ringkasan alinamin

8
Farmakologi untuk Reproduksi OBAT ALINAMIN Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Sistem Reproduksi I Disusun Oleh : Kelompok 11 1. Sisca Pertiwi 220110100010 2. Yuniar 220110100022 3. Hanna Khoirotun N 220110100034 4. Sinta Dwi O 220110100046 5. Ansar Farisy 220110100058 6. Yufi Luthfia R 220110100070 7. Aditya Bayukusuma 220110100082 8. Dini Fathania 220110100094 9. Shella Febrita P 220110100106 10. Mika Pratiwi G 220110100118 11. Karina Amanda 220110100130 12. Egi Nugraha 220110100142

Upload: uphie-luthfia-rahmy

Post on 03-Jan-2016

4.328 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN ALINAMIN

Farmakologi untuk Reproduksi

OBAT ALINAMINTugas ini disusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Sistem Reproduksi I

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Sisca Pertiwi 220110100010

2. Yuniar 220110100022

3. Hanna Khoirotun N 220110100034

4. Sinta Dwi O 220110100046

5. Ansar Farisy 220110100058

6. Yufi Luthfia R 220110100070

7. Aditya Bayukusuma 220110100082

8. Dini Fathania 220110100094

9. Shella Febrita P 220110100106

10. Mika Pratiwi G 220110100118

11. Karina Amanda 220110100130

12. Egi Nugraha 220110100142

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

Page 2: RINGKASAN ALINAMIN

Farmakologi untuk Reproduksi

ALINAMIN

Alinamin merupakan salah satu jenis vitamin yang mengandung komponen vitamin B,

khususnya vitamin B1 dan B2.

Vitamin B1 dan B2 ini suplemen yang dibutuhkan ketika seseorang mengalami keadaan-

keadaan tertentu seperti meningkatnya kebutuhan, seperti pada saat kehamilan dan menyusui

pada saat memerlukan banyak energi, terjadi gangguan penyerapan, seperti pada diare dan

gangguan pencernaan lainnya. Alinamin-F tablet mengandung vitamin B1 dalam bentuk TTFD

(Thiamini TetrahydroFurfuryl Disulfidi hydrochloridum).

TTFD mempunyai karakteristik :

Tidak dirusak oleh enzim aneurinase, suatu enzim yang merusak vitamin B1 yang dihasilkan

oleh beberapa bakteri di dalam usus.

Penyerapan yang optimal dari saluran pencernaan

Komposisi :

Tiap tablet mengandung :

Thiamini TetrahydroFurfuryl Disulfidi hydrochloridum 54.58 mg (setara dengan basenya TTFD

50.0 mg

Riboflavinum 5.0 mg

Petunjuk Penggunaan :

Untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin B1 dan B2.

Biasanya 1 tablet sehari,sesudah makan.

Peringatan :

Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Penyimpanan :

Simpan pada suhu kamar (25-30°C)

Seperti yang telah disebutkan diatas, alinamin merupakan vitamin yang mengandung

komponen vitamin B1 dan B2. Untuk itu akan dibahas secara singkat mengenai vitamin B1 dan

vitamin B2 tersebut.

KELOMPOK SEBELAS 1

Page 3: RINGKASAN ALINAMIN

Vitamin B1

KIMIA. Tiamin (vitamin B1) merupakan kompleks molekul organic yang mengandung satu inti

tiazol dan pirimidin. Dalam badan zat ini akan diubah menjadi tiamin pirofosfat (tiamin-PP),

dengan reaksi sebagai berikut :

Tiamin + ATP → Tiamin-PP + AMP

Rumus bangun tiamin dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

FARMAKODINAMIK DAN FISIOLOGI. Pada dosis kecil atau dosis terapi tiamin tidak

memperlihatkan efek farmakodinamik yang nyata. Pada pemberian IV secara cepat dapat terjadi

efek langsung pada pembuluh darah perifer berupa vasodilatasi ringan, disertai penurunan

tekanan darah yang bersifat sementara. Meskipun tiamin berperan dalam metabolism

karbohidrat, pemberian dosis besar tidak mempengaruhi kadar gula darah. Dosis toksik pada

hewan coba adalah 125-350 mg/ kg BB secara IV dan kira-kira 40 kalinya untuk pemberian oral.

Pada manusia, reaksi toksik setelah pemberian parenteral biasanya terjadi karena reaksi alergi.

Defisiensi Tiamin. Defisiensi berat menimbulkan penyakit beri-beri yang gejalanya terutama

tampak pada sistem saraf dan kardiovaskular. Gangguan saraf dapat berupa neuritis perifer

dengan gejala rasa berat dan lemah pada tungkai, gangguan sensorik seperti hiperestesia,

anesthesia, rasa nyeri dan rasa terbakar. Kekuatan otot semakin berkurang, dan pada keadaan

berat dapat terjadi kelumpuhan tungkai. Gejala yang timbul pada sistem kardiovaskular dapat

berupa gejala insufisiensi jantung antara lain sesak napas setelah kerja jasmani, palpitasi,

takikardi, gangguan ritme serta pembesaran jantung dan perubahan elektrokardiogram. Pada

saluran cerna gangguan dapat berupa konstipasi, nafsu makan berkurang, perasaan tertekan dan

nyeri di daerah epigastrium.

KELOMPOK SEBELAS 2

Page 4: RINGKASAN ALINAMIN

Kebutuhan Sehari. Karena tiamin penting untuk metabolism energy, terutama karbohidrat, maka

kebutuhan akan tiamin umumnya sebanding dengan asupan kalori. Kebutuhan minimum adalah

0,3 mg/ 1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0 mg/hari

untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil.

FARMAKOKINETIK. Setelah pemberian parenteral, absorpsi berlangsung cepat dan

sempurna. Absorpsi per oral berlangsung dalam usus halus dan duodenum, maksimal 8-15 mg/

hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg.

Dalam 1 hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh. Jika asupan

jauh melebihi jumlah tersebut, maka zat ini akan dikeluarkan melalui urin sebagai tiamin atau

pirimidin.

EFEK SAMPING. Tiamin tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan per oral dan bila

kelebihan tiamin cepat diekskresi melalui urin.

SEDIAAN. Tiamin HCl (vitamin B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg,

larutan steril 100-200 mg untuk penggunaan parenteral, dan eliksir mengandung 2-25 mg tiamin

tiap ml.

Vitamin B2

Dalam badan riboflavin diubah menjadi koenzim riboflavin fosfat atau flavin

mononukleotida (FMN) dan flavin adenosine dinukleotida (FAD), melalui reaksi berikut :

Riboflavin + ATP → FMN + ADP

FMN + ATP → FAD + PP (pirofosfat)

Keduanya merupakan bentuk aktif riboflavin dan berperan sebagai koenzim dalam

berbagai proses metabolisme.

KELOMPOK SEBELAS 3

Page 5: RINGKASAN ALINAMIN

FARMAKODINAMIK. Pemberian riboflavin baik secara oral maupun parenteral tidak

memberikan efek farmakodinamik yang jelas.

Defisiensi Riboflavin. Keadaan ini ditandai dengan gejala sakit tenggorok dan radang di sudut

mulut. Timbul dermatitis seboroik di muka, anggota gerak dan seluruh badan. Gejala-gejala pada

mata adalah fotofobia, lakrimasi, gatal dan panas.

Kebutuhan Sehari. Kebutuhan tiap individu akan riboflavin berbanding lurus dengan energy

yang digunakan, minimum 0,3 mg/ 1000 kcal.

FARMAKOKINETIK. Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi dengan baik dan

didistribusi merata ke seluruh jaringan. Asupan yang berlebihan akan dikeluarkan melalui urin

dalam bentuk utuh. Dalam tinja ditemukan riboflavin yang disintesis oleh kuman di saluran

cerna, tetapi tidak ada bukti nyata yang menjelaskan bahwa zat tersebut dapat diabsorpsi melalui

mukosa usus.

Kaitan Alinamin dengan Sistem Reproduksi

Beberapa sumber menyebutkan bahwa pengaruh utama alinamin untuk sistem reproduksi

yaitu pengaruh pada ibu hamil. Seperti yang diketahui, ibu hamil biasanya mengalami kelelahan

yang berlebih dikarenakan kebutuhan energi yang meningkat tetapi tidak tercukupinya produksi

energi. Untuk itu, pemberian alinamin dapat diberikan ( khususnya tiamin/ vitamin B1) yang

berperan dalam proses metabolisme terutama metabolisme karohidrat sehingga bisa

meningkatkan produksi energi pada ibu hamil. Alinamin (tiamin/ vitamin B1) juga berguna

untuk pengobatan wanita hamil yang kurang gizi.

Selain itu, ibu hamil biasanya secara alamiah mengalami keadaan emesis gravidarum

( mual muntah ). Penggunaan alinamin ini juga dapat membantu mengurangi gejala mual muntah

pada ibu hamil.

Fungsi lain dari alinamin pada sistem reproduksi khusunya pada ibu hamil, disebutkan

oleh beberapa sumber, yaitu untuk membantu memperlancar jalan persalinan/ memperlembut

mulut rahim dan membantu pemberian rangsangan untuk kontraksi pada ibu hamil tua yang

belum juga merasakan kontraksi pada usia kehamilan yang sudah mencukupi. Meskipun fungsi

dari alinamin yang satu ini belum dapat dibuktikan secara pasti, beberapa ibu hamil telah

merasakan manfaat alinamin untuk membantu merangsang kontraksi pada hamil tua dan

beberapa dokter mereka memang menganjurkan penggunaan alinamin ini.

KELOMPOK SEBELAS 4

Page 6: RINGKASAN ALINAMIN

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswarna, Sulistia G. 2001. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FK UI

Azis, Sriana. DKK. 2004. Kembali sehat dengan obat ( mengenal manfaat dan bahaya obat ).

Edisi 1. Jakarta : Pustaka Populer Obor

Goni, Alan. 2013. Obat mual dan muntah. Dari : http://meetdoctor.com/question/obat-mual-dan-

muntah. Diakses pada tanggal 29 April 2013

Medicastore. 2013. Alinamin. Dari : http://medicastore.com/obat/135/ALINAMIN-

F_TABLET.html. Diakses pada tanggal 29 April 2013

KELOMPOK SEBELAS 5