resiko usaha.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi sering kita mendengar tentang usaha, dimana dengan
usaha yang ada sekarang ini sudah terbilang banyak dan beranekah ragam usaha
yang berkembang, jumlah penduduk yang terus bertambah, perekonomian yang
semakin sulit dan lapangan kerja yang peluangnya semakin sedikit, membuat
penduduk semakin banyak penggangguran.Dalam dunia usaha, masalah yang
cenderung sekarang ini tidak jadi persoalan selama ada kemauan dari kita
memamfaatkan kemampuan dari skiel yang ada pada kita bisa mengurangi
permasalahan permerintah soal penggangguran dan masalah krisis ekonomi
sekarang ini menyalurkan bakat dengan membuka usaha seperti berdagang
menjual barang lansung kepada konsumen, apalagi untuk sekarang jumlah
penduduk dengan terus bertambah peradapan manusia semakin berkembang dan
kemajuan teknologi yang sangat cangkih, maka selera masyarakiat akan makanan
semakin tinggi. Masyarakiat yang sibuk bekerja lebih memilih untuk membeli
makanan extra saji yang cepat dan praktis daripada membuatnya sendiri, denga
demikian didasari dengan begitu, bisa meminati untuk membuat usaha secara kecil-
kecilan yang merupakan usaha sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan
perekonomian hidup.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka,
adapun rumusan makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Resiko?
2. Apa macam-macam Resiko?
3. Apa yang dimaksud dengan resiko usaha?
4. Bagaimana resiko dalam lingkungan usaha?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian resiko
2. Untuk mengetahui macam-macam resiko
3. Untuk yang dimaksud dengan resiko usaha
4. Untuk mengetahui resiko dalam lingkungan usaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Resiko
Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa risiko adalah kegagalan atau ketidakberhasilan
dalam menangkap peluang usaha. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian
financial dan pengalaman buruk. Dari risiko usaha ini seorang wirausahawan dapat
memperbaiki diri dengan cara belajar lagi dengan cara-cara baru, gigih, ulet dan
kerja keras agar dapat meraih keberhasilan.
Sedangkan karakteristik risiko itu sendiri adalah :
1. Risiko adalah sesuatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2. Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali dapat diramalkan dengan
hasil yang sempurna. Pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun kecil. Risiko
selalu terjadi bila keputusan yang diambil menggunakan criteria peluang (decision
under risk) atau criteria ketidakpastian (decision under uncertainly). Pada umumnya
untuk risiko menghitung dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) atau angka
penyimpangan (variance).
Bagi seorang wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena
mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian
penting dalam mengubah ide menjadi karyawan.
Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi
potensi diri sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu
kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan
keinginan hidup di masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar bahwa
pertumbuhan usaha di masa yang akan datang merupakan hasil keuntungan
peluang usaha masa sekarang dan dalam pengambilan risiko untuk mencapai
tujuan usaha atau bisnis. Jika dalam berwirausaha tidak bersedia mengambil risiko,
maka mereka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat berwirausaha dan
semangat kewirausahaan.
B. Macam-macam Risiko
Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha,
yait:
1. Risiko Teknis (Kerugian)
Risiko ini terjadi akibat kurang mampunya manajer atau wirausaha dalam
mengambil keputusan risiko yang sering terjadi berhubungan dengan :
a. Biaya produksi yang tinggi (inefisien).
b. Risiko karena adanya pemogokan karyawannya, akibat kesejahteraan kurang
diperhatikan.
c. Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak).
d. Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang kecermatan.
e. Terjadi pencurian atau penipuan karena pengawasan yang kurang baik.
f. Terus menerus mengalami kerugian karena biaya yang terus membengkak serta
harga jual tidak berubah.
g. Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja
menurun.
h. Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan, serta hal-
hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.
i. Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan akibat terjadi kredit macet di dalam
perusahaan
Untuk mengantisipasi ini dapat ditempuh berbagai upaya, sebagai berikut :
a. Manajer atau wirausaha menambah tentang pengetahuan tentang
1) Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses
produksi yang dihasilkan. Diupayakan memakai metode yang dapat menurunkan
biaya produksi (efisien).
2) Kemampuan mengorganisasi (organizational skill), yaitu kemampuan meramu
yang tepat dari faktor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya modal.
3) Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai
tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang
yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pemimpin dituntut membuat konsep
kerja yang baik (conceptual skill).
b. Membuat strategi yang terarah untuk masa depan
Strategi yang dimaksud meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi
sumber daya manusia, Strategi operasional, Strategi pemasaran dan Strategi
penelitian dan pengembangan.
Tujuan dari Strategi ini adalah :
1) untuk tetap memperoleh keuntungan,
2) hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang),
3) dan tetap bertahan (survive).
4) Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi
Dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yan
2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku
di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan
(revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan
menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias
gulung tikar. Risiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, selalu diamati oleh perusahaan lain (pesaing).
Oleh karena itu para bisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang
sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena tindakan para
pesaing.
Hal-hal yang merupakan risiko bagi para bisnis yang mengakibatkan
barang
tidak laku dijual antara lain :
a. adanya perkembangan teknologi,adanya tindakan atau peraturan baru
b. dari yang berwajib,
c. adanya hubungan intern sehingga terjadi pencurian, kecelakaan dan
kebakaran.
Upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi risiko ini adalah
sebagai berikut :
a. Mengadakan inovasi (product inovation), yaitu membuat desain baru dari
produk yang disenangi calon pembeli.
b. Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi
pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara ini memerlukan dana yang
besar dan hanya layak untuk perusahaan besar.
3. Risiko Kredit
Adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak
membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disetujui. Sering terjadi produsen
menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian, atau debitur meminjam
uang untuk sebuah usaha tetapi usahanya gagal, akibat timbulnya kredit macet.
Upaya mengantisipasi risiko ini dapat ditempuh melalui :
a. Jangan memberikan kredit kepada sembarang orang, tetapi berikan kredit
pada orang yang tepat (bonafit) atau memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasinya telah diketahui.
2. Kemampuan untuk membayar (capacity), hal ini dapat dilihat dari
kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
3. Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga
merupakan net personal asset.
4. Keadaan usahanya selama ini (condutions) apakah menunjukkan tren naik
mendatar atau menurun.
b. Jangan memberikan pinjaman terlalu besar dan mengevaluasi kredibilitas
debitor.
c. Memperhatikan pengelolaan dana debitor jika yang bersangkutan memiliki
perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan
laba/rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.
4. Risiko di Luar Kemampuan Manusia (force mayor)
Risiko ini terjadi di luar kuasa manusia seperti: bencana alam, gempa
bumi, tanah longsor, tsunami, kebanjiran. Karena kemungkinan terjadi sangat
kecil risiko ini dianggap tidak ada. Untuk mengalihkan risiko ini dapat
memanfaatkan jasa perusahaan asuransi.
C. Resiko Lingkungan Usaha
Evaluasi dan Penanganan Dampak Lingkungan
Lingkungan hidup sesungguhnya merupakan suatu sistem yang sangat kompleks
dan berbagai faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, biologis, sosial, ekonomi dan
budaya. Berbagai jenis tindakan manusia terhadap lingkungan tersebut dapat
melahirkan dampak Iingkungan yang kompleks pula, Terutama bidang usaha yang
mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan fisik (ekosistem) diantara dua
atau lebih faktor-faktor lingkungan. Dengan demikian patut diperhatikan bahwa pada
setiap aktifitas kegiatan pembangunan, baik berupa pemeliharaan, dan upaya
menjalin keserasian hubungan timbal balik, khususnya antara manusia dengan
sumber daya alam berikut lingkungan hidupnya tidak dapat diabaikan begitu saja.
Sejalan dengan itu, tentunya setiap bidang usaha perlu melakukan kegiatan fisik
sewaktu melakukan kegiatan operasional. Agar tidak menyebabkan terjadi
perusakan lingkungan maka kegiatan usaha hendaknya tetap diarahkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, antara lain:
1. Kegiatan usaha yang direncanakan akan tetap disesuaikan dengan ketentuan
yang sudah disetujui oleh instansi pemerintah yang terkait.
2. Dampak kelestarian hubungan ekosistem yang serasi dan seimbang antara
manusia sebagai pengguna sumber daya alam dengan lingkungannya, yang
menyediakan sumber daya yang memiliki serba keterbatasan, baik menurut
jenisnya, kualitas dan kuantitasnya.
3. Evaluasi penanganan dampak lingkungan ini akan memberikan gambaran bagi
upaya pemecahan masalah yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan
proyek, yaitu melalui pemahaman secara menyeluruh terhadap hubungan antara
manusia dengam alam lingkungan hidupnya.
4. Adapun hasil pengevaluasian terhadap penanganan dampak lingkungan adalah
dimaksudkan untuk:
a. Dapat diketahui seberapa besar pengaruh dampak yang akan ditimbulkan
sehubungan dengan kegiatan proyek yang akan direncanakan.
b. Mampu memberi masukan mengenai cara-cara terbaik untuk memperkecil
pengaruh dampak lingkungan seandainya hal tersebut sukar atau tidak dapat
dihindari.
c. Besarnya dampak lingkungan yang ditimbulkan tersebut akan dapat
diperkirakan, sehingga langkah-langkah pencegahan sedini mungkin dapat
dilakukan, termasuk pengendalian elemen-elemen yang mendorong proses
percepatan kegiatannya.
Selanjutnya dengan cara pengendalian tersebut akan dapat dimanfaatkan
hasilnya dalam perencanaan berikutnya, bahan sebagai acuan atau pedoman
didalam melakukan tahapan operasional serta pada tahap pengelolaan kegiatanya,
yaitu:
a. Mampu memberikan informasi kepada masyarakat sedini mungkin, baik yang
bermukim disekitar wilayah kegiatan usaha, agar hal tersebut perlu dipahami
secara umum.
b. Mampu mengajukan tanggapan bahwa pengajuan saran/usulan pencegahan
bagi kemungkinan terjadinya dampak lingkungan yang lebih besar dari akibat
kegiatan operasional usaha.
c. Kesemuanya itu kemudian dijadikan sebagai suatu cara atau isyarat pemberi
tanda bahaya, yang secara tepat dan pasti dapat menentukan bobot dampak
lingkungan yang paling mengancam terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian evaluasi penanganan dampak lingkungan akan mencakup
mengenai elemen analisa dampak, yang menggambarkan kemungkinan yang akan
timbul akibat kegiatan usaha tersebut. Mencakup prakiraan dampak berikut alternatif
penanganan, arah pedoman pemecahan masalah, berikut pencegahan dampak
yang bersifat merugikan menurut tingkat intensitas kejadiannya.
Mengingat kedudukan dan kegiatan usaha, maka perlu dilakukan identifikasi
lingkungan secara tersendiri sebab setiap lingkungan usaha adalah merupakan
suatu lingkungan alam yang terdiri dari unsur alam dan manusia berada
didalamnya. Hubungan di antara keduanya akan terjadi interaksi yang sangat kuat
dan membentuk suatu sistem ekologis.
Demikian juga dengan dikembangkannya usaha di atas, berarti akan terjadi
suatu perubahan/penambahan kegiatan baru yang secara langsung dan tak
langsung akan turut mempengaruhi kegiatan fisik, sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat yang ada disekitarnya.
Untuk itu perlu dilakukan penelaahan terhadap dampak negatif yang mungkin timbul
karena adanya kegiatan usaha yang terjadi, baik langsung maupun tak langsung
dan segi fisik, juga dampak sosial ekonomi dan budaya. Sehingga, hal tersebut
tentunya perlu pembahasan masalah elemen-elemen analisa dampak lebih lanjut.
D. Resiko Usaha
Dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan pengembangan usaha
tentunya akan menghadapi beberapa resiko yang dapat mempengaruhi hasil
usahanya yang apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya.
Diantara resiko usaha tersebut dapat bersumber dari faktor internal maupun
eksternal perusahaan.
1. Resiko Internal Usaha
Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan memerlukan perangkat untuk
mendukung jalannya usaha tersebut diantaranya adalah sumberdaya berupa
modal dan personil yang handal sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga
diperlukan peraturan baku (SOP) yang memuat kewajiban dan hak-hak
karyawan, sehingga dapat mengantisipasi peluang terjadinya kesalah pahaman
antara pihak manajemen perusahaan dengan para karyawannya.
2. Resiko Eksternal Usaha
a. Resiko Buyer/Supplier
Dalam melakukan pemasaran hasil produksi perusahaan harus lebih
berkonsentrasi kepada kwalitas layanan dan selalu melakukan kegiatan
peningkatan kualitas dan kontinuitas kepada buyer potensial yang menjadi
pelanggan perusahaan.
b. Resiko Perekonomian
Faktor resiko yang berasal dari luar kegiatan usaha antara lain disebabkan oleh
kondisi ekonomi, sosial dan politik baik lokal, nasional maupun internasional
dapat berakibat kurang baik terhadap dunia usaha pada umumnya.
Memburuknya kondisi perekonomian akan dapat mengakibatkan daya beli
masyarakat menurun, disamping kondisi ekonomi makro juga cukup
berpengaruh terhadap volume kegiatan usaha
c. Resiko Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi yang pesat dapat membantu pihak pengelola dalam hal
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Selain masalah produksi, maka
masalah ketepatan waktu pasokan dan kecepatan pelayanan dapat memberi
kepuasan bagi para konsumen. Apabila pihak produsen kurang memanfaatkan
perkembangan teknologi, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya akan kalah dalam bersaing
di pemasaran.
d. Resiko Penghentian Ijin Usaha
Persyaratan perijinan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh
perusahaan untuk dapat melakukan kegiatan usaha. Hal ini berhubungan
dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusaha dalam menjalankan
usahanya dan perlindungan terhadap hak-hak konsumen. Apabila perusahaan
melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku maka terdapat
kemungkinan sebagian atau seluruh ijin usaha perusahaan dapat dibekukan
sementara, ataupun dicabut sehingga dapat menghambat dan atau
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Hal ini bisa saja terjadi apabila
perusahaan lalai dalam hal mengelola perijinan usahanya.
e. Resiko Persaingan Usaha
Setiap usaha tidak terlepas dari persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya
yang bergerak pada bidang yang sama. Dalam hal ini setiap bidang usaha harus
lebih mempertimbangkan masalah kualitas atau standar produk yang ditawarkan,
ketepatan waktu supplier dan tingkat harga yang ditawarkan dipasaran.
f. Resiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah
Setiap usaha berhubungan dengan konsumen dan produsen yang mensupplai
kebutuhan usahanya. Dalam menjaga hubungan itu pemerintah mengatur
melalui berbagai peraturan. Kegagalan perusahaan dalam mengantisipasi
peraturan-peraturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi
pelaksanaan kegiatan produksi dan pemasarannya, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Disamping itu, perubahan peraturan atau
kebijakan pemerintah yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan
bidang usaha bagi konsumen akhir dapat mempengaruhi kegiatan usaha
perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.
g. Resiko Tidak Tercapainya Target Proyeksi
Bila proyeksi produksi dan penerimaan yang dibuat tidak tercapai, maka akan
berakibat kepada kemampuan perusahaan dalam memberikan return
(pengembalian) kepada investor maupun kepada pemegang saham serta
keterlambatan dalam melunasi kewajiban pinjamannya sesuai dengan jadwal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa apabila risiko tidak diperhitungkan
dengan teliti dan cermat akan berdampak pada kegagalan dalam bisnis. Oleh
karena itu sebelum membuat keputusan untuk mengambil suatu risiko, sebaiknya
dilakukan evaluasi yang mendalam atas risiko tersebut dan seberapa besar manfaat
yang bisa diperoleh apabila risiko berhasil ditanggulangi. Jika usaha bersifat untung-
untungan (gambling) maka kemungkinan rugi lebih besar. Untuk mengantisipasi
masalah ini, sebaiknya sebelum memulai usaha melakukan study kelayakan untuk
memperhitungkan risiko tersebut.
Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana
yang ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang masih kecil
misalkan restoran “Ayam Panggang Kalasan” tidak perlu membuat fasilitas lapangan
tenis atau kolam renang. Bertindak yang efektif menyebabkan sasaran yang dituju
akan mudah dicapai.
Dalam menyiapkan sumber daya manusia haruslah mempunyai
kompetensi/keahlian sesuai dengan bidangnya, sehingga menghasilkan tenaga
yang mempunyai produktivitas tinggi, ada pepatah menyatakan “the right man on
the right place”. Untuk meningkatkan produktivitas kerja setiap karyawan perlu
dididik, dilatih, ditatar secara formal, informal maupun non formal.
Sikap jiwa yang pesimis pasti ada faktor takut. Tapi bagi seorang yang berjiwa
wirausaha harus selalu berpikir positif (positif thinking) yaitu optimis, resiko itu
ibaratnya sebuah tantangan. Ibarat nelayan yang ingin menangkap ikan yang besar,
ia harus berani menghadapi gelombang laut yang terbuka.
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada mata kuliah
“Ekonomi Manajerial” ini kepada mahasiswa sebaiknya lebih memperbanyak literal
dalam belajar agar dapat menguasai mata kuliah yang dimaksud, dan mahasiswa
dapat memperoleh pengajaran yang sebaik-baiknya dari dosen pengajar. Dan kami
sebagai penyusun mengharapkan bahwa, agar mahasiswa yang mengikuti diskusi
mata kuliah ini dapat mengetahui materi dengan sebaik-baiknya serta menguasai
materi yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
http://zulidamel.wordpress.com/2009/12/12/analisa-resiko-dan-lingkungan-usaha/
http://nadya-nandy.blogspot.com/2010/06/mengambil-risiko-usaha.html
Sumber: Wahana, Jaka dan Kirbrandoko, 1995, Pengantar Mikro Ekonomi Jilid.I
Terjemahan Cetakan pertama, Binarupa Aksara, Jakarta