revisi+tugas+kelompok+1+(komunikasi+organisasi)+27+april+2009

23
KOMUNIKASI ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH PADA ERA REFORMASI (Studi Kasus Komunikasi Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul Sebelum dan Era Reformasi) Kelompok I: Ahmad Jamil, Anthoni, Eriyanto, Hifni Alifahmi, Irwa Rochimah, Murti Kusuma Wirasti, Naniek Setijadi

Upload: razil-ramyan-riyadli

Post on 11-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

gyuguygugiuguigibgibgyu gyugyu yugyug yu guyg uygyugi ug yu yu gyu gyu yug yugyuguygyyu gyu gyug yugyugyug yug yugyugyugyg yu gyuguy, yygyugyugugi,bygyuggyu. huy

TRANSCRIPT

  • KOMUNIKASI ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH PADA ERA REFORMASI(Studi Kasus Komunikasi Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul Sebelum dan Era Reformasi) Kelompok I: Ahmad Jamil, Anthoni, Eriyanto, Hifni Alifahmi, Irwa Rochimah, Murti Kusuma Wirasti, Naniek Setijadi

  • Tujuan PenelitianBagaimanakah perbandingan pola komunikasi organisasi Pemda Bantul sebelum dan pada era reformasi?Adakah kecenderungan praktik komunikasi organisasi pada Pemkab Bantul mengalami perubahan dari pola komunikasi organisasi paradigma objektif (scientific management) menuju budaya komunikasi organisasi paradigma transisional pada era reformasi.

  • Alasan Perubahan Tujuan PenelitianTujuan penelitian awal (Megandaru) mengasumsikan bahwa komunikasi organisasi di Kabupaten Bantul dan Kulonprogo berbeda, dimana Kabupaten Bantul menjalankan komunikasi organisasi transisional, sementara Kulonprogo menjalankan komunikasi organisasi objektif. Padahal, bisa jadi komunikasi organisasi di antara kedua pemerintah daerah itu tidak berbeda. Atau mungkin juga yang terjadi sebaliknya, Kabupaten Bantul menjalankan komunikasi organisasi objektif, sementara Kulonprogo menjalankan komunikasi organisasi transisional.Ketidakjelasan asumsi itu karena belum ada penelitian awal (penelitian terdahulu yang dilakukan oleh ahli lain) yang menunjukkan dengan tegas adanya pola komunikasi yang berbeda diantara dua pemerintah daerah tersebut.

  • Alasan Perubahan Tujuan Penelitian (lanjutan)Berdasarkan hal itu, tujuan penelitian diubah dengan lebih memfokusan pada apakah ada perbedaan pola komunikasi organisasi antara masa sebelum dan saat reformasi di Kabupaten Bantul (tidak menyertakan Kabupaten Kulonpropro). Apakah perubahan rezim dari otoriter ke demokratis dibarengi dengan perubahan pada komunikasi organisasi di pemerintah daerah ke arah yang lebih memperhatikan suara publik.Tujuan penelitian (item no 3) in bisa dilanjutkan dengan tujuan penelitian lain, misalnya untuk menggambarkan kesulitan dan hambatan yang terjadi dari perubahan pola komunikasi organisasi dari objektif ke transisional.

  • Komunikasi & Teori OrganisasiPola komunikasi organisasi yang akan diteliti di Pemda Bantul (sesuai Research Design awal Megandaru) mengacu pada teori organisasi yang berkembang.Bila ditinjau secara historis, perkembagan teori organisasi berawal dari pandangan klasik manajemen ilmiah (scientific management) yang dipelopori oleh James Taylor dan Henry Fayol yang mengalogikan kerja manusia secara mekanistis, serta teori birokrasi Max Weber. Sementara aliran lain yang berkembang kemudiana dalah gerakan humanis/hubungan antar-manusia (human relations movement) yang dipelopori oleh Elton Mayo seperti pada skema berikut.

  • Perkembangan Teori OrganisasiTotal Quality Management Pre 1940 1950 1960 1970 1980 1990HUMAN RELATIONSFayolJames TaylorHUMAN RESOURCE MANAGEMENTCLASSICAL SCIENTIFIC MANAGEMENTElton MayoWeberMcGregor Theory XMcGregor Theory YMaslowHezbergLikert System 1Likert System 2Likert System 3Likert System 4March & SimonOuchi Theory ZQuality CirclesKatz & KahnLaurence & LorschBurns & StalkerSource: Gerald M. Goldhaber, Organizational Communication (1993).

  • Three Orientations to Inquiry in Organizational Communication 1970s-1980sSource: Gerald M. Goldhaber & George A. Barnett, eds, Handbook of Organizational Communication (1995).

  • Individualistik vs KolektivistikHofstede (1991) melakukan riset terhadap MNC AS yang memiliki cabang di 50 negara di tiga kawasan (Barat, Arab, dan Afrika Timur). Nilai individualisme dan kolektivisme adalah dimensi utama yang diteliti dengan hasil seperti terangkum pada Tabel berikut ini. Indonesia dan sejumlah negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin termasuk dalam kelompok budaya kolektivistik.Beberapa nilai tersebut relevan untuk diteliti dalam menelaah pola komunikasi organisasi Pemda Bantul.

  • INDIVIDUALISTIC & COLLECTIVISTIC CULTURES (Hofstede, 1991)Source: Stlella Ting-Toomey (1999), Communicating Across Cultures.

  • Small vs Large Power DistanceHofstede (1991) juga mengungkapkan dimensi lain yakni Jarak Kekuasaan (Power Distance) yang dapat diteliti untuk komunikasi organisasi Pemda Bantul.Jarak kekuasaan merujuk pada ada atau tidaknya kekuasaan anggota sebuah institusi. Dimensi ini menempatkan suatu wilayah/negara dengan indeks kekuasaan kecil (Small Power Distance) yang menekankan kesetaraan dan informal, serta indeks kekuasaan besar (Large Power Distance) yang menekankan penggunaan kekuasaan dan sifat formal seperti terangkum pada Tabel berikut.

  • SMALL & LARGE POWER DISTANCE CULTURES (Hofstede, 1991)Source: Stlella Ting-Toomey (1999), Communicating Across Cultures.

  • Teknik Pengumpulan DataUntuk menjawab tujuan penelitian digunakan dua teknik pengumpulan data, yakni analisis dokumen dan wawancara mendalam. Baik analisis dokumen maupun wawancara mendalam dipakai untuk mengidentifikasi perbedaan komunikasi organisasi di era sebelum dan saat reformasi. Wawacara dan analisis dokumen diturunkan dari perbedaan antara komunikasi organisasi obyektif dan transisional seperti dalam tabel.

  • Pedoman Penyusunan Instrumen

  • Pedoman Penyusunan Instrumen

  • Instrumen Penelitian: Analisis DokumenMengumpulkan bahan-bahan / dokumen yang terkait dan relevan (Undang-Undang, Peraturan Daerah, Petunjuk dsb). Dokumen-dokumen tersebut kemudian diklasifikasi apakah lahir pada masa sebelum reformasi (sebelum 1998) atau saat reformasi (setelah 1998 hingga sekarang). Peneliti akan mengidentifikasi masing-masing dokumen atas sejumlah aspek. Selanjutnya, dari identifikasi dokumen pada masa sebelum dan saat reformasi itu, akan dibuat pembedaan aspek komunikasi organisasi. Panduan analisis dokumen yang ingin dilihat adalah seperti pada halaman berikut:

  • Instrumen Penelitian: Analisis Dokumen (lanjutan)Alur informasi dari atasan ke bawahan. Prosedur penyampaian informasi dari atasan ke bawahan (penerapan dibandingkan Tupoksi). Alur informasi dari bawahan ke atasan. Prosedur penyampaian informasi dari bawahan ke atasan (penerapan dibandingkan Tupoksi). Proses pembuatan keputusan. Prosedur dalam pembuatan keputusan. Proses dan prosedur penilaian kinerja pegawai.

  • Instrumen Penelitian: Panduan WawancaraWawancara dilakukan kepada pejabat pemerintah daerah (bupati, kepala dinas), wartawan dan tokoh masyarakat. Karena penelitian ini membandingkan antara pemerintah daerah masa sebelum dan saat reformasi, maka narasumber yang diwawancarai adalah narasumber yang relevan untuk dua masa tersebut. Misalnya, untuk bupati akan diwawancarai bupati di masa reformasi dan di masa sebelum reformasi. Dst.

  • Instrumen Penelitian: Panduan Wawancara Bupati/Sekda/Kadinas

  • Instrumen Penelitian: Panduan Wawancara Staf/Karyawan Pemkab

  • Panduan Wawancara:Tokoh Masyarakat

  • Instrumen Penelitian: Panduan Wawancara (lanjutan)Pengambilan keputusan. Siapa yang lebih berperan dalam pengambilan keputusan.Suasana umum diantara karyawan, antara atasan dan bawahan. Apakah dipenuhi keterusterangan jika ada masalahKepercayaan di antara sesama karyawan. Antara atasan dan bawahan. Konflik. Konflik antar karyawan, antara atasan dan bawahan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi konflik. Apakah semua karyawan dapat mengatakan isi pikiran mereka. Medium apa yang dipakai untuk mengungkapkan pendapat. Partisipasi. Apakah ada medium bawahan / karyawan mengungkapkan usul dan saran. Jika ada, bagaimana bentuknya. Semua personel menerima informasi yang meningkatkan kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan personel atau dengan bagaian lainnya, dan informasi yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpinnya, dan rencana-rencananya Kesediaan atasan untuk terbuka pada gagasan, mau mendengarkan saran dan kritik dari bawahan.

  • Instrumen Penelitian: Panduan Wawancara (lanjutan)Budaya organisasi. Jika ada masalah, apakah atasan mencoba mengajak seluruh karyawan untuk memikirkan secara bersama-sama masalah tersebut. Medium komunikasi antara atasan dan bawah di pemerintah daerah.Kemudahan karyawan (bawahan) dalam memperoleh informasi mengenai pemerintah daerah. Medium komunikasi antara pemerintah daerah dan masyarakat. Dalam bentuk apa. Apakah ada medium masyarakat menyampaikan usul, saran dan keluhan kepada pemerintah daerah. Dalam bentuk apa.Bagaimana kemudahan masyarakat memperoleh informasi mengenai pemerintah daerah. Bagaimana kemudahan masyarakat dalam menyampaikan usul, saran dan keluhan kepada pemerintah daerah

  • TERIMA KASIH