rmk bab 2

Upload: kamal-alaydruzz

Post on 16-Jul-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROFESI CPA

Kantor akuntan publik (KAP) Hak legal untuk melakukan audit diberikan kepada kantor akuntan publik, kantor akuntan publik juga memberikan banyak jasa lainnya kepada klien, seperti jasa pajak dan konsultasi. Kegiatan kantor akuntan publik Selain menyediakan jasa audit kantor akuntan publik juga menyediakan jasa lain, berupa atestasi, jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, serta konsultasi manajemen. Jasa konsultasi dan pembukuan: banyak klien kecil yang hanya mempunyai staf akuntansi terbatas mengandalkan KAP untuk menyusun laporan keuangannya karena tidak memiliki personel atau keahlian di bidang akuntansi dan pembukuan serta penyusunan laporan keuangan. Jasa perpajakan: KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan perorangan baik untuk klien audit maupun non audit. Jasa konsultasi dan manajemen: jasa ini berkisar dari saran singkat untuk memperbaiki sistem akuntansi klien hingga menyangkut manajemen risiko, teknologi informasi, dan rancangan sistem Struktur kantor akuntan publik Tiga faktor utama yang mempengaruhi struktur organisasional semua KAP adalah: 1. Kebutuhan akan independensi dari klien. Independensi memungkinkan auditor tetap tidak bias dalam menarik kesimpulan tentang laporan keuangan. 2. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi. Kompetensi memungkinkan auditor melaksanakan audit dan melakukan jasa-jasa lain secara efisien serta efektif. 3. Meningkatnya risiko tuntutan hokum yang dihadapi auditor

American institute of certified public accountants (AICPA) AICPA menetapkan standard an aturan yang harus diikuti seluruh anggota serta akuntan praktisi lainnya. Lima aturan yang ditetapkan oleh AICPA adalah: 1. Standar auditing. Bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan atau keputusan mengenai permasalahan auditing bagi semua entitas selain perusahaan terbuka. 2. Standar kompilasi dan review. Bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan tentang tanggung jawab akuntan publik terkait dengan laporan keuangan perusahaan swasta yang tidak diaudit. 3. Standar atestasi lainnya. Memberikan suatu kerangka kerja bagi pengembangan standar untuk penugasan atestasi. 4. Standar konsultasi. Akuntan publik memberikan laporan mengenai suatu asersi yang merupakan tanggung jawab pihak lain. 5. Kode perilaku professional. Peraturan perilaku yang wajib dipenuhi para akuntan publik sehubungan dengan perilaku etis Standar auditing yang berlaku umum Standar auditing merupakan pedoman untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti. Auditing berlaku umum dibagi menjadi tiga kategori: 1. Standar umum 2. Standar pekerjaan lapangan 3. Standar pelaporan

Standar umum Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai auditor. Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan dengan audit. Auditor harus menerapkan kemahiran professional dalam melaksanakan audit dan menyusun laporan. Standar pekerjaan lapangan Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko, salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan dan untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit. Standar pelaporan Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor mengenai keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika dikaitkan dengan periode sebelumnya. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informatif belum memadai, auditor harus menyatakan dalam laporan auditor. Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bias diberikan dalam laporan auditor.