review dan pembahasan film ali zaoua
TRANSCRIPT
LAPORAN BACAAN FILM ALI ZOUA
MATA KULIAH PENGKAJIAN SINEMA PRANCIS DAN FRANKOFON
Program Studi Prancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia
Oleh Abellia Anggi Wardani 0706164744
Natisha Andarningtyas 0706295185
Rossalyn Ayu Asmarantika 0706295273
Wuri Hapsitoweni 0706295355
1. IDENTITAS FILM
Judul : Ali Zaoua, prince de la rue
Durasi : 90 menit
Sutradara : Nabil Ayouch
Produksi : Playtime, Ali n’ productions, Alexis Film
Tahun : 2000
Genre : Drama
Penghargaan : 1. Amiens International Film festival 2000 : best feature film
2. Buster’s international children’s film festival 2002
3. Cologne Mediterranean film festival 2001
4. Giffoni film festival 2001
5. Kerala international film festival 2001
6. Manheim-heidelberg international film festival 2000: best
feature
7. Milan African film fest 2001 : best film
8. Montréal world film fest 2000
9. Namur international film fest of French speaking film 2000
10. Ouagadougou panafrican film and television fest 2001
11. St. Louis international film fest 2002 : feature film
12. Stockholm film fest 2000
13. Zlín international film fest for children and youth 2001
1
2. SINOPSIS FILM
Cerita dimulai dengan wawancara Ali dengan sebuah stasiun televisi, ia
mengemukakan alasan mengapa ia kabur dari rumah yaitu karena ibunya akan
menjual matanya. Di tempat pembuangan barang-barang bekas di mana ia biasa
bermain bola dengan kaleng bekas bersama teman-temannya, Ali
mengemukakan keinginannya kepada sahabatnya Kwita untuk pergi menuju
pulau impiannya,dengan bantuan sebuah kompas yang di dapatnya dari seorang
nelayan. Tiba-tiba dari balik tembok lontaran batu-batu menyerang mereka. Dib
dan rombongannya tiba untuk menyuruh Ali dan teman-temannya kembali
padanya, namun Ali menolaknya. Salah satu dari mereka ada yang menimpuk
kepala Ali dengan batu. Ali tak sadarkan diri, rombongan kabur.
Boubker, Omar, dan Kwita membawa Ali ke tempat tinggal mereka di
tepi pelabuhan. Kwita berpendapat Ali masih hidup karena Ali buang air saat
Kwita merebahkan kepalanya di atas peryt Ali. Tapi Ali bergeming saat mereka
mengguncang-guncang tubuhnya. Keesokan subuh, sadar Ali sudah meninggal,
mereka memandikan jenazah Ali. Polisi tiba-tiba dating ke tempat tinggal
mereka. Karena panic, mereka langsung memasukkan jenazah Ali ke sebuah
lubang terdekat. Seorang nelayan bertanya kepa mereka ke mana perginya Ali,
tapi mereka tidak menjawabnya. Di tepi jalan mereka merenungi kematian Ali
dan berjanji akan memakamkannya denga layak.
Kebingungan bagaiman cara memakamkan, Kwita berjalan-jalan untuk
mencari orang yang bisa melakukannya dan ia mencopet seorang wanita dalam
perjalanannya.
Mereka memutuskan untuk member tahu ibu Ali mengenai kematian
anaknya. Mereka membuntuti ibunya dari bar ke rumah dan mengintip saat
ibunya sedang melayani tamunya. Ketahuan, Omar pun diseret masuk
sedangkan Kwita bersembunyi. Di dalam ibu Ali menunjukkan kepada Omar
kamar Ali, meceritakan dongeng tentang pulau impian Ali, dan menanyakan
kabarnya sekarang. Ketahuan mencuri uang di dalam asbak, Omar diusir keluar
tanpa sempat member tahu kematian Ali.
Setelah menyadari untuk memakamkan Ali butuh biaya, mereka
berjualan kalung-kalung kerang. Kwita menunjukkan kepada Omar dan Boubker
2
uang yang dimilikinya dari hasil mencopet tanpa member tahu mereka darimana
uang itu berasal. Kesenangan telah mendapat uang, Boubker meminta Kwita
memercayakan uang itu padanya dan berjanji akan menjaganya dengan baik.
Rombongan Dib kembali menemui mereka di tempat barang-barang
bekas. Mengetahui bahwa Dib tidak menyadari keberadaannya, Kwita
menggunakan kesempatan ityu untuk kabur tanpa memedulikan teman-
temannya. Ia tiba di depan gerbang markas Angkatan Laut dan meminta seragam
pelaut kepada seorang perwira. Si perwira berkata kepada Kwita untuk kembali
keesokan hari. Kembali ke tempat barang-barang bekas, ia melihat kedua
temannya yang sedang asyik ngelem yang dibeli dengan uang hasil copetan
Kwita. Kwita marah. Perkelahian antara Kwita dan Omar tidak terhindarkan dan
Omar nyaris membunuh Kwita.
Kwita pergi meninggalkan mereka berdua. Omar dan Boubker berusaha
mengganti uangnya dengan berjualan di jalanan. Tetapi Omar meninggalkan
Boubker untukpergi ke rumah ibu Ali. Bukan untuk memberi tahu kematian Ali,
tapi untuk merasakan kasih saying seorang ibu. Ibu Ali pun bercerita ia
membiarkan Ali hidup di jalanan agar ia tidak malu dengan pekerjaan ibunya.
Kembali ke tepi pelabuhan malam hari dengan baju pemberian ibu Ali, Omar
mendapati kedua temannya sedang mengamati kompas . Si nelayan datang lagi,
mereka memeberi tahu bahwa Ali sudah meninggal. Si nelayan kemudian
menimbun lubang itu dengan es agar jenazahnya tidak membusuk.
Konflik Kwita dan Omar belum berakhir. Kesal melihat Kwita yang
sedang membuat peti bersama si nelayan dengan memakai kaus Ali juga, ia
mengambil kompas Ali yang diletakkan di dekat tempat Kwita tidur, kemudian
pergi ke rumah ibu Ali.
Ia memberi tahunya kematian Ali. Tidak bisa menerima kenyataan, si ibu
berteriak-teriak dan meronta-ronta ketika Omar memeluknya. Sakit hati dengan
perlakuan Kwita dan ibu Ali, Omar kembali ke markas Dib. Boubker yang
sedang mencari paku untuk membantu Kwita dan Hamid membuat peti, bertemu
Khaleed dan tertipu hingga kembali ke markas Dib. Menawarkan diri untuk
menggantikan Boubker mencari paku, Kwita kembali menemui si perwira.
Sayang ia tidak berhasil mendapatkan seragam tersebut. Ia juga bertemu anak
3
buah Dib, yang memberi tahu bahwa kompas Ali ada pada Dib. Kwita pun pergi
ke markas Dib untuk mengambilnnya. Dib menawarkan pertukaran kompas
dengan jenazah Ali dan Kwita menyanggupinya.
Mereka mendapati tempat tinggalnya di tepi pelabuhan berantakan dan
ada polisi yang mendekat ke arah mereka. Mereka masung ke lubang untuk
menyembunyikan diri dan menemukan jenazah Ali tidak ada. Ternyata Hamid
telah mengambilnya karena peti sudah selesai.
Esok hari, mereka menjemput ibu ali untuk menghadiri pemakamannya,
namun rumahnya kosong. Mereka menemukan ibu Ali di sebuah taman bermain,
tampak masih shock atas kematian putranya. Mereka pun pergi bersama-sama ke
pelabuhan dengan naik taksi. Saat di lampu merah, sorang pengemis anak
menghampiri mobil mereka dan dengan sombong Omar mengusirnya.
Rombongan anak yang ternyata anak buah Dib pun menguntit mereka ke
pelabuhan. Dib datang untuk mengambil jeanazah Ali, anmun urung begitu
melihat ibu Ali Zaoua naek ke kapal. Ali, ibunya, Kwita, Omar, Boubker, dan
Hamid berlayar dengan bantuan kompas, menuju pulau impian bermatahari dua.
3. ASPEK NARATIF
a. TOKOH
1. Ali Zaoua (Abdelhak Zhayra) : Seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun
yang kabur dari rumahnya karena malu ibunya seorang PSK. Pemberani.
Bermimpi untu pergi ke sebuah pulau yang memiliki dua matahari.
2. Kwita ( Mounim Kbab) : Sahabat setia Ali. Ia tidak pemberani seperti
Ali. Begitu Ali meninggal, ia berjanji akan menguburkannya dengan
layak.
3. Omar (Mustapha Hansali) : Teman senasib Ali. Ia sering iri kepada Ali
karena lebih terkenal dan masih memiliki ibu. Ia sering menemui ibu Ali
untuk mendapatkan kasih sayang.
4. Boubker (Hicham Moussoune) : Teman senasib Ali. Sangat polos dan
tidak seperti teman-temannya, ia menyikapi hidupnya di jalanan dengan
ceria. Selalu berpura-pura ia memiliki seorang paman yang sangat
menyayanginya.
4
5. Ibu Ali Zaoua (Amal Ayouch) : Seorang wanita prostitusi. Sangat
menyayangi Ali dan membiarkannya hidup di jalanan agar tidak
menanggung malu akibat pekerjaannya.
6. Dib (Said Taghmaoui) : Ketua anak-anak jalanan. Seorang tunawicara
dan mengidap disorientasi seksual (pedofilia). Menginginkan agar Ali
danteman-temannya kembalipadanya.
7. Khaleed (Jalil Essahli) : Kaki tangan setia Dib. Ia menjadi penerjemah
Dib.
8. Wanita impian Kwita : Seorang mahasiswi yang dicopet Kwita ketika
sedang kebingungan mencari uang untuk pemakaman Ali.
9. Hamid : Seorang nelayan kepada siapa Ali pernah bekerja.
b. ALUR
Alur yang digunakan dalam film adalah alur kronologis. Cerita
dimulai ketika Ali diwawancari sebuah stasiun televisi, kemudian kematian
Ali karena dilempar batu, dilanjutkan dengan upaya teman-temannya untuk
mengkuburkan Ali. Hingga akhirnya Ali dilayarkan menuju pulau
impiannya.
c. LATAR
- Waktu:
Subuh : memandikan jenazah Ali
Pagi : Ali ditimpuk, memasukkan jenazah Ali ke dalam lubang,
terbangun di tepi pelabuhan karena suara radio yang kencang
Siang : Kwita mencopet, berjualan di lampu merah, membuat peti untuk
Ali
Malam : membawa jenazah Ali ke pelabuhan, masuk ke lubang karena
ada polisi, bermalam di kapal.
- Tempat:
Casablanca, Maroko
Ruang Interior: rumah ibu Ali
5
Ruang Eksterior : tempat pembuagan barang bekas, jalanan, taman
bermain
Ruang transportasi : pelabuhan, kapal, mobil
Ruang hiburan umum : bar, jalanan, tempat barang bekas
Ruang pribadi : kamar Ali, kamar ibu Ali
Ruang produksi : toko material dekat pelabuhan.
4. ASPEK SINEMATOGRAFIS
a. SHOT
Extreme Long Shot
Shot ini seringkali ditampilkan dalam film Ali Zoua untuk
mendeskripsikan suatu keadaan atau tempat. Salah satu shot ini terdapat
pada awal film yang menggambarkan gedung-gedung di kota Casablanca
(gambar 1) serta shot dermaga pelabuhan yang seperti tidak ada ujungnya
(gambar 2).
Gambar 1 Gambar 2
Long Shot
Dalam film ini, long shot biasa digunakan untuk memberikan
gambaran latar tempat dimana tokoh tersebut berada. Dapat dilihat pada
adegan kedatangan genk Dib yang menghampiri Ali dan kawan-kawannya.
Selain itu, long shot juga digunakan pada saat di pelabuhan.
Gambar 3
6
Medium Long Shot
Shot ini biasa digunakan untuk menunjukkan gerak tokoh dalam film
ini. Salah satu adegan yang menggunakan shot ini adalah ketika Kwita,
Omar, dan Boubker sedang berjalan di pinggiran toko untuk menjual rokok
eceran.
Gambar 4
Medium Shot
Seperti halnya medium long shot, shot ini juga menunjukkan gerak
tokoh dalam film, tetapi lebih fokus sehingga gestur dan ekspresi wajah
mulai tampak. Dalam film ini, terdapat banyak sekali medium shot. Salah
satunya adalah ketika di akhir film, tampak Kwita yang berdiri di kapal
sambil memperlihatkan ekspresi sangat sedih.
Gambar 5
Close up
Shot ini biasanya digunakan untuk menunjukkan ekspresi wajah
dengan jelas serta gestur yang mendetil. Dalam film ini, close up shot sering
ditemukan pada adegan dialog antar tokoh, seperti pada adegan ketika
Kwita berbicara dengan Omar.
Gambar 6
7
Extreme Close up
Dalam film ini terdapat beberapa kali extreme close up yang
biasanya digunakan untuk memberi penonjolan terhadap suatu obyek.
Sebagai contoh adalah ketika Omar mencuri uang receh di rumah ibu Ali.
Gambar 7
b. SUDUT PANDANG KAMERA
Obyektif
Dalam film ini, sudut pandang yang paling sering digunalan adalah
sudut pandang obyektif. Dengan sudut pandang ini, kamera menjadi pihak
yang serba tahu, serta mewakili sudut pandang semua tokoh.
Gambar 8
Subyektif
Sudut pandang ini menunjukkan arah pandang kamera yang persis
seperti apa yang dilihat oleh tokoh. Dalam film ini, sudut pandang subyektif
biasanya digunakan pada adegan dialog antar tokoh (, ataupun ketika Kwita
berimajinasi.
Gambar 9 Gambar 10
8
Interpretasi Sutradara
Sudut pandang ini digunakan oleh sutradara untuk menunjukkan
hal yang dianggap penting dan sangat berpengaruh terhadap pemaknaan
film oleh penontonnya. Dalam film ini, jarang ditemukan adanya adegan
yang menggunakan sudut pandang interpretasi sutradara. Salah satunya
adalah pada awal film ketika Ali ditimpuk batu oleh seorang anak dari
genk Dib.
Gambar 11
c. GERAK KAMERA
Hand-held
Sebagaimana film ini dibuat seperti semi dokumenter, sehingga dapat
kita temukan beberapa kali pengambilan gambar dengan teknik ini. Salah
satu yang paling menonjol adalah pada adegan ketika Kwita berlari setelah
mencopet seorang mahasiswi.
Still
Pengambilan gambar dengan teknik ini hanya beberapa kali
ditemukan dalam film ini. Salah satunya adalah ketika Kwita menuju kapal
nelayan milik Hamid dan ketika Kwita melihat poster iklan wanita.
Panning
Teknik panning ini dapat ditemukan pada adegan akhir film, yaitu
ketika Kwita, Omar, Boubker, dan ibu Ali berada di atas kapal Hamid dan
siap untuk mengantarkan Ali menuju pulau impiannya. Pada saat itu,
Boubker menyanyikan lagu arab yang sering ia nyanyikan.
9
d. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR
High Angle
Pengambilan gambar dengan sudut ini menciptakan kesan bahwa
obyek tersebut seolah tampak lebih kecil, ataupun lemah. Dalam film ini,
adegan yang paling memperlihatkan sudut pengambilan ini adalah ketika
seorang anak (salah satu genk Dib) yang dihukum di sebuah lubang karena
tidak menyerahkan semua uangnya kepada Dib.
Low Angle
Dengan teknik pengambilan gambar ini, memungkinkan membuat
kesan bahwa obyek tersebut tampak lebih besar, berkuasa, ataupun kuat.
Dalam film ini, sudut low angle terlihat pada adegan ketika Kwita dan Omar
duduk di tangga rumah ibu Ali. Selain itu, adapula ketika adegan Kwita yang
sedang gundah, duduk sendirian di tangga bersama seekor anjing kecil.
e. ASPEK SUARA
Diagesis
Selain suara yang dihasilkan dari percakapan antar tokoh, dalam film
ini, sumber suara diagesis juga berasal dari radio milik Aisha, serta suara
tape recorder milik ibu Ali yang menceritakan tentang dongeng seorang
pelaut dan dua matahari.
Non diagesis
Biasanya terdapat pada adegan-adegan tertentu, dan bertujuan untuk
memberi efek dramatisasi. Sebagai contoh, setiap kali shot dermaga
pelabuhan yang seperti tidak ada akhirnya, ketika Kwita berimajinasi tentang
gadis impiannya, suara yang seperti berasal dari kotak musik ketika kamera
mengarah kapada gambar Ali di lubang pelabuhan, serta ketika Kwita
sedang duduk sendirian di tangga dengan seekor anjing.
10
5. KONDISI SOSIAL
a. MAROKO
Berdasarkan data dari World Bank tahun 1998, Maroko merupakan
sebuah negara miskin dengan pendapatan perkapitanya hanya sebesar
$1.388, jauh berbeda dengan Amerika Serikat yang berjumlah $ 29.683.
Pertumbuhan ekonomi Maroko pun semakin melemah sejak tahun 1990, dan
ditambah dengan pembangunan yang tidak merata antara daerah Barat dan
daerah Timur menyebabkan banyak terjadi migrasi dari penduduk daerah
Timur. Yang dimaksud daerah Barat khususnya adalah dua kota terbesar di
Maroko, Casablanca dan Rabat, sedangkan yang dimaksud dengan daerah
Timur adalah daerah pegunungan dan Sahara Barat. Ketimpangan
pembangunan tersebut mengakibatkan lonjakan arus penduduk, di sisi lain,
lapangan pekerjaan pun terbatas.1
Keadaan ini menjadi salah satu latarbelakang pembuatan film Ali
Zaoua, yaitu akibat kesenjangan kehidupan ekonomi terutama yang dialami
oleh para remaja yang berusia kurang dari 18 tahun. Film ini mencoba
memaparkan penderitaan anak-anak jalanan yang hidup dibawah garis
kemiskinan dan terlantar tanpa seorang pun yang peduli. Dalam film ini
dapat kita lihat kontras yang coba disajikan oleh sang sutradara. Sutradara
mencoba mengkritisi keadaan sosial di kota perdagangan yang tingkat
kemiskinannya masih tinggi.
b. CASABLANCA
Sebagai kota terbesar di Maroco yang juga merupakan kota
pelabuhan terbesar dan pusat perdagangan di Negara itu, Casablanca menjadi
pintu gerbang masuknya pedagang-pedagang asing serta para pelaut dari luar
Maroco. Dalam film ini diceritakan bahwa impian Ali Zaoua adalah menjadi
pelaut. Dapat kita lihat disini, bahwa impian Ali zaoua juga
merepresentasikan impian semua anak di Casablanca. Tidak berlebihan
rasanya jika kita beranggapan begitu. Sosok seorang pelaut, sebagai
seseorang yang suka berpetualang dan mengarungi samudera, berkesempatan
1 “Marocco, Poverty and Wealth” http://www.nationsencyclopedia.com/economies/index.html, diakses pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 15.00 WIB.
11
melihat dunia luar, diluar Maroco, merupakan simbolisasi dari pencarian
kebebasan, harapan akan kehidupan dan masa depan yang lebih baik bagi
anak-anak jalanan di Maroco.
c. GLUE SNIFFING
Seperti layaknya kehidupan anak jalanan di belahan dunia manapun,
Ali Zaoua dan teman-temannya menjalani kehidupan yang keras dan brutal.
Sebagai pelarian dari realitas hidup yang mereka jalani, anak jalanan kerap
menghirup lem, disini kami katakan sebagai lem aibon yang mengandung zat
Inhalansia, zat yang jika dihirup dapat menimbulkan fantasi dan
menyebabkan keadaan “fly” seperti penggunaan narkoba. Dalam film ini,
diperlihatkan adegan menghirup lem yang dilakukan oleh Kwita, sesaat
setelah menghitup lem, Kwita mempunyai pandangan subjektif yang
diperlihatkan sebagai impian atau imajinasi dalam pikiran Kwita.
Selain itu, kegiatan menghirup lem ini sudah menjadi hal yang biasa
dalam kehidupan anak jalanan Maroko.2 Dalam sebuah adegan dimana
Boubker masuk kedalam sebuah toko material, Boubker bermaksud untuk
membeli paku yang akan digunakan untuk membuat miniatur kapal tempat
jenazah untuk Ali, namun sang pemilik toko langsung menyodorkan
sekaleng lem kepadanya. Selain itu, dapat pula kita lihat di beberapa adegan
dimana para anak jalanan kerap diteriaki sebagai “glue sniffer” oleh
masyarakat. Pemilihan lem sebagai media pelarian dan pelampiasan impian
anak jalanan dikarenakan harga lem yang bisa dikatakan jauh lebih murah
dibanding zat adiktif lain.
d. PROSTITUSI
Selain kehidupan kota yang keras, kehidupan jalanan yang brutal dan
tidak ramah pada anak jalanan, film ini juga mencoba mengangkat realita
dunia pelacuran. Dalam film ini diceritakan bahwa Ali Zaoua sebenarnya
bukanlah anak sebatang kara yang ditelantarkan dijalanan, Ali Zaoua
dianggap sebagai “pangeran” oleh teman-temannya karena ia berbeda, ia
2 Pascale Herter, “Child Glue Sniffer Rises in Marocco”, www.sermonindex.net, diakses pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 14.25 WIB.
12
bukanlah “anak buangan”. Ali masih mempunyai seorang ibu yang masih
hidup dan menyayanginya. Ali kabur dari rumah dan memilih hidup
dijalanan karena tidak terima dengan profesi ibunya sebagai pelacur. Ali
juga tidak tahan dengan cacian yang kerap dilontarkan masyarakat karena
profesi ibunya. Digambarkan dalam film ini, sosok ibu Ali Zaoua sebagai
seorang pelacur yang sabar dan menyayangi anaknya. Digambarkan juga
pengorbanan ibu Ali Zaoua menjadi pelacur demi menafkahi anaknya. Sang
ibu menginginkan Ali Zaoua mendapatkan hal-hal terbaik yang dapat
diberikan oleh seorang ibu.
e. PEMBUNUHAN ANAK OLEH ANAK
Diceritakan dalam film ini bahwa tokoh Ali Zaoua meninggal
dikarenakan terkena lemparan batu dari dekat yang dilakukan oleh salah
seorang anak jalanan lain, ketika mereka diserang oleh genk Dib. Peristiwa
pembunahan Ali Zaoua yang tanpa sengaja ini ingin mengangkat realita
pembunuhan terhadap anak jalanan yang kerap dipandang bukan sebagai hal
yang besar.
f. HUBUNGAN IBU DAN ANAK
Penggambaran hubungan ibu dan anak yang biasa disajikan dengan
cerita yang indah, dimana ibu biasanya mengasihi sang anak, menjaga dan
merawatnya dengan penuh cinta, serta sang anak yang penurut dan sayang
kepada ibunya, disajikan dengan cara yang berbeda di dalam film ini. Jika
kita ikuti dengan seksama, awalnya pikiran kita diarahkan pada penelantaran
yang dilakukan oleh para orang tua pada anak-anak jalanan di Casablanca.
Setelah itu, disajikan juga tokoh ibu Ali Zaoua yang awalnya terlihat seperti
tidak peduli dengan keadaan Ali yang lebih memilih menjadi anak jalanan.
Belakangan kita baru tahu bahwa ternyata sosok ibu Ali Zaoua memang
mempunyai naluri keibuan, dicerminkan dari perlakuannya terhadap Omar.
Omar yang haus akan kasih sayang seorang ibu mendatangi kediaman ibu
Ali dan sang ibu memperlakukannya seperti anaknya sendiri.
13
g. TEEN VIOLENCE
Kekerasan yang dilakukan oleh remaja dapat kita lihat dalam banyak
adegan di film ini. Adegan penyerbuan genk anak jalanan terhadap Ali
Zaoua, Boubker, Omar dan Kwita yang berimplikasi pada kematian Ali.
Adegan perkelahian antar Omar dan Kwita. Adegan ketika Kwita mencopet
dompet seorang mahasiswi, serta adegan-adegan lain yang mencerminkan
kekerasan yang dilakukan para anak jalanan yang dilatarbelakangi oleh
labilnya jiwa mereka serta perlawanan dan pertahanan diri mereka terhadap
dunia jalanan yang keras.
h. ANAK JALANAN
Kehidupan anak jalanan dipaparkan dengan jelas di dalam film ini.
Kekerasan serta pelecehan sexual yang mereka alami seperti sodomi,
pemerasan, bahkan pembunuhan. Kegiatan melawan hukum yang kerap
mereka lakukan seperti mencopet, mencuri, serta melakukan aksi-aksi
criminal lainnya.
i. TRADISI PEMAKAMAN
Salah satu hal yang menjadi inti dari film ini adalah usaha teman-
teman Ali untuk menguburkan Ali dengan layak seperti orang-orang lain.
Namun, hal tersebutlah ternyata sangatlah tidak mudah karena adanya
beberapa faktor yang menjadi penghalang seperti faktor ekonomi serta faktor
tradisi, disebutkan di dalam salah satu adegan film ini yaitu ketika Kwita
mendatangi sebuah pemakaman dan bertemu seorang anak kecil. Anak itu
berkata bahwa, hanya orang yang ‘murni’ saja yang boleh dimakamkan di
sini. Situasi ini erat hubungannya dengan keadaan sosial di Maroko dimana
banyak para Yahudi yang pindah beragama Islam3 karena adanya
pendeskriminasian serta seringnya terjadi pembunuhan terhadap kaum
Yahudi.4
3 David Corcos,”The Jews of Morocco under the Marinides”, The Jewish Quarterly Review, New Series, (University of Pennsylvania Press, 1964), hlm. 55-604 Mercedes García-Arenal,“Les Bildiyyīn de Fès, un groupe de néo-musulmans d'origine juive”, Studia Islamica, (Maisonneuve & Larose, 1987), hlm. 113.
14
j. JUVENILE DELINQUENT
Kenakalan Remaja yang terepresentasi dalam film ini kemungkinan
disebabka oleh dua faktor utama.5 Yang pertama adalah keadaan keluarga
mereka, kebanyakan anak-anak jalanan adalah anak buangan hasil hubungan
di luar nikah, ataupun anak yang ditinggal oleh orang tuanya yang tidak mau
menghidupi. Yang kedua adalah karena tingkat kemiskinan di Maroko yang
menyebabkan anak-anak tersebut memilih untuk hidup miskin dan bebas,
dibanding harus hidup miskin dan dikekang oleh orang tuanya. Pemikiran
hidup miskin tetapi bebas itulah yang menyebabkan anak-anak memilih
jalanan sebagai tempat yang cocok untuk hidup.
Untuk kasus yang pertama, dapat dilihat dalam film ini dari kisah
hidup Ali yang merupakan anak seorang wanita tuna susila yang ditinggal
pergi oleh pasangannya, sehingga harus membesarkan anaknya sendirian.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
5 Danna Sharon Mandel, “What Causes Juvenile Delinquency?”, http://www.filthylucre.com/xmlrpc.php, diakses pada 22 Mei 2010 pukul 14.00 WIB
15
Corcos, David.1964.”The Jews of Morocco under the Marinides”, The Jewish Quarterly
Review, New Series.University of Pennsylvania Press.
García-Arenal, Mercedes.1987.“Les Bildiyyīn de Fès, un groupe de néo-musulmans
d'origine juive”, Studia Islamica.Maisonneuve & Larose.
Website
Kulla, Cody.” Why is There a Rise in Child Deliquency Today?”, http://www.associatedcontent.com/article/81771/the_causes_of_juvenile_delinquency.html
Mandel, Danna Sharon.“What Causes Juvenile Delinquency?”.
http://www.filthylucre.com/xmlrpc.php, diakses pada 22 Mei 2010 pukul 14.00
WIB
“Marocco, Poverty and Wealth”
http://www.nationsencyclopedia.com/economies/index.html, diakses pada
tanggal 22 Mei 2010 pukul 15.00 WIB.
Herter, Pascale.“Child Glue Sniffer Rises in Marocco”, www.sermonindex.net, diakses
pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 14.25 WIB.
16