riset_audit_humas_-_ita.pdf
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara
dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut
mengakibatkan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang
beroperasi dengan menawarkan berbagai produk dan jasa untuk menarik
konsumen sebanyak-banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya
sekitar 57 maskapai penerbangan nasional yang beroperasi di berbagai rute
tujuan penerbangan baik dalam negeri maupun luar negeri.
(hubud.dephub.go.id, 2011)
Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional,
tidak banyak perusahaan maskapai penerbangan yang mampu bertahan
dalam kondisi persaingan, jika tidak didukung dengan financial yang kuat
dan manajemen perusahaan yang profesional. PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN yang masih
bertahan sampai sekarang. Garuda Indonesia merupakan perusahaan
penerbangan tertua dan pertama di Indonesia yang telah beroperasi sejak
26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways).
Dalam perjalanannya Garuda Indonesia telah banyak mengalami
pasang surut yang dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. Pada tahun
1997, Garuda mengalami musibah kecelakaan yaitu dimana sebuah pesawat
jenis Airbus A300 jatuh di Sibolangit yang menewaskan seluruh
-
2
penumpangnya. Pada tahun yang sama Indonesia terkena dampak Krisis
Finansial Asia yang mengakibatkan Garuda Indonesia mengalami periode
krisis kepercayaan dan ekonomi sulit.
Memasuki tahun 2000-an, Garuda Indonesia membentuk Strategic
Bussiness Unit (SBU) bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan
biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia untuk menopang
induk perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Namun, Garuda
masih saja bermasalah seperti masalah keuangan dan pada setiap
penerbangan selalu mengalami kerugian. Beberapa peristiwa internasional
di Indonesia juga memperburuk kondisi keuangan Garuda Indonesia,
seperti Bom Bali I, Bom Bali II, wabah SARS, Bencana Tsunami Aceh,
dan masalah keselamatan penerbangan dengan jatuhnya sebuah pesawat
jenis Boeing 737 ketika akan mendarat di Yogyakarta. Kondisi tersebut
mengharuskan Garuda untuk meningkatkan citra baik perusahaan.
Citra yang baik dari sebuah perusahaan sangat penting karena citra
berdampak pada persepsi konsumen dan organisasi dalam berbagai hal
terhadap suatu perusahaan. Menurut Kotler (2000 : 338) Citra dalah
persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra
perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat, yaitu daya
saing jangka menengah dan panjang yang mantap, menjadi perisai selama
masa krisis, menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan efektivitas
strategi pemasaran, dan penghemat biaya operasional. Sutojo (2004)
-
3
Upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam meningkatkan citra
perusahaan yaitu melakukan restrukturisasi manajemen dan mengubah
strategi perusahaan menjadi customer-centric (perusahaan berfokus pada
pelanggan) artinya dalam menjalankan usahanya Garuda Indonesia lebih
mengutamakan kepuasan pelanggan dibanding harus berlomba-lomba
dengan maskapai lain dalam menurunkan harga atau tarif penerbangan
untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Garuda Indonesia
bersaing tidak dalam harga. Garuda Indonesia menawarkan harga tiket
yang lebih tinggi dengan komitmen memberikan pelayanan yang lebih
baik bagi pelanggannya.
Pada Juli 2009 Garuda Indonesia meluncurkan sebuah rencana
ekspansi lima tahun yang bernama Quantum Leap. Lompatan quantum
yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah menambah rute domestik
dan internasional, pergantian logo lama menjadi logo baru, membuat
skema warna baru pesawat, membuat seragam baru seperti kebaya kartini,
mengadakan konsep layanan baru, sistem hiburan AVOD (Audio Video on
Demand), mengadakan kelas eksekutif dan kelas ekonomi, dan memasuki
bursa saham. Quantum Leap yang dilakukan bertujuan untuk menaikkan
jumlah penumpang per tahunnya.
Pada periode tahun 2007 hingga tahun 2010 Garuda Indonesia
mengalami peningkatan laba perusahaan. Garuda Indonesia bahkan telah
mengukir prestasi dengan memperoleh berbagai penghargaan baik skala
nasional maupun internasional. Beberapa penghargaan yang diperoleh
-
4
Garuda, antara lain adalah menjadi maskapai pertama dan satu-satunya di
Indonesia yang berhasil meraih IATA Operational Safety Audit (IOSA)
Certification, penghargaan Indonesian Best Brand Award (IBBA),
penghargaan dalam acara penganugerahan majalah Angkasa Award yang
meraih kategori Awak Kabin Terbaik (Best Cabin Crew), Ketepatan
Waktu Terbaik (Best On Time Perfomance), dan Maskapai Terbaik
(Airline of The Year), mendapatkan penghargaan "The World's Most
Improved Airlines" dan "maskapai bintang empat" dari SkyTrax London,
dan Garuda Indonesia ditetapkan sebagai The Best International
Airline.
Public Relations di Garuda Indonesia menggunakan istilah
Corporate Communication. Corporate Communications mengembangkan
fungsi komunikasi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat
menjadi fungsi korporasi. Corporate Communications didefinisikan
sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan
pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk
menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik
kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung.(http://wikipedia.org)
Corporate Communication merupakan divisi Top manajeman
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menjalankan fungsi
manajemen komunikasi yang terencana, terarah berkelanjutan baik secara
internal maupun eksternal, dan termasuk menciptakan brand identity dari
citra visual yang terpancar melalui logo, produk, jasa, seragam, bangunan
-
5
dan segala hal yang dapat ditangkap sebagai komunikasi oleh publik
perusahaan, serta mengelola program CSR (Corporate Sosial
Responsibility) dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
Garuda Indonesia melalui penyaluran dana dan hibah serta program-
program yang memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah
usaha perusahaan. Tujuannya adalah mendapatkan mutual understanding
dan good will perusahaan dengan melakukan kumunikasi dua arah (two
way communication). Aktivitas atau kegiatan komunikasi yang dilakukan
divisi Corporate Communication Garuda Indonesia sangat berpengaruh
terhadap pembentukan citra perusahaan di mata masyarakat luas.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang bagaimana divisi Corporate Communication
meningkatkan citra perusahaan di sebuah maskapai penerbangan dengan
judul: Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam
Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana fungsi Corporate Communication dalam meningkatkan
citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?
-
6
2. Bagaimana peran Corporate Communication dalam meningkatkan
citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?
3. Bagaimana upaya pembentukan citra oleh Corporate Communication
di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menjelaskan fungsi Corporate Communication dalam
meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk.
b. Menjelaskan peran Corporate Communication dalam
meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk.
c. Menjelaskan upaya pembentukan citra Corporate Communication
di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
1. Sebagai bahan masukan terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi.
2. Menarik serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang
pembentukan citra perusahaan (corporate image) melalui
aktivitas Corporate Communication sehingga selalu dapat
-
7
menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
b. Kegunaan Praktis
1. Sebagai sumber tambahan dan masukan bagi PT. Garuda
Indonesia (Persero)Tbk dalam menjalankan aktivitas
Corporate Communication untuk kedepannya.
2. Menjadi bahan kajian bagi perusahaan lain dalam menjalankan
aktivitas Corporate Communication dalam upaya
meningkatkan citra suatu perusahaan.
D. Kerangka Konseptual
Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional
yang semakin meningkat, mengaharuskan PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk meningkatkan citra yang baik di masyarakat. Divisi yang
berperan mewujudkan bentuk keterbukaan, transparan dan mudah diakses
adalah Corporate Communication.
Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees Van Riel dan Charles Fombrun :
Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Corporate Communication terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi. (http://wikipedia.org)
-
8
Kegiatan komunikasi di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk
merupakan tanggung jawab dari divisi Corporate Communication.
Corporate Communication di Garuda Indonesia memiliki empat bagian
yang memiliki tujuan berbeda dalam menangani kegiatankegiatan
komunikasi diantaranya, yaitu PR (Public Relations), Employee
Communication, Brand Identity Management, dan CSR (Corporate Sosial
Responsibility). Tugas PR (Public Relations) adalah mengelola
komunikasi perusahaan internal dan eksternal, Tugas Employee
Communication adalah mengelola komunikasi antara karyawan Garuda
Indonesia, Tugas Brand Identity Management adalah mengelola Corporate
Identity, termasuk mengelola laporan tahunan dan memastikan
dokumentasi kegiatan perusahaan, dan Tugas CSR adalah mengelola
program CSR dan PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
Definisi Public Relations yang dikemukakan oleh Lattimore dan
Baskin (2010 : 4) :
Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi Public Relations berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman di antara konstituen organisasi dan masyarakat.
-
9
Definisi Brand Identity yang dikemukakan oleh David A. Aaker
dan Erich Joachimsthaler (2000) :
Brand Identity adalah suatu kombinasi dari komponen visual, suara, gerak, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan. Tujuannya, untuk menciptakan pengenalan, merepresentasikan janji, membuat tampilan sendiri, berbeda dengan para pesaing, menciptakan sinergi komunikasi, serta mempunyai ciri yang tidak dimiliki oleh merek lain. Brand Identity (Identitas Merek) merupakan satu kesatuan dengan asosiasi merek yang senantiasa harus diciptakan atau dipertahankan, sehingga menjadi aspirasi bagi strategi merek tersebut.
Definisi CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang dikemukakan
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang
merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan
beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara
di dunia, lewat publikasinya Making Good Business Sense yaitu :
Corporate Sosial Responsibilty is a continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large. (Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersama-sama dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas). Pada umumnya fungsi dan peran Corporate Communication sama
dengan fungsi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat.
Corporate Communications memiliki fungsi dan peran yang cukup
strategis dalam menjalin hubungan dengan Human Resources. Fungsi dan
peran PR adalah bekerjasama erat dengan internal dan eksternal
-
10
perusahaan untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif serta
membangun sikap atau perilaku kerja yang positif.
Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan
dalam membangun citra perusahaan. Citra perusahaan yang baik,
memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan pada saat menglami
masa jaya maupun menghadapi berbagai macam krisis.
Definisi Citra yang dikemukakan oleh Kotler (2000 : 338) :
Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi
yang diterima oleh seseorang. Komunikasi tidak secara langsung
menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan (Danasaputra, 1995 : 34-
35). Proses pembentukan Citra dalam stuktur kognitif yang tertera dalam
pengertian sistem komunikasi dikemukakan oleh John S. Nimpoeno
seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut :
Keterangan gambar:
Corporate Communication digambarkan sebagai input output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah
Gambar 1.1. Model Pembentukan Citra Sumber: Buku Dasar-Dasar Public Relations
-
11
stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. (Soemirat & Ardianto, 2002 : 115).
Komponen-komponen dalam model pembentukan citra adalah
persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap yang diartikan sebagai citra individu
terhadap stimulus atau pesan yang disampaikan oleh Corporate
Communication. Jika pesan yang disampaikan mendapat respon dari
masyarakat, maka masyarakat akan mengerti tentang pesan tersebut.
Adapun arti dari komponen tersebut dalam model pembentukan citra
tersebut adalah:
1. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur
lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan.
2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan.
4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Soemirat &
Ardianto (2002 : 116)
Setelah Corporate Comunication melakukan proses pembentukan
citra, terjadi feedback (tanggapan balik) dari publik yang bersangkutan.
Tanggapan balik yang diberikan oleh publik akan membentuk citra
perusahaan yang positif (corporate image).
-
12
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli,
maka kerangka teori dalam penelitian ini dapat disusun menjadi sebuah
bagan kerangka konseptual, sebagai berikut :
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang
digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan
pengertian sebagai berikut :
1. Fungsi adalah pekerjaan dan pola perilaku yang diharapkan dari
seseorang dalam manajemen dan ditentukan berdasarkan status
yang ada padanya.
Gambar 1.2. Kerangka Konseptual
-
13
2. Peran adalah kedudukan/perangkat seseorang dalam suatu sistem
manajemen/organisasi.
3. Corporate Communication adalah divisi komunikasi di PT. Garuda
Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menciptakan dan
memelihara komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publik
internal maupun publik eksternal (timbal balik) dengan tujuan
menciptakan saling pengertian, saling menghargai, dan saling
mempercayai.
4. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya tentang suatu yang muncul sebagai hasil dari
pengetahuan dan pengalamannya.
5. Corporate Image (Citra Perusahaan) adalah citra dari suatu
organisasi secara keseluruhan.
6. PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah BUMN yang
menjalankan usaha penerbangan dan merupakan maskapai pertama
di Indonesia. Dan perusahaan tempat penulis melakukan penelitian
skripsi.
7. Quantum Leap adalah program ekspansi 5 tahun yang dirancang
Garuda Indonesia untuk menaikkan jumlah penumpang maskapai
per tahunnya.
8. Model Pembentukan Citra oleh John. S. Nimpoeno adalah model
tentang proses pembentukan citra yang digunakan untuk melihat
-
14
bagaimana Corporate Communication dalam membentuk citra
positif perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan yang menjadi obyek
penelitian adalah divisi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk yang berkantor di Management Building Ground Floor,
Garuda City Soekarno-Hatta Internasional Airport, Cengkareng 19120
Indonesia. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Juli-Agustus 2012.
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif
yang mana data digambarkan secara obyektif berdasarkan data atau fakta
yang diperoleh di lokasi penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti melakukan
pengumpulan data. Data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan
melalui :
-
15
1. Observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi
penelitian.
2. Wawancara (interview) secara langsung dengan beberapa
informannya yang merupakan sumber data utama dalam
penelitian ini.
b) Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui kajian
beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang
diangkat, dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca
beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar serta internet. Selain itu,
beberapa data yang diperoleh dari PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk
sendiri.
4. Informan
Menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti memilih
informan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam aktivitas di
divisi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dan
dianggap mengetahui masalah yang diteliti serta dapat memberikan
informasi yang akurat mengenai masalah yang diteliti. Informan yang
relevan dalam penelitian ini adalah:
a) Resno Widyarto : Asistant Senior Manager Public Relations (divisi
Corporate Communication) Garuda Indonesia
-
16
b) Adnan Iskandar : Life Inspirer, Pembicara Motivasional,
Advertising Practitioner / Publik Eksternal Garuda Indonesia
pemegang Garuda Frequent Flyer (GFF)
c) Abdul Azis : Kordinator Riset dan Magang Unit Learning &
Development / Internal Karyawan Garuda Indonesia
5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian serta pengamatan langsung di lapangan (Field
Research), yaitu di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Teknik penelitian
yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan data yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
a) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan. Peneliti mengamati secara langsung ke tempat
yang dijadikan lokasi penelitian.
b) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Peneliti
akan menggunakan teknik wawancara, dimana peneliti akan
bertatap muka secara langsung dengan informan agar mendapatkan
data yang lengkap dan akurat. Wawancara ini dilakukan ke
beberapa orang yang menjadi informan yang mempunyai kaitan
erat atau berwenang dengan masalah yang diteliti.
-
17
c) Studi Pustaka atau Literatur (Library Research)
Teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah,
literatur dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dan
hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan
beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai
landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan
yang peneliti angkat.
6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif
kualitatif, dengan penekanan utama pada penelitian sumber,
mengungkapkan fakta (menguraikan data dengan mendeskripsikan data
yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun data sekunder)
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian data yang
diperoleh diuraikan serta dikembangkan berdasarkan model Pembentukan
Citra oleh John S. Nimpoeno. Maka akan diperoleh gambaran jelas tentang
fungsi dan peran Corporate Communication dalam upaya meningkatkan
Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
-
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara
harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada
juga yang menamakannya sarana. Menurut Everet M. Rogers dalam
bukunya (Communication in Organization) mendefinisikan organisasi
sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian
tugas. Menurut Robert Bonnington dalam (Modern Business: A Systems
Approach) mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen
mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola
struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik
apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-
jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah
-
19
untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan
lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
Menurut Wiryanto (2005) mendefinisikan Komunikasi Organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan,
jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Menurut Conrad dalam Tubbs dan Moss (2005)
mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut :
a) Fungsi perintah
Berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan
kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas
suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara
sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
-
20
b) Fungsi relasional
Berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota
menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal
dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan
mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai
cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke
atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.
Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa
dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang
perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan
organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu
konflik, kurang ditaati, dsb.
c) Fungsi manajemen ambigu
Berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam
keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena
pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi,
demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks
yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut
mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan
mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.
Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan
dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi
bersama.
-
21
2. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
a) Komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan
antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan
organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara
sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud
komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi
bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder
(menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari
bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan
dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,
pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,
dsb. kepada pimpinan.
2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara
sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada
manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang
sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi
lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman,
metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk
-
22
menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya,
serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
b) Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi
besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan
masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh
pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja.
Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini
dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel
surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;
leaflet; poster; konferensi pers.
2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek
dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
-
23
B. Public Relations
1. Pengertian Public Relations
Berbagai macam pengertian tentang Public Relations yang
dikemukakan oleh para ahli yang terkait dengan profesinya dan
kesulitannya tidak satupun di antara mereka mempunyai definisi yang
sama. Secara etimologis Public Relations terdiri dari dua buah kata, yaitu
Public dan Relations. Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti
publik, dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi, Public Relations
berarti hubungan-hubungan dengan publik.
Salah satu penentuan untuk definisi Public Relations secara umum
dibebankan ke Foundation for Public Relations Research and Education,
tahun 1975. Sebanyak 65 ahli public relations berpartisipasi dalam studi
tersebut, menganalisis 472 definisi yang berbeda, dan menyimpulkan
definsisi public relations dengan 88 kata-kata berikut:
Public Relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between an organization and its publics; involve the management of problems or issue; helps management to keep informed on responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management to abreast of an effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication techniques as its principal tools.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan
masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi
jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan
demikian, diharapkan publik dapat memahami, menerima, dan bekerja
-
24
sama apabila terdapat sebuah masalah yang berkaitan dengan kepentingan
publik. Dalam hal ini publik dapat membantu manajemen dengan
memberikan sistem peringatan dini agar perusahaan dapat mengantisipasi
kemungkinan adanya krisis di masa yang akan datang.
2. Tipe-tipe publik dalam Public Relations
Publik atau khalayak merupakan aspek yang sangat penting dalam
sebuah perusahaan. Publik atau khalayak juga disebut sebagai stakeholder.
Stakeholder adalah setiap lelompok yang berada di dalam maupun diluar
perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan
perusahaan. Secara umum publik (khalayak) dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori sebagai berikut :
a) Internal dan Eksternal
Publik internal adalah mereka yang berada didalam organisasi,
yaitu karyawan, manajer, supervisor, serkat pekerja, dan dewan
direksi. Publik eksternal adalah mereka yang secara tidak
langsung berhubungan dengan perusahaan, yaitu media,
pemerintah pusat dan daerah, konsumen, masyarakat sekitar, dan
pemasok.
b) Primary, secondary, and marginal
Publik primer adalah mereka yang memiliki potensi paling
strategis, baik untuk mendukung dan menghalangi kesuksesan
sebuah organisasi. Keberadaan publik sekunder cukup
berpengaruh, walaupun tidak signifikan terhadap perusahaan.
-
25
Publik marginal sama sekali tidak berpengaruh terhadap
kemajuan perusahaan. Contoh, ketika seorang kriminal terlibat
kasus hukum dan diajukan ke pengadilan, maka publik primernya
adalah jaksa, hakim, saksi, dan pengacara. Publik sekundernya
adalah keluarga korban dan mereka yang hadir di persidangan,
sedangkan publik marginalnya adalah masyarakat luas.
c) Traditional and future
Karyawan dan konsumen adalah traditional public, sedangkan
pelajar dan masyarakat yang belum mengonsumsi produk
perusahaan merupakan calon konsumen potensial atau future
public. Tidak satu pun perusahaan dapat menghalangi setiap
perusahaan yang terjadi pada publik.
d) Proponents, opponents,and the uncommitted
Sebuah organisasi harus berhadapan dengan publik, baik publik
yang mendukung maupun yang menentang. Bagi mereka yang
mendukung perlu dijaga dengan komunikasi yang dapat
meningkatkan kepercayaan mereka terhadap organisasi. Dalam
politik, publik yang netral (uncommited) sangat berbahaya. Dalam
banyak kasus, pemilu dimenangkan karena perubahan suara
mereka netral.
-
26
3. Peran, Fungsi, dan Aktivitas Public Relations
Menurut Dozier dan Broom dalam Ruslan (2006a: 2021), bahwa
peranan Public Relations dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai
berikut :
a. Expert Prescriber
Sebagai praktisi humas memiliki kemampuan tinggi dapat
membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah
hubungan dengan publiknya, sehingga pihak manajemen bertindak
pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan
atau usulan dari ahli humas.
b. Communication Fasilitator
Praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi
bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak
publiknya.
c. Problem Solving Process Fasilitator
Praktisi humas dalam proses pemecahan persoalan merupakan
bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi
baik sebagai penasihat (advicer) hingga mengambil tindakan
eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang
tengah dihadapi secara rasional.
-
27
d. Communication Technician
Humas hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau
dikenal dengan methode of communication dan sistem komunikasi
dalam organisasi tergantung masing-masing bagian atau tingkatan
(level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media
komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan
akan berbeda dari bawahan ke atasan.
Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam Effective Public
Relations (2007:11) merumuskan bagian-bagian dari fungsi Public
Relations (PR) antara lain :
a. Hubungan Internal adalah bagian khusus dari Public Relations
yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat
organisasi/perusahaan/instansi menggantungkan kesuksesannya.
b. Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang
digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita.
Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak
bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak
memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.
c. Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh
sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk
ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode
terkontrol dalam menempatkan pesan di media.
-
28
d. Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai
berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan
perhatian publik.
e. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan
mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam
rangka memengaruhi kebijakan publik.
f. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk
menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama
dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan
regulasi.
g. Manajemen Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi,
mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu-isu kebijakan
publik yang memengaruhi hubungan organisasi/ perusahaan/
institusi dengan publik mereka.
h. Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan
korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang
bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan
pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka
memaksimalkan nilai pasar.
i. Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi
nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan
dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan
dukungan sukarela.
-
29
Sementara menurut Rosady Ruslan (2005) dalam Suparmo
(2011:91) mengemukakan secara garis besar fungsi aktivitas PR adalah
sebagai berikut :
a. Communicator
Kemampuan sebagai communicator adalah segala kemampuan yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan media cetak,
elektronik, tatap muka, lisan dan lainnya. Selain itu juga kemampuan
untuk bertindak sebagai mediator dan persuader.
b. Relationship
Kemampuan di bidang relationship adalah kemampuan PR
membangun hubungan yang positif antara organisasi/ perusahaan/
instansi yang diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal.
PR juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan,
dukungan kerja sama dan toleransi di antara kedua belah pihak
tersebut.
c. Back-up Management
Kemampuan sebagai back-up management adalah kemampuan untuk
melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,
seperti bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional dan
personalia.
d. Good Image Maker
Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan
menciptakan citra atau publikasi yang positif. Kemampuan ini
-
30
merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama
manajemen kehumasan organisasi/perusahaan/instansi.
e. Creator
Kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait dengan
kewajiban PR menciptakan berbagai macam program
organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan tujuan dan sasarannya.
f. Conceptor
Kemampuan sebagai conseptor adalah kemampuan yang terkait
dengan tugas PR menyusun dan menuliskan berbagai macam naskah
yang diperlukan organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan writing
skill-nya.
g. Problem Solver
Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan PR sebagai
bagian dari tatanan dan jajaran di dalam
organisasi/perusahaan/instansi serta turut bertanggung jawab
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
C. Corporate Communication
1. Pengertian Corporate Communication
Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas)
merupakan pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi
Korporasi) yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan-
perusahaan tidak memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi,
-
31
mereka harus sering merespons kepada publik internal dan eksternal. Oleh
karena hukum-hukum baru memaksa perusahaan untuk berkomunikasi di
banyak situasi yang dulunya mereka tidak terbiasa dikonfrontasi dan
kebutuhan untuk terus-menerus merespons menunjukkan bahwa sumber
daya yang berdedikasi dibutuhkan untuk mengatur aliran sistem
komunikasi. Menurut penjelasan tersebut, Corporate Communication
memiliki definisi yang sama dengan PR. Corporate Communication pun
menjalankan fungsi-fungsi PR yang sudah kita ketahui.
Corporate Communication adalah pesan yang dikeluarkan oleh
sebuah organisasi atau perusahaan, badan, atau lembaga kepada publik.
Publik, baik dari internal yaitu karyawan, stakeholder, dan pemegang
saham maupun eksternal seperti agens-agensi, mitra, media, pemerintah,
badan industri dan institusi-institusi, serta masyarakat intelek dan
masyarakat umum. Suatu organisasi harus mengomunikasikan pesan yang
sama ke semua yang berkepentingan, untuk mengirimkan koherensi,
kredibilitas dan etika. Jika salah satu esensi ini ada yang hilang, maka
seluruh organisasi kemungkinan akan gagal. Corporate Communication
membantu organisasi menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak
visi dan nilai-nilai menjadi sebuah pesan kohesif kepada stakeholder.
Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees van Riel dan Charles Fombrun :
Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Komunikasi perusahaan terdiri
-
32
dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi. (http://wikipedia.org)
Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur
komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan
kepada organisasi atau perusahaan. Struktur Corporate Communication
adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur
segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis.
Corporate Communication adalah divisi dalam suatu perusahaan
yang menangani berbagai macam bentuk isu komunikasi perusahaan
dengan publiknya. Corporate Communication dalam kedudukannya
sebagai mediator melakukan kegiatannya dalam bentuk sebagai berikut:
a) Membantu manajemen untuk memonitor isu-isu yang sedang
berkembang.
b) Membantu manajemen dalam membangun opini publik.
c) Membantu manajemen dalam memanfaatkan teknik-teknik
komunikasi dalam upaya membangun citra perusahaan.
Dalam Corporate Communication terdapat beberapa tugas
Corporate Communication, strategi perusahaan dan sasaran sebagai aspek
komunikasi dalam menangani krisis yaitu :
1) Tugas Corporate Communication :
a. Mengaktifkan dan mengelola media center sebagai pusat informasi
bagi media massa.
b. Bertindak sebagai juru bicara (spoke person) perusahaan.
-
33
c. Menyampaikan penjelasan pertama mengenai accident yang terjadi
sesegera mungkin, dan memberikan updated informasi kepada
media sesuai perkembangan penanganan accident.
d. Menyiapkan atau membuat statement bagi CEO berkaitan dengan
accident yang terjadi.
e. Menyiapkan atau membuat berita pers secara berkelanjutan sesuai
perkembangan penanganan accident.
f. Menyelenggarakan konferensi pers sesuai perkembangan yang tejadi.
g. Memonitor perkembangan pemberitaan media.
h. Menganalisa pemberitaan media.
i. Menyampaikan pemberitaan atau informasi kepada publik internal
menyangkut accident yang terjadi.
2) Strategi Corporate Communication :
a. Mengaktifkan communication team sesuai perincian tugas dan
tanggungjawabnya.
b. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan
kecelakaan.
c. Menjadi sumber informasi yang cepat, akurat serta menyampaikan.
d. Informasi yang penting dan mengurangi situasi ketidakpastian.
e. Bersikap penuh perhatian, jujur , terbuka, serta tidak berspekulatif.
f. Memahami data atau informasi tentang aspek safety dan prosedur
dalam penanganan kecelakaan.
-
34
3) Sasaran Corporate Communication :
a. Secara bertahap mampu menciptakan maupun merubah situasi
ketidakpastian menjadi kondisi yang pasti.
b. Membantu media massa untuk senantiasa fokus terhadap data dan
fakta yang ada, sesuai perkembangan penanganan kecelakaan.
c. Menjaga kepercayaan publik bahwa penerbangan merupakan
modal transportasi yang aman dan mengutamakan aspek safety.
d. Menciptakan kondisi atau gambaran bahwa PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk merupakan penerbangan yang safe dan perusahaan
menunjukan sikap yang caring terhadap para korban dan anggota
keluarganya.
2. Corporate Communication dan Public Relations
Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau
organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara
berbeda pula. Kata Communication dan Corporate Communication
sekarang sering digunakan untuk menyebut fungsi Public Relations di
banyak organisasi/perusahaan/instansi.
Corporate Communication menghasilkan dan mempromosikan
sebagai berikut :
a. Budaya perusahaan yang kuat
b. Identitas korporat
c. Filosofi perusahaan
d. Corporate citizenship
-
35
e. Sebuah hubungan yang sesuai dan profesional terhadap pers,
termasuk respons yang cepat dan bertanggung jawab terutama saat
terjadi krisis
f. Memahami alat komunikasi dan teknologinya
g. Pendekatan untuk komunikasi global
Bagaimana organisasi berkomunikasi dengan karyawannya, pers,
dan pelanggan dalam menjaga dan menghidupkan nilai perusahaan itu
sendiri. Komunikasi perusahaan merupakan segala hal tentang mengelola
persepsi dan memastikan:
a) Efektif dan tepat waktu dalam penyebaran informasi
b) Citra perusahaan yang positif
c) Hubungan yang lancar dan sejalan dengan stakeholder
Baik itu tubuh perusahaan, organisasi, lembaga, organisasi non-
pemerintah atau badan pemerintah, semua memerlukan citra dan reputasi
positif. Dalam kompetisi yang semakin meningkat saat ini, akses mudah
terhadap informasi dan media, manajemen reputasi telah menjadi semakin
penting. Oleh karena itu, Corporate Communication telah menjadi aset
yang signifikan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Corporate
Communication kini telah muncul sebagai suatu ilmu dan seni manajemen
persepsi.
-
36
3. Tugas utama Corporate Communication
a. Untuk menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate
branding).
b. Untuk meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang
diinginkan dan fitur merek.
c. Untuk mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi.
d. Untuk merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk
membuat keputusan mengenai urusan komunikasi.
e. Untuk menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuan-
tujuan perusahaan.
f. Untuk berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis
internasional. (http://wikipedia.org)
4. Alat Corporate Communication
Komunikasi yang terintegrasi dapat dicapai dalam berbagai cara.
Empat hal yang utama adalah:
a. Penerapan sistem identitas visual (kadang-kadang disebut sebagai
"house style");
b. Penggunaan komunikasi pemasaran terpadu;
c. Ketergantungan pada koordinasi;
d. Adopsi sistem perencanaan terpusat.
Menurut penelitian, lebih dari setengah dari kepala Departemen
Corporate Communication mengawasi fungsi komunikasi yang mencakup
komunikasi internal/eksternal, mengelola reputasi perusahaan dan merek,
-
37
merekrut dan mempertahankan karyawan berbakat, peluncuran produk,
mengembangkan strategi perusahaan, Corporate Social Responsibility
(CSR), meningkatkan persepsi investor/analis, dan mengelola krisis.
(http://wikipedia.org)
Definisi CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang
dikemukakan The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang
berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional
yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya Making
Good Business Sense yaitu :
Corporate Sosial Responsibilty is a continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large.
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk
tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang
diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersama-sama dengan
peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta
sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat
secara lebih luas.
D. Model Pembentukan Citra
Banyak teori ataupun model yang berkaitan tentang proses
pembentukan citra. Model Pembentukan Citra oleh John S. Nimpoeno
adalah Model yang digunakan peneliti untuk mengetahui proses
-
38
pembentukan Citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari
sikapnya terhadap objek tersebut. Menurut Solomon dalam Rakhmat
menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada
informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak akan ada teori tentang
sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang
dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi
proses pembentukan Citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan
pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Menurut
kutipan Danasaputra dalam buku Dasar-dasar Public Realations
(2005:115) menyatakan Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan Citra kita tentang lingkungan.
Proses pembentukan Citra dalam stuktur kognitif yang sesuai
dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno,
seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut :
Model Pembentukan Citra pada gambar diatas memperlihatkan
bahwa Corporate Communication digambarkan sebagai input-output.
Gambar 2.1. Model Pembentukan Citra Sumber: Buku Dasar-Dasar Public Relations
-
39
Proses interen dalam model ini adalah pembentukkan citra, sedangkan
input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau
perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi,
motivasi, dan sikap. Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan
berusaha untuk mengerti tentang rangsangan tersebut.
Adapun arti dari komponen tersebut dalam model pembentukan
citra tersebut adalah:
1. Persepsi diartikan Respon Perilaku sebagai hasil pengamatan
terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses
pemaknaan. Dengan kata lain individu akan memberikan makna
terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai
rangsangan. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat
melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan
individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh
rangsangan dapat memenuhi kognisi inividu.
2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti
rangsangan tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-
informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan
kognisinya. Motivasi dan sikap akan menggerakan respons seperti
yang diinginkan oleh pemberi rangsangan.
-
40
3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan.
4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap
bukan perilaku, tetapi merupakan kecendrungan untuk berperilaku
dengan cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong atau
motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra
terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan
diinginkan. Sikap mengandung aspek evalutif, artinya mengandung
nilai menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah.
E. Citra Perusahaan (Coporate Image)
1. Pengertian Citra Perusahaan
Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra baik pada
publik sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai
stimulus adanya pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ada berbagai
pendapat mengenai citra perusahaan yang dikemukakan oleh para ahli
komunikasi. Menurut Mark Graham R. Dewney mengatakan bahwa citra
perusahaan merupakan impresi mengenai perusahaan yang ada dalam
benak konsumen. Menurut Jeffkins citra perusahaan diartikan sebagai
karakter sebuah perusahaan. Sementara PR Smith mendefinisikan citra
perusahaan sebagai sejumlah persepsi terhadap sebuah organisasi.
-
41
Pengertian lain tentang Citra adalah suatu gambaran tentang mental; ide
yang dihasilkan oleh imajinasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada
publik oleh seorang, perusahaan, organisasi dan sebagainya.
Citra adalah perusahaan di mata publik. Citra adalah sebuah
cerminan dari identitas sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah
organisasi atau perusahaan dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-
beda di mata publik yang berbeda-beda pula. Berdasarkan pengertian-
pengertian yang telah dikemukakan, peneliti memahami bahwa citra
merupakan kesan yang timbul dalam diri seseorang sebagai hasil dari
pemahaman yang terbentuk dari pengetahuan dan pengalamannya dalam
memandang atau menilai sebuah organisasi atau perusahaan. Namun,
pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur
secara sistematis, melainkan wujudnya bisa dirasakan dari hasil pekerjaan,
yaitu baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif
maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan
masyarakat luas pada umumnya.
2. Jenis-jenis Citra Perusahaan (Corporate Image)
Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut
adalah lima jenis citra yang dikemukakan, yakni :
a. Citra Bayangan (Mirror Image)
Citra jenis ini adalah citra yang diyakini oleh perusahaan
bersangkutan terutama pihak manajemen yang tidak percaya apa
-
42
dan bagaimana kesan pihak luar terhadap institusi yang
dipimpinnya, tidak selamanya dalam posisi yang baik.
b. Citra Kini (Current Image)
Citra yang sekarang dimiliki oleh pihak luar dalam memandang
institusi tersebut. Ada kemungkinan citra kini yang dimiliki oleh
sebuah institusi adalah citra yang buruk atau negatif.
c. Citra Harapan (Wish Image)
Citra yang menjadi harapan dan cita-cita dari suatu insitusi yang
hendak ditampilkan kepada publiknya. Idealnya citra sebuah
insitusi adalah positif.
d. Citra Perusahaan (Corporate Image)
Citra adalah citra yang berkaitan dengan sosok insititusi sebagai
tujuan utamanya, bagaimana citra institusi yang positif lebih
dikenal serta diterima oleh publiknya.
e. Citra Serbaneka (Multiple Image)
Citra ini adalah komplimen (pelengkap) dari corporate image
sebagai contoh pihak PR dapat menampilkan citra dari atribut logo,
nama produk, tampilan gedung dan lain sebagainya;
f. Citra Penampilan (Performance Image)
Citra ini lebih ditujukan kepada subyek yang ada pada institusi,
bagaimana kinerja atau penampilan diri dari para profesional pada
institusi yang bersangkutan sebagai contoh citra yang ditampilkan
karyawan dalam menangani keluhan para pelanggan.
-
43
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
Sejarah penerbangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari masa-masa perjuangan rakyat Indonesia dalam usaha
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah ini dimulai ketika pada
tahun 1948, guna menunjang mobilitas pemimpin pemerintahan, Presiden
Soekarno menghimbau kepada pengusaha dan rakyat Aceh untuk
menghimpun dana guna pembelian pesawat terbang. Terkumpulah
sejumlah uang untuk membeli pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota yang
kemudian diberikan registrasi R1-001 diberi nama Seulawah yang
berarti Gunung Emas. Adapun nama Garuda diberikan oleh Presiden
Soekarno sendiri yang mengutip bahasa Belanda Ik ben Garuda ,
Vishnoes vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw einladen, yang
artinya Aku adalah Garuda, burung milik Wishnu yang membentang
sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu.
Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota
dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo Garuda
Indonesian Airways terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput
pertama kali dengan Garuda Indonesian Airways. Garuda Indonesia
kemudian resmi menjadi Perusahaan Negara pada tahun 1950. Pada saat
itu Garuda Indonesia memiliki 38 buah pesawat yang terdiri 22 jenis
-
44
DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada
perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1956, untuk
pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke
Mekkah.
Sepanjang tahun 1980an, armada Garuda Indonesia dan
operasionalnya mengalami resrtukturisasi besar-besaran yang menuntut
perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan
mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda
Indonesia Training Centre (GITC) yang terletak di Jakarta Barat. Selain
pusat pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan
Pesawat, Garuda Maintenance Facility (GMF) di bandara internasional
Soekarno-Hatta di masa itu. Di awal masa 1990an, strategi jangka panjang
Garuda Indonesia disusun hingga melampaui tahun 2000. Armada juga
terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda Indonesia termasuk dalam
30 besar maskapai di dunia.
Sejak awal tahun 2005 tim manajemen yang baru mulai membuat
perencanaan bagi masa depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali
manajemen baru, Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan
restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan
efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan,
menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan,
dan yang terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan semangat
Garuda Indonesia. Bagi perusahaan, pelayanan dalam kegiatan operasional
-
45
merupakan kunci indikator kinerja. Pengukuran strategi yang melibatkan
restrukturisasi pada seluruh rantai pelayanan (service chain) menegaskan
komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan yang berorientasi pada
pelanggan. Garuda Indonesia memiliki gedung manajemen baru di Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta. Garuda Indonesia saat ini di dukung
oleh 5.075 orang karyawan yang tersebar di kantor pusat dan 43 kantor
cabang. Pada akhir Desember 2009, Garuda Indonesia mengoperasikan 70
pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis
Airbus 330-300, 4 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 57 pesawat jenis B-
737 (seri 300, 400, 500& 800). Pesawat-pesawat ini melayani lebih dari 50
rute tujuan domestic dan internasional serta lebih dari 10 juta pelanggan.
1. Logo Perusahaan
Artinya :
a) Kepala Burung Garuda melambangkan Lambang Negara Republik
Indonesia.
b) Lima (5) Bulu Sayap melambangkan Pancasila.
c) Warna Biru melambangkan Langit Angkasa.
Gambar 3.1.
-
46
2. Visi, Misi, Nilai & Tujuan Perusahaan
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk secara konsisten mengarahkan
strategi dan inisiatifnya untuk mencapai tujuan perusahaan dan
mewujudkan misinya menjadi perusahaan penerbangan pembawa bendera
bangsa. Berikut adalah visi, misi, nilai dan tujuan perusahaan :
Visi Perusahaan :
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan
menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat
dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan :
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa
(flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia
kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional
dengan memberikan pelayanan yang profesional.
Nilai Perusahaan :
Tata nilai perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI
(eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY , Honesty &
openness, Integrity):
a. eFficient & effective :
Insan Garuda Indonesia senantiasa melakukan tugas yang
diembannya secara teliti, tepat, dan akurat dalam waktu
sesingkat mungkin dan tenaga serta biaya seefisien mungkin
-
47
tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinan
bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin pelanggan
memperoleh layanan yang berkualitas.
b. Loyalty :
Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang
didelegasikan kepadanya dengan penuh dedikasi, tanggung
jawab dan disiplin. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda
Indonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas layanan
yang diberikan kepada pelanggan.
c. customer centricitY :
Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siap
membantu dan melayani. Hal ini didasari keyakinan bahwa
Garuda Indonesia berupaya menempatkan pelanggan sebagai
pusat perhatian.
d. Honesty & openness :
Insan Garuda Indonesia harus jujur , tulus dan ikhlas dalam
menjalankan seluruh aktivitasnya dan melakukan komunikasi
dua arah yang jelas dan transparan dengan memperhatikan
prinsip kehati-hatian, serta tetap menjaga kerahasiaan. Hal ini
didasari keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya
menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pelanggan.
-
48
e. Integrity :
Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabat
serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat
merusak citra profesi dan perusahaan. Hal ini didasari
keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjamin
layanan dan relasinya dengan pelanggan berjalan bersih secara
hukum dan moral.
Tujuan Perusahaan :
Untuk mencapai visi perusahaan maka tujuan perusahaan
adalah menjadi maskapai penerbangan terkemuka dengan
reputasi yang sejajar dengan maskapai kelas dunia lainnya.
Sedangkan sasaran perusahaan yang hendak dicapai adalah
menciptakan perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang
dengan keuntungan yang berkelanjutan.
B. Anak Perusahaan
Anak perusahaan adalah satu kesatuan legal yang independen, yang
dibangun oleh perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya.
Manajemen anak perusahaan diatur secara independen namun tetap di
bawah kontrol induk perusahaan. Untuk mendukung kegiatan
operasionalnya, Garuda Indonesia memliki 4 anak perusahaan yang fokus
pada produk/ jasa pendukung bisnis perusahaan induk. Anak perusahaan
Garuda Indonesia meliputi :
-
49
1) PT Aerowisata
PT Aerowisata menawarkan layanan yang berhubungan dengan
perhotelan dan pariwisata. PT. Aerowisata memiliki sejumlah anak
perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, katering
(pelayanan penyedia makanan), penyedia layanan transportasi
darat, serta wisata & agen perjalanan. Anak-anak perusahaan ini
meliputi Hotel Development Corporation, PT Senggigi Pratama
International, PT Angkasa Citra Sarana Catering Service, PT
Mandira Erajasa Wahana, PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi,
Garuda Orient Holidays Pty. Ltd. dan PT Aerojasa Perkasa.
2) PT Abacus Distribution Systems Indonesia (PT Abacus DSI)
Visi perusahaan ini adalah menjadi penyedia layanan Sistem
Distribusi Global (Global Distribution Systems/GDS) terdepan
serta penyedia layanan komunikasi dan teknologi informasi di
Indonesia. Cakupan kegiatan perusahaan ini meliputi layanan
system reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan
komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan
fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta
menyediakan bantuan teknis dalam system reservasi
terkomputerisasi (computerized reservation systems/CRS) untuk
agen-agen perjalanan.
-
50
3) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Perusahaan ini didirikan untuk melaksanakan dan mendukung
ekonomi pemerintahan Indonesia dan kebijakan perkembangan
nasional, khususnya dalam bidang pemeliharaan pesawat terbang
dan layanan perbaikan serta bisnis lain yang berhubungan dengan
pemeliharaan pesawat terbang maupun layanan perbaikan. Selain
itu, untuk menghasilkan keuntungan untuk perusahaan melalui
pemeliharaan pesawat terbang dan layanan perbaikan termasuk
mesin dan komponen.
4) PT Aero Systems Indonesia
Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik
teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan
industri lainnya. Bisnis utama ASYST adalah melayani sebagai
penyedia hosting untuk tiga layanan utama: Software as a Services
atau SaaS (layanan perangkat lunak) seperti Passenger Service
System atau PSS (system layanan penumpang) dan ERP
(Enterprise Resource Planning) business model dikuatkan oleh
Platform as a Service atau PaaS (layanan platform), yang terdiri
dari sistem operasional, Reverse Proxy, Web Server, Application
Server, and Database, serta Infrastructure as a Service atau IaaS
(layanan prasarana) seperti Server (komputasi), penyimpanan,
perangkat jaringan, Pusat Data dan Disaster Recovery Center
(Pusat Pemulihan Bencana) untuk mendukung dan
-
51
mengoptimalisasikan jaringan bisnis. Seluruh layanan disimpan di
dalam pusat data dengan standar internasional Tier III ketersediaan
99.8%. Untuk landasan pelayanan, ASYST telah membuat
infrastruktur dengan kapasitas yang sangat besar untuk tempat-
tempat utama yang meliputi kerangka utama dan jaringan area
penyimpanan. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang
berkelanjutan bagi klien, ASYST menyediakan layanan Data
Recovery Center atau DRC (Pusat Pemulihan Data).
Strategic Business Unit (SBU)
Strategi Unit Bisnis atau Strategic Business Unit (SBU) adalah unit
bisnis independen di bawah perusahaan yang fokus pada optimalisasi
sumber daya untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan dengan
memberikan produk dan pelayanan kepada pelanggan internal maupun
pihak ketiga, antara lain Unit Bisnis Garuda Sentra Medika (GSM), Unit
Bisnis Garuda Indonesia Training Center (GITC), Unit Bisnis Garuda
Cargo dan Unit Bisnis Citilink (maskapai dengan tarif rendah). Keempat
unit bisnis ini bertanggung jawab pada Dewan Direksi.
1. Garuda Sentra Medika SBU
Garuda Sentra Medika (GSM) SBU memiliki serangkaian
program untuk mencapai visinya menjadi yang terdepan dalam hal
pelayanan kesehatan dan penyedia layanan andalan bagi maskapai
-
52
Garuda maupun BUMN di Indonesia. Berikut adalah program-
program GSM:
a. Selalu siap memberikan pelayanan kesehatan di kota-kota
besar di Indonesia.
b. Mengembangkan pelayanan kesehatan keluarga.
c. Mempromosikan produk kesehatan melalui media tertulis dan
pameran JHCC.
d. Meningkatkan fasilitas dan infrastruktur klinik.
e. Membatasi/mengatur persediaan.
f. Memproduksi TPB & PR menggunakan SIRS.
g. Mengevaluasi vendor
2. Garuda Indonesia Training Center (GITC) SBU
GITC merupakan pusat pendidikan dan pelatihan bagi
karyawan Garuda Indonesia, baik itu karyawan darat maupun
karyawan udara (seperti pilot dan pramugari). Pendidikan dan
pelatihan yang diadakan di GITC sudah memenuhi standar
internasional. Hal ini dibuktikan dengan sudah didapatkannya
standar internasional ISO 9001. Untuk tetap menjaga standar
internasional tersebut, Garuda Indonesia Training Center juga
bekerja sama dengan badan dan lembaga nasional maupun
internasional serta perusahaan perusahaan pembuat pesawat dalam
-
53
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guna penyempurnaan
kemampuan dan keahlian dari karyawan Garuda Indonesia.
GITC memiliki sarana dan prasarana yang lengkap. Fasilitas
yang dimiliki oleh GITC diantaranya adalah 50 ruang kelas,
labolatorium, ruang peraga, mock up interior pesawat yang
merupakan ruang praktek bagi pramugara / pramugari, kolam renang
untuk wet drill yang digunakan untuk pelatihan flight safety,
simulator pesawat B-737, B-747, dan Airbus, auditorium yang dapat
digunakan untuk menampung pertemuan besar (+500 orang). Selain
itu, GITC juga dilengkapi dormitory untuk akomodasi bagi para
peserta pelatihan dari luar kota dan beberapa sarana olah raga seperti
lapangan tenis, lapangan basket dan kolam renang.
3. Garuda Cargo SBU
Cargo SBU melayani kebutuhan pelanggan untuk
mengangkut barang melalui transportasi udara. Selain menjual
tempat kargo/barang di dalam pesawat, Cargo SBU juga merupakan
penyedia-layanan air cargo (transportasi udara untuk mengangkut
barang). Namun saat ini belum memiliki armada pesawat yang
beroperasi. Tempat kargo/barang yang tersedia di dalam pesawat
dihitung oleh freight available ton kilometers (FATK). Untuk
memajukan kualitas layanan pelanggan dan memberikan kontribusi
pendapatan yang optimal, Cargo SBU memiliki beberapa program
kerja antara lain:
-
54
a. Bekerja sama dengan POSINDO, REPEX, dan PAGAR di
Timur Tengah.
b. Memproses organisasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi.
c. Merestrukturisasi organisasi di Kantor Pusat dan menguatkan
fungsi Kantor Cabang.
d. Menjalankan sertifikasi ISO 9001-2000 untuk Garuda Cargo
SBU.
e. Mendukung kerjasama program IOSA.
f. Mengimplementasikan EDI e-Freight.
g. Mengembangkan proses seleksi kandidat, dengan cara
menguji melalui strategic partnership assessment (alat
test yang menguji efektifitas kemitraan) dan
mengimplementasikan perubahan manajemen.
h. Belly Space Rate (BSR)
4. Garuda Citilink SBU
Citilink menyediakan maskapai perjalanan bertarif rendah,
dengan target segmen wisatawan pada pasar domestik yang memiliki
anggaran rendah namun jumlahnya secara konsisten terus
meningkat. Restrukturisasi destinasi pertama kalinya diprakarsai
pada bulan Juni 2007 dengan membangun pusat jaringan maskapai di
Batam. Restrukturisasi destinasi didasari oleh keuntungan, segmen
pasar, iklim yang kompetitif, serta keberadaan perusahaan
berdasarkan tujuan utamanya.
-
55
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi dalam perusahaan sangatlah penting. Suatu
perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa didukung oleh
organisasi yang baik. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan
belum tentu cocok bagi perusahaan yang lain. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan satu dengan lainnya. Suatu organisasi yang baik harus
mampu menggambarkan dengan jelas mengenai tugas, tanggung jawab,
dan wewenang setiap anggota organisasi. Artinya suatu organisasi
dikatakan baik apabila :
1) Pemisahan fungsi yang tepat antara fungsi operasional,
penyimpanan, pencatatan, serta pengawasan.
2) Garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk
menciptakan serta menunjang pengendalian internal.
Struktur Dewan Komisaris dan Direksi
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk
Tahun 2012-sekarang :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama : Bambang Susantono
Komisaris : Bambang Wahyudi
Komisaris Independen : Betti Alisjahbana
Komisaris : Sonatha Halim Jusuf
Komisaris : Wendy Aritenang Yazid
-
56
Dewan Direksi :
President & CEO : Emirsyah Satar
EVP Maintenance & Fleet Management : Batara Silaban
EVP Marketing & Sales : Elisa Lumbantoruan
EVP Finance : Handrito Hardjono
EVP Services : Faik Fahmi
EVP Human Capital & Corporate Affairs : Heriyanto Agung Putra
EVP Strategy, Business Development & Risk Management : Judi Rifajantoro
EVP Operations : Novijanto Herupratom
Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk
Gambar 3.2. : Struktur Organisasi Sumber : PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk 2011
-
57
Gambar 3.3.
Struktur Organisasi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
Struktur organisasi di unit divisi Corporate Communication dalam
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. dipimpin oleh seorang Vice President
dan juga 4 Senior Manager untuk mendukung program kerjanya yaitu,
Senior Manager Public Relations, Senior Manager Employee
Communication, Senior Manager Corporate Identity Management, Senior
Manager Corporate Social Responsibility. Vice President dan keempat
Senior Manager mempunyai tugas masing-masing dalam menjalankan
pekerjaan sebagai berikut :
1) Vice President Corporate Communication :
Menjamin terciptanya reputasi perusahaan yang positif dan
tersedianya informasi mengenai perusahaan bagi
stakeholders/shareholder secara cepat dan uptodate melalui
perencanaan, koordinasi, pengendalian dan evaluasi strategis serta
program komunikasi perusahaan yang meliputi public relations,
-
58
media relations, employee communication, corporate identity,
corporate data center, dan Corporate Social Responsibility (CSR)
termasuk didalamnya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL), sesuai ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku
serta prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
2) Senior Manager Public Relations :
Memastikan penyelenggaraan komunikasi eksternal perusahaan
yang efektif melalui penerapan strategi Public Relations (Internal
& Eksternal) guna mendukung peningkatan produktivitas
karyawan dan image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good
Corporate Governance (GCG).
3) Senior Manager Employee Communication :
Memastikan penyelenggaraan komunikasi perusahaan melalui
penerapan strategi komunikasi internal yang efektif guna
mendukung peningkatan produktivitas karyawan dan
image/reputasi perusahaan sesuai prinsip Good Corporate
Governance (GCG).
4) Senior Manager Corporate Identity Management :
Memastikan penyelenggaraan komunikasi perusahaan melalui
penerapan strategi Corporate Identity Management yang efektif
guna mendukung peningkatan produktivitas perusahaan melalui
corporate identity dan image/ reputasi perusahaan sesuai prinsip
Good Corporate Governance (GCG).
-
59
5) Senior Manager Corporate Social Responsibility :
Memastikan terlaksananya Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR),
melalui penyaluran dana dan hibah serta program-program yang
memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha
Perusahaan guna mendukung pencapaian sasaran perusahaan
sesuai peraturan perundangan dan prinsip Good Corporate
Governance (GCG).
-
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 3 bulan
dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi secara
langsung, wawancara dengan beberapa informan yang terkait langsung
dengan kegiatan Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk dan melakukan studi pustaka dari beberapa literatur yang
berhubungan dengan Corporate Communication, maka penulis berhasil
memperoleh data berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian,
maka dalam bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian
tentang Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam
meningkatkan Citra Perusahan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk
seperti yang penulis uraikan di bawah ini :
Divisi Corporate Communication Garuda Indonesia memiliki
fungsi sesuai ruang lingkup tugasnya masing-masing. Sebagai fungsi
manajemen yang strategis, Corporate Communication menjalankan
strategi komunikasi perusahaan dengan efektif guna meningkatkan
reputasi perusahaan dan membangun kepercayaan publik internal dan
eksternal terhadap Garuda Indonesia. Secara umum fungsi Corporate
-
61
Communication sesuai dengan penjelasan Asistant Senior Manager Public
Relations divisi Corporate Communication Garuda Indonesia (Key
Informant) sebagai berikut :
Di Garuda Indonesia Corporate Communication menjalankan fungsi manajemen strategis, dengan manjalankan strategi komunikasi perusahaan dengan efektif guna meningkatkan reputasi perusahaan dan membangun kepercayaan publik. Divisi Corporate Communication di Garuda Indonesia dibawah tanggungjawab seorang VP. Board of Director (BOD) dan memiliki 4 unit kerja yang menjalankan fungsi dan tugas yang berbeda, antara lain: Public Relations, Employee Communication, Corporate Identity Management, dan Corporate Sosial Responsibility. Keempat unit ini sendiri masing-masing berada dibawah tanggungjawab dari Senior Manager (SM).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap unit di
divisi Corporate Communication Garuda Indonesia menjalankan fungsi
komunikasi yang berbeda sesuai tugasnya masing-masing. Adapun
pembagian fungsi dan tugas masing-masing unit, yaitu: Public Relations
menjalankan tugasnya dalam mengelolah komunikasi perusahaan terkait
dengan publik internal maupun eksternal. Employee Communication
menjalankan tugasnya terkait pengelolahan komunikasi antar karyawan
PT. Garuda Indonesia. Corporate Identity Management bertugas dalam
mengelolah Corporate Identity perusahaan, mengelolah laporan tahunan,
dan memastikan dokumentasi pada setiap kegiatan perusahaan. Dan
Corporate Social Responsibility (CSR) bertugas dalam mengelolah
program CSR dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.
Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Corporate Communication memiliki
hubungan dengan pembentukan citra (image) seperti salah satu fungsi
yang dijelaskan Cutlip, Center dan Broom (1985) bahwa PR dimana di
-
62
Garuda merupakan bagian dari divisi Corporate Communication
menjalankan komunikasi dua arah (timbal balik), dan mengatur arus
pesan, demi tercapainya Citra (Image) positif.
Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
jasa penerbangan udara yang melayani publik internal maupun eksternal.
Oleh karena itu, divisi Corporate Communication di Garuda Indonesia
berperan sebagai juru bicara yang mewakili perusahaan dalam memberi
segala informasi yang ada. Corporate Communication di Garuda
Indonesia juga berperan sebagai perantara komunikasi dan
mediator/penghubung antara perusahaan kepada publik internal dan
maupun publik eksternalnya. Seluruh personil di divisi Corporate
Communication merupakan tim yang memiliki kemampuan dalam
menjalin hubungan yang harmonis serta memelihara komunikasi yang baik
dengan publik perusahaan. Seperti yang diungkapkan Bapak Resno
Widyarto selaku Asistant Senior Manager Public Relations (divisi
Corporate Communication) Garuda Indonesia sebagai berikut :
Corporate Communication di Garuda Indonesia berperan sebagai juru bicara yang mewakili perusahaan dalam menginformasikan segala informasi yang ada terkait bentuk kegiatan, promosi, sampai kebijakan yang dikeluarkan manajemen perusahaan. Corporate Communication juga berperan sebagai perantara dan penghubung kepada publik internal maupun eksternal perusahaan. Bertujuan untuk menjalin kerjasama dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan pelanggan.
Penjelasan diatas terkait dari peranan divisi Corporate
Communication Garuda Indonesia. Sebagai sebuah divisi yang yang
mengelola informasi setiap yang ada dalam perusahaan seperti pada
-
63
bentuk kegiatan, bentuk promosi, bahkan pada setiap pembukaan rute
baru. Menjalankan peran sebagai fasilitator komunikasi, Corporate
Communication senantiasa berperan sebagai juru bicara yang mewakili
perusahaan terhadap segala aktivitas yang berkaitan dengan pemberitaan
pers yang memuat informasi yang up to date untuk dimuat di media.
Corporate Communication di Garuda Indonesia bertindak sebagai
mediator/ penghubung antara Manajemen Perusahaan dengan seluruh
publik internal maupun eksternal Garuda terhadap seluruh kebijakan
ataupun penyampaian informasi yang harus diketahui seluruh publik
Garuda Indonesia ataupun sebaliknya. Selain itu peran sebagai teknisi
Komunikasi juga melekat pada Corporate Communication dalam
menciptakan komunikasi dua arah serta menjaga agar saluran komunikasi
tetap terbuka untuk publik eksternal perusahaan terutama kepada media
dan pelanggan (pengguna maskapai Garuda Indonesia) terhadap
penyebaran informasi yang akan menciptakan citra positif bagi perusahaan
di masyarakat luas.
Citra Perusahaan tidak terbentuk dengan begitu saja, ada tahapan-
tahapan yang harus dilalui untuk bisa mendapatkan reputasi perusahaan
serta citra positif di masyarakat. Dalam hal ini PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk dalam membentuk citra positif perusahaan melakukan
berbagai upaya-upaya strategi melalaui program-program yang
berkesinambungan. Divisi Corporate Communication sebagai unit di PT.
Garuda Indonesia yang berhubungan dengan segala bentuk komunikasi
-
64
atau pengumuman yang ditunjukkan kepada publik baik ke publik internal
maupun eksternal. Berikut penjelasan mengenai upaya-upaya dalam
pembentukan citra perusahaan oleh divisi Corporate Communication dari
Bapak Resno Widyarto selaku Asistant Senior Manager Public Relations
(divisi Corporate Communication) Garuda Indonesia :
Biasanya untuk membentuk citra perusahaan kita lewat iklan bekerjasama dengan berbagai pihak media. Baik itu cetak, elektronik, maupun online untuk memberikan pemahaman dan persepsi kepada masyarakat tentang Garuda Indonesia. Selain itu pada setiap bentuk promosi-promosi yang dikeluarkan oleh Garuda Indonesia, pihak kami pasti mengeluarkan minimal press release atau mengadakan press conference agar informasi terkait hal-hal yang perlu diketahui publik kami dapat tersebar dengan cepat. Selain itu workshop juga kami rutin adakan dengan sasaran publik internal maupun eksternal perusahaan terkait dengan produk maupun layanan Garuda Indonesia.
Dari penjelasan diatas bisa kita lihat bahwa Corporate
Communication sebagai divisi yang yang berhubungan dengan segala
bentuk komunikasi yang dilakukan Garuda Indonesia memiliki andil yang
cukup besar terhadap proses pembentukan citra perusahaan. Namun itu
semua tidak terlepas dari bentuk kerjasama yang dilakukan Corporate
Communication Garuda Indonesia yang senantiasa menjaga hubungan
yang harmonis dengan media-media dalam penyebaran informasi terkait
pembentukan citra Garuda Indonesia dimata publik. Media iklan melalui
media cetak seperti : surat kabar, majalah, tabloid. Elektronik seperti : tv,
radio, serta media online dan situs resmi Garuda Indonesia menjadi sarana
utama bagi divisi Corporate Communication dalam penyebaran informasi
untuk meningkatkan citra Garuda Indonesia.
-
65
Selain itu ditambahkan lagi oleh Bapak Resno Widyarto dalam
hasil wawancara dengan beliau terkait peningkatan citra yang dilakukan
Garuda Indonesia, seperti berikut ini :
Selain menjalin hubungan yang baik dengan media, proses pembentukan citra yang kami lakukan ini tidak terlepas dari strategi perusahaan yang melaksanakan program Quantum Leap bisa kita lihat sekarang Garuda semakin baik dari segi ketepatan waktu penerbangan, pelayanan kepada konsumen, serta kita juga lakukan langkah-langkah perubahan dengan menghadirkan konsep baru yang kita gagas bernama Garuda Indonesia Experience seperti bisa dilihat perubahan menyeluruh yang kita lakukan mulai dari management, kantor pusat, armada, tampilan logo Garuda Indonesia, livery pesawat, seragam awak kabin, bahkan sampai dengan pelayanan kepada penumpang mulai dari sebelum terbang hingga sampai tujuan.
Penjelasan diatas terkait program yang diusung Garuda Indonesia
sebagai langkah strategi perusahaan dalam meningkatkan citra Garuda
Indonesia di mata masyarakat luas. Garuda Indonesia pada Juli 2009
mengumumkan meluncurkan sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang
bernama Quantum Leap. Garuda Indonesia mengubah tampilan
maskapainya seperti mengubah livery maskapai, seragam staf serta awak
kabin dan logo perusahaan. Dalam kurun waktu