review refri

2
Nama : Nitha Sarah Carolina T. NIM : 135080301111044 Kelas : TO1 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH IKAN DENGAN SISTEM KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 (MONOKLORO DIFLURO METANA) (Oleh : Kiryanto dan Heri Supriyanto) Tujuan dari proses pendinginan ikan untuk melawan bakteri penyebab ikan segar menjadi busuk. Umumnya nelayan menggunakan es untuk mendinginkan ikan. Akan tetapi, kelemahan dari penggunaan metode ini adalah es mudah meleleh sehingga kualitas ikan segar menjadi buruk dalam proses operasi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menjaga kualitas ikan segar adalah dengan menggunakan sistem pendingin. Refrigerant adalah komponen utama dari sistem pendinginan. Dalam sistem ini adalah skema refrigeran yang dipakai adalah Refrigerant Monokloro difluro metana (R-22). Keunggulan dari sistem refrigeran ini adalah tidak mudah terbakar dan tidak beracun. Suhu ikan dengan menggunakan sistem pendingin refrigeran ini dapat mencapai suhu -5 °C. Sebagai refrigeran alternatif, R22 ini telah mendapat perhatian dunia dan banyak digunakan untuk menggantikan R-12 dikarenakan biaya kompresornya yang lebih murah,selain itu refrigerant ini tidak mudah terbakar dan beracun. Namun demikian, pemakaian sistem refrigerasi ini akan menambah daya beban kapal. Adapun besar daya listrik yang digunakan sistem refrigerasi ini pada contoh kapal KM. Travelly adalah 18.07 Kw dan menggunakan biaya yang cukup mahal dalam 1 kali trip. Refrigeran monokloro difluro metana (R-22) dan mempunyai rumus kimia CHCIF2 memiliki tekanan kritis : 49.12 kg/cm 2 .abs dan temperatur kritis 96 o C. R-22 mempunyai titik didih -41,4 0 F (40,8 0 C). Refrigeran R22 memiliki tekanan kondensasi dan suhu keluar yang lebih tinggi dalam mesin refrigerasi. Refrigeran

Upload: yuni-shara-simanjuntak

Post on 23-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refrigerasi

TRANSCRIPT

Page 1: Review Refri

Nama : Nitha Sarah Carolina T.NIM : 135080301111044Kelas : TO1

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH IKAN DENGAN SISTEM KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN

REFRIGERAN R22 (MONOKLORO DIFLURO METANA)(Oleh : Kiryanto dan Heri Supriyanto)

Tujuan dari proses pendinginan ikan untuk melawan bakteri penyebab ikan segar menjadi busuk. Umumnya nelayan menggunakan es untuk mendinginkan ikan. Akan tetapi, kelemahan dari penggunaan metode ini adalah es mudah meleleh sehingga kualitas ikan segar menjadi buruk dalam proses operasi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menjaga kualitas ikan segar adalah dengan menggunakan sistem pendingin.Refrigerant adalah komponen utama dari sistem pendinginan. Dalam sistem ini adalah skema refrigeran yang dipakai adalah Refrigerant Monokloro difluro metana (R-22). Keunggulan dari sistem refrigeran ini adalah tidak mudah terbakar dan tidak beracun. Suhu ikan dengan menggunakan sistem pendingin refrigeran ini dapat mencapai suhu -5 °C. Sebagai refrigeran alternatif, R22 ini telah mendapat perhatian dunia dan banyak digunakan untuk menggantikan R-12 dikarenakan biaya kompresornya yang lebih murah,selain itu refrigerant ini tidak mudah terbakar dan beracun. Namun demikian, pemakaian sistem refrigerasi ini akan menambah daya beban kapal. Adapun besar daya listrik yang digunakan sistem refrigerasi ini pada contoh kapal KM. Travelly adalah 18.07 Kw dan menggunakan biaya yang cukup mahal dalam 1 kali trip.Refrigeran monokloro difluro metana (R-22) dan mempunyai rumus kimia CHCIF2 memiliki tekanan kritis : 49.12 kg/cm2.abs dan temperatur kritis 96 oC. R-22 mempunyai titik didih -41,40F (40,80C). Refrigeran R22 memiliki tekanan kondensasi dan suhu keluar yang lebih tinggi dalam mesin refrigerasi. Refrigeran ini banyak digunakan untuk mendapatkan temperatur yang rendah pada saat proses kompresi, dalam sistem pengkondisian danpompa panas. Sehingga dengan menggunakan refrigeran ini untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur dapat dilakukan dengan mudah. Menurut analisis, desain sistem pendingin untuk kondensasi terdapat pada suhu 30°C dan menguap pada suhu -10 °C, hasilnya menunjukkan bahwa nilai koefisien kinerja adalah sekitar 9.9. Sistem pendinginan menggunakan R22 memberikan kapasitas palka dua kali lebih besar dari metode icing, dikarenakan ruang muat es (ice hold) dapat digunakan sebagai tempat muat ikan.