resti widyasetiani-tugas entre

6
RESTI WIDYASETIANI 1202124029 ENTRE-A ARTIKEL Perbedaan Gaya Bisnis Entrepreneur Pria dan Wanita Apakah Anda berpikir bahwa entrepreneur pria lebih baik daripada entrepreneur perempuan, dan mengapa? Jika Anda melakukan sedikit penelitian, Anda bisa menemukan beberapa sudut pandang menarik tentang isu ini. Setiap orang tampaknya setuju bahwa perempuan berpikir dengan cara berbeda dari pria. Mereka menjalankan bisnis dengan cara yang berbeda tetapi bukan berarti gaya kepemimpinan salah, lebih baik, atau bahkan lebih buruk. Pertama-tama, sudah cukup jelas bahwa hanya ada sedikit perempuan yang menjadi entrepreneur pada saat ini. Di AS, hanya satu dari empat perusahaan yang dijalankan oleh kaum Hawa. Sementara di Indonesia sendiri, jumlahnya juga sangat sedikit. menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumelar seperti dikutip dari situs Republika, hanya ada sekitar kurang dari 0,1 persen entrepreneur wanita di Tanah Air (entrepreneur di Indonesia di bawah dua persen dari total penduduk). Tentu ini merupakan sebuah fenomena ketimpangan mengingat populasi perempuan di Indonesia mencapai 49 persen. Namun, menurut sebuah studi di The Center for Women’s Business Research seperti dikutip dari penjelasan Marty Zwilling di Caycon.com, jumlah perusahaan yang dikelola dan dimiliki oleh perempuan makin bertambah dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi. Berikut merupakan pengamatan yang berhasil dilakukan oleh lembaga tersebut terkait beberapa penelitian tentang entrepreneur perempuan: Gaya kepemimpinan: Selalu ada perbedaan antara gaya manajemen entrepreneur pria dan perempuan serta gaya

Upload: resti-widyasetiani

Post on 22-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Resti Widyasetiani-tugas Entre

RESTI WIDYASETIANI

1202124029

ENTRE-A

ARTIKEL

Perbedaan Gaya Bisnis Entrepreneur Pria dan WanitaApakah Anda berpikir bahwa entrepreneur pria lebih baik daripada entrepreneur perempuan, dan mengapa? Jika Anda melakukan sedikit penelitian, Anda bisa menemukan beberapa sudut pandang menarik tentang isu ini. Setiap orang tampaknya setuju bahwa perempuan berpikir dengan cara berbeda dari pria. Mereka menjalankan bisnis dengan cara yang berbeda tetapi bukan berarti gaya kepemimpinan salah, lebih baik, atau bahkan lebih buruk.

Pertama-tama, sudah cukup jelas bahwa hanya ada sedikit perempuan yang menjadi entrepreneur pada saat ini. Di AS, hanya satu dari empat perusahaan yang dijalankan oleh kaum Hawa. Sementara di Indonesia sendiri, jumlahnya juga sangat sedikit. menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumelar seperti dikutip dari situs Republika, hanya ada sekitar kurang dari 0,1 persen entrepreneur wanita di Tanah Air (entrepreneur di Indonesia di bawah dua persen dari total penduduk). Tentu ini merupakan sebuah fenomena ketimpangan mengingat populasi perempuan di Indonesia mencapai 49 persen.

Namun, menurut sebuah studi di The Center for Women’s Business Research seperti dikutip dari penjelasan Marty Zwilling di Caycon.com, jumlah perusahaan yang dikelola dan dimiliki oleh perempuan makin bertambah dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi. Berikut merupakan pengamatan yang berhasil dilakukan oleh lembaga tersebut terkait beberapa penelitian tentang entrepreneur perempuan:

Gaya kepemimpinan: Selalu ada perbedaan antara gaya manajemen entrepreneur pria dan perempuan serta gaya kepemimpinan mereka, mungkin karena pengaruh genetik. Membedakan sifat-sifat pemimpin pria dari pemimpin perempuan tidaklah sulit. Entrepreneur pria cenderung lebih mandiri/ memberikan otonomi, agresif dalam persaingan sementara entrepreneur perempuan lebih berfokus pada hubungan, interdependensi, dan kerjasama. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.

Gaya pengelolaan: Untuk tujuan operasional, para pria bergerak lebih cepat, lebih analitis, lebih fokus dan berkonsentrasi lebih pada tujuan jangka pendek dan aturan. Sebaliknya, para entrepreneur perempuan umumnya mengumpulkan lebih banyak data, mempertimbangkan konteksnya, berpikir jangka panjang, dan mengandalkan intuisi dan simpati mereka dalam berbisnis.

Gaya berorganisasi: Status dan peringkat lebih penting bagi para entrepreneur pria sementara para entrepreneur perempuan lebih nyaman dengan bekerja dalam hierarki yang setara. Struktur yang lebih disukai entrepreneur pria menyerupai bentuk piramida

Page 2: Resti Widyasetiani-tugas Entre

atau hierarki, yang menjadi asal dari kewenangan dari posisi seseorang dalam sebuah hierarki dan menekankan lebih pada tujuan daripada proses.

Gaya dalam hubungan bisnis: Bagi entrepreneur pria, hubungan bisnis lebih bersifat kompetitif, dan kekuasaan ditingkatkan melalui kendali atas informasi yang bisa dipegang erat daripada dibagi-bagikan. Entrepreneur perempuan, di sisi lain, mempunyai jaringan sosial yang lebih luas, yang membuatnya lebih baik dalam hal menemukan nasihat atau sumber daya untuk bisnisnya. Entrepreneur perempuan juga lebih saling mendukung satu sama lain. Unsur persaingan masih ada tetapi tidak sekental antarentrepreneur pria.

Gaya emosi: Kejutan terbesar bagi kita semua ialah temuan bahwa pria suka untuk mencari jaringan ‘emosional’ yang lebih besar. Mereka lebih banyak mencari kenyamanan dalam perkumpulan yang memberikan kehangatan, pujian, dan dorongan. Entrepreneur pria juga cenderung menunjukkan emosi dalam bisnis daripada perempuan, sebagai bagian dari dominasi dan intimidasi.

Gaya investasi: Kebanyakan pemodal ventura (venture capitalists) dan angel investor adalah pria. Perempuan nampaknya berjejaring demi membangun hubungan dan mereka akan berinvestasi untuk menopang hubungan yang sudah dibangun tetapi lebih sedikit tertarik pada investasi peluang bisnis. Pria membangun jejaring demi manfaatnya dalam bisnis.

Gaya motivasi: Perempuan lebih cenderung untuk termotivasi mengejar karier entrepreneur sebagai cara untuk menyeimbangkan kehidupan karier (aktualisasi diri) dan keluarga. Sementara pria lebih condong termotivasi oleh upaya menumpuk kekayaan dan kemajuan karir. Menurut sebuah penelitian yang didanai oleh Yayasan Kauffman, citra diri perempuan jarang memuat entrepreneurship.

Tentu di kehidupan nyata, semua kembali pada individu yang bersangkutan, bukan pada berapa banyak kromosom X yang seseorang miliki dalam tubuhnya. (*/Akhlis)

RESPON :

Keduanya tidak ada yang lebih baik atau buruk, benar atau salah, tetapi lebih bersifat saling melengkapi. Akan tetapi tren yang berkembang di masyarakat tampaknya lebih memberikan dukungan kepada perempuan akhir-akhir ini. Implikasinya ialah bahwa entrepreneur, entah itu pria atau wanita, akan mampu meraih keberhasilan dengan saling bekerjasama secara harmonis daripada terlibat dalam perdebatan tentang mana yang lebih baik atau buruk.

Page 3: Resti Widyasetiani-tugas Entre

Selama ini laki-laki dan perempuan selalu dibanding-bandingkan dalam kariernya, termasuk ketika menjadi pewirausaha. Sisi feminin perempuan disebut-sebut bisa membatasi kemampuannya sehingga berisiko gagal membangun bisnis. Penelitian yang didukung oleh Joanne Cohoon of the National Council of Women in Technology (NCWIT) ini membuktikan, ternyata hampir tidak ada perbedaan nyata antara laki-laki dan perempuan dalam berwirausaha. Dengan kata lain, jenis kelamin tidak menentukan kemampuan wirausaha seseorang.

Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki banyak kesamaan. Antara lain:1. Sama-sama memiliki gairah atau keinginan yang sama kuat untuk memiliki kekayaan.2. Keduanya memulai bisnis mereka untuk merealisasikan ide bisnis mereka.3. Mereka sama-sama menikmati budaya start-up atau merintis usaha dari bawah.4. Laki-laki dan perempuan yang membangun bisnis biasanya berawal dari kelelahan atau

kejenuhan bekerja untuk orang lain yang menjadi bos.5. Keduanya memiliki keinginan sejak lama untuk membangun bisnis sendiri.6. Rata-rata laki-laki dan perempuan pengusaha memulai bisnis di usia yang sama.

Menurut penelitian ini, rata-rata pemilik usaha yang sukses memulai usaha pada usia 39-40 tahun.

7. Ketika memulai bisnis, laki-laki dan perempuan punya kemungkinan yang sama untuk meninggalkan anak mereka di rumah.

Perbedaan Wanita Wirausaha dan Pria Wirausaha

Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil. Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis, dan diharapkan akan tumbuh menjadi 50% wanita pengusaha pada tahun 2000.

Perbedaan-perbedaan ini antara lain:a. Wanita Pengusaha dimotivasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan

adanya frustasi dalam pekerjaan sebelumnya, dia merasa terkekang karena tidak dapat menampilkan kebolehannya dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada dirinya.

b. Dalam hal permodalan bisnis pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal sedangkan wanita memperoleh modal dari tabungannya, harta pribadi dan pinjaman pribadi, agak sulit bagi wanita pengusaha memperoleh pinjaman perbankan dibandingan kaum pria.

c. Mengenai karakteristik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan flexible, realistik dan kreatif, antusias dan enerjik dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat dan memiliki medium level of self confidence, kaum pria self confidencenya lebih tinggi dari kebanyakan wanita.

d. Usia memulai usaha pria rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita berusia 35-45.

Page 4: Resti Widyasetiani-tugas Entre

e. Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya, suami, organisasi wanita dan kelompok kelompok sepergaulannya.

f. Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya akan tetapi pada wanita pengusaha kebanyakan berhubungan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public relation.

Faktor-faktor Yang Menunjang/Menghambat Wanita WirausahaFaktor penunjang wanita karir untuk berkembang dalam bidang wirausaha

1. Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan2. Mendidik anggota keluarga agar lebih berhasil di kemudian hari, dapat dikembangkan

dalam personel manejemen perusahaan3. Faktor adat-istiadat, contohnya diBalidan Sumatra Barat dimana wanita memegang

peranan dalam mengatur ekonomi rumah tangga4. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam membuat kue

mendorong wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tersebut.5. majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karir,

menjadi pegawai atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.

Faktor-faktor yang menghambat1. Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu rumah tangga ada masa hamil, menyusui, tentu

agak mengganggu jalannya bisnis. Namun hal ini dapat diatasi dengan mendelegasikan tugas kepada karyawan lain.

2. Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga, bertanggung jawab penuh dalam urusan rumah tangga, bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian penuh, dan ini akan menggangu aktivitas usahanya.

3. faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bisa merugikan. Misalnya dalam pengambilan keputusan, karena ada faktor emosional, maka keputusan yang diambil akan kehilangan rasionalitasnya.

4. Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.