resus snake bit.doc

8
REFLEKSI KASUS BIDANG ILMU BEDAH RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nama : Ranggit Oktanita SNAKE BITE NIM : 20080310106 1. Pengalaman Os dating dari IGD, sadar, diantar keluarga dengan keluhan bengkak pada bagian tangan kanan karena digigit ular pada pukul 09.00 WIB hari tersebut. Os menjelaskan bahwa ular berwarna hijau dan ekor berwarna merah. Os mengeluh bengkak pada lengan kanan, bengkak bertambah hingga bahu dan dada dan terasa nyeri, pusing -, mual muntah- 2. Masalah yang dikaji Bagaimanamanagement yang tepat bagi kasus di atas? 3. AnalisaKritis Tujuannya adalah: 1. Menghalangi/ memperlambat absorbsi bisa ular 2. Menetralkan bisa ular yang sudah masuk kedalam sirkulasi darah 3. Mengatasi efek lokal dan sistemik Tindakan penatalaksanaan: 1. Pertolongan pertama Tujuan pertolongan pertama : a. penghambatanpenyerapansistemikbisaular

Upload: ranggit-oktanita

Post on 16-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS

BIDANG ILMU BEDAHRSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULNama

: Ranggit Oktanita

SNAKE BITENIM

: 200803101061. Pengalaman

Os dating dari IGD, sadar, diantar keluarga dengan keluhan bengkak pada bagian tangan kanan karena digigit ular pada pukul 09.00 WIB hari tersebut. Os menjelaskan bahwa ular berwarna hijau dan ekor berwarna merah. Os mengeluh bengkak pada lengan kanan, bengkak bertambah hingga bahu dan dada dan terasa nyeri, pusing -, mual muntah-2. Masalah yang dikaji

Bagaimanamanagement yang tepat bagi kasus di atas?3. AnalisaKritisTujuannya adalah:1. Menghalangi/ memperlambat absorbsi bisa ular2. Menetralkan bisa ular yang sudah masuk kedalam sirkulasi darah3. Mengatasi efek lokal dan sistemikTindakan penatalaksanaan:1. Pertolongan pertama

Tujuan pertolongan pertama :

a. penghambatanpenyerapansistemikbisaularb. pencegahan komplikasisebelum pasiendapat menerimaperawatanmedis(di apotikatau rumah sakit)c. kontrol awalgejala berbahayadankeracunand. persiapantransportasiuntukmendapatkanpertolonganmedisPertolongan pertama yang direkomendasikana. Menenangkan pasien yang mungkin cemas.

b. Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan.c. Imobilisasi daerah gigitan dengan balut bidai.

d. Pertimbangkan tekanan imobilisasi untuk beberapa gigitan Elapid.

e. Hindari intervensi pada luka karena dapat menyebabkan infeksi, perdarahan lokal, dan absorpsi bisa ular.

f. Apabila gejala timbul secara cepat sementara belum tersedia anti bisa, dilakukan balut mengelilingi daerah gigitan, dimulai dari bagian distal hingga bagian proksimal untuk mendapatkan balutan yang kuat. Kegiatan mengikat ini kurang berguna jika dilakukan lebih dari 30 menit pasca gigitan. Tujuan ikatan adalah untuk menahan aliran limfe, bukan menahan aliran vena atau arteri.2. Assesmen klinis dan resusitasia. Penatalaksanaan jalan nafas dan fungsi pernafasanBila terjadi kelumpuhan pernapasan dilakukan intubasi, dilanjutkan dengan memasang respirator untuk ventilasib. Penatalaksanaan sirkulasi: beri infus cairan kristaloidc. Beri pertolongan pertama pada luka gigitan: verban ketat dan luas diatas luka, imobilisasi dengan bidai.

Gambar 4.Imobilisasidenganbidaig. Ambil 5-10 mL darah untukpemeriksaan lab darahseperti: waktutrotombin, APTT, D-dimer, fibrinogen danHb, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit (terutama K), CK. Periksawaktupembekuan, jika>10 menit, menunjukkankemungkinanadanyakoagulopati.h. Apus tempat gigitan dengan venom detection3. Terapi SABUSABU (Serum Anti Bisa Ular), berasal dari serum kuda yang dikebalkan. Teknik pemberian SABU: 2 vial (1 vial= 5 mL) IV dalam 500 mL NaCl 0,9% atau dextrose 5% dengan kecepatan 40-80 tetes/ menit. Maksimal 100 mL (20 vial). Infiltrasi lokal pada luka tidak dianjurkan.Indikasi SABU adalah adanya gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada bagian luka.Tabel 2.Pemberian SABUKlasifikasiTindakan

Derajat 0 dan Itidak diperlukan SABU. Lakukan evaluasi dalam 12 jam, jika derajat meningkat maka berikan SABU

Derajat II3-4 vial SABU

Derajat III5-15 vial SABU

Derajat IVberikan penambahan 6-8 vial SABU.

4. Terapisuportif

Terapisuportiflainnyapadakeadaan :a. Gangguankoagulopatiberat: beri plasma fresh-frizen (dan antivenin)b. Perdarahan: beritranfusidarahsegarataukomponendarah, fibrinogen, vitamin K, tranfusitrombositc. Hipotensi: beriinfuscairankristaloidd. Rabdomiolisis: bericairandannatriumbikarbonate. Monitor pembengkakan local denganlilitanlenganatauanggotabadanf. Sindromkompartemen: lakukanfasiotomig. Gangguanneurologik: berineostigmin (asetilkolinesterase), diawalidengan sulfas atropine

5. Terapi profilaksis

1) Pemberian suntikan anti-tetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid, maka diberikan satu dosis toksoid tetanus.2) Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara intramuskular atau antibiotikaspektrumluas. Kumanterbanyak yang dijumpaiadalahP.aerugenosa, Proteus,sp, Clostridium sp, B.fragilis3) Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.4. DokumentasiI. IdentitasPasien

Nama

: Tn. PanutSusantoNo. RM

: 30.85.15Usia

: 57tahun

Alamat

: Mangunan RT16, Mangunan, Dlingo, BantulJenisKelamin: Laki - lakiAgama

: Islam

Pendidikan

: SMAMasuk RS

: 26 Januari 2013 pukul 11.09 WIBDiagnosis awal: snake biteII. Anamnesis

Keluhanutama: os datang dari IGD, sadar, diantar keluarga dengan keluhan bengkak pada bagian tangan kanan karena digigit ular pada pukul 09.00 WIB hari tersebut. Os menjelaskan bahwa ular berwarna hijau dan ekor berwarna merah.Keluhan tambahan :os mengeluh bengkak pada lengan kanan, bengkak bertambah hingga bahudan dada dan terasa nyeri, pusing -, mual muntah-

III. Pemeriksaanfisik

a. KeadaanUmumBaik, CMb. Kesadaran

E4V5M6

c. Vital Sign

TD

: 130/90 mmHg

Nadi

: 84x/menit

Respirasi: 20x/menit

Suhu

: 36,5OCd. Head to toe

Cephal: CA -/-, SI -/-Thorax

: P = simetris +, sonor +, vesikuler +

C = S1 S2 murni regular

Abdomen: supel, timpani +, peristaltik +, NT

Ekstremitas: dextra superior = udem +, NT+ dari region pektoralis s/d Palmaris dextraIV. PemeriksaanPenunjangRo thoraxCardiomegali, pulmodbnEKGNormal sinus rythmV. Diagnosis

Snake bite grade 3

5. Referensi1. Ahiwar. 2012. Poisonous Snake Bite. New Delhi

2. De Jong, dkk. 2010. BukuAjarIlmuBedahEdisi 3. EGC: Jakarta

3. Niasari, Niadkk. 2003. GigitanUlarBerbisadalam Sari Pediatri, Vol. 5, No. 3, Desember 2003. Jakarta : IKA-FKUI

4. Sudoyo, A.W., 2006. BukuAjarIlmuPenyakitDalam.PusatPenerbitanDepartemenIlmuPenyakitDalam. FakultasKedokteranUniversitas Indonesia

5. Warrel, E David, et al. 2005. Guidelines for the Clinical Management of Snake bites in the South-East Asia Region. New Delhi :WHOBantul, 31 Juli 2013Dokter Pembimbing

Co-Ass

dr. Gunawan S., Sp. B

Ranggit Oktanita EMBED Word.Picture.8

Pedomanterapi SABU menurut Luck

Monitor keseimbangancairandanelektrolit

Ulangipemeriksaandarahpada 3 jam setelahpemberiannantivenom

Jikakoagulopatitidakmembaik (fibrinogen tidakmeningkat, waktupembekuandarahtetapmemanjang), ulangipemberian SABU. Ulangipemeriksaandarahpada 1 dan 3 jam berikutnya, dst

Jikakoagulopatimembaik (fibrinogen meningkat, waktupembekuanmenurun) maka monitor ketatkerusakandanulangipemeriksaandarahuntukmemonitorperbaikannya. Monitor dilanjutkan 2x24 jam untukmendeteksikemungkinankoagulopatiberulang. PerhatianuntukpenderitadengangigitanViperidaeuntuktidakmenjalanioperasi minimal 2 minggusetelahgigitan

_1435743754.doc