resita alia(2120720032)analisis pengendalian kualitas produk chitato 15 gram menggunakan peta...

8
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CHITATO 15 GRAM MENGGUNAKAN PETA KENDALI VARIABEL STATISTICAL PROCESS CONTROL Resita Alia (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNISMA) Abstrak Chitato kemasan 15 gram merupakan salah satu produk dari PT. Indofood Fritolay Makmur Indonesia yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Chitato berbentuk keripik kentang dengan tekstur bergelombang yang menjadi ciri khasnya. Untuk menghasilkan suatu produk yang baik dalam arti dapat memenuhi standar dan kepuasan konsumen, perlu diterapkan pengendalian kualitas pada proses produksi karena kualitas merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode SPC (Statistical Process Control) menggunakan peta kendali variabel guna untuk menganalisis produk chitato berdasarkan berat bersih (netto). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah acak dengan karakteristik tingkatan penjualan snack antara lain: warung kecil, pasar, alfamidi, indomart, swalayan, dan hypermart. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 bungkus chitato dengan netto 15 gram. Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 23 Maret 2015 di Laboratorium Pusat Universitas Islam Malang. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa pengendalian kualitas produk berdasarkan netto pada produk chitato 15 gram oleh PT. Indofood Fritolay Makmur Indonesia masih terkendali, dengan batas kendali bawah 12, 396 gram, batas kendali atas 20,516 gram dan nilai target netto produk chitato adalah 16,456 gram. Sedangkan nilai rata-rata variasi netto produk yang dihasilkan sebesar 7,04 gram. Dari data diatas, peneliti dapat memberikan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja atau sistem pengendalian kualitas bagi perusahaan dan memberikan informasi kualitas produk chitato berdasarkan netto. Kata kunci : pengendalian kualitas, peta kendali variabel, chitato. PENDAHULUAN Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi semakin membuat gaya hidup, pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia ikut berubah dan semakin maju, khususnya di bidang pemasaran. Kecanggihan teknologi, terutama teknologi komunikasi juga sekaligus membuat persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun pasar internasional, untuk dapat merebut pelanggannya. Saat ini masyarakat semakin pintar dan selektif dalam membeli sebuah produk. Berbagai produk ditawarkan kepada masyarakat mulai dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Dengan kemajuan masyarakat maka kebutuhan mereka pun sudah pasti berbeda-beda, semua itu dibuktikan dengan semakin banyaknya produk-produk yang beredar di pasaran. Di Indonesia, bisnis makanan dan minuman khususnya kategori makanan ringan (snack) telah berkembang cukup pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya produk dengan kategori snack berbagai merek beredar di pasaran. Menurut data dari www.milis.mediacare.com “Pasar snack di Indonesia cukup kompetitif, terus tumbuh dan bertambah baik dari segi volume maupun value. Tiap tahunnya dan ratusan merek baru memasuki pasar. Nielsen Retail Audit 2007 menyebutkan pertumbuhan volume di pasar snack berkisar 27% dan pertumbuhan value sebesar 34%. Pertumbuhan ini terjadi baik di pasar tradisional maupun pasar swalayan (modern trade), dimana

Upload: alia-resita-sie-tembem

Post on 07-Nov-2015

206 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CHITATO 15 GRAM

    MENGGUNAKAN PETA KENDALI VARIABEL

    STATISTICAL PROCESS CONTROL

    Resita Alia

    (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNISMA)

    Abstrak

    Chitato kemasan 15 gram merupakan salah satu produk dari PT. Indofood Fritolay Makmur

    Indonesia yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Chitato berbentuk keripik

    kentang dengan tekstur bergelombang yang menjadi ciri khasnya. Untuk menghasilkan suatu

    produk yang baik dalam arti dapat memenuhi standar dan kepuasan konsumen, perlu diterapkan

    pengendalian kualitas pada proses produksi karena kualitas merupakan faktor yang sangat penting

    bagi perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode SPC

    (Statistical Process Control) menggunakan peta kendali variabel guna untuk menganalisis produk

    chitato berdasarkan berat bersih (netto). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

    acak dengan karakteristik tingkatan penjualan snack antara lain: warung kecil, pasar, alfamidi,

    indomart, swalayan, dan hypermart. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 bungkus chitato

    dengan netto 15 gram. Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 23 Maret 2015 di Laboratorium

    Pusat Universitas Islam Malang. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa pengendalian

    kualitas produk berdasarkan netto pada produk chitato 15 gram oleh PT. Indofood Fritolay

    Makmur Indonesia masih terkendali, dengan batas kendali bawah 12, 396 gram, batas kendali atas

    20,516 gram dan nilai target netto produk chitato adalah 16,456 gram. Sedangkan nilai rata-rata

    variasi netto produk yang dihasilkan sebesar 7,04 gram. Dari data diatas, peneliti dapat

    memberikan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja atau sistem pengendalian

    kualitas bagi perusahaan dan memberikan informasi kualitas produk chitato berdasarkan netto.

    Kata kunci : pengendalian kualitas, peta kendali variabel, chitato.

    PENDAHULUAN

    Perkembangan zaman dan kemajuan

    teknologi semakin membuat gaya hidup, pola

    pikir, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia

    ikut berubah dan semakin maju, khususnya di

    bidang pemasaran. Kecanggihan teknologi,

    terutama teknologi komunikasi juga sekaligus

    membuat persaingan bisnis menjadi sangat

    tajam, baik di pasar domestik maupun pasar

    internasional, untuk dapat merebut

    pelanggannya. Saat ini masyarakat semakin

    pintar dan selektif dalam membeli sebuah

    produk. Berbagai produk ditawarkan kepada

    masyarakat mulai dari kebutuhan primer,

    sekunder dan tersier. Dengan kemajuan

    masyarakat maka kebutuhan mereka pun sudah

    pasti berbeda-beda, semua itu dibuktikan dengan

    semakin banyaknya produk-produk yang beredar

    di pasaran. Di Indonesia, bisnis makanan dan

    minuman khususnya kategori makanan ringan

    (snack) telah berkembang cukup pesat. Hal ini

    dapat dibuktikan dengan maraknya produk

    dengan kategori snack berbagai merek beredar di

    pasaran.

    Menurut data dari

    www.milis.mediacare.com Pasar snack di Indonesia cukup kompetitif, terus tumbuh dan

    bertambah baik dari segi volume maupun value.

    Tiap tahunnya dan ratusan merek baru memasuki

    pasar. Nielsen Retail Audit 2007 menyebutkan

    pertumbuhan volume di pasar snack berkisar

    27% dan pertumbuhan value sebesar 34%.

    Pertumbuhan ini terjadi baik di pasar tradisional

    maupun pasar swalayan (modern trade), dimana

  • pasar tradisional di daerah urban tumbuh sebesar

    33% secara volume dan 40% secara value tahun

    2007. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa

    pasar snack memberikan kontribusi yang cukup

    besar bagi pertumbuhan pasar di Indonesia, baik

    pasar tradisional maupun pasar swalayan, serta

    menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang

    begitu konsumtif. Snack memang banyak di

    gemari oleh semua kalangan, mulai dari anak-

    anak, remaja, dewasa, hingga orang tua, baik pria

    maupun wanita. Budaya ngemil dikalangan masyarakat membuat snack menjadi satu-

    satunya pilihan yang tepat untuk menemani

    mereka kapan dan dimanapun mereka berada.

    Saat beraktivitas, bersantai, ataupun sekedar

    menjadi teman ngobrol bersama teman dan

    keluarga.

    Tak heran jika bisnis snack yang

    berkembang cukup pesat ini membuat para

    produsen terus berkompetisi untuk melakukan

    inovasi-inovasi agar dapat memenangkan

    pikiran, mulut dan hati konsumen. Untuk

    memenuhi keinginan masyarakat yang tinggi,

    harus menekankan pada produk yang dihasilkan

    dan diperhatikan mutu serta proses produksi. Hal

    yang paling penting adalah perhatian pada mutu

    bukan pada produk akhir, namun produk yang

    masih ada dalam proses (work in process) bila

    ada kesalahan, masih dapat diperbaiki. Dengan

    demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah

    produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi

    pemborosan karena produk tersebut harus

    dibuang atau dilakukan pengerjaan ulang

    (rework).

    Salah satu teknik pengendalian mutu

    yang dapat digunakan suatu industri adalah

    pengendalian mutu secara statistik. Statistik

    dalam arti sempit, berarti data ringkasan

    berbentuk angka (kuantitatif). Sedangkan dalam

    arti luas, statistik berarti suatu ilmu yang

    mempelajari cara pengumpulan,

    pengelompokan, penyajian, dan analisis data

    serta cara pengambilan kesimpulan secara umum

    berdasarkan hasil penelitian yang tidak

    menyeluruh. Pengertian ini merujuk pada istilah

    statistik yang biasanya diterjemahkan dengan

    istilah statistika.

    Definisi ini lebih ditekankan kepada

    urutan kegiatan dalam memperoleh data sampai

    data itu berguna untuk dasar pembuatan

    keputusan. Jadi, apabila seseorang memerlukan

    data untuk dasar pengambilan keputusan, maka

    data tersebut harus dikumpulkan, diolah,

    disajikan dan dianalisis, kemudian diambil

    kesimpulannya. Yang perlu ditekankan di sini

    adalah bahwa metode pengumpulan data secara

    statistik sangat efisien, maksudnya bisa

    menghemat tenaga, biaya, waktu, dan bisa

    diperoleh dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

    Suatu definisi yang teoritis sifatnya, (Anderson

    dan Bancrof) statistika adalah ilmu dan seni

    pengembangan dan penerapan metode yang

    paling efektif untuk kemungkinan salah dalam

    kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan

    dengan menggunakan penalaran induktif

    berdasarkan matematika probabilitas.

    Salah satu teknik pengendalian mutu

    secara statistik adalah Statistical Process

    Control (SPC). Statistical proses control adalah

    suatu cara pengendalian proses yang dilakukan

    melalui pengumpulan dan analisis data

    kuantitatif selama berlangsungnya proses

    produksi. Selanjutnya dilakukan penentuan dan

    interpretasi hasil-hasil pengukuran yang telah

    dilakukan, sehingga diperoleh gambaran yang

    menjelaskan baik tidaknya suatu proses untuk

    peningkatan mutu produk agar memenuhi

    kebutuhan dan harapan pelanggan(Gasperz,

    1998).

    Secara etimologi, SPC terdiri dari :

    1. Process: adalah suatu kegiatan yang

    melibatkan penggunaan mesin (alat),

    penerapan suatu metode, penggunaan suatu

    material dan atau pendayagunaan orang untuk

    mencapai suatu tujuan.

    2. Control: adalah suatu rangkaian kegiatan

    umpan balik (reciprocal) untuk mengukur

    suatu hasil yang harus dicapai apabila

    dibandingkan dengan standar serta

    melakukan tindakan jika terjadi

    penyimpangan (abnormality).

    Sedangkan secara epistemologi, SPC

    adalah penerapan teknik statistik untuk

    mengukur dan menganalisa variasi yang terjadi

    selama proses (produksi-red) berlangsung. SPC

    menggunakan statistik alat untuk mengamati

  • kinerja proses produksi untuk memprediksi

    penyimpangan yang signifikan kemudian dapat

    mengakibatkan produk ditolak. Konsep utama

    adalah untuk setiap karakteristik proses terukur,

    gagasan yang menyebabkan variasi dapat

    dipisahkan menjadi dua kelas yang berbeda:

    1. Normal (kadang-kadang juga disebut sebagai umum atau kesempatan) menyebabkan

    variasi.

    2. Dapat ditetapkan (kadang-kadang juga disebut sebagai khusus) menyebabkan

    variasi.

    Idenya adalah bahwa proses yang

    memiliki banyak penyebab variasi, kebanyakan

    dari mereka yang kecil, dapat diabaikan dan jika

    kita hanya dapat mengidentifikasi penyebab

    dominan beberapa saat, kemudian kita bisa

    memfokuskan sumber daya kita pada

    mereka. SPC memungkinkan kita untuk

    mendeteksi ketika penyebab dominan beberapa

    variasi yang hadir. Jika (dialihkan) dominan

    penyebab variasi dapat dideteksi, berpotensi

    mereka dapat diidentifikasi dan dihapus. Setelah

    dihapus, proses dikatakan stabil, yang berarti

    bahwa variasi yang dihasilkan yang dapat

    diharapkan untuk tetap dalam satu set dikenal

    batas, setidaknya sampai penyebab lain dapat

    ditetapkan variasi diperkenalkan. Sebagai

    contoh, snack dapat dirancang untuk mengisi

    setiap bungkus dengan netto 15 gram, tetapi

    beberapa bungkus akan memiliki sedikit lebih

    dari 15 gram, dan beberapa akan memiliki sedikit

    kurang sesuai dengan distribusi netto.

    Manfaat Umum Penerapan SPC

    Secara umum dengan menerapkan SPC akan

    diperoleh beberapa manfaat, antara lain:

    1. Meningkatkan daya saing produksi dengan menekan terjadinya variasi.

    2. Mengurangi biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan, misalnya: rework

    cost, sorting cost, Punishment

    cost akibat customer complaint, dll.

    3. Meningkatakan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan Incoming

    Inspection.

    4. Meningkatkan produktivitas dengan menekan persentase cacat, ataupun rework.

    Peta Kendali

    Peta kendali adalah satu dari banyak alat

    untuk memonitoring proses dan mengendalikan

    kualitas. Alat-alat tersebut merupakan

    pengembangan metode untuk peningkatan

    kualitas. Tujuan dari peta kendali adalah untuk

    menentukan apakah hasil kerja suatu proses

    masih dipertahankan pada taraf kualitas yang

    dapat diterima. Hal ini dilakukan dengan

    mendeteksi apakah suatu proses dalam keadaan

    tak acak atau tak terkendali. Suatu karakteristik

    kualitas yang menjadi perhatian dan satuan

    proses akan disampel menurut waktu.

    Karakteristik kualitas yang mendasari

    pembentukan peta kendali pada umumnya ada

    dua macam yaitu peubah dan sifat (attribute).

    Untuk peta kendali peubah, ciri yang diamati

    adalah pengukuran seperti rata-rata. Sedang

    untuk peta sifat maka yang diamati adalah

    apakah tiap produk telah sesuai (cacat atau

    tidak).

    Teknik yang umum digunakan dalam

    pengendalian statistik adalah peta kendali

    Shewhart. Peta ini bentuknya sederhana yaitu

    terdiri atas tiga buah garis mendatar yang sejajar,

    yaitu menyatakan garis sentral/ Central Limit

    (CL), batas kendali bawah/ Lower Central Limit

    (LCL) dan batas kendali atas/ Upper Central

    Limit (UCL). Beberapa manfaat yang diperoleh

    dari peta kendali adalah:

    1. Kapan tindakan perbaikan perlu dilakukan. Suatu peta kendali dapat digunakan sebagai

    pedoman untuk menunjukkan telah terjadi

    kesalahan proses sehingga perlu diambil

    tindakan perbaikan.

    2. Jenis tindakan perbaikan yang perlu diambil. Pola dari peta kendali dapat memberikan

    informasi diagnostik tentang penyebab-

    penyebab tidak terkendali sehingga tindakan

    yang sesuai dapat dilakukan.

    3. Kapan membiarkan proses terus berlangsung. Variasi merupakan kejadian umum dalam

    suatu proses. Peta kendali dapat digunakan

    untuk menentukan apakah variasi yang ada

    bersifat alami (normal) atau tidak alami. Jika

    bersifat alami maka dikatakan tidak ada

    penyebab khusus yang mempengaruhi proses.

    Sebaliknya jika tidak alami maka diduga ada

    penyebab khusus yang mempengaruhi

  • kualitas proses dan penyebab ini harus

    dihilangkan/diatasi agar proses terkendali

    secara statistik.

    4. Mengukur kemampuan proses memenuhi persyaratan tertentu. Jika peta kendali

    menyatakan proses terkendali secara statistik

    maka dapat dilakukan penaksiran

    kemampuan proses dalam memenuhi

    persyaratan yang telah ditentukan.

    5. Sebagai alat peningkatan mutu. Disamping dapat membantu dalam pengendalian proses,

    peta kendali memberikan informasi mengenai

    tindakan yang perlu diambil untuk

    peningkatan kualitas.

    6. Bagaimana menyusun spesifikasi proses. Karena informasi dari peta kendali dapat

    digunakan untuk menentukan kemampuan

    proses, informasi ini (ditambah persyaratan

    teknis) dapat membantu menyusun spesifikasi

    produk yang lebih realistis. Selanjutnya, jika

    informasi dari grafik kendali menyatakan

    bahwa proses tidak mampu menghasilkan

    produk yang memenuhi persyaratan maka

    perlu dilakukan fokus pada program

    peningkatan mutu dan mengubah proses

    untuk mencapai standar yang diinginkan.

    Peta Kendali Variabel

    Pada dasarnya setiap peta kontrol memiliki :

    1. Garis tengah (central line), yang biasa dinotasikan CL.

    2. Sepasang batas kontrol (control limit), yakni batas kontrol atas (upper control

    limit) dinotasikan UCL dan batas kontrol

    bawah (lower control limit) dinotasikan

    LCL.

    3. Tebaran nilai-nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses.

    Peta Kontrol X-bar dan R

    1. Peta kontrol x-bar(rata-rata) dan R(range) digunakan untuk memantau proses yang

    mempunyai karakteristik berdimensi

    kontinu, sehingga sering disebut peta kontrol

    untuk data variabel.

    2. Peta kontrol memberikan penjelasan tentang apakah perubahan-perubahan telah terjadi

    dalam ukuran titik pusat (central

    tendency) atau rata-rata dari suatu proses.

    3. Peta kontrol R (range) menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah terjadi

    dalam ukuran variasi, dengan demikian

    berkaitan dengan perubahan homogenitas

    produk yang dihasilkan melalui suatu proses.

    Chitato Potato Chips adalah salah satu

    produk snack yang ikut meramaikan persaingan

    pasar snack di Indonesia. Chitato diproduksi oleh

    PT. Indofood Fritolay Makmur yang merupakan

    anak perusahaan dari PT. Indofood, sebuah

    produsen makanan yang cukup besar di

    Indonesia. Chitato berbahan dasar kentang yang

    juga sebagai bahan makanan, kentang terbukti

    digemari oleh banyak orang. Di beberapa daerah

    di Indonesiapun ada yang menjadikannya

    sebagai makanan pokok. Selain itu, kentang juga

    banyak mengandung vitamin B, vitamin C,

    vitamin A dan sumber karbohidrat yang penting.

    Selain chitato, PT. Indofood Fritolay

    Makmur juga memproduksi snack dalam

    kemasan lain diantaranya: Chiki Balls, Cheetos,

    Jet-Z, Qtela dan Lays. Produk-produk tersebut

    memiliki berbagai varian rasa dan keberadaan

    produk snack kemasan tersebut disesuaikan

    dengan berbagai golongan masyarakat yang luas,

    bukan hanya untuk anak-anak melainkan juga

    bagi orang dewasa. Penulis mendapat informasi

    yang diperoleh dari Product Brief Chitato 2008,

    chitato sudah hadir di pasar snack Indonesia sejak tahun 1994. Tidak heran jika brand

    awareness chitato tergolong cukup tinggi bagi

    masyarakat Indonesia. Di tengah persaingan

    pasar kategori produk snack yang semakin

    kompetitif, chitato sebagai salah satu produk

    unggulan dari PT. Indofood Fritolay Makmur

    yang terkenal dengan bentuk kentangnya yang

    bergelombang, serta melakukan inovasi-inovasi

    terutama dari sisi produk (kemasan dan rasa).

    METODE

    Berdasarkan metodenya, penelitian ini

    adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

    menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,

    yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.

    Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau

    pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi

    menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

    Penggambaran kondisi dapat secara individual

  • atau menggunakan angka-angka(Sukmadinata,

    2006:5).

    Populasi dalam penelitian ini adalah

    chitato potato chips dengan netto 15 gram tiap

    bungkus dengan variasi rasa. Metode

    pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh

    dengan menggunakan sistem acak berbentuk

    kemasan yang sudah dipasarkan di beberapa

    tempat penjualan snack. Pengamatan yang

    dijadikan dasar dalam pengambilan sampel

    adalah tingkatan tempat penjualan snack. Jumlah

    sampel yang dijadikan pengamatan berjumlah 30

    bungkus berdasarkan 6 tingkatan, yaitu: warung

    kecil, pasar, indomart, alfa midi, Citra swalayan,

    dan hypermart. Frekuensi pengambilan sampel

    dilakukan terhadap masing-masing tingkatan

    tempat penjualan snack. Pengambilan sampel

    dilakukan sebanyak 5 pengamatan untuk

    masing-masing sampel. Jumlah data yang

    diperlukan dalam penelitian ini adalah 30 buah

    berdasarkan dari 6 tingkatan tempat penjualan

    yang berbeda. Penimbangan sampel dilakukan

    dengan menggunakan timbangan digital yang

    terdapat di Laboratorium Pusat Universitas Islam

    Malang dengan ketelitian 0,0001 gram. Data

    yang diperoleh dengan menggunakan SPC untuk

    membuat peta kendali variabel yaitu peta kendali

    X-Bar dan R.

    Gambar 1 Diagram Peta Kendali

    Setelah memiliki peta kendali tersebut,

    kemudian dianalisis apakah proses dalam

    keadaan terkendali atau tidak terkendali. Jika

    proses dalam keadaan terkendali, maka

    menghitung kapabilitas proses dan saran

    peningkatan proses. Sedangkan tidak terkendali,

    maka membuat diagram sebab akibat dan

    menerapkan tindakan pengendalian lalu kembali

    ke langkah pengumpulan data hingga proses

    dalam keadaan terkendali. Dalam melakukan

    pembuatan diagram, peneliti menggunakan

    bantuan program Minitab 14.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    PT. Indofood Fritolay Makmur Indonesia

    selama ini belum pernah menerapkan teknik

    bagan kendali (control chart) dalam

    mengendalikan mutu produk-produknya.

    Sebagai langkah awal, maka dicoba diterapkan

    untuk menganalisa dan mengendalikan netto

    pada produk chitato potato chips. Snack chitato

    potato chips merupakan snack varian Indofood

    yang paling sering diproduksi di PT. Indofood

    Fritolay Makmur Indonesia. Produk ini dikemas

    dalam kemasan plastik/bungkus dan memiliki

    netto yang tertera pada kemasan yaitu 15 gram.

    Proses pengendalian proses produk

    dilakukan terhadap netto. Netto produk harus

    sesuai dengan spesifikasi perusahaan agar

    konsumen tidak dirugikan dan produsen atau

    pihak perusahaan dapat dikatakan telah

    melakukan proses pengendalian mutu dengan

    baik terhadap produknya sebelum dipasarkan.

    Netto produk yang tidak sesuai spesifikasi

    memiliki indikasi bahwa pihak perusahaan

    belum melakukan pengendalian mutu dengan

    baik. Netto produk yang kurang dari spesifikasi

    akan merugikan pihak konsumen, sedangkan

    berat produk yang melebihi spesifikasi akan

    merugikan pihak produsen karena menyebabkan

    penambahan biaya produksi yang sebenarnya

    dapat dihindari. Tahap awal dalam proses

    analisis netto produk snack chitato dilaksanakan

    dengan melakukan penimbangan netto dalam

    setiap produk setelah dikemas dan dipasarkan di

    beberapa tempat penjualan berdasarkan

    tingkatannya.

  • 654321

    20

    18

    16

    14

    12

    Sample

    Sam

    ple

    Mea

    n

    __X=16,456

    UC L=20,516

    LC L=12,396

    654321

    16

    12

    8

    4

    0

    Sample

    Sam

    ple

    Ran

    ge

    _R=7,04

    UC L=14,88

    LC L=0

    'pengamatan 1,..., pengamatan 5'

    Tabel 1 Data Netto Chitato 15 gram

    Analisis Peta Kendali

    Teknik dasar pengendalian mutu yang

    digunakan adalah peta kendali SPC. Peta kendali

    variabel digunakan sebagai alat untuk

    menganalisis secara statistik data netto produk

    yang telah diperoleh dari hasil penimbangan.

    Peta kendali dapat digunakan untuk mengetahui

    keadaan selama proses produksi dalam

    mengendalikan suatu karakteristik mutu produk

    yang menunjukkan telah berada dalam keadaan

    terkendali atau belum. Berdasarkan data yang

    diperoleh, maka peta kendali variabel yang

    digunakan untuk menganalisis netto produk

    secara statistik adalah peta kendali X-bar dan R.

    Peta kendali X-bar dan R digunakan

    untuk memantau proses yang mempunyai

    karakteristik berdimensi kontinyu dengan jenis

    data yang diolah berupa data variabel. Peta

    kendali X-bar dan R yang digunakan

    menggunakan tiga sigma, yaitu sebuah central

    line dan dua buah batas pengendali, masing-

    masing terdiri atas satu buah batas pengendali

    atas dan batas pengendali bawah. Penentuan

    central line/garis tengah pada peta kendali dibuat

    dengan metode standard given. Hal ini berarti

    garis tengah yang terdapat pada bagan kendali

    merupakan nilai target netto produk chitato yang

    telah ditentukan berdasarkan spesifikasi

    perusahaan. Proses pembuatan peta kendali X-

    bar dan R dalam menganalisis netto produk

    chitato menggunakan bantuan program pengolah

    data statistik Minitab 14. Pengamatan netto

    produk chitato dilakukan berdasarkan

    pengambilan data pada beberapa sampel.

    Frekuensi pengambilan sampel dilakukan

    berdasarkan tingkatan tempat penjualan snack

    yang masing-masing dilakukan 5 kali

    pengamatan. Tempat penjualan snack yang

    dijadikan sebagai sampel diantaranya warung

    kecil, pasar, alfa midi, indomart, Citra swalayan,

    dan Hipermart. Pengamatan bertujuan

    mengetahui netto setiap produk dalam

    menghasilkan produk chitato dengan netto yang

    sesuai dengan spesifikasi perusahaan yaitu 15

    gram. Data-data yang diperoleh adalah data

    primer dari hasil penimbangan netto produk

    chitato yang dijadikan subjek pengamatan. Data

    netto yang diperoleh merupakan hasil

    penimbangan yang dilakukan pada tanggal 23

    Maret 2015 di Laboratorium Pusat Universitas

    Islam Malang.

    Gambar 2 Peta Kendali X-Bar dan R

    SAMPEL PENGAMATAN (gram)

    1 2 3 4 5

    Warung

    kecil 14,98 15,5 16,86 14,75 15,45

    Pasar 15,98 16,46 16,54 15,81 15,89

    Alfa Midi 14,73 15,66 15,03 15,69 15,13

    Indomart 17,16 15,18 15,39 15,36 15,25

    Swalayan 15,73 16,3 25,36 12,45 15,91

    Hipermart 13,5 19,95 27,46 15,53 18,69

  • 2824201612

    LSL

    LSL 15

    Target *

    USL *

    Sample Mean 16,456

    Sample N 30

    StDev (Within) 3,02634

    StDev (O v erall) 3,02927

    Process Data

    C p *

    C PL 0.32

    C PU *

    C pk 0.32

    Pp *

    PPL 0.32

    PPU *

    Ppk 0.32

    C pm *

    O v erall C apability

    Potential (Within) C apability

    % < LSL 16.67

    % > USL *

    % Total 16.67

    O bserv ed Performance

    % < LSL 31.52

    % > USL *

    % Total 31.52

    Exp. Within Performance

    % < LSL 31.54

    % > USL *

    % Total 31.54

    Exp. O v erall Performance

    Within

    Overall

    Process Capability of Pengamatan 1, ..., Pengamatan 5

    Hasil analisis data yang diperoleh

    menggunakan peta kendali X-bar dan R dapat

    dilihat pada Gambar 2. Peta kendali X-bar

    menyatakan rata-rata berat produk Chitato yang

    dihasilkan selama proses produksi berlangsung,

    sedangkan bagan kendali R menyatakan

    variasi/rentang netto produk Chitato yang

    dihasilkan selama proses produksi berlangsung.

    Keterangan:

    1. Garis berwarna hijau adalah central line (CL) Untuk bagan kendali X-bar CL adalah nilai

    target netto produk chitato berdasarkan

    spesifikasi perusahaan yaitu 15 gram,

    sedangkan untuk bagan kendali R, CL adalah

    nilai rata-rata variasi netto produk chitato yang

    dihasilkan.

    2. Garis berwarna merah adalah batas pengendali/control limit, terdiri atas batas

    pengendali atas/upper control limit (UCL) dan

    batas pengendali bawah/lower control limit

    (LCL).

    3. Titik-titik berwarna merah menunjukkan terjadi variasi penyebab khusus (special causes

    variation) atau variasi penyebab umum

    (common cause variation) pada proses

    produksi.

    Berdasarkan data-data yang diperoleh,

    pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa CL adalah

    nilai target netto produk chitato yang diinginkan,

    yaitu sebesar 16,456 gram. UCL sebesar 20,516

    gram dan LCL sebesar 12,396 gram. Sedangkan

    peta kendali R menunjukkan nilai rata-rata

    variasi/rentang netto produk yang dihasilkan yaitu

    sebesar 7,04 gram yang tertera pada CL. Selain itu

    juga dapat diketahui nilai UCL sebesar 14,88

    gram dan LCL sebesar 0 gram. Berdasarkan

    analisa tersebut, maka peta kendali menunjukkan

    proses terkendali secara statistik karena tidak ada

    proses yang diluar batas kendali.

    Kapabilitas Proses (Cp)

    Setelah selesai dengan peta kendali, kini

    penilaian proses dilanjutkan untuk menentukan

    kapabilitas proses. Kapabilitas proses (Cp)

    merupakan satuan yang mengukur lebar spesifikasi

    (S) dibanding dengan lebar proses (P). Cp

    digunakan untuk mengukur besaran dari tebaran.

    Uji ini sering disebut analisis kemampuan proses.

    Cpk merupakan nilai kemampuan proses.

    Montgomery (1998) menunjukkan batas minimal

    Cpk yang dianjurkan untuk produk yang

    berhubungan dengan keamanan, berat, kekuatan

    atau parameter kritis (1 sisi) adalah 1.50 (catatan:

    dalam kasus ini, batas spesifikasinya hanya 1,

    maka digunakan spesifikasi 1 sisi).

    Gambar 3 Kapabilitas Proses

  • Cpk merupakan alat yang sangat baik

    untuk mengukur variabilitas dan kapabilitas

    proses. Output pada Gambar 3 menunjukkan

    nilai Cpk sebesar 0,32 dan masih di bawah batas

    minimum Cpk yang dianjurkan.

    Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan

    bahwa:

    1. Berdasarkan data Rerataan a. Rerata dari proses masih mampu

    memenuhi spesifikasi.

    b. Proses sudah mendekati nilai target. 2. Berdasarkan data Rentang

    a. Semua satuan produk belum mampu memenuhi spesifikasi

    b. Proses masih perlu diperbaiki untuk dapat dilakukan Cost reduction

    KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian awal serta analisa

    dan pembahasan yang telah dilakukan pada

    penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: hasil

    aplikasi SPC pada peta kendali variabel dari

    contoh sampel yang diambil, grafik peta kendali

    X-bar dan R untuk netto produk chitato

    menunjukkan bahwa proses dalam kondisi in

    control dengan batas kendali bawah 12,396

    gram, batas kendali atas 20,516 gram dan nilai

    target netto produk chitato adalah 16,456 gram.

    Sedangkan nilai rata-rata variasi netto produk

    yang dihasilkan sebesar 7,04 gram. Dari data

    diatas, peneliti dapat memberikan informasi

    yang berguna untuk meningkatkan kinerja atau

    sistem pengendalian kualitas bagi perusahaan

    dan memberikan informasi kualitas produk

    chitato berdasarkan netto.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ariani, D.A. 2004. Pengendalian Kualitas

    Statistik. ANDI, Yogyakarta.

    Gaspersz, V. 1998. Statistical Process

    Control, Penerapan Teknik-teknik

    Statistikal dalam Manajemen Bisnis

    Total. PT. Gramedia Pustaka Utama,

    Jakarta.

    Hargo, H.D. 2013. Implementasi pengendalian

    pengendalian kualitas pada proses

    produksi rafia hitam dengan

    menggunakan metode statistik di UD

    Kartika Plastik, Jombang. Jurnal Ilmiah

    Mahasiswa Universitas Surabaya 2:17.

    Ilham, M.N.U. 2012. Analisis Pengendalian

    Kualitas Produk dengan Menggunakan

    Statistical Processing Control (SPC)

    pada PT. Bosowa Media Grafika

    (Tribun Timur).Universitas

    Hasanuddin.Skripsi.

    Iriawan, N dan S.P. Astuti. 2006. Mengolah

    Data Statistik dengan Mudah

    Menggunakan Minitab 14. ANDI,

    Yogyakarta.