return on equity (roe), loan to deposit ratio (ldr), non
TRANSCRIPT
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 2. No.1. Maret 2018
69
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON
PERFORMING LOAN (NPL) DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP
PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
SUBSEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2015-2017
Ahmad Rizky Maryadi1 , Pusvita Indria Mei Susilowati
1
1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Equity (ROE),
Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap nilai perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.
Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi berganda yang sebelumnya diuji dengan uji asumsi klasik. Pengambilan data berupa data sekunder
yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia dan situs perusahaan perbankan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel LDR dan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan variabel ROE dan NPL tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan,
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional.
Abstract The purpose of this research is to determine and analyze the influence of Return on Equity (ROE), Loan
to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Operational Efficiency Ratio (OER) to the
company’s value. The method in this research is quantitative. Data collection techniques in the form of
documentation. Data technique analysis using multiple regression analysis that was previously tested
with classical assumptions. The result shows that variable LDR and OER have a significant influence to
the company’s value. While variable ROE and NPL doesn’t have a significant influence to the company’s
value.. Keywords: Company’s Value, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan,
Operational Efficiency Ratio.
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan
Vol. 4. No. 1. Maret 2020
Hal. 69 - 80
JSMK ISSN: 2597-467X
http://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jsmk
Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020
70
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi sebuah negara dapat
diukur dari pendapatan nasionalnya, penggunaan
tenaga kerja dan tingkat pengangguran, tingkat
perubahan harga, neraca perdagangan dan
pembayaran, dan indeks pasar modal di suatu
negara. Pasar modal merupakan tempat yang bisa
mempertemukan antara investor dengan
perusahaan yang mencari pendanaan. Indeks
pasar modal yang bertumbuh dari tahun ke tahun
membuat minat investor berinvestasi di sebuah
negara menjadi tinggi dan indeks yang
bertumbuh ini memberikan rasa percaya investor.
Di Indonesia indeks pasar modal yang biasa jadi
acuan investor adalah Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Salah satu sektor yang
menjadi tulang punggung di IHSG adalah sektor
perbankan. Selain menjadi tulang punggung
IHSG, perbankan memiliki peran penting dalam
perekonomian dengan memberikan pendanaan
kepada entitas yang memerlukan dana.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Bank memiliki fungsi melakukan
penghimpunan dana dari pihak ketiga,
menyalurkan dana yang berhasil dihimpun
kepada nasabah dalam bentuk kredit, Pelayanan
jasa keuangan seperti melakukan aktivitas
kegiatan pengiriman uang transfer, kartu debit,
kartu kredit, BI-RTGS, ATM, e-banking, dan
layanan perbankan lainnya. Bagi dunia
perbankan, rasio kredit bermasalah alias non
performing loan (NPL) merupakan
keniscayaan.sekaligus.momok. Keniscayaan
karena mustahil bank nir-NPL, meskipun banyak
strategi manajemen risiko untuk menekan kredit
bermasalah serendah mungkin. Momok karena
NPL akan memaksa perbankan untuk
meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai
(CKPN). Ujungnya, laba pasti tergerus, bahkan
tidak jarang
terjadi,kerugian,akibat,peningkatan,CKPN.
NPL yang tinggi juga akan menggerus rasio
kecukupan modal (CAR) yang ujungnya akan
memaksa pemegang saham untuk melakukan aksi
dalam penambahan modal. Bagi bank yang
melantai di bursa efek, berita mengenai
peningkatan NPL umumnya direspon dengan
pelepasan saham oleh pemegang saham publik.
Akibatnya nilai saham bisa turun bahkan jatuh.
Salah satu bank yang harus merasakan pil pahit
NPL adalah PT Bank Bukopin Tbk. Bank yang
dikendalikan oleh PT Bosowa Corporindo ini
harus mengalami NPL bruto 4,87%, pada kuartal
III-2017 NPL naik signfikan dari setahun
sebelumya yang masih pada level 3,37%. Laba
individual sebelum pajak kuartal III-2017
Bukopin tergerus 25% menjadi Rp782,46 miliar
dari setahun sebelumnya.Rp1,04.triliun. Namun,
Bank ini sangat serius mengendalikan NPL,
terlihat dari target pertumbuhan kredit yang
disampaikan dalam Rencana Bisnis Bank 2018
hanya dikisaran 5%. Target itu jauh lebih rendah
dari proyeksi Bank Indonesia terhadap industri,
perbankan sebesar 8-10%. Tentunya.peningkatan
NPL adalah berita buruk, tetapi bila diselesaikan
dengan baik, maka itu dapat menjadi pundi
pendapatan pada periode berikutnya
(www.cnbcindonesia.com, Minggu 15 April
2018).
Meningkatnya perkembangan teknologi saat
ini dan semakin kompleksnya produk keuangan
yang ada menyebabkan investor harus cermat
dalam melakukan pengambilan keputusan
berinvestasi. Salah satu sarana informasi yang
berguna bagi investor adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
dapat memberikan gambaran bagi investor
tentang kondisi perusahaan. Investor yang ingin
berinvestasi di perusahaan perbankan sebaiknya
mencermati pemberian kredit dan laba yang
dihasilkan oleh bank. Penggunaan laporan
keuangan akan lebih optimal jika menggunakan
rasio keuangan.
Ada beberapa rasio yang dapat digunakan
investor untuk menilai perusahaan perbankan
yaitu Return On Equity (ROE), Loan To Deposit
Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO). Rasio ROE digunakan untuk mengukur
pengembalian laba terhadap modal yang dimiliki.
Rasio ini dapat digunakan investor untuk melihat
seberapa mampu perusahaan dalam
meningkatkan modal yang sudah ada. Semakin
tinggi rasio semakin bagus di mata investor.
Rasio LDR digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas bank. Rasio ini digunakan
untuk menghitung seberapa mampu perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Bank
perlu menjaga likuiditas perusahaannya agar
tidak kehilangan kepercayaan masyarakat.
Rasio NPL digunakan untuk mengukur total
kredit bermasalah terhadap total kredit yang
diberikan. rasio ini digunakan untuk mengawasi
kredit yang bermasalah terhadap seluruh kredit
Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......
71
yang ada. Kredit yang bermasalah bisa
menyebabkan kesehatan bank terganggu dan
dapat memberikan penilaian yang buruk bagi
bank yang memiliki NPL tinggi.
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur
efisiensi perusahaan dalam pengelolaan beban
terhadap pendapatan dalam satu periode. Bank
perlu menjaga rasio ini agar nilai nya kecil
sehingga mereka menjadi perusahaan yang
meraih laba. Rasio BOPO ini patut
diperhitungkan untuk meliat efisiensi bank dalam
melakukan aktivitas selama satu periode.
Nilai perusahaan mencerminkan perusahaan
di mata investor, nilai perusahaan yang diukur
dengan Price Book Value (PBV) merupakan nilai
perusahaan yang tercermin lewat harga pasar
saham berbanding dengan nilai bukunya,
semakin tinggi harga pasar dibandingkan dengan
nilai bukunya maka akan semakin tinggi nilai
perusahaannya. Beberapa penelitian yang
dilakukan peneliti sebelumnya ada beberapa
ketidakkonsistenan, (Agustiani, 2016) Good
Corporate Governance, ROA, ROE, BOPO,
CAR, tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan. (Anwar, 2016)
memberikan kesimpulan variabel kinerja
keuangan CAR, LDR, NPL dan CSR tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
ROA signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian (Srihayati, Tandika, & Azib, 2015)
menunjukkan CAR, NPL, NIM, BOPO tidak
berpengaruh signifikan dan LDR berpengaruh
signifikan. Penelitian (Repi, Murni, & Adare,
2016) menyatakan ROA, Risiko perusahaan dan
LDR berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan, sedangkan ROE dan NPL tidak
berpengaruh signifikan. (Aminah, Suharsono, &
Ahmad, 2016) menunjukkan rasio aktiva
produktif dan rentabilitas berpengaruh terhadap
nilai perusahaan dan rasio permodalan, rasio
likuiditas, dan rasio kepatuhan tidak berpengaruh.
Karena penelitian terdahulu, peneliti tertarik
mengangkat objek perbankan karena berita
terkait di atas dan adanya gap dari penelitian
sebelumnya. Alasan lain karena bank adalah
perusahaan sistemik yang seandainya terjadi
kebangkrutan terhadap satu bank bisa
menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap
bank lain goyah dan membuat ekonomi riil
terganggu.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Signal
Teori signal menekankan kepada pentingnya
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting
bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik untuk keadaaan masa lalu,
saat ini maupun keadaan masa yang akan datang
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Jika
pengumuman tersebut mengandung nilai positif,
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Investasi
Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar
Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004
investasi adalah suatu aktiva yang digunakan
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil
investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan
uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau
untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh
melalui hubungan perdagangan (Fahmi, 2015).
(Graham, 2014) menyatakan tindakan investasi
adalah tindakan yang, melalui analisis
menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok
dan memberikan keuntungan yang memadai.
Tindakan yang tidak memenuhi persyaratan ini
berarti tindakan spekulasi.
Pasar Modal
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasar
Modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan
Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dam
profesi yang berkaitan dengan efek.
Saham
Saham adalah surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga
pemegang saham memiliki hak klaim atas
dividen atau distribusi lain yang dilakukan
perusahaan kepada pemegang saham. menurut
Mangani (2009) Saham adalah klaim terhadap
terhadap penghasilan bersih dan aset perusahaan,
yaitu dividen yang dibagikan kepada stockholder
(pemegang saham) setelah perusahaan memenuhi
kewajibannya, seperti membayar gaji karyawan,
pajak, dan kewajiban utangnya, termasuk
kewajiban kepada bondholder (pemegang
obligasi).
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020
72
Bank
Bank didefinisikan menurut Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1998 di Pasal 1 ayat (2)
Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Laporan Keuangan
Harahap (2006) menjelaskan laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu
atau jangka waktu tertentu. Dan Kasmir (2010)
memberikan definisi laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.
Rasio Keuangan
Harahap (2006) menyatakan rasio keuangan
adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti). Menurut
Fahmi (2017) rasio dapat dipahami sebagai hasil
yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah
lainnya.
Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2013)
mendefinisikan Rasio rentabilitas bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu.
Adapun untuk mengukur rasio ini yaitu:
1. Return on Equity (ROE)
Rasio ini merupakan rasio yang membagi
laba setelah pajak dengan rata-rata modal pada
sebuah perusahaan. Rasio ROE ini dirumuskan
dengan:
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur bank
dalam mengelola beban yang mereka keluarkan
selama satu periode terhadap pendapatan yang
mereka dapatkan dalam satu periode akuntansi.
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu (Ikatan Bankir Indonesia,
2013). BOPO dirumuskan dengan:
𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya (Fahmi, 2017). (Ikatan Bankir
Indonesia, 2013) mendefinisikan Likuiditas bank
adalah kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban, terutama kewajiban jangka pendek.
rasio untuk mengukur likuiditas yang digunakan
adalah Loan to Deposits Ratio (LDR). Loan to
Deposits Ratio adalah rasio yang mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek (bisa disebut likuiditas) dengan
membagi total kredit terhadap total Dana Pihak
Ketiga (DPK). Rumus LDR adalah:
𝐿𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
Aset produktif
Definisi aset produktif menurut Peraturan
Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012
menyatakan aset produktif adalah penyediaan
dana Bank untuk memperoleh penghasilan,
dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan
dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas
surat berharga yang dibeli dengan janji dijual
kembali (reverse repurchase agreement), tagihan
derivatif, penyertaan, transaksi rekening
administratif serta bentuk penyediaan dana
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Rasio yang digunakan untuk mengukur aset
produktif adalah NPL. NPL dirumuskan dengan:
𝑁𝑃𝐿 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
Nilai Perusahaan
Hidayat (2017) menyatakan Nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan meningkat. Rasio untuk mengukur
nilai perusahaan yang digunakan adalah Price to
Book Value. Price to Book Value adalah
perbandingan antara market price per share
(harga pasar per lembar saham) dengan book
Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......
73
value per share (nilai buku per lembar saham).
Rumus Price to Book Value adalah:
𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
Adapun rumus book value per share
(BVPS) adalah:
𝐵𝑉𝑃𝑆 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Kerangka Pikir Mencermati tinjauan pustaka yang ada dan
juga penelitian terdahul, maka kerangka pikir
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Hipotesis
H1: Return on Equity berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
H2: Loan to Deposit Ratio berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan.
H3: Non Performing loan berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan.
H4: Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian di mana data yang
digunakan berupa angka dan penelitian yang
ditujukan untuk menguji hipotesis.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah
satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai
subjek penelitian. Unit analisis diartikan sebagai
sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau
komponen yang diteliti. Unit analisis data dalam
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020
74
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber
Return on
Equity (ROE)
(X1)
Return on equity adalah perbandingan
antara laba bersih setelah pajak yang di
dapat dalam satu periode dengan
modal yang dimiliki.
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
(Harahap,
2006)
Loan to
Deposit Ratio
(LDR) (X2)
Loan to deposit ratio adalah
perbandingan antara kredit yang
diberikan dengan total dana pihak
ketiga ditambah modal sendiri.
𝐿𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
(Ikatan
Bankir
Indonesia,
2013)
Non
Performing
Loan (NPL)
(X3)
Non performing loan adalah
perbandingan antara total kredit macet
dengan total kredit yang diberikan.
𝑁𝑃𝐿 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
Ikatan
Bankir
Indonesia
(2013)
Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
(X4)
Biaya operasional terhadap pendapatan
operasional adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur bagaimana
pengelolaan beban yang sudah
dikeluarkan dalam satu periode
terhadap pendapatan yang didapatkan.
𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Ikatan
Bankir
Indonesia
(2013)
Nilai
Perusahaan
(Y)
Nilai perusahaan adalah persepsi
pelaku pasar terhadap sebuah
perusahaan apakah perusahaan itu
dinilai baik oleh pasar atau buruk oleh
pasar.
𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
Fahmi, I.
(2017)
penelitian ini adalah Laporan Keuangan tahun
2015-2017 dari perusahaan-perusahaan sektor
perbankan yang sudah go public.
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017,
menurut data pada website www.idx.co.id.
Teknik pengambilan dalam sampel
penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dan mendapatkan 31 sampel.
Pengambilan sampel bertujuan (purposive
sampling) dilakukan dengan mengambil sampel
dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu
(Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini
perusahaan yang masuk dalam kriteria ini
dijadikan sampel dan kriterianya yaitu:
1. Perbankan yang sahamnya listing di
Bursa Efek Indonesia sebelum tahun
2016 dan berturut-turut tercatat di
periode 2015-2017.
2. Perbankan yang sahamnya masih
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2015-2017.
3. Perbankan yang melaporkan laba selama
periode 2015-2017.
Definisi Operasional Variabel
Sumber: Berbagai Jurnal Penelitian, diolah (2019)
HASIL & PEMBAHASAN
Variabel dependen (Y) yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan dan
variabel independen (X) dalam penelitian ini
yaitu return on equity, loan to deposit ratio, non
performing loan, dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional. Penelitian ini dilakukan
dengan mengambil data informasi keuangan pada
laporan yang diterbitkan oleh Bursa Efek
Indonesia atau dari situs perusahaan.
Variabel return on equity memiliki nilai
minimum sebesar 0,0116 atau 1,16% dan nilai
maximum atau nilai tertinggi adalah sebesar
0,2989 atau 29,89%.
Variabel loan to deposit ratio memiliki nilai
minimum sebesar 0,4202 atau 42,02% dan nilai
maximum atau nilai tertinggi adalah sebesar
1,1107 atau 111,07%.
Variabel non performing loan memiliki nilai
minimum sebesar 0 dan nilai maximum atau nilai
tertinggi adalah sebesar 0,21 atau 21%.
Variabel biaya operasional terhadap
pendapatan operasional memiliki nilai minimum
Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......
75
sebesar 0,5860 atau 58,60% dan nilai maximum
atau nilai tertinggi adalah sebesar 0,9904 atau
99,04%.
Variabel nilai perusahaan memiliki nilai
minimum sebesar 0,28 dan nilai maximum atau
nilai tertinggi adalah sebesar 4,72.
Uji Asumsi Klasik
a). Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal (Ghozali, 2016). Normal atau tidaknya suatu data dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik sederhana dengan melihat nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%, jadi distribusi data penelitian dinyatakan normal apabila memiliki nilai probabilitas (sig) > 0,05.
Tabel 2. Hasil uji normalitas
Variabel Kolmogorov
-Smirnov Z Signifikansi Ket.
Unstandardi
zed Residual 0,787 0,565
Berdistribusi
Normal
Sumber: Data diolah, 2019
Hasil Uji Normalitas yang dilakukan
menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,787 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,565. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada unstandardized residual lebih besar dari 0,05 (0,565 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.
b). Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika Nilai Tolerance ≥ 0,10 atau VIF ≤ 10 maka menunjukkan tidak ada Multikolinearitas. Tabel 3. Hasil uji multikolinearitas
Variabel Tolerance
Variance
Inflation
Factor
Ket.
Return on
Equity (X1)
0,421 2,376 Tidak
terjadi
Multikoline
aritas
Loan to
Deposit
Ratio (X2)
0,893 1,120 Tidak
terjadi
Multikoline
aritas
Non 0,962 1,040 Tidak
Performing
Loan (X3)
terjadi
Multikoline
aritas
Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(X4)
0,390 2,562
Tidak
terjadi
Multikoline
aritas
Sumber: Data diolah, 2019
Hasil Uji Multikolinearitas di atas
menunjukkan masing-masing variabel memiliki nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya Multikolinearitas.
c). Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual
>0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Tabel 4. Hasil uji heteroskedastisitas
Variabel Signifikansi Ket.
Return on
Equity (X1)
0,192 Tidak
terjadi
Heterosked
astisitas
Loan to
Deposit Ratio
(X2)
0,110 Tidak
terjadi
Heterosked
astisitas
Non
Performing
Loan (X3)
0,544 Tidak
terjadi
Heterosked
astisitas
Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(X4)
0,156
Tidak
terjadi
Heterosked
astisitas
Sumber: Data diolah, 2019
d). Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas Autokorelasi (Ghozali, 2016). Untuk
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020
76
mengetahui ada atau tidaknya Autokorelasi
dalam persamaan regresi digunakan Uji Durbin-
Watson.
Tabel 5. Nilai durbin-watson
Nilai Durbin-Watson
2,172 Sumber: Data diolah, 2019
Hasil perhitungan menunjukkan nilai uji
DW = 2,172. Dengan tingkat signifikansi α = 5%,
sampel n = 93, dan variabel independen (k) = 4,
maka nilai dL = 1,5741 dan nilai dU = 1,7531.
Tabel deteksi autokorelasi sebagai berikut:
Tabel 6. Simpulan hasil uji autokorelasi: Durbin-
Watson
Durbin-Watson Simpulan
0 <2,172< 1,5741 Autokorelasi
Positif
1,5741 ≤ 2,172≤ 1,7531 Tanpa
Keputusan
2,4259 <2,172< 4 Tidak Ada
Autokorelasi
2,2469 ≤ 2,172≤ 2,4259 Tanpa
Keputusan
1,7531 <2,172< 2,2469 Tidak Ada
Autokorelasi Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa nilai
Durbin-Watson sebesar 2,172 yang terletak di
antara batas atas atau upper bound (dU) dan (4-
dU) yaitu 1,7531 < 2,172 < 2,2469, maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti
tidak ada autokorelasi.
Hasil Analisis
Setelah model memenuhi kriteria – kriteria Uji Asumsi Klasik maka dilakukan uji regresi.Pengujian hipotesis didasarkan pada hasil analisis nilai regresi pada SPSS 21.
Tabel 7. Hasil uji regresi
Sumber: Data diolah, 2019
Koefisien Determinasi (R
2)
Koefisien determinasi (𝑅2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai 𝑅2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel independen, maka(𝑅2) pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 8, nilai adjusted-square adalah 0,238 Uji F (Uji Kelayakan Model)
Uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansinya dengan ketentuan: a) Jika nilai signifikansi < 0,05, berarti model
regresi dapat digunakan dalam memprediksi variabel dependen.
b) Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti model regresi tidak dapat digunakan dalam memprediksi variabel dependen.
Tabel 9. Hasil Uji F
Sumber: Data diolah, 2019
Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......
77
Tabel 9. di atas menunjukkan bahwa model regresi Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dengan nilai sig
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig < 0,05 sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk dipakai.
Uji t
Penerimaan atau penolakan hipotesis dalam
uji t berdasarkan pada kriteria berikut:
Berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 berarti
variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti
variabel independen secara individual
tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap
Nilai Perusahaan
Hasil pengujian yang dilakukan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa return on
equity tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi
sebesar 0,325 (0,325> 0,05).
Hal tersebut menunjukkan bahwa return on
equity tidak termasuk faktor yang mempengaruhi
persepsi pelaku pasar terhadap nilai perusahaan
di perusahaan subsektor perbankan. Bank dalam
satu periode tertentu bisa saja melakukan aksi
korporasi seperti melakukan penerbitan saham
baru (right issue) untuk menambah modal dan
mempermudah bank dalam beroperasi.
Penerbitan saham baru (right issue) bisa
secara signifikan meningkatkan total ekuitas,
sehingga tampak return on equity yang
dihasilkan dalam periode tersebut menurun.
Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian yang dilakukan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa loan to deposit ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,008 (0,008 < 0,05). Dan nilai t negatif artinya pengaruh yang ada berkebalikan, seandainya loan to deposit ratio naik maka nilai perusahaan turun dan sebaliknya.
Loan to deposit ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan membagi total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK).
Nilai loan to deposit ratio yang tinggi bisa
menunjukkan bahwa kondisi bank sedang berada dalam kondisi yang tidak likuid dan sebaliknya. kondisi bank yang tidak likuid bisa membuat bank dalam masalah jika terjadi penarikan dana dari pihak ketiga dan mempersulit bank untuk melakukan kegiatan operasionalnya, hal ini bisa menurunkan penilaian pelaku pasar terhadap bank tersebut.
Oleh karena itu, loan to deposit ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Non Performing Loan (NPL)
terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian yang dilakukan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa non performing loan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,494 (0,494> 0,05). Kegiatan utama bank adalah memberikan kredit, tetapi pemberian kredit kepada nasabah ini terkadang memiliki resiko terjadinya kredit macet oleh nasabah yang dapat merugikan bank. Meskipun begitu, kredit yang macet itu masih dapat ditanggulangi oleh bank dengan melakukan tindakan restrukturisasi kredit dan penjualan kredit macet.
Pengaruh Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Nilai Perusahaan
Hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa biaya operasional terhadap pendapatan operasional berpengaruh terhadap nilai perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,004 (0,004 < 0,05). Dan nilai t negatif artinya pengaruh yang ada berkebalikan, seandainya biaya operasional terhadap pendapatan operasional naik maka nilai perusahaan turun dan sebaliknya. Bank dalam melakukan kegiatan operasional tentunya mengeluarkan beban. Beban-beban yang dikeluarkan sebaiknya dikelola secara efisien, pengelolaan yang efisien ini bisa membuat penilaian pelaku pasar meningkat. Pengelolaan beban secara efisien oleh bank dapat dinilai dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur bagaimana pengelolaan beban yang sudah dikeluarkan dalam satu periode terhadap pendapatan yang didapatkan.
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020
78
Implikasi Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh Loan To Deposit Ratio, dan Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan
subsektor perbankan. Melalui penelitian ini para
akademisi dapat mengetahui faktor-faktor apa saja
yang dapat memengaruhi Nilai Perusahaan.
Penelitian ini juga mendukung teori sinyal yang
menekankan pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan
investasi pihak di luar perusahaan. Informasi
berupa seberapa besar tingkat likuiditas dan
kemampuan perusahaan mengelola beban akan
menjadi sinyal bagi para pelaku pasar dalam
menilai suatu perusahaan.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi tambahan bagi perusahaan
yang mau go public, perusahaan perbankan yang
sudah go public, dan para pelaku pasar bahwa
loan to deposit ratio, biaya operasional terhadap
pendapatan operasional dapat memberikan
penjelasan mengenai naik turunnya nilai
perusahaan, sehingga perusahaan harus lebih
memerhatikan kondisi likuiditas perusahaan, dan
pengelolaan beban. Kondisi likuiditas yang tidak
baik dan pengelolaan beban yang tidak dikelola
secara efisien bisa membuat bank kesulitan dalam
melakukan kegiatan usaha yang pada akhirnya
membuat penilaian terhadap suatu bank
mengalami penurunan dan sebaliknya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang diuraikan sebelumnya maka simpulan penelitian ini adalah:
1. Return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Perusahaan dengan return on equity yang rendah bisa saja terjadi karena adanya aksi korporasi seperti menerbitkan saham baru (right issue), menerbitkan waran, dan sebagainya. Oleh karena itu, return on equity tidak menurunkan penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.
2. Loan to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Bank sebaiknya bisa mengelola nilai loan to deposit ratio mereka agar tidak terjadi kesulitan likuiditas dalam mereka melakukan operasionalnya. Semakin tinggi nilai loan to deposit
ratio menunjukkan bahwa bank tersebut sedang berada dalam kondisi yang tidak likuid dan kondisi ini bisa memengaruhi penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.
3. Non performing loan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan kredit macet yang tinggi masih bisa menanggulangi dengan cara melakukan restrukturisasi dan penjualan kredit macet. Oleh karena itu, non performing loan tidak memengaruhi penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.
4. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemampuan bank dalam mengelola bebannya dapat dilihat dengan menggunakan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin tinggi nilai biaya operasional terhadap pendapatan operasional menunjukkan bahwa bank tersebut belum bisa melakukan pengelolaan beban yang baik dan kondisi ini bisa memengaruhi penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.
Saran Beberapa saran yang dirasa perlu untuk
praktis maupun penelitian yang akan datang antara lain:
1. Bagi para pelaku pasar dalam membuat keputusan berinvestasi pada perusahaan perbankan untuk memerhatikan rasio keuangan seperti loan to deposit ratio, biaya operasional terhadap pendapatan operasional dan rasio nilai perusahaan.
2. Bagi Manajemen Perusahaan Perbankan, Tugas manajemen adalah melaksanakan aktivitas perusahaan, meskipun begitu ada baiknya manajemen melihat nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi bisa saja membuat manajemen mudah dalam melakukan aksi korporasi dan bisa saja membuat investor di luar perusahaan tertarik untuk ikut menambah modal ke dalam perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain non-keuangan seperti adanya aksi korporasi semisal menerbitkan saham baru (right issue), menerbitkan obligasi, adanya aksi akuisisi investor dari luar, aksi
Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......
79
merger, dan sebagainya. Misalnya, peneliti selanjutnya dapat memberikan catatan atau tanda pada bank yang melakukan aksi korporasi.
DAFTAR PUSTAKA Agustiani, R. M. (2016). Pengaruh Good
Corporate Governance, Return on
Asset, Return on Equity, BOPO, dan
Capital Adequacy Ratio terhadap Nilai
Perusahaan Go Public di Bursa Efek
Indonesia.
Aminah, F. N., Suharsono, A., & Ahmad, I. S.
(2016). Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan pada
Sektor Perbankan yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia Menggunakan
Metode Structural Equation Modelling-
Partial Least Square.
Anwar. (2016). Kajian Kinerja Keuangan dan
Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap Nilai Perusahaan pada Bank
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015. Balance.
Fahmi, I. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, I. (2015). Pengantar Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, I. (2017). Analisis Laporan Keuangan.
Bandung: Alfabeta.
Ghozali, I (2016). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Graham, B. (2014). The Intelligent Investor
Ajaran-Ajaran Inti Dalam Berinvestasi.
Depok: CV Pijar Nalar Indonesia.
https://www.idx.co.id
https://www.stockbit.com
gus. (2018). CNBC Indonesia. Diambil kembali
dari cnbcindonesia.com:
https://www.cnbcindonesia.com/investme
nt/20180114121047-21-1397/mengubah-
kredit-bermasalah-jadi-berkah
Harahap, S. S. (2006). Analisis Kritis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Hartono, J. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.
Hidayat, T. A., & Sugiyono. (2017). Pengaruh
struktur modal, kebijakan dividen,
profitabilitas terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur.
Ikatan Bankir Indonesia. (2013). Memahami
Bisnis Bank. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Ikhsan, A., Alfurkarniati, Safrida, L., Lubis, P.
K., Dalimunthe, M. I., & Abdullah, I.
(2016). Analisa Laporan Keuangan.
Madenatera.
Ikhsan, A., Muhyarsyah, Tanjung, H., &
Oktaviani, A. (2014). Metodologi
Penelitian Bisnis. Bandung: Ciptapustaka
Media.
Jones, C. P., Utama, S., Frensidy, B., Ekaputra, I.
A., & Budiman, R. U. (2008). Investment
Analysis and Management. Jakarta:
Salemba Empat.
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Mangani, K. S. (2009). Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15
/PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas
Aset Bank Umum.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6
/POJK.03/2016 Tentang Kegiatan Usaha
Dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal
Inti Bank.
Repi, S., Murni, S., & Adare, D. (2016). Faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan subsektor perbankan pada
bei dalam menghadapi MEA. EMBA.
Sarwono, J. (2013). 12 Jurus Ampuh SPSS untuk
Riset Skripsi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sharpe, W. F., Alexander, G. J., & Bailey, J. V.
(1999). Investasi. Jakarta: Prenhallindo.
Srihayati, D., & Dikdik Tandika, A. (2016).
Pengaruh Kinerja Keuangan Perbankan
terhadap Nilai Perusahaan dengan
Metode Tobin’s Q pada Perusahaan
Perbankan yang Listing di Kompas 100.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020
80
Supar Wasesa, M. Y. (2016). Manajemen
Keuangan. CV Madenatera.
Tanujaya, D., Rakhman, A., & Mutiarawati, E. V.
(2016). Analisis Pengaruh Profitabilitas
dan Struktur Modal Terdahap Nilai
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
BEI pada Tahun 2011-2014.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan.
Wasesa, S., Noch, M. Y., Hayat, A., & Hamdani.
(2016). Manajemen Keuangan Prinsip dan
Penerapan. Madenatera.