revisi ta bamega1

90
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini transportasi menempati posisi penting dalam kehidupan manusia, hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi. Peningkatan tersebut mengakibatkan persaingan yang ketat antar perusahaan transportasi sehingga perusahaan harus dapat menarik minat konsumen supaya tertarik dengan sarana transportasi yang di tawarkan. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah BUMN yang bergerak dibidang angkutan darat yang menjual jasa pelayanan pada pengguna jasa transportasi kereta api. Pesaing kereta api mulai dari transportasi darat seperti bus dan travel, transportasi laut seperti kapal, dan sampai dengan transportasi udara yaitu pesawat terbang. 1

Upload: autumn-yudha

Post on 03-Jan-2016

116 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini transportasi menempati posisi penting dalam kehidupan

manusia, hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan jasa transportasi. Peningkatan tersebut mengakibatkan

persaingan yang ketat antar perusahaan transportasi sehingga perusahaan

harus dapat menarik minat konsumen supaya tertarik dengan sarana

transportasi yang di tawarkan.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah BUMN yang bergerak

dibidang angkutan darat yang menjual jasa pelayanan pada pengguna jasa

transportasi kereta api.  Pesaing kereta api mulai dari transportasi darat seperti

bus dan travel, transportasi laut seperti kapal, dan sampai dengan transportasi

udara yaitu pesawat terbang.

Segmen pasar PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak hanya bagi

orang-orang dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, tetapi juga

mengarahkan pemasarannya ke golongan menengah ke atas dengan

mengeluarkan produk kereta api yang disesuaikan dengan segmen pasar yang

dimasuki, sehingga kereta api merupakan sarana transportasi yang dapat

digunakan oleh semua golongan masyarakat.

Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop IV Semarang kereta api

dibagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu kereta api penumpang dan kereta api

1

1

barang. Kereta api penumpang dibedakan menjadi 3 (tiga) kelas yaitu : kereta

api Eksekutif yang terdiri dari Argo Bromo Angrek, Argo Muria, Harina,

Rajawali. Kelas bisnis diantaranya Senja Utama, Fajar Utama, Kaligung.

Sedangkan kelas ekonomi yaitu Pandan Wangi, Blora Jaya, Tawang Jaya.

Karena banyaknya jenis dan tujuan kereta api maka PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) harus memperhatikan penetapan prosedur pembelian tiket

kereta api agar tidak terjadi antrian panjang saat pembelian ataupun untuk

meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya. Keputusan penentuan harga

juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh layanan jasa dinilai

oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra perusahaan. Semakin

mudah dan praktis tata cara pembelian tiket kereta api maka pelanggan akan

semakin puas dan ini menandakan adanya peningkatan dalam melayani

pelanggan sehingga diharapkan akan berdampak pada meningkatnya jumlah

pelanggan sehingga dapat meningkatnya pendapatan perusahaan.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan Tugas Akhir ini adalah mengenai prosedur

pembelian tiket oleh konsumen pada PT. Kereta Api (Persero) Daop IV

Semarang.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

2

Untuk mengetahui gambaran umum secara jelas dan obyektif

mengenai prosedur pembelian tiket oleh konsumen pada PT. Kereta

Api (Persero) Daop IV Semarang.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui secara rinci tentang prosedur pembelian tiket

oleh konsumen pada PT. Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.

2) Metode-metode yang dipakai dalam pembelian tiket pada PT.

Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.

2. Manfaat

Manfaat pelaksanaan Tugas Akhir ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Bagi Mahasiswa.

1) Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja khususnya di PT.

Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.

2) Mahasiswa dapat menerapkan disiplin ilmu pengetahuan yang

didapatdi bangku perkuliahan yang dapat diaplikasikan di dunia

kerja secara nyata.

b. Bagi Universitas Diponegoro Semarang

Universitas dapat menjalin hubungan yang baik dengan instansi mitra

tempat pelaksanaan Tugas Akhir, sehingga diharapkan nantinya

instansi tersebut menjadi tempat terpilih untuk pelaksanaan penelitian

di tahun-tahun berikutnya.

3

Dasar Teori

1. Definisi Prosedur Pembelian Tiket

Kebutuhan akan informasi terutama informasi keuangan, sangat

dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak

di luar perusahaan seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lain-

lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan

mereka. Disamping itu pihak intern yaitu manajemen juga memerlukan

informasi keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil

keputusan-keputusan untuk menjalankan perusahaan.

Untuk menjamin transaksi-transaksi perusahaan secara seragam

maka dibuatlah suatu prosedur. Adapun beberapa definisi mengenai

prosedur dan pembelian menurut beberapa pendapat diantaranya:

Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan

klerikal, biasanya melibatkan beberaa orang dalam suatu departemen atau

lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi

perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Sedangkan menurut Cole, seperti yang telah diterjemahkan oleh

Baridwan (2002:3) pada buku yang berjudul Sistem Akutansi Penyusunan

Prosedur dan Metode, definisi prosedur adalah suatu urutan-urutan

pekerjaan kerani (clerical) biasanya melibatkan beberapa orang dalam

suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yangs

eragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.

4

Dari beberapa definisi prosedur di atas dapat disimpulkan bahwa

prosedur merupakan suatu urutan yang tersusun yang biasanya melibatkan

beberapa orang dalam suatu bagian departemen atau lebih, yang disusun

untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi

perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Sedangkan pengertian pembelian sendiri menurut Soemarso S.R

(2004:208) adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian

barang dagang dalam suatu periode. Sedangkan menurut Bordnad dan

Hopwood (2003:417) pembelian merupakan sinonim dan pengadaan yang

diartikan sebagai proses bisnis memilih sumber, pemesanan dan

memperoleh barang dan jasa. Pembelian merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk pengadaan barang yang dibutuhkan perusahaan dalam

menjalankan usahanya dimulai dari pemilihan sumber sampai memperoleh

barang.

2. Cara Membeli dan Memesan Tiket Kereta Api

Sebenarnya, pembelian maupun pemesanan tiket kereta api bisa

dilakukan dengan beberapa cara, baik secara online maupun offline.

Pembelian dan pemesanan offline bisa dilakukan di stasiun tiap daerah

operasi (DAOP) seluruh Indonesia. PT KAI sebenarnya sudah

mengembangkan berbagai sistem pembelian dan pemesanan tiket untuk

memudahkan calon penumpang. Berikut ini merupakan beberapa prosedur

atau ketentuan cara pembelian dan pemesanan tiket kereta api.

5

a. Kelas Eksekutif dan Bisnis

Pembelian dan pemesanan tiket KA eksekutif maupun bisnis terbilang

sangat mudah dan dapat ditemui di banyak tempat. Berikut ini

merupakan beberapa tempat pembelian tiket kereta api kelas eksekutif

dan bisnis beserta prosedurnya.

1) Di Loket Stasiun PT KAI

Pembelian di loket stasiun dibuka mulai 3 jam sebelum

keberangkatan kereta api yang dimaksud. Pemesanan tiket kereta

api dilayani mulai 30 hari hingga 3 jam sebelum kereta tujuan

berangkat. Harga tiket disesuaikan dengan tarif kereta yang

dimaksud.

2) Pusat Reservasi

Pembelian maupun pemesanan tiket kereta api dilayani sejak 30

hari hingga 3 jam sebelum keberangkatan kereta bersangkutan.

Calon penumpang bisa langsung memesan tiket dan membayar

sesuai tarif kereta yang dimaksud. Penumpang pun bisa langsung

mendapatkan tiket yang diinginkan saat itu juga.

3) Agen

Agen melayani pembelian kereta api sejak 30 hari hingga 1 hari

sebelum keberangkatan kereta bersangkutan. Calon penumpang

bisa langsung mendatangi agen untuk membeli tiket dengan

membayar sesuai tarif tiket kereta ditambah ekstra charge. Maka,

calon penumpang bisa langsung mendapatkan tiket. Agen hanya

6

menjual tiket kereta api bagi penumpang dewasa dan anak-anak

tanpa pelayanan reduksi.

4) Call Center

Pembelian maupun pemesanan tiket kereta api dilakukan melalui

call center kereta api dengan nomor panggilan 121 atau (021)

21391121. Setelah menghubungi nomor tersebut, calon penumpang

akan mendapatkan kode bayar atau kode booking untuk digunakan

saat membayar melalui ebanking. Beberapa bank yang bisa

melayani pembayaran tiket kereta api sementara ini adalah ATM

Bank Mandiri, BII, BRI, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa

Tengah dan OCBC NISP. Batas waktu pembayaran maksimal 3

jam setelah mendapatkan kode booking. Jika melewati batas waktu

3 jam belum dibayar, pemesanan dianggap batal secara otomatis.

Struk pembayaran ATM akan ditukarkan ke loket penjualan di

stasiun yang sudah online. Call center melayani pemesanan sejak

30 hari hingga 1 hari sebelum kereta tujuan diberangkatkan.

Pemesanan tiket tersebut hanya untuk tiket dewasa serta anak-anak

tanpa pelayanan reduksi.

5) Loket PT Pos

PT  Pos melayani pembelian tiket kereta api sejak 30 hari hingga 2

hari sebelum kereta bersangkutan berangkat. Pembelian dan

pemesanan dengan sistem ini akan dilayani di kantor pos yang

sudah online. Melalui sistem ini, calon penumpang bisa membayar

7

langsung tiket yang dibelinya dengan tarif tiket kereta api ditambah

ekstra charge. Setelah membayar, calon penumpang akan

mendapatkan bukti atau resi yang nantinya akan ditukarkan dengan

tiket KA. Tanda bukti tersebut telah memuat informasi mengenai

kereta api yang akan digunakan, tanggal keberangkatan, asal dan

tujuan, serta informasi kode booking yang akan digunakan oleh

pihak stasiun untuk mencetak tiket. Pembelian dan pemesanan tiket

melalui kantor pos, Alfamart ataun Indomaret ini pun hanya

melayani tiket kereta api dewasa dan anak-anak tanpa pelayanan

reduksi.

b. Kelas Ekonomi

Berbeda dengan kereta api kelas eksekutif dan bisnis, tempat

pembelian atau pemesanan tiket KA kelas ekonomi terkesan lebih

sedikit. Berikut ini merupakan ketentuan pembelian tiket KAkelas

ekonomi. Pada dasarnya, pembelian tiket kereta api ekonomi dilakukan

secara langsung di loket stasiun sebelum kereta tujuan berangkat.

Beberapa daerah operasi tempat pemberangkatan awal kereta api

melayani pemesanan tiket KA kelas ekonomi yang pelaksanaannya

diatur sesuai kebijakan tiap daerah operasi. Baru 3 daerah operasi yang

melayani penjualan tiket KA kelas ekonomi dengan sistem komputer

yaitu Daop 1 Jakarta, Daop 2 Bandung, dan Daop 8 Surabaya. Namun,

itu pun masih terbatas dan hanya dari stasiun awal pemberangkatan

kereta api.

8

Sekarang pemesanan tiket KA bukan hanya bisa dilakukan dengan

satu cara saja. Biasanya kita memesan tiket KA di stasiunnya langsung,

namun sekarang ada banyak cara untuk melakukannya. selain yang telah

disebutkan diatas sibawah ini ada keterangan yang lebih lanjut

Pesan Tiket KA via Contact Center Jika Anda tidak sempat untuk datang

membeli tiket langsung ke stasiun kereta Anda bisa langsung memesannya

melalui nomor telepon 121 jika menggunakan telepon rumah atau ke 021-

121 jika melalui handphone. Setelah menghubungi nomor telepon tersebut

Anda akan dapat kode booking yang selanjutnya Anda bisa membayar

tiketnya melalui ATM atau e-banking. Pembayaran dilukan maksimal tiga

jam setelah dapat kode booking.

Sistem pelayanan pemesanan tiket adalah:

a. Pemesanan tiket via Call Center KA dapat dilakukan dalam waktu 24

jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, artinya konsumen dapat

melakukan reservasi kapan saja dengan melakukan dial ke nomor

13897 (13TYP) menggunakan telepon selular (saat ini CDMA belum

bisa).

b. Call Center secara sistem dapat melayani pemesanan tiket mulai H –

30 (tiga puluh) sampai dengan H – 1 (satu) sebelum keberangkatan

KA.

c. Pemesanan per transaksi yang dilakukan oleh Calon Penumpang untuk

1 (satu) tiket maksimal 4 (empat) tempat duduk untuk KA yang sama

dalam satu waktu (Nomer KA dan tanggal keberangkatan sama).

9

d. Penukaran tiket melalui fasilitas layanan perbankan ini hanya dapat

dilayani di loket Stasiun atau Pusat Pelayanan Reservasi tiket KA

(tidak dapat dilayani melalui Agen).

e. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada sistem ticketing, Call

Center tidak dapat melayani reservasi tiket KA, pelayanan penjualan

tiket secara manual hanya dapat dilayani di Stasiun.

Prosedur pemesanan adalah:

a. Konsumen melakukan reservasi tiket KA dengan melakukan panggilan

ke Call Center KA (dial 13897) menggunakan telepon selular atau ke

021-6916060, bisa juga 021-23507000.

b. Petugas yang melayani akan menanyakan informasi kepada konsumen

mengenai:

1) Nama dan alamat Calon Penumpang (sesuai KTP/SIM/Kartu

Identitas)

2) Nama dan Kelas KA yang dipesan

3) Tanggal dan Jam Keberangkatan KA

4) Stasiun asal dan tujuan penumpang

5) Jumlah penumpang

c. Setelah petugas Call Center berhasil melakukan proses reservasi,

kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan SMS ke pemesan yang

berisi informasi tiket KA yang dipesan disertai kode pemesanan dan

jumlah transaksi yang harus dibayarkan ke Bank.

10

d. Konsumen membayar transaksi pemesanan tiket ke electronic channel

Bank Mandiri sebesar nilai transaksi tersebut sesuai kode pemesanan.

e. Jangka waktu pembayaran ke Bank adalah 3 (tiga) jam dari waktu

pemesanan dan apabila telah lewat dari 3 (tiga) jam dari waktu

pemesanan secara otomatis dianggap batal (proses secara otomatis

dalam sistem).

f. Apabila transaksi telah berhasil dibayarkan ke Bank secara otomatis

data tersebut akan terkirim ke PT. KAI dan tiket KA dapat dicetak.

Apabila tiket KA belum dibayar, maka secara sistem tidak dapat

dicetak.

Setelah konsumen membayar transaksi pemesanan tiket KA lewat fasilitas

Bank, selanjutnya dapat mengambil tiket KA di loket stasiun dengan

menyerahkan:

a. Struk ATM, apabila pembayaran via ATM Mandiri, atau

b. Kode pemesanan (untuk internet banking, SMS banking dan phone

banking).

Kesemuanya disertai dengan fotocopy KTP/ Kartu Identitas yang

berlaku atau mengisi formulir identitas sesuai dengan yang berangkat.

Dengan diserahkannya bukti pembayaran dari Bank Mandiri berupa struk

ATM atau kode pemesanan disertai fotocopy Kartu Identitas, petugas loket

berdasarkan kode pemesanan memastikan apakah transaksi sudah dibayar

dan nama penumpang yang akan berangkat sesuai dengan nama yang ada

11

difotocopy kartu identitas. Petugas loket melakukan pencetakan tiket

sesuai kode pemesanan.

Khusus untuk prosedur pembatalan dan penundaan/perubahan

waktu perjalanan bagi calon Penumpang kereta api dilakukan sesuai

dengan aturan yang berlaku. Pembatalan tiket (batal pembeli & batal

tunda) hanya bisa dilakukan melalui komputer tiketing, dan hanya dapat

dilakukan di tempat-tempat sbb :

a. Di Pusat Pelayanan Reservasi

b. Di Stasiun yang melayani tiket komputer

Pembatalan meliputi batal tunda sampai dengan H -1 dan batal pembeli

sampai dengan 3 jam sebelum keberangkatan KA dengan mengenakan

denda sesuai dengan aturan yang berlaku. Pembatalan karena force

majeure akan ditangani oleh PT. KAI dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku. Kondisi force majeure ini diinformasikan kepada calon

penumpang melalui Call Center.

Untuk dapat menikmati fasilitas pemesanan tiket KA via Call

Center ini, pelanggan harus menjadi pemegang rekening Bank Mandiri.

Setiap kali transaksi menggunakan layanan ini, konsumen akan dikenai

biaya layanan sebesar Rp. 7.500,- pada saat membayar via

electronicchannel Bank Mandiri dan pulsa premium saat melakukan

reservasi via Call Center. Prosedur update payment melalui phone banking

Mandiri:

12

a. Nasabah / Calon Penumpang yang telah mendapat kode booking/Kode

Pembayaran dari PT Kereta Api menghubungi Call Mandiri di nomor

14000 atau di (021) 5297777.

b. Pilih jenis bahasa yang akan digunakan, no.1 untuk bahasa Indonesia,

no.2 untuk bahasa Inggris. Misalkan bahasa yang digunakan adalah

bahasa Indonesia.

c. Pilih Jenis Layanan, untuk layanan perbankan pilih nomor 1.

d. Pilih Jenis Transaksi No.1, untuk Transaksi Perbankan

e. Masukkan 16 digit nomor Kartu Mandiri, kemudian masukkan 6 digits

nomor PIN Call Mandiri.

f. Jika benar, sistem akan meyebutkan jumlah saldo rekening nasabah /

calon penumpang.

g. Untuk melakukan pembayaran Tiket Kereta Api, pilih no. 0, Customer

Service Call Mandiri akan langsung melayani Calon Penumpang /

nasabah. Sebutkan reservation number pemesanan.(kereta-api.com)

3. Definisi Kereta Api

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan

tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan

kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api

merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif

(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian

kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian

kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu

13

memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya

sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha

memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama

angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi

umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta

kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah

kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur

tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan

khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan

dan ditarik dengan tenaga kuda.

Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot

membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang

menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick

membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan

memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George

Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan

balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu

lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan

demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang

lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa

penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor

14

listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan

cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan

kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien

dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya

teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api

magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang

dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress

Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi

sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis

mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.

4. Jenis-jenis Kereta Api

a. Dari segi propulsi (tenaga penggerak)

1) Kereta api uap

Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air

yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan

dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena

itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai

sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia

tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada

umumnya dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika

Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman.

15

2) Kereta api diesel

Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan

umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua

jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik

dan kereta api diesel elektrik

3) Kereta api rel listrik

Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang

bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta

rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan

merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL

Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik. Di

Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk

menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis

pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel

listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta,

yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo. Pada tahun

1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan

selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta

yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai

mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel

listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976,

1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000

dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik

16

yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan

sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang. PT Inka yang

terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik

yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik

ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan

dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih

ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang. Pada saat ini

kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi,

Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar

dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah

Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan

direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang.

Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah

selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai

sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-

Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk

untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.

b. Dari segi rel

1) Kereta api rel konvensional

Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum

dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang

diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memiliki tingkat

ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di

17

tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus

yang memiliki roda gigi, dan hanya ada di pulau Pulau Sumatera.

2) Kereta api monorel

Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang

jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta

ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain

menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya

digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota

metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

c. Dari segi di atas/ di bawah permukaan laut

1) Kereta api permukaan (surface)

Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api

yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya

pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah

dibandingkan yang di bawah tanah atau layang. Umumnya lintasan

permukaan ini di Indonesia dibangun sebelum Perang Dunia II.

2) Kereta api layang (surface)

Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal

ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak

memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan

sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama,

misalnya untuk kereta api permukaan membutuhkan $ 10 juta

maka untuk kereta api layang membutuhkan dana $ 30 juta. Di

18

Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun

Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu

perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur

(Jatinegara - Senen - Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah

Abang), juga akan dilayangkan namun keuangan tidak memadai,

sehingga hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara ini.

Rencananya dari Senayan ke Kuningan terdapat lintas layang

monorel buatan Malaysia.

3) Kereta api bawah tanah (subway)

Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah

permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan

membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur

kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar

(metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan

Moskwa. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada

daerah pertambangan. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali,

karena sering menembus 20 m di bawah permukaan, kali -

bangunan maupun jalan, yaitu 7 (tujuh) kali lipat dari pada kereta

permukaan. Misalnya kalau untuk membangun dengan jarak yang

sama untuk permukaan membutuhkan $ 10 juta, maka yang di

bawah tanah memerlukan $ 70 juta. Di Jepang pembangunan lintas

subway telah dimulai sejak tahun 1905. Jakarta rencananya akan

19

dibangun subway segmen Dukuh Atas ke Kota dari Proyek

MassTransit Jakarta.

d. Dari segi penggunaan

1) Kereta api penumpang

Kereta api penumpang adalah kereta api yang digunakan untuk

mengangkut orang, dari satu stasiun ke stasiun lainnya antar kota.

Selain itu biasanya digunakan kereta khusus untuk makan, kereta

pembangkit dan kereta bagasi. Khusus untuk di Indonesia, kereta

api penumpang dapat dibagi menjadi 4 kelas:

a) Kereta api eksekutif

Kereta api eksekutif adalah kereta penumpang yang dilengkapi

dengan AC (Air Conditioner). Kereta api eksekutif juga

menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa

tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan,

penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai

dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik

di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi

(kereta makan) yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi

dengan fasilitas untuk berkaraoke. Kereta eksekutif dibagi

menjadi dua, yaitu kereta kelas argo dan kelas satwa. Kelas

Argo, merupakan kelas layanan tertinggi PT Kereta Api

(Persero), yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50

orang per kereta. Penamaan kereta argo sebagian besar

20

menggunakan nama gunung yang berada dekat dengan kota

tujuan kereta tersebut. Misalanya, kereta api Argo Muria tujuan

Semarang, gunung Muria tidak jauh dengan kota Semarang.

Begitu pula dengan kereta api Argo Lawu tujuan Solo, Gunung

Lawu tidak jauh dengan kota Solo, tetapi Argo Dwipangga dan

Argo Parahyangan tidak menggunakan nama gunung.

Sedangkan kelas satwa berada di bawah kelas argo. Kereta

kelas satwa berkapasitas 52 orang setiap gerbongnya.

Penamaan kereta ini menggunakan nama-nama satwa ataupun

nama tokoh-tokoh dalam legenda Indonesia. Seperti, kereta api

Rajawali. Setiap kereta (bukan rangkaian kereta api, melainkan

kereta gerbong penumpang, namun, istilah gerbong penumpang

ini sebenarnya salah) memiliki setidaknya dua toilet di dekat

pintu masuk keluar kereta. Di dalam kereta juga ada fasiltas

keselamatan, seperti tabung pemadam kebakaran ataupun

emergency brake. Ada pula fasilitas lain seperti lampu baca di

setiap kursi. Format penomoran untuk kereta kelas eksekutif

yaitu K1 - xx (tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx (nomor

urut). Misalnya : K1 95834 artinya kereta kelas 1 (eksekutif)

yang mulai dinas tahun 1995 dengan jenis bogie '8' urutan ke

34, ditambah huruf abjad yang artinya kereta itu milik dipo

tersebut. Misalnya K1 95834 SBI, artinya kereta itu milik dipo

Surabaya Pasar Turi. Format kedua yaitu K1 - x (jenis kereta)

21

xx (Tahun Dinas) xx (Nomor urut) XX atau XXX (Dipo

Induk). Contoh K1 - 0 94 01 SMC, artinya Kereta kelas 1

(Eksekutif) (K1) - Ditarik lokomotif (0) Mulai Dinas Tahun

1994 (94) dan urutan ke satu/pertama (01) berdipo induk

Semarang Poncol (SMC).

b) Kereta api bisnis

Kereta api bisnis adalah kelas kereta penumpang di bawah

kelas eksekutif. Khusus di Indonesia, kereta kelas bisnis ini

tidak dilengkapi dengan AC (Air Conditioner). Jumlah kursi

dalam kereta bisnis pun lebih banyak dibandigkan dengan

kereta api eksekutif, yaitu sebanyak 64 buah. Ada juga kereta

api kelas campuran, yaitu dalam satu rangkaian terdapat dua

kelas, yaitu eksekutif dan bisnis. Namun kereta eksekutif di

kelas campuran ini berbeda dengan kereta api kelas eksekutif

(kelas argo dan kelas satwa). Harga tiket lebih murah daripada

kelas argo atupun kelas satwa. Dan dalam satu rangkaian

terdapat satu kereta khusus makan (KM) atupun kereta makan

dan pembangkit (KMP). Format penomoran untuk kereta kelas

bisnis yaitu K2 - xx (tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx

(nomor urut). Misalnya : K2 65534 artinya kereta kelas 2

(bisnis) yang mulai dinas tahun 1965 dengan jenis bogie '5'

urutan ke 34 ditambah abjad yang artinya kereta itu milik dipo

tersebut. Misalnya K2 78521 MN artinya kereta itu milik dipo

22

Madiun. Format kedua yaitu K2 - x (jenis kereta) xx (Tahun

Dinas) xx (Nomor urut) XX atau XXX (Dipo Induk). Contoh

K2 - 0 86 01 BD, artinya Kereta kelas 2 (bisnis ) (K2) - Ditarik

lokomotif (0) Mulai Dinas Tahun 1986 (86) dan urutan ke

satu/pertama (01) berdipo induk Bandung (BD). Kereta api

bisnis ini dibagi dua menjadi kereta api kelas campuran dan

kelas bisnis saja.

c) Kereta api ekonomi

Kereta api ekonomi adalah kelas kereta penumpang di bawah

kelas bisnis. Sama halnya dengan kereta kelas bisnis, kereta ini

tidak dilengkapi dengan Air Conditioner (AC). Satu kereta

penumpang ekonomi berkapasitas 106 orang. Kereta ini

menjadi idaman para penumpang pada saat hari raya ataupun

hari libur. Walaupun dalam setiap perjalanan, kereta ini harus

berhenti untuk mengalah dengan kereta api kelas atasnya.

Harga tiket kereta api kelas ekonomi pun sangat terjangkau.

Format penomoran untuk kereta kelas ekonomi yaitu K3 - xx

(tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx (nomor urut). Misalnya :

K3 07525 artinya kereta kelas 3 (ekonomi) yang mulai dinas

tahun 2007 dengan jenis bogie '5' urutan ke 25 ditambah abjad

yang artinya kereta itu milik dipo tersebut. Misalnya K3 07525

SMC, artinya kereta itu milik dipo Semarang Poncol. Format

kedua yaitu K3 - x (jenis kereta) xx (Tahun Dinas) xx (Nomor

23

urut) XX atau XXX (Dipo Induk). Contoh K3 - 0 98 03 JAKK,

artinya Kereta kelas 3 (ekonomi) (K3) - Ditarik lokomotif (0)

Mulai Dinas Tahun 1998 (98) dan urutan ketiga (03) berdipo

induk Jakarta Kota (JAKK).

d) Kereta api ekonomi AC

2) Kereta api barang

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk

mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu,

batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang

digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan

gerbong khusus untuk mengangkut anak, ataupun tangki untuk

mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dan

lain-lain). Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang

digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya

(meriam, rudal dan lain-lain).

1.5 Metode Penelitian

Agar diperoleh data yang baik dan memenuhi syarat, maka diperlukan metode

pengumpulan data yang tepat. Adapun metode pengumpulan data yang

diperlukan sebagai berikut :

1. Metode Interview

Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada informan atau seorang atau seorang

yang ahli atau berwenang dalam suatu masalah (Keraf, 2001:161).

24

Proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

kepada manager komersial mengenai metode penetapan harga dan

pelayanan pada PT. Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis (Gorys Keraf ,2001:161).

Dalam Pengumpulan data peneliti melihat secara langsung di lapangan

bagaimana situasi dan kondisi obyek yang diteliti pada PT. Kereta Api

(Persero) Daop IV Semarang.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui

peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan juga termasuk buku-

buku tentang pendapat, teori, dalil atau hokum dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian. Penggunaan metode dokumentasi

ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data guna menyusun deskripsi

wilayah penelitian, disamping juga untuk melengkapi analisis data.

25

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Sehubungan dengan telah dirasakan dan dialami kesulitan prasarana

dan sarana transportasi di Pulau Jawa ditinjau dari sudut pertahanan dan

keamanan serta sudut ekonomi sejak awal abad ke-19, maka muncullah usul

yang diajukan oleh Kolonel Jhr. Van Der Wijk, seorang militer, pada tanggal

15 Agustus 1840. la mengusulkan agar di Pulau Jawa dibangun alat

transportasi baru, yaitu kereta api, yang di Eropa telah berhasil mengatasi

kesulitan serupa. Di negeri Belanda sendiri telah dibangun jaringan rel yang

membuktikan hasil yang cukup baik sebagai sarana pengangkutan. Menurut

dia, pemasangan jalan rel di Pulau Jawa akan mendatangkan keuntungan yang

tidak ternilai harganya bagi kepentingan pertahanan. Yang diusulkannya ialah

jalan rel yang terbentang dari Surabaya ke Jakarta melalui Surakarta,

Yogyakarta dan Bandung beserta simpangan-simpangannya. Sementara itu,

usul Van Der Wijk didukung oleh J. Trom, seorang insinyur kepala pada

Bagian Pengairan dan Bangunan. Trom sendiri berpendapat bahwa jalan rel

itu sebaikmya menghubungkan Surabaya dengan Cilacap.

Usul Van Der Wijk itu kiranya dipandang baik, sehingga pemerintah

Kerajaan Belanda mengeluarkan surat keputusan (Koninklijk Besluit) nomor

270 tertanggal 28 Mei 1842 yang menetapkan bahwa pemerintah akan

membangun jalan rel dari Semarang ke Kedu dan Yogyakarta/Surakarta.

26

26

Keputusan tersebut didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan sarana

transportasi tradisional berupa kereta yang ditarik sapi dan kerbau serta

meningkatkan daya angkut bagi barang-barang ekspor.

Pada tahun 1846 Gubernur Jendral Hindia Belanda J. J. Rochussen

(1845-1851) mengusulkan kepada pemerintah kerajaan di negeri induknya,

Belanda, agar menolak permohonan konsesi dari pihak swasta yang waktu itu

sudah ada yang tertarik pada penanaman modalnya dalam bidang transportasi.

la berpendapat bahwa pengadaan alat transportasi kereta api hendaknya

dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu ia mengajukan agar pemerintah

menyediakan dana untuk biaya pemasangan jalan rel kereta api antara Jakarta

dan Bogor.

Bertolak belakang dengan usul Rochussen, Gubernur Jendral A. J.

Duymaer Van Twist (1851-1856) justru mengajukan usul agar pemerintah

kerajaan di Belanda mempertimbangkan usulan konsensi pihak swasta. Usul

Twist disetujui oleh parlemen Belanda yang memang waktu itu sedang

bergema keras suara kaum liberal yang mendukung kehadiran kaum swasta.

Sebagai jawaban atas usul-usul tersebut, pada tanggal 31 Oktober 1852

pemerintah kerajaan Belanda mengeluarkan surat keputusan (No. H22, Ind.

Stbl. 1853 No. 4) yang menetapkan pemberian kemudahan-kemudahan bagi

kalangan pengusaha swasta yang bermaksud untuk mendapat konsesi (izin)

pembukaan jalan rel atau usaha alat transportasi kereta api di Pulau Jawa.

Timbulnya permintaan konsesi dari pengusaha swasta telah

menimbulkan berbagai macam pendapat di kalangan pejabat pemerintah

27

Hindia Belanda, Gubernur Jendral Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van den Beele

(1861-1866), akhirnya bersedia mengabulkan permintaan konsesi itu dengan

beberapa syarat tertentu. Persyaratan dimaksud antara lain supaya pembuatan

jalan rel itu disesuaikan dengan pengarahan Menteri Urusan Jajahan Hindia

Belanda Fransenvan De Putte yang menginginkan agar jalur jalan rel

Semarang-Solo-Yogyakarta diperluas dengan lintas cabang dari Kedungjati

menuju Ambarawa. Soalnya di Ambarawa terdapat benteng Willem I yang

penting artinya dari segi kemiliteran. Persyaratan lainnya yang wajib dipatuhi

adalah lebar sepur supaya disesuaikan dengan norma standar Eropa, yakni

1,435 mm. Akhirnya dengan adanya kebutuhan yang saling mengkait, maka

pada tahun 1862 untuk pertama kalinya pemerintah memberikan konsesi

kepada beberapa orang swasta yang kemudian mendirikan perusahaan kereta

api swasta Nederlanssch-Indische Spoorweg Maatschappij (NKM) yang

dipimpin oleh Ir. J. P. de Bordes.

Dalam rangka melaksanakan konsesi tersebut di atas, maka pada

tanggal 7 Juni 1864 di desa Kemijen (Semarang) diselenggarakan upacara

sebagai tanda pekerjaan pemasangan jalan rel dimulai. Ketika pada tanggal 10

Agustus 1867 lintas Semarang (Kemijen) ke Tanggung sepanjang 25 km

dibuka dan kereta api mulai dioperasikan untuk umum, ternyata masalah yang

dihadapi NTSM cukup besar. Perusahaan swasta ini dihadapkan pada

kesulitan finansial yang paling parah, karena sudah terlanjur salah merancang

sejak awal Ternyata pengeluaran yang harus dibiayai untuk pembangunan

jalan rel yang pertama ini jauh melebihi rencana anggaran yang diperkirakan

28

sebelumnya, sehingga timbul kekhawatiran di kalangan pimpinan NTSM.

Bahkan pada tahun 1868 pekerjaan pembuatan jalan rel di Jawa Tengah

terancam berhenti, sehingga NISM meminta bantuan kepada pemerintah.

Bantuan yang diberikan pemerintah berupa pinjaman modal tanpa bunga,

sehingga pembangunan jalan rel dimungkinkan untuk dilanjutkan terus sampai

ke Surakarta. Pemerintah mengabulkan permintaan bantuan keuangan NISM,

karena jalan rel tersebut dianggap sangat penting bagi kelancaran

pengangkutan produksi gula yang cukup banyak untuk diekspor waktu itu.

Selanjutnya, timbul lagi kesulitan keuangan dalam tubuh NISM yang

kembali mengacam terhentinya pembangunan jalan rel itu. Kali para

pengusaha yang mengontrak tanah-tanah perkebunan dan sangat memerlukan

jasa angkutan kereta api, dengan serta merta bersedia membayar uang muka

untuk muatan yang akan diangkutnya. Hal tersebut telah memungkinkan

seluruh pekerjaan pembangunan jalan rel Semarang-Yogyakarta dapat

diselesaikan pada tanggal 21 Mei 1873. Pada tahun itu juga kereta api

Semarang-Yogyakarta dioperasikan dan dibuka untuk umum. Di samping itu,

NISM membangun juga lintas jalan rel cabang ke Ambarawa yang

diisyaratkan dalam perjanjian konsesi. Lintas cabang ini dibangun dari

Kedungjati dan dibuka untuk umum pada tanggal 21 Mei 1873.

Konsesi bagi pemasangan jalan rel kereta api dan pengoperasian alat

angkut kereta api jalur Jakarta-Bogor diperoleh NISM berdasarkan surat

keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda (Gouvernenent atau GB) nomor 1

tanggal 27 Maret 1864 dan nomor 1 tanggal 19 Juni 1865 serta surat

29

keputusan raja Belanda (Koninklijk Besluit atau KB) tanggal 22 Juli 1868.

Konsesi ini diberikan, karena jalur rel kereta api Jakarta-Bogor itu dipandang :

1. Mempunyai nilai ekonorni yang cukup tinggi sebab bertalian erat dengan

pengangkutan hasil produksi tanamann ekspor dari wilayah Priangan,

seperti kopi dan kina.

2. Penting ditinjau dari sudut politik dan komunikasi pemerintah, sebab

Bogor menjadi tempat kedudukan Gubernur Jendral dan pusat administrasi

pemerintah.

Meskipun konsesi pemasangan jalan rel jalur Jakarta-Bogor telah

diperoleh NISM sejak tahun 1864, namun pelaksanaan pembangunannya baru

dimulai tahun 1869. Hal itu disebabkan oleh berbagai hambatan yang untuk

mengatasinya memerlukan waktu. Salah satu hambatan dimaksud adalah

terjadinya perubahan persyaratan konsesi, terutama yang menyangkut soal

teknis, yaitu ketentuan tentang lebar rel (spoorwijdte). Pada mulanya lebar rel

itu sama dengan lebar rel jalur Semarang-Yogyakarta, yaitu 1.435 mm namun

kemudian diubah menjadi 1.067 mm sesuai dengan keputusan Menteri Urusan

Jajahan Belanda de Wall tanggal 27 September 1869. Keputusan tersebut

didasarkan atas penelitian J. A. KooL, seorang insinyur kepala pada

perusahaan kereta api Belanda, dan N. H. Henket, seorang guru besar pada

sekolah politeknik di Delft (negeri Belanda) yang diberi tugas oleh de Wall

untuk menyelidiki kemungkinan membuat jalan rel di Pulau Jawa yang

lebarnya 1.000 mm atau 1.100 mm ditinjau dari segi ekonomi. Mereka

berpendapat bahwa jalan rel umum yang dilaksanakan oleh pihak swasta

30

dengan cara jaminan bunga, hendaknya dibuat lebih kecil ukurannya dengan

pertimbangan agar daya angkut terjamin dan penting dari sudut penghematan.

Pembangunan jalan rel jalur Jakarta-Bogor dimulai pada tanggal 15

Oktober 1869 yang pembukaannya ditandai oleh upacara yang dihadiri oleh

Gubernur Jendral P. Myer dan pelaksanaan pembangunannya dipimpin oleh

Ir. J. P. Hordes. Panjang jalan rel Jakarta-Bogor seluruhnya 58.506 m.

Sejak saat itu eksplotasi alat angkut kereta api menjadi incaran para

pengusaha untuk menanamkam modalnya. Dakm pada itu, ternyata kedua

lintasan jalan rel itu, yaitu Semarang-Yogyakarta di Jawa Tengah dan jalur

Jakarta-Bogor di Jawa Barat, benar-benar dapat memenuhi kebutuhan akan

alat transportasi yang sudah begitu mendesak.

Pembangunan Jalan Rel di Pulau Jawa

Dibangun pada bulan November 1871 oleh Menteri Urusan Jajahan

Belanda Mr. P. P. van Bosse, empat lintasan jalan rel di Pulau Jawa yaitu

Semarang-Surakarta-Yogyakarta menghubungkan Pasuruan di Jawa Timur

dengan Cilacap di Jawa Tengah.

Pembangunan Jalan Rel di Pulau Sumatera

Penelitian dan persiapan bagi pembangunan jaringan rel di

Sumatera Barat antara tahun 1873 sampai 1875, pelaksanaan pembuatan

jalan rel pada tahun 1887. Pembangunan jalan rel di Sumatera Barat

didasarkan atar pertimbangan ekonomi, yaitu dengan kegiatan

penambangan batubara di Ombilin, dekat Sawahlunto. Pengadaan kereta

31

api ditujukan untuk mengangkut hasil tambang dari tempat penambangan

ke pelabuhan di Teluk Bayur.

Pembangunan Jalan Rel di Sulawesi dan Kalimantan

Di Sulawesi jalan rel dibangun pada bulan Juli 1922 panjangnya 47

km, menghubungkan kota Ujungpandang (Makasar) dengan Takalar. Di

Kalimantan jalan rel yang dibangun untuk digunakan alat transportasi trem

yang mengangkut barang yang merupakan hasil hutan dan produksi

industri.

B. Lokasi Perusahaan

PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang berlokasi di Jl. M. H.

Thamrin No. 3 Semarang.

C. Bidang Usaha

PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang bergerak di bidang jasa

angkutan penumpang dan jasa angkutan barang. Daerah Operasi IV Semarang

memiliki enam stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Semarang Tawang,

Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Pekalongan, Stasiun Tegal, Stasiun

Bojonegoro dan Stasiun Cepu, sedangkan stasiun kereta api kelas menengah

di antaranya adalah Stasiun Kedungjati, Stasiun Gambringan, Stasiun Weleri,

Stasiun Comal dan Stasiun Pemalang. Gudang kereta api berada di Stasiun

Semarang Poncol, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari Stasiun

32

Semarang Poncol. Kereta api penumpang yang berada di bawah

pengoperasian DAOP 4 Semarang di antaranya adalah:

1. Kereta api Argo Muria dan Kereta api Argo Sindoro, kereta eksekutif argo

tujuan stasiun Gambir-stasiun Semarang Tawang;

2. Kereta api Harina, kereta campuran eksekutif dan bisnis tujuan stasiun

Bandung-stasiun Semarang Tawang;

3. Kereta api Rajawali, kereta campuran eksekutif dan bisnis tujuan Stasiun

Surabaya Pasarturi-Stasiun Semarang Tawang

4. Kereta api Kaligung Emas, kereta campuran eksekutif dan bisnis tujuan

Stasiun Tegal-Stasiun Semarang Tawang;

5. Kereta api Fajar Utama Semarang dan Kereta api Senja Utama Semarang,

kereta bisnis tujuan Stasiun Pasarsenen Jakarta-Stasiun Semarang Tawang

6. Kereta api Tawang Jaya, kereta ekonomi tujuan Stasiun Pasarsenen

Jakarta-Stasiun Semarang Poncol

7. Kereta api Tegal Arum, kereta ekonomi tujuan Stasiun Jakarta Kota-

Stasiun Tegal

8. Kereta api Kaligung, kereta komuter bisnis dan ekonomi tujuan Stasiun

Semarang Poncol-Stasiun Tegal sampai dengan Stasiun Slawi dan Stasiun

Brebes

9. Kereta api Pandanwangi, kereta komuter bisnis tujuan Stasiun

Solobalapan-Stasiun Semarang Poncol

10. Kereta api Blora Jaya Ekspres, kereta komuter bisnis tujuan Stasiun

Semarang Poncol-Stasiun Cepu sampai dengan Stasiun Bojonegoro

33

11. Kereta api Joglosemar, kereta komuter bisnis tujuan Stasiun Yogyakarta.

Lintas beroperasi Daop IV Semarang adalah:

1. Batas Timur DAOP 4 Semarang dengan DAOP 8 Surabaya terletak pada

kilometer 251+651 antara stasiun Bojonegoro dan Stasiun Babat pada

Jalur kereta api Gambringan-Lamongan.

2. Batas Barat DAOP 4 Semarang dengan DAOP 3 Cirebon pada kilometer

168+718 antara stasiun Tegal dan stasiun Brebes pada Jalur kereta api

Cirebon-Tegal.

3. Batas Selatan DAOP 4 Semarang dengan DAOP 5 Purwokerto pada

kilometer 167+717 antara stasiun Tegal dan stasiun Slawi pada Jalur

kereta api Tegal-Prupuk.

4. Batas Utara Daop 4 Semarang dengan DAOP 6 Yogyakarta pada

kilometer 140+633 antara Stasiun Gundih dan Stasiun Kedungjati pada

Jalur Brumbung-Gundih

Lintas tak beroperasi Daop IV Semarang:

1. Lintas Semarang Tawang - Semarang Gudang dari kilometer 0+000

sampai dengan kilometer 1+188.

2. Lintas Blora - Cepu dari kilometer 0+000 sampai dengan kilometer 2+300.

3. Lintas Demak - Kudus dari kilometer 0+000 sampai dengan kilometer

0+750.

4. Lintas Kedungjati - Ambarawa dari kilometer 0+700 sampai dengan

kilometer 18+752.

34

5. Lintas Brumbung - Demak dari kilometer 0+522 sampai dengan kilometer

2/232

D. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah total tenaga kerja pergolongan pada PT. Kereta Api Indonesia

DAOP IV Semarang, sebagai berikut:

1. Golongan IV/B = 1

IV/A = 1

2. Golongan III/D = 11

III/C = 14

III/B = 66

III/A = 206

3. Golongan II/D = 237

II/C = 168

II/B = 396

II/A = 1.721

4. Golongan I/D = 59

I/C = -

I/B = 58

I/A = -

Jumlah pegawai = 2.938

35

E. Jam Kerja

PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang menetapkan jam kerja

yaitu lima hari kerja mulai hari : Senin sampai Jum'at dengan jam kerja pukul :

08.00-16.00 WIB, hari Sabtu dan Minggu libur.

F. Struktur Organisasi

Pengorganisasian merupakan suatu fungsi manajemen yang dipadang

sebagai alat yang dicapai oleh orang-orang atau anggota organisasi untuk

mencapai tujuan bersama secara efektif. Suatu perusahaan yang menginginkan

suatu kemajuan dan suatu sistem kerja yang teratur harus mempunyai susunan

organisasi yang teratur pula. Secara skematis dapat digambarkan struktur

organisasi pada PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang, sebagai

berikut:

36

STRUKTUR ORGANISASI PERUMKA DAERAH OPERASI IV SEMARANG

KADAOP

KASI SINTELKUPT T&D KASITRAK KASI JLN REL & JOTKASIOP

HUMAS

KASI HARGA KA SHKK

WASTEK OPWASTEK JALAN REL & JOT

KAUR UMUM

KASUBAG DAOP

KAUR KEUANGAN

WASTEK STLWASTEK TRAK

KAUR PERS KAUR ANGGARAN

WASKOP CU

WASKOP SH

WASKOP TG

KASUBSI PERKA

KASUBSI OPNIS

KASUBSI OPKA

KASUBSI KERETA

KAUR PROGRAM T&B

KAUR TU T&B

KAUR INVEN T&B

WASI LOKO

WASI KERETA

KASUBSI OPSAR

KASUBSI LOKO

KASUBSI KERETA

KASI KONSTRUKSI

KASI PAD

KASI PROGRAM

KASIJAB

WASI JLN REL B

WASI JLN REL A WASI TELKOM

WASI SINYAL

KASUBSI SINYAL

KASUBSI TELKOM

KASUBSI PROGRAM

KASUBSI SARPEN

KASUBSI CAR BAR

KASUBSI PNPFI

KAUR HIGINE

KAUR KOL KERJA

KAUR PERKERETAA

PIAN

SSK/TSK/RLUKDT/KDK/KSDT/PUK

KS / KSB

37

G. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran adalah daerah tempat dipasarkan hasil produksi

suatu perusahaan atau dengan kata lain daerah tempat menjual barang hasil

produksi suata perusahaan.

Adapun daerah pemasaran atau daerah operasi PT. Kereta Api

Indonesia DAOP IV Semarang, meliputi:

1. Wilayah Barat

- Semarang - Weleri - Batang - Pekalongan - Pemalang - Tegal.

2. Wilayah Timur

- Semarang - Jumbung - Gubug - Gambrengan - Kredengan - Ndoplang -

Randublatung - Cepu - Bojonegoro. ,

3. Wilayah Selatan

- Semarang - Kedungjati.

38

BAB III

PEMBAHASAN

A. Prosedur Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang

Prosedur adalah suatu tahap-tahap atau urutan-urutan pekerjaan tata

usaha yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi yang tidak dapat

dipisahkan biasanya melibatkan beberapa petugas didalam suatu bagian atau

lebih yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan yang seragam dan transaksi-

transaksi yang berulang-ulang dalam perusahaan. Dari suatu perusahaan

haruslah mempunyai prosedur pembelian karena kalau suatu perusahaan

prosedur pembeliannya tidak terkoordinasi dengan baik maka akan terjadi

kekurangan-kekurangan dan sangat menghambat perkembangan perusahaan

yang mengakibatkan kerugian perusahaan tersebut. Maka dari itu PT. Kereta

Api Indonesia Daop IV Semarang mempunyai prosedur pembelian yang

benar-benar terkoordinasi dengan baik dan diantaranya ada 3 ( tiga ), yaitu:

1. Prosedur Pemesanan Tiket

a. Penumpang datang ke pusat Reservasi Tiket mengisi blanko

pemesanan.

b. Blanko diberikan ke petugas loket, petugas loket akan memeriksa

apakah ada pesanannya

39

39

2. Prosedur Penundaan

Prosedur ini harus dilakukan oleh calon penumpang 1 ( satu ) hari sebelum

keberangkatan dengan biaya eksekutif Rp. 10.000, Bisnis Rp. 6.000 dan

Ekonomi Rp. 2000 dengan per tempat duduk.

3. Prosedur Pembatalan

a. Setiap pembatalan tiket biaya pengantaran tidak dikembalikan

b. Pembatalan sampai dengan satu hari sebelum keberangkatan akan

dikenakan 25 %. Pada hari keberangkatan sampai 3 jam sebelum

keberangkatan dikenakan 50%. Kalau pembatalan kurang dari 3 jam

yaitu tidak ada pengembalian bea atau hangus.

c. Pembatalan karena tidak terselenggaraan perjalanan oleh PT. Kereta

Api Indonesia maka bea dikembalikan sepenuhnya.

4. Kebijakan Pembelian Tiket Penumpang

Pada setiap perusahaan-perusahaan selalu menitik-beratkan kepada

pemasaran dan pembelian serta pelayanan konsumen-konsumennya,

karena perusahaan itu bahwa itu sangat mempengaruhi laba perusahaan.

Setiap perusahaan lebih suka dengan pembelian tunai dari pada pembelian

dengan tunai dapat mempercepat perputaran uang di dalam perusahaan.

Pada perusahaan PT. Kereta Api Indonesia Daop IV Semarang

menggunakan sistem cash and carry, karena pembelian dengan sistem ini

perusahaan lebih banyak keuntungan dari pada dasarnya kebijakan pembelian

dengan cash carry tidaklah merugikan pihak pembeli dan pihak perusahaan

juga, karena perusahaan dapat lebih cepat mendapatkan perputaran pembelian

40

dari sistem cash and carry. Dan dengan sistem ini pembelian memberikan

uang sesuai dengan harga yang tercetak pada tiket.

B. Reservasi Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang

1. Pemesanan tiket kereta api melalui contact center

Penjualan atau pemesanan melalui sistem ini dilakukan di Contact

Center KA melalui nomor panggilan 121 (telepon rumah) dan 021- 121

(telepon genggam). Setelah itu penumpang akan mendapatkan kode

booking/ kode bayar yang selanjutnya penumpang dapat melakukan

pembayaran lewat e-banking dan ATM. Untuk saat ini bank yang dapat

melayani adalah ATM bank mandiri, BPR KS,BII, BRI, BPD DIY dan

Bank OCBC NISP selanjutnya akan dikembangkan melalui ATM bank

lainnya antara lain Bank Panin, BNI, CIMB Clicks dan lain-lain.

Pembayaran dilakukan maksimal 3 (tiga) jam setelah mendapatkan kode

booking. Resi pembayaran ATM kemudian ditukarkan ke loket penjualan

di statsiun yang sudah online dengan membawa KTP asli dan fotocopy.

Pemesanan tiket dianggap batal jika pembayaran melalui ATM tidak

dilakukan dalam periode waktu 3 jam tersebut. Pemesanan tiket melalui

Contact Center ini dilayani 40 hari sampai dengan 6 jam sebelum

keberangkatan KA yang bersangkutan. Pemesanan tiket tersebut hanya

untuk tiket dewasa dan anak tanpa pelayanan reduksi. Extra charge sebesar

Rp.7500,- (saat transaksi pembayaran).

41

2. Rail Agent

Rail Agent adalah badan usaha/perusahaan yang berbadan hukum yang

mewakili PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memasarkan,

mempromosikan, dan melayani pemesanan karcis di daerah tertentu.

Prosedurnya adalah:

a. Datang ke lokasi Rail Agent tiket KA

b. Memesan tiket KA, sesuai keinginan.

c. Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam tiket

d. Periksa kembali tiket sebelum meninggalkan Rail Agent.

Tabel 2.1

Rail Agent DAOP IV SEMARANG

No. Nama Stasiun Alamat

1 St. Tegal Jl.Kemiri 74 Pakembaran, Slawi

2 St. Pemalang Jl. Jend. Soedirman, Mulyoharjo, Pemalang, Pemalang

3 St. Pekalongan Jl. Gajah Mada, Bendan, Pekalongan Barat, Pekalongan

4 St. Weleri Karangdowo, Weleri, Kendal.

5 St. Semarang Poncol Jl. Imam Bonjol No.115 Semarang

6 St. Semarang Tawang Jl. Taman Tawang No 1 Semarang

7 St. Ambarawa Museum Kereta Api Jl. Stasiun No.1. Ambarawa

8 St. Ngrombo Jl. Raya Purwodadi-Solo

9 St. Jambon Desa Jambon, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan.

10 St. Randublatung JL STASIUN WULUNG RANDUBLATUNG

11 St. Cepu Jl Stasiun Kota 27. Lingkungan Cepu. Kota Cepu

42

12 St. Bojonegoro Jln. Stasiun KA Bojonegoro.

3. Pemesanan tiket melalui Drive thru

Para pengguna kendaraan roda empat, sekarang tidak perlu turun dari

kendaraan jika ingin memesan tiket kereta api. PT Kereta Api Indonesia

Daop IV Semarang sudah meluncurkan layanan pemesanan tiket dari

dalam kendaraan atau yang dikenal dengan layanan drive thru. Layanan

tiket sistem drive thru telah tersedia di beberapa kota seperti Jakarta,

Surabaya, dan Cirebon. Dengan layanan ini, para pengguna jasa

transportasi kereta api kelas eksekutif dan bisnis tidak perlu lagi pergi ke

stasiun untuk melakukan pemesanan tiket, karena cukup menuju tempat

layanan tiket drive thru yang tersedia. Selain ingin memberikan layanan

tambahan bagi pelanggan PT. Kereta Api (Persero) juga ingin lebih unggul

dari moda transportasi lain seperti pesawat, travel, dan bis. Sejauh ini

respon pengguna jasa kereta api sangat antusias. Sebab bisa lebih praktis

dalam memesan tiket, tidak perlu turun dari kendaraan. Saat ini di

Semarang baru ada satu unit layanan tiket drive thru di depan Stasiun

Tawang atau kantor Puskopka Jl Taman Tawang No 1. Pengendara roda

empat dapat memesan secara drive thru dimulai dengan mengarahkan

kendaraan ke loket drive thru melalui lintasan yang ditentukan. Setelah

transaksi pembelian selesai, pengendara dapat keluar melalui pintu khusus

drive thru yang tersedia. Layanan tiket drive thru dibuka setiap hari

43

dengan jam operasional layanan mulai pukul 07.00-20.00. Para calon

penumpang bisa melakukan pemesanan sesuai jam yang ditentukan

dengan mudah.

4. Mobile Ticketing Online

Selain drive thru, PT. Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang juga

memiliki layanan mobil tiket keliling. Dua unit mobil ini sementara akan

beroperasi di kawasan Simpanglima, Carrefour Banyumanik, dan

Lawangsewu. Kepala PT KA Daop IV Semarang, Muhammad Sholeh

Kosasih mengatakan, sementara ini layanan tiket drive thru masih satu unit

di depan Stasiun Tawang. Jika nanti respon masyarakat mengharapkan

lebih, PT. Kereta Api (Persero) siap menambah penyediaan layanan tiket

sistem drive thru ini.

5. Pemesanan dan Pembelian Tiket KA Melalui Indomaret

a. Datang ke gerai Indomaret terdekat (baru dilayani di Indomaret yang

telah ditunjuk)

b. Pesan tiket sesuai dengan keinginan anda.

c. Bayar sesuai dengan jumlah struk.

d. Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.

e. Tukarkan struk di statsiun dengan tiket kereta api

Syarat dan ketentuannya adalah:

a. Lokasi gerai Indomaret yang menjual tiket kereta api lihat di

www.indomaret.co.id

b. Bawa KTP asli & photo copy saat menukarkan struk di statsiun

44

c. Extra charge Rp.7.500,- (Tercantum dalam struk).

6. Citos

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bekerjasama dengan PT. CITOS

memberikan kemudahan kepada pelanggan kereta api untuk melakukan

reservasi tiket Kereta Api secara online di mana anda berada. Prosedurnya

adalah:

a. Datang ke mitra usaha CITOS

b. Pesan tiket sesuai keinginan anda.

c. Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam struk

d. Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.

e. Tukarkan struk di statsiun dengan tiket KA.

Syarat dan ketentuannya adalah:

a. Mitra usaha CITOS lihat di : www.citosconnection.com

b. Bawa KTP asli dan fotocopy saat menukarkan struk di statsiun

c. Extra charge Rp.7.500,- (tercantum dalam struk)

d. Layanan Kereta Api Online kini sudah bisa dilakukan dengan cara

MUDAH, sebagai pelengkap usaha bisnis travel agent di tempat anda,

CITOS bekerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia memberikan

kesempatan untuk mengembangkan usaha ticketing khususnya layanan

reservasi ticketing KAI dengan menggunakan e-ticket.

45

C. Permasalahan dan Solusi/Alternatif Perbaikan yang terjadi pada

Prosedur Penjualan Tiket PT. KAI Daop IV Semarang

1. Permasalahan Pelayanan Tiket Di PT KAI Daop IV Semarang

PT Kereta Api Indonesia (persero) adalah salah satu badan usaha milik

negara (BUMN) lingkungan kementrian perhubungan yang dipimpin oleh

direksi dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. Tugas pokok

dari PT Kereta Api Indonesia (persero) adalah menyelenggarakan

pengusahaan pelayanan jasa kereta api dalam rangka memperlancar arus

perpindahan orang atau barang secara masal guna menunjang pembangunan

nasional.

Sebagai sarana transportasi umum, kereta api memiliki peran yang

cukup penting di Indonesia. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliknya

seperti tidak terkena macet dan terjangkau bagi kalangan mengengah kebawah

maka jasa transportasi kereta api memiliki banyak penumpang.

Sebagai sebuah sarana transportasi umum yang cukup diminati, kereta

api khususnya PT. KAI Daop IV Semarang memiliki beberapa masalah yang

sampai sekarang belum bisa teratasi.

Dewasa ini yang sering terjadi adalah ketidakmampuan PT KAI Daop

IV Semarang untuk mengatasi jumlah penumpang yang membludak, bahkan

banyak penumpang sampai naik ke atas kereta karena tidak kebagian tempat.

Selain itu masih juga digunakan  lokomotif tua yang suku cadangnya sudah

tidak diproduksi lagi, sehingga menghambat proses perbaikan dari lokomotif

ini. Selain  itu jumlah armada yang beroperasi masih dinilai kurang, terutama

46

di kelas ekonomi dan kelas bisnis. Sehingga jumlah calon penumpang di

stasiun akan menumpuk dan tidak semuanya mendapatkan tiket. Kualitas dari

gerbong untuk kelas ekonomi dan kelas bisnis pun masih dinilai rendah dan

tidak nyaman. Padahal jika melihat jumlah penumpang yang begitu banyak

seharusnya PT KAI Daop IV Semarang memberikan pelayanan kualitas yang

lebih baik.

Penggunaan sistem e-ticket pada kereta api yang dicanangkan oleh PT

KAI Daop IV Semarang pun belum begitu bisa dirasakan hasilnya. Hal ini

terlihat masih banyaknya calon penumpang yang membeli tiket langsung di

stasiun yang mengakibatkan stasiun akan penuh, terlebih ketika jadwal mudik

lebaran maupun waktu liburan khususnya liburan sekolah.

Dengan demikian, menurut hemat penulis, PT KAI Daop IV

Semarang, tidak mampu membuat para penumpang agar bisa masuk secara

tertib ke dalam kereta, para penumpang masih saja berdesak-desakkan untuk

masuk kedalam kereta. Padahal jika penumpang telah membeli tiket maka

mereka pasti akan mendapatkan tempat di kereta, hal ini tidak akan terjadi,

jika PT KAI menjual tiket sesuai dengan kapasitas tempat duduk kereta, oleh

karena itu seharusnya PT KAI bisa mengatasi masalah yang sangat mendasar

ini.

Menurut Sapto Hartoyo Kepala Humas PT. KAI Daop IV Semarang :

“Hal lain yang tak kalah penting adalah peningkatan kemudahan mendapatkan tiket; sekarang kami melayani H-30, yakni pemesanan tiket sudah dapat dilakukan sejak satu bulan sebelum keberangkatan. Selain itu, seperti yang dilakukan juga oleh perusahaan jasa penerbangan, kami berusaha memperluas distribusi penjualan dengan menjalin lebih banyak kerjasama dengan biro-biro perjalanan. Lebih dari itu, kami bermaksud memberi

47

rangsangan-rangsangan menarik, khususnya terhadap pelanggan group atau korporasi, misalnya dengan memberi gratis satu atau dua tiket bagi setiap pembelian 20 tiket”.(wawancara, 17 Desember 2012)

Lebih lanjut Sapto Hartoyo Kepala Humas PT. KAI Daop IV

Semarang, menyatakan bahwa :

“Masih terkait dengan layanan pada pelanggan, sekaligus berpromosi, kami menggencarkan sosialisasi dengan menyebar leaflet, brosur-brosur, serta advertising di koran-koran atau media massa yang lain. Termasuk dalam rangka sosialisasi, kami telah membuat website untuk melihat tempat duduk yang tersedia di kelas eksekutif dan kelas bisnis, yang juga berisi informasi tentang korporasi PT. KAI bagi yang berminat, baik para pengamat ekonomi, pengamat perkeretaapian, pelaku bisnis, dan lain-lain”.(wawancara, 17 Desember 2012)

Sebagai sarana transportasi umum yang cepat dan murah PT KAI

Daop IV Semarang seharusnya memperbaiki kinerja nya dalam memberikan

pelayanan kepada publik khususnya dari masalah pelayanan penjualan  tiket.

Sehingga jika masalah itu dapat terselesaikan maka bukan tidak mungkin

kereta api akan menjadi pilihan utama bagi publik dalam hal sarana

transportasi umum.

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi PT. KAI tidak mampu

bersaing, yaitu faktor pelayanan dan keunggulan dan kelemahan.

a. Faktor pelayanan tiket dari PT KAI Daop IV Semarang

Faktor pelayanan dari PT KAI Daop IV Semarang, ticketing jika

dilihat kebanyakan orang akan membeli tiket langsung di stasiun sehingga

akan menyebabkan antrian panjang, hal ini hal ini menunjukkan kalau

pelayanan dalam pembelian tiket masih lambat. Seringnya terjadi

keterlambatan kereta, hal ini juga menunjukkan bahwa pelayanan dari PT

KAI Daop IV Semarang masih rendah. PT KAI Daop IV Semarang tidak

48

mampu mengatasi masalah keluar masuk penumpang yang tidak tertib,

dan juga penumpang yang naik ke atas kereta. Tentu hal itu sangat

berbahaya bagi keselamatan, dan juga akan menurunkan citra dari PT KAI

Daop IV Semarang sendiri jika masih terus terjadi.

b. Keunggulan dan kelemahan sistem informasi akuntansi penjualan tiket

Keunggulan sistem informasi akuntansi penjualan tiket pada PT.

Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang adalah terdapat pada

adanya backup sebagian data yang terdapat pada software yang di input

pada software operasi. Sedangkan untuk kelemahan sistem informasi

akuntansi penjualan tiket adalah Ada kalanya mengalami hambatan ketika

jaringan komputerisasi sulit diakses (error), oleh karenanya pelaksanaan

sistem informasi akuntansi penjualan tiket dialihkan dengan sistem manual

sehinga petugas di setiap loket stasiun KA akan mengalami kesulitan

untuk menentukan tempat duduk calon penumpang, karena tempat duduk

yang belum dan sudah terjual sulit terpantau oleh petugas loket, selain itu

kelemahan lainnya tidak dapat melihat data penjualan tiket pada dua

minggu dan bulan yang telah berlalu.

Menurut Sapto Hartoyo, selaku Humas PT. KAI Daop IV

Semarang menyatakan :

“Masih terjadi error dalam melakukan input data penjualan. Dalam situasi ini perusahaan harus lebih cepat dan tanggap apabila terjadi error pada sistem komputer yang diguanakan dalam aktivitas penjualan dan pelaporan data penjualan. Apabila hal ini tidak segera diperbaiki oleh perusahaan maka dapat dikhawatirkan mengakibatkan  hilangnya data penjualan dan database penjualan perusahaan dan juga dapat menghambat kegiatan penjualan dan pelaporan penjualan. Dari masalah ini perusahaan harus menggunakan antivirus di komputernya dan selalu meng-update software

49

tersebut sehingga dapat meminimalisasi error yang terjadi tersebut”.(wawancara, 17 Desember 2012)

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam

pelaksanaannya sistem informasi akuntansi penjualan tiket pada PT.

Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang mempunyai

keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :

§ Keunggulan : Terdapat pada adanya backup sebagian data yang terdapat

pada software yang di input pada software operasi.

§ Kelemahan : 1). Ada kalanya mengalami hambatan ketika jaringan

komputerisasi sulit diakses, sistem informasi akuntansi penjualan tiket

dialihkan dengan sistem manual, ketika jaringan komputer terganggu

petugas di setiap loket stasiun kereta api akan mengalami kesulitan untuk

menentukan tempat duduk calon penumpang, karena tempat duduk yang

belum dan sudah terjual sulit terpantau oleh petugas loket. 2). Tidak dapat

melihat data penjualan minggu dan bulan yang telah lalu.

2. Alternatif  Solusi/perbaikan untuk PT KAI

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh PT KAI Daop IV

Semarang agar bisa bersaing dengan perkeretaapian di wilayah lain.

a. Segi pelayanan, untuk masalah ticketing, PT KAI Daop IV Semarang

sendiri sudah mempunyai program e-ticket untuk para calon

penumpang, namun banyak  masyarakat yang belum mengetahui hal

tersebut. Maka sosialisasi mengenai hal ini harus di tingkatkan

sehingga jika program ini sukses tidak perlu lagi ada antrian yang

50

begitu panjan distasiun dalam pembelian tiket. Selain itu PT KAI Daop

IV Semarang harus lebih bijak dalam mengeluarkan jumlah tiket yang

dikeluarkan hal ini agar tidak ada lagi penumpang yang naik keatas

kereta. Dan juga akan menimbulkan perasaan nyaman dari penumpang

yang telan mendapat tiket.

b. Keunggulan dan kelemahan untuk masalah pelaksanaan sistem

informasi akuntansi penjualan tiket pada PT. Kereta Api (Persero)

Daerah Operasi IV Semarang telah memadai. Hal ini dapat dilihat dari

sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas tinggi, selain

didukung oleh sumber daya manusia yang bermutu juga dilengkapi

dengan perlengkapan yang serba canggih seperti komputer yang

digunakan untuk proses pengolahan data penjulan tiket dan alat bantu

lainya yang mendukung dalam pelaksanaan penjulan tiket, serta

adanya dokumen/ formulir yang mampu membantu sebagai alat bukti

pendukung dalam proses penjualan tiket. Untuk prosedur yang terdapat

dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan tiket pada PT.

Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang telah sesuai dengan

SOP (Standar Operasional Prosedur) perusahaan dan juklak ticketing

serta STP Direksi No.135 tanggal 28 Januari 2002, selain itu prosedur

yang terdapat dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan

tiket tidaklah rumit, karena PT. Kereta Api (Persero) bergerak pada

bidang jasa.

51

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebenarnya, pembelian maupun pemesanan tiket kereta api bisa

dilakukan dengan beberapa cara, baik secara online maupun offline.

Pembelian dan pemesanan offline bisa dilakukan di stasiun Tawang maupun

Poncol. Daop IV Semarang sebenarnya sudah mengembangkan berbagai

sistem pembelian dan pemesanan tiket untuk memudahkan calon penumpang.

Selain di loket stasiun kereta api, kita juga dapat membeli tiket kereta api di

pusat reservasi, agen, call center, loket PT. POS, Indomaret dan Citos. bahkan

sekarang system KAI Online menggunakan e-ticket diselenggarakan secara

nasional dengan tujuan agar masyarakat pengguna jasa trasportasi kereta api

lebih mudah mendapatkan ticket tidak perlu antri berjubel-jubel di stasiun

kereta api lagi. Selain pembelian secara langsung kita juga dapat memesan

tiket kereta api terlebih dahulu, adapun cara memesannya dapat melalui

contact center, rail agent, PT. POS Indonesia, Indomaret, Alfamart, CIMB

Clicks.

Faktor-faktor yang mempengaruhi PT. KAI tidak mampu bersaing,

yaitu :

a. Faktor pelayanan tiket dari PT KAI Daop IV Semarang

Faktor pelayanan dari PT KAI Daop IV Semarang, ticketing jika

dilihat kebanyakan orang akan membeli tiket langsung distasiun sehingga

52

52

akan menyebabkan antrian panjang, hal ini hal ini menunjukkan kalau

pelayanan dalam pembelian tiket masih lambat. Seringnya terjadi

keterlambatan kereta, hal ini juga menunjukkan bahwa pelayanan dari PT

KAI Daop IV Semarang masih rendah. PT KAI Daop IV Semarang tidak

mampu mengatasi masalah keluar masuk penumpang yang tidak tertib,

dan juga penumpang yang naik keatas kereta. Tentu hal itu sangat

berbahaya bagi keselamatan, dan juga akan menurunkan citra dari PT KAI

Daop IV Semarang sendiri jika masih terus terjadi.

b. Keunggulan dan kelemahan sistem informasi akuntansi penjualan tiket

§ Keunggulan :

Terdapat pada adanya backup sebagian data yang terdapat pada

software yang di input pada software operasi.

§ Kelemahan :

1). Ada kalanya mengalami hambatan ketika jaringan komputerisasi

sulit diakses, sistem informasi akuntansi penjualan tiket dialihkan

dengan sistem manual, ketika jaringan komputer terganggu petugas

di setiap loket stasiun kereta api akan mengalami kesulitan untuk

menentukan tempat duduk calon penumpang, karena tempat duduk

yang belum dan sudah terjual sulit terpantau oleh petugas loket.

2). Tidak dapat melihat data penjualan minggu dan bulan yang telah

lalu.

53

B. Saran

Banyaknya cara pembelian maupun pemesanan tiket kereta api Daop IV

Semarang semakin mempermudah pelanggannya yang diharapkan menaikkan

keuntungan bagi perusahaan. Prosedur yang mudahpun menjadi salah satu

penentu dalam mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan. Berangkat

dari hal tersebut maka penulis memberi saran bagi pelaku bisnis serupa agar

menggunakan prosedur pembelian tiket seperti yang dimiliki oleh PT. Kereta

Api Indonesia Daop IV Semarang.

54

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, Hopwood, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam, Salemba. Empat, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2002, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,. Edisi 8, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Gorys Keraf. 2001. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba. Empat, Jakarta

Soemarso, S.R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Ke Lima, Buku Ke Satu,. Salemba Empat, Jakarta.

55

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Ruang Lingkup...................................................................... 2

1.3. Tujuan dan Manfaat ............................................................. 2

1.4. Dasar Teori ........................................................................... 4

1. Definisi Prosedur Pembelian Tiket ................................ 4

2. Definisi Kereta Api ........................................................ 13

3. Jenis-Jenis Kereta Api .................................................... 15

1.5. Metode Penelitian ................................................................ 24

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1. Sejarah Perkeretaapian Indonesia ........................................ 26

2.2. Lokasi Perusahaan ............................................................... 32

2.3. Bidang Usaha ....................................................................... 32

2.4. Jumlah Tenaga Kerja ........................................................... 35

2.5. Jam Kerja ............................................................................. 36

2.6. Struktur Organisasi .............................................................. 36

2.7. Daerah Pemasaran ................................................................ 38

56

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Prosedur Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang . 39

3.2. Reservasi Pembelian Tiket Kereta Api Daop IV Semarang 41

3.3. Permasalahan dan Alternatif Solusi/Perbaikan..................... 47

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan .......................................................................... 52

4.2. Saran .................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

57

PROSEDUR PEMBELIAN TIKET OLEH KONSUMEN PADA

PT. KERETA API (PERSERO) DAOP IV SEMARANG

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Manajemen Pemasaran

Di Susun Oleh

NAMA : BAMEGA ADITYA CHANDRA

NIM : D0G 009 011

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

58

59