ressi domitila f1071131004 analisa vegetasi (minimal area)

40
LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN PERCOBAAN 5 ANALISA VEGETASI “ MINIMAL AREA ( MINIMAL SAMPLING AREA)/ KURVA SPECIES” Disusun Oleh Nama : Ressi Domitila Nim : F1071131004 Kelompok : V ( LIMA) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Upload: petrus-luyet

Post on 28-Jan-2016

244 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis vegetasi

TRANSCRIPT

Page 1: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN 5

ANALISA VEGETASI “ MINIMAL AREA

( MINIMAL SAMPLING AREA)/ KURVA SPECIES”

Disusun Oleh

Nama : Ressi Domitila

Nim : F1071131004

Kelompok : V ( LIMA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2015

Page 2: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat

menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta  lingkungan  yang mudah di 

ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik

pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan daru suatu tumbuhan

yang hidup disuatu habitat tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh

spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi

sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaranvegetasi secara umum.

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan "komponen jenis

dan bentuk ataupun struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-

tumbuhan.suatu ekosistem  alamiah  maupun  binaan  selalu  terdiri  dari  dua 

komponen utama yaitu yang kita kenal dengan komponen biotik dan abiotik.

s t r uk tu r   dan  kompos i s i   vege t a s i   pada   sua tu  w i l ayah  d ipenga ru i  

o l eh  komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi

yang tumbuh secara alami  pada  wilayah  tersebut  sesungguhnya  merupakan

pencerminan hasil interaksi berbagai antara faktor lingkungan biotik dan abiotic.

Ada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas

tertentu,dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara

keseluruhan.yang disebut luas minimum area. Fungsi dari minimum area ini

dianalisis untuk melihat luas minimum yang mewakili suatu komunitas.

Dengan melihat minimal area, kita dapat melihat keanekaragaman dari suatu

area. semakin banyak spesies pada minimal area tersebut, maka tingkat

keanekaragaman semakin tinggi. semakin tinggi tingkat

keanekaragamannya maka semakin kompleks  pula  suatu  ekosistem. Dan

juga kita dapat melihat spesies mana yang dominan yang paling banyak

Page 3: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

dan spesies mana yang minoritas pada suatu daerah tersebut. Sehingga kita

dapat menentukan pola dari suatu ekosistem, potensi suatu ekosistem.

Dengan mengetahui spesies apa saja yang dapat tumbuh pada suatu

lingkungan,maka dapat pula diprediksi jenis tanah, kandungan hara di

dalam tanah, dan besarnyadaya dukung lingkungan pada suatu ekosistem.

Karena tumbuhan hijau berperan sebagai produsen  pada  ekosistem,  maka 

tumbuhan yang ada pada area tersebut juga turut mempengruhi hewan apa saja

yang hidup diarea dan terjadi kelangsungan dan kestabilan vegetasi

B. Masalah

Dalam suatu percobaan tentu saja terdapat permasalahan, dalam percobaan ini

adapun permasalahanya yaitu Jenis tumbuhan apa saja yang ada pada petak

minimal area yang didapat? Tumbuhan apa yang mendominasi dan tumbuhan apa

yang jumlah nya sedikit? Mengapa demikian? Apakah ada factor lingkungannya

yang menyebabkannya? Apa alasan digunakannya metode petak minimal area?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengrtahui ukuran plot yang

refresntatif dari suatau areal

Page 4: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Tumbuhan berbagai jenis hidup decara alami di suatu tempat membentuk

suatu kumpulan yang di dalamnya menemukan lingkungan yang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat kerukunan untuk hidup bersama,

toleransi kebersamaan dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga

dalam kumpulan ini terbentuk sutu derajat keterpaduan (Resosoedarmo, 1990).

Suatu komunitas dapat mengkarakteristikkan suatu unit lingkungan yang

mempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan ini disebut biotop.

Biotop ini juga dapat dicirikan oleh unsur organismenya, misalnya padang alnag-

alang, hutan tusam, hutan cemara, rawa kumpai, dan sebagainya (Santoso, 1994).

Penyebaran atau distribusi individu dalam duat populasi bermacam-macam,

pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu :

1. Penyebaran secara acak, jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya

terjadi apabila faktor lingkungan sangat seragam untuk seluruh daerah dimana

populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari

organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-brntuk organ tertentu yang

menunjang untuk terjadinya pengelompokan trmbuhan.

2. Penyebaran secara merata, penyebaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan.

Penyebaran semacam ini terjadi apabila da persaingan yang kuat antara

individu-individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya

persaingan untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.

3. Penyebaran secara berkelompok, penyebaran ini yang paling umum terdapat

di alam, terutama untuk hewan(Surasana, 1990).

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari

beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme

kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama

Page 5: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga

merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Analisis vegetasi

adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk

(struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk

pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi

diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting

dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh

informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan

(Greig-Smith, 1983). Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi

dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu :

1. Posisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan

membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu

pengamatan berbeda.

2. Menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal.

3. Melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan

tertentu atau beberapa faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983).

Analisis komunitas tumbuhan merupakan cara mempelajari susunan atau

komposisi spesies dan bentuk atau struktur masyarakat tumbuhan (vegetasi).Dalam

ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari adalah suatu komunitastumbuhan yang

merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan yangmenempati habitat.

Analisis komunitas bertujuan untuk mengetahui komposisispesies dan struktur

komunitas yang ada di suatu wilayah yang dipelajari danhasilnya disajikan secara

deskripsi (Rahardjanto, 2001).

Ada sejumlah cara untuk mendapatkan informasi tentang struktur dan

komposisi komunitas tumbuhan darat. Namun yang paling banyak diterapkan adalah

cara sampling dengan kuadrat atau plot. Untuk plot ditentukan berdasarkan minimal

area (ukuran plot minimal) lokasi yang akan dianalisis.

Page 6: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Pada metoda sample diambil menggunakan plot dengan berbagai bentuk dan

ukuran. Bentuk plot bervariasi seperti bujur sangkar, empat persegi panjang,

lingkaran, dll. Umumnya bentuk plot yang dipakai adalah bentuk bujur sangkar

karena hal ini dilakukan lebih mudah ketika harus dibuat plot dua kali lipat dari

ukuran semula. Ukuran plot ini harus sesuai dengan minimum area lokasi yang akan

dianalisis.

Ukuran plot minimal dapat ditentukan dengan cara survei pendahuluan.

Menentukan luas minimal plot dapat dilakukan dengan cara membuat kurva minimal

area terlebih dahulu. Untuk bentuk plot persegi, dimulai dengan membuat plot persegi

pada suatu tegakan dengan luas terkecil. Selanjutnya dicatat spesies tumbuhan yang

ada dalam kuadrat tersebut. Kemudian kuadrat diperluas duakali semula, catat

pertambahan jenis. Penambahan luas kuadrat dua kali semula dilakukan sampai tidak

ada penambahan jenis (Santoso, 1994)

Area minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik

komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah

minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah minimum yang

sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat terlebih dahulu. Penyebaran

individu suatu populasi mempunyai 3 kemungkinan yaitu: Penyebaran acak,

Penyebaran secara merata, Penyebaran secara kelompok, untuk mengetahui apakah

penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan

letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan

yaitu: Penyebaran percontohan secara acak, penyebaran percontohan secara

sistematik, penyebaran secara semi acak dan semi sistematik ( Rahadjanto, 2001).

Minimal area merupakan luas atau ukuran minimal plot yang representatif

untuk suatu areal. Minima area ini dapat ditentukan dengan sistem nested plot yang

dilanjutkan dengan membuat kurva minimal area.

Page 7: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Minimal Area adalah suatu metode dalam penelitian ekologi tumbuhan

dengan menggunakan plot- plot dengan ukuran relative untuk mengambil sampel-

sampel yang ada. Metode ini merupakan metode yang objektif bila digunakan pada

daerah-daerah yang mempunyai vegetasi homogeni seperti padang rumput, hutan dan

lain-lain.

Dengan metode ini kita dapat mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif dari

jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Biasanya plot ini

menggunakan ukuran kecil lalu diluaskan dua kali lipat dan seterusnya digandakan

dua kali lipat lagi. Plot tunggal biasanya digunakan untuk daerah yang tidak terlalu

luas.

Plot tunggal biasa disebut dengan minimal area yang didalamnya mempelajari

spesies apa saja yang ada dan kepentigannya didalam komunitas seperti penyebaran

atau frekuensinya , kelimpahan dan kerimbunannya. Untuk memahami luas dan

metode yang dipakai untuk menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus

disesuaikan dengan tujuan luas atau sempitnya suatu area yang diamati.

(Anwar,1995).

Ukuran minimum dari suatu petak plot dicari dengan menghitung

pertambahan jumlah dari spesies tumbuhan bersamaaan dengan penggandaan luas

area. Dengan cara, mendata jenis-jenis tumbuhan yang ada dalam petak. Kemudian,

ukuran petak dilipatgandakan menjadi dua kali dari ukuran sebelumnya.

Ada tiga cara untuk mendapatkan tanaman pada plot : secara acak atau

sembarang, cara sistematik untuk memudahkan dalam pembuatan plot pada vegetasi

yang homogen dan cara stratified bila vegetasi kurang homogen dapat dilakukan

penempatan secara bertingkat.

Ukuran minimum dari suatu plot tunggal tergantung kepada kerapatan dan

banyaknya jenis-jenis tumbuhan yang terdapat dalam plot tersebut. Ukuran minimum

ini digunakan pada kurva spesies area. Kurva spesies area merupakan langkah awal

Page 8: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan plot atau

kuadrat. Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan sampling area yang

dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang

sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh

yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi

panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang

mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis

vegetasi dengan metode kuadrat.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah

adalah iklim, keragaman habitat, ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman merupakan

faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim,

persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck)

yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah. Habitat

dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies yang keragamannya lebih

besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.Daerah yang luas dapat menampung

lebih besar spesies di bandingkan dengan daerah yang sempit. Beberapa penelitian

telah membuktikan bahwa hubungan antara luas dan keragaman spesies secara

kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x lebih besar dari

daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali lebih besar

(Harun, 1993).

Page 9: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari tingkat semak petak

pengamatan 2 memiliki jumlah spesies terkecil, yaitu sebanyak 25 spesies.

Sedangkan jumlah spesies terbesar terdapat pada petak pengamatan 1, sebanyak 118

spesies.Pada tingkat pancang, jumlah spesies terkecil ditempati oleh petak

pengamatan 2, yaitu sebanyak 10 spesies dan jumlah spesies terbanyak terdapat pada

pada petak pengamatan 1, yaitu sebanyak 24 spesies.Pada tingkat tiang, jumlah

spesies terkecil ditempati oleh petak pengamatan 1 dan 2, yaitu sebanyak 0 spesies

dan jumlah spesies terbanyak terdapat pada pada petak pengamatan 3, yaitu sebanyak

6 spesies.Pada tingkat pohon, jumlah spesies terkecil ditempati oleh petak

pengamatan 2, yaitu sebanyak 13 spesies dan jumlah spesies terbanyak terdapat pada

pada petak pengamatan 3, yaitu sebanyak 38 spesies.

Page 10: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)
Page 11: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan hutan lindung Gunung Prau

pada seluruh petak pengamatan seluas kira-kira 3,6 hektar ditemukan sebanyak 118

jenis tumbuhan yang seluruhnya tergolong ke dalam 34 suku. Untuk tingkat semai

ditemukan sebanyak 47 jenis, untuk tingkat pancang sebanyak 61 jenis, untuk tingkat

tiang sebanyak 53 jenis dan tingkat pohon sebanyak 50 jenis. Vegetasi tingkat semai

didominasi oleh jenis Mranak Quercus sundaica BI (INP = 43, 74 %), vegetasi

tingkat pancang dan tiang didominasi oleh jenis Acemena acuminatissima M. et. P

(INP = 42,98 % untuk pancang dan 57,54 % untuk tiang) dan vegetasi tingkat pohon

didominasi oleh jenis Schima walichii Korth (INP = 63,43 %). Jenis mempunyai INP

sebesar 1,67% untuk semai, 4,78 % untuk pancang, 7,47 % untuk tiang dan 20,56 %

untuk pohon. Pola dominansi jenis di kawasan hutan lindung Gunung Prau ini lebih

dipusatkan pada banyak jenis, dibuktikan dengan tingginya tingkat keanekaragaman

jenis disana. Demikian pula dengan tingkat kemerataan dan kekayaan jenis yang

cukup besar. Stratifikasi tajuk terdiri atas tiga strata, yaitu strata A (tinggi pohon 30

meter keatas), strata B (tinggi pohon 20 – 30 meter) dan strata C (tinggi pohon 4 – 20

meter). Secara keseluruhan jumlah individu pohon pada strata B paling banyak

apabila dibandingkan dengan strata C dan strata A. Pola penyebaran jenis

Walikadep/Tetrastigma glabratum di hutan lindung Gunung Prau adalah

mengelompok, dimana jenis ini cocok tumbuh pada kelembaban 80% dengan

ketinggian tempat antara 1000 – 1600 m dpl dengan kelerengan sebesar 4 – 100 %.

Berdasarkan hasil analisis keragaman diperoleh bahwa hubungan antara faktor

lingkungan fisik (ketinggian tempat) dengan kerapatan jenis walikadep Gunung Prau

adalah sangat nyata. Hal ini berarti terdapat hubungan yang erat antara faktor

lingkungan fisik (ketinggian dengan kerapatan jenis walikadep/Tetrastigma

glabratum di hutan lindung Gunung Prau (Lianah , Sutrisno Anggoro , Henna Rya

S. , Munifatul Izzati , 2013).

Page 12: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

BAB III

METODOLOGI

A. Lokasi dan Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan di lapangan depan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan FKIP Univeristas Tanjungpura Pontianak, pada hari jumat 27

November 2015 pada pukul 15.30-17.00.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tali rafia ,

pancang,meteran, buku kunci determinasi tumbuhan , alat Tulis.

C. Cara kerja

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan ini yang pertama-tama

dilakukan adalah dengan membuat plot/petak dengan ukuran 25 x 25 cm dan

dicata serta di amati jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada plot tersebut.

Kemudian plot diperbesar dengan ukuran 25 x 50 cm, dicatat penambahan jenis

pada plot tersebut. Kemudian plot diperbesar dua kali lipat menjadi 50 x 50 cm,

dan dicatat penambahan jenis tumbuhannya. Hal yang sama dilakukan untuk

perbesaran plot selanjutnya yaitu 50 x 100 cm, 100 x 100 cm dan seterusnya

sampai tidak terjadi lagi penambahan jenis tumbuhan baru. Apabila pertambahan

jenis relatif kecil (persentase penambahan jenis kira-kira 10%) maka ukuran plot

tidak diperluas lagi. Plot yang terakhir inilah yang disebut minimal area Buat

grafik kurva dari hasil percobaan ini.

Keterangan :

1. Petak 25 x 25 cm

2. Petak 25 x 50 cm

5.

3.

4.

1. 2.

Page 13: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

3. Petak 50 x 50 cm

4. Petak 50 x 100 cm

5. Petak 100 x 100 cm

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Pengamatan :

Page 14: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

No Spesies Foto Jumlah Spesies

dalam pot

Deskripsi

1 2 3 4 5

1 Digitaria

ciliaris

5 7 9 10

15

Kingdom   : Plantae

Divisi        : Spermatophyta

Kelas        : Dicotyledoneae

Ordo          : Poales

Family       : Poaceae

Genus       : Digitaria ciliaris

Spesies     : Digitaria ciliaris

Tumbuh pada tanah berpasir serta tanah berlempung dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput yang berumpun, dengan batang yang merayap; tinggi dapat mencapai 1 – 1.2 m. Batang berongga, pipih yang besar semakin ke bawah. Pelepah daun menempel pada batang, lidah sangat pendek. Helaian daun berbentuk garis lanset atau garis, bertepi kasar, kerapkali berwarna keunguan. Bulir 2 – 22 per karangan bunga, terdapat pada ketinggian yang tidak sama. Poros bulir

Page 15: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

No Spesies Foto Jumlah Spesies

dalam pot

Deskripsi

1 2 3 4 5

berlunas, panjang 2 – 21 cm. Anak bulir berseling kiri dan kanan dari poros, berdiri sendiri dan berpasangan tetapi dengan tangkai yang tidak sama panjang, ellips memanjang, rontok pada saat bersamaan, panjang 2 – 4 mm. Tumbuh-tumbuhan dapat mudah tumbuh pada segala macam keadaan tanah pada ketinggian 1 – 1800 m.

2 Axonopus

sp.

81

0

7 7 5Klasifikasi :Kingdom   : Plantae

Divisi        : Spermatophyta

Kelas        : Dicotyledoneae

Ordo          : Poales

Family       : Poaceae

Genus        : Axonopus

Spesies     : Axonopus compressus (Swartz)

Page 16: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

No Spesies Foto Jumlah Spesies

dalam pot

Deskripsi

1 2 3 4 5

Beauv.

Batangnya tidak berongga, bentuknya tertekan ke arah lateral sehingga agak pipih, tidak berbulu, tumbuh tegak berumpun, sering membentuk geragih yang pada setiap ruasnya dapat membentuk akar dan tunas baru, di lapangan sering tumbuh rapat membentuk “sheet”. Daunnya berbangun daun lanset, pada bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersebar sedang sebelah bawah tidak berbulu, ukuran panjangnya 2,5-37,5 cm dan ukuran lebar 6-16 mm.

Page 17: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

No Spesies Foto Jumlah Spesies

dalam pot

Deskripsi

1 2 3 4 5

3  Borreria alata

5 8 9 3 8 Kingdom   : Plantae

Divisi        : Spermatophyta

Kelas        : Dicotyledoneae

Ordo          : Rubiales

Family       : Rubiace

Genus        : Borreria

Spesies     : Borreria alata

herba tahunan batang

tegak tumbuh hingga

mencapai 50 cm.

Bercabang mulai

pangkalnya. Daun

berhadapan lanset tepi rata

ujung runcing. Menyukai

tempat terbuka atau

sedikit ternaung.

Page 18: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

No Spesies Foto Jumlah Spesies

dalam pot

Deskripsi

1 2 3 4 5

4 Oldenlandia

salzmannii

8 6 0 9 0 Kingdom   : Plantae

Divisi        : Spermatophyta

Kelas        : Dicotyledoneae

Ordo          : Rubiales

Family       : Rubiace

Genus        : Oldenlandia

Spesies      : Oldenlandia salzmanni

Memiliki bunga berwarna

putih, pink. Daun

berwarna hijau kecoklatan

memiliki tepi daun rata,

akar merambat, batang

berbentuk persegi, tepi

daun bergerigi

Grafik

Page 19: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Grafik spesies dalam tiap plot

Grafik total spesies dalam plot

A. Pembahasan

Page 20: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Pada praktikum ekologi tumbuhan mengenai minimal area dilakukan untuk

menentukan minimal area sampling vegetasi, mengetahui jumlah spesies dari

minimal area sampling, memahami pembuatan minimal area, dan mengetahui

keanekaragaman spesies tumbuhan yang terdapat dalam plot.

Lokasi vegetasi yang dianalisis berada di lapangan depan Fakultas keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Pontianak. Adapun spesies yang kami dapatkan

yaitu :

1. Digitalaria ciliaris

Kingdom   : Plantae

Divisi         : Spermatophyta

Kelas         : Dicotyledoneae

Ordo          : Poales

Family       : Poaceae

Genus        : Digitaria ciliaris

Spesies      : Digitaria ciliarisTumbuh pada tanah berpasir serta tanah berlempung dengan tingkat

kesuburan tanah yang tinggi. Rumput yang berumpun, dengan batang yang

merayap; tinggi dapat mencapai 1 – 1.2 m. Batang berongga, pipih yang besar

semakin ke bawah. Pelepah daun menempel pada batang, lidah sangat pendek.

Helaian daun berbentuk garis lanset atau garis, bertepi kasar, kerapkali

berwarna keunguan. Bulir 2 – 22 per karangan bunga, terdapat pada

ketinggian yang tidak sama. Poros bulir berlunas, panjang 2 – 21 cm. Anak

bulir berseling kiri dan kanan dari poros, berdiri sendiri dan berpasangan

tetapi dengan tangkai yang tidak sama panjang, ellips memanjang, rontok

pada saat bersamaan, panjang 2 – 4 mm. Tumbuh-tumbuhan dapat mudah

tumbuh pada segala macam keadaan tanah pada ketinggian 1 – 1800 m.

Jumlah Digitaria ciliaris yang ada dalam area ini berjumlah total 46 individu.

Page 21: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

2. Axonopus compressus

Kingdom   : Plantae

Divisi         : Spermatophyta

Kelas         : Dicotyledoneae

Ordo          : Poales

Family       : Poaceae

Genus        : Axonopus

Spesies      : Axonopus compressus.

Batang tumbuhan ini tidak berongga, bentuknya tertekan ke arah

lateral sehingga agak pipih, tidak berbulu, tumbuh tegak berumpun, sering

membentuk geragih yang pada setiap ruasnya dapat membentuk akar dan

tunas baru, di lapangan sering tumbuh rapat membentuk “sheet”.

Daunnya berbangun daun lanset, pada bagian pangkal meluas dan

lengkung, ujungnya agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi bulu-

bulu halus yang tersebar sedang sebelah bawah tidak berbulu, ukuran

panjangnya 2,5-37,5 cm dan ukuran lebar 6-16 mm, jumlah spesies tumbuhan

pada area berjumlah total 37

3. Borreria alata

Kingdom   : Plantae

Divisi         : Spermatophyta

Kelas         : Dicotyledoneae

Ordo          : Rubiales

Page 22: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Family       : Rubiace

Genus        : Borreria

Spesies      : Borreria alata

Tumbuhan ini merupakan herba tahunan batang tegak tumbuh hingga

mencapai 50 cm. Bercabang mulai pangkalnya. Daun berhadapan lanset tepi

rata ujung runcing. Menyukai tempat terbuka atau sedikit ternaung. jumlah

spesies tumbuhan pada area berjumlah total 37

4. Oldenlandia salzmani

Kingdom   : Plantae

Divisi         : Spermatophyta

Kelas         : Dicotyledoneae

Ordo          : Rubiales

Family       : Rubiace

Genus        : Oldenlandia

Spesies      : Oldenlandia salzmanni

Tumbuhan ini Memiliki bunga berwarna putih, pink. Daun berwarna

hijau kecoklatan memiliki tepi bergerigi akar merambat, batang berbentuk

persegi, batangnya merambat di permukaan tanah. jumlah spesies tumbuhan

pada area berjumlah total 37

Pada Plot 1 spesies Digitaria ciliaris berjumlah 5 individu, Axonopus sp.

Berjumlah 8 individu , Oldenlandia salzmannii berjumlah 8 individu dan alata

berjumlah 10. Pada Plot 2 spesies Digitaria ciliaris berjumlah 7 individu, Axonopus

Page 23: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

sp. Berjumlah 8 individu , Oldenlandia salzmannii berjumlah 8 individu dan

Borreria alata berjumlah 5.

Vegetasi yang ada pada tempat tersebut didominansi oleh Digitaria ciliaris.

Plot dibuat yang pertama dengan ukuran 25 x 25 cm, yang kedua dengan ukuran 25

cm x 50 cm, yang ketiga dengan ukuran 50 cm x 50 cm, plot yang keempat dengan

ukuran 50 cm x 100 cm dan plot yang kelima dibuat dengan ukuran 100 cm x 100

cm. pada area ini digunakan metode minimal area, dimana minimal area merupakanm

suatu metode dasar dalam penyelidikan tumbuhan dengan mengunakan plot.

Mengapa dalam percobaan ini kami mengunakan metode minimal area hal ini

dikarenakan Digunakannya petak minimal area karena daerah lapangan terbuka

tumbuhannya bersifat homogen, karena bebas menempatkan petak contoh dimana

saja, karena peluang menemukan jenis bebeda tiap petak contoh relatif kecil. Prinsip

penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada

dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang

ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.

Jumlah tumbuhan yang didapat pada tempat plot kedua lebih banyak dibanding

plot pertama karena tidak ada jenis tanaman yang menggangu pertumbuhan tanaman

jenis lainnya sehingga terdapat keragaman jenis tanaman pada plot pertama ini

dibandingkan plot kedua, ketiga, keempat dan plot kelima. Makin tinggi

keanekaragaman yang terdapat pada areal tersebut, maka semakin luas pula petak

contoh yang digunakan.penentuan luas minimum apabila dalam suatu luas area

terkecil dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara

keseluruhan. Hal tersebut yang menjadi perbedaan pada plot pertama dan kedua.

Variasi struktur dan komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi

antara lain oleh fenologi, dispersal, dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu

baru dipengaruhi oleh vertilitas dan ekunditas yang berbeda setiap spesies sehingga

terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing spesies.

Page 24: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh densitas dan pola

distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan informasi tentang keberadaan

tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum dapat memberikan gambaran tentang

jumlah individu pada masing-masing plot (Desmawati, et. al, 2011).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Minimal area merupakan luas atau ukuran minimal plot yang representatif

untuk suatu areal. Minimal area ini dapat ditentukan dengan sistem nested

plot yang dilanjutkan dengan membuat kurva minimal area.

2. Pada pengamatan minimal area, total ukuran plot yang didapat yaitu

sebesar 5 m2, karena pada plot ini sudah tidak ada lagi penambahan jenis/

spesies.

3. Hampir semua jenis tanaman yang didapat pada plot tersebut didominasi

oleh Digitaria ciliaris..

4. Terdapat perbedaan jumlah jenis pada plot pertama dan kedua.,ketiga,

keempat dan kelima. Plot pertama , jenis tumbuhan dan jumlah setiap

individu yang didapat lebih banyak dibandingkan dengan berikutnya

Makin tinggi suatu keanekragaman pada suatu areal, maka semakin luas

pula petak contoh yang digunakan dalam penentuan luas minimum.

Artinya pada luas habitat yang sebenarnya maka spesies yang ditemukan

pada tempat tersebut semakin banyak.

5. Spesies tanaman yang terdapat pada plot yang dibuat dapat mewakili

keanekaragaman spesies yang ada di habitat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

Anwar, 1995, Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung.

Desmawati, et. al. 2011. Analisa Vegetasi. http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-

3100007028754/6670. Diakses, Rabu 11 November 2015.

Greig-Smith, P. 1983. Quatitative Plant Ecology. 3rd .ed. Blackwell Scientific

Publications, Great Britain.

Harun, 1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.

Lianah , Sutrisno Anggoro , Henna Rya S. , Munifatul Izzati , 2013. Perbandingan analisis vegetasi lingkungan alami Tetrastigma glabratum di hutan lindung gunung prau Sebelum dan sesudah eksploitasi.Semarang : Environmental Science Diponegoro University. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. ISBN 978-602-17001-1-2.

Rahardjanto Abdul Kadir,2005. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan. UMM

Press. Malang

Resosoedarmo, soedjiran. 1984. Pengantar Ekologi. Bandung: PT Remaka

Rosdakarya.

Santoso. 1994. Ekologi Umum. Malang: UMM Press.

Surasana, syafeieden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA Biologi

ITB.

Page 26: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)

No Spesies Foto Jumlah Spesies

dalam pot

Deskripsi

1 2 3 4 5

1 Digitaria

ciliaris

5 7 9 10

15

Rumput yang berumpun, dengan batang yang merayap; tinggi dapat mencapai 1 – 1.2 m. Batang beronggaPelepah daun menempel pada batang Helaian daun berbentuk garis lanset atau garis, bertepi kasar,

2 Axonopus

sp.

81

0

7 7 5Batangnya tidak berongga, bentuknya tertekan ke arah lateral sehingga agak pipih, tidak berbulu, tumbuh tegak berumpun, Daunnya berbangun daun lanset.

3  Borreria alata

5 8 9 3 8 herba tahunan batang. Bercabang mulai pangkalnya. Daun berhadapan lanset tepi rata ujung runcing. Menyukai tempat terbuka atau sedikit ternaung.

4 Oldenlandia

salzmannii

8 6 0 9 0Memiliki bunga berwarna putih, pink. Daun berwarna hijau kecoklatan memiliki tepi daun rata, akar merambat, batang berbentuk persegi, tepi daun bergerigi

Page 27: Ressi Domitila f1071131004 Analisa Vegetasi (Minimal Area)