resume introduction to public policy
DESCRIPTION
public policy theoryTRANSCRIPT
Nama: Muara Nangarumba
NIM: 126020106111003
Mata Kuliah: Kebijakan Ekonomi
Resume Introduction to Public Policy
Latar Belakang: Definisi dan Karakteristik
Pengertian dari kebijakan Publik berubah-ubah dari tahun ke tahun, Penciptaan ilmu-
ilmu kebijakan (yakni ilmu yang menjadikan kebijakan sebagai suatu studi) sangat erat
kaitannya dengan karya Harold Lasswell.
Harold Lasswell menyatakan bahwa ilmu-ilmu kebijakan memiliki tiga karakteristik, yakni
multi-disciplinary, problem solving, dan normative, penjelasannya adalah sebagai
berikut:
1. Multi-Disciplinary
Ilmu kebijakan tidak memiliki ruang lingkup yang sempit, dalam artian ilmu ini
meleburkan berbagai bidang ilmu seperti sosiologi, ekonomi, dan politik.
2. Problem Solving
Ilmu kebijakan akan berorientasi terhadap solusi dari masalah dunia nyata dan
tidak terlibat atau “steril” dalam perdebatan akademis.
3. Normative
Kebijakan tidak boleh berselimut kedok "objektivitas ilmiah", tetapi harus
mengakui ketidakmungkinan memisahkan tujuan dan sarana, atau nilai-nilai dan
teknik, dalam studi tindakan pemerintah. Normative sendiri bisa dinilai sebagai
sebuah prespektif mengenai bagaimana dunia “seharusnya” bukan “apa
adanya”.
Evolusi Ilmu Kebijakan
Sumber ini menjelaskan bahwa walau konsep dari kebijakan public (sesuai dengan
konsep Lasswell) adalah ilmu yang multi-disciplinary, namun sekarang ilmu kebijakan
public menjadi terlalu spesifik, bahkan memiliki konsep, ruang ligkup, bahasa, dan
terminology sendiri. Dapat kita lihat pada kebijakan-kebijakan yang menghiasi headline
surat kabar baik cetak maupun elektronik biasanya selalu menjadikan kebijakan
ekonomi sebagai topic utama. Seakan-akan kebijakan public hanya menjadikan ekonomi
sebagai satu-satunya kajian dengan berbagai pandangan. Berdasarkan pemahaman
penulis, yang dimaksud disini adalah kebijakan menurut Lasswell adalah menjadikan
berbagai disiplin ilmu sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan sedangkan sekarang
kebijakan tersebut memiliki perspektif yang berbeda tergantung dilihat dari disiplin imu
mana.
Kemudian selama 50 tahun terakhir kebijakan tidak bersifat problem solving, sehingga
menghambat suatu keputusan untuk segera dilakukan. Terlalu banyak proses dan debat
yang dilakukan hal ini bertentangan pula dari karateristik yang dinyatakan oleh Laswell.
Sehingga terjadi perdebatan apakah ilmu kebijakan harus tetap normative ataukah
perspektif.
Definisi-Definisi Lain Mengenai Kebijakan Publik
Thomas Dye menyatakan:
“is whatever governments choose to do or not to do”.
Dan Jenkins, menyatakan Pula:
“a set of inter-related decisions taken by a political actor or group of actors concerning
the selection of goals and the means of achieving them within a specified situation
where those decisions should, in principle, be within the power of those actors to
achieve”
Kedua pendapat tersebut menyatakan bahwa:
1. Kebijakan merupakan sesuatu yang harus dilakukan atau tidak dilakukan suatu
aktor.
2. Aktor tersebut bisa merupakan individu atau merupakan suatu kelompok yang
memiliki tujuan dengan cara-cara tertentu.
3. Dalam membuat keputusan actor harus memiliki kekuatan atau kekuasaan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Konseptual Kebijakan Publik
“Policy” is a special kind of response, the central ordering element of which is an
explicit statement of intent regarding future actions. "Kebijakan" adalah jenis khusus
dari respon, unsur memesan sentral yang merupakan pernyataan eksplisit niat
mengenai tindakan di masa depan. Sehingga dari salah satu pengertian mengenai
kebijakan tersebut, maka kita akan menemukan Policy Response atau Respon
Kebijakan, hal ini menunjukkan apa yang dilakukan di lembaga atau pemerintah
dalam menanggapi rangsangan lingkungan dan struktural. Konsep ini dibagi menjadi
pernyataan kebijakan, aksi kebijakan, dan hasil kebijakan.
1. Pernyataan Kebijakan (Policy Statement)
maksud dari pemerintah untuk melakukan sesuatu tentang beberapa
masalah.
2. Aksi Kebijakan (Policy Action)
adalah apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diidentifikasi dalam
pernyataan.
3. Hasil Kebijakan (Policy Result)
adalah apa yang terjadi di lingkungan (atau, lebih penting lagi, dalam
struktur) menyusul upaya lembaga atau pemerintah untuk mencapai tujuan
tersebut.
Indikator Aksi Kebijakan
Dalam melakukan aksi kebijakan ternyata ada beberapa tahapan dan indicator
dalam pelaksanaannya, yaitu:
1. Perhatian retoris (perhatian yang diberikan kepada program dan lembaga
tertentu) Diukur dari: Reaksi masyarakat, pidato pejabat pemerintah, dll
2. Perencanaan tindakan (jumlah rencana resmi diumumkan oleh
lembaga)Diukur dari: Jumlah rencana resmi yang diumumkan
3. Tindakan Akuisitif .(Semacam persiapan atau sosialisasi) Diukur dari:
Ketetapan dan peraturan berlaku, jumlah departemen, jumlah alokasi
pegawai baru, dll.
4. Implementasi Tindakan. Diukur dari: Pencairan sumber daya: pengeluaran,
hibah, pinjaman, personil yang ditugaskan, perintah yang dikeluarkan,
informasi yang dikumpulkan dan disebarkan oleh lembaga, dll.
Kesimpulan
1. Harold Lasswell menyatakan bahwa ilmu-ilmu kebijakan memiliki tiga
karakteristik, yakni multi-disciplinary, problem solving, dan normative.
2. Kebijakan publik terus berubah karena mereka dibentuk dan dibentuk kembali
diubah dan berubah dan kadang-kadang menolak kebijakan baru.
3. Kebijakan" adalah jenis khusus dari respon, unsur memesan sentral yang
merupakan pernyataan eksplisit niat mengenai tindakan di masa depan.
4. Policy Response atau Respon Kebijakan, merupakan apa yang dilakukan di
lembaga atau pemerintah dalam menanggapi rangsangan lingkungan dan
struktural. Konsep ini dibagi menjadi pernyataan kebijakan, aksi kebijakan, dan
hasil kebijakan.
5. Kebijakan merupakan sesuatu yang harus dilakukan atau tidak dilakukan suatu
aktor.
6. Aktor tersebut bisa merupakan individu atau merupakan suatu kelompok yang
memiliki tujuan dengan cara-cara tertentu.
7. Dalam membuat keputusan actor harus memiliki kekuatan atau kekuasaan
untuk mencapai tujuan tersebut.