renstra dinkes 2014-2017

78
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013 – 2017 Nomor : 1324 Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013

Upload: dwi-aprilizia

Post on 15-Nov-2015

182 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

rencana strategi dinkes 2014-2017

TRANSCRIPT

  • RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA

    TAHUN 2013 2017 Nomor : 1324 Tahun 2013

    Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

    Tahun 2013

  • KATA PENGANTAR

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 8

    tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa SKPD menyiapkan

    Rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta menetapkan Renstra SKPD setelah

    disesuaikan dengan RPJMD 2013-2017, oleh karena itu setiap SKPD berkewajiban

    untuk menyusun Renstra SKPD.

    Sesuai dengan alinea pertama maka dengan ini Dinas Kesehatan Provinsi DKI

    Jakarta menyampaikan Rancangan Akhirl Rencana Strategis Tahun 2013 2017

    sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemda Provinsi DKI Jakarta

    yang memuat Visi, Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

    Demikian kami sampaikan atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.

    Jakarta, 15 Mei 2013

    KEPALA DINAS KESEHATAN

    PROVINSI DKI JAKARTA

    Dr.DIEN EMAWATI, M.Kes. NIP 195802271984102003

  • DAFTAR ISI

    Kata Pengantar .......................................................................................................... i

    Keputusan Gubernur Nomor 1081 tentang Pengesahan Renstra.............................. ii

    Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 2209 Tahun 2013 ................................. iii

    Daftar Isi ..................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN :

    1.1. Latar Belakang, 1

    1.2. Landasan Hukum, .. 2

    1.3. Maksud dan Tujuan, . 9

    1.4. Sistematika Penulisan, .. 9

    Bab II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

    1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, .. 11

    1.2. Sumber Daya SKPD, 14

    1.3. Kinerja Pelayanan SKPD, .. 20

    1.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD,.. 32

    Bab III ISU-ISU STRATEGIS BERDSARKAN TUGAS DAN FUNGSI

    1.1. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan

    Wakil Kepala Daerah Terpilih, . 34

    1.2. Telaahan Renstra K/L, 36

    1.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

    Hidup Strategis, 40

    1.4. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, 44

    1.5. Penentuan Isu-isu Strategis, .. 52

    Bab IV.VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

    1.1. Visi dan Misi SKPD,. 54

    1.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, 55

    1.3. Strategi dan Kebijakan SKPD, . 58

    Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA ,

    KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 62

    Bab VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

    DAN SASARAN RPJMD .. 65

    Bab VII KAIDAH PELAKSANAAN......................................................................... 67

  • Renstra Dinkes 2013-2017 Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

    Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah, perencanaan pembangunan daerah merupakan satu

    kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan

    pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran

    dan kewenangannya, berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-

    masing daerah sesuai dinamika pembangunan.

    Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan

    dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-

    Undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah mengamanatkan kepada Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD)

    untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra), dengan koordinasi Badan

    Perencanaan Pembangunan daerah.

    Dokumen Rencana Strategis (Renstra) berpedoman kepada Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), mengacu kepada

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta dengan

    memperhatikan RPJM Nasional.

    Berdasarkan hal tersebut maka Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan

    Provinsi DKI Jakarta yang disingkat dengan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi

    DKI Jakarta disusun untuk periode lima tahun, yaitu tahun 2013 2017.

    Rencana Strategis merupakan dokumen yang berisikan hasil pemikiran dan

    komitmen bersama dari segenap karyawan Dinas Kesehatan Provinsi DKI

    Jakarta melalui Lokakarya Jajaran Kesehatan yaitu Dinas Kesehatan,

    RSUD/RSKD, Sudinkes, UPT dan Puskesmas dengan berbasiskan data yang

    akurat berupa evaluasi kinerja, baik aspek kinerja layanan, keuangan, SDM,

    dan aspek lainnya yang relevan dan dianggap penting, dengan menggunakan

    asumsi-asumsi, analisis, serta pendekatan metodologi yang tepat yang

    digunakan dalam perumusan penyusunan dokumen. Dari keseluruhan proses

    tersebut menghasilkan dokumen rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi

    DKI Jakarta yang memuat ; Visi, Misi, Kajian Lingkungan Internal, Kajian

    Lingkungan Eksternal, Isu-isu strategis, Tahap Perencanaan berupa:

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 2

    Penyusunan rencana operasional berisi Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi,

    Pencapaian sasaran, berupa Program dan Anggaran (Programming and

    Budgeting), Tahap pelaksanaan serta Tahap pengendalian.

    Penyusunan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

    dirumuskan dengan memperhatikan beberapa pendekatan sebagai berikut :

    a) Transparan yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

    memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

    penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas

    hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

    b) Responsif yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan

    perubahan yang terjadi.

    c) Efisien yaitu pencapaian keluaran tertentu dengan masukan terendah atau

    masukan terendah dengan keluaran maksimal.

    d) Efektif merupakan kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang

    dimiliki, dengan cara atau proses yang paling optimal.

    e) Akuntabel yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari renstra bisnis harus

    dapat dipertanggungjawabkan.

    f) Partisipatif melibatkan seluruh bagian/bidang dalam setiap proses tahapan

    perencanaan.

    g) Terukur adalah penetapan target kinerja yang akan dicapai dan cara-cara

    untuk mencapainya.

    .

    1.2 Landasan Hukum

    Dasar hukum penyusunan Renstra Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencakup:

    1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang

    Wabah Penyakit Menular;

    2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang

    Perlindungan Konsumen;

    3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara;

    4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara;

    5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 3

    Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

    6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

    7. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang

    Praktik Kedokteran;

    8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

    dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008;

    9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

    Daerah;

    10. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang

    Sistem Jaminan Sosial Nasional;

    11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

    12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana;

    13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang

    Penataan Ruang;

    14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007 tentang

    Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota

    Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4744);

    15. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang

    Keterbukaan Informasi Publik;

    16. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

    Pelayanan Publik;

    17. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan;

    18. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

    Rumah Sakit ;

    19. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang

    Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 4

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan

    Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis

    Kemerdekaan beserta keluarganya;

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

    Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

    23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

    Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4578);

    24. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan

    Keuangan Badan Layanan Umum;

    25. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan

    Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

    26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

    dan Kinerja Instansi Pemerintah;

    27. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

    28. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

    Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

    29. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

    30. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Pemerintah Daerah;

    31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang

    Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

    32. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    33. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 5

    Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

    34. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

    Kefarmasian;

    35. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

    Nasional;

    36. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air

    Susu Ibu Ekslusif:

    37. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor

    48 Tahun 2008, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 27 Tahun

    2008, dan Menteri Kesehatan Nomor 1177 Tahun 2008 Tentang

    Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat

    Kerja;

    38. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237 Tahun 1997 Tentang

    Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu;

    39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 406 Tahun 2009 Tentang

    Kesehatan Jiwa Komunitas;

    40. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013

    Tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau

    Memerah Air Susu Ibu;

    41. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450 Tahun 2004 Tentang

    Pemberian Air Susu Ibu Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia;

    42. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101/2012 tentang Penerima Bantuan

    Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan;

    43. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan

    Kesehatan (Jamkes);

    44. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diatur beberapa kali,

    diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

    2011;

    45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

    Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    46. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 741/MENKES/PER/VII/2008

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 6

    tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

    47. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar

    Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

    48. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 330 / Menkes/SK/V/2009 tentang

    Peningkatan Kelas RS Jiwa Duren Sawit milik Pemda DKI Jakarta;

    49. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional Nomor :

    07/XII/SKB/2010, Menteri Kesehatan Nomor : 1962/Menkes/PB/XII/2010,

    Menteri Dalam Negeri Nomor : 423-1072 Tahun 2010 tentang

    Pengelolaan Institusi Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan Milik

    Pemerintah Daerah;

    50. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.01/I/II/4/01542/2011

    tentang Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan Pendidikan Akademi

    Keperawatan Jayakarta di Provinsi DKI Jakarta;

    51. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/20/SJ/2005 tentang

    Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah;

    52. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang

    Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

    53. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    Tahun 2008 Nomor 5);

    54. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Penyakit

    Demam Berdarah Dengue;

    55. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan HIV

    AIDS di DKI Jakarta;

    56. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10

    Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

    57. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan

    Daerah Provinsi DKI Jakarta;

    58. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2011 tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Terpadu;

    59. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta;

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 7

    60. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 tahun 2013 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi DKI Jakarta

    Tahun 2013-2017;

    61. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 71 Tahun 2009 Tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit

    Tarakan;

    62. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 72 Tahun 2009 Tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit

    Pasar Rebo;

    63. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 73 tahun 2009 tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih;

    64. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 74 Tahun 2009 Tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Koja;

    65. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 117 tahun 2009 tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng;

    66. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 121 tahun 2009 tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit;

    67. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan;

    68. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 71 Tahun 2010 Tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai Provinsi

    DKI Jakarta;

    69. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 139 Tahun 2010

    Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Laboratorium Kesehatan Daerah

    Pegawai Provinsi DKI Jakarta;

    70. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 144 Tahun 2010

    Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ambulans Gawat Darurat Provinsi

    DKI Jakarta;

    71. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2011 Tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Kepulauan Seribu;

    72. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 15 Tahun 2011 Tentang

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Penyelenggara Jaminan

    Pemeliharaan Kesehatan Daerah;

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 8

    73. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 65 Tahun 2011 Tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Akademi Keperawatan Jayakarta;

    74. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 35

    Tahun 2011 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri

    Sipil Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

    75. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 3 tahun 2012 tentang

    Retribusi Daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;

    76. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 42 Tahun 2012 Tentang

    Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Pasar Minggu Jakarta Selatan;

    77. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 117 tahun 2012 tentang

    Tarif Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus

    Daerah Provinsi DKI Jakarta;

    78. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Nomor 375/2012

    tentang Penetapan Akademi Keperawatan Jayakarta sebagai Unit Kerja

    Dinas Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Dana

    Layanan Umum Daerah secara penuh;

    79. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2013 tentang

    Perubahan Peraturan Gubernur Nomor 187 tahun 2012 tentang

    Pembebasan Biaya Layanan Kesehatan;

    80. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 174 tahun 2012

    Pedoman Pemberian Remunerasi bagi pegawai RSUD dan RS Khusus

    Daerah;

    81. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 154 tahun 2010 tentang

    Eliminasi Malaria di Provinsi DKI Jakarta;

    82. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 29

    Tahun 2009 Tentang Tatacara Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran;

    83. Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 112 Tahun 2012 tentang

    Penyediaan Ruang Laktasi/Menyusui di Gedung Balai Kota dan Walikota;

    84. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 435 Tahun 2008 Tentang

    Pemberian ASI secara dini (Inisiasi Menyusui Dini) bagi Ibu Melahirkan di

    Provinsi DKI Jakarta.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 9

    1.3 Maksud dan Tujuan

    1.3.1 Maksud

    Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 2017

    dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan yang berisi arah kebijakan,

    program, kegiatan, dan tolok ukur kinerja kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi

    DKI Jakarta beserta jajarannya dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan

    organisasi dan mendukung capaian visi misi Daerah.

    1.3.2 Tujuan

    Tujuan penyusunan perencanaan strategis ini adalah:

    1) Memberikan pedoman dalam penyusunan rencana kerja tahunan;

    2) Melaksanakan pembagian tugas dan kewenangan yang jelas pada tingkat

    Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, dan tingkat Kecamatan dalam

    penyelenggaraan program pembangunan kesejahtaraan sosial secara

    terencana dan memiliki akuntabilitas;

    3) Memberikan pedoman dan alat dalam hal penetapan dan pengendalian

    kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kesehatan

    Provinsi DKI Jakarta.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun

    2013-2017 ini terdiri dari 7 (tujuh) bagian sesuai dengan Permendagri No 54

    tahun 2010, yaitu:

    BAB I Pendahuluan mencakup : Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud

    dan Tujuan, Sistematika Penulisan

    Bab II Gambaran Pelayanan SKPD mencakup : Tugas, Fungsi, dan

    Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan

    SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

    Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi mencakup :

    Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

    Daerah Terpilih,Telaahan Renstra K/L, Telaahan Rencana Tata

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 10

    Ruang Wilayah, Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan

    Fungsi Pelayanan SKPD dan Penentuan Isu-isu Strategis

    Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan mencakup: Visi dan

    Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi

    dan Kebijakan SKPD

    Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,

    dan Pendanaan Indikatif

    Bab VI Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran

    RPJMD

    Bab VII Kaidah Pelaksanaan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 11

    BAB II

    GAMBARAN PELAYANAN SKPD

    2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

    Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150

    Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, maka Dinas

    Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

    a. Kepala Dinas

    b. Sekretariat, terdiri dari :

    1. Sub Bagian Umum

    2. Sub Bagian Kepegawaian

    3. Sub Bagian Program dan Anggaran

    4. Sub Bagian Keuangan

    c. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :

    1. Seksi Kesehatan Keluarga

    2. Seksi Promosi dan Informasi Kesehatan

    3. Seksi Gizi dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat

    d. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :

    1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Komunitas

    2. Seksi Pelayanan Kesehatan Keahlian dan Tradisional

    3. Seksi Gawat Darurat dan Bencana

    e. Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari :

    1. Seksi Tenaga Kesehatan

    2. Seksi Standarisasi Mutu Kesehatan

    3. Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman

    f. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, terdiri dari :

    1. Seksi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular

    2. Seksi Wabah dan Surveilans

    3. Seksi Kesehatan Lingkungan

    g. Suku Dinas Kesehatan

    h. Unit Pelaksana Teknis

    i. Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 12

    j. Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan

    k. Kelompok Jabatan Fungsional

    Selanjutnya untuk menyelenggarakan tugas sebagai unsur pelaksana

    otonomi daerah di bidang kesehatan di Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai

    tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan urusan

    kesehatan, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut :

    1. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas

    Kesehatan

    2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan kesehatan

    3. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, kesehatan

    perseorangan, rujukan, khusus, tradisional dan keahlian

    4. Pembinaan dan pengembangan kesehatan lingkungan, kesehatan

    masyarakat, kesehatan perseorangan, rujukan, khusus, tradisional dan

    keahlian

    5. Penanggulangan kegawatdaruratan, bencana dan kejadian luar biasa

    berkoordinasi dengan pihak terkait

    6. Pencegahan, pemberantasan dan / atau pengendalian penyakit menular dan

    penyakit tidak menular

    7. Pembinaan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian

    8. Pembinaan, pengembangan dan pendayagunaan tenaga fungsional

    kesehatan dan satuan pendidikan kesehatan

    9. Penyelenggaraan jaminan kesehatan daerah

    10. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standarisasi dan /

    atau perizinan di bidang kesehatan

    11. Penyelenggaraan surveilans kesehatan

    12. Pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan

    kesehatan masyarakat

    13. Pengelolaan sistem informasi kesehatan

    14. Penegakan peraturan perundang undangan di bidang kesehatan

    15. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan

    pertanggungjawaban penerimaan retribusi

    16. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan

    prasarana dan sarana kesehatan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 13

    17. Pemberian dukungan teknis pada masyarakat dan perangkat daerah

    18. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Dinas

    Kesehatan

    19. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi

    Perangkat Daerah Pasal 130 : RSUD dan RSKD mempunyai hubungan

    koordinasi, kerjasama dan fungsional dengan Dinas Kesehatan dalam rangka

    sistem kesehatan daerah, penanggulangan kejadian luar biasa, teknis

    pelayanan kesehatan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

    Umum Daerah, serta pembinaan dan pengembangan tenaga kesehatan.

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Sistem

    Kesehatan Daerah pasal 24 ayat (1) Penyelenggaraan UKP harus dikendalikan

    oleh Pemerintah DKI Jakarta .

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 14

    Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

    2.2 Sumber Daya SKPD

    Kegiatan pelayanan kesehatan dikelola oleh Dinas Kesehatan, RSUD/RSKD,

    Sudinkes, UPT dan Puskesmas dengan jumlah pegawai sebanyak 5.813 PNS

    dan 6.815 orang Non PNS Dengan rincian sbb. :

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 15

    Tabel 2.2.1. Rekapitulasi Pegawai Dinas Kesehatan

    No.

    Kualifikasi

    Dinas RSUD/RSKD Jml

    Kesehatan & Jajaran

    Ceng.

    B. Asih

    Koja

    P. Rebo

    Tarakan

    D. Sawit

    A. Golongan

    4697 34 278 240 200 230 134 5813

    1. Golongan IV

    598 11 49 39 41 45 26 809

    2. Golongan III 3009 15 122 141 118 138 51 3594

    3. Golongan II 1082 8 107 60 41 47 57 1402

    1. Golongan I

    8 0 0 0 0 0 0 8

    B. Eselon

    4697 34 278 240 200 230 134 5813

    1. Eselon II

    1 1 1 1 1 1 1 7

    2. Eselon III

    17 8 8 8 6 8 8 63

    3. Eselon IV

    146 0 0 0 0 0 0 146

    4. Fungsional

    2431 10 236 197 153 192 119 3338

    2. Pelaksana (Staf)

    2102 15 33 34 40 29 6 2259

    C. Pendidikan

    4697 34 278 240 200 230 134 5813

    1. S3 0 0 0 0 0 0 0 0

    2. S2 171 17 48 43 38 48 29 394

    3. S1 1506 7 27 29 41 30 29 1669

    4. Diploma 1422 10 170 124 96 102 71 1995

    5. SLTA 1598 0 31 42 23 49 5 1748

    6. SLTP 0 0 2 2 1 0 0 5

    7. SD 0 0 0 0 1 1 0 2

    Sumber : Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta, 2012

    Dari 219 jumlah jabatan yang ada, jabatan yang terisi sampai akhir Desember

    2012 sebanyak 219 jabatan. Pejabat yang memenuhi persyaratan sesuai dengan

    kualifikasinya adalah sebagai berikut.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 16

    Tabel 2.2.2. Kesesuaian Persyaratan Jabatan Struktural Pelaksana Urusan Kesehatan

    No SKPD Jumlah Jabatan

    Jabatan yang terisi

    Kesesuaian

    Pendidikan

    Diklatpim

    Pangkat

    1 Eselon II 7 7 7 7 7

    2 Eselon III 65 65 65 14 65

    3 Eselon IV 147 147 147 27 147

    Jumlah 219 219 219 48 219

    Sumber : Dinas Kesehatan Prov , DKI Jakarta, 2012

    Rekapitulasi Kesesuaian Jabatan dengan

    Tingkat Pendidikan : 219 / 219 = 100,00 %

    Diklat Kepemimpinan : 48 / 219 = 21,92 %

    Kepangkatan : 219 / 219 = 100,00 %

    Tabel 2.2.3.

    Kualifikasi Teknis Pegawai Dinas , Sudin, UPT dan Puskesmas

    No Jenis Tenaga Jumlah

    I Fungsional Tertentu

    1 Dokter Spesialis 0

    2 Dokter Umum 389

    3 Dokter Gigi 408

    4 Keperawatan 889

    5 Kefarmasian 87

    6 Kesehatan Masyarakat 5

    7 Gizi 55

    8 Bidan 521

    9 Keterapian Fisik 3

    10 Keteknisan Medis 74

    II Fungsional Umum 2.102

    Total 4.697

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 17

    Jumlah Tabel 2.2.4.Jenis Tenaga berdasarkan PNS dan Non PNS RSUD/RSKD

    JENIS TENAGA

    TARAKAN PS REBO CENGKARENG KOJA BUDHI ASIH

    PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS

    MEDIS 55 54 44 33 12 67 49 22 46 24

    KEPERAWATAN 117 363 98 247 10 342 129 212 156 116

    FARMASI 4 37 1 35 10 38

    KESMAS 4 2 0 0 0 1

    GIZI 2 15 0 2 2 7

    TEKNIS MEDIS 14 43 19 75 0 45 19 27 43 88

    NON KESEHATAN

    31 189 43 238 11 311 31 166 35 145

    227 703 204 593 34 802 240 473 280 373

    Jumlah Tabel 2.2.5. Jenis Tenaga berdasarkan PNS dan Non PNS UPT

    NAMA SKPD PNS NON PNS

    UPT AMBULAN GAWAT DARURAT 11 238

    UPT AKPER JAYAKARTA 23 11

    UPT LABKESDA 25 42

    UPT JAMKESDA 28 68

    UPT PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PEGAWAI

    108 41

    RSUD KEP SERIBU 6 4

    RSUD PASAR MINGGU 6 4

    44 PUSKESMAS KECAMATAN 3721 3463

    JUMLAH 3928 3871

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 18

    c. Sarana dan prasarana yang digunakan

    Tabel 2.2.6. Bidang tanah yang digunakan untuk pelaksanaan

    urusan kesehatan

    Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

    Sarana yang digunakan dalam Urusan Kesehatan tercatat dalam Daftar

    Barang Inventaris. Barang inventaris yang berupa bidang tanah untuk

    urusan kesehatan sebagian besar digunakan untuk bangunan Dinas

    Kesehatan, Suku Dinas Kesehatan, UPT Kesehatan, Rumah Sakit,

    Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan.

    Peruntukan Jumlah Nilai (Rp) Ket

    1) Gedung Dinas Kesehatan 3 79.312.500.000

    2) Gedung Suku Dinas Kesehatan 3 17.548.000.000

    3) Gedung BLUD Laboratorium Kesehatan Daerah

    3 10.730.691.950

    4) Gedung BLUD Akademi Keperawatan (AKPER)

    1 27.282.010.900

    5) Gedung BLUD RS Koja 8 152.667.232.579

    6) Gedung BLUD RS Tarakan 3 107.770.361.001

    7) Gedung BLUD RS Cengkareng 1 70.168.220.768

    8) Gedung BLUD RS Pasar Rebo 1 187.994,121,889

    9) Gedung BLUD RS Budhi Asih 1 103.758.274.527

    10) Gedung BLUD RS Duren Sawit 8 82.441.876.407

    11) Gedung BLUD RSUD Kepulauan Seribu 1 15.038.273.100

    12) Tanah Rumah Sakit Pasar Minggu 1

    13) Gedung BLUD Puskesmas Kecamatan 44 159.261.025.226

    14) Gedung Puskesmas Kelurahan 296 195.872.310.035

    15) Gedung AGD 1 1.824.652.000

    16) Gedung Obat Dinas Kesehatan 1 -

    17) Gedung Obat Suku Dinas Kesehatan 1 6.929.339.922

    18) Gedung Obat Puskesmas Kecamatan 2 442.000.000

    19) Yayasan Kanker Indonesia 1 -

    Jumlah 389 1.085.992.226.686

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 19

    Tabel 2.2.7. Bidang Tanah Yang Digunakan untuk Pelaksana Urusan Kesehata

    FASILITAS JMLH

    PUSKESMAS KECAMATAN 44

    PUSKESMAS RAWAT INAP TEMPAT TIDUR RANAP

    19 218

    PUSKESMAS KELURAHAN 296

    RUMAH SAKIT - RSUD / RSKD 7 (1604 TT) - RS IKS 92 - TT KELAS III 7989

    147

    AGD DINKES 118 51

    PBDS 152

    PBDU / PBDG 248

    LAB KLINIK 175

    Praktik Perorangan DS 8209

    Praktik Perorangan DU 8201

    Praktik Perorangan DGS 1386

    APOTIK 1824

    Tabel 2.2.8. Jumlah ruang pelayanan pasien.

    Kls

    3

    Kls

    2

    Kls

    1

    VIP/

    VVIP

    ICU/

    ICCU

    NICU/

    PICU

    HCU IGD

    RS Tarakan 404 24 22 10 15 14 15 20

    RS Koja 457 18 10 8 6 10 - 34

    RS Budhi

    Asih 260 18 14 8 4 - - 18

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 20

    2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

    2.3.1 Kinerja Pelayanan Berdasarkan Tupoksi

    Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merupakan penjabaran

    Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 2012,

    serta Surat Keputusan Gubernur Nomor 14 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan

    Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi

    DKI Jakarta dan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun

    2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

    Berikut prioritas Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh Dinas

    Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan jajarannya :

    1. Prioritas Urusan

    1) Program Pencapaian dan Penanggulangan Penyakit Menular, antara lain:

    - Antisipasi dan penanggulangan KLB penyakit menular di Provinsi DKI

    Jakarta;

    - Pemantauan penderita malaria import, re and new diseases dan

    neglacted disease ;

    - Surveilence penyakit menular berbasis puskesmas, rumah sakit dan

    laboratorium;

    - Pengendalian penyakit menular Rabies;

    - Penanganan penyakit Tuberculosis;

    RS Duren

    Sawit 137 8 2 1 - - -- 6

    RS

    Cengkareng 182 28 16 11 6 7 - 13

    RS Pasar

    Rebo 139 49 44 2 8 - - 17

    RS Kep.

    1000 15 - - - - - - -

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 21

    - Penyediaan obat penyakit menular (untuk penyakit Tuberculosis, Kusta,

    Infeksi Saluran Pernapasan Atas, DBD, Malaria, Flu Burung dan

    Filariasis);

    - Pemantauan situasi penyakit potensial KLB di Provinsi DKI Jakarta

    selama 12 bulan;

    - Pengendalian dan pemantauan cold chain (terjaganya rantai dingin

    vaksin);

    - Manajemen pengelolaan vaksin ( vaksin meningitis bagi jemaah haji,

    vaksin rutin untuk bayi dan vaksin untuk anak usia sekolah );

    - Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko DBD;

    - Pengobatan, dukungan dan perawatan bagi orang yang hidup dengan

    HIV dan AIDS (ODHA);

    - Monitoring jumlah kasus AIDS ;

    - Pengendalian penyakit pneumonia;

    - Pengendalian penyakit diare.

    2) Program Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi, antara lain:

    - Peningkatan manajemen program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) /

    Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) pada 44 Puskesmas

    Kecamatan dan 6 Suku Dinas Kesehatan;

    - Bimbingan, pengawasan dan pengendalian manajemen program

    kesehatan ibu dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi;

    - Monitoring dan evaluasi program KIBBLA pada 44 Puskesmas

    Kecamatan;

    - Supervisi puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar

    (PONED);

    - Supervisi Rumah Sakit Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi

    Komprehensif (PONEK);

    - Pelatihan kelompok pendukung Ibu;

    - Pertolongan persalinan oleh Bidan/Tenaga Kesehatan yang memiliki

    kompetensi kebidanan;

    - Pelayanan kesehatan pada neonatus (0 - 28 hari) pada kunjungan

    Neonatus;

    - Pelayanan kesehatan pada bayi (29 hari 12 bulan).

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 22

    3) Program Peningkatan Kesehatan Anak Balita, antara lain:

    - Perawatan di Rumah Sakit terhadap seluruh balita gizi buruk;

    - Perawatan pemulihan balita gizi buruk melalui Therapeutic Feeding

    Centre (TFC) / Panti Pemulihan Gizi di Puskesmas;

    - Pemberian kapsul vitamin A untuk anak balita sebanyak 2 kali pada

    bulan Pebruari dan Agustus di seluruh DKI Jakarta;

    - Universal Child Immunization (UCI) pada 267 kelurahan yang ada di

    DKI Jakarta;

    - Imunisasi dasar (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak) bayi lengkap;

    - Peningkatan kapasitas petugas dalam konseling menyusui untuk

    mendukung Kelompok Pendukung Ibu;

    - Pelayanan kesehatan anak balita (12 - 59 bulan) sesuai dengan standar

    - Pelayanan kesehatan anak balita (12 59 bulan) sakit yang berobat ke

    Puskesmas dan mendapat pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit

    (MTBS).

    4) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, antara lain:

    - Pengendalian vektor penyakit;

    - Evaluasi pelaksanaan kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja;

    - Pembinaan kota sehat pada tingkat kelurahan;

    - Pemantauan kualitas air bersih pada 5 wilayah kota;

    - Pembinaan kawasan dilarang merokok di fasilitas kesehatan;

    - Hygiene sanitasi tempat tempat umum;

    - Pengelolaan limbah medis pada fasilitas kesehatan.

    5) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, antara lain:

    - Penerbitan Kebijakan Publik yang mendukung peningkatan Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);

    - Pendataan, Pembinaan dan Penilaian Kinerja PHBS;

    - Rumah Tangga ber- PHBS;

    - Penilaian Kinerja PHBS kategori Kota dan kabupaten;

    - Promosi kesehatan melalui berbagai media dan pameran;

    - Pembentukan jejaring kemitraan dengan Lintas Sektor, Lintas program,

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 23

    LSM dan dunia usaha;

    - Pembinaan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) berupa

    Kegiatan penilaian kinerja Posyandu tingkat Provinsi;

    - Penambahan cakupan Kelurahan Siaga Aktif ;

    - Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

    6) Program Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular, antara lain:

    - Pelayanan deteksi dini gangguan penyakit jantung dan pembuluh darah

    di 44 Puskesmas Kecamatan, 5 RSUD dan 1 RSKD;

    - Pengembangan kelompok peduli penyakit tidak menular dan Posbindu

    di masyarakat;

    - Pelayanan deteksi dini dan tatalaksana penyakit Diabetes Mellitus di

    44 Puskesmas Kecamatan, RSUD, dan RSKD;

    - Pelayanan deteksi dini Penyakit Kanker Leher Rahim dan Kanker

    Payudara di 42 Puskesmas Kecamatan (dari 44 Puskesmas

    Kecamatan) di 292 Puskesmas Kelurahan (dari 296 Puskesmas

    Kelurahan);

    - Pelayanan dasar Penyakit Paru Obstruktif Kronis di 44 Puskesmas

    Kecamatan, RSUD, dan RSKD;

    - Pelayanan Medik Hiperbarik Oksigen Terapy di RSU Kep.Seribu.

    7) Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan, antara lain:

    - Peningkatan mutu dan layanan RSUD/RSKD, AGD, Pusat Pelayanan

    Kesehatan Pegawai (PPKP), Laboratorium Kesehatan Daerah ,

    Akademi Keperawatan Jakarta , UP Jamkesda dan RSU Kep Seribu;

    - Implementasi dan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan

    pelayanan prima di fasilitas pelayanan kesehatan;

    - Sertifikasi Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 ( Join Commision

    International )

    8) Program Pengawasan Obat dan Makanan, antara lain:

    - Penyuluhan keamanan pangan dan sertifikasi produksi pangan industri

    rumah tangga yang diproses sesuai ketentuan;

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 24

    - Monitoring ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan di

    wilayah;

    - Fasilitasi sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan.

    9) Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), antara

    lain:

    - Pelayanan Program Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Daerah.

    10) Program Peningkatan Gizi Masyarakat, antara lain:

    - Perawatan Balita Gizi buruk di RS;

    - Perawatan balita gizi buruk melalui Therapeutic Feeding Centre (TFC)

    di Puskesmas Kecamatan;

    - Pemulihan gizi balita gizi buruk melalui Community Feeding Centre

    (CFC);

    - Deteksi dini status gizi Balita melalui pemantauan pertumbuhan (D/S);

    - Pemberian MP ASI pada Baduta 6- 24 Bln dari keluarga miskin.

    11) Program Kesehatan Jiwa Masyarakat, antara lain:

    - Pelayanan kesehatan jiwa di 44 Puskesmas Kecamatan dan Rumah

    Sakit;

    - Advokasi dan koordinasi pelayanan jarum suntik steril dan metadon

    bagi pengguna napza suntik;

    - Layanan Pertukaran Jarum Suntik Steril (LJSS) di 38 Puskesmas dan

    pelayanan metadon di 12 Puskesmas Kecamatan, dan 2 Rumah Sakit

    Pusat serta 2 Lembaga Pemasyarakatan;

    - Pelayanan institusi wajib lapor pecandu narkotika di Puskesmas

    Kecamatan dan Rumah Sakit.

    12) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit,

    antara lain:

    - Pemeliharaan sarana dan prasarana di RSUD serta RSKD;

    Peningkatan kapasitas tempat tidur di RSUD/RSKD.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 25

    13) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

    Puskesmas dan Jaringannya, antara lain:

    - Peningkatan kapasitas pelayanan rawat inap dan rawat jalan di

    Puskesmas melalui penambahan jumlah puskesmas rawat inap.

    a. Dukungan Program Provinsi terhadap Program Nasional

    7 Program Nasional Urusan Kesehatan dapat dilaksanakan oleh Pemerintah

    Provinsi DKI Jakarta melalui 21 Program Urusan Kesehatan Provinsi dengan

    rincian sebagai berikut.

    Tabel 2.3.1. Dukungan Program Provinsi terhadap Program Nasional Urusan Kesehatan

    No PROGRAM

    NASIONAL PROVINSI

    1

    Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

    Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK)

    1. Program Penerapan Kaidah Good

    Governance dalam

    Penyelenggaraan Urusan

    Kesehatan

    2. Program Sinkronisasi Kebijakan Pembiayaan, Kelembagaan dan Regulasi Kesehatan

    3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

    4. Program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

    2

    Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementrian Kesehatan

    1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas

    2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah sakit

    3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan

    3 Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementrian Kesehatan

    4

    Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 26

    No PROGRAM

    NASIONAL PROVINSI

    5 Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

    1. Program Penurunan Angka

    Kematian Ibu dan Bayi

    2. Program Peningkatan Kesehatan Anak Balita

    3. Program Peningkatan Gizi Masyarakat

    6

    Pembinaan Upaya Kesehatan

    1. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

    7

    Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

    1. Program Pencegahan dan

    Penanggulangan Penyakit

    Menular

    2. Program Pengembangan

    Lingkungan Sehat Program

    Pencegahan Penyakit Tidak

    Menular

    3. Program Kesehatan Jiwa

    Masyarakat

    8 Kefarmasian dan Alat Kesehatan 1. Program Pengawasan Obat dan Makanan

    2. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

    Program Daerah Lainnya :

    1.Program Peningkatan Kemitraan Kesehatan

    2. Program Pemberdayaan Komunitas Kesehatan

    3. Program Pelaksanaan SPM Lain Urusan Kesehatan

    4.Program Peningkatan Peran Serta Pengendalian Bencana (Kesehatan)

    5. Program Peningkatan Kemampuan Penanggulangan Kesehatan Akibat Bencana

    6.Program Menggalang Seluruh Sumber Daya Daerah dalam Keadaan Bencana

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 27

    Sumber : - Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI Tahun 2010 2014 - Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 2012

    Urusan Kesehatan Tahun 2012 sebanyak 24 program dan 3215 kegiatan,

    dengan rincian sebagai berikut :

    Tabel 2.3.2. Program Urusan Kesehatan

    No Nama Program Jumlah

    Kegiatan

    1. Penerapan Kaidah Good Governance Dalam Penyelenggaraan Urusan Kesehatan

    813

    2. Singkronisasi Kebijakan Pembiayaan, Kelembagaan dan Regulasi Kesehatan

    55

    3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 426

    4. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi 211

    5. Peningkatan Kesehatan Anak Balita 107

    6. Pengembangan Lingkungan Sehat 265

    7. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 334

    8. Pencegahan Penyakit Tidak Menular 78

    9. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan 138

    10. Pengawasan Obat dan Makanan 106

    11. Pengembangan Obat Asli Indonesia 9

    12. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas

    82

    13. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

    4

    14. Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM) 30

    15. Program Peningkatan Kemitraan Kesehatan 5

    16. Peningkatan Gizi Masyarakat 97

    17. Kesehatan Jiwa Masyarakat 75

    18. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan 272

    19. Program Pemberdayaan Komunitas Kesehatan 12

    20. Program Pelaksanaan SPM lain Urusan Kesehatan 5

    21. Peningkatan Peran Serta Pengendalian Bencana 31

    22. Peningkatan kemampuan Penanggulangan Kesehatan Akibat Bencana

    11

    23.

    24.

    Menggalang Seluruh Sumber Daya Kesehatan Dalam Keadaan Bencana

    Program Diklat dan Evakuasi Bencana

    47

    2

    Jumlah 3215

    Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 28

    b. Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal

    Beberapa indikator pencapaian Urusan Kesehatan Tahun 2012 antara lain :

    1) Realisasi Program dan Kegiatan.

    Dari 3215 kegiatan yang direncanakan, yang terealisasi sebanyak 3152

    kegiatan atau 98,04%.

    Tabel 2.3.3. Realisasi Program Urusan Kesehatan

    No

    Nama Program Jumlah

    Keg Realisa

    si %

    1. Penerapan Kaidah Good Governance Dalam Penyelenggaraan Urusan Kesehatan

    813 805 99,02

    2. Sinkronisasi Kebijakan Pembiayaan, Kelembagaan dan Regulasi Kesehatan

    55 53 96,36

    3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

    426 423 99,30

    4. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

    211 206 97,63

    5. Peningkatan Kesehatan Anak Balita 107 107 100,00

    6. Pengembangan Lingkungan Sehat 265 265 100,00

    7. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

    334 332 99,40

    8. Pencegahan Penyakit Tidak Menular 78 78 100,00

    9. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

    138 136 98,55

    10. Pengawasan Obat dan Makanan 106 105 99,06

    11. Pengembangan Obat Asli Indonesia 9 9 100,00

    12. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas

    82 78 95,12

    13. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

    4 3 75,00

    14. Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM)

    30 30 100,00

    15. Program Peningkatan Kemitraan Kesehatan

    5 5 100,00

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 29

    No

    Nama Program Jumlah

    Keg Realisa

    si %

    16. Peningkatan Gizi Masyarakat 97 96 98,97

    17. Kesehatan Jiwa Masyarakat 75 75 100,00

    18. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan

    272 241 88,60

    19. Program Pemberdayaan Komunitas Kesehatan

    12 12 100,00

    20. Program Pelaksanaan SPM lain Urusan Kesehatan

    5 5 100,00

    21. Peningkatan Peran Serta Pengendalian Bencana (Kesehatan)

    31 28 90,32

    22 Peningkatan kemampuan Penanggulangan Kesehatan Akibat Bencana

    11 11 100,00

    23 Menggalang Seluruh Sumber Daya Daerah Dalam Keadaan Bencana

    47 47 100,00

    24 Program Diklat dan Evakuasi Bencana

    2 2 100,00

    Jumlah 3215 3152

    2) Indikator SPM

    Dilhat dari indikator SPM ini, kinerja urusan Kesehatan secara

    keseluruhan naik.

    Tabel 2.3.4.. Indikator SPM Kesehatan

    Uraian Indikator Sasaran Pencapaian

    2011 2012

    A. Pelayanan Kesehatan Dasar

    1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 96% 95% 95,65%

    2. Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

    90% 72,4% 85,03%

    3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

    95% 93,2% 96,19%

    4. Cakupan Ibu Nifas 95% 92,1% 95,34%

    5. Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani

    80% 60,8% 67,16%

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 30

    6. Cakupan kunjungan bayi 95% 93,6% 96,72%

    7. Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

    100% 99,6% 100%

    8. Cakupan Pelayanan Anak Balita 90% 88% 90,27%

    9. Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

    100% 26,68% 39,81%

    10. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

    100% 100% 100%

    11. Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

    75% 91,9% 92,17%

    12. Cakupan peserta KB Aktif 90% 81,3% 76,87%

    13. Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit

    - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 pddk < 15 th (>=2)

    >2/100.000 pddk di bawah 15 th

    >2,32/100.000 usia 15 th

    >2,04/100.000 usia 15 th

    - Penemuan penderita Pneumonia Balita

    80% 45% 27,92%

    - Penemuan penderita baru TBC BTA positif

    95% 84% 86,5%

    - Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100%

    - Penemuan Penderita Diare 100% 100% 100%

    14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien Keluarga Miskin (Gakin).

    100 % 94% 73%

    B. Pelayanan kesehatan rujukan

    1. Cakupan pelayanan kesehatan Rujukan pasien Gakin

    90% 87% 80%

    2. Cakupan pelayanan Gawat darurat Level 1

    100% 100% 100%

    B. Penyelidikan Epidemiologi &

    Penanggulang Penanggulangan

    KLB

    1. Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam

    100% 100% 100%

    D.Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

    1. RW Siaga Aktif. 50% 91,24% 88,7%

    Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 31

    Tabel 2.3.2. Indikator SPM Rumah Sakit

    N

    O

    .

    Misi Indikator Pencapaian Misi Target

    2017

    TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-

    2013 2014 2015 2016 2017

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1

    Menyediakan Sumber

    Daya Pelayanan

    Kesehatan Unggulan

    Tersedianya tenaga SDM yang berkualitas di

    bidangnya 100 90 100 100 100 100

    Tersedianya ruang perawatan yang cukup 100 90 100 100 100 100

    Tersedianya alat-alat canggih untuk

    mendukung pelayanan kesehatan unggulan 100 90 100 100 100 100

    Terpenuhinya sarana pengolahan limbah

    sesuai dengan peraturan perundangan yang

    berlaku

    100 90 100 100 100 100

    Terpenuhinya sistem informasi manajemen

    yang terintegrasi dan bisa diakses dimanapun

    dengan server yang memiliki daya tampung

    database yang luas.

    100 90 100 100 100 100

    Tersedianya fasilitas penunjang yang handal 100 90 100 100 100 100

    2

    Membangun Kolaborasi

    dengan sarana pelayanan

    kesehatan dan pendidikan

    yang bermutu

    Internasional

    Kerjasama dengan perusahaan semakin

    Meningkat

    3perusa

    haan/th

    3perusa

    haan/th

    3perusa

    haan/th

    3perusa

    haan/th

    3perusa

    haan/th

    3perush

    aan/th

    Kerjasama dengan tenaga ahli yang bermutu

    internasional di bidang kesehatan semakin

    meningkat

    2tenaga

    ahli/th

    2tenaga

    ahli/th

    2tenaga

    ahli/th

    2tenaga

    ahli/th

    2tenaga

    ahli/th

    2tenaga

    ahli/th

    Terciptanya kerjasama dengan instansi

    pemerintah yang semakin banyak dengan

    meningkatkan kunjungan peserta studi

    banding

    48

    intansi/

    per

    tahun

    48

    intansi/

    per tahun

    48

    intansi/

    per

    tahun

    48

    intansi/

    per

    tahun

    48

    intansi/

    per

    tahun

    48

    intansi/

    per

    tahun

    Kesesuaian jumlah SDM Profesional dan

    kompetensi dengan beban kerja 100 90 100 100 100 100

    3

    Terciptanya kepercayaan

    masyarakat terhadap

    pelayanan kesehatan di

    Ibukota Negara RI

    Kunjungan pasien meningkat 1500/hr 1350/hr 1400/hr 1450/hr 1500/hr 1500/hr

    Pendapatan Rumah Sakit meningkat

    min 3

    milyar/

    th

    min 1

    milyar/

    th

    min 1.5

    milyar/

    th

    max 2

    milyar/

    th

    Max 2.5

    milyar/

    th

    max 3

    milyar/

    th

    Menurunnya angka keluhan terhadap kinerja

    SDM Rumah Sakit

    Max 1

    keluhan/

    ruangan

    Max 1

    keluhan

    /ruangan

    Max 1

    keluhan/

    ruangan

    Max 1

    keluhan/

    ruangan

    Max 1

    keluhan/

    ruangan

    Max 1

    keluhan/

    ruangan

    BOR meningkat 85 84 85 85 85 85

    Terakreditasi JCI tahun 2016 100 90 90 95 100 100

    Mempertahankan audit keuangan dengan

    opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 100 85 85 100 100 100

    Banyaknya pemberitaan yang positif tentang

    pelayanan kesehatan di rsud pasar rebo 75 65 70 75 75 75

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 32

    N

    O

    .

    Misi Indikator Pencapaian Misi Target

    2017

    TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-

    2013 2014 2015 2016 2017

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    Transparansi penyampaian laporan dan

    efisiensi pembiayaan 100 95 95 95 100 100

    2.3.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan dan

    jajaran Tahun 2008 2012

    Tabel 2.2.6

    Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan

    Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

    Uraian

    Anggaran Tahun Realisasi Anggaran Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    Belanja Langsung

    1.068,43

    956,88

    1.124,20

    1.239,41

    1.863,94

    914,11 833,23 988,84

    1.072,70

    460,59

    Belanja Tidak Langsung

    107,77

    59,14

    476,50

    463,07

    519,58

    94,18 52,72 437,80 439,96 286,84

    Total

    1.176,20

    1.016,03

    1.600,71

    1.702,48

    2.383,52

    1.008,29

    885,94

    1.426,64

    1.512,65

    747,43

    2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN

    2.4.1. TANTANGAN

    a. Masih rendahnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang

    kesehatan;

    b. Mobilisasi Penduduk yang sangat Tinggi;

    c. Tuntutan kualitas pelayanan kesehatan dasar semakin tinggi;

    d. Rendahnya rasio tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

    (bidan, perawat, tenaga gizi, dokter umum, dokter gigi, dll);

    e. Belum kuatnya jejaring sistem rujukan pelayanan kesehatan;

    f. Belum optimalnya pelaksanaan surveilans penyakit dan kematian

    berbasis RS, Puskesmas dan Masyarakat;

    g. Banyaknya masyarakat yang mencari pelayanan kesehatan di luar

    negeri;

    h. Promosi dan informasi pelayanan kesehatan di Indonesia masih rendah;

    i. Capaian tujuan MDGs yang harus direalisasikan.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 33

    1.4.2. PELUANG.

    a. Adanya kebijakan penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

    bidang kesehatan;

    b. Tersedianya jaminan kesehatan daerah, Jaminan Persalinan, jaminan

    kesehatan masyarakat, dan Biaya Operasional kesehatan untuk

    pelayanan kesehatan ;

    c. Tersedianya tenaga kesehatan yang terlatih dalam bidang pelayanan

    kesehatan sesuai kompetensi;

    d. Sudah tersedianya tenaga surveilans sampai dengan Puskesmas dan

    jejaring dengan lintas sektor yang menangani KLB ;

    e. Kemudahan akses pelayanan kesehatan baik swasta atau negeri di

    seluruh wilayah Prov DKI Jakarta;

    f. Adanya Kelurahan Siaga yang bisa dikembangkan menjadi Kelurahan

    Siaga Aktif;

    g. Peran organisasi masyarakat dan dunia usaha dalam mendukung

    kualitas status kesehatan masyarakat;

    h. Berkembangnya tekhnologi informasi dalam menunjang layanan

    kesehatan;

    i. Ada lembaga dunia yang mendukung program kesehatan;

    j. Penyebaran fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah DKI Jakarta yang

    cenderung merata;

    k. Tersedianya sarana peralatan layanan kesehatan yang canggih di

    fasilitas kesehatan.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 34

    BAB III

    ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

    3.1 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

    Daerah Terpilih

    Berdasarkan RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 2017, maka visi dan

    misi dalam RPJMD adalah:

    VISI

    Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian

    yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan

    dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.

    MISI

    1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten

    dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

    2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah

    menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain.

    3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau

    bagi warga kota.

    4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga

    sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota.

    5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta

    berorientasi pada pelayanan publik.

    Berdasarkan pada visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD

    Provinsi DKI Jakarta 2013 - 2017, maka Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

    akan mendukung pelaksanaan misi ke 5, yaitu membangun pemerintahan yang

    bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 35

    Selanjutnya dari misi yang telah dipilih tersebut, maka Dinas Kesehatan

    Provinsi DKI Jakarta menyajikan faktor-faktor penghambat dan pendorong

    pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi

    Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut dalam tabel 3.1

    Tabel 3.1

    Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD

    Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah

    dan Wakil Kepala Daerah

    Visi: Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat

    hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan,

    dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan public

    No

    Misi dan Program

    KDH dan Wakil KDH

    terpilih

    Permasalahan

    Pelayanan

    SKPD

    Faktor

    Penghambat Pendorong

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Misi 5 Membangun

    pemerintahan yang

    bersih dan

    transparan serta

    berorientasi pada

    pelayanan publik

    Masih banyak

    penolakan

    pasien di kelas

    III Rumah Sakit

    Kurangnya Tempat

    Tidur Pasien Kelas III

    Rumah Sakit

    Pelayanan Kesehatan

    Gratis di Puskesmas

    dan Kelas III Rumah

    Sakit

    Masih ada 23

    Kelurahan yang

    belum memiliki

    Puskesmas

    Keterbatasan

    lahan, Harga

    tanah diatas NJOP

    Tersedianya dana

    APBD

    Masih rendahnya

    kesadaran

    masyarakat

    dalam upaya

    pengendalian

    penyakit menular

    dan kurangnya

    kesadaran

    masyarakat

    dalam upaya

    pencegahan

    penyakit tidak

    menular di

    masyarakat

    - Kurangnya

    keterlibatan

    masyarakat

    dalam

    pengendalian

    penyakit

    menular dan

    penyakit tidak

    menular

    - Masih lemahnya

    kerjasama lintas

    sector dan lintas

    program terkait

    - Ketersediaan

    anggaran APBD

    - Adanya jejaring

    layanan

    kesehatan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 36

    3.2 Telaahan Renstra K/L

    Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan maka Visi dan Misi Kementerian

    Kesehatan adalah Visi Kementerian Kesehatan MASYARAKAT SEHAT

    YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN dengan misi sebagai berikut :

    Pertama : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui

    pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat

    madani.

    Kedua : Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya

    upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

    Ketiga : Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.

    Keempat : Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

    Sasaran jangka menengah adalah:

    Pertama : Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan :

    1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun;

    2. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per

    100.000 kelahiran hidup;

    3. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000 kelahiran

    hidup;

    4. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000

    kelahiran hidup;

    5. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8 persen

    menjadi kurang dari 32 persen;

    6. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

    (cakupan PN) sebesar 90%;

    7. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%;

    8. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%;

    9. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 37

    Kedua : Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:

    1. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000

    penduduk;

    2. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1

    per 1.000 penduduk;

    3. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi

    dibawah 0,5%;

    4. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari

    80% menjadi 90%;

    5. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi100%;

    6. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk.

    Ketiga : Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar

    wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan

    menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009.

    Keempat : Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan

    dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan

    kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.

    Kelima : Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada

    tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.

    Keenam : Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah

    Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    Ketujuh : Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit

    tidak menular.

    Kedelapan: Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan

    Minimal (SPM).

    Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat ataupun faktor-

    faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan

    pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L adalah:

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 38

    Tabel 3.2

    Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi Berdasarkan Sasaran Renstra

    K/L Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

    Penanganannya

    No Sasaran Jangka

    Menengah Renstra K/L

    Permasalahan Pelayanan

    SKPD

    Sebagai Faktor

    Penghambat Pendorong

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat

    Kurangnya tenaga pada

    lini pelayanan kesehatan

    primer

    -kurang tenaga pada puskesmas kelurahan yang mengakibatkan beban kerja petugas yang besar -kurangnya kemampuan petugas PKL dalam hal pencatatan dan pelaporan

    *akses pelayanan yang mudah *anggaran yang cukup *adanya sarana penunjang yang baik

    2

    Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular

    Penyakit yang disebabkan

    oleh Multipel Burden

    Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat

    Terbentuknya Jejaring layanan kesehatan pada program penyakit menular

    3 Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender

    Karakteristik demografis

    dan geografis yang berbeda

    - Tingkat

    pendidikan

    dan tingkat

    sosial

    ekonomi

    masyarakat

    wilayah

    kumuh dan

    miskin yang

    kurang

    - Ancaman

    bencana

    (banjir rob,

    kebakaran)

    pada daerah

    geografis

    tertentu

    Komitmen pemerintah daerah untuk memajukan daerah kumuh dan miskin

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 39

    No Sasaran Jangka

    Menengah Renstra K/L

    Permasalahan Pelayanan

    SKPD

    Sebagai Faktor

    Penghambat Pendorong

    (1) (2) (3) (4) (5)

    4

    Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin

    Masih ada penolakan pasien di kelas III

    Rumah Sakit

    Kurangnya Tempat Tidur Kelas III

    Adanya kebijakan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh penduduk

    5

    Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen

    Kurangnya petugas

    kesehatan yang secara

    khusus membina

    masyarakat dalam ber-

    PHBS, tidak ada

    dana khusus untuk

    melakukan survey PHBS

    Kurangnya waktu bagi

    petugas yang dalam membina

    masyarakat untuk ber-PHBS, , Adanya

    kesenjangan PHBS antar

    wilayah (tingginya kebiasaan

    merokok dalam rumah di

    wilayah Jakarta Timur)

    Adanya kebijakan mulai tingkat nasional s.d. tingkat provinsi.

    6

    Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    SDK (khusus Kep Seribu)

    7 Seluruh provinsi melaksanakan

    Meningkatnya angka

    - Belum adanya

    payung hukum

    - Komitmen dari

    sumber daya

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 40

    No Sasaran Jangka

    Menengah Renstra K/L

    Permasalahan Pelayanan

    SKPD

    Sebagai Faktor

    Penghambat Pendorong

    (1) (2) (3) (4) (5)

    program pengendalian penyakit tidak menular.

    kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular

    yang jelas

    tentang

    program PTM

    - Kerjasama

    lintas sector

    yang belum

    optimal

    - Masih muncul

    stigma bahwa

    masalah

    kesehatan

    hanya urusan

    Dinas

    Kesehatan

    kesehatan

    - Komitmen dari

    Dinas

    Kesehatan

    8 Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

    Masih ada SPM kesehatan yang belum mencapai target

    Keterbatasan kemampuan puskesmas dalam pengadaan MP-ASI untuk baduta Gakin sesuai sasaran

    Adanya dukungan pembiayaan dari Pemda DKI

    3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

    RTRW 2030 yang telah ditetapkan melalui Perda No. 1 tahun 2012 menjadi

    sebuah arah pengembangan tata ruang wilayah DKI Jakarta hingga 20 tahun

    mendatang. Di dalam RTRW 2030 tersebut, terdapat sebuah Visi bagi

    pembangunan DKI Jakarta. Visi tersebut adalah:

    Visi RTRW 2030:

    Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

    aman, nyaman, produktif, berkelanjutan, sejajar dengan kota-kota besar

    dunia, dan dihuni oleh masyarakat yang sejahtera

    Jakarta yang nyaman bermakna terciptanya rasa aman, tertib, tentram, dan

    damai.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 41

    Jakarta yang berkelanjutan bermakna terwujudnya pelayanan prasarana

    dan sarana kota yang berkualitas, dalam jumlah yang layak,

    berkesinambungan dan dapat diakses oleh seluruh warga kota Jakarta.

    Jakarta yang dihuni oleh masyarakat sejahtera bermakna terwujudnya

    derajat kehidupan penduduk Jakarta yang sehat, layak dan manusiawi.

    Dari makna visi tersebut di atas, Jakarta adalah Ibukota Negara yang

    menjanjikan kehidupan yang sejahtera dan nyaman dengan pelayanan

    prasarana dan sarana yang memadai dan dapat dimanfaatkan seluruh warga

    masyarakat kota Jakarta.

    Untuk terwujudnya Visi tersebut, maka disusunlah Misi yang menjadi arah

    gerak pencapaian Visi tersebut. Misi yang terdapat di dalam RTRW 2030

    adalah sebagi berikut:

    Misi:

    1. Membangun prasarana dan sarana kota yang manusiawi;

    2. Mengoptimalkan produktivitas kota sebagai kota jasa berskala dunia;

    3. Mengembangkan budaya berkotaan;

    4. Mengarusutamakan pembangunan berbasis mitigasi bencana;

    5. Menciptakan kehidupan kota yang sejahtera dan dinamis;

    6. Menyerasikan kehidupan perkotaan dengan lingkungan hidup.

    Visi dan Misi RTRW 2030 ini yang menjadi arahan bagi pengembangan

    pembangunan DKI Jakarta untuk disukseskan secara bersama oleh seluruh

    elemen di DKI Jakarta. Namun isu yang harus menjadi perhatian di dalam

    RTRW 2030 bukan sekedar pencapaian Visi dan Misi di atas saja, namun

    masih banyak hal lain yang sangat memiliki keterkaitan dengan tugas dan

    fungsi dari Dinas Kesehatan. Isu-isu tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:

    1. RTRW 2030 memberikan arahan bagi pola penyebaran penduduk di

    wilayah DKI Jakarta. Pola penyebaran penduduk tersebut adalah sebagai

    berikut: 9,2% di Jakarta Pusat, 18,6% di Jakarta Utara, 24,1% di Jakarta

    Timur, 22,6% di Jakarta Selatan, 25,3% di Jakarta Barat, 0,2% di Kep.

    Seribu. Pola penyebaran penduduk ini menjadi arah bagi pengembangan

    pembangunan di DKI Jakarta. Dari pola penyebaran penduduk ini dapat

    terlihat bagaimana seharusnya arah pembangunan di masing-masing

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 42

    wilayah DKI Jakarta. Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan

    diarahkan untuk menampung 72% penduduk DKI Jakarta, dengan masing-

    masing wilayah menampung lebih dari 20% penduduk. Hal ini

    menunjukkan bahwa porsi pembangunan infrastruktur permukiman di

    ketiga wilayah tersebut haruslah memiliki porsi yang lebih besar

    dibandingkan dengan kawasan lain. Wilayah Kep. Seribu selain sebagai

    wilayah pariwisata unggulan bahari juga menjadi daerah konservasi

    kelautan, maka beban yang ditanggung oleh wilayah Kep. Seribu haruslah

    lebih ringan dibandingkan wilayah lainnya. Sedangkan Jakarta Pusat dan

    Jakarta Utara sebagai pusat jasa dan perdagangan, diarahkan untuk

    menampung lebih sedikit jumlah penduduk di banding ketiga wilayah

    sebaran penduduk utama diatas.

    2. DKI Jakarta sebagai Ibukota negara yang juga sebagai pusat pemerintahan

    dan pusat kegiatan jasa dan perdagangan, menjadi magnet yang sangat

    kuat bagi masyarakat untuk datang. Sehingga daerah-daerah di sekitar DKI

    Jakarta pun ikut merasakan dampak dari hal tersebut. Banyak masyarakat

    yang beraktivitas di DKI Jakarta yang menetap di daerah yang berbatasan

    dengan DKI Jakarta, yaitu daerah Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang.

    Oleh karena itu daerah-daerah secara tidak langsung turut berperan bagi

    keberhasilan arah pembangunan yang telah ditetapkan oleh DKI Jakarta.

    Koordinasi yang baik antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan

    Pemerintah Daerah daerah-daerah tersebut haruslah terlaksana, sehingga

    keterpaduan pembangunan kesehatan dengan wilayah-wilayah tersebut

    dapat terwujud. Karena tanpa keterpaduan tersebut, maka apa yang

    dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal pelayanan

    kesehatan tidak akan menjadi tidak optimal hasilnya.

    3. Di dalam dokumen RTRW 2030, telah diamanatkan bahwa luasan Ruang

    Terbuka Hijau di wilayah DKI Jakarta haruslah mencapai 30% dari luas

    daratan Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri dari RTH yang bersifat publik

    seluas 20% dan RTH yang bersifat privat seluas 10%. Tentu saja hal ini

    harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk

    mewujudkan kehidupan kota yang berkualitas.

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 43

    4. Khusus pada bidang kesehatan pada rencana penataan ruang akan

    dilakukan pembangunan dan peningkatan fasilitas kesehatan di setiap

    kelurahan.

    Dengan ditetapkannnya RTRW 2030 DKI Jakarta, banyak hal yang harus

    dilakukan oleh Dinas Kesehatan sebagai pengemban tugas pelayanan

    kesehatan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat.

    Memperhatikan tingkat sebaran penduduk, DKI Jakarta sebagai pusat

    pemerintahan dan memperhatikan kualitas lingkungan dengan pengembangan

    ruang terbuka hijau maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota

    Negara, khususnya Dinas Kesehatan harus dapat memberikan pelayanan

    kesehatan berstandar internasional yang sejajar dengan kota-kota besar di

    dunia.

    Tabel 3.3.

    Permasalahan Pelayanan SKPD Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

    No Rencana Tata Ruang

    Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD

    Permasalahan Pelayanan SKPD

    Faktor

    Penghambat Pendorong

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 RTRW 2030 memberikan arahan bagi pola penyebaran penduduk di wilayah DKI Jakarta. Pola penyebaran penduduk tersebut adalah sebagai berikut: 9,2% di Jakarta Pusat, 18,6% di Jakarta Utara, 24,1% di Jakarta Timur, 22,6% di Jakarta Selatan, 25,3% di Jakarta Barat, 0,2% di Kep. Seribu.

    Belum terpenuhi dan meratanya ketersediaan sarana Pelayanan kesehatan sesuai dengan persebaran penduduk DKI

    Pola penyebaran Sarana Pelayanan Kesehatan tidak sesuai dengan pola persebaran penduduk Masih rendhanya tk kepatuhan pengembang sarana pelayanan kesehatan terhadap kebijakan Perbedaaan tingkat sosial ekonomi Perlunya kesepahaman

    Tersedianya anggaran pembangunan sarana pelayanan kesehatan Terah teridentifikasinya persebaran penduduk DKI Jakarta

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 44

    No Rencana Tata Ruang

    Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD

    Permasalahan Pelayanan SKPD

    Faktor

    Penghambat Pendorong

    dan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam mengambil kebijakan yang proporsional dalam pembangunan DKI

    2 DKI Jakarta sebagai Ibukota negara yang juga sebagai pusat pemerintahan dan pusat kegiatan jasa dan perdagangan, menjadi magnet yang sangat kuat bagi masyarakat untuk datang

    Banyaknya penduduk luar wilayah yang berobat di DKI Jakarta dan menjadi beban pembiayaan Pemprov DKI Jakarta

    Masih rendahnya Sosialisasi, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan

    Alokasi anggaran untuk layanan kesehatan gratis yang cukup besar.

    3

    Akan dilakukan pembangunan dan peningkatan fasilitas kesehatan di setiap kelurahan.

    Belum terpenuhi ketersediaan sarana Pelayanan kesehatan disetiap Kelurahan

    Lahan untuk pembangunan layanan kesehatan yang terbatas

    Adanya dukungan pembiayaan dari Pemda DKI

    3.4 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

    SKPD

    Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 150 tahun 2009 tentang Struktur

    Organisasi dan Tatakerja SKPD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terdiri

    dari 4 Bidang dan 1 Sekretariat Yaitu : 1. Bidang Pelayanan Kesehatan, 2.

    Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, 3. Bidang Kesehatan Masyarakat 4.

    Bidang Sumber Daya Kesehatan, , 5.Sekretariat.

    Berikut adalah identifikasi masalah ditiap bidang yang ada di Dinas Kesehatan

    Provinsi DKI Jakarta. :

    3.4.1. Bidang Pelayanan Kesehatan

    a. Ketersediaan tempat tidur di rumah sakit belum sesuai dengan

    rasio yang ditetapkan WHO;

    b. Kualitas Pelayanan Kesehatan belum memenuhi Standar yang

    ditetapkan;

    c. Sistem Rujukan belum berjalan sesuai peraturan yang ada ;

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 45

    d. Belum adanya standarisasi dan Regulasi Ambulans di DKI

    Jakarta;

    e. Fasilitas kesehatan di Provinsi DKI Jakarta banyak diakses oleh

    bukan penduduk DKI Jakarta.

    3.4.2. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan;

    a. Provinsi DKI Jakarta menghadapi beban ganda penyakit (multiple

    burden), seperti : Penyakit Menular Langsung, Penyakit

    Bersumber Binatang, Penyakit yang dapat dicegah dengan

    immunisasi, serta Penyakit Tidak Menular;

    b. Belum optimalnya system Surveilans penyakit;

    c. Pemanfaatan data surveilans sebagai dasar kebijakan belum

    optimal;

    d. Pengendalian penyakit belum mengedepankan pengendalian

    faktor risiko;

    e. Kondisi lingkungan masyarakat belum memenuhi standar

    kesehatan

    3.4.3. Bidang Kesehatan Masyarakat

    a. Belum optimalnya sistem informasi kesehatan baik dari Puskesmas

    maupun RS (berbasis online dan terpadu, terintegrasi);

    b. Masih terjadinya kematian ibu dan kematian bayi yang tidak

    terlaporkan;

    c. Kurangnya pemahaman keluarga terhadap pola asuh anak yang

    sehat dan berkualitas;

    d. Banyaknya Penjaja Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang tidak

    memenuhi nilai gizi, keamanan dan kesehatan;

    e. Belum efektifnya berbagai peraturan dan kebijakan dalam

    mendukung kawasan tanpa rokok;

    f. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemanfatan Upaya

    Kesehatan Bersumber Masyarakat;

    g. Belum konsistennya pencatatan dan pelaporan kesehatan;

    3.4.4. Bidang Sumber Daya Kesehatan

    a. Belum semua tenaga kesehatan mempunyai izin

    b. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan;

    c. Masih lemahnya Jaminan Perlindungan Hukum Bagi tenaga

    kesehatan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 46

    d. Hubungan dengan organisasi profesi perlu dipererat

    e. Masih adanya sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi,

    alkes, makanan dan minuman yang belum berizin

    f. Belum optimalnya penggunaan obat generik disarana pelayanan

    kesehatan

    g. Kurangnya kemampuan dalam merencanakan obat disarana

    kesehatan,

    h. Masih tingginya penggunaan obat tidak rasional di sarana

    pelayanan kesehatan

    i. Belum dimanfatkannya secara optimal hasil penelitian dan

    pengembangan bidang kesehatan

    j. Masih rendahnya hasil Survei Kepuasan Internal dan ekternal

    k. Belum semua sarana kesehatan tersertifikasi

    l. Belum adanya organisasi mutu.

    3.4.5. Sekretariat

    a. Perlindungan hukum terhadap karyawan belum optimal.

    b. Belum adanya payung Hukum/Kebijakan untuk tenaga

    Honorarium Non PNS;

    c. Belum adanya paying untuk pengadaan barang dan jasa untuk

    anggaran bersumber BLUD

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 47

    Tabel 3.4

    Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

    Aspek Kajian

    Capaian/ Kondisi (tahun 2011)

    Standar yang

    Digunakan

    Faktor yang Mempengaruhi

    Permasalahan Pelayanan SKPD

    INTERNAL (KEWENANGAN

    SKPD)

    EKSTERNAL (DILUAR

    KEWENANGAN SKPD)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    Cakupan kunjungan Ibu hamil K4

    95% 96% Perlunya penguatan jejaring PWS KIA untuk mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan, perlunya peningkatan kualitas pelayanan ANC

    Mobilisasi penduduk yang cukup tinggi berpengaruh dalam pelayanan ANC yang melibatkan banyak institusi dan lintas batas wilayah

    Jejaring PWS KIA belum optimal, terutama jejaring yang melibatkan banyak fasilitas kesehatan dan lintas batas wilayah

    Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

    72,4% 85% Perlunya penataan alur dan sistem rujukan dan koordinasi PKM Poned dan RS ponek, serta peningkatan kompetensi petugas

    Pengetahuan, Perilaku dan kesadaran masyarakat akan tentang resiko tinggi dalam kehamilan masih rendah, belum semua masyarakat dan lintas sektor berperan aktif dalam program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

    Belum optimalnya

    Sistem rujukan

    tentang penanganan

    persalinan dengan

    komplikasi

    Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

    93,2% 93% Belum optimalnya sosialisasi jampersal sampai ke masyarakat langsung

    masih ada dukun bersalin yang berpraktek menolong persalinan, adanya lulusan tenaga kesehatan yang kompetensinya masih diragukan

    -Sulitnya pembinaan

    bagi para dukun

    bersalin

    - Belum optimalnya

    kompetensi tenaga

    kesehatan yang

    baru lulus (non

    PNS)

    Cakupan Ibu Nifas

    92,1% 94% Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang bisa menjangkau ibu-ibu nifas yang tidak datang ke tempat pelayanan kesehatan

    Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya masa nifas

    - Belum optimalnya tenaga kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

    - Tingkat pengetahuan dan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 48

    - kesadaran masyakarat yang masih kurang

    Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani

    60,8% 80% Penambahan dan

    optimalisasi puskesmas

    mampu PONED,

    perlunya peningkatan

    jumlah petugas yang

    mampu dalam

    penanganan komplikasi

    neonatal

    Perlunya penataan

    alur dan sistem

    rujukan dan

    koordinasi PKM

    Poned dan RS ponek,

    Belum optimalnya

    Sistem rujukan

    penanganan

    persalinan dengan

    komplikasi

    Cakupan kunjungan bayi

    93,6% 93% pencatatan dan

    pelaporan harus

    melibatkan yankes

    swasta

    Pemakaian Buku KIA

    baik di Puskesmas

    dan semua RS

    Sistem pencatatan

    dan pelaporan yang

    belum optimal

    Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

    99,6% 100% Terlaksananya UCI

    pada 267 kel. Di

    DKI Jakarta

    - Mobilitas

    penduduk yang

    tinggi di DKI

    - Black campaign

    terkait imunisasi

    Cakupan Pelayanan Anak Balita

    88% 90% standar pelayanan

    anak balita bersifat

    komposit lebih dari 1

    jenis pelayanan yang

    harus dicatat scr by

    name,(Penimbangan,

    SDIDTK, Vit A)

    Harus melibatkan

    LS seperti kader

    posyandu, PKK, dan

    BKB PAUD dan

    penyeragaman

    instrumen

    pemantauan

    perkembangan,

    perlu

    diterapkannya

    Kohort Balita di

    posyandu

    Sistem pencatatan

    dan pelaporan

    yang belum

    optimal

    Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

    26,68% 100% Kemampuan

    puskesmas dalam

    pengadaan MP ASI

    untuk Baduta Gakin

    sesuai sasaran

    Pola asuh

    Baduta pada

    Gakin

    Lingkungan

    tempat tinggal

    Ketidakmampuan

    anggaran

    puskesmas dalam

    pengadaan MP ASI

    sebanyak sasaran

    yang ada

    Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

    100% 100% 1. Sistem rujukan

    Gibur dari

    posyandu ke

    1. Partisipasi

    masyarakat ke

    posyandu

    Jumlah tenaga

    pelaksana gizi (TPG)

    kurang

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 49

    puskesmas

    2. Jumlah tenaga

    3. Anggaran

    Puskesmas

    2. Jumlah dan

    kemampuan

    kader

    Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

    91,9% 70% Jumlah petugas Pembina UKS masih kurang banyak dibanding jumlah Sekolah dan siswanya, pemafaatan dana BOK untuk penjaringan belum optimal.

    Jadwal penjaringan harus menyesuaikan jadwal sekolah, masih ada sekolah yang beranggapan bahwa program penjaringan hanya kepentingan sektor kesehatan sehingga pendanaan kegiatan penjaringan masih tergantung sektor kesehatan

    Masih kurangnya

    peran lintas sektor

    dalam penjaringan

    kesehatan siswa

    SD dan setingkat

    Cakupan peserta KB Aktif

    81,3% 93% konseling dalam pelayanan KB perlu di prioritaskan oleh petugas

    Dukungan dari keluarga,lingkungan , dan penggerakan masyarakat untuk mengikuti KB masih kurang

    KB belum menjadi kegiatan prioritas,

    Kurangnya promosi tentang KB

    Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 50

    - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 pddk < 15 th (>=2)

    >2,32/100.000 usia

    15 th

    >2/100.000 pddk di bawah 15 th

    - Tersedia petugas surveilans / Tim Gerak Cepat s/d tingkat Puskesmas -Dukungan system informasi dan teknologi - sudah terbangun jejaring dengan RS sebagai salah satu sumber informas

    Dukungan aturan yang jelas

    - Penemuan penderita Pneumonia Balita

    45% 75% Belum semua fasilitas layanan kesehatan mendukung deteksi dini Pnemonia Balita dan melaporkan kasus Pnemonia Balita

    Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan Balita masih rendah

    - Penemuan penderita baru TBC BTA positif

    84% 90% Kuatnya jejaring program TB

    Sistem pelaporan yang berjalan untuk pelayanan TB di fasyankes belum berdasarkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) sehingga masih bercampur dengan klien dari luar DKI

    - Penderita DBD yang ditangani

    100% 100% Jejaring informasi, monitoring dan evaluasi kasus DBD cukup memadai

    - Kesadaran dan partisipasi masyarakat

    - Penguatan kerja sama lintas sector

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 51

    - Penemuan Penderita Diare

    100% 100% Semua fasilitas layanan kesehatan mampu menangani diare sesuai standart

    - Lingkungan tempat tinggal

    - Kebiasaan dan pola hidup sehat masyarakat

    Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien Keluarga Miskin (Gakin).

    94% 100 %

    B. Pelayanan kesehatan rujukan

    Cakupan pelayanan kesehatan Rujukan pasien Gakin

    87% 85%

    Cakupan pelayanan Gawat darurat Level 1

    100% 95% Adanya monitoring instalasi gawat darurat yang dilakukan secara sinkron antara dinas kesehatan dan sudinkes

    Standar kemenkes 856/2009 mengenai standar IGD

    C. Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan KLB

    Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam

    100,0% 100%

    Promosi Kesehatan & Pemberdayaan

  • Renstra Dinkes Tahun 2013-2017 Page 52

    3.5 Penentua