resume jurnal akupunktur

5
RESUME JURNAL AKUPUNKTUR Debora Marga P/ G0010051 Journal (1) Effect of Acupuncture Treatment on the Immune Function Impairment Found in Anxious Women Psikoimunologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi yang kompleks antara sistem saraf pusat dna sistem imun, dan bagaimana perilaku dan stes dapat mempengaruhi interaksi tersebut. Ansietas meskipun sering dikaitkan dengan depresi, namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Beck Anxiety Inventory (BAI) ansietas lebih merujuk pada kelainan kognitif. Pasien ansietas yang tidak diobati menunjukkan penurunan respons proliferatif limfosit pada produksi PHA dan interleukin-2. Psikoterapi di mana terdapat terapi perilaku dan kognitif dianggap masih kurang bila hanya digunakan sebagai pengobatan tunggal. Sementara farmakoterapi, baik digunakan sendiri atau bersama dengan psikoterapi dapat menjadi penatalaksanaan standard untuk ansietas. Pengobatan berlangsung selama 12 bulan. Meskipun dalam jangka waktu lama, kurang dari 50% mengalami remisi penuh dalam waktu 5 tahun. Pasien dengan remisi penuh (27%) atau sebagian (39%) dapat mengalami relaps dalam 3 tahun kemudian. Oleh sebab itu dirasa perlu untuk mengembangkan terapi alternatif untuk ansietas.

Upload: deborapangestika

Post on 12-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Acupuncture

TRANSCRIPT

RESUME JURNAL AKUPUNKTURDebora Marga P/ G0010051

Journal (1)Effect of Acupuncture Treatment on the Immune Function Impairment Found in Anxious WomenPsikoimunologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi yang kompleks antara sistem saraf pusat dna sistem imun, dan bagaimana perilaku dan stes dapat mempengaruhi interaksi tersebut. Ansietas meskipun sering dikaitkan dengan depresi, namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Beck Anxiety Inventory (BAI) ansietas lebih merujuk pada kelainan kognitif. Pasien ansietas yang tidak diobati menunjukkan penurunan respons proliferatif limfosit pada produksi PHA dan interleukin-2.Psikoterapi di mana terdapat terapi perilaku dan kognitif dianggap masih kurang bila hanya digunakan sebagai pengobatan tunggal. Sementara farmakoterapi, baik digunakan sendiri atau bersama dengan psikoterapi dapat menjadi penatalaksanaan standard untuk ansietas. Pengobatan berlangsung selama 12 bulan. Meskipun dalam jangka waktu lama, kurang dari 50% mengalami remisi penuh dalam waktu 5 tahun. Pasien dengan remisi penuh (27%) atau sebagian (39%) dapat mengalami relaps dalam 3 tahun kemudian. Oleh sebab itu dirasa perlu untuk mengembangkan terapi alternatif untuk ansietas.Neurendokrin dan sistem imun bawaan tergabung dalam sistem homeostasis di mana terdapat komunikasi 2 arah di antaranya dengan substansi kimia dan reseptor sebagai bahan mediator. Gangguan pada salah satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain.

Akupumktur merupakan pengobatan tusuk jarum di mana terjadi stimulasi saraf sensoris, modulasi pengeluaran faktor hormonal dan opioid endogen. Akupunktur mempengaruhi kelenjar pituitari melalui hipotalamus untuk mengeluarkan -endorfin, leu-enkefalin, met-enkefalin, dinorfin, serotonin, dan amin biogenik.

Penelitian ini mengambil subyek 34 wanita Spanyol berusia 30-60 tahun yang menderita ansietas menurut BAI. Kelompok kontrol terdiri dari 20 wanita Spanyol sehat berusia sama. Semua subyek diterapi dengan akupunktur manual pada 19 titik akupunktur yaitu SI3, HT3, HT5, PC6, LI4, LI11, TH5, CV3, CV4, CV6, CV15, GB34, GB43, ST36, SP6, LV2, UB60, KD6, dan GV20. Jarum akupunktur dimasukan sedalam 10 mm. Setiap sesi berlangsung 30 menit. Sebelum dan 72 jam sesudah pengobatan akupunktur, sampel darah tepi diambil pada pembuluh darah tepi. Dalam satu bulan dilakukan sebanyak 10 sesi sampai remisi lengkap. Neutrofil kemotaksis, indeks fagositik, efisiensi fagositik, level anion superoksida diukur sebelum, 72 jam sesudah, setelah 1 bulan setelah pengobatan akupunktur. Indeks fagositik mengidentifikasi kemampuan neutrofil memakan benda asing, sementara efisiensi fagositik untuk melihat berapa banyak neutrofil yang bekerja dari 100 neutrofil. Hasil penelitan menunjukkan bahwa fungsi imun (indeks fagositik, efisiensi fagositik, dan neutrofil kemotaksis) meningkat secara signifikan pada 72 jam pasca akupunktur dan 1 bulan setelah akupunktur. Namun khusus indeks fagositik dan efisiensi fagositik, peningkatan pada 1 bulan pasca akuounktur masih lebih rendah dibandingkan pada 72 jam pasca akupunktur. Sementara parameter imun (level anion superoksida dan limfoproliferasi) yang biasanya berada pada kadar yang tinggi justru menurun secara signifikan. Level anion superoksida digunakan sebagai ukuran produksi dan pengeluaran reactive oxygen species (ROS). ROS berfungsi sebagai fasgosit untuk pertahanan tubuh host, namun pada jumlah berlebih ROS justru menimbulkan kerusakan dan stress oksidatif. Hasil penelitian di atas dapat memberi alasan bahwa akupuntur efektif sebagai terapi imunomodulator.

Journal (2)

The Neuroimmune Basis of Anti-Inflammatory AcupunctureAkupunktur adalah suatu seni penyembuhan kuno yang telah bertahan di Cina dan telah berkembang sampai ke Amerika Serikat dan Eropa sebagai terapi primer dan komplementer untuk berbagai jenis penyakit kronis. Pada tahun 6000 BC, warga Cina menggunakan batu yang ditajamkan untuk pengobatan akupunktur. Kini akupunktur dikenal sebagai pengobatan dengan memasukan jarum secara manual, dipanaskan, atau dengan metode laser.

Penelitian menunjukkan bahwa otak dan sistem imun bawaan terhubung secara bidireksional melalui jalur humoral dan neural. Pengaturan keseimbangan pada akupunktur melalui peningkatan efek parasimpatis. Proses ini diawali ketika serabut primer C yang merupakan serabut tak bermyelin ditemukan dalam organ dan jaringan utama. Serabut ini bekerja pada respons pengeluaran substansi P dan takinin pro-inflamasi, merangsang terjadinya vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas vaskular dan membatasi pengeluaran limfosit. Adanya inflamasi pada jaringan perifer akan membuat jaringan mengirimkan sinyal bahaya melalui jalur cepat dan jalur lambat. Jalur cepat terjadi melalui saraf aferen vagus menuju batang otak melalui nukleus traktus solitarius. Jalur lambat melibatkan sitokin dari pleksus koroideus dan organ sirkumverensial yang akan berdifusi ke otak. Ikatan katekolamin terhadap reseptor -2 adrenergik menyebabkan penurunan sitokin pro-inflamasi (TNF, IL-, IL-6, dan IL-18) dan meningkatkan sitokin anti-inflamasi (IL-10). Kondisi ini akan memacu pengiriman sinyal dari hipotalamus dan kompleks vagal dorsalis untuk menstimulasi aktivasi ACTH yang akan membuka jalur anti inflamasi secara humoral.

Adanya reseptor 7 nikotinik asetilkolin (7nAChR) pada makrofag jaringan akan berikatan dengan vagal (ACh) pada monosit-makrofag. Sedikit ikatan ini mampu menghambat produksi sitokin pro inflamasi. Ikatan antara vagal ACh dan reseptor 7nAChR juga dapat menginisiasi regulasi imun bawaan. Jalur anti inflamasi kolinergik dilaporkan sebagai jalur mekanisme anti inflamasi dan antipiretik. Mekanisme antipiretik dapat diterangkan melalui regulasi yang diperantarai 2 sitokin spesifik (IL-6 dan IL-1).

Tumor kecil yang terjadi pada awalnya karena inflamasi sebagai bagian dari proses neoplastik, proliferasi, dan pertahanan. Tumor sel akan berhubungan dengan sinyal dari sistem imun bawaan seperti selektin, kemokin, dan reseptor-reseptor terjadinya invasi, migrasi dan metastasis. Mekanisme ini dapat menghambat perjalanan stimulus yang merangsang terjadinya mual dan muntah akibat kemoterapi.