review

69
Kerangka Dasar dan Penyusunan Laporan Keuangan Tujuan dan Peranan Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: 1. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya 2. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan 3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan 4. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informaL yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangan dan tidak mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu. Dalam hal terdapat pertentangan antara kerangka dasar dan standar akuntansi keuangan, maka ketentuan standar akuntansi keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini. Namun berhubung kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di masa

Upload: budi-kurniawan

Post on 09-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dgsdg

TRANSCRIPT

Page 1: Review

Kerangka Dasar dan Penyusunan Laporan Keuangan

Tujuan dan Peranan

Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian

laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk

digunakan sebagai acuan bagi:

1. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya

2. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur

dalam standar akuntansi keuangan

3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan

4. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informaL yang disajikan dalam laporan

keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangan dan tidak mendefinisikan standar

untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu. Dalam hal terdapat pertentangan

antara kerangka dasar dan standar akuntansi keuangan, maka ketentuan standar akuntansi

keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini. Namun berhubung

kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi komite penyusun standar akuntansi

keuangan dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di masa depan dan dalam

peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan yang berlaku, maka banyaknya kasus

konflik tersebut akan berkurang dengan berjalannya waktu.

Ruang Lingkup

Kerangka dasar ini membahas tentang :

1. tujuan laporan keuangan

2. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan

3. definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan dan

4. konsep modal serta pemeliharaan modal.

Page 2: Review

Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk laporan

keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun

sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini

memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam

laporan keuangan. Namun banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai

sumber utama informasi keuangan, karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan

disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan

khusus seperti prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak

termasuk dalam kerangka dasar ini.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus

dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta

pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan bagi semua jenis perusahaan komersial, baik

sektor publik maupun sektor swasta. Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang laporan

keuangannya digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai

sumber utama informasi keuangan perusahaan.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,

pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-

lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi

beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :

Investor : Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang

melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan

informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi

Page 3: Review

tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk

menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Karyawan : Karyawan tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

Pemberi pinjaman : Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh

tempo.

Pemasok dan kreditur usaha lainnya : Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan

informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan

dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang

waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman.

Pelanggan : Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup

perusahaan, terutama jika terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada,

perusahaan.

Pemerintah : Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun

statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

Masyarakat : Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi

kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian

aktivitasnya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak

sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Manajemen perusahaan

memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan.

Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

Page 4: Review

meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang

membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan

keputusan. Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan isi informasi

tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun demikian, pelaporan

informasi semacam itu berada di luar ruang lingkup kerangka dasar ini. Bagaimanapun juga,

laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada informasi yang digunakan manajemen

tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.

Tujuan Laporan Keuangan :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja setiap perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomik

2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan

tidak menyediakan semua informasi keuangan yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari

kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan

3. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawaban manajemen

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

4. Memberikan pengungkapan mengenai informasi lain yang berkaitan dengan laporan

keuangan, misalnya informasi mengenai kebijakan akuntansi yang diatur perusahaan, seperti

penentuan metode depresiasi dan penilaian persediaan.

Page 5: Review

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

A. LAPORAN KEUANGAN

Laporan keungan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan

beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas.

1. Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

- Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode.

- Laporan laba rugi komprehensif selama periode.

- Laporan arus kas selama periode.

- Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi

penjelasan lain, dan

- Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrosfektif atau membuat penyajian kembali pos-

pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2. Karakteristik Umum

a. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan Terhadap SAK

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus

kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari

transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,

liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap

menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Entitas yang laporan keuangannya telah

patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan

terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa

Page 6: Review

laporan keuangan telah patuh terrhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebu telah patuh

terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang disyaratkan

dalam SAK.

B. STRUKTUR DAN ISI

1. Identifikasi laporan Keuangan

Entitas mengidentifikasi laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari

informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. Entitas mengidentifikasikan secara jelas

setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas menyajikan

informasi berikut ini secara jelas, dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:

a) Nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan informasi

dari akhir periode laporan sebelumnya.

b) Apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas.

c) Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang di cakup oleh laporan keuangan atau

catatan atas laporan keuangan.

d) Mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52: Mata Uang Pelaporan, dan

e) Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.

2. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos, berikut: aset

tetap, property investasi, aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi dengan menggunakan

metode ekuitas, persediaan, piutang dagang dan piutang lainnya, kas dan setara kas, total aset

yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijal dan aset yang termasuk dalam

kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan, utang

dagang dan terutang lain, provisi, liabilitas keuangan, liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagai

mana didefinisikan dalam PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan, liabilitas dan aset pajak

tangguhan, liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasi sebagai dimiliki

untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009), kepentingan non pengendali disajikan sebagai

bagian dari ekuitas, dan modal saham dan cadangan yng dapat diatribusikan kepada pemilik

entitas induk.

Page 7: Review

3. Laporan Laba Rugi Komprehensif

Entitas menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode:

a) Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

b) Dalam bentuk dua laporan:

- Laporan yang menunjukan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan

- Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukan komponen pendapatan komprehensif

lain (laporan laba rugi komprehensif).

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi komprehensif

minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut periode:

a) Pendapatan;

b) Biaya keuangan;

c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan

metode ekuitas;

d) Beban pajak;

e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari; laba rugi setelah pajak dari operasi yang

dihentikan dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai

wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan

dalam rangka operasi yang dihentian).

f) Laba rugi;

g) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang dilasifikasikan sesuai dengan sifat.

h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat

dengan menggunakan metode ekuitas, dan

i) Total laba rugi komprehensif.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukan:

a) Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukan secara terpisah total

jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non

pengendali.

Page 8: Review

b) Untuk tiap komponen ekuitas pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara

retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan;

c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir

periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari; laba rugi,

masing-masing pos pendapatan komprehensif lain, dan transaksi dengan pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan

distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak

menyebabkan hilang pengendalian.

5. Laporan Arus kas

Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai

kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam

menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas mengatur persyaratan

penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.

6. Catatan Atas Laporan Keuangan

Struktur catatan atas laporan keuangan, sebagai berikut:

a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi

tertentu yang digunakan.

b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan dibagian

manapun dalam laporan keuangan, dan

c) Memberikan informasi yang tidak disajikan dibagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi

informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas

membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi

komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas, dan laporan

arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.

7. Pengungkapan lain

Page 9: Review

Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Jumlah dividen yang

diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyesuaian laporan keuangan tetapi tidak diakui

sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah dividen per lembar saham;dan b)

jumlah dividen preferen komulatif yang tidak diakui. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini,

jika tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam informasi yang dipublikasikan bersama

dengan laporan keuangan: a) domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor

pusat entitas (atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor), b) keterangan

mengenai sifat operasi dan kegiatan utama, c) nama entitas induk dan nama entitas induk

terakhir dalam kelompok usaha, dan d) bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi

tentang lama umur entitas.

Page 10: Review

LAPORAN ARUS KAS

Pengertian Laporan Keuangan Arus Kas - Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan

keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan

kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu

perusahaan selama satu periode.

Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau

setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan

bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan

dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :

1. Cash inflow

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas

(penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:

• Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.

• Penagihan piutang dari penjualan kredit.

• Penjualan aktiva tetap yang ada.

• Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.

• Pinjaman/hutang dari pihak lain.

• Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2. Cash out flow

Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban

pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :

• Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.

• Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.

• Pembelian aktiva tetap.

• Pembayaran hutang-hutang perusahaan.

Page 11: Review

• Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.

• Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode

tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu

perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan

dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus

masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas

yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham.

Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran

bunga dan pajak.

Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan

perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah,

gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau

penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.

Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor

yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan

mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan

pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham

seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah

mencakup pembayaran pokok pinjaman.

Page 12: Review

PERSEDIAAN

Persediaan adalah barang yang dimiliki  untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya

dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan,

perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri

memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan

persediaan barang jadi (siap untuk dijual).

Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik

laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan.

Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan

Rugi/Laba maupun neraca.

Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya

Harga Pokok Penjualan (HPP).

HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH– PERSEDIAAN AKHIR

Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode

sebagai berikut :

1. Metode Pisik/Periodik (Periodik/Phisical Inventory System)

Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi

melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-

masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan  dan

Retur penjualan.

Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock

Opname).

Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi

system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai  posisi

persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung  operasional.

Laporan neraca  dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.

2. Metode Perpetual  (Continual Inventory System)

Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang

mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang

sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat

Page 13: Review

jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan

harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan

menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik  untuk di print_out maupun

secara visual.

Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun

tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan  fisik dengan catatan buku.

Penilaian Persediaan

Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :

Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.

Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca)

Page 14: Review

ASET TETAP

1. Karakteristik asset tetap

- Asset tetap adalah asset yang bersifat jangka panjang atau secara relative memiliki sifat

permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Asset ini merupakan asset berwujud

karena memiliki bentuk fisik.

- Asset ini dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak di jual sebagai bagian dari kegiatan

operasi normal.

ü Penggolongan biaya

- Jika barang yang dibeli bersifat jangka panjang, maka barang tersebut harus dikapitalisasi,

artinya harus ditampilkan dalam neraca sebagai asset.

- Jika bersifat jangka pendek, maka biaya harus dilaporkan sebagai beban di laporan laba/rugi

- Biaya yang dikapitalisasikan biasanya diharapkan akan habis lebih dari satu tahun.

- Jika asset juga digunakan untuk tujuan produktif, yang melibatkan kegunaan atau manfaat

berulang-ulang maka asset tersebut digolongkan sebagai asset tetap, seperti tanah, gedung, atau

peralatan.

- Suatu asset tidak perlu digunakan secara teratur untuk menjadi asset tetap. Sebagai contoh,

peralatan yang siap digunakan pada saat terjadi kerusakan pada peralatan yang biasa dipakai atau

pada saat periode penuh termasuk dalam asset tetap.

- Aseet tetap yang telah ditinggalkan atau tidak digunakan lagi tidak dimasukan sebagai asset

tetap.

- Asset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak ditawarkan untuk dijual kembali.

- Asset yang bersifat jangka panjang dan disimpan untuk dijual kembali tidak digolongkan

sebagai asset tetap, tetapi harus di sajikan di neraca dalam bagian investasi. Sebagai contoh,

tanah yang belum dikembangkan dan diperoleh sebagai investasi untuk di sewakan dan dijual

kembali akan di golongkan sebagai investasi, bukan tanah (asset tetap).

ü Biaya aset tetap

Ø Biaya perolehan asset tetap mencakup seluruh jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan

asset hingga siap digunakan.

Page 15: Review

- Biaya umum untuk memperoleh asset tetap, biaya ini harus dicatat dengan mendebit akun asset

tetap terkait seperti tanah, gedung, pengembangan tanah,atau mesin dan peralatan.

- Biaya-biaya yang tidak perlu dan tidak meningkatan kegunaan asset dicatat sebagai beban.

ü Pengeluaran Modal dan Pendapatan

Saat asset telah diperoleh dan siap digunakan, pengeluaran dapat terjadi untuk perawatan

pan perbaikan biasa, untuk meningkatkan nilai asset atau untuk perbaikan luar biasa yang dapat

memperpanjang masa kegunaan asset. Pengeluaran yang berguna untuk periode berjalan disebut

pengeluaran pendapatan (revevue expenditure). Pengeluaran yang meningkatkan nilai asset atau

mamperpanjang masa kegunaan asset disebut pengeluaran modal (capital expenditure)

Perawatan dan perbaikan biasa

Pengeluaran yang terkait dengan perawatan dan perbaikan asset tetap yang dicatat

sebagai beban periode berjalan,disebut pengeluaran pendapatan dan dicatat sebagai kenaikan

pada beban perbaikan dan perawatan.

Peningkatan Nilai Asset

Setelah asset tetap disiapkan. Pengeluaran dapat terjadi untuk meningkatkan nilai asset.

Pengeluaran semacam ini di sebut pengeluaran modal dan dicatat sebagai kenaikan pada akun

asset tetap.

Perbaikan Luar Biasa

Setelah asset tetap disiapakan, pengeluaran dapat terjadi untuk memperpanjang masa

kegunaan asset.

ü Sewa Aset Tetap

- Sewa adalah suatu perjanjian atas pengunaan asset dalam periode waktu tertentu.

- Ada dua pihak di dalam sewa yaitu:

1. Pemberi sewa (lessor)

2. Penyewa (lessee)

- Penyewa berkewajiban untuk melakukan pembayaran sewa secara berkala selama masa sewa.

- Sewa akan dicatat oleh penyewa sebagai modal (capital lease) atau sebagai sewa operasi

(operating lease)

- Sewa modal (capital lease) dicatat ketika penyewa seolah-olah membeli asset yang

bersangkutan. Penyewa mendebitkan akun asset sebesar nilai pasar asset dan mengkreditkan

akun kewajiban sewa jangka panjang.

Page 16: Review

DEPRESIASI

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa

manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.

Faktor Depresiasi

Depresiasi didasarkan pada 3 faktor :

1. harga perolehan : biaya yang dikeluarkan sampai aktiva siap digunakan

2. nilai sisa : jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual atau ditarik dari

penggunaannya

3. masa manfaat : jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.

a. factor fisik contoh : kerusakan

b. factor ekonomi, yaitu: 1) ketidaklayakan : apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi

perusahaan tertentu karena permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat.2)

penggantian, penggantian suatu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien.

Metode depresiasi

1. metode garis lurus (straight line method)

berdasarkan metode ini bagian yang sama dari harga perolehan aktiva (diatas nilai

sisanya) dialokasikan ketiap periode yang menggunakannya. Biaya depresiasi perperiode

dinyatakan sebagai :

- harga perolehan – nilai sisa

- taksiran umur manfaat

2. metode unit produksi (unit of production method)

Depresiasi dihitung berdasarkan pada unit output atau unit produksinya missal jam, kg

depresiasi = depresiasi perunit x pemakaian

depresiasi = harga perolehan – nilai sisa x pemakaian

umur taksiran (dalam unit)

Page 17: Review

3. metode saldo menurun ganda (double declining method)

Dalam menghitung depresiasi dengan metode ini tidak diakui adanya nilai sisa. Berdasar

metode ini tariff depresiasi garis lurus tanpa nilai sisa dikalikan dua dan dipakai untuk

menentukan depresiasi saldo menrun ganda dengan cara mengalikan tariff yang telah dikalikan

dua tersebut dengan nilai buku aktiva pada tiap awal periode

nilai buku awal tahun x tariff depresiasi = biaya depresiasi

tariff depresiasi = 100% x 2

taksiran umur manfaat

4. metode jumlah angka tahun (sum of year)

Jumlah depresiasi dihitung berdasarkan pada serangkaian angka pecahan yang

denominator atau penyebutnya diambil dari jumlah rentetan angka tahun tersebur. Angka tahun

yang terbesar digunakan sebagai numerator atau pembilang dari angka pecahan untuk depresiasi

tahun pertama.

harga perolehan – nilai sisa x pecahan angka tahun = biaya depresiasi

Page 18: Review

PROPERTI, INVESTASI, SEWA

Aset tetap adalah aset berwujud yang (a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif

dan (b) diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode (PSAK 16.06)

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau

keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan

rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk (a) digunakan dalam produksi

atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau (b) dijual dalam kegiatan

usaha sehari-hari (PSAK 13.05)

PSAK 58, Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

menyatakan bahwa : “Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)

sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi

penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut.”

Aset Tetap VS Properti Investasi

Suatu perusahaan membangun bangunan dengan 6 lantai untuk disewakan . Apakah bangunan

ini aset tetap atau properti investasi?

Suatu perusahaan membangun bangunan dengan 6 lantai untuk disewakan . Apakah bangunan

ini aset tetap atau properti investasi?

Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa aset tidak lancar (misalnya tanah dan bangunan)

diklasifikasikan sebagai aset tetap jika digunakan selama lebih dari satu tahun dan digunakan

untuk menghasilkan produk atau jasa dalam operasi utama perusahaan.

Sedangkan properti investasi adalah aset tidak lancar (properti) yang dikuasai perusahaan untuk

menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, tetapi tidak untuk digunakan

dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Page 19: Review

Perhatikan, terdapat kesamaan di dalam definisi aset tetap dan properti investasi, yaitu kata

“rental”.

Jika perusahaan menyewakan (merentalkan) suatu aset tidak lancar, kapan aset tersebut diakui

sebagai aset tetap? Kapan diakui sebagai properti investasi?

Untuk mengetahui kapan “rental” merupakan aktivitas operasi utama dan kapan “rental” bukan

merupakan operasi utama, PSAK 13 memberikan panduan untuk membedakannya..

PSAK 13 paragraf 6-15 menyediakan panduan implisit dalam mengklasifikasikan suatu aset

tidak lancar sebagai properti investasi atau aset tetap yang akan saya sajikan secara singkat

berikut ini.

Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar sebagai

properti investasi atau aset tetap:

Dalam PSAK 13 paragraf 7 (selanjutnya disingkat menjadi PSAK 13.XX, di mana XX

merupakan paragraf, jadi contohnya PSAK 13.07) disebutkan bahwa properti investasi

menghasilkan arus kas yang sebagian besar tidak bergantung pada aset lain yang dikuasai oleh

entitas. Misalnya, perusahaan multinasional seperti Trans Corp. (yang beberapa propertinya

antara lain Trans Studio Mall dan Trans Luxury Hotel di Bandung, numpang promosi.. hehe.. )

membeli sebuah bangunan di Jakarta. Jika Trans menyiapkan bangunan tersebut secara

signifikan dalam rangka agar dapat dioperasionalkan sebagai pusat perbelanjaan yang memadai

(dijadikan mall), maka bangunan merupakan aset tetap bukan properti investasi. Tapi jika Trans

hanya menyewakan saja bangunan tersebut kepada merchant-merchant untuk berdagang, tanpa

menyediakan bangunan tsb dengan fasilitas yang memadai untuk dijadikan pusat perbelanjaan,

maka properti tersebut adalah properti investasi. Persyaratan ini disebut dengan Independence of

Generation of cash flow (atau disingkat Generation of cash flow).

Jadi, secara konseptual, generation of cash flow merupakan kriteria untuk menentukan apakah

suatu properti digunakan untuk kegiatan operasional atau bukan. Kalau perusahaan menyediakan

Page 20: Review

fasilitas yang signifikan agar bangunan dapat digunakan untuk dioperasikan sebagai pusat

perbelanjaan maka bangunan tersebut adalah aset tetap karena dengan fasilitas yang signifikan

berarti perusahaan menjalankan usaha pengelolaan pusat perbelanjaan.

Tapi kalau fasilitas untuk melengkapi bangunan tidak signifikan, berarti bangunan tersebut

diibaratkan “bangunan kosong” yang hanya disewakan. Sehingga bangunan diklasifikasi sebagai

properti investasi.

Penentuan signifikansi fasilitas atau aset lain yang terdapat di dalam suatu bangunan atau

properti tergantung dari judgement profesional (penyusun laporan keuangan).

Masih dengan contoh bangunan yang digunakan sebagai pusat perbelanjaan. Di dalam pusat

perbelanjaan biasanya akan terdapat sarana dan prasarana pendukung, seperti ruangan-ruangan

toko, kios, eskalator, lift, toilet, dan lain-lain. Signifikan atau tidaknya fasilitas yang diberikan

tergantung dari apakah Trans menyediakan secara signifikan fasilitas pusat perbelanjaan yang

diperlukan, misalnya Trans dapat membangun eskalator, lift, toilet, dan ruangang-ruangan untuk

toko, tetapi pedagang yang hendak berdagang dengan kios harus menyediakan sendiri kiosnya.

Dalam kasus demikian dapat disimpulkan Trans menyediakan fasilitas yang signifikan , sehingga

bangunan diklasifikasikan sebagai aset tetap.

Tapi kalau Trans hanya menyewakan bangunan kepada pengelola pusat perbelanjaan , dan

manajemen pusat perbelanjaan yang mengadakan dan mengelola seluruh fasilitas pusat

perbelanjaan, maka bangunan diklasifikasikan sebagai properti investasi.

Mall dengan sarana dan prasarananya

Mall dengan sarana dan prasarananya

PSAK 13.11 menyatakan bahwa suatu properti diperlakukan sebagai properti investasi jika

entitas menyediakan jasa tambahan yang tidak signifikan terhadap penghuni properti yang

dimilikinya. Persyaratan ini adalah terkait signifikansi jasa tambahan (Significance of ancillary

Page 21: Review

services). Serupa dengan Generation of cash flow, hanya saja dalam persyaratan ini, yang diukur

signifikansinya adalah “jasa tambahan” yang diberikan perusahaan.

Contoh, misalnya masih dalam kasus pusat perbelanjaan. Jasa yang diberikan perusahaan

pengelola pusat perbelanjaan antara lain misalnya jasa customer service, tata ruang bangunan

toko, cleaning service, sekuriti, dan lain-lain. Kalau Trans menyediakan seluruh jasa tersebut,

berarti bangunan diklasifikasikan sebagai aset tetap karena diasumsikan Trans menjalankan

usaha pengelolaan pusat perbelanjaan menggunakan bangunan tersebut. Tetapi kalau Trans,

misalnya, hanya menyediakan jasa customer service dan sekuriti maka diasumsikan jasa

tambahan yang diberikan tidak signifikan sehingga bangunan diperlakukan sebagai properti

investasi.

Dalam definisi properti investasi terdapat “…yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui

sewa pembiayaan)” sehingga mensyaratkan properti investasi dikuasai atau disewa dalam suatu

kontrak finance lease. Jadi, hanya properti yang dibeli atau disewa dalam sewa pendanaan

(finance lease) yang boleh diklasifikasikan sebagai properti investasi.

Ketiga kriteria pengklasifikasian properti investasi harus terpenuhi (properti dapat menghasilkan

arus kas secara independen dari aset yang lain, jasa tambahan yang diberikan tidak signifikan,

dan dikuasai atau dilease melalui finance lease) agar suatu properti dapat diklasifikasikan sebagai

properti investasi.

Kalau salah satu dari ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka bisa jadi properti terkait

merupakan aset tetap. Judgement diperlukan untuk menganalisis properti tersebut apakah aset

tetap atau properti investasi.

Satu Properti terdiri dari Aset Tetap dan Properti Investasi

Entitas bisa saja memiliki satu bangunan yang digunakan untuk berbagai kegiatan. Jadi, dalam

satu bangunan bisa terdapat aset tetap dan juga properti investasi. Sebagai contoh, sebuah

bangunan dibeli oleh yayasan untuk dijadikan universitas. Bangunan tersebut memiliki sepuluh

Page 22: Review

lantai: lantai dasar merupakan foodcourt dan sisanya digunakan untuk sarana perkuliahan.

Bagaimana mengklasifikasikan bangunan universitas ini menjadi aset tetap atau properti

investasi?

Bangunan tersebut dapat diklasfikasi menjadi dua jenis aset: aset tetap dan properti investasi jika

bagian properti dapat dijual atau dilease (finance lease) kepada pihak lain maka bagian properti

tersebut merupakan properti investasi. Namun jika bagian dari properti tidak dapat dijual atau

dilease (finance lease), bagian properti tersebut diklasifikasikan sebagai properti investasi hanya

jika bagian tersebut jumlahnya signifikan dibandingkan bagian yang digunakan untuk operasi

utama perusahaan.

Dalam kasus universitas tersebut, karena bagian foodcourt tidak signifikan (hanya sebagian dari

lantai dasar) dibandingkan bagian properti yang digunakan untuk aktivitas perkuliahan (9 lantai),

maka keseluruhan bangunan diklasifikasikan sebagai aset tetap.

Aset Tetap vs Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Terakhir, aset tidak lancar juga dapat diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki

untuk dijual.

Misalnya, masih melanjutkan kasus Trans, Trans memiliki bangunan yang dijadikan pusat

perbelanjaan (diasumsikan bangunan diklasifikasikan sebagai aset tetap). Namun, karena

rendahnya penghasilan yang diperoleh dari pengoperasian bangunan tersebut, Trans berencana

untuk menjual bangunan itu. Apakah bangunan tersebut diklasfikasikan sebagai aset tetap atau

aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual?

Untuk menentukan apakah suatu aset diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, aset tidak

lancar harus merupakan aset tidak lancar yang jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama

melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut (PSAK 58.08)

Page 23: Review

Aset tidak lancar yang nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan

adalah aset yang berada dalam keadaan dapat dijual dengan syarat-syarat yang biasa dan umum

diperlukan dalam penjualan aset dan penjualannya harus sangat mungkin terjadi (PSAK 58.09)

Agar penjualan sangat mungkin terjadi, maka:

manajemen di tingkat yang sesuai harus berkomitmen terhadap rencana penjualan aset dan

memulai program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan rencana tersebut

aset harus dipasarkan secara aktif pada harga yang pantas sesuai dengan nilai wajarnya kini

penjualan akan dilakukan dalam waktu 1 tahun setelah tanggal klasifikasi

tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana penjualan aset mengindikasikan bahwa

tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana tersebut (PSAK 58.10)

Seluruh kriteria tersebut harus terpenuhi agar aset dapat diklasifikasikan sebagai aset tdk lancar

yang dimiliki untuk dijual.

Tetapi, mungkin Trans tidak dapat menyelesaikan penjualan aset dalam 1 tahun (kriteria 3 di

atas) mungkin karena Trans sedang membangun pusat perbelanjaan baru sehingga bangunan

yang akan dijual masih tetap digunakan atau karena kondisi pasar yang kurang kondusif

sehingga bangunan memerlukan waktu lebih lama untuk terjual. Lalu, apakah bangunan tsb tetap

dapat diklasifikasikan sbg dimiliki untuk dijual?

PSAK 58 memberikan panduan implementasi untuk membantu kita menerapkan kriteria-kriteria

dalam paragraf 9 dan 10.

Dalam pedoman ilustrasi, contoh 1 terdapat panduan bilamana entitas menunda penjualan aset

hingga entitas menyelesaikan konstruksi bangunan baru. Penundaan waktu pengalihan gedung

yang ditentukan oleh entitas (sebagai penjual) menunjukan bahwa gedung tidak tersedia untuk

segera dijual. Sehingga bangunan tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.

Page 24: Review

PENDAPATAN LABA RUGI BERSIH

Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.(wikipedia.org).

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan.

Peran dari laporan laba rugi adalah sebagai sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan serta  mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.Dalam laporan rugi laba terdapat beberapa istilah yang sering digunakan. Istilahistilah tersebut adalah sebagai berikut:1. Pendapatan (Revenue)Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan.2. Biaya (Expense)Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan.3. Penghasilan (Income)Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biayabiaya. Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.4. laba (profit)Adalah kenaikan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu  kecuali kenaikan modal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik, seperti pada laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap.5. Rugi (Loss)Adalah penurunan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu kecuali yang timbul dari biaya atau distribusi pada pemilik, seperti pada rugi penjualan surat berharga.

6. Harga Perolehan (Cost)Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva, seperti pada pembelian mesin, dan pembayaran uang muka sewa. Dalam akuntansi biaya harga perolehan juga dapat berarti harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang

Bentuk Laporan Laba Rugi

Page 25: Review

Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua model sebagai berikut:1. Bertahap (Multiple Step)Bentuk  multiple step adalah bentuk laporan laba rugi di mana dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap pendapatanpendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan tertentu sehingga bisa dihitung  penghasilan-penghasilan sebagai berikut:

Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan. Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha.  Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan

dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya di luar usaha.  Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi

pajak penghasilan. Penghasilan bersih dari elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak

ditambah dan/atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa.

2. Single StepDalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara: 

Pendapatan-pendapatan dan laba-laba  Biaya-biaya dan kerugian-kerugian.

Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:Pendapatan dari penjualan               Dikurangi Beban pokok penjualanLaba/rugi kotor              Dikurangi Beban usahaLaba/rugi usaha             Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lainLaba/rugi sebelum pajak             Dikurangi Beban pajakLaba/rugi bersih

KEBIJAKAN AKUNTANSI

Page 26: Review

Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen

dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan

secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk

pembuatan laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan

dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan

atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang

paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk

keadaan keuangan dan hasil operasi.

B. Tujuan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi:

1. relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; dan

2. dapat diandalkan, dengan pengertian: mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi

keuangan organisasi; menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan

tidak semata-mata bentuk hukumnya; netral yaitu bebas dari berpihakan; mencerminkan kehati-

hatian; dan mencakup semua hal yang material.

C. Sifat Dasar Informasi Akutansi

Ciri-ciri dasar informasi akuntansi adalah informasi itu tersedia untuk umum dengan

sedikit biaya/tidak sama sekali, biaya publikasi dan produksinya ditanggung perusahaan.

Beberapa teori akuntansi dapat berfokus pada masalah khusus, seperti preferensi manajemen,

akuntan, perorangan, atau pasar, atau kelompok lain. Tetapi, kebijakan akuntansi nasional harus

mempertimbangkan kesejahteraan sosial yang lebih luas.

D. Keseragaman Dan Keterbandingan

Page 27: Review

Keseragaman (uniformity) sering dianggap untuk kepentingan sendiri. Tujuan yang

sebenarnya haruslah keterbandingan (komparabilitas). Dalam hal tidak terdapat bukti satu

prosedur lebih baik daripada prosedur lain, perbedaan prosedur yang digunakan oleh berbagai

perusahaan dalam suatu industri diperkenankan hanya bila kondisi dalam beberapa perusahaan

tidak sama. Karena tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi ekonomi, ada baiknya

perusahaan diperkenankan membuat beberapa pilihan selama para investor dan kreditor tidak

dirugikan dari tindakan itu. Akibatnya, disarankan kebijakan akuntansi harus berdasarkan

pertimbangan teknis sehingga tidak berat sebelah terhadap pihak-pihak berkepentingan.

E. Pertimbangan Kebijakan Akuntansi

Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan

penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:

1. Pertimbangan Sehat

Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam

penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia

atau disembunyikan.

2. Substansi Mengungguli Bentuk

Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan

hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau

kejadian.

3. Materialitas

Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang

mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan.

Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi

yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun

antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar

laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu

pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah

digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan

lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih.

Page 28: Review

F. Kebijakan Akutansi Bagi Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan mengandung informasi bagi pemakai yang berbeda-beda, seperti

pemegang saham, kreditur dan karyawan. Pemakai penting lain meliputi pemasok, pelanggan,

organisasi perdagangan, analis keuangan, calon investor, penjamin, ahli statistik, ahli ekonomi,

petugas pajak dan pihak yang berwenang membuat peraturan.

G. Kebijakan Akuntansi

1. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Bapepam dan LK)

Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan

(historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain,

sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain

persediaan yang dinyatakan sebesar nilai uang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai

realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Laporan keuangan konsolidasi ini

disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan

mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah

mata uang Rupiah (Rp).

2. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak

perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50 %, baik langsung

maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan

keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak

perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat

Page 29: Review

pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan

akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang

mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.

Saldo atas transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belu direalisasi atas

transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha

Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang

sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan

menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam

laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan

keuangan anak perusahaan tersebut.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi

pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan

presentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.

Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan

dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut

yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham

mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk

menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya.

Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus

terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian

pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.

KEWAJIBAN KONTINJENSI

Page 30: Review

Kewajiban kontinjensi adalah:

a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya menjadi pasti

dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak

sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah; atau

b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui

karena:

(i) tidak terdapat kemungkinan besar (not probable ) pemerintah mengeluarkan sumber daya

yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau

(ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Keuntungan kontinjensi

Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima

aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada

akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontoinjensi yang khas adalah :

1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.

2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak

3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan

4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan

Kerugian Kontinjensi

Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian

atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian

kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen. Kewajiban kontijen

(contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak

terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak

yang dibayar, tangal pembayaran, atau keberadaannya.

Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan

menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin.

Page 31: Review

Pengakuan

Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban kini. Walaupun

demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan hukum, dapat

timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu sudah terjadi atau apakah

peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini. Jika demikian halnya, perusahaan menentukan

apakah kewajiban kini telah ada pada tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti

yang tersedia, termasuk misalnya pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan mencakup, antara

lain, bukti tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca. Atas dasar bukti

tersebut, apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada tanggal neraca,

pemerintah mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi. Pengungkapan tidak diperlukan jika

kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Kewajiban kontingensi dapat berkembang ke arah

yang tidak diperkirakan semula. Oleh karena itu, kewajiban kontingensi harus terus-menerus

dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah

besar(probable ). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka manajemen akan mengakui kewajiban

diestimasi dalam laporan keuangan periode saat perubahan tingkat kemungkinan tersebut terjadi,

kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan secara andal. Pengukuran Besaran kewajiban

kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh

pihak yang berkompeten. Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban kontingensi tidak disajikan

pada neraca , namun demikian perusahaan harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada

Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca.

Pengukuran

Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan

pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten

Penyajian Dan Pengungkapan

Page 32: Review

Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus

mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis

kewajiban kontingensi pada tanggal neraca

Pengungkapan tersebut dapat meliputi:

1. karakteristik kewajiban kontingensi;

2. estimasi dari dampak finansial yang diukur;

3. indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu aruskeluar sumber

daya;

4. kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga

AKUNTANSI EKUITAS

Page 33: Review

EKUITAS

Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti kekayaan

bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi total

pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan

kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan

tersebut.pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas

akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian

keuntungan atau karena kerugian.

Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca terdiri dari:

1. Modal disetor, yaitu jumlah setoran pemilik ke perusahaan sebesar nilainominal saham.

Setoran ini akan dilaporkan dalam bentuk modal saham.

2. Tambahan modal disetor, yaitu selisih jumlah setoran yang melebihi nilai nominal saham.

Kelebihan jumlah setoran ini bisa juga disebut denganagio saham.

3. laba ditahan yaitu akumulasi perolehan laba (rugi) sejak perusahaanberdiri sampai dengan

periode terakhir.

Ekuitas pemegang saham mencerminkan kepentingan pemilik atau pemegang saham pada

perusahaan bisnis yang merupakan kepentingan residu(residual interest ) jumlah ekuitas

pemegang saham setiap periode merupakan kumulatif dari kontribusi bersih pemegang saham

ditambah (dikurangi) laba ditahan atau rugi perusahaan. Dengan demikian dua sumber utama

perubahan ekuitas adalah:

1. Kontribusi pemegang saham (modal disetor) dan

2. Laba(penghasilan) yang ditahan oleh perusahaan. Dua komponen ini harus dihitungdan

dilaporkan oleh setiap perusahaan pada setiap akhir periode.ilustrasi 11.1 pada halaman berikut

menunjukkan sumber ekuitas danperubahannya yang biasanya ada di perusahaan.

Pembedaan Modal Setoran Dan Laba Ditahan

Pembedaan antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat penting.

Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba

ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah akhirnya ditotal untuk

Page 34: Review

membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting secara yuridis karena modal

setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan

pada pihak lain, sedangkan laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat

digunakan untuk pembagian deviden.

BENTUK PERUSAHAAN

Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan

terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai

entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun menurut pandangan akuntansi perusahaan

perorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan

entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT

merupakan entitas buatan (artificial entity). Pada bab ini pembahasan ditekankan pada perseroan

terbatas.

Karakteristik Perseroan Terbatas

Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, PT adalah suatu perusahaan yang kepemilikannya

diwujudkan dengan saham. Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh perseroan.

Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan sumber daya (harta) ke perseroan akan

diberikan saham. Mereka disebut pemegang saham.

Perseroan adalah bentuk perusahaan yang kepemilikannya terbagi atas sejumlah saham. Dengan

demikian pemilik dari usaha perseroan adalah lebih dari satu dengan jumlah kepemilikan

tercermin pada jumlah saham yang dipegangnya. Perseroan dapat diklasifikasikan dari segi

kepemilikannya sebagaiberikut

a) Perseroan sektor masyarakat/publikperseroan jenis ini saham-sahamnya dimiliki oleh unit-

unit pemerintahatau operasi bisnis yang dimiliki unit-unit pemerintah.

b) perseroan sektor swasta

i. Bukan saham

Perseroan jenis ini adalah perseroan yang bersifat nirlaba dan tidak menerbitkan saham. Contoh

dari bentuk ini adalah yayasan gereja,yayasan sosial dan sekolah, dll.

ii. Saham

Page 35: Review

Merupakan perseroan yang menerbitkan saham untuk menunjukkankepemilikan. Jadi perseroan

berbentuk saham, kepemilikan padaperusahaan tercermin dalam jumlah saham yang

dipegangnya. Jenisperseroan bentuk ini terbagi menjadi dua yaitu:

• Perseroan tertutup (non-publik): yaitu perseroan yang sahamnya dipegang oleh beberapa

pemegang saham (mungkin satu keluarga)dan tidak tersedia untuk pembelian umum.b)

• Perseroan terbuka (perusahaan publik ): perseroan yangkepemilikannya berbentuk saham dan

saham perseroan inidiperdagangkan pada suatu pasar yang disebut dengan pasar modal.pemilik

atau pemegang saham jenis perseroan bentuk ini bisaberubah-ubah setiap saat, tergantung

penjualan dan pembeliansaham di bursa efek.untuk perusahaan yang berbentuk perseroan,

Perlakuan Akuntansi Dan Pelaporan Saham

Jenis-jenis saham terdapat dua bentuk saham sebagai tanda hak milik pada perusahaan yaitu:

• Saham biasa (common stock ) adalah saham dimana pemegangnya memiliki hak perseroan

secara umum dan pemegangnya menanggung risiko terbatasatas kerugian dan menerima manfaat

bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin akan menerima dividen atau tidak dijamin atas

pembagian ase bila perusahaan dilikuidasi. Namun pemegang saham ini memiliki hak suara

terkait dengan penentuan kebijakan operasional perusahaan

• Saham preferen (preferred stock) adalah saham dimana pemegangnya memiliki hak-hak

istimewa di perusahaan terutama berkaitan dengan pembagian dividen dan pembagian aset saat

perusahaan dilikuidasi. Pemegang saham preferen akan selalu mendapatkan dividen sebesar

prosentase tertentu (tercantum dalam lembar saham preferen) dari nilai pari atau nilai

nominalnya. Namun pemegang saham preferen ini tidak memiliki hak suara dalam hal penentuan

kebijakan operasi perusahaan.

Akuntansi Untuk Penerbitan Saham

a. akuntansi penerbitan saham

untuk memperlihatkan informasi penerbitan saham pada nilaipari/nilai nominal, akun-akun

berikut harus dipertahankan untuk masing-masing saham sebagai berikut :

1. Saham preferen atau saham biasa

Page 36: Review

Akun ini memperlihatkan jenis saham yang diterbitkan dengan nilai parinya.akun ini dikredit

ketika saham pertama kali diterbitkan, dan tidak adapenambahan ayat jurnal pada akun ini

kecuali ada penambahan sahamyang diterbitkan atau adanya penarikan saham.

2. Tambahan modal disetor akun ini menunjukkan kelebihan modal disetor di atas nilai pari

saham.tambahan modal disetor ini meliputi agio saham atau disagio saham

b. Akuntansi penerbitan saham atas dasar pesanan

Dua perkiraan baru digunakan apabila saham dijual atas dasar pesanan,yaitu (1) saham biasa atau

preferen yang dipesan menunjukkan kewajibanperseroan untuk menerbitkan saham setelah

pembayaran akhir saldo pesananoleh mereka yang telah memesan saham, (2) piutang pesanan,

menunjukkan jumlah yang harus ditagih sebelum saham pesanan akan diterbitkan. kontroversial

terjadi sehubungan dengan penyajian piutang pesanan saham dineraca. Beberapa orang

mengemukakan bahwa piutang pesanan sebaiknya dilaporkan pada seksi aset lancar. Piutang

dagang muncul dari transaksi penjualan pada kegiatan bisnis seperti yang biasa sedangkan

piutang pesanan berhubungan dengan penerbitan saham sendiri dan merupakan kontribusi modal

yang belum dibayarkan kepada perseroan

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Bukan PT

Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standarakuntansi keuangan yang

berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan,misalnya koperasi.

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT

Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan moda disetor . Pos

modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari

tambahan modal disetor.

• Unsur penambahan modal disetor PT

Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti; agio

saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada

jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang

diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya,

Page 37: Review

tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya . Akun tambahan modal

disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba/rugi usaha maupun laba/rugi luar biasa .

• Pencatatan penambahan modal disetor PT

Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan

a) Jumlah uang yang diterima.

b) Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata. Untuk jenissaham yang diatur

dalam bentuk rupiah dalam akta pendirian, setoransaham tunai dalam bentuk mata uang asing

dinilai dengan kurs berlakutanggal setoran.untuk jenis saham yang diatur dalam mata uang asing

dalam aktapendiriannya, setoran tunai baik rupiah atau mata uang asing lain harusdikonversi ke

mata uang asing dalam akta pendirian sesuai kurs resmi yangberlaku pada tanggal setoran,

kecuali akta pendirian atau keputusanpemerintah menentukan kurs tetap. Selisih kurs mata uang

asing yang timbulsehubungan dengan transaksi modal, harus dibukukan sebagai bagian

darimodal dalam akunselisih kurs atas modal disetordan bukan merupakanunsur laba rugi.

c) besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal.

d) Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham,yaitu harga pasar

tanggal transaksi untuk PT yang sahamnya terdaftar dibursa efek, atau nilai wajar yang

disepakati rapat umum pemegang sahamuntuk saham yang tidak ada harga pasarnya.

e) Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima.

f) Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), menggunakan nilai wajaraktiva bukan kas

yang diserahkan, yaitu nilaiappraisaltanggal transaksi yangdisetujui dewan komisaris untuk PT

yang sahamnya terdaftar di bursa efek,atau nilai kesepakatan dewan komisaris dan penyetor

bentuk barang.

• Pencatatan pengurangan modal disetor PT

Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan

a) Jumlah uang yang dibayarkan; atau

b) Besarnya hutang yang timbul; atau

c) Nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan.

Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila jumlahyang diterima

dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari pada nilainominalnya, selisih yang terjadi

dibukukan pada akun agio saham. Bila ketentuan hukum yang ada memungkinkan penarikan

kembali saham yangtelah dikeluarkan, maka pencatatan transaksi ini dilakukan dengan mendebet

Page 38: Review

akun modal saham dan mengkredit modal saham yang diperoleh kembali sebesar jumlahyang

dibukukan pada saat perolehan kembali saham yang bersangkutan. Saham yang dikeluarkan

sehubungan dengan penyertaan modal dalam bentukpenyerahan aktiva bukan kas atau pemberian

jasa umumnya dinilai sebesar nilaiwajar aktiva/jasa tersebut atau nilai wajar saham yang

bersangkutan, tergantungmana yang lebih jelas.

• Penebusan/penarikan kembali modal saham PT

Perolehan kembali saham beredar dengan cost method

jika perusahaan memperoleh kembali saham yang telah dikeluarkan, selisihantara jumlah

yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yangditerima pada saat

pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugiperusahaan. Perolehan kembali saham

yang telah dikeluarkan dapat dicatat denganmenggunakan cost atau par value method. Dengan

cost method, saham yangdiperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembali dan

disajikan sebagaipengurang atas jumlah modal. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai harga

perolehan kembali, disajikansebagai pengurang akun modal saham, untuk saham sejenis,

disajikan dalam jumlah lembar dan nilai nominal. Kemudian, selisih harga perolehan kembali

dengan nilai nominal disajikan sebagai pengurang atau penambah akun agio saham, disajikanper

jenis saham dan rupiah, dengan judul tambahan (pengurang) agio modal dariperolehan kembali

saham. Apabila agio saham menjadi defisit (disagio) karenatransaksi perolehan kembali, defisit

tersebut dibebankan pada saldo laba.

Perolehan kembali saham beredar dengan par value method

Metode nilai nominal ataupar value methodlazimnya digunakan dalam halsaham yang diperoleh

kembali tersebut akan dikeluarkan lagi dikemudian hari.dengan metode nilai nominal (par value

method), saham yang diperoleh kembalidicatat sebesar nilai nominal saham yang bersangkutan

dan disajikan sebagaipengurang aku nmodal saham. Apabila saham yang diperoleh kembali

tersebutsemula dikeluarkan dengan harga di atas pari, akun agio saham

Akan didebitdengan agio saham yang bersangkutan.dalam hal jumlah yang dibayarkan lebih

besar dari pada jumlah yang diterima padasaat pengeluarannya, selisih tersebut dibukukan

dengan mendebet akun saldo laba .sebaliknya bila jumlah yang dibayarkan lebih kecil, selisihnya

dianggap sebagaiunsur penambah modal dan dibukukan dengan mengkredit akun tambahan

Page 39: Review

modaldari perolehan kembali saham. Metode ini lazimnya digunakan bila perolehankembali

dilakukan dalam rangka penarikan saham.

Perolehan kembali saham sumbangan

saham yang diperoleh kembali dari sumbangan lazimnya dicatat sebesar jumlahyang diterima

ada saat pengeluarannya dengan mendebet akunmodal saham yang diperoleh kembali dan

mengkredit akun modal yang berasal dari sumbangan . Padasaat saham tersebut dijual kembali,

selisih antara jumlah yang tercatat denganharga jualnya ditambahkan pada akunmodal yang

berasal dari sumbangan.

• Dividen PT

Bentuk pembagian dividen

kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat deklarasi dividen, dan dengan

demikian pada saat tersebut saldo laba akan dibebani dengan jumlah dividen

termaksud.kewajiban yang timbul lazimnya disajikan dalam kelompok kewajiban lancar.

Biladividen dibagikan dalam bentuk aktiva bukan kas, maka saldo laba akan didebitsebesar nilai

wajar aktiva yang diserahkan. Dasar pencatatan untuk pembagiandividen dalam bentuk aktiva

bukan kas dan saham harus diungkapkan dalam catatanatas laporan keuangan.

Dividen saham

Pembagian dividen termasuk dividen saham berasal dari saldo laba. Pembagiandividen saham

adalah pembagian saldo laba kepada pemegang saham, yangdi nvestasikan kembali oleh mereka

dalam bentuk modal disetor. Pembagian dividensaham dicatat berdasarkan nilai wajar saham.

Termasuk dalam pengertian nilaiwajar adalah harga pasar saham PT yang sahamnya terdaftar di

bursa efek atauharga sesuai peraturan dalam akta pendirian PT yang sahamnya tidak terdaftar

dibursa efek, dengan syarat telah disetujui rapat umum pemegang saham serta tak bertentangan

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Konversi agio menjadi saham

Konversi agio menjadi saham digolongkan sebagai modal disetor sebesar nilainominal. Konversi

agio menjadi saham tak boleh digolongkan sebagai pembagian dividen.

Penyajian Dan Pengungkapan

1. Penyajian modal

Page 40: Review

Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian

perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkanhubungan keuangan yang ada.

Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal danbanyaknya

saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam neraca. Bila terdapat lebih dari satu jenis

saham, hak preferen dari suatu golongansaham atas dividen dan pelunasan modal pada saat

likuidasi harus dicantumkandalam laporan keuangan. Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas

saham preferen dengan hak dividenkumulatif, jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah

keseluruhan dividen periodesebelumnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan.perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan harus diungkapkandalam

catatan atas laporan keuangan.modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk

penyajiannya sesuaiakta pendirian badan usaha tersebut, misalnya: saham adalah penyertaan

modaldalam kepemilikan perseroan terbatas.pada perusahaan yang terdaftar pada bursa efek,

saham dapat ditempatkandengan dasar pesanan. Dengan dasar ini saham hanya akan dikeluarkan

jikapemesan telah membayar penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan sahamdicatat

dengan mendebet akun piutang kepada pemesan saham dan mengkreditakun modal saham yang

dipesan. Akun modal saham yang dipesan disajikan dalamkelompok modal di bawah akun modal

saham. Akun piutang kepada pemesan saham sebesar sisa harga saham yang belumdilunasi

dalam transaksi semacam ini lazimnya disajikan dalam kelompok aktivalancar. Apabila piutang

ini tidak dimaksudkan untuk ditagih dalam waktu dekat, akunini dapat disajikan dalam kelompok

mengurangi akun modal saham yang dipesan. Pada saat harga saham sudah dibayar penuh, akun

modal saham yang dipesan akan didebit dan akun modal saham dikredit. Dalam hal pemesan

gagal melunasi sisa pembayarannya, maka tergantung pada kebijakan perusahaan dan

dilandaskan padaperaturan hukum yang berlaku, perusahaan dapat mengambil salah satu

tindakan dibawah ini:.

a) Mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan;b.

b) Mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan dikurangi dengan jumlah tertentu

c) Jumlah pembayaran yang telah dilakukan diakui sebagai unsur penambahmodal dan

disajikan sebagai tambahan modal dari pembatalan penjualansaham;d.

d) Mengeluarkan saham yang sebanding dengan jumlah pembayaran yang telahdilakukan.

Page 41: Review

PAJAK PENGHASILAN

Pengertian Pajak Penghasilan

Dalam Undang- undang Nomor 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

undang, dengan tidak mendapatkan intreprestasi secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Sedangkan pengertian penghasilan dalam Undang- undang Nomor 36 Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan adalahsetiap tambahan kemampuan ekonomisyang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dipakai

untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama

dan dalam bentuk apapun. Namun dalam penerapannya tidak setiap penghasilan dapat dikenai

pajak penghasilan.

2.1.2 Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak

yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau

diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun,

atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang- undang ini ;

b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan ;

c. Laba usaha

d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk :

1. Keuntungan karena pengaliahan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya

sebagai pengganti saham atau penyertaan modal

Page 42: Review

2. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang

diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya

3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau

pengambilalihan usaha atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun

4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan dianggap

sebagai penghasilan bagi yang mengalihkan, kecuali harta tersebut dialihkan kepada keluarga

sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan, badan pendidikan,

badan sosial, termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan

kecil yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak

ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak- pihak

yang bersangkutan

5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan,

tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan penambangan

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan

pembayaran tambahan pengembalian pajak.

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang

g. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen dari perusahaan

asuransi kepada pemegang polis dari pembagian sisa hasil usaha koperasi.

h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aset

Page 43: Review

n. Premi asuransi

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari atas

Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenai pajak

q. Penghasilan dari usaha syariah

r. Imbalan bungasebagaimana dimaksud dalam Undang- undang yang mengatur mengenai

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

s. Surplus Bank Indonesia

2.1.3 Penghasilan yang dikenai pajak yang sifatnya Final

Dalam pasal 4 ayat (2) Undang- undang tentang Pajak Penghasilan bahwa penghasilan yang

dikenai pajak yang sifatnya final adalah

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabunagan lainnya, bunga obligasi dan surat

utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi

orang pribadi.

b. Penghasilan berupa hadiah undian

c. Penghasilan dari transaksi saham sekuritas lainnya, transaksi dervatif yang

diperdagangkan dibursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada

perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura

d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/ bangunan, usaha jasa

konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan bangunan; dan

e. Penghasilan tertentu lainnya.

2.1.4 Bukan Objek Pajak Penghasilan

Yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan adalah :

Page 44: Review

a. 1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga

amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat

yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di

Indonesia, yang diterma oleh lembaga keagamaan yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah

dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Pemerintah

2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat,

badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang

pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atas

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ;

Sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara

pihak- pihak yang bersangkutan.

b. Warisan

c. Harta termasuk setoran tunai Yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (1)huruf b sebagai pengganti penyertaan modal ;

d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau

diperoleh dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah diberikan

oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang

menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal

15 ;

e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa

f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak

dalam negeri, koperasi, BUMN atau BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang

didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :

1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan, dan

Page 45: Review

2. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang

menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25%

dari jumlah modal yang disetor.

g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan baik yang dibayar oleh pemberi kerja atau pegawai

h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud huruf g,

dalam bidang- bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggotadari perseroan komanditer yang modalnya

tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk

pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.

j. Dihapus

k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari

badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan

syarat badan pasangan tersebut :

1. Merupakan perusahaan mikro kecil, menegah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-

sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

2. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia

l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuaannya diatur lebih lanjut dengan

atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dibidang

pendidikan dan/ atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi

yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan

pendidikan dan/ atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat)

tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 46: Review

n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada

Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan.