ringkasan kuliah

34
ANATOMI TULANG Jaringan tulang terdiri dari : sel- sel tulang dengan lanjutan di kelilingi serabut jaringan pengikat ( kolagen ) dan garam kapur kalsium karbonat, kalsium fosfat dan magnesium fosfat Tulang sebagai alat gerak : a. pasif : - tulang-tulang - hubungan antara tulang b. aktif : - otot-otot Tulang dibagi menurut bentuk : 1. os longum 2. os breve 3. os planum 4. os pneumaticum Tulang manusia ( Sceleton humanum ),dibagi dalam : A. Sceleton trunci Dibagi atas : 1. Collumna vertebralis Vertebra Terdiri dari :corpus, arcus dan processus korpus dan arcus membatasi foramen vertebrale ( lubang ) foramen dari atas ke bawah membentuk saluran canalis vertebralis 1) Vertebra thoracalis ada 12 buah 2) Vertebra cervicalis a) Atlas = vertebra cervicalis I bersendi dengan condylus occipitalis dan epistropheus

Upload: linnizz

Post on 27-Sep-2015

104 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ringkasan

TRANSCRIPT

ANATOMI TULANGJaringan tulang terdiri dari : sel- sel tulang dengan lanjutan di kelilingi serabut jaringan pengikat ( kolagen ) dan garam kapur kalsium karbonat, kalsium fosfat dan magnesium fosfat

Tulang sebagai alat gerak : a. pasif : - tulang-tulang - hubungan antara tulang b. aktif : - otot-otot

Tulang dibagi menurut bentuk :1. os longum2. os breve3. os planum4. os pneumaticum

Tulang manusia ( Sceleton humanum ),dibagi dalam :A. Sceleton trunciDibagi atas :1. Collumna vertebralisVertebra Terdiri dari :corpus, arcus dan processus korpus dan arcus membatasi foramen vertebrale ( lubang ) foramen dari atas ke bawah membentuk saluran canalis vertebralis1) Vertebra thoracalis ada 12 buah2) Vertebra cervicalisa) Atlas = vertebra cervicalis I bersendi dengan condylus occipitalis dan epistropheusb) Epistropheus = vertebra cervicalis II, bersendi dengan atlas ; tonjolan ke cranial disebut dens epistropheusc) Vertebra prominens ( VC.7 ) processus spinosus panjang, ujung membulat, pada orang hidup menonjold) Vertebra cervicalis VI tuberculum anterius besar dipakai sebagai dasar menekan (meraba) a. carotis communis ;disebut juga tuberculum caroticum3) Vertebra lumbalis tepi kranial processus artic superior terdapat processus mamillaris , di pangkal processus transversus terdapat processus accessorius4) Vertebra sacralis ( os sacrum ) satu sama lain tumbuh melekat berbentuk segitiga, pucuk = apex ossis sacri, dan basisnya = basis ossis sacri terdapat di sebelah kranial tepi kranial corpus vertebra sacralis I menonjol disebut promontorium adanya kifosis dataran ventral cekung disebut facies pelvina, dan dataran dorsal disebut facies dorsalis hasil pertumbuhan melekat processus spinosus crista sacralis mediana processus articularis crista sacralis intermedia processus transversus crista sacralis lateralis dan pars lateralis ossis sacri5) Vertebra coccygealis ( 3 4 buah )

2. Costae Terdiri dari tulang dan tulang rawan ( kartilago ) , tiap costa terdiri dari : korpus, kolum dan kaput Terdapat 12 pasang costa dibagi : costa vera 7 pasang ( pada sternum ) dan costa spuria 5 pasang, 2 pasang disebut costa fluctuantes

3. Sternum1) Manubrium sterni terdapat incissura jugularis di crania, incissura clavicularis tempat bersendi clavicula, incissura costalis melekat cartilago costalis I.2) Corpus sterni incissura costalis untuk cartilago costalis III VII 3) Processus xiphoideus tulang rawan, bentuk tidak tetapManubrium sterni dan corpus sterni membentuk sudut, angulus sterni, terbuka ke dorsal, hubungannya synchondrosis sternalis.

B. Cingulum superius ( cingulum membri superioris )1) Clavicula tulang panjang, terletak transversal, bersendi dengan sternum dan scapula2) Scapula berbentuk segitiga dikenal 3 sisi margo superior, margo vertebralis dan margo axillaris (lateralis); mempunyai 3 sudut (angulus): angulus medialis (superior), angulus inferior dan angulus lateralis ; mempunyai 2 permukaan : facies dorsalis dan ventralis, pada facies dorsalis terdapat spina scapulae ujungnya sebagai acromion,facies ventralis (facies costalis) cekung disebut fossa subscapularis.

C. Sceleton Extremitatis Superioris ( sceleton membri superioris liberi )1) Humerus ujung proksimal terdapat caput humeri ( bulat ) dihubungkan dengan corpus oleh collum anatomicum distal tubercula terdapat collum chirurgicum ( mudah patah ) ujung distal melebar tonjolan medial = trochlea humeri, dan tonjolan lateral = capitulum humeri pada tepi medial terdapat epicondylus medialis, sedang di lateral epicondylus lateralis2) Radius ujung proksimal berbentuk silinder permukaan cekung disebut fovea capituli radii disebut capitulum radii dengan circumferentia articularis capituli radii ujung distal melebar dengan facies articularis distalis = facies articularis carpea di sebelah lateral terdapat processus styloideus radii3) Ulna ujung proksimal berbentuk kait, ujung dorsal lebih panjang dan melengkung ( disebut olecranon ) dibanding volar ( processus coronoideus ) ujung distal disebut capitulum ulnae berbentuk silinder dengan dataran disebut circumferentia articularis capituli ulnae bersendi dengan incissura ulnaris radii terdapat processus styloideus ulnae4) Ossa carpalia terdapat tulang-tulang pendek, dibagi dalam 2 baris proksimal dan distal baris proksimal :os naviculare, os lunatum, os triquetrum, os pisiforme os naviculare, os lunatum dan os triquetrum membentuk dataran sendi berbentuk elips baris distal : os multangulum majus, os multangulum minus, os capitatum, os hamatum os multangulum minus, os capitatum dan os hamatum membentuk dataran sendi rata os multangulum majus membentuk dataran sendi pelana os multangulum majus, os multangulum minus, os capitatum bersendi pada os naviculare dan os lunatum5) Os metacarpalia banyaknya 5 buah ujung proksimal melebar basis os metacarpalia I terpisah dari yang kedua dan bersendi dengan os multangulum majus, berbentuk pelana6) Phalanges ( ossa digitorum manus )7) Ossa sesamoidea tulang-tulang kecil membulat, disebelah volar persendian

D. Cingulum inferioris ( cingulum membri inferioris )Disebut juga pelvis, terdiri dari os sacrum, os coccygis, os coxae1. Os Coxae terdiri dari os ilium, os pubis dan os ischii ketiganya tumbuh melekat pada suatu cekungan ( = acetabulum) membentuk persendian dengan femur os ilium dibedakan corpus dan ala ossis ilii yang cekung = fossa iliaca tepi kranial melengkung = crista iliaca terdapat facies auricularis ossis ilii yang bersendi dengan facies auricularis ossis sacri os pubis dibedakan corpus ( membentuk acetabulum ), r superior dan inferior os ischii dibedakan corpus, r. superior dan r. inferior perlekatan r. superior dan inferior membesar disebut tuber ischiadicum dijumpai spina ischiadica memisah incissura ischiadica major dengan minor rongga yang dibatasi os coxae kanan kiri, os sacrum dan os coccygis disebut cavum pelvis oleh linea terminalis rongga ini dibagi jadi pelvis major dan minor masuk ke pelvis minor melalui lubang disebut aditus pelvis ( = apertura pelvis superior ) dibatasi linea terminalis kanan kiri pintu keluar disebut exitus pelvis dibatasi r. inferior ossis pubis ka - ki, r. inferior ossis ischii ka- ki, tuber ischiadicum ka- ki, ujung kaudal os coccygeus r. inferior ossis pubis ka - ki membentuk sudut = angulus pubis ( arcus pubis )Beda pelvis laki laki dan perempuanPerempuanLaki laki

inklinasi pelvis 700 - 750 600

SIAS dibanding tuberc. pubicumlebih ke ventrallebih ke kaudal

arcus pubis> 900< 900

aditus pelvishampir bulatbentuk jantung

ala ossis ilii> mendatarkurang mendatar

Menurut bentuk, pelvis digolongkan menjadi : 1. pelvis gynecoid, aditus pelvis hampir bulat, 50% bentuk pelvis wanita2. pelvis android, aditus pelvis seperti gambaran jantung ( kebanyakan laki laki )3. pelvis anthropoid, aditus pelvis berbentuk oval, sempit dan memanjang, sumbu panjang ke ventrodorsal, ujung yang membulat di sebelah dorsal4. pelvis platypeloid, aditus pelvis berbentuk elips, sumbu panjang ke transversal

E. Sceleton Extremitatis Inferioris ( sceleton membri inferioris liberi ) 1. Femur tulang terpanjang caput (kepala), collum (leher) dan corpus (batang) dengan condylus medialis dan lateralis caput bersendi dengan acetabulum kollum dan korpus membentuk sudut inklinasi, pada bayi (baru lahir) sudut inklinasi 1500, pada bayi 1400 dan umur 3 tahun 1250. Pada dewasa jika sudut inklinasi melebihi normal >125 dikenal sebagai coxa valga, jika kurang dari 1200 disebut coxa vara.2. Tibia terdiri dari : corpus pada penampang melintang triangular,ujung proksimal mempunyai condylus medialis dan lateralis. mempunyai : facies lateralis, facies medialis, dan facies posterior. massa utama tibia di bagian posterior terjadi gaya kompresi tinggi.3. Fibula pada penampang melintang batang fibula quadrangular margo interossea tempat melekat membrana interossea4. Patella berbentuk segitiga, apeks ke distal dan basis ke arah proksimal5. Ossa Tarsalia Terdiri dari : talus, calcaneus, os naviculare, os cuboideum dan 3 ossa cuneiformia

F. CraniumDibagi menjadi : Neurocranium pelindung otak, keseimbangan & pendengaran, dan Viscerocranium membentuk muka1. Neurocranium : terdiri dari tulang tulang pipih saling berhubungan tidak ada kemungkinan gerakan hubungan sebagai syndesmosis = sutura selanjutnya synostosis macam-macam sutura : sutura serrata sambungan seperti gigi dan bersesuaian sutura squamosa tipis- tipis saling menutupi sutura plane ( ketam) tepi lurus dan tersusun tepi menepi pembentuk neurocranium os frontale - os sphenoidale os parietale ( sepasang )- os occipitale os temporale ( sepasang )- os ethmoidale2. Viscerocranium pembentuk : os maxillare ( sepasang )- os zygomaticum ( sepasang ) os palatinum ( sepasang )- concha nasalis inferior ( sepasang os nasale ( sepasang )- vomer os lacrimale ( sepasang )- os mandibulare Dilihat dari depan ( norma frontalis ) tampak : os frontale- os zygomaticum os nasale- os mandibulare :-ramus mandibulae os maxillare-corpus mandibulae Os zygomaticum, os frontale dan os maxillare membatasi aditus orbitae Dilihat dari lateral ( norma lateralis ) tampak : os frontale os zygomaticum os temporale os parietale os occipitale os mandibulare : ramus mandibulae (processus condyloideus) bersendi dengan os temporale Dilihat dari atas ( norma verticalis ), tampak : os frontale ; sutura coronalis antara os frontale dan kedua os parietale os parietale : sutura sagittalis antara kedua os parietale os occipitale : sutura lambdoidea antara os temporal dan squama occipitalis Dilihat dari oksipital ( norma occipitalis ) tampak : os occipitale ( squama occipitalis ) os parietale os temporale dengan processus mastoideus Dilihat dari basal ( norma basalis ) os occipitale os temporale : terdapat processus mastoideus, fossa mandibularis os sphenoidale vomer: membagi rongga hidung os palatinum os maxillare : lam. medialis processus pterygoidei, corpus ossis sphenoidalis, lam. horizontalis ossis palatini dan vomer membatasi choanae.

Os Frontale1. Squama frontalis pipih melengkung, dibedakan facies frontalis dan facies temporalis2. Pars orbitalis kanan dan kiri dipisahkan pars nasalis; punya facies orbitalis dan facies interna ; dibatasi medial oleh pars nasalis, lateral oleh processus zygomaticum ; berbentuk segitiga ; disebelah lateral terdapat fossa lacrimalis.3. Pars nasalis terletak di linea mediana ; terdapat rongga = sinus maxillaris ; terdapat canalis frontonasalis

Os Occipitale1. Squama occipitalis berbentuk segitiga sama kaki, puncak ke kranial, basis melekat dengan pars lateralis kanan kiri kaki segitiga = margo lambdoideus dan margo mastoideus menempel margo occipitalis ossis temporalis membentuksutura lambdoidea terdapat protuberantia occipitalis externa dan kelateral terdapat linea nuchae superior di sebelah kranial linea nuchae superior terdapat l. nuchae suprema kaudal l. nuchae superior terdapat l. nuchae inferior antara l. nuchae superior dan inferior terdapat planum nuchale sebelah kranial protuberantia terdapat sulcus tranversus2. Pars lateralis lateral foramen occipitale major tepi oksipital tumbuh dengan squama occipitalis mempunyai facies interna dan facies basalis ( externa ) di facies basalis terdapat condylus occipitalis condylus occipitalis ditembus canalis n. hypoglosi3. Pars basilaris ujung frontal berhubungan dengan os sphenoidale menggunakan synostosis dibedakan facies externa ( basalis ) dan facies interna

tersusun mengelilingi lubang = meatusacusticus externus yang bermuara keluarsebagai porus acusticus externusOs TemporaleDibedakan :-squama temporalis-pars mastoidea-pars petrosa-pars tympanica

Squama temporalis membentuk dinding lateral neurocranium pipih dalam bidang vertikal terdapat margo parietalis (frontal kranial) dan margo sphenoidalis frontal kranial frontal porus acusticus externus terdapat processus zygomaticus kaudal frontal porus acusticus terdapat fossa mandibularis pada bagian oksipital squama temporalis terdapat sulc. n. temporalisPars mastoidea sebagai konus, pucuk ke kaudal frontal = proc.mostoideus sebagian pars mastoidea berasal dari squama temporalis sebagian dari pars petrosa sutura petrosquamosa berhubungan dengan squama temporalis pada facies interna terdapat sulcus sigmoideus terdapat rongga rongga = cellulae mastoidaePars petrosa = pyramis berbentuk piramid bersisi tiga apeks menuju ke medial frontal, terdapat di frontal lateral pars basilaris ossis occipitalis mempunyai 3 permukaan: -facies posterior-facies anterior-facies inferior angulus superiorsudut antara :- facies anterior posterior

angulus posterior-facies posteriorinferior

angulus anterioranterior inferior facies posterior terletak vertikal , terdapat lubang porus acusticus internus untuk masuk ke meatus ocusticus internus facies anterior terdapat :eminentia arcuata tonjolan akibat canalis semicircularis superior ; tegmen tympani atap cavum tympani ; hiatus canalis faciali ; apertura superior canaliculi tympanici dari cavum tympani ; impressio n. Trigemini. facies inferior terdapat : incisura jugularis foramen jugulare ; foramen caroticum externum melalui canalis caroticus keluar foramen coroticum internum.Pars tympanica Membentuk dinding depan bawah dan belakang meatus acusticus externus dengan lubang masuk porus acusticus externus.

Saluran dan ruangan di dalam os temporale Meatus acusticus externus kemedial masuk rongga cavum tympani, batas antara keduanya disebut sulcus tympanicus Dinding cavum tympani dibentuk oleh squama temporalis, pars tympanica dan pars petrosa Cavum tympani ke frontal medial melanjutkan ke semicanalis tubae auditivae Labirynthus osseus terdiri atas : vestibulum (rongga), 3 canalis semicirculares dan canalis spiralis cochleae Canaliculus tympanicus mulai apertura inferior canaliculi tympanici cavum tympani sulcus promontorii apertura superior canaliculi tympanici Canaliculi caraticotympanici mulai canalis caroticus cavum tympani Meatus acusticus internus : berakhir pada fundus meatus acustici (terletak dalam dinding vertikal), dibagi oleh crista tranversa menjadi daerah kranial dan kaudal. Daerah kranial terdapat area n. facialis (disebelah frontal) dan area vestibularis superior (disebelah oksipital). Daerah kaudal terdapat area cochleae (disebelah frontal), area vestibularis inferior (disebelah oksipital) dan tractus spiralis foraminosus.

Os Maxillare ( maxilla )1. Corpus maxillareFacies orbitalis berbentuk segitiga membentuk dasar orbita membatasi fissura orbitalis inferior terdapat sulcus infraorbitalis canalis infraorbitalis masuk corpus keluar di foramen infraorbitaleFacies anterior dalam bidang vertikal tepi lateral meneruskan ke processus zygomations tepi kaudal ke processus alveolare, bagian kaudal cekung = fossa caninaFacies infratemporalis membentuk dataran lateral oksipital tepi lateral ke processus zygomaticus tepi kaudal ke processus alveolaris tepi oksipital berjalan vertikal biasanya cembung disebut tuber maxillare dengan beberapa foramina alveolariaFacies nasalis dataran medial, di dalam bidang sagital tepi kranial menempel pada lamina papyracea ossis ethmoidalis dibagian frontal ke processus frontalis tepi kaudal tempat pangkal processus palatinus hiatus maxillars muara sinus maxillaries ( dalam corpus )

2. Processus berpangkal dibagian kaudalProcessus frontalis berpangkal pada corpus menonjol ke kranial menempel pada pars nasalis ossis frontalis sutura frontomaxillariesProcessus zygomaticus berpangkal di sudut lateral kranial corpus maxillare menonjol ke lateral berbentuk segitiga basis dikranial dengan apeks ke kaudal

3. Processus berpangkal di bagian kranial Processus alveolaris berpangkal di tepi kaudal corpus maxillare ka-ki bertemu sutura intermaxillaris tepi melebar limbus alveolaris septum interalveolare di antara alveolusProcessus palatinus lembaran tulang berpangkal pada tepi kaudal facies nasalis terdapat foramen incisivum masuk canalis incisivus ke kranial bercabang dua bermuara di dataran kranial processus palatinus

MandibulaCorpus mandibulae ka-ki berhubungan di linea mediana = symphysis menti tepi kaudal = basis mandibulae, menebal dan membulat tepi kranial = limbus alveolaris pada pars alveolaris terdapat alveoli dentalis bermuara pada limbus alveolaris diantara alveoli terdapat septa alveolariaRamus mandibulae tepi oksipital lebih tebal dari frontal basis mandibulae membentuk angulus mandibulae ujung kranial ada tonjolan : processus coronoideus dan processus condyloideus tonjolan processus condyloideus, elips = capitulum mandibulae, dengan collum mandibulae pada dataran medial terdapat foramen mandibulare canalis mandibulare foramen mentale

Cavum nasi kanan kiri dipisahkan oleh septum nasi lubang depan dibatasi os maxillare dan os nasale membentuk apertura piriformis lubang belakang disebut choanae langsung ke nasopharynx dikelilingi rongga rongga disebut sinus paranasalis atap dibentuk oleh : lamina cribriformis os ethmoidale, os frontale dan os nasale lamina cribriformis dilalui oleh n. Olfactorius dinding medial ( septum nasi ) pars ossea : lamina perpendicularis dan vomer ; pars cartilaginea dasar oleh palatum dibentuk oleh processus palatinus ossis maxillaris dan pars horizontalis ossis palatini didepan ditembus oleh canalis incisivus lateral oleh : os nasale, processus frontalis maxillae, os lacrimale, processus lacrimalis dan processus ethmoidalis concha inferior, processus uncinatus, bulla ethmoidalis dan pars orbitalis ossis ethmoidalis, lamua perpendicularis di dinding lateral menempel 3 buah concha nasalis menonjol ke dalam dan membatasi 3 buah meatus nasi di atas concha nasalis superior terdapat recessus sphenoethmoidalis yang berhubungan dengan sinus sphenoidalis dibelakang concha media terdapat foramen sphenopalatinum yang dilalui oleh a sphenopalatina dan rr. nasalis posteriores superiores

HISTOLOGI TULANG DAN SUMSUM TULANGTulang adalah jaringan ikat khusus terdiri dari : matriks tulang dan sel-sel tulang (osteosit, osteoblas, osteoklas)Permukaan dalam dan luar tulang dilapisi periosteum dan endosteum yang mengandung sel osteogenik.1. Matriks tulanga) Bahan anorganik 50 % yaitu kalsium, fosfor, bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium dan natrium. Kalsium dan fosfor membentuk kristal hidroksiapatit berbentuk lempengan, terletak disamping serabut kolagen, dikelilingi substansia dasar. b) Bahan organik : serabut kolagen I dan substansia dasar mengandung proteoglikan dan glikoprotein (dianggap untuk kalsifikasi matriks tulang). 2. Sel tulanga) Osteoblas Bertanggungjawab terhadap sintesis kolagen I, proteoglikan dan glikoprotein deposisi komponen anorganik. Terdapat pada permukaan tulang, bila sedang aktif (mensitesis matriks) berbentuk kuboid dan sitoplasma basophilik, jika sedang tidak aktif sel menjadi gepeng dan kurang basofil.Selanjutnya osteoblas dikelilingi matrik terbentuk osteosit, sehingga osteosit terdapat dalam rongga (lakuna). Matriks yang terbentuk oleh osteoblas diletakkan di permukaan tulang disebut osteoid, baru diendapkan garam-garam kalsium (aposisi tulang).b) OsteositBerasal dari osteoblas dalam lakuna di antara lamela. Satu lakuna berisi satu osteosit. Tonjolan sitoplasma osteosit masuk kanalikuli tipis dan saling kontak dengan tonjolan- tonjolan sel yang lain.Terjadi pertukaran zat antara osteosit dan pembuluh darah (pertukaran natrium). Osteosit, gepeng berbentuk kenari memiliki : retikulum endoplasma kasar sedikit, kompleks golgi dan khromatin inti lebih padat dibanding osteoblas.c) Osteoklas Sel motil, besar dan bercabang, badan sel mengandung 5 50 inti, terdapat pada lekukan (lakuna Howship), berasal dari penggabungan sel sumsum tulang. Matriks tulang yang berhadapan dengan osteoblas melipat tak teratur membentuk batas bergelombang, batas dikelilingi zona sitoplasma zona terang yang tidak mengandung organel, banyak filamen aktif Osteoblas mensekresi kolagenase dan enzim, kolagen setempat dicerna dan kristal garam kalsium dilarutkan Aktivitas osteoklas dikendalikan oleh sitokin dan hormon, osteoklas memilki reseptor untuk kalsitonin ( hormon tiroid ) osteoblas memiliki reseptor hormon paratiroid, ketika aktif sitokin akan diproduksi dan merangsang osteoklasPeriosteum dan EndosteumBerfungsi memberi nutrisi ke jaringan tulang dan menyediakan osteoblas baru untuk perbaikan dan pertumbuhan tulang

Periosteum lapisan luar terdiri dari serat kolagen dan fibroblast serabut Sharpey ( = serabut kolagen periosteum ) masuk matriks dan mengikat periosteum pada tulang lapisan dalam , banyak sel mirip fibroblast (sel osteoprogenitor), mampu bermitosis, dan berkembang menjadi osteoblas sel osteoprogenitor berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang

Endosteum Melapisi rongga dalam didalam tulang ,lebih tipis dari periosteum Terdiri dari selapis sel osteoprogenitor gepeng dan jaringan ikat

Struktur tulang Terdapat substansia kompakta ( padat ) dan substansia spongiosa ( berongga ) Ujung tulang panjang, bulat disebut epiphysis = pertumbuhan keluar. Bagian silindris (diaphysis = pertumbuhan diantara) terdiri dari tulang kompakta dengan sedikit tulang spongiosa di sekitar rongga sumsum tulang. Pusat tulang pendek, tulang berongga dan dikelilingi tulang kompakta. Tulang pipih ( calvaria ) memiliki 2 lapis tulang kompakta, dipisah selapis tulang berongga Secara mikoroskopis terdapat jaringan tulang primer (imatur) yang bersifat sementara, berkas serabut kolagen halus dan tidak teratur, kadar mineral rendah. Jaringan tulang sekunder (matur) yang banyak dijumpai pada dewasa dengan gambaran serat kolagen yang tersusun lamelar konsentris mengililingi kanalikuli vaskular yang berisi vasa darah, saraf dan jaringan ikat longgar.

Pembentukan tulang1. Osifikasi intramembranosaMineralisasi matriks yang disekresi osteoblas secara langsung. Kebanyakan pada tulang pipih, tulang pendek dan penebalan tulang panjang. Mulai terbentuknya pusat ossifikasi primer, sekelompok sel mesenkim berkembang menjadi osteoblas (menghasilkan matriks tulang, diikuti kalsifikasi). Sebagian osteoblas terbungkus dan menjadi osteosit. Jaringan pengikat yang tidak mengalami osifikasi membentuk endosteum dan periosteum.

2. Osifikasi endokhondral ( yun.endon = di dalam; chondras = tulang rawan )Terjadi pada tulang rawan sesuai miniatur tulang yang akan di bentuk, banyak terjadi pada tulang panjang dan pendek. Awalnya jaringan tulang pertama berbentuk tabung, tulang berongga mengililingi bagian tengah model tulang (leher tulang). Terjadi osifikasi intramembranosa.Tulang rawan setempat mengalami proses degenerasi kematian sel, pembesaran sel ( hipertropi ) dan kalsifikasi matriks, dimulai dibagian pusat model tulang rawan (diafisis) tempat masuknya pembuluh darah kemudian sel-sel osteoprogenitor masuk. Osteoblas melekat pada matriks tulang yang telah mengapur, tulang rawan berkapur tampak basofilik dan tulang primer terlihat eosinofilik sehingga terbentuk pusat ossifikasi primer, kemudian muncul pusat ossifikasi sekunder, di ujung yang membesar di model tulang rawan (epifisis ). Tulang rawan epifisis di bagi 5 zona :a) zona istirahat : tulang rawan hialin tanpa perubahanb) zona proliferasi : kondrosit membelah, tersusun dalam kolom sel secara paralel terhadap sumbu panjang tulangc) zona hipertrofi : khondrosit besar dengan glikogen di dalam sitoplasmad) zona kalsifikasi : khondrosit mati, sisa matriks yang telah diresorbsi mengalami pengapuran.e) zona osifikasi : muncul jaringan tulang endokondral

Tulang mengandung 99% kalsium total, sebagai cadangan kalsium Konsentrasi kalsium darah dan jaringan stabil, karena pertukaran kalsium tulang dan tulang berkontinuitas.Mobilisasi kalsium tulang :a) Cepat : pemindahan ion secara sederhana dari kristal hidroksiapatit ke cairan interstitial terus pindah lagi ke darah yang terjadi di tulang spongiosa dimana konsentrasi kalsium darah dipertahankan oleh lamela yang muda dan sedikit berkapur.b) Lambat :dikerjakan oleh hormon paratiroid yang meningkatkan resorpsi matriks oleh osteoklas, hormon ini bekerja pada reseptor osteoblas untuk berhenti menghasilkan tulang dan mensekresi faktor perangsang osteoklas. Hormon lain yaitu kalsitonin yang disintesis oleh sel parafolikular kelenjar tiroid berfungsi menghambat resorpsi matriks, karena bersifat inhibisi terhadap aktivitas osteoklas.

SUMSUM TULANGSumsum tulang memproduksi sel sel darah disesuaikan dengan keperluan tubuh. Bila diperlukan aktivitas akan meningkat beberapa kali lipat.Dibedakan 2 jenis : 1. Sumsum tulang merah (hematogen) banyak erithrosit dan sel pembentuk darah2. Sumsum tulang kuning banyak sel adiposa (kuning)

Sumsum tulang merah Terdiri dari stroma, korda hematopoietik dan kapiler sinosoid. Stroma terdiri dari : sel sel retikuler, anyaman serat retikulin, sel hematopoietik dan makrofag. Matriks sumsum tulang mengandung : kolagen tipe I dan III, fibronektin, laminin dan proteoglikan. Laminin, fibronektin, pengikat sel berinteraksi dengan reseptor sel. Dinding sinusoid selapis sel endotel, yang diperkuat oleh sel sel retikular dan anyaman serat retikulin longgar. Pelepasan sel tulang matur dari sumsum tulang dilakukan oleh releasing factor sebagai respons keperluan organisme. Zat yang mempunyai aktivitas pelepasan sel yaitu komponen C3 dari komplemen (protein darah), glukokortikoid dan androgen serta toksin bakteri. Fungsi sumsum tulang merah adalah produksi sel darah, penghancuran sel darah merah tua dan penimbunan besi (dalam makrofag akibat perombakan hemoglobin)

Pematangan eritrositSel matang sel telah berdiferensiasi sampai sel memiliki kemampuan melaksanakan fungsi khusus (mampu sintesis Hb dan pembentukan eritrosit).Proses pematangan : volume sel , anak inti mengecil hilang, chromatin padat dengan inti piknotik didorong keluar dari sel, poliribosom berkurang, jumlah hemoglobin , mitokhondria dan organel lain menghilang, dari proeritroblas sampai eritrosit matang butuh 3 sampai 5 pembelahan, pemasakan butuh 7 hari, dalam proses ini produksi eritrosit butuh hormon eritropoietin (dihasilkan ginjal) pembentukan globin, zat besi, asam folat dan sianokobalamin (vitamin B12).

Pematangan grannulosit (granulopoiesis)Terjadi perubahan sitoplasma dengan 2 organel yakni : granul azurofilik (tahap 1) dan granul spesifik (tahap 2) yang diproduksi oleh retikulum endoplasmik kasar dan kompleks golgi.Dimulai sel imatur (mieloblas) promielosit (granul azurofilik) : mielosit neutrofilik, mielosit basifilik dan mielosit eosinofilik (inti padat, granula spesifik ).

Kompartemen fungsional netrofilik1. kompartemen pembentuk medulla 2. Kompartemen penimbunan (cadangan medulla), 3. Kompartemen sirkulasi, 4. Kompartemen marginasi

Pematangan limfosit dan monosita) Limfosit Berasal dari timus, organ limfoid perifer (limpa, limfonodi, tonsil) Sel progenitor berasal dari sumsum tulang (tetap di dalam sumsum tulang menjadi limfosit B) migrasi ke timus untuk memperoleh ciri limfosit T migrasi ke limfoid perifer Progenitor : limfoblas (mampu mengikat H- timidine) prolimfosit (banyak kromatin padat dan tidak ada tanda sebagai limfosit B atau T)b) MonositProgenitor : monoblas promonosit (sel besar, sitoplasma basofilik, inti besar & berlekuk, kromatin sedikit dan anak inti jelas) monosit (banyak reticulum, kompleks golgi, granul azurofil /granul lisosom primer) matang masuk darah, hidup dalam 8 jam jaringan pengikat pematangan makrofag

Thrombosit Berasal dari sumsum tulang merah, fragmentasi sitoplasma megakariosit matang. Progenitor : megakarioblast inti lonjong, bentuk ginjal, nucleolus banyak, inti poliploid banyak DNA 30 X sel normal sebelum trombosit terbentuk, sitoplasma homogen, basofilik. Megakariosit sel raksasa, inti berlobus, kromatin kasar & tanpa anak inti, banyak mitokondria, retikulum endoplasmik kasar, kompleks Golgi. Trombosit granula banyak asal kompleks golgi, mengandung faktor pertumbuhan fibroblas = platelet derived growth factor (membantu adhesi trombosit pada sel endotel), faktor IV trombosit (merangsang pembekuan darah).PENGANTAR MIKROBIOLOGI Mikrobiologi Micros = kecil , Bios = hidup dan Logos = ilmu Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang terkecil (mikroorganisme) dan hanya dapat dilihat dengan mempergunakan alat pembesar (mikroskop). Mikrobiologi perlu dipelajari oleh tenaga kesehatan karena mikroorganisme sangat terkait dengan kehidupan manusia, baik itu menguntungkan (industri fermentasi, obat-obatan, bidang pertanian) maupun merugikan (penyebab penyakit, perusak,pelapuk) kehidupan makhluk hidup khususnya manusia. Lahir ilmu baru yang disebut dengan Bioteknologi, berkembang pesat sejak tahun 1970-an tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia Pada era globalisasi ini peran bioteknologi sangat penting sehubungan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya di tahun 2010. Dengan bioteknologi untuk industri pangan akan memberi keuntungan antara lain : 1.meningkatkan mutu makanan, 2.memperbaiki cita rasanya, 3.makanan lebih bergisi, 4.lebih stabil dan aman serta lebih berkualitas.

Sifat Mikroba yang merugikan :1. Menimbulkan kerusakan bahan/jaringan busuk, berjamur2. Menimbulkan penyakit infeksi thypus, diare, TBC3. Menyebabkan penyakit degeneratif keganasan, contoh: Ca nasofaring4. Menyebabkan cacat bawaan toksoplasmosis

Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Thucydides (430 SM) dan Varo Pada abad ke-II diumumkan pendapat bahwa penyakit disebabkan oleh makluk yang tidak kelihatan. Girilamo Fracastoro penularan penyakit dari orang sakit melalui kontak langsung atau melalui vektor atau melalui udara kotor. Antony Van Leuwenhoek telah melihat makluk hidup yg tak terlihat mata telanjang dengan alat mikroskopnya (pembesaran hanya 300 x)

Sejarah Penemuan Mikroba A. V. Leuwenhoek telah menemukan makluk hidup dari air kotor dibawah alat mikroskopnya yang sederhana (pembesaran hanya 300 X), bentuknya belum jelas karena masih transparan hanya terlihat gerakan2 saja. Aristoteles / John Nedham berpendapat bahwa makluk hidup itu berasal dari benda mati (Abiogenesis) atau generatio spontanea, namun ada beberapa tokoh yang tidak setuju Francesco Hedi /Spalanzani (1626) dengan bukti2 di laboratorium dan diperkuat oleh tokoh lainnya yaitu Frans schultz (1815), Theodor Schwan (1882)dan Von dush (1861) melalui hasil percobaannya, terakhir menurut percobaan Pasteur (1861) teori Abigenesis dapat dipatahkan. Ignaz philip semmelweis di wina (1816-1865), menganjurkan setiap menolong persalinan cuci tangan terlebih dulu (sabun/desinfektan) sehingga infeksi demam puerperalis dapat dicegah. Joseph lister (1827-1912), seorang ahli bedah menganjurkan pada tindakan pasca operasi menggunakan antiseptika pada luka operasi agar cepat sembuh Bapak Antiseptika. Halsted, pertama kali membuat sarung tangan yang dahulu tujuannya untuk mencegah kejadian alergi istrinya akibat kontak dengan bahan desinfektan sewaktu cuci tangan. Robert Koch (1900an), dapat membuktikan bahwa seseorang dengan penyakit infeksi disebabkan oleh mikroba.Percobaan - percobaan Postulat Koch :1. Mikroorganisme dapat diisolasi dari kelainan patologis /produk dari individu yang sakit. 2. Mikroorganisme tersebut dapat dibiakan secara murni di laboratorium.3. Mikroorganisme yang telah dibiakan diinokulasi kembali kepada individu lain yang sehat dan menyebabkan sakit yang sama seperti invidu pertama.4. Mikroorganisme dapat diisolasi kembali dari darah/spesimen individu yang dicobakan tadi dan hasilnya sama dengan yang pertama.

Klasifikasi Mikroba Sebelum abad ke 19 makluk hidup dibagi dalam dua kelompok : Animal Kingdom dan Plant Kingdom. Kemajuan iptek kelompok peralihan, oleh Haeckel kelompok peralihan ini dinamakan protista Prokariota (bakteri, sianobakteri) dan Eukariota (alga, jamur, protozoa). Perbedaan antara eukariota dengan prokariota yaitu pada prokariota (kel.Bakteri) dindingnya masih primitif ,tidak punya nukleus dan organel dalam plasma selnya juga tidak lengkap.

MORFOLOGI DAN STRUKTUR BAKTERIMorfologi dapat diamati dengan dua cara yaitu Pengamatan mikroskopis yang tidak diwarnai dan Pengamatan mikroskopis dengan cara diwarnai. Berdasarkan bentuk bakteri ini belum dapat menentukan spesiesnya karena ada beberapa bakteri mempunyai bentuk yang sama sehingga untuk mengetahui jenis kumannya diperlukan sarana yang lain yaitu melalui kultur/ perbenihan. Melalui kultur maka setiap kuman mempunyai sifat koloni yang berbeda-beda sehingga dapat di identifikasi melalui sifat biokimianya (ditanam pada media biokimiawi).

Batang/BacillusSoliter Diplobacillus Streptobacillus Lengkung/SpiralComaSpiralBentuk Sel Bakteri1. Bulat/Coccus Soliter Diplococcus Streptococcus Staphylococcus Tetrade Kubus

Morfologi

Struktur Sel Bakteri

1. Struktur Eksternal a. Flagel fungsi : alat gerak, melekat pada membran sitoplasma, macamnya : Monotrikia, Amfitrikia, Peritrikia,Lofotrikia.b. Pili/Fibriae fungsi : untuk melekat pada sel lain, macamnya : Pili biasa untuk melekat pada sel inang dan Pili seks untuk konjugasi.c. Kapsul fungsi : pelindung sel (anti phagositic surface component), gudang makanan, meningkatkan virulensi, terbentuk dari lapisan lendir.d. Dinding sel fungsi : pelindung organella dalam sel, inti materi : peptidoglikan Bakteri Gram (+) : peptidoglikan tebal, tanpa selaput luar Bakteri Gram (-) : peptidoglikan tipis, tdp selaput luar e. Membran sitoplasma fungsi : permeabilitas selektif, Mengatur sintesa dinding sel, pelekatan & pemisahan DNA selama mitosis, tempat proses bioenergi,tempat pelekatan flagel & pili serta pengangkutan elektron & fosforilasi oksidatif ; Pembungkus sitoplasma ; Pemisah sel dengan lingkungan ; Pengendali difusi & transport aktif 2. Struktur Internala. Mesosoma fungsi : sintesa dinding sel, sebagai kutup pembelahan inti ; Merupakan lipatan membran sitoplasma ; Pada eukariota Retikulum Endoplasma b. Ribosoma fungsi : sintesa protein, mengatur pertumbuhan sel ; Merupakan organella intra sel terbanyak, memenuhi sitoplasma ; terdapat RNA dan proteinc. Nukleoid fungsi : reproduksi (mitosis) ; Tidak memiliki dinding inti (membran nukleus); Tidak memiliki anak inti (nukleolus); Berisi DNA (kromosom tunggal)d. Sitoplasma fungsi : penghubung organella intra sel ; Merupakan cairan sel ( 80% air); Didalamnya terdapat ribosoma, nukleoid, badan inklusi, granula dan nutrien yang terlarut e. Spora Beberapa bakteri membentuk spora, fungsi : proteksi sel saat lingkungan tidak menguntungkan, merupakan sel istirahat, dinding tebal, resisten dan refrakter.f. Granula berfungsi sebagai cadangan.g. Plasmid dalam sitoplasma berupa DNA ekstrakromosom, bentuknya sirkuler dapat berpindah ke bakteri lain dan dapat membawa sifat genetiknya sehingga yang menerima plasmid akan terjadi perubahan sifat.

Toksonomi BakteriMenurut skema linnaeus bakteri diklasifikasikan melalui penataan : DUNIA FILUM KELAS (akhiran etes ) ORDO (akhiran ales) FAMILI (akhiran aeceae) GENUS SPESIES

TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM1. Membantu menegakkan diagnosis mengetahui kuman penyebabnya2. Mengikuti jalannya penyakit selama diobati mengetahui hasil lab. sudah negatif setelah diobati3. Menentukan jenis obat yang sesuai pedoman uji kepekaan antibiotika4. Menyiapkan penderita untuk dilakukan suatu tindakan invasif periksa kadar Hb, golongan darah5. Menyaring kecurigaan tersamar dari tanda-tanda klinis penyakit adanya kelainan organ yang sakit6. Menafsirkan seberapa jauh telah terjadinya gangguan faal suatu organ 7. Epidemiologi mengetahui jenis penyebaran kuman8. Bidang pencegahan membuat vaksinasi9. Membantu penyelesaian kasus-kasus pada medicolegal10. Membantu memecahkan suatu problem genetika pemeriksaan DNA

JENIS MIKROSKOP1. Mikroskop Cahaya lensa okuler (pembesaran 10x) dan lensa obyektif ada 3 (10x,45x dan 100x).2. Mikroskop Elektron pembesaran 200.000 x, untuk melihat struktur intern dalam sel.3. Mikroskop Elektron Skening melihat permukaan sel dan mekanisme perlekatan, menghasilkan gambar tiga demensi namun hanya dipermukaan.4. Mikroskop Medan Gelap mikroskop cahaya dengan kondensor khusus.5. Mikroskup Fase Kontras sistem optik khusus sehingga ada perbedaan gelombang cahaya dalam melewati obyek yang tranparan. 6. Mikroskup Fluoresens Mikroba dipulas langsung/tak langsung melalui antibodi yang berlabel dengan fluorkrom, lalu fluokrom menyerap sinar ultra violet dan memancarkan kembali sehingga bila sesuai akan bersinar.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASIJenis Media 1. Media Transport : fungsi transport spesimen ke lab. ; bentuk semisolid dalam tabung tertutup (prop plastik) ; mengandung cukup nutrisi untuk kuman kuman tidak mati ; Contoh media Charcoal, Carry-Blair, Stuart, Amies.2. Media Cair tempat : botol/tabung; kuman tumbuh media keruh (tidak terbentuk koloni) ; Contoh : air pepton, kaldu nutrient, kaldu darah, kaldu BHI (brain heart infusion) dsb. 3. Media Perbenihan semisolid (1/2 padat) tempat : tabung; mengandung 0,5% agar-agar.4. Media persemaian bentuk : cair, dalam tabung/botol; fungsi memperbanyak jumlah kuman tertentu dalam spesimen dengan menyingkirkan faktor-faktor penghambat pertumbuhan kuman tertsebut.5. Media Selektif membiak kuman yang diinginkan, mengandung bahan yg menghambat pertumbuhan kuman yang tidak diinginkan. Contoh media untuk kuman enteric.PEMERIKSAAN SEROLOGIMikroorganisme yang tidak dapat ditanam atau sudah hilang disirkulasi darah dapat dideteksi melalui jejak yang ditinggalkan berupa zat anti / antibodi dalam darah melalui pemeriksaan imunologi /serologi.

BAHAN PEMERIKSAAN (SPESIMEN KLINIK)Prinsip Pengelolaan Spesimen1. Utamakan keselamatan dan keamanan petugas rumah sakit / laboratorium.2. Jumlah mikroorganisme hidup saat kultur cukup: Pemilihan spesimen tepat lokasi, jenis Waktu pengumpulan spesimen tepat Volume cukup Penyimpanan dan transportasi yang baik Media transport baik Pemeriksaan yang benar dan tepat Sebelum pemberian antibiotika / bebas antibiotika 3 hari Bakteri anaerob: kontak dengan oksigen (-) 3. Hindari kontaminasi flora normal atau dari lingkungan.4. Lembar permintaan dan pelabelan yang benar dan lengkap.5. Komunikasi yang baik antara dokter dan laboratorium mikrobiologi.UJI KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA1. Uji sensitivitas tradisional Metoda dilusi : makrodilusi, mikrodilusi, Agar dilusi Metode difusi cakram paling sering digunakan2. Uji sensitivitas antimikroba automatisasi Alat baca automatis uji mikrodilusi Peralatan automatis untuk hasil cepat 3. Metode baru Sistem alarm E-test Spiral gradient end-point system

RINGKASAN KULIAH BLOK 3ANATOMI TULANGHISTOLOGI TULANG DAN SUMSUM TULANGPENGANTAR MIKROBIOLOGI

Nama: Charlina Amelia Br BarusNIM: 41090003

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA2013