riset_audit_humas_-_ita.pdf

100
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut mengakibatkan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi dengan menawarkan berbagai produk dan jasa untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya sekitar 57 maskapai penerbangan nasional yang beroperasi di berbagai rute tujuan penerbangan baik dalam negeri maupun luar negeri. (hubud.dephub.go.id, 2011) Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional, tidak banyak perusahaan maskapai penerbangan yang mampu bertahan dalam kondisi persaingan, jika tidak didukung dengan financial yang kuat dan manajemen perusahaan yang profesional. PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN yang masih bertahan sampai sekarang. Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan tertua dan pertama di Indonesia yang telah beroperasi sejak 26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways). Dalam perjalanannya Garuda Indonesia telah banyak mengalami pasang surut yang dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. Pada tahun 1997, Garuda mengalami musibah kecelakaan yaitu dimana sebuah pesawat jenis Airbus A300 jatuh di Sibolangit yang menewaskan seluruh

Upload: nuriemayani

Post on 07-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara

    dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut

    mengakibatkan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang

    beroperasi dengan menawarkan berbagai produk dan jasa untuk menarik

    konsumen sebanyak-banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya

    sekitar 57 maskapai penerbangan nasional yang beroperasi di berbagai rute

    tujuan penerbangan baik dalam negeri maupun luar negeri.

    (hubud.dephub.go.id, 2011)

    Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional,

    tidak banyak perusahaan maskapai penerbangan yang mampu bertahan

    dalam kondisi persaingan, jika tidak didukung dengan financial yang kuat

    dan manajemen perusahaan yang profesional. PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN yang masih

    bertahan sampai sekarang. Garuda Indonesia merupakan perusahaan

    penerbangan tertua dan pertama di Indonesia yang telah beroperasi sejak

    26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways).

    Dalam perjalanannya Garuda Indonesia telah banyak mengalami

    pasang surut yang dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. Pada tahun

    1997, Garuda mengalami musibah kecelakaan yaitu dimana sebuah pesawat

    jenis Airbus A300 jatuh di Sibolangit yang menewaskan seluruh

  • 2

    penumpangnya. Pada tahun yang sama Indonesia terkena dampak Krisis

    Finansial Asia yang mengakibatkan Garuda Indonesia mengalami periode

    krisis kepercayaan dan ekonomi sulit.

    Memasuki tahun 2000-an, Garuda Indonesia membentuk Strategic

    Bussiness Unit (SBU) bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan

    biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia untuk menopang

    induk perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Namun, Garuda

    masih saja bermasalah seperti masalah keuangan dan pada setiap

    penerbangan selalu mengalami kerugian. Beberapa peristiwa internasional

    di Indonesia juga memperburuk kondisi keuangan Garuda Indonesia,

    seperti Bom Bali I, Bom Bali II, wabah SARS, Bencana Tsunami Aceh,

    dan masalah keselamatan penerbangan dengan jatuhnya sebuah pesawat

    jenis Boeing 737 ketika akan mendarat di Yogyakarta. Kondisi tersebut

    mengharuskan Garuda untuk meningkatkan citra baik perusahaan.

    Citra yang baik dari sebuah perusahaan sangat penting karena citra

    berdampak pada persepsi konsumen dan organisasi dalam berbagai hal

    terhadap suatu perusahaan. Menurut Kotler (2000 : 338) Citra dalah

    persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra

    perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat, yaitu daya

    saing jangka menengah dan panjang yang mantap, menjadi perisai selama

    masa krisis, menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan efektivitas

    strategi pemasaran, dan penghemat biaya operasional. Sutojo (2004)

  • 3

    Upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam meningkatkan citra

    perusahaan yaitu melakukan restrukturisasi manajemen dan mengubah

    strategi perusahaan menjadi customer-centric (perusahaan berfokus pada

    pelanggan) artinya dalam menjalankan usahanya Garuda Indonesia lebih

    mengutamakan kepuasan pelanggan dibanding harus berlomba-lomba

    dengan maskapai lain dalam menurunkan harga atau tarif penerbangan

    untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Garuda Indonesia

    bersaing tidak dalam harga. Garuda Indonesia menawarkan harga tiket

    yang lebih tinggi dengan komitmen memberikan pelayanan yang lebih

    baik bagi pelanggannya.

    Pada Juli 2009 Garuda Indonesia meluncurkan sebuah rencana

    ekspansi lima tahun yang bernama Quantum Leap. Lompatan quantum

    yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah menambah rute domestik

    dan internasional, pergantian logo lama menjadi logo baru, membuat

    skema warna baru pesawat, membuat seragam baru seperti kebaya kartini,

    mengadakan konsep layanan baru, sistem hiburan AVOD (Audio Video on

    Demand), mengadakan kelas eksekutif dan kelas ekonomi, dan memasuki

    bursa saham. Quantum Leap yang dilakukan bertujuan untuk menaikkan

    jumlah penumpang per tahunnya.

    Pada periode tahun 2007 hingga tahun 2010 Garuda Indonesia

    mengalami peningkatan laba perusahaan. Garuda Indonesia bahkan telah

    mengukir prestasi dengan memperoleh berbagai penghargaan baik skala

    nasional maupun internasional. Beberapa penghargaan yang diperoleh

  • 4

    Garuda, antara lain adalah menjadi maskapai pertama dan satu-satunya di

    Indonesia yang berhasil meraih IATA Operational Safety Audit (IOSA)

    Certification, penghargaan Indonesian Best Brand Award (IBBA),

    penghargaan dalam acara penganugerahan majalah Angkasa Award yang

    meraih kategori Awak Kabin Terbaik (Best Cabin Crew), Ketepatan

    Waktu Terbaik (Best On Time Perfomance), dan Maskapai Terbaik

    (Airline of The Year), mendapatkan penghargaan "The World's Most

    Improved Airlines" dan "maskapai bintang empat" dari SkyTrax London,

    dan Garuda Indonesia ditetapkan sebagai The Best International

    Airline.

    Public Relations di Garuda Indonesia menggunakan istilah

    Corporate Communication. Corporate Communications mengembangkan

    fungsi komunikasi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat

    menjadi fungsi korporasi. Corporate Communications didefinisikan

    sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan

    pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk

    menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik

    kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung.(http://wikipedia.org)

    Corporate Communication merupakan divisi Top manajeman

    PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menjalankan fungsi

    manajemen komunikasi yang terencana, terarah berkelanjutan baik secara

    internal maupun eksternal, dan termasuk menciptakan brand identity dari

    citra visual yang terpancar melalui logo, produk, jasa, seragam, bangunan

  • 5

    dan segala hal yang dapat ditangkap sebagai komunikasi oleh publik

    perusahaan, serta mengelola program CSR (Corporate Sosial

    Responsibility) dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

    Garuda Indonesia melalui penyaluran dana dan hibah serta program-

    program yang memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah

    usaha perusahaan. Tujuannya adalah mendapatkan mutual understanding

    dan good will perusahaan dengan melakukan kumunikasi dua arah (two

    way communication). Aktivitas atau kegiatan komunikasi yang dilakukan

    divisi Corporate Communication Garuda Indonesia sangat berpengaruh

    terhadap pembentukan citra perusahaan di mata masyarakat luas.

    Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian tentang bagaimana divisi Corporate Communication

    meningkatkan citra perusahaan di sebuah maskapai penerbangan dengan

    judul: Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam

    Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan

    masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana fungsi Corporate Communication dalam meningkatkan

    citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?

  • 6

    2. Bagaimana peran Corporate Communication dalam meningkatkan

    citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?

    3. Bagaimana upaya pembentukan citra oleh Corporate Communication

    di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Menjelaskan fungsi Corporate Communication dalam

    meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk.

    b. Menjelaskan peran Corporate Communication dalam

    meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk.

    c. Menjelaskan upaya pembentukan citra Corporate Communication

    di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Kegunaan Teoritis

    1. Sebagai bahan masukan terhadap pengembangan ilmu

    pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi.

    2. Menarik serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang

    pembentukan citra perusahaan (corporate image) melalui

    aktivitas Corporate Communication sehingga selalu dapat

  • 7

    menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu

    pengetahuan.

    b. Kegunaan Praktis

    1. Sebagai sumber tambahan dan masukan bagi PT. Garuda

    Indonesia (Persero)Tbk dalam menjalankan aktivitas

    Corporate Communication untuk kedepannya.

    2. Menjadi bahan kajian bagi perusahaan lain dalam menjalankan

    aktivitas Corporate Communication dalam upaya

    meningkatkan citra suatu perusahaan.

    D. Kerangka Konseptual

    Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional

    yang semakin meningkat, mengaharuskan PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk meningkatkan citra yang baik di masyarakat. Divisi yang

    berperan mewujudkan bentuk keterbukaan, transparan dan mudah diakses

    adalah Corporate Communication.

    Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees Van Riel dan Charles Fombrun :

    Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Corporate Communication terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi. (http://wikipedia.org)

  • 8

    Kegiatan komunikasi di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk

    merupakan tanggung jawab dari divisi Corporate Communication.

    Corporate Communication di Garuda Indonesia memiliki empat bagian

    yang memiliki tujuan berbeda dalam menangani kegiatankegiatan

    komunikasi diantaranya, yaitu PR (Public Relations), Employee

    Communication, Brand Identity Management, dan CSR (Corporate Sosial

    Responsibility). Tugas PR (Public Relations) adalah mengelola

    komunikasi perusahaan internal dan eksternal, Tugas Employee

    Communication adalah mengelola komunikasi antara karyawan Garuda

    Indonesia, Tugas Brand Identity Management adalah mengelola Corporate

    Identity, termasuk mengelola laporan tahunan dan memastikan

    dokumentasi kegiatan perusahaan, dan Tugas CSR adalah mengelola

    program CSR dan PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

    Definisi Public Relations yang dikemukakan oleh Lattimore dan

    Baskin (2010 : 4) :

    Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi Public Relations berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman di antara konstituen organisasi dan masyarakat.

  • 9

    Definisi Brand Identity yang dikemukakan oleh David A. Aaker

    dan Erich Joachimsthaler (2000) :

    Brand Identity adalah suatu kombinasi dari komponen visual, suara, gerak, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan. Tujuannya, untuk menciptakan pengenalan, merepresentasikan janji, membuat tampilan sendiri, berbeda dengan para pesaing, menciptakan sinergi komunikasi, serta mempunyai ciri yang tidak dimiliki oleh merek lain. Brand Identity (Identitas Merek) merupakan satu kesatuan dengan asosiasi merek yang senantiasa harus diciptakan atau dipertahankan, sehingga menjadi aspirasi bagi strategi merek tersebut.

    Definisi CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang dikemukakan

    The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang

    merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan

    beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara

    di dunia, lewat publikasinya Making Good Business Sense yaitu :

    Corporate Sosial Responsibilty is a continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large. (Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersama-sama dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas). Pada umumnya fungsi dan peran Corporate Communication sama

    dengan fungsi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat.

    Corporate Communications memiliki fungsi dan peran yang cukup

    strategis dalam menjalin hubungan dengan Human Resources. Fungsi dan

    peran PR adalah bekerjasama erat dengan internal dan eksternal

  • 10

    perusahaan untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif serta

    membangun sikap atau perilaku kerja yang positif.

    Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan

    dalam membangun citra perusahaan. Citra perusahaan yang baik,

    memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan pada saat menglami

    masa jaya maupun menghadapi berbagai macam krisis.

    Definisi Citra yang dikemukakan oleh Kotler (2000 : 338) :

    Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.

    Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi

    yang diterima oleh seseorang. Komunikasi tidak secara langsung

    menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita

    mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan (Danasaputra, 1995 : 34-

    35). Proses pembentukan Citra dalam stuktur kognitif yang tertera dalam

    pengertian sistem komunikasi dikemukakan oleh John S. Nimpoeno

    seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut :

    Keterangan gambar:

    Corporate Communication digambarkan sebagai input output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah

    Gambar 1.1. Model Pembentukan Citra Sumber: Buku Dasar-Dasar Public Relations

  • 11

    stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. (Soemirat & Ardianto, 2002 : 115).

    Komponen-komponen dalam model pembentukan citra adalah

    persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap yang diartikan sebagai citra individu

    terhadap stimulus atau pesan yang disampaikan oleh Corporate

    Communication. Jika pesan yang disampaikan mendapat respon dari

    masyarakat, maka masyarakat akan mengerti tentang pesan tersebut.

    Adapun arti dari komponen tersebut dalam model pembentukan citra

    tersebut adalah:

    1. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur

    lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan.

    2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.

    3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

    keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

    guna mencapai suatu tujuan.

    4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan

    merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Soemirat &

    Ardianto (2002 : 116)

    Setelah Corporate Comunication melakukan proses pembentukan

    citra, terjadi feedback (tanggapan balik) dari publik yang bersangkutan.

    Tanggapan balik yang diberikan oleh publik akan membentuk citra

    perusahaan yang positif (corporate image).

  • 12

    Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli,

    maka kerangka teori dalam penelitian ini dapat disusun menjadi sebuah

    bagan kerangka konseptual, sebagai berikut :

    E. Definisi Operasional

    Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang

    digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan

    pengertian sebagai berikut :

    1. Fungsi adalah pekerjaan dan pola perilaku yang diharapkan dari

    seseorang dalam manajemen dan ditentukan berdasarkan status

    yang ada padanya.

    Gambar 1.2. Kerangka Konseptual

  • 13

    2. Peran adalah kedudukan/perangkat seseorang dalam suatu sistem

    manajemen/organisasi.

    3. Corporate Communication adalah divisi komunikasi di PT. Garuda

    Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menciptakan dan

    memelihara komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publik

    internal maupun publik eksternal (timbal balik) dengan tujuan

    menciptakan saling pengertian, saling menghargai, dan saling

    mempercayai.

    4. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau

    produknya tentang suatu yang muncul sebagai hasil dari

    pengetahuan dan pengalamannya.

    5. Corporate Image (Citra Perusahaan) adalah citra dari suatu

    organisasi secara keseluruhan.

    6. PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah BUMN yang

    menjalankan usaha penerbangan dan merupakan maskapai pertama

    di Indonesia. Dan perusahaan tempat penulis melakukan penelitian

    skripsi.

    7. Quantum Leap adalah program ekspansi 5 tahun yang dirancang

    Garuda Indonesia untuk menaikkan jumlah penumpang maskapai

    per tahunnya.

    8. Model Pembentukan Citra oleh John. S. Nimpoeno adalah model

    tentang proses pembentukan citra yang digunakan untuk melihat

  • 14

    bagaimana Corporate Communication dalam membentuk citra

    positif perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

    F. Metode Penelitian

    1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan yang menjadi obyek

    penelitian adalah divisi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk yang berkantor di Management Building Ground Floor,

    Garuda City Soekarno-Hatta Internasional Airport, Cengkareng 19120

    Indonesia. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Juli-Agustus 2012.

    2. Tipe Penelitian

    Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif

    yang mana data digambarkan secara obyektif berdasarkan data atau fakta

    yang diperoleh di lokasi penelitian.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan

    penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan

    prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Untuk memperoleh data

    yang berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti melakukan

    pengumpulan data. Data yang digunakan adalah sebagai berikut :

    a) Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan

    melalui :

  • 15

    1. Observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi

    penelitian.

    2. Wawancara (interview) secara langsung dengan beberapa

    informannya yang merupakan sumber data utama dalam

    penelitian ini.

    b) Data Sekunder

    Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui kajian

    beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang

    diangkat, dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca

    beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar serta internet. Selain itu,

    beberapa data yang diperoleh dari PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk

    sendiri.

    4. Informan

    Menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti memilih

    informan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam aktivitas di

    divisi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dan

    dianggap mengetahui masalah yang diteliti serta dapat memberikan

    informasi yang akurat mengenai masalah yang diteliti. Informan yang

    relevan dalam penelitian ini adalah:

    a) Resno Widyarto : Asistant Senior Manager Public Relations (divisi

    Corporate Communication) Garuda Indonesia

  • 16

    b) Adnan Iskandar : Life Inspirer, Pembicara Motivasional,

    Advertising Practitioner / Publik Eksternal Garuda Indonesia

    pemegang Garuda Frequent Flyer (GFF)

    c) Abdul Azis : Kordinator Riset dan Magang Unit Learning &

    Development / Internal Karyawan Garuda Indonesia

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian serta pengamatan langsung di lapangan (Field

    Research), yaitu di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Teknik penelitian

    yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan data yang

    diperlukan adalah sebagai berikut :

    a) Observasi

    Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang

    digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan

    dan pengindraan. Peneliti mengamati secara langsung ke tempat

    yang dijadikan lokasi penelitian.

    b) Wawancara (Interview)

    Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan

    untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Peneliti

    akan menggunakan teknik wawancara, dimana peneliti akan

    bertatap muka secara langsung dengan informan agar mendapatkan

    data yang lengkap dan akurat. Wawancara ini dilakukan ke

    beberapa orang yang menjadi informan yang mempunyai kaitan

    erat atau berwenang dengan masalah yang diteliti.

  • 17

    c) Studi Pustaka atau Literatur (Library Research)

    Teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah,

    literatur dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dan

    hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan

    beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai

    landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan

    yang peneliti angkat.

    6. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif

    kualitatif, dengan penekanan utama pada penelitian sumber,

    mengungkapkan fakta (menguraikan data dengan mendeskripsikan data

    yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun data sekunder)

    dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian data yang

    diperoleh diuraikan serta dikembangkan berdasarkan model Pembentukan

    Citra oleh John S. Nimpoeno. Maka akan diperoleh gambaran jelas tentang

    fungsi dan peran Corporate Communication dalam upaya meningkatkan

    Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

  • 18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Komunikasi Organisasi

    1. Pengertian Komunikasi Organisasi

    Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara

    harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling

    bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada

    juga yang menamakannya sarana. Menurut Everet M. Rogers dalam

    bukunya (Communication in Organization) mendefinisikan organisasi

    sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk

    mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian

    tugas. Menurut Robert Bonnington dalam (Modern Business: A Systems

    Approach) mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen

    mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola

    struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

    Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

    peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam

    mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

    komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik

    apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,

    faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-

    jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah

  • 19

    untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu

    organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan

    lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat

    komunikasi dilancarkan.

    Menurut Wiryanto (2005) mendefinisikan Komunikasi Organisasi

    adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam

    kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi

    formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan

    sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di

    dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus

    dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan,

    jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah

    komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada

    organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

    Menurut Conrad dalam Tubbs dan Moss (2005)

    mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut :

    a) Fungsi perintah

    Berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan

    kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas

    suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara

    sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.

  • 20

    b) Fungsi relasional

    Berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota

    menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal

    dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan

    mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai

    cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke

    atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.

    Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa

    dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang

    perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan

    organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu

    konflik, kurang ditaati, dsb.

    c) Fungsi manajemen ambigu

    Berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam

    keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena

    pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi,

    demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks

    yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut

    mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan

    mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.

    Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan

    dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi

    bersama.

  • 21

    2. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

    a) Komunikasi Internal

    Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan

    antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan

    organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara

    sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud

    komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi

    bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder

    (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan

    menjadi dua, yaitu:

    1. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari

    bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan

    dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,

    pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,

    informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan

    memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,

    dsb. kepada pimpinan.

    2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara

    sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada

    manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang

    sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi

    lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman,

    metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk

  • 22

    menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya,

    serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

    b) Komunikasi Eksternal

    Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara

    pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi

    besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan

    masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh

    pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja.

    Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:

    1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini

    dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan

    sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,

    setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui

    berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel

    surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;

    leaflet; poster; konferensi pers.

    2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari

    khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek

    dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

  • 23

    B. Public Relations

    1. Pengertian Public Relations

    Berbagai macam pengertian tentang Public Relations yang

    dikemukakan oleh para ahli yang terkait dengan profesinya dan

    kesulitannya tidak satupun di antara mereka mempunyai definisi yang

    sama. Secara etimologis Public Relations terdiri dari dua buah kata, yaitu

    Public dan Relations. Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti

    publik, dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi, Public Relations

    berarti hubungan-hubungan dengan publik.

    Salah satu penentuan untuk definisi Public Relations secara umum

    dibebankan ke Foundation for Public Relations Research and Education,

    tahun 1975. Sebanyak 65 ahli public relations berpartisipasi dalam studi

    tersebut, menganalisis 472 definisi yang berbeda, dan menyimpulkan

    definsisi public relations dengan 88 kata-kata berikut:

    Public Relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between an organization and its publics; involve the management of problems or issue; helps management to keep informed on responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management to abreast of an effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication techniques as its principal tools.

    Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan

    masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi

    jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan

    demikian, diharapkan publik dapat memahami, menerima, dan bekerja

  • 24

    sama apabila terdapat sebuah masalah yang berkaitan dengan kepentingan

    publik. Dalam hal ini publik dapat membantu manajemen dengan

    memberikan sistem peringatan dini agar perusahaan dapat mengantisipasi

    kemungkinan adanya krisis di masa yang akan datang.

    2. Tipe-tipe publik dalam Public Relations

    Publik atau khalayak merupakan aspek yang sangat penting dalam

    sebuah perusahaan. Publik atau khalayak juga disebut sebagai stakeholder.

    Stakeholder adalah setiap lelompok yang berada di dalam maupun diluar

    perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan

    perusahaan. Secara umum publik (khalayak) dapat diklasifikasikan dalam

    beberapa kategori sebagai berikut :

    a) Internal dan Eksternal

    Publik internal adalah mereka yang berada didalam organisasi,

    yaitu karyawan, manajer, supervisor, serkat pekerja, dan dewan

    direksi. Publik eksternal adalah mereka yang secara tidak

    langsung berhubungan dengan perusahaan, yaitu media,

    pemerintah pusat dan daerah, konsumen, masyarakat sekitar, dan

    pemasok.

    b) Primary, secondary, and marginal

    Publik primer adalah mereka yang memiliki potensi paling

    strategis, baik untuk mendukung dan menghalangi kesuksesan

    sebuah organisasi. Keberadaan publik sekunder cukup

    berpengaruh, walaupun tidak signifikan terhadap perusahaan.

  • 25

    Publik marginal sama sekali tidak berpengaruh terhadap

    kemajuan perusahaan. Contoh, ketika seorang kriminal terlibat

    kasus hukum dan diajukan ke pengadilan, maka publik primernya

    adalah jaksa, hakim, saksi, dan pengacara. Publik sekundernya

    adalah keluarga korban dan mereka yang hadir di persidangan,

    sedangkan publik marginalnya adalah masyarakat luas.

    c) Traditional and future

    Karyawan dan konsumen adalah traditional public, sedangkan

    pelajar dan masyarakat yang belum mengonsumsi produk

    perusahaan merupakan calon konsumen potensial atau future

    public. Tidak satu pun perusahaan dapat menghalangi setiap

    perusahaan yang terjadi pada publik.

    d) Proponents, opponents,and the uncommitted

    Sebuah organisasi harus berhadapan dengan publik, baik publik

    yang mendukung maupun yang menentang. Bagi mereka yang

    mendukung perlu dijaga dengan komunikasi yang dapat

    meningkatkan kepercayaan mereka terhadap organisasi. Dalam

    politik, publik yang netral (uncommited) sangat berbahaya. Dalam

    banyak kasus, pemilu dimenangkan karena perubahan suara

    mereka netral.

  • 26

    3. Peran, Fungsi, dan Aktivitas Public Relations

    Menurut Dozier dan Broom dalam Ruslan (2006a: 2021), bahwa

    peranan Public Relations dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai

    berikut :

    a. Expert Prescriber

    Sebagai praktisi humas memiliki kemampuan tinggi dapat

    membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah

    hubungan dengan publiknya, sehingga pihak manajemen bertindak

    pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan

    atau usulan dari ahli humas.

    b. Communication Fasilitator

    Praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk

    membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang

    diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi

    bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali

    keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak

    publiknya.

    c. Problem Solving Process Fasilitator

    Praktisi humas dalam proses pemecahan persoalan merupakan

    bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi

    baik sebagai penasihat (advicer) hingga mengambil tindakan

    eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang

    tengah dihadapi secara rasional.

  • 27

    d. Communication Technician

    Humas hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau

    dikenal dengan methode of communication dan sistem komunikasi

    dalam organisasi tergantung masing-masing bagian atau tingkatan

    (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media

    komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan

    akan berbeda dari bawahan ke atasan.

    Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam Effective Public

    Relations (2007:11) merumuskan bagian-bagian dari fungsi Public

    Relations (PR) antara lain :

    a. Hubungan Internal adalah bagian khusus dari Public Relations

    yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan

    saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat

    organisasi/perusahaan/instansi menggantungkan kesuksesannya.

    b. Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang

    digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita.

    Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak

    bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak

    memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.

    c. Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh

    sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk

    ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode

    terkontrol dalam menempatkan pesan di media.

  • 28

    d. Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai

    berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan

    perhatian publik.

    e. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan

    mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam

    rangka memengaruhi kebijakan publik.

    f. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk

    menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama

    dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan

    regulasi.

    g. Manajemen Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi,

    mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu-isu kebijakan

    publik yang memengaruhi hubungan organisasi/ perusahaan/

    institusi dengan publik mereka.

    h. Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan

    korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang

    bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan

    pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka

    memaksimalkan nilai pasar.

    i. Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi

    nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan

    dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan

    dukungan sukarela.

  • 29

    Sementara menurut Rosady Ruslan (2005) dalam Suparmo

    (2011:91) mengemukakan secara garis besar fungsi aktivitas PR adalah

    sebagai berikut :

    a. Communicator

    Kemampuan sebagai communicator adalah segala kemampuan yang

    terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan media cetak,

    elektronik, tatap muka, lisan dan lainnya. Selain itu juga kemampuan

    untuk bertindak sebagai mediator dan persuader.

    b. Relationship

    Kemampuan di bidang relationship adalah kemampuan PR

    membangun hubungan yang positif antara organisasi/ perusahaan/

    instansi yang diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal.

    PR juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan,

    dukungan kerja sama dan toleransi di antara kedua belah pihak

    tersebut.

    c. Back-up Management

    Kemampuan sebagai back-up management adalah kemampuan untuk

    melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,

    seperti bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional dan

    personalia.

    d. Good Image Maker

    Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan

    menciptakan citra atau publikasi yang positif. Kemampuan ini

  • 30

    merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama

    manajemen kehumasan organisasi/perusahaan/instansi.

    e. Creator

    Kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait dengan

    kewajiban PR menciptakan berbagai macam program

    organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan tujuan dan sasarannya.

    f. Conceptor

    Kemampuan sebagai conseptor adalah kemampuan yang terkait

    dengan tugas PR menyusun dan menuliskan berbagai macam naskah

    yang diperlukan organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan writing

    skill-nya.

    g. Problem Solver

    Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan PR sebagai

    bagian dari tatanan dan jajaran di dalam

    organisasi/perusahaan/instansi serta turut bertanggung jawab

    memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

    C. Corporate Communication

    1. Pengertian Corporate Communication

    Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas)

    merupakan pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi

    Korporasi) yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan-

    perusahaan tidak memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi,

  • 31

    mereka harus sering merespons kepada publik internal dan eksternal. Oleh

    karena hukum-hukum baru memaksa perusahaan untuk berkomunikasi di

    banyak situasi yang dulunya mereka tidak terbiasa dikonfrontasi dan

    kebutuhan untuk terus-menerus merespons menunjukkan bahwa sumber

    daya yang berdedikasi dibutuhkan untuk mengatur aliran sistem

    komunikasi. Menurut penjelasan tersebut, Corporate Communication

    memiliki definisi yang sama dengan PR. Corporate Communication pun

    menjalankan fungsi-fungsi PR yang sudah kita ketahui.

    Corporate Communication adalah pesan yang dikeluarkan oleh

    sebuah organisasi atau perusahaan, badan, atau lembaga kepada publik.

    Publik, baik dari internal yaitu karyawan, stakeholder, dan pemegang

    saham maupun eksternal seperti agens-agensi, mitra, media, pemerintah,

    badan industri dan institusi-institusi, serta masyarakat intelek dan

    masyarakat umum. Suatu organisasi harus mengomunikasikan pesan yang

    sama ke semua yang berkepentingan, untuk mengirimkan koherensi,

    kredibilitas dan etika. Jika salah satu esensi ini ada yang hilang, maka

    seluruh organisasi kemungkinan akan gagal. Corporate Communication

    membantu organisasi menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak

    visi dan nilai-nilai menjadi sebuah pesan kohesif kepada stakeholder.

    Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees van Riel dan Charles Fombrun :

    Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Komunikasi perusahaan terdiri

  • 32

    dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi. (http://wikipedia.org)

    Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur

    komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan

    kepada organisasi atau perusahaan. Struktur Corporate Communication

    adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur

    segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis.

    Corporate Communication adalah divisi dalam suatu perusahaan

    yang menangani berbagai macam bentuk isu komunikasi perusahaan

    dengan publiknya. Corporate Communication dalam kedudukannya

    sebagai mediator melakukan kegiatannya dalam bentuk sebagai berikut:

    a) Membantu manajemen untuk memonitor isu-isu yang sedang

    berkembang.

    b) Membantu manajemen dalam membangun opini publik.

    c) Membantu manajemen dalam memanfaatkan teknik-teknik

    komunikasi dalam upaya membangun citra perusahaan.

    Dalam Corporate Communication terdapat beberapa tugas

    Corporate Communication, strategi perusahaan dan sasaran sebagai aspek

    komunikasi dalam menangani krisis yaitu :

    1) Tugas Corporate Communication :

    a. Mengaktifkan dan mengelola media center sebagai pusat informasi

    bagi media massa.

    b. Bertindak sebagai juru bicara (spoke person) perusahaan.

  • 33

    c. Menyampaikan penjelasan pertama mengenai accident yang terjadi

    sesegera mungkin, dan memberikan updated informasi kepada

    media sesuai perkembangan penanganan accident.

    d. Menyiapkan atau membuat statement bagi CEO berkaitan dengan

    accident yang terjadi.

    e. Menyiapkan atau membuat berita pers secara berkelanjutan sesuai

    perkembangan penanganan accident.

    f. Menyelenggarakan konferensi pers sesuai perkembangan yang tejadi.

    g. Memonitor perkembangan pemberitaan media.

    h. Menganalisa pemberitaan media.

    i. Menyampaikan pemberitaan atau informasi kepada publik internal

    menyangkut accident yang terjadi.

    2) Strategi Corporate Communication :

    a. Mengaktifkan communication team sesuai perincian tugas dan

    tanggungjawabnya.

    b. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan

    kecelakaan.

    c. Menjadi sumber informasi yang cepat, akurat serta menyampaikan.

    d. Informasi yang penting dan mengurangi situasi ketidakpastian.

    e. Bersikap penuh perhatian, jujur , terbuka, serta tidak berspekulatif.

    f. Memahami data atau informasi tentang aspek safety dan prosedur

    dalam penanganan kecelakaan.

  • 34

    3) Sasaran Corporate Communication :

    a. Secara bertahap mampu menciptakan maupun merubah situasi

    ketidakpastian menjadi kondisi yang pasti.

    b. Membantu media massa untuk senantiasa fokus terhadap data dan

    fakta yang ada, sesuai perkembangan penanganan kecelakaan.

    c. Menjaga kepercayaan publik bahwa penerbangan merupakan

    modal transportasi yang aman dan mengutamakan aspek safety.

    d. Menciptakan kondisi atau gambaran bahwa PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk merupakan penerbangan yang safe dan perusahaan

    menunjukan sikap yang caring terhadap para korban dan anggota

    keluarganya.

    2. Corporate Communication dan Public Relations

    Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau

    organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara

    berbeda pula. Kata Communication dan Corporate Communication

    sekarang sering digunakan untuk menyebut fungsi Public Relations di

    banyak organisasi/perusahaan/instansi.

    Corporate Communication menghasilkan dan mempromosikan

    sebagai berikut :

    a. Budaya perusahaan yang kuat

    b. Identitas korporat

    c. Filosofi perusahaan

    d. Corporate citizenship

  • 35

    e. Sebuah hubungan yang sesuai dan profesional terhadap pers,

    termasuk respons yang cepat dan bertanggung jawab terutama saat

    terjadi krisis

    f. Memahami alat komunikasi dan teknologinya

    g. Pendekatan untuk komunikasi global

    Bagaimana organisasi berkomunikasi dengan karyawannya, pers,

    dan pelanggan dalam menjaga dan menghidupkan nilai perusahaan itu

    sendiri. Komunikasi perusahaan merupakan segala hal tentang mengelola

    persepsi dan memastikan:

    a) Efektif dan tepat waktu dalam penyebaran informasi

    b) Citra perusahaan yang positif

    c) Hubungan yang lancar dan sejalan dengan stakeholder

    Baik itu tubuh perusahaan, organisasi, lembaga, organisasi non-

    pemerintah atau badan pemerintah, semua memerlukan citra dan reputasi

    positif. Dalam kompetisi yang semakin meningkat saat ini, akses mudah

    terhadap informasi dan media, manajemen reputasi telah menjadi semakin

    penting. Oleh karena itu, Corporate Communication telah menjadi aset

    yang signifikan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Corporate

    Communication kini telah muncul sebagai suatu ilmu dan seni manajemen

    persepsi.

  • 36

    3. Tugas utama Corporate Communication

    a. Untuk menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate

    branding).

    b. Untuk meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang

    diinginkan dan fitur merek.

    c. Untuk mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi.

    d. Untuk merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk

    membuat keputusan mengenai urusan komunikasi.

    e. Untuk menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuan-

    tujuan perusahaan.

    f. Untuk berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis

    internasional. (http://wikipedia.org)

    4. Alat Corporate Communication

    Komunikasi yang terintegrasi dapat dicapai dalam berbagai cara.

    Empat hal yang utama adalah:

    a. Penerapan sistem identitas visual (kadang-kadang disebut sebagai

    "house style");

    b. Penggunaan komunikasi pemasaran terpadu;

    c. Ketergantungan pada koordinasi;

    d. Adopsi sistem perencanaan terpusat.

    Menurut penelitian, lebih dari setengah dari kepala Departemen

    Corporate Communication mengawasi fungsi komunikasi yang mencakup

    komunikasi internal/eksternal, mengelola reputasi perusahaan dan merek,

  • 37

    merekrut dan mempertahankan karyawan berbakat, peluncuran produk,

    mengembangkan strategi perusahaan, Corporate Social Responsibility

    (CSR), meningkatkan persepsi investor/analis, dan mengelola krisis.

    (http://wikipedia.org)

    Definisi CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang

    dikemukakan The World Business Council for Sustainable

    Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang

    berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional

    yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya Making

    Good Business Sense yaitu :

    Corporate Sosial Responsibilty is a continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large.

    Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk

    tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang

    diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersama-sama dengan

    peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta

    sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat

    secara lebih luas.

    D. Model Pembentukan Citra

    Banyak teori ataupun model yang berkaitan tentang proses

    pembentukan citra. Model Pembentukan Citra oleh John S. Nimpoeno

    adalah Model yang digunakan peneliti untuk mengetahui proses

  • 38

    pembentukan Citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari

    sikapnya terhadap objek tersebut. Menurut Solomon dalam Rakhmat

    menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada

    informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak akan ada teori tentang

    sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang

    dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi

    proses pembentukan Citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan

    pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Menurut

    kutipan Danasaputra dalam buku Dasar-dasar Public Realations

    (2005:115) menyatakan Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan

    perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita

    mengorganisasikan Citra kita tentang lingkungan.

    Proses pembentukan Citra dalam stuktur kognitif yang sesuai

    dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno,

    seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut :

    Model Pembentukan Citra pada gambar diatas memperlihatkan

    bahwa Corporate Communication digambarkan sebagai input-output.

    Gambar 2.1. Model Pembentukan Citra Sumber: Buku Dasar-Dasar Public Relations

  • 39

    Proses interen dalam model ini adalah pembentukkan citra, sedangkan

    input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau

    perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi,

    motivasi, dan sikap. Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan

    berusaha untuk mengerti tentang rangsangan tersebut.

    Adapun arti dari komponen tersebut dalam model pembentukan

    citra tersebut adalah:

    1. Persepsi diartikan Respon Perilaku sebagai hasil pengamatan

    terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses

    pemaknaan. Dengan kata lain individu akan memberikan makna

    terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai

    rangsangan. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat

    melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan

    individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh

    rangsangan dapat memenuhi kognisi inividu.

    2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus.

    Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti

    rangsangan tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-

    informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan

    kognisinya. Motivasi dan sikap akan menggerakan respons seperti

    yang diinginkan oleh pemberi rangsangan.

  • 40

    3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

    keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

    guna mencapai suatu tujuan.

    4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan

    merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap

    bukan perilaku, tetapi merupakan kecendrungan untuk berperilaku

    dengan cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong atau

    motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra

    terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan

    diinginkan. Sikap mengandung aspek evalutif, artinya mengandung

    nilai menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah.

    E. Citra Perusahaan (Coporate Image)

    1. Pengertian Citra Perusahaan

    Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra baik pada

    publik sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai

    stimulus adanya pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ada berbagai

    pendapat mengenai citra perusahaan yang dikemukakan oleh para ahli

    komunikasi. Menurut Mark Graham R. Dewney mengatakan bahwa citra

    perusahaan merupakan impresi mengenai perusahaan yang ada dalam

    benak konsumen. Menurut Jeffkins citra perusahaan diartikan sebagai

    karakter sebuah perusahaan. Sementara PR Smith mendefinisikan citra

    perusahaan sebagai sejumlah persepsi terhadap sebuah organisasi.

  • 41

    Pengertian lain tentang Citra adalah suatu gambaran tentang mental; ide

    yang dihasilkan oleh imajinasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada

    publik oleh seorang, perusahaan, organisasi dan sebagainya.

    Citra adalah perusahaan di mata publik. Citra adalah sebuah

    cerminan dari identitas sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah

    organisasi atau perusahaan dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-

    beda di mata publik yang berbeda-beda pula. Berdasarkan pengertian-

    pengertian yang telah dikemukakan, peneliti memahami bahwa citra

    merupakan kesan yang timbul dalam diri seseorang sebagai hasil dari

    pemahaman yang terbentuk dari pengetahuan dan pengalamannya dalam

    memandang atau menilai sebuah organisasi atau perusahaan. Namun,

    pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur

    secara sistematis, melainkan wujudnya bisa dirasakan dari hasil pekerjaan,

    yaitu baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif

    maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan

    masyarakat luas pada umumnya.

    2. Jenis-jenis Citra Perusahaan (Corporate Image)

    Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut

    adalah lima jenis citra yang dikemukakan, yakni :

    a. Citra Bayangan (Mirror Image)

    Citra jenis ini adalah citra yang diyakini oleh perusahaan

    bersangkutan terutama pihak manajemen yang tidak percaya apa

  • 42

    dan bagaimana kesan pihak luar terhadap institusi yang

    dipimpinnya, tidak selamanya dalam posisi yang baik.

    b. Citra Kini (Current Image)

    Citra yang sekarang dimiliki oleh pihak luar dalam memandang

    institusi tersebut. Ada kemungkinan citra kini yang dimiliki oleh

    sebuah institusi adalah citra yang buruk atau negatif.

    c. Citra Harapan (Wish Image)

    Citra yang menjadi harapan dan cita-cita dari suatu insitusi yang

    hendak ditampilkan kepada publiknya. Idealnya citra sebuah

    insitusi adalah positif.

    d. Citra Perusahaan (Corporate Image)

    Citra adalah citra yang berkaitan dengan sosok insititusi sebagai

    tujuan utamanya, bagaimana citra institusi yang positif lebih

    dikenal serta diterima oleh publiknya.

    e. Citra Serbaneka (Multiple Image)

    Citra ini adalah komplimen (pelengkap) dari corporate image

    sebagai contoh pihak PR dapat menampilkan citra dari atribut logo,

    nama produk, tampilan gedung dan lain sebagainya;

    f. Citra Penampilan (Performance Image)

    Citra ini lebih ditujukan kepada subyek yang ada pada institusi,

    bagaimana kinerja atau penampilan diri dari para profesional pada

    institusi yang bersangkutan sebagai contoh citra yang ditampilkan

    karyawan dalam menangani keluhan para pelanggan.

  • 43

    BAB III

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    A. Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

    Sejarah penerbangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan

    dari masa-masa perjuangan rakyat Indonesia dalam usaha

    mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah ini dimulai ketika pada

    tahun 1948, guna menunjang mobilitas pemimpin pemerintahan, Presiden

    Soekarno menghimbau kepada pengusaha dan rakyat Aceh untuk

    menghimpun dana guna pembelian pesawat terbang. Terkumpulah

    sejumlah uang untuk membeli pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota yang

    kemudian diberikan registrasi R1-001 diberi nama Seulawah yang

    berarti Gunung Emas. Adapun nama Garuda diberikan oleh Presiden

    Soekarno sendiri yang mengutip bahasa Belanda Ik ben Garuda ,

    Vishnoes vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw einladen, yang

    artinya Aku adalah Garuda, burung milik Wishnu yang membentang

    sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu.

    Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota

    dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo Garuda

    Indonesian Airways terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput

    pertama kali dengan Garuda Indonesian Airways. Garuda Indonesia

    kemudian resmi menjadi Perusahaan Negara pada tahun 1950. Pada saat

    itu Garuda Indonesia memiliki 38 buah pesawat yang terdiri 22 jenis

  • 44

    DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada

    perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1956, untuk

    pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke

    Mekkah.

    Sepanjang tahun 1980an, armada Garuda Indonesia dan

    operasionalnya mengalami resrtukturisasi besar-besaran yang menuntut

    perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan

    mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda

    Indonesia Training Centre (GITC) yang terletak di Jakarta Barat. Selain

    pusat pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan

    Pesawat, Garuda Maintenance Facility (GMF) di bandara internasional

    Soekarno-Hatta di masa itu. Di awal masa 1990an, strategi jangka panjang

    Garuda Indonesia disusun hingga melampaui tahun 2000. Armada juga

    terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda Indonesia termasuk dalam

    30 besar maskapai di dunia.

    Sejak awal tahun 2005 tim manajemen yang baru mulai membuat

    perencanaan bagi masa depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali

    manajemen baru, Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan

    restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan

    efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan,

    menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan,

    dan yang terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan semangat

    Garuda Indonesia. Bagi perusahaan, pelayanan dalam kegiatan operasional

  • 45

    merupakan kunci indikator kinerja. Pengukuran strategi yang melibatkan

    restrukturisasi pada seluruh rantai pelayanan (service chain) menegaskan

    komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan yang berorientasi pada

    pelanggan. Garuda Indonesia memiliki gedung manajemen baru di Bandar

    Udara Internasional Soekarno-Hatta. Garuda Indonesia saat ini di dukung

    oleh 5.075 orang karyawan yang tersebar di kantor pusat dan 43 kantor

    cabang. Pada akhir Desember 2009, Garuda Indonesia mengoperasikan 70

    pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis

    Airbus 330-300, 4 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 57 pesawat jenis B-

    737 (seri 300, 400, 500& 800). Pesawat-pesawat ini melayani lebih dari 50

    rute tujuan domestic dan internasional serta lebih dari 10 juta pelanggan.

    1. Logo Perusahaan

    Artinya :

    a) Kepala Burung Garuda melambangkan Lambang Negara Republik

    Indonesia.

    b) Lima (5) Bulu Sayap melambangkan Pancasila.

    c) Warna Biru melambangkan Langit Angkasa.

    Gambar 3.1.

  • 46

    2. Visi, Misi, Nilai & Tujuan Perusahaan

    PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk secara konsisten mengarahkan

    strategi dan inisiatifnya untuk mencapai tujuan perusahaan dan

    mewujudkan misinya menjadi perusahaan penerbangan pembawa bendera

    bangsa. Berikut adalah visi, misi, nilai dan tujuan perusahaan :

    Visi Perusahaan :

    Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan

    menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat

    dunia menggunakan keramahan Indonesia.

    Misi Perusahaan :

    Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa

    (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia

    kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional

    dengan memberikan pelayanan yang profesional.

    Nilai Perusahaan :

    Tata nilai perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI

    (eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY , Honesty &

    openness, Integrity):

    a. eFficient & effective :

    Insan Garuda Indonesia senantiasa melakukan tugas yang

    diembannya secara teliti, tepat, dan akurat dalam waktu

    sesingkat mungkin dan tenaga serta biaya seefisien mungkin

  • 47

    tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan

    bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin pelanggan

    memperoleh layanan yang berkualitas.

    b. Loyalty :

    Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang

    didelegasikan kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung

    jawab dan disiplin. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda

    Indonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas layanan

    yang diberikan kepada pelanggan.

    c. customer centricitY :

    Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap

    membantu dan melayani. Hal ini didasari keyakinan bahwa

    Garuda Indonesia berupaya menempatkan pelanggan sebagai

    pusat perhatian.

    d. Honesty & openness :

    Insan Garuda Indonesia harus jujur , tulus dan ikhlas dalam

    menjalankan seluruh aktivitasnya dan melakukan komunikasi

    dua arah yang jelas dan transparan dengan memperhatikan

    prinsip kehati-hatian, serta tetap menjaga kerahasiaan. Hal ini

    didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya

    menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pelanggan.

  • 48

    e. Integrity :

    Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat

    serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat

    merusak citra profesi dan perusahaan. Hal ini didasari

    keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin

    layanan dan relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara

    hukum dan moral.

    Tujuan Perusahaan :

    Untuk mencapai visi perusahaan maka tujuan perusahaan

    adalah menjadi maskapai penerbangan terkemuka dengan

    reputasi yang sejajar dengan maskapai kelas dunia lainnya.

    Sedangkan sasaran perusahaan yang hendak dicapai adalah

    menciptakan perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang

    dengan keuntungan yang berkelanjutan.

    B. Anak Perusahaan

    Anak perusahaan adalah satu kesatuan legal yang independen, yang

    dibangun oleh perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya.

    Manajemen anak perusahaan diatur secara independen namun tetap di

    bawah kontrol induk perusahaan. Untuk mendukung kegiatan

    operasionalnya, Garuda Indonesia memliki 4 anak perusahaan yang fokus

    pada produk/ jasa pendukung bisnis perusahaan induk. Anak perusahaan

    Garuda Indonesia meliputi :

  • 49

    1) PT Aerowisata

    PT Aerowisata menawarkan layanan yang berhubungan dengan

    perhotelan dan pariwisata. PT. Aerowisata memiliki sejumlah anak

    perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, katering

    (pelayanan penyedia makanan), penyedia layanan transportasi

    darat, serta wisata & agen perjalanan. Anak-anak perusahaan ini

    meliputi Hotel Development Corporation, PT Senggigi Pratama

    International, PT Angkasa Citra Sarana Catering Service, PT

    Mandira Erajasa Wahana, PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi,

    Garuda Orient Holidays Pty. Ltd. dan PT Aerojasa Perkasa.

    2) PT Abacus Distribution Systems Indonesia (PT Abacus DSI)

    Visi perusahaan ini adalah menjadi penyedia layanan Sistem

    Distribusi Global (Global Distribution Systems/GDS) terdepan

    serta penyedia layanan komunikasi dan teknologi informasi di

    Indonesia. Cakupan kegiatan perusahaan ini meliputi layanan

    system reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan

    komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan

    fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta

    menyediakan bantuan teknis dalam system reservasi

    terkomputerisasi (computerized reservation systems/CRS) untuk

    agen-agen perjalanan.

  • 50

    3) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)

    Perusahaan ini didirikan untuk melaksanakan dan mendukung

    ekonomi pemerintahan Indonesia dan kebijakan perkembangan

    nasional, khususnya dalam bidang pemeliharaan pesawat terbang

    dan layanan perbaikan serta bisnis lain yang berhubungan dengan

    pemeliharaan pesawat terbang maupun layanan perbaikan. Selain

    itu, untuk menghasilkan keuntungan untuk perusahaan melalui

    pemeliharaan pesawat terbang dan layanan perbaikan termasuk

    mesin dan komponen.

    4) PT Aero Systems Indonesia

    Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik

    teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan

    industri lainnya. Bisnis utama ASYST adalah melayani sebagai

    penyedia hosting untuk tiga layanan utama: Software as a Services

    atau SaaS (layanan perangkat lunak) seperti Passenger Service

    System atau PSS (system layanan penumpang) dan ERP

    (Enterprise Resource Planning) business model dikuatkan oleh

    Platform as a Service atau PaaS (layanan platform), yang terdiri

    dari sistem operasional, Reverse Proxy, Web Server, Application

    Server, and Database, serta Infrastructure as a Service atau IaaS

    (layanan prasarana) seperti Server (komputasi), penyimpanan,

    perangkat jaringan, Pusat Data dan Disaster Recovery Center

    (Pusat Pemulihan Bencana) untuk mendukung dan

  • 51

    mengoptimalisasikan jaringan bisnis. Seluruh layanan disimpan di

    dalam pusat data dengan standar internasional Tier III ketersediaan

    99.8%. Untuk landasan pelayanan, ASYST telah membuat

    infrastruktur dengan kapasitas yang sangat besar untuk tempat-

    tempat utama yang meliputi kerangka utama dan jaringan area

    penyimpanan. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang

    berkelanjutan bagi klien, ASYST menyediakan layanan Data

    Recovery Center atau DRC (Pusat Pemulihan Data).

    Strategic Business Unit (SBU)

    Strategi Unit Bisnis atau Strategic Business Unit (SBU) adalah unit

    bisnis independen di bawah perusahaan yang fokus pada optimalisasi

    sumber daya untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan dengan

    memberikan produk dan pelayanan kepada pelanggan internal maupun

    pihak ketiga, antara lain Unit Bisnis Garuda Sentra Medika (GSM), Unit

    Bisnis Garuda Indonesia Training Center (GITC), Unit Bisnis Garuda

    Cargo dan Unit Bisnis Citilink (maskapai dengan tarif rendah). Keempat

    unit bisnis ini bertanggung jawab pada Dewan Direksi.

    1. Garuda Sentra Medika SBU

    Garuda Sentra Medika (GSM) SBU memiliki serangkaian

    program untuk mencapai visinya menjadi yang terdepan dalam hal

    pelayanan kesehatan dan penyedia layanan andalan bagi maskapai

  • 52

    Garuda maupun BUMN di Indonesia. Berikut adalah program-

    program GSM:

    a. Selalu siap memberikan pelayanan kesehatan di kota-kota

    besar di Indonesia.

    b. Mengembangkan pelayanan kesehatan keluarga.

    c. Mempromosikan produk kesehatan melalui media tertulis dan

    pameran JHCC.

    d. Meningkatkan fasilitas dan infrastruktur klinik.

    e. Membatasi/mengatur persediaan.

    f. Memproduksi TPB & PR menggunakan SIRS.

    g. Mengevaluasi vendor

    2. Garuda Indonesia Training Center (GITC) SBU

    GITC merupakan pusat pendidikan dan pelatihan bagi

    karyawan Garuda Indonesia, baik itu karyawan darat maupun

    karyawan udara (seperti pilot dan pramugari). Pendidikan dan

    pelatihan yang diadakan di GITC sudah memenuhi standar

    internasional. Hal ini dibuktikan dengan sudah didapatkannya

    standar internasional ISO 9001. Untuk tetap menjaga standar

    internasional tersebut, Garuda Indonesia Training Center juga

    bekerja sama dengan badan dan lembaga nasional maupun

    internasional serta perusahaan perusahaan pembuat pesawat dalam

  • 53

    penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guna penyempurnaan

    kemampuan dan keahlian dari karyawan Garuda Indonesia.

    GITC memiliki sarana dan prasarana yang lengkap. Fasilitas

    yang dimiliki oleh GITC diantaranya adalah 50 ruang kelas,

    labolatorium, ruang peraga, mock up interior pesawat yang

    merupakan ruang praktek bagi pramugara / pramugari, kolam renang

    untuk wet drill yang digunakan untuk pelatihan flight safety,

    simulator pesawat B-737, B-747, dan Airbus, auditorium yang dapat

    digunakan untuk menampung pertemuan besar (+500 orang). Selain

    itu, GITC juga dilengkapi dormitory untuk akomodasi bagi para

    peserta pelatihan dari luar kota dan beberapa sarana olah raga seperti

    lapangan tenis, lapangan basket dan kolam renang.

    3. Garuda Cargo SBU

    Cargo SBU melayani kebutuhan pelanggan untuk

    mengangkut barang melalui transportasi udara. Selain menjual

    tempat kargo/barang di dalam pesawat, Cargo SBU juga merupakan

    penyedia-layanan air cargo (transportasi udara untuk mengangkut

    barang). Namun saat ini belum memiliki armada pesawat yang

    beroperasi. Tempat kargo/barang yang tersedia di dalam pesawat

    dihitung oleh freight available ton kilometers (FATK). Untuk

    memajukan kualitas layanan pelanggan dan memberikan kontribusi

    pendapatan yang optimal, Cargo SBU memiliki beberapa program

    kerja antara lain:

  • 54

    a. Bekerja sama dengan POSINDO, REPEX, dan PAGAR di

    Timur Tengah.

    b. Memproses organisasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi.

    c. Merestrukturisasi organisasi di Kantor Pusat dan menguatkan

    fungsi Kantor Cabang.

    d. Menjalankan sertifikasi ISO 9001-2000 untuk Garuda Cargo

    SBU.

    e. Mendukung kerjasama program IOSA.

    f. Mengimplementasikan EDI e-Freight.

    g. Mengembangkan proses seleksi kandidat, dengan cara

    menguji melalui strategic partnership assessment (alat

    test yang menguji efektifitas kemitraan) dan

    mengimplementasikan perubahan manajemen.

    h. Belly Space Rate (BSR)

    4. Garuda Citilink SBU

    Citilink menyediakan maskapai perjalanan bertarif rendah,

    dengan target segmen wisatawan pada pasar domestik yang memiliki

    anggaran rendah namun jumlahnya secara konsisten terus

    meningkat. Restrukturisasi destinasi pertama kalinya diprakarsai

    pada bulan Juni 2007 dengan membangun pusat jaringan maskapai di

    Batam. Restrukturisasi destinasi didasari oleh keuntungan, segmen

    pasar, iklim yang kompetitif, serta keberadaan perusahaan

    berdasarkan tujuan utamanya.

  • 55

    C. Struktur Organisasi Perusahaan

    Struktur organisasi dalam perusahaan sangatlah penting. Suatu

    perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa didukung oleh

    organisasi yang baik. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan

    belum tentu cocok bagi perusahaan yang lain. Hal ini disebabkan karena

    adanya perbedaan satu dengan lainnya. Suatu organisasi yang baik harus

    mampu menggambarkan dengan jelas mengenai tugas, tanggung jawab,

    dan wewenang setiap anggota organisasi. Artinya suatu organisasi

    dikatakan baik apabila :

    1) Pemisahan fungsi yang tepat antara fungsi operasional,

    penyimpanan, pencatatan, serta pengawasan.

    2) Garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk

    menciptakan serta menunjang pengendalian internal.

    Struktur Dewan Komisaris dan Direksi

    PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk

    Tahun 2012-sekarang :

    Dewan Komisaris :

    Komisaris Utama : Bambang Susantono

    Komisaris : Bambang Wahyudi

    Komisaris Independen : Betti Alisjahbana

    Komisaris : Sonatha Halim Jusuf

    Komisaris : Wendy Aritenang Yazid

  • 56

    Dewan Direksi :

    President & CEO : Emirsyah Satar

    EVP Maintenance & Fleet Management : Batara Silaban

    EVP Marketing & Sales : Elisa Lumbantoruan

    EVP Finance : Handrito Hardjono

    EVP Services : Faik Fahmi

    EVP Human Capital & Corporate Affairs : Heriyanto Agung Putra

    EVP Strategy, Business Development & Risk Management : Judi Rifajantoro

    EVP Operations : Novijanto Herupratom

    Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk

    Gambar 3.2. : Struktur Organisasi Sumber : PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk 2011

  • 57

    Gambar 3.3.

    Struktur Organisasi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

    Struktur organisasi di unit divisi Corporate Communication dalam

    PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. dipimpin oleh seorang Vice President

    dan juga 4 Senior Manager untuk mendukung program kerjanya yaitu,

    Senior Manager Public Relations, Senior Manager Employee

    Communication, Senior Manager Corporate Identity Management, Senior

    Manager Corporate Social Responsibility. Vice President dan keempat

    Senior Manager mempunyai tugas masing-masing dalam menjalankan

    pekerjaan sebagai berikut :

    1) Vice President Corporate Communication :

    Menjamin terciptanya reputasi perusahaan yang positif dan

    tersedianya informasi mengenai perusahaan bagi

    stakeholders/shareholder secara cepat dan uptodate melalui

    perencanaan, koordinasi, pengendalian dan evaluasi strategis serta

    program komunikasi perusahaan yang meliputi public relations,

  • 58

    media relations, employee communication, corporate identity,

    corporate data center, dan Corporate Social Responsibility (CSR)

    termasuk didalamnya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

    (PKBL), sesuai ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku

    serta prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

    2) Senior Manager Public Relations :

    Memastikan penyelenggaraan komunikasi eksternal perusahaan

    yang efektif melalui penerapan strategi Public Relations (Internal

    & Eksternal) guna mendukung peningkatan produktivitas

    karyawan dan image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good

    Corporate Governance (GCG).

    3) Senior Manager Employee Communication :

    Memastikan penyelenggaraan komunikasi perusahaan melalui

    penerapan strategi komunikasi internal yang efektif guna

    mendukung peningkatan produktivitas karyawan dan

    image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good Corporate

    Governance (GCG).

    4) Senior Manager Corporate Identity Management :

    Memastikan penyelenggaraan komunikasi perusahaan melalui

    penerapan strategi Corporate Identity Management yang efektif

    guna mendukung peningkatan produktivitas perusahaan melalui

    corporate identity dan image/ reputasi perusahaan sesuai prinsip

    Good Corporate Governance (GCG).

  • 59

    5) Senior Manager Corporate Social Responsibility :

    Memastikan terlaksananya Program Kemitraan dan Bina

    Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR),

    melalui penyaluran dana dan hibah serta program-program yang

    memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha

    Perusahaan guna mendukung pencapaian sasaran perusahaan

    sesuai peraturan perundangan dan prinsip Good Corporate

    Governance (GCG).

  • 60

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 3 bulan

    dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi secara

    langsung, wawancara dengan beberapa informan yang terkait langsung

    dengan kegiatan Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk dan melakukan studi pustaka dari beberapa literatur yang

    berhubungan dengan Corporate Communication, maka penulis berhasil

    memperoleh data berhubungan dengan masalah yang diteliti.

    Berdasarkan data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian,

    maka dalam bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian

    tentang Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam

    meningkatkan Citra Perusahan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk

    seperti yang penulis uraikan di bawah ini :

    Divisi Corporate Communication Garuda Indonesia memiliki

    fungsi sesuai ruang lingkup tugasnya masing-masing. Sebagai fungsi

    manajemen yang strategis, Corporate Communication menjalankan

    strategi komunikasi perusahaan dengan efektif guna meningkatkan

    reputasi perusahaan dan membangun kepercayaan publik internal dan

    eksternal terhadap Garuda Indonesia. Secara umum fungsi Corporate

  • 61

    Communication sesuai dengan penjelasan Asistant Senior Manager Public

    Relations divisi Corporate Communication Garuda Indonesia (Key

    Informant) sebagai berikut :

    Di Garuda Indonesia Corporate Communication menjalankan fungsi manajemen strategis, dengan manjalankan strategi komunikasi perusahaan dengan efektif guna meningkatkan reputasi perusahaan dan membangun kepercayaan publik. Divisi Corporate Communication di Garuda Indonesia dibawah tanggungjawab seorang VP. Board of Director (BOD) dan memiliki 4 unit kerja yang menjalankan fungsi dan tugas yang berbeda, antara lain: Public Relations, Employee Communication, Corporate Identity Management, dan Corporate Sosial Responsibility. Keempat unit ini sendiri masing-masing berada dibawah tanggungjawab dari Senior Manager (SM).

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap unit di

    divisi Corporate Communication Garuda Indonesia menjalankan fungsi

    komunikasi yang berbeda sesuai tugasnya masing-masing. Adapun

    pembagian fungsi dan tugas masing-masing unit, yaitu: Public Relations

    menjalankan tugasnya dalam mengelolah komunikasi perusahaan terkait

    dengan publik internal maupun eksternal. Employee Communication

    menjalankan tugasnya terkait pengelolahan komunikasi antar karyawan

    PT. Garuda Indonesia. Corporate Identity Management bertugas dalam

    mengelolah Corporate Identity perusahaan, mengelolah laporan tahunan,

    dan memastikan dokumentasi pada setiap kegiatan perusahaan. Dan

    Corporate Social Responsibility (CSR) bertugas dalam mengelolah

    program CSR dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.

    Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Corporate Communication memiliki

    hubungan dengan pembentukan citra (image) seperti salah satu fungsi

    yang dijelaskan Cutlip, Center dan Broom (1985) bahwa PR dimana di

  • 62

    Garuda merupakan bagian dari divisi Corporate Communication

    menjalankan komunikasi dua arah (timbal balik), dan mengatur arus

    pesan, demi tercapainya Citra (Image) positif.

    Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

    jasa penerbangan udara yang melayani publik internal maupun eksternal.

    Oleh karena itu, divisi Corporate Communication di Garuda Indonesia

    berperan sebagai juru bicara yang mewakili perusahaan dalam memberi

    segala informasi yang ada. Corporate Communication di Garuda

    Indonesia juga berperan sebagai perantara komunikasi dan

    mediator/penghubung antara perusahaan kepada publik internal dan

    maupun publik eksternalnya. Seluruh personil di divisi Corporate

    Communication merupakan tim yang memiliki kemampuan dalam

    menjalin hubungan yang harmonis serta memelihara komunikasi yang baik

    dengan publik perusahaan. Seperti yang diungkapkan Bapak Resno

    Widyarto selaku Asistant Senior Manager Public Relations (divisi

    Corporate Communication) Garuda Indonesia sebagai berikut :

    Corporate Communication di Garuda Indonesia berperan sebagai juru bicara yang mewakili perusahaan dalam menginformasikan segala informasi yang ada terkait bentuk kegiatan, promosi, sampai kebijakan yang dikeluarkan manajemen perusahaan. Corporate Communication juga berperan sebagai perantara dan penghubung kepada publik internal maupun eksternal perusahaan. Bertujuan untuk menjalin kerjasama dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan pelanggan.

    Penjelasan diatas terkait dari peranan divisi Corporate

    Communication Garuda Indonesia. Sebagai sebuah divisi yang yang

    mengelola informasi setiap yang ada dalam perusahaan seperti pada

  • 63

    bentuk kegiatan, bentuk promosi, bahkan pada setiap pembukaan rute

    baru. Menjalankan peran sebagai fasilitator komunikasi, Corporate

    Communication senantiasa berperan sebagai juru bicara yang mewakili

    perusahaan terhadap segala aktivitas yang berkaitan dengan pemberitaan

    pers yang memuat informasi yang up to date untuk dimuat di media.

    Corporate Communication di Garuda Indonesia bertindak sebagai

    mediator/ penghubung antara Manajemen Perusahaan dengan seluruh

    publik internal maupun eksternal Garuda terhadap seluruh kebijakan

    ataupun penyampaian informasi yang harus diketahui seluruh publik

    Garuda Indonesia ataupun sebaliknya. Selain itu peran sebagai teknisi

    Komunikasi juga melekat pada Corporate Communication dalam

    menciptakan komunikasi dua arah serta menjaga agar saluran komunikasi

    tetap terbuka untuk publik eksternal perusahaan terutama kepada media

    dan pelanggan (pengguna maskapai Garuda Indonesia) terhadap

    penyebaran informasi yang akan menciptakan citra positif bagi perusahaan

    di masyarakat luas.

    Citra Perusahaan tidak terbentuk dengan begitu saja, ada tahapan-

    tahapan yang harus dilalui untuk bisa mendapatkan reputasi perusahaan

    serta citra positif di masyarakat. Dalam hal ini PT. Garuda Indonesia

    (Persero)Tbk dalam membentuk citra positif perusahaan melakukan

    berbagai upaya-upaya strategi melalaui program-program yang

    berkesinambungan. Divisi Corporate Communication sebagai unit di PT.

    Garuda Indonesia yang berhubungan dengan segala bentuk komunikasi

  • 64

    atau pengumuman yang ditunjukkan kepada publik baik ke publik internal

    maupun eksternal. Berikut penjelasan mengenai upaya-upaya dalam

    pembentukan citra perusahaan oleh divisi Corporate Communication dari

    Bapak Resno Widyarto selaku Asistant Senior Manager Public Relations

    (divisi Corporate Communication) Garuda Indonesia :

    Biasanya untuk membentuk citra perusahaan kita lewat iklan bekerjasama dengan berbagai pihak media. Baik itu cetak, elektronik, maupun online untuk memberikan pemahaman dan persepsi kepada masyarakat tentang Garuda Indonesia. Selain itu pada setiap bentuk promosi-promosi yang dikeluarkan oleh Garuda Indonesia, pihak kami pasti mengeluarkan minimal press release atau mengadakan press conference agar informasi terkait hal-hal yang perlu diketahui publik kami dapat tersebar dengan cepat. Selain itu workshop juga kami rutin adakan dengan sasaran publik internal maupun eksternal perusahaan terkait dengan produk maupun layanan Garuda Indonesia.

    Dari penjelasan diatas bisa kita lihat bahwa Corporate

    Communication sebagai divisi yang yang berhubungan dengan segala

    bentuk komunikasi yang dilakukan Garuda Indonesia memiliki andil yang

    cukup besar terhadap proses pembentukan citra perusahaan. Namun itu

    semua tidak terlepas dari bentuk kerjasama yang dilakukan Corporate

    Communication Garuda Indonesia yang senantiasa menjaga hubungan

    yang harmonis dengan media-media dalam penyebaran informasi terkait

    pembentukan citra Garuda Indonesia dimata publik. Media iklan melalui

    media cetak seperti : surat kabar, majalah, tabloid. Elektronik seperti : tv,

    radio, serta media online dan situs resmi Garuda Indonesia menjadi sarana

    utama bagi divisi Corporate Communication dalam penyebaran informasi

    untuk meningkatkan citra Garuda Indonesia.

  • 65

    Selain itu ditambahkan lagi oleh Bapak Resno Widyarto dalam

    hasil wawancara dengan beliau terkait peningkatan citra yang dilakukan

    Garuda Indonesia, seperti berikut ini :

    Selain menjalin hubungan yang baik dengan media, proses pembentukan citra yang kami lakukan ini tidak terlepas dari strategi perusahaan yang melaksanakan program Quantum Leap bisa kita lihat sekarang Garuda semakin baik dari segi ketepatan waktu penerbangan, pelayanan kepada konsumen, serta kita juga lakukan langkah-langkah perubahan dengan menghadirkan konsep baru yang kita gagas bernama Garuda Indonesia Experience seperti bisa dilihat perubahan menyeluruh yang kita lakukan mulai dari management, kantor pusat, armada, tampilan logo Garuda Indonesia, livery pesawat, seragam awak kabin, bahkan sampai dengan pelayanan kepada penumpang mulai dari sebelum terbang hingga sampai tujuan.

    Penjelasan diatas terkait program yang diusung Garuda Indonesia

    sebagai langkah strategi perusahaan dalam meningkatkan citra Garuda

    Indonesia di mata masyarakat luas. Garuda Indonesia pada Juli 2009

    mengumumkan meluncurkan sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang

    bernama Quantum Leap. Garuda Indonesia mengubah tampilan

    maskapainya seperti mengubah livery maskapai, seragam staf serta awak

    kabin dan logo perusahaan. Dalam kurun waktu