resume pbl

4
Resume Jurnal Penelitian Mengenai Tekanan Darah Pada Perokok Pria Disusun oleh: Kelompok A-6 Ayuvy Monzalitza Bagus Dian Pranata Bayu Adhitya Wicaksana Bayu Hernawan Rahmat Muharia Belladina Mayyasha Martadipura Bendit Setiawan Bening Irhamna Betari Texania Harsa Bilgis Biladi Bimasena Arya Yudha

Upload: belladina-mayyasha-martadipura

Post on 02-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

resume pbl

TRANSCRIPT

Resume JurnalPenelitian Mengenai Tekanan Darah Pada Perokok Pria

Disusun oleh: Kelompok A-6Ayuvy MonzalitzaBagus Dian PranataBayu Adhitya WicaksanaBayu Hernawan Rahmat MuhariaBelladina Mayyasha MartadipuraBendit SetiawanBening IrhamnaBetari Texania HarsaBilgis BiladiBimasena Arya Yudha

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIJL. LET. JEND. SUPRAPTO CEMPAKA PUTIH, JAKARTA PUSAT, 10510AGUSTUS 2013Penelitian Mengenai Tekanan Darah Pada Perokok Pria

Penelitian yang dilangsungkan di India ini, meneliti sebanyak 2190 pekerja pria yang merokok. Penelitian ini dilakukan karena di India masih banyak adu argumen yang terjadi mengenai dampak dari merokok terhadap tekanan darah. Sebelumnya, beberapa peneliti mengindikasi bahwa perokok mempunyai tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok, dan beberapa penelitian yang lain mengatakan bahwa perokok memiliki tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Subjek yang diteliti oleh peneliti asal India ini berusia 20-60 tahun pria perokok. Kemudian dibagi menjadi dua kelompok, kurang dari 40 tahun dan lebih dari 40 tahun. Sejarah merokok, meminum kopi, dan minum alkohol juga diperhatikan, serta sejarah olahragapun juga ikut diperhatikan.

Pemeriksaan fisik dilarang untuk meminum kopi dan meminum obat sebelum penelitian dilakukan. Penelitian mencakup tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, detak jantung, serta tekanan darah.

Pemeriksaan dilakukan pada pukul 2-4 sore disebuah ruangan yang disediakan di pabrik tersebut. Subjek tidak diperkenankan untuk meminum kopi selama satu jam, dan merokok selama 30 menit. Kemudian, cara memeriksa tekanan darah bisa dilakukan dengan menggunakan alat sphygmomanometer. Hasil dari penelitian yang didapat dari subjek yang berusia 20-40 tahun yang dibagi kedalam tiga kategori yaitu bukan perokok, perokok ringan, dan perokok berat. Hasilnya adalah tekanan sistolik bukan perokok lebih rendah dari pada perokok ringan dan perokok berat. Tekanan diastolikpun menunjukan bahwa bukan perokok memilki tekanan darah yang lebih tinggi dibanding perokok ringan dan berat, begitu juga dengan detak jantungnya. Kemudian, penelitian kedua yang dilakukan kepada subjek yang berusia 40-60 tahun menunjukan hasil tekanan sistolik pada bukan perokok lebih rendah dari pada perokok ringan dan perokok berat, tetapi, pada tekanan diastoliknya, subjek bukan perokok memiliki tekanan darah lebih tinggi dari pada perokok ringan dan perokok berat. Sedangkan, detak jantungnya seseorang yang bukan perokok memiliki rasio lebih rendah dari pada perokok ringan dan perokok berat.

Hasil dari penelitian yang ketiga ditemukan tekanan darah sistolik pada subjek yang berusia 20-40 tahun lebih tinggi pada subjek yang mengonsumsi alcohol tetapi bukan perokok. Tekanan diastoliknya menunjukan hasil yang lebih rendah kepada perokok yang rajin berolahraga.Hasil penelitian yang keempat, tekanan darah sistolik pada subjek yang berusia 40-60 tahun menunjukan hasil yang lebih rendah kepada perokok yang rajin berolahraga. Sedangkan, dari semua penelitian tekanan darah orang yang mengonsumsi kopi tidak menunjukan hasil yang tinggi.

Berdasarkan penelitian lainnya pada penelitian satu ini ditemukan bahwa tekana darah sistol dan diastol lebih tinggi dibandingkan seseorang yang bukan perokok dari golongan muda. Pada golongan yang berusia lanjut ditemukan bahwa tekanan diastolnya lebih tinggi. Berdasarkan penelitian dari Primatesta P. ditemukan hasil yang cukup mengejutkan yaitu terdapat perbedaan yang sangat signifikan tekanan sistol antara perokok biasa dan perokok berat. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Okubo Y. yang berasal dari jepang, mendapat hasil penelitian yang menunjukan bahwa tekanan darah dari perokok lebih rendah dibandingkan seseorang yang bukan perokok dan mantan perokok. Berdasarkan penelitian Jayakumar, dalam studinya dia menemukan bahwa tekanan darah diastol dan sistol lebih tinggi terhadap orang yang juga mengonsumsi alcohol. Berdasarkan penelitian dari Keil U diketahui bahwa level yang tinggi pada orang yang meningkatkan konsumsi alkoholnya akan meningkatkan tekanan darah sistolnya juga.

Sedangkan penelitian dari Jayakumar Jeganathan, didapatkan hasil bahwa dalam studinya mengenai tekanan sistol diastole lebih rendah pada orang yang sering melaukan aktivitas olahraga dan kegiatan sehari-hari, padahal pada kenyataannya orang yang sering melakukan olahraga dan aktivitas pengembangan diri lainnya dapat menurunkan kadar lemak pada tubuhnya dan juga menunjukan perubahan pada sistem syaraf simpatis. Sedangkan latihan fisik secara rutin akan menurunkan tekanan darah pada pria yang mengalami penyakit tekanan darah tinggi. Berdasarkan Jayakumar Jeganathan, ditemukan bahwa tekanan darah antara diastole dan sistol lebih rendah pada mereka yang mengonsumsi kopi.

Bagaimanapun juga jumlah penurunan itu tidaklah sangat statistic dan signifikan. Dari interaksi yang rumit antara perokok, konsumsi alcohol, factor genetic, indeks massa tubuh, latihan fisik, dan masih banyak factor lain, masih sulit untuk menjelaskan pengaruh rokok pada tekanan darah.

Kesimpulan: Tekanan darah sistol lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.

2