uji salmonella

21
uji salmonella BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pangan (makanan) adalah bahan-bahan yang dimakan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian sel tubuh yang rusak. Oleh karena itu pangan atau makanan sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai sumber zat gizi dan juga sumber energi. Namun pangan juga dapat sebagai sarana penggangu kesehatan bagi manusia karena pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran fisik, kimia maupun mikrobia. Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan adalah Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, kapang, khamir serta mikroba patogen lainnya. Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber–sumber pencemaran mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan pernafasan manusia maupun hewan. Hanya sebagian saja dari berbagai sumber pencemar yang berperan sebagai sumber mikroba awal yang selanjutnya akan berkembang biak pada bahan pangan sampai jumlah tertentu.

Upload: meissha-ayu-ardini

Post on 26-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bakteri

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Salmonella

uji salmonella

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pangan (makanan) adalah bahan-bahan yang dimakan setiap hari untuk memenuhi

kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian sel tubuh yang rusak. Oleh

karena itu pangan atau makanan sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai sumber zat gizi dan

juga sumber energi. Namun pangan juga dapat sebagai sarana penggangu kesehatan bagi

manusia karena pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran fisik, kimia maupun mikrobia.

Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari lingkungan

sekitarnya. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan adalah Salmonella sp,

Staphylococcus aureus, Escherichia coli, kapang, khamir serta mikroba patogen lainnya.

Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak

langsung dengan sumber–sumber pencemaran mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran

pencernaan dan pernafasan manusia maupun hewan. Hanya sebagian saja dari berbagai sumber

pencemar yang berperan sebagai sumber mikroba awal yang selanjutnya akan berkembang biak

pada bahan pangan sampai jumlah tertentu.

Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk tumbuhnya

mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap manusia.Penyakit menular yang cukup

berbahaya seperti tipes, kolera, disentri, tbc, poliomilitis dengan mudah disebarkan melalui

bahan pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogenik seperti salmonella yang akan

dibahas pada makalah ini.

Salmonella adalah salah satu bakteri yang seringkali menyebabkan penyakit yang cukup

serius apabila mencemari makanan maupun minuman yang dikonsumsi manusia. Salmonella

juga dapat hidup pada tubuh makhluk hidup yang berdarah dingin maupun berdarah panas.

Page 2: Uji Salmonella

Untuk dapat mewaspadai mikroorganisme ini oleh karena itu diperlukan adanya identifikasi

Salmonella pada makanan yang sering dikonsumsi manusia yang akan dibahas lebih lanjut pada

makalah ini.

B.       TUJUAN

1. Tujuan Umum

         Untuk mengetahui dan memahami mengenai metode yang digunakan dalam mengidentifikasi

Salmonella dalam makanan

2. Tujuan Khusus

2.1. Dapat mengetahui jenis bakteri patogen Salmonella secara spesifik

2.2. Dapat memahami metode analisa dalam mengidentifikasi Salmonella terhadap makanan

2.3. mengetahui langkah-langkah dalam identifikasi Salmonella

BAB II

Page 3: Uji Salmonella

PEMBAHASAN

1.      DEFINISI SALMONELLA

Salmonella merupakan suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk

tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella

dapat bergerak bebas dan menghasilkan hydrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel

Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang

terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bacterium tahun 1885

pada tubuh babi.

         Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Salmonella :

Kerajaan : Bakteri

Kelas : Gamma Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Keluarga : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Species : S. enterica (Anonimb, 2009).

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan

(foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ

pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang

yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam

setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam,

sakit kepala, mual dan muntah-muntah.

Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis.

S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam

pembuluh darah dan gastroenteritis,yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.Gejala

demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan

hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal

kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan

Page 4: Uji Salmonella

karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan

mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

2.      METODE ANALISA

Metode analisa merupakan proses pembuktian atau konfirmasi pengujian secara obyektif

di laboratorium yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan sesuai dengan

tujuan penggunaannya

Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji

fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji

yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat

digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian

mikrobiologi diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu

makanan, dan uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, serta uji

bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz, 1993).

Dalam hal ini. metode analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya bakteri

Salmonella metode yang digunakan yakni metode analisa secara kualitatif yakni bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakteri salmonella dalam suatu makanan.

a.      Metode Analisa Kualitatif

Pada pengujian identifikasi bakteri Salmonella metode yang digunakan adalah metode

analisa secara kualitatif. Pada metode analisa kualitatif ini memiliki tahapan – tahapan tertentu

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu mikroorganisme dalam makanan.

Tujuan dari pengidentifikasian dalam uji suatu bakteri (Salmonella) pada metode ini

adalah untuk mengetahui mutu ataupun kualitas dari suatu produk berdasarkan kemasan atau

sifat mikrobiologinya. Pengujian mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu

kepada persyaratan makanan yang sudah ditetapkan. Sebagai contoh sampel pada makanan yakni

Parameter uji mikrobiologi pada mayonnaise yang dipersyaratkan sesuai Standar Nasional

Indonesia dalam pengujian Salmonella.

Prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM

74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi adanya Salmonella :

Page 5: Uji Salmonella

1.      Pra. Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 37±1 °C selama 18+2jam.

2.      Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1° C selama 24 ± 3 jam

dalam RVS cair dan 37±1° C selama 24±3 jam MKTTn cair.

3.      Inokulasi & identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama diinkubasi pada

37±1° C selama 24±3 jam dan dengan media yang digunakan.

4.      Konfirmasi terhadap identitas Salmonella dengan uji biokimia dan serologi.

Pada pengujan deteksi Salmonella diguanakan Buffered Peptone Water (BPW) sebagai

media cair non selektif, Muller Kaufimann Tetrathionate Novobiocin Broth (MKTTn) dan

Rappaport Vassiliadis Medium + Soya (RVS) sebagai media cair selektif, Bismuth Green Agar

(BGA) dan Xylose Lysine Deoxycholate (XLD) media padat selektif untuk mengisolasi

Salmonella.

b.      Uji Salmonella

Uji Salmonella digunakan untuk menetapkan adanya Salmonella dalam makanan.

Salmonella merupakan bakteri gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus,

paratifus, dan penyakit foodborne. Salmonella terdiri dari sekitar 2500 serotipe yang kesemuanya

diketahui bersifat pathogen baik pada manusia atau hewan.

Bakteri ini bukan indikator sanitasi, melainkan bakteri indikator keamanan pangan .

Artinya, karena semua serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini bersifat patogen maka

adanya bakteri ini dalam makanan dianggap membahayakan kesehatan. Oleh karena itu berbagai

standar makanan siap santap mensyaratkan tidak ada Salmonella dalam 25 gram sampel

makanan.

Salah satu contoh uji Salmonella yang telah dilakukan pengidentifikasian yakni pada

sampel mayonnaise dengan pustaka syarat yang telah ditetapkan pada SNI 01-4473-1998 dengan

syarat negatif koloni/ 25 gram. Karena mungkin keberadaan Salmonella pada makanan sangat

kecil karena itu tidak dibuat dalam 1 gram tetapi 25 gram. Salmonella adalah bakteri yang

termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata. Selain itu bakteri ini tidak

meninggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan. Kecuali jika bahan makanan (daging

Page 6: Uji Salmonella

ayam) mengandung Salmonella dalam jumlah besar, barulah terjadi perubahan warna dan bau

(merah muda pucat sampai kehijauan, berbau busuk). Biasanya bakteri dapat dideteksi melalui

pemeriksaan laboratorium.

Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia maupun hewan atau

makanan hewan. Yang sangat sering sekali terjadi adalah keracunan Salmonella dari makanan

yang mengandung telur mentah (tidak diolah), seperti mayonaise, es krim dan pudding.

Mayonaise biasanya sudah bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH 4-9). Pada

Mayonaise ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise akan membunuh

Salmonella.

Makanan yang mudah rusak seperti dagingmentah (terutama daging cincang), daging

unggas, ikan, telur, makanan yang mengadung telur mentah (creme, salat, mayonaise, es krim,

pudding, dll) harus segera mungkin didinginkan atau dibekukan dalam lemari es. Untuk

mendeteksi keberadaan Salmonella dalam makanan dilakukan dalam 4 tahap yaitu pra-

pengkayaan non selektif, pengkayaan selektif, inokulasi dan identifikasi, dan konfirmasi

terhadap identitas Salmonella yang diuji. Berikut ini adalah hasil dari pengujian Salmonella

pada 25 gram sampel mayonnaise.

Pada pengujian salmonella ini dibuat juga kontrol positif yaitu sampel yang telah diberi

biakan kultur salmonella sebagai pembanding. Dari pengkayaan selektif, biakan dari MKTTn

dan RVS diinokulasikanpada media BGA dan XLD untuk tahap inokulasi dan identifikasi. Pada

tahap ini hanya biakan dari BGA yang berasal dari MKTTn yang menunjukkan pertumbuhan

koloni. Sedangkan pada media XLD tidak ada pertumbuhan koloni. Selanjutnya koloni dari

biakan BGA dilakukan uji identifikasi yaitu uji biokimia dan uji serologi. Uji biokimia yang

dilakukan antar lain sebgai berikut :

1)      Uji TSIA

Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri bersifat basa ini

menandakan bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah butt

media berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Pembentukan

gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya

Page 7: Uji Salmonella

agar. Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar

mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai

indikator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana

asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil H2S, ferro

sulfat menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan

bakteri-bakteri lainnya.

2)      Uji urease

Uji urease digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroba menghidrolisis urea

menjadi amonia. Enzim urease akan menguraikan urea menjadi amonia. Uji urease menunjukkan

hasil positif jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah keunguan. Hasil uji urease

negatif jika tidak terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah keunguan.

3)      Uji Dekarboksilasi Lysin

Uji Dekarboksilasi Lysin menggunakan media Xylose-Lysine- Desoxycholate Agar

medium digunakan untuk isolasi Salmonella danmemilah organisme lain dengan cara

memfermentasi xylose, dekarboksilasi lysine dan produksi H2S. Fermentasi xylose sangat lazim

bagi kebanyakan organisme enterik kecuali, Shigella, Providencia, Edwardsiella. Pada media

ini, Salmonella akan membentuk koloni merah dengan inti hitam, sedang Pseudomonas dapat

tumbuh dengan warna

merah dan Eschericia berwarna kuning. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara

lain Arizona, Proteus, Aerobacter, Klebsiella, Citrobacter. Begitu banyak mikroba yang dapat

tumbuh, sehingga media ini kurang dapat memilah Salmonella pada tahap awal. Lebih baik

digunakan untuk tahap konfirmasi kontaminan Salmonella.

4)      Uji β-galaktosidase

Uji β-galaktosidase digunakan utuk identifikasi beberapa jenis bakteri seperti Salmonella.

Enzim β-galaktosidase merupakan enzim yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan

galaktosa. Beberapa mikroorganisme seperti E. coli, dapat menggunakan laktosa sebagai sumber

karbon. Selain laktosa, substrat alamiah dari enzim, adalah bahan yang sangat penting, ONPG

(o-nitro-phenyl-β-D-galactopyranoside), dapat digunakan pula. Β-galaktosidase dapat

mengkatalisis ONPG menjadi galaktosa dan o-nitrofenol. ONPG tidak berwarna tetapi setelah

hidrolisis menjadi o-nitrofenol, akan timbul warna kuning pada larutan yang alkali. beberapa

Page 8: Uji Salmonella

jenis bakteri yang mampu melakukan fermentasi terhadap karbohidrat Streptococcus,

Lactobacillus, Zygomonas, Saccharomycetes, Escherichia, Enterobacter, Salmonella.

5)      Uji Indol

Uji Indol bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri dalam memecah asam amino

triptofan. Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang

diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan

biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang

dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino triptofan merupakan

komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan

mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein.

6)      Uji Voges Proskauer

Uji Voges Proskauer bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri Untuk membedakan

bakteri Escherichia coli dengan Enterobacter aerogenes. Hasilnya uji ini negatif, karena tidak

terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan á-napthol dan KOH, artinya hasil

akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin). Salmonella positif jika pada uji

biokimia yang dilakukan hasilnya sebagai berikut:

  TSIA : butt (+), slant (-), gas positif atau negatif dan H2S positif atau negatif.

  Hidrolisis urea : negative

  Dekarbosilasi lysine : positif

  Reaksi voges proskauer : negative

  Produksi indol : negative

  Uji serologi: terjadi aglutinasi pada penambahan antisera polivalen O, H, dan Vi.

Pada biakan contoh setelah dilakukan uji biokimia dan serologi didapatkan hasil sebagai

berikut:

         TSIA : butt (-), slant (-), gas negatif dan H2S negatif.

         Hidrolisis urea : positif

         Dekarbosilasi lysine : negative

         Reaksi voges proskauer : negatif

         Produksi indol : negative

Page 9: Uji Salmonella

7)      Uji Serologi

Uji serologi tidak terjadi aglutinasi pada penambahan antisera polivalen O, H, dan Vi.

Karena hasil dari uji biokimia dan uji serologi contoh atau sampel berbeda dengan hasil kontrol

positif, maka koloni yang tumbuh dari biakan BGA pada contoh bukanlah Salmonella, sehingga

hasil dari pengujian ini dapat dinyatakan sebagai negatif koloni/25 gr. Hasil ini telah memenuhi

syarat seperti pada SNI 01-4473-1998 yang mensyaratkan cemaran Salmonella pada mayonnaise

adalah negatif koloni/25 gr.

3.      PROSEDUR UJI

Prosedur pengujian deteksi Salmonella sesuai Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM

74/MIK/06) yaitu:

1.      Pra-Pengkayaan Non-Selektif

Dengan cara aseptic ditimbang 25 gram atau dipipet 25 ml cuplikan ke dalam kantong

plastic stomacher steril ditambahkan 225 ml BPW. Dihomogenkan menggunakan stomacher

selama 30 detik dan diinkubasi pada suhu 37±1° C selama 18±2 jam.

2.      Pengkayaan Selektif

Dengan cara aseptic dipipet biakan pra-pengkayaan masing-masing 1ml ke dalam 10 ml

MKTTn inkubasi pada suhu 37±1°C selama 24±3 jam dan 0,1 ml ke dalam 10 ml RVS inkubasi

pada suhu 41,5±1 °C selama 24±3 jam. Jagalah agar maksimum suhu inkubasi tidak melebihi

42,5° C.

3.      Inokulasi & identifikasi

Dari biakan MKTTn dan RVS diinokulasikan masing-masing sebanyak 1 sengkelit pada

permukaan BGA dan XLD, kemudian diinkubasi pada suhu 37+1 °C selama 24+3 jam koloni

yang tumbuh diamati. Biakan diduga Salmonella positif jika :

         BGA : koloni dari tidak berwarna, merah muda hingga merah dan translusen hingga keruh

dengan lingkaran merah muda sampai merah.

         XLD : koloni translusen dengan bintik hitam ditengah, dan dikelilingi zona transparan berwarna

kemerahan.

Page 10: Uji Salmonella

4.      Konfirmasi

Dipilih dua atau lebih koloni spesifik pada BGA dan XLD diinokulasikan pada media

TSA atau NA miring. Dari TSA atau NA miring dilakukan uji konfirmasi sebagai berikut:

a)      TSIA

Diinokulasikan koloni tersangka dengan cara tusuk dan goresan pada media TSIA, inkubasi pada

suhu 37+1° C selama 24+3 jam. Amati perubahan warna yang terjadi.

b)      Uji Urease

Inokulasikan koloni tersangka pada media urea agar (Christensen) suhu 37±1°C. Amati

perubahan warna biakan yang terjadi.

c)      Uji Dekarboksilasi lysine

Inokulasikan koloni tersangka pada media L.Lysine decarboxylase diikubasi pada suhu 37±1 °C

selama 24±3 jam. Amati perubahan warna biakan dan kekeruhan yang terjadi.

d)     Uji Voges Proskauser

Inokulasikan koloni tersangka pada media MR-VP pada suhu 37±1° C selama 24±3 jam.

Tambahan 3 tetes larutan Alfa naftol dan 2 tetes larutan KOH 40 %. Amati perubahan warna

biakan yang terjadi setelah 15 menit.

e)      Uji Indol

Inokulasikan koloni tersangka pada media Tryptone Broth atau Tryptophan broth, inkubasikan

pada suhu 37±1° C selama 24±3 jam. Tambahkan beberapa tetes larutan Kovac. Amati

perubahan cincin merah.

f)       Uji β-galaktosidase

Suspensikan 0,5 ml NaCl 0,85 % pada biakan NA miring dalam tabung reaksi kecil steril.

Masukkan sebuah cakram ONPG, inkubasi pada suhu 37±1°C selama 24±3 jam.

g)      Uji Serologi

Ambil 1 ose biakan dari TSA/NA miring suspensikan dengan 1 tetes NaCl 0,85 % dan 1 tetes

air, dan campurkan pada kaca objek. Apabila diamati dengan latar belakang gelap dan

menggunakan kaca pembesar telah terjadi aglutinasi, sebaiknya tidak dilakukan uji serologi

dengan antisera polivalen O, H, Vi, karena telah terjadi aglutinasi sendiri (self agglutination).

Page 11: Uji Salmonella

Apabila tidak terjadi aglutinasi sendiri, lakukan uji serologi seperti diatas dengan antisera

polivalen O, H, dan Vi, terjadinya aglutinasi maka Salmonella positif. Uji ini dapat dilakukan

pada kaca objek atau tabung kecil. Untuk antisera polivalen H, biakan Salmonella diinokulasikan

pada media NA semi padat yang diinkubasi pada 37±1°C selama 24±3 jam. Makanan atau

minuman tidak boleh mengandung Salmonella (negative per 25 gram atau 25 ml) (BPOM RI,

2006).

Genus Salmonella termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, adalah bakteri Gram-

negatif berbentuk batang langsing (0.7– 1.5x2-5 μm), fakultatif anaerobik, oxidase negatif, dan

katalase positif. Sebagian besar strain motil dan memfermentasi glukosa dengan membentuk gas

dan asam. Umumnya memfermentasi dulcitol, tetapi tidak laktose, menggunakan sitrat sebagai

sumber karbon, menghasilkan hidrogen sulfida, decarboxylate lysine dan ornithine, tidak

menghasilkan indol, dan negatif untuk urease.

Merupakan bakteri mesophylic, dengan suhu pertumbuhan optimum antara 35 - 37°C,

tetap dapat tumbuh pada range 5 - 46°C. Dapat dimatikan pada suhu dan waktu pasteurisasi,

sensitif pada pH rendah (≤ 4,5) dan tidak berbiak pada Aw 0,94, khususnya jika dikombinasikan

dengan pH 5,5 atau kurang. Sel-selnya dapat bertahan pada pembekuan dan bentuk kering dalam

waktu yang lama. Salmonella mampu berbiak pada berbagai makanan tanpa mempengaruhi

tampilan kualitasnya (Hartoko, 2007)

Adanya bismuth sulfite dan brilliant green dapat menghambat pertumbuhan gram positif

dan coliform. Adanya S dalam media akan diubah menjadi H2S yang berperanan mengendapkan

besi, sehingga koloni berwarna coklat-hitam dengan kilap logam, tampak seperti mata

kelinci. Mikroba lain yang dapat tumbuh antara lain Pseudomonas, Shigella dan Vibrionaceae.

Media ini sangat baik digunakan pada tahap awal untuk memilahkan Salmonella dari mikroba

lain. Sedangkan mikroba lain yang tumbuh terutama Pseudomonas dapat dipilah dengan media

lain.

Brilian green Agar mengandung brilian green yang sangat baik untuk menghambat E.

coli dan bakteri yang memfermentasi sukrosa dan laktosa. Garam empedu berperanan

Page 12: Uji Salmonella

menghambat bakteri untuk batang gram negatif. Media ini sangat selektif untuk isolasi

Salmonella sp. Salmonella typhii akan berwarna merah dikelilingi zona merah. Pseudomonas

dihambat, tetapi jika tumbuh menyerupai koloni Salmonella berwarna merah. Untuk menetapkan

kontaminan tersebut Salmonella atau Pseudomonas diperlukan konfirmasi dengan media lain

( Usman, 2010).

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Metode analisa merupakan proses pembuktian atau konfirmasi pengujian secara obyektif

di laboratorium yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan sesuai dengan

tujuan penggunaannya. Dalam hal ini. metode analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi

adanya bakteri Salmonella metode yang digunakan yakni metode analisa secara kualitatif

yakni bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakteri salmonella dalam suatu makanan.

Page 13: Uji Salmonella

Adapun prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA

PPOM 74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi adanya Salmonella :

1.      Pra. Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 37±1 °C selama 18+2jam.

2.      Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1° C selama 24 ± 3 jam

dalam RVS cair dan 37±1° C selama 24±3 jam MKTTn cair.

3.      Inokulasi & identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama diinkubasi pada

37±1° C selama 24±3 jam dan dengan media yang digunakan.

4.      Konfirmasi terhadap identitas Salmonella dengan uji biokimia dan serologi.

Pada pengujan deteksi Salmonella diguanakan Buffered Peptone Water (BPW) sebagai

media cair non selektif, Muller Kaufimann Tetrathionate Novobiocin Broth (MKTTn) dan

Rappaport Vassiliadis Medium + Soya (RVS) sebagai media cair selektif, Bismuth Green Agar

(BGA) dan Xylose Lysine Deoxycholate (XLD) media padat selektif untuk mengisolasi

Salmonella.

B.     SARAN

         Semoga makalah ini bisa memberi pengetahuan yang mendalam kepada para mahasiswa

khususnya pengetahuan mengenai Metode analisa untuk identifikasi Salmonella dalam makanan

         Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Page 14: Uji Salmonella

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Salmonella. http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella. Diakses tanggal 21 Mei 2012

BPOM. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. http://www.pilciran-rakyat.com. Diakses tanggal 21 Mei

2012

Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Hartoko. 2007. Keamanan pangan. http://hartoko.wordpress.com/keamananpangan/ analisis- bahaya-pada-

pangan/. Diakses tanggal 21 Mei 2012

http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php. Diakses tanggal 21 Mei 2012

SNI 01-4473-1998. Mayonnaise. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Sukarta, Wayan. 2008. Mikroorganisme Dalam Bahan Makanan..

Page 15: Uji Salmonella

Suwandi, Usman. 2010. Peran Media untuk Identifikasi Mikroba Patogen.