revisisi materi upaya kesehatan dalam perspektif islam-kelompok4

49
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II “UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM” (Terkait dengan Pemberdayaan Masyarakat, Advokasi dan Bina Sosial) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 - AJ FKM A 2013 WAWAN SUPRAWISMANA 101311123007 SRI LESTARI 101311123023 OLIEVIA RACHMA A. 101311123037 EFI ISNAINI 101311123049 NIKMATUR ROHMAH 101311123073 NOLA FITRIA 101311123079 EKA WAHYU 101311123089 PRESTIANA MUGI RAHAYU 101311123103 UFIYAH HAKIMAH 101311123115 EMI MULIAWATI 101311123127

Upload: indra-dwi-octa-yuwanto

Post on 28-Dec-2015

236 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Revisisi Materi Upaya kesehatan dalam perspektif Islam kelompok4 universitas airlangga alih jenis fkm a universitas airlangga 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II

“UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM”

(Terkait dengan Pemberdayaan Masyarakat, Advokasi dan Bina Sosial)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 - AJ FKM A 2013

WAWAN SUPRAWISMANA 101311123007

SRI LESTARI 101311123023

OLIEVIA RACHMA A. 101311123037

EFI ISNAINI 101311123049

NIKMATUR ROHMAH 101311123073

NOLA FITRIA 101311123079

EKA WAHYU 101311123089

PRESTIANA MUGI RAHAYU 101311123103

UFIYAH HAKIMAH 101311123115

EMI MULIAWATI 101311123127

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 2: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena

atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

Tugas Pendidikan Agama Islam II ini dengan tepat waktu. Topik yang kami

bahas kali ini yaitu, “Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam”.

Penyusun menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada Bapak dan Ibu selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Agama

Islam II di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang senantiasa

memberi petunjuk, pembimbing atau koreksi, serta saran hingga terwujudnya

makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain

yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan

masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saran dan kritik sangat diharapkan

dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini

bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Maret 2014

Tim Penyusun

Kelompok 4

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 1

Page 3: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. 1

Daftar Isi............................................................................................................ 2

BAB 1 : PENDAHULUAN............................................................................. 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 5

1.3 Tujuan.......................................................................................................... 5

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 6

2.1 Definisi Promosi Kesehatan......................................................................... 6

2.2 Kesehatan dalam Islam................................................................................ 7

2.3 Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam................................................. 9

2.3.1 Menjaga Kebersihan Tubuh, Pakaian dan Lingkungan.......................... 10

2.3.2 Kesehatan Makanan dan Minuman......................................................... 12

2.3.3 Kesehatan Ibu dan Anak......................................................................... 17

2.3.4 Kesehatan mental dan jasmani................................................................ 18

2.3.5 Sex hygiene (kesehatan seks).................................................................. 20

2.3.6 Olahraga.................................................................................................. 20

2.3.7 Kesehatan kerja....................................................................................... 22

2.4 Strategi Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam.................................. 23

BAB 3 : PEMBAHASAN................................................................................. 24

3.2 Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam...................................... 24

3.3 Strategi promosi kesehatan dalam perspektif Islam (Aplikatif).................... 26

BAB 4 : PENUTUP.......................................................................................... 29

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 2

Page 4: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 29

4.2 Saran............................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 31

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 3

Page 5: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Promosi Kesehatan merupakan upaya perubahan atau perbaikan perilaku

di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau

hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas

kesehatan. Tujuan dari upaya promosi kesehatan adalah terjadi perubahan

perilaku menuju perilaku yang sehat.

Dalam UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan definisi

kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomis. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan seseorang

mengandung komponen yang menyeluruh (holistik), yakni spiritual, biologi,

mental dan sosial

Islam telah mengajarkan nilai-nilai kesehatan sebagai proyeksi dari nilai-

nilai Islam semenjak 14 abad yang lalu oleh Adam hingga manusia terakhir

nanti yaitu Muhammad bin Abdullah. Sebagai salah satu contoh adalah ajaran

dari Beliau yang pernah mengatakan “Jauhilah tempat-tempat yang

menyebabkan laknat ketika buang hendak membuang air, yaitu di tempat-

tempat air, di jalan raya, di tempat berteduh “. Pada abad ke-19, melalui

kegiatan sosialisasi, promosi, program kesehatan, seminar, dan sebagainya

masyarakat diarahkan untuk tidak membuang air besar di tempat-tempat air

misalnya di sungai, rawa ataupun di jalan raya maupun di bawah pohon untuk

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 4

Page 6: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

membuangnya ke tempat yang semestinya yaitu jamban. Hal tersebut

menunjukkan bahwa apa yang disampaikan Muhammad 14 abad yang lalu,

diaplikasikan dalam ilmu kesehatan pada masa kini.

Promosi kesehatan merupakan suatu seruan untuk melakukan kebajikan,

karena kesehatan juga merupakan hal dasar yang harus dimiliki seseorang

agar bisa melakukan ibadah kepada Allah dengan baik. Hal ini juga sesuai

dengan hadist nabi yang bermakna “Sampaikanlah dariku walau hanya satu

ayat.”Oleh sebab itu, di dalam makalah ini kelompok kami akan membahas

mengenai bagaimana upaya promosi kesehatan dalam perspektif islam.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Apa definisi dari promosi kesehatan ?

b. Apa definisi sehat menurut Islam ?

c. Bagaimana kesehatan dalam perspektif Islam ?

d. Bagaimana penerapan promosi kesehatan dalam perspektif Islam?

1.3 Tujuan

a. Memahami dan mengetahui definisi tentang promosi kesehatan.

b. Memahami dan mengetahui definisi sehat menurut pandangan Islam

c. Memahami kesehatan dalam perspektif Islam

d. Memahami penerapan upaya promosi kesehatan dalam perspektif islam.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 5

Page 7: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Promosi Kesehatan

Promosi berasal dari kata to promote yang berarti meningkatkan.

Sedangkan Promosi Kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat (Health

Promotion) mempunyai dua pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang

pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level and Clark

mengatakan adanya 4 tingkat pencegahan penyakit dalam prespektif kesehatan

masyarakat yaitu : health promotion, specific protection, early diagnosis and

prompt treatment, disability limitation and rehabilitation. Oleh sebab itu, promosi

kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan. Pengertian yang

kedua promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan,

mengenalkan atau “menjual” kesehatan. Dengan kata lain promosi kesehatan

adalah “memasarkan” atau “menjual” atau “memperkenalkan” pesan-pesan

kesehatan atau “upaya-upaya” kesehatan sehingga masyarakat menerima atau

“membeli” (dalam arti menerima perilaku kesehatan) atau “mengenal” pesan-

pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat.

(Notoatmodjo, 2010)

Ottawa Charter merupakan suatu piagam yang membahas mengenai

Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada pada tahun 1986. Promosi kesehatan

menurut WHO didefinisikan sebagai “Health promotion is the process of

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 6

Page 8: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

enabling people to increase control over their health and its determinants, and

thereby improve their health” (dimuat dalam The Bangkok Charter).

Promosi Kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat

menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal

didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan

intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan

dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam

membuat keputusan yang sehat. (wikipedia, 2013)

Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif

(peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif

(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang

komprehensif. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya

pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat,

juga perlu dengan upaya advokasi dan bina sosial (social support).

2.2 Kesehatan Dalam Islam

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama,

jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebutkan

berkaitan dengan kesehatan, tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya

dengan tuntunan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literatur keagamaan yang

digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam

yang pertama kesehatan yang terambil dari kata sehat yang kedua Afiat.

Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat.

Dalam kamus besar bahasa indonesia kata “afiat” dipersamakan dengan “sehat”,

afiat diartikan sehat dan kuat. Dalam kamus bahasa arab kata afiat diartikan

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 7

Page 9: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

sebagai perlindungan Allah untuk hambaNYA dari segala macam bencana dan

tipu daya. Perlindungan itu tentunya tidak bisa diperoleh secara sempurna kecuali

bagi mereka yang mengindahkan petunjuk-petunjukNYA maka kata afiat dapat

diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan

penciptaanNYA. (Shihab, 1996)

Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang

bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani,

rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan. 

Islam merupakan agama yang sangat sempurna, islam berbeda dengan

agama yang datang sebelumnya. Islam datang sebagai agama untuk kepentingan

duniawi dan ukhrawi secara menyeluruh. Tidak terbatas jalur hubungan antara

hamba dengan Tuhannya (horisontal) saja tetapi Islam juga mengatur hubungan

secara vertikal. Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al

Quran dan Hadits ditemui banyak referensi tentang sehat. Salah satu contohnya

adalah wahyu kedua yang dibawakan Jibril, yaitu Ayat 1-5 Surat Al Mudatstsir.

Wahyu tersebut belum mengenai shalat, puasa dan zakat, tetapi perintah untuk

berdakwah dan mengenai kesucian (kebersihan) dan menjauhi kekotoran.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 8

Page 10: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan yang menjadi pangkal

kesehatanlah yang disinggung dalam wahyu kedua yang diturunkan kepada Nabi.

Pada Hadits Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda.

“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu

kesehatan dan waktu luang.” (Anna, 2011)

Kebersihan yang menjadi pangkal kesehatan, hal kedua yang

diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an. Tidaklah heran kalau kebersihan

umumnya merupakan salah satu kewajiban yang selalu diperintahkan Nabi

Muhammad SAW kepada para pengikutnya dan dijadikan sendi dasar dalam

kehidupan sehari-hari.

Aturan mengenai kebersihan cukup lengkap terdapat dalam Al-Qur’an,

misalnya setiap berwudlu saat akan melakukan shalat. Al-Qur’an mewajibkan

ummat Islam mandi pada waktu tertentu, misal pada keadaan junub. Al-Qur’an

juga mengharamkan minuman dan makanan yang kotor dan berbahaya (QS Al-

A’raaf: 157 dan Al A’laa:14).

Sementara dalam hadits lebih banyak lagi dijumpai peraturan-peraturan

kesehatan. Salah satu sabda Nabi SAW yang terkenal adalah “Annadha fatu minal

iiman” yang berarti bahwa “Kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman”.

2.3 Promosi Kesehatan dalam Perspektif Islam

Promosi kesehatan dalam perspektif islam nantinya bukan hanya sekedar

memberikan pengetahuan mengenai kesehatan namun akan dibahas mengenai

tindakan pencegahan. Tindakan-tindakan preventif yang dijelaskan di dalam Al-

Qur’an sebenarnya tidak dijelaskan secara khusus sebagai upaya untuk menjaga

kesehatan, namun merupakan bagian ibadah ritual dan panduan hidup keseharian.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 9

Page 11: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

Justru itulah salah satu kelebihan syari’at Islam, dimana tidak hanya memiliki

nilai ibadah namun juga memiliki nilai-nilai yang lain, di antaranya adalah nilai

kesehatan. (Hakim, 2013)

Promosi kesehatan bukan hanya sekedar pendidikan atau penyuluhan

kesehatan saja, tetapi juga merupakan suatu proses pemberdayaan masyarakat

untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Berikut adalah

tuntunan kesehatan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits dalam upaya

menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang dianjurkan oleh Islam

yang nantinya bisa diberikan ketika melakukan promosi kesehatan yang sangat

berkesinambungan dengan hukum serta ajaran Islam.

2.3.1 Menjaga Kebersihan Tubuh, Pakaian dan Lingkungan.

Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya

dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan

keidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya

kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan

kebahagiaan. Ungkapan “ Bersih Pangkal Sehat ” mengandung arti betapa

pentingnya kebersihan bagi kesehatan manusia, baik perorangan, keluarga,

masyarakat maupun lingkungan. Begitu pentingnya kebersihan menurut Islam,

sehingga orang yang membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan akan

dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firmanNya :

اء� اع�ت�ز�ل�وا الن�س� و� أ�ذ�ى ف� ل� ه� يض� ق� �ل�ون�ك� ع�ن� ال�م�ح� أ ي�س� و�

ن� ر� إ�ذ�ا ت�ط�ه% ن� ف� ر� ت%ى ي�ط�ه� ب�وه�ن% ح� ر� يض� و�ال ت�ق� ف�ي ال�م�ح�

اب�ين� ب0 الت%و% ك�م� الل%ه� إ�ن% الل%ه� ي�ح� ر� م�ي�ث� أ� �ت�وه�ن% م�ن� ح� أ ف�

ر�ين� ) ت�ط�ه� ب0 ال�م� ي�ح� (٢٢٢و�

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 10

Page 12: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid adalah suatu

kotoran". Maka hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita (isterimu) di waktu

haid; dan janganlah kamu mendekati mereka (isteri-isterimu) sebelum mereka

suci. Apabila mereka (isteri-isterimu) telah suci, maka campurilah mereka (isteri-

isterimu) itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang

mensucikan diri”. (QS. Al Baqarah ayat 222)   

Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi

harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih

sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah

dikenal sarana-sarana kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti :

wudhu, tayammum, mandi dan pembersihan gigi. Adanya kewajiban shalat lima

waktu sehari semalam merupakan jaminan terpeliharanya kebersihan badan secara

terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau orang terlebih

dahulu membersihkan diri dengan berwudhu. Demikian juga ibadah tersebut baru

sah jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya bersih. Disinlah letaknya

ibadah shalat ikut berperan membina kesehatan jasmani selain peran utamanya

membina kesehatan jiwa manusia. Kebersihan jasmani seorang muslim, tidak

hanya menghilangkan najis, beristinja dan berwudhu saja, tetapi harus

membersihkan badan secara menyeluruh dengan mandi. Membersihkan diri

dengan mandi menjadi suatu kewajiban dalam rangka pelaksanaan ibadah

manakala seseorang junub. Selain dari itu, umat Islam dianjurkan untuk mandi

dalam hubungannya dengan pelaksanaan ibadah tertentu, misalnya :

1. Shalat Jumat, shalat idul fitri dan  Idul Adha, Shalat Istisqa, Shalat Khauf

dan shalat khusuf.

2.Orang yang usai memandikan mayat

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 11

Page 13: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

3.Orang yang baru menganut agama islam

4.Orang gila atau orang pingsan yang baru sadarkan diri

5.Orang yang akan memulai berihram (untuk ibadah haji atau umrah)

6.Orang yang akan memasuki kota suci mekah

7.Orang yang akan wukuf di arafah

8.Orang yang akan mabit di muzdalifah

9.Orang yang akan melontar jumroh

10. Orang yang akan thawaf

Dalam ajaran Islam, anjuran untuk mandi tidak hanya terbatas pada waktu

dan keadaan tersebut di atas, tetapi mandi dianjurkan pada setiap waktu badan kita

berubah bau disebabkan keringat dan lain sebagainya. Jadi mandi adalah suatu hal

yang sangat terpuji untuk memelihara kebersihan badan, bahkan merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah. (Pitaloka, 2013)

2.3.1 K esehatan makanan dan minuman

Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, takterkecuali masalah

makan.  Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan

ibadah juga dengan identitas diri, bahkan dengan perilaku manusia diperintahkan

Allah untuk selalu memperhatikan makanannya, seperti firman Allah :

�ل�ى ط�ع�ام�ه� ان� إ �س� �ظ�ر� اإلن �ن �ي ف�ل

"Maka seharusnya manusia memperhatikan makanannya"  (QS Abasa (80) : 24).

Jadi bagi seorang muslim makan dan makanan bukan sekedar penghilang

lapar saja atau sekedar terasa enak dilidah, tapi lebih jauh dari itu mampu

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 12

Page 14: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjalankan

fungsinya sebagai  "khalifah fil Ardhi". Rasulullah SAW pernah berkata dalam

suatu hadistnya: "Seorang hamba Allah tidak akan berpindah dua kakipun pada

hari kiamat, sampai ia mampu menjawab empat hal: umurnya bagaimana

dihabiskan, pengetahuan  bagaimana diamalkan, hartanya bagaimana

dinafkahkan  serta tubuhnya bagaimana digunakan atau diboroskan".

(HR.Tirmidzi).

Islam berbicara makanan yang hendak dimakan selalu menekankan

kepada makanan yang memiliki salah satu dari sifat halal dan thayyib. Ada empat

ayat yang menggabungkan kedua sifat tersebut yaitu dalam QS Al Baqarah/2;168,

Al Maidah/5;88, Al Anfal/8;89, dan An Nahl/16;114. Rangkaian kedua sifat (halal

dan thayyib) menunjukkan bahwa yang diperintahkan untuk dimakan adalah yang

memenuhi kedua syarat tersebut. Thayyib yang sering dimaknai baik, dari segi

bahasa berarti sesuatu yang telah mencapai puncak di bidangnya dan karena itu

“buah-buah” surga juga dinamakan thayyibah. Dalam ilmu kesehatan kata thayyib

disejajarkan dengan kata bergizi.

Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muslim

untuk memakannya.  Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik.  Makanan yang

haram adalah terlarang seorang muslim untuk memakannya.  Banyak pendapat

yang menterjemahkan makanan "halal" tersebut.  Akan tetapi pada umumnya

dapat dikatakan makanan tersebut halal bila :

a. Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang normal.

b. Bebas dari "najis (filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari bangkai dan

binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 13

Page 15: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

c. Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang lain

yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim kecuali dalam keadaan

terpaksa.

d. Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam.

Sebaliknya makanan tersebut haram bila :

a. Berbahaya dan berpengaruh negatif pada fisik dan mental manusia

b. Mengandung najis (filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan

binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim.

c. Berasal dari binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dngan aturan

yang telah ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan sepatutnya.

Dalam Al Qur´an telah ditegaskan. Apa-apa saja makanan yang haram tersebut,

seperti dalam surat Al Baqarah (2) :173, Al Anám (69) :145, An Nahl (16) :115

dan lebih diperinci lagi pada Al maidah ayat 3.

Islam mengharamkan minuman Alkohol/Arak (Al Khamr). Ketika Nabi

Muhammad SAW pertamakali menyampaikan larangan khamr, beliau tidak

memandangnya dari segi bahan yang dipakai untuk membuatnya tetapi dari segi

pengaruh yang ditimbulkan, yaitu "memabukkan".  Dan memang suatu kenyataan 

pengaruh khamr itu tidak saja pada tubuh manusia, juga mampu mengubah jalan

fikiran manusia.  Apa yang dapat diharapkan dari orang yang tak mampu

mengambil keputusan yang benar, tak mampu menjaga tubuhnya dari hal yang

salah dan memalukan, tak mampu menjaga kualitas kemanusiaannya. Ayat-ayat

Al Qur´an yang mengharamkan khmar, antara lain

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 14

Page 16: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada

keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi

dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya". Dan mereka bertanya

kepadamu tentang apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah: "Yang lebih

dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar

kamu memikirkan, (QS Al baqarah 29 : 219 ).

Hasil penelitian para pakar kesehatan, hampir semua menyatakan alkohol

dapat mempengaruhi kerja tubuh dan otak, serta mampu mengubah tingkah laku

seseorang ke arah negativ.  Hingga jika sudah menjadi suatu ketagihan yang akut,

sistim hormon manusia (terutama pancreatic endocrine system) menjadi

terhambat, fungsi hati pun menjadi terganggu.  Selain itu juga mempengaruhi

hormon kesuburan dan bayi yang dilahirkannya.  Alkohol pun dapat menghambat

sistim kerja syaraf pusat, sehingga hilang kesadarannya, bahkan dalam kasus yang

lebih akut, mampu menjadikan seseorang dalam keadaan koma.

Selain itu terdapat produk yang meragukan. Ada suatu perbedaan antara

produk-produk beralkohol dan produk-produk yang berasal dari binatang yang

diharamkan.  Pada produk-produk dari binatang itu banyak hal yang tidak detail

dijelaskan  asalnya, dan hal ini menimbulkan keraguan.  Hal ini terutama bagi

mereka yang hidup dimana terbukanya pengaruh-pengaruh internasional

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 15

Page 17: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

(lingkungan kosmopolit), sehingga dari mana produk itu berasal tidaklah jelas. 

Dan bagi seorang muslim perlu mempunyai sikap wara (hati-hati) agar tidak jatuh

ke daerah yang haram. Seperti sabda Rasulullah SAW: "Yang halal sudah jelas

dan yang haram pun sudah jelas dan diantaranya ada beberapa perkara yang

belum jelas (syubhat), banyak orang yang tidak tahu : apakah ia masuk bagian

yang halal atau haram?  Maka barangsiapa menjauhinya karena ingin

membersihkan agama dan kehormatannya maka ia selamat; dan barangsiapa

mengerjakan sedikitpun daripadanya hampir-hampir ia akan jatuh ke dalam

haram, sebagaimana orang yang menggembala kambing di sekitar daerah

terlarang, dia hampir-hampir akan jatuh kepadanya.  Ingatlah! Bahwa tiap-tiap

raja mempunyai daerah larangan, ingat pula bahwa larangan Allah itu adalah

semua yang diharamkan"  (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

Jelasnya Islam mempersempit daerah haram dan memperlebar daerah halal,

akan tetapi dalam mengambil suatu keputusan harus yakin bahwa itu masih dalam

daerah yang diijinkan menurut syara.  Di samping itu, Islam memberikan

perkenan untuk memakan yang haram dalam keadaan terpaksa atau "darurah",

walaupun demikian dalam syariat islam kalau sampai terjadi keadaan darurah,

maka ada hukumnya tersendiri :

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 16

Page 18: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

"Barangsiapa terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melampaui batas, maka

sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Pengasih" (QS Al Anám

146)

Dalam tata makanan Islam juga melarang berlebih-lebihan dalam hal makan

(QS Al A’raf/7;31), makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, diet ketika

sakit, memerintahkan puasa agar usus dan perut besarnya dapat bersistirahat dan

tidak berbuka berlebih-lebihan atau melapaui batas. Bahkan ditemukan celaan

kepada orang yang makan seperti binatang, sebagaimana dalam QS

Muhammad/47;12 dan Al Shaffat/37;66.

2.3.2 Kesehatan ibu dan anak

Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan,

memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya

sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi

penentu baik atau buruknya suatu masyarakat. Permasalahan keluarga tentu saja

berkaitan erat dengan wanita dan anak-anak. Bahkan wanita memegang peranan

terhadap kelangsungan dan kesinambungan keluarga tersebut. Perkembangan

keluarga melalui proses keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting

dalam melahirkan generasi baru dari manusia. Pemeliharaan kesehatan ibu secara

umum, ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui khususnya, tidak

membebani dengan tugas-tugas yang berat sebagaimana laki-laki dan tidak

memberi tugas berperang di medan laga. Islam menganggap bahwa menyusui

anak merupakan bagian dari perjuangan dan sama halnya dengan jihad kaum pria,

sedangkan mati ketika sedang masa itu sama dengan orang yang syahid di medan

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 17

Page 19: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

pertempuran. Demi kesehatan anak dan untuk menjarangkan kelahiran, biasanya

menyusui dilakukan sepanjang dua tahun penuh.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu

bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga

puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat

puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat

Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan

supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan

kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku

bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

berserah diri". (QS. Ahqaf : 15)

2.3.3 Kesehatan mental dan jasmani

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan

mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap

lingkungan sosial). (Mujib dan Mudzakir, 2001, 2003).

Dalam Islam pengembangan kesehatan jiwa terintegrasi dalam

pengembangan pribadi pada umumnya, dalam artian kondisi kejiwaan yang sehat

merupakan hasil sampingan dari kondisi pribadi yang matang secara emosional,

intelektual dan sosial, serta terutama matang pula ketuhanan dan ketaqwaan

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 18

Page 20: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian dalam Islam dinyatakan betapa

pentingnya pengembangan pribadi-pribadi meraih kualitas “insan paripurna”,

yang otaknya sarat dengan ilmu yang bermanfaat, bersemayam dalam kalbunya

iman dan taqwa kepada Tuhan. Sikap dan tingkah lakunya benar-benar

merefleksikan nilai-nilai keislaman yang mantap dan teguh. Otaknya terpuji dan

bimbingannya terhadap masyarakat membuahkan ketuhanan, rasa kesatuan,

kemandirian, semangat kerja tinggi, kedamaian dan kasih sayang.

Kesan demikian pasti jiwanya pun sehat. Suatu tipe manusia ideal dengan

kualitas-kualitasnya mungkin sulit dicapai. Tetapi dapat dihampiri melalui

berbagai upaya yang dilakukan secara sadar, aktif dan terencana sesuai dengan

prinsip yang terungkap dalam firman Allah SWT (QS. Ar-Ra’du ayat 11)

”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di

muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Islam mengajarkan percaya kepada Allah dan bersabar dalam menghadapi

berbagai penyakit yang kritis, tidak putus asa, bunuh diri, kehilangan

kepercanyaan atau dzalim. Islam juga melarang semua benda yang dapat

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 19

Page 21: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

menghilangkan kesadaran dan melemahkan intuisi, seperti khamar, NAPZA dan

lain-lainnya.

2.3.4 Sex hygiene (kesehatan seks)

Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi

orang muslim, karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia,

namun Islam menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual

sebagai motif utama seseorang untuk bertindak. Islam mengajarkan kepada umat

Islam, untuk memilih calon pasangan hidup yang baik dan berakhlaq mulia.

1. Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar

mencapai kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.

2. Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan

binatang. 

3. Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki. 

4. Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari

perzinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu. 

5. Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci

setelah buang air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual

ketika istri sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan

membersihkan alat kelamin setelah berhubungan badan dan setelah selesai

datang bulan.  (anonim, 2013)

2.3.5 Olah raga

Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila seseorang

melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik terhadap

perkembangan jasmaninya. Selain dari berguna bagi pertumbuhan kepada

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 20

Page 22: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

perkembangan jasmani manusia, juga memberi pengaruh kepada perkembangan

rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan efesiensi kerja terhadap alat-alat

tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur.

"Dari Uqbah bin Amir, berkata dia: saya mendengar Rasulullah SAW di atas

mimbar membaca: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja yang

kamu sanggupi dari kuda-kuda yang di tambat. Al Ayat, ketahuilah sesungguhnya

kekuatan itu pandai memanah. Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu pandai

memanah." (Hadis Riwayat Muslim). Sabda Rasulullah SAW: "Orang mukmin

yang kuat lebih baik dan lebih cinta kepada Allah daripada orang mukmin yang

lemah...” (Hadis Riwayat Bukhari).

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa orang Mukmin yang jasmani dan

rohaninya kuat akan lebih cinta kepada Allah dari pada orang Mukmin yang

lemah.

Beberapa anggota Majelis Ulama Indonesia mempunyai pandangan yang

sama tentang hukum olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga

adalah SUNNAH atau dianjurkan melakukannya menurut ajaran Islam selama

pelaksanaannya menurut ajaran Islam. Tetapi apabila dalam pelaksanaannya

bertentangan dengan syariat Islam seperti memakai pakaian yang membuka aurat

dan menimbulkan nafsu seksual serta menimbulkan perbuatan maksiat, maka

hukumnya adalah haram. Sementara sebagian ulama mempunyai pandangan

bahwa hukum olahraga adalah mubah atau di bolehkan, selama pelaksanaannya

menurut ajaran Islam, tetapi apabila situasi dan kondisi dari pelaksanaan olahraga

itu berubah, maka hukumnya juga berubah sesuai dengan stuasi dan kondisi dari

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 21

Page 23: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

orang yang melakukannya dan pelaksanaan olahraga itu sendiri. Dengan demikian

maka hukum olahraga bisa menjadi wajib, sunat, haram, makruh dan mubah.

Islam mendorong untuk memiliki ketrampilan dan olah raga seperti

menunggang kuda, renang, memanah, gulat dan perlombaan dengan segala

macam oleh raga yang bermanfaat.

2.3.6 Kesehatan kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertahan dengan mesin,

pesawat alat kerja,bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. (budiono, 1999)

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan agar prakteknya yang bertujuan agar pekerja

atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

pisik,atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,

terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan

faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit

umum.

Agama Islam sangat menganjurkan keselamatan umat manusia di dunia

maupun di akhirat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari

ancaman-ancaman yang akan membahayakan diri dan keluarga. Sebagaimana

firman Allah dalam surat at taghabun ayat 11

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 22

Page 24: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

”Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin

Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi

petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Jaminan untuk menjaga upah pekerja, petani atau pembantu rumah tangga,

menjaga buruh dari hal-hal yang membahayakan dalam bekerja, mengganti

kerugian terhadap musibah (kecelakan) kerja, termasuk proses pengobatan,

penyembuhan, tempat tinggal yang sehat, batas jam kerja, uang lembur pada

setiap penambahan jam kerja dan memberikan upah sebelum kering keringatnya.

2.4 Strategi Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam

Sudah kita ketahui bersama bahwa strategi promosi kesehatan dibagi

menjadi 3 yang biasa di singkat ABG yaitu :

A : Advokasi, yang merupakan pembuat kebijakan yang bisa meliputi undang-

undang, peraturan, dan pembuat kebijakan yang membuat peraturan yang

menguntungkan untuk kesehatan.

B : Bina social support, hal ini lebih karena ditujukan agar kegiatan promosi

kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat. Menjalin kemitraan dg

berbagai kelompok utk pembentukan opini publik. Dikhususkan kepada para

tokoh masyarakat atau tokoh agama yang mempunyai pengaruh besar

terhadap segala kegiatan masyarakatnya.

G : Gerakan pemberdayaan, biasanya disebut empowerment yang berasal dari

masyarakat dan ditujukan kepada masyarakat serta oleh masyarakat.

Dari ketiga strategi tersebut bisa di bahas dalam konteks islam secara

menyeluruh, karena merupakan strategi yang digunakan agar didapatkan

peningkatan kesehatan yang optimal.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 23

Page 25: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam

Islam adalah agama yang menyeluruh, yang mengajarkan kepada umat

manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik aspek duniawi maupun aspek

akhirat. Islam merupakan agama ilmu dan akal, karena islam selalu mendorong

umatnya untuk mempergunakan akal dan menggali ilmu pengetahuan, agar

manusia mengetahui mana yang baik dan benar serta mana yang salah. Termasuk

kesehatan, kesehatan adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan yang merupakan

ilmu Allah. Hukumnya fardlu kifayah bagi umat islam untuk mengerti dan

melaksanakannya. Hal ini sudah menunjukkan bahwasanya ada koridor dan

aturan-aturan yang sudah diberlakukan sejak turunnya al-Qur’an mengenai dasar-

dasar kesehatan bahkan kepada nabi-nabi sebelumnya termasuk nabi Adam.

Karena secara tidak langsung untuk memenuhi nilai kesehatan yang merupakan

bagian dari nilai islam.

Islam juga menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara

agama, jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan. Setidaknya hal yang disebutkan

berkaitan dengan kesehatan, tidak heran jika ditemukan bahwa dalam Islam amat

kaya dengan tuntunan kesehatan.

Begitu pula dalam upaya promosi kesehatan yang memang harusnya

berkesinambungan dan dilakukan berdasarkan tuntutan serta ajaran agama agar

upaya tersebut dapat berlangsung maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.

Selama ini, program Pemerintah Indonesia di bidang kesehatan terfokus pada

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 24

Page 26: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

upaya mengobati (kuratif). Hal ini misalnya nampak pada pengalokasian

anggaran, di mana sekitar 85 persen anggaran di bidang kesehatan dialokasikan

pada upaya penyembuhan. Kebijakan tersebut ternyata berdampak buruk pada

angka kesehatan. Prof Does Sampoerno dr MPH, Ketua Kolegium Keilmuan

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) berkata, “Kalau kita hanya

berkutat pada paradigma kuratif, penyakit-penyakit menular dan berbahaya yang

banyak berkembang saat ini tidak akan bisa kita cegah. Kita harus melompat dari

paradigma lama ke pola pikir baru. Yaitu bagaimana melakukan upaya promosi,

preventif, dan proteksi serta pembangunan yang berkualitas.” Menurutnya,

program kuratif kerap menyesatkan pemikiran masyarakat yang menganggap

semua orang sakit dapat disembuhkan sehingga menjadi sehat. Di dalam masalah

kesehatan, Al-Qur’an lebih banyak menjelaskan tindakan-tindakan yang bersifat

pencegahan (preventif), daripada tindakan pengobatan dan penyembuhan

(kuratif). Hal ini harus direnungkan dan menjadi panduan manusia dalam

membangun kesehatan individu/perorangan dan masyarakat. Kesehatan dalam

Islam berprinsip pada upaya menjaga kesehatan secara preventif (menjaga

kesehatan sebelum sakit). Kemudian setelah itu, Islam menganjurkan pengobatan

bagi siapa yang membutuhkan karena sakit. Inilah salah satu prinsip dalam Islam

yang sesuai dengan karakteristik, kemampuan dan keadaan fitrah.

Salah satu metode promosi kesehatan dalam Islam adalah penyampaian

ajakan hidup sehat melalui dakwah yang dilakukan oleh para muballigh. Hal ini

sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran 104 yang berarti “Hendaklah ada di

antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar. Mereka itulah orang-orang yang

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 25

Page 27: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

beruntung.” Promosi kesehatan merupakan suatu seruan untuk melakukan

kebajikan, karena kesehatan juga merupakan hal dasar yang harus dimiliki

seseorang agar bisa melakukan ibadah kepada Allah dengan baik.

Upaya promosi kesehatan ini juga ditujukan untuk beberapa peningkatan,

dalam peningkatan apapun, mulai dari peningkatan kesehatan maupun upaya

peningkatan pemberdayaan masyarakat agar menjadi gaya hidup sehat dan sesuai

dengan syariat Islam. Islam mengatur segala hal yang bersangkutan dengan

kesehetan dan lebih terarah pada kegiatan pencegahan dan pemberian pendidikan

berupa promosi kesehatan. Pada dasarnya gaya hidup yang sehat bisa dilakukan

berdasarkan kegiatan hidup kita sehari-hari, mulai dari menjaga kebersihan tubuh,

pakaian dan lingkungan, menjaga kesehatan makanan dan minuman, kesehatan

ibu dan anak, menjaga kesehatan mental dan jasmani dengan olahraga sholat

sampai menjaga kesehatan seksual. Semuanya sudah di jelaskan secara gamblang

dalam ajaran agama Islam, yang Allah tujukan semata-mata untuk menjaga

hambanya, tinggal bagaimana manusia tersebut dapat menerapkan atau hanya

sekedar tau mengenai pencegahan kesehatan diri agar tidak sampai masuk pada

fase sakit. Selain itu upaya kesehatan dalam perspektif Islam yaitu merupakan

upaya menyebarluaskan ilmu kesehatan sesuai dengan tuntunan agama untuk

selalu berdakwah dalam hal kebaikan. Oleh karena itu agama Islam sangat

berperan dalam adanya kegiatan upaya promosi kesehatan.

3.2 Strategi promosi kesehatan dalam perspektif Islam

Dalam tinjauan teori sudah menyebutkan bahwa dalam strategi promosi

kesehatn melibatkan 3 hal yang meliputi 3 aspek yaitu advokasi, Bina Sosial

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 26

Page 28: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

support dan Gerakan pemberdayaan, hal ini akan dibahas mengenai bagaimana

penerapan strategi tersebut dalam konteks Islam.

a. Advokasi

Advokasi disini mengenai pembuat kebijakan hukum yang membuat

peraturan mengenai penanganan dalam masalah kesehatan. Contohnya saja,

dalam kehidupan sehari-hari, mengkonsumsi bangkai, babi serta darah

merupakan haram hukumnya jika dikonsumsi, hal ini sudah dijelaskan dalam

Al-qur’an surat Al- Ma’idah ayat 3. Al-qur’an ini sebagai landasan hukum

kepada MUI (Majelis Ulama Indonesia) untuk membuat kebijakan segala

bentuk makanan tidak boleh mengandung salah satu unsur dari bahan

makanan tersebut. Dikarenakan hal ini memang pada kenyataannya buruk

untuk kesehatan, misalnya saja darah. Darah yang biasanya di masak menjadi

dideh itu haram hukumnya di makan karena banyak penyakit yang mengalir

pada darah hewan apapun itu yang dapat mempengaruhi kesehatan dari

manusia. Untuk itu Majelis Ulama Indonesia juga memberikan label haram

dan halal kepada makanan ataupun minuman yang beredar di Indonesia.

Hal itu merupakan suatu nilai advokasi yang memang harus di jalankan

oleh seluruh umat beragama Islam di Indonesia.

b. Bina Sosial Support

Bina sosial support ini yaitu memberikan pembaruan mengenai kesehatan

kepada masyarakat yang melibatkan tokoh agama maupun tokoh masyarakat.

Hal ini lebih condong kepada kegiatan saling membantu saling mendukung

dalam konteks sosial baik secara material maupun emosional yang diberikan

kepada masyarakat agar mau meningkatkan kegiatan kesehatan seperti PHBS

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 27

Page 29: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

dan terbiasa terhadap perilaku tersebut. Islam juga mensyari’atkan kepada

sesama muslim diharuskan untuk saling membantu, yang sudah dijelaskan

yaitu membantu kepada sesama bisa dilakukan dengan memberikan xakat,

infaq, shodaqoh, dll. Seperti yang di jelaskan pada Al-qur’an surat 2 ayat 110

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang

kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.

c. Gerakan Pemberdayaan (Empowerement)

Gerakan Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu hal yang berasaal dari

masyarakat, oleh masyarakat dan kepada masyarakat. Dimana hal tersebut

menyangkut mengenai kesehatan misalnya posyandu yang berasal dari

masyarakat, kemudian dalam hal tersebut pastinya melibatkan tokoh

masyarakat dan tokoh keluarga dalam mempengaruhi sehingga terjadi suatu

perubahan perilaku. Contoh lainnya yaitu penyuluhan merupakan suatu

majelis yang mana sudah ada dalam Al-qur’an bahwa “Allah akan

meninggikan derajat orang-orang yang berilmu”. Majelis tersebut biasanya

merupakan hasil kerjasama dengan puskesmas atau pihak petugas kesehatan

yang ingin memajukan suatu kesehatan diwilayah tersebut.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 28

Page 30: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Promosi Kesehatan merupakan upaya perubahan atau perbaikan

perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi

lingkungan atau hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku

dan kualitas kesehatan.

Promosi kesehatan dalam Islam merupakan salah satu media aplikatif

sebagai seorang muslim. Seperti yang kita ketahui iman itu tidak sekedar di

dalam hati dan dilisankan tetapi diaplikasikan. Promosi kesehatan merupakan

suatu seruan untuk melakukan kebajikan, karena kesehatan juga merupakan

hal dasar yang harus dimiliki seseorang agar bisa melakukan ibadah kepada

Allah dengan baik. Dalam islam menyeru kepada kebajikan adalah perbuatan

yang mulia, mengajak masyarakat kepada hal yang sehat merupakan salah

satu perintah Allah. Jadi sangatlah jelas bahwasnya secara tidak langsung

promosi kesehatan merupakan media Muslim dalam menegakkan agamanya.

4.2 Saran

4.2.1 Kita sebagai muslim yang berada di bidang kesehatan sudah seharusnya

kita menerapkan ilmu kesehatan yang kita dapat, dan tidak lupa

memadukannya dengan ajaran yang ada pada agama islam, karena

islam itu menyeluruh, memenuhi seluruh aspek kehidupan.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 29

Page 31: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

4.2.2 Mentelaah ilmu kesehatan dengan berdasar Quran Hadits merupakan

suatu kewajiban bagi kita umat muslim karena hakikat dari menuntut

ilmu adalah mencari kebenaran dimana kebenaran itu adalah

membenarkan kekuasaan Allah Yang Maha Esa.

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 30

Page 32: Revisisi Materi Upaya Kesehatan Dalam Perspektif Islam-kelompok4

DAFTAR PUSTAKA

anna (2011) anna ceria's blog, 07 oktober, [Online], Available: HYPERLINK

"http://annaceria.wordpress.com/2011/10/07/kesehatan-masyarakat-dalam-

perspektif-islam/"http://annaceria.wordpress.com/2011/10/07/kesehatan-

masyarakat-dalam-perspektif-islam/ [06 maret 2014].

anonim (2013) jambanpanyileukan, september, [Online], Available:

HYPERLINK "http://jambanpanyileukan.blogspot.com/2013/09/kesehatan-

dalam-pandangan-islam.html"

http://jambanpanyileukan.blogspot.com/2013/09/kesehatan-dalam-pandangan-

islam.html [07 maret 2014].

Budiono, a.r. (1999) hukum perburuhan islam di indonesia, tiga edition, jakarta:

grafindo persada.

Hakim, A. (2013) Inpas (institut pemikiran dan peradaban islam surabaya), 01

februari, [Online], Available: HYPERLINK "http://inpasonline.com/new/obat-

dan-kesehatan-dalam-perspektif-al-quran/" http://inpasonline.com/new/obat-dan-

kesehatan-dalam-perspektif-al-quran/ [07 maret 2014].

Notoatmodjo, S. (2010) promosi kesehatan teori dan aplikasi, jakarta: rineka

cipta.

pitaloka, s. (2013) sandra pitaloka nur yukonza, 21 maret, [Online], Available:

HYPERLINK "http://sandrapitaloka.blogspot.com/2013/03/kebersihan-menurut-

ajaran-islam.html" http://sandrapitaloka.blogspot.com/2013/03/kebersihan-

menurut-ajaran-islam.html [07 maret 2014].

Shihab, M.Q. (1996) wawasan Al Quran, jakarta: mizan.

wikipedia (2013) wikipedia enseklopedia bebas, 29 desember, [Online],

Available: HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/promosi_ kesehatan"

http://id.wikipedia.org/wiki/promosi_ kesehatan [06 maret 2014].

AJ-UA ‘13/ PAI II – Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 31