respon tubuh thdp sistem imun - patofis
TRANSCRIPT
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 1/12
Patofisiologi dan Patologi klinik
“Sistem Imun”
Di susun oleh:
Hikayatul Jamilah VA(0904015126)
Usi Hikmah Utami VA(0904015276)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2011
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 2/12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak benda asing jika dimasukkan ke dalam tubuh hospes berkali-kali, respon yang
ditimbulkan selalu sama. Namun, ada benda asing tertentu yang mampu menimbulkan
perubahan terhadap hospes sedemikian rupa sehingga reaksi selanjutnya berbeda daripada
reaksi sewaktu pertama kali masuknya benda asing tersebut. Respon yang berubah semacam
itu di pihak hospes disebut sebagai respon imunologis dan benda-benda asing yang
menyebabkan reaksi tersebut dinamakan antigen atau imunogen.
B. Tujuan
Tujuan utama respon imun adalah menetralkan, menghancurkan atau mengeluarkan
benda asing tersebut lebih cepat dari biasanya.
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 3/12
BAB II
ISI
Tidak semua benda asing bersifat antigenic. Sebagian besar antigen adalah protein,
tetapi polisakarida, polipeptida, dan asam nukleat tertentu yang berukuran besar dapat juga
berfungsi sebagai antigen. Dalam menimbulkan respon, tidak perlu seluruh molekul
memainkan peranan yang vital. Hanya bagian tertentu yang aktif memainkan peranan penting
dalam reaksi ini, bagian ini dinamakan gugus determinan. Dalam keadaan semacam ini,
kekhasan reaksi yang terjadi berkaitan dengan gugus determinan dari molekul kecil tersebut.
Molekul semacam ini disebut hapten, dan molekul yang lebih besar itu disebut karier .
Sifat Khas Respon Imun
Respon imun untuk melenyapkan benda yang bersifat antigenic dilakukan oleh tubuh melalui
dua macam cara, yaitu:
- Cara pertama, respon imun humoral, dipengaruhi oleh immunoglobulin, gamma
globulin dalam darah, yang disintesisoleh hospes sebagai respon terhadap masuknya
benda antigenic.
- Cara kedua, respon imun selular, dilakukan secara langsung oleh limfosit yang
berproliferasi akibat masuknya antigen tersebut.
Sifat pertama respon imunologis adalah pengenalan diri. Artinya, reaksi-reaksi ini
akan dikerahkan hanya untuk melawan benda-benda asing. Sifat kedua dari respon
imunologis adalah memori, respon terhadap antigen akan berlangsung lebih cepat jika tubuh
telah terpapar berulang kali dengan antigen tersebut. Mekanisme selular tubuh dapat
mengingat antigen tertentu. Sifat terakhir yang sangat penting dari respon imunologis adalah
spesifitas. Artinya, antibody yang pembentukannya ditimbulkan oleh antigen tertentu
bereaksi secara khas dengan antigen tersebut.
Jaringan Imunoreaktif
Bagian respon imun yang mengakibatkan pembentukan antibodi immunoglobulin atau
proliferasi sel-sel reaktif antigen kadang-kadang disebut sebagai fase aferen atau fase induksi
dari respon imun. Limfosit dan makrofag adalah sel-sel yang terutama bertanggung jawab
atas bagian respon ini. Sekali antibodi sudah disintesis atau sel-sel reaktif antigen sudah
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 4/12
berproliferasi, ,maka mereka akan tersebar secara luas dalam berbagai jaringan tubuh,
sehingga jika antigen itu dimasukkan kembali pada sembarang tempat, dapat terjadi reaksi
imunologis yang efisien.
KEKEBALAN YANG DIPERANTARAI ANTIBODI
Induksi Sintesis Imunoglobulin
Syarat sintesis imunoglobulin atau antibodi adalah sedemikian rupa sehingga tidak
ada satu organpun mempunyai kekuatan monopoli dalam pembentukan antibodi. Umumnya,
jika antigen dapat dipertemukan dengan makrofag, limfosit B, dan limfosit T, maka terjadilah
pembentukan imunoglobulin. Keadaan ini terjadi dalam kelenjar limfe, limpa dan jaringan
nodulus limfoid tertentu sepanjang permukaan mukosa. Dengan demikian maka jika antigen
memasuki jaringan subkutan, seperti yang terjadi sewaktu individu disuntik, antigen tersebut
akan mengalir melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe regional, dimana selanjutnya terjadi
pembentukan antibodi. Jika antigen secara langsung memasuki aliran darah, maka limpa
adalah tempat utama pembentukan antibodi.
Jika antigen pertama kali dimasukkan ke dalam tubuh, terdapat masa laten yang
biasanya berlangsung sampai beberapa hari sebelum antibodi dalam jumlah yang berarti
timbul dalam sirkulasi. Waktu ini diperlukan untuk melakukan berbagai interaksi sel,
proliferasi, dan modulasi. Jika antigen dimasukkan untuk kedua kalinya meskipun pada
tempat yang lain, dan bahkan setelah kadar imunoglobulin itu sudah menurun, mesin
pembentuk antibodi digerakkan jauh lebih cepat, sehingga imunoglobulin dapat timbul
dengan masa laten yang lebih singkat dan biasanya mencapai kadar yang lebih tinggi dalam
sirkulasi.
Prinsip-prinsip inilah yang menjadi dasar bagi imunisasi terhadap banyak penyakit.
Imunisasi disebut aktif jika yang dimasukkan ke dalam hospes adalah antigen. Imunisasi
pasif dilakukan dengan menyuntikkan imunoglobulin langsung ke dalam hospes.
Imunoglobulin tersebut sebelumnya dibuat terlebih dahulu oleh manusia atau hewan. Pada
imunisasi pasif, maka sekali imunoglobulin sudah dikatabolisme oleh penerima, tidak ada
memori lagi, jadi hospes hanya bterlindung selama umur antibodi yang diberikan tersebut.
Namun, pada imunisasi aktif timbul memori (kadang dirangsang oleh suntikan “blooster”),
sehingga jika hospes ditantang oleh agen penyakit yang sama, maka pembentukan antibodi
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 5/12
akan berlangsung dengan cepat dan efisien, dan dengan demikian individu tersebut
terlindungi.
Sifat Molekul Imunoglobulin
Imunoglobulin atau antibodi adalah molekul protein yang sebagian dari strukturnya
mempunyai urutan asam-asam amino khas yang memungkinkan interaksi sangat khusus
dengan antigen yang sesuai. Setiap molekul imunoglobulin (Ig) terdiri dari empat buah rantai
peptida, 2 rantai berat (H) dan 2 rantai ringan (L), secara kimia terikat bersama-sama.
Imunoglobulin mempunyai beberapa kelas yang masing-masing ditandai oleh tetapan struktur
tertentu, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD. Antibodi yang paling sering terdapat dalam
sirkulasi cairan dan dalam banyak jaringan tergolong dalam kelompok IgG.
Antibodi ini penting untuk melawan infeksi dan mampu menembus plasenta dari ibu
ke janin, dan menimbulkan imunisasi pasif pada bayi. Antibodi IgM sebagian besar terdapat
di dalam sirkulasi cairan dan umumnya merupakan antibodi yang pertama kali disintesis pada
awal respon antibodi. Antibodi IgA dihasilkan dalam jaringan limfoid sepanjang permukaan
mukosa dan molekul-molekul ini sebenernya berikatan dengan protein dalam mukosa dan
disekresikan ke permukaan mukosa dan dinamakan antibodi sekresi. Antibodi ini melindungi
permukaan terhadap agen-agen tertentu dalam lumen.
Antibodi IgE dihasilkan di dalam jaringan limfoid dan disekresikan ke dalam cairan
yang bersirkulasi, tetapi mereka itu secara cepat menempel pada sel mast yang terdapat dalam
jumlah besar atau pada jaringan basofil di sekeliling tubuh. Relatif sedikit yang sudah
diketahui tentang fungsi IgD.
Fungsi Molekul Imunoglobulin
Fungsi dasar setiap molekul imunoglobulin, tentu saja adalah untuk bereaksi dengan
antigen yang sesuai. Interaksi khusus ini melibatkan berbagai bagian molekul imunoglobulin.
Efek biologis interaksi itu yaitu, yang mengakibatkan netralisasi dan eliminasi antigen. Jika
antigen terdapat diatas permukaan struktur besar seperti sel bakteri, maka interaksi dengan
imunoglobulin dapat membentuk lagi struktur berikatanyang komlpleks.
Fungsi lain imunoglobulin mungkin menyelubungi partikel antigen dan, dengan
mengadakan interaksi dengan reseptor-reseptor di atas permukaan sel fagositik seperti
netrofil atau makrofag, membuat partikel itu lebih mudah difagositosis. Imunoglobulin dapat
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 6/12
juga mengadakan interaksi dengan bagian dari molekul toksin yang secara farmakologis
penting, jadi menetralkan toksin itu. Imunoglobulin sekresi dari kelas IgG kelihatannya
berfungsi dengan mencegah perlekatan antigen pada mukosa. Jenis molekul imunoglobulin
tertentu, berperanan sebagai efektor respon imun dalam hubungannya dengan “sistem
penguat” tertentu. Efek dari interaksi antigen-antibodi ini adalah pelepasan secara mendadak
substansi yang mengubah fisiologi dari mikrosirkulasi lokal.
Sistem Komplemen
Cara lain yang menguatkan interaksi imunoglobulin dan antigen secara biologis
adalah melalui sistem komplemen, di mana terdapat sembilan buah komponen yang
mengadakan interaksi. Komponen-komponen ini adalah protein dalam sirkulasi darah yang
berada dalam bentuk tidak aktif. Protein ini dinamakan antibodi pengikat komplemen, IgG
dan IgM, mampu mengaktifkan bermacam-macam protein komplemen.
Walaupun sistem komplemen merupakan penguat penting dari berbagai reaksi
imunologis, tetapi sistem ini juga berperan penting dalam berbagai keadaan non imunologis.
Ada berbagai cara untuk mengaktifkan secara langsung komponen ke tiga dan komponen-
komponen berikutnya dari sistem tanpa intervensi dari interaksi antigen-antibodi.
Walaupun sistem komplemen memiliki aspek yang menguntungkan dan adaptif, kita
biasanya harus membayar harga tertentu untuk mendapatkan berbagai mekanisme respon
dalam tubuh. Sebetulnya sistem komplemen terlibat dalam sejumlah reaksi yang secara
potensial berbahaya, seperti yang dijelaskan kemudian dalam bab ini.
KEKEBALAN YANG DIPERANTARAI SEL
Sifat Respon Normal
Jenis respon imunologis ini tidak mengikutsertakan molekul-molekul imunoglobulin
yang bersirkulasi sebagai penyebab respon. Sebagai gantinya, berbagai interaksi dengan
antigen diperantarai langsung oleh limfosit T yang secara khusus bereaksi terhadap antigen
tertentu. Protein sederhana jika disuntikkan hampir selalu menimbulkan respon humoral,
yaitu menggunakan perantaraan imunoglobulin. Jika antigennya merupakan kompleks,
terutama jika antigennya merupakan bagian dari suatu zat seperti bakteri atau bagian sel
hidup lainnya, maka kekebalan sel akan ditimbulkan secara efektif. Kedua jenis kekebalan ini
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 7/12
tidak saling terpisah sama sekali dan dalam perjalanan penyakit menular, unsur-unsur dari
kedua jenis reaksi imunologis dapat diperhatikan.
Induksi Respon yang Diperantarai Sel
Bagian aferen atau bagian induktif respon imun selular terjadi di dalam jaringan
limfoid tubuh, seperti halnya dengan kekebalan humoral. Akan tetapi, titik akhir proses ini
adalah proliferasi kelompok limfosit T yang bereaksi secara khusus terhadap antigen tertentu,
tanpa sintesis imunoglobulin. Limfosit yang bereaksi khusus ini memasuki sirkulasi cairan
tubuh, bermigrasi secara luas, sehingga terdapat di mana-mana untuk bereaksi dengan antigen
jika antigen tersebut masuk kembali ke dalam tubuh.
Fungsi Kekebalan Seluler
Limfosit yang telah mengalami sensitisasi secara tepat tampaknya mampu mematikan
sel-sel target dengan beberapa mekanisme yang melibatkan kontak langsung. Limfosit T yang
pekerjaannya demikian itu dikenal sebagai limfosit “pembunuh”. Amplifikasi biologis dari
reaksi yang diperantarai sel dilakukan oleh berbagai limfokin, zat yang dapat larut yang
dilepaskan oleh limfosit T jika dirangsang oleh antigen yang tepat. Limfotoksin menimbulkan
nekrosis sel-sel hidup yang mengandung antigen yang sesuai pada permukaannya.
Contoh klasik dari fungsi imun selular dijumpai pada perkembangan dan evolusi
tuberkulosis. Lebih spesifik adalah percobaan yang memperlihatkan bahwa:
1. Makrofag yang berasal dari individu yang pernah mendapat infeksi tuberkulosis
memiliki kemampuan lebih baik dalam hal melawan kuman tuberkulosis . Pada
individu yang terakhir ini pembunuhan intraselular sewaktu mengfagosit organisme
hidup berjalan sangat lambat atau tidak ada pembunuhan sama sekali.
2. Makrofag yang berasal dari individu yang sebelumnya telah terpapar tuberkulosis
angka pembunuhan intraselularnya sangat tinggi.
3. Jika hasil tuberkel dimasukkan ke individu yang sebelumnya telah terpapar, reaksi
peradangan akibat respon terhadap basil tersebut timbul jauh lebih cepat dan lebih
efisien daripada yang terjadi pada individu yang belum pernah terpapar.
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 8/12
KEKEBALAN DAN HIPERSENSITIVITAS
Hubungan Antara Keduanya
Beberapa reaksi humoral dan reaksi yang diperantarai sel yang sudah dijelaskan di
atas jelas mempunyai arti adaptif bagi hospes. Untuk memiliki alat adaptif ini adalah bahwa
kadang-kadang interaksi antibodi atau limfosit T dengan antigen dapat mengakibatkan cedera
pada tubuh. Reaksi-reaksi yang menimbulkan cedera ini sering disebut sebagai reaksi
hipersensitivitas. Istilah alergi juga digunakan untuk menjelaskan reaksi-reaksi
hipersensitivitas tertentu yang ditemukan secara klinis pada manusia.
Reaksi hipersensitivitas yang diperantarai oleh imunoglobulin kadang-kadang disebut
sebagai reaksi hipersensitivitas tipe cepat, sedangkan yang diperantarai oleh mekanisme
kekebalan selular dinamakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Suatu klasifikasi kelainan-
kelainan imunologis yang lebih berguna telah diusulkan oleh Gell dan Coombs. Skema ini
mengatur empat tipe mekanisme: Reaksi tipe I diperantarai oleh antibodi IgE yang terkait
pada permukaan sel mast. Reaksi tipe II diperantarai oleh antibodi jenis IgG atau jenis IgM
yang bereaksi dengan antigen pada permukaan sel target. Reaksi tipe III diperantarai melalui
pembentukan kompleks-kompleks antigen antibodi, sebagian besar dengan antibodi IgG.
Reaksi tipe IV diperantarai oleh limfosit T yang mengalami sensitisasi.
Cara-Cara Terjadinya Cedera Jaringan
Reaksi tipe I (anafilaktik)
Pada reaksi tipe I, disebut juga sebagai reaksi tipe anafilaktik , subjek harus
disensitisasi lebih dahulu oleh antigen tertentu. Selama respon fase dahulu oleh antigen
tertentu. Selama respon fase induktif dibentuk antibodi IgE. Antibodi ini bersirkulasi dan
melekat pada permukaan sel mast yang yang tersebar di seluruh tubuh. Jika antigen kemudian
dimasukkan kedalam subjek, maka interajsi antigen dengan antibodiyang terikat pada sel
mast mengakibatkan pelepasan eksplosif dari zat-zat yang terkandung di dalam sel. Jika
antigen yang dimasukkan sedikit dan bersifat lokal maka pelepasan mediatornya juga bersifat
lokal dan hasilnya tidak lebih dari hasil vasodilatasidan bertambahnya permeabilitas yang
mengakibatkan pembengkakan lokal.
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 9/12
Reaksi tipe II (sitotoksik)
Reasksi tipe dua pada dasarnya merupakan reaksi sititoksik. Pada reaksi macam ini, antibodi
IgG dan IgM yang beriskulasi bersatu dengan antigen yang cocok pada permukaan sel yaitu
antigen yang melekat pada atau merupakan bagian dari permukaan sel. Hasil dari reaksi ini
adalah percepatan fagositosis sel target atau lisis sebenarnya dari sel target setelah
pengaktifan komponen kedelapan atau kesembilan rangkaian komplemen. Jika sel target
adalah sel asing seperti bakteri, maka hasil reaksi ini menguntungkan. Namun terkadang sek
target tersebut adalah eritrosit dari tubuh,dalam hal ini akibatnya dapat berupa anemia
hemolitik.
Reaksi tipe III (Kompleks Imun)
Kompleks imun yaitu komleks antigen dengan antibodi biasanya dari jenis IgG. Protopid dari
reaksi ini adalah reaksi arthus. Secara klasik, jenis reaksi ini ditimbulkan dengan cara
mengsensitisasisubyek dengan beberapa protein asing dan selanjutnyasubyek tersebut diberi
suntikan antigen yang sama secara intrakutan. Reaksi ini secara khas timbul sesudah
beberapa jam, dengan melalui fase pembengkakan dan kemerahan kemudian nekrotik serta
pada kasus yang berat terjadi pendarahan.
Reaksi tipe IV (diperantai sel)
Reaksi tipe IV diperantai oleh kontaknya limfosit T yang telah mengalami sensitisasi dengan
antigen yang sesuai. Kejadian ini dapat terlihat pada beberapa keadaan, tuberkolosis
merupakan contoh klasiknya. Dermatitis kontak alergi, yang dapat ditimbulkan secara
spontan maupun cobaan pada manusia dan penolakan pengcakokan organ asing.
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 10/12
Autoimunitas
Autoimunitas adalah kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian dari dirinya
sendiri sebagai bagian dari dirinya, yang membuat respon kekebalan melawan sel dan
jaringan miliknya sendiri. Beberapa penyakit yang dihasilkan dari kelainan respon kekebalan
ini dinamakan penyakit autoimun. Contohnya meliputi penyakit Coeliac, diabetes melitus tipe
1, Systemic Lupus Erythematosus, Sjögren's syndrome, Churg-Strauss Syndrome,
Hashimoto's thyroiditis, Graves' disease, idiopathic thrombocytopenic purpura, dan
rheumatoid arthritis (RA).
Sindrom imunodefisiensi
Pada sisi ekstrim lain, seseorang mungkin mengalami penyakit oleh karena defisiensi
dalam mesin imunologiknya sendiri, yaitu jaringan limfoid tidak dapat bekerja secara normal
terhadap berbagai antigen. Penyakit-penyakit ini menjadi nyata secara klinis sebagai
kepekaan yang luarbiasa terhadap infeksi yang dapat sedemikian berat sehingga dapat
mematikan. Pola infeksi ini dapat ditentukan oleh tipe yang tepat dari imunodefisiensi.
Dalam beberapa tahun ini telah ditemukan adanya defisiensi imunologik yang
berbahaya yaitu AIDS yang pertama kali dilihat pada pria homoseksual atau biseksualdengan
kontak seksual yang banyak., pemakaian obat bius secara intravena dan pada resipien dari
bahan-bahan darah, terutama penderita hemofilia yang menerima bahan-bahan darah dari
banyak donor. Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (human imunodefisiensi virus) infeksi
virus ini mnyebabkan obeliterasi dari fungsi sel T pembantu, dengan menurunnya pertahanan
oleh sel perantara yang besar (dan definisi lain yang lebih ringan)
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 11/12
BAB III
KESIMPULAN
5/10/2018 Respon Tubuh Thdp Sistem Imun - Patofis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/respon-tubuh-thdp-sistem-imun-patofis 12/12
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia a dan Wilson, lorraine M.1994. Patofisiologi (Konsep Klinis
proses-proses Penyakit) Edisi 4. EGC: Jakarta
Underwood, J.C.E.1996. Patologi Umum dan Sistemik. EGC: Jakarta