return on equity (roe), loan to deposit ratio (ldr), non

12
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 2. No.1. Maret 2018 69 PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA SUBSEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2015-2017 Ahmad Rizky Maryadi 1 , Pusvita Indria Mei Susilowati 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap nilai perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang sebelumnya diuji dengan uji asumsi klasik. Pengambilan data berupa data sekunder yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia dan situs perusahaan perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel LDR dan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel ROE dan NPL tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional. Abstract The purpose of this research is to determine and analyze the influence of Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Operational Efficiency Ratio (OER) to the company’s value. The method in this research is quantitative. Data collection techniques in the form of documentation. Data technique analysis using multiple regression analysis that was previously tested with classical assumptions. The result shows that variable LDR and OER have a significant influence to the company’s value. While variable ROE and NPL doesn’t have a significant influence to the company’s value.. Keywords: Company’s Value, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio. Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 4. No. 1. Maret 2020 Hal. 69 - 80 JSMK ISSN: 2597-467X http://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jsmk Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 2. No.1. Maret 2018

69

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

PERFORMING LOAN (NPL) DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP

PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA

SUBSEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2015-2017

Ahmad Rizky Maryadi1 , Pusvita Indria Mei Susilowati

1

1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Equity (ROE),

Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap nilai perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.

Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi berganda yang sebelumnya diuji dengan uji asumsi klasik. Pengambilan data berupa data sekunder

yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia dan situs perusahaan perbankan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel LDR dan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan variabel ROE dan NPL tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan,

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional.

Abstract The purpose of this research is to determine and analyze the influence of Return on Equity (ROE), Loan

to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Operational Efficiency Ratio (OER) to the

company’s value. The method in this research is quantitative. Data collection techniques in the form of

documentation. Data technique analysis using multiple regression analysis that was previously tested

with classical assumptions. The result shows that variable LDR and OER have a significant influence to

the company’s value. While variable ROE and NPL doesn’t have a significant influence to the company’s

value.. Keywords: Company’s Value, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan,

Operational Efficiency Ratio.

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan

Vol. 4. No. 1. Maret 2020

Hal. 69 - 80

JSMK ISSN: 2597-467X

http://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jsmk

Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]

Page 2: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020

70

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi sebuah negara dapat

diukur dari pendapatan nasionalnya, penggunaan

tenaga kerja dan tingkat pengangguran, tingkat

perubahan harga, neraca perdagangan dan

pembayaran, dan indeks pasar modal di suatu

negara. Pasar modal merupakan tempat yang bisa

mempertemukan antara investor dengan

perusahaan yang mencari pendanaan. Indeks

pasar modal yang bertumbuh dari tahun ke tahun

membuat minat investor berinvestasi di sebuah

negara menjadi tinggi dan indeks yang

bertumbuh ini memberikan rasa percaya investor.

Di Indonesia indeks pasar modal yang biasa jadi

acuan investor adalah Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG). Salah satu sektor yang

menjadi tulang punggung di IHSG adalah sektor

perbankan. Selain menjadi tulang punggung

IHSG, perbankan memiliki peran penting dalam

perekonomian dengan memberikan pendanaan

kepada entitas yang memerlukan dana.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Bank memiliki fungsi melakukan

penghimpunan dana dari pihak ketiga,

menyalurkan dana yang berhasil dihimpun

kepada nasabah dalam bentuk kredit, Pelayanan

jasa keuangan seperti melakukan aktivitas

kegiatan pengiriman uang transfer, kartu debit,

kartu kredit, BI-RTGS, ATM, e-banking, dan

layanan perbankan lainnya. Bagi dunia

perbankan, rasio kredit bermasalah alias non

performing loan (NPL) merupakan

keniscayaan.sekaligus.momok. Keniscayaan

karena mustahil bank nir-NPL, meskipun banyak

strategi manajemen risiko untuk menekan kredit

bermasalah serendah mungkin. Momok karena

NPL akan memaksa perbankan untuk

meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai

(CKPN). Ujungnya, laba pasti tergerus, bahkan

tidak jarang

terjadi,kerugian,akibat,peningkatan,CKPN.

NPL yang tinggi juga akan menggerus rasio

kecukupan modal (CAR) yang ujungnya akan

memaksa pemegang saham untuk melakukan aksi

dalam penambahan modal. Bagi bank yang

melantai di bursa efek, berita mengenai

peningkatan NPL umumnya direspon dengan

pelepasan saham oleh pemegang saham publik.

Akibatnya nilai saham bisa turun bahkan jatuh.

Salah satu bank yang harus merasakan pil pahit

NPL adalah PT Bank Bukopin Tbk. Bank yang

dikendalikan oleh PT Bosowa Corporindo ini

harus mengalami NPL bruto 4,87%, pada kuartal

III-2017 NPL naik signfikan dari setahun

sebelumya yang masih pada level 3,37%. Laba

individual sebelum pajak kuartal III-2017

Bukopin tergerus 25% menjadi Rp782,46 miliar

dari setahun sebelumnya.Rp1,04.triliun. Namun,

Bank ini sangat serius mengendalikan NPL,

terlihat dari target pertumbuhan kredit yang

disampaikan dalam Rencana Bisnis Bank 2018

hanya dikisaran 5%. Target itu jauh lebih rendah

dari proyeksi Bank Indonesia terhadap industri,

perbankan sebesar 8-10%. Tentunya.peningkatan

NPL adalah berita buruk, tetapi bila diselesaikan

dengan baik, maka itu dapat menjadi pundi

pendapatan pada periode berikutnya

(www.cnbcindonesia.com, Minggu 15 April

2018).

Meningkatnya perkembangan teknologi saat

ini dan semakin kompleksnya produk keuangan

yang ada menyebabkan investor harus cermat

dalam melakukan pengambilan keputusan

berinvestasi. Salah satu sarana informasi yang

berguna bagi investor adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

dapat memberikan gambaran bagi investor

tentang kondisi perusahaan. Investor yang ingin

berinvestasi di perusahaan perbankan sebaiknya

mencermati pemberian kredit dan laba yang

dihasilkan oleh bank. Penggunaan laporan

keuangan akan lebih optimal jika menggunakan

rasio keuangan.

Ada beberapa rasio yang dapat digunakan

investor untuk menilai perusahaan perbankan

yaitu Return On Equity (ROE), Loan To Deposit

Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan

Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO). Rasio ROE digunakan untuk mengukur

pengembalian laba terhadap modal yang dimiliki.

Rasio ini dapat digunakan investor untuk melihat

seberapa mampu perusahaan dalam

meningkatkan modal yang sudah ada. Semakin

tinggi rasio semakin bagus di mata investor.

Rasio LDR digunakan untuk mengukur

tingkat likuiditas bank. Rasio ini digunakan

untuk menghitung seberapa mampu perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Bank

perlu menjaga likuiditas perusahaannya agar

tidak kehilangan kepercayaan masyarakat.

Rasio NPL digunakan untuk mengukur total

kredit bermasalah terhadap total kredit yang

diberikan. rasio ini digunakan untuk mengawasi

kredit yang bermasalah terhadap seluruh kredit

Page 3: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......

71

yang ada. Kredit yang bermasalah bisa

menyebabkan kesehatan bank terganggu dan

dapat memberikan penilaian yang buruk bagi

bank yang memiliki NPL tinggi.

Rasio BOPO digunakan untuk mengukur

efisiensi perusahaan dalam pengelolaan beban

terhadap pendapatan dalam satu periode. Bank

perlu menjaga rasio ini agar nilai nya kecil

sehingga mereka menjadi perusahaan yang

meraih laba. Rasio BOPO ini patut

diperhitungkan untuk meliat efisiensi bank dalam

melakukan aktivitas selama satu periode.

Nilai perusahaan mencerminkan perusahaan

di mata investor, nilai perusahaan yang diukur

dengan Price Book Value (PBV) merupakan nilai

perusahaan yang tercermin lewat harga pasar

saham berbanding dengan nilai bukunya,

semakin tinggi harga pasar dibandingkan dengan

nilai bukunya maka akan semakin tinggi nilai

perusahaannya. Beberapa penelitian yang

dilakukan peneliti sebelumnya ada beberapa

ketidakkonsistenan, (Agustiani, 2016) Good

Corporate Governance, ROA, ROE, BOPO,

CAR, tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap nilai perusahaan. (Anwar, 2016)

memberikan kesimpulan variabel kinerja

keuangan CAR, LDR, NPL dan CSR tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan

ROA signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian (Srihayati, Tandika, & Azib, 2015)

menunjukkan CAR, NPL, NIM, BOPO tidak

berpengaruh signifikan dan LDR berpengaruh

signifikan. Penelitian (Repi, Murni, & Adare,

2016) menyatakan ROA, Risiko perusahaan dan

LDR berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan, sedangkan ROE dan NPL tidak

berpengaruh signifikan. (Aminah, Suharsono, &

Ahmad, 2016) menunjukkan rasio aktiva

produktif dan rentabilitas berpengaruh terhadap

nilai perusahaan dan rasio permodalan, rasio

likuiditas, dan rasio kepatuhan tidak berpengaruh.

Karena penelitian terdahulu, peneliti tertarik

mengangkat objek perbankan karena berita

terkait di atas dan adanya gap dari penelitian

sebelumnya. Alasan lain karena bank adalah

perusahaan sistemik yang seandainya terjadi

kebangkrutan terhadap satu bank bisa

menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap

bank lain goyah dan membuat ekonomi riil

terganggu.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Signal

Teori signal menekankan kepada pentingnya

informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

terhadap keputusan investasi pihak di luar

perusahaan. Informasi merupakan unsur penting

bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi

pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan

atau gambaran baik untuk keadaaan masa lalu,

saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan

bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan

memberikan sinyal bagi investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Jika

pengumuman tersebut mengandung nilai positif,

maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Investasi

Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar

Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004

investasi adalah suatu aktiva yang digunakan

perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan

(accretion of wealth) melalui distribusi hasil

investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan

uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau

untuk manfaat lain bagi perusahaan yang

berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh

melalui hubungan perdagangan (Fahmi, 2015).

(Graham, 2014) menyatakan tindakan investasi

adalah tindakan yang, melalui analisis

menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok

dan memberikan keuntungan yang memadai.

Tindakan yang tidak memenuhi persyaratan ini

berarti tindakan spekulasi.

Pasar Modal

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasar

Modal adalah kegiatan yang bersangkutan

dengan Penawaran Umum dan perdagangan

Efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan

Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dam

profesi yang berkaitan dengan efek.

Saham

Saham adalah surat berharga yang

menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga

pemegang saham memiliki hak klaim atas

dividen atau distribusi lain yang dilakukan

perusahaan kepada pemegang saham. menurut

Mangani (2009) Saham adalah klaim terhadap

terhadap penghasilan bersih dan aset perusahaan,

yaitu dividen yang dibagikan kepada stockholder

(pemegang saham) setelah perusahaan memenuhi

kewajibannya, seperti membayar gaji karyawan,

pajak, dan kewajiban utangnya, termasuk

kewajiban kepada bondholder (pemegang

obligasi).

Page 4: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020

72

Bank

Bank didefinisikan menurut Undang-

Undang Nomor 10 tahun 1998 di Pasal 1 ayat (2)

Bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.

Laporan Keuangan

Harahap (2006) menjelaskan laporan

keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan

hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu

atau jangka waktu tertentu. Dan Kasmir (2010)

memberikan definisi laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu.

Rasio Keuangan

Harahap (2006) menyatakan rasio keuangan

adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari satu pos laporan keuangan

dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan

yang relevan dan signifikan (berarti). Menurut

Fahmi (2017) rasio dapat dipahami sebagai hasil

yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah

lainnya.

Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2013)

mendefinisikan Rasio rentabilitas bertujuan untuk

mengetahui kemampuan bank dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu.

Adapun untuk mengukur rasio ini yaitu:

1. Return on Equity (ROE)

Rasio ini merupakan rasio yang membagi

laba setelah pajak dengan rata-rata modal pada

sebuah perusahaan. Rasio ROE ini dirumuskan

dengan:

𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO)

Rasio ini digunakan untuk mengukur bank

dalam mengelola beban yang mereka keluarkan

selama satu periode terhadap pendapatan yang

mereka dapatkan dalam satu periode akuntansi.

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan laba

selama periode tertentu (Ikatan Bankir Indonesia,

2013). BOPO dirumuskan dengan:

𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu

perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya (Fahmi, 2017). (Ikatan Bankir

Indonesia, 2013) mendefinisikan Likuiditas bank

adalah kemampuan bank dalam memenuhi

kewajiban, terutama kewajiban jangka pendek.

rasio untuk mengukur likuiditas yang digunakan

adalah Loan to Deposits Ratio (LDR). Loan to

Deposits Ratio adalah rasio yang mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban

jangka pendek (bisa disebut likuiditas) dengan

membagi total kredit terhadap total Dana Pihak

Ketiga (DPK). Rumus LDR adalah:

𝐿𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎

Aset produktif

Definisi aset produktif menurut Peraturan

Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012

menyatakan aset produktif adalah penyediaan

dana Bank untuk memperoleh penghasilan,

dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan

dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas

surat berharga yang dibeli dengan janji dijual

kembali (reverse repurchase agreement), tagihan

derivatif, penyertaan, transaksi rekening

administratif serta bentuk penyediaan dana

lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

Rasio yang digunakan untuk mengukur aset

produktif adalah NPL. NPL dirumuskan dengan:

𝑁𝑃𝐿 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

Nilai Perusahaan

Hidayat (2017) menyatakan Nilai

perusahaan merupakan persepsi investor terhadap

perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga

saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan meningkat. Rasio untuk mengukur

nilai perusahaan yang digunakan adalah Price to

Book Value. Price to Book Value adalah

perbandingan antara market price per share

(harga pasar per lembar saham) dengan book

Page 5: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......

73

value per share (nilai buku per lembar saham).

Rumus Price to Book Value adalah:

𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

Adapun rumus book value per share

(BVPS) adalah:

𝐵𝑉𝑃𝑆 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Pikir Mencermati tinjauan pustaka yang ada dan

juga penelitian terdahul, maka kerangka pikir

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Hipotesis

H1: Return on Equity berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan.

H2: Loan to Deposit Ratio berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

H3: Non Performing loan berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

H4: Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang

bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif

merupakan penelitian di mana data yang

digunakan berupa angka dan penelitian yang

ditujukan untuk menguji hipotesis.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah

satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai

subjek penelitian. Unit analisis diartikan sebagai

sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau

komponen yang diteliti. Unit analisis data dalam

Page 6: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020

74

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber

Return on

Equity (ROE)

(X1)

Return on equity adalah perbandingan

antara laba bersih setelah pajak yang di

dapat dalam satu periode dengan

modal yang dimiliki.

𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

(Harahap,

2006)

Loan to

Deposit Ratio

(LDR) (X2)

Loan to deposit ratio adalah

perbandingan antara kredit yang

diberikan dengan total dana pihak

ketiga ditambah modal sendiri.

𝐿𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎

(Ikatan

Bankir

Indonesia,

2013)

Non

Performing

Loan (NPL)

(X3)

Non performing loan adalah

perbandingan antara total kredit macet

dengan total kredit yang diberikan.

𝑁𝑃𝐿 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

Ikatan

Bankir

Indonesia

(2013)

Biaya

Operasional

terhadap

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

(X4)

Biaya operasional terhadap pendapatan

operasional adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur bagaimana

pengelolaan beban yang sudah

dikeluarkan dalam satu periode

terhadap pendapatan yang didapatkan.

𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

Ikatan

Bankir

Indonesia

(2013)

Nilai

Perusahaan

(Y)

Nilai perusahaan adalah persepsi

pelaku pasar terhadap sebuah

perusahaan apakah perusahaan itu

dinilai baik oleh pasar atau buruk oleh

pasar.

𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

Fahmi, I.

(2017)

penelitian ini adalah Laporan Keuangan tahun

2015-2017 dari perusahaan-perusahaan sektor

perbankan yang sudah go public.

Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017,

menurut data pada website www.idx.co.id.

Teknik pengambilan dalam sampel

penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling dan mendapatkan 31 sampel.

Pengambilan sampel bertujuan (purposive

sampling) dilakukan dengan mengambil sampel

dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu

(Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini

perusahaan yang masuk dalam kriteria ini

dijadikan sampel dan kriterianya yaitu:

1. Perbankan yang sahamnya listing di

Bursa Efek Indonesia sebelum tahun

2016 dan berturut-turut tercatat di

periode 2015-2017.

2. Perbankan yang sahamnya masih

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2015-2017.

3. Perbankan yang melaporkan laba selama

periode 2015-2017.

Definisi Operasional Variabel

Sumber: Berbagai Jurnal Penelitian, diolah (2019)

HASIL & PEMBAHASAN

Variabel dependen (Y) yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan dan

variabel independen (X) dalam penelitian ini

yaitu return on equity, loan to deposit ratio, non

performing loan, dan Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional. Penelitian ini dilakukan

dengan mengambil data informasi keuangan pada

laporan yang diterbitkan oleh Bursa Efek

Indonesia atau dari situs perusahaan.

Variabel return on equity memiliki nilai

minimum sebesar 0,0116 atau 1,16% dan nilai

maximum atau nilai tertinggi adalah sebesar

0,2989 atau 29,89%.

Variabel loan to deposit ratio memiliki nilai

minimum sebesar 0,4202 atau 42,02% dan nilai

maximum atau nilai tertinggi adalah sebesar

1,1107 atau 111,07%.

Variabel non performing loan memiliki nilai

minimum sebesar 0 dan nilai maximum atau nilai

tertinggi adalah sebesar 0,21 atau 21%.

Variabel biaya operasional terhadap

pendapatan operasional memiliki nilai minimum

Page 7: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......

75

sebesar 0,5860 atau 58,60% dan nilai maximum

atau nilai tertinggi adalah sebesar 0,9904 atau

99,04%.

Variabel nilai perusahaan memiliki nilai

minimum sebesar 0,28 dan nilai maximum atau

nilai tertinggi adalah sebesar 4,72.

Uji Asumsi Klasik

a). Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal (Ghozali, 2016). Normal atau tidaknya suatu data dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik sederhana dengan melihat nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%, jadi distribusi data penelitian dinyatakan normal apabila memiliki nilai probabilitas (sig) > 0,05.

Tabel 2. Hasil uji normalitas

Variabel Kolmogorov

-Smirnov Z Signifikansi Ket.

Unstandardi

zed Residual 0,787 0,565

Berdistribusi

Normal

Sumber: Data diolah, 2019

Hasil Uji Normalitas yang dilakukan

menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,787 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,565. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada unstandardized residual lebih besar dari 0,05 (0,565 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b). Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika Nilai Tolerance ≥ 0,10 atau VIF ≤ 10 maka menunjukkan tidak ada Multikolinearitas. Tabel 3. Hasil uji multikolinearitas

Variabel Tolerance

Variance

Inflation

Factor

Ket.

Return on

Equity (X1)

0,421 2,376 Tidak

terjadi

Multikoline

aritas

Loan to

Deposit

Ratio (X2)

0,893 1,120 Tidak

terjadi

Multikoline

aritas

Non 0,962 1,040 Tidak

Performing

Loan (X3)

terjadi

Multikoline

aritas

Biaya

Operasional

terhadap

Pendapatan

Operasional

(X4)

0,390 2,562

Tidak

terjadi

Multikoline

aritas

Sumber: Data diolah, 2019

Hasil Uji Multikolinearitas di atas

menunjukkan masing-masing variabel memiliki nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya Multikolinearitas.

c). Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual

>0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4. Hasil uji heteroskedastisitas

Variabel Signifikansi Ket.

Return on

Equity (X1)

0,192 Tidak

terjadi

Heterosked

astisitas

Loan to

Deposit Ratio

(X2)

0,110 Tidak

terjadi

Heterosked

astisitas

Non

Performing

Loan (X3)

0,544 Tidak

terjadi

Heterosked

astisitas

Biaya

Operasional

terhadap

Pendapatan

Operasional

(X4)

0,156

Tidak

terjadi

Heterosked

astisitas

Sumber: Data diolah, 2019

d). Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas Autokorelasi (Ghozali, 2016). Untuk

Page 8: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020

76

mengetahui ada atau tidaknya Autokorelasi

dalam persamaan regresi digunakan Uji Durbin-

Watson.

Tabel 5. Nilai durbin-watson

Nilai Durbin-Watson

2,172 Sumber: Data diolah, 2019

Hasil perhitungan menunjukkan nilai uji

DW = 2,172. Dengan tingkat signifikansi α = 5%,

sampel n = 93, dan variabel independen (k) = 4,

maka nilai dL = 1,5741 dan nilai dU = 1,7531.

Tabel deteksi autokorelasi sebagai berikut:

Tabel 6. Simpulan hasil uji autokorelasi: Durbin-

Watson

Durbin-Watson Simpulan

0 <2,172< 1,5741 Autokorelasi

Positif

1,5741 ≤ 2,172≤ 1,7531 Tanpa

Keputusan

2,4259 <2,172< 4 Tidak Ada

Autokorelasi

2,2469 ≤ 2,172≤ 2,4259 Tanpa

Keputusan

1,7531 <2,172< 2,2469 Tidak Ada

Autokorelasi Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa nilai

Durbin-Watson sebesar 2,172 yang terletak di

antara batas atas atau upper bound (dU) dan (4-

dU) yaitu 1,7531 < 2,172 < 2,2469, maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti

tidak ada autokorelasi.

Hasil Analisis

Setelah model memenuhi kriteria – kriteria Uji Asumsi Klasik maka dilakukan uji regresi.Pengujian hipotesis didasarkan pada hasil analisis nilai regresi pada SPSS 21.

Tabel 7. Hasil uji regresi

Sumber: Data diolah, 2019

Koefisien Determinasi (R

2)

Koefisien determinasi (𝑅2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai 𝑅2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel independen, maka(𝑅2) pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 8, nilai adjusted-square adalah 0,238 Uji F (Uji Kelayakan Model)

Uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansinya dengan ketentuan: a) Jika nilai signifikansi < 0,05, berarti model

regresi dapat digunakan dalam memprediksi variabel dependen.

b) Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti model regresi tidak dapat digunakan dalam memprediksi variabel dependen.

Tabel 9. Hasil Uji F

Sumber: Data diolah, 2019

Page 9: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......

77

Tabel 9. di atas menunjukkan bahwa model regresi Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dengan nilai sig

0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig < 0,05 sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk dipakai.

Uji t

Penerimaan atau penolakan hipotesis dalam

uji t berdasarkan pada kriteria berikut:

Berdasarkan nilai signifikansi:

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 berarti

variabel independen secara individual

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti

variabel independen secara individual

tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap

Nilai Perusahaan

Hasil pengujian yang dilakukan pada

penelitian ini menunjukkan bahwa return on

equity tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi

sebesar 0,325 (0,325> 0,05).

Hal tersebut menunjukkan bahwa return on

equity tidak termasuk faktor yang mempengaruhi

persepsi pelaku pasar terhadap nilai perusahaan

di perusahaan subsektor perbankan. Bank dalam

satu periode tertentu bisa saja melakukan aksi

korporasi seperti melakukan penerbitan saham

baru (right issue) untuk menambah modal dan

mempermudah bank dalam beroperasi.

Penerbitan saham baru (right issue) bisa

secara signifikan meningkatkan total ekuitas,

sehingga tampak return on equity yang

dihasilkan dalam periode tersebut menurun.

Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)

terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian yang dilakukan pada

penelitian ini menunjukkan bahwa loan to deposit ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,008 (0,008 < 0,05). Dan nilai t negatif artinya pengaruh yang ada berkebalikan, seandainya loan to deposit ratio naik maka nilai perusahaan turun dan sebaliknya.

Loan to deposit ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan membagi total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK).

Nilai loan to deposit ratio yang tinggi bisa

menunjukkan bahwa kondisi bank sedang berada dalam kondisi yang tidak likuid dan sebaliknya. kondisi bank yang tidak likuid bisa membuat bank dalam masalah jika terjadi penarikan dana dari pihak ketiga dan mempersulit bank untuk melakukan kegiatan operasionalnya, hal ini bisa menurunkan penilaian pelaku pasar terhadap bank tersebut.

Oleh karena itu, loan to deposit ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Non Performing Loan (NPL)

terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian yang dilakukan pada

penelitian ini menunjukkan bahwa non performing loan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,494 (0,494> 0,05). Kegiatan utama bank adalah memberikan kredit, tetapi pemberian kredit kepada nasabah ini terkadang memiliki resiko terjadinya kredit macet oleh nasabah yang dapat merugikan bank. Meskipun begitu, kredit yang macet itu masih dapat ditanggulangi oleh bank dengan melakukan tindakan restrukturisasi kredit dan penjualan kredit macet.

Pengaruh Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

Nilai Perusahaan

Hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa biaya operasional terhadap pendapatan operasional berpengaruh terhadap nilai perusahaan bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,004 (0,004 < 0,05). Dan nilai t negatif artinya pengaruh yang ada berkebalikan, seandainya biaya operasional terhadap pendapatan operasional naik maka nilai perusahaan turun dan sebaliknya. Bank dalam melakukan kegiatan operasional tentunya mengeluarkan beban. Beban-beban yang dikeluarkan sebaiknya dikelola secara efisien, pengelolaan yang efisien ini bisa membuat penilaian pelaku pasar meningkat. Pengelolaan beban secara efisien oleh bank dapat dinilai dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur bagaimana pengelolaan beban yang sudah dikeluarkan dalam satu periode terhadap pendapatan yang didapatkan.

Page 10: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020

78

Implikasi Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa adanya

pengaruh Loan To Deposit Ratio, dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional

terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan

subsektor perbankan. Melalui penelitian ini para

akademisi dapat mengetahui faktor-faktor apa saja

yang dapat memengaruhi Nilai Perusahaan.

Penelitian ini juga mendukung teori sinyal yang

menekankan pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

investasi pihak di luar perusahaan. Informasi

berupa seberapa besar tingkat likuiditas dan

kemampuan perusahaan mengelola beban akan

menjadi sinyal bagi para pelaku pasar dalam

menilai suatu perusahaan.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat

dijadikan referensi tambahan bagi perusahaan

yang mau go public, perusahaan perbankan yang

sudah go public, dan para pelaku pasar bahwa

loan to deposit ratio, biaya operasional terhadap

pendapatan operasional dapat memberikan

penjelasan mengenai naik turunnya nilai

perusahaan, sehingga perusahaan harus lebih

memerhatikan kondisi likuiditas perusahaan, dan

pengelolaan beban. Kondisi likuiditas yang tidak

baik dan pengelolaan beban yang tidak dikelola

secara efisien bisa membuat bank kesulitan dalam

melakukan kegiatan usaha yang pada akhirnya

membuat penilaian terhadap suatu bank

mengalami penurunan dan sebaliknya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

yang diuraikan sebelumnya maka simpulan penelitian ini adalah:

1. Return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Perusahaan dengan return on equity yang rendah bisa saja terjadi karena adanya aksi korporasi seperti menerbitkan saham baru (right issue), menerbitkan waran, dan sebagainya. Oleh karena itu, return on equity tidak menurunkan penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.

2. Loan to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Bank sebaiknya bisa mengelola nilai loan to deposit ratio mereka agar tidak terjadi kesulitan likuiditas dalam mereka melakukan operasionalnya. Semakin tinggi nilai loan to deposit

ratio menunjukkan bahwa bank tersebut sedang berada dalam kondisi yang tidak likuid dan kondisi ini bisa memengaruhi penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.

3. Non performing loan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan kredit macet yang tinggi masih bisa menanggulangi dengan cara melakukan restrukturisasi dan penjualan kredit macet. Oleh karena itu, non performing loan tidak memengaruhi penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.

4. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemampuan bank dalam mengelola bebannya dapat dilihat dengan menggunakan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin tinggi nilai biaya operasional terhadap pendapatan operasional menunjukkan bahwa bank tersebut belum bisa melakukan pengelolaan beban yang baik dan kondisi ini bisa memengaruhi penilaian pelaku pasar terhadap nilai perusahaan.

Saran Beberapa saran yang dirasa perlu untuk

praktis maupun penelitian yang akan datang antara lain:

1. Bagi para pelaku pasar dalam membuat keputusan berinvestasi pada perusahaan perbankan untuk memerhatikan rasio keuangan seperti loan to deposit ratio, biaya operasional terhadap pendapatan operasional dan rasio nilai perusahaan.

2. Bagi Manajemen Perusahaan Perbankan, Tugas manajemen adalah melaksanakan aktivitas perusahaan, meskipun begitu ada baiknya manajemen melihat nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi bisa saja membuat manajemen mudah dalam melakukan aksi korporasi dan bisa saja membuat investor di luar perusahaan tertarik untuk ikut menambah modal ke dalam perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain non-keuangan seperti adanya aksi korporasi semisal menerbitkan saham baru (right issue), menerbitkan obligasi, adanya aksi akuisisi investor dari luar, aksi

Page 11: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Ahmad Rizky Maryadi, Pusvita Indria Mei Susilowati / Pengaruh Return On Equity,......

79

merger, dan sebagainya. Misalnya, peneliti selanjutnya dapat memberikan catatan atau tanda pada bank yang melakukan aksi korporasi.

DAFTAR PUSTAKA Agustiani, R. M. (2016). Pengaruh Good

Corporate Governance, Return on

Asset, Return on Equity, BOPO, dan

Capital Adequacy Ratio terhadap Nilai

Perusahaan Go Public di Bursa Efek

Indonesia.

Aminah, F. N., Suharsono, A., & Ahmad, I. S.

(2016). Pengaruh Rasio Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan pada

Sektor Perbankan yang Tercatat di

Bursa Efek Indonesia Menggunakan

Metode Structural Equation Modelling-

Partial Least Square.

Anwar. (2016). Kajian Kinerja Keuangan dan

Corporate Social Responsibility (CSR)

terhadap Nilai Perusahaan pada Bank

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2011-2015. Balance.

Fahmi, I. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, I. (2015). Pengantar Teori Portofolio dan

Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, I. (2017). Analisis Laporan Keuangan.

Bandung: Alfabeta.

Ghozali, I (2016). Aplikasi Analisis Multivariate

dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Graham, B. (2014). The Intelligent Investor

Ajaran-Ajaran Inti Dalam Berinvestasi.

Depok: CV Pijar Nalar Indonesia.

https://www.idx.co.id

https://www.stockbit.com

gus. (2018). CNBC Indonesia. Diambil kembali

dari cnbcindonesia.com:

https://www.cnbcindonesia.com/investme

nt/20180114121047-21-1397/mengubah-

kredit-bermasalah-jadi-berkah

Harahap, S. S. (2006). Analisis Kritis Laporan

Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Hartono, J. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.

Hidayat, T. A., & Sugiyono. (2017). Pengaruh

struktur modal, kebijakan dividen,

profitabilitas terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur.

Ikatan Bankir Indonesia. (2013). Memahami

Bisnis Bank. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

Ikhsan, A., Alfurkarniati, Safrida, L., Lubis, P.

K., Dalimunthe, M. I., & Abdullah, I.

(2016). Analisa Laporan Keuangan.

Madenatera.

Ikhsan, A., Muhyarsyah, Tanjung, H., &

Oktaviani, A. (2014). Metodologi

Penelitian Bisnis. Bandung: Ciptapustaka

Media.

Jones, C. P., Utama, S., Frensidy, B., Ekaputra, I.

A., & Budiman, R. U. (2008). Investment

Analysis and Management. Jakarta:

Salemba Empat.

Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Mangani, K. S. (2009). Bank dan Lembaga

Keuangan Lain. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15

/PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas

Aset Bank Umum.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6

/POJK.03/2016 Tentang Kegiatan Usaha

Dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal

Inti Bank.

Repi, S., Murni, S., & Adare, D. (2016). Faktor-

faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan subsektor perbankan pada

bei dalam menghadapi MEA. EMBA.

Sarwono, J. (2013). 12 Jurus Ampuh SPSS untuk

Riset Skripsi. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Sharpe, W. F., Alexander, G. J., & Bailey, J. V.

(1999). Investasi. Jakarta: Prenhallindo.

Srihayati, D., & Dikdik Tandika, A. (2016).

Pengaruh Kinerja Keuangan Perbankan

terhadap Nilai Perusahaan dengan

Metode Tobin’s Q pada Perusahaan

Perbankan yang Listing di Kompas 100.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Page 12: RETURN ON EQUITY (ROE), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 4. No.1. Maret 2020

80

Supar Wasesa, M. Y. (2016). Manajemen

Keuangan. CV Madenatera.

Tanujaya, D., Rakhman, A., & Mutiarawati, E. V.

(2016). Analisis Pengaruh Profitabilitas

dan Struktur Modal Terdahap Nilai

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di

BEI pada Tahun 2011-2014.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Tentang Perbankan.

Wasesa, S., Noch, M. Y., Hayat, A., & Hamdani.

(2016). Manajemen Keuangan Prinsip dan

Penerapan. Madenatera.