f1071131004 ressi domitila ph meter dan makanan
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
PRAKTIKUM
TEKNIK LABORATORIUM
“pH meter dan Makanan”
OLEH
RESSI DOMITILA
F1071131004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014
Praktikum 9
pH meter dan Makanan
A. PENDAHULUAN
Ph meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat
keasaman suatu bahan. Ph meter ini digunakan juga untuk mengetahui asam
dan basa suatu bahan. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengkur ph
ibni disebut Indikator asam basa. Indikator asam basa adalah zat-zat warna
yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa.
Misalnya lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat
asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa.
Makanan mempunyai kadar keasamannyaa masing-masing, terutama
buah-buahan. Kadar keasaman itu sendiri berbeda-beda pada setiap jenis
makanan. Pada umumnya kadar keasaman dapat kita ketahui dengan melalui
suatu pengukuran dengan alat. Alat yang dapat mengukur kadar atau derajat
keasaman suatu bahan disebut pH meter. pada praktikum ini, kami
mengetahui kadar keasaman pH makanan dari buah nenas dan asam cuka.
Digunakan buah nenas karena memiliki derajat keasaman tertentu,
sedangkan asam cuka merupakan asam cuka buatan. Dengan mengetahui
derajat keasaman dari bahan makanan ini, kami dapat mengetahui nilai pH
dari bahan alami dan buatan.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan Atau pH
meter adalah suatu satuan yang menguraikan derajat tingkat kadar asam atau
kadar alkali dari suatu larutan. pH dibentuk dari informasi kuantitatif
kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan
dengan aktifitas ion hydrogen. Jika konsentrasi H lebih besar dari OH, maka
material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kuran dari 7. Jika konsentrasi
OH lebih besar dari H maka material tersebut bersifat basa atau nilai pH nya
lebih dari 7(Kadaryono, 2003).
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+)
yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala
pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan
standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark
Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan
pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan
bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya
merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada
pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan
sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah
sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen
dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi.pH
umumnya diukur menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan
potensial E antara elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen
dengan elektroda referensi(Ahmad,1998).
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada
potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di
dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat
di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisantipis
dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya
relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial
elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of
hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda
pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya
mengukur tegangan. Skema elektrode pH meter akan mengukur potensial
listrik antara Merkuri Klorid (HgCl) pada elektroda pembanding dan
potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan di dalam gelas elektroda
serta petensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara
sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah
tergantung sampelnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan
menggunakan larutan yang equivalent yang lainnya untuk menetapkan nilai
pH (Suyanta, 2010).
Menurut definisi asli Sørensen [2], p[H] didefinisikan sebagai minus
logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan
diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi
ion hidrogen secara langsung apabila elektroda yang digunakan dikalibrasi
sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan
mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan
alkali kuat yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi
elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali
diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial
yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini
biasanya dilakukan menggunakan plot Gran.[10] Kalibrasi ini akan
menghasilkan nilai potensial elektroda standar, E0, dan faktor gradien, f,
sehingga persamaan Nerstnya berbentuk. Perbedaan antara p[H] dengan pH
biasanya cukup kecil. Dinyatakan bahwa[11] pH = p[H] + 0,04. Pada
prakteknya terminologi p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan
menyebabkan kerancuan(Keenan,1984).
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa,
larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat
basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda,
sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan
suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama
menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan
dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna
merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam
larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat
ditentukan dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7,
sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan
dengan indikator pH atau dengan Ph meter(Petrucci,1987).
Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan
basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan
bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain).
sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin).
Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam
dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)
mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian
menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam.
Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850)
menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali
dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan
satu dengan yang lain.
Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima
hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927),
yaitu :
asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain,
pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan
HxZ(aq)---------»xH+(aq) + Zx-(aq)
basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan
kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). dan dirumuskan dengan
M(OH)x(aq)---------»Mx+(aq) + xOH-(aq)( Hiskia,1998).
Pengukuran yang akurat dan analisis data pH diperlukan untuk
banyak aplikasi mulai dari sektor pertanian ke laboratorium klinis.
Sebaiknya unit genggam murah yang diperlukan untuk aplikasi ini. Makalah
ini menyajikan akuisisi data sensor dan sistem data logging termasuk rincian
konstruksi, kemampuan dan aplikasi. Mikrokontroler PIC telah built-in
ADC, yang sampel tingkat pH output yang diukur dengan pH meter
(Ramya,2012: 3-1).
Makanan yang menggunakan kuah atau cairan yang asam (pH < 7),
misalnya acar, pempek, dapat menyebabkan erosi pada gigi.1 Demikian
juga dalam suasana atau media yang bersifat asam (pH < 7) dapat
mengakibatkan erosi pada enamel gigi.2,3 Minuman ringan merupakan
minuman yang tidak mengandung alkohol (non-alkohol), merupakan
minuman yang berkarbonat. Minuman ringan mengandung bahan pemanis,
asam dan bahan perasa alami maupun buatan. Bahan alami dapat berupa
kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-sayuran. Kopi, teh, susu serta coklat
bukan merupakan minuman ringan, yang termasuk minuman ringan adalah
cola, lemon, orange dan kopi bir serta anggur(Prasetyo,2005:38. 62).
Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk
pertanian cocok untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, lebih cocok
pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah. Derajat
keasaman yang cocok adalah dengan pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak
mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi
kerdil dan klorosis. Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah)
mengakibatkan penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium,
Magnesium, dan Molibdinum dengan cepat(Thamrin, 2011. Online).
Nanas adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki
warna kuning keemasaan. Nanas memiliki segudang khasiat untuk tubuh
kita, baik untuk kecantikan maupun kesehatan. Pohon nanas sendiri dapat
tumbuh subur di daerah beriklim tropis seperti di indonesia dengan masa
panen relatif singkat, yaitu antara 2 sampai 3 kali setahun. Itulah alasan
kenapa buah nanas menjadi sangat terjangkau untuk masyarakat luas..
namun demikian sebenarnya buah nanas bukan berasal dari indonersia
melainkan dari negara-negara Amerika latin seperti Brazil, Paraguay,
dan Bolivia. Tak hanya buahnya saja yang berkhasiat, tetapi bagian lain
dari nanas juga berkhasiat seperti, kulit yang berfungsi untuk
membersihkan batu marmer. Daun nanas berfungsi sebagai piretik
(penurun panas). Nanas juga mengandung phitochemical yang baik untuk
kesehatan. Phitochemical adalah zat, bukan gizi yang dapat dijumpai pada
tumbuhan yang memilki aktifitas biologi yang menguntungkan tubuh,
yakni sebagai antioksidan. Selain itu nanas juga mengandung enzim
bromelain yang dapat mengubah protein pada susu daging dan gelatin
sehingga membuat bahan makanan menjadi basah. Karena sifatnya itu,
nanas dapat mengempukan daging dengan meletakkan potongan nanas
di atasnya, namun jangan terlalu lama supaya tidak mengalami
kelembekkan.( basset . 1994 )
Derajat keasaman suatu senyawa berbeda-beda. Ada yang bersifat
asam kuat dan ada pula yang bersifat asam lemah. Semakin kecil nilai pH
atau semakin mendekati skala nol, maka tingkat keasamannya semakin kuat.
Sebaliknya, jika nilai pH semakin besar atau mendekati skala 7, maka
tingkat keasamannya semakin lemah. Contoh, jika asam cuka (CH3COOH)
mempunyai pH = 3 dan jus jeruk mempunyai pH = 4 maka asam cuka
mempunyai keasaman yang lebih kuat daripada jus jeruk.
Begitu juga dengan basa, semakin besar nilai pH atau semakin
mendekati nilai 14 maka tingkat kebasaannya semakin kuat. Sebaliknya,
jika nilai pH semakin kecil atau semakin mendekati nilai 7 maka tingkat
kebasaannya semakin lemah. Contoh, jika natrium hidroksida (NaOH)
mempunyai nilai pH = 13, sedangkan pasta gigi mempunyai pH = 8 maka
natrium hidroksida (NaOH) mempunyai kebasaan yang lebih kuat daripada
pasta gigi(Yakin Ali, 2012. Online).
Dalam praktikum ini terdapat permaslahan-permasalahan yang
akan dibahas seperti : Mengapa pH meter harus dikalibrasi sebelum dan
setelah setiap pengukuran? Mengapa dalam praktikum ini digunakan buah
nanas bukan buah apel,mangga? , Nanas mengandung zat phitochemical,
nah apakah fungsi zat ini? ,apa yang dimaksud dengan
thermistor temperature ?
Adapun tujuan dari pengamatan ini yaitu tentang Ph meter dan
makanan yaitu untuk mengetahui kalibrasi phmeter, mengetahui derajat
keasaman makanan yaitu nanas dan asam cuka serta untuk mengetahui
reaksi pengenceran terhadap pH makanan.
B. METODOLOGI
Praktikum ini dilakasanakan pada hari Rabu 11 juni 2014. Pada
pukul 12.30-14:30 WIB. Dilaksanakan di laboratorium Biologi FKIP
UNTAN. Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini yaitu
3 buah nenas dengan 1 buah nenas yang masih muda, 1 buah nenas setengah
matang dan 1 buah nenas yang matang. Kemudian sarbet, blender, pisau,
gelas kimia dan tabung reaksi, kertas ph , corong, asam cuka, pipet tetets
dan gelas ukur.
Adapun prosedur pada praktikum tentang pH meter dan makanan
yaitu
Untuk Nenas
Praktikan menyediakan 3 buah nenas dengan tingkat keasaman yang
berbeda.
1.Nenas muda dengan kulit buah yang masih hijau
2.Nenas setengah matang dengan kulit setengah kuning dan setengah hijau
3.Nenas matang dengan kulit buah yang berwarna kuning
Kemudian dikupas kulit nenas dan dipisahkan dari pulur/ bonggol
tengahnya. Diiris tipis-tipis dengan menggunakan pisau, dan dimasukkkan
ke dalam blender. Dihaluskan sampai hancur semuanya, secara keseluruhan
dari nenas tersebut. Kemudian, disaring dengan menggunakan sarbet, kain
halus untuk mendapatkan ekstraknya. Disiapkan pengenceran dengan cairan
ekstrak yang mencampur 9ml air dan 1 ml ekstrak untuk menghasilkan
pengenceran 10-1. Dilakukan pengenceran dengan 10-2. Dengan demikian,
didapatkan 9 larutan ekstrak dengan konsentrasi berbeda dari satu nenas.
Diukur pH dari masing-masing nenas dengan tingkat kematangan
yang berbeda. Dicatat dalam table dan dibuat grafik beserta standar
deviasinya.
Untuk Asam Cuka
Dibuatlah pengenceran asam cuka makan 1 %, 10%, 20%,30%,40%
dan 50%. Denagn konsentrasi air 1% dan volume airnya yaitu 100ml.
dihitung pengencerannya yaitu dengan rumus M1.V1=M2.V2. Kemudian
dikukur masing-masing Ph larutan tersebut, dikukur dari konsentrasi terkecil
hingga terbesar. Kemudian dibuat grafik penurunan pH dengan axis Y
sebagai Ph dan axis x sebagai konsentrasi asam cuka. Dihitung standar
deviasinya.
C. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel Pengamatan pH Nanas dengan Tingkat Kematangan Berbeda
Tingkat
kematangan
Ulangan pH
Ekstrak
Nenas
muda
1 – 2 4 5 5
3 – 4 4 5 5
5 – 6 4 5 5
4 5 5
Nenas
setengah
matang
1 – 2 4 5 5
3 – 4 4 5 5
5 – 6 4 5 5
4 5 5
Nenas
matang
1 – 2 4 5 5
3 – 4 4 5 5
5 – 6 4 5 5
4 5 5
b. Tabel volume dan konsentrasi pengenceran asam cuka
Pengenceran(V2) ml
Konsentrasi Awal Asam
Cuka(M1) %
Volume Awal Asam Cuka
yang dipergunakkan
(V1) ml
Konsentrasi Akhir
Asam Cuka yang
Dibuat(M2) %
Volume Air suling yang
Ditambahkan untuk
Mendapatkan 50 ml akhir asam cuka(M2-V1) ml
50 100 25 50 25
40 100 20 50 30
30 100 15 50 35
20 100 10 50 40
10 100 5 50 45
1 100 0,5 50 49,5
c. Tabel Hasil Pengamatan Asam Cuka yang Berbeda
No Konsentrasi Asam cuka
Kelompo
k
1% 10% 20% 30% 40% 50% 100 %
1 – 2 3 3 3 3 3 3 2
3 – 4 3 3 3 3 3 3 2
5 – 6 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 2
d. Grafik
Grafik pH Nanas dengan Tingkat Kematangan Berbeda
1). Ekstrak
2). 10-1
3). 10-2
Grafik pH Rata-Rata Asam Cuka yang Berbeda Konsentrasinya
Ph Meter Adalah Alat yang dapat mengukur kadar atau derajat
keasaman suatu bahan. Apabila nilai pH kurang dari tujuh, maka bahan
yang diidentifikasi dapat dikatakan bersifat asam. Sedangkan apabila nilai
pH lebih dari tujuh, maka bahan dapat dikatakan bersifat basa. Pada
praktikum yang dilakukan ini, praktikan melakukan identifikasi pada
bahan yang biasanya berasa asam di lidah manusia. Bahan tersebut adalah
nanas dan cuka makan. Sedangkan alat yang dipakai untuk mengukur nilai
pH dari bahan tersebut adalah kertas pH meter. Kertas pH meter tersebut
akan berubah warna sesuai dengan tingkatan asam yang dimiliki
bahan.kertas ph ini akan berubah warna sesuai dengan tingkat keasaman
suatu bahan.
Pertama-tama, diberi perlakuan untuk nenas terlebih dahulu. Dimana dipilih nenas yang memiliki tingkat kematangan berbeda yaitu 1. Nenas muda, dengan ciri-ciri kulit buah yang masih berwarna hijau2. Nenas setengah matang dengan kulit buah yang bnerwarna setengah hijau
dan setengah kuning3. Nenas matang, dengan warna buah yang berwarna kuning. Ketiga nenas ini, sengaja diambil dengan 3 kematangan yang berbeda dimana fungsinya yaitu untuk mengetahui perbandingan pH dari setiap kematangan.
Nenas ini, dikupas dan dibuang bongkolnya, diiris tipis-tipis dan dimasukkan dalam blender. Dihancurkan sampai larut semuanya, dan disaring dengan kain halus kedalam gelas kimia. Kemuidan dimasukkan kedalam gelas ukur dan diukur pHnya. Disini, artinya praktikan mengambil pH ekstrak dari nenas terlebih dahulu, kemudian diencerkan sampai 10 ml air dan diukur ph kemudian diencerkan lagi sampai 10 ml dan baru di ukur phnya lagi. Jadi ada tiga macam ph yang diukur, yaitu ph ekstrak, ph 10 -1
dan 10-2. Untuk pH yang nenas muda ekstrak adalah 4. Sedangkan untuk 10-1
yaitu 5 semua dan 10-2. yaitu 5 semua. Ini menunjukkan bahwa pH pada berbagi larutan ini berbeda, dimana sebelum diencerkan yaitu pada saat ekstrak ia lebih bersifat asam, namun setelah 1x pengenceran ia menjadi kurang asam dan dengan pengenceran 2x, nilai pHnya mendekati pH netral.
Untuk nenas setengah matang Untuk pH yang ekstrak adalah 4. Sedangkan untuk 10-1 yaitu 5 semua dan 10-2. yaitu 5 semua.
Kemudian Untuk nenas setengah matang Untuk pH yang ekstrak adalah 4. Sedangkan untuk 10-1 yaitu 5 semua dan 10-2. yaitu 5 semua.
nenas matang ini hampir sama dengan pH nenas muda, padahal tingkat kematangannya berbeda.
Kemudian untuk standar deviasi dari nenas ini, dibuat untuk memudahkan perhitungan keselartuhannya., dimana standar deviasi dijadikan acuan dalam pengukuran, mendekati , lebih jauh ataupun hampir sama dengan nilainyang diukur.
Dari hasil pengamatan ini Semakin muda tingkat kematangan nanas, maka semakin tinggi kadar asamnya. Sehingga derajat keasamannya akan semakin kecil, Dapat dilihat pada tabel dan grafik hasil pengamatan, pada penetuan kadar pH dari buah nanas ternyata nanas muda
dan nanas setengah matang memiliki tingkat keasaman lebih kecil dibandingkan dengan nanas matang. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan asam yang terdapat pada masing-masing jenis nanas tersebut. Tingkat keasaman semakin kecil saat dilakukan pengenceran pada ekstrak nanas. Semakin diencerkan, nanas akan berkurang kepekatannya, maka kandungan asamnya pun akan semakin berkurang.
Kemudian untuk asam cuka, dimana konsentrasi yang digunakan yaitu 100%. Diencerkan dengan 6 x yaitu dengan konsentrasi dimulai dari 1%, 10%, 20 %, 30 %, 40% dan 50%.
Pertama, dihitung dulu volume cuka dan air yang akan digunakan dengan rumus pengenceran M1.V1 = M2. V2 . Volume air yang diketahui yaitu 100 ml, M air yaitu 1% , dan m cuka yaitu tergantung.
Untuk volume dan konsentrasi pengenceran asam cuka dengan konsentrasi 100% Maka : 1.Untuk Pengenceran (V2) ml = 1ml , (V1) ml adalah 0,5 , Volume Air suling
yang Ditambahkan untuk Mendapatkan 50 ml akhir asam cuka(M2-V1) ml adalah 49,5.2. Untuk Pengenceran (V2) ml = 10ml , (V1) ml adalah 5 , Volume Air suling yang Ditambahkan untuk Mendapatkan 50 ml akhir asam cuka(M2-V1) ml adalah 45.
3.Untuk Pengenceran (V2) ml = 20ml , (V1) ml adalah 10 , Volume Air suling yang Ditambahkan untuk Mendapatkan 50 ml akhir asam cuka(M2-V1) ml adalah 40.4.Untuk Pengenceran (V2) ml = 30ml , (V1) ml adalah 15 , Volume Air suling yang Ditambahkan untuk Mendapatkan 50 ml akhir asam cuka(M2-V1) ml adalah 35 5.Untuk Pengenceran (V2) ml = 40ml , (V1) ml adalah 20 , Volume Air suling yang Ditambahkan untuk Mendapatkan 50 ml akhir asam cuka(M2-V1) ml adalah 30.6. Untuk Pengenceran (V2) ml = 50ml , (V1) ml adalah 25 , Volume Air suling yang Ditambahkan untuk Mendapatkan 50 ml akhir asam cuka(M2-V1) ml adalah 25.
Untuk konsentrasi asam cuka 1%,10%, 20%.30%,40 diperoleh ph nya 3 dan untuk konsentrasi 100% diperoleh ph nya 2. Asam cuka murni dengan kadar 100% akan memiliki pH lebih kecil dibandingkan asam cuka yang diencerkan 1%,10%,20%,30%,40%, dan 50%. Hal ini dibuktikan bahwa air yang digunakan pada saat pengenceran berperan sehingga tingkat keasaman akan semakin tinggi karena kandungan asamnya bercampur dengan air. Semakin tinggi persen kadar asam cuka, maka semakin tinggi kadar asamnya. Sehingga derajat keasamannya akan semakin kecil. ph cuka ini berubah dengan perubahan pengenceran. Jika pengenceran yang diguankan sedikit, maka pHnya akan berubah sedikit demi sedikit, namun jika pengenceran yang digunakan banyak, maka perubahan phnyan juga mendekati netral dan menjauhi asam. Namun, jika M cuka yang digunkaan tanpa dilakukan
pengenceran, phnya sangat asam yaitu 1. Ini menandakan bahwa pengenceran juga mempengaruhi perubahan pH dari larutan cuka.
Berdasarkan pengamatan yang praktikan lakukan ini, ph dari nenas tidak terlalu asam dibandingkan dengan ph cuka. Asam cuka yang digunakan merupakan asam cuka buatan, jadi lebih berbahaya jika dibandingkan dengan asam dari nenas. Mengapa? Karena pada nenas, sebagai buah alami ia mengandung vitamin dan enzim-enzim yang dapat menyesuaikan dengan kerja lambung, namun cuka ini, karena ia memiliki bahan kimia, ia dapt saja mengekibatkan keruskaan pada lambung. Memang efeknya tidak nampak dengan jangka waktu pendek, namun dampak jangka lamanya sangat berbahaya.
Penggunaan air digunakan dalam pengenceran nanas dan asam
cuka karena air memiliki sifat netral. Sehingga dapat menaikkan derajat
keasaman yang sebelumnya asam dan menurunkan derajat keasaman yang
sebelumnya basa.
Dari praktikum ini dapat kita simpulkan bahwa pH meter merupakan logaritma dari aktivitas ion-ion Hidrogen yang terlarut. Ph meter dapat digunakan untuk mengetahui kadar/ derajat keasaman dari suatu bahan. Untuk ini, pH meter digunakan untuk mengetahui derajat keasaman dari nenas dan asam cuka. Yaitu fungsinya untuk membandingkan yang manakah yang memiliki pH paling asam. Berdasarkan pengamatan , asam cuka ini memiliki pH yang lebih asam dari nenas. Oleh karena itu, asam cuka ini lebih berbahaya daripada nenas karena juga merupakan bahan kimia. Kemudian, ternyata pengenceran ini mempengaruhi pH suatu larutan yaitu dengan berkurang keasamannya tergantung besarnya volume pengenceran.
Pada praktikum ini, nenas yang digunakan dipilih dengan 3 tingkat kematangan yang berbeda, yaitu setenagh matang, matang dan masih mentah fungsinya yaitu untuk membandingkan ph ekdtar masing-masing dan pH dari ekstrak yang diencerkan. Kemudian untuk asam cuka ini, dilakukan dengan 5 x perlakuan dengan tingkat pengenceran yang berbeda dari masing-masing perlakuan fungsinya yaitu untuk mengukur pH yang dilakukan pengenceran dan tidak. Karena ada satu yang tidak diencerkan yaitu digunakan sebagai perbandingan.
Rumus pengenceran yaitu M1.V1=M2.V2. Digunakan untuk mencari konsentrasi atau volume yang akan digunakan dalam suaru larutan.
Berdasarkan pengamtan ini, yang paling baik untuk dikonsumsi adalah nenas. Katrena sebagai buah alami ia meliki vitamin, glukosa, dan enzim-enzim yang dapat menyesuaikan dengan kerja organ tubuh, dan kadar asam yang dikandungnya juga tidak terlalu tinggi. Sedangkan untuk
asam cuka ini, memiliki pH yang lebihb tinggi dan pekat, sehingga dapat membahayakan tubuih apalagi cuka yang digunakan terbuat dari olahan kimia yang dicampur dengan berbagai bahan buatan lainnya.
Untuk Praktikum kedepannya supaya Praktikan bisa lebih tertib dan diam agar praktikum berjalan dengan lancar dan waktu bisa di mamfaatkan seefektif mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Basset . j , etal . 1994 . kimia analisis kuantitatif anorganik , Jakarta :
kedokteran eac.
Ahmad, Hiskia.1998.Kimia Larutan. Bandung : Citra Aditia Bakti.
Kadaryanto. 2003. Biology(Sains). Jakarta : CV Pustaka Pelita.
Keenan,Charles W.1984.Kimia Untuk Universitas edisi keenam Jilid.1. Jakarta : Erlangga.
Petrucci,Ralph H – Suminar.1987.Kimia Dasar edisi empat jilid II. Jakarta : Erlangga.
Prasetyo,Edhie Arif. 2005. Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi. Volume 38. Hal 62. Surabaya: Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.).
Ramya, V. 2012. Advanced Computing: An International Journal ( ACIJ ), Vol.3, No.1. India : Annamalai University, Chidambaram.
Suyanta. 2010. Jurnal Manajemen Operasional Laboratorium. Yogyakarta
: UNY.
Thamrin. 2011. Pertanian Nenas. Online. http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/nenas.pdf. Diakses tanggal 4 Juni 2013.
Yakin Ali, Husnul. 2012. Skala Keasaman dan Kebasaan. Online. http://xsact.blogspot.com/2011/12/skala-keasaman-dan-kebasaan.html. Diakses tanggal 4 Juni 2013.
LampiranPerhitunganA. StandarDeviasi Nanas
Standardeviasipada Nanas muda- pHekstrak
x x- ( x- )²
4 4 0 0
4 4 0 0
4 4 0 0
12 )² = 0
= = 4
SD =
=
=
= 0
- pH 10-1
x x- ( x- )²
5 5 0 0
5 5 0 0
5 5 0 0
15 )² = 0
= = 5
SD =
=
=
= 0
- pH 10-2
x x- ( x- )²
5 5 0 0
5 5 0 0
5 5 0 0
)² = 0
= = 5
SD =
=
=
= 0
Standar deviasi pada Nanas setengah matang- pH ekstrak
x x- ( x- )²
4 4 0 0
4 4 0 0
4 4 0 0
12 )² = 0
SD =
=
=
= 0
- pH 10-1
x x- ( x- )²
5 5 0 0
5 5 0 0
5 5 0 0
15 )² = 0
= = 5
SD =
=
=
= 0
- pH 10-2
x x- ( x- )²
5 5 0 0
5 5 0 0
5 5 0 0
=15 )² = 0
= = 5
SD =
=
=
= 0
Standar deviasi pada Nanas matang
- pHekstrak
x x- ( x- )²
4 4 0 0
4 4 0 0
4 4 0 0
12 )² = 0
= = 4
SD =
=
=
= 0
- pH 10-1
x x- ( x- )²
5 5 0 0
5 5 0 0
5 5 0 0
)² = 0
= = 5
SD =
=
=
= 0
- pH 10-2
x x- ( x- )²
5 5 0 0
5 5 0 0
5 5 0 0
)² = 0
= = 5
SD =
=
=
= 0
B. StandarDeviasiAsamCuka
- pH 1%
x x- ( x- )²
3 3 0 0
3 3 0 0
3 3 0 0
9 )² = 0
= = 3
SD =
=
=
= 0
- pH 10%
x x- ( x- )²
3 3 0 0
3 3 0 0
3 3 0 0
9 )² = 0
= = 3
SD =
=
=
= 0
- pH 20%
x x- ( x- )²
3 3 0 0
3 3 0 0
3 3 0 0
9 )² = 0
= = 3
SD =
=
=
= 0
- pH 30%
x x- ( x- )²
3 3 0 0
3 3 0 0
3 3 0 0
9 )² = 0
= = 3
SD =
=
=
= 0
- pH 40%
x x- ( x- )²
3 3 0 0
3 3 0 0
3 3 0 0
9 )² = 0
= = 3
SD =
=
=
= 0
- pH 50%
x x- ( x- )²
3 3 0 0
3 3 0 0
3 3 0 0
9 )² = 0
= = 3
SD =
=
=
= 0
- pH 100%
x x- ( x- )²
2 2 0 0
2 2 0 0
2 2 0 0
6 )² = 0
= = 2
SD =
=
=
-Perhitungan volume dankonsentrasipengenceranasamcuka
1. 1%
V1M1=V2.M2
V1. 100% = 1.50
V1=
= 0.5ml
= 50ml-0.5ml= 49.5 ml
1. 10%
V1M1=V2.M2
V1. 100% = 10.50
V1=
= 5ml
= 50ml-5ml= 45 ml
2. 20%
V1M1=V2.M2
V1. 100% = 20.50
V1=
= 10ml
= 50ml-10ml= 40 ml
3. 30%
V1M1=V2.M2
V1. 100% = 30.50
V1=
= 15ml
= 50ml-15ml= 35 ml
4. 40%
V1M1=V2.M2
V1. 100% = 40.50
V1=
= 20ml
= 50ml-20ml= 30 ml
5. 50%
V1M1=V2.M2
V1. 100% = 50.50
V1=
= 25ml
= 50ml-25ml= 25 ml