review hasil praktikum pengemasan

12
REVIEW HASIL PRAKTIKUM PENGEMASAN Oleh: Nama: Arif Kurniawan NIM: 26030110130058

Upload: kurniawan-arif

Post on 30-Nov-2015

162 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review Hasil Praktikum Pengemasan

REVIEW HASIL PRAKTIKUM PENGEMASAN

Oleh:

Nama: Arif Kurniawan

NIM: 26030110130058

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2013

Page 2: Review Hasil Praktikum Pengemasan

I. IDENTIFIKASI MATERIAL KEMASAN DAN KESESUAIAN DENGAN KARAKTER PRODUK

Nama Produk Jenis Bahan Kemasan SpesifikasiMilo Sereal Plastik (PP) Berbentuk tabung yang terdiri

dari tutup dan wadah, bahan plastik PP no.5, warna kemasan hijau, label kemasan halus dan mengkilap

Biskuit “Arnott’s Tim Tam”

Plastik Kemasan primer : berbentuk balok dengan sekat-sekat, warna coklat, permukaan tekstur kasar.Kemasan sekunder : warna dominan coklat, print kemasan halus, bagian dalam dilapisi alumunium foil.

La Fonte Kemasan plastik Bahan plastik PP no.5, bagian dalam tidak dilapisi alumunium foil, warna hijau, print kemasan mengkilap dan kasar

Pop Mie Goreng Kemasan plastik (PP) Berbentuk tabung dengan tutup, bahan plastik PP no.5, print kemasan terdapat 2, yaitu dibagian tutup dan wadah, print kemasan halus, bagian tutup terdapat lubang penyaring air.

Minute Maid “Nutriboost”

Kemasan plastik (PET)

Berbentuk botol, bahan plastik PET no.1, warna putih susu, label kemasan halus dan mengkilap.

Chitato “Asian Cuisine”

Kemasan plastik Berbentuk persegi panjang, warna hijau, print kemasan halus dan mengkilap, bagian dalam dilapisi alumunium foil

Kebab Turki “Baba Rafi”

Kemasan kertas Warna hijau muda, tekstur halus dan licin, penutupan kemasan dilakukan dengan lipatan, terdapat kertas untuk memudahkan mengeluarkan produk, permukaan dalam berwarna putih susu, agak kasar.

Page 3: Review Hasil Praktikum Pengemasan

Kaleng Bumbu Nasi Goreng “Vinisi”

Kemasan kaleng Warna hijau, berbentuk silinder, jenis penutup one end, terdapat sambungan pada badan kaleng, terdapat cekungan pada tutup kaleng

Kemasan yang diamati oleh kelompok kami adalah kemasan Milo Sereal yang terbuat dari plastik. Bahan kemasan tersebut terbuat dari bahan plastik PP (polypropilane) dengan nomor 5 yang berarti bahan yang baik untuk pengemasan. Kemasan berbentuk tabung, yang terdiri dari tutup dan badan wadah. Terdapat logo halal, barcode, dan lambang food grade. Warna label didominasi dengan warna hijau serta label kemasan bertekstur halus dan mengkilap

Kemasan biskuit Arnott’s Tim Tam terdiri dari dua macam kemasan, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Pada kemasan primer berbentuk balok dengan terdapat sekat-sekat pada bagian tengahnya dan memiliki warna coklat. Pada bagian kemasan primer tidak terdapat keterangan tentang kemasan. Kemasan sekunder berbahan plastik PP dengan nomor 5. Terdapat keterangan yang lengkap tentang produk pada print kemasannya yang bertekstur halus dan mengkilap. Warna kemasan sekunder ini dominan coklat dan pada bagian dalam kemasan ini dilapisi oleh alumunium foil.

II. BEDAH KEMASANKemasan kaleng tin plate a. Brand atau Nama Produk

Brand produk merupakan nama atau merk yang digunakan untuk mengenal suatu poduk. Nama ini yang nantinya akan dikenal oleh masyarakat. Biasanya nama produk telah dilengkapi oleh logo tertentu sehingga suatu produk yang tidak tertera namanya pun telah diketahui brand produknya. Nama dagang dari produk ikan sarden dalam kaleng ini adalah ”Cip” yang terletak pada bagian depan produk.. b. Kode BPOM RI

Kemasan Cip ikan sarden dalam kaleng memiliki kode BPOM RI pada labelnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Cip ikan sarden dalam kaleng memiliki izin untuk menyebarluaskan produknya dan produk tersebut aman untuk dikonsumsi. c. Logo Halal

Memproduksi produk halal adalah bagian dari tanggungjawab perusahaan kepada konsumen muslim. Di Indonesia, untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang dikonsumsi adalah halal, maka perusahaan perlu memiliki Sertifikat Halal MUI No. 0003034970605. Sertifikat SJH adalah pernyataan tertulis dari LPPOM MUI bahwa perusahaan pemegang sertifikat halal MUI telah mengimplementasikan SJH sesuai dengan ketentuan LPPOM MUI.

Page 4: Review Hasil Praktikum Pengemasan

Gambar 3. Logo Halald. Kode produksi, tempat produk dibuat, dan expired date

Tanggal kadaluarsa, tempat produk dibuat dan kode produksi sangat penting dicantumkan dalam suatu kemasan makan karena dengan adanya keterangan tersebut konsumen mengetahui kapan produk diprroduksi, lama penyimanan produk serta darimana produk berasal. e. Dicantumkan netto/isi produk

Netto merupakan berat bersih dari produk yang menandakan volume dari isi kemasan produk tersebut. Fungsi netto yaitu agar konsumen mengetahui berapa isi produk sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Kemasan plastik polyethylenea. Nama produk

Nama produk yaitu nama yang digunakan untuk mengenalkan kepada konsumen mengenai produk yang akan dipasarkan. Nama produk yang menggunakan bahan pengemas jenis plastik polyethylene dan bahan bagging plastik vacum yaitu bakso ikan. Produk ini merupakan bakso yang berasal dari surimi. b. Distributor

Distributor merupakan perusahaan yang menyebarluaskan atau menjual produk. Distributor produk salmon sushimi yaitu PT. Sekar Bumi. Tbk, Sidoarjo. Hal ini dapat memberi informasi kepada konsumen terkait perusahaan yang menjual produk tersebut. c. Netto produk

Netto produk dari salmon sushimi yaitu 250 gr. Netto dapat memberi informasi kepada konsumen mengenai berat produk sehingga konsumen dapat menyesuaikan produk dengan kebutuhannya. d. Tanggal kadaluarsa

Tanggal kadaluarsa berfungsi untuk mengetahui berapa lama produk tersebut dapat bertahan lama dan tidak mengalami mundur mutu. Hal ini mencegah terjadinya keracunan akibat produk yang telah mengalami mundur mutu atau pembusukan. Kemasan salmon sushimi terdapat tanggal kadaluarsa sampai 09 Desember 2013. e. Keterangan tambahan

Keterangan tambahan yang terdapat pada kemasan salmon sushimi yaitu tertera dimensi kemasan yang berukuran 15 x 5 x 0,3 cm. Selain itu tercantum nilai gizi pada produk dan cara men-thawing produk. Adanya petunjuk ini dikarenakan produk tersebut dijual dalam keadaan beku.

III. BARCODE

Kemasan kaleng tin plate a. Barcode

Page 5: Review Hasil Praktikum Pengemasan

Identifikasi barcode yang terdapat pada kemasan Cip ikan sarden dalam kaleng adalah sebagai berikut :1. Barcode menggunakan EAN (Europe Article Number) yang terdiri dari 13 digit

angka.2. 3 digit pertama 899 menujukan kode Negara produksi yaitu Indonesia.3. 5 digit kode berikutnya 35231 adalah Manufacturer Code yaitu kode yang

diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.

4. 5 digit berikutnya 01199 adalah Product Code Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik.

kemasan plastik polyethyleneb. Barcode

Identifikasi barcode pada produk enjoy seafood udang gulung adalah sebagai berikut :

1. Barcode menggunakan EAN (Europe Article Number) yang terdiri dari 13 digit angka.

2. 3 digit pertama 899 menujukan kode Negara produksi yaitu Indonesia.3. 5 digit kode berikutnya 70313 adalah Manufacturer Code yaitu kode yang

diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.4. 5 digit berikutnya 60130 adalah Product Code Nomor ini diberikan manufacturer

untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik.Kemasan plastik polyethylene a. Barcode

Identifikasi barcode yang ada pada kemasan bumifood bakso ikan adalah sebagai berikut : 89927040012421. Barcode menggunakan EAN (Europe Article Number) yang terdiri dari 13 digit

angka.2. 3 digit pertama 899 menujukan kode Negara produksi yaitu Indonesia.3. 5 digit kode berikutnya 27040 adalah Manufacturer Code yaitu kode yang

diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.4. 5 digit berikutnya 01242 adalah Product Code Nomor ini diberikan manufacturer

untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik. Penggunaan barcode bertujuan untuk memberikan keterangan produk seperti

negara asal yang memproduksi, kode manufaktur dan spesifikasi produk. Menurut Yudhanto (2007), terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu: 1. Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu

contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket.

2. Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.

3. Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.

Page 6: Review Hasil Praktikum Pengemasan

4. Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.

5. Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.

6. Barcode untuk keperluan lain.Barcode sebaiknya tertera di label karena untuk mempermudah dalam mengetahui

jenis produk, harga dan distribusi. Menurut Yudhanto (2007) informasi harga barang oleh pelaku usaha kepada pembeli dapat dilakukan melalui proses pelabelan harga termasuk label harga secara elektrik (barcode). Label harga tersebut beraneka ragam jenisnya. Ada pelaku usaha yang menempelkan label harganya di produk itu langsung, namun ada juga yang hanya menempelkannya di rak display dan ada pula yang memanfaatkan label harga (barcode) yang disimpan pada produk tersebut. Melalui barcode pembeli dapat mengecek harganya melalui alat barcode reader yang dipasang di titik-titik tertentu di toko/swalayan/hypermarket tersebut.

IV. PENGUKURAN UMUR SIMPAN PRODUK KEMASAN

Hasil Deskripsi Otak-Otak Ikan yang Dikemas VakumDeskripsi Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan

Tekstur Kenyal KenyalWarna Putih PutihBau Bau spesifik otak-otak Bau spesifik otak-otakLendir Tidak berlendir Tidak berlendir

Hasil Deskripsi otak-otak ikan yang Dikemas Plastik BiasaDeskripsi Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan

Tekstur Kenyal KenyalWarna Putih PutihBau Bau spesifik otak-otak Bau sudah mulai busukLendir Tidak berlendir Sudah berlendir

Hasil pengamatan pada sampel otak-otak ikan yang dikemas dengan plastik vakum sebelum penyimpanan yaitu tekstur kenyal, warna putih, bau spesifik otak-otak ikan, dan tidak berlendir, sedangkan hasil pengamatan pada sampel otak-otak ikan yang dikemas dengan plastik vakum setelah penyimpanan 1 hari yaitu memiliki tekstur kenyal, warna putih, bau masih spesifik otak-otak ikan, dan tidak berlendir.

Hasil pengamatan pada sampel otak-otak ikan yang dikemas dengan plastik biasa sebelum penyimpanan yaitu memiliki tekstur kenyal, warna putih, bau spesifik otak-otak ikan. Sampel yang dikemas dengan plastik biasa setelah disimpan 1 hari memiliki tekstur yang kenyal, warna putih, bau sudah mulai busuk, dan sudah berlendir.

Page 7: Review Hasil Praktikum Pengemasan

Berdasarkan hasil tersebut, adanya perbedaan akan kualitas dari otak-otak yang disimpan, misalnya pada bau dan lendirnya. Produk atau sampel otak-otak ikan yang dikemas dengan plastik biasa memiliki spesifik otak-otak ikan yang berkurang dibandingkan dengan yang dikemas vakum. Pengemasan dengan plastik biasa mempunyai peluang kerusakan yang lebih besar dari pada pengemasan vakum. Penggunaan kemasan vakum mempunyai daya awet yang lebih lama. Hal ini karena tidak ada udara yang masuk dalam kemasan sehingga mirobiologi tidak dapat hidup didalamnya.

Cara penggunaan cup sealer yaitu pertama dengan cara memasukan wadah yang telah tersedia, nyalakan tombol power yang berwarna merah, lalu atur suhu sesuai dengan tipe kemasan dengan menyalanya lampu jingga, kemudian atur timer ditandai dengan lampu hijau. Faktor yang menyebabkan pengemasan tidak sempurna adalah setting waktu yang tidak tepat, pengaturan temperatur yang tidak tepat, penggunaan alat yang terus menerus.

V. KEMASAN MAKANAN YANG TIDAK TEPATHasil yang diperoleh pada praktikum materi kemasan makanan yang tidak

tepat adalah sebagai berikut:Hasil Pengujian Deskripsi Pengemasan

No.Jenis

PengemasAroma Warna

Jenis Bahan pengemas

1. Styrofoam Spesifik styrofoam, sedikit bau obat

Putih PS

2. Plastik LDPE (Plastik hitam)

Bau obat (bahan kimia)

Hitam PE

Hasil Pengujian Deskripsi Ikan Lele Matang Sebelum Penyimpanan

No. Sampel Rasa Aroma Kenampakan

1. Ikan Lele wadah Styrofoam

Gurih spesifik lele goreng

Spesifik leleGoreng

Kuning keemasan, bentuk utuh

2. Ikan lele goreng wadah Plastik hitam

Gurih spesifik lele goreng

Spesifik lele Goreng

Kuning keemasan, Bentuk utuh

Hasil Pengujian Deskripsi Pengemasan setelah Penyimpanan

Page 8: Review Hasil Praktikum Pengemasan

No. Jenis Pengemas

Aroma Warna Kenampakan

1. Styrofoam Spesifik ikan goreng sedikit tercampur styrofoam

Kekuningan Syrofoam agak sedikit bolong akibat perpindahan polimer

2. Plastik LDPE (Plastik hitam)

Bau ikan goreng tercampur bau obat

Hitam Plastik lebih transparan, dan berminyak

Uji Deskripsi Ikan lele Matang Setelah PenyimpananNo. Sampel Rasa Aroma Kenampakan

1. Ikan lele wadah Styrofoam

Ada rasa tambahan(Campuran)

Spesifik ikan Lele goreng

Bentuk Utuh, ikan kering

2. Ikan lele wadah Plastik hitam

Ada rasa tambahan(Campuran)

Spesifik ikan lele goreng tercampur sedikit bau obat

Bentuk utuh, ikan berminyak

Sampel ikan lele digoreng dalam minyak panas, kemudian setelah digoreng di lakukan uji deskriptif. Ikan lele memiliki rasa yang gurih serta memiliki aroma spesifik. Setelah itu sampel dikemas dalam plastik hitam dan styrofoam selama 5 menit. Setelah 5 menit dilakukan uji deskriptif terhadap kemasan dan sampel. Sampel ikan lele dengan wadah Styrofoam terdapat rasa tambahan dan memiki kenampakan utuh dan kering, sedangkan sampel ikan lele dengan wadah plastik LDPE (platik hitam) terdapat rasa tambahan kenampakan yang utuh dan berminyak. Kemasan styrofoam setelah 5 menit kenampakan styrofoam agak sedikit bolong, akibat perpindahan polimer. Styrofoam memiliki polimer yang mudah bereaksi terhadap panas.

Bahan kemasan setelah penyimpanan mengalami perubahan, yaitu pada Syrofoam berubah warna menjadi kuning, memiliki kenamakan agak sedikit bolong akibat perpindahan polimer, sedangkan pada plastik LDPE (plastik hitam) memiliki tekstur yang sangat berminyak dan plastik yang terkena sampel menjadi lebih tipis atau transparan dari pada sebelumnya. Sampel pada kemasan plastik memiliki aroma yang berubah menjadi ada sedikit bau obat tambahan dari plastik. Hal tersebut membuktikan terjadinya perpindahan polimer antara bahan pengemas dan produk.