panduan resiko jatuh rsi

18
 PANDUAN RESIKO PASIEN JAT UH RSUI MADINAH KASEMBON 2015

Upload: radenadyputra

Post on 07-Oct-2015

307 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

PANDUANRESIKO PASIEN JATUHRSUI MADINAH KASEMBON 2015

DAFTAR IS

Halaman Judul .................................................................................................................... iDaftar Isi ............................................................................................................................. iiLembar Pengesahan ............................................................................................................ iii1. Latar Belakang ........................................................................................................ 12. Tujuan ..................................................................................................................... 23. Elemen Penilaian .................................................................................................... 24. Ruang Lingkup........................................................................................................ 35. Tata Laksana ........................................................................................................... 3

LEMBAR PENGESAHAN RSI MADINAH KASEMBON

PENGESAHAN DOKUMEN

NAMAKETERANGANTANDA TANGANTANGGAL

Pembuat Dokumen

Authorized Person

Direktur RSI MADINAH KASEMBON

1. LATAR BELAKANGProgram Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau yang lebih terkenal dengan istilah Patient Safety adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Komponen-komponen yang termasuk di dalamnya adalah pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya yang aman melalui suatu system yang dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan atau KTD.Kesadaran akan hal tersebutlah yang mendasari pelaksanaan program patient safety. Dalam upaya mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan pada pasien yang dirawat perlu ditumbuh kembangkan kepemimpinan dan budaya rumah sakit yang mencakup keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan. Dalam sarana pelayanan kesehatan rumah sakit dalam hal ini, terdapat berbagai pasien dengan berbagai keadaan dan berbagai macam kasus penyakit. Tiap-tiap pasien adalah suatu pribadi yang unik dengan berbagai kelainan dan kekhasan masing-masing.Dalam hal kasus penyakit terdapat juga berbagai macam kondisi pasien yang akan berpengaruh terhadap cara pemberian pelayanan dan perawatan yang diberikan karena kondisi pasien yang sarat risiko. Salah satu risiko yang mungkin timbul adalah pasien jatuh (fall). Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cidera, perlu dilakukan pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua risiko yang telah di identifikasikan tersebut. Pengkajian risiko jatuh ini telah dapat dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Tim Patient Safety atau Tim Keselamatan Pasien yang dibentuk oleh RS. Madinah Kasembon telah menetapkan Morse Fall Scale (MFS) sebagai instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko jatuh. Penilaian pasien anak menggunakan Scoring Humty Dumpty dan pada pasien Geriatric menggunakan Ontario Modified Stratify-Sidney Scoring.

2. TUJUAN Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit.

3. ELEMEN PENILAIANPenilaian keselamatan yang dipakai Indonesia saat ini dilakukan dengan menggunakan instrument Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkanoleh KARS. Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan Panduan Nasional.Keselamatan Pasien Rumah Sakit (PatientSafety) edisi kedua pada tahun 2008 yang terdiri dari dari 7 standar, yakni:1. Hak pasien2. Mendididik pasien dan keluarga3. Keselamatan pasien dan kesinambunganpelayanan4. Penggunaan metoda metoda peningkatankinerja untuk melakukan evaluasi danprogram peningkatan keselamatan pasien5. Peran kepemimpinan dalammeningkatkan keselamatan pasien6. Mendidik staf tentang keselamatanpasien7. Komunikasi merupakan kunci bagi stafUntuk mencapai ke tujuh standar diatas Panduan Nasional tersebut menganjurkan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:1. Bangun kesadaran akan nilaikeselamatan pasien2. Pimpin dan dukung staf3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Kembangkan sistem pelaporan54. Libatkan dan berkomunikasi denganpasien6. Belajar dan berbagi pengalaman tentangkeselamatan pasien7. Cegah cedera melalui implementasisistem keselamatan pasien 4. RUANG LINGKUPA. Ruang Lingkup Lokasi1. Poli pelayanan rawat jalan2. Unit Gawat darurat3. Ruang rawat Inap4. Kamar Operasi5. Instansi RadiologiB. Ruang Lingkup Usia1. Anak-anak dari usia 0-13 tahun2. Dewasa dari rentang usia >13-65 tahun3. Geriatri dari usia >65 tahun

5. TATALAKSANAPrinsip pencegahan injury termasuk pendidikan mengenai hal-hal yang membahayakan keamanan dan strategi pencegahan, pengontrolan lingkungan dan mesin-mesin (keamanan aktif atau pasif dikemudian hari yang mungkin mencegah injury dari produk atau alat yang digunakan), dan penguatan pada pengaturan diantara peralatan, pengaman, tenaga kerja dan sebagainya.Keamanan aktif termasuk pemberian pengaturan pada tingkah laku seseorang yang dapat menguntungkannya. Keamanan pasif atau automatik termasuk pengaturan yang menggunakan mesin dan peralatan dan tidak membutuhkan tingkah laku seseorang yang spesifik untuk menjadi aktif. Kantung udara, pengaman tempat tidur adalah contoh dari keamanan pasif. Keamanan pasif adalah lebih menguntungkan dari pada keamanan aktif dalam pengerjaannya, karena tidak membutuhkan penjelasan atau pendidikan kepada klien atau individu tersebut.Salah satu risiko keamanan pasien selama berada dalam pelayanan di rumah sakit adalah kemungkinan pasien jatuh (fall).Pengkajian risiko jatuh ini telah dapat dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Tim Patient Safety atau Tim Keselamatan Pasien yang dibentuk oleh RS. Madinah Kasembon telah menetapkan Morse Fall Scale (MFS) sebagai instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko jatuh, penilaian pasien anak menggunakan Scoring Humty jatuh.Dengan menghitungskor MFS pada pasien dapat ditentukanrisiko jatuh dari pasien tersebut, sehinggadengan demikian dapat diupayakanpencegahan Dumpty dan pada pasien Geriatric menggunakan Ontario Modified Stratify-Sidney Scoring.

Morse Fall Scale (MFS) Merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh yang perlu dilakukan. Dengan menghitung skor MFS pada pasien dapat ditentukan risiko jatuh dari pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat di upayakan pencegahan jatuh yang perlu dilakukan.

Instrumen Morse Fall Scale / Skala Jatuh Morse:

ParameterStatus / keadaanSkor

Riwayat jatuh(baru-baru iniatau dalam 3bulan terakhirTidak pernahPernah025

Penyakitpenyerta(DiagnosisSekunder)AdaTidak ada150

Alat bantuJalanTanpa alat bantu,tidak dapat jalan,kursi rodaTongkatpenyangga(crutch), walker015

Kursi 3030

Pemakaianinfusintravena /heparinYaTidak200

Cara berjalanNormal, tidakdapat berjalanLemah 10Terganggu 2001020

Status mentalMenyadarikelemahannya

Tidak menyadarikelemahannya0

15

Tingkat risikoSkorMorseTindakan

Risiko rendah0 24Tidak adatindakan

Risiko sedang25 44PencegahanJatuhStandar

Risiko tinggi 45PencegahanJatuh Risiko Tinggi

SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI

ParameterKriteriaNilaiSkor

Usia 48 jam atau tidak menjalani pembedahan

Penggunaan multipel: sedative, hynosis, barbiturate, phenothyasin, anti depresan, pencahar, diuretic, Narkose Penggunaan salahsatu obat diatas Penggunaan medikasi lainnya/ tidak ada medikasi

32

1

32

1

Skor asesmen resiko jatuh : (Skor minimum 7, Skor maksimum 23) Skor 7-11 : Resiko rendah Skor 12 : Resiko tinggi

ONTARIO MODIFIED STRATIFY-SIDNEY SCORING PADA PASIEN GERIATRI

ParameterSkriningJawabanKeteranganNilaiSkor

Riwayat jatuhApakah pasien datang ke rumah sakitkarena jatuh?Ya/ tidakSalah satujawaban ya = 6

Riwayat jatuhJika tidak, apakah pasien mengalamijatuh dalam 2 bulan terakhir ini?Ya/ tidakSalah satujawaban ya = 6

Status mentalApakah delirium? (tidak dapatmembuat keputusan, pola pikir tidakterorganisir, gangguan daya ingat)Ya/ tidakSalah satujawaban ya =14

Status mentalApakah pasien disorientasi? (salahmenyebutkan waktu, tempat, orang)Ya/ tidakSalah satujawaban ya =14

Status mentalApakah pasien mengalami agitasi?(ketakutan, gelisah dan cemas)Ya/ tidakSalah satujawaban ya =14

PenglihatanApakah pasien memakai kacamata?Ya/ tidakSalah satujawaban ya = 1

Apakah pasien mengeluh adanyapenglihatan buram?Ya/ tidak

Apakah pasien mempunyaiglaukoma, katarak atau degenerasimakula?Ya/ tidak

KebiasaanberkemihApakah terdapat perubahan perilakuberkemih?(frekuensi,urgensi,inkontinensia,nokturia)Ya/ tidakYa = 2

Transfer (daritempat tidur kekursi dankembali ketempat tidur)Mandiri (boleh menggunakan alatbantu jalan)0Jumlahkan nilaitransfer danmobilitasJika nilai total0-3, maka skor=0Jika nilai total4-6, maka skor=7

Transfer (daritempat tidur kekursi dankembali ketempat tidur)Memerlukan sedikit bantuan (1orang) /dalam pengawasan1Jumlahkan nilaitransfer danmobilitasJika nilai total0-3, maka skor=0Jika nilai total4-6, maka skor=7

Transfer (daritempat tidur kekursi dankembali ketempat tidur)Memerlukan bantuan yang nyata(2orang)2Jumlahkan nilaitransfer danmobilitasJika nilai total0-3, maka skor=0Jika nilai total4-6, maka skor=7

Transfer (daritempat tidur kekursi dankembali ketempat tidur)Tidak dapat duduk dengan seimbang,perlu bantuan total3Jumlahkan nilaitransfer danmobilitasJika nilai total0-3, maka skor=0Jika nilai total4-6, maka skor=7

MobilitasMandiri (boleh menggunakan alatbantu jalan0

MobilitasBerjalan dengan bantuan 1 orang(verbal/ fisik)1

Menggunakan kursi roda2

Imobilisasi3

Total skor

Keterangan skor :0-5= Resiko Rendah6-16= Resiko Sedang17-30 = Resiko Tinggi

Tingkatan risiko jatuh terbagi menjadi risiko tinggi, sedang dan rendah. Untuk pasien dengan risiko jatuh yang tinggi pada tempat tidur pasien dipasang kode atau lambang berupa gambar orang yang akan jatuh dengan latar warna merah, sedangkan risiko sedang berlatar warna kuning. Kode jatuh ini harus menempel pada tempat tidur pasien dan mudah terlihat oleh petugas. Kode berupa gambar orang yang akan jatuh tersebut dipasang menempel pada tempat tidur dengan maksud agar bila pasien pindah maka kode akan terbawa bersama pasien. Apabila pasien jatuh maka petugas harus dapat segera melakukan penanganan pasien jatuh sesuai dengan SPO yang ada. Buat pelaporan mengenai pasien jatuh ke Tim Patient Safety. Dari laporan insiden ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk memperbaiki sistem sehingga dapat mengurangi atau menekan angka KTD karena jatuh.

RESIKO JATUH SEDANG

RESIKO JATUH TINGGI

Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.Perawat memasang gelang resiko berwarna kuning di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga tentang maksud pemasangan gelang tersebut.Hal- hal umum yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam ruang lingkup pelayanan di rumah sakit pada pasien dengan resiko jatuh :1. Faktor lingkunganPerawat senantiasa memperhatikan risiko pasien jatuh diantaranya: lantai yang licin, penerangan yang kurang, tidak ada pegangan atau tumpuan, adanya tangga disetiap perbatasan ruangan, adanya furniture diruangan yang memungkinkan ruang gerak pasien terbatas, alas kaki klien yang licin, tempat tidur yang disertai dengan pengaman ( hek atau side rail ). Antisipasi faktor-faktor lingkungan dilakukan dengan mengadakan ronde lingkungan di tiap-tiap bagian. Dengan ronde lingkungan akan ditemukan hal-hal yang mungkin akan menjadi risiko untuk terjadinya jatuh. Bila ditemukan maka perlu dilakukan penanganan segera atau diberitanda (merah/kuning) agar dapat terlihat oleh pasien, keluarga maupun petugas sehingga akan lebih hati-hati. Tindakan keperawatan yang perawat ruangan lakukan di RS Madinah Kasembon dalam melaksanakan ronde lingkungan adalah : Selalu meninggalkan tempat tidur dengan posisi horizontal terendah (untuk tempat tidur dengan ketinggian yang bisa diubah-ubah) ketika perawat sudah selesai memberikan asuhan. Memasang penghalang tempat tidurdan memeriksa keamanannya. Memeriksa dan menyesuaikan obyek obyek yang menonjol seperti roda tempat tidur. Membersihkan dan memindahkan alat-alat yang tidak dibutuhkan lagi. Menganjurkan untuk menggunakan pegangan sepanjang dinding koridor pada saat berjalan. Mengobservasi pasien ambulasi dengan baik akan adanya tanda-tanda kelemahan atau gaya berjalan yang tidak stabil. Memastikan bahwa ada cukup cahaya,terutama di waktu senja dan malam hari.

2. Faktor pasienFaktor pasien yang menjadi perhatian perawat ruangan di RS Madinah Kasembon antara lain: obat yang digunakan pasien (multi pharmacy), penglihatan, perubahan status mental atau perilaku pasien, kekurangan cairan dan elektrolit, kelemahan fisikatau anggota gerak, riwayat atau penyakit yang sedang diderita dan lainnya. Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cidera perlu dilakukan pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua risiko yang telah diidentifikasikan tersebut. Pengkajian risiko jatuh ini telah dapat dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Resiko jatuh dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya : Salah memperkirakan jarak daritempat tidur ke lantai. Merasa lemah atau pusing pada saatmencoba untuk bangun. Merubah posisi terlalu cepat dankehilangan keseimbangan ketikamencoba untuk bangun dari kursi. Hal ini umum terjadi khususnya pada pasien lanjut usia. Tidak mengenal lingkungan sekelilingnya. Meminum obat yang membuat kesadaran mereka terhadap lingkungan berkurang. Berada di tempat gelap. Gangguan status mental (misalnya:Bingung atau disorientasi) Gangguan mobilitas (misalnya: gangguan berjalan, kelemahan fisik, menurunnya mobilitas tungkai bawah,gangguan keseimbangan) Riwayat jatuh sebelumnya Obat-obatan (sedatif dan penenang,obat-obatan yang berlebihan) Berkebutuhan khusus dalam haltoileting (memerlukan bantuan untukbuang air, mengalami inkontinensia,diare dan tidak dapat menahan keinginan buang air) Usia lanjut.

Antisipasi dari faktor pasien adalah melibatkan keluarga / penunggu pasiendalam pencegahan jatuh ini, mengajak untuk terlibat dan berperan aktif. Mengajarkan hal -hal atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah pasien jatuh, misalnya tidak meninggalkan pasien sendiri,menutup pengaman tempat tidur dan anjurkan keluarga untuk memberitahukan perawat bila akan meninggalkan pasien. Segala upaya pencegahan jatuh telah perawat lakukan dalam upaya meminimalkan dan tidak terjadinya pasien jatuh.

3. Penerapan SPO oleh perawatPerawat sebagai anggota inti tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar dirumah sakit (sebesar 40 60%) dan pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatanpasien. Dengan latar belakang pendidikan Diploma III Keperawatan dan S1 Keperawatan, perawat ruangan sudah dapat menerapkan dengan baik dalam melaksanakan Standar Prosedur Operasional: Identifikasi Risiko Pasien Jatuh. Dengan Menggunakan Skala Jatuh Morse, hal ini diketahui bahwa perawat langsung akan menilai pasien baru diruangan dengan menggunakan skala jatuh Morse dan setelah diperoleh nilainya maka akan memasang kode jatuh tersebut. Perawat di ruangan sudah memahami tanggung jawab dalam hal : Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang kemungkinan kemungkinan resiko : Melaporkan kejadian-kejadian takdiharapkan (KTD) kepada yang berwenang Berperang Aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan kualitas atau mutu pelayanan Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan professional lainnya Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi (infectioncontrol) Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat memimalisasi kejadian error Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili para dokter ahli farmasi dan lain-lain Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan obat Berkolaborasi dengan system pelaporan nasional untuk mencatat, menganalisa dan mempelajari kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD) Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran, sebagai contoh untuk pelaksanaan akreditasi Karakteristik dari pemberi pelayanankesehatan menjadi tolok ukur terhadap excellence dalam patient safety

Dalam buku "Preventing Falls in Hospitals: A Toolkit for Improving Quality of Care" disebutkan upaya-upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien terjatuh di rumah sakit, yaitu: Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya. Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan darurat. Posisikan alat bantu panggil darurat dalam jangkauan. Posisikan barang-barang pribadi dalam jangkauan pasien. Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan lorong. Posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien sedang beristirahat, dan posisikan sandaran tempat tidur yang nyaman ketika pasien tidak tidur. Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal rumah sakit. Menjaga roda kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner. Gunakan alas kaki yang nyaman, baik, dan tepat pada pasien. Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan. Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. Bersihkan semua tumpahan. Kondisikan daerah perawatan pasien rapi. Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke tempat tidur dan meninggalkan tempat tidur.