resiko jatuh

25
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melibatkan kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/ terduduk dilantai /tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Roeben, 1996). Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Keamanan fisik (Biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis. B. Etiologi Menurut Darmojo (2004), penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan berberapa faktor, antara

Upload: cipta-ary-nugraha

Post on 29-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jatuh

TRANSCRIPT

Page 1: resiko jatuh

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata,

yang melibatkan kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/

terduduk dilantai /tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan

kesadaran atau luka (Roeben, 1996).

Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua

berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi

selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat

berkarya dengan optimal dalam hidupnya.

Keamanan fisik (Biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman

terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis,

thermis, elektris maupun bakteriologis.

B. Etiologi

Menurut Darmojo (2004), penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan

gabungan berberapa faktor, antara lain:

1. Kecelakaan merupakan penyebab jatuh yang utama (30-50% kasus jatuh

pada lansia).

a. Murni kecelakaan misalnya kepleset dan tersandung

b. Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan

akibat proses menua misalnya karena mata kurang awas, benda-benda

yang ada dirumah tertabrak lalu jatuh.

2. Nyeri kepala dan atau vertigo

3. Hipotensi orthostatic:

a. Hipovolemia/ curah jantung rendah

Page 2: resiko jatuh

b. Disfungsi otonom

c. Penurunan kembalinya darah vena ke jantung

d. Terlalu lama berbaring

e. Pengaruh obat-obatan hipotensi

f. Hipotensi sesudah makan

4. Obat-obatan

a. Diuretik/ antihipertensi

b. Antidepresan trisiklik

c. Sedatifa

d. Antipsikotik

e. Obat-obat hipoglikemik

f. Alkohol

5. Penyakit yang spesifik

Penyakit-penyakit akut seperti:

a. Kardiovaskuler: aritmis, stenosis aorta, sinkope sinus karotis

b. Neurologi: Stroke, serangan kejang, parkinson, kompresi syaraf spinsl

karena spondilosis, penyakit serebelum.

6. Idiopatik : tak jelas sebabnya

7. Sinkope : kehilangan kesadaran secara tiba-tiba

a. Drop attack (serangan roboh)

b. Penurunan darah keotak secra tiba-tiba

c. Terbakar matahari

Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada

lansia:

1. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil,

atau tergelak dibawah

2. Tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok

3. Tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang

a. Lantai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun

Page 3: resiko jatuh

b. Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal, dan benda-

benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser

c. Penerangan yang tidak baik

d. Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara

penggunaanya

Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresentasi jatuh antara lain:

(Reuben, 1996).

1. Aktivitas

Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa

terjadi berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi. Hanya sedikit

sekali (5%), jatuh pada saat lansia melakukan aktivitas berbahaya seperti

mendaki gunung atau olahraga. Jatuh juga sering terjadi pada lansia

dengan banyak kegiatan dan olahraga, mungkin disebabkan karena

kelelahan atau terpapar bahaya yang lebih banyak. Jatuh juga sering

terjadi pada lansia yang imobil (jarang bergerak) ketika tiba-tiba dia ingin

pindah tempat atau mengambil sesuatu tanpa pertolongan.

2. Lingkungan

Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi dirumah, 10% terjadi ditangga,

dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak saat naik, yang

lainya terjadi karena tersandung, menabrak benda, lantai yang licin atau

trak rata, penrangan yang kurang.

3. Penyakit akut

Dizzines dan syncope, sering menyebabkan jatuh. Eksaserbasi akut

penyakit kronik yang diderita lansia juga menyebabkan jatuh, misalnya

sesak nafas, nyeri dada tiba-tiba pada penderita penyakit jantung iskemik

dan lain-lain.

Page 4: resiko jatuh

C. Patofisiologi

Secara singkat faktor resiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan

besar, yaitu: (Kane dal;am Darmojo, 1994).

1. Faktor intrinsik (faktor dari dalam)

2. Faktor ekstrinsik (faktor dari luar

D. Manifestasi klisnis

Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera dan kerusakan fisik dan

psikologis. Konsekuensi yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah

tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah

fraktur pergelangan tangan, lengan atas, dan pelvis.

Konsekuensi lain dari jatuh termasuk kerusakan jaringan lunak dan akibat

terbaring lama, yaitu terbaring di permukaan tanah selama sedikitnya 5 menit

setelah jatuh.

Manifestasi psikososial dari jatuh dapat memeliki banyak dampak sama

halnya seperti dampat akibat cidera fisik, tidak lebih berat. Walaupun cidera

fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat

memiliki banyak konsekuensi, termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri,

menarik diri dari kegiatan sosial, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari,

sindroma setelah jatuh (”menggenggam dan mencengkeram”), ”falafobia”

(fobia jatuh), hilangnya kemandirian pengendalian, depresi, perasaan rentan

dan rapuh, perhatian tentang kematian dan keadaan menjelang ajal, menjadi

beban keluarga dan teman-teman atau memerlukan instistusionalisasi

(Stanley, 2006).

Page 5: resiko jatuh

E. Komplikasi

Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti:

1. Perlukaan (injury)

a. Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau

tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena

b. Patah tulang atau fraktur:

1) Pelvis

2) Femur (terutama kollum)

3) Humerus

4) Lengan bawah tungkai bawah

5) Kista

c. Hematom subdural

2. Perawatan Rumah Sakit

a. Komplikasi akibat tidak dapat bergerak (imobilisasi)

b. Resiko penyakit-penyakit iatrogenik

3. Disabilitas

a. Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan

perlukaan fisik

b. Penurunan akibat mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri,

dan pembatasan gerak

4. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan (nursing home)

5. Mati

F. Penatalaksanaan

Jatuh dapat juga disebabkan oleh faktor intrinsik ( internal ).Faktor internal

adalah variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu

tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh.adapun

pencegahan jatuh yaitu :

1. pencegahan primer

Page 6: resiko jatuh

Pencegahan primer meminimalkan resiko jatuh dan mencegah jatuh.

Intervensi untuk pencegahan primer termasuk pengkajian fisik dan

psikososial yang seksama, peninjuan ulang tentang penggunaan obat-

obatan, pengkajian dan lingkungan, dan perbaikan penatalaksanaan

masalah-masalh potensial.

2. pencegahan sekunder

Mencegah lansia mengalami kejadian jatuh lagi.tetapi suatu kejadian

jatuh mungkin tidak dianggap penting pada lansia kecuali jika hal

tersebut menyebabkan cedera.

3. pencegahan tersier

Tersier penting dalam mengembalikan lansia setelah jatuh.tingkat

pencegahan inin ditujukan pada lansia yang mengalami cedera serius

karena jatuh, yang mengalami gangguan psikologis serius, karena merasa

takut jatuh atau mengalami jatuh yang berulang-ulang.

G. Diagnosa keperawatan

1. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah:

Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak

mampu melihat) dan penurunan kelemahan otot (paralisis).

H. Perencanaan

Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu:

Pendidikan kesehatan tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi

lingkungan agar lebih aman.

Diagnosa: Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori

(tidak mampu melihat) dan penurunan kelemahan otot (paralisis).

Tujuan: Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera

(jatuh) tidak terjadi

Kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi

Page 7: resiko jatuh

lingkungan dan pendidikan kesehatan diharapkan Klien mampu:

1. Mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan

kemungkinan cidera

2. Mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu,

3. Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.

Intervensi:

1. Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.

2. Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko

3. Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran

tempat tidur, dll) sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1

4. Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan rumah

5. Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan

pencahayaan yang baik, memasang penghalang tempat tidur, menempatkan

benda berbahaya ditempat yang aman)

6. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma dan gangguan

penglihatannya, serta pekerja sosial untuk pemantauan secara berkala.

Page 8: resiko jatuh

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN RESIKO JATUH

DI BANGSAL “ANGGREK” PANTI WREDHA PUCANG GADING

SEMARANG

A. DATA UMUM

1. Nama panti : Pucang Gading Semarang

2. Alamat panti : Jl Pucang Gading

3. Nama pimpinan panti :

4. Pengelola :

5. Karakteristik penghuni

a. Berdasar umur : 60-85 tahun

b. Berdasarkan pendidikan : Sekolah dasar (SD)

c. Berdasarkan agama : Islam

Inisial umur Pendidikan Agama Keluhan utama

1 Ny. P 85 - Islam Mata kabur

2 Ny. S 75 SD Islam Mata kabur

3 Ny. M 73 SD Islam Pegel - pegel

4 Ny. M 75 - Islam Mata kabur

5 Ny. S 85 SD Islam Pegel - pegel

6 Ny. Y 80 - Islam Mata kabur

7 Ny. T 78 SD Islam Pegel - pegel

8 Ny. W 70 - Kristen Mata kabur

9 Ny. K 70 - Islam Pusing-pusing

10 Ny. H 73 SD Islam Mata kabur

11 Ny. K 80 - Islam Pegel -pegel

12 Ny. P 83 - Islam Gatal - gatal

Page 9: resiko jatuh

13 Ny. W 69 SD Islam Mata kabur

14 Ny. S 85 SD Islam Gatal – gatal

15 Ny. S 69 - Islam Pusing

16 Ny. M 80 SD Islam Mata kabur

17 Ny. S 71 SD Islam Pegal – pegal

18 Ny. M 70 SD Islam Pegal – pegal

19 Ny. N 75 - Islam Pusing

20 Ny. K 70 - Islam Mata kabur

21 Ny. P 73 SD Kristen Batuk

22 Ny. R 78 - Islam Mata kabur

23 Ny. J 70 - Islam Pegel – pegel

24 Ny. A 72 SD Kristen Mata kabur

25 Ny. S 80 - Islam Pegal – pegal

26 Ny. S 80 - Islam Mata kabur

27 Ny. K 75 SD Islam Mata kabur

B. DATA KHUSUS

1. Biologis

a. Keadaan kesehatan : 10 keluhan 6 bulan terakhir

Keadaan kesehatan klien dalam 6 terakhir :

1) Klien sering pusing - pusing

2) Klien merasa linu - linu dan pegal - pegal di bagian ekstrimitas atas

dan bawah.

3) Perawatan kebersihan diri kurang

4) Klien pernah mengalami mata kabur

5) Klien pernah mengalami Diare

6) Klien pernah mengalami demam

Page 10: resiko jatuh

7) Klien pernah mengalami batuk - batuk

8) Klien pernah mengalami gastristis

b. Pola Makan dan Minum

Pola makan klien teratur 3x sehari, klien mengatakan makan setiap hari

habis 1 porsi dalam sehari. Dan klien tidak mengetahui menu makanan

yang sesuai dengan kondisi fisiknya sekarang, makan yang di konsumsi :

nasi, sayur, lauk – pauk ( menu tergantung dari panti ).

Untuk pola minum klien ± 2 gelas mug besar dalam sehari

( 2 mug 800 cc ).

c. Pola Tidur

Klien mengatakan pola tidur tidak ada gangguan (tidur ± 8 jam dalam

sehari).

d. Kebersihan Diri

Dalam pola kebersihan diri klien tampak tidak rapi, jarang mandi rambut

yang kotor, kuku panjang, bau pesing, pakain jarang ganti. (Ny. S, Ny. S,

Ny. Y, Ny. S ).

2. Psikologis dan Sosial

a. Kebiasaan buruk klien

Klien sering membicarakan orang lain yang biasanya tidak disukai pada

ruangan.

b. Keadaan emosi

Klien sering marah – marah bila ada yang menyinggung perasaanya.

c. Pengambilan keputusan

Klien sudah tidak dapat mengambil keputusan sendiri karena klien sudah

tergantung dengan orang lain.( petugas panti).

d. Rekreasi

Klien biasa mendengarkan radio, dan duduk di bawah pohon yang

rindang sambil mengobrol dengan teman - temannya.

Page 11: resiko jatuh

e. Perilaku mencari

pelayanan kesehatan

Klien dalam mencari pelayan kesehatan biasanya dengan mengungkapkan

kondisi yang dialaminya ke petugas ruangan, sehinnga petugas dapat

membawanya ke poliklinik yang telah tersedia untuk di lakukan

pemeriksaan.

f. Ketergantungan obat

Sebagian besar selama klien dipanti mengatakan dirinya tidak pernah

mengalami penyakit yang kronis yang membutuh pengobatan yang lebih

intensif, hanya ketika sakit saja meminta obat ke petugas ruangan,

sehingga sampai sekarang klien tidak ketergantungan dengan obat.

g. Kecacatan

Sebagian besar klien tidak mengalami masalah dengan kelengkapan

tubuh.

h. Keadaan ekonomi

Dalam pemasukkan pendapatan ekonomi klien hanya menerima

pemberian uang dari pihak panti dan pemberian orang lain dari

kunjungan.

i. Kegiatan organisasi

social

Klien selama dipanti sering mengikuti kegiatan social seperti, pengkajian

atau terbangan dan senam lansia.

j. Hubungan antara anggota

kelompok

Hubungan klien selama dipanti khususnya diruangan baik dan sering

berkumpul.

k. Hubungan dengan

anggota keluarga

Sebagian besar klien selama dirawat dipanti mereka kurang diperhatikan

Page 12: resiko jatuh

oleh anggota keluarganya, dan jarang sekali untuk di kunjungi oleh

anggota keluarganya.

3. Spiritual

a. Ketaatan beribadah

Sebagian besar klien yang ada dipanti selalu megikuti kegiatan

kerohanian atau ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

b. Keyakinan tentang kesehatan

Klien sebagian besar beragama islam dan mereka percaya atau menyakini

bahwa usaha dengan berdoa dan beribadah dapat membantu dalam proses

penyembuhan penyakit yang dialami.

4. Kultural

a. Adaptasi yang mempengaruhi kesehatan

Klien merupakan RAS dari suku jawa yang menyakini bahwa selama

dirawat dipanti tidak ada pantangan tertentu dalam masalah kesehatan.

b. Tabu – tabu

Klien masih ada yang mempercayai tentang kekuatan dukun (Ny. Y )

5. Keadaan lingkungan dalam

a. Penerangan

Penerangan pada ruangan cukup, dan untuk penerangan kamar mandi

kurang karena tampak gelap dan dapat menyebabkan terjadinya resiko

injuri.

b. Kebersihan dan kerapian

Kebersihan dan kerapian ruangan tampak rapi karena klien masih dapat

beraktivitas dengan sendiri tanpa bantuan orang lain, adanya tenaga

kebersihan yang setiap hari membersihkan dan merapikan ruangan.

c. Sirkulasi udara

Ventilasi yang ada disetiap ruangan sangat banyak, terawat dan bersih

Page 13: resiko jatuh

karena klien dapat membersihkan sendiri dengan di bantu oleh petugas

dan praktikan.

d. Sumber air minum

Sumber air minum yang ada dipanti berasal dari air PAM.

6. Keadaan lingkungan dan halaman

a. Pemanfaatan halaman

Halaman di sekitar ruangan digunakan untuk menjemur pakaian

b. Pembuangan air limbah

Pembuangan air limbah yang ada diruangan biasanya langsung masuk

kedalam sapiteng yang telah disediakan disetiap ruangan.

c. Pembuangan sampah

Pembuangan sampah yang ada di lingkungan halaman panti biasanya di

timbun dan dibakar ditempat yang disediakan.

d. Sanitasi

Sanitasi yang ada di halaman ruangan tidak dapat berfungsi dengan baik

karena terjadinya sumbatan, sehinnga menyebabkan genangan air di

selokan depan ruangan yang menimbulkan bau yang tidak sedap.

e. Sumber pencemaran

Sumber pencemaran di halaman lingkungan ruangan biasanya di

sebabkan oleh sampah dan barang - barang klien yang sering di timbun di

ruangan.dan bau selokan yang menimbulkan bau tidak sedap.

Page 14: resiko jatuh

C. ANALISA DATA

No Data Problem Etiologi

1 Ds :

- Klien mengatakan kondisi

kamar mandi licin

- Klien mengatakan

penerangan kamar mandi

kurang

- Klien mengatakan sudah

tidak bisa memandang

jarak jauh (samar-samar)

- Klien mengatakan tidak

kuat berdiri lama

Do:

- Lantai kamar mandi licin

- Penerangan kamar mandi

kurang, kamar mandi gelap

- Klien terlihat gemetar saat

berjalan

Resiko tinggi cidera:

jatuh

penurunan

sensori (tidak

mampu melihat)

dan penurunan

kelemahan otot

(paralisis).

2 Ds :

Do :

3 Ds:

Page 15: resiko jatuh

Do:

D. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak

mampu melihat) dan penurunan kelemahan otot (paralisis).

E. RENCANA KEPERAWATAN

tanggal No

Dx

Tujuan Intervensi

11 juni

2007

1 Tujuan umum:

Klien memperlihatkan upaya

menghindari cedera (jatuh)

atau cidera (jatuh) tidak

terjadi

Tujuan khusus:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan berupa

modifikasi lingkungan dan

pendidikan kesehatan

diharapkan Klien mampu:

1. Mengidentifikasi bahaya

lingkungan yang dapat

meningkatkan kemungkinan

cidera

2. Mengidentifikasi tindakan

preventif atas bahaya

1. Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko

jatuh pada klien.

2. Tulis dan laporkan adanya faktor-

faktor resiko

3. Lakukan modifikasi lingkungan agar

lebih aman (memasang pinggiran tempat

tidur, dll) sesuai hasil pengkajian bahaya

jatuh pada poin 1

4. Monitor klien secara berkala terutama

3 hari pertama kunjungan rumah

5. Ajarkan klien tentang upaya

pencegahan cidera (menggunakan

pencahayaan yang baik, memasang

penghalang tempat tidur, menempatkan

benda berbahaya ditempat yang aman)

6. Kolaborasi dengan dokter untuk

penatalaksanaan dan gangguan

Page 16: resiko jatuh

11 juni

2007

11 juni

2007

tertentu,

3. Melaporkan penggunaan

cara yang tepat dalam

melindungi diri dari cidera.

penglihatannya, serta pekerja sosial untuk

pemantauan secara berkala.

Page 17: resiko jatuh

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Waktu

Tgl

/jam

No. Dx Implementasi Evaluasi ( SOAP )

12 juni

2007

10.00

WIB

1. Mengidentifikasi

bahaya lingkungan

yang dapat

meningkatkan

kemungkinan cidera

2. Mengidentifikasi

tindakan preventif

atas bahaya tertentu,

3. Melaporkan

penggunaan cara

yang tepat dalam

melindungi diri dari

cidera.

S:

Kelayan mengatakan daerah area

gatal punggung, paha, dan pantat.

Kalayan mengerti penjelasan perawat

O :

tampak adanya jaringan parut ,

tampak merah, panjangnya 10 cm.

Kalayan mau minum obat

Kalayan mau minum obat

A : masalah teratasi

Terkaji keadaan gatal

P : Lanjutkan intervensi

( berikan penkes tenatng perawatan diri).

13 juni

2007

10.00

WIB

1 1. Berikan pendidikan

kesehatan tentang

pentingnya

perawatan diri

2. Mengukur TTV

S : kelayan dapat memahami tentang

pendidikan kesehatan yang diberikan

praktikan

Kelayan mengetahui tentang pentingnya

perawatan diri

Page 18: resiko jatuh

3

1

1

1,2

3. Memberikan

pengetahuan tentang

perawatan gatal

4. Menganjurkan

kalayan untuk

menjaga kebersihan

diri dan lingkungan

5. Menganjurkan

kalayan untuk

memberikan talk

kulit setelah mandi

atau terasa gatal

O : kelayan tersenyum

Kelayan kooperatif

Kelayan menganggukkan kepala

A : masalah teratasi

Kelayan dapat memahami pentingnya

perawatan diri

P : Lanjutkan intervensi

( melakukan perawatan diri secara teratur

dan mandiri )