rinitis.docx

36
-anak. Bisa timbul komplikasi berupa sinusitis (infeksi sinus) dan polip hidung. Pengobatan Pengobatan awal untuk rinitis alergika musiman adalah antihistamin . Pemberian antihistamin kadang disertai dengan dekongestan (misalnya pseudoefedrin atau fenilpropanolaminn ) untuk melegakan hidung tersumbat. Pemakaian dekongestan pada penderita tekanan darah tinggi harus diawasi secara ketat. Bisa juga diberikan obat semprot hidung natrium kromolin; efeknya terbatas pada hidung dan tenggorokan bagian belakang. Jika pemberian antihistamin dan kromolin tidak dapat mengendalikan gejala-gejala, maka diberikan obat semprot kortikosteroid; tidak dianjurkan untuk memberikan kortikosteroid per-oral (melalui mulut). Obat tetes atau obat semprot hidung yang mengandung dekongestan dan bisa diperoleh tanpa resep dokter, sebaiknya digunakan tidak terlalu lama karena bisa memperburuk atau memperpanjang peradangan hidung. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membuang polip atau pengobatan terhadap infeksi sinus.

Upload: harry-pasha-saputra

Post on 09-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

-anak. Bisa timbul komplikasi berupa sinusitis (infeksi sinus) dan polip hidung. PengobatanPengobatan awal untuk rinitis alergika musiman adalah antihistamin.Pemberian antihistamin kadang disertai dengan dekongestan (misalnya pseudoefedrin atau fenilpropanolaminn) untuk melegakan hidung tersumbat. Pemakaian dekongestan pada penderita tekanan darah tinggi harus diawasi secara ketat.Bisa juga diberikan obat semprot hidung natrium kromolin; efeknya terbatas pada hidung dan tenggorokan bagian belakang. Jika pemberian antihistamin dan kromolin tidak dapat mengendalikan gejala-gejala, maka diberikan obat semprot kortikosteroid; tidak dianjurkan untuk memberikan kortikosteroid per-oral (melalui mulut).Obat tetes atau obat semprot hidung yang mengandung dekongestan dan bisa diperoleh tanpa resep dokter, sebaiknya digunakan tidak terlalu lama karena bisa memperburuk atau memperpanjang peradangan hidung. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membuang polip atau pengobatan terhadap infeksi sinus.Seseorang dapat mengalami rhinitis kombinasi antara dua jenis tersebut. Masih ada satu lagi jenis rhinitis alergi, yaitu : Rhinitis alergi occupational adalah Rhinitis yang terkait dengan pekerjaan. Paparan allergen didapat di tempat bekerja. Biasanya dialami oleh orang yang bekerja dekat dengan binatang. (Sheikh, 2008)b. Rhinitis Non AlergiPengertianRhinitis non allergi disebabkan oleh : infeksi saluran napas (rhinitis viral dan rhinitis bakterial, masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif. GejalaKongesti nasalRabas nasal (purulent dengan rhinitis bakterialis)Gatal pada nasalBersin-bersinSakit kepalaTerapi Medik Pemberian antihistamin Dekongestan Kortikosteroid topikal Natrium kromolinBerdasarkan penyebabnya, rhinitis non alergi di golongkan sebagai berikut : Rinitis vasomotor PengertianRhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.(www. Google.com). Rinitis vasomotor mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergisehingga sulit untuk dibedakan.EtiologiBelum diketahui, diduga akibat gangguan keseimbangan vasomotor. Keseimbangn vasomotor ini dipengaruhi berbagai hal : Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti: ergotamin, klorpromazin, obat antihipertensi, dan obat vasokontriktor lokal. Faktor fisik, seperti iritasi asap rokok, udara dingin, kelembapan udara yang tinggi, dan bau yang merangsang Faktor endokrin, seperti : kehamilan, pubertas, dan hipotiroidisme Faktor psikis, seperti : cemas dan tegang ( kapita selekta)Manifestasi klinisHidung tersumbat, bergantian kiri dan kana, tergantung pada posisi pasien. Terdapat rinorea yang mukus atau serosa, kadang agak banyak. Jarang disertai bersin, dan tidak disertai gatal di mata. Gejala memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, juga karena asap rokok dan sebagainya.Berdasarkan gejala yang menonjol, dibedakan atas golongan obstruksi dan rinorea. Pemeriksaan rinoskopi anterior menunjukkan gambaran klasik berupa edema mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, dapat pula pucat. Permukaannya dapat licin atau berbenjol. Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit. Namun pada golgongan rinorea, sekret yang ditemukan biasanya serosa dan dalam jumlah banyak. ( kapita)PatofisiologiRangsangan saraf parasimpatis akan menyebabkan terlepasnya asetilkolin, sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah dalm konka serta meningkatkan permiabilitas kapiler dan sekresi kelenjar, sedangkan rangsangan sraaf simpatis mengakibatkan sebaliknya.( kapita)Pemeriksaan penunjangDilakukan pemeriksaaan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi. Kadang ditemukan juga eosinofil pada sekret kulit tetapi jumlahnya sedikit. Tes kulit biasnya negatif.Penatalaksanaan Di cari faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor dan disingkirkan kemungkinana rhinitis alergi. Terapi bervariasi, tergantung faktor penyebab dan gejala yang menonjol. Secara umum terbagi atas : Menghindari penyebab Pengobatan simtomatis, dengan obat dekongestan oral dan kortikosteroid topikal Operasi, dengan bedah beku, elektrokauter, atau konkotomi konka inferior Neurektomi nervus vidianus sebagai saraf otonom mukosa hidung, jika cara-cara di atas tidak berhasil. Operasinya tidak mudah dan komplikasinya cukup berat. (kapita )PengobatanPengobatan Rinitis Vasomotor bervariasi, tergantung kepada faktor penyebab dan gejala yang menonjol. Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam:1. Menghindari penyebab / pencetus ( Avoidance therapy )2. Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi ) : Dekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat. Contohnya: Pseudoephedrine dan Phenylpropanolamine (oral) serta Phenylephrine dan Oxymetazoline (semprot hidung ). Anti histamin : paling baik untuk golongan rinore. Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan hidung tersumbat, rinore dan bersin-bersin dengan menekan respon inflamasi lokal yang disebabkan oleh mediator vasoaktif. Biasanya digunakan paling sedikit selama 1 atau 2 minggu sebelum dicapai hasil yang memuaskan. Contoh steroid topikal : Budesonide, Fluticasone, Flunisolide atau Beclomethasone Anti kolinergik juga efektif pada pasien dengan rinore sebagai keluhan utamanya.Contoh : Ipratropium bromide ( nasal spray )3. Terapi operatif ( dilakukan bila pengobatan konservatif gagal ) :Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan larutan AgNO3 25% atau triklorasetat pekat ( chemical cautery ) maupun secara elektrik (electrical cautery).Diatermi submukosa konka inferior (submucosal diathermy of the inferior turbinate )Bedah beku konka inferior ( cryosurgery )Reseksi konka parsial atau total (partial or total turbinate resection)Turbinektomi dengan laser ( laser turbinectomy )Neurektomi n. vidianus ( vidian neurectomy ) Rinitis Medikamentosa PengertianRhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. Dapat dikatakan hal ini disebabkan oleh pemakaian obat yang berlebihan (Drug Abuse).Gejala dan TandaPenderita mengeluh hidungnya tersumbat terus menerus dan berair. Pada pemeriksaan konka dengan secret hidung yang berlebihan. Apabila diuji dengan adrenalin, adema konka tidak berkurang.Terapi1. Hentikan pemakaian obat tetes dan sempror hidung.2. Untuk mengatasi sunbatan berulang, beri kortikosteroit secara penurunan bertahab dengan menurunkan dosis 5 mg setiap hari.(misalnya hari 1: 40 mg, hari 2: 35 mg dan seterusnya).3. Obat dekongestan oral (biasanya mengandung pseudoefredin). Apabila dengan cara ini tak ada perbaikan setelah 3 minggu pasien dirujuk ke dokter THT. Rhinitis Atrofi PengertianRhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya atrofi progesif tulang dan mukosa konka. Secara klinis, mukosa hidung menghasilkan secret kental dan cepat mongering, sehingga terbentuk krusta berbau busuk. Sering mengenai masyarakat dengan tingkat social ekonomi lemah dan lingkungan buruk. Lebih sering mengenai wanita, terutama pada usia pubertas.EtiologiBelum jelas, beberapa hal yang dianggap sebagai penyebabnya seperti infeksi oleh kuman spesifik, yaitu spesies Klebsiella, yang sering Klebsiella ozanae, kemudian stafilokok, sreptokok, Pseudomonas aeruginosa, defisiensi Fe, defisiensi vitamin A, sinusitis kronik, kelainan hormonal, dan penyakit kolagen. Mungkin berhubungan dengan trauma atau terapi radiasi.Manifestasi klinisKeluhan subyektif yang sering ditemukan pada pasien biasanya nafas berbau (sementara pasien sendiri menderita anosmia), ingus kental hijau, krusta hijau, gangguan penciuman, sakit kepala, dan hidung tersumbat.Pada pemeriksaan THT ditemukan rongga hidung sangat lapang, konka inferior dan media hipotrofi atau atrofi secret purulen hijau dan krusta berwarna hijau.Pemeriksaan penunjangDapat dilakukan transiluminasi, fotosinus para nasal, pemeriksaan mikro organisme uji resistensi kuman, pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Fe serum, dan serologi darah. Dari pemeriksaan histo patologi terlihat mukosa hidung menjadi tipis, silia hilang, metaplasia thoraks menjadi epitel kubik atau gepeng berlapis, kelenjar degenerasi dan atrofi, jumlahnya berkurang dan bentuknya mengecil.PenatalaksanaanBelum adanya yang baku. Penatalaksanaan ditunjukkan untuk menghilangkan etiologi, selain gejalanya dapat dilakukan secara konservatif atau operatif. Secara konservatif dapat diberikan 1. Antibiotic presprektum luas atau sesuaiuji resistensi kuman sampai gejala hilang.2. Obat cuci hidung agar bersih dari krusta dan bau busuk hilang dengan larutan betadine satu sendok makan dalam 100 cc air hangat 3. Vitamin A 3x50.000 unit selama 2 minggu4. Preparat Fe5. Pengobatan sinusitis, bila terdapat sinusitis.2.2 Komplikasi Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung. Otitis media. Rinitis alergi dapat menyebabkan otitis media yang sering residif dan terutama kita temukan pada pasien anak-anak. Sinusitis kronik Otitis media dan sinusitis kronik bukanlah akibat langsung dari rinitis alergi melainkan adanya sumbatan pada hidung sehingga menghambat drainase.2.3 Discharge planning Instruksikan pasien yang allergik untuk menghindari allergen atau iritan spt (debu, asap tembakau, asap, bau, tepung, sprei) Sejukkan membran mukosa dengan menggunakan sprey nasal salin. Melunakkan sekresi yang mengering dan menghiangkan iritan. Ajarkan tekhnik penggunaan obat-obatan spt sprei dan serosol. Anjurkan menghembuskan hidung sebelum pemberian obat apapun thd hidung2.4 PNP

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN3.1 PengkajianIdentitas Nama jenis kelamin umur bangsa keluhan utama Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung gatalRiwayat peyakit dahulu Pernahkan pasien menderita penyakit THT sebelumnya.Riwayat keluarga Apakah keluarga adanya yang menderita penyakit yang di alami pasienPemeriksaan fisik :- Inspeksi : permukaan hidung terdapat sekret mukoid- Palpasi : nyeri, karena adanya inflamasiPemeriksaan penunjang : Pemeriksaan nasoendoskopi Pemeriksaan sitologi hidung Hitung eosinofil pada darah tepi Uji kulit allergen penyebab3.2 Diagnosa1. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur tindakan medis2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi /adanya secret yang mengental3. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidung4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinore3.3 Intervensi1. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur tindakan medisTujuan : Cemas klien berkurang/hilangKriteria :a. Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya b. Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.IntervensiRasional

1. Kaji tingkat kecemasan klien2. Berikan kenyamanan dan ketentaman pada klien :- Temani klien- Perlihatkan rasa empati( datang dengan menyentuh klien )3. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti4. Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :- Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang- Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan5. Observasi tanda-tanda vital.6. Bila perlu , kolaborasi dengan tim medis1. Menentukan tindakan selanjutnya2. Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan 3. Meningkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih kooperatif4. Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.5. Mengetahui perkembangan klien secara dini. 6. Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien

2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental. Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret dikeluarkanKriteria :a. Klien tidak bernafas lagi melalui mulutb. Jalan nafas kembali normal terutama hidungIntervensiRasional

a. Kaji penumpukan secret yang adab. Observasi tanda-tanda vital.c. Kolaborasi dengan team medis a. Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnyab. Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasic. Kerjasama untuk menghilangkan obat yang dikonsumsi

3. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidungTujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyamanKriteria :- Klien tidur 6-8 jam sehariIntervensiRasional

a. Kaji kebutuhan tidur klien.b. ciptakan suasana yang nyaman.c. Anjurkan klien bernafas lewat mulutd. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat a. Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidurb. Agar klien dapat tidur dengan tenangc. Pernafasan tidak terganggu.d. Pernafasan dapat efektif kembali lewat hidung

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinoreIntervensiRasional

a. Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosis kesehatanb. ajarkan individu menegenai sumber komunitas yang tersedia, jika dibutuhkan (misalnya : pusat kesehatan mental)c. dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, khususnya bagaimana individu merasakan, memikirkan, atau memandang dirinyaa. memberikan minat dan perhatian, memberikan kesempatan untuk memperbaiakikesalahan konsepb. pendekatan secara komperhensif dapat membantu memenuhi kebutuhan pasienuntuk memelihara tingkah laku kopingc. dapat membantu meningkatkan tingkat kepercayaan diri, memperbaiki harga diri, mrnurunkan pikiran terus menerus terhadap perubahan dan meningkatkan perasaan terhadap pengendalian diri

3.4 Implementasi1. Mendorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosis kesehatan2. Mengatur kelembapan ruangan untuk mencegah pertumbuhan jamur3. Menjauhkan hewan berbulu dari pasien alergi, namun hal ini sering tidak dipatuhi terutama oleh pecinta binatang4. Membersihkan kasur secara rutinPerawatan a) If there is inflammation in the nose, the treatment of choice for this form of non-allergic rhinitis is nasal corticosteroid sprays.Jika ada peradangan di hidung, perlakuan pilihan formulir ini untuk non-alergi rhinitis adalah sengau corticosteroid sprays. b) If there is a lot of runny nose, ipratropium nasal spray can provide relief against this symptom in non-allergic rhinitis. Jika ada banyak pilek, ipratropium sengau semprot dapat menyediakan bantuan terhadap gejala ini di non-alergi rhinitis. c) If nasal congestion is a major problem, decongestant pills or sprays can be used, but the sprays should not be used for long periods of time,Jika hidung tersumbat adalah masalah besar, decongestant tablet atau sprays dapat digunakan, tetapi sprays tidak boleh digunakan untuk waktu lama, d) Recently, an antihistamine nasal spray has been found helpful in relieving the symptoms of non-allergic rhinitis.Baru-baru ini, sebuah antihistamine sengau semprot telah bermanfaat dalam melegakan gejala non-alergi rhinitis.e) By learning about the causes and symptoms of various forms of rhinitis, you will be better able to identify your symptoms and triggers. Dengan belajar tentang penyebab dan gejala dari berbagai bentuk rhinitis, Anda akan dapat lebih baik untuk mengidentifikasi gejala dan memicu. Your allergist/immunologist can assist by making an accurate diagnosis and developing an effective treatment plan for you. Anda allergist / immunologist dapat membantu dengan membuat diagnosa yang akurat dan mengembangkan rencana perawatan yang efektif untuk Anda. 3.5 Evaluasi1. Mengetahui tentang penyakitnya2. Sudah bisa bernafas melalui hidung dengan normal3. Bisa tidur dengan nyenyak4. Mengutarakan penyakitnya tentang perubahan penampilan BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanRhinitis adalah suatu inflamasi ( peradangan ) pada membran mukosa di hidung. (Dipiro, 2005 )Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung. ( Dorland, 2002 )Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas : Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau sengatan lebah Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan4.2 Saranpenyusun sangat membutuhkan saran, demi meningkatkan kwalitas dan mutu makalah yang kami buat dilain waktu. Sehingga penyusun dapat memberikan informasi yang lebih berguna untuk penyusun khususnya dan pembaca umumnya.DAFTAR PUSTAKA-Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1 Edisi 15. Jakarta: EGC-Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.2 Edisi 18. Jakarta: EGC-Dorland, WA. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC-Hassan, rusepno dkk. 1985. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Jakarta: Info Medika-Junadi, purnawan dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius-Long, barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran -Mansjoer, arif dkk. 1993. Kapita Selekta Kedokteran Jilid.1 Edisi 3. jakarta : Media Aesculapius- Price, silvya A. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta : EGC -Smeltzer, suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC - Soepardi, efiaty arsyad. 1997. Telinga-Hidung-Tenggorok. Jakarta : fakultas kedokteran universitas indonesiahttp://hendy-kumpulanaskep.blogspot.com/2009/05/askep-rinitis.html

BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang.Rhinitis adalah suatu inflamasi ( peradangan ) pada membran mukosa di hidung. Alergi hidung adalah keadaan atopi yang aling sering dijumpai, menyerang 20% dari populasi anak-anak dan dewasa muda di Amerika Utara dan Eropa Barat.Di tempat lain, alergi hidung dan penyakit atopi lainnya kelihatannya lebih rendah, terutama pada negara-negara yang kurang berkembang. Penderita Rhinitis alergika akan mengalami hidung tersumbat berat, sekresi hidung yang berlebihan atau rhinore, dan bersin yang terjadi berulang cepat.Keadaan ini sering berhubungan dengan kelainan pernapasan lainnya, seperti asma. Rhinitis memberikan pengaruh yang signifikan pada kualitas hidup. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan kondisi lainnya seperti masalah pada sinus, masalah pada telinga, gangguan tidur, dan gangguan untuk belajar. Pada pasien dengan asma, rinitis yg tidak terkontrol dapat memperburuk kondisi asmanya. Tujuan Tujuan UmumMenjelaskan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Sinusitis dan Rhinitis. Tujuan Khususa. Menjelaskan definisi Rhinitisb Menjelaskan etiologi Rhinitisd. Menjelaskan klasifikasi Rhinitise. Menjelaskan patofisiologi Rhinitisf. Menjelaskan manifestasi klinis Rhinitisg. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik Rhinitish. Menjelaskan penatalaksanaan Rhinitisi. Menjelaskan komplikasi Rhinitisj. Menjelaskan asuhan keperawatan RhinitisBAB IITINJAUAN TEORITIS DefinisiRhinitis adalah suatu inflamasi (peradangan) pada membran mukosa di hidung. Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung. Rhinitis di kenal dengan istilah peradangan mukosa. Etiologi1) Belum Jelas.2) Beberapa hal yang pada umumnya menjadi penyebab rinitis antara lain : Reaksi makanan Emosional Pekerjaan Hormon Kelainan anatomi Penyakit imunodefisiensi Interaksi dengan hewan Temperatur PatofisiologiTepung sari yang dihirup, spora jamur, dan antigen hewan diendapkan pada mukosa hidung. Alergen yang larut dalam air berdifusi ke dalam epitel, dan pada individu individu yang kecenderungan atopik secara genetik, memulai produksi imunoglobulin lokal (IgE ). Pelepasan mediator sel mast yang baru, dan selanjutnya, penarikan neutrofil, eosinofil, basofil, serta limfosit bertanggung jawab atas terjadinya reaksi awal dan reaksi fase lambat terhadap alergen hirupan. Reaksi ini menghasilkan mukus, edema, radang, gatal, dan vasodilatasi. Peradangan yang lambat dapat turut serta menyebabkan hiperresponsivitas hidung terhadap rangsangan non spesifik suatu pengaruh persiapan. Manfestasi Klinisa. Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (umumnya bersin lebih dari 6 kali).b. Hidung tersumbat.c. Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus.d. Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok.e. Badan menjadi lemah dan tak bersemangat Klasifikasi1) Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi :a. Rhinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi.b. Rhinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor.2) Berdasarkan penyebabnya, dapat dibedakan menjadi:a. Rhinitis alergiMerupakan penyakit umum yang paling banyak di derita oleh perempuan dan laki-laki yang berusia 30 tahunan. Merupakan inflamasi mukosa saluran hidung yang disebabkan oleh alergi terhadap partikel, seperti: debu, asap, serbuk/tepung sari yang ada di udara.Macam-macam rhinitis alergi, yaitu:1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever), Biasanya terjadi pada musim semi.Umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari luar rumah, seperti benang sari dari tumbuhan yang menggunakan angin untuk penyerbukannya, debu dan polusi udara atau asap.2. Rinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial)Disebabkan bukan karena musim tertentu ( serangan yang terjadi sepanjang masa (tahunan)) diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di rumah misalnya kutu debu rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang menyengat3) Rhinitis Non AlergiRhinitis non allergi disebabkan oleh infeksi saluran napas karena masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif.Macam-macam rhinitis non alergi, yaitu:a. Rhinitis vasomotorRhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.b. Rhinitis medikamentosaRhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan.c. Rhinitis atrofiRhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya atrofi progesif tulang dan mukosa konka. Pemeriksaan Diagnostik1. Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan kadar IgE pada serum serta hitung jenis oesinofil pada spesimen sekret hidung.2. Pemeriksaan in vivoDilakukan dengan uji kulit (skin test) yaitu, prick test maupun patch test. PenatalaksanaanBelum adanya yang baku. Penatalaksanaan ditunjukkan untuk menghilangkan etiologi, selain gejalanya dapat dilakukan secara konservatif atau operatif. Secara konservatif dapat diberikan:v Antibiotic presprektum luas atau sesuai uji resistensi kuman sampai gejala hilang.v Obat cuci hidung agar bersih dari krusta dan bau busuk hilang dengan larutan betadine satu sendok makan dalam 100 cc air hangat.v Preparat Fev Pil dan semprotan antihistaminv Leukotriene antagonisv Semprotan kortikosteroidv Pil dan semprotan dekongestanv Imunoterapi alergenv Pengobatan sinusitis, bila terdapat sinusitis. Komplikasi Polip hidungRinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung. Otitis mediaRinitis alergi dapat menyebabkan otitis media yang sering residif dan terutama kita temukan pada pasien anak-anak. Sinusitis kronikOtitis media dan sinusitis kronik bukanlah akibat langsung dari rinitis alergi melainkan adanya sumbatan pada hidung sehingga menghambat drainaseASKEP TEORITIS 1) Pengkajian Identitas klienNama, jenis kelamin, umur, alamat, suku bangsa, penangggung biaya. Keluhan utamaBersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung gatal. Riwayat peyakit dahuluApakah pasien pernah menderita penyakit THT sebelumnya? Riwayat keluargaApakah keluarganya ada yang menderita penyakit yang di alami pasien? Pemeriksaan fisik : Inspeksi : permukaan hidung terdapat sekret mukoid Palpasi : nyeri, karena adanya inflamasi Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan nasoendoskopi Pemeriksaan sitologi hidung Hitung eosinofil pada darah tepi Uji kulit alergen penyebab2) Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi /adanya sekret yang mengental2. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidung3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinore.3) Intervensi1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi/ adanya sekret yang mengental.Tujuan : Jalan nafas efektif setelah sekret dikeluarkanKriteria Hasil :a. Klien tidak bernafas lagi melalui mulutb. Jalan nafas kembali normal terutama hidungIntervensiRasional

1. Kaji penumpukan secret yang ada2. Observasi tanda-tanda vital3. Kolaborasi dengan tim medis1. Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya2. Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi.3. Kerjasama untuk menghilangkan obat yang dikonsumsi

2. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan penyumbatan pada hidungTujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyamanKriteria Hasil : Klien tidur 6-8 jam sehariIntervensiRasional

1. Kaji kebutuhan tidur klien.2. Ciptakan suasana yang nyaman3. Anjurkan klien bernafas lewat mulut4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat1. Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur2. Agar klien dapat tidur dengan tenang3. Pernafasan tidak terganggu4. Pernafasan dapat efektif kembali lewat hidung

3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan rhinoreTujuan: konsep diri baik setelah intervensiKriteria Hasil:a. Pasien mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan.b. Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh.c. Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga.IntervensiRasional

a. Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosis kesehatanb. Ajarkan individu menegenai sumber komunitas yang tersedia, jika dibutuhkan (misalnya : pusat kesehatan mental)c. Dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, khususnya bagaimana individu merasakan, memikirkan, atau memandang dirinyaa. Memberikan minat dan perhatian, memberikan kesempatan untuk memperbaiaki kesalahan konsep.b. Pendekatan secara komperhensif dapat membantu memenuhi kebutuhan pasienuntuk memelihara tingkah laku koping.c. Dapat membantu meningkatkan tingkat kepercayaan diri, memperbaiki harga diri, mrnurunkan pikiran terus menerus terhadap perubahan dan meningkatkan perasaan terhadap pengendalian diri

BAB IIIPENUTUP 3.1 KesimpulanRhinitis adalah suatu inflamasi (peradangan) pada membran mukosa di hidung. Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung. Rhinitis di kenal dengan istilah peradangan mukosa.3.2 SaranDiharapkan mampu memahami tentang kelainan-kelainan yang ada pada sistem pernapasan (terutama hidung) dan dapat menerapkan bagaimana cara penanganan pasien dengan rhinitis.Diharapkan lebih mengerti dan memahami tentang rhinitis serta bagaimana penyebaran dan penularan penyakit tersebut untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.DAFTAR PUSTAKADoenges Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGCHerdman T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGCMansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI