bab 1 haid ayu revisi 23 april

Upload: murhaban

Post on 19-Jul-2015

885 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Haid (menstruasi atau mens) adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan. Haid dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang perempuan untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri haid (dismenore) (Admin, 2008). Rasa nyeri saat haid merupakan keluhan ginekologi yang paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Rasa nyeri saat haid tidak diketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi yaitu ketidak seimbangan hormon dan faktor psikologis. Dismenore dibedakan menjadi 2 yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Yang dikatakan dismenore primer adalah menstruasi yang sangat nyeri yang terjadi dengan tidak adanya penyebab patologis yang dapat ditunjukkan, keadaan ini lebih sering pada wanita ovulasi dan belum pernah mengandung. Sedangkan dismenore sekunder juga dapat disebut sebagai salah satu indikasi yang dapat mengarah ke beberapa penyakit tertentu seringkali berhubungan dengan penyakit pelvis seperti endometriosis, penyakit peradangan pelvis dan polip uterus. Rasa nyeri dapat merupakan gangguan primer maupun sekunder dari berbagai jenis penyakit ( Price Sylvia, 2006)

1

2

Untuk menguragi dismenore terdapat dua tindakan yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Prosedur secara farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan obat analgesic sebagai penghenti rasa sakit dan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) sedangkan prosedur non farmakologi dapat dilakukan dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres air hangat, olahraga teratur, distraksi yakni dengan cara mengalihkan perhatian melalui kegiatan membaca, menonton TV, mendengarkan radio (Arifin, 2008). Dewasa ini, untuk penatalaksanaan nyeri yang lebih baik menggunakan kompres hangat dan telah banyak digunakan untuk mengurangi berbagai nyeri. Misalnya pada keluhan nyeri/sakit kepala, kaki kram dan nyeri akibat pembesaran rahim pada ibu hamil. Selain itu kompres hangat juga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada leher yang kaku. Serta dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada kaki yang terkilir dan untuk mengurangi nyeri pada sinus dan hidung pada kasus sinusitis. Aplikasi panas dapat mengakibatkan dilatasi atau membuka aliran darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot. Suhu panas diketahui bisa meminimalkan ketegangan otot. Akibatnya setelah otot otot relaks, rasa nyeripun berangsur angsur hilang (Etisa, 2001). Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenorea di dunia cukup tinggi. Diperkirakan sekitar 50% dari seluruh wanita di dunia menderita akibat dismenorea dalam sebuah siklus menstruasi (Llewellyn, 2005). Di Pensylvania dilaporkan 60% pelajar wanita menderita dismenorea yang hebat (Coco, 2005). Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder (Qittun, 2008

3

http://qittun.blogspot.com). Sedangkan pada studi epidemiologi yang dilakukan di Amerika Serikat melaporkan prevalensi dismenorea 59,7%, yang dapat dikategorikan dismenorea berat sebanyak 12%, dismenorea sedang sebanyak 37% dan dismenorea ringan 49%. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah (French, 2005).Dari hasil penelitian oleh Dewi 2005, dari 45 reponden 27 orang (60%) yang berpengetahuan cukup, dan sisanya berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (40%) dan untuk sikap, sikap antara baik dan kurang (sedang) sebanyak 34 orang (75,6%) dan minoritas bersikap kurang sebanyak 2 orang (4,4%). Kemudian, penelitian yang sudah dilakukan oleh Fitria 2006, dari 66 orang remaja putri didapat responden yang berpengetahuan cukup tentang dismenorea sebanyak 37 orang dari 66 responden. Responden yang berpengetahuan baik mayoritas sebanyak 8 orang (80%) pada remaja tengah dengan tingkat pendidikan menengah dan mendapatkan informasi dari orang tua. Sedangkan dari hasil penilitian oleh Margaretta 2007, didapatkan hasil remaja putri yang berpengetahuan baik dari 52 responden yaitu 49 orang ( 81,33%), cukup 6 orang ( 10%), dan kurang 5 orang (8,34%), berdasarkan sikap yang bersifat positif 55 orang (91,67%), negatif 5 orang (8,33%) (Rummy, 2009).

Hasil studi pendahuluan pada SMP Neg 1 Meulaboh didapatkan bahwa siswi perempuan di sekolah tersebut berjumlah 130 orang, dimana siswi kelas satu berjumlah 77 orang dan siswi kelas dua berjumlah 53 orang dan hampir semuanya pernah mengalami nyeri haid (dismenore) dan kadang ada yang sampai meminta ijin untuk pulang karena tidak tahan terhadap dismenore yang mereka alami. Dari daftar kehadiran siswa di sekolah, didapatkan data bahwa hampir disetiap bulannya sekitar 8% selalu ada siswa perempuan yang tidak hadir dikarenakan

4

sakit atau mengalami dismenore. Hal inilah yang menjadi latar belakang untuk melakukan penelitian di SMP Neg 1 Meulaboh. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang di uraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran pengetahuan remaja putri tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi.

1.3.1.3.1

Tujuan PenelitianTujuan umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang efek

penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMP Negeri 1 Meulaboh. 1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik remaja putri SMP negeri 1 Meulaboh b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMP Negeri 1 Meulaboh.

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Pelayanan KesehatanPenelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi pelayanan serta konseling kesehatan khususnya pelayanan kepada remaja putri agar lebih mengerti tentang dismenorea dan dapat memberikan sikap positif ketika menghadapi dismenorea.

5

1.4.2. Bagi Institusi Sebagai tambahan referensi dan informasi dalam bidang pendidikan kesehatan, serta dapat dijadikan tambahan ke perpustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya. 1.4.2. Bagi Responden Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang efek dari obat pereda nyeri menstruasi.

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. 2.1.1.

Konsep Pengetahuan Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan

seseorang untuk dapat memacahkan masalah yang dihadapi (Setiadi, 2007). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan what yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar dipengaruhi oleh mata dan telinga, dan terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu (know), memahami (compehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) (Setiadi, 2007). 2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), untuk memperoleh pengetahuan ada berbagai cara yaitu : 1. Cara tradisional atau non ilmiah yang terdiri dari : 1). Cara coba-salah (Trial and Error).

Cara ini di pakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya di lakukan dengan coba-coba. Bila percobaan pertama gagal, di lakukan percobaan yang kedua dan seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan. Misalkan dalam mengatasi nyeri menstruasi yang dirasakan, maka

6

7

remaja putri akan mencoba berbagai macam cara untuk dapat meredakan atau mengurangi rasa nyerinya termasuk meminum obat pereda nyeri menstruasi. 2). Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang di lakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang di lakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya di wariskan turun temurun. Kebisaan ini seolah-olah di terima dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Para pemegang otoritas pada prinsipnya adalah orang lain menerima pendapat yang di kemukakan oleh yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan perasaannya sendiri. Misalnya berdasarkan pendapat dari orang tua si remaja bahwa obat pereda nyeri dapat mengurangi rasa sakit, sehingga remaja putri tersebut menggunakannya. 3). Berdasarkan pengalamannya sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pada masa lain apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Misalkan jika remaja tersebut telah menemukan cara atau obat yang dapt menghilangkan rasa nyerinya, maka berdasarkan pengalamannya tersebut, ia akan terus menggunakan obat itu setiap ia mengalami nyeri menstruasi.

8

4).

Melalui Jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara manusia berpikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataanpernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. 2. Cara Modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Mengacu pada konsep pengetahuan di atas bila dikaitkan dengan berbagai dasar dari ketidakmampuan keluarga atau seseorang dalam melakukan tugas-tugas perkembangan akan diperoleh gambaran sebagai berikut : 1) Ketidaksanggupan mengenal masalah karena kurangnya pengetahuan. 2) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat karena tidak memahami sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak sanggup menyelesaikan masalah karena kurangnya pengetahuan. 3) Ketidakmampuan menggunakan sumber daya masyarakat. Dari tingkatan pengetahuan di atas disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dimana seseorang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan baik jika mempunyai 56 % 100 % pengetahuan.

9

4) Tingkat pengetahuan tidak baik Tingkat pengetahuan tidak baik adalah tingkat pengetahuan dimana seseorang tidak mampu mengetahui, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi.Tingkat pengetahuan dapat dikatakan tidak baik jika seseorang mempunyai < 40-55% pengetahuan. 2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Secara global pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal. Namun terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya adalah : 1. Faktor Intrinsik 1). Sifat kepribadian Tingkah laku individu bersifat unit sesuai kepribadian yang dimiliki karena dapat dipengaruhi oleh aspek kepribadian seperti pengalaman hidup, perubahan usia, watak, temperamen system nilai serta kepercayaan. 2). Bakat pembawaan Bakat sangat berpengaruh dalam tingkah laku karena merupakan interaksi dari faktor keturunan dan lingkungan. 3). Intelegensi Seseorang yang mempunyai intelegensi rendah akan bertingkah laku lambat dalam pengambilan keputusan. 4). Motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.Motivasi merupakan kekuatan dari dalam dan dampak dari luar sebagai gerak-gerik dalam menjalankan fungsinya. Motivasi berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan (Saifudin, 2008).

10

5). Usia Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis (Nursalam, 2008). 2. Faktor Ekstrinsik 1). Lingkungan Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembagan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input ke dalam diri seseorang sebagai sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun eksternal. 2). Pengalaman Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih dipercaya dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya. 3). Kebudayaan Kebudayaan yang berlaku disuatu wilayah secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang besar kepada seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Masyarakat yang memegang teguh adat dan budayanya cenderung lebih susah untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai kultur budaya terbuka. 4). Pendidikan Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin mudah

11

orang tersebut menerima informasi, sehingga seseorang lebih mudah menerima terhadap nilai-nilai yang baru di kembangkan. 5). Pekerjaan Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Seorang siswi yang dalam masa pendidikannya juga harus bekerja untuk dapat membiayai studinya mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi derjaat kesehatannya. Hal ini dikarenakan waktu luang yang ada dimanfaatkan untuk bekerja dan beristirahat (Nursalam, 2008). 6). Informasi Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusankeputusan sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang (Gordon B Davis, 2005). Menurut George Terry (2005) informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.Informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2006).

2.2. 2.2.1.

Konsep Remaja Putri Pengertian Remaja Putri Remaja putri adalah seorang remaja putri yang menempuh pendidikan

setara dengan SMP atau SMU. Seorang remaja putri identik dengan perubahan dan permasalahan yang terjadi pada dirinya di usia remaja. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak anak ke masa dewasa, selama masa remaja akan terjadi penambahan kecepatan pertumbuhan atau pacu tumbuh (GrowthSpurt) mulai munculnya tanda tanda seks sekunder, pada perempuan

12

mulai terjadi fertilisasi (Soetjiningsih, 2004).

dan

terjadi perubahan perubahan

psikososial

2.2.2 Tahap tahap Perkembangan Remaja Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja: a. Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebihlebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa. b. Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan.

13

c. Remaja akhir (late adolescent) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu: Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (Sarwono, 2010). Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu: a.Masa remaja awal (10-12 tahun) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. Tampak dan merasa ingin bebas. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak). b. Masa remaja tengah (13-15 tahun) Tampak dan ingin mencari identitas diri. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis. Timbul perasaan cinta yang mendalam. c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

14

Menampakkan pengungkapan kebebasan diri. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya. Dapat mewujudkan perasaan cinta. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009). 2.2.3. Pertumbuhan yang Terjadi Pada Seorang Remaja putri

1. Tinggi Badan Remaja perempuan tumbuh dengan kecepatan 5.5 cm per tahun ( 4, 7.5 cm ) sekitar 2 tahun setelah mulainya pacu tumbuh remaja perempuan mengalami puncak kecepatan tinggi badan dengan kecepatan sekitar 8 cm per tahun ( 10 15 cm ). Kecepatan maksimal dicapai 6 12 bulan sebelum menarche dan ini dipertahankan hanya untuk beberapa bulan. Kemudian kecepatan pertumbuhan linier mengalami deselerasi untuk 2 tahun berikutnya atau lebih.Keadaan ini sesuai dengan Tingkat Kematangan Seksual (TKS). 2. Berat Badan Memasuki masa pubertas, remaja perempuan telah mencapai kira kira 60 % berat dewasa.Dalam masa 3 6 bulan sebelum pacu tumbuh tinggi badannya. Kenaikan berat badan remaja perempuan hanya sekitar 2 kg / tahun (Masa Prasekolah) kemudian terjadi akselerasi dan akhirnya mencapai puncak kecepatan berat badan Peak Weight Volocity (PWV) sekitar 8 kg / tahun. Sekitar 91 % remaja normal, kecepatan kenaikan berat badannya berkisar antara 5.5 10.5 kg / tahun.

15

3. Tulang Pelvis Selama pubertas terdapat peningkatan pada ukuran lebar pelvis daripada ukuran anteroposterior. Demikian pula bagian depan pelvis menjadi lebar dan lebih bulat. 4. Organ organ Reproduksi Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut breastbud yaitu terdiri dari penonjolan putting disertai pembesaran daerah ariola sekitar 8 12 tahun. Haid pertama (Menarche) terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi. Pada umur berapa masing masing individu mengalaminya. Rata rata pada umur 10.5 15.5 tahun, pada remaja juga terjadi tumbuhnya rambut pubis dan pada aksila (Soetjiningsih, 2004) 2.2.4. Ciri Ciri Seks Pada Remaja Putri

1. Ciri seks sekunder remaja putri 1). 2). 3). 4). 5). Panggul menjadi lebar dan bulat Payudara berkembang Rambut kemaluan timbul Kulit menjadi kasar dan tebal Kelenjar keringat & kelenjar lemak menjadi lebih aktif 2. Ciri Seks Primer Remaja Putri 1). Jika remaja perempuan, sudah mengalami menarche maka remaja tersebut

dikatakan sudah dapat melakukan fungsi reproduksi 2). Menstruasi yang pertama ini menandakan bahwa remaja sudah punya

mampu untuk hamil jika melakukan hubungan seksual.

16

2.2.5.

Tugas Perkembangan Remaja Setiap tahap perkembangan remaja akan terdapat tantangan dan kesulitan

kesulitan yang membutuhkan suatu ketrampilan untuk mengatasinya. Pada masa remaja, mereka dihadapkan pada dua tugas utama, yaitu ; mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua dan membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan mandiri. 1. Kebebasan dan Ketergantungan Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara remaja dengan orang tuanya.Pada saat ini ikatan emosional menjadi berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebasan emosional dari orang tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan aktivitas. Dalam perkembangan menuju kedewasaan, remaja berangsur-angsur mengalami perubahan yang membutuhkan kedua kemampuan yaitu kebebasan dan ketergantungan secara bersama-sama. 2. Pembentukan identitas diri Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang panjang dan kompleks, yang memulihkan kontinitas dari masa lalu. Pada masa remaja, seorang remaja akan berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan ikatan dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri. Menurut Erick Erikson identitas diri dikarakteristikkan sebagai pencapaian suatu realitas diri sepenuhnya dalam kehidupan sosialnya, suatu rasa tentang diri yang saling berkaitan dan berkelanjutan, ditempuh dalam jangka waktu yang sangat lama. Dasarnya lebih bersifat psikologikal, sehingga dapat dirubah atau diganti standarnya.

17

1). Diffusion status yaitu suatu keadaan dimana seseorang kehilangan arah, dia tidak melakukan eksplorasi dan tidak mempunyai komitmen terhadap peran-peran tertentu, sehingga mereka tidak dapat menemukan identitas dirinya. 2). Foreclosure Status yaitu suatu keadaan dimana seseorang dapat menemukan identitas diri dan mempunyai komitmen namun tanpa melalui eksplorasi terlebih dahulu. 3). Moratorium Status yaitu suatu keadaan yang menggambarkan seseorang sedang sibuk-sibuknya mencari identitas diri. 4). Identity Achievement yaitu suatu keadaan dimana seseorang telah menemukan identitasnya dan membuat komitmen-komitmen setelah melalui eksplorasi terlebih dahulu. Secara gari besar terdapat tiga hal yang mendukung pembentukan status identitas diri remaja : 1) Keyakinan dan kemantapan bahwa ia mendapat dukungan orang tua 2) Mengembangkan rasa untuk ingin bekerja dan mandiri 3) Mampu mencapai prospektif dan pandangan refleksi diri terhadap masa depannya. 2.2.6. Perkembangan Kognitif Remaja

Ada lima perubahan kognitif yaitu : 1. Remaja sudah bias melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk mengerti keterbatasannya dalam memahami realita 2. Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan dalam proses penalaran dan berfikir logis 3. Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir itu sendiri

18

4. Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular 5. Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relative(Soetjiningsih, 2004).

2.3. 2.3.1.

Konsep Dismenore Pengertian Dismenore Dismenore merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum

pada wanita dan hampir semua wanita mengalami sensasi tidak nyaman selama haid, rasa tidak enak di perut bagian bawah, punggung bawah bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid (Wijayanti, 2009). Manuaba (2001) mendifinisikan dismenore sebagai sakit atau nyeri yang dirasakan saat menstruasi yang mengakibatkan aktifitas sehari- hari menjadi terganggu. 2.3.2. Epidemiologi Dismenore Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang menstruasi, dan prevalensinya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari berbagai Negara, angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi. Pasien melaporkan saat nyeri haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid sudah parah, 37% nyeri haid sedang dan 49% nyri haid masih ringan (Callis, 2011). Di Pakistan diperkirakan 57% Pelajar yang mengalami diemenore mempunyai efek terhadap pekerjaan mereka (Tariq, 2009). Dismenore menyebabkan 14% pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Callis, 2011).

19

2.3.3. Klasifikasi Dismenore 1. Dismenore primer Dismenore primer adalah rasa nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata (Simanjuntak, 2008). Dismenore primer biasanya terjadi 6 bulan sampai 12 bulan setelah menars (Holder, 2011). Oleh karena itu siklus haid pada bulan pertama setelah menars u,u,mya berjenis anovulatoar (tidak disertai dengan pengeluaran ovum) yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha (Simanjuntak, 2008). 2. Dismenore sekunder Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang dijumpai dengan adanya kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenore sekunder terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti endometriosis, salfingitis, adenomiosis uteri, dan lainlain. Dismenore sekunder sering terjadi pada usia >30 tahun, dimana rasa nyeri semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur dan akan memburuk seiring waktu (Benson, 2009). Pembagian klinis dismenore (Manuaba, 2001) yaitu : 1). Ringan : Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja / aktivitas

sehari-hari. 2). Sedang : Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan

kerja / aktivitas.

20

3).

Berat : Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai rasa sakit kepala,

pinggang, diare dan rasa tertekan. 2.3.3. Penyebab Dismenore Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenore primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya beberapa faktor memegang perana sebagai penyebab dismenore primer, antara lain : 1. Faktor kejiwaan Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore. 2. Faktor konstitusi Faktor ini erat hubungannya dengan faktor tersebut di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor faktor ini seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. 3. Faktor obstruksi kanalis servikalis Salah satu teori paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore primer adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi. Sebaliknya terdapat banyak wanita tanpa keluhan dismenore, walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak dalam hiperantefleksi atau hiperretrofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

21

4. Faktor endokrin Pada mulanya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktifitas otot usus,endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot- otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea, muntah. 5. Faktor Alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine, atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid (Simanjuntak, 2008). Penyebab dari dismenore sekunder biasanya disebabkan oleh kelainankelainan organik, misalnya : a. Rahim kurang sempurna karena ukurannya terlalu kecil b. Posisi rahim yang tidak normal c. Adanya tumor dalam rongga rahim, misalnya myoma uteri d. Adanya tumor dalam rongga panggul, terutama tumor fibroid, yang letaknya dekat permukaan selaput lender rahim, adanya selaput lender di tempat lain (Endometriosis), bias ditemukan di selaput usus, di jaringan payudara atau tempat lain. Pada waktu haid, jaringan selaput lender yang di luar rahim juga seperti ikut terlepas dan berdarah seperti jaringan aslinya di dalam rahim. e. Penyakit-penyakit tubuh lain seperti tuberkulosa, kurang darah (anemia), buang air besar kurang lancar (constipation), postur tubuh yang terlalu kurus (Yatim, 2001)

22

2.3.4.

Tatalaksana Dismenore

1. Farmakologi a. Pemberian obat analgesik Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat diberikan sebagai terapi simtomatik. Jika rasa nyeri berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran adalah novalgin, ponstan, acetaminophen, dan sebagainya (Simanjuntak, 2008). b. Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) NSAID menghambat sintesis prostaglandin dan memperbaiki gejala pada 80% kasus (Kabirian, 2011). Nasihatkan wanita untuk mengkonsumsinya pada saat atau sesaat sebelum nyeri 3 kali/hari pada hari pertama hingga ketiga (Sinclair, 2009). c. Terapi hormonal Mempunyai tujuan terapi hormonal ialah untuk menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenore primer atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi (Simanjuntak, 2008). 2. Nonfarmakologi a. Penerangan dan nasihat Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah gangguan yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi

23

mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu dibicarakan, nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup dan olah raga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi. Olahraga dapat mengurangi rasa nyeri oleh karena terkontrolnya emosional seperti suasana hati dan tekanan (Lafebvre, 2005).

2.4. 2.4.1.

Konsep Obat Pereda Nyeri Definisi Obat Pereda Nyeri Menurut pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang

menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh. Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwasanya obat pereda nyeri dismenorea merupakan kombinasi beberapa jenis obat kimia yang

24

digunakan untuk menurunkan / meredakan rasa yang tidak nyaman yang diakibatkan karena terjadinya dismenore pada saat menstruasi. 2.4.2. Kandungan Obat Pereda Nyeri Beberapa obat pereda nyeri menstruasi (dismenore) yang sering dikonsumsi oleh remaja putri dan ibu-ibu diantaranya adalah : 1. Paracetamol Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat

antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.S ifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Paracetamol dapat digunakan sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot. menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi (Admin, 2010). 2. Asam mefenamat Asam mefenamat adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Asam mefenamat biasa digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk mengatasi sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang haid. Seperti juga obat lain, tentunya asam mefenamat dapat menyebabkan efek samping. Contoh yang sering terjadi adalah merangsang dan merusak lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada

25

pasien yang mengidap gangguan lambung, dan sebaiknya diberikan pada saat lambung tidak dalam kondisi kosong atau setelah makan. Asam mefenamat dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan. Asam mefenamat digunakan melalui mulut (per oral), dan sebaiknya dikonsumsi sewaktu makan. Untuk dewasa dan anak di atas 14 tahun dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam. Untuk penanganan dismenore, 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari. Asam mefenamat akan bereaksi dengan obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal (aspirin) dan insulin (Admin, 2010). 3. Feminax Feminax merupakan kombinasi paracetamol yang merupakan analgetika dan extrax hiosiami yang merupakan spasmolitika dalam Feminax. Feminax dimaksudkan untuk mengurangi rasa nyeri, pening, dan mulas yang timbul pada waktu haid dan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu haid (Dismenorea) dan pada kolik (Admin, 2010). 4. Ibuprofen Ibuprofen adalah sejenis obat yang tergolong dalam kelompok antiperadangan non-steroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug) dan digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat artritis. Ibuprofen juga tergolong dalam kelompok analgesik dan antipiretik. Obat ini dijual dengan merk dagang Advil, Motrin, Nuprin, dan Brufen. Ibuprofen selalu digunakan sebagai obat sakit kepala. Selain

26

itu, obat ini juga digunakan untuk mengurangi sakit otot, nyeri haid, selesma, flu dan sakit selepas pembedahan. Nama kimia ibuprofen ialah asam 2-(4-isobutilfenil)-propionat. Ibuprofen ada dalam dua enantiomer. Hanya S-ibuprofen saja yang digunakan sebagai penahan sakit. Aktivitas analgesik (penahan rasa sakit) Ibuprofen bekerja dengan cara menghentikan Enzim Sikloosigenase yang berimbas pada terhambatnya pula sintesis Prostaglandin yaitu suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung syaraf yang sakit. Aktivitas antipiretik (penurun panas) Ibuprofen bekerja di hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan aliran darah piretik. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui (Wikipedia, 2011). 2.4.3. Kontraindikasi Obat Pereda Nyeri

1. Paracetamol Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati (Admin, 2011). 2. Asam mefenamat Efek samping penggunaan asam mefenamat diantaranya dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia. Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik. Kontraindikasi yang mungkin terjadi yaitu penggunaan asam mefenamat pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam

27

mefenamat. Pemakaian secara hati-hati harus diperhatikan pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna (Admin, 2011). 3. Feminax Penggunaan dalam jangka waktu lama pada dapat terjadi gangguan pada hati dan ginjal (Admin, 2011). 4. Ibuprofen Ibuprofen tampaknya memiliki insiden terendah gastrointestinal reaksi obat yang merugikan (ADR) dari semua NSAID non-selektif. Namun, ini hanya berlaku pada dosis rendah ibuprofen, sehingga persiapan over-the-counter ibuprofen umumnya diberi label untuk menyarankan dosis harian maksimum 1.200 mg. Efek samping yang umum termasuk: mual, dispepsia, ulserasi gastrointestinal / perdarahan, menaikkan enzim hati, diare, sembelit, epistaksis, sakit kepala, pusing, priapisme, ruam, retensi garam dan cairan, dan hipertensi. Efek samping jarang termasuk: ulserasi esofagus, gagal jantung, hiperkalemia, gangguan ginjal, kebingungan, dan bronkospasme. Namun, ini jarang terjadi dengan ibuprofen dan itu dianggap sebagai agen photosensitising sangat lemah bila dibandingkan dengan anggota lain dari kelas asam 2-arylpropionic. Hal ini karena molekul ibuprofen hanya berisi bagian fenil tunggal dan tidak ada konjugasi ikatan, sehingga sistem kromofor sangat lemah dan spektrum penyerapan sangat lemah yang tidak mencapai ke dalam spektrum matahari (Admin, 2011). Seiring dengan beberapa NSAID lain, ibuprofen telah terlibat dalam mengangkat risiko infark miokard (serangan jantung), khususnya di antara mereka yang kronis dengan dosis tinggi. Ibuprofen tidak boleh digunakan secara teratur pada orang dengan penyakit usus inflamasi karena kemampuannya untuk

28

menyebabkan perdarahan dan ulserasi lambung terbentuk dalam lapisan lambung. Penghilang nyeri seperti paracetemol / acetaminophen atau obat yang mengandung kodein (yang memperlambat aktivitas usus) adalah metode lebih aman daripada ibuprofen untuk menghilangkan rasa sakit dalam IBD. Ibuprofen juga diketahui menyebabkan memburuknya IBD selama masa terjadinya ledakanup, sehingga harus dihindari sepenuhnya.Ibuprofen juga dapat menimbulkan mual, sakit lambung, dan gangguan pembekuan darah (Informasi Obat, 2008). 2.4.4. Macam-macam Obat Pereda Nyeri Menstruasi Ada banyak obat penghilang rasa sakit (painkiller/ analgesik), yang paling populer di antaranya adalah aspirin, paracetamol dan ibuprofen. Masing-masing lebih efektif dibandingkan yang lain dalam mengurangi rasa sakit pada kondisi yang berbeda-beda, antara lain tergantung pada sifat dan penyebab rasa sakit, usia dan riwayat medis pasien (Majalah Kesehatan, 2010). Pada dasarnya ada dua jenis obat OTC pereda nyeri, yaitu yang mengandung acetaminophen atau paracetamol dan yang mengandung nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Obat ini digunakan untuk meredakan rasa sakit dan nyeri minor yang berkaitan dengan sakit kepala, demam, flu, artritis, sakit gigi, kram menstruasi, dan migren (Kaskus, 2010). Dalam artikel yang ditulis di Majalah Kesehatan (2010), beberapa macam obat pereda nyeri haid diantaranya adalah : 1. Aspirin Aspirin merupakan jenis pereda sakit paling tua yang telah beredar di pasar lebih dari 100 tahun. Untuk sakit kepala, nyeri menstruasi, atau sakit gigi, banyak orang yang mengandalkan aspirin untuk mengurangi rasa sakit. Aspirin juga

29

diandalkan sebagai obat pasca stroke. Aspirin memang manjur pada sebagian besar kondisi, tetapi tidak cocok untuk semua pasien. Anak-anak di bawah dua belas tahun dan wanita hamil tidak disarankan meminum aspirin. Untuk rasa nyeri akibat pendarahan, aspirin juga tidak disarankan karena efeknya dalam mengencerkan darah sehingga dapat memperparah pendarahan. 2. Paracetamol Paracetamol sangat populer terutama untuk meringankan gejala pilek dan flu. Paracetamol dapat mengurangi sakit kepala, nyeri tubuh dan demam pada anakanak maupun dewasa. Dokter juga meresepkannya selama kehamilan. Namun, dosis yang diberikan harus tepat karena dapat menimbulkan keracunan bila berlebihan. Anak-anak atau orang dengan kelainan fungsi hati dan ginjal harus mendapatkan takaran paracetamol yang tepat. 3. Ibuprofen Ibuprofen dapat mengurangi demam dan rasa sakit ringan sampai sedang. Bila diberikan sebagai sirup, ibuprofen juga bermanfaat untuk anak-anak. Wanita hamil tidak disarankan mengkonsumsi ibuprofen karena diduga dapat

membahayakan pembuluh arteri janin, menimbulkan edema dan menghambat kontraksi sehingga menunda kelahiran anak. Penggunaan ibuprofen harus diusahakan dalam dosis terkecil yang memungkinkan. Pada orang dewasa, dosis maksimum harian ibuprofen adalah 1200 mg. Dosis yang lebih banyak tidak lebih baik dalam mengurangi sakit dan demam. Orang-orang tua (lansia) memerlukan dosis yang lebih rendah karena metabolisme tubuh mereka tidak lagi bekerja cepat sehingga mereka cenderung mempertahankan obat penghilang rasa sakit lebih lama dalam tubuh.

30

4. Acetaminophen Acetaminophen adalah pereda nyeri dan penurun panas yang paling umum digunakan. Pemakaian bahan ini dalam jumlah berlebih bisa menyebabkan kerusakan hati. Resiko kerusakan hati bisa meningkat karena konsumsi alkohol selama pemakaian obat yang mengandung acetaminophen. Tanda-tanda atau gejala gangguan hati antara lain warna mata dan kulit berubah menjadi kuning, urin berwarna lebih gelap, feses berwarna lebih terang, mual, muntah dan kehilangan nafsu makan. Tanda yang terjadi bisa mirip dengan gejala flu hingga tidak diketahui selama beberapa hari karena pasien beranggapan itu adalah gejala penyakit awal yang ingin diobati. Gangguan yang lebih serius bisa berupa gangguan mental, koma, dan bahkan kematian. 5. NSAID NSAID juga sering digunakan sebagai pereda nyeri dan penurun panas. Contoh obat dari golongan ini antara lain aspirin, ibuprofen, naproxen sodium, dan ketoprofen. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko pendarahan lambung selama pemakaian obat ini, antara lain usia di atas 60 tahun, penggunaan obat pengencer darah, sebelumnya telah memiliki tukak lambung atau masalah pendarahan yang lain. Jika ada faktor resiko tersebut sebaiknya pasien memberitahukan kepada dokter sebelum pemakaian NSAID. NSAID juga bisa menyebabkan gangguan ginjal, yang faktor resikonya bisa meningkat pada pasien yang berusia di atas 60 tahun, pasien dengan tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau sebelumnya mengidap gangguan ginjal, dan/atau pasien yang menggunakan obat diuretic.

31

6. Kombinasi Beberapa obat menggabungkan beberapa zat aktif, misalnya aspirin dicampur dengan paracetamol. Kafein kadang-kadang juga ditambahkan. Apakah kombinasi produk itu membantu meredakan nyeri lebih baik dibandingkan dengan pemberian secara terpisah, tidak selalu terbukti secara ilmiah. Kafein mungkin berkhasiat bagi penderita migrain, namun tidak untuk rasa sakit dari sumber lain. Kafein bahkan dapat menimbulkan efek ketagihan obat. Obat pereda nyeri aman dan efektif jika digunakan secara benar. Jutaan orang menggunakan obat ini setiap hari. Pemakaian tidak sesuai anjuran yang tertera pada label bisa menyebabkan akibat yang serius. Satu hal yang perlu diperhatikan selama pemakaian obat overthe-counter (OTC) adalah label yang memuat daftar isi bahan aktif. Banyak obat OTC yang dijual untuk pemakaian berbeda namun memiliki bahan aktif yang sama. Bukan itu saja, bahan aktif dalam OTC juga bisa ditemui dalam obat resep. Misalnya, obat batuk dan flu bisa mengandung bahan aktif yang sama dengan obat sakit kepala atau obat resep untuk penghilang rasa sakit (Kaskus, 2010).

2.5.

Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variable (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). (Nursalam,2003) Pengetahuan Efek Penggunaan Obat Pereda Nyeri haid

Gbr 2.1.

Kerangka konsep penelitian pengetahuan remaja putri tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMP Negeri 1 Meulaboh.

32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan remaja di SMP Neg 1 Meulaboh Kab. Aceh Barat tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana data dikumpulkan pada satu waktu tertentu.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan April 2012. Tempat penelitian yaitu di SMP Negeri 1 Meulaboh Kab. Aceh Barat. Lokasi ini dipilih berdasarkan evaluasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti. Pada lokasi ini terdapat populasi yang cukup besar. Selain itu, terdapat juga variasi dalam hal asal lingkungan dan social budaya yang merupakan factor-faktor yang mempengarui pengetahuan seseorang.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas I dan kelas II yang ada di SMP Negeri 1 Meulaboh Kab. Aceh Barat yang berjumlah 130 responden 3.3.2. Sampel Pengambilan sampel dengan menggunakan metode simple random sampling atau acak sederhana. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus berikut :

32

33

n=

N 1 + N (d2) 130 1 + 130 (0,052) 130 1 + 130 (0,0025) 130 1 + 0.325

n=

n=

n=

n = 98 Dimana : N : Besar populasi n : Besar Sampel d : Tingkat Kepercayaan yang diinginkan (0,05)

3.4. 3.4.1

Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner yang telah selesai disusun akan dilakukan uji validitas dan uji realibilitas. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari pihak sekaolah SMP Negeri 1 Meulaboh kab. Aceh Barat.

3.5. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau

34

fenomena dimana penentuannya berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian untuk diukur dan ditentukan karakteristiknya (Alimul, 2008). Tabel 4.2. Variabel Penelitian 1. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur : Pengetahuan : Segala sesuatu yang diketahui siswi tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi : Responden mengisi kuesioner : Kuesioner : 1. Baik 2. Kurang Baik : Ordinal

3.6 Aspek Pengukuran Variabel 3.6.1 Pengetahuan Pengukuran tingkat pengetahuan remaja putri mengenai efek obat pereda nyeri menstruasi dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrument yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan. Bila jawaban responden benar akan diberi nilai 2, jika jawaban salah diberi nilai 1, dan jika tidak menjawab akan diberi nilai 0. Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring, yaitu : a. Skor 21-40 : Baik (menjawab benar > 50%) b. Skor 0-20 : Kurang Baik (menjawab benar < 50%).

3.7

Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

analisa univariat yaitu dilakukan dengan menghitung frekuensi dalam bentuk persentasi dari variabel pengetahuan dan sikap untuk mengetahui proporsi dari masing-masing variabel.