ringkasan jurnal
DESCRIPTION
lalalalaaTRANSCRIPT
Usia dibawah 5 tahun merupakan periode kritis tumbuh kembang seorang anak. Selama
periode ini terutama dalam usia 2 tahun pertama, seorang anak tumbuh dengan pesat termasuk
didalamnya pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Namun, kegagalan pertumbuhan sering
terjadi dalam periode ini. Data dari Susenas (Survei Kesehatan Nasional) tahun 1997
menunjukkan bahwa berat badan anak di Indonesia mulai dari sejak lahir hingga berusia 4 bulan
berkisar pada peringkat ke-50 dalam kurve WHO-NCHS, namun selanjutnya terjadi peningkatan
secara perlahan hingga mencapai peringkat ke-3 pada usia 18 bulan. Pemerintah menganjurkan
untuk dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak setiap bulan di Posyandu atau fasilitas
kesehatan lainnya. Sejak Posyandu mengalami kemunduran, kegagalan pertumbuhan tidak dapat
dideteksi sejak dini. Di Posyandu juga tidak terdapat konseling mengenai nutrisi untuk anak.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan pertumbuhan diantaranya pemberian
asupan makanan yang kurang tepat atau penyakit infeksi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh pemberian konseling nutrisi secara intensif di Posyandu yang
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan praktek ibu atau pemberi pelayanan kesehatan
terkait nutrisi dan tumbuh kembang anak usia 4-18 bulan.
Metode Randomized Control Trial digunakan dalam 14 Posyandu di Desa Sendangguwo,
Semarang sejak bulan Januari hingga Juli 2004. Sample dipilih dengan metode random sampling
berdasarkan kunjungan ke Posyandu selama periode November 2003. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini diantaranya bayi yang lahir dengan usia kehamilan >37 minggu, dengan BBLR
2500-4000 gram, usia saat ini 18 bulan, mengunjungi Posyandu minimal 3 kali selama periode
penelitian ini, dan bertempat tinggal di Sendangguwo. Sedangkan, untuk kriteria eksklusi dalam
penelitian ini diantaranya, penyakit kelainan kongenital (Sindrom Down, retardasi mental),
penyakit kronis (tuberculosis, diare kronis), malnutrisi berat, obesitas, dan orang tua/pemberi
pelayanan kesehatan yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tenaga kesehatan sukarela diberikan pelatihan selama penelitian. 37 orang tenaga
kesehatan sukarela dilatih oleh spesialis anak, ahli gizi, dan psikolog setiap 2 bulan dalam 6
bulan (Januari-Juli 2004). Materi pelatihan berupa pengukuran antropometri, interpretasi
diagram tumbuh kembang, monitor tumbuh kembang, kegagalan pertumbuhan (penyebab dan
solusi), latihan pemberian makanan pada bayi dan anak, dan metode konseling nutrisi. Setelah
diberikan pelatihan, pengetahuan nutrisi tenaga kesehatan sukarela meningkat secara signifikan.
Pada kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan. Tenaga kesehatan sukarela yang sudah dilatih
ditempatkan pada 8 Posyandu yang melayani 143 anak usia 4-18 bulan dengan memberikan
intervensi sesuai dengan yang telah dilatih sebelumnya. Selain itu, juga diberikan leaflet yang
berisi tentang tumbuh kembang anak, pemberian nutrisi sesuai dengan usia anak, imunisasi, dan
pencegahan infeksi pada anak. Untuk kelompok control, ditempatkan di 6 Posyandu yang
berbeda. Pada Posyandu kelompok control, tidak terdapat pemberian konseling oleh tenaga
kesehatan sukarela dan hanya memberikan pelayanan berupa pemeriksaan antropometri.
Pemeriksaan antropometri pada kedua kelompok dilakukan sebanyak 3 kali, pertama
dilakukan saat awal mulai penelitian, kedua dilakukan saat bulan ke- penelitian, dan terakhir
dilakukan pada bulan ke-6 penelitian. Dalam penelitian ini juga digunakan instrument berupa
kuisioner yang sudah diuji validitasnya.
Selama penelitian, sebanyak 13 orang mengalami dropped out, 1 orang meninggal karena
penyakit, dan 12 orang keluar tanpa alasan, sehingga terdapat 278 orang yang tersisa dalam
penelitian ini (143 dalam kelompok perlakuan, dan 135 pada kelompok kontrol. Setelah
dilakukan penelitian selama 6 bulan, pengetahuan ibu, sikap, dan praktek pemberian nutrisi pada
kelompok perlakukan mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Hasil yang serupa juga ditemukan dalam penelitian di Vietnam dan China.