resume fungsi manajemen

16
Membicarakan tentang manajemen maka tidak akan lepas membicara tentang organisasi, karenanya keduanya merupakan dua hal yang saling berkia Keduanya membicarakan tentang optimalisasi sumber daya, kerjasama serta tuj Namun wadah sekumpulan orang-orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan ”energi” yakni manajemen. Organisasi didefinisikan sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat seca formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara se kelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang lain disebut bawahan (Siagian). Selanjutnya, Manullang (1986 : 68) mendefinisikan organisasi sebagai 1. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerjasa untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan tertentu. 2. Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara sk tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan. Kemudian Flippo mengemukakan organisasi sebagai suatu sistem menghubungkan sumber-sumber daya sehingga memungkinkan pencapaian tuj atau sasaran tertentu. Lebih lanjut dapat dinyatakan, bahwa ada tiga ciri dari suatu organis a. Adanya sekelompok orang b. Terjadinya suatu hubungan dalam suatu kerjasama yang harmonis. c. Kerjasama didasarkan atas suatu hak, kewajiban atau fungsinya masing untuk mencapai tujuan. 1

Upload: tyusber

Post on 21-Jul-2015

103 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MATERI I MANAJEMEN SEBAGAI ILMU, SENI DAN PROFESI

A. Hakikat Organisasi dan Manajemen Membicarakan tentang manajemen maka tidak akan lepas membicarakan tentang organisasi, karenanya keduanya merupakan dua hal yang saling berkiatan. Keduanya membicarakan tentang optimalisasi sumber daya, kerjasama serta tujuan. Namun wadah sekumpulan orang-orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan energi yakni manajemen. Organisasi didefinisikan sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang kelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang lain yang disebut bawahan (Siagian). Selanjutnya, Manullang (1986 : 68) mendefinisikan organisasi sebagai berikut : 1. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan tertentu. 2. Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan. Kemudian Flippo mengemukakan organisasi sebagai suatu sistem yang menghubungkan sumber-sumber daya sehingga memungkinkan pencapaian tujuan atau sasaran tertentu. Lebih lanjut dapat dinyatakan, bahwa ada tiga ciri dari suatu organisasi yaitu : a. Adanya sekelompok orang b. Terjadinya suatu hubungan dalam suatu kerjasama yang harmonis. c. Kerjasama didasarkan atas suatu hak, kewajiban atau fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan.

1

Selain organisasi, hal lain yang mempunyai peranan pelaksanaan administrasi adalah manajemen, sebab manajemen merupakan inti dari pada administrasi. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa manajemen tidak melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, melainkan mengatur tindakan

pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut bawahan. Dengan perkataan lain disebutkan bahwa administrasi dan manajemen tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi hanya kegiatan-kegiatannya yang dapat dibedakan. Sedangkan menurut A.S. Moenir memberi pendapat bahwa "Manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi." Ada definisi lain tentang manajemen yang dikemukakan oleh SP Siagian, bahwa "Manajemen adalah sebagai kemampuan atau keterampilan memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang-orang lain." Dari definisi-definisi tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa manajemen merupakan suatu proses/usaha dalam kegiatan pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan sekelompok orang, dengan pembagian tugas yang jelas serta menggunakan alat-alat tertentu pula untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

B. Manajemen Sebagai Ilmu Sesuatu bidang kajian dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila telah memenuhi empat kriteria, yakni: Mempunyai obyek, disusun secara sistematis, mempunyai metode dan berlaku umum (universal). Setelah ditelaah, ternyata keempat kriteria tersebut telah dimiliki oleh bidang ilmu manajemen, hal ini dapat dibuktikan : 1. Mempunyai obyek, yakni manusia baik ditinjau dari obyek materiil maupun formil.

2

2. Disusun secara sistematis, apabila ditinjau dari fungsinya maka urutan kerja manajemen diawali dari fungsi perencanaan sampai dengan pengawasan. 3. Mempunyai metode, yaitu menggunakan metode ilmiah misalnya observasi dan eksperimen. 4. Bersifat umum (universal), konsep-konsep, prinsip-prinsip maupun tekniknya dapat dipakai pada setiap organisasi, tidak pandang bentuk, tempat maupun waktu. Sehingga dapat kita lihat aplikasi ilmu manajemen dapat diterapkan pada program-program studi di perguruan tinggi, misalnya Jurusan Manajemen (Fakultas Ekonomi), Program Magister Manajemen yang pada akhirnya terbagai lagi menjadi beberapa program spesifikasi, misalnya Manajemen Perusahaan, Manajemen

Perbankan, Manajemen Sumber Daya Manusia. Pada bidang pendidikan, terdapat spesifikasi bidang Manajemen Pendidikan, bahkan di bidang teknik terdapat program studi Manajemen Teknologi Industri, pada Bidang Kehutanan terdapat bidang spesifikasi Manajemen Sumber Daya Hutan, dan sebagainya.

C. Manejemen Sebagai Seni M. Manullang mengungkapkan pendapatnya bahwa "Manajemen adalah seni dan ilmu pengetahuan, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu." Dari pendapat di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa untuk menggerakkan dan mengarahkan segenap anggota organisasi tidak cukup dengan berbekal ilmu pengetahuan, akan tetapi diperlukan suatu seni menggerakkan. Karena untuk menggerakkan anggota agar bekerja dengan ikhlas bukan merupakan pekerjaan mudah atau dapat dilakukan oleh setiap pimpinan. Untuk itu diperlukan suatu kiat-kiat

3

yang efektif, untuk melaksanakan hal tersebut disinilah peran seni dalam memimpin organisasi. Begitu banyak para pemimpin berpendidikan tinggi, berinteligensia yang relatif tinggi akan tetapi tidak mampu menggerakkan para anggotanya untuk bekerja secara suka rela dalam mencapai tujuan organisasi. Karena dalam memimpin organisasinya terkesan monoton, kaku dan kurang diterima oleh para anggota. Hal tersebut kadang kala tidak disadari oleh para pemimpin karena sikap kekakuan dan monoton. Untuk mengantisipasi hal tersebut peran seni memimpin harus ditonjolkan. Seni sangat berkaitan dengan bakat atau talenta yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai karunia Allah. Maka dari itu, tidak semua orang memiliki bakat menjadi pemimpin. Sehingga untuk mengasahnya diperlukan suatu pendalaman studi, observasi dan praktek. Dengan demikian manajer yang baik adalah mereka yang dapat mengkolaborasikan manajemennya dari sudut ilmu dan seni dalam membuat keputusan.

D. Manajemen Sebagai Profesi Profesi merujuk kepada pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus, artinya bahwa pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tetapi dapat dilakukan oleh orang yang terlatih dan disiapkan secara khusus untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang disebut profesi memilki kedudukan khusus di dalam masyarakat. Kata profesi berasal daeri kata profession dalam Bahasa Inggris, secara mendasar kata ini berasal dari bahasa latin Profesus yang berarti dalam bentuk suatu pekerjaan (Sanusi dkk). Sutisna, dikutip dari Webstes New World Dictionary: Profesi diberi pengertian sebagai suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan khusus dan biasanya meliputi pekerjaan mental yang ditunjang dari

4

kepribadiandan sikap professional. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut adanya pendidikan khusus sebagai latar belakang pekerjaan tersebut. Sadirman (2004:133) menyebutkan, profesi mempunyai banyak konotasi di antaranya tenaga kependidikan termasuk guru. Secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut. Menurut Chandler dikutip dari Sahertian dan Ida, definisi profesi mengajar yaitu: Profesi mengajar adalah suatu pekerjaan yang mempunyai kekhususan bahwa profesi itu memerlukan kelengkapan mengajar atau keterampilan atau kedua-duanya yang menggambarkan bahwa seseorang itu dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1 butir 4: Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Schein dalam Pidarta menyebutkan : Ciri-ciri professional sebagai berikut: (1) bekerja sepenuhnya pada jam-jam kerja, (2) pilihan pekerjaan didasarkan kepada motivasi yang kuat, (3) memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu dan keterampilan khusus yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama, (4) membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani klien, (5) memiliki otonomi untuk bertindak menyelesaikan persoalan klien, (6) pelayanan itu didasarkan pada kebutuhan objektif klien (7) pekerjaan berorientasi pada pelayanan bukan kepentingan pribadi, (8) menjadi anggota organisasi profesi, (9) memiliki kekuatan dan status yang tinggi sebagai ekspert dalam spesialiasinya, (10) keahlian itu tidak boleh diadvertensikan untuk mencari klien. Dengan demikian, maka profesionalisme merupakan suatu sikap atau perilaku seseorang yang mempunyai suatu profesi tertentu, dengan memegang ciri-ciri dan syarat-syarat yang menunjang profesi tersebut.

5

MATERI II FILSASAT MANAJEMEN DAN TUJUAN MANAJEMEN

A. Hakikat Filsafat dan Filsafat Manajemen Filsafat berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata yaitu Filos yang artinya cinta dan sofia yang artinya arif, apabila diartikan secara harfiah artinya cinta terhadap kearifan. Hal tersebut mengandung suatu pengertian bahwa filsafat adalah pandangan hidup yang merupakan perangkat terori atau sistem pemikiran yang dapat menuntun keapda pemecahan masalah yang berhubungan dengan tujuan.

Apabila dikaitkan dengan bidang ilmu manajemen, maka ilmu manajemen mempunyai falsafah, yakni : 1. Mengurangi ketidakpastian Untuk mengantisipasi hal tersebut maka setiap organisasi harus mengoptimalkan fungsi-fungsi manajemennya, dari tahapan perencanaan sampai pengawasan. 2. Memberikan kepuasan kepada pelanggan Prinsip-prinsip memberikan kepuasan yakni: Kepercayaan kepada pelanggan, memilih pelanggan yang tepat, memenuhi harapan pelanggan, mencari faktor kepuasan pelanggan, membangun emosional, memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menilai kinerja, jaminan terhadap pelanggan, mendengar suara pelanggan, memberdayakan karyawan, serta mengoptilmalkan peran pimpinan. Dalam membuat setiap keputusan manajer harus memiliki dasar pemikiran yang kuat untuk dijadikan sebagai pijakan dalam bertugas dan kewajibannya.

B. Tujuan Manajemen

6

Dalam ilmu manajemen, tujuan dapat dikaji dari beberapa aspek, antara lain dari aspek sifat, karakteristik, serta dari beberapa aspek lainnya. Namun demikian, kesemuanya dapat dianaisis bahwa setiap kegiatan mempunyai tujuan, jika dalam melaksanakan kegiatan telah diatur sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, berpedoman kepada prinsip-prinsip organisasi, dan telah ditentukan urutan pekerjaan berdasarkan skala prioritas, maka tujuan dari kegiatan dalam suatu organisasi akan tercapai lebih efektif dan efisien.

7

MATERI III PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN DAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

A. Fase Perkembangan Manajemen Perkembangan ilmu manajemen dibagi menjadi 2 fase antara lain: 1. Prasaintifik Manajemen, pada fase ini muncul dua tokoh yaitu : a. Robert Owen (1771-1856) Tokoh ini lebih menekankan peran manusia dalam organisasi, dimana manusia atau karyawan merupakan ujung tombak dalam pencapain kinerja atau produktifitas suatu perusahaan b. Charles Babbage (1792-1871) Tokoh ini lebih menekankan kepada spesifikasi dan pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian karyawan sebagai hal yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan kinerjanya. 2. Saintifik Manajemen, pada fase ini muncul beberapa tokoh antara lain: a. Frederick Winslow Taylor (1856-1915) Tokoh ini yang mengembangkan bidang ilmu manajemen melalui 4 pendekatan yaitu pengembangan metode ilmiah; seleksi ilmiah untuk karyawan; pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan, serta kerjasama antar karyawan. b. Frank Gilberth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972) Kedua tokoh ini lebih menekankan kepada bagaimana meningkatkan efisiensi melaksanakan pekerjaan. c. Henry L. Gantt (1861-1919)

8

Tokoh ini mempunyai gagasan tentang kerjasama yang baik, seleksi ilmiah tenaga kerja, sistem insentif untuk motivasi karyawan dan instruksi kerja yang lebih rinci. d. Harrington Emerson (1853-1931) Tokoh ini terkenal dengan 12 prinsip-prinsip efisiensi dalam manajemen yaitu Tujuan yang jelas, kegiatan harus masuk akal, disiplin, balas jasa, laporan yang akuntabel, komando perintah, standarisasi, metode dan jadwal yang jelas, standarisasi pada kondisi, operasional dan instruksi. e. Henry Fayol (1841-1925) Tokoh ini terkenal dengan 14 prinsip-prinsip dalam pengelolaan organisasi, antara lain: pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah dan pengarahan, mengedepankan kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, garis wewenang, order, keadilan, stabilitas, inisiatif dan semangat korp.

B. Evolusi Pemikiran Manajemen Perkembangan manajemen ditempuh dalam 4 zaman, yaitu : 1. Zaman klasik, lebih mengutamakan kepada ketepatgunaan dan produktivitas. 2. Zaman neoklasik, lebih mengutakan kepada informasi sebagai alat kontrol. 3. Zaman modern, lebih mengutamakan kepada hubungan tuntutan organisasi dan sifat manusia. 4. Zaman neomodern, lebih mengutamakan sistem dalam bidang manajemen

C. Perubahan Paradigma dalam Manajemen Perkembangan ilmu berjalan secara dinamis, seiring dengan pertumbuhan pola pikir manusia, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan informasi. Begitu pula dengan perkembangan ilmu manajemen, juga sama dengan

9

perkembangan ilmu lainnya. Perkembangan ilmu manajemen selalu berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi dan informasi yang uptodate sehingga setiap tahapan-tahapan perubahan melahirkan paradigma baru.

D. Prinsip-pripsip Manajemen Ada beberapa prinsip yang diterapkan dalam manajemen, yaitu :

1. Management by objectiveDipelopori oleh Peter Drucker (1954), yang berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan organisasi perlu dianalisis dulu misi dari organisasi tersebut.

2. Management by peopleDalam pencapaian tujuan organisasi, hal yang sangat penting diperhatikan adalah manusia dalam maupun di luar organisasi. Untuk itu maka seorang manajer harus peka terhadap tuntutan manusia.

3. Management by informationDalam membuat kebijakan atau tindakan, seorang manajer harus berpedoman kepada data, fakta dan informasi yang akurat, sehingga diperlukan suatu system informasi manajemen.

10

MATERI IV FUNGSI-FUNGSI DASAR MANAJEMEN DAN HUBUNGAN ILMU MANAJEMEN DENGAN ILMU-ILMU LAIN

A. Fungsi- fungsi Dasar Manajemen Di kalangan para sarjana belum terdapat suatu konsensus mengenai jumlah fungsi-fungsi manajemen dan administrasi. Konsensus yang telah dicapai yaitu pada dasarnya keseluruhan fungsi-fungsi manajemen dan administra-si itu dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi utama yaitu : 1. Fungsi organisasi, merupakan fungsi yang mutlak harus dijalankan oleh

manajemen, ketidakmampuan menjalankan fung-si tersebut akan mengakibatkan lamban atau matinya organisasi. 2. Fungsi pelengkap, merupakan fungsi yang meskipun tidak mutlak harus dijalankan oleh organisasi, namun sebaiknya dilaksanakan karena pelaksanaan fungsi dengan baik akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan. Seperti apa yang dikuti oleh Soekarno K dari pendapat seorang sarjana mengenai fungsi-fungsi dari manajemen dimaksud adalah: "Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuiting (Penggerakan) dan Controlling

(Pengendalian/ Pengawasan)." Sedangkan IG Wursanto juga mengutip pendapat seorang sarjana lain : "Fungsi-fungsi manajemen terdiri atas: Planning (Perencanaan), Organizing

(Pengorganisasian), Motivating (Penggerakan), Controlling (Pengawasan) dan Decision Making (Pengambilan Keputusan)."

11

Dengan menelaah pendapat para sarjana administrasi, maka dapat tersimpul antara lain : 1. Pada hakekatnya teori-teori tersebut terdapat keseragaman cara berpikir di kalangan para ahli. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa fungsi yang sama. 2. Dalam kualifikasi yang telah dibuat tidak terdapat perbedaan yang prinsipil, hanya perbedaan yang bersifat situasional dan terminologi saja. 3. Adanya kecenderungan berpikir yang seirama di antara para ahli tersebut. Secara garis besar dapat diartikan masing-masing fungsi manajemen yaitu : 1. Planning adalah suatu proses pemikiran secara matang tentang hal-hal apa yang akan dikerjakan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. 2. Organizing adalah suatu proses mengorganisir suatu kegiatan suatu kegiatan yang akan dilakukan. 3. Actuating adalah suatu proses menggerakkan anggota organisasi dalam

pelaksanaan kegiatan. 4. Controlling, yaitu suatu proses pengawasan dalam rangka pengendalian kegiatan agar semua kegiatan dan tujuan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

B. Hubungan Ilmu Manajemen dengan Ilmu-ilmu Lain Pada dasarnya ilmu manajemen mempunyai hubungan yang erat dengan bidang ilmu lainnya, baik ditinjau dari aspek aplikasi maupun tujuan yang dicapai, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini : HUBUNGAN ILMU MANAJEMEN DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA No. 1 2 3 Korelasi Ilmu Politik Ilmu Ekonomi Psikologi Aplikasi Kebijakan manajemen pendidikan melalui proses politik, UU Sisdiknas disahkan oleh lembaga eksekutif dan legislatif. Prinsip ekonomi yang selalu mengedepankan efektifitas dan efisiensi diterapkan dalam strategi pencapaian tujuan. Pengetahuan tingkah laku manusia dalam organisasi selalu

12

4 5

Sosiologi Antropologi

6 7

Hukum Eksakta

menjadi perhatian dalam suatu organisasi. Membangun hubungan antar manusia baik di dalam maupun di luar organisasi menjadi bagian dari kajian ilmu manajemen Perbedaan latar belakang anggota organisasi baik dari sisi budaya maupun sisi lainnya menjadi perhatian dalam organisasi, karena setiap organisasi mempunyai anggota yang berbeda latar belakangnya. Setiap manajer dan organsasi dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman kepada tata aturan, norma dan dasar hukum yang mengaturnya. Data statistik yang akurat dan akuntabel merupakan suatu bahan pijak dasar dalam pengambilan suatu keputusan oleh organisasi atau manajer.

13

MATERI V MANAJEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DAN OTONOMI DAERAH

A. Manajemen Pendidikan Nasional Dalam melaksanakan manajemen pendidikan nasional, ada beberapa produk hukum yang menjadi dasar : 1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan negara adalah Mencerdaskan kehidupan Bangsa. 2. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu masih banyak lagi peraturan perundang-undangan yang mengatur lebih detil tentang sistem pendidikan, berdasarkan tingkatan, jenis, organisasi dan sisi lainnya. Namun demikian dalam mengembangan manajemen pendidikan di Indonesia harus tetap berpegang kepada bebera unsur, yaitu : 1. Unsur Filsafat, yaitu falsafah yang dipegang teguh oleh negara dan bangsa dalam melaksanakan pendidikan. 2. Unsur isejumlah manusia, yaitu suatu pendekatan dalam manajemen pendidikan yang menganalisis orang-orang berkompeten yang terlibat dalam pengembangan manajemen pendidikan. 3. Unsur kerjasama, yaitu dalam membangun sistem pendidikan diperluakan suatu kerjasama yang solid antara pihak-pihak yang berkompeten di dunia pendidikan.

14

4. Unsur tujuan bersama, yaitu suatu sinergitas antara pihak-pihak yang berkompeten dalam mencapai tujuan bersama dalam dunia pendidikan, untuk menghasilkan manusia Indonesia yang menguasai IPTEK dan IMTAQ. Selain itu Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2007-2012 telah menetapkan 3 pilar pembangunan bidang pendidikan yang meliputi : 1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan 2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing bangsa. 3. Peningkatan good governance, akuntabilitas dan pencitraan publik. Kurikulum sekolah masih menerapkan sistem sentralisasi dimana telah mengalami beberapa pergantian kurikulum, hal ini merupakan upaya pencarian sistem yang dianggap terbaik untuk mencapai sistem pembelajaran yang efektif guna menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing. Adapun jenjang pendidikan dalam manajemen pendidikan sebagai tersebut tabel di bawah ini. JENIS, JENJANG PENDIDIKAN DI INDONESIA No . 1 Jenis Formal Jenjang Pendidikan Dasar Menengah Tinggi 2 3 Non Formal Informal Nama Pendidikan SD, MI SMP, MTs SMA, SMK, MA, MAK Diploma, Strata 1, Magister, Doktor, Spesialis Kursus-kursus, pendidikan dan latihan singkat Pendidikan dalam keluarga

B. Otonomi Daerah Pada dasarnya Undang-Undang Noomor 22 Tahun 1999 memberikan otoritas yang penuh kepada daerah untuk mengembangkan potensi wilayahnya sesuai dengan prinsip-prinsip otonomi. Begitu pula dalam hal pendidikan, setiap daerah diberi

15

wewenang penuh untuk mengelolanya sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik dari aspek latar budaya, agama bahkan sampai dengan besarnya anggaran. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah Provinsi NAD telah

mengeluarkan qanun Nomor 6 Tahun 2006, yang secara eksplisit merumuskan : 1. Kurikulum pada sekolah disesuai dengan kebutuhan daerah, berdasarkan jenis dan jenjang tetapi tetap mengacu kepada Kurikulum Nasional. 2. Kurikulum yang diimplementasikan harus bernuansa Islami dan bersifat terpadu. Selain itu juga telah diterapkan manajemen berbasis sekolah yang pada intinya adalah memberikan wewenang sekolah untuk mengelola lembaganya sesuai dengan potensi dan sumber dayanya. Karena secara otonomi sekolah lebih mengetahui apa yang ingin dikembangkannya.

16