renstra dinkes 2011-2015

Upload: rezki-maulana-dalimunthe

Post on 29-Oct-2015

318 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

renstra dinkes 2011-2015

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Penyelenggaraannya didasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya - upaya tersebut diatas dilakukan dengan memperhatikan dinamika perubahan demografi, epidemiologi penyakit, perubahan lingkungan. kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral serta penekanan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat melalui upaya promotif dan preventif. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu menghadapi berbagai perubahan dan tantangan, baik external maupun internal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembangunan kesehatan kedepan. Pada lingkungan internal, Otonomi Daerah telah memberikan kewenangan yang luas kepada Dinas Kesehatan untuk merencanakan sendiri pembangunan kesehatan dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang kesehatan. Sementara itu Reformasi birokrasi yang sedang berlangsung menuntut adanya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Pada lingkungan external, Globalisasi yang ditandai dengan persaingan bebas, perkembangan teknologi, kemajuan bidang transportasi dan telekomunikasi informasi yang pesat telah mengarah kepada terbentuknya dunia tanpa batas. Disamping itu, demokratisasi, hak azasi manusia dan pelestarian lingkungan hidup telah menjadi tuntutan masyarakat yang semakin mendesak. Keikut sertaan Indonesia dalam pelaksanaan komitmen Internasional seperti Millenium Development Goals (MDGs) turut mempengaruhi perencanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Dalam merencanakan pembangunan kesehatan, perubahan yang terjadi direspons dengan Rencana Strategis (Renstra)Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program program pembangunan kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan dengan mendorong peran aktif lintas sector dan masyarakat selama kurun waktu 2011 2015.

Renstrsa Dinas Kesehatan Kabupaten tanah Bumbu merupakan penjabaran Visi dan Misi Dinas Kesehatan 5 tahun kedepan yang memberikan penekanan pada dukungan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tanah Bumbu. Penyusunan Renstra ini didasarkan pada tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan dengan tetap memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2011 2015, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011 2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 2014 serta MDGs

Renstra Dinas Kesehatan akan menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja (Renja) tahunan Dinas Kesehatan. Selain itu, Renstra akan menjadi salah satu instrument evaluasi untuk mengukur kinerja Dinas Kesehatan dan merupakan salah satu sumber data bagi pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 1.2. Landasan Hukum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN);

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; Perda Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Sususnan Organisasi dan Tata Kerja dinas dinas dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang indicator Indonesia Sehat 2010.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014.

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan No.050/4245 Sek/Dinkes tentang Penetapan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 2015 . Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tanah Bumbu No...... Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tanah Bumbu 2006 2025. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tanah Bumbu No...... Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanah Bumbu 2011 20151.3. Maksud dan Tujuan1.3.1.Maksud

Untuk menyesuaikan berbagai perubahan dan tantangan baik eksternal maupun internal tentang bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik oleh masyarakat, dunia usaha, maupun oleh pemerintah.1.3.2.TujuanTerselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna secara merata di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.1.4. Sistematikan PenulisanBAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

1.2Landasan Hukum

1.3Maksud dan Tujuan

1.4Sistematika Penulisan

BAB IIGAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

2.1Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

2.2Sumber Daya Dinas Kesehatan

2.3Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan

2.4Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan

BAB IIIISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan

3.2Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3Telaahan Renstra Kementerian dan Renstra Provinsi/Kabupaten

3.4Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1Visi dan Misi Dinas Kesehatan

4.2Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan

4.3Strategi dan Kebijakan

BAB VRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VIINDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB IIGAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN2.1. Tugas Pokok , Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan2.1.1. Tugas Pokok Berdasarkan peraturan Daerah (perda) Nomor: 14 Tahun 2007 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidangnya (kesehatan), 2.1.2.Fungsi

Fungsinya adalah:

a). Perumusan kebijakan teknik sesuai dengan lingkup tugasnya.

b). Perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum.2.1.3.Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya tersebut diatas dibentuklah struktur organisasi, dimana susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari:

a). Kepala Dinas

b). Sekretaris Dinas, terdiri dari:

(1). Sub bagian perencanaan dan keuangan

(2). Sub bagian Umum dan kepegawaian

(3). Sub bagian Evaluasi Dokumentasi dan Pelaporan

c).Bidang promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, terdiri dari :

(1). Seksi penyuluhan Kesehatan dan Kesehatan institusi

(2). Seksi peningkatan Peran Serta Masyarakat.

d). Bidang Kesehatan lingkungan, terdiri dari:

(1). Seksi Penyehatan Lingkungan dan Tempat- Tempat Umum

(2). Seksi Peningkatan Kualitas Lingkungan.

e). Bidang Pelayanan Kesehatan, Farmasi dan Makanan, Terdiri dari:

(1).Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Khusus dan Rujukan

(2). Seksi Farmasi dan Makanan.

f).Bidang Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit terdiri dari:

(1). Seksi Pencegahan Penyakit

(2). Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

g). Kelompok Jabatan Fungsional.

h). Unit Pelaksana Teknis Dinas, terdiri dari :

(1). Gudang Farmasi Kabupaten

(2). Pusat Kesehatan Masyarakat.2.2.Sumber Daya Dinas Kesehatan2.2.1.Keadaan Ketenagaan

Kuantitas tenaga kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu belum memadai jika dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang harus dilayani. Pada tahun 2010 dokter umum yang bertugas di Kabupaten Tanah Bumbu ada sebanyak 48 orang. 2 orang bekerja di Dinas Kesehatan; 39 orang ditempatkan pada Puskesmas; dan 7 orang bertugas di Rumah Sakit Amanah Husada. Kebutuhan terhadap dokter umum dihitung dengan menggunakan rasio setiap 30 dokter umum melayani 100.000 penduduk. Berdasarkan data BPS Penduduk Kabupaten Tanbah Bumbu pada tahun 2010 adalah 267,915 jiwa sehingga kebutuhan tenaga dokter umum berdasarkan rasio tersebut adalah 80 orang. Ini berarti Kabupaten Tanah Bumbu masih kekurangan tenaga dokter umum sebanyak 32 orang. Pada tahun yang sama Dokter Spesialis yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 3 orang, 1 orang dokter spesialis kebidanan/kandungan, 1 orang ahli penyakit dalam dan 1 orang dokter spesialis bedah. Berdasarkan rasio kebutuhan dokter spesialis (6 orang dokter spesialis per 100.000 penduduk), maka Kabupaten Tanah Bumbu masih memerlukan 13 orang dokter spesialis dari berbagai disiplin keahlian.

Jumlah bidan pada tahun 2010 adalah 134 orang. Mereka tersebar di Dinas Kesehatan sebanyak 4 orang, di Puskesmas sebanyak 125 orang dan di Rumah Sakit Amanah Husada sebanyak 5 orang. Yang berpendidikan Deploma III Kebidanan sebanyak 81 orang sisanya berpendidikan Diploma I. Menurut rasio keperluan bidan (100 per 100.000 penduduk) maka Kabupaten Tanah Bumbu masih membutuhkan bidan sebanyak 133 orang dari total yang diperlukan sebanyak 267 bidan. Pada tahun tersebut jumlah perawat di Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 228 orang yang bertugas di Dinas Kesehatan sebanyak 14 orang, di Puskesmas sebanyak 182 orang, dan di Rumah Sakit Amanah Husada sebanyak 32 orang. Diantara mereka yang berpendidikan S1 Keperawatan sebanyak 19 orang, D3 Keperawatan sebanyak 160 orang dan yang berpendidikan SPK sebanyak 14 orang. Bila perhitungan rasio keperluan perawat 117 per 100.000 penduduk maka jumlah perawat yang seharusnya direkrut adalah 312, dengan demikian masih perlu pengangkatan perawat sebanyak 84 orang.Apoteker yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2010 berjumlah 5 orang. 1 orang memimpin Instalasi Farmasi Kesehatan, yang bekerja di Puskesmas sebanyak 3 orang, dan RSUD Amanah Husada sebanyak 1 orang. Berdasarkan rasio Apoteker per 100.000 penduduk, maka setiap 10 Apoteker melayani 100.000 penduduk jadi masih kekurangan sebanyak 21 Apoteker.

Sementara itu Asisten Apoteker yang ada baru sebanyak 19 orang (17 orang di Puskesmas dan 2 orang bekerja di RSUD Amanah Husada) Yang berpendidikan D3 sebanyak 5 orang dan 14 orang lulusan SMF. Berdasarkan rasio kebutuhan Asisten Apoteker yaitu 30 per 100.000 penduduk maka Kabupaten Tanah Bumbu masih memerlukan 61 Asisten Apoteker.

Pada tahun yang sama jumlah Ahli sanitasi yang ada di Kabupaten ini ada sebanyak 20 orang. Persebarannya, 3 orang pada Dinas Kesehatan, yang mengabdikan diri di Puskesmas sebanyak 16 orang di RSUD Amanah Husada sebanyak 1 orang. Diantara mereka dengan kualifikasi D3 Kesehatan Lingkungan sebanyak 8 orang dan yang berpendidikan SPPH sebanyak 12 orang. Rasio kebutuhan tenaga ini adalah 17 per 100.000 penduduk. Dengan demikian Tanah Bumbu masih kekurangan 25 Ahli Sanitasi.. Pada saat yang sama Ahli Kesehatan Masyarakat yang ada baru sebanyak 33 orang. Mereka mengabdikan diri pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 6 orang, di Puskesmas sebanyak 21 orang dan di Rumah Sakit Amanah Husada sebanyak 4 orang. Berdasarkan rasio perhitungan Ahli Kesehatan Masyarakat (17 per 100.000 penduduk) maka masih dibutuhkan 12 Ahli Kesehatan Masyarakat. Ahli gizi yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun yang sama sebanyak 24 orang, mereka tersebar di Dinas Kesehatan sebanyak 5 orang, di Puskesmas sebanyak 17 orang dan di Rumah sakit sebanyak 2 orang. Jika rasio kebutuhan Ahli Gizi adalah 22 per 100.000 penduduk maka Kabupaten Tanah Bumbu masih kekurangan Ahli Gizi sebanyak 34 orang.Jumlah Pejabat Struktural yang ada di Dinas Kesehatan sebanyak 16 orang, terdiri dari Eselon II : 1 orang, Eselon III : 5 Orang, Eselon IV : 16 Orang (10 orang di Dinas Kesehatan dan 6 orang di Puskesmas) dengan jumlah staf yaitu 69 orang di Dinas Kesehatan.

Jumlah Tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Tanah Bumbu Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Dokter Umum: 48 Orang

Dokter gigi

: 13 Orang

Perawat

: 228 Orang

Sanitarian: 20 Orang

Bidan

: 134 OrangGizi

: 24 OrangApoteker

: 5 OrangAnalis

: 19 OrangSKM

: 33 OrangPerawat gigi: 17 Orang

Jumlah Total : 541 Orang2.2.2.Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Sarana kesehatan yang ada di Kabupten Tanah Bumbu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 terus bertambah dengan adanya pembangunan, gedung Puskesmas, Pustu, Puskesdes, Polindes, Rumah Dinas Dokter, dan Rumah Paramedis. Disamping itu sarana transport seperti Puskesmas Keliling dan kendaraan roda 2 dengan sumber pembiayaan APBD dan Dana Alokasi Khusus serta dana dari Decentralized Healht Services-2 (Project Kementerian), juga terus bertambah namun sebagian besar keadaannya sangat memprihatinkan. Beberapa Puskesmas dalam kondisi rusak sedang sampai rusak berat sementara biaya pemeliharaan yang tersedia tidak mencukupi. Gedung Puskesmas Perawatan Pagatan, Satui, Simpang Empat dan Lasung memerlukan rehabilitasi sedang dan berat bahkan perlu dilakukan renovasi agar penampilan fisiknya menarik bagi para pengunjung. Kendaraan Roda 4 (empat) baik milik Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Keliling juga sebagian sudah tidak layak digunakan karena kondisinya yang memerlukan perbaikan.SARANA DAN PRASARANA MILIK DINAS KESEHATAN

NoSarana KesehatanJumlahKet

1Kantor Dinas Kesehatan1

2RSUD Amanah Husada1

3Gudang Farmasi1

4Puskesmas Perawatan4

5Puskesmas non Perawatan10

6Puskesmas Pembantu9

7Rumah Dinas Dokter Umum14

8Rumah Dinas Dokter Gigi7

9Rumah Dinas Bidan13

10Rumah Dinas Paramedis20

11Poskesdes66

12Poskesdes Siaga5

13Polindes11

14Posyandu Balita176

15Posyandu Lansia33

16Pusling Roda 413

17Mobil dinas/operasional2

18Kendaraan Roda 2 (dua)80

19Pusling Perahu Bermotor1

2.2.3.Ketersediaan Dana

Anggaran Pembangunan Kesehatan pada Dinas Kesehatan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 memperlihatkan trend yang meningkat kemudian menurun pada tahun 2010, kemudian meningkat lagi pada tahun 2011. Pada tahun 2004 Alokasi dana untuk pembangunan kesehatan pada Dinas Kesehatan baru pada kisaran 2,4% dengan total anggaran sebesar Rp. 1.950.864.000 dari APBD Kabupaten Tanah Bumbu. Pada tahun berikutnya anggaran untuk Dinas Kesehatan meningkat menjadi Rp. 6.405.058.250.- atau 2,8% dari Total APBD II, selanjutnya pada tahun 2006 Dinas Kesehatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 11.035.058.250.- atau 3,3% dari APBD Kabupaten Tanah Bumbu. Pada tahun 2007 alokasi anggaran kesehatan ini mengalami peningkatan menjadi Rp. 13.151.194.362.- atau sebesar 6,95% dari total APBD II, pada tahun berikutnya mengalami kenaikan lagi menjadi Rp. 17.359.785.741.- atau 2,74% dari total APBD Kabupaten Tanah Bumbu. Selanjutnya pada tahun 2009 dana untuk Dinas Kesehatan masih meningkat menjadi Rp. 23.291.806.650 atau 3,25% dari Total APBD Kabupaten kemudian mengalami penurunan yang dramatis pada tahun 2010 menjadi hanya Rp. 16.667.245.963.- selanjutnya pada tahun 2011 terjadi kenaikan anggaran menjadi Rp. 24.010.591.319.- 2.3.Kinerja Pelayanan Dinas KesehatanNoIndikatorKondisi Riel 2010Target ( Sesuai Issu 2015 )

1234

1Angka Kematian Ibu / AKI ( per 100.000 KH )210118/100.000 KH

2Angka Kematian Bayi / AKB ( PER 1.000 kh )8,024/1.000 KH

3Persentase Cakupan Antenatal Care / K480,15 95 Persen

4Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 72,86 90 Persen

5Angka Kesakitan Penyakit Malaria ( AMI per 1.000 pddk )7,845 per 1.000

6Angka Kesakitan Penyakit DBD ( PER 100.000 Pddk )382 orang

7ODHA mendapat pengobatan ART100100 persen

8Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri41,5080 persen

9Persentase TPM memenuhi syarat69,1275 persen

10Persentase Cakupan TTU yang memenuhi Syarat Kesehatan65,7685 persen

11Persentase penghuni rumah memenuhi syarat kesehatan67,8175 persen

12Persentase pengguna jamban keluarga73,380 persen

13Persentase pengguna air bersih51,667 persen

14Persentase RT yang ber PHBS2180 Persen

15Persentase poskesdes / desa siaga 5580 Persen

16Persentase pddk miskin menjadi peserta jaminan kesehatan100100 persen

17Rasio dokter dengan 100.000 pddk15 orang30/100.000 Pddk

18Rasio bidan dengan 100.000 pddk176 orang100/100.000 Pddk

19Rasio perawat dengan 100.000 pddk228 orang117/100.00 Pddk

20Tersedianya obat esensial generik di sarana yankes95 %100 %

21Pembiayaan kesehatan > 15 persen total APBD5,7100 Persen

2.4.Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas KesehatanReformasi birokrasi yang sedang berlangsung memberi peluang kepada Dinas Kesehatan untuk meningkatkan professionalisme dan kapasitas Sumber Daya Aparaturnya baik didalam pemberian pelayanan administrasi kesehatan maupun dalam pemberian pelayanan teknis kesehatan. Gonjang ganjing pentas politik saat ini merupakan suatu tantangan tersendiri yang perlu disikapi agar aparatur tidak terseret ke politik praktis dengan cara tetap memegang teguh dan meningkatkan professionalisme sebagaimana yang selalu diikrarkan setiap hari senin pada apel gabungan di halaman kantor Bupati Tanah Bumbu. Banyaknya sorotan yang berkaitan dengan penegakan hukum yang didengar setiap hari melalui media Televisi dan dibaca melalui surat kabar dan majalah merupakan sebuah tantangan yang harus di jawab dengan pelaksanaan Good Governance. Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus bertdasarkan peraturan, transparan dan akuntabel

Transisi Epidemiologi yang sementara terjadi yang ditandai dengan munculnya berbagai penyakit degenerative akan memperngaruhi peningkatan biaya kesehatan karena terjadinya double burden. Kedepan ini merupakan suatu tantangan dalam merencanakan kegiatan pembangunan kesehatan agar lebih effisien dan effective.

Perkembangan bidang Telekomunikasi Informasi yang sangat pesat memberi tantangan sekaligus peluang kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu untuk menerapkan Sistim Informasi Kesehatan (SIK) yang belum terlaksana. SIK adalah program yang direkomendasikan oleh kementerian kesehatan secara nasional untuk dilaksanakan oleh setiap kabupaten/kota dengan maksud memudahkan pertukaran data lewat internet online secara real time. Pengelolaan Jaminan Kesehatan Daerah dengan sistim managed care memberi peluang terjadinya peningkatan jangkauan pelayanan karena masyarakat tidak lagi terbebani dengan masalah dana, semua pembiayan pelayanan kesehatan telah dijamin, disamping itu kualitas pelayanan juga akan meningkat sebab health provider wajib membuat standard pelayanan kesehatan (kendali mutu), efisiensi pembiayaan juga akan terwujud karena dengan kendali biaya Jamkesda hanya akan membayar sesuai dengan standard yang ditentukan dan tercapainya efektifitas pelayanan kesehatan karena adanya kendali mutu dan kendali biaya. Kendali mutu memberi peluang terlaksananya program standarisasi pelayanan kesehatan dan peluang peningkatan sistim rujukan berjenjang.

Komitmen Bupati yang tinggi untuk pemberian pelayanan gratis bagi seluruh masyarakat miskin/kurang mampu membuka peluang yang besar bagi terwujudnya Universal Coverage, Adanya alokasi dana sebesar 10 M pada tahun Anggaran 2011 untuk Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi penduduk tidak mampu yang salah satu kegiatannya adalah program Caesar gratis memberi peluang kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu kedepan untuk mengembangkan program jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi semua penduduk Kabupaten Tanah bumbu (Universal Coverage).Adanya dukungan Bupati untuk memberikan beasiswa bagi warga desa terpencil yang berminat menjadi bidan desa memberi peluang yang besar dalam mengatasi kekurangan bidan.

BAB III

ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan

Permasalahan-permasalahan pelayanan pada Dinas Kesehatan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.1. Pelayanan Administrasi Perkantoran belum effisien. Untuk menyusun sebuah dokumen perencanaan memerlukan waktu yang relatif lama kadang - kadang melampaui batas deadline yang diberikan atasan. Ini membuktikan rendahnya kemampuan manajemen dari sebagian besar pejabat structural. Belum ada pejabat structural yang pernah memperoleh pendidikan dan pelatihan (diklat) khusus dalam bidang perencanaan. Disamping itu pembuatan laporan keuangan sering mengharuskan kerja lembur sampai malam hari karena factor kurangnya pengetahuan dan ketrampilan bendahara dalam membuat laporan yang benar. Selain itu kesadaran terhadap pentingnya penyimpanan arsip belum dihayati penuh, akibatnya sistim filing dan pengarsipan tidak optimal sehingga data data tidak tersimpan dengan baik. Laporan tahunan dan pembuatan profil sangat menyita waktu karena sulitnya memperoleh data.

2. Gedung perkantoran yang ditempati saat ini belum memadai. Gedung yang ada ditempati bersama Dinas Pertanian dan Peternakan, sehingga terasa sempit untuk jumlah tenaga sebanyak 85 orang. Kantor belum memiliki aliran listrik dari PLN sebagai alternative digunakan sebuah genset yang kadang kadang rusak yang berakibat terhentinya sebagian tugas tugas penting dan pada gilirannya mengganggu pekerjaan karena belum adanya cadangan genset. Selain itu Kantor Dinas Kesehatan belum memiliki aliran air bersih PDAM sehingga untuk kebutuhan air dilakukan pembelian air dari mobil tanki. Gedung kantor juga belum memiliki Aula yang representative untuk pertemuan dengan seluruh pegawai akibatnya bimbingan/arahan dari atasan tidak berjalan optimal

3. Fasilitas perkantoran untuk aparatur masih kurang. Sejatinya setiap pegawai memiliki sebuah computer untuk memudahkan pekerjaan mereka. Setiap pejabat structural seharusnya memiliki sebuah laptop agar memudahkan mereka dalam mempersiapkan presentasi/expose ketika mereka diminta untuk menjadi narasumber/pembicara pada waktu melakukan bimbingan teknis dan pelatihan bagi Puskesmas. 4. Sistim informasi kesehatan berbasis Informasi Teknologi (internet online) dari seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan belum berjalan karena tidak adanya alokasi dana yang memadai5. Belum tersosialisasinya dengan baik Program Pelayanan Jamkesda/Operasi Caesar sehingga masih ada masyarakat yang belum mengetahui prosedur pelayanan Jamkesda hal ini dipengaruhi oleh factor tidak tersedianya dana sosialisasi. Disamping itu alokasi dana untuk promosi kesehatan sangat terbatas untuk pembuatan media informasi.

6. Masih ada Polindes/poskesdes yang belum berfungsi secara optimal karena factor masih kurangnya tenaga bidan .7. Kualitas Pelayanan Kesehatan masih rendah. Diagnosa penyakit belum didukung oleh pemeriksaan penunjang karena belum semua Puskesmas memiliki sarana laboratorium yang memadai. Puskesmas belum membuat Standard Pelayanan Medis, Standard Formularium obat dan Standard Operation Procedures. Belum adanya Puskesmas yang memiliki setifikat ISO.3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Memperhatikan visi Kabupaten Tanah bumbu yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu yaitu Terwujudnya Tanah Bumbu menjadi pusat pelabuhan, perdagangan dan kota wisata terbesar di pulau Kalimantan berdasarkan ekonomi kerakyatan menuju Tanah bumbu maju, unggul, mandiri, sejahtera, aman, religious, berahlak mulia dan berintelektual tinggi. dan Misi Kabupaten Tanah Bumbu seperti yang tercantum pada poin ke lima yaitu Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing dengan peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau maka untuk medukung terwujudnya Visi dan Misi tersebut Dinas kesehatan menyusun Visinya yaitu Masyarakat Tanah Bumbu yang sehat, merata dan berkeadilanUntuk mewujudkan visi tersebut Dinas kesehatan mempunyai 17 (tujuh belas) kewenangan wajib yang harus di lakukan yaitu :1. Program Pelayanan administrasi kesehatan.2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat7. Program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Penyakit tidak Menular8. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

9. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin10. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur12. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur13. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan14. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia16. Program Pengawasan dan Pengendalian kesehatan makanan17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak3.3. Telaahan Renstra Kementrian dan Renstra Propinsi/KabupatenFaktor penghambat : Pembiayaan Ketersediaan tenaga dan pendistribusiannya Penyediaan sarana dan prasarana. Ketersediaan obat dan perbekalan belum memadai target setara dengan 2 $ US Penyediaan alat kesehatanFaktor pendorong : Adanya otonomi daerah Komitmen kepala Dinas Kesehatan beserta staf cukup tinggi Komitmen Pemerintah daerah terhadap Pembangunan Kesehatan cukup tinggi3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis

3.4.1. Gambaran pelayanan Dinas Kesehatan1. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.Sebelum diluncurkannya program sectio caesar gratis dan pelayanan berobat gratis secara penuh khususnya bagi penduduk miskin dan kurang mampu di Kabupaten Tanah Bumbu akses terhadap Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk kasus kasus yang memerlukan tindakan operatif masih belum mencapai angka 100%. Namun pada tahun 2011 setelah dialokasikannya dana sebesar 10 Milyar melalui Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi pasien kurang mampu yang didalamnya terdapat kegiatan operasi sectio caesar dan pelayanan tindakan operasi kebidanan /kandungan gratis maka 100% penduduk miskin dan masyarakat yang tidak mampu telah mendapat Jaminan pelayanan kesehatan Cuma Cuma dari pemerintah kabupaten Tanah Bumbu dengan persyaratan administrasi yang sederhana, transparan dan akuntabel. Kegiatan ini adalah produk unggulan Dinas Kesehatan yang sangat didukung oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu. Diharapkan kedepan program ini menjadi sustainaible sehingga memudahkan terwujudnya jaminan kesehatan yang bersifat menyeluruh (Universal Coverage) karena menunjang program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan dana yang bersumber dari APBN dan Jaminan Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Jamkesprov) yang sumber dananya dari APBD IMemang jumlah tenaga strategis seperti dokter dan bidan belum memenuhi rasio keperluan tenaga seperti yang disebutkan pada point 2.2.1 Bab.II, namun hal itu diatasi dengan semakin membaiknya infrastruktur jalan pedesaan kekota yang memberikan kontribusi kepada akses pelayanan kesehatan karena memudahkan transportasi ke sarana kesehatan yang terdekat. Kelemahan yang ada dan sangat dirasakan dalam pelaksanaan Program ini adalah belum disosialisasikannya secara menyeluruh kepada masyarakat karena tidak dianggarkannya didalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran tahun 2011 hal ini menunjukkan adanya kelemahan perencanaan sehingga perlu direspons dengan pemberian pendidikan dan pelatihan bagi pengelola Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Diharapkan dalam APBD Perubahan hal ini bisa teratasi. Kendala lain adalah biaya non kesehatan yang kadang kadang di tuntut oleh masyarakat kepada Pengelola Jamkesda. Pendamping keluarga kesulitan dana untuk biaya makan dijalan dan selama mendampingi keluarganya berobat dan transport lokal ketika mendampingi keluarganya bahkan biaya sehari hari bagi keluarga yang ditinggalkan mereka masih kesulitan.2. Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak.Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu memperlihatkan gambaran yang sangat menggembirakan terlihat dari capaian kinerja pada semester pertama tahun 2011 yaitu sebesar 57,30% sedang target untuk tahun 2015 adalah 95%. Disamping itu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan professional juga cukup menggembirakan karena telah mencapai target 47,70% pada semester yang sama dari target 90% pada tahun 2015.3. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.Ketersediaan jenis obat esensial generic disarana pelayanan kesehatan pada saat ini telah mencapai 95% dari target 100%. Namun ketersediaan volume jenis obat essensial generic masih pada kisaran 43%. Hal ini disebabkan karena Anggaran Obat dari APBD Kabupaten Tanah Bumbu untuk Pelayanan Kesehatan Dasar baru mencapai Rp.7.853.- perkapita pada tahun 2011, dengan target berdasarkan rujukan dari WHO setara dengan US $ 2.- perkapita atau Rp.18.000.-/kapita pada tahun 2015. Karena belum terpenuhinya obat perkapita, maka distribusi obat ke Puskesmas belum menggembirakan sehingga masyarakat perlu secara mandiri bagi yang mampu untuk membeli sendiri obatnya, berdasarkan hal ini maka Dinas Kesehatan perlu melakukan pengawasan obat pada Apotek dan Toko Obat untuk melindungi konsumen dan menjamin adanya peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan.Pengadaan Obat Generic, Obat Essensial dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar, Obat Program dan Bahan Alat Kesehatan Habis Pakai secara bertahap akan ditingkatkan sampai mencapai target Rp.18.000.- per kapita.

4. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.Saat ini Jumlah Puskesmas Perawatan ada sebanyak 4 buah yaitu Puskesmas Pagatan, Lasung, Puskesmas Satui dan Simpang Empat. Yang melaksanakan Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Dasar (PONED) baru 3 buah yaitu Puskesmas Pagatan, Satui dan Simpang Empat Target untuk tahun 2015 adalah 4 buah atau sebesar 75% dari target 70% pada tahun 2015. Untuk mencapai angka 100% pada tahun depan perlu dilakukan pelatihan teknis untuk dokter umum tentang PONED sedangkan untuk tenaga bidan yang telah dilatih sudah tersedia di Puskesmas Lasung.

Jumlah Poskesdes dengan tenaga Bidan baru mencapai 82 desa dari total 135 desa. Poskesdes yang aktif mendukung pelaksanaan Desa Siaga baru mencapai 55 buah atau 67% dari total Poskesdes yang ada. Kedepan masih perlu mengisi kekosongan desa dengan bidan sebanyak 53 orang. Bila dilihat rasio kebutuhan bidan dibanding jumlah penduduk maka Kabupaten Tanah Bumbu masih memerlukan bidan sebanyak 84 orang sementara bila melihat kebutuhan riel berdasarkan konsep wilayah hanya 53 orang.

Posyandu Mandiri yang ada pada tahun 2010 baru mencapai 8 buah atau 4,5 % dari 176 Posyandu yang ada tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Bumbu sehingga upaya peningkatan kualitas Posyandu menjadi Posyandu Mandiri perlu lebih digiatkan. Peningkatan Posyandu menjadi mandiri tidak lepas dari adanya ketersediaan dana dan tenaga bidan. Pada tahun 2011 Penyediaan Biaya operasional dan pemeliharaan untuk kegiatan posyandu, lokakarya mini dan cakupan immunisasi di Puskesmas masih dirasakan belum mencukupi.5. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.Saat ini belum ada tenaga yang pernah dilatih khususnya untuk Perencanaan sehingga dirasakan hubungan antar sekuen perencanaan belum berjalan optimal sehingga terjadi pemborosan waktu ketika dilakukan proses penyusunan perencanaan seperti pada saat pembuatan RKA.6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat.Pada Tahun 2009 ditemukan Gizi Buruk sebanyak 8 orang dan Tahun 2010 Gizi Buruk Masih ditemukan sebanyak 7 orang sedang Gizi Kurang sebesar 11,6%. Pada Umumnya Gizi buruk dan Gizi Kurang ditemukan pada keluarga Miskin dan Kurang Mampu. Pemberian Vit A pada tahun 2010 sebesar 70% masih belum mencapai target sebesar 80% pada anak balita usia 6 59 bulan. Pemberian Fe tablet besi kepada ibu hamil juga masih rendah sebesar 65% dari target 80%. Keadaan Gizi pada ibu hamil masih perlu terus ditingkatkan karena masih tingginya bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 87 bayi tahun 2010 di Kabupaten Tanah Bumbu. Kedepan perbaikan gizi perlu difocuskan pada kelompok sasaran ibu hamil dan anak usia 2 tahun mengingat dampaknya terhadap tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas generasi yang akan datang (Bank Dunia, 2006) Cakupan penanganan masalah gizi masyarakat terutama pada kelompok masyarakat miskin dan kurang mampu dan pada kasus kasus gizi buruk telah ditangani semuanya (8 kasus) atau 100%.

7. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Masih rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dikalangan masyarakat. Tahun ini telah terjadi wabah diare di wilayah kerja Puskesmas Satui akibat mengkomsumsi air yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Perilaku merokok yang semakin meburuk dengan makin mudanya usia awal merokok. Semakin menurunnya pemberian ASI eksklusif yang disebabkan oleh pemberian susu formula gratis pada saat ibu melahirkan. Masih rendahnya akses masyarakat terhadap informasi kesehatan baik melalui, brosur, leaflet, banner, baliho dan media informasi lainnya.

8. Program Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Menular,Kabupaten Tanah Bumbu adalah daerah endemis untuk penyakit yang bersumber binatang (Nyamuk) antara lain, malaria, DBD, dan Filariasis sehingga diperlukan kegiatan Penyemprotan Sarang Nyamuk. Angka Kesakitan malaria untuk setiap 1000 penduduk cukup tinggi yaitu 8 orang sedang target untuk 2015 adalah 5 per 1000 penduduk. Angka Kesakitan demam berdarah adalah 38 orang tahun 2010 target 2015 adalah 2 orang. Saat ini tercatat sebanyak 58 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tanah Bumbu. Prevalensi ini merupakan angka yang tertinggi untuk Provinsi Kalimantan Selatan. 100% dari mereka telah diobati dengan ART dari target 100% tahun 2015.9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu menempati gedung yang masih digabung dengan Dinas Pertanian dan Peternakan sehingga terkesan ruangannya sempit dan tidak adanya ruang rapat/aula yang memadai disamping itu Dinas Kesehatan belum memiliki listrik sehingga fasilitas kantor yang memerlukan arus listrik seperti Computer, Printer dan Faximile sangat tergantung pada Genset.

Kendaraan Dinas Roda 4 sebagian besar sudah rusak berat sedang biaya pemeliharaan tidak mencukupi. Tiga buah mobil Puskesmas Keliling sudah tidak layak pakai, sementara 2 buah lainnya sering mengalami kerusakan yang menghambat tugas tugas pelayanan. Saat ini masih ada dua Puskesmas yang belum memiliki mobil puskesmas keliling (Puskesmas Teluk Kepayang dan Puskesmas Pulau Tanjung ).10. Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas.

Sebagian besar gedung Puskesmas dan Jaringannya dalam keadaan rusak sedang sampai berat yang memerlukan perbaikan. 3 buah Puskesmas yang memerlukan rehabilitasi sedang masing masing Puskesmas Perawatan Satui, Puskesmas Sebamban II dan Puskesmas perawatan Simpang Empat. 2 Puskesmas lainnya memerlukan rehabilitasi berat masing masing Puskesmas Sebamban I dan Puskesmas Batulicin I, dan 3 Puskesmas lainnya perlu direnovasi yaitu Puskesmas Batulicin, Puskesmas Perawatan Lasung dan Puskesmas Perawatan Pagatan

Mobil Puskesmas Keliling sebagian dalam keadaan rusak. 4 buah sudah perlu diremajakan, 2 buah rusak berat memerlukan perbaikan berat, 2 buah lainnya memerlukan perbaikan sedang.

Alat Kesehatan yang ada di Puskesmas juga belum memadai. 10 buah Puskesmas belum memiliki sarana laboratorium yang lengkap. 4 buah Puskesmas Perawatan belum memiliki EKG, Alat kesehatan untuk perawatan dan alat kesehatan Gawat Darurat.

11. Program Pelayanan Kesehatan Anak Balita.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita masih jauh dari yang diharapkan hanya sebesar 27,63% dari target 78% pada tahun 2010. Target tahun 2015 adalah 85%. Hal ini disebabkan karena anggaran kesehatan untuk menangani kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita belum teralokasi dengan memadai. 12. Program Pengembangan Lingkungan Sehat.

Di kabupaten ini masih sering terjadi wabah diare akibat meminum air yang tidak memenuhi syarat syarat kesehatan. Pada tahun 2010 persentase keluarga yang menggunakan air bersih baru mencapai 51,06% dari target 62% pada tahun yang sama. Sedang Target Nasional adalah sebesar 67%.

Masih banyaknya rumah tangga yang memelihara unggas atau ternak dalam lingkungan rumah yang tidak terpisah menyebabkan mudahnya timbul penyakit karena lingkungan rumah yang tidak sehat. Banyak penyakit menular yang timbul akibat factor lingkungan yang tidak sehat, seperti Demam Berdarah, Malaria, Infeksi Saluran Pernafasan dan Filariasis.13. Program Pengawasan Kesehatan MakananMasih ditemukan adanya makanan yang dijual terutama makanan jajanan yang mengandung Zat Pewarna dan Bahan Pengawet yang membahayakan kesehatan. Banyaknya usaha industri rumah tangga yang bergerak dibidang makanan pangan yang belum mempunyai Sertifikat Penyuluh Keamanan Pangan. Hal ini memerlukan adanya peningkatan pengawasan dari Dinas kesehatan.

14. Program Pelayanan Kesehatan Lansia.

Salah satu focus program kesehatan kementerian adalah penanganan lanjut usia. Pelaksanaan Program ini pada Dinas Kesehatan kabupaten Tanah Bumbu belum optimal karena minimnya dana untuk kegiatan ini.

15. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan. Program ini belum terlaksana sampai saat ini.

3.4.2. Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian/Renstra Dinas Kesehatan ProvinsiSasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010 2014. Yaitu :

a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi manyarakat dengan :1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70.7 tahun menjadi 72 tahun;2. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup;3. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup4. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 100 kelahiran hidup;5. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36.8 persen menjadi kurang dari 32 persen;6. Persentasi ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) sebesar 90%;7. Persentasi Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%;8. Persentasi RS Kab/kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%;9. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%;b. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:

1. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk;

2. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk;

3. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi dibawah 0,5%;

4. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80% menjadi 90%;

5. Persentasi desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%;

6. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk.

c. Meningkatnya penyediaan anggaran public untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risisko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh, terutama penduduk miskin.

d. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70%.

e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di daerah tertinggal,terpencil,perbatasan dan kepulauan (DTPK).

f. Melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.

g. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).Sasaran jangka menengah Renstra SKPD Provinsi mengacu pada sasaran jangka menengah Renstra Kementerian dengan lebih menfocuskan pada 2 hal utama yaitu:1. Peningkatan Index Pembangunan Manusia yang menekankan pencapaian target Umur harapan Hidup menjadi 72 tahun pada tahun 2015. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka kematian Bayi serta peningkatan Status Gizi Masyarakat.

2. Peningkatan Pembiayaan Kesehatan untuk Jaminan Kesehatan Provinsi (Jamkesprov) Kalimantan Selatan. Kegiatan ini menjadi prioritas untuk meningkatkan akses pemanfaan sarana kesehatan dan menunjang sistim rujukan pasien, disamping itu menopang standarisasi pelayanan kesehatan karena adanya kendali biaya dan kendali mutu. Karena masih terbatasnya dana dibanding jumlah penduduk yang harus dilayani diseluruh kabupaten dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, maka pelaksanaannya dengan sistim sharing pembiayaan antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan proporsi 60% dijamin oleh Pemerintah Provinsi dan 40% dijamin oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

Sasaran jangka menengah Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu mengacu kepada sasaran jangka menengah Renstra Kementrian Kesehatan dan mengacu pada focus Sasaran Jangka Menegah Renstra Provinsi Kalimantan Selatan yaitu :a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi manyarakat dengan :1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 64 tahun pada tahun 2010 menjadi 72 tahun pada tahun 2015;2. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 210 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup;3. Mempertahankan angka kematian bayi dari 8 per 1000 KH pada tahun 2010 dan dibawah 24 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 20154. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 100 kelahiran hidup;5. Persentasi ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih dari 72,86% menjadi sebesar 90% pada tahun 2015.6. Persentasi Puskesmas rawat inap yang mampu PONED dari 75% menjadi sebesar 100% pada tahun 20157. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%;b. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:

1. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk;

2. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk;

3. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi dibawah 0,5%;

4. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80% menjadi 90%;

5. Persentasi desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%;

6. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 pencuduk.

c. Meningkatnya penyediaan anggaran public untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risisko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh, terutama penduduk miskin.

d. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70%.

e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di daerah tertinggal,terpencil,perbatasan dan kepulauan (DTPK).

f. Melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.

g. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).3.4.3. Penentuan Issue Issue Stratregis1. Peningkatan Pelayanan Administrasi Kesehatan2. Obat dan Perbekalan Kesehatan3. Upaya Kesehatan Masyarakat4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat5. Perbaikan Gizi Masyarakat6. Pengembangan Lingkungan Sehat7. Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular8. Standarisasi Pelayanan Kesehatan9. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin10. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya11. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur12. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur13. Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan14. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia16. Program Pengawasan dan Pengendalian kesehatan makanan17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan AnakBAB IVVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi Dinas Kesehatan

VISIMASYARAKAT TANAH BUMBU YANG SEHAT, MERATA DAN BERKEADILAN.MISIUntuk mencapai masyarakat sehat yang Merata dan Berkeadilan ditempuh melalui misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta pengutamaan pada upaya promotif preventif;3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan;4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu;

5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan

4.2.1. TujuanTerselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna secara merata di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.4.2.2. Sasaran Strategis Kebijakan pembangunan kesehatan periode 5 tahun ke depan (2011-2015) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang terjangkau terutama pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung Visi dan Misi Bupati yang tertuang dalam Visi dan Misi Kabupaten Tanah Bumbu. Sasaran Strategies ini juga selaras dengan Visi dan Misi Provinsi Kalimantan Selatan serta Visi dan Misi Kementerian Kesehatan terutama dalam pencapaian MDGs pada tahun 2015. Titik berat pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu 5 tahun kedepan dilakukan melalui pendekatan promotif dan preventif, peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup menjadi 72,7 pada tahun 2015, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2011-2015, yaitu:

1. Meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat,

dengan :

a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 64 tahun menjadi 72 tahun;

b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 220 per 100.000 kelahiran hidup;

c. Menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi 22 per 1.000 kelahiran hidup;

d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 8 menjadi 5 per 1.000 kelahiran hidup;

e. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) sebesar 90%;

f. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%;g. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 80%.

2. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit menular,

dengan:

a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 50 menjadi 30 per 100.000 penduduk;

b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk;

c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi dibawah 0,5%;

d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80% menjadi 100%;

e. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 90% menjadi 95%;

f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 31 per 100.000 penduduk.4.3. Strategi dan Kebijakan

4.3.1. Strategi

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan. Mendorong kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan; memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan; meningkatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat menerapkan promosi kesehatan yang efektif; dan memobilisasi sector lain untuk sektor kesehatan.

Fokus :

a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

b. Meningkatkan mobilisasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan melalui advokasi, kemitraaan dan peningkatan sumber daya pendukung untuk pengembangan sarana dan prasarana dalam mendukung Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

c. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam system peringatan dini, penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana, serta terjadinya wabah/KLB.

d. Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama pada pemberian ASI eksklusif dan sanitasi.

e. Meningkatkan keterpaduan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dengan kegiatan yang berdampak pada income generating.f. Meningkatkan kerjasama lintas bidang dan lintas program, terutama dengan Dinas Pertanian, Perdagangan, perindustrian, transportasi, pendidikan, agama, kependudukan, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana, ekonomi, dan budaya.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta pada upaya promotif preventif.Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan; memfokuskan pada upaya percepatan pembangunan kesehatan di desa Terpencil dan Sangat Terpencil agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan dan berkurangnya disparitas status kesehatan antar kecamatan; mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat (fisik, mental, sosial) dan mengurangi angka kesakitan; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang kesehatan melalui kajian, penelitian, pengembangan, dan penerapan; menyediakan biaya operasional untuk Puskesmas sehingga mampu melaksanakan pelayanan preventif dan promotif di Puskesmas, menuju inovasi upaya pelayanan kesehatan berkelanjutan, melalui reformasi upaya kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang berdayaguna dan berhasil guna serta berstandar Nasional.Fokus:a. Meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang memenuhi standar bertaraf nasional.

b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di bawah lima tahun dengan memperkuat program yang sudah berjalan seperti posyandu yang memungkinkan imunisasi dan vaksinasi massal seperti DPT dapat dilakukan secara efektif sehingga penurunan tingkat kematian bayi dan balita dapat lebih cepat tercapai.

c. Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan, pencegahan penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan TBC.

d. Mengurangi tingkat prevalensi gizi buruk balita dengan memperkuat institusi yang ada seperti Puskesmas dan posyandu.e. Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika dan menjaga kepentingan dan perlindungan masyarakat awam dari malpraktek dokter yang tidak bertanggung jawab.

f. Tersedianya Biaya Operasional Kesehatan untuk percepatan sehingga mempercepat pencapaian MDGs.

g. Meningkatkan pelayanan kesehatan haji, kesehatan kerja, matra dan pengobatan tradisional alternatif.

h. Meningkatkan kesiapan untuk evakuasi, perawatan dan pengobatan masyarakat di daerah korban bencana alam.

i. Meningkatkan kesehatan jiwa melalui penguatan kesehatan jiwa berbasis masyarakat, pelayanan kesehatan jiwa dasar, pelayanan kesehatan jiwa rujukan yang berdasarkan evidence based.j. Peningkatan dan penguatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar antara lain melalui Revitalisasi Puskesmas, Revitalisasi Posyandu, Dokter Keluarga, dan lain-lain.

k. Meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam mengantisipasi pencapaian universal coverage, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, rehabilitasi pasca bencana dan peningkatan pelayanan kesehatan di Desa Terpencil.

l. Meningkatkan sarana pendukung atau penunjang pelayanan kesehatan antara lain melengkapi puskesmas dengan fasilitas laboratorium.m. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan struktur pelayanan yang sesuai dengan kompetensinya, sehingga alur rujukan dari pelayanan primer, sekunder dan tersier dapat terlaksana sesuai dengan proporsi dan kompetensi sehingga dapat berdayaguna dan berhasil guna.

n. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik fisik dan ketenagaan.

o. Meningkatkan utilisasi fasilitas kesehatan, termasuk dengan menjalin kemitraan dengan masyarakat dan swasta.

p. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia dan penduduk di daerah rawan bencana.

3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan.

Peningkatan pembiayaan kesehatan disamping untuk biaya operasional puskesmas dan biaya pembangunan kesehatan lainnya juga lebih difocuskan untuk mendukung penerapan jaminan kesehatan sosial menuju universal coverage; menyusun perencanaan pembiayaan dengan menjamin ketersediaan data, sinkronisasi kebijakan dan alokasi anggaran; menghimpun sumber-sumber dana baik dari pemerintah pusat dan daerah, juga peningkatan peran masyarakat, termasuk swasta untuk menjamin tersedianya pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang cukup, utamanya dalam menjalankan upaya preventif dan promotif dan terlaksananya program-program unggulan. Fokus:a. Menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Daerah baik dari segi kualitas pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, dan penataan administrasi yang transparan dan bersih. Meningkatkan cakupan melalui Jamkesda yang diperluas secara bertahap untuk seluruh masyarakat Tanah Bumbu

b. Mendorong tercapainya kebijakan pembiayaan yang mencukupi, merata, tepat waktu, berdaya guna dan berhasil guna.

4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.Pemenuhan SDM kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara efektif sesuai dengan kepentingan masyarakat secara adil, mengedepankan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang berkualitas dan berdaya saing dengan lebih memantapkan Sistem mutu (upaya, pengawasan, audit), Standarisasi, dan sertifikasi; serta mempermudah akses SDM kesehatan terhadap pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan; mengembangkan kode etik profesi serta meningkatkan pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan yang diiringi dengan upaya mensejahterakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme SDM Kesehatan.Fokus:

a. Kesejahteraan dan insentif bagi tenaga medis dan paramedis khususnya yang bertugas di daerah terpencil belum memadai. Insentif yang ada akan disempurnakan dan pengembangan karir bagi tenaga kesehatan perlu ditingkatkan sehingga penyebaran tenaga kesehatan dapat merata.

b. Penguatan peraturan perundangan (Perda dan Perbup maupun Keputusan Bupati) dalam aspek standarisasi, akreditasi, sertifikasi kompetensi dan lisensi SDM kesehatan, serta penerapannya dalam praktek kedokteran dan profesi kesehatan lainnya.

c. Peningkatan kerjasama antara institusi pendidikan tenaga kesehatan dengan Dinas Kesehatan dan organisasi profesi.

d. Meningkatkan perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan sumber daya manusia kesehatan.5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat melalui peningkatan akses obat bagi masyarakat luas serta pemberian dukungan untuk pengembangan obat traditional yang teruju secara ilmiah; penggunaan obat yang rasional dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu; utamanya pada Obat Esensial Generik; meningkatkan koordinasi dalam pengawasan terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan untuk menjamin keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu dalam rangka perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.Fokus:a. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik.

b. Meningkatkan penggunaan obat rasional.

c. Meningkatkan keamanan, khasiat dan mutu obat dan makanan yang beredar.

d. Meningkatkan kualitas sarana produksi, distribusi dan sarana pelayanan kefarmasian.

e. Meningkatkan pelayanan kefarmasian yang bermutu.

f. Penyusunan standar dan pedoman pengawasan obat dan makanan dan peningkatan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi obat dan makanan.6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya guna dan berhasil guna untuk memantapkan kesehatan yang bertanggungjawab.Meningkatkan manajemen kesehatan dengan fokus pada pembenahan perencanaan dan pembiayaan dengan dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir; penerapan kebijakan pembangunan kesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat; mengurangi disparitas status kesehatan antar kecamatan; melaksanakan good governance termasuk akuntabilitas pembangunan dan mengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien.Fokus:

a. Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah/KLB dan cara menghindari terjadinya kepanikan serta jatuhnya korban lebih banyak.b. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen kesehatan yang modern dan terjamin.

c. Meningkatkan produk hukum yang akan mendukung penyelenggaraan pelaksanaan pelayanan kesehatan.

d. Mengembangkan standar prosedur operasional yang mendukung implementasi Administrasi Pelayananan Kesehatan dan Standarisasi Pelayanan kesehatane. Melaksanakan Sistim Informasi Kesehatan yang berbasis Informasi Teknologi (internet online) BAB VRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI

INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGAJU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kab. Tanah Bumbu 2011-2015Page 47