review jurnal ekonomi teknik
DESCRIPTION
Review jurnal Household Energy Economics in Rural Ethiopia: A Cost-Benefit Analysis of Biogas EnergyTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Penulisan paper berjudul Household Energy Economics in Rural Ethiopia: A Cost-
Benefit Analysis of Biogas Energy ini dilatarbelakangi oleh masalah ketersediaan sumber
energi di Ethiopia. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan pangan, sebagian besar rumah
tangga di daerah pedesaan Ethiopia menggunakan kayu bakar dan kotoran ternak (pupuk
kandang) sebagai sumber energi yang didapatkan dengan membeli atau mengumpulkan
sendiri. Teknologi biogas sebenarnya dapat menjadi alternatif bagi pemenuhan kebutuhan
sumber energi di Ethiopia. Melalui paper ini penulis memaparkan keuntungan secara
ekonomis bagi rumah tangga yang beralih dari sumber energi tradisional ke biogas.
Analisis ekonomis dilakukan terhadap biogas plants sebagai pengganti kayu bakar dan
kotoran ternak. Cost-benefit analysis menunjukkan pemanfaatan biogas plants menghasilkan
net present value yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan sumber energi tradisional.
Sementara sensitivity analysis menunjukkan keuntungan dalam menginvestasikan biogas
plants yang semakin besar pada rumah tangga yang tingkat ekonominya lebih tinggi. Namun
demikian, shadow price (harga bayangan) dari sumber energi tradisional yang rendah sebagai
dampak rendahnya marginal productivity of labour menyebabkan teknologi biogas tidak
dapat bersaing secara ekonomis kecuali sebagian besar biayanya disubsidi. Di samping itu,
keuntungan dari investasi biogas plants sangat bergantung pada pemanfaatan slurry sebagai
pupuk dan harga barang substitusi atau dalam hal ini harga sumber energi tradisional yang
digantikan. Meski tanpa subsidi, investasi biogas plants masih menghasilkan net present value
yang positif, hanya saja cenderung lebih riskan.
BAB II
ISI
2.1 Pembahasan
Akses terhadap sistem energi modern menjadi permasalahan di kawasan Sub-Saharan
Afrika di mana masyarakatnya masih bergantung pada pemanfaatan biomassa sebagai sumber
energi meski potensi minyak dan tambangnya cukup baik. Padahal, energi yang dihasilkan
biomassa yang tidak efisien dapat berdampak buruk pada lingkungan, kesehatan manusia, dan
pangan. Tercatat 1,3 juta kematian terjadi setiap tahun diakibatkan oleh infeksi pernapasan
akut sebagai dampak polusi udara oleh pembakaran biomassa. Angka ini terbilang lebih tinggi
daripada kematian yang disebabkan malaria dan mencapai hampir separuh dari angka
kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS. Polusi ini juga turut bertanggung jawab terhadap
terjadinya perubahan iklim dan deforestasi. Selain itu, dari segi ekonomi, produktivitas pun
menurun akibat menurunnya kesehatan oleh polusi.
Ethiopia termasuk salah satu negara di kawasan Sub-Saharan Afrika yang mengalami
krisis energi ini. Kondisi tersebut diperparah dengan langkanya kayu bakar sehingga
masyarakat Ethiopia beralih ke kotoran ternak dan sisa-sisa panen sebagai sumber energi
alternatif. Sempat diperkenalkan pada tahun 1979, teknologi biogas gagal mengatasi masalah
krisis energi di Ethiopia hingga tercatat 60% dari 600-700 biogas plants di Ethiopia berhenti
berfungsi. Walaupun pernah gagal, pemerintah Ethiopia berusaha membangun kembali
alternatif sumber energi biogas yang diimplementasikan oleh National Biogas Programme
Ethiopia (NBPE) dengan tujuan mengembangkan sektor biogas komersil yang lebih
sustainable. Studi-studi terdahulu mengarahkan penulis pada penelitian finansial dari
teknologi biogas yang diterapkan di Ethiopia dengan mengsegmentasikan target-target
potensialnya berdasarkan tipe rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan energinya serta
tingkat ekonomi rumah tangga.
Pengumpulan data dilakukan oleh penulis melalui survey di dua woreda (distrik) atau
lebih spesifik lagi di empat kebele (desa) dengan ciri penggunaan sumber energi yang
berbeda. Diasumsikan bahwa segala keputusan rumah tangga dibatasi oleh ketersediaan
sumber daya dan budget. Pemanfaatan sumber-sumber energi menghasilkan biaya dan
keuntungan yang menjadi dasar perbandingan sumber-sumber energi yang ada. Shadow price
ditetapkan berdasarkan nilai ekonomis dari alternatif penggunaan sumber energi. Lebih lanjut
lagi shadow price dan opportunity cost diturunkan dari persamaan
OCE i=OCLDEi
×T i ,
Persamaan opportunity cost tersebut berlaku untuk sumber-sumber energi yang
digunakan masyarakat. Khusus untuk kotoran ternak, terdapat opportunity cost tambahan
sebagai bahan pupuk kandang yang nilainya disetarakan 1/16 diammoniumphospate (DAP),
pupuk yang banyak digunakan di Ethiopia. Untuk opportunity cost dari pekerja digunakan
perhitungan marginal productivity of labour menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas.
Variabel-variabel yang digunakan dalam fungsi produksi Cobb-Douglas dijelaskan melalui
tabel berikut.
Cost-benefit analysis melalui perhitungan internal rate of return (IRR) dan net present
value (NPV) digunakan untuk membandingkan biogas dengan sumber energi tradisional.
Sumber energi yang banyak digunakan meliputi kayu bakar sebagai sumber energi yang
utama, diikuti kerosene (digunakan oleh 91% rumah tangga, tetapi dalam jumlah kecil), sisa
panen (86%), dan kotoran ternak (34%). Dalam studi ini sumber energi tradisional lebih
difokuskan kepada kayu bakar dan kotoran ternak. Mayoritas rumah tangga (84%)
mengumpulkan sendiri sumber energinya, 8% membeli, dan 9% sisanya menggabungkan
keduanya (mengumpulkan dan membeli). Rumah tangga yang mengumpulkan sendiri sumber
energinya menghabiskan waktu sekitar 11-12 jam per pekan untuk mengumpulkan sumber
energi. Kegiatan mengumpulkan kayu bakar dan kotoran ternak ini umumnya dilakukan oleh
wanita berumur 18-59 dalam keluarga. Dengan menghitung persamaan marginal productivity
of labour untuk mengetahui opportunity cost of labour didapat hasil bahwa rumah tangga
merugi sebanyak 75 ETB cents untuk setiap jam yang dihabiskan untuk mengumpulkan
sumber energi tradisional yang dilakukan oleh wanita pada rentang umur 18-59 tahun
tersebut. Kerugian ini setara dengan daily marginal producivity rate of labour sebanyak 6
ETB.
Selain opportunity cost of labour dapat diindikasikan pula adanya opportunity cost of
energy (OCE) collection yaitu biaya peluang dari jenis sumber energi yang diperoleh rumah
tangga.
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan mengumpulkan kayu bakar sendiri
menghasilkan OCE yang lebih murah dibandingkan membeli kayu bakar demikian pula
mengumpulkan kotoran ternak menghasilkan OCE yang lebih murah dibandingkan membeli
kayu bakar meski lebih mahal daripada mengumpulkan kayu bakar sendiri.
Selanjutnya dilakukan cost-benefit analysis terhadap biogas plants berukuran 4m3 dan
6m3 yang ditawarkan oleh NBPE. Biaya investasi biogas plants pada studi ini didasarkan pada
data dari NBPE yang tersedia pada Maret 2010. Total biaya yang diperlukan untuk sebuah
biogas plants berukuran 4m3 bernilai 11109 ETB dan untuk yang berukuran 6m3 bernilai
11906 ETB. NBPE menyediakan subsidi bagi masyarakat sebesar 4000 ETB untuk masing-
masing biogas plants tersebut sehingga biaya yang ditanggung sebesar 7109 ETB dan 7906
ETB. Dalam studi ini, slurry lebih direkomendasikan sebagai pupuk menggantikan kotoran
ternak karena efektivitasnya yang lebih tinggi sebesar 13%.
Biogas plants menghasilkan pemangkasan waktu (time savings) dari pemenuhan
kebutuhan energi sehari-hari rumah tangga hingga separuh dari waktu yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan sumber energi tradisional. Pemangkasan waktu tersebut setara dengan 6 jam
tiap pekan atau 1 jam tiap harinya. Biogas plants berukuran 4m3 dan 6m3 masing-masing
memiliki potensi untuk menggantikan kayu bakar sejumlah 2208 kg dan 3319 kg per tahun
serta kotoran ternak sejumlah 6015 kg dan 9021 kg per tahun. Secara teoretis biogas plants
dapat menggantikan fungsi kayu bakar dan kotoran ternak secara penuh 100%, tetapi pada
kenyataannya diasumsikan bahwa biogas tidak bisa sepenuhnya menggantikan sumber energi
tradisional khususnya pada rumah tangga yang masih menggunakan kayu bakar untuk
memanggang injera (semacam roti khas Ethiopia). Hal ini disebabkan masih belum adanya
teknologi biogas stove yang memungkinkan pemanggangan injera dengan meggunakan
biogas.
Segmentasi cost-benefit analysis meliputi perbandingan biogas plants dengan tiga
sumber energi tradisional yaitu: kayu bakar yang dikumpulkan sendiri; kayu bakar yang
dibeli; dan kotoran ternak yang dikumpulkan, seperti dipaparkan melalui tabel cost benefit-
analysis berikut.
Hasil cost-benefit analysis tersebut menunjukkan bahwa penerapan teknologi biogas
plants memberikan keuntungan yang paling besar pada rumah tangga yang membeli kayu
bakar untuk pemenuhan kebutuhan sumber energinya (berdasarkan NPV terbesar). Semua
perbandingan alternatif memberikan rate of return lebih dari 10%, di mana plants berukuran
6m3 dengan desain yang sama di Nigeria mampu memberikan rate of return sebesar 18%.
Tren NPV menunjukkan bahwa titik impas tercapai pada tahun ke-4 pada rumah tangga
yang membeli kayu bakar, tahun ke-8 pada rumah tangga ya mengumpulkan kotoran ternak,
dan tahun ke-10 pada rumah tangga yang mengumpulkan kayu bakar, seperti ditunjukkan
oleh gambar. NPV tersebut diperoleh dalam kondisi biogas disubsidi. Apabila tidak disubsidi,
titik impas baru dapat dicapai setelah belasan tahun sehingga mungkin kurang menarik bagi
masyarakat.
Penulis menggunakan sensitivity analysis untuk menganalisa perubahan perolehan
keuntungan rumah tangga dalam berbagai kondisi yang berbeda untuk biaya pembangunan
biogas plants atau dalam tingkat harga yang berbeda untuk bahan bakar yang digantikan.
Dalam sensitivity analysis ini penulis mengsegmentasikan rumah tangga ke dalam tiga
kategori, yaitu rumah tangga dengan ekonomi rendah, menengah, dan tinggi.
Berdasarkan sensitivity analysis yang telah dilakukan penulis menyimpulkan bahwa
variabel-variabel rumah tangga (pada tabel sebelumnya) dan opportunity cost of labour sangat
berpengaruh terhadap perubahan tingkat keuntungan dalam menginvestasikan biogas plants.
Oleh karena itu, rumah tangga dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi tentunya yang akan
lebih merasakan keuntungan menginvestasikan biogas plants dibandingkan rumah tangga
dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah. Kedua analisis (cost-benefit analysis dan
sensitivity analysis) memberikan kesimpulan bahwa biogas plants sebagai sumber energi
alternatif merupakan investasi yang menjanjikan bagi rumah tangga di Ethiopia, hanya saja
keuntungan yang dirasakan dapat berbeda-beda sesuai segmentasi rumah tangga dan sangat
bergantung pada subsidi serta harga dari sumber energi lainnya sebagai pembanding.
2.2 Evaluasi terhadap Isi Paper
Topik yang diangkat oleh penulis dalam paper ini merupakan topik yang urgen untuk
diangkat ke publik khususnya bagi masyarakat Ethiopia. Masalah kesehatan dan lingkungan
yang terancam karena penggunaan sumber energi yang tidak sehat telah berusaha diatasi oleh
pemerintah setempat dengan teknologi biogas tetapi usaha tersebut gagal. Untuk membangun
kembali kepercayaan terhadap teknologi biogas diperlukan kajian-kajian yang mendalam
seputar biogas plants salah satunya melalui kajian ekonomis seperti yang dilakukan oleh
penulis.
Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam paper ini adalah tidak adanya MARR atau
rate of return yang dapat dijadikan perbandingan untuk biogas plants berukuran 4m3, kurang
detilnya break-even analysis terutama jika dalam kondisi biogas plants tidak disubsidi, dan
tidak adanya sensitivity analysis untuk plants berukuran 6m3 sehingga pembaca hanya bisa
menerima apa adanya saja informasi yang diberikan tanpa analisis yang lengkap pada poin-
poin tersebut. Di samping itu, penulis juga menyebutkan di awal bahwa teknologi biogas akan
berbanding lurus dengan penggunaan slurry sebagai pupuk menggantikan pupuk kandang dari
kotoran ternak, tetapi penulis tidak memberikan kajian yang mendalam mengenai hal ini
khususnya dari segi ekonomi.
Namun secara keseluruhan, penulis dapat menyajikan studinya dengan cukup baik dan
sistematis sehingga memudahkan pembaca dalam memahami pokok permasalahan dan
pendekatan yang digunakan oleh penulis. Penjelasan-penjelasan yang rumit pun dapat
dijelaskan secara lebih sederhana menggunakan tabel dan grafik yang mudah dipahami.
2.3 Perbandingan dengan Paper Lain
Topik mengenai biogas sebagai sumber energi juga diangkat menjadi bahasan utama
dalam paper yang lain, di antaranya dalam paper berjudul Economic and Environmental Costs
of Rural Household Energy Consumption Structures in Sameakki Meanchey District,
Kampong Chhnang Province, Cambodia dan paper berjudul Assessment of Environmental
and Economic Costs of Rural Household Energy Consumption in Loess Hilly Region, Gansu
Province, China. Hampir sama seperti paper utama, kedua paper tersebut membahas
mengenai biogas sebagai sumber energi alternatif bagi rumah tangga khususnya di kawasan
pedesaan, tetapi dalam lingkup dan kondisi yang berbeda. Kajian ekonomis dan lingkungan
diberikan dalam kedua paper tersebut dengan metode dan pendekatan yang berbeda dengan
paper utama, meski menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu rekomendasi penggunaan
biogas sebagai sumber energi rumah tangga di kawasan pedesaan.
Tabel berikut ini menjelaskan perbedaan dan kontras antara paper utama dengan kedua
paper tersebut.
Parameter
PembandingPaper I Paper II Paper III
Area of Interest
Kajian ekonomis
aplikasi energi biogas
sebagai sumber
energi rumah tangga
Kajian ekonomis dan
lingkungan terhadap
konsumsi energi
rumah tangga di
Kamboja
Kajian ekonomis dan
lingkungan terhadap
konsumsi energi
rumah tangga di
China
Scope
Sumber energi
tradisional dan
sumber energi biogas
yang digunakan oleh
rumah tangga di
pedesaan Ethiopia
yang berada di dua
distrik yang berbeda
Keterkaitan sumber-
sumber energi rumah
tangga dengan
kelestarian
lingkungan dan
tinjauan
ekonomisnya di
distrik Sameakki
Meanchey, Kamboja
Konsumsi energi
oleh rumah tangga di
Provinsi Gansu,
China
Approaches Cost-benefit analysis, Economic and Economic and
sensitivity analysis environmental costs
analysis, benefit
analysis,
substitutable analysis
environmental costs
analysis, benefit
analysis,
substitutable analysis
Assumptions
Sumber energi
alternatif yang dapat
diterapkan di
Ethiopia yaitu biogas
plants berukuran 4m3
dan 6m3 dianalisis
dengan estimasi
biaya dari NBPE
menghasilkan biaya
yang lebih rendah
dan keuntungan lebih
besar
Rumah tangga
dengan konsumsi
energi dari berbagai
sumber energi yang
berbeda di Kamboja
masing-masing
memiliki biaya
ekonomis dan
lingkungan yang
berbeda, tetapi semua
sumber energi
tersebut masih lebih
tinggi jika
dibandingkan sumber
energi dari biogas
Biaya ekonomis dan
lingkungan dari
konsumsi energi
rumah tangga di
Provinsi Gansu,
China, lebih murah
jika menggunakan
sumber energi
substitusi
dibandingkan sumber
energi komersil yang
digunakan sekarang
Conclusion
Teknologi biogas
dapat menjadi
sumber energi
alternatif di Ethiopia
yang menguntungkan
secara ekonomis bila
dibandingkan dengan
sumber energi
tradisional, baik
dengan subsidi atau
tanpa subsidi
Di antara semua
struktur sumber
energi, biogas adalah
yang paling murah.
Masyarakat setempat
masih bertahan
dengan struktur
sumber energi
tradisional karena
faktor kemiskinan
dan kemudahan
mendapatkannya
Sumber energi biogas
dan surya dapat
menjadi sumber
energi alternatif yang
dikembangkan di
Provinsi Gansu
karena biayanya lebih
murah dan dapat
menjadi solusi atas
permasalahan
lingkungan di
wilayah tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi dari ketiga paper di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi
biogas bisa menjadi alternatif sumber energi khususnya di negara-negara yang mengalami
krisis energi dan lingkungan. Dari tiga negara yang berbeda yaitu Ethiopia, Kamboja, dan
China, telah diketahui bahwa masyarakatnya terutama yang di daerah pedesaan menggunakan
sumber energi tradisional seperti biomassa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sementara
sumber energi tersebut tidak baik bagi lingkungan dan kesehatan serta secara ekonomis
sebenarnya membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan sumber energi alternatif.
Kajian ekonomis dan lingkungan membuktikan bahwa biogas layak menjadi salah satu
pilihan sumber energi di mana dalam penerapannya menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat setempat.
3.2 Rekomendasi dan Kritik
Dari ketiga paper tersebut diketahui bahwa masih banyak negara yang mengalami krisis
sumber energi terutama negara-negara berkembang, hal ini dapat menjadi pemicu bagi
pemerintah maupun kaum akademisi untuk mengembangkan program atau teknologi yang
mampu menghasilkan sumber energi alternatif yang tidak hanya murah tetapi juga ramah
lingkungan. Salah satu contohnya teknologi biogas seperti yang dibahas dalam ketiga paper
tersebut. Tantangan yang mungkin muncul dalam penerapan teknologi ini seperti misalnya
kesiapan masyarakat hendaknya dipertimbangkan secara matang sehingga pengaplikasian
sumber energi alternatif dapat berjalan dengan baik.
Hal yang dapat dikritik dari teknologi biogas misalnya biaya bahan baku yang cukup
tinggi apabila tidak disubsidi sehingga kurang menarik untuk sebagian rumah tangga jika
tidak ada subsidi seperti yang terjadi di Ethiopia. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun
kaum akademisi dapat bekerjasama mengembangkan teknologi biogas yang biaya investasi
maupun operasionalnya lebih murah serta lebih efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Anonim. How Does A Biogas Plant Work?. http://www.aev-biogas.de/index.php?
option=com_content&view=category&id=24&layout=blog&Itemid=22&lang=en
Gwavuya, S.G. et al. 2012. Household Energy Economics in Rural Ethiopia: A Cost-Benefit
Analysis of Biogas Energy. Renewable Energy. 48. 202-209.
Li, Guozhu et al. 2008. Assesment of Environmental and Economic Costs of Rural Household
Energy Consumption in Loess Hilly Region, Gansu Province, China. Renewable
Energy. 34. 1438-1444.
San, Vibol et al. 2012. Economic and Environmental Costs of Rural Household Energy
Consumption Structures in Sameakki Meanchey District, Kampong Chhnang Province,
Cambodia. Energy. 48. 484-491.
Xiaohua, Wang et al. 2007. The influence of using biogas digesters on family energy
consumption and its economic benefit in rural areas—comparative study between
Lianshui and Guichi in China. Renewable and Sustainable Energy Reviews. 11. 1018-
1024.