resensi roni titip

10
TUGAS RESENSI IKHTISAR SEJARAH HUKUM ISLAM FAKULTAS SYARIAH & HUKUM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Disusun Oleh Nama : Roni Gunawan

Upload: abid-zulfikar

Post on 23-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

resensi roni yang berisi mata kuliah yg tidk jelas

TRANSCRIPT

Page 1: Resensi Roni Titip

TUGAS RESENSI

IKHTISAR SEJARAH HUKUM ISLAM

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Disusun Oleh

Nama : Roni Gunawan

NIM : 13391102

Jurusan : KUI-C

Page 2: Resensi Roni Titip

I. RESENSI BUKUJudul Buku : Ikhtisar Sejarah Hukum IslamPengarang : Al Ustadz Abdul Wahhab KhallafPenerbit : 2d dua dimensiCetakan Pertama : Maret 1985Jumlah Halaman : 83 Hal

II. LATAR BELAKANGAt Tasyri” menurut istilah Syara’ dan Kanun berarti membuat undang-undang

yang dari padanya diketahui hukum-hukum bagi pembuat para mukallaf dan keputusan-keputusan hokum serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dikalangan mereka. Apabila sumber tasyri’ ini dari allah dengan perantaraan Rasul-rasul beserta kitab-kitabnya, maka itu dinamakan At Tasyri’ Al Ilahy, sedangkan apabila sumbernya manusia baik secara individual maupun bersama-sama maka yang demikian itu dinamakan At Tasyri’ul Wadh’y.

Perundang-undangan islam ada dua macam yaitu Perundang-undangan yang ditetapkan Allah dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang kemudian diilhamkan kepada Rasulnya serta yang ditetapkan olehnya. Dan yang satunya yaitu Perundang-undangan yang ditetapkan oleh para ahli ijtihad baik para sahabat, tabi’indan imam-imam mujtahidin yang diistimbatkan dari nash-nash Tasyri’ Ilahy, ruhnya, ma’qulnya, serta hal-hal yang ditunjuki oleh sumber-sumber itu.

Yang dimaksud dengan At Tasyri’ul Islamy disini ialah pembuatan perundang-undangan meliputi dua macam tersebut, dan karenanya kami adakan pembagian periode-periode At Tasyri;ul Islamy menjadi empat periode : 1.Periode Rasul, yaitu periode insya’ dan takwin (pertumbuhan dan pembentukan),berlangsung semenjak dibamgkitkan rasul (610 M)- wafat beliau (632 M).2.Periode Shahabat, yaitu periode tafsir dan takmil (penafsiran dan penyempurnaan), berlangsung semenjak wafatnya Rasul (11 Hijriyah)-berakhirnya abad pertama hijriyah.3.Periode Tadwin, (pembukuan) dan munculnya imam mujtahidin, masa perkembangan dan kematangan hukum. Berlangsung semenjak tahun 100-350 hijriyah.4.Periode Taklid, yaitu periode jumud dan wuquf (beku dan berhenti). Berlangsung mulai pertengahan abad ke-4 hijriyah dan hanya Allah yang mengetahui berakhirnya periode ini.

Page 3: Resensi Roni Titip

III. ISI BUKU

BAB 1 PERIODE RASUL

Periode ini berlangsung dari tahun 610-632 M. Pada periode ini membawa pengaruh-pengaruh yang besar dan hasi-hasil gemilang, karena periode ini telah meninggalkan nash-nash hukum didalam Al Qur’an dan As Sunnah, demikian pula telah meninggalkan sejumlah dasar-dasar tasyri’ yang menyeluruh , sejumlah sumber-sumber hukum dab dalil-dalil yang dengannya dapat diketahui hukum sesuatu yang yidak ada nash hukumnya. Dengan demikian periode ini telah meninggalkan dasar-dasar tasyri’ yang sempurna. Pada periode ini pengendali kekuasaan tasyri’ adalah Rasul Allah sendiri. Tidak ada seorangpun dari kaum muslimin selain beliau menyendiri mentasyri’kan hukum pada sesuatu kejadian, baik dirinya maupun untuk orang lain. perundang-undangan dimasa Rasul mempunyai 2 sumber yaitu Wahyu Illahi yang berwujud ayat-ayat hukum dalam Al Qur’an, dan Ijtihad Rasul sendiri yang berwujud hadist-hadist hukum. Koleksi nash-nash (ayat-ayat dan hadist-hadist) ini merupakan pengaruh-pengaruh hukum yang ditinggalkan oleh periode ini dan merupakan undang-undang azasi bagi kaum muslimin. Ia merupakan dasar bagi tiap-tiap mujtahid muslim di masa-masa manapun. Jenis-jenis hukum yang dicakup oleh nash-nash yakni hukum I’tiqodiyah,Hukum-hukum Khuluqiah, dan hukum-hukum amaliah. Dalam Ayat-ayat hukum dan hadist-hadist hukum tidak menggunakan bentuk gaya bahasa untuk menerangkan apa yang disyari’atkan , melainkan menggunakan bermacam-macam gaya bahasa dalam berbagai-bagai sighat (bentuk kata) untuk mengungkapkan hukum-hukum.

BAB 2 PERIODE SHAHABAT

Periode ini dimulai dengan wafatnya Rasullulah pada tahun 11 Hijriyah sampai abad pertama Hijriyah. Periode ini dinamakan periode shahabat karena kekuasaan perundang-undangan berada di tangan pemuka-pemuka shahabat rasul.

Periode ini adalah periode penafsiran undang-undang dan terbukanya pintu-pintu istimbath hukum dalam kejadian-kejadian yang tidak ada nash hukumnya. Dari pemuka-pemuka shahabat timbul banyak pendapat-pendapat dalam menafsirkan nash-nash hukum dalam Al-Qur’an dan As Sunnah yang dapat dipandang sebagai pandangan yuridis bagi penafsiran nash-nash serta sebagai penjelasannya. Dari beliau-beliau itu banyak keluar fatwa-fatwa hukum mengenai kejadian-kejadian yang tidak ada nashnya dan dapat dipandang sebagai dasar dalam berijtihad dan beristimbath. Sumber hukum pada periode ini ada 3, yaitu : Al-Qurr’an, As Sunnah,dan Ijtihad Shahabat.

Page 4: Resensi Roni Titip

Pengaruh-pengaruh hukum yang ditinggalkan oleh periode ini yakni Pensyarahan perundang-undangan bagi nash-nash hukumk dalam Al Qur’an dan As Sunnah,kemudian bermacam-macamnya fatwa-fatwa hasil ijtihad shahabat pada kejadian-kejadian yang tidak ada nash hukumnya. Dan mulai timbulnya perpecahan berbagai golongan politik karena masalah kekhaifahan dan masalah khalifa, kemudian perpecahan itu merembet ke dalam masalah agama yang membawa penfaruh yang berbahaya dalam perundang-undangan islam.Beberapa shahabat tokoh tasyri’ pada periode ini yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas,Abdullah bin Mas’ud,Abdullah bin Amr bin ‘Al Ash.

BAB 3 PERIODE TADWIN dan IMAM-IMAM MIJTAHIDIN

Periode ini dimulai pada permulaan abad kedua dan diakhiri pada pertengahan abad ke empat Hijriyah. Periode ini disebut periode Tadwin dan Imam-Imam Mujtahidin hal itu karena adanya usaha penulisan dan pembukuan yang pesat. Dibukukanlah As Sunnah, fatwa-fatwa para as tentang tafsir Al Quran, Fiqih Imam-imam Mujthidin dan Risalah-risalah dalam ilmu Ushul Fiqih, Dikarenakan bakat-bakat sejumlah tokoh besar tokoh-tokoh ijtihad dan perundang-undangan Isalam telah timbul dalam periode ini, dan telah tersimpan pada diri mereka ruh Tasyri’ yang membawa pengaruh abadi dibidang taqnin ( pembuatan undang-undang) dan mengistimbatkan hukum-hukum terhadap apa yang terjadi serta hal yang mungkin akan terjadi.

Periode ini adalah periode keemasan bagi perundang-undanga islam. Hukum islam tumbuh, berkembang dan menjadi masak serta membuahkan perbendaharaan hukum. Pemerintahan islam kaya dengan berbagai undang-undang dan hukum-hukum dengan keluasan daerahnya, bermacam-macam urusannya dan beraneka ragam kemashlahatannya.

Sumber-sumber perundang-undangan pada periode ini ada empat yaitu Al Quran, As Sunnah, Al Ijma’, dan Al Ijtihad dengan jalan Al Qiyas atau dengan satu jalan dari jalan-jalan istimbath.

Pengaruh perundang-undangan yang ditinggalkan oleh periode ini yaitu sebagai berikut: Adanya As Sunnah, Shahihah telah dibukukan dalam periode ini. Sebagian telah terkumpul hadis-hadis dengan jalan menyusun kitab-kitab musnad, dan pada bagian lainnya terkumpul hadis-hadis menurut tertib bab-bab fiqih. Selanjutnya, pembukuan fiqih dan hukum-hukumnya dan pembukuan ilmu Ushul fiqih.

Beberapa tokoh Imam-imam tasyri’ pada periode ini yaitu Al Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Al Imam Asy Syafi’I dan Al Imam Ahmad.

Page 5: Resensi Roni Titip

BAB 4 PERIODE TAQLID

Periode ini adalah periode dimana para ulama telah lemah semangat ijtihad muthlaq, telah lemah semangat kembali kepada sumber-sumber tasyri’ yang asasi guna menggali hukum-hukum dari nash-nash Al Qur’an, As Sunnah, telah lemah semangat mengistimbathkan hukum-hukum yang tidak ada nash padanya dengan salah satu dalil dari dalil-dalil Syari’. Mereka membiasakan diri mengikuti hukum-hukum yang telah diusahakan oleh Imam-imam Mustahidin masa lampau.

Periode ini dimulai sejak pertengahan abad ke empat hijriyah bersamaan waktu datangnya berbagai faktor-faktor yang menimpa kaum muslimin, baik faktor politik, rasio,moral dan sosial. Faktor-faktor tersebut telah mempengaruhi tiap-tiap prinsip dari prinsip-prinsip kegiatan mereka dibidang perundang-undangan hukum menuju kepada kelemahan dan kebekuan, kemudian akhirnya berhenti gerak ijtihad. Faktor-faktor yang membawa terhentinya ijtihad yaitu: Terbagi-baginya daulah islamiah kepada sejumlah kerajan-kerajaan dimana para rajanya, penguasanya dan rakyatnya saling bermusuhan, rela mengorbankan teman. Kemudian, setelah terbagi-baginya para Imam mujtahidin pada periode ke tiga menjadi beberapa golongan dan tiap-tiap golongan mempunyai suatu aliran hukum tertentu, masing-masing aliran hukum bertentangan cara mengeluarkan hukum dan khiththahnya. Selanjutnya, oleh karena kaum muslimin mengabaikan pengaturan sultah tasyri’iah (Kekuasaan perundang-undangan) sehingga mereka itu tidak meletakkan peraturan yang menjamin bahwa tidak boleh begitu saja berani berijtihad kecuali yang dipandang ahli untuk itu, maka eksesnya men jalarlah krisis hukum dan krisis ijtihad. Terakhir, telah tersebar dikalangan ulama berbagai penyakit moral, yang menghalangi mereka naik derajat ijtihad. Dikalangan mereka telah merata penyakit saling mendengki dan penyakit egoisme.

Meskipun terdapat faktor-faktor yang menghalang-halangi para ulama melakukan ijtihad mutlaq dan mengeluarkan hukum syara’ dari sumber-sumbernya yang pertama, namun faktor tersebut tidaklah menghalag-halangi mereka dari mencurahkan kesungguhan mereka dalam bidang tasyrik dalam lingkungan daerah mereka yang terbatas. Oleh karena itu mereka para ulama pada tiap-tiap madzhab hukum dibagi menjadi beberapa tingkatan sebagai berikut

1. Tingkatan ahli ijtihad fil nadzhab,2. Tingkat ahli ijtihad fil masail,3. Tingkat ahli thakhrij,4. Tingkat ahli tarjih.

Page 6: Resensi Roni Titip

IV. KELEBIHAN BUKUBuku ini sudah mencakup aspek semuanya tentang sejarah hukum islam yang

bermula dari periode Rasul sampai periode Taqlid. Buku ini juga menampilkan contoh-contoh yang relefan. Buku Ikhtisar Sejarah hukum islam ini sangat bagus untuk menambah pengetahuan hukum islam dari sejarahnya sampai perkembangan hukum islam saat ini. Selain itu buku ini juga menjadi silabus untuk mata kuliah sejarah hukum islam. Jadi buku ini sangat baik untuk kalangan manapun khususnya mahasiswa agar pengetahuan tentang Agamanya semakin baik dan berkembang.

V. KEKURANGAN BUKUUntuk materi dalam buku ini sangat banyak jadi sulit untuk menguasai semua

materinya dan juga terdapat kata-kata yang sulit dimengerti misalnya menggunakan bahasa istilah. Kemudian bagian sampul kurang menarik sehingga minat pembaca menjadi berkurang.

VI. KESIMPULAN Tasyri’ul Islamy disini ialah pembuatan perundang-undangan yang meliputi

perundang-undangan yang ditetapkan Allah dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan perundang-undangan yang ditetapkan oleh para ahli ijtihad baik para sahabat, tabi’indan imam-imam mujtahidin.

Tasyari’ul dibagi menjadi empat periode yaitu 1. Periode Rosul

Dalam periode ini telah meninggalkan nash-nash hukum didalam Al Qur’an dan As Sunnah serta telah meninggalkan sejumlah dasar-dasar tasyri’ yang menyeluruh , sejumlah sumber-sumber hukum dab dalil-dalil yang dengannya dapat diketahui hukum sesuatu yang yidak ada nash hukumnya. Periode rosul ini mempunyai 2 sumber yaitu Wahyu Illahi yang berwujud ayat-ayat hukum dalam Al Qur’an, dan Ijtihad Rasul sendiri yang berwujud hadist-hadist hukum.

2. Periode ShahabatPeriode ini adalah periode penafsiran undang-undang dan terbukanya pintu-pintu istimbath hukum dalam kejadian-kejadian yang tidak ada nash hukumnya. Dari para shahabat itu banyak keluar fatwa-fatwa hukum mengenai kejadian-kejadian yang tidak ada nashnya. Sumber hukum pada periode ini ada 3, yaitu : Al-Qurr’an, As Sunnah,dan Ijtihad Shahabat.

3. Periode Tadwin dan Imam-imam MutahidinDalam periode ini sudah adanya usaha penulisan dan pembukuan yang pesat. Periode ini adalah periode keemasan bagi perundang-undanga

Page 7: Resensi Roni Titip

islam. Hukum islam tumbuh, berkembang dan menjadi masak serta membuahkan perbendaharaan hukum. Dalam periode ini sumber-sumber perundang-undangan ada empat yaitu Al Quran, As Sunnah, Al Ijma’, dan Al Ijtihad. Beberapa tokoh Imam-imam tasyri’ pada periode ini yaitu Al Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Al Imam Asy Syafi’I dan Al Imam Ahmad.

4. Periode TaqlidDalam periode ini semangat ijtihad dari para ulama mulai mengalami penurunan hal itu dikarenakan karena berbagai faktor, mulai dari faktor politik, rasio, moral dan sosial. Meskipun terdapat faktor-faktor yang menghalang-halangi para ulama melakukan ijtihad mutlaq dan mengeluarkan hukum syara’, namun faktor tersebut tidaklah menghalag-halangi mereka dari mencurahkan kesungguhan mereka dalam bidang tasyrik dalam lingkungan daerah mereka yang terbatas. Oleh karena itu mereka para ulama pada tiap-tiap madzhab hukum dibagi menjadi beberapa tingkatan sebagai berikut

a. Tingkatan ahli ijtihad fil nadzhab,b. Tingkat ahli ijtihad fil masail,c. Tingkat ahli thakhrij,d. Tingkat ahli tarjih.