review film march of penguins

9

Click here to load reader

Upload: alvin-as

Post on 29-Jun-2015

698 views

Category:

Entertainment & Humor


2 download

DESCRIPTION

Film ini menceritakan siklus kehidupan para penguin di lingkungan yang sangat keras dan ekstrim.

TRANSCRIPT

Page 1: Review film march of penguins

“LIKA-LIKU KEHIDUPAN PENGUIN YANG KERAS”

March of The Penguins adalah salah satu contoh dari film

dokumenter yang fenomenal, inspiratif, dan mengharukan untuk

ditonton. Film dokumenter berdurasi 80 menit ini merupakan film

yang telah memperoleh Academy Award untuk kategori Film

Dokumenter Terbaik Tahun 2006 dan sejumlah penghargaan

bergengsi lainnya, seperti BAFTA Award dan CESAR Award. Pada

bulan November tahun 2006, film March of The Penguins telah

diadaptasikan menjadi video game oleh DSI Games melalui platform

Nintendo DS dan Game Boy Advance. Film ini juga pernah

ditampilkan dalam Sundance Film Festival pada tahun 2005 di Amerika Serikat dan

mendapatkan pujian tidak hanya dari para tamu penting yang diundang, tetapi juga dari para

kritikus film sedunia. Film March of The Penguins dinarasikan oleh sejumlah aktor dan aktris

ternama, seperti Morgan Freeman, Amitabh Bachchan, Jules Sitruk, Charles Berling, dan

Romane Bohringer. Film ini disutradarai dan ditulis sendiri oleh seorang sutradara

berkebangsaan Perancis yang bernama Luc Jacquet. Sebelum menjadi sutradara film terkenal,

Luc Jacquet adalah seorang ahli biologi yang sangat suka menyelidiki sesuatu berkaitan dengan

binatang, tumbuhan, dan hal-hal lainnya yang bertemakan alam liar. Sampai saat ini, Luc Jacquet

telah berhasil menghasilkan lima karya film terkenal lainnya yang sebagian besar diproduksi di

Perancis, termasuk film March of The Penguins ini.

Secara garis besar, film March of The Penguins merupakan film dokumenter yang

menggambarkan tentang siklus kehidupan spesies penguin kaisar dalam memperoleh keturunan,

bermigrasi, dan perjuangan mereka bertahan hidup di alam yang penuh tantangan. Film ini

mengambil lokasi syuting di benua Antartika yang merupakan habitat lingkungan paling keras di

muka bumi ini dekat dengan Pusat Ilmu Sains Perancis, Adelie Land’s Dumont d’Urville. Iklim

dan suasana di Antartika sangatlah dingin, berangin, paling kering, dan gelap. Temperatur di

Antartika bisa mencapai 80 derajat di bawah nol dan angin di sini bisa bertiup sekitar 100 mil

per jam. Meskipun begitu, penguin-penguin kaisar mengikuti pola migrasi yang sama setiap

tahunnya untuk menemukan pasangan dan membesarkan anak-anak mereka. Sebuah hal

menakjubkan mengenai kisah cinta, ujian ketahanan, perjalanan hidup, dan upaya melindungi

anak-anak mereka yang akan dilihat oleh para penonton dalam film dokumenter ini. Oleh karena

1

Page 2: Review film march of penguins

itu, film ini dianggap benar-benar mendokumentasikan secara sempurna salah satu makhluk

paling menakjubkan di planet kita.

Film ini diawali dengan ribuan penguin kaisar yang bersama-sama meninggalkan

kediaman mereka yang aman menuju ke laut dan memanjat daratan es beku untuk memulai

perjalanan panjang mereka ke daerah yang sangat suram, sangat ekstrim, dan sangat tidak

mendukung adanya kehidupan dalam setiap musim dingin yang panjang datang. Mereka

beramai-ramai pergi jauh lebih dalam menuju daerah dataran es yang sangat luas dan tidak

ramah di benua Antartika. Perjalanan yang benar-benar luar biasa ini sudah berlangsung dan

telah dilakukan selama ribuan tahun. Para penguin kaisar ini sedang melakukan migrasi secara

besar-besaran untuk menemukan pasangan hidup mereka, bereproduksi, dan menjamin

kelangsungan hidup spesies mereka. Dengan semangat yang gigih dan dipandu oleh naluri atau

insting yang tajam, mereka terus melakukan perjalanan ini demi berkembang biak dan

melanjutkan keturunan mereka. Para penguin kaisar menggunakan tempat tertentu sebagai

tempat berkembang biak mereka di atas es yang padat sepanjang tahun. Pada awal musim panas

di Antartika, tempat berkembang biak hanya beberapa ratus meter dari laut terbuka di mana para

penguin kaisar bisa mencari makan.

Penguin-penguin kaisar melakukan hubungan monogami atau hanya melakukan

perkawinan sekali setiap musim kawin mereka. Setelah penguin betina menetaskan telurnya,

kerjasama antara penguin jantan dan betina sangat diperlukan demi keberlangsungan hidup anak

mereka. Penguin betina meletakkan telurnya dan menempatkannya di antara kedua kaki penguin

jantan untuk menjaga telur tetap dalam keadaan hangat terlindung dari cuaca dingin ekstrim yang

menghadang. Penguin jantan menjaga telur mereka, sedangkan penguin betina pergi ke laut lepas

demi menghidupi dirinya dan mencari makanan bagi calon bayi penguin ketika kembali nanti. Di

laut lepas, penguin betina harus berusaha mendapatkan ikan laut sebagai makanan dan berjuang

melawan ancaman predator, seperti singa laut. Penguin jantan ditinggalkan untuk memelihara

dan menetaskan telurnya selama dua bulan. Selama menjaga telur, penguin jantan tidak makan

sama sekali sehingga sepertiga dari bobot badannya akan hilang. Setelah telur menetas, bayi

penguin yang keluar harus segera mendapat perlindungan karena tidak terbiasa dengan badai

salju yang tebal dan cuaca ekstrim yang sangat dingin. Jika si penguin betina tidak kembali dari

laut membawa makanan, maka bayi penguin yang baru menetas akan mati.

2

Page 3: Review film march of penguins

Kematian bayi penguin yang baru lahir menjadi hal yang tragis dan menyedihkan bagi

orang tua penguin. Ketika hal ini terjadi, kadang-kadang penguin betina yang bayinya meninggal

akan berusaha merebut dan mencuri bayi penguin lainnya untuk menjadi anaknya. Bayi penguin

yang ditinggalkan salah satu orang tuanya harus bertahan menunggu sampai yang satunya

datang. Para orang tua penguin yang baru kembali dari laut dapat mengenali bayi penguinnya

hanya dari panggilan unik yang dimiliki masing-masing bayi penguin tersebut. Perang melawan

kelaparan menjadi tema yang berulang-ulang ditampilkan sepanjang film. Bayi penguin yang

lapar mendapatkan makanan dari yang keluar melalui tenggorokan orang tua mereka. Makanan

penuh nutrisi dan protein yang kaya zat dikeluarkan dari tenggorokan orang tuanya untuk

memberi makan bayi penguin mereka. Para orang tua penguin harus melakukan perjalanan pergi

ke laut lepas dan memberi makan si bayi penguin secara berulang-ulang selama kurang lebih

empat bulan, sampai akhirnya orang tua penguin dapat meninggalkan anaknya agar berjuang dan

memulai siklus hidupnya sendiri di daratan dan lautan es benua Antartika seperti yang pernah

dialami orang tuanya.

Menurut saya, inti cerita dalam film dokumenter ini sangat menarik karena

mengkombinasikan elemen-elemen, seperti perjuangan hidup, kasih sayang, keberanian, dan

petualangan yang mendebarkan. Tidak seperti film dokumenter lainnya, film March of The

Penguins dapat dikatakan sebagai “true documentary” karena tidak berusaha mencoba dan

meyakinkan para penontonnya terhadap suatu ide atau pandangan tertentu. Sebaliknya, para

penonton sengaja disajikan dengan pengalaman menonton yang luar biasa tanpa harus

mengalami pemahaman yang terlalu mendalam dan informasi yang diberikan dalam film

dokumenter ini jelas keakuratannya karena adanya riset terlebih dahulu.

Hal lain yang membuat kagum adalah persistensi atau keinginan kuat Luc Jacquet dan

kawan-kawan dalam meliput rombongan penguin kaisar menjalani siklus kehidupannya yang

penuh tantangan. Pembuatan film ini membutuhkan waktu selama satu tahun penuh melawan

dingin dan cuaca tidak bersahabat di Antartika. Tantangan utama dari pembuatan film adalah

cuaca dengan suhu antara -50 dan -60 ° C dan angin berhembus 125 mil per jam yang terus

menghadang. Saat fajar datang, kru film akan menghabiskan setengah jam mengenakan enam

lapis pakaian dan dalam beberapa hari mereka tidak bisa menghabiskan lebih dari tiga jam di

luar. Ada beberapa orang kru film yang juga perlu dirawat selama satu bulan penuh setelah

terjebak badai di Antartika.

3

Page 4: Review film march of penguins

Dalam film dokumenter ini, Luc Jacquet sebagai sang sutradara berupaya melakukan

perbandingan antara kehidupan penguin dan manusia. Kehidupan penguin di sini dianggap

mempunyai persamaan yang mirip dengan kehidupan manusia. Luc berpendapat bahwa film ini

dapat dijadikan metafora untuk nilai-nilai moral dalam keluarga, seperti kesetiaan dalam

berhubungan, kesetiaan dalam pernikahan, dan kesetiaan dalam menjaga anak. Selain itu, film ini

secara tidak langsung mengajarkan manusia untuk menerapkan perkawinan monogami seperti

yang dilakukan para penguin kaisar dalam film. Luc berharap dengan adanya film dokumenter

ini, para penonton bisa mendapatkan pelajaran moral berharga tentang nilai-nilai kehidupan

untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka melalui tingkah laku penguin dalam film.

Melalui film dokumenter ini, Luc berusaha menjelaskan misteri-misteri yang orang tidak

pernah tahu sebelumnya dan sama seperti dia, sangat ingin tahu apa yang terjadi di tempat-

tempat yang berbeda di seluruh belahan dunia. Belajar melalui alam beserta isinya dan

membagikannya kepada dunia luas menjadi hal yang juga ingin disampaikan oleh sutradara

dalam film dokumenter ini. Dengan adanya film ini, manusia bisa belajar berperilaku yang baik

dan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Film dokumenter yang

menakjubkan ini memberikan kesempatan langka untuk anak-anak dan orang dewasa sama-sama

untuk belajar tentang makhluk-makhluk luar biasa dan tidak mungkin untuk tidak jatuh cinta

dengan mereka.

Ada beberapa adegan dalam film March of The Penguins yang sangat memukau dan

gambarnya diambil dengan sangat baik. Pertama, adegan pada saat seekor bayi penguin yang

baru menetas dari telurnya. Adegan ini benar-benar diperlihatkan secara detail dengan

pengambilan angle kamera yang sangat tepat sehingga penonton dapat merasakan proses

kelahiran si bayi penguin tersebut. Kedua, adegan pada saat hewan pemangsa ingin menerkam

salah satu bayi penguin yang sedang terpisah dari kelompok. Adegan ini benar-benar membawa

emosi penonton hanyut di dalamnya yang seakan-akan penonton dipandu untuk berempati pada

bayi penguin tersebut. Adegan ini juga diperkuat dengan adanya pengambilan gambar melalui

kamera yang mencekam pada saat pengejaran dan diiringi musik latar yang menegangkan.

Ketiga, pada saat adegan penguin jantan dan penguin betina kembali bertemu setelah berpisah

cukup lama. Adegan ini membuat para penonton hanyut dalam emosi kasih sayang seperti

penggambaran sepasang kekasih yang baru bertemu kembali setelah sekian lamanya. Keempat,

pada saat adegan si penguin jantan sedang menjaga telurnya di tengah badai salju dan cuaca

4

Page 5: Review film march of penguins

dingin yang ekstrim tanpa makan dalam waktu yang cukup lama. Adegan ini memperlihatkan

secara detail perjuangan si penguin jantan dengan penguin lainnya dalam mempertahankan telur

mereka agar tetap hangat dan bayinya hidup. Penonton diajak agar ikut merasakan apa yang

dirasakan oleh si penguin jantan tersebut mempertahankan sesuatu yang sangat penting dan

berharga bagi hidupnya. March of the Penguins secara apik mendokumentasikan hal-hal tersebut

melalui pengambilan gambar yang memukau dengan narasi yang indah.

Narasi dalam film dokumenter ini tidak hanya berfungsi sebagai suatu cerita saja tetapi

terdapat unsur seninya juga di sini. Narasi dalam film ini dilakukan sangat baik oleh Morgan

Freeman yang membuat narasi ini begitu sentimental sarat akan emosi yang penuh dengan

makna. Suara khasnya beraksen orang Inggris yang kental dengan pembawaannya yang

berwibawa membuat narasi yang disampaikan dalam film terkesan lebih hidup. Dengan narasi

yang jelas dalam film, Freeman seakan-akan memberikan suatu kontras yang sangat tipis antara

kehangatan hati penonton dengan setting atau latar tempat dalam film yang sedingin es.

Khususnya, bagi penonton anak-anak narasi di sini terkesan seperti puisi yang indah dan berseni.

Para fotografer juga menangkap momen lembut antara orang tua penguin dengan keturunan

mereka yang begitu indah dan penuh emosi. Ada sebuah premis dalam film ini, yaitu "cinta akan

menemukan jalannya" yang menjadi ciri pendekatan untuk diambil dalam menceritakan cerita

yang luar biasa ini.

Hampir sebagian besar film dokumenter ini adalah potongan-potongan shot yang tersaji

dalam visual bukan dialog sehingga menghasilkan simfoni indah yang tertata rapi. Di tangan

handal Luc, penyajian gambar dan pemilihan gambar dari film dokumenter ini juga cukup

menarik. Banyak cuplikan-cuplikan gambar yang diambil melalui pengarahan kamera dengan

sangat baik. Penataan kamera, pengambilan shot-shot, visualisasi, editing gambar, alur cerita dan

konflik, efek suara bahkan musik, serta special effect dalam film ini memang sangat indah dan

pantas mendapatkan pujian. Semua hal ini akan dapat ditemukan dan tergambar dengan luar

biasa yang terbalut dalam kisah yang sangat epik dan fenomenal. Jadi, film dokumenter ini

menjadi film yang wajib dan bisa ditonton untuk semua kalangan umur karena kita tidak hanya

mendapat sajian gambar diikuti narasi yang menarik, tetapi juga banyak pelajaran berharga yang

bisa diambil tentang bagaimana caranya untuk menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini.

5