review jurnal dan penelitian sikap karyawab terhadap kinerja

118
1

Upload: aman-sulaya

Post on 06-Dec-2015

191 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

Ini adalah rivew atau kajian pustaka yang saya buat untuk mendapatkan tugas metopel SDM. mungkin ini bisa sedikit membantu teman-teman yang ingin meneliti penelitian yang sama

TRANSCRIPT

Page 1: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

1

Page 2: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa zaman sekarang, teknologi berkembang sangat pesat bahkan

teknologi ini dapat berubah dengan sangat cepat. Sebuah perusahaan dalam

memajukan perusahaannya mau tidak mau harus ikut menggunakan teknologi ini

baik itu untuk kebutuhan kompetitif ataupun memperbaiki pelayanan. Komunikasi

adalah kebutuhan mendasar manusia dalam pemenuhan berinteraksi sosial sesama

manusia, seiring berkembangannya teknologi tersebut maka komunikasi pada

manusia menjadi lebih mudah. Komunikasi sering diartikan sebagai pertukaran

pesan antar individu untuk mencapai kesesuaian. Dengan adanya teknologi maka

pertukaran pesan dapat menggunakan media fisik.

Saat ini media teknologi informasi menjadi sangat penting untuk

mempermudah komunikasi antar karyawan pada perusahaan. Adanya teknologi

informasi maka perusahaan lebih menghemat waktu untuk membagikan informasi

kepada seluruh karyawan. Komunikasi melalui teknologi informasi pada

perusahaan akan berpengaruh pada kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Tentunya

dalam suatu perusahaan, kebutuhan relasi karyawan melalui komunikasi sangat

besar. Kemampuan karyawan dan semua unsure di organisasi dalam hal

berkomunikasi diperlukan untuk menciptakan hubungan baik antar sesame

karyawan, kantor, pelanggan dan lingkungan sekitar.

PT PLN (Persero) adalah perusahaan pelayanan publik milik Negara yang

bekerja dibidang penyediaan listrik bagi masyarakat Indonesia sejak ditetapkannya

1

Page 3: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

pada tahun 1972 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17. Hingga kini PLN terus

menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam

jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan

penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang

pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Perkembangan Teknologi Informasi telah mendorong pertumbuhan

pelayanan PLN kepada masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam

mengakses informasi perusahaan. Saat ini layanan Teknologi informasi telah

menjangkau kota-kota besar di Indonesia. Adanya perkembangan teknologi

informasi ini juga menunjang administrasi kantor PLN di seluruh Indonesia.

Komunikasi menggunakan media informasi yang digunakan karyawan dalam

menjalan fungsi dan tanggung jawab mereka. Hal ini diharapkan dapat

mempermudah komunikasi karyawan sehingga dapat menyelesaikan tugas

administrates secara efektif dan efisien, karena pegawai dapat terhubung dengan

siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Komunikasi yang efektif dan efisien dapat mempermudah kinerja bagi

karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Sebagai faasilitas,

teknologi informasi banyak memberikan kemudahan bagi karyawan dalam

berkomunikasi sehingga dapat memenuhi kepuasan kerja karyawan dalam bekerja.

Atas dasar itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Pengaruh sikap karyawan terhadap kinerja karyawan melalui perspektif

komunikasi karyawan dan teknologi informasi.”. Terkadang suatu fasilitas hanya

digunakan semata tanpa memikirkan timbale balik atau efek terhadap karyawan

seperti apa. Maka dari itu penelitian ini hanya berfokus apakah ada pengaruh

2

Page 4: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

kebutuhan komunikasi melalui media teknologi informasi terhadap kinerja dan

kepuasan kerja pada karyawan PLN sleman Yogyakarta.

1.2 RumusanMasalah

1. Bagaimana pengaruh Sikap Karyawan terhadap Kinerja Karyawan (Studi

Kasus PLN Cabang Sleman)

2. Bagaimana Pengaruh Sikap Karyawan terhadap Kinerja Karyawan Melalui

Perspektif Komunikasi

3. Bagaimana Penaruh Sikap Individu Terhadap Karyawan Melalui Perspektif

Sistem Informasi

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sikap Karyawan terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Kasus PLN Cabang Sleman)

2. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Sikap Karyawan terhadap Kinerja

Karyawan Melalui Perspektif Komunikasi.

3. Untuk mengetahui Bagaimana Penaruh Sikap Individu Terhadap Karyawan

Melalui Perspektif Sistem Informasi

3

Page 5: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Review Penelitian Terdahulu

JURNAL INDONESIA

Sony Bagus Purwanto

PENGARUH KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA PROYEK PONDASI TOWER DI TIMOR

LESTE PT CAHAYA INSPIRASI INDONESIA)

2013

1. Tujuan

Adapun penelitian ini mempunyai tujuan: untuk men- jelaskan apakah benar

komunikasi berpengaruh langsung terhadap kinerja, apakah benar komunikasi

berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui motivasi, apakah benar

komunikasi berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui kepuasan

kerjaPenelitian Terdahulu

2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang membahas pengaruh komunikasi terhadap kinerja

karyawan dilakukan oleh Triyana (2012); sedangkan Dave Gelder, Jan Pieter

Verckene, Mirjan Geletzk, Erwin Seydel (2007) dilakukan pada perusahaan kereta

api di Beligia; menurut Azadeh Taurani (2002) juga melakukan penelitian yang

sama namun ditambah variabel partisipasi. Adapun penelitian mengenai pengaruh

motivasi terhadap karyawan pernah dilakukan oleh Bangcheng Liu (2008) di

4

Page 6: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

negara Cina. Begitu juga Jacqueline Mayfield dan Milton Mayfield (2012)

melakukan penelitian yang sama. Sedangkan Rizwan Saleem melakukan penelitian

di Pakistan. Sedangkan penelitian pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan dilakukan oleh Jose (2007). Jacob K. Eskildsen, Kai Kristensen, Anders

H. Westlund (2004) meneliti pengaruh komunikasi terhadap motivasi dan kepuasan

kerja. Menurut Jules Carriere dan Chrispother Bourque (2009) menunjukkan bahwa

komunikasi berpengaruh terhadap komitmen organisasi yang di mediasi oleh

kepuasan kerja.

3. Landasan Teori

Komunikasi yang baik tidak hanya berbicara ataupun surat-menyurat saja.

Menurut Muhammad (2002:4) komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun

non verbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.

Disamping komunikasi pimpinan juga perlu meningkatkan aspek motivasi.

Motivasi adalah kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk

memuaskan dan memenuhi kebutuhannya, sementara Hasibuan (2007), mengarti-

kan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan

segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Namun kini mulai disadari

bahawa selain komuni- kasi kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting

yang sangat berperan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Secara umum

menurut Luthans (2005) terdapat tiga dimensi dalam kepuasan kerja yaitu:

merupakan respon emosional terhadap situasi kerja, merupakan penilaian hasil

kerja dan mewakili sikap yang saling berhubungan. Menurut Gibson (1995:56)

5

Page 7: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu faktor individu

yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor organisasi dan faktor psikologis.

4. Metode Penelitian

Hipotesis yang telah dirumuskan akan di uji untuk mengetahui pengaruh

langsung komunikasi terhadap kinerja dan pengaruh tidak langsung komunikasi

terhadap kinerja melalui motivasi dan kepuasan kerja. Data diperoleh secara

langsung dari sumbernya (responden) karyawan dari Indonesia dan lokal (Timor

Leste) yang berpendidikan setara SD, SMP dan SMA serta dengan masa kerja 1–2

tahun periode tahun 2010 – 2012 dengan berupa kata-kata atau pilihan yang

diperoleh melalui kuesioner. Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah

380 karyawan terdiri dari karyawan Indonesia dan lokal masyarakat Timor Leste

pada PT Cahaya Inspirasi Indonesia cabang Timor Leste periode tahun 2010–2012.

Karena populasi penelitian pasti jumlahnya maka untuk menentukan sampel

menggunakan rumus Slovin. Metode yang digunakan untuk menganalisis data yang

dihasilkan dari kuesioner penelitian ini adalah analisis jalur (Path analysis).

Penggunaan analisis jalur dalam menganalisis data disebabkan antara variabel

independen yaitu komunikasi, motivasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan

terjadi korelasi atau hubungan yang saling berkaitan.

5. Hasil Penelitian

Multikolinieritas Pada penelitian ini diperoleh angka variance In flation

Factor ada disekitar angka 1 dan 2 dengan demikian dapat disimpulkan pada model

tersebut tidak ada multikolinieritas karena VIF 5. • Heterokedastisitas Pada

6

Page 8: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

penelitian ini diperoleh nilai t < ttabel dengan tingkat signifikansi uji t >

probabilitas 5%,yang berarti tidak Heterokedastisitas. • Normalitas Pada penelitian

ini model layak dipakai untuk memprediksi variabel berdasarkan masukan variabel

independennya.

Pengaruh langsung komunikasi terhadap kinerja

Dalam pengolahan data pada penelitian ini diper- oleh persamaan sebagai

berikut: Kinerja = -0,397 + 0,923 komunikasi R2 = 0,852 berarti 85,2% kontribusi

komunikasi bisa dijelaskan oleh variasi variabel kinerja. Sedangkan sisanya 14,8%

dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Angka Standard Error of Estimate

adalah 0,120.

Pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui motivasi

Pengaruh komunikasi terhadap motivasi Dalam pengolahan data pada

penelitian ini dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Motivasi = -0,486 + 0,938

komunikasi. R2 = 0,880 berarti 88% kontribusi motivasi bisa dijelaskan oleh

variasi variabel komunikasi. Sedangkan sisanya 12% dijelaskan oleh variabel lain

di luar model. Angka Standard Error of Estimate adalah 0,108. • Pengaruh motivasi

terhadap kinerja Dalam pengolahan data pada penelitian ini diperoleh persamaan:

Kinerja = 0,112 + 0,977 motivasi R2 = 0,955 berarti 95,5% kontribusi motivasi bisa

dijelaskan oleh variasi variabel kinerja. Sedang- kan sisanya 4,5% dijelaskan oleh

variabel lain di luar model. Angka Standard Error of Estimate adalah 0,066. •

Pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui motivasi Pengaruh

tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui motivasi = 0,938 x 0,977 =

0,916.

7

Page 9: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja

Pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja Dalam pengolahan data pada

penelitian ini maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Kepuasan kerja = -

0,556 + 0,934 komunikasi. R2 = 0,872 berarti 87,2% kontribusi komunikasi bisa

dijelaskan oleh variasi variabel kepuasan kerja. Sedangkan sisanya 12,8%

dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Angka Standard Er- ror of Estimate

adalah 0,113. • Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja Pada pengolahan data

dalam penelitian ini dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Kinerja = 0,164 +

0,983 kepuasan kerja R2 = 0,967 berarti 96,7% kontribusi kepuasan kerja bisa

dijelaskan oleh variasi variabel kinerja. Sedangkan sisanya 3,3% dijelaskan oleh

variabel lain di luar model. Angka Standard Error of Estimate adalah 0,056.

Pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja

Pengaruh komunikasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja = 0,934 x 0,983 =

0,918

Pengaruh langsung komunikasi terhadap kinerja Komunikasi mempunyai

nilai thitung = 21.015 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas

(0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disim- pulkan bahwa variabel

komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Nilai koefisien beta ter-

standarisasi untuk variabel komunikasi adalah 0,923 dan bentuk hubungannya

searah (positif). Ini berarti hipotesa ke 1, terdapat pengaruh langsung komunikasi

terhadap kinerja, diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang pernah

8

Page 10: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

dilakukan oleh Triyana (2012); Azadeh Taurani (2002); Jules Dave Gelder, Jan

Pieter Verckenc, Mirjan Galetzk,,Erwin Seydel (2007).

Pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui motivasi

Pengaruh komunikasi terhadap motivasi. Komunikasi mempunyai nilai

thitung = 23,763 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000)

jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel komu- nikasi

berpengaruh signifikan terhadap motivasi. Nilai koefisien beta terstandarisasi untuk

variabel komunikasi adalah 0,938 dan bentuk hubungan- nya searah (positif). •

Pengaruh motivasi terhadap kinerja. Motivasi mempunyai nilai thitung = 40,248

dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berpenga- ruh signifikan

terhadap kinerja. Nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel motivasi adalah

0,977 dan bentuk hubungannya searah (positif). • Pengaruh tidak langsung

komunikasi terhadap kinerja melalui motivasi. Pengaruh komunikasi terhadap

kinerja melalui motivasi = 0,938 x 0,977 = 0,916

Pengaruh Komunikasi, Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan analisa di atas maka dapat disimpul- kan bahwa komunikasi

berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui motivasi sebesar 0,916

(positif). Ini berarti hipotesa ke 2, terdapat pengaruh tidak langsung komunikasi

terhadap kinerja melalui motivasi diterima. Penelitian ini mendukung penelitian

yang sudah dilakukan oleh Jacqueline Mayfield and Milton Mayfield (2012);

Bangcheng Liu (2008); Rizwan Salim (2010).

9

Page 11: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja

Pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja. Komunikasi mempunyai

nilai thitung = 22.940 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena proba- bilitas

(0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

komunikasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi. Nilai koefisien beta

terstandarisasi untuk variabel komunikasi adalah 0,934 dan bentuk hubungan- nya

searah (positif). • Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja Kepuasan kerja

mempunyai nilai thitung = 47,614 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena

probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Nilai koefisien

beta terstandarisasi untuk variabel kepuasan kerja adalah 0,983 dan bentuk hu-

bungannya searah (positif). • Pengaruh komunikasi terhadap kinerja melalui

kepuasan kerja = 0,934 x 0,983 = 0,918 Berdasarkan analisa di atas maka dapat

disimpul- kan bahwa komunikasi berpengaruh tidak lang- sung terhadap kinerja

melalui kepuasan kerja sebesar 0,918 (positif). Ini berarti hipotesa ke 3, terdapat

pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja,

diterima. Penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakuan oleh Jules

Carriere dan Christopher Bourque (2009).

6. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat kesimpukan sebagai

berikut:

Item tertinggi dalam Komunikasi adalah penyampaian informasi langsung

atasan kepada bawahan. Komunikasi antara atasan dan bawahan sangatlah penting

10

Page 12: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

untuk meningkatkan kinerja karyawan. Dengan ditingkatkannya transparansi

komunikasi dengan atasan akan bisa memberikan kontribusi pada kinerja

karyawan.

Kebutuhan sosial merupakan salah satu item tertinggi dalam motivasi,

sehingga motivasi secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Berkomunikasi dengan atasan salah satunya yaitu sharing mengenai kesulitan-

kesulitan yang dihadapi karyawan, pemberian kompensasi upah jika bekerja

melebihi jam kantor akan dapat menciptakan kepuasan kerja.

Pekerjaan merupakan salah satu item tertinggi dalam kepuasan, ini berarti

bahwa pegawai bekerja sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki dapat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan kesimpulan diatas maka

disarankan pada PT CAHAYA INSPIRASI INDONESIA untuk meningkatkan

komunikasi terhadap karyawan agar tercipta motivasi dan kepuasan kerja sehingga

bisa meningkatkan kinerja karyawan.

11

Page 13: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

JURNAL INDONESIA

Widya Parimita, MPA

Pengaruh Perilaku Individu, Lingkungan Kerja, dan Persepsi Kepemimpinan

terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi UNJ.

2008

1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku bagaimana

perilaku individu, lingkungan kerja dan kepemimpinan mempengaruhi kinerja

fakultas ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Kuesioner dikirim ke 90 responden

terdiri dari dosen dan staf administrasi fakultas.

2. Landasan Teori

Konsep Kinerja dalam Organisasi

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja menurut (Anwar Prabu

Mangkunegara,2000) Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kemudian dipertegas

oleh (Ambar Teguh Sulistiyani,2003 ) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi

dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.

Pendapat diatas di perkuat oleh (Malayu S.P. Hasibuan,2001) mengemukakan

“kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

12

Page 14: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan

kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi

dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak

positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Menurut (Mink,1993)

mengemukakan pendapatnya bahwa: individu yang memiliki kinerja yang tinggi

memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi,

(b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut (Robert L. Mathis dan John H.

Jackson,2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja,

yaitu: a. Kemampuan mereka b.Motivasi c. Dukungan yang diterima

d.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan e.Hubungan mereka dengan

organisasi.

Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja

merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun

kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami

atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk

berprestasi.

Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor

kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena

adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada

13

Page 15: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika

pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat

diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut

(Bernardin dan Russel,1993) “A way of measuring the contribution of individuals

to their organization “. Dalam arti Penilaian kinerja adalah cara mengukur

konstribusi individu (pegawai) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Menurut

(Cascio,1992) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang

sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu

kelompok”.

Konsep Perilaku Individu

Ketika berbicara tentang kepemimpinan dan kinerja dari suatu organisasi,

kita tidak dapat mengingkari peran dari individu-individu anggota tim terhadap

kesuksesan organisasi. Perilaku dari individu di dalam organisasi mempengaruhi

bagaimana mereka bersikap dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Untuk

mengetahui kecenderungan perilaku dari masing-masing individu dalam organisasi,

dapat menggunakan Myers-Briggs Type Indikator (MBTI). (MBTI) sudah sering di

gunakan di berbagai penelitian di seluruh dunia sebagai alat untuk mendefinisikan

kepribadian seseorang. (Myers et al, 1998). Pendekatan (MBTI) sangat

komprehensif dan bermanfaat, sehingga sering digunakan sebagai salah satu

metode ketika meneliti tentang kepemimpinan (Gallen,1997) MBTI adalah

pengembangan dari hasil penelitian (Jung,1921) yang dilakukan oleh Briggs dan

Myers tentang sisi psikologis dari individu dalam bekerja. Berdasarkan penelitian

Jung, ada tiga dimensi untuk mengetahui tipe-tipe psikologis dari individu, yaitu

orientasi terhadap energi, proses pembentukan persepsi, dan proses pengambilan

14

Page 16: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

keputusan. Myers dan Briggs dalam penelitiannya menambahkan dimensi keempat,

yaitu perilaku individu terhadap dunia luar.

Konsep Kepemimpinan

Memimpin dapat didefinisikan sebagai membimbing atau mengarahkan

seseorang atau sesuatu agar mengikuti keinginannya (Webster’s Ninth Collegiate

Dictionary). Lebih lanjut dalam Webster’s, kepemimpinan didefinisikan sebagai

kapasitas untuk memimpin. Menurut Jeff Madura dalam buku Pengantar

Bisnis(2007), fungsi kepemimpinan ((leading) adalah proses mempengaruhi

kebiasaan-kebiasaan orang lain demi mencapai tujuan bersama. Proses ini dapat

meliputi komunikasi mengenai pekerjaan yang diberikan kepada pegawai dan

kemungkinan metode-metode yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan

penugasan-penugasan tersebut. Kepemimpinan juga dapat meliputi bertindak

selaku tokoh panutan dengan cara yang konsisten dengan rencana strategis

perusahaan

3. Metodologi Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi UNJ. Adapun penelitian ini

berlangsung dalam waktu 1 (satu) bulan, yaitu pada bulan Oktober 2008.

Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini meliputi seluruh tenaga pengajar dan tenaga administrasi di

Fakultas Ekonomi UNJ, yang berjumlah 90 orang. Teknik pengambilan sampel

15

Page 17: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

adalah purposive sampling, dengan 21 kuesioner tidak kembali. Sehingga jumlah

data yang diperoleh adalah sebanyak 69 responden.

Konstelasi Antar Variabel

Konstelasi hubungan antar variabel merupakan suatu bentuk yang memberikan

gambaran atau arah dalam suatu penelitian. Dalam penelitian digunakan bentuk

desain yang umum dipakai dalam studi korelasi sebagai berikut :

Instrumen Penelitian

Penelitian ini meneliti empat variable, yaitu perilaku individu, lingkungan kerja,

dan persepsi kepemimpinan (variabel X) dengan kinerja (variabel Y)

4. Hasil Penelitian

a) Data Perilaku Individu

Data Perilaku Individu (variabel X1) diperoleh melalui pengisian instrumen

penelitian berupa kuesioner yang diisi oleh 69 responden (pegawai dan tenaga

pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta). Data yang

16

Page 18: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

dikumpulkan menghasilkan skor terendah 7 dan skor tertinggi 19, skor rata-rata (Ẋ)

sebesar 200,92. Distribusi frekuensi data perilaku individu dapat dilihat dibawah

ini, rentang skor adalah 12, banyak kelas interval adalah 7 dan panjang kelas adalah

2

Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi

0,5 dan batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5. Frekuensi relatif terbesar

berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 13 – 14 sebesar 26% dan kelas ke 5

(lima) yaitu skor 15 – 16 sebesar 26%. Sedangkan frekuensi relatif terendah berada

pada kelas ke 7 (tujuh) yaitu skor 19 - 20 sebesar 3%.

b) Data Lingkungan Kerja

Data Lingkungan Kerja (variabel X2) diperoleh melalui pengisian

instrumen penelitian berupa kuesioner yang diisi oleh 69 responden (pegawai dan

tenaga pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta). Data yang

dikumpulkan menghasilkan skor terendah 12 dan skor tertinggi 26, skor rata-rata

(Ẋ) sebesar 19,73. Distribusi frekuensi data lingkungan kerja dapat dilihat dibawah

ini, rentang skor adalah 14, banyak kelas interval adalah 7 dan panjang kelas adalah

2

Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi

0,5 dan batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5. Frekuensi relatif terbesar

berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 18 – 19 sebesar 29% dan kelas ke 5

(lima) yaitu skor 20 – 21 sebesar 29%. Sedangkan frekuensi relatif terendah berada

pada kelas ke 2 (dua) yaitu skor 14 - 15 sebesar 1%.

17

Page 19: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

c) Data Kepemimpinan

Data kepemimpinan (variabel X3) diperoleh melalui pengisian instrument

penelitian berupa kuesioner yang diisi oleh 69 responden (pegawai dan tenaga

pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta). Data yang

dikumpulkan menghasilkan skor terendah 33 dan skor tertinggi 58, skor rata-rata

(Ẋ) sebesar 47,98. Distribusi frekuensi data kepemimpinan dapat dilihat dibawah

ini, rentang skor adalah 25, banyak kelas interval adalah 7 dan panjang kelas adalah

3

Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi

0,5 dan batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5. Frekuensi relatif terbesar

berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 45 – 48 sebesar 33%. Sedangkan

frekuensi relatif terendah berada pada kelas ke 1 yaitu skor 33 - 36 sebesar 3% dan

kelas ke 7 yaitu skor 57 – 60 sebesar 3%.

d) Data Kinerja

Data Kinerja (variabel Y) diperoleh melalui pengisian instrumen penelitian

berupa kuesioner yang diisi oleh 69 responden (pegawai dan tenaga pengajar pada

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta). Data yang dikumpulkan

menghasilkan skor terendah 36 dan skor tertinggi 83, skor rata-rata (Ẋ) sebesar

61,04. Distribusi frekuensi data kinerja dapat dilihat dibawah ini, rentang skor

adalah 47, banyak kelas interval adalah 7 dan panjang kelas adalah 7

Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi

0,5 dan batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5. Frekuensi relatif terbesar

18

Page 20: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 57 – 63 sebesar 41% . Sedangkan

frekuensi relatif terendah berada pada kelas ke 7 (tujuh) yaitu skor 78 - 84 sebesar

3%.

e) Model Regresi

Dari perhitungan regresi yang dilakukan dengan menggunakan program

SPSS dengan memasukkan variabel X1, X2, X3 sebagai variabel independen dan

variabel Y sebagai variabel bebas, maka model regresi adalah sebagai berikut: Y =

7.352 + 0.075X1 + 0.266X2 + 0.492X3 Dari model tersebut dapat disimpulkan

bahwa Kinerja Fakultas Ekonomi dipengaruhi oleh Perilaku Individu sebesar 7,5%,

Kepemimpinan 26,6%, dan Lingkungan Kerja sebesar 48,2%. Dari data tersebut

terlihat masih ada faktor lain yang bisa mempengaruhi kinerja Fakultas Ekonomi,

sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor lain yang

mempengaruhi kinerja sebuah organisasi.

A. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan yaitu: Ho = Perilaku Individu,

lingkungan kerja, dan persepsi Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap

Kinerja Fakultas Ekonomi UNJ Ha = Perilaku Individu, lingkungan kerja,

persepsi Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi

UNJ Uji terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan uji F sehingga

diperoleh nilai Fhitung sebesar 19.608 yang lebih besar dari 1.96 (Ftabel).

Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini Perilaku

Individu, lingkungan kerja, dan persepsi kepemimpinan akan berpengaruh

terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi UNJ. Dalam menghitung seberapa

besar pengaruh dari tiga variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

19

Page 21: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

dicari nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R

square sebesar 0.451 atau sebesar 45,1%. Ini menunjukkan bahwa perilaku

individu, lingkungan kerja, dan persepsi kepemimpinan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja Fakultas Ekonomi UNJ, yaitu sebesar 45,1%.

B. Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian ini

yang menunjukkan bahwa model persamaan regresi Y = 7.352 + 0.075X1 +

0.266X2 + 0.492X3 adalah berarti (signifikan) dan linier. Diketahui pula

bahwa rxy>0, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku

individu, ingkungan kerja, dan persepsi kepemimpinan terhadap kinerja

Fakultas Ekonomi UNJ. Besarnya pengaruh tersebut adalah sebesar 45,1%

yang merupakan nilai dari koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh nilai

adjusted R square. C. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, telah terbukti bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara perilaku individu, lingkungan kerja, dan persepsi

kepemimpinan terhadap kinerja Fakultas Ekonomi UNJ.

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari ada keterbatasan-

keterbatasan yang dialami dan tidak sepenuhnya hasil penelitian ini

mencapai tingkat kebenaran yang mutlak, adapun keterbatasan-keterbatasan

yang peneliti alami adalah:

1. Keterbatasan variabel penelitian, karena peneliti menyadari bahwa

kinerja FE UNJ tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku individu,

lingkungan kerja, dan persepsi kepemimpinan saja. Ada banyak

20

Page 22: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

faktor lain yang bisa mempengaruhi kinerja FE UNJ sebagai

sebuah organisasi.

2. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dirasa masih kurang

karena banyak responden yang tidak mengembalikan kuesioner

karena kesibukan pekerjaan atau lupa, sedangkan untuk menunggu

kuesioner, peneliti butuh waktu yang lebih lama yang tidak bisa

terwujud karena batas waktu pengumpulan yang terbatas.

3. Sampel penelitian yang lokasinya hanya di Fakultas Ekonomi UNJ

menunjukkan bahwa penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan

secara mutlak berlaku untuk semua bentuk organisasi.

5. Kesimpulan

Simpulan penelitian ini berhasil menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

perilaku individu, lingkungan dan persepsi kepemimpinan terhadap kinerja FE

UNJ. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan korelasional,

dengan uji statistik regresi berganda. Data penelitian ini menggunakan data primer

yang diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap pegawai dan dosen Fakultas

Ekonomi. Besaran masing-masing kontribusi pengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel terikat adalah 7,5% untuk perilaku individu, 26,6% untuk

kepemimpinan, dan 49,2% untuk lingkungan kerja. Dari hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku individu,

lingkungan kerja dan persepsi kepemimpinan, secara bersama- sama terhadap

kinerja Fakultas Ekonomi sebesar 45,1%.

21

Page 23: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

SKRIPSI

FAJAR WICAKSONO

PENGARUH KEAHLIAN INDIVIDU DAN PENGGUNAAN SISTEM

TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

KARYAWAN : DENGAN KEPERCAYAAN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

2011

1. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh keahlian

individu terhadap peningkatan kinerja karyawan. 2. Untuk menganalisis pengaruh

sistem teknologi informasi terhadap peningkatan kinerja karyawan. 3. Untuk

menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap peningkatan kinerja karyawan. 4.

Untuk menganalisis pengaruh kepercayaan yang bermoderasi dengan keahlian

individu terhadap peningkatan kinerja karyawan. 5. Untuk menganalisis pengaruh

kepercayaan yang bermoderasi dengan sistem teknologi informasi terhadap

peningkatan kinerja karyawan.

2. Landasan Teori

a. Keahlian (EX1)

22

Page 24: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Keahlian merupakan suatu minat atau bakat yang harus dimiliki oleh seseorang,

dengan keahlian yang dimilikinya memungkinkan untuk dapat menjalankan dan

menyelesaikan tugas–tugas secara baik dengan hasil yang maksimal. Keahlian

yang dimiliki seseorang dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non

formal.

b. Sistem Teknologi Informasi (TI2)

b.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk membantu

menyelesaikan tugas-tugas mereka. Menurut Goodhue, (1995) dalam Putri

Widyasari, (2007). Dalam penelitian sistem informasi, teknologi merujuk

pada sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras (hardware),

perangkat lunak (software) dan data serta data layanan yang disediakan

untuk membantu para pemakai dalam menyelesaikan tugasnya. Sedangkan

Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara

tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima.

b.2 Sistem Teknologi Informasi

Sistem Teknologi Informasi meliputi segala alat maupun metode yang

terintegrasi untuk digunakan dalam menjaring atau menangkap data

(capture), menyimpan (saving), mengolah (process), mengirim (distribute),

atau menyajikan kebutuhan informasi secara elektronik kedalam berbagai

format, yang bermanfaat bagi pemakai (user). Menurut Sutarman,

(2009:14) dalam Putri Widyasari, (2010). Teknologi ini dapat berupa

kombinasi perangkat keras dan lunak dari komputer, non komputer

23

Page 25: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

(manual) maupun prosedur, prosedur operator dan para manajer dalam suatu

sistem yang terpadu satu sama lain.

c. Kinerja Individual (IP)

Kinerja individual (Individual performance) yang didefinisikan dengan hasil

kerja secara kualitas yang dicapai oleh seseorang pegawai/karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. (Mangkunegara, Prabu Anwar. 2000:67).

d. Kepercayaan (T3)

Kepercayaan berasal dari kata percaya yang berarti mengakui atau yakin akan

kebenaran sesuatu. Kepercayaan dapat berupa sistem dengan kualitas yang

handal, efisien, ataupun keahlian/kemampuan yang mampu memberikan

keyakinan bagi para karyawan apabila mereka memanfaatkan sistem tersebut,

maka akan dapat menyelesaikan pekerjaan mereka jauh lebih mudah, cepat dan

akurat.

a.1 Computer anxiety (Cax) Menurut Igbaria (1989) dalam Tresnawati dan

permatasari (2000) didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang menjadi

susah, khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan computer dimasa

sekarang atau dimasa yang akan datang. Computer anxiety menunjukkan

suatu tipe stress tertentu karena computer anxiety berhubungan dengan

kepercayaan yang negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam

penggunaan komputer atau penolakan terhadap komputer.

a.2 Computer attitude (Catt) Teori attitude menyatakan bahwa perilaku

(behavior) ditentukan oleh perceived usefulness dan social norm. faktor

24

Page 26: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

tersebut merupakan faktor yang memberikan kontribusi terhadap

diterimanya suatu teknologi komputer. computer attitude menunjukkan

reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer atau

kesenangan/ketidaksenangan terhadap komputer.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Survey, yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok. Penelitian ini dilakukan terhadap Karyawan

Administrasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yang menjadi Populasi dalam

penelitian ini adalah Karyawan Administrasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Alasan ini digunakan dalam

menentukan populasi untuk mengetahui secara jelas peningkatan kinerja karyawan

administrasi Universitas Muhammadiyah Surakarta berhubungan dengan keahlian

individu dan penggunaan sistem teknologi informasi bersamaan dengan

kepercayaan sebagai variable moderatingnya. Sampel dalam penelitian ini adalah

karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta bagian Administrasi yang

menggunakan komputer. Alasan dipilihnya Karyawan Administrasi yang

mengunakan komputer adalah karena karyawan administrasi dianggap memenuhi

knowledge worker (Harrison, 1992 dalam Tresnawati dan Permatasari, 2000).

Metode pengambilan sampel dipilih secara conviniance sampling. Sumber data

penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dimana penulis

mengajukan daftar pertanyaan kepada responden, dengan cara meminta kepada

25

Page 27: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

responden untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang tercantum didalam kuesioner

(daftar pertanyaan atau angket) yang diberikan kepada responden. Skala yang

digunakan adalah skala Likert lima point.

4. Hasil Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan administrasi di Kantor Pusat

yaitu Biro Administrasi Akademik (BAA), Biro Administrasi Umum (BAU) dan

Biro Administrasi Keuangan (BAK), Kantor Tata Usaha Fakultas, masing – masing

11 Fakultas yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan,

Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Farmasi, Fakultas

Psikologi, Fakultas Geografi, Fakultas Agama Islam, Fakultas Komunikasi dan

Informatika dan Fakultas Ilmu Kesehatan serta Perpustakaan Pusat. Dari Kantor

Pusat masing - masing diberikan 5 kuesioner, Perpustakaan 10 kuesioner dan

masing – masing Fakultas diberikan 5 kuesioner. Hanya 7 Fakultas yang bersedia

menjadi responden yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Fakultas Teknik,

Fakultas Ekonomi, Fakultas Farmasi, Fakultas Geografi, Fakultas Agama Islam,

Fakultas Komunikasi dan Informatika. Sedangkan Fakultas Kedokteran, Fakultas

Hukum, Fakultas Psikologi dan Fakultas

Ilmu Kesehatan tidak bersedia menjadi responden dikarenakan beberapa

alasan yaitu tidak mendapat persetujuan dari dekan Fakultas tersebut dan juga

adanya kesibukan para karyawan – karyawan yang sangat padat sehingga tidak

dapat diganggu.

26

Page 28: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Adapaun interpretasi dari model tersebut adalah sebagai berikut: Nilai

konstanta bernilai positif, menunjukkan bahwa jika keahlian dan penggunaan

sistem teknologi informasi dianggap konstan, maka peningkatan terhadap kinerja

akan meningkat sebesar 5,900. 0,132. EX1 berpengaruh positif terhadap

peningkatan kinerja. Artinya jika EX1 semaking baik maka peningkatan kinerja

akan semakin meningkat. 0,457. TI2 berpengaruh positif terhadap peningkatan

kinerja. Artinya jika TI2 semakin tinggi maka peningkatan kinerja akan semakin

meningkat. -0,396. T3 berpengaruh negatif terhadap peningkatan kinerja. Artinya

jika T3 semaking tinggi maka peningkatan kinerja akan turun. R2 sebesar 0,682.

Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil pengujian yang dilakukan memberikan hasil

yang baik (goodness of fit). Nilai koefisien determinisai bernilai positif, yang mana

hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68,2% variasi dari peningkatan kinerja

karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel keahlian serta penggunaan

sistem teknologi informasi dan kepercayaan, sedangkan sisanya sekitar 31,8%

dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil analisis uji F pada tabel 4.18

diperoleh nilai Fhitung sebesar 57,778 dengan propabilitas sebesar 0,000. Angka

probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai 0,05 (p<0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa variabel dependen keahlian (EX1) serta Penggunaan Sistem

Teknologi Informasi (TI2) dan Kepercayaan (T3) secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Peningkatan Kinerja (IP).

Hasil analisis uji F pada tabel 4.18 diperoleh nilai Fhitung sebesar 57,778 dengan

propabilitas sebesar 0,000. Angka probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai 0,05

(p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel dependen keahlian

(EX1) serta Penggunaan Sistem Teknologi Informasi (TI2) dan Kepercayaan (T3)

27

Page 29: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

Peningkatan Kinerja (IP).

5. Kesimpulan

1. Keahlian berpengaruh positif signifikan sebesar 2,108 dengan probabilitas

sebesar 0,040 (p<0,05) terhadap peningkatan kinerja karyawan. Artinya semakin

meningkat keahlian seseorang individu, maka semakin mempermudah menguasai

suatu bidang pekerjaan yang akan diselesaikannya sehingga dapat meningkatkan

kinerja karyawan.

2. Penggunaan sistem teknologi informasi berpengaruh positif signifikan sebesar

9,603 dengan probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05) terhadap peningkatan kinerja

karyawan. Artinya semakin tinggi intensitas penggunaan sistem teknologi

informasi, maka semakin tinggi kinerja karyawan.

3. Kepercayaan berpengaruh negatif signifikan sebesar -7,801 dengan probabilitas

sebesar 0,000 (p<0,05) terhadap peningkatan kinerja karyawan. Artinya semakin

meningkat negatif intensitas kepercayaan, maka semakin rendah kinerja karyawan.

4. Kercayaan yang secara bersama – sama bermoderasi terhadap keahlian dan

penggunaan sistem teknologi informasi berpengaruh positif signifikan sebesar

2,241 dan 9,655 dengan probabilitas 0,029 (p<0,05) dan 0,00 (p<0,05) terhadap

peningkatan kinerja karyawan. Artinya semakin tinggi tingkat kepercayaan yang

bermoderasi terhadap keahlian dan penggunaan sistem teknologi informasi, maka

semakin mudah dalam operasional pekerjaan sehingga dapat meningkatan kinerja

karyawan.

28

Page 30: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

SKRIPSI

JOHANNA MUDJIATI

STUDI PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2008

1. Tujuan

Studi kualitatif berjudul ’Studi Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi

Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang’,

bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan sistem informasi

terhadap kinerja karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, untuk

mengetahui sejauh mana kinerja karyawan Fakultas Ekonomi UNDIP sebelum dan

sesudah penggunaan sistem informasi, serta bagaimana pelayanan yang diharapkan

user.

2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dan dijadikan rujukan dari

penelitian ini adalah: Penelitian Sunarti Setianingsih (1998) yang berjudul

“Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Hasilnya bahwa kualitas pemakai merupakan salah satu faktor

yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem informasi.

29

Page 31: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

3. Landasan Teori

A.1. Kinerja Karyawan

Istilah kinerja sering diidentikkan dengan istilah prestasi. Istilah kinerja atau

prestasi merupakan pengalih bahasaan dari kata Inggris ‘performance’. Kinerja atau

performance merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan

dengan aktifitas hasil kerja, pencapaian tugas dimana istilah tugas berasal dari

pemikiran aktifitas yang dibutuhkan oleh pekerja (Nelson,1997). Gibson (1997)

mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan

organisasi seperti kualitas, efisien dan kriteria efektifitas kerja lainnya. Menurut

Minner (1988) kinerja didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seorang individu

sebagai pengharapan atas pekerjaan yang dilakukannya. Setiap harapan dari tiap

individu dinilai berdasarkan peran. Jika peran yang dimainkan seseorang individu

tidak diketahui dengan jelas atau nampak samar, maka setiap individu tidak akan

mengetahui secara persis apa yang diharapkannya. Kinerja juga merupakan hasil

yang telah dicapai seseorang, yang berhubungan dengan tugas dan peran yang

dilakukannya. Menurut Fiske (McCoy dan Cudeck, 1994) kinerja merupakan

perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan organisasi. Spesifikasi tujuan ini

mewakili keputusan penilaian yang dilakukan oleh ahlinya. A.A Anwar Prabu

Mangkunegoro (2000) mendifinisikan Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pengertian kinerja lainnya

adalah yang dikemukakan oleh Casio (1992) yang lebih menekankan bahwa yang

dinilai adalah job relevant strengths and weaknesses, yaitu kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahan yang relevan dengan pekerjaannya. Berdasarkan pendapat

30

Page 32: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

para ahli tersebut, definisi kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu

yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu organisasi

pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau

standar tertentu dari organisasi dimana individu tersebut bekerja. Mengacu pada

beberapa pengertian dari kinerja di atas, Achmad (2001) mencoba menilai kinerja

dengan pendekatan “input-proses-output”. Indikator-indikator yang digunakan

dalam penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan ini meliputi kerja sama,

prestasi kerja, dan tanggung jawab. Organisasi pemerintah adalah sebuah organisasi

yang mempunyai tujuan untuk melayani masyarakat (public service), mulai dari

lapisan masyarakat yang paling bawah sampai dengan lapisan yang paling atas.

Adanya perubahan-perubahan yang sedang dan akan terjadi di era globalisasi dan

lebih spesifik lagi pada era otonomi pendidikan tinggi menuntut organisasi untuk

mengambil langkah-langkah antisipatif baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Penentuan berbagai langkah antisipatif apa yang akan dilakukan oleh

organisasi tidak lepas dari sumber-sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi.

Lebih lanjut oleh Simamora (1995) dikatakan bahwa salah satu sumber daya yang

menempati kedudukan strategis dalam organisasi adalah sumber daya manusia.

Kedudukan strategis sumber daya manusia dilihat dari kemampuannya dalam

pengelolaannya (management) dan pengalokasian sumber daya lainnya yang

dimiliki oleh organisasi. Simamora (1995) mengemukakan bahwa kehancuran dan

keberhasilan perusahaan-perusahaan (organisasi) terkemuka di dunia tidak lepas

dari peran sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Tidak diketahuinya

peran penting sumber daya manusia merupakan faktor penghambat organisasi

untuk memiliki kinerja yang tinggi. Oleh karenanya, pemahaman akan arti

31

Page 33: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

pentingnya sumber daya manusia perlu bagi individu-individu pengelola sumber

daya manusia dalam organisasi, baik organisasi swasta maupun pemerintah.

Kinerja berkaitan erat dengan tujuan, sebagai suatu hasil perilaku kerja seseorang

(Davis, 1985; Wayan 2000). Perilaku kinerja dapat ditelusuri hingga ke faktor-

faktor spesifik seperti kemampuan, upaya dan kesulitan tugas (Timpl, 1988).

Kinerja sebagai hasil pola tindakan untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar

prestasi, kualitatif maupun kuantitatif, yang telah ditetapkan oleh individu secara

pribadi maupun oleh perusahaan tempat individu bekerja. Kinerja juga sering kali

identik dengan kemampuan seorang auditor bahkan berhubungan dengan komitmen

terhadap suatu profesi (Larkin dan Seweikart, 1992).

Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu

sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan tersebut berupa

suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan

mampu memuaskan kebutuhannya. Kepuasan tersebut berhubungan dengan faktor-

faktor individu, yakni :

(a) kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan menghadapi tantangan,

kemampuan menghadapi tekanan;

(b) status dan senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam perusahaan lebih mudah

individu tersebut untuk puas;

(c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu semakin tinggi

kepuasan kerjanya;

(d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang mempunyai kepuasan

yang tinggi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan

32

Page 34: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

kerja, biasanya akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi (Veithzal Rivai & A

Fawzi M Basri, 2005:17).

Flipo (1984:14) menyatakan bahwa “seseorang agar mencapai kinerja yang

tinggi tergantung pada kerjasama, kepribadian, kepandaian yang beraneka ragam,

kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan pekerjaan, kehaditan kesetiaan,

ketangguhan dan inisiatif”. Kerjasama antar pegawai yang ada di organisasi

tersebut dalam rangka melaksanakan tugas dan pekerjaannya, baik kerjasama antara

atasan dan bawahan maupun kerjasama antar bawahan. Kepribadian para pegawai

menentukan baik buruknya hasil kerja. Pegawai yang mempunyai kepribadian yang

baik tentunya mempunyai kinerja yang optimal. Kepandaian akan menjadikan

seorang pegawai cepat dan tepat di dalam menangani tugas dan pekerjaan, dan

kepandaian tersebut diperoleh dari pendidikan formal maupun pengalaman kerja.

Demikian pula kepemimpinan, pemimpin yang mampu mengakomodir potensi

bawahannya akan lebih kondusif dalam pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi.

Inisiatif pegawai dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, sangat

mempengaruhi hasil kerja, semakin tinggi daya inisiatif dalam menyelesaikan tugas

dan pekerjaannya, maka hasil kerja juga optimal.

Kinerja pegawai dipengaruhi oleh kerjasama, kepribadian yang beraneka

ragam, kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan pekerjaan, kehadiran, kesetiaan,

ketangguhan dan inisiatif produktifitas sangat perlu mendapatkan perhatian dari

pihak manajemen organisasi. Flipo (1984). Menjelaskan ada 5 faktor penilaian

kinerja yan berkaitan dengan pelayanan publik yaitu kualitas pekerjaan, supervisi,

kualitas pekerjaan dan kehadiran (Dessler,1992)

33

Page 35: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Menurut Ghiselli dan Brown (1055) kinerja sebagai tingkat keberhasilan

individu dalam melaksanakan pekerjaan, dimana ukuran kesuksesan yang

dicapainya tidak dapat disamakan individu lain. Kinerja adalah suatu hasil atau

taraf kesuksesan yang dicapai seorang pekerja dalam bidang pekerjaannya menurut

kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang orang tertentu (Flippo,1984 : 14).

Menurut Robins (2001), kinerja merupakan suatu hasil yang harus dicapai

oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

pekerjaan tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa kinerja organisasi mensyaratkan

strategi, lingkungan, teknologi, dan budaya organisasi bersatu. Kinerja karyawan

adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Dalam studi

manajemen kinerja karyawan adalah hal yang memerlukan pertimbangan yang

penting sebab kinerja individual seorang karyawan dalam organisasi merupakan

bagian dari kinerja organisasi, dan dapat menentukan kinerja dari organisasi

tersebut. Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai organisasi tersebut akan

dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari karyawan secara individual maupun

kelompok. Kinerja merefleksikan seberapa baik dan seberapa tepat seorang

memenuhi permintaan pekerjaan. Menurut Malthis (2002), kinerja pada dasarnya

apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan akan

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi

antara lain termasuk:

• Kuantitas output

• Kualitas output

• Jangka waktu output

34

Page 36: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

• Sikap kooperatif

Kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang

tergantung dengan ukuran kinerja secara umum, kemudian diterjemahkan ke dalam

penilaian perilaku secara mendasar yang dapat meliputi berbagai hal: kuantitas

pekerjaan, kualitas pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang disampaikan,

keputusan yang diambil dalam melakukan pekerjaan dan deskripsi pekerjaan.

Adapun beberapa faktor penentu kinerja menurut Becker dan Klimoski (1989)

dalam Sulistiyani (2003) yang menjadi indikator dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge), konsep pengetahuan individu berorientasi pada

intelenjensi, daya pikir dan penguasaan ilmu yang memberikan kontribusi pada

seseorang di dalam memecahkan masalah, daya cipta atau menyelesaikan

pekerjaan. Dengan pengetahuan yang dimiliki seorang karyawan diharapkan

mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

2. Ketrampilan (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional

mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Dengan ketrampilan yang

dimiliki seorang karyawan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan.

3. kemampuan (abilities), faktor ini terbentuk dari sejumlah kompetensi yang

dimiliki oleh seorang karyawan yang meliputi kemampuan dan ketrampilan.

Dengan demikian apabila seseorang memiliki ketrampilan dan pengetahuan

yang tinggi diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi pula.

4. kebiasaan (attitude) dan perilaku (behaviour), apabila kebiasaan-kebiasaan

karyawan adalah baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang

baik atau efektif. Misalnya, karyawan yang mempunyai kebiasaan tepat waktu,

35

Page 37: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

disiplin, simple, maka perilaku kerja juga baik, apabila diberi tanggung jawab

akan menepati aturan dan kesepakatan.

Robbins (1996) mendifinisikan kinerja karyawan sebagai fungsi dari

interaksi antar kemampuan dan motivasi, jika ada yang tidak memadai kinerja itu

akan dipengaruhi secara negatip, kecerdasan dan ketrampilan (yang digolongkan

dalam tabel kemampuan) harus dipertimbangkan selain motivasi. Selengkapnya

adalah kesempatan berkinerja, yang diartikan sebagai tingkat-tingkat kinerja yang

tinggi sebagian merupakan fungsi dari tidak adanya kendala-kendala seorang

karyawan, adapun rintangan yang menjadi kendala bagi peningkatan kinerja berupa

lingkungan kerja yang kurang mendukung, peralatan, bahan suplai kurang

memadai, rekan kerja, prosedur yang kurang mendukung. Jadi menurut Robins

kinerja pegawai itu dipengaruhi oleh kemampuan, motivasi dan kesempatan, baik

kemampuan atas dasar kecerdasan atau ketrampilan, namun tidak membahas

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja. Dengan demikian beberapa

pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja individu

(pegawai) yang terkait dengan tujuan organisasi meliputi kualitas, kuantitas,

loyalitas, kehadiran, kerjasama, koordinasi, komunikasi, kreatif, inovatif, supervisi

dan evaluasi. Dalam definisi tersebut dengan jelas bahwa mereka menekankan

prestasi sebagai hasil atau hal keluar dari sebuah pekerjaan dan kontribusi pada

organisasi. Dijelaskan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/proses/kebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi.

36

Page 38: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

A.2. Sistem Informasi

Sistem dalam lingkup informasi didefinisikan sebagai sekumpulan

komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan atau sasaran

(Wilkinson & Cerullo, 1997). Komponen-komponen yang saling berhubungan

untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan informasi untuk tujuan

membantu perencanaan, pengendalian, koordinasi dan pengambilan keputusan

organisasi. Menurut Wilkinson (1997) sistem informasi merupakan suatu kerangka

kerja di mana sumber daya (manusia dan komputer) dikoordinasikan untuk

mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-

sasaran perusahaan. Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan,

mengolah masukan, dan menghasilkan keluaran. Agar dapat menjalankan fungsi ini

, sistem akan memiliki komponen-komponen input, proses, keluaran dan kontrol

untuk menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik. Informasi adalah

data yang sudah diolah sehingga dapat untuk pembuatan keputusan. Data adalah

representasi suatu obyek. Misalnya: mahasiswa diwakili oleh Nomor Induk

Mahasiswa (NIM), maka nomor induk mahasiswa adalah data. Data yang belum

diolah belum dapat dipergunakan untuk pengambilan suatu keputusan. Apabila

masing-masing pengertian di atas digabung, akan diperoleh pengertian sistem

informasi adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama, yang digunakan

untuk mencatat data, mengolah data dan menyajikan informasi untuk para pembuat

keputusan agar dapat diperoleh suatu keputusan yang terbaik.

Menurut O’Brien (1996) dalam Wijayanto (2003) di dalam sistem informasi

terdapat 4 (empat) komponen utama. Keempat komponen utama tersebut adalah:

37

Page 39: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

DATA PENGOLAHAN DATA INFORMASI

1. Sumber daya manusia

Yang termasuk dalam sumber daya manusia dalam sistem informasi adalah

end user dan IT specialist. End user adalah orang-orang yang menggunakan sistem

informasi, sedangkan IT specialist adalah orang-orang yang mengembangkan dan

mengoperasikan. Yang termasuk dalam kalangan ini adalah system analyst,

programer, operator komputer dan staf sistem informasi yang lainnya. Secara

singkat, system analyst merancang sistem informasi berdasar permintaan informasi

dari end user. Programer menyiapkan program komputer berdasarkan spesifikasi

dari system analyst, sedangkan operator komputer mengoperasikan sistem

informasi.

2. Sumber daya perangkat keras

Perangkat keras meliputi semua perangkat fisik dan material yang

digunakan dalam pemrosesan informasi. Secara khusus, perangkat keras tidak

hanya meliputi mesin-mesin seperti komputer, tetapi juga semua media

penyimpanan data. Contoh dari perangkat keras dalam sebuah sistem informasi

yang berbasis komputer adalah:

a. Sistem komputer

Misalnya komputer personal, mainframe dan server.

b. Periperal komputer

38

Page 40: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Misalnya alat input seperti mouse dan keyboard serta perangkat output seperti

monitor, printer dan media penyimpanan data seperti disket dan harddisk.

c. Jaringan telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi meliputi komputer, kartu jaringan dan perangkat lain yang

saling terhubung oleh berbagai media telekomunikasi dalam sebuah organisasi.

3. Sumber daya perangkat lunak

Sumber daya perangkat lunak meliputi semua kumpulan perintah-perintah

pemrosesan informasi. Konsep ini tidak hanya meliputi suatu kumpulan perintah

bernama program yang mengatur dan mengontrol perangkat keras komputer, tetapi

juga kumpulan perintah pemrosesan informasi untuk sumber daya manusianya. Hal

tersebut disebut dengan prosedur. Contoh dari perangkat lunak antara lain:

a. Perangkat lunak sistem

Berfungsi untuk mengontrol dan mendukung operasi dari sebuah sistem komputer.

Misalnya sistem operasi (Linux, Windows dan lain-lain).

b. Perangkat lunak aplikasi

Hal ini meliputi program-program yang secara langsung mengatur penggunaan

komputer untuk keperluan tertentu oleh end users. Contohnya antara lain software

pengolah data, ,spreadsheet, dan pengolah gambar.

c. Prosedur

Adalah instruksi-instruksi kepada pengguna sistem informasi. Contohnya petunjuk

penggunaan sebuah perangkat lunak.

39

Page 41: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

4. Data

Data lebih dari sekedar bahan mentah dari sebuah sistem informasi. Konsep

dari data telah menjadi luas bagi manajer dan profesional sistem informasi. Mereka

menyadari bahwa sumber daya berharga bagi organisasinya. Sumber daya data dari

sebuah sistem informasi biasanya dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Database

Memproses dan mengorganisasi data

b. Knowledge bases

Terdiri dari berbagai macam bentuk seperti fakta dan aturan tentang sebuah

subyek tertentu. Komponen sistem informasi sangat tergantung kepada proses di

masing-masing perusahaan. Komponen yang paling utama adalah teknologi

komunikasi, teknologi komputasi dan teknologi informasi. Teknologi komunikasi

digunakan untuk mengirim data dari satu tempat ke tempat yang lain atau alat ke

alat yang lain. Teknologi komputasi adalah berbagai perangkat yang digunakan

untuk mengolah data-data. Teknologi informasi adalah berbagai metode untuk

menyajikan berbagai bentuk informasi ke berbagai pihak yang memerlukan.

Menurut M. Fakhri Husein dan Amin Wibowo (1999:8) sistem informasi

adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang fungsinya

mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk

mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Selain

mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi

40

Page 42: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah, membuat masalah-masalah

kompleks dan menciptakan produk-produk baru.

Tujuan utama sistem informasi adalah untuk menyediakan informasi yang

dibutuhkan oleh semua penggunanya, baik internal maupun eksternal. Wilkinson

(1992) mengemukakan ada tiga sasaran utama yang ingin dicapai organisasi dalam

pengembangan sistem informasi. Ketiga sasaran tersebut adalah:

1. menyediakan informasi untuk mendukung operasional harian,

2. menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan pihak

internal,

3. menyediakan informasi untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan

dengan kekayaan organisasi.

Menurut Wilkinson (1997) sistem informasi merupakan suatu kerangka

kerja di mana sumber daya manusia (manusia dan komputer) dikoordinasikan untuk

mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-

sasaran perusahaan. Banyak definisi sistem informasi lain yang dikemukakan

sebelum Wilkinson, beberapa diantaranya adalah yang dikemukakan oleh John F.

Nasbit dan Martin B. Robert dalam Leidner (1994), mendefinisikan sistem

informasi sebagai kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media,

prosedur, dan pengendalian yang dimaksudkan untuk menata jaringan komunikasi

yang penting. Selain itu pengolahan atas transaksi-transaksi tertentu rutin akan

membantu manajemen, pemakai intern dan ekstern serta menyediakan dasar

pengambilan keputusan yang tepat (intelligent). Sedangkan menurut Davis dan

41

Page 43: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Olson dalam Leidner (1994) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu sistem

yang tersusun atas elemen mesin-orang yang terintegrasi untuk menghasilkan

informasi yang dapat mendukung fungsi-fungsi operasi, manajemen dan

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem Informasi dapat

digolongkan berdasarkan beberapa cara, misalnya berdasarkan tingkatannya,

berdasarkan kegunaannya, berdasarkan prosesnya dan sebagainya (Wahyu,

Winarno Wing, 2004:2.2).

4. Metode Penelitian

Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

menggunakan metode deskriptif. Nawawi (1993 : 63) mengatakan bahwa metode

deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan

atau melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian, dalam hal ini sistem informasi,

kinerja karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya. Dengan metode ini peneliti tidak melakukan

pengujian hipotesis melainkan mengembangkan konsep dan mengumpulkan fakta yang

ada.

5. Hasil Penelitian

Dengan melihat ungkapan-ungkapan yang telah disampaikan beberapa

responden mengenai keuntungan, kemudahan dan segi positif yang dimiliki Simaweb,

jelas bahwa apa yang disampaikan oleh Davis dan Olson dalam Leidner (1994), sistem

informasi sebagai suatu sistem yang tersusun atas elemen mesin-orang yang

terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang dapat mendukung fungsi-fungsi

operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organiasasi, telah terbukti

42

Page 44: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

karena semua itu harus ada kesadaran, komitmen dan kebersamaan antara baik itu

pimpinan, karyawan maupun dosen maupun mahasiswa yang bersama-sama menyadari

pentingnya sistem. Hal itu merupakan konsekuensi, komitmen bersepakat bersama,

sehingga dengan satu komitmen tersebut maka persoalan-persoalan yang muncul akan

dapat diselesaikan bersama dengan musyawarah dan mufakat untuk kesulitan-kesulitan

itu dipikul bersama. Selanjutnya Simaweb di Fakultas Ekonomi yang

pengoperasiannya dilakukan oleh karyawan administrasi maka secara tidak langsung

karyawan mempunyai andil yang cukup besar karena tanpa mereka Simaweb tidak bisa

berjalan dengan baik. Kinerja karyawan setelah adanya Simaweb jauh lebih baik

karena dengan sistem informasi mau tidak mau semua karyawan harus berhadapan

dengan komputer yang berbasis internet sehingga secara baik langsung maupun tidak

langsung.soft skill karyawan meningkat, tanggung jawab masing-masing tugas setiap

karyawan semakin jelas karena bila ada aplikasi yang kosong hal tersebut berarti

karyawan tersebut tidak melakukan aktivitas pekerjaan. Kemudian yang lebih penting

monitoring pimpinan kepada karyawan lebih jelas dan setiap karyawan dapat melayani

dosen dan mahasiswa dengan lebih baik dengan sumber data dalam Simaweb.

Peningkatan lainnya yang dapat dirasakan adalah bidang perpustakaan karena dengan

adanya Simaweb sistem administrasi baik inventaris bahan pustaka yang meliputi judul

eksemplar, jenis koleksi bahan dapat diketahui sangat cepat. Selain itu dengan adanya

Simaweb sangat membantu seperti untuk administrasi keterlambatan peminjaman atau

denda yang dulu ketika masih manual masih bisa tawar menawar tetapi sekarang sudah

online dapat mengetahui atau mengcover secara otomatis siapa saja yang meminjam

buku dan jumlahnya berapa pada hari itu. Meskipun Simaweb yang telah dibangun

selama hampir lima tahun banyak keuntungan, kemudahan dan segi positifnya namun

43

Page 45: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

masih ada kendalanya yang dirasakan oleh pemakai, baik mahasiswa, dosen dan

karyawan.

Kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dari peningkatan efisiensi,

peningkatan efektivitas, serta peningkatan produktivitas dan/atau peningkatan kualitas

kerja. Kinerja yang lebih baik akan tercapai jika karyawan dapat memenuhi kebutuhan

individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas. Agar suatu sistem informasi

dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan, maka teknologi

tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai kecocokan dengan

tugas yang didukungnya. Bergantinya sistem administrasi berbasis manual menjadi

berbasis komputer menyebabkan berubah pula pengendalian intern, metode pencatatan,

metode penyimpanan, metode penelusuran dan fungsi-fungsi lainnya. Perubahan

tersebut perlu diikuti berubahnya kompetensi dan kualifikasi karyawan agar mampu

menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat beradaptasi dengan perubahan sistem

informasi untuk menunjang pekerjaannya. Goodhue dan Thompson (1995) dalam

penelitiannya yang berjudul ”Task-Technology Fit and Individual Performance”

menjelaskan bahwa hubungan antara faktor kesesuaian tugas-teknologi terhadap

kinerja individual didasarkan pada penelitian-penelitian yang berfokus pada kesesuaian

tugas-teknologi. Dalam penelitian tersebut, pemanfaatan teknologi informasi

merupakan sesuatu yang sudah diasumsikan. Aliran yang berfokus pada kesesuaian

tugas-tekonologi ini berargumentasi bahwa dampak kinerja akan dihasilkan dari

kesesuaian tugas-teknologi, yaitu pada saat teknologi menyediakan sarana dan

dukungan yang sesuai atau cocok dengan yang diperlukan oleh tugas yang

didukungnya. Artinya jika teknologi yang diterapkan dalam suatu perusahaan dapat

44

Page 46: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian tugas/pekerjaan, maka kinerja

individu karyawan pada perusahaan tersebut meningkat.

Dengan adanya sistem informasi di Fakultas Ekonomi jelas sangat

mempengaruhi kinerja karyawan, hal tersebut karena Simaweb setiap hari yang

pengoperasiannya oleh karyawan administrasi secara tidak langsung maka karyawan

mempunyai andil yang sangat besar karena tanpa mereka Simaweb tidak akan berjalan

dengan baik. Kinerja karyawan setelah adanya Simaweb jelas lebih baik, karena

dengan adanya Simaweb mau tidak mau semua karyawan harus berhadapan dengan

komputer yang berbasis internet, sehingga secara langsung maupun tidak langsung soft

skill karyawan meningkat. Kemudian tanggung jawab masing-masing tugas setiap

karyawan semakin jelas karena bila ada aplikasi yang kosong berarti karyawan tersebut

tidak melakukan aktivitas pekerjaan, dan sangat penting bahwa monitoring pimpinan

kepada karyawan lebih jelas dan karyawan bisa melayani mahasiswa dengan lebih baik

dengan sumber data dalam Simaweb.

6. Kesimpulan

Kehadiran teknologi komputer, meskipun demikian tidak sepenuhnya diterima

secara positif oleh setiap individual. Keberadaan komputer belum tentu dapat

dirasakan manfaatnya oleh setiap pemakainya (Thompson et.al, 1991). Teknologi

tersebut dinilai tidak secara otomatis dapat memenuhi kebutuhan pemakai, karena

penggunaannya untuk pengolahan data kemungkinan tidak selalu mendatangkan

kemudahan bagi pemakainya. Bahkan sebaliknya, keberadaan teknologi komputer

dapat mendatangkan kesulitan bagi pemakai. Teknologi dipandang sebagai alat yang

digunakan oleh individu dalam menjalankan tugasnya. Dalam konteks penelitian sistem

45

Page 47: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

informasi, teknologi menunjukkan sistem komputer (perangkat lunak, perangkat keras,

data) dan layanan pendukung bagi pemakai yang tersedia untuk membantu pemakai

menjalankan tugasnya. Goodhue dan Thompson (1995) mendefinisikan kesesuaian

tugas-teknologi sebagai suatu derajad seberapa tinggi teknologi membantu individu

dalam menjalankan serangkaian tugas-tugasnya.

Dengan berjalannya sistem informasi di Fakultas Ekonomi yang dikenal dengan

Simaweb banyak membantu proses belajar mengajar, tidak hanya bagi karyawan yang

menjalankan administrasi akademiknya tapi juga bermanfaat baik bagi dosen maupun

mahasiswa. Dengan adanya Simaweb yang pada awalnya menerapkankan sistem,

dengan proses yang panjang dan banyak menimbulkan pro dan kontra baik dari

karyawan, dosen maupun mahasiswa namun akhirnya saat ini sistem informasi tersebut

dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak di lingkungan Fakultas Ekonomi.

Dibentuknya Simaweb tujuannya adalah untuk meningkatkan informasi

akademik tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga sangat penting untuk dosen, dengan

adanya Simaweb dosen bisa tahu persis terutama mengenai jadwal mengajar dan juga

mengetahui lebih jauh mengenai mahasiswa, yaitu dengan komunikasi secara langsung

dengan mengeluarkan Hot Massages untuk memberikan pengumuman kepada

mahasiswa. Selain itu dengan adanya Simaweb bisa mengcover mengenai presensi

dosen dan apabila dosen mempunyai kinerja buruk maka akan muncul dalam Hot

massages tentang keluhan mahasiswa terhadap kinerja dosen yang tidak pernah

mengajar. Kemudian dengan adanya Simaweb membantu ploting mata kuliah, dengan

jadwal tersebut untuk hari dan jamnya menjadi lebih pasti dan pengambilan mata

kuliah oleh mahasiswa yang bisa langsung diakses, dapat memberikan kesempatan

kepada mahasiswa langsung memilih kelas A atau kelas yang lainnya. Keuntungan

46

Page 48: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

dengan adanya Simaweb banyak yang dirasakan antara lain untuk melihat data yang

diminta khususnya data akademik cepat sekali, untuk mahasiswa sendiri menjadi lebih

cepat karena dihubungkan dengan internet, efisien karena tidak perlu datang ke kampus

tetapi cukup dilakukan dirumah ataupun melalui internet dimanapun mereka berada

kecuali mereka mempunyai masalah yang harus diselesaikan dikampus. Keuntungan

yang lain bahwa nilai langsung bisa di online, artinya mahasiswa dapat secara online

melalui komputer nilai yang dimilikinya, kemudian mahasiswa setiap saat bisa melihat

perkembangan IP dan IPK nya dan mahasiswa juga dapat melihat mata kuliah apa yang

dapat diambil selanjutnya, salah satunya jatah KRS semester depan sudah tahu tanpa

harus konsultasi terlebih dahulu ke dosen wali.

Dengan adanya Simaweb tidak hanya bermanfaat bagi dosen, mahasiswa dan

karyawan tetapi bagi organisasi atau Fakultas Ekonomi sangat banyak manfaatnya,

antara lain bahwa sistem perencanaan KRSnya, nilai, ketepatan waktu ujian dan

ketepatan pengumpulan soal ujian semakin baik. Dengan dibangunnya sistem informasi

tersebut yang mulanya untuk memperbaiki sistem yang sangat rawan antara lain

adanya kebocoran, perubahan dan sebagainya. Sekarang ini setelah adanya sistem,

benar-benar dapat memonitor securitas nilai termasuk didalamnya mengenai kriteria

pengambilan mata kuliah oleh masing-masing mahasiswa. Selain itu dengan sistem

yang sekarang berjalan tersebut EWMP yang merupakan form yang harus diisi setiap

dosen pada setiap awal semester, sudah dapat langsung diketahui bahwa dosen

mempunyai beban kredit/tugas itu sudah memenuhi syarat atau kelebihan dan

sebagainya.

Dengan adanya Simaweb sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan

dosen, pada awalnya menerapkan sistem memang banyak yang berpikiran menentang,

47

Page 49: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

dengan adanya sistem nanti akan mengurangi banyak tenaga administrasi sehingga

fakultas akan menerapkan sulit sekali dan banyak yang menetang. Tetapi setelah sistem

tersebut dijalankan sampai sekarang, integrasi itu jelas dan bisa terarah, karyawan lebih

enjoy dan pimpinan dapat memonitor masing-masing pegawai. Karena sifat dari

Simaweb itu memudahkan, banyak keuntungannya dan manfaatnya maka sangat

menunjang tugas-tugas karyawan dalam melayani dosen, mahasiswa pihak luar yang

membutuhkan. Dalam menyediakan informasi yang segera diminta ataupun

dibutuhkan, bisa dengan cepat tanpa harus menunggu lama seperti sebelum

menggunakan Simaweb.

48

Page 50: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

JURNAL BAHASA INGGRIS

Efe Francis Ejedafiru

Attitude of Professional Librarians towards the Use of Information and

Communication Technology (ICT) In Delta State University Library

2013

1. Tujuan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi sikap pustakawan

profesional terhadap penggunaan ICT di perpustakaan Delta State University.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

i) Untuk mengetahui berbagai perangkat ICT yang banyak digunakan oleh

pustakawan profesional.

ii) Untuk mengetahui kemampuan ICT dari pustakawan professional

iii) Untuk menilai status keadaan seni di fasilitas ICT di perpustakaan Delta

State University.

iv) Untuk memastikan faktor tertentu yang cenderung mempromosikan

sikap positif dari pustakawan profesional terhadap penggunaan TIK dan

sikap mereka terhadap mengadopsi teknologi.

v) Untuk memastikan hambatan untuk penggunaan ICT oleh pustakawan

profesional.

49

Page 51: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

2. Penelitian Terdahulu

Menguatkan ini Dilek-kayaoglu (2008) dalam penelitian tentang

penggunaan jurnal elektronik oleh anggota fakultas di Universitas Istanbul,

mengungkapkan bahwa mayoritas responden mendukung transisi dari cetak ke

sumber daya elektronik. Yang benar adalah bahwa literatur telah menunjukkan

bahwa kedua saling melengkapi.

Adekunle, osoba dan Tella (2007) melaporkan karya penelitian Klausmeier

dan Godwin yang menyatakan sikap bahwa adalah belajar disposisi emosional

kencang untuk bereaksi dengan cara yang konsisten menguntungkan atau tidak

menguntungkan terhadap orang, obyek atau ide. Sikap mempengaruhi perilaku dan

harus dipertimbangkan dalam mengelola staf, terutama selama perubahan dan

inovasi (Spacey, penyepuhan dan Murray, 2004). Misalnya, Janes (2002)

menetapkan bahwa pustakawan referensi dengan pengalaman referensi digital

memiliki sikap yang lebih positif daripada mereka yang tidak memiliki

pengalaman.

3. Landasan Teori

Tidak bisa dihindari bahwa pengenalan informasi dan Teknologi

komunikasi (TIK) yang menyebabkan serangkaian gangguan antara pustakawan

profesional dan perpustakaan pada umumnya sebagai teknologi yang lebih tua dan

sistem mengungsi dengan yang baru. Layanan universitas terutama memerlukan

50

Page 52: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

penggunaan ICT untuk memberikan layanan yang efektif dan baik. Dalam ekonomi

informasi, pendorong pertumbuhan ekonomi akan menjadi infrastruktur ICT. Oleh

karena itu, perpustakaan universitas di Nigeria terjebak dalam siklus-kurangnya

infrastruktur ICT yang secara otomatis mengurangi permintaan untuk layanan

komunikasi, yang selanjutnya kendala dalam investasi di infrastruktur. Meskipun

sumber lain dari ancaman adalah ICT yang menyediakan kesempatan bagi

perpustakaan teknologi didorong untuk memotong perpustakaan cetak tradisional.

Penerimaan dari TIK oleh pustakawan profesional merupakan faktor yang

sangat penting untuk realisasi misi perpustakaan universitas. Pemanfaatan sukses

teknologi di perpustakaan universitas terutama tergantung pada pustakawan sikap

terhadap alat-alat ini. Sebuah tinjauan literatur psikologi mengungkapkan beragam

definisi sikap. Yusuf (2005) didefinisikan sebagai sikap persepsi individu dan

reaksi terhadap tugas yang diharapkan akan dilakukan atau dieksekusi dalam

kelompok, lembaga, lingkungan sekolah atau organisasi. Sikap dapat dikatakan

positif atau tinggi ketika respon individu untuk tugas atau program menguntungkan

dan ketika mereka menunjukkan komitmen untuk tugas-tugas mereka. Sikap

didefinisikan sebagai implisit, drive-memproduksi respon pertimbangkan sosial

yang signifikan di masyarakat individu. Definisi negara ini, pada dasarnya, bahwa

dari sudut pandang psikologis, sikap adalah respon implisit dengan kekuatan drive

yang terjadi dalam diri individu sebagai reaksi terhadap stimulus pola dan yang

mempengaruhi tanggapan terbuka berikutnya. Sikap telah digunakan untuk

mewakili persepsi pustakawan pada nilai yang melekat pada ICT dalam layanan

perpustakaan.

51

Page 53: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

4. Metodologi Penelitian

Sebuah kuesioner terstruktur dikembangkan untuk tujuan pengumpulan data

dan kuesioner yang dibagikan secara pribadi di antara pustakawan profesional

perpustakaan universitas Delta Negara. Sementara merancang kuesioner perawatan

karena diberikan untuk membuatnya komprehensif oleh semua termasuk komponen

penting tanpa mengorbankan objektivitas penelitian. Frekuensi jumlah dan

persentase yang digunakan untuk menganalisis data yang dihasilkan. Sebanyak 20

eksemplar kuesioner yang dibagikan kepada 20 pustakawan profesional

perpustakaan universitas Delta Negara. Namun, staf profesional para-profesional

dan non perpustakaan dikeluarkan dari survei.

5. Hasil Penelitian

Tabel di atas menunjukkan bahwa 11 responden yang mewakili 55% adalah

perempuan sedangkan sisanya 9 mewakili 45% adalah laki-laki. Ini berarti bahwa

perempuan adalah responden tertinggi digunakan. Dalam beberapa tahun terakhir

kualifikasi yang lebih tinggi telah menuntut pustakawan profesional di tempat

kerja, pentingnya pendidikan profesional meningkat di seluruh dunia. Di Nigeria

mode pelatihan untuk pustakawan profesional pada dasarnya disediakan dalam

program yang berbeda mulai dari tingkat pertama dan setara, M Sc dan PhD.

Mereka dengan M Sc. Peringkat tertinggi, diikuti oleh responden dengan PhD

sebagai kualifikasi maksimal. Hal itu juga mengamati bahwa lebih dari 90% dari

mereka dengan sertifikat Msc menjalani program PhD di universitas yang berbeda

di dalam dan luar negeri. Dengan skenario perubahan ini, kepustakawanan modern

telah menjadi profesi, dengan keragaman peluang dan tantangan bagi pustakawan

52

Page 54: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

profesional. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi para profesional untuk

memperoleh keterampilan baru melalui akuisisi kualifikasi yang lebih tinggi di lain

bagi mereka untuk menjadi relevan dalam abad ke-21 ini.

Tanggapan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa e-mail (80%), laptop (75%)

dan komputer (70%) yang banyak digunakan oleh pustakawan profesional di

perpustakaan Delta State University. Tabel ini juga menunjukkan bahwa mesin

fotokopi dan printer masing-masing berikutnya di peringkat perangkat ICT banyak

digunakan. Hal ini penting untuk mengamati di sini bahwa pustakawan profesional

ditemukan teknologi ini berguna karena mereka menyediakan nyaman, tepat waktu,

mekanisme non mengganggu dan murah untuk komunikasi dengan rekan-rekan

mereka di seluruh dunia.

Dari tingkat kompetensi ICT tabel responden tidak ragu-ragu, maka 85%

responden menyatakan bahwa mereka dapat mengoperasikan komputer secara

efektif, sementara 80% dan 75% mengatakan mereka menggunakan informasi

online untuk penelitian dan mampu menggunakan mesin pencari www masing-

masing. Tingkat kompetensi positif ini bisa menjadi jejak untuk fakta bahwa

layanan perpustakaan universitas kontemporer penyediaan sangat dipengaruhi dan

didominasi oleh dinamika perangkat ICT yang sangat besar. Oleh karena itu,

Obiora, Okeke & Jada Api (2013) berpendapat bahwa layanan informasi jaringan

secara bertahap menjadi penggunaan layanan yang paling mungkin di perpustakaan

universitas. Dari tabel 60% dari responden memilih untuk publikasi online untuk

output penelitian mereka. Teknologi telah mereda pengolah kata dan memfasilitasi

cepat produksi teks-teks tersebut. Pustakawan maka profesional di Delta

perpustakaan universitas negeri cenderung mengembangkan sikap positif terhadap

53

Page 55: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

publikasi ilmiah online. Banyak e-jurnal belum tunduk kerasnya peer review dan

menyeluruh copy-editing. Padahal, salah satu menyadari bahwa peer review tidak

selalu menjamin keadilan atau kualitas.

Dari tabel, 100% responden melihat pendanaan yang tidak memadai sebagai

penghalang utama untuk menggunakan TIK di perpustakaan universitas mereka.

Dalam studi mereka Obiora, Okeke, Ejedafiru (2013) berpendapat bahwa

perpustakaan universitas di Nigeria telah terendam tantangan keuangan sumber

daya elektronik. Pendanaan miskin memiliki efek serius pada sikap pustakawan

profesional pada penggunaan ICT. Sementara akses terbatas ke terminal komputer

(80%) dan fasilitas TIK yang tidak memadai (65%) berada di sebelah masing-

masing. Ini tidak memadai pendanaan dan akses yang terbatas ke alat ICT tertentu

menunjukkan bahwa beberapa kegunaan mungkin baik menjadi miskin atau

memperlambat yang dapat secara otomatis mengarah ke sikap negatif pada bagian

dari para pustakawan profesional jika perawatan yang tepat tidak diambil untuk

mengatasi anomali. Tingkat mana perangkat TIK dimanfaatkan oleh pustakawan

profesional di Delta perpustakaan universitas negeri sebagian besar tergantung pada

pustakawan keahlian, persepsi, ketersediaan, akses dan keterampilan. Bekerja sama

dengan penelitian ini, beberapa peneliti sebelumnya mengidentifikasi berbagai

tantangan untuk penggunaan yang efektif dari ICT dalam operasi perpustakaan di

Nigeria. Nwalo, (2000), Elisa, (2006), Ahiazu, (2006), Behera dan Singh (2011),

mengidentifikasi berbagai tantangan ilitating terhadap penggunaan yang efektif

TIK di perpustakaan akademik. Ini termasuk kurangnya keterampilan ICT, kendala

keuangan, masalah mengatasi peningkatan gencarnya, dll Hal ini jelas dari

penelitian ini bahwa, meskipun pustakawan profesional menghargai pentingnya

54

Page 56: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

ICT sebagai alat untuk mengubah perpustakaan di semua konsekuensi; sumber

daya menurun keuangan, fasilitas ICT yang tidak memadai ditambah dengan

inovasi terus-menerus dalam ICT merupakan batu sandungan bagi sikap positif

terhadap penggunaan ICT. Dalam studi mereka, Sax, Astin, Korn, & Gilmartin

(1999) mengamati bahwa "dua pertiga dari Amerika Serikat 'anggota fakultas

perguruan tinggi melaporkan bahwa menjaga dengan teknologi informasi (TI)

adalah stres bagi mereka. Oleh karena itu, posisi pustakawan profesional di

perpustakaan Delta State University tidak bisa menjadi pengecualian.

6. Kesimpulan

Penelitian ini mengungkapkan bahwa pustakawan profesional di perpustakaan

universitas Delta State dibayar sambutan hangat untuk ICT dan teknologi yang terkait.

Sikap mereka positif terhadap TIK untuk layanan perpustakaan dan pengembangan

pribadi. Ditemukan bahwa gender dan kualifikasi responden tidak berpengaruh pada

kekuatan sikap mereka terhadap ICT. Namun, frekuensi penggunaan, tingkat

keterampilan yang dirasakan dan pelatihan dalam penggunaan TIK memiliki dampak

yang kuat pada sejauh mana sikap peserta. Para peserta penelitian ini hanya

pustakawan profesional yang karena pengalaman dan pelatihan mereka di bidang

kepustakawanan akademik lebih kepatuhan ICT. Pustakawan Sisanya para-profesional

dan non-profesional yang tidak belajar. Mengingat bahwa temuan penelitian ini,

langkah-langkah harus diambil untuk menyediakan fasilitas ICT untuk semua

pustakawan terlepas dari status atau jenis perpustakaan mereka menemukan diri

mereka. Ada konsensus umum bahwa sikap positif terhadap penggunaan TIK pasti

akan meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan mereka membuat dan juga

meningkatkan pengembangan pribadi mereka.

55

Page 57: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

JURNAL BAHASA INGGRIS

Kayode T. Ijadunola

CORRELATES OF PHYSICIANS ATTITUDE TOWARD COMMUNICATION

WITH HIV/AIDS PATIENTS IN ILE-IFE, NIGERIA

2004

1. Tujuan

Tujuan Penelitian ini menilai persepsi psikiater terhadap pasien HIV / AIDS

dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu sikap psikiater terhadap komunikasi

dengan pasien HIV / AIDS di Ile-Ife, Nigeria.

2. Landasan Teori

Komunikasi di sini adalah konsep sosial dan mengacu pada 'tindakan

memberi informasi' dan 'sarana bertukar pesan'. Tindakan ini akan mencakup

dokter memberitahukan pasien HIV / AIDS dari diagnosis mereka; berbagi

informasi yang benar dengan pasien tentang keseriusan atau kondisi mereka;

mendiskusikan dengan pasien masalah hidup positif dengan HIV / AIDS,

prognosis, dan untuk yang sakit parah, akhir-hidup perawatan; dan memberikan

pasien kesempatan untuk berdiskusi dengan dokter mereka, mengajukan pertanyaan

dan mencari klarifikasi. Misalnya, internis dan dokter laboratorium sering harus

berkomunikasi diagnosis dan mendiskusikan hidup positif dengan HIV; ahli

onkologi, hematologi dan internis harus berkomunikasi tentang kepatuhan terhadap

obat anti-retroviral dan obat-obatan untuk pengobatan infeksi oportunistik; namun,

56

Page 58: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

yang lain seperti dermatologists, ahli bedah, internis dan ahli radiologi intervensi

harus berkomunikasi tentang prognosis dan akhir-hidup perawatan.

3. Metodologi Penelitian

Sebuah kuesioner semi-terstruktur digunakan untuk memperoleh informasi

dari 110 dokter dalam survei cross-sectional, sedangkan wawancara mendalam

dilakukan dengan 10 orang yang hidup dengan HIV / AIDS (ODHA) yang

sebelumnya telah mengaku di bawah perawatan dari dokter. Univariat, bivariat dan

analisis multivariat dilakukan.

4. Hasil Penelitian

Meskipun kebanyakan psikiater sangat paham dengan keadaan ODHA

(Orang Dengan HIV / AIDS) namun 58% dari mereka yang ditampilkan sikap

positif ketidaknya,anan terhadap komunikasi dengan ODHA yang berada di bawah

perawatan mereka, sehingga harapan pasien tentang komunikasi HIV / AIDS tidak

terpenuhi. Hanya 43% dari dokter menyatakan kenyamanannya terlibat ODHA

dalam diskusi panjang atau berkomunikasi tentang diagnosis HIV kepada pasien.

Berkorelasi kuat anatara sikap positif dokter dalam konseling HIV / AIDS, jumlah

penderita HIV / AIDS yang diobati per bulan, jumlah tahun yang dihabiskan dalam

perawatan ODHA, dan jenis kelamin dari dokter (p <0,05) .

Kesimpulannya, Dokter di Ile-Ife, Nigeria tidak cukup dilengkapi dengan

cara pelatihan untuk secara efektif memenuhi harapan pasien mereka mengenai

komunikasi HIV / AIDS. Jumlah besar ODHA di negara itu membuat hal ini

menjadi perhatian mendesak untuk mengatasi aspek penting dari perawatan.

57

Page 59: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

5. Kesimpulan

Kebanyakan dokter di Ile-Ife memandang ODHA dengan positif dan

menampilkan sikap positif terhadap komunikasi dengan pasien ini. Namun, mereka

tidak nyaman dengan komunikasi HIV / AIDS mereka juga tidak memenuhi

kebutuhan informasi dari pasien mereka, ini mengungkapkan kekurangan utama

dalam komunikasi dan konseling interpersonal dari dokter. Karena peran dokter,

selain untuk mengobati penyakit, sekarang sebagian besar termasuk membantu

dalam pengelolaan dan penyesuaian terhadap masalah yang ditimbulkan penyakit,

ada kebutuhan mendesak untuk meninjau kurikulum pelatihan dokter di Nigeria di

kedua sarjana dan pasca-kualifikasi. Ulasan kurikulum ini harus lebih baik

menekankan sesuai (misalnya akhir tahun) petunjuk yang relevan dan waktu dalam

Sosiologi Kesehatan dan Komunikasi Kesehatan & Konseling. Selain itu, harus

membangun kompetensi dalam berkomunikasi bagaimana pasien dapat lebih hidup

dengan penyakit menular kronis (misalnya HIV / AIDS) dan penyakit tidak

menular umumnya, karena banyak pasien yang menderita kondisi ini tidak hanya

mengambil banyak tempat tidur rumah sakit, tetapi juga banyak tenaga medis orang

dan jam medis.

58

Page 60: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

2.2. Landasan Teori

Teori Variabel Teknologi Informasi

1. Teknologi informasi terus memiliki dampak besar pada organisasi dari

semua ukuran, baik negeri maupun swasta. Dampak ini bisa positif atau

negatif, tetapi hampir selalu ada dampaknya. Bisnis dan organisasi lain

tidak sama dengan pada satu dekade lalu. Sekarang lebih kompleks tetapi

memiliki lapisan lebih sedikit dari manajemen; mereka cenderung untuk

menawarkan produk yang lebih beragam dan layanan; mereka sangat

bergantung keakuratan dan ketepatan waktu informasi. Dan perubahan ini

dalam organisasi selalu cepat, tidak melambat.(Ewainright 1991)

2. Dampak teknologi informasi pada orang-orang. Hal ini dapat digunakan

untuk memantau orang, untuk melihat privasi mereka, dan menurunkan

jabatan. Upaya untuk menerapkan sistem tersebut mungkin menghadapi

perlawanan yang berkepanjangan intens. (E. Wainright 1991 : 590)

3. Salah satu kemajuan teknologi umum yang akan mempengaruhi organisasi

dari semua jenis adalah peningkatan penggunaan sistem kantor dan stasiun

kerja. (E. Wainright 1991 : 625)

4. stasiun kerja terpadu akan digunakan oleh kedua pekerja profesional dan

administrasi. Penciptaan informasi, pengolahan, penyimpanan, dan transfer,

baik dalam suara, data, video, atau bentuk grafis, semua akan berasal dari

bagian yang sama dari peralatan. Sistem ini akan memberikan produktivitas

yang lebih besar di tempat kerja. (E. Wainright 1991 : 625 )

59

Page 61: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

5. Sebuah sistem informasi sumber daya manusia adalah sebuah pendekatan

terorganisir untuk memperoleh informasi yang relevan dan tepat waktu

yang menjadi dasar keputusan sumber daya manusia. Sistem yang efektif

sangat penting untuk sumber daya manusia dalam pengambilan keputusan.

(Mondy 1996 : 163 )

Teori Variabel Komunikasi

1. Istilah komunikasi digunakan secara bebas dalam masyarakat modern,

termasuk anggota masyarakat, sarjana perilaku organisasi dan praktisi

manajemen. Kebanyakan definisi komunikasi yang digunakan dibuku

perilaku organisasi menekankan penggunaan symbol untuk mentransfer

makna informasi. (Fred luthans 2005 : 375 )

2. Berhubungan erat dengan media adalah teknologi komunikasi yang

diterapkan melalui sistem informasi manajemen. Sistem informasi

manajemen umumnya melalui tingkat komputerisasi. Penggunaan PC dan

internet membuat hamper semua proses informasi dilakukan dengan

computer. SIM bukan hanya mencakup pembangkitan, pemrosesan, dan

transmisi informasi, tetapi belakangan ini telah memainkan peranan vital

dalam strategi, proses keputusan, dan manajemen pengetahuan, dalam

organisasi. (Fred Luthans 2005 : 375)

3. Mesikipun kebijaksanaan konvensional seperti pendekatan media computer

adalah lebih efektif, tetapi meta-analisis terbaru menemukan terjadinya

penurunan efektivitas kelompok dan meningkatnya waktu yang diperlukan

untuk menyelasikan tugas. Kepuasan anggota yang tidak melakukan

60

Page 62: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

komunikasi tatap muka juga menurun. (shawn tully 1993 dalam luthans

2005 : 375)

4. Komunikasi harus dimulai pada peluncuran proses desain. Anggota tim

desain harus menginformasikan konstituen mereka yang revisi terhadap

sistem manajemen kinerja yang direncanakan, dan mengumpulkan masukan

dan umpan balik pada fitur sistem yang diinginkan. Pelaksanaan sistem baru

melibatkan perubahan besar yang berpotensi mengancam karyawan, strategi

perubahan manajemen akan dibutuhkan. (Mohrman,A.M.,Jr dalam Elaine d

pulakos 2004 : 23)

5. True communication is the creation of a mental image in the mind of a

receiver in exactly the same detail as intended by the sender. (Vecchio 2000

: 290)

6. Communication can defined as the “exchange of messages between persons

for the purpose of constructing common meanings” (J.Fulk and B. Boyd

dalam Vecchio 2000 : 290)

Teori Variabel Attitude

1. Istilah sikap sering digunakan orang untuk mendeskripsikan orang dan

menjelaskan perilaku mereka. (Luthans 2005 : 236)

2. Komponen sikap dibagi menjadi tiga yaitu emosi, informasi dan perilaku.

Komponen emosi mencakup perasaan seseorang. Positif, netral atau

negative mengenai objek. Komponen informasi terdiri dari kepercayaan dan

informasi yang dimiliki individu mengenai objek. Tidak ada perbedaan

apakah informasi itu riil atau empiris. Komponen perilaku terdiri dari

61

Page 63: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu terhadap objek. Dari

ketiga komponen hanya perilaku yang dapat diamati sedangkan dua lainnya

hanya dapat diduga (Luthans 2005 :236)

3. Sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui

pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap

respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.

( Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218)

Aspek Sikap

Tiap-tiap sikap mempunyai 3 aspek antara lain:

1. Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran. Ini

berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-

harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.

2. Aspek Afektif yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan

tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipasti dan sebagainya

yang ditujukan kepada objek-objek tertentu.

3. Aspek Konatif yaitru berwujud tendensi/kecenderungan untuk berbuat

sesuatu objek. (Ahmadi 1999: 162)

Teori Variabel Kinerja

1. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006: 94) menjelaskan bahwa “Kinerja

merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-

62

Page 64: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

kesungguhan serta waktu”

2. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006: 94) mengungkapkan bahwa “Kinerja

merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat

seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas

dan peran serta tingkat motivasi pekerja”. Apabila kinerja tiap individu atau

karyawan baik, maka diharapkan kinerja perusahaan akan baik pula.

3. Mangkunegara (2009:67), berpendapat bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah

“hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.”

2.3. Rangkuman

Pengaruh Komunikasi, Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan (Studi pada Proyek Pondasi Tower di Timor Leste PT Cahaya Inspirasi

Indonesia) Variabel yang dipakai disini adalah komunikasi, motivasi, kepuasan

kerja dan kinerja karyawan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Item tertinggi

dalam Komunikasi adalah penyampaian informasi langsung atasan kepada

bawahan. Komunikasi antara atasan dan bawahan sangatlah penting untuk

meningkatkan kinerja karyawan. Dengan ditingkatkannya transparansi komunikasi

dengan atasan akan bisa memberikan kontribusi pada kinerja karyawan.

Persamaan dari penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama

memiliki variabel komunikasi dan kepuasan kerja yang berdampak kepada kinerja

dan perbedaannya adalah pada lokasi studi yang diadakan. Lokasi dari referensi

63

Page 65: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

mengacu pada proses sebuah proyek dari perusahaan bukan pada operasional

perusahaan itu sehari-hari.

Pada jurnal bahasa Indonesia yang berikutnya berjudul Pengaruh Perilaku

Individu, Lingkungan Kerja, dan Persepsi Kepemimpinan terhadap Kinerja

Fakultas Ekonomi UNJ yang dilakukan pada tahun 2008 oleh Widya Parimita,

MPA. Penelitian ini mengambil variabel tentang perilaku individu, lingkungan

kerja, kepemimpinan dan kinerja. Penelitian ini dilakukan kepada 90 koresponden

dosen dan staff yang bekerja di Universitas Negeri Jakarta. Simpulan penelitian ini

berhasil menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku individu,

lingkungan dan persepsi kepemimpinan terhadap kinerja FE UNJ

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah memiliki variabel

Perilaku individu dan pengaruhnya kepada kinerja. Sedangkan perbedaan dari

penelitian ini terhadap penelitian referensi adalah variabelnya juga dimana

penelitian yang akan dilakukan mengambil variabel lain yakni variabel teknologi

informasi dan komunikasi. Lokasi tempat diadakannya penelitian berbeda dimana

dalam referensi kedua ini adalah Lembaga Pendidikan sedangkan yang akan diteliti

adalah BUMN yaitu PLN.

Penelitian berikutnya berbentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Keahlian

Individu Dan Penggunaan Sistem Teknologi Informasi Terhadap Peningkatan

Kinerja Karyawan : Dengan Kepercayaan Sebagai Variabel Moderating yang di

lakukan oleh fajar wicaksono pada tahun 2011. Variabel yang digunakan dalam

skripsi ini adalah keahlian individu, penggunaan sistem teknologi informasi,

64

Page 66: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

peningkatan dan kepercayaan. Salah satu kesimpulan skirpsi yang merupakan

variabel yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

Penggunaan sistem teknologi informasi berpengaruh positif signifikan sebesar

9,603 dengan probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05) terhadap peningkatan kinerja

karyawan. Artinya semakin tinggi intensitas penggunaan sistem teknologi

informasi, maka semakin tinggi kinerja karyawan.

Dalam referensi ketiga ini memiliki dua macam kesamaan variabel dengan

penelitian yang akan dilakukan yakni sistem teknologi informasi dan kinerja

karyawan. Namun yang menjadi perbedaannya adalah penelitian ini dilakukan pada

staff Universitas Muhammadiyah Surakarta dimana lingkunganya sangat banyak

menggunakan teknologi informasi pada karyawannya.

Referensi berikutnya adalah mengenai skripsi yang dibuat oleh Johana

Mundjiati yang berjudul Studi Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Terhadap

Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang dimana

variabel dalam skripsinya hanya ada dua yaitu penggunaan sistem informasi dan

kinerja. Kesimpulan skripsinya adalah sistem informasi di Fakultas Ekonomi yang

dikenal dengan Simaweb banyak membantu proses belajar mengajar, tidak hanya

bagi karyawan yang menjalankan administrasi akademiknya tapi juga bermanfaat

baik bagi dosen maupun mahasiswa. Dengan adanya Simaweb yang pada awalnya

menerapkankan sistem, dengan proses yang panjang dan banyak menimbulkan pro

dan kontra baik dari karyawan, dosen maupun mahasiswa namun akhirnya saat ini

sistem informasi tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak di

lingkungan Fakultas Ekonomi.

65

Page 67: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Kesamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan dibuat adalah sama-sama

meneliti tentang pengaruh teknologi informasi pada kinerja karyawan. Perbedaan

referensi ini terhadap penelitianyang akan dilakukan adalah pada banyaknya

variabel dan pada lokasi penelitian itu dilakukan. Pada referensi lokasi penelitian

dilakukan di Fakultas Ekonomi Univeristas diPonegoro dan lebih khusus lagi fokus

penelitian pada sistem informasi Simaweb sedangkan penelitian yang akan

dilakukan lebih fokus pada penggunaan karyawan terhadap teknologi informasi.

Referensi ke 5 merupakan jurnal bahasa inggris yang berjudul Attitude of

Professional Librarians towards the Use of Information and Communication

Technology (ICT) In Delta State University Library oleh Efe Francis Ejedafiru di

tahun 2013. Variabel yang diteliti oleh jurnal ini adalah sikap Feedback, teknologi

informasi dan teknologi komunikasi. Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah dalam

Penelitian ini mengungkapkan bahwa pustakawan profesional di perpustakaan

universitas Delta State justru memberikan sambutan hangat untuk ICT (Information

and Communication Technology) dan teknologi yang terkait. Sikap mereka positif

terhadap teknologi untuk layanan perpustakaan dan pengembangan pribadi.

Kesamaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan jurnal ini adalah

adanya variabel sikap dan variabel teknologi informasi. Perbedaan penelitian jurnal

dan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penggunaan variabelnya yaitu

dalam penelitian ini variabel sikapnya independen dan sistem informasinya

dependen sedangkan penelitianyang akan dilakukan variabel teknologi

informasinya merupakan variabel mediasi..

66

Page 68: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Pada referensi keenam atau referensi terakhir berjudul Correlates Of

Physicians Attitude Toward Communication With Hiv/Aids Patients In Ile-Ife,

Nigeria dilakukan oleh Kayode T. Ijadunola. Jurnal ini memiliki dua variabel saja

yakni sikap individu dan komunikasi. Kesimpulannya, Dokter di Ile-Ife, Nigeria

tidak cukup dilengkapi dengan cara pelatihan untuk secara efektif memenuhi

harapan pasien mereka mengenai komunikasi HIV / AIDS. Jumlah besar ODHA di

negara itu membuat hal ini menjadi perhatian mendesak untuk mengatasi aspek

penting dari perawatan.

Kesamaan dari jurnal dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

penggunaan variabel sikap individu dan komunikasi. Namun beberapa perbedaan

yang ada yakni jurnal tersebut lebih spesifik pada hubungan variabel sikap individu

terhadap variabel komunikasi sedangkan penelitian yang akan diteliti lebih

pengaruh sikap individu terhadap kinerja melalui komunikasi.

Keseluruhan referensi memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan

diteliti dimana variabel pada penelitian ini berupa 4 variabel dimana masing-

masing terdiri dari komunikasi, teknologi informasi, kinerja dan sikap individu.

Dari ke enam referensi tidak menggunakan variabel intervensi namun hanya ada

variabel independen dan dependen.

67

Page 69: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

BAB III

PENUTUP

2.4. Calon Judul Penelitian

Pengaruh sikap karyawan terhadap kinerja karyawan melalui perspektif

komunikasi karyawan dan teknologi informasi.

2.5. Variabel :

1. Kebutuhan Komunikasi

2. Teknologi Informasi

3. Kinerja Karyawan

4. Sikap Karyawan

2.6. Sumber Teori

Teknologi Informasi

Teknologi informasi terus memiliki dampak besar pada organisasi

dari semua ukuran, baik negeri maupun swasta. Dampak ini bisa positif atau

negatif, tetapi hampir selalu ada dampaknya. Bisnis dan organisasi lain

tidak sama dengan pada satu dekade lalu. Sekarang lebih kompleks tetapi

memiliki lapisan lebih sedikit dari manajemen; mereka cenderung untuk

menawarkan produk yang lebih beragam dan layanan; mereka sangat

bergantung keakuratan dan ketepatan waktu informasi. Dan perubahan ini

dalam organisasi selalu cepat, tidak melambat.(Ewainright 1991).

Karenanya, teknologi informasi dapat membantu perusahaan dalam

mencapai tujuan. Ditambahkan lagi bahwa Dampak teknologi informasi

68

Page 70: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

pada orang-orang. Hal ini dapat digunakan untuk memantau orang, untuk

melihat privasi mereka, dan menurunkan jabatan. Upaya untuk menerapkan

sistem tersebut mungkin menghadapi perlawanan yang berkepanjangan

intens. (E. Wainright 1991 : 590).

Secara umum kemajuan teknologi di jelaskan bahwa akan

mempengaruhi organisasi dari semua jenis adalah peningkatan penggunaan

sistem kantor dan stasiun kerja. (E. Wainright 1991 : 625) . stasiun kerja

terpadu akan digunakan oleh kedua pekerja profesional dan administrasi.

Penciptaan informasi, pengolahan, penyimpanan, dan transfer, baik dalam

suara, data, video, atau bentuk grafis, semua akan berasal dari bagian yang

sama dari peralatan. Sistem ini akan memberikan produktivitas yang lebih

besar di tempat kerja. (E. Wainright 1991 : 625 ). Didalam manajemen

SDM sendiri Sebuah sistem informasi sumber daya manusia adalah sebuah

pendekatan terorganisir untuk memperoleh informasi yang relevan dan tepat

waktu yang menjadi dasar keputusan sumber daya manusia. Sistem yang

efektif sangat penting untuk sumber daya manusia dalam pengambilan

keputusan. (Mondy 1996 : 163 )

Komunikasi

Istilah komunikasi digunakan secara bebas dalam masyarakat

modern, termasuk anggota masyarakat, sarjana perilaku organisasi dan

praktisi manajemen. Kebanyakan definisi komunikasi yang digunakan

dibuku perilaku organisasi menekankan penggunaan symbol untuk

mentransfer makna informasi. (Fred luthans 2005 : 375 ) Komunikasi

69

Page 71: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Berhubungan erat dengan media adalah teknologi komunikasi yang

diterapkan melalui sistem informasi manajemen. Sistem informasi

manajemen umumnya melalui tingkat komputerisasi. Penggunaan PC dan

internet membuat hamper semua proses informasi dilakukan dengan

computer. SIM bukan hanya mencakup pembangkitan, pemrosesan, dan

transmisi informasi, tetapi belakangan ini telah memainkan peranan vital

dalam strategi, proses keputusan, dan manajemen pengetahuan, dalam

organisasi. (Fred Luthans 2005 : 375)

Mesikipun kebijaksanaan konvensional seperti pendekatan media

computer dalam komunikasi adalah lebih efektif, tetapi meta-analisis

terbaru menemukan terjadinya penurunan efektivitas kelompok dan

meningkatnya waktu yang diperlukan untuk menyelasikan tugas. Kepuasan

anggota yang tidak melakukan komunikasi tatap muka juga menurun.

(shawn tully 1993 dalam luthans 2005 : 375) ditambahkan pula oleh Elaine

bahwa “Komunikasi harus dimulai pada peluncuran proses desain. Anggota

tim desain harus menginformasikan konstituen mereka yang revisi terhadap

sistem manajemen kinerja yang direncanakan, dan mengumpulkan masukan

dan umpan balik pada fitur sistem yang diinginkan. Pelaksanaan sistem baru

melibatkan perubahan besar yang berpotensi mengancam karyawan, strategi

perubahan manajemen akan dibutuhkan”. (Mohrman,A.M.,Jr dalam Elaine

d pulakos 2004 : 23)

70

Page 72: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Sikap Individu

Istilah sikap sering digunakan orang untuk mendeskripsikan orang

dan menjelaskan perilaku mereka. (Luthans 2005 : 236) Sikap adalah

“keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman

yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu

pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. ( Tri Rusmi

Widayatun, 1999 :218). Komponen sikap dibagi menjadi tiga yaitu emosi,

informasi dan perilaku. Komponen emosi mencakup perasaan seseorang.

Positif, netral atau negative mengenai objek. Komponen informasi terdiri

dari kepercayaan dan informasi yang dimiliki individu mengenai objek.

Tidak ada perbedaan apakah informasi itu riil atau empiris. Komponen

perilaku terdiri dari kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu

terhadap objek. Dari ketiga komponen hanya perilaku yang dapat diamati

sedangkan dua lainnya hanya dapat diduga (Luthans 2005 :236)

Aspek Sikap

Tiap-tiap sikap mempunyai 3 aspek antara lain:

a) Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala

mengenal fikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan

keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek atau

kelompok objek tertentu.

b) Aspek Afektif yaitu berwujud proses yang menyangkut

perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati,

71

Page 73: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

antipasti dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek

tertentu.

c) Aspek Konatif yaitru berwujud tendensi/kecenderungan

untuk berbuat sesuatu objek. (Ahmadi 1999: 162)

Kinerja

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006: 94) menjelaskan bahwa

“Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu”

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006: 94) mengungkapkan bahwa

“Kinerja merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan

minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan

delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi pekerja”. Apabila kinerja

tiap individu atau karyawan baik, maka diharapkan kinerja perusahaan akan

baik pula. Mangkunegara (2009:67), berpendapat bahwa kinerja (prestasi

kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.”

2.7. Rangkuman Penelitian Terdahulu

Studi komunikasi oleh Sony bagus Purwanto (2013) yang

melaporkan bahwa Item tertinggi dalam Komunikasi adalah penyampaian

72

Page 74: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

informasi langsung atasan kepada bawahan Berkomunikasi dengan atasan

salah satunya yaitu sharing mengenai kesulitan- kesulitan yang dihadapi

karyawan, pemberian kompensasi upah jika bekerja melebihi jam kantor

akan dapat menciptakan kepuasan kerja.

Penelitian perilaku dijabarkan oleh Widya Parimita, MPA (2008)

dengan objek pada 90 koresponden yang terdiri dari staf dan dosen pada

Universitas Negeri Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku individu, lingkungan dan

persepsi kepemimpinan terhadap kinerja FE UNJ.

Pada teknologi informasi penelitian dilakukan oleh Fajar Wicaksono

(2011) dengan objek karyawan Pada sector Lembaga Pendidikan

menemukan bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan. Studi lain dalam sector yang sama Johanna

Mudjiati (2008) mengungkapkan temuannya yakni penggunaan teknologi

informasi akan menimbulkan pro dan kontra pada karyawan namun lama

kelamaan akan bisa diterima manfaatnya.

Penelitian tentang sikap terhadap komunikasi Kayode T. Ijadunola

(2004) yang melibatkan para psikiater di rumah sakit Ile – Ife Nigeria.

Dalam penelitian tersebut ditemukan Kebanyakan dokter di Ile-Ife

memandang ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) dengan positif dan

menampilkan sikap positif terhadap komunikasi dengan pasien ini. Namun,

mereka tidak nyaman dengan komunikasi HIV / AIDS mereka juga tidak

memenuhi kebutuhan informasi dari pasien mereka,. Disisi lain Efe Francis

73

Page 75: Review Jurnal dan Penelitian Sikap Karyawab Terhadap Kinerja

Ejedafiru (2013) meneliti tentang sikap terhadap teknologi informasi

perusahaan dengan membagi kuisoner kepada 20 orang pustakawan

professional pada Universitas Delta Negara. Penelitian ini menemukan

Sikap positif mereka terhadap teknologi informasi untuk layanan

perpustakaan dan pengembangan pribadi

2.8. Kesimpulan

Sikap individu merupakan sesuatu keadaan dimana itu menunjukan

perilaku terhadap keadaan mereka. Kebutuhan komunikasi pada karyawan

adalah kebutuhan mendasar bagi karyawan untuk berbagi pesan kepada

sesame karyawan. Teknologi informasi yang ada akan membantu karyawan

dalam berkomunikasi sehingga akan tercipta suatu komunikasi yang lebih

efisien. Ketika komunikasi tersebut efisien maka akan mengehemat waktu,

tempat dan lain-lain. Bagi karyawan pandangandia terhadap adanya

teknologi baru dan bagaimana dia berkomunikasi itu akan ditunjukan oleh

sikap dia sendiri. Sikap inilah yang akan mempengaruhi kinerja dia dalam

keseharian kerja pada perusahaan.

2.9. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah membuat konsep dan

kerangka berpikir terlebih dahulu jika ingin melakukan penelitian yang

serupa, sehingganya tercipta dengan jelas hubungan antara variabel ini.

Ketika mengetahui hubungan antarvariabel maka dapat diketahui status dari

hubungan variabel yang akan diteliti apakah asimetris atau simetris ataukah

timbale balik.

74