resmi salmonella

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan kecepatan luar biasa, dan bisa memperburuk dalam waktu yang sangat cepat. Infeksi Salmonella, disebabkan oleh bakteri Salmonellosis, bisa menyebabkan dehidrasi ekstrim dan juga kematian. Salmonellosis disebarkan kepada orang-orang dengan memakan bakteri Salmonella yang mengkontaminasi dan mencemari makanan. Salmonella ada diseluruh dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe makanan. Namun sumber dari penyakit baru- baru ini melibatkan makanan-makanan seperti telur-telur mentah, daging mentah, sayur-sayur segar, sereal, dan air yang tercemar. (Anonim) Pencemaran dan penyebaran infeksi dan bakteri Salmonella ini dapat datang dari feces hewan atau manusia yang berhubungan dengan makanan selama pemrosesannya atau panen. Dari hasil yang tersedia dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau FDA, sumber-sumber langsung yang berpotensi dari Salmonella adalah hewan-hewan peliharaan seperti kura-kura, anjing-anjing, kucing-kucing, kebanyakan hewan-hewan ternak, dan manusia-manusia yang terinfeksi. Menurut penelitian-penelitian di seluruh dunia, para ahli menyarankan sumber-sumber makanan, air, atau sumber-sumber lain dari pencemaran mengandung jumlah-jumlah yang besar dari bakteri-bakteri. Meskipun asam lambung manusia dapat mengurangi, menguras sedikit dan membunuh infeksi Salmonella, masih ada beberapa bakteri-bakteri dapat lolos ke dalam usus besar maupun usus kecil, dan kemudian melekat dan menembus sel-sel dalam tubuh manusia. (Anonim 2011) Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak dan membunuh sel-sel yang melapisi usus-usus, yang berakibat

Upload: yuni-tri-wulandari

Post on 06-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

salmonella

TRANSCRIPT

Page 1: Resmi Salmonella

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan kecepatan luar biasa, dan

bisa memperburuk dalam waktu yang sangat cepat. Infeksi Salmonella, disebabkan oleh

bakteri Salmonellosis, bisa menyebabkan dehidrasi ekstrim dan juga kematian. Salmonellosis

disebarkan kepada orang-orang dengan memakan bakteri Salmonella yang mengkontaminasi

dan mencemari makanan. Salmonella ada diseluruh dunia dan dapat mencemari hampir

segala tipe makanan. Namun sumber dari penyakit baru-baru ini melibatkan makanan-

makanan seperti telur-telur mentah, daging mentah, sayur-sayur segar, sereal, dan air yang

tercemar. (Anonim)

Pencemaran dan penyebaran infeksi dan bakteri Salmonella ini dapat datang dari feces

hewan atau manusia yang berhubungan dengan makanan selama pemrosesannya atau panen.

Dari hasil yang tersedia dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau

FDA, sumber-sumber langsung yang berpotensi dari Salmonella adalah hewan-hewan

peliharaan seperti kura-kura, anjing-anjing, kucing-kucing, kebanyakan hewan-hewan ternak,

dan manusia-manusia yang terinfeksi. Menurut penelitian-penelitian di seluruh dunia, para

ahli menyarankan sumber-sumber makanan, air, atau sumber-sumber lain dari pencemaran

mengandung jumlah-jumlah yang besar dari bakteri-bakteri. Meskipun asam lambung

manusia dapat mengurangi, menguras sedikit dan membunuh infeksi Salmonella, masih ada

beberapa bakteri-bakteri dapat lolos ke dalam usus besar maupun usus kecil, dan kemudian

melekat dan menembus sel-sel dalam tubuh manusia. (Anonim 2011)

Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak dan membunuh sel-sel yang

melapisi usus-usus, yang berakibat pada kehilangan cairan usus (diare). Beberapa Salmonella

dapat selamat dalam sel-sel dari sistem imun dan dapat mencapai aliran darah, menyebabkan

infeksi darah (bacteremia). Tidak hanya itu, ketika infeksi Salmonella sudah memasuki dan

mencapai aliran darah, akan mengakibatkan panas dalam, muntaber dan sakit perut yang

ekstrim. Biasanya, yang terinfeksi oleh infeksi Salmonella adalah masa bayi-bayi, masa

kanak-kanak, masa tua dan orang yang mempunyai system imun yang sangatlah lemah.

Sistem imun adalah sistem, termasuk thymus dan bone marrow and lymphoid tisu, yang

menjaga dan melindungi tubuh manusia dari infeksi dan bakteri yang asing dengan

memproduksi respon imun yang kuat. Akan tetapi, orang yang mempunyai system imun yang

sangat lemah, tidak kuat untuk menahan infeksi ataupun bakteri memasuki tubuhnya. Bayi

dan kanak-kanak adalah tahapan pertumbuhan paling awal, dan sejak masa itulah sistem imun

seorang bayi masih terlalu muda dan belum terlalu kuat untuk melawan infeksi dan bakteri

berbahaya, seperti infeksi Salmonella. Sedangkan orang yang sudah cukup tua sudah

mencapai tahapan pertumbuhan paling terakhir, dan sejak masa itulah sistem imun seorang

Page 2: Resmi Salmonella

yang tua sudah terlalu lemah dan tidak kuat untuk menahan bakteri Salmonella yang amat

sangat berbahaya bagi manusia itu. (Anonim 2011)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana klasifikasi dari bakteri Salmonella?

1.2.2 Bagaimana morfologi dari bakteri Salmonella?

1.2.3 Bagaimana pemeriksaan identifikasi dari bakteri Salmonella?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri Salmonella.

1.3.2 Untuk mengetahui morfologi dari bakteri Salmonella.

1.3.3 Untuk mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Salmonella.

1.4 MANFAAT

1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari bakteri Salmonella.

1.4.2 Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dari bakteri Salmonella.

1.4.3 Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Salmonella.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI

2.1.1 Tinjauan Umum

Salmonella pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada

tubuh babi oleh Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis),

namun Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika (Ryan

KJ dan Ray CG 2000). Genus Salmonella masuk dalam anggota family

Enterobacteriaceae. (Sari 2014)

Salmonella yang terbawa melalui makanan ataupun benda lainnya akan

memasuki saluran cerna. Di lambung, bakteri ini akan dimusnahkan oleh asam

lambung, namun yang lolos akan masuk ke usus halus. Bakteri ini akan melakukan

penetrasi pada mukosa baik usus halus maupun usus besar dan tinggal secara

intraseluler dimana mereka akan berproliferasi. Ketika bakteri ini mencapai epitel dan

IgA tidak bisa menanganinya, maka akan terjadi degenerasi brush border.

2.1.2 Morfologi Bakteri Salmonella

Page 3: Resmi Salmonella

Bakteri ini bergram negatif, tidak berspora, panjang rata-

rata 2 - 5 µm dengan lebar 0.8 – 1.5 µm, bentuk bacillus. Salmonella merupakan

bakteri motil (kecuali Salmonella Pullorum dan Salmonella Gallinarum) dan

memiliki banyak flagela (peritrichous flagella). Bakteri ini fakultatif anaerob yang

dapat tumbuh pada temperatur dengan kisaran 5 –  45°C dengan suhu optimum

35 – 37°C. Bentuk Salmonella berupa rantai filamen panjang ketika berada

pada temparatur ekstrim yaitu 4-8°C atau pada suhu 45°C dengan kondisi pH 4,4 atau

9,4. Salmonella merupakan bakteri motil yang menggunakan flagella peritrichous

dalam pergerakannya. Secara umum Salmonella tidak mampu memfermentasikan

laktosa, sukrosa atau salicin, katalase positif, oksidase negatif dan mefermentasi

glukosa dan manitol untuk memproduksi asam atau asam dan gas. Bakteri ini dapat

tumbuh pada pH rendah dan umumnya sensitif pada konsentrasi garam tinggi.

Salmonella merupakan bakteri yang sensitif panas dimana tidak tahan suhu lebih dari

70°C. Pasteurisasi pada suhu 71,1°C selama 15 menit dapat menghancurkan

Salmonella pada susu. Bakteri ini dapat bertahan pada kondisi dehidrasi dalam kurun

waktu yang sama pada feses dan makanan untuk konsumsi hewan dan manusia (Sari

2014).

2.1.3 Klasifikasi Bakteri Salmonella

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma proteobacteria

Ordo : Enterobactriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies :

Salmonella enterica

Salmonella arizona

Salmonella typhi

Salmonella cholerasuis

Salmonella enteritidis

2.1.4 Patogenitas Bakteri Salmonella

Setelah tertelan, bakteri harus menembus beberapa mekanisme pertahanan

tubuh pejamu sebelum menimbulkan infeksi. Biasanya Salmonella mati pada

lingkungan yang bersifat asam, oleh karena itu terjadi pengurangan inokulum yang

banyak setelah bersentuhan dengan isi lambung. Pengurangan selanjutnya terjadi di

usus halus melalui efek antibakteri langsung dari pertarungan organisme dengan flora

usus normal. Gangguan mekanisme pertahanan pejamu ini meningkatkan kerentanan

terhadap infeksi (Sararani 2013). Berikut beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan

oleh bakteri Salmonella:

Demam tifoid

Page 4: Resmi Salmonella

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik yang ditandai dengan demam

dan nyeri abdomen dan muncul akibat infeksi S. typhi dan S. paratyphi. Gejala

klinis demam tifoid bervariasi dari asimtomatik, ringan, berat, bahkan sampai

menyebabkan kematian. Masa inkubasi S. typhi berkisar 3-21 hari dimana

durasinya merefleksikan ukuran inokulum dan kesehatan serta status imun inang

yang terinfeksi. Gejala klinis yang umum adalah demam yang panjang (38,8˚C -

40,5˚C). Demam ini dapat berkelanjutan selama empat minggu jika tidak segera

ditangani. Keluhan nyeri abdomen hanya berkisar 30-40% dari penderita yang

menderita demam tifoid (Marbun 2012)

Enterokolitis

Merupakan gejala yang paling sering dari infeksi Salmonella. Setelah makan

Salmonella, 8 hingga 48 jam, timbul mual, sakit kepala, muntah dan diare yang

hebat, dengan beberapa lekosit dalam tinja tetapi jarang terdapat darah. Biasa

terdapat demam ringan tetapi biasanya kejadian ini sembuh dalam 2-3 hari.

Gejala lain, biasanya diawali dengan demam lebih dari seminggu, pada awalnya

seperti terkena flu(tanpa batuk dan pilek). Hanya saja, demam tifus muncul pada

sore dan malam hari dan tidak juga turun meskipun sudah minum obat penurun

demam/panas. Yang kedua, lidah yang terlihat berselaput putih susu di bagian

tengah. Bila semakin parah, lever dan limpa bisa membengkak. Penyakit ini bisa

berkomplikasi pada usus sehingga mengalami luka. Sementara itu, yang sering

menipu, suhu tubuh sering mendadak turun sehingga penderita menganggap

sembuh (Prasetyo 2008)

Page 5: Resmi Salmonella

BAB III

METODOLOGI

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Waktu : Pukul 13.00 – 15.00 WIB.

Tanggal : 10– 13 Desember 2014

Tempat : Laboratorium Media dan Laboratorium Bakteriologi

3.2 ALAT DAN BAHAN

3.2.1 Alat

Ose bulat

Ose jarum

Rak tabung

Korek api

Lampu spiritus

Plate

Inkase

Inkubator

Tabung Khan

Tabung Durham

Tabung Reaksi

3.2.2 Bahan

Suspensi kuman

Selenite Broth

Media MCA (Mannitol Salt Agar)

Media SSA (Salmonella Shigella Agar)

Media Biokimia Reaksi

3.3 PROSEDUR DAN SKEMA KERJA

3.3.1 Prosedur Kerja

Hari pertama

Pembuatan media (Selenite Broth, MCA, SSA, dan Biokimia Rekasi)

Hari kedua

Suspensi kuman di tamam ke media SSA dan MCA

Inkubasi 37°C 24 jam

Hari ketiga

Diamati hasil setelah inkubasi tersebut

Dilakukan pewarnaan gram

Di tanam ke media biokimia reaksi

Diinkubasi 37°C 24 jam

Page 6: Resmi Salmonella

Halus

Jernih

laktosa

Halus

Hitam

Bismuth Sulfith +

Hari keempat

Dilakukan identifikasi dan pembacaan hasil

3.3.2 Skema Kerja

SAMPEL

Bouillon Inkubasi 37 0C 24 jam

Pewarnaan Gram

KIA (Inkubasi 37 0C 24 jam)

MCA EMBS.S Agar

Halus

Hitam

Reduksi Tellurite +

Page 7: Resmi Salmonella

S.typhi S.p.A S.p.B S.p.C

L : alkalis alkalis alkalis alkalis

D : acid acid acid acid

Gas: - + + +

H2S: + - + +

Biokimia Reaksi(Inkubasi 37 0C 24 jam)

Test aglutinasi monovalent (dari KIA)

Identifikasi

C-+-- -+-V -+-+ -+-V

Page 8: Resmi Salmonella

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Isolasi media plate

Sampel pemeriksaan ditanam pada media:

a. Media MCA

Warna : jernih

Bentuk : bulat

Tepi : rata

Permukaan : cembung

Fermentasi : laktosa –

b. Media SSA

Warna : hitam

Bentuk : bulat

Tepi : rata

Permukaan : cembung

Fermentasi : tellurite +

Hasil pewarnaan Gram

Bentuk : batang

Warna : merah

Susunan : menyebar

Sifat :Gram (-)

Page 9: Resmi Salmonella

Lereng : alkalis

Dasar : acid

Gas : -

H2S : +

Media biokimia reaksi

Indol : -

MR : +

VP : -

Citrat : -/+

Urea : +

Motil : +

Glukosa : (-)

Laktosa : (-)

Maltosa : (+)

Manosa : (+)

Sukrosa : (+)

KIA

4.2 PEMBAHASAN

Page 10: Resmi Salmonella

Morfologi bakteri Salmonella pada pewarnaan Gram

Bentuk : batang

Susunan : menyebar

Pewarnaan: Gram

Sifat : gram

Bakteri Salmonella pada media biokimia reaksi dan pada media plate agar

Pada media biokimia reaksi

Page 11: Resmi Salmonella

Salmonella typhi

Indol : -

MR :+

VP :-

Citrat : -

Glukosa : +

Laktosa : -

Sukrosa : -

Maltosa : +

Manosa : +

Urea : -

Semisolid : +

Salmonella paratyphi ABC

Indol : -

MR : +

VP : -

Citrat : -/+

Glukosa : (+)

Laktosa : -

Sukrosa : -

Maltosa : (+)

Manosa : (+)

Urea : -

Semisolid : +

KIA : L: alkalis H2S : +

D: acid gas : -

Untuk KIA pada Salmonella paratyphi

A B C

L : alkalis alkalis alkalis

D :acid acid acid

Gas :+ + +

H2S : - + +

Page 12: Resmi Salmonella

Pada media plate

Patogenitas

Gastro enteritis : food poising

Demam tifoid/demam enterik

Bakteremia-septikemia

Karier yang asimtomatik

Lain-lain:

Faktor patogenitas antara lain:

Daya invasi : endotoxin

Antigen permukaan : enterotoxin

Diagnosa laboratorium untuk Salmonella meliputi:

Diagnosa mikrobiologi

Diagnosa serologi

Diagnosa klinis

Famili Salmonella : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonellae

Morfologi Salmonella :

Bentuk batang gram

Tidak membentuk spora

Motil dengan flagel peritrik (kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella

gallinarum)

Tidak berkapsul

Sifat biakan

Tidak memfermentsi laktosa, sukrosa, membentuk asam dan gas dari glukosa,

maltosa, dan manitol

Pada MCA

Warna : jernih

Bentuk : bulat

Tepi : rata

Permukaan : cembung

Fermentasi : laktosa -

Pada media SSA

Warna : hitam

Bentuk : bulat

Tepi : rata

Permukaan : cembung

Fermentasi : tellurite +

Page 13: Resmi Salmonella

Salmonella bersifat aerob/facultatif anaerob

Pada media cair membentuk kekeruhan yang merata

Pada media differensial seperti Endo-Agar dan MC Agar kuman ini

membentuk koloni putih jernih atau laktosa (-)

Reaksi biokimia ini berguna untuk menentukan spesies dari genus Salmonella

Salmonella patogen dobagi menjadi 3 yaitu:

1. Patogen terhadap manusia

Misalnya: Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, Salmonella schotmelleri,

Salmonella hirsfeldi. Keempat Salmonella tersebut dapat bergerak

2. Patogen terhadap hewan, manusia, dan burung

Misalnya: Salmonella dublin, Salmonella typhimurium, Salmonella

cholerasuis, Salmonella enteridis serta semuanya tidak dapat bergerak

3. Patogen terhadap hewan dan burung

Misalnya: Salmonella gallinarium dan Salmonella pullorum serta semuanya

tidak dapat bergerak

Tujuan aglutinasi polivalent “untuk mengetahui genus Salmonella”

Tujuan aglutinasi monovalent “untuk mengetahui species Salmonella”

Dasar struktur antigen somatik ini menentukan grupnya:

a. Grup A : Salmonella paratyphi A

b. Grup B : Salmonella paratyphi B

c. Grup C : Salmonella paratyphi C

d. Grup D : Salmonella typhosa

Sampel untuk identifikasi Salmonella

1. Urine

2. Feses

3. Cairan otak

4. Darah

Media untuk Salmonella

Media pemupuk Salmonella adalah Selenite Broth

Media differensial adalah MC (Mac Conkey)

Madia selektif adalah SS Agar, WB Bismuth Sulfith Agar

Page 14: Resmi Salmonella

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa dari

Pemeriksaan Identifikasi Salmonella pada sampel ditemukan bakteri Salmonella sp.

5.2 SARAN

Pada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri

sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti

masker, handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan

dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa

tumbuh dengan baik.

Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri

kita dan lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang

penyakit bisa ditanggulangi. 

Page 15: Resmi Salmonella

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Salmonella Infeksi yang Mematikan. - - 2011.

http://www.forumsains.com/artikel/681/?print (diakses Desember 15, 2014).

Marbun, Rah. “ Salmonella.” -, 2012: -.

Prasetyo, Ardi. Salmonella typhosa. 16 mei 2008.

http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/salmonella-thyposa/ (diakses desember 15, 2014).

Sararani, Rara. demam tifoid. 15 april 2013.

http://rarasaranani.blogspot.com/2013/04/demam-tifoid.html (diakses desember 15, 2014).

Sari, Devi Indra. Keberadaan Salmonella enteridis pada Pahan Pangan Terhadap Kesehatan

Masyarakat. - - 2014. https://www.academia.edu/7281303/Makalah_Salmonella_jadii

(diakses desember 15, 2014).