review jrnl

7
Review Artikel TUNNELING SEBAGAI INSENTIF DARI MANAJEMEN LABA MELALUI TRANSAKSI PIHAK BERELASI DI SEKITAR PENAWARAN SAHAM PERDANA OLEH: AYU SURYANDARI PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN 2014 KELOMPOK 4: RANTIKA RAHMAN YULIANA USMAN SUCINDAH ISHAK SUSISUSANTI SITI HATIJA RISKA FAJRIANI SITTI QODRIYAH MAKAOHO WADERI RIDWAN ULYATI IDRUS SEPTI ZORATUL LAILA SULFIKRAM HARUN

Upload: rantika-rahman

Post on 09-Apr-2016

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makul konsep laporan keuangan

TRANSCRIPT

Review Artikel TUNNELING SEBAGAI INSENTIF DARI MANAJEMEN LABA

MELALUI TRANSAKSI PIHAK BERELASI DI SEKITAR PENAWARAN SAHAM PERDANA

OLEH:AYU SURYANDARI

PROGRAM STUDI AKUNTANSIEKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGATAHUN 2014

KELOMPOK 4:RANTIKA RAHMANYULIANA USMANSUCINDAH ISHAK

SUSISUSANTISITI HATIJA

RISKA FAJRIANISITTI QODRIYAH MAKAOHO

WADERI RIDWANULYATI IDRUS

SEPTI ZORATUL LAILASULFIKRAM HARUN

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSIUNIVERSITAS KHAIRUN

KOTA TERNATE2015

Review Artikel: Tunneling Sebagai Insentif Dari Manajemen Laba Melalui Transaksi Pihak Berelasi Di Sekitar Penawaran Saham Perdana

LATAR BELAKANG

Dari perkembangan pasar modal yang pesat menyebabkanmunculnya banyak investor maupun perusahaan publik baru. Dalam intial publik offering (IPO) atau penawaran saham perdana disyaratkan penerbitan suatu prospektus. Namun, Rao (1993) dalam Kusumawardani dan veronica (2009) menyatakan bahwa padaperiode sebelum terjadinya IPO, hampir tidak ada penerbitan apapun mengenai perusahaan yang bersangkutanbaik dimedia masa maupun media elektronik. Sehingga terjadinya keterbatasan informasi sehingg investor hanya mengandalkan laporan keuanganuntuk melakukan penilain ataskinerja perusahaan sebelu IPO dan juga menilai terjadinya manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan agar informasi yang ditampilkan terlihat baik tapi sebenarnya tidak. Manajemen laba dapat dilakukan melalui transaksi pihak-pihak berelasi (related partytransaction-RPT) dalam hal ini hubungan antara induk dan anak.

Melihat lebih jauh lagi, RPT dapat memunculkan motif oportunistik baru yaitu tunneling. Menurut Johnson et. Al (2000) tunneling adalah pengalihan keluar aset dan keuntungan dari anak perusahaan untuk kepentingan induk perusahaanyang berdampak padaekspropriasipemegang saham non-pengendal. Penelitian ini diharpkan dapat memberikan pengetahuan kepada investor terutamayang berkaitan dengan penawaran saham perdana, sehingga menghindariterjadinya kesalahandalam membuat keputusan.

KERANGKA TEORISTIK

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah penjelasan tentang Tunneling, Manajemen Laba, Transaksi dengan pihak-pihak berelasi, dan manajemen laba dan kinerja perusahaan pasca-IPO.

Tunneling

Tunneling adalah pengalihan keluar asetdan keuntungan dari perusahaan demi kepentingan pemegang saham non- pengendali. Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri, namun biaya di bebankan kepada pemegang saham minoritas (Zhang, 2004 dalam Mutamimah, 2008).

Tunneling muncul dalam dua bentuk. Pertama peran pemegang saham pengendali dalam memindahkan sumber daya perusahaan untuk kepentingannya sendiri melalui transaksi pihak berelasi yang diatur sedemikian rupa. Kedua, pemegang saham pengendali dapat meningkatkan porsi sahamnya tanpa memberikan kontribusi aset apapun bagi perusahaan melalui isu-isu saham dilutif, pembatasan terhadap pemegang saham non-pengendali, atau

transaksi lainnya yang merugikan kelompok non-pengendali (johnson et al., 2000). Tunneling juga dapat dilakukan dengan cara menjual produk perusahaan kepada perusahaan yang memiliki hubungan dengan manajer dengan harga yang lebih rendah dibandingkan mempertahankan posisi/jabatan pekerjaannya meskipun mereka sudah tidak kompeten atau berkualitas lagi dalam menjalankan usahanya atau menjual aset perusahaan kepada perusahaan yang memiliki hubungan dengan manajer (Dwinanto, 2010).

Manajemen laba

Manajemen laba merupakan upaya-upaya manajemen menggunakan pertimbangannya dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat menyesatkan para pengambil keputusan dalam menilai kinerja perusahaan atau dapat mempengaruhi kontrak-kontrak pendapatan yang telah ditetapkan berdasarkan angka-angka laporan keuangan (Healy dan Wahlen, 1998).

Terdapat dua cara pandang dalam memahami manajemen laba menurut Scott (2000) dalam Rahmawati et al., (2006) yaitu: pertama, memandang sebagai perilaku oportunstik manajer untuk memaksimumkan utilitas manajemen (oppoertunistic behavior). Kedua dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (efficient earnings management).

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan. Berikut ini adalah contoh transaksi yang diungkapkan jika pihak tersebut adalah pihak berelasi, yaitu sebagai berikut:

1. Pembelian atau penjualan barang (barang jadi atau setengah jadi)2. Pembelian atau penjualan properti aset lainnya3. Penyediaan atau penerima jasa4. sewa5. pengalihan riset dan pengembangan6. pengalihan di bawah perjanjian lisensi7. pengalihan dibawah perjanjian pembiayaan8. provisi atas jaminan atau agunan9. komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi atau tidak

terjadi dimasa depan, termasuk kontrak eksekutori.10.Penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak yang mempunyai

hubungan istimewa.

Tunneling sebagai insentif manajemen laba

Jian danWong (2003) meneliti penggunaan RPT sebagai sarana praktik manajemen laba dan tunneling pada perusahaan di Cina. Mereka menemukan

bahwa perusahaan yang masih bergabung dalam satu konglomerasi cenderung melaporkan nilai RPT yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki konglomerasi.

Aharony et al (2010) juga menemukan penggunaan RPT sebagai sarana manajemen laba menjelang IPO dan lebih jauh lagi juga membuktikan bahwa perilaku tersebut muncul karena adanya kesempatan untuk melakukan praktik tunneling pada masa setelah IPO. Tunneling biasanya dilakukan dalam bentuk pnjaman dari perusahaan IPO kepada Induk perusahaan, eksploitasi sumber daya dilakukan dengan tidak melunasi pinjaman tersebut yang berakibat pada buruknya kinerja keuangan perusahaan IPO.

Manajemen laba dan kinerja perusahaan pasca-IPO

Dari penelitian yang dilakukan salah satu peneliti terdahulu, hasilnya peneliti menemukans bahwa prusahaan yang melaporkan positif pada saat IPO perusahaan tersebut mengalami kinerja saham yang buruk dan semakin besar (agresif) akrual diskresioner yang dimiliki perusahaan akan semakin buruk pula kinerja saham jangka panjang yang dialami perusahaan.

Rumusan Hipotesis

Penelitian ini berfokus pada tiga jenis RPT, pertama piutang oleh perusahaan IPO kepada perusahaan pihak berelasi (RPT piutang), kedua hutang oleh perusahaan IPO dari perusahaan pihak berelasi (RPT hutang) dan ketiga selisih saldo akhir akun piutang dan hutang lain-lain dengan pihak berelasi yang tercatat pada perusahaan IPO. Adapun rumusan hipotesisnya adalah manajemen laba melalui transaksi pihak berelasi dalam proses IPO dan manajemen laba dan tunneling terhadap kinerja saham di pasar modal setelah proses IPO

METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dimana data diambil berupa laporan keuangan perusahaan non keuangan yang terdaftar di bursa efek indonesia sampai tanggal 31 desember 2011 dan listing dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Sedangkan data harga saham dan level IHSG diperoleh dari internet yaitu www.yahoofinance.com. pengambilan sampel menggunakan pusposive sampling.

Operasionalisasi variabel menggunakan variabel independen, dependen dan variabel kontrol. Dimana variabel dependennya adalah ROA dan BHR Variabel independennya adalah RPT piutang, RPT hutang, dan NOREC. Dan variabel kontrolnya adalah NRPT piutang, DEBT, SIZE, dan MARKET. Metode analisisnya menggunakan analisis statistik regresi berganda dengan evaluasi hasil regresi menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda.

HASIL PENELITIAN

Manajemen Laba melalui transaksi pihak berelasi dalam proses IPO (model 1)

Hasil dari hipotesis a1 yaitu kenaikan transaksi RPT piutang pada periode sebelum IPO berpengaruh positif terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan pada periode sebelum IPO, yang berarti hipotesis 1a diterima. Dan hipotesis 1b yaitu kenaikan transaksi RPT hutang pada periode sebelum IPO, yang berarti hipoteis 1b tidak didukung.

Manajemen laba dan tunneling terhadap kinerja saham di pasar modal setelah proses IPO (model 2)

Hipotesis 2a yang menyatakan bahwa kenaikan transaksi RPT piutang pada periode sebelum IPO berpengaruh negatif terhadap kinerja saham perusahaan setelah IPO tidak dapat diterima. Sedangkan hipotesis 2b yang menyatakan bahwa kenaikan transaksi RPT hutang pada periode sebelum IPO berpengaruh positif terhadap kinerja saham perusahaan setelah IPO tidak dapat diterima.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 32 sampel perusahaan non-keuangan yang melakukan IPO di Indonesia dalam rentang tahun 2007-2011. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa di Indonesia terjadi peningkatan variabel piutang kepada pihak berelasi yang signifikan terhadap perusahaan yang dilihat menggunakan proksi ROA selama proses IPO. Kemudian juga diperoleh bukti yang menunjukkan kinerja saham perusahaan setelah IPO berhubungan negatif dengan tidak dilunasinya pinjaman kepada pihak berelasi pada periode stelah IPO. Hal ini nampak dari selisih piutang dan hutang lain-lain yang memiliki hubungan negatif dengan Buy and Hold Return yang mempresentasikan kinerja saham. Dengan demikian, walaupun penelitian ini tidak mendukung adanya manajemen laba yang diikuti adanya tunneling melalui RPT pada saat seputar IPO, namun transaksi pinjaman antar pihak berelasi setelah IPO dipandang oleh investor sebagai tindakan yang oportunistik sehinggan menurunkan kinerja saham perusahaan setelah IPO.