revisi bioreaktor= literasi kurva pertumbuhan di analisis hasil

3
3.3 Analisis Hasil dan Grafik Percobaan ini menghasilkan data berupa nilai optical density, massa basah, kering sel bakteri Escherichia Coli dan pH kultur pada rentang waktu tertentu. Untuk pengamatan pertama, yaitu pengukuran optical density E. Coli. Dapat d grafik 2, terdapat peningkatan nilai OD 6 seiring dengan waktu. Pada menit ke 6 hingga !2, terdapat sedikit peningkatan nilai OD 6 sehingga dapat disimpulkan pada rentang waktu inilah ter"adi fase lag dimana bakteri masih beradaptasi dengan lingkungannya. P !2 hingga 2!, terlihat peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh ba memasuki fase eksponensial dimana sel bertumbuh dan bereplikasi dengan nutrisi media dimanfaatkan secara maksimal. Pada menit ke 2! hingga 2#, terlihat peningkatan masih sedikit terlihat namun tidak terlalu signifikan oleh berada pada fase stasioner dimana nutrisi sudah mulai habis karena terdapat yang tidak diinginkan. %khirnya, terlihat penurunan nilai OD 6 pada menit ke 2# hingga 2& karena bakteri telah berada pada fase kematian dimana nutrisi dalam media te dan "umlah sel mati lebih banyak daripada sel hidup. 'ika dilihat dari rentang pH yang terdeteksi dari kultur bakteri (scherichi pH yang semula mendekati *. atau netral, kelamaanmenurun hingga pada akhirnya mengalami fase kematian. Dapat disimpulkan bahwa bakteri (. )oli bertumbuh optim lingkungan netral atau pH sekitar *.. 50 100 150 200 250 0 0.5 1 1.5 2 Kurva Pertumbuhan E. Coli pada Medium Luria Bertani Waktu (menit) OD6 Grafik 2 . +ur a Pertumbuhan (. )oli pada -edium uria /ertani

Upload: quantaprima

Post on 05-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bioreaktor

TRANSCRIPT

3.3 Analisis Hasil dan GrafikPercobaan ini menghasilkan data berupa nilai optical density, massa basah, dan massa kering sel bakteri Escherichia Coli dan pH kultur pada rentang waktu tertentu. Untuk pengamatan pertama, yaitu pengukuran optical density E. Coli. Dapat dilihat dari grafik 2, terdapat peningkatan nilai OD600 seiring dengan waktu. Pada menit ke 60 hingga 120, terdapat sedikit peningkatan nilai OD600 sehingga dapat disimpulkan pada rentang waktu inilah terjadi fase lag dimana bakteri masih beradaptasi dengan lingkungannya. Pada menit ke 120 hingga 210, terlihat peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang memasuki fase eksponensial dimana sel bertumbuh dan bereplikasi dengan cepat karena nutrisi media dimanfaatkan secara maksimal. Pada menit ke 210 hingga 230, terlihat peningkatan masih sedikit terlihat namun tidak terlalu signifikan oleh karena bakteri telah berada pada fase stasioner dimana nutrisi sudah mulai habis karena terdapat akumulasi zat yang tidak diinginkan. Akhirnya, terlihat penurunan nilai OD600 pada menit ke 230 hingga 240 karena bakteri telah berada pada fase kematian dimana nutrisi dalam media telah habis dan jumlah sel mati lebih banyak daripada sel hidup.Jika dilihat dari rentang pH yang terdeteksi dari kultur bakteri Escherichia Coli, nilai pH yang semula mendekati 7.0 atau netral, kelamaan menurun hingga pada akhirnya mengalami fase kematian. Dapat disimpulkan bahwa bakteri E. Coli bertumbuh optimal pada lingkungan netral atau pH sekitar 7.0.

Grafik 2. Kurva Pertumbuhan E. Coli pada Medium Luria Bertani

Bentuk dari kurva pertumbuhan Eschericia coli ini berbeda dibandingkan dengan kurva pertumbuhan Eschericia coli strain DH5a yang ditumbuhkan dengan media LB berdasarkan referensi dari situs http://www.biotek.com/resources/articles/e-coli-light-scattering.html.

Gambar Kurva Pertumbuhan E. Coli pada Medium Luria BertaniSumber: http://www.biotek.com/resources/articles/e-coli-light-scattering.html

Grafik berdasarkan referensi menunjukkan dalam waktu 24 jam bakteri masih berada dalam fase stasioner dan belum menunjukkan tanda akan memasuki fase kematian. Sementara grafik berdasarkan praktikum menunjukkan dibutuhkan waktu 250 menit untuk Eschericia coli memasuki fase kematian. Perbedaan ini dapat disebabkan dari kecepatan agitasi yang disetting pada alat bioreaktor serta banyaknya medium LB yang diberikan. Kecepatan agitasi pada praktikum adalah 200 rpm sedangkan pada referensi tidak disebutkan secara rinci hanya disebutkan diaduk dengan kecepatan rendah. Kecepatan agitasi menentukan cepatnya kemerataan nutrisi pada medium, sehingga media yang nutrisinya lebih merata cepat akan membuat pertumbuhan bakteri lebih optimal lebih cepat dibanding dengan media yang nutrisinya kurang cepat merata. Untuk perhitungan berat basah dan berat kering dari Echerichia Coli, pada perhitungan terlihat berat kering jauh lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan berat basah. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya air yang menambah massa, namun nilai berat kering yang kecil juga dapat disebabkan oleh pengovenan yang terlalu lama sehingga menyebabkan bakteri menjadi terlalu kering. Terlihat untuk setiap microtube, massa yang didapat berbeda-beda nilainya. Hal ini dapat disebabkan konsentrasi sel yang kurang homogen sehingga tidak merata pada seluruh kultur. Pada pengolahan data, praktikan mencari jumlah bakteri dengan mengkonversikan nilai optical density ke dalam jumlah sel Escherichia Coli. Hasil yang didapat diplot menjadi sebuah kurva pada grafik 3 dan dapat disimpulkan bahwa nilai optical density berbanding lurus dengan jumlah sel. Hal ini dapat dijelaskan karena pada spektrofotometer, yang digunakan sebagai cairan standar yaitu media Luria Bertani cair. Sample yang digunakan mengandung sel E. Coli, sehingga ketika diukur menggunakan spektrofotometer, absorbansi yang terukur merupakan konsentrasi sel E. Coli maka ketika nilai optical density semakin besar, semakin banyak juga jumlah sel yang terkandung di dalam sample tersebut.Jumlah biomassa yang dihasilkan juga dapat diperoleh dari perbandingan berat kering sel terhadap massa substrat. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa yield biomassa yang dihasilkan pada percobaan ini sebesar 0.00432 gr/gr.