70

4

67

82

/ 6

83

4

69

12

/ 6

96

4

70

42

/ 7

09

4

71

72

/ 7

22

4

Jumlah BPR/ LKM Unit

0/

52

0/

57

0/

62

0/

67

0/

72

0/

77

0/

82

0/

82

Usaha Mikro dan Kecil %

98

,9

98

,9

98

,9

99

99

99

99

99

12 Penanaman Modal

Jumlah investor berskala nasional (PMDN/ PMA)

20

25

30

35

40

45

50

50

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/ PMA)

Rp

3

85

.17

8.3

28

.65

6

41

2.1

40

.81

1.6

61

,92

44

0.9

90

.66

8.4

78

,25

47

1.8

60

.01

5.2

71

,73

50

4.8

90

.21

6.3

40

,75

54

0.2

32

.53

1.4

84

,61

57

8.0

48

.80

8.6

88

,53

61

8.5

12

.22

5.2

96

,73

Rasio daya serap tenaga kerja

%

3,6

1

4,5

1

5,6

4

7,0

5

8,8

1

11

,02

13

,77

17

,21

13 Kepemudaan dan Olah raga

Jumlah organisasi pemuda

23

23

23

23

23

23

23

23

Jumlah organisasi olahraga

20

20

20

20

20

20

20

20

Jumlah kegiatan kepemudaan

2

3

4

5

6

7

8

8

Jumlah kegiatan olahraga 5

7

9

11

13

15

17

17

Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)

0

0

0

1

1

1

1

1

Lapangan olahraga

14

6

14

7

14

8

14

9

15

0

15

1

15

2

15

2

14 Statistik

Buku ”kabupaten dalam angka”

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Buku ”PDRB kabupaten” ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

15 Persandian

Persentasi pengamanan informasi rahasia

100

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

16 Kebudayaan

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kebudayaan:

Page 344: rpjmd 2016-2021

IX - 10 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk.

buah

0,4

4

0,4

4

0,4

5

0,4

6

0,4

7

0,4

8

0,4

9

0,4

9

Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk.

buah

0

0

0

1

0

0

0

0

ASPEK PELAYANAN UMUM

Penyelenggaraan festival seni dan budaya

kali 1

1

12

12

13

13

13

14

14

Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

buah

7

7

7

7

7

7

7

7

Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

%

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

10

0,0

0

17 Perpustakaan

Jumlah perpustakaan unit 1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

%

2,4

9

3,0

0

3,3

0

3,6

0

4,0

0

4,4

0

5,0

0

5,0

0

Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

%

27

,00

28

,12

28

,71

29

,20

29

,69

30

,23

30

,75

30

,75

18 Kearsipan

Pengelolaan arsip secara baku

%

2,2

10

,8

24

,3

37

,8

51

,4

67

,6

83

,8

83

,8

Peningkatan SDM pengelola kearsipan

keg

1

0

1

1

1

1

1

1

Urusan Pemerintahan Pilihan

1 Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan ton

17

0,7

29

7

33

0

36

3

39

9,3

43

9,3

48

3,2

48

3,2

Konsumsi ikan ton

7.3

04

,95

7.5

49

,40

7.7

93

,86

8.0

38

,32

8.2

82

,78

8.5

27

,24

8.7

71

,70

8.7

71

,70

Cakupan bina kelompok nelayan

klp

27

,50

32

,00

36

,50

41

,00

45

,50

50

,00

54

,50

54

,50

Produksi perikanan kelompok nelayan

ton

3.1

04

,90

3.4

57

,60

3.8

10

,30

4.1

63

,00

4.5

15

,70

4.8

68

,40

5.2

21

,10

5.2

21

,10

2 Pariwisata

Kunjungan wisata orang

18

5.1

81

19

6.5

96

20

9.5

12

22

4.2

44

24

1.2

06

26

0.9

43

24

8.2

00

24

8.2

00

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB

%

0,9

0

1,2

0

1,5

0

1,8

0

2,1

0

2,4

0

2,7

0

3,0

0

3 Pertanian

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

ton

5,8

6

6,1

9

6,2

3

6,2

6

6,2

9

6,3

3

6,3

6

6,3

6

- Padi Kw / Ha GKG

58

,26

58

,94

59

,28

59

,63

59

,97

60

,32

60

,67

60

,67

- Jagung Kw / Ha pipilan kering 3

9,0

0

49

,16

49

,90

50

,66

51

,42

52

,20

52

,99

52

,99

- Kedelai Kw / Ha biji

Kering 20

,36

21

,02

21

,35

21

,68

22

,01

22

,35

22

,70

22

,70

Page 345: rpjmd 2016-2021

IX - 11 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

- Kacang tanah Kw / Ha biji

Kering 13

,21

18

,57

18

,85

19

,13

19

,42

19

,71

20

,01

20

,01

- Kacang Hijau Kw / Ha biji

Kering 13

,80

14

,17

14

,53

14

,89

15

,26

15

,62

15

,98

15

,98

- Ubi Kayu Kw / ha umbi basah 2

57

,16

11

9,8

7

13

3,4

9

14

7,1

1

16

0,7

3

17

4,3

5

18

7,9

7

18

7,9

7

- Ubi Jalar Kw / ha umbi basah 1

76

,15

14

1,0

7

15

0,0

7

15

9,0

7

16

8,0

7

17

7,0

7

18

6,0

7

18

6,0

7

Cakupan bina kelompok petani

%

89

,77

89

,85

89

,93

90

,01

90

,09

90

,17

90

,25

90

,25

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah:

Nilai tukar petani

- Nilai tukar petani tanaman pangan

99

,91

10

1,8

10

2,5

0

10

3,2

10

4

10

4,7

10

5,5

10

5,5

- Nilaia tukar tanaman perkebunan

98

,47

97

,51

98

,67

99

,83

10

1

10

2,2

10

3,3

10

3,3

- Nilai tukar peternak

93

95

98

10

1

10

4

10

7

11

0

11

0

- Nilai tukar pembudidaya ikan

10

2,1

10

3,9

10

4,2

10

4,5

10

4,8

10

5,1

10

5,4

10

5,4

4 Perdagangan

Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB

%

12

,3

13

13

,7

14

,5

15

,2

15

,9

16

,6

16

,6

Ekspor Bersih Perdagangan

Rp.

98

38

78

,53

10

43

58

6,8

9

11

03

29

5,2

4

11

63

00

3,6

0

12

22

71

1,9

5

12

82

42

0,3

1

13

42

12

8,6

6

13

42

12

8,6

6

Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informal

%

65

,9

68

71

74

77

80

83

83

5 Perindustrian

Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB

%

10

,4

11

,3

12

,2

13

,1

14

15

15

,9

15

,9

Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri

%

2,2

1

2,7

1

3,2

3,7

4,2

4,7

5,2

5,2

Pertumbuhan Industri. %

0,3

3

16

,7

21

,8

26

,3

30

,4

34

37

,3

37

,3

Cakupan Bina Kelompok Pengrajin

%

90

,5

92

,9

93

,1

93

,3

93

,5

93

,8

93

,8

93

,9

xx Perencanaan, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian:

Perencanaan:

Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA

Ada/ Tidak

ada ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/ PERKADA

Ada/ Tidak

ada ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Page 346: rpjmd 2016-2021

IX - 12 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA

Ada/ Tidak

ada ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

%

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri:

Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

kali

3

3

3

3

4

4

5

5

Kegiatan pembinaan politik daerah

3

3

3

3

4

4

5

5

Pertumbuhan ekonomi %

6,0

9

6,8

9

6,9

5

7,0

8

7,2

2

7,4

3

7,6

5

7,6

5

Kemiskinan orang

19

.15

2,0

0

18

.92

4

18

.42

8

17

.93

2

17

.43

7

16

.94

1

16

.44

6

16

.44

6

Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik

87,75

87

,75

87

,75

91

,84

91

,84

93

,88

93

,88

95

,92

95

,92

Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat

Ada/ Tidak

ada

Ad

a

Ad

a

Ad

a

Ad

a

Ad

a

Ad

a

Ad

a

Ad

a

ASPEK DAYA SAING Jenis dan jumlah bank dan

cabang buah

52

54

56

58

60

62

64

66

Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang

buah

2

2

2

2

2

2

2

2

Jenis, kelas, dan jumlah restoran

buah

34

34

35

36

37

38

39

39

Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel

buah

23

25

26

27

28

29

30

30

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah:

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita

Rp.

26

89

50

00

,00

29

46

12

50

,00

31

93

75

00

,00

34

41

37

50

,00

36

89

00

00

,00

39

36

62

50

,00

41

84

25

00

,00

41

84

25

00

,00

Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita

%

81

,77

81

,09

80

,41

79

,73

79

,05

78

,37

77

,69

77

,69

Produktivitas total daerah %

63

,08

67

,73

72

,38

77

,03

81

,68

86

,33

90

,98

90

,98

Fokus Iklim Berinvestasi

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Angka kriminalitas %

4,9

6

4,8

1

4,6

6

4,5

1

4,3

6

4,2

1

4,0

6

4,0

6

Jumlah demo kali 2

2

2

2

2

2

2

2

Lama proses perijinan Hari

4,9

4

4,6

9

4,4

6

4,2

4

4,0

2

3,8

2

3,6

3

3,4

5

Page 347: rpjmd 2016-2021

IX - 13 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja

pada awal

periode RPJMD Thn 0

(2015)

Target Capaian RPJMD Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah

buah

31

31

31

31

31

31

31

31

Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa

%

0

6,1

2

8,1

6

10

,2

12

,2

14

,3

16

,3

16

,3

Fokus Sumber Daya Manusia

Ketenagakerjaan

Rasio lulusan S1/ S2/ S3

15

6,3

5

16

2,4

7

16

8,5

9

17

4,7

1

18

0,8

3

18

6,9

5

19

3,0

7

19

9,1

9

Rasio ketergantungan %

47

,1

46

45

44

42

,9

41

,9

40

,9

39

,8

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar

1 Pendidikan

Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan 6 km untuk dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Di setiap SMP tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;

%

53

.03

57

.03

61

.03

65

.03

69

.03

73

.03

77

.03

77

.03

Di setiap SD dan SMP tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;

%

71

.83

75

.83

79

.83

83

.83

87

.83

91

.83

95

.83

95

.83

Page 348: rpjmd 2016-2021

IX - 14 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Di setiap SD tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan

%

76

.87

80

.87

84

.87

88

.87

92

.87

96

.87

10

0

10

0

Di setiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;

%

80

.36

84

.36

88

.36

92

.36

96

.36

10

0.3

6

10

0

10

0

Di setiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

%

95

.62

96

.62

97

.62

98

.62

99

.62

10

0.6

2

10

0

10

0

Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%

%

90

.91

95

.91

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn

%

92

.42

95

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Di setiap kab/kota semua kepala SMP berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Page 349: rpjmd 2016-2021

IX - 15 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan;

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

2 Kesehatan

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

%

83

.70

85

87

90

92

93

93

93

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani

%

75

.68

75

77

78

79

80

85

85

Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

%

92

.24

92

93

93

93

93

93

93

Cakupan pelayanan Ibu Nifas

%

91

.67

92

93

94

95

95

95

95

Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani

%

41

.93

45

45

50

50

55

60

60

Cakupan kunjungan bayi %

92

.86

93

93

94

94

95

95

95

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

%

97

.14

98

98

98

10

0

10

0.0

0

10

0

10

0

Cakupan pelayanan anak balita

%

69

.61

70

73

73

75

75

80

80

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan peserta KB aktif %

75

.74

76

76

76

76

76

78

78

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

%

a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

KASUS 2

≥ 1

/10

0 P

dd

k d

ibaw

ah 1

5 t

ahu

n

≥ 1

/10

0 P

dd

k d

ibaw

ah 1

5 t

ahu

n

≥ 1

/10

0 P

dd

k d

ibaw

ah 1

5 t

ahu

n

≥ 1

/10

0 P

dd

k d

ibaw

ah 1

5 t

ahu

n

≥ 1

/10

0 P

dd

k d

ibaw

ah 1

5 t

ahu

n

≥ 1

/10

0 P

dd

k d

ibaw

ah 1

5 t

ahu

n

≥ 1

/10

0 P

dd

k d

ibaw

ah 1

5 t

ahu

n

b. Penemuan Penderita Pneumonia balita ditangani

%

12

.45

30

30

35

35

40

40

40

Page 350: rpjmd 2016-2021

IX - 16 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif

%

48

.95

52

,5

55

57

,5

60

65

65

65

d. Penderita DBD yang ditangani

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

e. Penemuan Penderita diare

% 20

4

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

% 10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan desa siaga aktif %

97

.14

97

.14

98

,6

98

,6

98

,6

10

0

10

0

10

0

3 Urusan Pekerjaan umum dan penataan ruang (Permen PU 1 / 2014)

Sumber Daya Air:

% tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum sehari-hari

%

10

0 (

20

19

)

% tersedianya air irigasi untuk pertanian rakayat pada sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan kewenangannya

%

68

.73

72

.47

74

.85

77

.23

79

.61

81

.99

84

.37

86

.75

Sub Bidang Jalan

Penyediaan Jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat

Persentase tingkat kondisi jalan kabupaten/kota baik dan sedang

%

49

.32

%

50

.95

%

57

.53

%

64

.22

%

69

.60

%

74

.12

%

77

.96

%

77

.96

%

Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas) di wilayah kabupaten/kota

%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

Sub Bidang Cipta Karya

Penyediaan Air Minum

persentase Penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman

%

21

.70

%

30

.00

%

45

.00

%

60

.00

%

81

.77

%

85

.00

%

90

.00

%

90

.00

%

Penyediaan Sanitasi

Persentase Penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai

%

29

.25

%

30

.00

%

40

.00

%

50

.00

%

60

.00

%

70

.00

%

80

.00

%

80

.00

%

Page 351: rpjmd 2016-2021

IX - 17 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Persentase pengurangan sampah diperkotaan

%

3.3

4%

5.0

0%

10

.00

%

15

.00

%

20

.00

%

25

.00

%

30

.00

%

30

.00

%

Persentase Pengangkutan sampah

%

60

.00

%

62

.50

%

65

.00

%

67

.50

%

70

.00

%

Persentase pengoperasion TPA

%

90

.00

%

90

.00

%

90

.00

%

90

.00

%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

Persentase penduduk yang telayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 6 jam) lebih dari 2 kali setahun

%

30

.00

%

35

.00

%

40

.00

%

45

.00

%

50

.00

%

55

.00

%

60

.00

%

60

.00

%

Penataan Bangunan dan Lingkungan

Persentase Jumlah IMB yang diterbitkan

%

14

.27

%

15

.00

%

30

.00

%

45

.00

%

60

.00

%

75

.00

%

80

.00

%

80

.00

%

Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh diperkotaan

%

1.1

3%

2.5

0%

5.0

0%

7.5

0%

10

.00

%

12

.50

%

15

.00

%

15

.00

%

Sub Bidang Jasa Konstruksi

Pengembangan Sistem Informasi Jasa Konstruksi

Persentase tersedianya 7 (tujuh) jenis informasi Tingkat Kabupaten/Kota pada Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI);

%

20

.00

%

20

.00

%

30

.00

%

45

.00

%

60

.00

%

60

.00

%

60

.00

%

60

.00

%

Perizinan Jasa Konstruksi

Persentase tersedianya layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dengan waktu penerbitan paling lama 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap.

%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

Sub Bidang Penataan Ruang

Informasi Penataan Ruang

Persentase tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten/Kota berserta rencana rincinya melalui peta analog dan

%

5.0

0%

40

.00

%

60

.00

%

80

.00

%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

10

0.0

0%

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik

Page 352: rpjmd 2016-2021

IX - 18 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan

%

15

.33

%

25

.00

%

35

.00

%

45

.00

%

50

.00

%

55

.00

%

60

.00

%

60

.00

%

4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Rumah Layak Huni dan Terjangkau

Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni

%

77

.52

%

78

.00

%

79

.00

%

80

.00

%

81

.00

%

82

.00

%

83

.00

%

83

.00

%

Cakupan Layanan rumah layak huni yang terjangkau

%

5.0

0%

10

.00

%

20

.00

%

30

.00

%

40

.00

%

50

.00

%

50

.00

%

Lingkungan Yang Sehat dan Aman didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum

Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU

%

20

.00

%

25

.00

%

30

.00

%

35

.00

%

40

.00

%

45

.00

%

50

.00

%

50

.00

%

5 Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat

Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K-3 (Ketertiban, Keindahan, Ketentraman) di Kabupaten/Kota

Persentase

84

%

85

%

87

%

89

%

90

%

91

%

93

%

93

%

6 Sosial

Persentase PMKS skala Kab/Kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

%

5,5

%

6,5

7,5

8,5

9,5

10

,5

11

,5

11

,5

Persentase yang menerima program pemberdayaan sosial melalui program pemberdayaan sosial melalui Klompok Usaha Bersama atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

%

5,5

%

6,5

7,5

8,5

9,5

10

,5

11

,5

11

,5

Persentase Panti Sosial skala Kabupaten/Kota yang menyediakan sarana prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial

%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

Persentase Wahanan kesejahteraan sosial berbasis masayarakat (WKBSM) yang mnyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

Bel

um

ad

a k

egia

tan

keg

iata

n

WK

BS

M d

i D

inas

So

sial

Persentase korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

%

5,5

%

6,5

7,5

8,5

9,5

10

,5

11

,5

11

,5

Page 353: rpjmd 2016-2021

IX - 19 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap

%

0%

0

0

0

0

0

0

0

Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

%

5,5

%

6,5

7,5

8,5

9,5

10

,5

11

,5

11

,5

7 Tenaga Kerja

Pelayanan Pelatihan Kerja % 60

63

65

67

72

76

85

85

Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

%

12

.9

15

20

25

30

40

50

50

Pelayanan Penyelesaian Perselisihan HI % 1

00

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Pelayanan Kepesertaan Jamsostek %

0.1

0.2

0.6

0.8

1.1

1.8

2

2

8 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih dalam unit pelayanan terpadu %

1.0

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum %

1.0

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

9 Administrasi Kependudukan dan catatan sipil

Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga

%

73

.3

75

.9

79

81

.6

84

.9

88

91

.2

91

.2

Cakupan Penerbitan KTP %

85

86

87

88

89

90

91

91

Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran %

18

21

26

31

37

44

53

53

Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian %

3

4

6

10

15

20

25

25

10 Pangan

Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

%

32

0.5

9

0

9

2

9

4

9

6

9

8

1

00

1

00

Penguatan Cadangan Pangan

% 6.6

20

.0

24

.0

36

.0

48

.0

55

.0

60

.0

60

.0

Ketersediaan Informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan

% 10

0

9

0

9

3

9

5

9

7

9

8

10

0

10

0

Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan

%

97

.6

9

0

9

3

9

5

9

7

9

8

10

0

10

0

Skor Pola Pangan Harapan %

87

.7

8

5

8

8

92

.5

9

5

97

.5

10

0

10

0

Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan

%

45

.5

5

0

6

5

7

0

7

5

8

0

9

0

9

0

Page 354: rpjmd 2016-2021

IX - 20 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Penanganan Daerah Rawan Pangan

% 60

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

10

0

11 Pengendalian Penduduk Kelurga Berencana

Cakupan pasangan usia subur yang isterinya dibawah usia

% 4

.00

4.0

0

4.0

0

4.0

0

3.0

0

3.0

0

3.0

0

3.0

0

Pasangan usia subur menjadi peserta KB

%

75

.00

76

.00

76

.00

76

.00

77

.00

77

.00

77

.00

77

.00

Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmte Need)

%

16

.00

16

.00

15

.00

14

.00

13

.00

11

.00

9.0

0

9.0

0

Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

%

77

.00

78

.00

80

.00

82

.00

84

.00

85

.00

86

.00

86

.00

Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB

%

82

.00

84

.00

87

.00

90

.00

91

.00

93

.00

95

.00

95

.00

Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan

%

54

.00

56

.00

57

.00

59

.00

60

.00

61

.00

63

.00

63

.00

Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 petugas disetiap desa/kelurahan

%

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat

%

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga disetiap desa kelurahan

%

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

10

0.0

0

12 Perhubungan

Persentase jumlahjaringan jalan kabupaten/kota yang telah terlayani oleh angkutan umum terhadap jumlah total jaringan jalan dalam suatu kabupaten/kota

%

87

.55

77

80

.00

82

85

88

90

90

Persentase jaringan trayek yang sudah dilayani angkutan umum yang menghubungkan daerah tertinggal dan daerah terpencil dengan wilayah yang telah berkembang terhadap jumlah total jaringan trayek dalam suatu kabupaten / kota

% 37

64

66

.00

68

70

72

75

75

Persentase tersedianya halte pada setiap kabupaten/kota yang telah dialyani angkutan umum dalam trayek terhadap total kebutuhan halte pada suatu kabupaten/kota

% 13

20

22

.00

25

27

30

33

33

Page 355: rpjmd 2016-2021

IX - 21 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX

NO INDIKATOR KINERJA

SPM Satuan

Kondisi Kinerja

SPM pada awal

periode RPJMD

Target Capaian SPM Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir

periode RPJMD

Thn 0 (2015)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Persentase jumlah terminal penumpang pada setiap kabupaten/kota yang telah dialayani angkutan umum dalam trayek terhadap total jumlah jaringan pelayanan AKDP, angkutan kota dan angkutan pedesaan

% 1

5

7.0

0

10

13

15

20

20

Persentase jumlah tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrai) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan kabupaten/kota disertai penetapan kebijakan berupa penetapan kebijakan berupa penetapan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah, larangan, petunjuk dan peringatan pada setiap ruas jalan dengan Keputusan Bupati/Wali kota terhadap total kebutuhan fasilitas perlengkapan jalan pada suatu jalan kabupaten/kota.

% 10

0

65

70

.00

75

80

85

90

90

% unit pengujian kendaraan bermotor bagi kabupaten/kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji terhadap minimal 4000 (empat ribu) kendaraan bermotor wajib uji

%

45

.45

77

65

.00

70

75

80

85

85

Persentase terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota

% 84

86

88

.00

90

92

94

96

96

13 Komunikasi dan Informatika

Pelaksanaan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi Nasional Melalui

- Media massa seperti majalah, radio dan televisi

Kali 12

12

14

16

18

20

22

22

- Media baru seperti website (media online)

seti

ap h

ari

seti

ap h

ari

seti

ap h

ari

seti

ap h

ari

seti

ap h

ari

seti

ap h

ari

seti

ap h

ari

seti

ap h

ari

- Media tradisional seperti tunjukan rakyat

Kali

tid

ak

terl

ak

san

a 1

1

1

1

1

1

6

- Media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi dan lokakarya

Kali 3

15

17

20

22

25

27

27

- Media luar seperti media buletin, leafl et, booklet, brosur, spanduk dan baliho

Kali 15

12

15

17

20

22

25

25

- Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat

% na

70

75

85

90

95

10

0

10

0

Page 356: rpjmd 2016-2021

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN

KAIDAH PELAKSANAAN

10.1 Pedoman

Transisi 10.2 Kaidah

Pelaksanaan

Page 357: rpjmd 2016-2021

X - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1. Pedoman Transisi

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi

kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, langkah yang dilakukan adalah :

1) RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD masa transisi

yaitu tahun pertama dibawah kepemimpinan kepala daerah terpilih hasil

pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya.

2) RPJMD sebagai pedoman dimaksud pada butir 1) bertujuan menyelesaikan

masalah- masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani

sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah

pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa

pemerintahan baru.

3) Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian

yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari kepala daerah terpilih hasil

pemilukada pada periode berikutnya, yang kemudian akan direvisi sesuai

dengan RPJMD yang baru.

10.2. Kaidah Pelaksanaan

RPJMD menjadi pedoman bagi setiap SKPD untuk menyusun renstra

SKPD, rumah sakit daerah yang menerapkan PPK BLUD dan pedoman untuk

menyusun RKPD. Sehubungan dengan hal tersebut, rumusan kaidah-kaidah

pelaksanaan sebagai berikut:

1) Seluruh SKPD, dunia akademik, dunia usaha, dan komunitas/masyarakat

berkewajiban untuk bersinergi melaksanakan program-program dalam

RPJMD dengan sebaik-baiknya;

2) Seluruh SKPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai

Page 358: rpjmd 2016-2021

X - 2 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB X

dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman

dalam penyusunan renja SKPD setiap tahun;

3) Seluruh SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan

renstra SKPD;

4) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda

berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan pengendalian terhadap

penjabaran RPJMD ke dalam renstra SKPD.

Page 359: rpjmd 2016-2021

BAB XI PENUTUP

Page 360: rpjmd 2016-2021

XI - 1 RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB XI

PENUTUP

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan

pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Dokumen ini merupakan

penjabaran visi, misi, kebijakan, dan program kepala daerah yang menjadi

pedoman bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten

Soppeng Tahun 2016-2021 secara terpadu, sinergi, dan searah dengan

pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Pusat selama lima

tahun mendatang.

Keberhasilan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-

2021 ditentukan oleh komitmen dan dukungan seluruh SKPD di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Soppeng, DPRD Kabupaten Soppeng, dunia akademik,

dunia usaha, dan komunitas/masyarakat Soppeng menuju Pemerintahan

yang melayani dan lebih baik.

BUPATI SOPPENG,

H. A. KASWADI RAZAK, SE