RESUMETHE FUNDAMENTAL CONCEPTS OF

EDUCATIONAL LEADERSHIP AND MANAGEMENT(Bab I, II, dan III)

Karya : Taher a. Razik

Austin D Swanson

Oleh : E. Nadzier Wiriadinata

Tinjauan Sekilas Tentang Buku Fundamental Concepts Of Educational Leadrship and Management

• Buku ini berbicara tentang pendidikan dalam konteks ke-Amerika-an. Dalam pandangan penulis buku ini (saat ditulis), pendidikan di Amerika Serikat sedang menempuh masa perubahan dan restrukturisasi. Banyak keyakinan lama yang telah digoncang oleh beragam tuntutan baru terhadap sekolah. Sementara keyakinan baru belum terbentuk. Penulis menegaskan bahwa struktur pendidikan yang berjalan di abad 20 ini tidak akan mampu memenuhi kebutuhan Amerika abad 21.

Kenapa demikian? Karena kepemimpinan di bidang pendidikan kedepan dituntut harus memenuhi

kualifikasi-kualifikasi tertentu. Kemampuan berfikir sebab-akibat tidak lagi memadai untuk tugas seorang

pemimpin.

Kompleksitas struktur sosial saat ini dan kedepan menuntut kepemimpinan di bidang pendidikan yang

handal dalam :

1. melakukan manuver-manuver serta mampu memahami dampak potensial dari keputusan pada skala luas dan pada problem spesial yang sedang dihadapi..

2. memfasilitasi pengembangan suatu visi dari misi organisasi, dan mengkomunikasikan visi tesebut secara efektif keseluruh anggota.

3. bertindak strategis untuk membawa visi tersebut menuju keberhasilan,

4. membentuk sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga yang menggabungkan nilai-nilai lama yang berguna dan nilai-nilai baru yang diinginkan.

5. memberikan arah bagi masa depan sambil melaksanakan pengelolaan dalam konteks sistem kekinian serta menjamin kelancaran pengelolaan tersebut dari hari ke hari.

Kepemimpinan semacam itu hanya mungkin bisa dicapai apabila pemimpin tersebut mampu dan biasa berfikir secara sistem. Melalui pola berfikir sistem inilah pendidikan dapat dirancang ulang secara

sistemik

Definisi sistem sekarang ini tumbuh lebih kelihatan di dalam literatur yang populer. Terminologi Teori Sistem

Umum (General System Theory (GST)) telah salah ditanggapi dalam literatur akademis. Sebagai hasilnya,

versi pemikiran sistem yang dipopulerkan kurang memiliki dampak. Tinjauan ulang ini akan lebih jelas menandai GST dan memungkinkan para pendidik mendapatkan suatu pemahaman yang lebih besar betapa tangguh

suatu pemikiran system sebagai alat pemeliharaan dan perubahan organisasi sekolah.

Gambaran umum pembahasan dalam masing-masing bab ( bab 1, bab 2, dan bab 3 ) adalah sebagai berikut : Bab 1. Dalam bab ini diuraikan suatu versi modifikasi teori system sebagai suatu lensa untuk memandang banyak segi dari kepemimpinan dan sebagai suatu kerangka untuk mengerti hubungan timbal balik segi-segi tersebut.

Bab 2. Pembahasan tentang teori tentang kepemimpinan itu sendiri

Bab 3. membahas tentang konteks masyarakat, hukum, politik, dan ekonomi, dalam mana kepemimpinan pendidikan masa kini diterapkan.

Pengertian System

System Aggregate

Bertentangan

Apa sesungguhnya sistem itu? Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai

komponen (unsur), berbagai aktivititas (menunjuk fungsi dari setiap komponen),

adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan

(kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen tersebut

mengarah (berorientasi = terarah) kepada pencapaian tujuan sistem yang telah

ditetapkan lebih dahulu

Menurut Kenneth Boulding tingkat sistem ada sembilan yaitu:1. Sistem dengan struktur statis2. Sistem dinamis sederhana3. Sistem sibernetik4. Sistem terbuka yang dapat mempertahankan diri5. Sistem sosial genetis6. Sistem animal7. Sistem manusia8. Sistem sosial9. Sistem transendental

Teori Kepemimpinan

1. Trait theories2. Behavioral theories

3. Power-influence relationships4. Contingency/situational theories

5. Transformative/Transactional theories6. Cultural relationships

Ada sepuluh kekurangan utama di dalam kepemimpinan bidang pendidikan telah teridentifikasi sebagai berikut:

1. Ketiadaan definisi kepemimpinan bidang pendidikan yang baik, 2. Ketiadaan program perekrutan pemimpin di sekolah-sekolah, 3. Ketiadaan kerja sama/kolaborasi antara distrik-distrik sekolah dan perguruan tinggi, 4. Ketiadaan minoritas-minoritas dan wanita-wanita di dalam bidang itu, 5. Ketiadaan pengembangan profesional yang sistematis untuk para administrator sekolah,

6. Ketiada.an calon-calon yang berkualitas untuk program-program persiapan, 7. Ketiadaan program persiapan yang relevan terhadap tuntutan kerja para administrator sekolah, 8. Ketiadaan urutan, isi, dan pengalaman klinis modern dalam program-program persiapan, 9. Ketiadaan sistim pemberian izin untuk mempromosikan keunggulan. 10. Ketiadaan suatu kerjasama nasional di dalam menyiapkan para administrator sekolah.