rencana strategis universitas terbuka

109

Upload: hatram

Post on 30-Dec-2016

253 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

i

KATA PENGANTAR

encana Strategis Universitas Terbuka Tahun 2010-2021

(Renstra UT 2010-2021) yang merupakan arah

pengembangan UT untuk periode tersebut, telah disahkan oleh

Senat UT beberapa waktu yang lalu. Renstra yang memuat visi dan

misi dimaksud, merupakan tujuan yang akan dicapai pada 2021.

Selain itu, Renstra ini juga berisi analisis situasi dan rencana

strategis, yang di dalamnya tergambar pula azas pelaksanaan dan

pembangunan bertahap dan berkelanjutan.

Seiring dengan perkembangan dan dinamika baik secara internal

maupun eksternal, maka beberapa sasaran mengalami

penyempurnaan.

Berikut adalah hasil penyempurnaan sasaran-sasaran, khususnya

pada bidang Akademik, Daya Jangkau dan Tata Kelola. Konsep

penyempurnaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Rencana Strategis 2010-2021: Rencana Operasional 2010-

2013.

Dengan demikian, maka sasaran-sasaran yang telah

disempurnakan tesebut menjadi acuan kita semua untuk

menggapai visi dan misi bersama.

Tangerang Selatan, 16 Agustus 2011

Rektor Universitas Terbuka, selaku

Ketua Senat Universitas Terbuka

Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D

NIP 19620401 198601 2 001

R

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II ANALISIS SITUASI 3

A. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

3

20

BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN 47

A. VISI

B. MISI

C. TUJUAN

47

49

50

BAB IV RENCANA STRATEGIS 51

A. ASAS

B. SASARAN STRATEGIS

51

52

BAB V PENUTUP 105

1

BAB I

PENDAHULUAN

niversitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi

negeri (PTN) ke-45 yang pendiriannya diresmikan pada

tanggal 4 September 1984 dengan Keputusan Presiden

(Keppres) Nomor 41 Tahun 1984 tentang Pendirian UT. Sejak

didirikan, UT telah melakukan berbagai perubahan yang dipicu

oleh perubahan ketentuan perundang-undangan.

Di samping itu, telah terjadi perubahan yang cukup signifikan

dalam penyelenggaraan otonomi daerah dan pengelolaan

pendidikan dalam kerangka otonomi daerah. Pemerintah

daerah memiliki peran yang semakin besar dalam pengelolaan

sumber daya publik. Hal ini menyebabkan UT juga perlu

melakukan repositioning terhadap Pemerintah dan pemerintah

daerah.

Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

(TIK) mengarah pada pemanfaatan berbagai media dan

bersifat personal serta semakin mudah diakses, sehingga

menyebabkan terjadinya peningkatan transaksi informasi.

Namun peningkatan tersebut berpeluang juga menyebabkan

terjadinya peningkatan penyimpangan. Untuk itu telah

diterbitkan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, yang antara lain bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik serta

akuntabilitas pemanfaatan TIK. Kemajuan TIK tersebut akan

berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan UT secara

keseluruhan.

U

2

Perubahan perundang-undangan dan penyelenggaraan otonomi

daerah serta peningkatan perkembangan TIK menyebabkan

asumsi yang digunakan dalam perumusan Rencana Strategis

(Renstra) UT tahun 2005-2020 perlu disesuaikan. Di samping

perubahan dalam lingkungan eksternal tersebut, secara

internal UT juga mengalami perubahan. Hal tersebut

bertepatan pula dengan berakhirnya masa berlaku Rencana

Operasional (Renop) 2005-2010. Untuk itu perlu disusun

kembali rumusan Renstra yang sesuai dengan asumsi yang

berlaku pada saat ini.

3

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

ingkungan eksternal yang merupakan lingkungan strategis

UT, akan mempengaruhi serta menentukan perkembangan

dan pertumbuhan UT dalam upaya menjadi institusi

Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) berkelas

dunia di masa yang akan datang. Beberapa faktor lingkungan

strategis utama yang mempengaruhi perkembangan UT

meliputi:

(1) Perkembangan dan perubahan strategi ekonomi;

(2) Perkembangan kondisi sosial politik dan budaya;

(3) Perkembangan paradigma pendidikan;

(4) Paradigma baru dan strategi jangka panjang

pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan Nasional;

(5) Perkembangan TIK; dan

(6) Citra publik tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

1. Perkembangan dan Perubahan Strategi Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan

pembangunan ekonomi suatu bangsa, dan biasanya merujuk

pada peningkatan pendapatan. Padahal pembangunan ekonomi

seharusnya lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat termasuk pendapatan dan sisi lainnya yang

menunjang kesejahteraan tersebut. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya kesejahteraan masyarakat seperti

jumlah masyarakat miskin dan tingkat pertumbuhan penduduk

yang tinggi terkadang menyebabkan arah kebijakan

pembangunan ekonomi cenderung hanya bertumpu pada

L

4

pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat

tidak tercapai. Hal ini terbukti dengan pembangunan yang

dilakukan di Indonesia, sampai dengan tahun 1996

pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata tujuh persen per

tahun. Namun jumlah penduduk yang berada di bawah garis

kemiskinan mencapai 16,58 persen dari total penduduk (BPS,

2007).

Rendahnya tingkat pendapatan tersebut menyebabkan

investasi untuk pendidikan, yang merupakan human-capital

bagi pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, tidak menjadi

prioritas. Padahal, ilmu pengetahuan merupakan faktor utama

yang menentukan keberhasilan ekonomi, setelah bahan baku

dan kapital (Thurow, 1999). Oleh karena itu, negara miskin

dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah

akan sulit untuk mencapai keberhasilan ekonomi.

Mencermati kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia di

masa lampau dan kondisi global saat ini, Indonesia harus

memperhatikan kekuatan-kekuatan penggerak penting berikut

ini.

1.1 Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Era globalisasi yang didukung percepatan perkembangan

teknologi, menuntut setiap individu memiliki kompetensi

minimal yang dipersyaratkan untuk bisa berpartisipasi di

dalamnya. Agar bangsa Indonesia tidak tersisih dari

persaingan global, maka peningkatan kualitas SDM yang

mandiri harus menjadi semangat bangsa. Semangat

kemandirian tersebut akan mendorong keunggulan daya

saing SDM yang berbasis pengetahuan (knowledge-based

society) yang dicapai melalui pengembangan sistem

pendidikan yang mampu menghasilkan anak bangsa

berkualitas.

5

1.2 Peningkatan peran perguruan tinggi

Untuk mewujudkan suatu masyarakat berpengetahuan,

peran perguruan tinggi (PT) dalam peningkatan kualitas

SDM sangat penting. PT hendaknya menghasilkan lulusan

yang bukan hanya memiliki pengetahuan tetapi juga

mempunyai jiwa wirausaha dan keunggulan daya saing.

Sebagai PT terbuka jarak jauh, UT dapat berperan penting

di dalamnya melalui pengembangan program-program

pendidikan berkelanjutan (continuing education) ataupun

program berjenjang (degree). Program-program

pendidikan berkelanjutan harus didesain sedemikian rupa

sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat dan memacu

semangat belajar sepanjang hayat. Sementara itu,

program-program berjenjang selain memenuhi kebutuhan

masyarakat juga harus memiliki standar kualitas nasional.

1.3 Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks)

yang cepat berdampak pada perubahan radikal terkait

dengan kebutuhan dan kompetensi SDM yang

memerlukan pendidikan secara berkelanjutan. Makin

tinggi tingkat teknologi yang digunakan, makin tinggi pula

tingkat pendidikan dan kompetensi SDM yang dituntut.

SDM yang terdidik dan terlatih dengan baik sangat

diperlukan untuk meningkatkan daya saing serta

kelestarian suatu bangsa. Peningkatan proses belajar

berbasis TIK yang dilaksanakan UT merupakan suatu

proses pembudayaan pemanfaatan teknologi bagi

masyarakat, yang juga bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Selain itu,

penggunaan TIK dapat lebih mendorong pendidikan yang

diselenggarakan oleh UT menjadi lebih transparan,

akuntabel, responsif, dan dinamis sesuai dengan dinamika

masyarakat.

6

2. Perkembangan Kondisi Sosial, Politik, dan Budaya

Ditinjau dari sisi perkembangan sosial, politik, dan budaya,

pada abad-21 muncul faktor-faktor baru yang akan mewarnai

perkembangan dunia selama abad ke-21. Faktor tersebut

antara lain munculnya masyarakat jaringan, munculnya

kekuatan lokal yang menentang kekuatan global, menguatnya

isu tentang lingkungan, berakhirnya masa patriarchal,

berkurangnya peran Negara, dan berkembangnya politik

informasi.

Kemajuan TIK telah mampu menyatukan kepentingan-

kepentingan dan individu dalam jaringan global. Jaringan-

jaringan kepentingan yang terbentuk dalam bentuk kerja sama

global atau pasar global yang berbasis teknologi komunikasi,

misalnya muncul pasar keuangan global, kerja sama

antaruniversitas, universitas virtual, dan organisasi-organisasi

yang beroperasi di banyak negara dan disatukan oleh jaringan

komunikasi global. Teknologi komunikasi dan informasi juga

telah mampu menyatukan individu-individu dalam berbagai

komunitas, misalnya blog, friendster, facebook, dan fans club.

Teknologi komunikasi dan informasi telah mempercepat

penyebaran ide-ide baru, keterampilan baru, preferensi baru,

dan informasi dapat diterima seketika di belahan dunia lain

sehingga menyebabkan perubahan yang terjadi pada satu

wilayah secara cepat berpengaruh pada wilayah yang lain.

Kemajuan teknologi memang telah mampu menyatukan

kepentingan-kepentingan dan individu secara lintas negara,

secara ekonomi memang terjadi globalisasi, namun secara

politik dan budaya terjadi perkembangan sebaliknya. Secara

politik, muncul kekuatan-kekuatan lokal yang menentang

upaya merebaknya globalisasi. Secara budaya, muncul gerakan

untuk menandingi dominasi budaya global dalam bentuk

gerakan untuk kembali dan memelihara budaya lokal.

7

Dalam skala nasional, faktor tersebut akan memperkuat

tuntutan otonomi daerah dan pada gilirannya berpengaruh

terhadap sikap daerah untuk mempertahankan dan

memperkuat ciri khas daerahnya. Otonomi daerah akan

berpengaruh terhadap pembiayaan program-program

pemerintah dan penyediaan sarana dan prasarana yang

diperlukan UPBJJ-UT yang merupakan unit pelaksana UT di

daerah. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah dengan

tetap dipertahankannya ciri khas lokal yang akan

memunculkan jenis kebutuhan yang berbeda untuk setiap

wilayah. Ini berarti UT harus melakukan diversifikasi produk

dan pelayanan. Dampak selanjutnya adalah pada peningkatan

biaya pelayanan karena adanya perbedaan tingkat kebutuhan

dan perlakuan terhadap situasi lokal.

Pembangunan ekonomi yang didasarkan atas pertumbuhan

ternyata berakibat pada ketidakseimbangan lingkungan.

Hutan-hutan telah berubah fungsi dan banyak vegetasi yang

mati karena pencemaran. Ketidakseimbangan telah

mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu udara dan

kandungan karbon dalam udara dan air, serta pencemaran

udara, air, dan tanah. Eksploitasi yang berlebihan atas energi

minyak menyebabkan pada abad-21 persediaan minyak

semakin menipis dan perlu dicari pengganti bahan-bakar yang

berbasis fosil dan aman bagi lingkungan. Ketidakseimbangan

lingkungan dan menipisnya persediaan energi fosil telah

mendorong munculnya gerakan-gerakan baik pada tingkat

lokal, regional, dan global untuk membangun kesadaran

terhadap lingkungan. Gerakan tersebut bahkan telah masuk ke

dalam kurikulum sekolah dan berbagai kebijakan politik, baik

lokal maupun global.

Kesadaran terhadap pentingnya menciptakan keseimbangan

lingkungan pada tingkat masyarakat akan menciptakan

kebutuhan masyarakat akan pengetahuan tentang lingkungan

hidup, pengelolaan lingkungan, pelestarian lingkungan hidup,

dan pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang. Ini

adalah peluang UT untuk memasarkan program-program baik

8

program tingkat pendidikan tinggi, pelatihan, maupun

program-program continuing education yang berjangka kurang

dari satu tahun.

Faktor berikutnya adalah melemahnya kekerabatan patriarchal.

Gejala ini sebenarnya sudah nampak pada tatanan sebagian

masyarakat Indonesia pada masa lampau, seperti peran kaum

perempuan terutama perempuan pedagang. Teknologi telah

mampu mengambil alih peran otot manusia. Pekerjaan-

pekerjaan yang memerlukan kekuatan otot telah mampu

diambil alih oleh mesin. Pekerjaan berbasis kekuatan otot

adalah pekerjaan yang secara tradisional dikerjakan oleh kaum

pria. Di sisi lain industri jasa berbasis pada teknologi informasi

dan leisure seperti mode, pariwisata, pendidikan, dan teknologi

informasi yang tidak berbasis pada kekuatan otot semakin

meningkat. Berkembangnya industri jasa meningkatkan

kebutuhan terhadap SDM perempuan yang akhirnya

berdampak pula pada meningkatnya peran perempuan dalam

industri dan rumah tangga.

Secara nasional, kecenderungan ini akan berpengaruh

terhadap kebijakan pemerintah terutama kebijakan tentang

pemberdayaan perempuan. Akan semakin banyak peluang

pekerjaan yang tersedia untuk perempuan, sedangkan

mayoritas pengetahuan dan keterampilan perempuan

Indonesia masih belum mencukupi untuk masuk ke dalam

sektor formal. Oleh karena itu terbuka kesempatan untuk

mengembangkan program-program pendidikan, pelatihan, dan

continuing education yang berkaitan dengan industri jasa.

Kemajuan ekonomi, globalisasi ekonomi, dan semakin

banyaknya kekuatan-kekuatan di luar negara, telah

memunculkan suatu konstelasi politik baru. Negara bukan

satu-satunya kekuatan, terdapat kekuatan lain yang muncul

seperti industri, universitas, dan bahkan individu. Pengambilan

kebijakan politik bukan lagi wewenang penuh negara, banyak

kelompok kepentingan dan individu yang harus dilibatkan

dalam proses pengambilan kebijakan. Pada sisi lain pergeseran

9

sumber kekuasaan ini telah mendorong negara untuk

merumuskan kembali makna pelayanan publik. Urusan yang

sebelumnya banyak dilakukan oleh negara kini banyak yang

diserahkan kepada masyarakat termasuk pendidikan dan

kesehatan. Oleh karena itu masyarakat menjadi semakin

otonom dalam memenuhi kebutuhannya.

Dalam konteks akademik, penguatan peran masyarakat dalam

mengurus dirinya sendiri (civil society) akan menuntut

masyarakat untuk memiliki pengetahuan yang mencukupi

dalam mengorganisasikan urusan-urusan masyarakat secara

mandiri. Dalam masyarakat yang terbuka dan mandiri tuntutan

terhadap peningkatan pengetahuan sangat tinggi. Masyarakat

berpengetahuan akan terus menerus memerlukan peningkatan

pengetahuan, sehingga kebutuhan untuk belajar formal dan

nonformal akan terus muncul. Dengan demikian, akan tercipta

kebutuhan untuk belajar sepanjang hayat. Memperhatikan

perkembangan masyarakat yang demikian, maka lingkup

pendidikan tidak hanya mencakup rentang usia yang semakin

lebar, namun juga rentang wilayah yang luas, rentang sosial

ekonomi yang tinggi, serta rentang bidang studi yang

beragam.

Faktor besar terakhir adalah penggunaan informasi untuk

kepentingan politik. Manusia semakin tergantung pada

informasi. Hampir semua bidang kehidupan manusia

bersentuhan dengan informasi. Pada sisi lain, informasi

merupakan sesuatu yang tidak netral artinya informasi dapat

dimanipulasi untuk mempengaruhi persepsi. Media informasi

merupakan kekuatan sentral dalam menghubungkan antar

kelompok masyarakat dan antara masyarakat dengan Negara.

Kekuatan media informasi telah menjadikan masyarakat

mampu mewakili dirinya sendiri, sehingga mereka tidak

memerlukan wakil rakyat. Media informasi juga menjadi alat

sekaligus simbol dominasi politik, ekonomi, dan budaya.

Kelompok yang memegang dominasi media memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi persepsi kelompok

masyarakat lain, misalnya melalui pemasaran politik,

10

pengaburan fakta, dan sebagainya. Namun pada sisi lain,

secara positif media juga merupakan alat yang ampuh untuk

menyebarkan kebijakan-kebijakan pemerintah, sosialisasi, dan

mengendalikan perilaku masyarakat oleh pemerintah, serta

dapat digunakan untuk menyebarkan pengetahuan kepada

masyarakat secara massal maupun individual.

3. Perkembangan Paradigma Pendidikan

Seiring perubahan jaman dan kemajuan teknologi, wajah dunia

pendidikan 2021 dapat dipastikan jauh berubah. Inovasi dan

gagasan baru terus bermunculan baik pada tataran global

maupun regional dan memberikan imbas kepada praktek

pendidikan di Indonesia. Perkembangan masyarakat tidak

selalu harus mengikuti garis linier, dapat terjadi lompatan

bahkan pembelokan sesuai arah yang dikehendaki. Paling tidak

ada tiga faktor makro yang perlu diperhatikan implikasinya

pada arah pengembangan dan pelaksanaan misi UT; yakni

1) Akses dan pemerataan pendidikan,

2) Kualitas program pendidikan, dan

3) Globalisasi dan internasional pendidikan.

3.1 Akses dan pemerataan pendidikan

Visi pendidikan nasional “terwujudnya sistem pendidikan

sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia

berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga

mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang

selalu berubah” menuntut instrumentasi pendidikan pada

semua jalur dan jenjang pendidikan. Untuk mewujudkan

visi tersebut dalam Penjelasan Umum Undang-Undang

(UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) digariskan upaya sistemik bagi

perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia,

dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa

11

secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam

rangka mewujudkan masyarakat belajar.

Lebih lanjut ditegaskan dalam Pasal 5 Undang-undang

tersebut bahwa: (1) setiap warga negara mempunyai hak

yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu;

(2) warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,

mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh

pendidikan khusus; (3) warga negara di daerah terpencil

atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil

berhak memperoleh pendidikan layanan khusus; (4)

warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus; dan (5)

setiap warga negara berhak mendapat kesempatan

meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Semua butir

dalam Pasal 5 tersebut mengandung makna bahwa

pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada semua

jalur dan jenjang pendidikan harus menjadi komitmen

nasional seluruh pemangku kepentingan dalam konteks

sistemik pendidikan nasional.

Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 20 Tahun

2003 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, maka

UT menjadikan amanat tersebut sebagai misi utama dan

menggunakan berbagai strategi guna mewujudkan misi

tersebut. Sebagai PTTJJ, jangkauan layanan UT tidak

diragukan lagi, hal ini disadari oleh Pemerintah yang

memberikan kepercayaan pada UT untuk meningkatkan

kualifikasi dan kualitas guru di seluruh tanah air.

Dengan sistem penyelenggaraan PTTJJ yang dilaksanakan

UT, maka UT telah membuka akses ke PT bagi semua

lapisan masyarakat tanpa terkendala ruang dan waktu.

Apalagi dengan berkembangnya TIK, maka jalur

komunikasi antara peserta didik dan pendidik semakin

diperluas, sehingga berbagai alternatif komunikasi dapat

digunakan oleh kedua belah pihak dalam penyelenggaraan

12

proses belajar. Dengan demikian, diharapkan bahwa SDM

Indonesia dapat maju secara bersamaan untuk dapat

berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini.

Dalam menyelenggarakan pendidikan, UT berkolaborasi

dengan berbagai PT di tanah air. Penulis bahan ajar dan

bahan ujian UT, serta pembimbing akademik adalah

dosen-dosen yang berasal dari berbagai PT negeri

ternama di Indonesia. Kepakaran para dosen tersebut

selama ini hanya dapat diperoleh mahasiswa dari PT

tempat dosen tersebut bertugas. Dengan pengembangan

bahan ajar, bahan ujian, dan pembimbing akademik yang

dilaksanakan oleh UT maka pada dasarnya kepakaran dari

dosen-dosen tersebut telah tersebar secara meluas ke

semua tempat domisili mahasiswa UT. Secara konseptual

telah terjadi transfer ilmu pengetahuan dari kelompok

pakar kepada mahasiswa di seluruh tanah air, sehingga

terjadi pemerataan kualitas pendidikan.

Lebih lanjut UU Nomor 20 Tahun 2003 mengamanatkan

bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

Oleh karena itu sifat keterbukaan UT merupakan

kemungkinan terbesar untuk dapat mewujudkan amanat

dari UU ini. Konsep pendidikan sepanjang hayat antara

lain bermakna bahwa untuk dapat mengikuti suatu

pendidikan maka umur dan tahun ijazah misalnya, tidak

menjadi kendala lagi. Sifat keterbukaan UT ini merupakan

suatu kekuatan yang bersifat unik yang sulit kiranya

dilaksanakan oleh PT tatap muka.

Selain itu, konsep pendidikan sepanjang hayat juga berarti

bahwa setiap orang dapat menentukan jenjang dan jenis

pendidikan yang dibutuhkannya. Dengan demikian PT

tidak hanya menyediakan program pendidikan yang

berjenjang seperti program sarjana ataupun magister,

namun juga harus mengakomodasi program-program

pendidikan jangka pendek seperti program sertifikat. Jadi,

13

kontribusi UT sebagai PT dalam meningkatkan kualitas

SDM Indonesia seperti yang akan dituliskan dalam Visi UT

2010-2021 dapat terlaksana.

3.2 Kualitas program pendidikan

Kualitas merupakan tuntutan semua pemangku

kepentingan pendidikan, terlepas dari jenis, jenjang, jalur,

dan metode pendidikan yang diterapkan. Tuntutan

kualitas pendidikan terkait erat dengan berbagai upaya

dalam meningkatkan kompetensi lulusan, daya saing SDM

maupun akuntabilitas. Upaya peningkatan kualitas PJJ

bersifat menyeluruh, sistemik dan berkelanjutan, yang

mencakup produk, proses, rancangan, penyampaian, dan

filosofi Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ).

Ada beberapa hal pokok yang menjadi perhatian penting

berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas. Kualitas

menentukan keberlanjutan atau kelanggengan UT sebagai

institusi PTTJJ yang disegani, handal, dan terpercaya.

Peningkatan kualitas harus berfokus pada upaya

pemberian layanan PJJ terbaik kepada peserta didik dan

pihak pemangku kepentingan. Kualitas merupakan

indikator kredibilitas dan citra institusi yang harus menjadi

tanggungjawab bersama dalam upaya pencapaiannya.

Peningkatan kualitas berkaitan dengan penilaian internal

dan eksternal. Penilaian internal dilakukan melalui

mekanisme audit internal secara periodik dan konsisten

dengan tujuan perbaikan secara berkelanjutan. Penilaian

eksternal melibatkan pihak luar seperti lembaga

akreditasi, badan sertifikasi, asosiasi profesi, serta

benchmarking dengan institusi penyelenggara PJJ yang

memiliki standar kualitas tinggi. Sebuah institusi PTTJJ

yang berkualitas tinggi akan mampu memberikan layanan

terbaik kepada pengguna jasa dari berbagai lapisan tanpa

dibatasi oleh lokasi geopolitik, status sosial, kemampuan

ekonomi, dan akses pada teknologi. Institusi yang

14

berkualitas akan mampu bersaing dan sekaligus bersinergi

dalam berbagai bidang yang menjadi misi utama institusi

dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

Institusi PTTJJ berkualitas harus mampu

menyelenggarakan program pendidikan terbuka jarak jauh

(PTJJ) berkualitas sehingga dapat menghasilkan SDM yang

kompeten, handal dan kompetitif. Program PTJJ

berkualitas dapat menjangkau mahasiswa secara nasional

dan memiliki standar penyelenggaraan berkualitas

internasional. Oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas

bersifat komprehensif, sistemik, berkelanjutan dan

menjadi tanggungjawab bersama untuk memastikan

keberlanjutan program dan kelanggengan institusi PTTJJ.

3.3 Globalisasi dan internasionalisasi pendidikan

Dari menjamurnya berbagai institusi lintas negara yang

bekerja sama dalam menyelenggarakan jasa pendidikan,

mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga PT, dapat

diperkirakan bahwa untuk 20 tahun ke depan,

kecenderungan menawarkan pendidikan dengan

kolaborasi institusi antar negara akan semakin menguat.

Semakin mudahnya akses kepada sumber-sumber

pembelajaran secara terbuka seperti yang tersedia pada

berbagai website, akan semakin mendorong munculnya

globalisasi dan internasionalisasi pendidikan tanpa batas.

Ke depan, para penyelenggara pendidikan seyogyanya

memikirkan strategi-strategi pemasaran yang lebih luwes

dan sangat memperhatikan kebutuhan pendidikan per

individu dengan kemudahan cara mendapatkan layanan

pendidikan tersebut.

Trend strategi penawaran program pendidikan misalnya

dengan multibahasa, atau dengan sistem pengakuan

kredit multi institusi, akan banyak nampak dan hal ini

sangat mempengaruhi pengemasan program-program di

15

UT. Saat ini, UT baru melakukan pengembangan berbagai

strategi seperti diuraikan sebelumnya, yaitu penawaran

program dengan multi bahasa, joint program atau mata

kuliah dengan institusi lainnya baik di dalam maupun di

luar negeri, dan pengembangan sistem alih kredit multi

institusi.

Melihat perkembangan strategi penawaran pendidikan

secara global tersebut, semestinya UT sudah mulai

mendesain strategi penawaran program yang bersifat

global dan internasional. Melalui rintisan Program Bahasa

Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) akan terlihat

kekuatan dan kelemahan UT dalam

menginternasionalisasikan dan mengglobalkan

programnya. Program BIPA merupakan program sertifikat

yang dapat memberikan inspirasi untuk menyisipkan

muatan-muatan vokasional dalam program-program

sarjana yang sifatnya akademis. Peluang untuk mendesain

program-program secara kolaboratif dengan berbagai

strategi penyelenggaraannya akan dapat dipelajari melalui

penawaran program BIPA. Dari penyelenggaraan Program

BIPA, UT akan belajar menemukan berbagai alternatif

strategi pengelolaan bahan atau sumber belajar serta

proses pembelajaran.

4. Paradigma Baru dan Strategi Jangka Panjang

Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) telah memasukkan konsep-konsep baru

dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional di

Indonesia. Salah satu konsep baru adalah masuknya sistem

pendidikan jarak jauh sebagai bagian integral dari

instrumentasi dan praksis pendidikan nasional. Di samping itu,

UU Sisdiknas juga menekankan pentingnya otonomi perguruan

tinggi untuk mendorong peningkatan kualitas pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan tinggi secara umum. Dengan

demikian, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan jarak

16

jauh, yang sudah sejak berdirinya pada tahun 1984 menjadi

ciri utama Universitas Terbuka dapat diwujudkan dalam

konteks otonomi perguruan tinggi. Dalam konteks itu, UT

sebagai perguruan tinggi perlu terus melakukan upaya

penyempurnaan organisasi dan manajemen yang mengacu

pada ketentuan perundang-undangan yang menjadi turunan

dari UU Sisdiknas tersebut. Dengan demikian UT tetap menjadi

perguruan tinggi terbuka dan jarak jauh yang diselenggarakan

secara efektif, efisien, dan berkualitas.

Sebagai perguruan tinggi negeri, UT beroperasi berdasarkan PP

RI Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan beserta ketentuan yang menjadi

turunannya, yang secara normatif telah menggantikan PP RI

Nomor 60 Tahun 1999. Merujuk pada PP tersebut semua

kebijakan kelembagaan, akademik, pengelolaan, dan keuangan

UT dengan sendirinya harus merujuk, memperoleh

persetujuan, atau penguatan dari Kementerian Pendidikan

Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Keuangan

(Kemenkeu). Namun demikian, karena PP RI Nomor 17 tahun

2010 ini belum mengakomodasi tata kelola perguruan tinggi

yang mencerminkan semangat otonomi, saat ini Pemerintah

sedang menyusun RPP RI Perubahan atas PP RI Nomor 17

Tahun 2010 yang menggariskan tata kelola perguruan tinggi

secara umum. Sebelum tata kelola baru resmi diundangkan,

maka semua perguruan tinggi termasuk UT, menggunakan tata

kelola status quo berdasarkan ketentuan perundanga-

undangan sebelumnya.

Dalam status apapun, UT tetap dituntut untuk mampu

beroperasi secara efektif dan efisien. Sampai saat ini UT telah

melakukan perbaikan-perbaikan berkelanjutan di antaranya

dalam pengembangan SDM, sistem dan prosedur, sarana dan

prasarana, sistem pengelolaan keuangan, dan budaya kerja.

Walaupun demikian, proses perbaikan tersebut masih perlu

dipercepat dan dievaluasi lagi pelaksanaannya. Ke depan UT

harus tetap bekerja dengan merujuk pada etika, norma, dan

nilai-nilai good governance, total quality management, dan

17

organisasi yang selalu belajar (learning organization). Prinsip-

prinsip good governance mencakup akuntabilitas, transparansi,

taat hukum, partisipatif, profesional, efektif, dan efisien. Prinsip

total quality management (TQM) adalah pencapaian kualitas

secara total dan berkelanjutan. Sementara itu learning

organization dibangun atas disiplin dalam proses pembelajaran

individu, kelompok, dan pembelajaran pada tingkat organisasi.

Berbagai kebijakan di atas, pada dasarnya sudah terlaksana,

meskipun budaya kerja birokrasi masih dominan. Perubahan

budaya kerja dari budaya birokrasi menuju budaya organisasi

korporat termasuk kompensasinya masih harus terus menerus

diupayakan dengan sungguh-sungguh. Dari evaluasi diri dapat

diketahui bahwa sebagian staf sudah berubah cara kerjanya,

namun masih perlu usaha yang konsisten dalam

mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut di

lingkungan UPBJJ-UT.

Sejak awal berdirinya, UT sudah menyadari bahwa

kemitraan/kerjasama antarinstitusi merupakan keharusan

dalam menjalankan PTJJ. Saat ini kemitraan dengan berbagai

instansi seperti pemerintah daerah, universitas lain, dan

lembaga penyedia jasa,yang dilakukan dalam penulisan bahan

ajar, pengembangan soal, pelaksanaan tutorial, peningkatan

angka partisipasi mahasiswa, dukungan operasional UT, dan

pengadaan sarana dan prasarana UT. Kerja sama antarinstansi

atau lembaga ini masih perlu terus ditingkatkan baik dalam

jumlah maupun jenisnya.

5. Perkembangan TIK

TIK berkembang sangat pesat baik dalam hal kuantitas

maupun kualitas. Dampak dari perkembangan ini menunjukkan

bahwa penetrasi TIK dalam hampir seluruh aspek kehidupan

semakin kuat. Penetrasi ini terjadi secara global, sehingga

Indonesia tak dapat menghindarkan diri untuk dijadikan

sebagai salah satu pasar produk TIK. Pemerintah

berkepentingan untuk merespon dampak penetrasi TIK secara

18

bijak baik di sektor ekonomi, pemerintahan, maupun

pendidikan yang masing-masing dikenal dengan e-commerce,

e-government, dan e-education.

Di dunia pendidikan, pemanfaatan TIK juga berjalan sangat

cepat untuk kepentingan administrasi, manajemen, dan

pembelajaran. Dari waktu ke waktu selalu bermunculan

institusi-insitusi pendidikan yang menyatakan bahwa mereka

mengintegrasikan TIK dalam sistem mereka. Jargon TIK dalam

pendidikan seperti e-learning, virtual learning, mobile-learning

sepertinya bersaing satu sama lain walaupun pada hakikatnya

secara substansial tidak terlalu berbeda. Dalam konteks PTTJJ,

konsep e-learning sepertinya menjanjikan suatu alternatif baru

dalam hal proses pembelajaran karena e-learning juga

berkonotasi online learning yang artinya pembelajaran berbasis

web atau internet.

TIK dapat dimanfaatkan untuk online learning pada pendidikan

jarak jauh antara lain; course websites, audiovideo capture via

web, web conferencing, dan penggunaan telepon genggam

(HP) untuk melakukan mengunduh materi. Dengan adanya

course websites, mahasiswa dan/atau dosen mendapatkan

berbagai keuntungan diantaranya mahasiswa dapat mengakses

materi website kapan dan dari manapun, staf pengajar dapat

mengembangkan website sendiri untuk mata kuliahnya, dan

terdapat banyak sumber yang sudah dikembangkan dan dapat

direvisi untuk dipergunakan kembali. Selain itu, audiovideo

capture via web mempunyai kelebihan karena mahasiswa

dapat mengakses dari rumah ataupun kantor, materi dapat

direviu sesuai dengan kebutuhan dan sumber yang sudah ada

dapat dikembangkan untuk jangka panjang.

Web conferencing sangat bermanfaat dalam menyelenggarakan

konferensi jarak jauh dengan murah dan mudah, dan

mahasiswa dapat berpartisipasi dari rumah atau kantor.

Keuntungan lain yang didapat adalah bahwa mahasiswa

mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan komunitas

mahasiswa yang lain dan merupakan media yang baik untuk

19

interaksi antara dosen dan mahasiswa. Di samping itu,

kemajuan teknologi pada telepon genggam memudahkan

mahasiswa untuk memperoleh informasi penting dan bahkan

untuk mendapatkan materi yang diperlukan.

Pada masa mendatang, diharapkan TIK menjadi semakin

murah dan merata di seluruh Indonesia. Ke depan, UT perlu

mengembangkan infrastruktur dan SDM yang sesuai dengan

tuntutan program dan institusi, baik pusat maupun UPBJJ-UT.

Pemanfaatan TIK dan Transaksi Elektronik dilaksanakan

berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian,

itikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral

teknologi.

6. Citra Publik tentang Pendidikan Jarak Jauh

Pencapaian kualitas UT yang ditandai dengan diperolehnya

sertifikat akreditasi internasional dari Internasional Council for

Distance Education (ICDE) yang berpusat di Oslo, Swedia,

tahun 2005 dan kemudian diikuti dengan pemerolehan

sertifikat ISO dalam berbagai bidang telah menyebabkan UT

diliput banyak media dan UT menjadi semakin dikenal oleh

para pemangku kepentingan. Di samping itu jumlah mahasiswa

dan alumni yang semakin besar turut berperan dalam

menyebarluaskan nama UT. Persoalan yang dihadapi oleh UT

sekarang adalah bukan bagaimana mensosialisasikan UT tetapi

lebih kepada mempertahankan dan meningkatkan citra yang

positif tentang UT serta keunggulan sistem pendidikan jarak

jauh dalam menghasilkan SDM berkualitas.

Keunggulan sistem pendidikan jarak jauh yang telah terbukti

mampu menjangkau daerah yang luas dan massal

menyebabkan biaya yang harus ditanggung mahasiswa juga

menjadi lebih murah. Namun, bukan hanya luas jangkauan

sistem dan besarnya jumlah mahasiswa yang menjadi fokus

penyelenggaraan UT, tetapi peningkatan kualitas layanan baik

layanan akademik maupun administrasi akademik juga menjadi

fokus utama.

20

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa UT mampu

mengendalikan kualitas layanan sampai pada tingkat desa.

Terlaksananya strategi pengembangan kualitas sistem layanan

secara tidak langsung akan meningkatkan citra UT.

B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Secara umum faktor internal yang mempengaruhi

pengembangan UT pada masa mendatang meliputi aspek:

(1) Kualitas dan relevansi akademik;

(2) Daya jangkau dan kualitas layanan pendidikan; dan

(3) Tata kelola organisasi.

1. Kualitas dan Relevansi Akademik

1.1 Program pendidikan

Saat ini UT memiliki 31 program studi, mulai dari strata

diploma, sarjana, sampai dengan pascasarjana. Secara

khusus dalam penerimaan mahasiswa program diploma

dan sarjana, UT tidak melakukan seleksi masuk seperti

halnya di PT tatap muka. Semua calon mahasiswa yang

memiliki ijasah sekolah menengah atas atau yang

sederajad dapat menjadi mahasiswa program diploma dan

sarjana UT tanpa seleksi masuk. Namun demikian, syarat

administrasi harus dipenuhi. Sementara itu, untuk

penerimaan mahasiswa baru program magister, UT

melakukan seleksi berupa tes masuk bagi calon

mahasiswa. Hal ini dilakukan karena lulusan program

magister diharapkan menjadi pengembang ilmu serta

memiliki kompetensi profesional yang tinggi dalam

bidangnya sehingga mahasiswa harus memenuhi syarat-

syarat khusus yang ditetapkan.

Mengantisipasi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, UT

mensyaratkan calon mahasiswa magister memiliki akses

internet karena sistem pembelajaran program

21

Pascasarjana mensyaratkan partisipasi aktif dalam tutorial

terintegrasi antara tutorial tatap muka dan online. Di

samping itu, sekalipun secara umum penyelenggaraan

pendidikan di UT bersifat massal, namun khusus untuk

program magister jumlah minimal mahasiswa satu

angkatan dalam satu wilayah ditetapkan 20 orang.

Pembatasan ini dilakukan dengan tujuan untuk menjamin

keefektifan dan efisiensi kegiatan tutorial tatap muka.

Seleksi masuk dalam penyelenggaraan pendidikan di atas

memperlihatkan bahwa UT sangat menyadari bahwa untuk

mengikuti suatu program pendidikan pada jenjang

tertentu, diberlakukan pula kekhususan sesuai dengan

standar kompetensi lulusan yang dituntut oleh program

tersebut. Demikian pula halnya dengan program-program

yang membutuhkan adanya praktikum, UT memberikan

persyaratan khusus. Misalnya untuk Program Studi Biologi

hanya dibuka di UPBJJ-UT yang telah memiliki kerja sama

dengan institusi yang dapat memfasilitasi pelaksanaan

praktikum.

Dengan penerapan berbagai kebijakan akademik di atas,

UT sangat menyadari bahwa proses pembelajaran

merupakan bagian yang harus tetap dapat dimonitor. Bagi

program pendidikan yang mempersyaratkan kontrol

proses belajar secara tatap muka seperti halnya

praktikum, maka pembatas adalah tempat pelaksanaan

praktikum. Bagi program-program yang mempersyaratkan

kontrol proses pembelajaran secara online atau dengan

memanfaatkan TIK maka UT mengenakan persyaratan

dapat menggunakan TIK bagi calon mahasiswa. Penerapan

kebijakan dalam bidang akademik ini merupakan upaya

UT untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

22

1.2 Mahasiswa dan lulusan

Pada dasarnya program pendidikan UT ditawarkan secara

terbuka yang memungkinkan mahasiswa bebas

melakukan registrasi sesuai dengan situasi dan

kondisinya. Mahasiswa dapat melakukan registrasi mata

kuliah kapan saja dan untuk jumlah dan jenis mata kuliah

apa saja. Namun demikian, UT juga menawarkan program

pendidikan berbasis kelompok belajar dan layanan

bantuan belajar yang lebih terstruktur yang disebut

dengan Sistem Paket Semester (SIPAS). SIPAS ini

diterapkan untuk program pendidikan dasar (pendas) dan

nonpendas berdasarkan jumlah mahasiswa dalam suatu

kelompok atau mitra. Jumlah total mahasiswa (aktif dan

registrasi) UT dalam 4 (empat) tahun terakhir mengalami

peningkatan yang signifikan. Tabel 1 menunjukkan

perkembangan data mahasiswa termasuk mahasiswa baru

dari tahun ke tahun.

Tabel 1 Total Mahasiswa Program Diploma dan

Sarjana Aktif dan Registrasi 2006 – 2009

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa registrasi

(termasuk mahasiswa baru) program studi non-FKIP

meningkat dari 38.729 pada tahun 2006 menjadi 64.701

tahun 2009. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 67.06%.

Sedangkan mahasiswa registrasi (termasuk mahasiswa

Tahun

Program

Total Program Non-FKIP dan FKIP

Non-FKIP FKIP

Registrasi Total

Aktif

Registrasi Total

Aktif

Registrasi Total

Aktif Baru Ulang Total Baru Ulang Total Baru Ulang Total

2006 10.166 28.563 38.729 58.729 110.866 137.437 248.303 252.558 121.032 166.000 287.032 311.287

2007 13.188 26.979 40.167 61.167 166.059 81.923 247.982 275.381 179.247 108.902 288.149 336.548

2008 20.527 25.200 45.727 66.469 170.165 195.518 365.683 486.677 190.692 220.718 411.410 553.146

2009 32.237 32.464 64.701 78.094 140.712 329.108 469.820 557.458 172.949 361.572 534.521 635.552

23

baru) FKIP meningkat dari 148.303 orang pada tahun

2006 menjadi 469.820 orang pada tahun 2009. Ini berarti

terjadi lonjakan jumlah mahasiswa yang sangat fenomenal

yaitu sebesar 216.8%. Salah satu faktor pendorong

peningkatan jumlah mahasiswa FKIP ini adalah UU Nomor

20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas dan UU Nomor 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen yang mempersyaratkan

guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana

atau sarjana sains terapan. Kecenderungan peningkatan

mahasiswa FKIP diperkirakan masih akan berlanjut hingga

tahun 2013.

Khusus untuk mahasiswa baru non-FKIP, peningkatan

terjadi dari 10.166 pada tahun 2006 menjadi 32.237 pada

tahun 2009 atau terjadi peningkatan sebesar 217.11%.

Sementara itu, jumlah mahasiswa baru FKIP meningkat

dari 110.866 orang pada tahun 2006 menjadi 140.712

orang pada tahun 2009, yang berarti kenaikan sebesar

26.92%. Jumlah mahasiswa baru tertinggi terjadi pada

tahun 2008 yaitu sebanyak 170.165 orang (peningkatan

53.49% dari tahun 2006).

Jumlah lulusan UT juga mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun seperti terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah Lulusan UT 2006-2009

dan Lulusan Total sejak 1984

Seperti terlihat dalam Tabel 2 jumlah lulusan program

non-FKIP yang pada tahun 2006 sebanyak 1.161 orang

meningkat menjadi 1.706 orang pada tahun 2009. Jumlah

kumulatif lulusan program-program non FKIP dari tahun

2006 – 2009 adalah 7.171 orang. Sementara itu, jumlah

Program 2006 2007 2008 2009 Total 1984-2009

Non FKIP 1.161 2.469 1.835 1.706 48.612

FKIP 30.579 38.807 62.784 87.377 947.752

Total 31.740 41.376 64.619 89.083 996.364

24

lulusan program-program FKIP yang pada tahun 2006

sebanyak 30.579 orang meningkat menjadi 87.377 orang

pada tahun 2009. Secara kumulatif, jumlah total lulusan

program-program FKIP UT dalam empat tahun terakhir

(2006-2009) adalah 219.547 orang, sedang total lulusan

sejak tahun 1984 adalah 996.364 orang.

Jika dilihat dari masa studi mahasiswa yang telah lulus,

rerata masa studi dalam empat tahun terakhir adalah 6

tahun 5 bulan. Sementara itu untuk lulusan program-

program FKIP rerata masa studi bervariasi tergantung

tingkat pendidikan terakhir sebelum masuk UT. Untuk

program jenjang sarjana masukan lulusan diploma II,

rerata masa studi adalah 3 (tiga) tahun 9 (sembilan)

bulan. Untuk program sarjana masukan lulusan diploma

III adalah 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan sedangkan untuk

program sarjana masukan SLTA saat ini belum dapat

dilihat karena belum menghasilkan lulusan.

Dari segi kualitas yang diukur melalui indeks prestasi

kumulatif (IPK) rata-rata, dalam empat tahun terakhir,

rerata IPK lulusan program jenjang sarjana non-FKIP,

adalah antara 2,19 sampai 2,27. Di lain pihak, rerata IPK

lulusan jenjang sarjana pada program di FKIP dalam

empat tahun terakhir berkisar antara 2,29 sampai 2,31.

Khusus untuk Program Pendas (PGSD dan PG PAUD),

rerata IPK lulusan dalam empat tahun terakhir adalah

2,36 sampai 2,63. IPK tertinggi yang pernah dicapai oleh

lulusan FKIP adalah 3,98, sedangkan untuk mahasiswa

non-FKIP adalah 3,72.

Jumlah total mahasiswa Progam Pascasarjana (PPs) baik

yang aktif maupun registrasi dalam empat tahun terakhir

juga mengalami peningkatan yang signifikan. Tabel 3

menunjukkan perkembangan data mahasiswa PPs

termasuk mahasiswa baru dari tahun ke tahun.

25

Tabel 3 Total Mahasiswa PPs Aktif

dan Registrasi 2006–2009

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang

registrasi (termasuk mahasiswa baru) PPs meningkat dari

219 pada tahun 2006 menjadi 1.022 tahun 2009. Ini

menunjukkan kenaikan sebesar 366.66%. Ini berarti

lonjakan jumlah mahasiswa PPs juga sangat fenomenal.

Salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah

mahasiswa PPs ini adalah keberhasilan menjalin kerja

sama dengan pemerintah daerah dan banyaknya

pemerintah daerah yang mempersyaratkan pejabat eselon

III ke atas berkualifikasi akademik magister. Jumlah

lulusan PPs UT juga mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun seperti terlihat dalam Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah Lulusan UT 2006 – 2009 dan Lulusan

Total sejak 1984

Seperti terlihat dalam Tabel 4 jumlah lulusan PPs pada

tahun 2006 sebanyak 18 orang meningkat menjadi 74

orang pada tahun 2009. Ini berarti terjadi kenaikan yang

sangat signifikan yaitu sebesar 311, 11%. Jumlah

kumulatif lulusan PPs dari mulai menghasilkan lulusan

yaitu sejak tahun 2005 – 2009 adalah 187 orang. Jika

dilihat dari masa studi mahasiswa yang telah lulus, rerata

masa studi dalam empat tahun terakhir adalah 2 tahun 6

Tahun Registrasi

MahasiswaAktif Total Aktif Baru Ulang Total

2006 14 205 219 65 284

2007 504 152 656 44 700

2008 325 469 794 6 800

2009 459 563 1022 8 1030

Program Tahun Total s/d

2009 2006 2007 2008 2009

PPs 18 31 58 74 181

26

bulan. Dari segi kualitas yang diukur melalui indeks

prestasi kumulatif (IPK) rata-rata dalam empat tahun

terakhir rerata IPK lulusan PPs adalah antara 3.02 sampai

3,92.

Kegiatan yang dilakukan dalam bidang kemahasiswaan, di

antaranya adalah pemberian beasiswa, Orientasi

Mahasiswa Baru (OSMB), pembinaan kemahasiswaan dan

kelompok belajar, pembinaan paduan suara dan

kerohanian. Sementara itu, untuk menampung aspirasi

alumni UT serta menggalang kebersamaan, UT juga

memfasilitasi para alumni UT mendirikan Ikatan Alumni UT

(IKA UT). Sejumlah aktivitas telah dilakukan IKA UT di

berbagai daerah dengan mengundang para alumni dan

pengelola UT. Beberapa kegiatan IKA UT antara lain

seminar ilmiah, disporseni, dan pameran/kegiatan sosial

untuk menggalang dana bantuan bagi saudara-saudara

kita di wilayah yang terkena bencana.

1.3 Layanan bantuan belajar

Penyelenggara PTTJJ wajib menyediakan layanan bantuan

belajar sesuai kebutuhan mahasiswa yang umumnya

merupakan orang dewasa yang mampu mengembangkan

kemampuan belajar mandiri. Walaupun demikian, tidak

semua mahasiswa wajib memanfaatkan layanan bantunan

belajar tertentu. Layanan bantuan belajar UT meliputi

antara lain; tutorial (tatap muka dan online), program

radio dan TV, suplemen (cetak dan web), dry lab,

perpustakaan digital UT, dan jurnal online, open sources,

pembimbingan akademik, dan konseling di UPBJJ-UT.

Berbagai jenis layanan bantuan belajar UT disediakan

dengan memperhatikan faktor demografi dan geografi

mahasiswa serta kondisi lingkungan belajar mahasiswa.

Saat ini UT menyelenggarakan dua model tutorial, yaitu

tutorial online (Tuton) berbasis jaringan internet dan

tutorial tatap muka (TTM). Baik tuton maupun TTM

27

bersifat wajib disediakan oleh UT sesuai dengan

permintaan mahasiswa. Mahasiswa memiliki kelonggaran

untuk mengikuti atau tidak mengikuti tuton atau TTM

sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Setiap

semester, UT menyediakan layanan tuton untuk lebih dari

500 mata kuliah. Tutor untuk Tuton sejauh ini masih

menggunakan dosen tetap UT, baik yang ada di UT Pusat

maupun di UPBJJ-UT. Sementara itu, jumlah mata kuliah

yang di-TTM-kan bervariasi tergantung pada jumlah

permintaan mahasiswa. Secara total jumlah mata kuliah

yang di-TTM-kan pada tahun 2009 adalah 149 mata kuliah

(termasuk matakuliah Pendas dan Sipas), yang diikuti

oleh 399.521 mahasiswa dan melibatkan 14.091 tutor,

5.184 Pengurus Pokjar dan 1.296 Pemantau.

1.4 Bahan ajar

Secara umum, proses pembelajaran mahasiswa UT

dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa dengan

memanfaatkan bahan ajar yang dirancang khusus untuk

mahasiswa PTTJJ. UT menyediakan bahan ajar yang self-

contained dan dapat dipelajari secara mandiri (self-

instructional) oleh mahasiswa. Bahan ajar UT berbentuk

multi media yang meliputi antara lain bahan ajar cetak

(buku materi pokok/BMP) yang dikenal dengan modul,

serta bahan ajar noncetak seperti kaset/CD audio, VCD,

dan bahan ajar berbasis web.

Setiap bahan ajar UT disusun oleh satu tim yang terdiri

atas pakar-pakar dari PT negeri/swasta ternama, baik

pakar di bidang ilmu, pakar media, maupun pakar disain

instruksional. Pengembangan bahan ajar UT dilaksanakan

oleh Fakultas bersama Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak

(PPBAC) dan Pusat Produksi Bahan Ajar Non Cetak

(PPBANC) UT. Fakultas mengkoordinasikan penulisan,

sedangkan PPBAC dan PPBANC mengkoordinasikan

proses produksi bahan ajar cetak mulai dari pengetikan

sampai dengan pencetakan bahan ajar, serta produksi

28

bahan ajar noncetak (kaset/CD audio, VCD, dan web

suplemen).

Pemutakhiran bahan ajar merupakan kegiatan yang wajib

dilakukan oleh UT untuk menjamin kualitas bahan ajar

sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Secara reguler, UT

mendesain agar setiap bahan ajar mulai dievaluasi ketika

berumur 5 (lima) tahun untuk persiapan pemutakhiran

atau revisi, dan bahan ajar harus dipastikan telah direvisi

setelah berumur 7 (tujuh) tahun. Namun demikian, untuk

bahan ajar tertentu yang sifatnya sangat cepat berubah

(misalnya terkait perubahan UU dan PP lainnya), maka

pemutakhiran dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan

tanpa harus menunggu bahan ajar berumur 5 (lima)

tahun.

Proses pemutakhiran bahan ajar UT dikoordinasikan oleh

Pembantu Rektor Bidang Akademik. Proses ini dimulai

dengan identifikasi bahan ajar yang sudah berumur 5

(lima) tahun, kajian atau penelitian bahan ajar termasuk

reviu substansi oleh pakar eksternal dari PT ternama bagi

bahan ajar yang telah digunakan mahasiswa, penentuan

pakar dari PT sebagai calon pereviu, perevisi/penulis

bahan ajar, dan dilanjutkan dengan proses

penulisan/revisi berdasarkan masukan dari hasil penelitian

bahan ajar dan hasil reviu pakar eksternal. Sebelum

diproses oleh PPBAC dan PPBANC, hasil penulisan/revisi

selanjutnya ditelaah terlebih dahulu, baik dari segi materi,

bahasa, maupun desain instruksionalnya. Setelah selesai

ditulis dan ditelaah sesuai dengan perbaikan, PPBAC dan

PPBANC akan memproduksi bahan ajar menjadi master

siap cetak sampai mencetaknya. Demikian selanjutnya,

proses berulang kembali sehingga terjamin bahan ajar

yang berkualitas sesuai dengan perkembangan terkini

dapat tersedia tepat waktu bagi mahasiswa. UT telah

merencanakan bahwa dalam beberapa tahun kedepan,

bahan ajar UT juga akan tersedia dalam bentuk online.

Selain itu, ke depan, UT akan melakukan scanning

29

terhadap seluruh bahan ajar dan mengunggah dalam web

UT sehingga tersedia bagi mahasiswa dengan mudah.

Setiap semester UT menawarkan sekitar 1.065 mata

kuliah. Setiap mata kuliah memiliki bahan ajar termasuk

bahan ajar yang digunakan bersama. Jumlah bahan ajar

aktif hingga tahun 2009 adalah 974 judul yang ditulis

oleh 2.032 orang. Data jumlah bahan ajar yang diampu

setiap fakultas berdasarkan umur bahan ajar ditunjukkan

dalam Tabel 5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa bahan

ajar cetak UT cukup mutakhir, yaitu 96 % berumur kurang

dari 5 tahun.

Tabel 5 Rekapitulasi Umur Bahan Ajar

Hingga tahun 2009, dari 1.592 judul bahan ajar, terdapat

278 (17 %) bahan ajar telah dalam bentuk paket bahan

ajar multimedia (BAMM). Di samping itu, UT juga telah

memiliki beragam bahan ajar suplemen non-cetak dengan

jumlah seperti pada Tabel 6.

Fakultas ≤ 5 Tahun 6 - 7

Tahun

8-12

Tahun Total

1. FKIP 356 2 0 358

2. FMIPA 201 11 0 212

3. FISIP 250 14 1 265

4. FEKON 90 3 0 93

5. PPs 43 1 0 44

Total 940 31 1 972

% 96.7 3.2 0.1 100,00

30

Tabel 6 Beragam Bahan Ajar Non-Cetak untuk Siarandan

Suplemen

Mahasiswa UT tidak wajib membeli bahan ajar namun

mahasiswa wajib memiliki akses terhadap bahan ajar baik

dengan cara membeli maupun meminjam. Pembelian

bahan ajar dilakukan melalui toko buku online. Khusus

untuk mahasiswa Pendas dan peserta layanan Sistem

Paket Semester (SIPAS), bahan ajar otomatis diberikan

sebagai bagian dari paket pembayaran biaya pendidikan.

1.5 Evaluasi hasil belajar

Untuk menjamin kualitas pembelajaran, UT menerapkan

evaluasi hasil belajar mahasiswa baik yang bersifat

formatif maupun sumatif. Evaluasi hasil belajar formatif

dirancang sebagai evaluasi mandiri yang diberikan

langsung sebagai bagian dari buku materi pokok (BMP).

Selain itu, UT juga menyediakan latihan mandiri yang

dapat diakses secara online (Latihan Mandiri/LM online).

Evaluasi hasil belajar mandiri lainnya berupa tugas tutorial

bagi mahasiswa yang mengikuti tutorial dan laporan

praktik/praktikum bagi mata kuliah tertentu. Evaluasi

formatif diharapkan dapat melatih mahasiswa

mempersiapkan diri untuk evaluasi hasil belajar sumatif

yang berbentuk ujian akhir semester atau ujian akhir

program (tugas akhir program). Evaluasi sumatif dapat

bersifat obyektif atau esai. Untuk menjamin terlaksananya

UAS, soal ujian UT dikelola dalam satu bank soal yang

hingga saat ini telah memiliki koleksi 478.509 butir soal

No. Jenis Program Jumlah

1 Televisi 800

2 Video 70

3 Radio 3000

4 Audio 163

5 Web Suplemen 120

31

ujian dari 974 mata kuliah yang ditulis oleh sekitar 1.069

orang.

Setiap semester, UAS dilakukan secara tatap muka dan

serentak dengan sistem dua tahap di 794 tempat/kota

ujian, di 1.606 lokasi ujian, dan 50.123 ruang ujian di

seluruh Indonesia. Pada setiap penyelenggaraan UAS

dilibatkan rata-rata 77.429 orang yang bertugas sebagai

panitia, pengawas dan pemantau, tenaga kebersihan, dan

keamanan. Khusus penyelenggaraan UAS di luar negeri

diatur tersendiri dengan melibatkan pegawai Kedutaan

Besar Republik Indonesia atau Konsulat Jendral Republik

Indonesia setempat. Akuntabilitas dan kualitas persiapan

dan pelaksanaan UAS UT dijamin dengan dilakukannya

penempatan seorang pengawas di tiap-tiap ruangan ujian,

seorang pengawas keliling per lima ruang ujian, seorang

penanggungjawab setiap lokasi ujian, seorang pemantau

untuk memonitor keterlaksanaan UAS (umumnya para

pimpinan di UT dan tenaga akademik dengan

menggunakan instrumen yang telah ditetapkan). Di

samping itu, para auditor baik internal maupun eksternal

juga melakukan audit pada saat persiapan dan

pelaksanaan ujian di UPBJJ-UT.

Pencapaian hasil belajar mahasiswa dituangkan dalam

bentuk nilai mutu (grade) yang merupakan integrasi dari

nilai evaluasi hasil belajar formatif dan sumatif. Komposisi

kontribusi skor tugas tutorial program diploma dan

sarjana terhadap nilai mutu akhir adalah sebagai berikut:

a. Tugas dan partisipasi dalam TTM mata kuliah 50%

b. Tugas dan partisipasi dalam Tuton mata kuliah 30%

c. Tugas dan partisipasi dalam Tuton TAP 50%

d. Tugas dan partisipasi dalam TTM TAP 50% (khusus

untuk Program Pendas)

e. Praktikum (termasuk bimbingan)

f. Praktek 50 %

32

Sementara itu, ketentuan skor tugas tutorial (TTM dan

Tuton) pada Program Pascasarjana adalah 60%.

1.6 Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

1.6.1 Penelitian

Dukungan UT dalam kegiatan penelitian ditunjukkan

dengan mengalokasikan anggaran untuk penelitian dan

diseminasi hasil penelitian/publikasi karya ilmiah. Untuk

menjamin keefektifan penggunaan dana yang disediakan,

setiap tahun UT mengembangkan acuan desain penelitian

yang mengacu pada visi dan misi UT.

Setiap tahun UT mengalokasikan sejumlah dana untuk

membiayai penelitian dan publikasi. Pada Tabel 7 disajikan

jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen UT sejak

tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Dari Tabel 7

terlihat bahwa jumlah penelitian mengalami peningkatan

yaitu sebesar 129.73%. Sementara itu, jumlah publikasi

dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 mengalami

peningkatan sebesar 14.29%. Dari Tabel 7 tersebut juga

terlihat bahwa dana penelitian dan publikasi yang

dialokasikan UT mulai tahun 2006 sampai dengan tahun

2009 meningkat sebesar 1.931.29%. Peningkatan ini

karena UT meningkatkan jumlah biaya per penelitian

yang meningkat hampir dua kali lipat. Demikian juga

dengan jumlah penelitian yang dibiayai meningkat dari

tahun ke tahun. Peningkatan jumlah alokasi dana tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dosen yang

meneliti, kualitas penelitian, dan jumlah publikasi.

33

Tabel 7 Rekapitulasi Jumlah Penelitian, Publikasi,

dan DanaPenelitian UT Tahun 2006-2009

Untuk mendiseminasikan karya ilmiah dan hasil penelitian,

saat ini UT mengelola empat jurnal ilmiah berskala

nasional, yaitu: 1) Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak

Jauh (terakreditasi sampai dengan tahun 2008), 2) Jurnal

Pendidikan, 3) Jurnal Organisasi dan Manajemen, serta 4)

Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. Jurnal-jurnal

tersebut terbit 2 kali dalam setahun, yaitu bulan Maret

dan September. Di samping itu, UT juga mengelola satu

jurnal berskala internasional yaitu: The AAOU Journal (The

Asociation Open University Journal) yang terbit dua kali

setahun.

Di samping itu, UT juga memberikan kesempatan kepada

setiap dosen untuk mengikuti seminar dan penulisan

karya ilmiah di luar UT baik pada tingkat nasional, regional

maupun internasional.

1.6.2 Pengabdian kepada masyarakat

Agar tidak menjadi menara gading di tengah masyarakat,

UT juga melakukan kegiatan pengabdian masyarakat

(abdimas) sehingga masyarakat ikut berkembang seiring

dengan perkembangan UT. Sesuai dengan visi dan misi

UT, kegiatan abdimas UT diarahkan pada penyediaan

program sertifikat atau program pendidikan berkelanjutan,

kegiatan pemberdayaan masyarakat, serta kegiatan

konsultasi. Berdasarkan cakupan pelaksanaan abdimas,

kegiatan abdimas UT dapat dilakukan secara mandiri oleh

dosen, secara berkelompok (lintas program studi ataupun

lintas fakultas), dan secara institusi. Dana abdimas

Komponen 2006 2007 2008 2009

Penelitian 74 94 145 170

Publikasi 28 47 22 32

Dana (Rp) 407.659.000 917.287.000 1.855.946.000 8.280.730.000

34

diperoleh dari: kerja sama dengan instansi lain, UT, serta

dari individu dosen UT.

Pada tahun 2006 sebanyak 15 kegiatan, tahun 2007

sebanyak 13 kegiatan, tahun 2008 sebanyak 16 kegiatan,

dan tahun 2009 sebanyak 14 kegiatan. Kegiatan-kegiatan

tersebut ada yang dilaksanakan dengan dana dari UT ada

juga kegiatan yang dilaksanakan dengan dana kerja sama

dengan mitra.

Program abdimas UT meliputi kegiatan antara lain

peningkatan kesejahteraan masyarakat, kewirausahaan,

mendukung program Pemerintah, dan mendukung dunia

usaha/industri. Program abdimas tersebut dilaksanakan

dalam bentuk: program peningkatan jumlah warga yang

melek aksara melalui program pemberantasan buta

aksara, peningkatan keterampilan ibu-ibu rumah tangga,

peningkatan keterampilan mengajar, peningkatan

keterampilan guru dalam menulis bahan ajar, dan

peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

2. Peningkatan Daya Jangkau dan Kualitas Layanan

Akademik

2.1 Peningkatan pengakuan masyarakat (pencitraan)

Sebagai PTTJJ yang telah masuk dalam jajaran institusi

besar di dunia UT harus tetap meningkatkan kualitas

layanan pendidikannya di Tanah Air. Berbagai upaya telah

dikembangkan dan akan terus dikembangkan untuk

meningkatkan kualitas layanan tersebut di antaranya

dengan meningkatkan penggunaan TIK di bidang layanan

akademik dan administrasi akademik. Upaya tersebut

bertujuan untuk menjadikan sistem PTTJJ yang mudah

diakses dengan cepat dan akurat, serta terjangkau oleh

semua lapisan masyarakat.

35

Kemampuan menjangkau masyarakat perlu terus menerus

ditingkatkan. Kemampuan tersebut dalam bentuk jaminan

ketepatan dalam distribusi bahan ajar, jangkauan dalam

pelayanan administrasi akademik, jangkauan dalam

pemberian layanan bantuan belajar, jangkauan dalam

penyelenggaraan ujian, dan sertifikasi. Secara singkat

dapat dikatakan bahwa UT harus mampu mengendalikan

kualitas pelayanannya sampai ke desa-desa.

Keunggulan jangkauan ini dapat dicapai jika UT memiliki

kemampuan membangun sistem pelayanan yang

kompleks dan berdayajangkau luas, kemampuan

membentuk jaringan hingga ke desa-desa, dan

kemampuan manajemen pengendalian jaringan. Jika UT

mampu melaksanakan strategi tersebut maka secara tidak

langsung citra UT akan terangkat.

2.2 Kemitraan

Kemitraan dengan institusi lain, baik institusi pendidikan

maupun nonpendidikan merupakan kekuatan UT yang

harus terus dikembangkan. Dengan meningkatnya

pemanfaatan TIK, maka jaringan kerjasama tersebut akan

semakin berkembang terutama dalam mengembangkan

dan meningkatkan produk akademik dan non-akademik

UT.

Kemitraan dalam bidang akademik dengan lembaga

pendidikan dalam proses pembelajaran merupakan suatu

terobosan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Karena itu,

ke depannya perlu terus diupayakan adanya kemitraan

antarinstitusi pendidikan yang saling bersinergi untuk

meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Dengan

memanfaatkan TIK, kendala ruang dan waktu akan dapat

diatasi sehingga kerja sama ini akan lebih mudah

dilaksanakan.

36

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah mitra kerja yang

berhubungan dengan UT kelihatan menurun dalam

jumlah. Namun jika ditinjau dari sisi kebutuhan UT dan

jumlah mahasiswa menunjukkan peningkatan.

Tabel 8 Potret Kerja sama 2006 – 2009

No. Kerja Sama Tahun

Jumlah 2006 2007 2008 2009

1 Instansi Pemerintah

& Swasta 262 221 184 114 781

2 Penyedia Jasa 8 2 6 3 19

3 Mitra Luar Negeri 4 1 - 2 7

Peningkatan kualitas kemitraan dengan lembaga non-

akademik akan lebih diarahkan untuk meningkatkan

layanan administrasi akademik dan layanan akademik bagi

mahasiswa. Sebagaimana umumnya lembaga PTTJJ,

sebagian besar mahasiswa UT adalah mahasiswa yang

berasal dari lembaga tertentu. Kerja sama dengan

lembaga lain dalam bidang penyediaan prasarana untuk

pelaksanaan tutorial misalnya, akan mempermudah

mahasiswa menjalankan proses belajar.

3. Tata kelola Organisasi

Adanya pengakuan dari pihak luar atas kualitas

penyelenggaraan dan program pendidikan, mendorong UT

berupaya mempertahankan dan melakukan perbaikan secara

berkelanjutan. Hal ini dilakukan antara lain dengan terus

mengupayakan peningkatan tatakelola organisasi dalam

bidang-bidang struktur organisasi, SDM, keuangan, prasarana

dan sarana serta penjaminan kualitas.

37

3.1 Status dan struktur organisasi UT

Struktur organisasi UT yang saat ini berlaku disusun

berdasarkan PP 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

Menurut PP tersebut, struktur organisasi UT disamakan

dengan struktur organisasi PT tatap muka sehingga

banyak fungsi operasionalisasi PTTJJ yang tidak terwadahi.

Oleh sebab itu, pada tahun 2002 UT mengajukan

perubahan struktur oganisasi yang mengakomodasi

kepentingan fungsi-fungsi PTTJJ dan telah ditetapkan oleh

Mendiknas pada tahun 2004 melalui SK Nomor

123/0/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja UT. Dalam

perkembangannya, struktur ini disempurnakan lagi agar

sesuai dengan perubahan dan kebutuhan UT. Struktur

lengkap UT yang berlaku saat ini, baik yang dibentuk

dengan SK Mendiknas maupun tambahannya melalui SK

Rektor Nomor 112/J31/2005 tanggal 10 Maret 2005

tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja di Lingkungan

UT adalah sebagai berikut.

38

Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi UT

Keterangan Bagan:

BAUK : Biro Administrasi Umum dan Keuangan

BAAPM : Biro Administrasi Akademik, Perencanaan,

dan Monitoring

LPPM : Lembaga Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat

LPBAUSI : Lembaga Pengembangan Bahan Ajar,

Ujian, dan Sistem Informasi

PPs : Program Pascasarjana*)

PPSDM : Pusat Pengembangan Sumber daya

Manusia*)

BAUK

LPPM LPBAUSI Fakultas PPs*)

PPSDM*)

Pusminta

s

Puslata

Pusjian

PPBAC

Puskom

PPBANC

Puslaba

PK

PAU-PPI

PPM

Puslitgasis

BAAPM

UPBJJ

REKTOR dan 4

PEMBANTU REKTOR

39

Puslata : Pusat Layanan Pustaka

Pusmintas : Pusat Jaminan Kualitas

PK : Pusat Keilmuan

PPM : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat

PAU-PPI : Pusat Antar Universitas–Pengembangan

dan Peningkatan Instruksional

Puslitgasis : Pusat Penelitian Kelembagaan dan

Pengembangan Sistem

Pusjian : Pusat Pengujian

Puskom : Pusat Komputer

PPBAC : Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak

Puslaba : Pusat Layanan Bahan Ajar

PPBANC : Pusat Produksi Bahan Ajar Non Cetak

UPBJJ : Unit Program Belajar Jarak Jauh

*) Unit ini dibentuk dengan SK Rektor

3.2 Sumber daya manusia

SDM merupakan salah satu unsur utama yang

menyebabkan program-program pendidikan di UT dapat

terselenggara dengan baik sesuai dengan standar yang

berlaku. Untuk itu dibutuhkan SDM dalam jumlah,

kualifikasi dan komposisi bidang studi dan keahlian yang

memadai serta dikelola dengan baik.

Dosen UT terdiri dari dosen tetap dan dosen tidak tetap

yang secara administratif berada dalam satuan

administrasi pangkal (satminkal) UT dan mitra UT. Secara

fungsional, dosen tetap adalah dosen dalam Satminkal UT,

sementara dosen tidak tetap adalah penulis bahan

ajar/ujian Satminkal mitra UT. Penulis bahan ajar/ujian

jumlahnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan

pengembangan bahan ajar/ujian. Selain dosen, UT juga

memiliki tenaga akademik tidak tetap yang berfungsi

sebagai fasilitator kegiatan tutorial yang disebut tutor.

Tutor tidak sama dengan dosen dan oleh karena itu

kriteria pemilihannya tidak terikat pada ketentuan

kualifikasi dosen seperti yang diatur dalam UU Nomor 14

40

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, sehingga tutor

dapat berasal dari akademisi, praktisi, dan anggota

masyarakat lainnya selama yang bersangkutan memenuhi

kompetensi yang dipersyaratkan UT.

Seluruh dosen tetap Satminkal UT adalah Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang direkrut sejak UT berdiri tahun 1984

hingga saat ini. Masalah yang dihadapi UT dalam

penyediaan SDM adalah kualifikasi akademik sebagian

dosen belum memadai dan komposisi jumlah dosen per

rumpun ilmu yang belum seimbang. Sekitar 55% dosen

UT masih berkualifikasi pendidikan sarjana dan 56%

dosen UT terkonsentrasi pada bidang ilmu pendidikan dan

keguruan. Ketimpangan dalam kualifikasi pendidikan dan

komposisi bidang ilmu para dosen UT ini sudah sejak awal

disadari dan tidak mudah diselesaikan. Hal ini terjadi

karena UT sebagai PTN berkewajiban mempekerjakan

dosen yang telah ada dan membina karir para dosen

tersebut. Cara yang ditempuh UT untuk meningkatkan

kualifikasi pendidikan para dosen adalah melalui program-

program percepatan studi lanjut, sedangkan untuk

memperbaiki komposisi dosen pada setiap bidang ilmu

adalah dengan merekrut tenaga dosen PNS baru yang

sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan dan tidak

menambah dosen melebihi jumlah dosen yang pensiun.

Dengan demikian diharapkan pada tahun 2013, secara

perlahan-lahan kualifikasi dan komposisi dosen UT

terpenuhi.

Total pegawai (dosen dan non dosen) UT di awal 2010

adalah 1.860 orang, terdiri atas 788 orang dosen dan

1.054 orang non dosen (tenaga administrasi dan tenaga

pustakawan). Sedangkan perbandingan jumlah pegawai

yang ditempatkan di UT Pusat dan UPBJJ-UT adalah 886

orang : 974 orang. Kemudian, komposisi dosen

berdasarkan jabatan fungsional akademik dan pendidikan

tertinggi sebagaimana terlihat dalam Tabel 9.

41

Tabel 9 Jumlah Dosen UT per Jenjang Pendidikan

pada setiapJabatan Fungsional Akademik

Per 10 Desember 2009

No. Jabatan Pendidikan

Jumlah

S1 S2 S3

1 Guru Besar 0 0 4 4

2 Lektor Kepala 11 92 16 119

3 Lektor 190 177 4 371

4 Asisten Ahli 172 41 0 213

5 Tenaga Pengajar 62 18 0 80

Jumlah Total 435 328 25 788

Hingga tahun 2010, jumlah dan kualifikasi akademik

untuk tenaga kependidikan UT sudah dapat dikatakan

cukup baik namun masih belum ideal dalam hal

keterampilan atau keahlian teknisnya. Untuk menunjang

tata kelola organisasi sesuai dengan fungsi UT sebagai

penyelenggara PTTJJ, disamping tenaga-tenaga teknis

dengan kualifikasi akademik minimal diploma dalam

bidang administrasi seperti yang sudah ada saat ini, UT

masih sangat membutuhkan tenaga-tenaga teknis dalam

bidang TIK, keuangan/akuntansi, hukum, dan bidang-

bidang kreatif seperti desain grafis/komunikasi visual.

Dengan demikian, dalam sistem rekrutmen tenaga

kependidikan UT akan difokuskan pada bidang-bidang

yang belum tersedia dalam jumlah yang memadai dan

meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan yang

sudah ada melalui studi lanjut dan pelatihan.

42

3.3 Keuangan

Sebagai PTN, UT bertekad untuk menerapkan sistem

pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel

sesuai dengan tuntutan UU Keuangan Negara. Komposisi

sumber pendanaan UT yang didominasi dana bersumber

dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memaksa UT

selama ini untuk menerapkan sistem pengelolaan

keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip tatakelola

yang baik, mulai dari diterapkannya kebijakan

dekonsentrasi keuangan, penertiban sistem pengelolaan

keuangan, peningkatan kompetensi tenaga-tenaga

pengelola keuangan, hingga dikembangkannya sistem

pengendalian internal. Dalam implementasinya, sebagai

konsekuensi besarnya jumlah dana yang dikelola dan

luasnya wilayah kerja UT yang mencakup seluruh

Indonesia, pengelolaan keuangan UT acapkali dihadapkan

pada berbagai kendala, ketatnya ketentuan-ketentuan

yang mengatur pengelolaan keuangan negara.

Perkembangan keuangan UT dalam empat tahun terakhir

cukup menggembirakan. Tabel 10 menunjukkan

perkembangan realisasi penerimaan PNBP UT yang

meningkat dari Rp 331,7 milyar pada tahun 2006 menjadi

Rp 1,2 triliyun pada tahun 2009. Peningkatan ini

mengubah komposisi sumber pendanaan UT yang pada

tahun 2006 adalah 14% dana bersumber dari rupiah

murni (RM) dan 86% berasal dari PNBP, kemudian pada

tahun 2009, perbandingan berubah menjadi 8% dana

bersumber dari RM dan 92% dana berasal dari PNBP.

Secara keseluruhan, pada tahun 2009 total realisasi

penerimaan dana UT meningkat 253,5% dibandingkan

realisasi penerimaan dana UT tahun 2006.

43

Tabel 10 Sumber Pendanaan UT Tahun

2006-2009 Per 31 Desember 2009

(dalam milyar rupiah)

* sesuai Pagu DIPA

** sesuai dana disetor ke kas negara, termasuk

dana luncuran dari tahun sebelumnya

3.4 Prasarana dan sarana kerja

Dalam upaya mendukung penyelenggaraan program dan

layanan akademik, UT terus berupaya melengkapi

prasarana dan sarana kerja, baik di Kantor Pusat maupun

di kantor-kantor UPBJJ-UT. Prasarana dan sarana kerja di

lingkungan UT ini merupakan harta kekayaan yang

kepemilikannya dikuasai oleh UT mencakup tanah, gedung

dan bangunan, kendaraan dinas, peralatan mesin,

peralatan kantor, serta harta kekayaan tidak tetap seperti

bahan ajar, peralatan/bahan pendukung kerja dan sistem

aplikasi komputer yang mendukung penyelenggaraan UT.

Hingga tahun 2010, seluruh lahan/gedung/ bangunan di

kantor pusat dan sebagian besar lahan/gedung kantor-

kantor di UPBJJ-UT juga merupakan milik UT dan

merupakan harta kekayaan UT dengan total nilai sebesar

Rp 775.486.289.794,- pada tahun akhir tahun 2009.

Jenis, volume, dan nilai harta kekayaan UT dalam bentuk

sarana dan prasarana berupa barang modal yang

dimanfaatkan oleh UT pada saat ini dijabarkan dalam

Tabel 11.

Tahun Dana RM* Dana PNBP**

Total Jumlah % Jumlah %

2006 54,089 14 331,726 86 385,815

2007 83,241 11 650,727 89 733,968

2008 86.940 8 1.012,596 92 1.099,536

2009 106,724 8 1.264,385 92 1.371,109

44

Tabel 11 Jenis, Volume dan Nilai Harta

Kekayaan UTTahun 2009Per 30 Desember 2009

3.5 Sistem jaminan kualitas

Upaya penjaminan kualitas di UT merupakan suatu proses

berkelanjutan yang tidak akan pernah berhenti dan

mencakup hampir seluruh kegiatan penyelenggaraan UT.

Sistem jaminan kualitas (simintas) UT bersifat

komprehensif dan mengupayakan agar setiap aspek

kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan diterapkan

sesuai dengan standar. Penerapan simintas UT

dilaksanakan pada 9 komponen kegiatan utama UT yakni

dalam kebijakan dan perencanaan, pengadaan dan

pengembangan SDM, manajemen dan administrasi,

mahasiswa, rancangan dan pengembangan program,

rancangan dan pengembangan matakuliah, bantuan

belajar bagi mahasiswa, penilaian mahasiswa, dan media

pembelajaran.

Dalam upaya menjamin bahwa kualitas sistem

penyelenggaraan UT setara dengan kualitas

penyelenggaraan organisasi-organisasi kelas dunia, dalam

periode tahun 2006-2009 UT menerapkan sistem

Jenis Harta

Kekayaan Volume Nilai (rupiah)

Tanah 243.432 m2 167.403.931.600

Peralatan Mesin 62.206 unit/buah 209.565.557.778

Gedung dan

Bangunan 167 unit 375.597.094.579

Jalan, Irigasi,

Jembatan, KDP

dan aset lainnya

- 22.919.705.837

Total - 775.486.289.794

45

penjaminan kualitas berbasis Sistem Manajemen Kualitas

ISO 9001:2000 dalam berbagai bidang penyelenggaraan

seperti Layanan Bahan Ajar, Layanan Belajar Jarak Jauh,

Pengembangan Akademik, Layanan Administrasi

Akademik, Promosi dan Kerja sama, serta bidang-bidang

yang sampai tahun 2009 masih dalam proses penjajagan

seperti Manajemen Kesehatan Lingkungan dan

Keselamatan Kerja serta Manajemen Layanan Teknologi

Informatika.

Kemudian, untuk memantapkan sistem penjaminan

kualitas, UT juga mengembangkan sistem pengendalian

internal dengan harapan manajemen UT berjalan sesuai

dengan kaidah-kaidah penyelenggaraan organisasi

pemerintah yang baik (good governance). Untuk

menghindarkan terjadinya kerumitan dalam

implementasinya, berbagai sistem jaminan kualitas yang

telah diterapkan di UT harus dikoordinasikan dan

disinergikan satu sama lain, hingga didapat suatu sistem

jaminan kualitas yang komprehensif yang mampu

mengintegrasikan berbagai sistem yang berlaku, termasuk

Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) yang

dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

46

47

BAB III

VISI, MISI DAN TUJUAN

A. VISI

ada saat didirikan Pemerintah tahun 1984, UT mengemban

dua misi utama, yaitu: (1) memperluas akses masyarakat

terhadap pendidikan tinggi, dan (2) meningkatkan kualitas dan

kualifikasi guru sampai dengan jenjang yang dipersyaratkan.

Dalam perjalanan UT sejak didirikan hingga sekarang, telah

terjadi banyak perubahan baik secara internal maupun

eksternal. Berbagai upaya dilakukan untuk menyikapi

perubahan-perubahan yang terjadi tersebut, termasuk

perumusan ulang, penajaman, serta perluasan kedua misi

awal tersebut sesuai dengan tuntutan kebutuhan pemerintah

dan masyarakat luas.

Perkembangan lingkungan eksternal ke depan diperkirakan

akan tetap menempatkan pendidikan tinggi pada posisi sentral

dalam pengembangan SDM suatu bangsa. Di samping itu,

semakin kaburnya batas-batas wilayah suatu negara

mendorong terjadinya migrasi baik itu informasi, pengetahuan,

orang, maupun barang secara lintas negara. Akibatnya secara

tidak langsung menimbulkan terjadinya saling ketergantungan

antar-negara atau antarinstitusi, termasuk di bidang

pendidikan.

Untuk dapat masuk ke dalam jaringan global PT, UT harus

memiliki kualitas akademik yang setara atau lebih tinggi dari

anggota jaringan PT tersebut, di samping tetap mengemban

mandatnya sebagai institusi PTTJJ. Berdasarkan perkembangan

lingkungan dan pemikiran tersebut, visi UT dirumuskan sebagai

berikut:

P

48

Pada tahun 2021, UT menjadi institusi PTTJJ

berkualitas dunia dalam menghasilkan produk

pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan,

pengembangan, dan penyebaran informasi

PTTJJ.

Penetapan 2021 sebagai tahun pencapaian Renstra didasarkan

pemikiran bahwa tahun capaian Renstra saat ini adalah 2020.

Agar program-program yang dilaksanakan dapat

berkesinambungan tanpa harus mengubah titik tujuan sasaran

pencapaian Renstra dan disesuaikan periode masa jabatan

Rektor, maka target capaian Renstra ini ditetapkan harus

dicapai tahun 2021.

UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia mengandung

makna bahwa penyelenggaraan UT telah memenuhi standar

penyelenggaraan terbaik PTTJJ yang diakui, baik oleh

komunitas maupun lembaga-lembaga atau asosiasi institusi

PTTJJ dunia. Sebagai konsekuensi dan sesuai dengan prinsip

sistem PTTJJ, UT juga menghasilkan berbagai produk

pendidikan tinggi berkualitas tinggi yang terstandar. Pengertian

produk pendidikan tinggi meliputi produk akademik yang

secara substansi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) dan tetap terjaga relevansinya dengan

perkembangan masyarakat dan pembangunan nasional; serta

lulusan yang kompetitif secara global. Pengertian terstandar

adalah kualitas produk yang dijamin baku di setiap tempat

penyelenggaraan PTTJJ oleh UT.

Sistem pendidikan terbuka mengandung arti bahwa UT dalam

menyelenggarakan pendidikan mengutamakan dan

menekankan keterbukaan sistem yang merupakan

operasionalisasi filosofi pendidikan sepanjang hayat (tanpa

seleksi masuk, tanpa batasan usia, tanpa batasan lokasi

geografis, tidak mempersyaratkan latar belakang pendidikan

tertentu, tanpa batasan tahun ijazah SLTA, tanpa batasan

masa studi, serta bersifat multi entry-multi exit). Sementara

itu dengan sistem pendidikan jarak jauh berarti UT mendorong

49

terjadinya kemandirian belajar bagi peserta didikagar mampu

mengarahkan diri sendiri dalam mengorganisasikan proses

belajar dan dalam memanfaatkan layanan bantuan belajar

yang disediakan oleh UT. Dengan demikian, sistem PTTJJ yang

diterapkan UT menghasilkan fleksibilitas sistem dan menjamin

aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan tinggi sesuai misi

UT. Dengan demikian UT harus memiliki sistem

penyelenggaraan yang adaptif terhadap perubahan dalam

masyarakat.

Untuk mencapai kualitas dunia seperti yang diberikan di atas,

UT harus secara terus menerus melakukan pengembangan

sistem maupun produk akademik yang berbasis penelitian.

Selanjutnya, dalam melaksanakan tri dharma PT, UT harus

mempublikasikan hasil penelitian tentang penyelenggaraan UT

dan produk akademik melalui jurnal, website, dan seminar.

B. MISI

Misi yang diamanatkan kepada UT melalui Keppres Nomor 41

Tahun 1984, pada prinsipnya masih tetap menjadi misi utama

UT. Namun, selaras dengan Tridharma PT dan perkembangan

lingkungan strategis, rumusan misi UT disempurnakan menjadi

sebagai berikut.

1. Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas

dunia bagi semua lapisan masyarakat melalui

penyelenggaraan berbagai program PTTJJ.

2. Mengkaji dan mengembangkan sistem PTTJJ.

3. Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian

keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab

tantangan kebutuhan pembangunan Nasional.

50

C. TUJUAN

Untuk mencapai Visi dan menjalankan Misi, Tujuan

penyelenggaraan UT dirumuskan sebagai berikut.

1. Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas

dunia bagi seluruh lapisan masyarakat melalui

penyelenggaraan berbagai program PTTJJ.

2. Menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi akademik

dan/atau profesional yang mampu bersaing secara

global.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan

berkelanjutan guna mewujudkan masyarakat berbasis

pengetahuan (knowledge-based society).

4. Menghasilkan produk-produk akademik dalam bidang

PJJ, khususnya PTTJJ, dan bidang keilmuan lainnya.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan

pengembangan sistem PJJ, khususnya PTTJJ.

6. Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian

keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab tantangan

kebutuhan pembangunan nasional.

7. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui

pelayanan pendidikan tinggi secara luas dan merata.

8. Meningkatkan pemahaman lintas budaya dan jaringan

kerja sama melalui kemitraan pendidikan pada tingkat

lokal, nasional, dan global.

51

BAB IV

RENCANA STRATEGIS

A. ASAS

sas pengembangan dan penyelenggaraan UT dalam semua

aspek pelayanannya didasarkan pada nilai-nilai yang bukan

saja dikembangkan bersama tetapi juga dipahami, diyakini,

dan diterapkan secara bersama. Nilai utama yang melandasi

semua aspek eksistensi UT adalah sebagai berikut.

Kualitas

Produk dan layanan UT berkualitas tinggi sehingga memenuhi

harapan seluruh pemangku kepentingan.

Aksesibilitas

Seluruh program UT dapat diakses oleh semua lapisan

masyarakat tanpa terkendala tempat dan waktu.

Relevansi

Pengembangan seluruh program UT dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat secara kontekstual.

Integritas

Setiap penyelenggara UT menjunjung tinggi etika dan standar

profesionalisme.

Akuntabilitas

Penyelenggaraan seluruh program UT dilakukan dengan efektif

dan efisien sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara

transparan.

A

52

B. SASARAN STRATEGIS

Secara umum, profil UT pada akhir tahun 2021 adalah sebagai

berikut:

1) Menjadi PTTJJ berkualitas dunia.

2) Memiliki mahasiswa 250.000 orang yang minimal 50%

diantaranya adalah mahasiswa nonguru.

3) Menyediakan berbagai bentuk layanan bantuan belajar

berbasis TIK dengan tingkat akurasi tinggi.

4) Telah menerapkan sistem tata kelola dan pembelajaran

berbasis TIK.

Atas dasar asas dan asumsi profil UT pada akhir tahun 2021

yang akan datang, maka disusunlah tiga sasaran strategis yang

meliputi bidang akademik, daya jangkau, dan tata kelola

organisasi. Adapun sasaran strategis masing-masing bidang

untuk Renstra akhir tahun 2021 dan sasaran operasional

periode tahun 2010-2013 dijabarkan di bawah ini. Sasaran-

sasaran operasional yang dijabarkan merupakan program

kegiatan yang bersifat pengembangan, peningkatan dan

inovasi baru disamping program kegiatan yang sedang

berjalan.

1. SASARAN BIDANG AKADEMIK

Berkembangnya institusi pendidikan tinggi jarak jauh yang

diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

menuntut UT untuk meningkatkan kualitas bidang akademik

sehingga dapat lebih kompetitif baik di tingkat nasional

maupun internasional. Untuk menjadi PTTJJ berkualitas dunia,

UT harus menerapkan best practices PTTJJ di dunia sebagai

dasar acuan pengembangan program akademik UT.

Peningkatan kualitas dan relevansi akademik UT pada kurun

waktu 2010 – 2021 akan difokuskan pada enam aspek sebagai

berikut.

53

1.1 Pengembangan dan Diversifikasi Program Akademik.

1.2 Kualitas Produk Akademik.

1.3 Kualitas dan Jangkauan Layanan Bantuan Belajar.

1.4 Layanan Administrasi Akademik.

1.5 Kualitas Evaluasi Hasil Belajar.

1.6 Kualitas Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan

Publikasi.

Keenam aspek ini menjadi landasan kebijakan bidang

akademik secara terpadu dengan memanfaatkan TIK melalui

Portal Akademik Terintegrasi (PAKET). PAKET merupakan

sarana untuk lebih mengoptimalkan mobilisasi sumber daya

akademik dan produk akademik secara lebih efisien. Sumber

daya akademik meliputi tenaga akademik, layanan pustaka,

penelitian, dan pengabdian pada masyarakat serta publikasi,

sedangkan produk akademik mencakup kurikulum, bahan ajar

cetak (BAC), bahan ajar non cetak (BANC), bahan tutorial, dan

bahan evaluasi hasil belajar (BU dan LM), serta publikasi

ilmiah. Terintegrasinya pengelolaan program akademik melalui

PAKET menghasilkan tata kelola akademik yang efisien dan

akuntabel.

1.1 Pengembangan dan Diversifikasi Program Akademik

Pengembangan dan diversifikasi program akademik

dilakukan dengan memperhatikan berbagai hal, seperti:

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,

kebijakan pemerintah, tuntutan dan kebutuhan

masyarakat, kebutuhan dan tuntutan lapangan pekerjaan

yang beragam. Untuk memenuhi hal tersebut, perlu

dikembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat baik program berjenjang maupun program

sertifikat yang tidak berjenjang (non-degree). Kompetensi

lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang memiliki

kemampuan analisis dan adaptasi yang tinggi terhadap

perubahan lingkungan yang cepat dan kompleks.

54

Setiap program yang dikembangkan dilakukan untuk

mengantisipasi perubahan lingkungan baik yang berupa

meningkatnya tuntutan terhadap kompetensi lulusan, arah

kebijakan pemerintah, maupun pengaruh globalisasi. Oleh

karena itu arah pengembangan program akademik adalah

tersedianya program-program yang relevan dengan

tuntutan masyarakat dan disampaikan dengan

mengoptimalkan pemanfaatan media yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Untuk mengakomodasi

perkembangan TIK, program-program pendidikan didesain

khusus, sehingga mudah diakses dengan teknologi dan

terjangkau.

Sasaran 1

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

1.1.

Pengembangan dan

Diversifikasi

Program Akademik

Pada tahun 2013, UT

telah menyelengga-rakan

12 program pendidikan

berkelanjutan, 30

program sarjana, 2

program pendidikan

profesi, 10 program

magister, 1 (satu)

program magister

internasional, 2 (dua)

program doktor yang

berkualitas dengan sistem

pelayanan akademik dan

non-akademik termasuk

yang sudah sepenuhnya

online (fully online) dan

berakreditasi.

Pada tahun 2021, UT

telah menyelengarakan

20 program pendidikan

berkelanjutan, 35

program sarjana, 4

(empat) program

pendidikan profesi, 15

program magister, 1

(satu) program magister

internasional, 5 (lima)

program doktor yang

berkualitas dengan

sistem pelayanan

akademik dan non-

akademik termasuk

yang sudah sepenuhnya

online (fully online) dan

berakreditasi.

55

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.1.1 Menyelenggarakan 5 (lima) program pendidikan

berkelanjutan;

1.1.2 Menyelenggarakan paling sedikit 4 (empat)

program magister;

1.1.3 Menyelenggarakan 1 (satu) program magister

yang sepenuhnya online (fully online);

1.1.4 Mendapatkan peringkat akreditasi minimal B

dari BAN-PT untuk 24 program sarjana; dan

1.1.5 Mendapatkan perpanjangan sertifikat kualitas

internasional dari ICDE.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.1.

Pengembangan &

Diversifikasi

Program Akademik

1.1.6

Menyelenggarakan 8

(delapan) program

pendidikan

berkelanjutan

1.1.6

Menawarkan 3 program

pendidikan berkelanjutan

1.1.7

Menyelenggarakan 5

program pendidikan

berkelanjutan

1.1.7

Menyelenggarakan

paling sedikit 28

program sarjana

1.1.8

Menawarkan paling sedikit

3 program sarjana

1.1.9

Menyelenggarakan paling

sedikit 25 program sarjana

1.1.8

Menyelenggarakan 1

(satu) program

pendidikan profesi

Dihilangkan dari target

56

Aspek Target Renop Perubahan

1.1.9

Menyelenggarakan

paling sedikit 5 (lima)

program magister

1.1.10

Menyelenggarakan paling

sedikit 4 (empat) program

magister

1.1.10

Menyelenggarakan 2

(dua) program magister

yang sepenuhnya

online (fully online)

1.1.11

Menyelenggarakan 2

program magister yang

sepenuhnya online (fully

online) untuk proses

tutorial

1.1.11

Menyelenggarakan 1

program doktor

Ditangguhkan

1.1.12

Memiliki akreditasi 3

(tiga) program magister

Dipindahkan ke 2012

1.1.13

Menawarkan program

magister internasional

1.1.12

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.1.

Pengembangan &

Diversifikasi

Program

Akademik

1.1.14

Menyelenggarakan paling

sedikit 10 program

pendidikan berkelanjutan

1.1.13

Tidak ada perubahan

1.1.15

Menyelenggarakan paling

sedikit 29 program sarjana

1.1.14

Tidak ada perubahan

1.1.16

Menyelenggarakan 2 (dua)

program pendidikan

profesi

Dihilangkan dari target

57

Aspek Target Renop Perubahan

1.1.17

Menyelenggarakan paling

sedikit 7 (tujuh) program

magister

1.1.15

Menyelenggarakan paling

sedikit 5 (lima) program

magister

1.1.18

Menyelenggarakan paling

sedikit 2 (dua) program

doktor

1.1.16

Menawarkan paling sedikit

1 (satu) program doktor

1.1.17

Memiliki akreditasi 3 (tiga)

program magister

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.1.

Pengembangan &

Diversifikasi

Program

Akademik

1.1.19

Menyelenggarakan paling

sedikit 12 program

pendidikan berkelanjutan

1.1.18

Tidak ada perubahan

1.1.20

Menyelenggarakan paling

sedikit 30 program sarjana

1.1.19

Tidak ada perubahan

1.1.21

Menyelenggarakan paling

sedikit 10 (sepuluh)

program magister

1.1.20

Menyelenggarakan paling

sedikit 7 (tujuh) program

magister

1.2 Kualitas Produk Akademik

Pengembangan produk akademik dilakukan dengan

memperhatikan standar kualitas akademik yang mampu

menjamin pencapaian kompentensi lulusan yang

dipersyaratkan dan kemudahan akses oleh mahasiswa. UT

secara terus menerus telah mengembangkan quality

assurance (QA) dalam pengembangan produk akademik

sebagai bagian dari peningkatan kualitas produk

58

akademik. Pada tahun 2021 setiap bahan belajar

dikembangkan melalui berbagai media dan merupakan

satu kesatuan yang utuh. Bahan belajar tersebut dapat

diakses secara mudah dan terjangkau oleh masyarakat.

Sasaran 2

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

1.2.

Peningkatan

Kualitas Produk

Akademik

Seluruh produk akademik

UT sudah dapat diakses

oleh peserta didik dan

seluruh pemangku

kepentingan lainnya

dengan paling sedikit 50%

diantaranya dapat diakses

melalui portal layanan

akademik online terpadu.

Seluruh produk akademik

UT sudah dapat diakses

oleh peserta didik dan

pemangku kepentingan

lainnya melalui portal

layanan akademik online

terpadu.

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.2.1 Menyediakan bahan ajar suplemen noncetak paling sedikit 80% dari matakuliah yang ditawarkan;

1.2.2 Menyediakan Tutorial Kit untuk 30% matakuliah yang ditawarkan;

1.2.3 Melakukan validasi paling sedikit 40% dari

substansi bahan ajar cetak oleh pakar dalam bidangnya;

1.2.4 Melengkapi paling sedikit 10% mata kuliah dengan bahan ajar multimedia; dan

1.2.5 Memiliki fasilitas drylab paling sedikit 10% dari matakuliah praktikum/berpraktikum.

59

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.2.

Kualitas Produk

Akademik

1.2.6

Menyediakan bahan ajar

suplemen noncetak

untuk 100% matakuliah

yang ditawarkan

1.2.6

Menyediakan bahan ajar

suplemen noncetak untuk

100% matakuliah tawar

yang bahan ajar cetaknya

berumur maksimal 5

tahun atau tidak sedang

proses pengembangan/

revisi

1.2.7

Menyediakan tutorial kit

untuk 60% matakuliah

yang ditawarkan

1.2.7

Menyediakan tutorial kit

untuk 60% matakuliah

tawar yang bahan ajar

cetak nya berumur

maksimal 5 tahun atau

tidak sedang proses

pengembangan/ revisi

1.2.8

Menyediakan 60%

substansi bahan ajar

cetak yang telah

divalidasi oleh pakar

dalam bidangnya

1.2.8

Menyediakan 60%

substansi bahan ajar cetak

dari total bahan ajar cetak

yang berumur maksimal 5

tahun dan tidak sedang

proses revisi yang telah

divalidasi oleh pakar

dalam bidangnya

1.2.9

Menyediakan 20%

matakuliah yang telah

dilengkapi dengan bahan

ajar multimedia

1.2.9

Menyediakan 20%

matakuliah dari

matakuliah tawar yang

bahan ajar cetaknya

berumur maksimal 5

tahun atau tidak sedang

proses pengembangan/

revisi yang telah

60

Aspek Target Renop Perubahan

dilengkapi dg bahan ajar

multimedia

1.2.10

Menyediakan 50% dari

matakuliah

praktikum/berpraktikum

yang telah memiliki

fasilitas drylab

1.2.10

Tidak ada perubahan

1.2.11

Bahan ajar suplemen

yang dapat diakses

melalui internet TV-UT

(ITV-UT)

1.2.11

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.2.

Kualitas produk

akademik

1.2.12

Menyediakan tutorial kit

untuk 80% matakuliah

yang ditawarkan

1.2.12

Menyediakan tutorial kit

untuk 80% matakuliah

tawar yang bahan ajar

cetaknya berumur

maksimal 5 tahun atau

tidak sedang proses

pengembangan/revisi

1.2.13

Melakukankan validasi 80%

substansi bahan ajar cetak

oleh pakar dalam

bidangnya

1.2.13

Melakukan validasi 80%

substansi bahan ajar cetak

dari total bahan ajar cetak

yang berumur maksimal 5

tahun atau tidak sedang

proses revisi oleh pakar

dalam bidangnya

61

Aspek Target Renop Perubahan

1.2.14

Melengkapi 30% mata

kuliah dengan bahan ajar

multimedia

1.2.14

Melengkapi 30%

matakuliah dari matakuliah

tawar yang bahan ajar

cetaknya berumur

maksimal 5 tahun atau

tidak sedang proses

pengembangan/revisi dg

bahan ajar multimedia

1.2.15

Memiliki fasilitas 50%

drylab untuk seluruh

matakuliah

praktikum/berpraktikum

1.2.15

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.2.

Kualitas Produk

Akademik

1.2.16

Menyediakan Tutorial Kit

untuk 100% matakuliah

yang ditawarkan

1.2.16

Menyediakan tutorial kit

untuk 100% matakuliah

tawar yang bahan ajar

cetaknya berumur

maksimal 5 tahun atau

tidak sedang proses

pengembangan/revisi

1.2.17

Melakukan validasi seluruh

subtansi bahan ajar cetak

oleh pakar dalam

bidangnya

1.2.17

Melakukan validasi seluruh

substansi bahan ajar cetak

oleh pakar dalam

bidangnya dari total bahan

ajar cetak yang berumur

maksimal 5 tahun atau

tidak sedang proses revisi

62

Aspek Target Renop Perubahan

1.2.18

Melengkapi 35%

matakuliah telah dilengkapi

dengan bahan ajar

multimedia

1.2.18

Melengkapi 35%

matakuliah dari matakuliah

tawar yang bahan ajar

cetaknya berumur

maksimal 5 tahun atau

tidak sedang proses

pengembangan/ revisi

dengan bahan ajar

multimedia

1.2.19

memiliki fasilitas drylab

untuk seluruh matakuliah

praktikum/berpraktikum

1.2.19

Tidak ada perubahan

1.3 Kualitas dan Jangkauan Layanan Bantuan Belajar

SPJJ memungkinkan proses pembelajaran mahasiswa

dilakukan tanpa kendala ruang, dan waktu. Untuk

membantu mahasiswa dalam belajar, UT menyediakan

berbagai layanan bantuan belajar yaitu tutorial dengan

berbagai modus (tutorial tatap muka, tutorial elektronik,

tutorial radio, dan tutorial tertulis), konseling, dan

bimbingan akademik.

Dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar

mahasiswa, berbagai ragam tutorial yang disediakan UT

memiliki kontribusi pada nilai akhir suatu mata kuliah

secara signifikan. Dengan demikian, ketersediaan tutor

untuk setiap mata kuliah menjadi sangat penting.

Penyediaan tutor dilakukan dengan menjalin kerja sama

dengan PT ataupun institusi lainnya dan merekrut secara

terbuka dosen-dosen PT setempat atau para profesional

yang memenuhi kriteria sebagai tutor. Di samping itu, UT

juga melaksanakan tutorial tertulis yang disampaikan

melalui media massa nasional dan daerah.

63

Agar kualitas tutor dapat terjamin maka UT melakukan

berbagai upaya di antaranya melalui pengembangan

standar dan prosedur layanan prima serta berbagai

pelatihan, baik melalui modus tatap muka maupun jarak

jauh. Upaya perbaikan layanan tersebut bukan hanya

untuk meningkatkan keterampilan tutor/konselor dan

pengelola, tetapi juga meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam belajar mandiri.

Pada tahun 2021 diharapkan UT sudah menyediakan

beragam bentuk layanan bantuan belajar, antara lain:

tutorial (baik tatap muka maupun jarak jauh), konseling,

pembimbingan akademik, dan layanan pustaka digital.

Secara kelembagaan, UT wajib menyediakan berbagai

bentuk tutorial agar mahasiswa memiliki kebebasan untuk

memanfaatkan beragam layanan belajar yang tersedia

sesuai dengan kemampuan dan kondisi mahasiswa.

Sasaran 3

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

1.3.1.

Layanan Tutorial

Seluruh layanan tutorial

sudah tersedia dalam

berbagai modus dan dapat

diakses mahasiswa melalui

berbagai media termasuk

peralatan komunikasi

mobile, yang difasilitasi

oleh tutor berakreditasi UT.

Mempertahankan dan

meningkatkan kualitas

seluruh layanan tutorial

yang tersedia.

1.3.2. Konseling Tersedia layanan konseling

secara online untuk seluruh

mahasiswa termasuk yang

diakses melalui peralatan

komunikasi mobile.

Mempertahankan dan

meningkatkan kualitas

layanan konseling yang

tersedia secara online.

64

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

1.3.3.

Layanan

Perpustakaan

Digital

Telah tersedia layanan

perpustakaan digital bagi

seluruh mahasiswa

termasuk yang dapat

diakses melalui peralatan

komunikasi mobile.

Mempertahankan dan

meningkatkan kualitas

layanan perpustakaan

digital bagi seluruh

mahasiswa.

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

1.3.1 Layanan Tutorial

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.3.1.1 Menyediakan seluruh layanan tutorial,

termasuk bimbingan penelitian dan penulisan

tesis/disertasi dalam berbagai modus dan dapat

diakses mahasiswa melalui berbagai media

termasuk peralatan komunikasi mobile, yang

difasilitasi oleh tutor berakreditasi UT;

1.3.1.2 Mengakreditasi 50% tutor; dan

1.3.1.3 Menyelenggarakan sistem pengelolaan tutor

dan tutorial yang berstandar di semua kantor

UPBJJ-UT.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.3.1.

Layanan

Tutorial

1.3.1.4

Menyediakan seluruh

layanan tutorial online

telah dilengkapi dengan

fasilitas akses melalui

jejaring komunitas sosial

(social platform) dan

layanan pesan singkat

(SMS)

1.3.1.4

Melengkapi layanan

tutorial online dengan

pengiriman reminder

melalui jaringan sosial dan

SMS

65

Aspek Target Renop Perubahan

1.3.1.5

Mengakreditasi 75% tutor

1.3.1.5

Mengakreditasi 50% tutor

1.3.1.6

Menyediakan fasilitas

akses terhadap layanan

tutorial online paling

sedikit di 20%

kabupaten/kota berbasis

kemitraan

1.3.1.6

Menyediakan fasilitas

akses terhadap layanan

tutorial online paling

sedikit di 15%

kabupaten/kota berbasis

kemitraan

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.3.1.

Layanan Tutorial

1.3.1.7

Mengakreditasi seluruh

tutor

1.3.1.7

Mengakreditasi 60% tutor

1.3.1.8

Menyediakan fasilitas akses

terhadap layanan tutorial

online paling sedikit di 35%

kabupaten/kota berbasis

kemitraan

Dihilangkan dari target

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.3.1.

Layanan Tutorial -

1.3.1.8

Mengakreditasi 75% tutor

1.3.1.9

Menyediakan fasilitas akses

terhadap layanan tutorial

online paling sedikit di 50%

kabupaten/kota berbasis

kemitraan

Dihilangkan dari target

66

1.3.2 Konseling

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.3.2.1 Menyediakan layanan informasi melalui

newsletter berbasis teknologi push e-mail

kepada seluruh mahasiswa yang alamat e-mail-

nya terdaftar di UT.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.3.2.

Konseling

1.3.2.2

Menyediakan layanan

konseling secara online

untuk seluruh mahasiswa

dengan pengelolaan

berbasis program studi dan

wilayah

1.3.2.2

Menyediakan layanan

konseling secara online

untuk seluruh mahasiswa

dengan pengelolaan

berbasis program studi

1.3.3 Layanan Perpustakaan Digital

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.3.3.1 Menyediakan layanan perpustakaan digital bagi

seluruh mahasiswa termasuk yang dapat

diakses melalui peralatan komunikasi mobile.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.3.3.

Layanan

Perpustakaan

Digital

1.3.3.2

Menyediakan BMP digital

untuk semua matakuliah di

dalam layanan

perpustakaan digital

1.3.3.2

Tidak ada perubahan

67

1.4 Layanan Administrasi Akademik

Salah satu faktor penting dalam mengelola UT adalah

pengelolaan registrasi mahasiswa. Kegiatan registrasi

menyangkut penyediaan informasi UT, prosedur registrasi,

biaya kuliah, dan produk UT untuk mahasiswa,

penyediaan formulir, pelaksanaan registrasi oleh

mahasiswa, pengolahan data mahasiswa dan alumni,

penyediaan data mahasiswa dan alumni, dan

penyimpanan data mahasiswa dan alumni. Di samping itu,

sistem registrasi menyangkut pula integrasi antara sistem

pencatatan data mahasiswa dengan sistem pencatatan

keuangan pembayaran registrasi dan produk UT lain yang

berkaitan dengan registrasi mahasiswa.

Sasaran 4

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

1.4.

Sistem

Registrasi

UT telah menerapkan

sistem registrasi online

yang terintegrasi dengan

sistem aplikasi keuangan

dan sistem aplikasi ujian,

disamping sistem

registrasi yang telah ada.

UT telah menerapkan

sistem registrasi online

yang terintegrasi dengan

sistem aplikasi keuangan

dan sistem aplikasi ujian

sesuai dengan

perkembangan teknologi

mutakhir dan kebutuhan,

disamping sistem

registrasi yang telah ada.

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.4.1 Memiliki sistem registrasi online, di samping

sistem registrasi yang telah ada.

68

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.4.

Layanan

Administrasi

Akademik

1.4.2

Menerapkan sistem

registrasi online yang

terintegrasi dengan sistem

aplikasi keuangan dan

sistem aplikasi ujian, di

samping sistem registrasi

yang telah ada

1.4.2 Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.4.

Layanan

Administrasi

Akademik

1.4.3

Menerapkan sistem

registrasi online yang

terintegrasi dengan sistem

aplikasi keuangan dan

sistem aplikasi ujian, di

samping sistem registrasi

yang telah ada

1.4.3

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.4.

Layanan

Administrasi

Akademik

1.4.4

Menerapkan sistem

registrasi online yang

terintegrasi dengan sistem

aplikasi keuangan dan

sistem aplikasi ujian, di

samping sistem registrasi

yang telah ada

1.4.4

Tidak ada perubahan

69

1.5 Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar (EHB) yang dilaksanakan oleh UT

terdiri dari: (a) tugas mata kuliah, laporan

praktek/praktikum, UAS, tugas akhir program (untuk

program sarjana), (b) Project/tesis (untuk program

magister), dan (c) Disertasi (untuk program doktor).

Selain itu ada pula UAS berbentuk: (a) penilaian unjuk

kerja, lisan, atau tertulis (ujian pilihan ganda atau ujian

uraian), (b) ujian tertulis dilaksanakan secara tatap muka

dan online, serta (c) ujian tesis dan disertasi yang

dilaksanakan secara tatap muka dan melalui media.

Bahan UAS, TM, dan TAP dikembangkan dengan prosedur

dan format yang telah distandardisasi. Para pengembang

bahan ujian tersebut dapat berasal dari dalam dan dari

luar UT. Bahan ujian yang telah divalidasi disimpan di

Bank Soal yang terkomputerisasi dan dijamin

kerahasiaannya. Selanjutnya, naskah ujian yang akan

digunakan dirakit dari Bank Soal UT.

Mahasiswa dapat mengikuti ujian di tempat ujian atau di

lokasi yang sesuai dengan pilihannya. Tempat ujian

tersebar sampai di tingkat kabupaten/kota di seluruh

Indonesia dan beberapa lokasi di luar negeri. Hal ini

sangat memudahkan mahasiswa dalam mengikuti ujian

walaupun mereka tidak berada di kota asalnya. Naskah

ujian disiapkan di UT Pusat dan berlaku di seluruh lokasi

ujian. Dengan demikian, terdapat ukuran baku atau

standarisasi materi yang diujikan termasuk sistem

penilaiannya bagi setiap mahasiswa.

Untuk mengelola penyelenggaraan UAS ini, UT telah

mengembangkan dan menerapkan prosedur pedoman

baku pelaksanaan ujian. Meskipun demikian, karena

cakupan UAS UT yang sangat luas dan menyebar,

kadangkala muncul kesulitan dalam memonitor

pelaksanaan ujian. Untuk mengatasi masalah ini, UT

70

menjalin kerja sama dengan berbagai instansi di daerah.

Saat ini, UT telah bekerja sama dengan dinas pendidikan

provinsi dan kabupaten/kota dalam bentuk penggunaan

fasilitas fisik (sekolah-sekolah untuk tempat ujian dan

untuk kegiatan praktek dan praktikum). Di samping itu,

UT juga melakukan kerja sama dengan PT lain dalam

penyediaan pengawas ujian.

Sistem ujian UT saat ini mengharuskan mahasiswa datang

ke lokasi ujian pada waktu yang telah ditentukan secara

serentak di seluruh Indonesia dan di beberapa tempat di

luar negeri. Dalam perkembangannya, terdapat kebutuhan

mahasiswa akan ujian secara perorangan pada waktu

yang mereka inginkan. Mengingat keterbatasan sarana

dan prasarana serta memperhatikan unsur kerahasiaan

ujian, sampai saat ini UT belum dapat memberikan

layanan ujian perorangan.

Untuk meningkatkan layanan UT dalam pelaksanaan ujian

dan karena terbatasnya waktu ujian untuk setiap mata

kuliah UT telah menyiapkan sistem ujian online (SUO)

yang akan diujicobakan pada tahun 2010 dan akan

dilaksanakan secara penuh setelah melakukan evaluasi

terhadap sistem tersebut. Untuk menjamin keamanan

pelaksanaan ujian, pelaksanaan SUO yang akan dilakukan

di seluruh UPBJJ-UT akan diawasi dengan ketat oleh staf

UPBJJ-UT.

Sasaran 5

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

1.5.

Sistem

Penyelenggaraan

Ujian

UT telah memiliki sistem

penyelenggaraan ujian,

termasuk ujian online jenis

soal obyektif dan esai, yang

akuntabel dan efisien.

UT telah memiliki sistem

penyelenggaraan ujian

dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi

terkini, yang fleksibel,

akuntabel, dan efisien.

71

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.5.1 Menyediakan ujian online untuk 80%

matakuliah dengan jenis soal obyektif; dan

1.5.2 Menyediakan ujian berbasis komputer (UBK)

untuk semua matakuliah.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.5.

Evaluasi Hasil

Belajar

1.5.3

Menyediakan ujian online

untuk seluruh matakuliah

dengan jenis soal obyektif

1.5.3

Menyediakan ujian online

untuk matakuliah yang

memiliki minimal 6 set soal

sudah divalidasi dengan

jenis soal obyektif

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.5.

Evaluasi Hasil

Belajar

1.5.4

Menyediakan ujian online

untuk 50% mata kuliah

dengan jenis soal esai

1.5.4

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.5.

Evaluasi Hasil

Belajar

1.5.5

Menyediakan ujian online

untuk 100% matakuliah

dengan jenis soal esai

1.5.5

Tidak ada perubahan

72

1.6. Peningkatan Kualitas Penelitian, Pengabdian kepada

Masyarakat, dan Publikasi Ilmiah

Hasil-hasil penelitian harus dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan

masyarakat, perumusan kebijakan UT, dan publikasi

ilmiah. Kebijakan penelitian, abdimas, dan publikasi ilmiah

harus didasarkan pada kemanfaatan hasil penelitian yang

dilakukan oleh dosen. Sebagai PT, UT memiliki kewajiban

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni

melalui kegiatan penelitian. Oleh karena itu setiap dosen

memiliki kewajiban untuk melaksanakan penelitian,

mengujicobakan hasilnya di masyarakat, dan

mempublikasikannya melalui berbagai forum atau jurnal

ilmiah.

Sasaran 6

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

1.6.1.

Peningkatan

Kualitas

Penelitian dan

Publikasi ilmiah

Menghasilkan 400

penelitian pertahun yang

dilakukan oleh dosen,

dimana 50% diantaranya

dipublikasikan dalam jurnal

ilmiah termasuk 25%

diantaranya dalam jurnal

internasional.

Setiap tahun menghasilkan

penelitian sejumlah dosen,

dimana 50% diantaranya

dipublikasikan dalam jurnal

ilmiah termasuk 25%

diantaranya dalam jurnal

internasional.

1.6.2.

Peningkatan

Kualitas

Pengabdian

kepada

Masyarakat

UT telah menyelenggara-

kan program pengabdian

kepada masyarakat,

program pemberdayaan

masyarakat di 10 wilayah,

serta 1 (satu) program

abdimas berskala nasional.

UT telah menyelengga-

rakan program pengabdian

kepada masyarakat,

program pemberdayaan

masyarakat di 18 wilayah,

serta 3 (tiga) program

abdimas berskala nasional.

73

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

1.6.1. Peningkatan Kualitas Penelitian dan

Publikasi ilmiah

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.6.1.1 Melaksanakan 200 penelitian;

1.6.1.2 Mempublikasikan paling sedikit 20% dari

jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional;

1.6.1.3 Mempublikasikan paling sedikit 5% dari jumlah

penelitian dalam jurnal ilmiah internasional;

dan

1.6.1.4 Mendiseminasikan paling sedikit 50% dari

jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah

nasional atau internasional.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.6.1.

Peningkatan

Kualitas

Penelitian dan

Publikasi Ilmiah

1.6.1.5

Melaksanakan 250

penelitian

1.6.1.5

Melaksanakan 215

penelitian

1.6.1.6

Mempublikasikan paling

sedikit 30% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah nasional

1.6.1.6

Mempublikasikan paling

sedikit 25% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah nasional

1.6.1.7

Mempublikasikan paling

sedikit 10% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah internasional

1.6.1.7

Mempublikasikan paling

sedikit 6% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah internasional

1.6.1.8

Mendesiminasikan paling

sedikit 50% dari jumlah

penelitian dalam pertemuan

ilmiah nasional dan

internasional

1.6.1.8

Mendesiminasikan paling

sedikit 65% dari jumlah

penelitian dalam pertemuan

ilmiah nasional dan

internasional

74

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.6.1.

Peningkatan

Kualitas

Penelitian dan

Publikasi Ilmiah

1.6.1.9

Menyelenggarakan 300

penelitian

1.6.1.9

Menyelenggarakan 230

penelitian

1.6.1.10

Mempublikasikan paling

sedikit 40% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah nasional

1.6.1.10

Mempublikasikan paling

sedikit 30% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah nasional

1.6.1.11

Mempublikasikan paling

sedikit 15% dari jumlah

penelitian dipublikasikan

dalam jurnal ilmiah

internasional

1.6.1.11

Mempublikasikan paling

sedikit 10% dari jumlah

penelitian dipublikasikan

dalam jurnal ilmiah

internasional

1.6.1.12

Mendesiminasikan paling

sedikit 50% dari jumlah

penelitian dalam pertemuan

ilmiah nasional dan

internasional

1.6.1.12

Mendesiminasikan paling

sedikit 65% dari jumlah

penelitian dalam pertemuan

ilmiah nasional dan

internasional

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.6.1.

Peningkatan

Kualitas

Penelitian dan

Publikasi Ilmiah

1.6.1.13

Menyediakan 400 penelitian

1.6.1.13

Menyediakan 250 penelitian

1.6.1.14

Mempublikasikan paling

sedikit 50% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah nasional

1.6.1.14

Mempublikasikan paling

sedikit 35% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah nasional

1.6.1.15

Mempublikasikan paling

sedikit 25% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah internasional

1.6.1.15

Mempublikasikan paling

sedikit 15% dari jumlah

penelitian dalam jurnal

ilmiah internasional

75

Aspek Target Renop Perubahan

1.6.1.16

Mendesiminasikan paling

sedikit 50% dari jumlah

penelitian dalam pertemuan

ilmiah nasional atau

internasional

1.6.1.16

Mendesiminasikan paling

sedikit 65% dari jumlah

penelitian dalam pertemuan

ilmiah nasional atau

internasional

1.6.2 Peningkatan Kualitas Pengabdian kepada

Masyarakat

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

1.6.2.1 Menyelenggarakan program pemberdayaan

masyarakat paling sedikit di 5 (lima) Wilayah

Binaan, termasuk yang dilakukan oleh UPBJJ-

UT; dan

1.6.2.2 Menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu)

program pengabdian kepada masyarakat

berskala nasional.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.6.2.

Peningkatan

Kualitas

Pengabdian

kepada

Masyarakat

1.6.2.3

Menyelenggarakan program

pemberdayaan masyarakat

paling sedikit di 7 (tujuh)

Wilayah Binaan, termasuk

yang dilakukan oleh UPBJJ-

UT

1.6.2.3

Tidak ada perubahan

76

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.6.2.

Peningkatan

Kualitas

Pengabdian

kepada

Masyarakat

1.6.2.4

Menyelenggarakan program

pemberdayaan masyarakat

paling sedikit di sembilan

Wilayah Binaan, termasuk

yang dilakukan oleh UPBJJ-

UT

1.6.2.4

Tidak ada perubahan

1.6.2.5

Menyelenggarakan paling

sedikit dua program

pengabdian masyarakat

berskala nasional

1.6.2.5

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

1.6.2.

Peningkatan

Kualitas

Pengabdian

kepada

Masyarakat

1.6.2.6

Menyelenggarakan program

pemberdayaan masyarakat

paling sedikit di sepuluh

wilayah binaan, termasuk

yang dilakukan oleh UPBJJ-

UT

1.6.2.6

Tidak ada perubahan

2. DAYA JANGKAU DAN KUALITAS LAYANAN

2.1 Peningkatan dan Pemantapan Jaringan Kemitraan

Sistem PTTJJ relatif masih dirasakan baru kehadirannya di

Indonesia. Sampai saat ini institusi PTTJJ yang diakui

secara resmi sejak tahun 1984 adalah UT. Sistem

pendidikan jarak jauh (SPJJ) merupakan budaya belajar

dan pembelajaran baru bagi masyarakat kita sehingga

wajar bila keberadaan UT sampai saat ini masih sering

diragukan terutama dari segi kualitas lulusannya. Hal ini

77

dipengaruhi budaya belajar mandiri yang belum

tersosialisasi dan terinternalisasikan dengan baik.

Masyarakat masih terbiasa dibimbing secara tatap muka.

Hal ini menyebabkan mahasiswa lebih menyukai

mengikuti perkuliahan tatap muka daripada jarak jauh,

sehingga menimbulkan persepsi bahwa UT merupakan PT

kelas dua.

Terbitnya SK Mendiknas Nomor 107/U/2001 tentang

penyelenggaraan institusi PTTJJ membuat UT harus siap

berkompetisi dengan PT lain yang kemungkinan besar

akan menyelenggarakan SPJJ. Sehubungan dengan hal

tersebut, UT harus mampu mengubah pengakuan

masyarakat (citra) menjadi PT pilihan berkualitas berbasis

TIK, mudah diakses, cepat, akurat, dan murah serta

terjangkau bagi semua golongan masyarakat (quality

mass distance education institution). Pembentukan citra

ini dapat diwujudkan melalui beberapa pencapaian, yaitu

semua program, bahan ajar, layanan bantuan belajar,

sarana dan prasarana yang sudah berkualitas dan relevan

dengan perkembangan teknologi mutakhir serta didukung

oleh SDM yang profesional di bidangnya.

Sasaran 7

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

2.1.

Daya Jangkau

Melayani paling sedikit

550.000 mahasiswa

registrasi per semester,

yang terdiri dari 150.000

mahasiswa nonguru dan

400.000 mahasiswa guru,

dari berbagai lapisan

masyarakat dan tersebar

baik di seluruh wilayah

Nusantara maupun luar

negeri.

Melayani paling sedikit

250.000 mahasiswa

registrasi per semester dari

berbagai lapisan

masyarakat dan tersebar

baik di seluruh wilayah

Nusantara maupun luar

negeri.

78

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

2.1.1 Melayani paling sedikit 90.000 mahasiswa

nonguru dan 460.000 mahasiswa guru

registrasi per semester;

2.1.2 Memiliki kerja sama dengan Pemerintah, yang

mencakup paling sedikit 60% pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, 7

(tujuh) lembaga pemerintah, 5 (lima) lembaga

pendidikan, dan 1 (satu) lembaga

nonpemerintah;

2.1.3 Menyediakan titik akses internet bagi

mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia

akses internet di Jaringan Pendidikan Nasional

(Jardiknas);

2.1.4 Memberikan pelayanan registrasi secara

mobile, khususnya bagi mahasiswa Pendas di

10 UPBJJ-UT;

2.1.5 Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun radio

nasional dan satu radio lokal per UPBJJ-UT

paling sedikit satu kali satu bulan;

2.1.6 Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun

televisi nasional dan satu televisi lokal per

UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu semester;

2.1.7 Melakukan sosialisasi melalui satu media cetak

nasional dan satu media cetak lokal per UPBJJ-

UT paling sedikit dua kali dalam satu semester;

dan

2.1.8 Melakukan sosialisasi melalui situs jejaring

sosial.

79

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

2.1.

Peningkatan dan

Pemantapan

Jaringan

Kemitraan

2.1.9

Melayani paling sedikit

100.000 mahasiswa

nonguru dan 450.000

mahasiswa guru registrasi

per semester;

2.1.9

Tidak ada perubahan

2.1.10

Memiliki kerja sama paling

sedikit dengan Pemerintah,

65% pemerintah provinsi

dan pemerintah

kabupaten/kota, 10

lembaga pemerintah, 10

lembaga pendidikan, serta

2 (dua) lembaga

nonpemerintah;

2.1.10

Tidak ada perubahan

2.1.11

Memiliki jaringan komunitas

yang secara aktif

menggalang dana beasiswa

dalam rangka

pengembangan daya

jangkau;

2.1.11

Tidak ada perubahan

2.1.12

Menyediakan titik akses

internet bagi mahasiswa

melalui kemitraan dengan

penyedia akses internet

yang dimiliki oleh sektor

swasta/masyarakat di

paling sedikit 10% dari

jumlah kabupaten/kota

yang ada;

2.1.12

Tidak ada perubahan

80

Aspek Target Renop Perubahan

2.1.13

Memberikan pelayanan

registrasi dan persiapan

ujian secara mobile,

khususnya bagi mahasiswa

Pendas di 15 UPBJJ-UT

2.1.13

Memberikan pelayanan

registrasi secara mobile,

khususnya bagi mahasiswa

Pendas di 15 UPBJJ-UT

2.1.14

Melakukan sosialisasi

melalui satu stasiun radio

nasional dan satu radio

lokal per UPBJJ-UT paling

sedikit satu kali satu bulan;

2.1.14

Tidak ada perubahan

2.1.15

Melakukan sosialisasi

melalui satu stasiun televisi

nasional dan satu televisi

lokal per UPBJJ-UT paling

sedikit satu kali satu

semester;

2.1.15

Tidak ada perubahan

2.1.16

Melakukan sosialisasi

melalui satu media cetak

nasional dan satu media

cetak lokal per UPBJJUT

paling sedikit dua kali

dalam satu semester.

2.1.16

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

2.1.

Peningkatan dan

Pemantapan

Jaringan

Kemitraan

2.1.17

Melayani paling sedikit

125.000 mahasiswa

nonguru dan 425.000

mahasiswa guru registrasi

per semester

2.1.17

Tidak ada perubahan

81

Aspek Target Renop Perubahan

2.1.18

Memiliki kerja sama paling

sedikit dengan Pemerintah;

70% pemerintah provinsi

dan pemerintah

kabupaten/kota; 12

lembaga pemerintah; 10

lembaga pendidikan; serta

5 (lima) lembaga

nonpemerintah

2.1.18

Tidak ada perubahan

2.1.19

Menyediakan titik akses

internet bagi mahasiswa

melalui kemitraan dengan

penyedia akses internet

yang dimiliki oleh sektor

swasta/masyarakar di

paling sedikit 30% dari

jumlah kabupaten/kota

yang ada

2.1.19

Tidak ada perubahan

2.1.20

Memberikan pelayanan

registrasi dan persiapan

ujian secara mobile,

khususnya bagi mahasiswa

Pendas di 25 UPBJJ-UT

2.1.20

Memberikan pelayanan

registrasi secara mobile,

khususnya bagi mahasiswa

Pendas di 25 UPBJJ-UT

2.1.21

Melakukan sosialisasi

melalui 1 (satu) stasiun

radio nasional dan satu

radio lokal per UPBJJ-UT

paling sedikit 1 (satu) kali

satu bulan

2.1.21

Tidak ada perubahan

82

Aspek Target Renop Perubahan

2.1.22

Melakukan sosialisasi

melalui 1 (satu) televisi

nasional dan 1 (satu)

televise lokal per UPBJJ-UT

paling sedikit 2 (dua) kali

dalam 1 (satu) semester

2.1.22

Tidak ada perubahan

2.1.23

Melakukan sosialisasi

melalui 1 (satu) media

cetak nasional dan 1 (satu)

media cetak lokal per

UPBJJ-UT paling sedikit 2

(dua) kali dalam 1 (satu)

semester

2.1.23

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

2.1.

Peningkatan dan

Pemantapan

Jaringan

Kemitraan

2.1.24

Melayani paling sedikit

150.000 mahasiswa

nonguru dan 400.000

mahasiswa guru registrasi

per semester

2.1.24

Tidak ada perubahan

2.1.25

Memiliki kerja sama paling

sedikit dengan pemerintah,

75% pemerintah provinsi

dan kabupaten/kota, 15

lembaga pemerintah, 30

lembaga pendidikan, serta

10 lembaga nonpemerintah

2.1.25

Tidak ada perubahan

83

Aspek Target Renop Perubahan

2.1.26

Menyediakan titik akses

internet bagi mahasiswa

melalui kemitraan dengan

penyedia akses internet

yang dimiliki oleh sektor

swasta/masyarakat di

paling sedikit 50% dari

jumlah kabupaten/kota

2.1.26

Tidak ada perubahan

2.1.27

Memberikan pelayanan

registrasi dan persiapan

ujian secara mobile,

khususnya bagi mahasiswa

Pendas di semua UPBJJ-UT

2.1.27

Memberikan pelayanan

registrasi secara mobile,

khususnya bagi mahasiswa

Pendas di semua UPBJJ-UT

2.1.28

Melakukan sosialisasi

melalui 1 (satu) stasiun

radio nasional dan 1 (satu)

radio lokal per UPBJJ-UT

paling sedikit 2 (dua) kali 1

(satu) bulan

2.1.28

Tidak ada perubahan

2.1.29

Melakukan sosialisasi

melalui 1 (satu) stasiun

televisi nasional dan 1

(satu) televisi lokal per

UPBJJ-UT paling sedikit 2

(dua) kali 1 (satu)

semester

2.1.29

Tidak ada perubahan

2.1.30

Melakukan sosialisasi

melalui 1 (satu) media

cetak nasional dan 1 (satu)

media cetak lokal per

UPBJJ-UT paling sedikit 4

(empat) kali dalam 1 (satu)

semester

2.1.30

Tidak ada perubahan

84

2.2 Peningkatan Pengakuan Masyarakat terhadap

Institusi

UT sebagai lembaga pendidikan tinggi yang

menyelenggarakan PTTJJ akan mampu berperan secara

efektif dan efisien apabila mempunyai jaringan kerja sama

yang kuat dengan berbagai lembaga pendidikan dan

lembaga nonpendidikan. Pembentukan, pemeliharaan, dan

peningkatan jaringan kerja sama yang dilakukan secara

terus-menerus dalam bidang penyediaan dan layanan

produk akademik dan nonakademik, seyogyanya

menggunakan berbagai strategi yang memanfaatkan

perangkat teknologi komunikasi mutakhir. Dengan

demikian, secara logis jumlah pengguna layanan

pendidikan melalui UT yang berasal dari berbagai segmen

pasar dapat meningkat dan stabil.

Sasaran 8

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

2.2.

Peningkatan

citra institusi

UT telah diakui oleh

komunitas pendidikan

sebagai institusi yang

membuka akses pendidikan

tinggi berkualitas bagi

seluruh warga negara

Indonesia, termasuk warga

negara berkebutuhan

khusus, yang tinggal di

daerah terisolasi, yang

sedang berdomisili di luar

negeri serta memiliki

keterbatasan ekonomi.

UT telah diakui oleh

masyarakat luas sebagai

institusi yang membuka

akses pendidikan tinggi

berkualitas bagi seluruh

warga negara Indonesia,

termasuk warga negara

berkebutuhan khusus, yang

tinggal di daerah terisolasi,

serta memiliki keterbatasan

ekonomi.

85

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

2.2.1 Memiliki website yang menarik, komunikatif,

dan mengandung informasi komprehensif dan

mutakhir;

2.2.2 Memiliki gedung kantor UPBJJ-UT yang

dilengkapi dengan fasilitas terstandar di 75%

UPBJJ-UT; dan

2.2.3 Memiliki produk dan layanan akademik yang

diakui oleh komunitas pendidikan yang

ditunjukkan dengan pemanfaatan produk dan

layanan akademik di berbagai instansi

pendidikan lain.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

2.2.

Peningkatan

Pengakuan

Masyarakat

terhadap

Institusi

2.2.4

Memiliki gedung kantor

UPBJJ-UT yang dilengkapi

dengan fasilitas terstandar

di 90% UPBJJ-UT;

2.2.4

Tidak ada perubahan

2.2.5

Memiliki jaringan komunitas

yang secara aktif

melakukan program

kegiatan dalam rangka

meningkatkan citra

institusi.

2.2.5

Tidak ada perubahan

86

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

2.2.

Peningkatan

Pengakuan

Masyarakat

terhadap

Institusi

2.2.4

Memiliki gedung kantor

UPBJJ-UT yang dilengkapi

dengan fasilitas terstandar

di 90% UPBJJ-UT

2.2.6

Tidak ada perubahan

2.2.5

Memiliki jaringan komunitas

yang secara aktif

melakukan program

kegiatan dalam rangka

meningkatkan citra institusi

2.2.7

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

2.2.

Peningkatan

Pengakuan

Masyarakat

terhadap

Institusi

2.2.8

Memiliki staf yang mampu

melakukan komunikasi

kepada masyarakat

mengenai eksistensi dan

keunggulan UT

2.2.8

Tidak ada perubahan

2.2.9

Mendapat pengakuan

masyarakat luas sebagai PT

yang memanfaatkan

teknologi terkini

2.2.9

Tidak ada perubahan

2.2.10

Memiliki jaringan komunitas

yang secara aktif

membantu meningkatkan

pendanaan UT dari

berbagai sumber

2.2.10

Tidak ada perubahan

87

Aspek Target Renop Perubahan

2.2.11

Mendapat pengakuan

sebagai PT yang bisa

melayani warga negara

berkebutuhan khusus, yang

tinggal di daerah yang

terisolasi, sedang

berdomisili di luar negeri,

dan memiliki keterbatasan

ekonomi

2.2.11

Tidak ada perubahan

3. TATA KELOLA

Sasaran akhir pengembangan dan implementasi tata kelola

yaitu UT memiliki manajemen PTTJJ yang handal dan sehat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, UT mengembangkan berbagai

strategi dan menetapkan sasaran antara agar sasaran akhir

bidang tata kelola dapat dicapai.

Secara umum, tatakelola UT diarahkan kepada adanya suatu

sistem pengendalian yang efektif, efisien, dan akuntabel

sekaligus adaptif terhadap perubahan lingkungan. Tata kelola

UT didesain dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip good

public governance yaitu transparansi, akuntabilitas, adil, taat

hukum, dan kualitas. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good

governance, stakeholders termasuk pegawai UT diharapkan

memiliki kepekaan dan tanggungjawab yang tinggi dalam

bekerja. Prinsip-prinsip good governance diharapkan menjadi

faktor pendorong dan pengendali dalam merencanakan,

melaksanakan, memonitor, serta melaporkan seluruh kegiatan

UT.

Pengendalian dimulai dari proses perumusan kebijakan dan

perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan. Oleh

karena itu, proses perumusan kebijakan dan perencanaan

merupakan titik awal pengendalian seluruh kegiatan di UT.

Pengendalian tidak hanya dilakukan melalui pengendalian

88

formal namun juga melalui penanaman nilai, norma, dan etika

dalam bekerja. Pada akhirnya seluruh sistem dan prosedur

kerja harus menjiwai setiap insan pegawai UT dalam bekerja.

Mekanisme pengendalian yang dikembangkan harus mampu

menyeimbangkan antara sistem dan prosedur yang cenderung

kaku namun tetap memberikan ruang gerak bagi munculnya

ide-ide baru dalam bekerja. Sistem juga didesain mampu

memberikan umpan balik yang cepat (feedback prompted)

sehingga kesalahan-kesalahan dapat dideteksi sedini mungkin

dan dapat dilakukan perbaikan. Dengan demikian setiap staf

dan unit perlu diberikan kewenangan yang cukup untuk

menangani umpan balik sekaligus melakukan perbaikan.

Sistem ini didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi tinggi

dan dapat melakukan kegiatan secara multitasking. Di samping

itu, tatakelola UT juga harus didukung oleh penyediaan

infrastruktur yang memadai dalam jumlah dan kualitasnya.

3.1 Kebijakan dan Perencanaan

Kebijakan yang efektif adalah kebijakan yang dapat

diterima dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan. Kebijakan yang jelas akan mampu

menghindarkan salah tafsir dan memudahkan bagi unit

dalam menyusun perencanaan. Kebijakan yang dijadikan

acuan adalah UU dan PP yang mengatur urusan akademik

perguruan tinggi, sumber daya manusia perguruan tinggi,

keuangan, aset, serta akreditasi perguruan tinggi,

Rencana Strategis UT, dan Rencana Operasional UT. Untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam kebijakan

yang lebih tinggi, Pimpinan UT perlu menyusun kebijakan

yang dituangkan dalam Peraturan Rektor dan turunannya.

Penyusunan kebijakan dan perencanaan dilaksanakan

berdasarkan prinsip dekonsentrasi yang partisipatif artinya

setiap pegawai sesuai dengan kewenangannya memiliki

kontribusi dalam proses penyusunan perencanaan di UT

berdasarkan kebijakan di atasnya. Proses perencanaan

89

unit disusun dengan melibatkan seluruh komponen yang

berkepentingan. Sasaran yang ingin dicapai proses

penyusunan kebijakan adalah sebagai berikut.

Sasaran 9

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

3.1.

Kebijakan dan

Perencanaan

Setiap kebijakan dan

perencanaan di UT

dirumuskan dalam bentuk

yang dapat diukur, realistis,

dan didasarkan pada

sasaran yang ditetapkan

oleh kebijakan yang lebih

tinggi dengan prinsip

partisipatif.

Setiap kebijakan dan

perencanaan di setiap unit

di UT dirumuskan dalam

bentuk yang dapat diukur,

realistis, dan didasarkan

pada sasaran yang

ditetapkan oleh kebijakan

yang lebih tinggi dengan

prinsip partisipatif.

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

3.1.1. Kebijakan dan Perencanaan

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.1.1.1 Mengusulkan UT sebagai PTN yang menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum.

3.1.1.2 Menyiapkan seluruh perangkat-perangkat

aturan, sarana dan prasarana, dan personalia

yang dibutuhkan dalam pengelolaan keuangan

BLU;

3.1.1.3 Melakukan sosialisasi tentang PK BLU UT pada

seluruh staf dan pemangku kepentingan

3.2 Struktur Organisasi

Ruang lingkup struktur organisasi meliputi pembagian

tugas, sistem dan prosedur kerja, kewenangan, rumusan

garis komando dan koordinasi, dan bentuk struktur

90

organisasi. Pada tahun 2010 ini jumlah mahasiswa UT

melebihi angka 600.000 orang dan tersebar di seluruh

wilayah Indonesia hingga ke tingkat kecamatan. Untuk itu

UT perlu memiliki mekanisme pengendalian yang efektif.

Mekanisme ini diakomodasikan dalam struktur organisasi

dan tatakerja (OTK) yang fleksibel dan adaptif terhadap

perubahan.

Fleksibilitas dicapai dengan dimungkinkannya

pembentukan tim-tim kerja adhoc untuk mendukung

struktur organik, sedangkan adaptabilitas dicapai melalui

evaluasi-evaluasi dan penyesuaian secara periodik dan

berkelanjutan terhadap kinerja struktur organisasi.

Sementara itu, 37 UPBJJ-UT yang merupakan frontliners di

daerah, belum seluruhnya memiliki kemampuan melayani

sesuai dengan yang diharapkan oleh para pemangku

kepentingan. Sebagai PTTJJ, UT tidak akan mampu

memenuhi sendiri seluruh kebutuhannya, karena itu

dukungan dari mitra kerja mutlak diperlukan. Oleh sebab

itu, sasaran ke depan yang hendak dicapai sebagai

berikut.

Sasaran 10

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

3.2.1.

Struktur

Organisasi

UT telah memiliki struktur

organisasi secara utuh yang

sesuai dengan kebutuhan

UT dan peraturan yang

berlaku.

UT telah memiliki struktur

organisasi yang sesuai

dengan perubahan

lingkungan, fleksibel, dan

mampu menjadi pedoman

dalam setiap pelaksanaan

kegiatan.

91

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

3.2.1 Struktur Organisasi

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.2.1.1 Menyempurnakan struktur organisasi yang

sesuai dengan kebutuhan UT dengan

mengusulkan UT sebagai PTN yang

menerapkan Pengelolaan Keuangan-Badan

Layanan Umum.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.2.1.

Struktur

Organisasi

3.2.1.2

Menyempurnakan struktur

organisasi yang sesuai

dengan kebutuhan UT

dengan mengusulkan UT

sebagai UT sebagai PTN

yang menerapkan

Pengelolaan Keuangan-

Badan Layanan Umum

3.2.1.2

Perkiraan SK UT dengan

PK BLU baru akan

diterbitkan tahun 2011,

sehingga penerapan

struktur UT dengan PK BLU

baru akan dapat

direalisasikan tahun 2012

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.2.1.

Struktur

Organisasi

3.2.1.3

Menerapkan struktur

organisasi dengan PK BLU

3.2.1.3

Tidak ada perubahan

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.2.1. Struktur

Organisasi

3.2.1.4 Memiliki struktur organisasi

yang sesuai dengan

kebutuhan UT

3.2.1.4 Tidak ada perubahan

92

3.3 Pengelolaan SDM

Untuk menyelenggarakan berbagai program pendidikan

tinggi berkualitas melalui sistem pendidikan terbuka dan

jarak jauh yang berkualitas dan mudah diakses, UT perlu

memanfaatkan berbagai macam instrumen dan peralatan

termasuk TIK dalam bidang akademik dan manajemen.

Untuk itu UT harus didukung oleh SDM yang berkualitas

dan kompeten, serta memiliki etika dan norma kerja yang

sesuai dengan UT sebagai PTTJJ berkualitas dunia.

Sebagai PTTJJ, UT perlu mendorong SDM agar selalu

belajar melalui proses belajar secara mandiri baik pada

tingkat individu, kelompok, maupun organisasi sehingga

setiap SDM menjadi sangat mahir dalam pekerjaannya

masing-masing.

Kondisi SDM UT saat ini dari sisi jumlah sudah mencukupi,

namun dari sisi kompetensi dan komposisi masih perlu

ditingkatkan dan direformulasi baik di UT-Pusat maupun di

UPBJJ-UT, agar mampu bekerja sesuai dengan sasaran

yang ingin dicapai dan nilai-nilai yang ditetapkan UT.

Pengembangan kompetensi dan komposisi SDM UT

diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan UT akan SDM

dalam bidang akademik, manajemen termasuk

operasional, pengembangan dan produksi bahan ajar, dan

pelayanan. Dosen perlu dikelompokkan berdasarkan

bidang studi masing-masing. Kelompok bidang studi ini

merupakan basis pengembangan Tridharma Perguruan

Tinggi. Komposisi SDM kelompok bidang studi ini perlu

diatur agar tercapai komposisi yang seimbang antara Guru

Besar, Lektor Kepala, Lektor, dan Asisten Ahli dalam

setiap program studi.

Di samping itu, UT harus mengembangkan sistem

perencanaan, rekrutmen, pengembangan, rotasi dan

mutasi, sistem informasi SDM, remunerasi, penilaian

kinerja, penanganan hukum, pemensiunan, dan

pemutusan hubungan kerja dengan berbasis TIK.

93

Sasaran 11

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

3.3.1.

Komposisi SDM

UT memiliki SDM dalam

jumlah, kualifikasi, dan

komposisi yang memadai

dalam berbagai bidang

keahlian akademik maupun

administratif yang sesuai

dengan kebutuhan dan

kompetensinya.

UT secara terus menerus

mengembangkan SDM agar

tercapai jumlah, kualifikasi,

dan komposisi yang

memadai dalam berbagai

bidang keahlian akademik

maupun administratif yang

sesuai dengan kebutuhan

dan kompetensinya.

3.3.2.

Sistem

manajemen SDM

UT telah menerapkan

sistem pengelolaan SDM

yang efektif dengan

berbasis TIK.

UT telah memiliki sistem

pengelolaan SDM yang

integratif berbasis TIK.

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

3.3.1. Komposisi SDM

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.3.1.1 Memiliki 50% dosen berkualifikasi akademik

minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU

Guru dan Dosen; dan

3.3.1.2 Memiliki 5% dosen berkualifikasi akademik

doktor

94

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.3.1.

Komposisi SDM

3.3.1.3

Memiliki 53% dosen

berkualifikasi akademik

minimal sesuai dengan

dipersyaratkan oleh UU

Guru dan Dosen;

3.3.1.3

Tidak ada perubahan

3.3.1.4

Memiliki 7% dosen

berkualifikasi akademik

doktor.

3.3.1.4

Tidak ada perubahan

-

3.3.1.5

10% pelatihan dosen

dilakukan secara online

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.3.1.

Komposisi SDM

3.3.1.5

Memiliki 60% dosen

berkualifikasi akademik

minimal sesuai dengan

dipersyaratkan oleh UU

Guru dan Dosen;

3.3.1.6

Tidak ada perubahan

3.3.1.6

Memiliki 7% dosen

berkualifikasi akademik

doktor.

3.3.1.7

Tidak ada perubahan

3.3.1.8

Memiliki 1 tenaga

Teknologi Pendidikan (TP)

di setiap jurusan (14

jurusan)

95

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek

Target Renop

Perubahan

3.3.1.

Komposisi SDM

3.3.1.7

Memiliki 90% dosen

berkualifikasi akademik

minimal sesuai dengan

dipersyaratkan oleh UU

Guru dan Dosen;

3.3.1.9

Tidak ada perubahan

3.3.1.8

Memiliki 15% dosen

berkualifikasi akademik

doktor.

3.3.1.10

Tidak ada perubahan

3.3.1.9

Menempatkan seluruh

pegawai berdasarkan

kebutuhan organisasi UT

dan kentrampilan serta

kompetensi SDM.

3.3.1.11

Tidak ada perubahan

3.3.2. Pengelolaan SDM

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.3.2.1 Mengembangkan desain sistem pengelolaan

SDM yang terarah dan terukur

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.3.2.

Pengelolaan SDM

3.3.2.2

Menerapkan sistem

pengelolaan SDM yang

efektif berbasis TIK

3.3.2.2

Tidak ada perubahan

96

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.3.2.

Pengelolaan SDM

3.3.2.3

Memiliki sistem audit SDM

3.3.2.3

Tidak ada perubahan

3.4 Pengelolaan Keuangan

Sebagai PTN, sistem pengelolaan keuangan UT mengacu

pada UU Keuangan Negara dan UU PNBP. Kedua peraturan

perundangan ini menjadikan pendapatan UT dalam

kategori pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang

harus disetorkan ke Kas Negara sebelum dapat digunakan

oleh UT. Dengan demikian, UT tidak memiliki otonomi dan

keleluasaan dalam mengelola sumberdaya keuangan yang

digali dari masyarakat. Untuk memiliki otonomi

pengelolaan keuangan, UT perlu merujuk pada pilihan

pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU).

Pengadopsian pola PK-BLU ini telah mendapatkan

persetujuan Kemendiknas dan telah diterapkan oleh

beberapa PTN. Dengan pola pengelolaan BLU, UT akan

dapat mengelola langsung pendapatannya walaupun tetap

menjadi PNBP.

Dengan ketentuan tersebut, UT dituntut melakukan

reformasi secara mendasar dalam sistem pengelolaan

pendapatan, pengalokasian, dan pertanggungjawaban

anggaran. Wilayah kerja UT yang luas, urusan UT yang

kompleks, dan rentang kendali yang lebar menuntut UT

agar mampu menyusun sistem keuangan yang mampu

menjamin kecukupan dan keberlanjutan pemasukan UT,

mengalokasikan anggaran dana secara tepat berdasarkan

prinsip ketepatan alokasi dan efisiensi, mengelola

penggunaannya secara profesional dan akuntabel, dan

melaporkannya kepada stakeholders.

Karena menguatnya tuntutan masyarakat terhadap

pengelolaan keuangan dengan sistem ‘good governance’

97

dan adanya kebijakan yang membatasi pemasukan UT

dari dana masyarakat, maka selain harus mencari

alternatif sumber pendapatan, UT juga dituntut untuk

mengelola keuangan secara profesional.

Sasaran 12

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

3.4.1.

Sistem

Pengelolaan

Keuangan

UT telah menerapkan

sistem pengelolaan

keuangan berbasis TIK

yang mampu menjamin

pengelolaan keuangan yang

profesional, akuntabel, dan

transparan yang akan

disesuaikan secara terus

menerus sesuai dengan

tuntutan profesional dan

peraturan.

UT telah menerapkan

sistem pengelolaan

keuangan berbasis TIK

yang mampu menjamin

pengelolaan keuangan yang

profesional, akuntabel, dan

transparan yang telah

disesuaikan secara terus

menerus sesuai dengan

tuntutan profesional dan

peraturan.

3.4.1. Sistem Pengelolaan Keuangan

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.4.1.1 Mengajukan usulan untuk menjadi PTN yang

menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan

Layanan Umum.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.4.1.

Sistem

Pengelolaan

Keuangan

3.4.1.2

Menerapkan pola

pengelolaan keuangan BLU

yang berbasis TIK.

Target digeser ke tahun 2012

98

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.4.1.

Sistem

Pengelolaan

Keuangan

2.4.1.2

Menerapkan pola

pengelolaan keuangan BLU

yang berbasis TIK.

3.4.1.3

Melakukan audit

nonakademik oleh auditor

eksternal

3.4.1.3

Tidak ada perubahan

3.5 Pengelolaan Prasarana dan Sarana

Pengelolaan aset yang dimaksud di sini adalah aset yang

berwujud (tangible asset) dan aset tak berwujud

(intangible asset). Aset berwujud berbentuk antara lain

gedung, tanah, dan peralatan, sedangkan aset tak

berwujud berbentuk desain sistem, aplikasi, hak cipta, dan

hak paten.

Penyediaan akses pendidikan tinggi yang berkualitas perlu

didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana dalam

jumlah yang cukup dan dengan kualitas yang memadai.

Sarana dan prasarana selalu disesuaikan dengan

perkembangan TIK, sesuai dengan kebutuhan operasional

UT dan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

Saat ini kondisi sarana prasarana di UT Pusat 75% sudah

sesuai dengan kebutuhan, namun sarana prasarana di

UPBJJ-UT masih perlu ditingkatkan.

Dengan status sebagai PTN, maka aset-aset UT tetap

merupakan kekayaan yang tidak terpisah dari aset

negara. Tidak semua sarana dan prasarana pendidikan di

UT dapat dipenuhi oleh UT seperti tempat ujian, tempat

tutorial, laboratorium, perpustakaan, dan studio radio/TV.

Oleh karena itu, UT harus juga mampu menjalin

kerjasama untuk menjamin tersedianya sarana dan

99

prasarana belajar dan administrasi. Untuk UPBJJ-UT,

secara bertahap terus diupayakan agar gedung kantor

dibangun di atas tanah milik UT.

Dengan perkembangan TIK, berbagai infrastruktur dan

sistem UT dibangun berbasis TIK. Proses implementasi TIK

memerlukan kesiapan desain, perangkat keras, perangkat

lunak, dan SDM. Di samping itu, setelah tiga tahun

instalasi terpasang perlu dilakukan lagi reinvestasi.

Perangkat TIK akan digunakan UT untuk mendukung

program-program layanan akademik seperti Sistem Ujian

Online (SUO), video conference, Tutorial Online, serta

introduksi mobile technology dalam sistem PJJ di UT dan

layanan administrasi.

Hal lain yang perlu dilaksanakan adalah menyangkut

pengelolaan aset-aset yang tidak berwujud. Pengelolaan

asset yang tak berwujud perlu dilakukan secara terpadu

dan sistematis, termasuk di dalamnya pengelolaan

pendaftaran dan perlindungan hak cipta dan paten, di

samping kekayaan seperti sistem registrasi, ujian, dan

layanan bahan ajar.

Sasaran 13

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

3.5.1.

Pemenuhan

Sarana dan

Prasarana

UT memiliki sarana dan

prasarana kerja dalam

kuantitas, kualitas dan

fungsi yang menjamin

terselenggara-nya PTTJJ

secara efektif dan efisien.

UT memiliki sistem

pengelolaan sarana dan

prasarana kerja yang

mampu menjamin

terselenggara-nya PTTJJ

secara efektif dan efisien.

100

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

3.5.1 Pemenuhan Sarana dan Prasarana

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.5.1.1 Memiliki sarana dan prasarana lengkap yang

mendukung layanan operasional UT secara

merata di seluruh Indonesia dan

3.5.1.2 Menyediakan jaringan komunikasi internal UT

Pusat dan UPBJJ-UT secara online.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.5.1.

Pemenuhan

Sarana dan

Prasarana

3.5.1.3

Menerapkan sistem

pengelolaan aset yang

berbasis TIK.

3.5.1.3

Tidak ada perubahan

-

3.5.1.4

Setiap UPBJJ-UT memiliki

ruang sumber belajar

3.6 Budaya organisasi

Budaya organisasi terdiri dari seperangkat sistem nilai dan

asumsi yang menjadi dasar setiap pegawai UT dalam

bekerja. Sistem nilai ini dibangun dengan tujuan agar

seluruh pegawai memiliki sikap dan keyakinan yang akan

membentuk perilaku pegawai dalam bekerja. Untuk

mencapai keunggulan sebagai PTTJJ, baik dalam bidang

penyelenggaraan maupun dalam bidang akademik, sistem

UT perlu ditopang oleh adanya kemampuan dan

kesempatan untuk melakukan inovasi produk dan

perubahan manajemen tatkala diperlukan.

Efisiensi dan akuntabilitas dalam manajemen dan alokasi

anggaran dicapai dengan implementasi prinsip-prinsip

good governance dan kewirausahaan. Kewirausahaan

101

dimaknai dua hal yaitu pertama setiap penetapan alokasi

anggaran harus selalu memperhitungkan manfaat dan

biaya. Kedua, setiap pegawai memiliki jiwa sebagai

petugas hubungan masyarakat UT yang senantiasa

mampu memberikan informasi tentang UT dan produk UT

kepada siapa saja yang membutuhkan informasi tersebut.

Sasaran 14

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

3.6.1.

Budaya Organisasi

UT memiliki budaya

organisasi berorientasi

pada kinerja berkualitas

UT telah memiliki budaya

organisasi yang inovatif.

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

3.6.1. Budaya Organisasi

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.6.1.1 Menerapkan prinsip-prinsip budaya organisasi

yang berorientasi pada peningkatan kualitas

produk, program dan layanan

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.6.1

Budaya Organisasi

3.6.1.2

Mengembangkan prinsip-

prinsip budaya organisasi

yang inovatif

3.6.1.2

Tidak ada perubahan

3.7 Sistem Penjaminan Kualitas

Prinsip-prinsip total quality management dan corporate

and good governance dijadikan filosofi pembentukan

budaya organisasi dalam rangka mencapai 3 (tiga) fokus

102

pengembangan UT. Budaya organisasi tidak akan dapat

diimplementasikan secara baik jika tidak disertai dengan

instrumen dan metode penerapannya. Instrumen yang

digunakan untuk membangun budaya organisasi

dikembangkan dengan mengadopsi pedoman yang telah

dikembangkan dan digunakan oleh Asian Association of

Open Universities (AAOU). Hasil modifikasinya kemudian

dituangkan dalam bentuk Sistem Jaminan Kualitas

Universitas Terbuka (Simintas-UT).

Penyelenggaraan PTTJJ berkualitas mensyaratkan sistem

manajemen yang handal yang mampu melayani

kebutuhan mahasiswa yang beragam dan bertempat

tinggal di berbagai wilayah Indonesia. Sistem jaminan

kualitas UT paling tidak mencakup 9 (sembilan) komponen

yaitu kebijakan dan perencanaan, pengadaan dan

pengembangan sumber daya manusia (SDM), manajemen

dan administrasi, mahasiswa, rancangan dan

pengembangan program, rancangan dan pengembangan

matakuliah, bantuan belajar bagi mahasiswa, penilaian

mahasiswa, dan media pembelajaran.

Di samping mengembangkan sistem pengendalian mutu,

UT juga mengembangkan dan mengimplementasikan

sistem penilaian kinerja pegawai dan sistem pengendalian

internal. Ketiga sistem ini secara bertahap, konsisten, dan

berkesinambungan akan diintegrasikan sehingga pada

akhirnya UT akan memiliki suatu sistem pengendalian

mutu yang efisien sekaligus akuntabel. Pada akhirnya

diharapkan SPM-PT terinternalisasi dalam setiap jiwa

pegawai dan selalu menjadi prinsip dalam bekerja.

Sasaran akhir dari implementasi sistem jaminan mutu

adalah terintegrasi mutu layanan UT yang tinggi,

akuntabel, efisien, mudah diakses, dan memiliki tingkat

kepastian yang tinggi yang dibuktikan adanya pengakuan

nasional dan internasional atas sistem UT baik dalam

bentuk akreditasi nasional maupun pengakuan dalam

103

bentuk diperolehnya sertifikat kualitas internasional pada

tahun 2013.

Sasaran 15

Komponen Sasaran 2013 Sasaran 2021

3.7.1.

Sistem

Penjaminan Mutu

UT telah memiliki sistem

penjaminan mutu

penyelenggaraan PTTJJ dan

produk akademik yang

berkualitas tinggi yang

memenuhi standar

nasional, regional, dan/atau

internasional.

UT telah memiliki sistem

penjaminan mutu

penyelenggaraan PTTJJ

dan produk akademik

yang terus menerus

dikembangkan untuk

mempertahankan dan

meningkatkan kualitas

yang berstandar nasional,

regional, dan/atau

internasional.

Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013

3.7.1 Sistem Penjaminan Mutu

Pada akhir tahun 2010, UT telah:

3.7.1.1 Mengembangkan sistem penjaminan mutu

terintegrasi yang memenuhi standar SPM-PT.

Pada akhir tahun 2011, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.7.1.

Sistem

Penjaminan Mutu

3.7.1.2

Menerapkan sistem

penjaminan mutu

terintegrasi yang

memenuhi standar SPM-PT

dan sistem penilaian kinerja

individu dan unit.

3.7.1.2

Tidak ada perubahan

104

Pada akhir tahun 2012, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.7.1.

Sistem

Penjaminan

Mutu

3.7.1.3

Setiap unit memiliki

seorang auditor internal

untuk monitoring

implementasi QA unit

Pusat.

Pada akhir tahun 2013, UT telah:

Aspek Target Renop Perubahan

3.7.1.

Sistem

Penjaminan

Mutu

3.7.1.4.

Setiap unit memiliki

seorang auditor internal

untuk monitoring

implementasi QA unit

Pusat dan UPBJJ.

105

BAB V

PENUTUP

ahun 2010-2013 adalah masa-masa yang sangat krusial

bagi UT. Masa ini masa di mana UT harus melakukan

perubahan-perubahan mendasar. Perubahan-perubahan

tersebut antara lain adalah perubahan UT menjadi PT dengan

PK-BLU. Perubahan menjadi PT dengan PK-BLU merupakan

perubahan strategi pengelolaan pendanaan UT. Perubahan ini

perlu dibarengi dengan perubahan peningkatan kualitas produk

akademik, peningkatan citra UT di mata masyarakat,

perubahan menuju tata kelola yang efektif dan perubahan

komposisi mahasiswa UT.

Perubahan komposisi mahasiswa UT dari mayoritas mahasiswa

Pendas menjadi mayoritas mahasiswa non Pendas menuntut

perumusan dan pelaksanaan strategi yang efektif. Renstra

2010-2021 dirumuskan dengan memperhatikan perubahan

pada lingkungan strategis tersebut.

Renstra 2010-2013 ini diharapkan mampu menjadi pedoman

dalam membawa UT menjawab tema utama perubahan UT

seperti yang disebutkan di atas. Visi, misi, dan strategi ini tidak

akan banyak berguna sebagai pengarah jika setiap kebijakan

yang dirumuskan tidak didasarkan atas visi, misi, dan strategi

yang telah disepakati dan pegawai tidak bekerja dengan niat

memberikan pelayanan yang baik bagi mahasiswa dan

stakeholder lainnya.

T