revolusi industri ke-4 dan integrasinya dalam tata kelola...

8
NOMOR 82 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola Negara Kerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional 2018

Upload: lynguyet

Post on 25-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

NOMOR 82 EW

Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Revolusi Industri Ke-4

dan Integrasinya dalam

Tata Kelola Negara

Kerangka Pikir PII Menyongsong

Hari kebangkitan Teknologi Nasional

2018

Page 2: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

2 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Dalam proses menjadikan Indonesia yang maju dan mandiri di tengah kompetisi global, Persatuan Insinyur Indonesia, menyongsong Hari Kebangkitan Teknologi Nasional merasa perlu untuk mengingatkan seluruh pemangku kepentingan Keinsinyuran Indonesia untuk terus berupaya melangsungkan kebangkitan teknologi untuk industri yang berkelanjutan. Indonesia berada di usaran kompetisi teknologi dunia. Negara Jepang, Korea Selatan dan India di Asia terus memutakhirkan teknologinya. Negara-negara tersebut maju dengan pengembangan teknologinya. Indonesia harus bisa berkompetisi dan syaratnya adalah kemampuan penguasaan dan pengembangan teknologi. Indonesia memiliki modal pasar yang dapat menyerap produk teknologi namun sekarang lebih banyak dimanfaatkan oleh pengembang teknologi internasional. Perlu upaya yang terstrukut dan komprehensif agar Indonesia menjadi salah satu pusat pengembangan teknologi dunia sesuai dengan potensi yang dimiliki. Kelemahan yang ada harus sgera diatasi. Semua penguatan dan potensi perlu dilakukan secara terkoordinir dan saling mengisi serta saling menunjang, namun tetap pada satu arah. Dalam kompetisi dunia,

kajian atas rencana dan strategi berbagai Negara lain harus dcermati. Perlu diciptakan arah yang memanfaatkan peluang di antara pengembangan teknologi yang dilakukan berbagai Negara lain. Hasil pembangunan infrastruktur yang masif di berbagai wilayah menanti untuk dimanfaatkan secara maksimal. Tentu diharapkan bahwa infra struktur yangterbangun tersebut dapat membangkitkan kekuatan industry nasional. Sebagai dasar kerangka pikir untuk dibahas dalam dialog nasional PII pernah mengelaborasi penguatan industri nasional yang dilandasi 9 (sembilan) fokus keberlanjutan kebangkitan penguasaan teknologi. Bentuk sruktur ke 9 teknologi yang berlapis dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa semua potensi dan kebutuhan perlu terintegrasi saling mengisi, saling memperkuat, saling menarik dan saling mendorong untuk bersama-sama maju. Semuanya memiliki makna, Inti dari struktur penguatan 9 teknologi yang berlapis tersebut adalah penguatan industri nasional yang berkelanjutan. Masing-masing dengan penjelasan sebagai berikut:

Kerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional 2018 Rudianto Handojo

Page 3: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

3 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Pembaruan teknologi untuk pangan masyarakat: 1. Pembaruan teknologi pasokan pangan yang

berkelanjutan dengan sistem mata rantai yang efisien untuk hajat hidup masyarakat banyak guna mengurangi biaya ekonomi mahal yang tidak dinikmati oleh petani dan juga merugikan konsumen.

IEfisiensi anugerah Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2. Penguasaan teknologi energi baru, terbarukan dan

pengupayaan teknologi rendah emisi pemanfaatan sumber daya alam berbasis fosil dalam jangka pendek, sesuai Rencana Energy Mix 2025 dalam transformasi menuju keseimbangan baru energi yang lebih berkelanjutan.

3. Pengembangan teknologi pengayaan sumber daya alam dan material baru masa depan menyongsong makin terbatasnya sumber daya konvensionil dan makin perlunya penghematan mengurangi laju penurunan lingkungan.

ntegrasi IT dalam Industri dan Layanan 4. Modernisasi teknologi aset industri mengadopsi

kecenderungan efisiensi global dalam memasuki industri generasi ke 4 yang menggunakan teknologi digital untuk memacu produktifitas dan efisiensi untuk terus meningkatkan daya saing. Dilakukan beriringan dengan peningkatan kapasitas SDM agar lebih mahir menggunakan IT. Khusus Industri 4.0 ini telah menjadi ikon untuk menata kembali potensi asset industry yang dimiliki, yang masa lisensinya telah usai. Menjadi Indonesia making 4.0. Pengembangan di industri ini

yang menuntut peningkatan efisiensi akan mendorong perkembangan di sektor lainnya, sehingga yang lain harus ikut membenahi diri.

5. Penerapan teknologi maju transportasi sebagai pasangan percepatan pembangunan infrastruktur yang masif, berupa pembangunan kemandirian produksi sarana transportasi baik darat, laut, udara dan rel kereta dengan teknologi yang terintegrasi.

6. Perluasan teknologi informasi pendukung kehidupan cerdas agar kehidupan masyarakat menjadi lebih terlayani dan terintegrasi serta mudah dalam wujud wilayah dan perkotaan yang cerdas ( smart cities) dalam lingkungan yang keberlanjutan.

Keselamatan, Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat 7. Penguasaan teknologi kesehatan & mitigasi bencana

guna menopang kesejahteraan masyarakat, kemudahan peralatan layanan kesehatan hingga pelosok dan terpencil serta menghindarkan diri dari ancaman bencana alam maupun karena penurunan lingkungan dan perubahan global.

8. Menyebarkan teknologi pendukung kreatifitas IKM agar terakses dengan proses pemutakhiran teknologi untuk meningkatkan daya saingnya. Sekaligus mendorong peran kalangan muda dalam proses estafet penguatan teknologi. Dalam UU 11/2014 merupakan bagian tanggung jawab sosial insinyur.

Kerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional 2018 (lanjutan-1)

Page 4: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

4 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Keutuhan teritori NKRI 9. Mengembangkan teknologi pertahanan dan

keamanan untuk penjagaan negara maritim dengan dukungan anggaran belanja negara sebagai motor pendorong pengembangan industri yang mengedepankan penguasaan teknologi industri dasar serta kendali penuh daerah terpencil, daerah perbatasan dan kelautan. Ke 9

Penguatan teknologi di atas tidak dapat dipisahkan dari pembangunan iklimnya. Landasannya harus terbangun oleh Pemerintah dengan menekankan prinsip penciptaan iklim untuk mewujudkan transformasi peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 pasal 31 (5): Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia, yang meliputi: 1. Percepatan penyesuaian regulasi sesuai perubahan

teknologi yang berlangsung sangat cepat, agar inovasi yang dilakukan selalu dapat bersaing sesuai umur teknologinya.

2. Melakukan adopsi pembaruan teknologi, memilah, menguasainya dan menerapkannya sesuai dengan sumber daya yang dimiliki, kebutuhan yang berkembang dan kompetisi dunia.

3. Selalu mengembangkan sumber daya manusia di

setiap jenjang dan bidang yang diunggulkan untuk menguasai ilmu pengetahuan sains, teknologi, keinsinyuran dan seni, dalam balutan entrepreneurship.

4. Peningkatan kepekaan dan kemampuan Insinyur untuk menghasilkan kreatifitas dan inovasi yang menciptakan keunggulan dan nilai lebih berdasarkan kebutuhan masyarakat.

5. Pembangunan keberpihakan seluruh pihak untuk mendukung proses kemandirian teknologi mulai dari pengembangan penggunaan, menjadi produk hingga pembiayaan pembeliannya termasuk dukungan penjaminannya.

Secara teknis, penguatan kesembilan fokus penguatan teknologi di atas dapat terjelma dengan komitmen semua pihak dari Perguruan Tinggi, kalangan Industri, PII dan pemerintah. Dalam hal ini PII dapat mengambil peran penting. PII ingin mengajak seluruh pihak, pemangku kepentingan industri dan teknologi untuk selanjutnya melakukan dialog nasional guna menghasilkan rekomendasi terbaik bagi kepentingan pembangunan industri nasional. Pendekatan usulan struktur di atas dimaksudkan untuk memudahkan arah dialog nasional. Tentu saja diharapkan pendekatan yang lain yang lebih terintegrasi agar rekomendasi yang kelak dihasilkan akan lebih jernih dan jelas serta lebih terukur.

Kerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional 2018 (lanjutan-2)

Page 5: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

5 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola Negara Oleh : Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng

Indonesia pada saat lahirnya “Revolusi Industri Jilid Satu” belumlah berbentuk sebuah eukariota diploid multisel, Indonesia secara nyata tidak ada dalam peta dunia industri. Ketika itu, tepatnya pada tahun 1760 telah ada sebuah Negara yang mampu mematahkan teori Malthus. Sebuah teori yang bercerita tentang fakta bahwa pertumbuhan manusia mengikuti deret ukur (geometric progression) sementara pertumbuhan bahan makan mengikuti deret hitung (arithmetic progression), secara detail teori ini menjelaskan peningkatan jumlah populasi dua kali lipat dalam 30-40 tahun, sementara jumlah ketersediaan pangan hanya mampu tumbuh secara aritmatis. Dengan demikian maka pertumbuhan pangan tidak akan mampu mengimbangi pertumbuhan populasi manusia. Teori tentang Inovasi adalah senjata yang paling tepat dalam mematahkan teori Malthus, dengan cara melakukan optimalisasi dan rekayasa pemanfaatan teknologi tenaga air, angin dan uap secara besar besaran ketika itu. Lahirnya model patent act yaitu sebuah kebijakan tentang hak paten yang diberikan kepada para penemu, berimplikasi memicu bermunculannya penemuan–penemuan baru di berbagai bidang yang terbukti mumpuni meningkatkan produktivitas. “Revolusi Industri Jilid Dua” seakan menjadi “update” dari versi sebelumnya ketika ditemukannya “energi listrik” untuk menciptakan produksi masal yang bermanfaat bagi masyarakat, hal ini memberi dampak signifikan lahirnya “Revolusi Industri Jilid Tiga”, ditandai dengan ditemukannya teknologi informasi dan elektronika yang diterapkan pada sistem otomatik produksi. Perkembangan, perpaduan, modifikasi dan inovasi itu mendorong lahirnya “Revolusi Industri Jilid Empat”, yang terjadi pada 50 tahun lalu, yaitu ketika Indonesia menjadi sebuah Negara yang melahirkan perpaduan teknologi yang mampu mengaburkan “garis” dan “bentuk” menjadi algoritma digital sebagai pembeda. Bahkan memiliki kecepatan, ruang lingkup, dan sistem operasi digital yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Revolusi

Industri Jilid Empat didominasi oleh teknologi digital yang berkembang cepat, sehingga memerlukan strategi untuk menemukan pendekatan ideal yang melahirkan teori inovasi yang sesuai untuk melakukan berbagai perubahan nyata dalam seluruh sistem produksi, manajemen, dan birokrasi. Sejak tahun 1997, dampak nyata Revolusi industri Jilid Empat telah diprediksi oleh James Canton di dalam bukunya berjudul “The Extreme Future: the Top Trends that Will Reshape the World in the Next 5, 10, and 20 Years”, analisisnya membahas seputar ramalan tentang transformasi ekonomi secara global dan krisis energi yang akan memuncak. Bahkan Canton juga menggambarkan bahwa hanya dengan peran penting ilmu pengetahuan dan teknologilah maka Negara dapat berevolusi dalam berbagai bidang. Berbagai istilah menjadi populer dan berkiblat pada analisa Canton, antara lain istilah “innovation economy”. Dengan mengambil contoh dan fakta yaitu ketika Negara mampu mengimplementasikan model patent act maka akan lahir regenerasi dari Thomas Alva Edison dan James Watt. Di bidang lain, berbagai inovasi berbasis sains dan teknologi semikonduktor dapat dinikmati dengan telah tersedianya komputer yang ukurannya semakin kecil dengan kemampuan dan kecepatan semakin tinggi, juga robot-robot yang bisa menggantikan fungsi manusia dan mendampingi manusia dalam bekerja.

Page 6: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

6 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Klaus Schwab, Executive Chairman World Economic Forum dalam artikel ilmiahnya memiliki hipotesa bahwa saat ini miliaran orang telah terhubung dengan perangkat mobile, penemuan kecepatan pemrosesan byte demi byte data internet, perkembangan besaran kapasitas penyimpanan hard drive data telah meningkatkan kapasitas pengetahuan manusia melebihi sistem konvensional yang didapatkan anak anak di bangku sekolah, bagaimana akses terhadap ilmu pengetahuan begitu terbuka secara nyata, tidak terbatas dan belum pernah terjadi sebelumnya. Semua ini bukan lagi mimpi, tetapi telah menjadi terobosan teknologi baru di bidang robotika, Internet of Things, kendaraan otonom, percetakan berbasis 3-D, nanoteknologi, bioteknologi, ilmu material, penyimpanan energi, dan komputasi kuantum. Apakah Indonesia akan kembali tertinggal? Melihat masih rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia berarti harus memperbaiki dua masalah utama, pertama adalah bagaimana tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan “indikator” dan gambaran mengenai kemampuan penduduk dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Solusi kongkritnya seperti yang disampaikan Sudjana, yaitu diperlukan perubahan paradigma baru pembangunan yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja. Pendidikan sebagai subsistem pembangunan harus berorientasi pada pengembangan kemampuan peserta didik untuk siap bekerja dan mampu menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi-potensi yang terdapat di sekitarnya. Pendidikan perlu mengubah keluaran pendidikan dari worker society ke employee society untuk menjadi entrepreneur society, karena Kemajuan suatu masyarakat dan bangsa tidak ditentukan oleh worker society, melainkan oleh employee society. Oleh karena itu memanfaatkan ilmu pengetahuan menggunakan internet of things diyakini akan jauh lebih efisien dan murah. Dengan itu negara perlu mempertimbangkan besaran nilai investasi pendidikan yang harus dikeluarkan sebanding

dengan laju perkembangan digitalisasi. Kedua, Tingkat kesehatan yang dimiliki masyarakat sangat mempengaruhi tingkat produktivitas, artinya jika masyarakatnya sehat maka kemampuan untuk bekerja dan berkarya sangat tinggi, dan sebaliknya. Perkembangan revolusi industri jilid empat juga sangat berpengaruh pada berbagai penemuan berbentuk obat untuk penyakit berbahaya seperti kanker atau penyakit berbahaya lainnya. Negara kita belum terlambat untuk menata Revolusi Industri Jilid Empat ini, sudah saatnya kita berperan sebagai “key player” untuk mentransformasi Indonesia menjadi Negara Industri berbasis digital. Apa yang harus disiapkan? Teknologi digital di Indonesia memerlukan suatu logika baru sesuai dengan prinsip kuantum melalui penciptaan Quantum Bit (Qubit). Ketika teknologi informasi dan elektronika terupdate menggunakan ilmu pengetahuan dari lingkungan eksternal, maka “Qubit” merupakan jawaban yang tepat. Qubit menggunakan mekanika kuantum untuk mengkodekan informasi baik sebagai 1 dan 0 pada saat yang bersamaan. Injeksi teori “mekanika kuantum” ke dalam “quantum computer” menggunakan fenomena mekanika kuantum berupa superposition, entanglement, multi-verse dan tunneling. Namun hingga saat ini Quantum Computing masih dalam tahap perkembangan, yang memerlukan uji coba berkelanjutan.

Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola Negara (lanjutan-1)

Page 7: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

7 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Identifikasi McQuail tentang pentingnya sistem digital dalam komputerisasi, memungkinkan semua jenis informasi diubah ke dalam sebuah format baru yang lebih efisien. Jika Negara melakukan optimalisasi teknologi digital dan komputasi maka akan meningkatkan efektivitas pola pikir dan pola tindak, sehingga impian dapat lebih mudah menjadi nyata, maka sesuatu yang tidak mungkin dilakukan bahkan masih dalam khayalan dan angan-angan, kenyataannya memberi dampak terhadap sebuah hasil yang tak terduga. Kini komputerisasi dapat dengan mudah diimplementasikan ke dalam perangkat lain seperti televisi, smartphone, bahkan jam tangan komputer sdh dapat dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat. Pada saat yang sama, seperti yang dikemukakan Erik Brynjolfsson dan Andrew McAfee, revolusi industri dapat menghasilkan peningkatan ketidaksetaraan terutama terganggunya pasar tenaga kerja yang hatus memiliki keterampilan dan kapasitas tinggi. Namun Erik meyakini bahwa akan tercipta di masa depan segmen pekerja “low-skill/low-pay” dan “high-skill/high-pay”, yang bila dilakukan tidak dengan cermat dapat peningkatan ketegangan sosial. Dengan kondisi demikian, kedepan tidak menutup kemungkinan semua hal akan dapat ditemukan dan dibuat dalam versi digital. Karena itu pemerintah sudah seharusnya mendukung pendanaan penelitian komputasi kuantum untuk mengembangkan komputer kuantum yang lebih efisien dan bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Persoalan Teknologi merupakan salah satu alasan mengapa pendapatan mengalami stagnasi, atau bahkan menurun bagi sebagian besar penduduk di negara-negara berpenghasilan tinggi yaitu ketika permintaan akan pekerja terampil meningkat sementara permintaan pekerja dengan pendidikan rendah menurun Implikasi? Revolusi Industri Jilid Empat memiliki potensi untuk

meningkatkan tingkat pendapatan global dan meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat dunia, akan menghasilkan harga murah dan kompetitif, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, menurunkan biaya transportasi dan komunikasi, meningkatkan efektivitas logistik dan rantai pasokan global, biaya perdagangan akan berkurang, akan membuka pasar baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu Negara perlu menyikapi secara bijaksana bahwa baik teknologi maupun kendala yang menyertainya adalah kekuatan “eksogen” dimana manusia tidak memiliki kendali atas hal tersebut, kita semua bertanggung jawab untuk membimbing evolusinya dalam keputusan yang kita buat setiap hari baik sebagai warga negara, konsumen, maupun investor. Negara juga harus mengembangkan pandangan komprehensif tentang bagaimana teknologi bermanfaat bagi kehidupan dan membentuk lingkungan ekonomi, sosial, budaya, karena pada akhirnya semuanya bermuara pada orang dan nilai. Tidak mustahil Indonesia akan melompat menjadi negara maju dalam Revolusi Industri Jilid Empat ini, melalui pemanfaatan implementasi teknologi digital dan komputasi kedalam Industri. Namun demikian di saat yang sama Indonesia perlu segera meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia, menjadi operator dan analis handal sebaga pendorong Industri mencapai daya saing dan produktivitas tinggi. Semoga bermanfaat… Salam Inovasi..

Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola Negara (lanjutan-2)

Page 8: Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-82-draft-koreksi.pdfKerangka Pikir PII Menyongsong Hari kebangkitan Teknologi Nasional

Engineer Weekly Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52. Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: [email protected]

Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.

SASARAN PRODUKSI KOMODITI, 2015-2019

No Komoditi 2014 (baseline)

2019

2015-2019 (kenaikan

rata-rata per tahun %)

1 PDB Industri Pengolahan Makanan dan Minuman (%)

2,4 2,6 2,6

2 Produksi Perkebunan (ribu ton)

Kelapa Sawit 29.513 36.420 4,3

Karet 3.204 3.810 3,5

Kakao 817 913 2,3

Teh 148 163 2,0

Kopi 711 778 1,8

Kelapa 3.263 3.491 1,4

3 Hortikultura (ribu ton)

Mangga 2.447 2.947 3,8

Nenas 2.125 2.762 5,4

Manggis 156 204 5,6

Salak 1.058 1.206 2,7

Kentang 1.112 1.190 1,2

Sumber: Kementerian Pertanian, 2016