hubungan bentuk telapak kaki dan indeks massa tubuh dengan resiko jatuh...

15
HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Disusun Sebagai Salah Satu Syarat menyelsaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : TINI DWI SOLOHARTI J 120 181 134 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS

MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI

RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat menyelsaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

TINI DWI SOLOHARTI

J 120 181 134

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS

MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI

RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

TINI DWI SOLOHARTI

J 120 181 134

Telah diperiksa disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Arin Supriyadi, SST FT, MFis

NIK. 400.1804

Page 3: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS

MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI

RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

OLEH

TINI DWI SOLOHARTI

J 120 181 134

Telah dipertahankan di hadapan Dewan penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Unversitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jumat 7 Februari 2020

Dan dinyatakan telah memenuhisyarat

Dewan Penguji:

1. Arin Supriyadi, SST FT, MFis

(………………..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Wijianto,SST.Ftr. M.Or

(………………..)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Umi Budi Rahayu, S.Fis.,Ftr,M.Kes

(………………...)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Mutalazimah, S.KM., M.Kes

NIK. 786

Page 4: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Februari 2020

Penulis

TINI DWI SOLOHARTI

J 120 181 134

Page 5: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

1

HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH

DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA

DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Abstrak

Latar belakang : Jatuh pada lansia dapat diakibatkan karena adanya penurunan

kekuatan otot extrimitas bawah dan gangguan keseimbangan yang terjadi karena

bentuk telapak kaki yang abnormal serta pengaruh dari faktor lingkungan sekitar.

Bentuk telapak kaki berdasarkan lengkung kaki di bagi menjadi tiga yaitu

lengkung kaki normal, lengkung kaki tinggi dan lengkung kaki rendah. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis hubungan bentuk telapak kaki dan indeks massa

tubuh dengan risiko jatuh pada lansia di RSI Sultan Agung Semarang. Metode

penelitian : penelitian observasional analitik dengan desain cross sectinal ini

dilaksanakan di RSI Sultan Agung Semarang pada bulan Desember 2019 –

Januari 2020, dengan jumlah sampel sebanyak 55 lansia dengan tehnik

consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan TUG test untuk

mengetahui resiko jatuh pada lansia. Analisa data menggunakan regresi linear.

Hasil : hubungan bentuk telapak kaki terhadap resiko jatuh sebesar 2.05 dengan

nilai p value = 0.045 (p< 0.05), hubungan indeks massa tubuh terhadap resiko

jatuh sebesar 2.39 dengan nilai p value = 0.021 (p< 0.05), hubungan bentuk

telapak kaki dan indeks massa tubuh dengan resiko jatuh jatuh pada lansia di

Instalasi Rehabilitasi medik RSI Sultan Agung Semarang dengan nilai F hitung

7.597 dengan p value 0.001 (p< 0.05). Kesimpulan : terdapat hubungan antara

bentuk telapak kaki dan indeks massa tubuh dengan resiko jatuh pada lansia di

Instalasi Rehabilitasi medik RSI Sultan Agung Semarang, dimana semakin

meningkat nilai bentuk telapak kaki dan indeks massa tubuh maka akan

meningkatkan resiko jatuh.

Kata kunci : bentuk telapak kaki, indeks massa tubuh (IMT), resiko jatuh, lansia

Abstract

Background: Events falling in the elderly can be caused by a decrease in muscle

strength under extrimitas and a balance disorder that occurs due to the abnormal

shape of the foot and the influence of the surrounding environmental factors. The

shape of the foot is based on the arch of the foot to be three, namely the normal

leg arch, high leg arch and low leg arch. The research aims to analyse the

relationship form of the foot and the body mass index with the risk of falling in

the elderly in RSI Sultan Agung Semarang. Research method: Analytic research

with cross sectinal design is implemented in RSI Sultan Agung Semarang in

December 2019 – January 2020, with a sample number of 55 elderly with

consecutive sampling technique. Research instrument using TUG test to know the

risk of falling in elderly. Data analysis using linear regression. Result: Leg-shape

relationship to the risk of falling by 2.05 with the value of p value = 0045 (P <

0.05), BMI relationship to the risk of falling 2.39 with the value of p value =

Page 6: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

2

0.021 (P < 0.05), the relationship of the leg and BMI with the risk of falling down

in the elderly at the medical rehabilitation installation RSI Sultan Agung

Semarang with a value of F (7.597) dengan p value 0.001 (p< 0.05).

Conclusion: There is a relationship between the leg shape and the BMI to the risk

of falling down in the elderly in the rehabilitation of medical installation of the

Sultan Agung RSI, where the increasing the value of legs and BMI will increase

the risk of falling.

Keywords: leg shape, body mass index (BMI), risk of falling, elderly.

1. PENDAHULUAN

Proses penuaan akan mengakibatkan perubahan organ yang menyebabkan

penurunan kapasitas fisik, kemampuan fungsional dan terjadinya perubahan

struktur biomekanik pada kaki yang dapat membuat kaki lansia berubah menjadi

datar, hal ini terjadi pada usia diatas 60 tahun. Pada lansia otot kaki mengalami

atropi sehingga menjadikan penurunan kekuatan otot dan gangguan keseimbangan

tubuh (Carvalho et al, 2015). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

(2013), angka jatuh Jawa Tengah menduduki posisi ke – 3 sebesar 42,1 %,

setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat, Resiko jatuh pada lansia menduduki

peringkat ke dua setelah anak – anak, kejadian cedera pada lansia yang berusia 65

– 75 tahun ada 52 %, cedera pada lansia berusia 75 tahun ada 74 %, sedangkan

cedera pada lansia yang berakibat patah tulang ada 10 %, cedera pada lansia yang

gegar otak dan terkilir sebanyak 0,9 %, dan cedera lainnya 3,8 % (Kesehatan and

Indonesia, 2016).

Penyebab jatuh yang berasal dari tubuh lanjut usia sendiri seperti lemahnya

otot pada ekstrimitas bawah, kekakuan sendi, dan gangguan sensorik merupakan

faktor intrinsik, sedangkan penyebab jatuh dari luar tubuh lanjut usia (lingkungan

sekitar) merupakan faktor ekstrinsik (Darmojo,2009). Bentuk telapak kaki

manusia berdasarkan arcus pedis dibagi menjadi tiga yaitu arcus pedis normal

yaitu arcus pedis yang bentuk sudutnya normal. Arcus pedis low arch atau flat

foot adalah bentuk arcus pedis yang datar. Arcus pedis high arch adalah arcus

pedis yang mempunyai lengkungan tinggi, yang menjadikan bagian depan dan

tengah kaki sangat sempit (Lopez – Lopez et al, 2018). Bentuk arcus pedis yang

Page 7: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

3

abnormal menjadikan akibat seorang lansia mudah jatuh karena keseimbangan

tubuhnya terganggu.

Berkurangnya kekuatan otot dan kenaikan massa tubuh akan menjadikan

problem pada waktu berdiri tegak atau jalan dikarenakan terganggunya

keseimbangan badan. Massa otot yang rendah menjadi penyebab kegagalan

biomekanik dari respon otot dan hilangnya mekanisme keseimbangan tubuh

sehingga mempengaruhi resiko jatuh pada lansia (Gita, 2015).

2. METODE

Penelitian merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan

rancangan penelitian cross sectional, dilaksanakan di Instalasi Rehabilitasi Medik

Rumah Sakit Islam SultanAgung Semarang. Dilakukan pada bulan Desember

2019 – Januari 2020. Sampel sebanyak 55 lansia dengan rentang usia ≥ 60 – 80

tahun dengan teknik consecutive sampling. Adapun variabel bebasnya bentuk

telapak kaki dan indeks massa tubuh sedangkan resiko jatuh pada lansia sebagai

variabelterikat. Subjek penelitian mengisi surat persetujuan penelitian dengan

cara baik auto anamnesis atau allo anamnesis, pemeriksaan fisik (jika ada luka

atau disabilitas anggota gerak) kemudian di lanjutkan dengan tes resiko jatuh

yaitu diawali subyek duduk dengan tangan menumpu pada pegangan kursi.

Subyek tidak memakai sandal atau sepatu. Ketika peneliti mengucapkan mulai,

subyek berdiri,dan berjalan seperti biasa sejauh 3 meter, kemudian memutar dan

kembali ke kursi untuk duduk seperti semula. Peneliti mengukur waktu yang

dicapai. Waktu dihitung dengan stopwatch dari isyarat "dimulai" sampai subyek

duduk kembali. Hasil waktu < 14 % detik berarti 87 % tidak ada resiko jatuh yang

tinggi. Dan jika hasil ≥ 14 detik maka beresiko jatuh yang tinggi sebesar 87 %

Jacob & Fox, 2008)

Pengukuran bentuk telapak kaki di lakukan untuk mendapatkan cap jejak

bentuk telapak kaki dengan menggunakan air yang diberi tinta warna, kertas HVS

putih dan penggaris atau metline sebagai instrumen penelitian ini. Wadah plastik

yang diisi dengan air yang sudah diberi tinta warna dan kertas HVS ditempatkan

di sebelah kaki subyek. Subyek menempatkan kaki dalam wadah plastik yang

Page 8: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

4

telah diisi dengan air tinta warna tersebut dengan bantuan peneliti. Subyek

menempatkan kaki di atas kertas HVS, sehingga memunculkan cap tapak kaki.

Arcus pedis diukur dengan menggunakan Indeks Staheli’s. Cara mengukur Indeks

Staheli’s dengan menentukan jarak terluas dari hindfoot, dan jarak tersempit dari

midfoot (Shariff et al., 2017).

Rumus Staheli’s Index : A / B

A : Jarak tersempit dari midfoot.

B : Jarak terluas dari hindfoot

Pengukuran Indeks Massa Tubuh dilakukan dengan cara mengukur berat

badan dan tinggi badan subyek. Subyek dengan tegak berdiri nempel dinding.

Lepas alas kaki, topi, atau aksesori lainnya yang dapat mengganggu pengukuran.

Kepala, bahu, bokong, dan tumit menempel di permukaan dinding. Supaya subyek

berdiri tegak dan pandangan lurus ke depan untuk ukur tinggi badan mikrotois

ditarik sampai kepala dan di catat hasilnya.

Nilai Indeks Massa Tubuh subyek diperoleh dengan membagi berat badan

dalam kilogram dan tinggi badan dalam meter kuadrat,sedangkan pengumpulan

data berasal dari sampel di Instalasi Rehabilitasi Medik RSI SA Semarang.

Dengan mengelompokkan hasil Indeks Massa Tubuh menjadi 3 kategori, yaitu

underweight, underweight (normal) dan overweight (kelebihan berat). Skala

Pengukuran: Kg / m2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik subyek dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan,

bentuk telapak kaki, dan indeks massa tubuh pada 55 orang lansia sebagai sampel

penelitian:

Tabel 1. Karakteristik Responden

Variabel n (55) Persentase (%)

Jenis kelamin

Laki-laki 25 45,5

Perempuan 30 54,5

Page 9: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

5

Pekerjaan

Ibu Rumah

Tangga 16

29,1

Pensiunan 15 27,3

Tani 10 18,2

Swasta 3 5,5

Wiraswasta 11 20,0

Bentuk kaki

Lengkung tinggi 14 25,5

Normal 35 63,6

Datar 6 10,9

IMT

Normal 17 31,0

Over weihgt 8 14,5

Obesitas 30 54,5

Sumber : Data primer diolah, 2020

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa karakteristik subyek penelitian

mayoritas mempunyai jenis kelamin perempuan (54,5%), dengan pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga (29,1%), bentuk kaki lansia adalah normal (63,6%), dan

dengan IMT dalam kategori obesitas (54,5%).

3.1.2 Uji hipotesis

3.1.2.1 Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menentukan jenis uji statistik penelitian yang akan

digunakan. Jika hasil output pada uji normalitas adalah > 0,05 maka disebut data

terdistribusi normal sehingga menggunakan statistik parametrik, sebaliknya jika

hasil output pada uji normalitas < 0,05, maka data terdistribusi tidak normal

sehingga menggunakan statistik non parametrik. Uji normalitas Penelitian dengan

judul hubungan bentuk telapak kaki dan indeks massa tubuh dengan risiko jatuh

pada lansia di RSI Sultan Agung Semarang sebagai berikut :

Tabel 2. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 55

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation

3,29361612

Most Extreme Differences Absolute ,095

Positive ,095

Page 10: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

6

Negative -,076

Kolmogorov-Smirnov Z ,705

Asymp. Sig. (2-tailed) ,703

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data primer diolah, 2020

Tabel 2. Menunjukkan bahwa hasil uji normalitas dengan nilai 0,703,

dimana nilai tersebut > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal.

3.1.2.2 Uji hubungan dengan Korelasi Pearson product moment

a. Hubungan bentuk kaki dengan resiko jatuh pada lansia denan uji korelasi

Pearson Product Moment

Tabel 3. Hubungan bentuk kaki dengan resiko jatuh pada lansia denan uji korelasi

Pearson Product Moment

Non Parametrik

Test

Asymp. Sig. (2-tailed)

Correlation Coefficient

Pearson Product

Moment

0,005 0,376**

Nilai hubungan antara bentuk kaki dan resiko jatuh pada lansia r= 0,376**

dengan p= 0,005 <0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif

dan secara statistic signifikan antara bentuk kaki dan resiko jatuh pada lansia

b. Hubungan IMT dengan resiko jatuh pada lansia uji korelasi Pearson Product

Moment

Tabel 4. Hubungan IMT dengan resiko jatuh pada lansia uji korelasi Pearson

Product Moment

Non Parametrik Test Asymp. Sig. (2-tailed)

Correlation

Coefficient

Pearson Product

Moment

0,002 0,404**

Nilai hubungan antara IMT dan resiko jatuh pada lansia r= 0,404** dengan

p= 0,002 <0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan

secara statistic signifikan antara IMT dan resiko jatuh pada lansia.

3.1.2.3 Regresi Linear

Uji ini untuk menganalisis variabel dengan skala rasio/interval baik secara partial

maupun secara bersama-bersama.

Page 11: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

7

Tabel 5. Uji Regresi Linear

Variabel Koefisien regresi t partial p value

Constant 4,43 1,54 0,129

IMT 0,28 2,39 0,021

Bentuk kaki 5,53 2,05 0,045

N observasi : 55 Fhitung = 7,597

Adjusted R Square : 0,196 p value = 0,001

Sumber : Data primer diolah 2020

Tabel 5 menunjukkan bahwa besarnya hubungan bentuk telapak kaki terhadap

resiko jatuh sebesar 2,05 dengan nilai p value = 0,045 < 0,05 kesimpulannya

adalah bentuk telapak kaki berhubungan signifikan dengan resiko jatuh pada

lansia di Instalasi Rehabilitasi medik RSI Sultan Agung Semarang, dimana nilai

bentuk telapak kaki semakin menigkat maka resiko jatuh juga semakin meningkat.

Sehingga Hipotesis 1 terbukti kebenarannya.

Besarnya hubungan indek massa tubuh dengan resiko jatuh sebesar 2,39

dengan nilai p value = 0,021 < 0,05 berarti bahwa indeks massa tubuh

berhubungan signifikan dengan resiko jatuh pada lansia di Instalasi Rehabilitasi

medik RSI Sultan Agung Semarang, dimana nilai indeks massa tubuh semakin

menigkat maka resiko jatuh juga semakin meningkat. Sehingga Hipotesis 2

terbukti kebenarannya.

Hasil uji ketepatan model diperoleh nilai F hitung 7,597 dengan p value

0,001 sehingga < 0,05 maka Ho ditolak berarti model tepat digunakan untuk

memprediksi hubungan bentuk kaki dan indeks massa tubuh dengan resiko jatuh

pada lansia di Instalasi Rehabilitasi medik RSI Sultan Agung Semarang.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Hubungan Antara Bentuk Telapak Kaki dengan Resiko Jatuh pada Lansia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya hubungan bentuk telapak kaki

terhadap resiko jatuh sebesar 2,05 dengan nilai p value = 0,045 < 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bentuk telapak kaki berhubungan positif dan signifikan dengan

resiko jatuh pada lansia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSI Sultan Agung

Semarang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu dari Darmojo

(2014) bahwa penyebab jatuh yang berasal dari tubuh lanjut usia sendiri seperti

lemahnya otot pada ekstrimitas bawah, kekakuan sendi, dan gangguan sensorik,

Page 12: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

8

bentuk telapak kaki pada lansia akan mengalami perubahan karena proses

degenerative yaitu adanya atrofi otot dan perlambatan pembentukan tulang.

Emi azriel, et al (2014) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa

bentuk telapak kaki yang melengkung pada lansia mempengaruhi keseimbangan

postural pada tubuh seseorang yang disebabkan karena atrofi dan deformitas pada

sistim musculoskeletal (Yuji Ohta,2014). Struktur telapak kaki yang mempunyai

lengkung tinggi dan datar akan menjadikan gangguan keseimbangan untuk berdiri

pada usia muda dan lansia sehingga dapat mempengaruhi resiko jatuh (Carvalho

et al,2015). Dan Bentuk telapak kaki yang melengkung semakin tinggi

mempengaruhi kesetabilan pada lansia saat berdiri karena terjadi deformitas pada

kaki sehingga menjadikan peningkatan resiko jatuh (Puszczalowska-Lizis et

al,2017).

Struktur dan fungsional kaki dapat menyebabkan kelainan bentuk kaki

(Mootanah et al., 2014). Arcus pedis berperan dalam menyerap gaya reaksi dari

tanah atau grafitasi untuk menyesuaikan dengan permukaan yang tidak rata dan

memberikan gerakan tubuh ke depan. Arcus pedis juga berperan dalam menjaga

statis dan stabilitas selama aktivitas fungsional dengan membantu meningkatkan

elastisitas dan fleksibilitas pada kaki (Hillstrom et al., 2014).

Bentuk telapak kaki manusia berdasarkan arcus pedis dibagi menjadi tiga

yaitu arcus pedis normal yaitu arcus pedis yang bentuk sudutnya normal. Arcus

pedis low arch atau flat foot adalah bentuk arcus pedis yang datar. Arcus pedis

high arch adalah arcus pedis yang mempunyai lengkungan tinggi, yang

menjadikan bagian depan dan tengah kaki sangat sempit.(Lopez – Lopez et

al,2018). Lansia sering mengalami mudah jatuh penyebab utama karena gangguan

keseimbangan akibat bentuk struktur arcus pedis yang abnormal. Pada lansia Otot

kaki mengalami atropi sehingga menjadikan penurunan kekuatan otot dan

gangguan keseimbangan tubuh.( Carvalho et al,2015).

3.2.2 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Resiko Jatuh Pada Lansia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya hubungan indeks massa tubuh

terhadap resiko jatuh sebesar 2,39 dengan nilai p value = 0,021 < 0,05 sehingga

dapat disimpulkan indeks massa tubuh berhubungan positif dan signifikan dengan

Page 13: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

9

resiko jatuh pada lansia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSI Sultan Agung

Semarang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu dari (Han et al.,

2010), semakin meningkat nya indeks massa tubuh maka akan semakin membuat

lansia tidak seimbang dalam aktivitasnya. Orientasi pada refleks tubuh, kekuatan

otot serta panjang dan tinggi langkah semua terjadi penurunan karena penuaan

dan merusak kemampuan untuk menghindari jatuh yang tidak terduga. Lansia

juga kurang mampu memindahkan berat badan atau mengambil langkah cepat

untuk menghindari jatuh ketika keseimbangan terganggu. Karena reaksi tersebut

para lansia memiliki kecenderungan untuk mengambil beberapa langkah yang

lebih kecil.

Pada penelitian yang lain yaitu penelitian (Utami, 2015) hubungan antara

indeks massa tubuh dengan risiko jatuh berkorelasi rendah walaupun lansia yang

mengalami overweight dan underweight mempunyai risiko jatuh tinggi yang

disebabkan oleh keseimbangan tubuh pada lansia.

Meningkatnya kejadian jatuh seiring dengan usia yang bertambah karena

adanya perubahan secara fisiologis dan patologis. Penuaan normal dikaitkan

dengan penurunan beberapa sistem fisiologis diantaranya muskuloskeletal,

kardiovaskuler, visual, vestibular dan propriosepsi, koordinasi, tanggapan postural

lambat, dan fungsi kognitif. Secara patologis kondisi seperti radang sendi,

diabetes, penyakit serebro vaskuler, inkontinensia dan gangguan penglihatan

secara signifikan sangat terkait dengan peningkatan risiko jatuh.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terdapat hubungan bentuk telapak kaki dan indeks massa tubuh dengan risiko

jatuh pada lansia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSI Sultan Agung Semarang,

dimana dapatkan kesimpulan semakin besar indeks massa tubuh maka semakin

rendah lengkung telapak kaki dan akan semakin beresiko jatuh pada lansia.

Page 14: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

10

4.2 Saran

4.1.1 Kepada Institusi Pendidikan

Harapan peneliti hasil penelitian ini mampu memberikan masukan ataupun

referensi terkait materi geriatri dan pencegahan pada lansia agar terhindar dari

resiko jatuh.

4.1.2 Kepada Instansi Pelayanan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi terkait peningkatan

kesejahteraan lansia salah satunya adalah untuk mencegah resiko jatuh melalui

edukasi tentang indeks massa tubuh dan bentuk kaki lansia.

4.1.3 Kepada Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat

khususnya lansia untuk latihan penguatan otot kaki, menjaga pola makan sehingga

lansia tetap mandiri dalam aktivitas sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Carvalho,C.E.et al ( 2015) Relationship between foot posture measurements and

force platform parameters during two balance tasks in older and younger

subjects, Journal of Physical Therapy Science, 27 (3),pp. 705-710.doi:

10,1 589/jpts.27.705.

Darmojo B, Martono H. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi III.

Jakarta: Balai Penerbit FKUS.

Gita Putu., Indah Sari., (2015). Hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan

keseimbangan statis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Volume 2 No 1

Han, S. S., Kim, K. W., Kim, K.-I., Na, K. Y., Chae, D.-W., Kim, S., & Chin, H.

J. (2010). Lean Mass Index: A Better Predictor of Mortality than Body

Mass Index in Elderly Asians. Journal of the American Geriatrics Society,

58(2), 312–317. https://doi.org/10.1111/j.1532-5415.2009.02672.x

Hillstrom, H. J. et al. (2014) ‘Foot Type Biomechanics Part 1: Structure and

Function of the Asymptomatic Foot’, 37(3), pp. 445–451. doi:

10.1016/j.gaitpost.2012.09.007.Foot.

Jacobs, M., Fox, T, 2008. Using The “ Timed Up and Go/ TUG” Test to Predict

Risk Of Falls; from http://www.assistedlivingconsult.com/issues/.

Kesehatan,K.and Indonesia, R. ( 2016 ) PROFIL KESEHATAN INDONESIA

Page 15: HUBUNGAN BENTUK TELAPAK KAKI DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN RESIKO JATUH …eprints.ums.ac.id/81886/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2020. 2. 25. · mengetahui resiko jatuh pada lansia

11

Lopez-Lopez,D.et.al. (2018)” Foot arch height and quality of life in adults:A

strobe observational study”, International Journal of Environmental

Research and Public Health, 15(7), pp.1-7.doi: 10.3390/ijerph 15071555

Mootanah, R. et al. (2014) ‘Foot Type Biomechanics Part 2: Are Structure and

Anthropometrics Related to Function?’, 37(3), pp. 1–11. doi:

10.1016/j.gaitpost.2012.09.008.Foot.

Martono, H. H., & Pranarka, K. (2015). Buku Ajar Geriatri Boedhi-Darmojo Edisi

5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Puszczalowska-Lizis,E.et al (2017) Feet deformities are correlated with impaired

balance and postural stability in seniors over 75’,PLoS one,12(9),pp. 1-14.

Doi:10.1371/journal.pone.0183227

Podsiadlo, D., & Richardson, S. (1991). The Timed “Up & Go”: A Test of Basic

Functional Mobility for Frail Elderly Persons. Journal of the American

Geriatrics Society, 39(2), 142–148.

Staheli,LT.( 1992 ) Fundamentalof orthopedics , New York.

Shariff, S. M. et al. (2017) ‘Evaluation of Foot Arch in Adult Women:

Comparison between Five Different Footprint Parameters’, Sains

Malaysiana, 46(10), pp. 1839–1848. doi: 10.17576/jsm-2017-4610-22.

Utami, F. Y. (2015). Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Kecepatan Jalan

Dengan Resiko Jatuh Pada Lanjut Usia. Hubungan Indeks Massa Tubuh

Dan Kecepatan Jalan Dengan Resiko Jatuh Pada Lanjut Usia.

Yuji Ohta,E.A (2014)” Effects of Foot Arch Structure on Personal Stability

‘,Clinical Research on Foot & Ankle, 02(02. Doi:

10.4172/2329.910x.1000133