kesling kkn
DESCRIPTION
keslingTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks
penyusunan pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan
kekuatan dan kelemahannya. Metode penyusunan rencana kebutuhan
SDM kesehatan harus mempertimbangkan kebutuhan epidemiologi,
permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan, sarana
upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan, dan standar atau nilai
tertentu.
Tujuan pembangunan kesehatan dalam Millenium Devolepment
Goals adalah ; 1) Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 2)
Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua, 3) Mendorong Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan Perempuan, 4) Menurunkan Angka
Kematian Anak, 5) Meningkatkan Kesehatan Ibu, 6) Memerangi
HIV/AIDS, Malaria, & Penyakit Menular Lainnya, 7) Menjamin
Kelestarian Lingkungan Hidup, 8) Mengembangkan Kemitraan
Global untuk Pembangunan. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut,
ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu: 1)
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, 2) mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3) memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau, 4) memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
2
keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Hal tersebut sesuai
dengan Keadaan masyarakat di masa depan atau visi pembangunan
kesehatan Indonesia yang dirumuskan sebagai Visi pembangunan
millenium Indonesia 2015.
Sampai saat ini, bangsa Indonesia masih tetap berjuang
memerangi berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang
saling berinteraksi sama lain, yang menjadikan tingkat kesehatan
masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan. Oleh
karena itu semua pihak, baik pemerintah, swasta, lembaga pendidikan
maupun masyarakat harus bekerja cerdik dan memperkuat networking
untuk menuntaskan masalah kesehatan diatas, agar supaya Visi
MDGs 2015 dapat terwujud.
Problem-problem kesehatan dalam dasawarsa ini kian
kompleks itu, dapat dilihat dalam presfektif sistematiknya. Sebab perlu
disadari, bahwa sistem merupakan pijakan awal dalam membangun
sebuah grand desain termasuk tentang kesehatan. Hal ini kemudian
menjadi salah satu indikator dalam mencapaian taraf hidup sehat,
yang selama ini menjadi keinginan setiap manusia. Sistem kesehatan
sendiri merupakan metode, atau cara untuk melakukan perencanaan
pada wilayah atau bidang kesehatan secara teratur.
Berbagai persoalan kesehatan yang juga menghampiri bumi
pertiwi ini, ternyata berujung pada satu titik yakni sistemnya, hal
tersebut dapat di lihat dari aspek belum adanya pemimpin secara
3
nasional, sehingga sistem kesehatan di Indonesia berjalan sendiri-
sendiri. Hal ini membuat masyarakat jadi korban, mulai dari
pelayanan, keberadaan tenaga kesehatan hingga masalah biaya
pengobatan. Pemimpin tersebut harus bisa menggerakkan sistem dan
instansi untuk melayani kebutuhan masyarakat hingga ke pelosok
daerah, parlemen juga harus ikut mendukung, sebab mustahil jika
hanya dilakukan sendirian. Parlemen dan Pemerintah harus membuat
kebijakan bersama dan ikut turun ke masyarakat untuk menjalankan
kebijakan yang sudah dibuat. Selain itu, masyarakat sebagai lapisan
terakhir harus disadarkan mengenai pentingnya kesehatan.
Upaya kesehatan wajib kesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi, untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini, harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada diwilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib
meliputi : Upaya Promosi kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan,
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular, serta Upaya Pengobatan Dasar.
Kurikulum Program KKN Profesi Kesehatan bagi Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM
UMI), merupakan wadah untuk memeberi bekal pengalaman dan
4
keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap dunia kerja, sebelum
mahasiswa bekerja secara mandiri.
B. Pengertian Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)
KKN profesi kesehatan adalah merupakan kegiatan mandiri
mahasiswa di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan
pengalaman kerja praktis dibidang peminatannya melalui metode
observasi dan partisipasi. Kegiatan KKN Profesi Kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada
instansi KKN Profesi Kesehatan baik pada Lembaga Pemerintahan,
LSM, maupun perusahaan swasta atau lembaga lain yang relevan.
C. Tujuan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)
1. Tujuan Umum
Tujuan Program KKN Profesi Kesehatan adalah sikap dan
penghayatan pengetahuan didunia kerja dalam rangka
memperkaya pengetahuan dan keterampilan bidang ilmu
kesehatan masyarakat, serta melatih kemampuan bekerja sama
dengan orang lain dalam satu tim, sehinggga diperoleh manfaat
bersama, baik bagi peserta KKN Profesi Kesehatan maupun
instansi tempat KKN Profesi Kesehatan.
5
2. Tujuan Khusus
a. Peminatan Kesehatan Lingkungan
1) Mempelajari alur kerja, struktur organisasi dan job
deskripsi staf pegawai di instansi tempat KKN profesi
kesehatan.
2) Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dan
kesehatan kerja di instansi tempat KKN profesi kesehatan,
3) Menganalisis efek dan faktor penyebab penyakit berbasis
lingkungan di tempat KKN profesi kesehatan.
4) Menyusun prioritas masalah kesehatan.
5) Merumuskan dan rencana alternatif pemecahan masalah
kesehatan lingkungan di instansi tempat KKN profesi
kesehatan.
6) Melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis dan
administrasi di bidang kesehatan lingkungan di instansi
tempat KKN profesi Kesehatan.
7) Senantiasa menampilkan dan mendorong terciptanya
suasana yang islami di instansi tempat KKN Profesi
Kesehatan.
8) Menyusun laporan sesuai dengan format yang ditentukan.
D. Manfaat Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)
Kegiatan KKN-PK yang dilaksanakan selama enam minggu di
Puskesmas Malimongan Baru, memberikan manfaat besar dan
6
pengalaman yang sangat berarti bagi peserta KKN-PK kelompok
Puskesmas Malimongan Baru.
Secara terperinci manfaat yang kami petik dari kegiatan KKN-
PK ini sebagai berikut:
1. Mempelajari cara bersosialisasi dengan masyarakat secara baik
2. Mengenal berbagai faktor yang dapat mempengaruhi status
kesehatan masyarakat
3. Mengenal secara langsung pendidikan, lingkungan dan pekerjaan
terhadap perilaku kesehatan masyarakat
4. Mengenal budaya dan kondisi yang terdapat dalam masyarakat
5. Mengenal cara memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Keadaan Geografis
Puskesmas Mangasa Kota Makassar berdri seja tahun 1987
non perawatan yang berlokasi di jalan Monumen Emmy Saelan Komp
BTN II Mangasa Kelurahan Gunung Sari. Wilayah keja Puskesmas
Mangasa terdiri dari 3 (tiga) kelurahan, 24 ORW, 104 ORT dengan
luas wilayah 430.62 Ha. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kasi Kassi
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Karunrung
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pa’baeng-baeng
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Gowa
Tabel 2.1Distribusi Kelurahan Berdasarkan Luas Wilayah, Jumalah ORW dan
ORT Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
No
.Kelurahan
Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah
ORW
Jumalah
ORT
1. Gunung Sari 65.40 7 28
2. Mangasa 206.98 10 44
3. Mannuruki 158.24 7 32
Jumlah 430.62 24 104
Sumber : Data Sekunder
B. Keadaan Demografis
Adapun jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas
Mangasa pada tahun 2012 adalah 43.384 jiwa dengan distribusi
8
penduduk berdasarkan jenis kelamin di tiap kelurahan dalam wilayah
kerja Puskesmas Mangasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.2Distribusi Jenis Kelamin Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Jenis
Kelamin
KelurahanTotal
Gunung Sari Mangasa Mannuruki
N % N % n % n %
Laki
Perempuan
2.102
2.102
50
50
13.109
14.566
47
53
5.827
5.678
51
49
21.038
22.346
48
52
Total 4.204 100 27.675 100 11.505 100 43.384 100
Sumber : Data Sekunder
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Mangasa lebih banyak
perempuan dengan persentase 52% dengan distribusi penduduk
terbanyak di wilayah kelurahan Mangasa dengan persentase 53%.
Jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa sebanyak 14.827 KK. Penduduk yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Mangasa mempunyai variasi umur yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
9
Tabel 5.3Distribusi Umur Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Kelompok Umur
(Tahun)
KelurahanTotal
Gunung Sari Mangasa Mannuruki
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55>
336
347
353
507
627
363
295
294
288
263
190
341
2.564
2.307
2.270
3.634
5.774
2.803
2.067
1.493
1.414
1.116
748
1.485
890
749
725
1.620
2.624
1.379
977
590
491
375
378
707
6.481
6.181
6.174
9.819
14.038
7.446
5.698
4.732
4.495
3.854
2.830
5.265
Total 4.204 27.675 11.505 43.384
Sumber : Data Sekunder
C. Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial ekonomi penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa dapat dilihat dari segi:
1. Agama
Agama yang dianut penduduk beraneka ragam
sebagaimana yang tergambar pada tabel berikut:
10
Tabel 5.4Agama yang dianut penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Agama Jumlah
Islam 41.109
Kristen Protestan 1.188
Kristen Katolik 985
Hindu 42
Budha 60
Jumlah 43.384
Sumber: Data Sekunder
2. Sarana Peribadatan
Agama yang dianut oleh penduduk ditunjang oleh sarana
peribadatan yang tersebar di 3 kelurahan sebagaimana yang
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5Sarana Peribadatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Sarana Peribadatan
Kelurahan
JumlahGunung Sari
Mangasa Mannuruki
MesjidGereja
11-
191
10-
401
Sumber: Data Sekunder
Mesjid yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mangasa
sebanyak 40 buah dan 1 gereja.
11
3. Sarana Pendidikan
Kemajuan yang dialami oleh penduduk tak lepas dari unsur
pendidikan. Pendidikan formal yang berlangsung ditunjang oleh
sarana pendidikan yang ada.
Tabel 5.6Sarana Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Sarana Pendidikan
KelurahanJumlahMangasa Mannuruki Gunung
SariTK 4 - 3 7
SD / MI 7 3 2 12SMP / MTs 4 2 1 7
SMU / Sederajat
4 2 2 8
Akademi - 1 1 2Sekolah Tinggi 2 1 2 5
Sumber: Data Sekunder
4. Mata Pencaharian
Mata pencarian pendudu tergambar pada tabel berikut:
Tabel 5.7Mata Pencaharian Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Mata Pencaharian JumlahPNS 882ABRI 83
Pedagang 284Tukang Batu 1118Tukang kayu 47
Tukang becak 607Pengusaha 39Pengrajin 35
Buruh 2056Total 5151
Sumber: Data Sekunder
12
5. Sarana Penunjang Perekonomian
Sarana Penunjang Perekonomian yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 5.8Sarana Penunjang Perekonomian
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Sarana Penunjang
Mangasa Mannuruki Gunung Sari
Jumlah
Perkantoran negeri
2 4 1 7
Perkantoran swasta
- - - -
Rumah makan/Resto
4 6 4 14
Pasar 1 - - 1Pusat
perbelanjaan- - - -
Gedung pertunjukan
- - - -
Salon 2 2 8 12Pusat kebugaran - - - -
Hotel 1 1 1 3Kolam renang - - - -
Apotek 1 1 4 6BPS / DUT 8 6 5 19Klinik / BP 1 - - 1
Panti asuhan 1 2 1 4Term. Angk.
Darat1 - - 1
Swalayan - - 3 3Jasa boga 1 - 1 2
Asrama 4 4 2 10Sumber: Data Sekunder
6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa yaitu:
13
a. Asilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah:
1) Puskesmas : 1 Buah
2) Balai Pengobatan Paru : -
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta:
1) Rumah Sakit : -
2) Rumah Sakit Bersalin : -
3) Rumah Spesialis Mata : -
4) Dokter Praktek Swasta : 6 Buah
5) Apotek : 6 Buah
6) Bidan Praktek Swasta : 13 Buah
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat:
1) Posyandu
Posyandu tersebar di 3 kelurahan dengan tingkatan
sebagai berikut:
Tabel 5.9Tingkatan Posyandu
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Tingkatan Posyandu
Kelurahan JumlahMangasa Mannuruki Gunung
SariPertama - - - -Madya - - - -
Purnama 2 2 1 5Mandiri 10 4 3 17Jumlah 12 6 4 22
Sumber: Data Sekunder
14
7. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Mangasa
dapat dilihat dari kondisi:
a. Jumlah rumah : 5785
b. S P A L : 3720
c. J A G A : 5660
d. Sumur Gali : 1500
e. PAM / RT : 5317
f. TPS : 3682
8. Sumber Daya Puskesmas
a. Gedung
Gedung Puskesmas Mangasa merupakan bekas
bangunan Puskesmas Pembantu dengan luas 4.500 m2 yang
sudah direnovasi pada tahun 1987. Kamar/ruang yang ada
adalah:
1) Kamar : Kartu
2) Polik : Gigi
3) Kamar : Bp
4) Kamar : Lab
5) Kamar : UGD
6) Kamar : Obat
7) Kamar : Kepala PKM
8) Kamar : KIA
15
9) Kamar : KB
10) Kamar : TU
11) Kamar : Bendahara
12) Kamar : Administrasi
13) Ruang : Aula
b. Barang Mobilair
Barang mobilair yang dimiliki Puskesmas Mangasa adalah:
Tabel 5.10Barang Mobilair yang Dimiliki
Puskesmas MangasaTahun 2012
Jenis Barang JumlahSofa 1 set
Meja Panjang 1 buahMeja Ukuran Sedang 4 buah
Meja Tulis 24 buahKursi kayu panjang 6 buah
Kursi kayu biasa 6 buahKursi / plastic 51 buahLemari buku 7 buah
Rak buku 1 buahRak buku family folder 2 buah
Rak berkas 1 buahLemari obat 2 buahTempat tidur 1 buah
Kulkas / lemari es 2 buah
c. Transportasi
Alat transportasi yang dimiliki Puskesmas Mangasa adalah:
1) Kendaraan roda empat/Ambulance : 1 Buah
2) Kendaraan roda dua : 5 Buah
16
d. Tenaga
Tenaga yang ada di Puskesmas Mangasa sebanyak 28
orang. Dengan perincian sebagai berikut:
1) Dokter Umum : 2 Orang
2) Dokter Gigi : 2 Orang
3) Sarjana Kesehatan Masyarakat : 3 Orang
4) Bidan : 4 Orang
5) Perawat : 7 Orang
6) Perawat Gigi : 1 Orang
7) Pelaksana Sanitasi : 1 Orang
8) Pelaksana Gizi : 2 Orang
9) Laboran : 1 Orang
10) Pelaksanan Farmasi : 2 Orang
11) Pekarya Kesehatan : 3 Orang
e. Perlengkapan Medis
1) Tensi Meter Air Raksa 2 buah
2) Tensi Meter Biasa : -
3) Termos Vaksin : 3 buah
4) Panci Sterilisator : 2 buah
5) Dental Unit : 1 unit
6) Alat Diagnostik : 1 buah
7) Alat Konservasi Gigi : 1 unit
8) Alat Pencabutan Gigi : 1 unit
17
9) Bidan Kit : 2 unit
10) IUD Kit : 1 unit
11) Termometer : 2 buah
12) Stetoskop : 3 buah
13) Bak Sterilisator : 3 buah
14) Poliklinik Set : 1 unit
f. Perlengkapan Lain
1) Alat Komunikasi/telepon : 1 buah
2) Penerangan Listrik : 1300 watt
3) P A M : 1 buah
4) Peralatan Rumah Tangga : 1 set
18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan KKN-P
1. Kegiatan Internal KKN Profesi Peminatan Kesehatan Lingkungan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)
dilakukan dipuskesmas Mangasa pada tanggal 28 Januari - 7
Maret 2013. Kegiatan yang dilakukan selama Kuliah Kerja Nyata
(KKN-PK) di Puskesmas Mangasa sebagai berikut:
a. Posyandu
Kegiatan di bagian posyandu adalah:
1) Melakukan penimbangan pada balita
2) Mencatan nama balita, umur, TB, BB, dan identitas
lainnya.
3) Membantu menyediakan dan membagikan makanan
tambahan (bubur kacang ijo) bagi balita.
4) Melakukan penyuluhan.
b. Puskesmas Pembantu
Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Pembantu sebagai
berikut:
1) Membagikan obat
2) Membungkus Obat Puyer
3) Mencari kartu Pasien
4) Mencata Nama, Umur dan No kartu
19
2. Kegiatan Eksternal KKN-P
Kegiatan eksternal KKN Profesi kesehatan dilakukan
diwilayah kerja puskesmas Mangasa yaitu dikelurahan Mangasa,
RW 2, RT 7 dan RT 6 sebagai berikut:
a. Intervensi Fisik
Kegiatan yang dilakukan selama proses KKN Profesi
Kesehatan berjalan adalah:
1) Pengadaan tempat sampah.
2) Pendataan Sanitasi perumahan dan survey jentik di
Kelurahan Mangasa RW 2, RT 6 dan RT 7.
3) Pemberiaan Bubuk Abatesasi dan Kaporisasi
4) Pembuatan Contoh SPAL percontohan
5) Penyuluhan Rumah Sehat
6) Pembagian bubuk abatesasi pada Orang tua Murid TK
7) Pemanfaatan lahan pekarangan warga Kelurahan Mangasa
RW 2, RT 6 dan RT 7.
8) Kerja bakti di di Kelurahan Mangasa RW 2, RT 6 dan RT 7.
b. Intervensi Non fisik
Untuk kegiatan Non fisik yang kami lakukan selama kegiatan
KKN Profesi Kesehatan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Penyuluhan PHBS dan Pemanfaatan tempat sampah di SD
Malengkeri 1 dan 2.
20
2) Penyuluhan PHBS dan Pemanfaatan tempat sampah di SD
Manuruki.
3) Penyuluhan manfaat abatesasi dan kaporit di Posyandu
Asoka 2 Kelurahan Mangasa.
4) Penyuluhan Narkoba kepada ibu kader Posyandu di
Puskesmas Mangasa.
5) Penyuluhan Pencegahan Nyamuk Demam Berdarah Kepada
orang tua murid TK.
B. Pembahasan
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang dilakukan untuk penentuan
program kerja adalah salah satu upaya penentuan program kerja
yang benar-benar menjadi masalah yang dapat diprioritaskan,
karena dengan upaya-upaya identifikasi yang dilakukan dengan
melihat harapan dan kenyataan yang terjadi kemudian kita dapat
menentukan program kerja untuk kedepannya. Wilayah kerja
Mahasiswa KKN-P Mangasa, RT 6 dan RT 7 kedua RT tersebut
menjadi RT binaan selama kami KKN di Puskesmas Mangasa
adapun identifikasi yang dilakukan didasari oleh harapan dan
kenyataan, dan harapan yang kami gunakan yaitu harapar
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan harapan dari Puskesmas.
Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan demam
berdarah berdasarkan kasus yang ada di RT 7 Kelurahan
21
Mangasa, permasalahan yang terindentifikasi antara lain
Pemberian tempat sampah percontohan, Penyuluhan rumah
sehat, Saluran pembuangan air limbah (SPAL), Pemberian
Abatesasi dan kaporisasi dan survey jentik, jika melihat dari
harapan dari Standar pelayanan minimal dan harapan puskesmas
maka kejadian tersebut adalah sebuah kasus yang mesti ditangani
dengan serius.
2. Prioritas Masalah
Setelah Melakukan kesamaan antara harapan dan
kenyataan dan hal tersebut tidak sesuai maka hadirlah
permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
a. Pengadaan tempat sampah
Harapan standar pelayanan minimal untuk pengadaan
tempat sampah yaitu 70% namun pencapaian target tersebut
pada tahun 2012 hanya 20%, dan sesuai dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh mahasiswa di RT 6 dan RT 7
selaku RT binaan bahwa masyarakat sangat membutuhkan
perhatian untuk pengadaan tempat sampah.
b. Penyuluhan Rumah Sehat
Rumah sehat menjadi prioritas masalah yang kami
angkat karena fakta dilapangan rumah di RT 6 dan RT 7
selaku RT binaan belum memenuhi prasyarat rumah yang
sehat, fakta tersebut kemudian didukung dengan harapan
22
yang dibuat oleh puskesmas mangasa berdasarkan data
sekunder yaiu 80% pencapaian, namun pencapaian tersebut
belum sesuai dengan harapan sehingga kami mengangkat
Rumah Sehat sebagai salah satu prioritas masalah kami untuk
peminatan Kesehatan Lingkungan.
c. Penyuluhan SPAL
Saluran pembuangan air limbah (SPAL) salah satu
prioritas masalah berdasarkan hasil observasi dilapangan
menunjukan bahwa rata-rata masyarakat RT 6 dan RT 7
membuang air limbahnya disamping rumah dan membiarkan
air limbah tersebut merembes kemana-mana serta disukung
juga dengan data sekunder dari puskesmas, tahun 2012
harapan standar pelayanan minimal 60% namun
pencapaiannya tidak sesuai dengan harapan sehingga kami
dari peminatan kesehatan lingkungan mengangkat masalah
SPAL.
d. Pemberian Abatesasi dan Kaporisasi
Kejadian kasus demam berdarah dengue (DBD) di RT
7 yang terjadi pada saat mahasiswa melakukan KKN di
wilayah kerja puskesmas mangasa membuat kami mencoba
mengangkat permasalah yang terkait dengan demam
berdarah, dikaitkan dengan data sekunder. Harapan PKM
untuk pembagian Abatesasi 100% dan untuk pencapaiannya
23
belum sesuai dengan harapan sehingga pembagian abatesasi
dan kaporisasi menjadi salah satu prioritas masalah yang
diangkat oleh kami.
e. Survey jenik
Survey jentik yang menjadi salah satu program kerja
peminatan kesehatan lingkungan adalah program yang
berkaitan dengan pencegahan perkembang biakan nyamuk
demam berdarah dengue (DBD) harapan dari PKM untuk
program survey jentik yaitu 100% namun belum terlaksana
sesuai target dari Puskesmas mangasa, sehingga kami
memprioritaskan program tersebut untuk dilaksanakan dan
sekalian bekerja sama dengan Puskesmas Mangasa
melakukan survey jentik di setiap rumah di RT 6 dan RT 7.
3. Pemecahan Masalah
a. Fish Bone Permasalahan tempat sampah
Tempat Sampah
Material
Sosial budayaMalasKurang Motivasi
Pendidikan
Tdk tersedia Tempat sampah
Tdk Peduli
Kebiasaan
24
Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan
menggunakan metode fise bone maka dapat di susun
alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:
1) Tidak tersedia kontainer sampah dari pemerintah kota
makassar sehingga masyarakat membuang sampah
sembarangan.
2) Tingkat kepedulian masyaraka kepada lingkungan mereka
sangat minim sehingga mudah untuk membuang sampah
sembarangan.
3) Membuang sampah sembarang sudah menjadi hal biasa,
sudah menjadi budaya di tengah masyarakat RT6 dan RT
7, serta kurangnya kepedulian sosial yang ada pada
masyarakat RT 6 dan RT 7 membuat semakin banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
b. Fise bone permasalahan Rumah Sehat
Rumah Sehat
Material
Sosial budayaMalasKurang Motivasi
Pendidikan
Tdk tersedia bahan
Tdk Peduli
Kebiasaan
Pahaman
25
Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan
menggunakan metode fise bone maka dapat di susun
alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:
1) Tidak tersedia bahan utuk membangun rumah sehat yang
memiliki plafon dan ventilasi.
2) Pemahaman masyarakat tentang rumah sehat yang minim
sehingga mereka tidak melakukn upaya untuk membuat
rumah sehat yang layak ditempati.
3) Masyarakat tidak peduli dengan keadaan rumah mereka,
sehingga rumah tempat mereka tinggal tidak bisa mereka
buat sehingga menjadi rumah yang layak huni.
4) Kebiasaan menjadi salah satu faktor pendukung rumah
menjadi tida sehat, kebiasaan mereka tidak menggunakan
sendal pada saat dipekarangan rumah lalu setelah itu
masuk tanpa mencuci kaki kadalam rumah membuat
rumah menjadi tidak sehat.
26
c. Fise bone permasalahan Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL)
Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan
menggunakan metode fise bone maka dapat di susun
alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:
1) Tidak adanya bahan utuk membuat saluran pembuangan
air limbah sehingga masyarakat tidak membuat saluran
pembuangan air limbah.
2) Pemahaman masyarakat tentang pentingnya Saluran
pembuangan air limbah masih mini.
3) Masyarakat tidak peduli dengan kebersihan lingkungan
yang penting mereka bisa tinggal di tempat tersebut.
SPAL
Material
Sosial budayaMalasKurang Motivasi
Pendidikan
Tdk tersedia bahan
Tdk peduli
Pahaman
27
d. Fise bone permasalahan Abatesasi dan Kaporisasi
Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan
menggunakan metode fise bone maka dapat di susun
alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:
1) Tidak tersedia kaporit dan abatesasi sehingga mereka
tidak melakukan upaya pencegahan perkembang biakan
nyamuk demam berdarah dengue dengan menaburkan
bubuk abatesasi dan penjernihan air dengan
menggunakan kaporisasi.
2) Pahaman tentang cara penggunaan abatesasi dan
kaporisasi menjadi hal penting karena terkadang bubuk
tersebut tidak digunakan dikarenakan tidak mengerti cara
penggunaannya.
3) Masyarakat tidak peduli dengan bak-bak penampungan.
Padahal mereka tidak sadar bahwa ketidak pedulian
tersebut dapat membuat kesehatan mereka terancam.
Abateasi & Kaporisasi
Material
Sosial budayaMalasKurang Motivasi
Pendidikan
Tdk tersedia
Tdk peduli
Pahaman
28
e. Fise bone Survey Jentik
Berdasarkan pemecahan masalah yang dibuat dengan
menggunakan metode fise bone maka dapat di susun
alternatif pemecahan masalah sebgai berikut:
1) Pemahaman masyarakat tentang bahaya jentik masih
minim sehingga mereka tidak melakukan survey jentik
secara rutin.
2) Masyarakat tidak peduli dengan hal-hal yang mereka
anggap sepeleh seperti melakukan survey jentik, sehingga
jentik bisa berkembang biak di tempat penampungan
rumah mereka.
4. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor pendukung
1) Kepala puskesmas yang turut memberikan motivasi dan
mendukung program kerja kami
Survey Jentik
Material
Sosial budayaMalasKurang Motivasi
Pendidikan
Tdk peduli
Pahaman
29
2) Pembimbing instansi yang selalu mengontrol kami
dilapangan
3) Ketua RW, RT yang memperbolehkan kami menjalankan
program diwilayah mereka
4) Masyarakat yang turut serta dan ambil bagian pada saat
pelaksanaan program kerja
b. Faktor Penghambat
1) Jarak antara puskesmas dan lokasi yang relatif jauh
2) Cuaca yang kurang mendukung pada saat pelaksanaan
program kerja
30
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Intervensi Fisik
Kegiatan-kegiatan yang termasuk intervensi fisik, yaitu :
1. Pemberian tempat sampah percontohan
Bentuk kegiatan : Pemberian tempat sampah
Tujuan : Memberikan contoh kepada masyarkat
untuk kemudian diikuti
Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6
dan RT 7
Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke III
Lokasi : Kelurahan Mangasa
Sumber Dana : Mahasiswa KKNP
P. Jawab : Hartaty Paby
Target : Terlaksana
Hasil : 100%.
2. Abatesasi dan Kaporisasi
Bentuk kegiatan : Pemberian Abatesasi dan Kaporisasi
Tujuan : Mencegah perkembang biakan jentik dan
penjernihan Air sumur
Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6
dan RT 7
Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke I, II, dan III
31
Lokasi : Kelurahan Mangasa
Sumber Dana : Mahasiswa dan Puskesmas
P. Jawab : Mutatahara
Target : Terlaksana
Hasil : 100%.
B. Intervensi Non Fisik
Kegiatan-kegiatan yang termasuk intervensi fisik, yaitu :
1. Penyuluhan Rumah Sehat
Bentuk kegiatan : Penyuluhan rumah sehat
Tujuan : Mengajak masyarakat menjadikan tempat
tinggal mereka sehat
Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6
dan RT 7
Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke dan III
Lokasi : Kelurahan Mangasa
Sumber Dana : Mahasiswa
P. Jawab : Amaliah Mawarni
Target : Terlaksana
Hasil : 100%.
2. Penyuluhan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Bentuk kegiatan : Penyuluhan cara pembuatan SPAL
Tujuan : Mengajak masyarakat membuat SPAL
yang memenuhi syarat
32
Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6
dan RT 7
Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke dan III
Lokasi : Kelurahan Mangasa
Sumber Dana : Mahasiswa
P. Jawab : Febriyan Janwar
Target : Terlaksana
Hasil : 100%.
3. Survey Jentik
Bentuk kegiatan : Survey keberadaan jentik
Tujuan : Mencegah perkembang biakan Jentik
Sasaran : Masyarakat di Kelurahan mangasa RT 6
dan RT 7
Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke dan I
Lokasi : Kelurahan Mangasa
Sumber Dana : Mahasiswa
P. Jawab : Irwan Rahman
Target : Terlaksana
Hasil : 100%.
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Telah membuat tempat sampah percontohan di RT 6 dan RT 7.
2. Telah melaksanakan Pembagian abatesasi dan kaporisasi
untuk pencegahan perkembang biakan jentik dan penjernihan
air sumur.
3. Telah melaksanakan program kerja penyuluhan pentingnya
rumah sehat di RT 6 dan RT 7.
4. Telah melakukan program kerja penyuluhan saluran
pembuangan air limbah di RT 6 dan RT 7.
5. Telah melakukan program kerja survey jentik di kelurahan
Mangasa RT 6 dan RT 7.
B. Saran
1. Mengharapkan Masyarakat RT 6 dan RT 7 dapat melakukan
hal-hal yang selama ini kami berikan sehingga program-
program yang kami lakukan dapat bermanfaat bukan hanya
untuk saat ini saja tapi untuk seterusnya
2. Masyarakat RT 6 dan RT 7 diharapkan untuk terus
meningkatkan derajat kesehatan dengan lingkungan yang
bersih dan sehat.
3. Membuat SPAL yang layak dan jangan lagi membuang sampah
sembarangan.