ppk kesling, revisi 27 juli 2010
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam mewujudkan visi dan misinya
melakukan strategi : (a) menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup
sehat, (b) meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, (c) meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan,
serta (d) meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Implementasi dari strategi tersebut salah satunya adalah upaya kesehatan lingkungan
yang diarahkan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat terhadap tempat-
tempat umum, lingkungan permukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan
lingkungan lain, dengan kegiatan berupa penyehatan air dan udara, pengamanan limbah
padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor penyakit, dan
penyehatan atau pengamanan lainnya.
Pendidikan tenaga kesehatan lingkungan sebagai bagian integral dari implementasi
strategi pembangunan kesehatan nasional merupakan salah satu komponen penting
dalam menyediakan sumber daya manusia kesehatan yang kompeten, yang dapat
berperan sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan penggerak pembangunan
kesehatan. Proses pendidikan kesehatan lingkungan untuk penyediaan tenaga kesehatan
lingkungan, perlu diselenggarakan dengan berkualitas agar mampu menghasilkan lulusan
sesuai kebutuhan masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pendidikan kesehatan lingkungan yang
berkualitas, maka telah ditetapkan penggunaan Kurikulum Diploma III Kesehatan
Lingkungan dengan mengacu kepada kurikulum berbasis kompetensi yang berlaku secara
nasional, melalui Surat Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan No. HK.00.06/1/1732/2010, yang dalam penerapannya
dilengkapi dengan pedoman implementasi.
Pengendalian dan peningkatan mutu lulusan kesehatan lingkungan diperlukan
adanya pedoman penilaian pencapaian kompetensi yang digunakan sebagai acuan bagi
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan lingkungan. Adanya pedoman penilaian
pencapaian kompetensi diharapkan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dapat
dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan, yang dikemas secara
komprehensif dan dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu kepada kurikulum.
Penilaian pencapaian kompetensi dilakukan pada setiap unit kompetensi dalam rangka
menilai sejauh mana peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam penyusunan penilaian pencapaian kompetensi Diploma III
Kesehatan Lingkungan adalah :
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Sanitarian.
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045U/2002 tentang Kurikulum Inti
Pendidikan Tinggi.
8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
9. Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
10. Keputusan Kepala Badan Pengembangan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan No. HK.00.06/1/1732/2010 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Pendidikan Diploma III Kesehatan Lingkungan.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
C. TUJUAN
Pedoman penilaian pencapaian kompetensi bertujuan untuk memberikan kesamaan
dalam melakukan penilaian pencapaian kompetensi terhadap peserta didik, sehingga
memiliki lulusan yang bermutu dan kompeten sebagai tenaga Ahli Madya Kesehatan
Lingkungan (AMd.KL).
D. SISTEMATIKA
Pedoman penilaian pencapaian kompetensi Diploma III Kesehatan Lingkungan
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang Latar Belakang, Dasar Hukum, Tujuan dan Sistematika.
Bab II Penilaian Hasil Belajar
Menguraikan tentang Pengertian, Ruang Lingkup, Karakteristik, Penilaian Mata
Kuliah dan Penilaian Pencapaian Kompetensi.
Bab III Penutup
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
BAB II
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian hasil belajar adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi sebagai
hasil proses belajar yang telah dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang
menggambarkan kemampuan dan kompetensi yang diperoleh peserta didik (Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005).
Penilaian hasil belajar terdiri dari 3 (tiga) aktivitas, yaitu :
1. Mengumpulkan bukti kegiatan, yang dilakukan melalui test atau ujian.
2. Membandingkan hasil dengan acuan stándar.
3. Menentukan hasil penilaian, yang dinyatakan dalam bentuk angka, lambang dan atau
dalam bentuk pernyataan kualitatif.
Penilaian hasil belajar terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik (dosen) dan
satuan pendidikan (institusi pendidikan). Penilaian hasil belajar oleh pendidik (dosen)
melekat pada mata kuliah yang diampu dan dilakukan secara berkesinambungan dan
bertahap untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan metode pembelajaran.
Penilaian ini dapat dilakukan dalam bentuk ujian harian, tugas, Ujian Tengah Semester
(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan sebagainya, selanjutnya penilaian hasil belajar oleh
pendidik (dosen) disebut penilaian mata kuliah.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan (institusi pendidikan) dimaksudkan
untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan dan merupakan penilaian akhir untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005, pasal 65 ayat 1 dan 2). Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
(institusi pendidikan) selanjutnya disebut penilaian pencapaian kompetensi.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik (dosen) dan satuan pendidikan (institusi
pendidikan) memiliki karakteristik :
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
Tabel 2.1
KARAKTERISTIK PENILAIAN HASIL BELAJAR
PENILAIAN MATA KULIAH PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Melekat pada penilaian mata kuliah
yang diampu.
1. Melekat pada penilaian pencapaian
kompetensi atau sub kompetensi.
2. Berupa nilai mata kuliah yang
menggambarkan prestasi belajar
peserta didik pada mata kuliah
tertentu.
2. Berupa pernyataan terhadap
pencapaian kompetensi atau sub
kompetensi.
3. Hasil penilaian berupa Indeks Prestasi
(IP).
3. Hasil berupa pernyataan (kompeten
atau belum kompeten).
4. Penilaian dilakukan terhadap
ketercapaian tujuan pembelajaran
mata kuliah.
4. Penilaian dilakukan terhadap
ketercapaian kompetensi sesuai
kriteria yang tetapkan.
5. Penilaian ketercapaian hasil belajar
bergantung pada tujuan dan jenis
ranah mata kuliah.
5. Penilaian ketercapaian kriteria
kompetensi mencakup ke 3 (tiga)
ranah pembelajaran yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotor
dengan mengintegrasikan beberapa
mata kuliah pendukung.
6. Penilaian dilakukan pada saat
pembelajaran mata kuliah
berlangsung atau telah selesai
dilaksanakan.
6. Penilaian dilakukan setelah semua
mata kuliah yang terkait dengan
kompetensi atau sub kompetensi telah
dinyatakan lulus.
7. Penilaian dilakukan oleh Dosen
pengajar mata kuliah.
7. Penilaian dilakukan oleh tim yang
telah memenuhi persyaratan dan
ditunjuk oleh institusi.
PENILAIAN MATA KULIAH PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
8. Pendekatan penilaian dengan cara
PAN atau PAP.
8. Pendekatan penilaian dengan cara
PAP.
A. PENILAIAN MATA KULIAH
1. Pengertian
Penilaian mata kuliah adalah serangkaian kegiatan dosen atau tim dosen terkait
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian tujuan pembelajaran peserta
didik pada mata kuliah tertentu.
2. Tujuan
Tujuan penilaian mata kuliah adalah :
a. Mengetahui keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan mata kuliah
yang akan mendukung kemampuannya dalam menguasai kompetensi
tertentu.
b. Mengetahui permasalahan peserta didik dalam pencapaian tujuan belajar.
c. Memperbaiki metode pembelajaran guna pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Sifat dan Bentuk
Penilaian mata kuliah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan metode serta
pendekatan yang bervariasi bergantung pada tujuan pembelajaran mata kuliah.
Penilaian dilakukan secara holistik dan integratif. Penilaian holistik adalah
penilaian yang dilakukan terhadap ke 3 (tiga) ranah baik kognitif, afektif maupun
psikomotor sesuai dengan tujuan pembelajaran serta menggunakan metode dan
alat ukur yang valid. Penilaian integratif adalah penilaian ke 3 (tiga) ranah sebagai
satu kesatuan dan harus menggambarkan kemampuan akhir pembelajaran
peserta didik dalam mata kuliah tertentu. Instrumen penilaian mata kuliah dapat
disusun berbentuk test atau non test. Bentuk test dapat berupa ujian tulis atau
ujian lisan.
Non test dapat berupa test perbuatan atau test sikap atau test keterampilan.
Sebelum melaksanakan penilaian mata kuliah, dosen terlebih dahulu menyusun
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
kisi-kisi soal yang dapat menggambarkan kecukupan dan kelayakan test dalam
mengukur suatu tujuan pembelajaran.
a. Test Tertulis
Test tertulis adalah ujian yang dilaksanakan dengan mengutamakan jawaban
peserta didik secara tertulis. Jawaban peserta didik dapat berupa pilihan atau
uraian jawaban.
Beberapa kaidah penyusunan test tertulis adalah :
1) Setiap test yang dibuat harus mengacu pada tujuan belajar, jumlah soal
disesuaikan dengan bobot soal dan beban studi mata kuliah serta jumlah
soal setara dengan bobot nilai antara 30-35 dari total bobot 100 per satuan
kredit semester.
2) Kalimat soal jelas, ringkas dan hindari terjadinya penafsiran dualisme dalam
satu soal.
b. Test Lisan
Test lisan adalah ujian yang membutuhkan jawaban peserta didik secara lisan,
dan dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan pada peserta didik. Penilaian
dilakukan dengan mencocokkan jawaban peserta didik dengan kunci jawaban.
Beberapa kelemahan yang ada pada bentuk test ini antara lain keterbatasan
peserta didik dalam mengemukakan pendapat secara langsung, seperti gugup
dan faktor psikologis lainnya. Oleh karena test ini memiliki berbagai
keterbatasan, maka sebaiknya digunakan untuk menilai kemampuan nalar
peserta didik atau menilai pemahaman peserta didik untuk suatu topik secara
mendalam. Penggunaan test ini memerlukan kisi-kisi soal dan pedoman serta
kunci jawaban.
c. Test Penampilan
Test penampilan atau performance assessment adalah test yang dilaksanakan
dengan mengamati peserta didik dalam melaksanakan suatu kegiatan atau
prosedur kerja tertentu. Test ini memerlukan lembar observasi untuk menilai
penampilan peserta didik.
d. Test Sikap
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
Test sikap adalah test yang dilaksanakan untuk mengetahui pendirian peserta
didik terhadap berbagai hal termasuk kegiatan yang sedang dilakukannya. Test
sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain observasi perilaku,
pertanyaan langsung dan laporan pribadi. Observasi perilaku dapat dilakukan
tersendiri atau menyatu dengan test yang lain seperti testt penampilan. Test
sikap dapat pula digunakan untuk mengetahui pendapat dan persepsi peserta
didik dengan menggunakan berbagai metoda seperti metode likert.
Pemilihan bentuk dan jenis test dilakukan secara objektif dengan
mempertimbangkan kaidah-kaidah pemilihan bentuk dan jenis test yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Pendekatan Penilaian
Penilaian mata kuliah dapat menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu :
a. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian dilaksanakan dengan membandingkan hasil pengukuran seorang
peserta didik dengan hasil pengukuran peserta didik yang lain dalam
kelompoknya. Keberhasilan peserta didik ditentukan oleh kondisi kemampuan
kelompoknya.
b. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian dilaksanakan dengan membandingkan hasil pengukuran peserta didik
dengan patokan atau standard tertentu. Patokan ini lazim disebut dengan Nilai
Batas Lulus. Kelulusan ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam
mencapai patokan atau nilai batas lulus.
5. Jenis Penilaian
Jenis penilaian mata kuliah dapat dibagi berdasarkan :
a. Waktu Pelaksanaan
1) Ujian Tengah Semester (UTS) yaitu ujian yang dilaksanakan pada
pertengahan semester terhadap penguasaan materi pembelajaran tertentu.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
2) Ujian Akhir Semester (UAS) yaitu ujian yang dilaksanakan pada akhir
semester terhadap penguasaan materi secara keseluruhan .
b. Unit atau Kelompok Materi
Penilaian dilaksanakan terhadap unit atau kelompok materi tertentu. Jenis
penilaian ini digunakan pada mata kuliah dengan bobot kredit yang cukup besar
dengan pengelompokan materi yang tegas dan menjadi prasyarat untuk
pembelajaran materi berikutnya. Penilaian pada unit ini dilakukan dengan
tuntas terhadap semua aspek pembelajaran pada unit tersebut.
6. Cara Penilaian
Penilaian dilaksanakan terhadap kemampuan peserta didik dalam ranah kognitif,
afektif dan psikomotor sesuai tujuan pembelajaran. Hasil penilaian dapat
menggunakan nilai angka mutu 0,00 – 4,00 atau dengan lambang mutu A, B, C, D
atau E. Nilai mutu merupakan konversi dari angka-angka sebagai berikut :
N0. NILAI ABSOLUT HURUF MUTU ANGKA MUTU
1. 80 – 100 A 4
2. 70 – 79 B 3
3. 60 – 69 C 2
4. 50 – 59 D 1
5. < 50 E 0
Sumber KBK kesling 2010 !
7. Keberhasilan Mata Kuliah
Nilai kelulusan mata kuliah sama dengan nilai 2,00 atau lebih dengan mutu C
(untuk teori), nilai 3,00 atau lebih dengan mutu B (untuk praktek atau lapangan)
dan nilai 3,00 atau lebih dengan mutu B (untuk karya tulis ilmiah). Untuk peserta
didik yang mendapat nilai D dan/atau E diberi kesempatan untuk ujian perbaikan
melalui proses remedial. Bentuk remedial berupa Semester Pendek (SP) dengan
metode perkuliahan klasikal atau individual dengan pertemuan antara 4 – 8
pertemuan.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
8. Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Komulatif (IP)
Keberhasilan peserta didik dalam setiap mata kuliah dituangkan dalam Indeks
Prestasi (IP) semester dengan formula :
IP = Σ (Angka Mutu x Beban Studi) Σ Beban Studi
Sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan perkalian antara IP mata
kuliah dengan bobot kredit dibagi jumlah kredit semester. IPK dapat dihitung
untuk setiap semester atau IPK selama program pendidikan, dengan formula :
IPK = Σ (Angka Mutu x Bobot) Σ Bobot Kredit
Predikat IPK terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu :
IPK PREDIKAT
2,00 – 2,74
2,75 – 3,50
> 3,50
Memuaskan
Sangat memuaskan
Dengan pujian
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
B. PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Pengertian
Penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses pengumpulan fakta dari hasil
penilaian secara sistematis untuk menentukan keputusan tentang kompetensi
peserta uji (asesi).
2. Dasar Hukum
Pelaksanaan penilaian pencapaian kompetensi lulusan mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005, yaitu :
a. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas penilaian hasil
belajar oleh pendidik dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan (Pasal
63 ayat 1).
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian standard kompetensi lulusan untuk semua mata kuliah (Pasal 65
ayat 1).
c. Standard kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta uji (asesi) dari satuan pendidikan (Pasal 25 ayat
1).
d. Kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan (Pasal 25
ayat 4).
e. Standar kompetensi lulusan bertujuan untuk mempersiapkan peserta uji (asesi)
menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemandirian dan sikap untuk menemukan, mengembangkan
serta menerapkan iptek dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
f. Pencapaian kompetensi peserta didik dinyatakan dalam dokumen ijazah dan
atau sertifikat kompetensi (Pasal 89 ayat 1).
g. Ijazah merupakan tanda bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus dari
satuan pendidikan (Pasal 89 ayat 2).
h. Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau oleh lembaga sertifikasi yang dibentuk oleh organisasi profesi (Pasal 89
ayat 5).
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
i. Sertifikat kompetensi sekurang-kurangnya berisi identitas peserta uji (asesi),
pernyataan bahwa peserta uji (asesi) telah lulus uji kompetensi yang
dipersyaratkan dan daftar kompetensi yang telah dinyatakan lulus (Pasal 89
ayat 6).
3. Persyaratan Penilaian
a. Peserta
Peserta uji kompetensi adalah yang telah dinyatakan lulus mata kuliah yang
terkait dengan kompetensi atau sub kompetensi yang akan diujikan sesuai
dengan kurikulum.
b. Penilai
Penilai adalah dosen tetap dan dosen tidak tetap termasuk instruktur yang
telah memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang berlaku di lingkungan
Pusdiknakes.
1) Dosen Tetap
a) Pendidikan :
(1) Pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan /Teknik Lingkungan +
S1/D.IV atau S2 Kesehatan Lingkungan/Teknik Lingkungan.
(2) Pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan/Teknik Lingkungan +
S1/D.IV atau S2 Kesehatan.
(3) Pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan /Teknik Lingkungan +
S1/D.IV atau S2 yang relevan dengan bidang kompetensi yang
diujikan .
(4) Pendidikan D.IV atau S1 Kesehatan Lingkungan/Teknik Lingkungan
+ S2 Kesehatan.
(5) Pendidikan D.IV atau S1 Kesehatan Lingkungan/Teknik Lingkungan
+ S2 yang relevan dengan bidang kompetensi yang diujikan
b) Pengalaman mengajar pada bidang kompetensi yang diujikan minimal
2 tahun.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
c) Pernah mengikuti pelatihan kurikulum berbasis kompetensi atau
pelatihan penilaian berbasis kompetensi yang dinyatakan dengan
sertifikat pelatihan.
2) Dosen Tidak Tetap
a) Pendidikan minimal D.III Kesehatan Lingkungan/Teknik Lingkungan.
b) Bekerja pada bidang kompetensi yang diujikan minimal 2 tahun.
c. Persyaratan Institusi Penyelenggara
Terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan atau BAN PT dengan nilai minimal B
dan ditunjuk oleh Menteri Kesehatan sebagai tempat penyelenggaraan uji
kompetensi.
4. Ruang Lingkup Penilaian
Standar kompetensi sanitarian sebanyak 46 unit kompetensi, 39 unit kompetensi
diperuntukan lulusan Diploma III Kesehatan Lingkungan dengan rincian, yaitu
sebagai berikut :
a. Menentukan dan melaksanakan pemeriksaan komponen lingkungan sebanyak
26 unit kompetensi.
b. Pengelolaan kesehatan lingkungan sebanyak 9 unit kompetensi.
c. Pendidik, pelatih dan pemberdayaan masyarakat sebanyak 3 unit kompetensi.
d. Penelitian kesehatan lingkungan sebanyak 1 unit kompetensi.
Dari 39 unit kompetensi, 22 unit kompetensi merupakan kompetensi kritis,
sehingga jumlah kompetensi yang diujikan pada penilaian pencapaian kompetensi
adalah sebanyak 22 unit kompetensi kritis.
Dalam mengukur ketercapaian suatu kompetensi atau sub kompetensi diperlukan
berbagai uraian komponen yang berhubungan dengan pelaksanaan uji kompetensi
seperti :
a. Judul unit, yaitu nama unit kompetensi
atau sub kompetensi yang akan uji.
b. Uraian unit, yaitu informasi umum tentang
unit kompetensi yang akan uji. Informasi berupa kasus atau masalah kesehatan
lingkungan yang dapat dijadikan materi pengujian dan tempat pengujian.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
c. Elemen kompetensi, yaitu kriteria unjuk
kerja untuk pencapaian kompetensi, yang dinyatakan dalam kalimat aktif.
d. Kriteria pencapaian kompetensi, yaitu
indikator pencapaian setiap unit kompetensi yang akan diuji. Indikator
pencapaian mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Indikator
pencapaian menjadi acuan dalam menyusun instrumen pengukuran ranah
kognitif dan acuan dalam membuat lembar observasi pengukuran ranah afektif
dan psikomotorik.
e. Batasan variabel, yaitu konteks penilaian
berdasarkan kondisi pekerjaan, prosedur atau kebijakan yang harus dipenuhi
serta persyaratan fasilitas dan peralatan yang diperlukan.
f. Acuan penilaian, yaitu prosedur penilaian
yang harus dilakukan, persyaratan yang diperlukan, pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan serta aspek kritis dalam pencapaian kompetensi.
g. Metode penilaian, yaitu cara penilaian
yang dilakukan untuk setiap unit kompetensi atau sub kompetensi.
5. Tujuan dan Manfaat
Penilaian pencapaian kompetensi digunakan untuk membuat keputusan yang
berkaitan dengan hal-hal berikut ini :
a. Keputusan hasil belajar, yaitu menentukan pencapaian kompetensi oleh
peserta uji (asesi) dan menjadi indikator kemampuannya dalam melaksanakan
pekerjaan tertentu.
b. Keputusan diagnosis dan upaya perbaikan, yaitu pendidik (dosen) dapat
mendeteksi dan mengidentifikasi kesulitan peserta uji (asesi), sehingga dapat
memberikan umpan balik untuk memberi layanan dan bimbingan sesuai
kebutuhan peserta uji (asesi).
c. Keputusan bidang pembelajaran, yaitu berkenaan dengan apa yang harus
diajarkan oleh dosen, yang selanjutnya sebagai masukan untuk melakukan
perbaikan dan evaluasi kurikulum.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
d. Keputusan evaluasi kelembagaan, yaitu evaluasi terhadap lembaga pendidikan
berdasakan hasil belajar peserta uji (asesi) untuk peningkatan kualitas
pengelolaan institusi pendidikan.
6. Prinsip Penilaian
Prinsip utama dalam penilaian pencapaian kompetensi meliputi :
a. Kesahihan (validity), yaitu alat dan metode penilaian yang digunakan mengacu
kepada standar penilaian yang ditetapkan.
b. Keajegan (reliability) atau, yaitu alat dan proses yang digunakan dapat
diterapkan pada peserta uji (asesi) yang berbeda.
c. Kelenturan (flexibility), yaitu metode serta proses yang digunakan dapat
disesuaikan dengan kondisi peserta didik dalam hal yang tidak baku.
d. Keadilan (fairness), yaitu penilaian dilakukan secara transparan, tidak ada pihak
yang merasa diuntungkan atau dirugikan
e. Menyeluruh (comprehensive), yaitu penilaian dilakukan terhadap ketiga aspek
kompetensi sekaligus sebagai satu kesatuan yang utuh.
7. Dimensi Kompetensi
Kompetensi yang akan diujikan harus mencakup :
a. Keterampilan melaksanakan pekerjaan (task skill), yaitu persyaratan yang harus
dimiliki peserta uji (asesi) untuk melakukan pekerjaan yang bersifat individu.
b. Keterampilan mengelola pekerjaan (task management skill), yaitu persyaratan
yang harus dimiliki peserta uji (asesi) untuk mengelola sejumlah pekerjaan yang
bervariasi.
c. Keterampilan menguasai kemungkinan (contingency management skill), yaitu
persyaratan yang harus dimiliki peserta uji (asesi) untuk merespon
ketidakteraturan atau mengantisipasi setiap masalah yang mungkin timbul
dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Keterampilan mengelola lingkungan kerja (job/role environment skill), yaitu
persyaratan yang harus dimiliki peserta uji (asesi) berkenaan dengan tanggung
jawab dan harapan atas lingkungan kerja, termasuk kerjasama dengan orang
lain.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
e. Keterampilan beradaptasi (transfer/adaptation skill), yaitu persyaratan yang
harus dimiliki peserta uji (asesi) berkenaan dengan keterampilan
mengadaptasikan atau mentransfer pengetahuan, keterampilan serta sikap
yang dimiliki ke dalam situasi baru.
8. Metode Penilaian
Beberapa metode penilaian pencapaian kompetensi yang dapat digunakan antara
lain :
a. Penilaian tertulis, dilakukan untuk mengukur pemahaman
peserta uji (asesi) melalui sejumlah soal yang disusun untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran. Bentuk soal tertulis dapat berupa pilihan
ganda, isian atau uraian. Dalam menyusun instrument penilaian tertulis perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Kedalaman dan keluasan materi yaitu
soal yang dibuat harus sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi yang
diharapkan pada kriteria pencapaian kompetensi.
2) Konstruksi soal harus tegas dan jelas.
3) Bahasa rumusan soal tidak menggunakan
kata-kata atau kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
b. Penilaian penampilan atau unjuk kerja (performance assessment) merupakan
penilaian yang dilakukan dengan mengamati atau mengobservasi kegiatan
peserta didik dalam melakukan suatu pekerjaan yang menggambarkan
kompetensi atau sub kompetensi. Dalam pelaksanaan penilaian unjuk kerja
perlu mempertimbangkan hal berikut ini :
1) Tersedia langkah kerja yang harus dilakukan oleh peserta uji (asesi) dalam
melaksanakan suatu pekerjaan.
2) Tersedia kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam
penampilan kerja tersebut.
3) Mengandung keterampilan khusus pada unit kompetensi atau sub
kompetensi yang akan diuji.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
4) Kemampuan yang akan dinilai dalam melaksanakan suatu pekerjaan tidak
terlalu bervariasi sehingga semuanya dapat diamati secara objektif.
5) Bila kemampuan yang akan dinilai harus menggambarkan langkah secara
berurutan, maka indikator penilaian harus menggambarkan urutan
prosedur pekerja.
Instrumen penilaian unjuk kerja adalah lembar observasi yang menggunakan
daftar cek “ya” atau “tidak”. Penilaian “ya” bila indikator penilaian dapat
ditunjukkan oleh peserta uji (asesi) dengan tepat, sebaliknya “tidak” bila
indikator tidak dapat ditunjukkan oleh peserta uji (asesi) dengan tepat.
c. Penilaian sikap dilakukan dengan mengamati perilaku peserta uji (asesi) saat
melakukan pekerjaan yang menggambarkan kompetensinya. Penilaian sikap
berdasarkan indikator sikap diharapkan dapat diobservasi penguji bersamaan
dengan penilaian penampilan kerja. Umumnya penilaian sikap pada penilaian
pencapaian kompetensi dilakukan bersama penilaian penampilan.
d. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas atau
kegiatan yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Melalui
penilaian proyek dapat diketahui kemampuan peserta uji (asesi) dalam
mengaplikasikan pengetahuan tertentu dalam satu kegiatan.
e. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
bukti yang menunjukkan informasi tentang perkembangan kemampuan peserta
uji (asesi) dalam satu periode waktu tertentu. Informasi perkembangan peserta
uji (asesi) selama proses pembelajaran dapat berupa dokumen atau laporan
kegiatan praktek di lahan praktek, penugasan dan bentuk lainnya. Dosen dan
peserta uji (asesi) secara bersama-sama dapat menelaah perkembangan yang
telah dicapai dan merencanakan upaya peningkatan atau perbaikan yang
diperlukan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan
portofolio sebagai instrumen penilaian :
1) Adanya rasa saling percaya antara dosen dan peserta uji (asesi) dalam
penelaahan dokumen.
2) Masing-masing pihak menjaga kerahasiaan.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
3) Dokumen atau laporan menjadi milik bersama antara dosen dan peserta uji
(asesi).
4) Umpan balik hasil kerja portofolio harus memberikan masukan bagi
perkembangan kemajuan belajar peserta uji (asesi).
5) Kesesuaian hasil kerja yang dikumpulkan merupakan hasil karya yang
sesuai dengan kompetensi yang diuji.
Dalam penggunaan portofolio sebagai instrumen penilaian, beberapa prinsip
yang perlu dipertimbangkan :
1) Peserta uji (asesi) memahami penggunaan portofolio sebagai bahan
penilaian.
2) Jenis portofolio yang dinilai sesuai dengan kompetensi atau sub
kompetensi.
3) Portofolio yang dinilai memenuhi kaidah kecukupan baik dari jumlah dan
jenis lembar yang akan dinilai maupun kelengkapannya seperti tercantum
waktu pembuatan dan pemberian umpan balik.
9. Mekanisme dan Proses Penilaian
Pelaksanaan penilaian pencapaian kompetensi dilakukan dengan memperhatikan
kaidah sebagai berikut :
a. Penilaian terhadap penguasaan aspek kognitif dari
kompetensi dan sub kompetensi yang diuji menjadi prasyarat mengikuti
penilaian terhadap penampilan kerja. Kelayakan mengikuti penilaian
penampilan bila penguasaan kognitif telah mencapai minimal 60 % dari skor
total yang diuji.
b. Penilaian unjuk kerja dilakukan dengan
menggunakan instrumen observasi langsung dan atau tidak langsung
menggunakan daftar cek dengan dua pilihan jawaban ”ya” atau ”tidak”.
Peserta uji (asesi) dinyatakan kompeten bila semua indikator diobservasi
secaran tepat dengan skor 100 %.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
c. Instrumen penilaian unjuk kerja mencakup aspek
ketrampilan dan aspek afektif yang diperlukan dari setiap kompetensi dan
sub kompetensi.
Mekanisme dan proses penilaian terdiri atas 5 tahap, yaitu :
a. Tahap I : persiapan pelaksanaan penilaian kompetensi meliputi :
1) Perencanaan waktu penilaian disusun oleh bidang akademik sesuai
kalender akademik .
2) Penyusunan instrumen oleh tim penguji bidang kompetensi, yaitu
rencana penilaian yang dibuat dalam matriks.
Peserta uji (asesi) dan tim penguji secara bersama-sama menyamakan
persepsi tentang proses penilaian dan penggunaan instrumen, menyepakati
waktu, dan tempat pelaksanaan sesuai jadual yang telah ditentukan.
Kesiapan peserta uji (asesi) mengikuti penilaian dinyatakan dengan
mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan uji
kompetensi.
b. Tahap II : pelaksanaan yaitu melaksanakan penilaian sesuai jadwal, proses
dan mekanisme penilaian secara objektif dan akurat. Untuk
mempertahankan objektivitas penilaian, maka ratio peserta uji (asesi)
dengan penguji maksimal 1 : 2 (untuk afektif dan psikomotor). Lama
penilaian bergantung pada jenis kompetensi atau sub kompetensi yang akan
diuji.
c. Tahap III : pengolahan hasil dan pemberian umpan balik, yaitu semua aspek
yang diamati diolah untuk dibuat satu kesimpulan hasil pengamatan. Untuk
menjamin penilaian yang adil, maka kesimpulan penilaian diputuskan
bersama antara penguji dan peserta uji (asesi). Kesimpulan hasil penilaian
berupa rekomendasi dan tindak lanjut, kemudian dicatat dan ditanda
tangani oleh peserta uji (asesi) dan penguji pada lembar dokumentasi hasil.
Dokumentasi hasil penilaian dibuat pada lembar daftar tilik penilaian
selanjutnya hasil penilaian disampaikan ke bagian akademik.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
Bila ada peserta uji (asesi) ada yang merasa tidak puas dalam penilaian,
maka yang bersangkutan berhak untuk mengajukan peninjauan ulang
kepada pihak akademik. Selanjutnya pihak akademik menganalisis laporan
dan melakukan pertemuan dengan tim penilai serta memutuskan dengan
adil agar dapat memberikan kejelasan bagi penguji dan peserta uji (asesi).
d. Tahap IV : tindak lanjut hasil, yaitu bagi peserta uji (asesi) yang dinyatakan
belum kompeten akan menjalani kegiatan remedial berupa latihan
keterampilan unit kompetensi atau sub kompetensi di bawah bimbingan
dosen. Uji kompetensi ulang dapat dilakukan kembali bilamana peserta uji
(asesi) telah menyatakan diri siap untuk menjalani uji ulang. Uji ulang dapat
dilakukan maksimal 2 kali dalam masa studi yang diperbolehkan.
Aspek yang diujikan pada uji ulang hanya pada aspek yang belum kompeten
saja namun tetap memperhatikan kesinambungan setiap aspek yang harus
dikerjakan oleh peserta uji (asesi).
e. Tahap V : pelaporan hasil penilaian, yaitu membuat laporan hasil penilaian
unjuk kerja dengan memperhatikan hal berikut :
1) Jumlah peserta uji (asesi) yang mengikuti
penilaian unjuk kerja.
2) Jenis kasus yang diujikan.
3) Situasi selama berlangsungnya penilaian.
4) Hasil penilaian, rekomendasi, umpan balik
dan tindak lanjut.
10. Pemberian Surat Tanda Lulus Pencapaian Kompetensi
Bagi peserta yang telah lulus menjalani penilaian pencapaian kompetensi akan
memperoleh Surat Tanda Lulus Pencapaian Kompetensi dari institusi
penyelenggara penilaian pencapaian kompetensi yang ditanda tangani oleh Ketua
Jurusan dan Direktur Poltekkes.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
BAB III
PENUTUP
Pedoman penilaian pencapaian kompetensi Diploma III Kesehatan Lingkungan ini
merupakan acuan bagi penyelenggara Pendidikan Program Diploma III Kesehatan
Lingkungan, guna meningkatkan mutu pembelajaran sehingga menghasilkan lulusan yang
berkualitas.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
Daftar Lampiran :
Lampiran 1 : Standard Profesi Sanitarian.
Lampiran 2 : Format – Format Penilaian Pencapaian Kompetensi.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI (PPK)DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN2010
DAFTAR ISIHalaman
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………… 1A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………………… 1B. DASAR HUKUM ……………………………………………………………………………………. 2C. TUJUAN ……………………………………………………………………………………………….. 3D. SISTEMATIKA ……………………………………………………………………………………….. 3
BAB II PENILAIAN HASIL BELAJAR ………………………………………………………………………….. 4A. PENGERTIAN ………………………………………………………………………………………… 4B. RUANG LINGKUP …………………………………………………………………………………. 4C. KARAKTERISTIK ……………………………………………………………………………………. 4D. PENILAIAN MATA KULIAH …………………………………………………………………… 6
1. Pengertian ………………………………………………………………………………….. 62. Tujuan …………………………………………………………………………………………. 63. Sifat dan Bentuk …………………………………………………………………………. 64. Pendekatan Penilaian ………………………………………………………………… 85. Jenis Penilaian …………………………………………………………………………….. 86. Cara Penilaian …………………………………………………………………………….. 97. Keberhasilan Mata Kuliah …………………………………………………………… 108. Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) …………… 10
E. PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ………………………………………………. 111. Pengertian ………………………………………………………………………………….. 112. Dasar Hukum ………………………………………………………………………………. 113. Persyaratan Penilai …………………………………………………………………….. 124. Ruang Lingkup Penilaian …………………………………………………………….. 135. Tujuan dan Mafaat ……………………………………………………………………… 146. Prinsip Penilaian …………………………………………………………………………. 157. Dimensi Kompetensi …………………………………………………………………… 158. Metode Penilaian ……………………………………………………………………….. 169. Mekanisme dan Proses Penilaian ……………………………………………….. 19
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
10. Pemberian Sertifikat Kompetensi ………………………………………………. 21
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………………….. 22
LAMPIRAN
Lampiran 1
STANDAR PROFESI SANITARIAN
Standar Profesi Sanitarian berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 373/ Menkes/SK/III/2007 sebagai berikut :
No. Kompetensi Keterangan1. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair. *2. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia air dan limbah cair. *3. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi air dan limbah cair. *4. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan, getaran,
kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi.*
5. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara. *6. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi udara. *7. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah padat. *8. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia tanah dan limbah padat. *9. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitilogi
tanah dan limbah padat.*
10. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik makanan dan minuman. *11. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan minuman. *12. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi
makanan dan minuman.*
13. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi sampel usap alat makanan dan minuman serta usap rektum.
*
14. Melakukan survei vektor dan binatang pengganggu. *15. Melakukan pengukuran kuantitas air dan limbah cair. *16. Mengidentifikasi makro dan mikro bentos di badan air. *17. Melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan. -18. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring. *19. Mengelola program hygiene industri, kesehatan, dan
keselamatan kerja.*)
20. Merancang, mengoperasikan peralatan pengolahan sampah. *)21. Mengoperasikan alat pengeboran. -
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
22. Melakukan pendugaan air tanah. *23. Melakukan pengeboran air tanah untuk pembangunan sarana air
tanah.-
24. Mengkalibrasi dan memelihara peralatan pengujian. *)25. Mengoperasikan alat-alat aplikasi pengendalian vektor. *26. Mengoperasikan alat-alat pengambilan sampel udara. *27. Melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan. -28. Melakukan pengelolaan sanitasi linen. -29. Melakukan pengelolaan limbah padat sesuai dengan jenisnya. -30. Melakukan pengendalian vektor dan binatang pengganggu. -31. Melakukan pengelolaan pembuangan tinja. -
No. Kompetensi Keterangan32. Monitoring pengelolaan limbah berbahaya dan beracun. -33. Melakukan surveillans kesehatan lingkungan. *34. Berwirausaha di bidang pelayanan kesehatan lingkungan. -35. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
lingkungan.-
36. Menilai kondisi kesehatan perumahan. -37. Menerapkan prinsip-prinsip sanitasi pengelolaan makanan. -38. Menerapkan HACCP dalam pengelolaan makanan. *)39. Mengawasi sanitasi tempat pembuatan, penjualan,
penyimpanan, pengangkutan, dan penggunaan pestisida.-
40. Mengawasi sanitasi tempat-tempat umum. -41. Melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan.*
42. Merancang teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. *)43. Melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel air,
tanah, udara, limbah makanan, minuman, vektor, dan binatang pengganggu.
-
44. Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah, vektor, dan binatang pengganggu.
*
45. Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah makanan dan minuman, vektor, dan binatang pengganggu.
-
46. Mengelola klinik sanitasi. *)
* : Kompetensi kritis.- : Bukan kompetensi kritis.*) : Tidak termasuk kurikulum pendidikan Diploma III, tetapi masuk ke dalam kurikulum
pendidikan Diploma IV.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
PEMETAAN KOMPETENSI AHLI MADYA KESEHATAN LINGKUNGAN
Kompetensi Ahli Madya Kesehatan Lingkungan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian, yaitu sebagai berikut :
TAHAP I (AKHIR SEMESTER III) :
NO. KOMPTENSI MATA KULIAH SEMESTER KETERANGANUTAMA PENDUKUNG
1/4. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan, getaran, kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi.
Penyehatan Udara. 3 Uji kompetensi pada akhir semester III.Mikrobiologi Lingkungan. 1
Toksikologi Lingkungan. 1
2/5. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara.
Penyehatan Udara. 3 Uji kompetensi pada akhir semester III.Mikrobiologi Lingkungan. 1
Toksikologi Lingkungan. 13/6. Melakukan pemeriksaan kualitas
mikrobiologi udara.Penyehatan Udara. 3 Uji kompetensi pada
akhir semester III.Mikrobiologi Lingkungan. 1Toksikologi Lingkungan. 1
4/20. Mengoperasikan alat-alat pengambilan sampel udara.
Penyehatan Udara. 3 Uji kompetensi pada akhir semester III.Instrumentasi. 2
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
TAHAP II (AKHIR SEMESTER IV) :
NO. KOMPTENSI MATA KULIAH SEMESTER KETERANGANUTAMA PENDUKUNG
1/1. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair.
Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester IV.Fisika Lingkungan. 1
Toksikologi Lingkungan. 12/2. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia
air dan limbah cair.Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester IV.Kimia Lingkungan. 2
Toksikologi Lingkungan. 13/3. Melakukan pemeriksaan kualitas
mikrobiologi air dan limbah cair.Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester IV.Mikrobiologi Lingkungan. 1
Toksikologi Lingkungan. 14/7. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik
tanah dan limbah padat.Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester IV.Fisika Lingkungan. 1
Toksikologi Lingkungan. 15/8. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia
tanah dan limbah padat.Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester IV.Kimia Lingkungan. 1
Toksikologi Lingkungan. 16/9. Melakukan pemeriksaan kualitas
mikrobiologi dan parasitilogi tanah dan limbah padat.
Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester IV.Mikrobiologi Lingkungan. 1
Parasitologi. 27/10. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik
makanan dan minuman.Penyehatan Makanan Minuman.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester IV.Fisika Lingkungan. 1
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
TAHAP III (AKHIR SEMESTER V) :
NO. KOMPTENSI MATA KULIAH SEMESTER KETERANGANUTAMA PENDUKUNG
1/11. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan minuman.
Penyehatan Makanan Minuman.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester V.Kimia Lingkungan. 1
2/12. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman.
Penyehatan Makanan Minuman.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester V.Mikrobiologi Lingkungan. 1
Parasitologi. 23/13. Melakukan pemeriksaan kualitas
mikrobiologi dan parasitologi sampel usap alat makanan dan minuman serta usap rektum.
Penyehatan Makanan Minuman.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester V.Mikrobiologi Lingkungan. 1
Parasitologi. 2
4/14. Melakukan survei vektor dan binatang pengganggu.
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester V.Epidemiologi Lingkungan. 3 - 4
5/15. Melakukan pengukuran kuantitas air dan limbah cair.
Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester V.
6/16. Mengidentifikasi makro dan mikro bentos di badan air.
Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester V.
Mikrobiologi Lingkungan. 17/18. Melakukan pendugaan air tanah. Penyehatan Air dan
Pengelolaan Limbah Cair.3 - 4 Uji kompetensi pada
akhir semester V.
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
TAHAP IV (AKHIR SEMESTER VI) : 4
NO. KOMPTENSI MATA KULIAH SEMESTER KETERANGANUTAMA PENDUKUNG
1/19. Mengoperasikan alat-alat aplikasi pengendalian vektor.
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu.
3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester VI.Instrumentasi. 2
2/21. Melakukan surveillans kesehatan lingkungan.
Epidemiologi Lingkungan. 3 - 4 Uji kompetensi pada akhir semester VI.Dasar-dasar Kesehatan
Lingkungan.1
Dasar-dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan.
6 ?
3/22. Melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
Metodologi Penelitian. 4 Uji kompetensi pada akhir semester VI.Statistik Kesehatan. 2
4/17. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring.
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
5 Uji kompetensi pada akhir semester VI.Fisika Lingkungan. 1
Kimia Lingkungan. 1Mikrobiologi Lingkungan. 1Toksikologi Lingkungan. 1
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) Kesehatan Lingkungan