reptil

Upload: nur-istiqlalial-firdausi

Post on 11-Oct-2015

287 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

MAKALAH STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN ISISTEM INTEGUMEN REPTIL

Untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan Hewan I yang dibimbing olehDra. Amy Tenzer, M.S danSiti Imroatul Maslikah, S.Si,M.Si

Offering BKelompok 5 A

Anggota:Dinar Valentin130341Evi Wulandari130341614815M. Marjoko Wibisono130341Shinta Aprilia130341

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGIMaret 2014

BAB IPENDAHULUANI. LATAR BELAKANGSemua hewan vertebrata memiliki jaringan integumen yang terdapat pada tubuh bagian luar. Sistem integumen vertebrata memiliki fungsi untuk melindungi tubuh hewan vertebrata dari gangguan eksternal tubuh. Selain sebagai sistem pelindung tubuh , sistem integumen juga berfungsi sebagai pengatur regulasi suhu tubuh, mencegah masuknya mikroorganisme, memelihara keseimbangan air dan garam , sebagai tempat respirasi , ekskresi, sekresi menerima rangsang dan lain sebagainya . Sistem integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh terdiri dari kulit dan beberapa derivat epidermis yang terspesialisasi , antara lain sisik,kuku, rambut, dan beberapa jenis kelenjar pada hewan vertebrata.Pada reptil memiliki derivat epidermis khusus berupa sisik , sisik inilah yang menunjang sistem perlindungan tubuh eksternal hewan reptil. Setelah mempelajari struktur histologis sistem integumen kami susun makalah ini dengan harapan untuk memperdalam pengetahuan tentang sistem integumen vertebrata khususnya pada sistem integumen reptil . Adapun bagian-bagian sistem integumen reptil ini akan kami bahas di dalam makalah ini.

II. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana sistem integumen pada reptil?

III. TUJUANMengetahui sistem integumen pada reptil

BAB IIISISISTEM INTEGUMEN REPTILIntegumen atau lapisan terluar dari tubuh, biasanya disebut dengan kulit. Bersama dengan derivatnya, kulit membentuk sistem integument. Fungsi kulit terutama adalah untuk menutupi dan melindungi jaringan yang berada di bawahnya, karena ini adalah bagian yang mengalami kontak langsung dengan lingkungan (Weichert, 1959)Secara umum, kulit reptile kasar, tebal, kering dan bersisik. Ia hampir tidak mempunyai kelenjar-kelenjar. Kulit ini cocok untuk lingkungan darat yang mencegah kehilangan air (Jordan, 1983). Integumen dari reptile terdiri dari dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis.EpidermisEpidermis mengandung stratum korneum atau lapisan tanduk yang berkembang baik dan melindungi reptile dari kekeringan (Jordan, 1983). Bercirikan keratin yang menutup secara sempurna. Keratin adalah bahan yang sama yang menyusun rambut mamalia dan kuku/cakar mamalia, aves dan reptile dan juga menyusun sisik. Keratin tersebut bisa tebal pada bagian perut dan ekor, atau tipis, pada lipatan kulit longgar yang tergantung di leher (Kaplan, 2000)Keratin tersusun dari sel-sel berlapis pipih yang sangat tipis. Semakin dekat dengan permukaan reptile, semakin rapat dan padat susunan sel-sel tersebut karena mereka tertekan oleh sel keratin yang baru dibentuk oleh lapisan di bawahnya , yaitu stratum germinativum. Epidermis terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu:1. Stratum Korneum : Lapisan luar yang mengalami keratinasi, sel-selnya mati, dan tidak mengandung sel- sel saraf dan pembuluh darah. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit2. Zona Intermediet: Disebut juga zona transisi, yaitu wilayah dimana sel-sel berubah bentuk menjadi pipih 3. Stratum Germinativum: Lapisan terdalam, mengandung sel-sel kuboid. Pada lapisan ini sel mengalami mitosis yang membentuk sel-sel baru. Gambar 1. Lapisan kulit pada tetrapoda (Weichert, 1959)Pada saat ecdysis (berganti kulit), metabolism kulit aktif dan pada periode ini aktivitas penyembuhan terjadi. Pada kondisi biasa (tidak sedang berganti kulit) kulit bersifat tidak aktif. Pada saat ecdysis, mitosis pada stratum germinativum membentuk sel-sel baru (mitosis), sel-sel yang baru dibentuk tersebut secara bertahap naik ke permukaan, menjadi semakin pipih. Pada permukaan (stratum korneum/ lapisan bertanduk), sel-sel tersebut mati dan kehilangan nukleusnya. Ecdysis ini diperlukan untuk menggantikan lapisan kulit yang mati tersebut. Kulit reptile mengalami penyembuhan lebih lambat daripada kulit mamalia, sering memakan waktu 6 minggu bagi kulit yang mengalami kerusakan untuk pulih secara total (Kaplan, 2000)Pada beberapa jenis reptile, misalnya kadal dan bunglon, di bawah stratum korneum terdapat lapisan kromatofor. Kromatofor adalah sel-sel yang memberi warna sehingga beberapa kadal dan ular bisa memiliki warna yang menarik. Mekanisme yang sebenarnya dari pembentukan pola warna sebenarnya tidak diketahui. Beberapa kadal, misalnya bunglon, merubah warna mereka sebagai respon atas lingkungan dengan cara mengkonsentrasikan dan membubarkan granula pigmen. Pewarnaan ini dapat bersifat protektif (kamuflase dan peringatan), merefleksikan status social, pengenalan seksual, atau mungkin penting untuk regulasi suhu (Linzey, 2001)

Gambar 2. Warna pada bunglon (Anonim, tanpa tahun)

Gambar 3. Tiga tahap konsentrasi dan disperse dari pigmen kromatopor pada kulit vertebrata tertentu. A. pigmen terkonsentrasi pada tengah sel. B. Kondisi intermediate. C. pigmen terdispersi/bubar dari sitoplasma kromatopor (Weichert, 1959)DermisDermis berada di bawah lapisan epidermis. Dermis merupakan lapisan tebal yang berkembang dengan baik dan mengandung jaringan ikat,serabut otot, pembuluh darah dan syaraf (Jordan, 1983). Pada beberapa reptile, ada banyak tulang-tulang kecil yang disebut osteoderm. Osteoderm ini membentuk sisik khas contohnya pada crocodilian (Kaplan, 2000) dan kura-kura (Linzey, 2001)Derivat kulit1. KelenjarReptil mempunyai kulit kasar dan bersisik yang teradaptasi untuk hidup di darat. Pada reptile hampir tidak mempunyai kelenjar-kelenjar integument. Integument pada Reptilia umumnya tidak mengandung kelenjar keringat Kelenjar integument yang ada pada reptile, adalah kelenjar bau yang mensekresikan subtansi yang berbau kuat yang mungkin menjijikkan bagi predator dan berguna untuk pengenalan seksual (feromon) selama berkembang biak (Linzey, 2001)

2. Sisik epidermisTubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik tersebut merupakan derivat atau modifikasi dari lapisan epidermis sehingga sisik pada reptil berbeda dengan sisikpada ikan yang merupakan struktur dari lapisan dermis dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.

Gambar 4. Bagian-bagian kulit reptil yang memperlihatkan sisikepidermis (Hickman, 2001: 564)Sisik pada reptile dapat dibagi menjadi dua tipe umum:1. Pada ular dan kadalSisik pada ular dan kadal tubuh tertutup oleh sisik yang berkembang dari stratum korneum (Linzey, 2001). Sisik tersebut saling tumpang tindih (Weichert, 1959). Pada ular, tubuhnya dilapisi oleh sisik berbentuk seperti wajik kecil pada bagian atas dan persegi panjang pada bagian bawah.

Gambar 5. Sisik epidermis yang saling tumpang tindih pada ular (Weichert, 1959)

Beberapa ular memiliki sisik pipih yang lebar, yang dikenal sebagai scute, pada bagian bawah perutnya untuk membantu dalam pergerakan (Linzey, 2001). Scute membantu ular untuk bergerak dengan mengait pada batu, cabang pohon atau benda lain di tanah.

Gambar 6. Scute pada ular (Harding, 2000) Gambar 7. Sisik ular dan scute pada ular. (Anonim)Ular dan kadal secara periodik mengalami ecdysis. Sebelumnya terbentuk sisik yang baru di bawah sisik yang lama. Lapisan korneal mengelupas seluruhnya dan pada ular bagian dalam keluar untuk menggantikannya. Frekuensi shedding (pergantian kulit) bergantung pada faktor misalnya jumlah makanan yang dimakan dan aktivitas kelenjar tiroid dan lobus anterior dari kelenjar pituitary (Weitcher, 1959)

Gambar 8 Ecdysis pada kadal. Kebanyakan kadal melepaskan kulit mereka dalam beberapa pecahan/potongan, namun ular yang sehat melepas kulit mereka dalam satu pecahanModifikasi special dari sisik epidermis kadal dan ular termasuk tanduk pada kadal bertanduk (horned lizard) dan rattle (kerincingan) pada rattlesnake (ular derik), Rattle terbuat dari rangkaian sisik tua dan kering yang menempel satu sama lain secara longgar dalam suatu rangkaian (Weitcher, 1959)

Gambar 9. Horned Lizard (Anonim,) Gambar 10. Ular derik (Anonim)

Gambar 11 Rattle pada ular derik (Anonim) Gambar 12. Rattle diagramatik (Weichert,1959)Banyak kadal yang dapat memanjat pada permukaan vertikal menggunakan kuku mereka yang tajam. Beberapa kadal pemanjat, seperti cicak menggunakan sistem perlekatan kering pada jari kaki mereka untuk membantu saat memanjat pada permukaan halus yang curam dan ketika bergantung (Catmill, 1985). Pada bagian bawah jari kaki, terdapat kira-kira 20 sisik (lamella) lebar yang saling tumpang tindih dan mengandung banyak bulu (setae) kecil yang terbuat dari keratin (Ruibal dan Ernst, 1965; Ernst dan Ruibal, 1966). Lebih dari 150.000 setae terdapat dalam permukaan masing-masing lamella. Setae ini sangat kecil sehingga interaksinya dengan permukaan memungkinkan cicak untuk menempel pada permukaan.

Gambar 13 Modifikasi stratum korneum pada kadal. (a) Jari kaki pada kadal pemanjat misalnya cicak menggunakan system perlekatan kering untuk membantu ketika memanjat pada permukaan curam yang licin dan ketika bergantung. (b) Lamela pada jari kaki yang mengandung banyak setae, yang bagian ujung distalnya meenghasilkan bulu.2. Pada kura-kura dan crocodilian Sisik epidermis kura-kura menutupi plastron dan karapaks. Pada kura-kura, cangkang pada pelat dermal (gambar a, b) tertutup oleh lapisan bertanduk dan mengalami keratinasi (yang disebut shields atau pelindung) (gambar c,d)

Gambar 14 Atas: Tulang dermal membentuk karapaks (a) dan plastron (b) pada kura-kura. Bawah: Sisik epidermis menutupi karapaks (a) dan plastron (b) pada kura-kura (Linzey, 2001)Bagian dermis kura-kura merupakan pelat/lempeng tulang dermal (osteoderm). Lengkungan cangkang pada bagian dorsal disebut karapaks, sedangkang bagian ventral bagian yang datar disebut plastron. Keduanya disatukan oleh struktur tulang yang disebut jembatan lateral. (Linzey, 2001)Pada kura-kura masing-masing sisik epidermis berkembang secara terpisah, jadi sisik tersebut tidak membentuk lembaran/lapisan yang solid. Jumlah dan aransemen sisik epidermis pada tubuh biasanya spesifik pada tiap jenis dan digunakan untuk klasifikasi (Linzey, 2001)

Gambar 15. Aransemen sisik pada karapaks kura-kura kayu (Weichert, 2001)Pada beberapa kura-kura, sisik tua mengalami pengelupasan, namun pada jenis yang lain, sisik tersebut tetap ada dan memberi cangkang tekstur yang kasar (Linzey, 2001). Pada crocodilian, sisik epidermisnya menutupi seluruh tubuh pada sisi lateral, ventral, dan ekor. Pada crocodilian, lapisan dermis tebal dan lembut kecuali pada bagian dorsal dan tenggorokan dimana ada lempeng tulang (osteoderm) di bawah sisik epidermis. Lempeng dermal kecil dan tidak bergabung satu sama lain. Lempeng dermal kecil juga nampak pada beberapa kadal dan ular. (Weichert, 1959)

Gambar 16. Aransemen sisik pada leher dan area bahu dari alligator (Weichert, 1959)

BAB IIIPENUTUPKESIMPULAN Secara umum, kulit reptile kasar, tebal, kering dan bersisik. Ia hampir tidak mempunyai kelenjar-kelenjar. Kulit ini cocok untuk lingkungan darat yang mencegah kehilangan air.. Integumen dari reptile terdiri dari dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis terdiri dari stratum korneum, daerah transisi dan stratum germinativum. Reptil mengalami ecdysis atau pergantian kulit, dimana sel-sel yang dibentuk pada stratum germinativum menggantikan sel-sel stratum korneum yang mati. Dermis pada reptile mengandung jaringan ikat, otot, pembuluh darah dan syaraf. Selain itu, pada dermis reptile juga ada kromatofor yang membuat warna lebih menarik dan lempeng dermal (osteoderm) pada beberapa jenis reptile misalnya pada kura-kura dan crocodilian.Pada reptile terdapat derivate yaitu kelenjar dan sisik. Reptil hampir tidak memiliki kelenjar, kelanjar yang ada hanya kelenjar bau yang melindunginya dari predator dan untuk pengenalan seksual (feromon). Sisik pada reptile dapat dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu yang nampak pada kadal dan ular, berupa modifikasi dari stratum korneum yang saling tumpang tindih satu sama lain. Pada kadal terdapat modifikasi khusus yaitu kaki untuk memanjat pada kadal pemanjat misalnya cicak dan tanduk pada kadal bertanduk (horned lizard), sedangkan modifikasi khusus pada ular misalnya rattle pada ekor ular derik. Tipe kedua adalah sisik pada kura-kura dan crocodilian. Keduanya mempunyai lempeng dermal (osteoderm) pada lapisan dermis dan sisik epidermis yang menutupi seluruh tubuh.

DAFTAR RUJUKANAnonim. Reptilia (online) Diakses pada tanggal 10 Maret 2014 dari http://fitrianiulfatus.files.wordpress.comAnonim 2013. Sistem Integumen. (online) Diakses pada tanggal 10 Maret 2014 dari himbiounpad.files.wordpress.comAnonim. Snakes. (online) Diakses pada tanggal 10 Maret 2014 dari http://dnr.wi.govAnonim. Horn Toad Face. Diakses pada tanggal 10 Maret 2014 dari www.kingsnake.comHarding, J.H. 2000. Amphibians and Reptile of the Great Lakes Region. University of Michigan Press, Ann Arbor. (online) Diakses pada tanggal 10 Maret 2014 dari www.michherp.orgJordan, E.L dan Verma P.S. Chordate Zoology and Animal Physiology. New Delhi: S. Chand and Company LtdKaplan, Melissa. 2000. Reptile Skin Basics: Construction, Infection, and Color. (online) Diakses pada 9 Maret 2014 dari http://www.anapsid.org/basicdermatology.htmlLinzey, Donald. 2001. Vertebrata Biology. Singapura: McGraw-Hill Higher Education.Weichert, Charles K. 1959. Elements of Chordate Anatomy. New York, Toronto, London: McGraw-Hill Book Company, Inc.