rencana strategis (renstra) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/renstrappatk2010-20140.pdf · rencana...

61
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2010 - 2014 PPATK INTRAC Jl. Ir. H. Juanda No. 35, Telp. : 3850455, 3853922, Fax. :3856809, 3856826, Jakarta

Upload: doankhanh

Post on 05-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

TAHUN 2010 - 2014

PPATKI N T R A C

Jl. Ir. H. Juanda No. 35, Telp. : 3850455, 3853922, Fax. :3856809, 3856826, Jakarta

Page 2: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PPATK

INTEGRITAS

TANGGUNG JAWAB

PROFESIONALISME

KERAHASIAAN

KEMANDIRIAN

Page 3: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

Pusat Pelaporan dan Analisis

Transaksi Keuangan

Tahun 2010-2014

Page 4: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III

KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan Analisis TransaksiKeuangan (Renstra PPATK) merupakan dokumen perencanaan PPATK untukmasa kerja 5 (lima) tahun mendatang. Penyusunan Renstra PPATK Tahun 2010-2014 ini didasarkan atas ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PeraturanPemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan RencanaPembangunan Nasional, bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga wajibmelaksanakan penyiapan Rancangan Renstra-KL periode berikutnya untuksektor yang menjadi tugas dan kewenangannya pada tahun terakhirpelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)yang sedang berjalan.

Untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lebih dapatdipertanggungjawabkan, Renstra PPATK Tahun 2010-2014 ini disusun denganmemperhatikan tugas, fungsi dan wewenang seluruh unit organisasi dilingkungan PPATK, serta mempertimbangkan faktor lingkungan internal daneksternal yang ada. Berkaitan dengan sistem akuntabilitas kinerja instansipemerintah, penyusunan Renstra PPATK Tahun 2010-2014 ini merupakanlangkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja PPATK selama kurun waktu 5(lima) tahun. Oleh karena itu, Renstra PPATK ini memuat visi, misi, tujuan, arahkebijakan dan strategi, serta seluruh program dan kegiatan yang akandilaksanakan berikut indikator dan target kinerja yang akan dicapai PPATKselama tahun 2010-2014, beserta perkiraan kebutuhan anggarannya.

Untuk selanjutnya, Renstra PPATK Tahun 2010-2014 ini diharapkan dapatdigunakan sebagai landasan dan pedoman dalam penyusunan Rencana KerjaPPATK selama kurun waktu 2010-2014, serta pedoman dan alat pengendaliankinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan PPATK tahun 2010-2014.

Jakarta, Januari 2009

Kepala PPATK

ttd

YUNUS HUSEIN

Page 5: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANIV

PERATURAN

KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

NOMOR : PER-02/1.01/PPATK/01/10

TENTANG

RENCANA STRATEGIS

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

TAHUN 2010-2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

Menimbang :

a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional dan pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, setiapKementerian/Lembaga wajib menyusun rencana strategis;

b. bahwa Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi KeuanganTahun 2007-2010 dipandang perlu untuk disesuaikan dengan RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a danhuruf b, perlu membentuk Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan AnalisisTransaksi Keuangan tentang Rencana Strategis Pusat Pelaporan danAnalisis Transaksi Keuangan Tahun 2010-2014;

Page 6: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 V

Mengingat

MEMUTUSKAN :

:

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana PencucianUang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 30,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4324) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 108, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4324);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4700);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana KerjaPemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara PenyusunanRencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 466);

8. Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi danTata Kerja Pusat Pelaporan danAnalisis Transaksi Keuangan;

9. Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 2003 tentang Tata Cara PelaksananKewenangan Pusat Pelaporan danAnalisis Transaksi Keuangan;

10. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

11. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BadanPerencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentangPedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2010-2014;

Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISISTRANSAKSI KEUANGAN TENTANG RENCANA STRATEGISPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANTAHUN 2010-2014.

Page 7: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANVI

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 28 Januari 2010

Ttd

KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

TRANSAKSI KEUANGAN,

YUNUS HUSEIN

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Pusat Pelaporan danAnalisis Transaksi Keuangan yang selanjutnya disebut PPATKadalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah danmemberantas tindak pidana pencucian uang.

2. Rencana Strategis PPATK yang selanjutnya disebut Renstra PPATK adalahdokumen perencanaan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, serta arahkebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan oleh PPATK dari tahun 2010 sampaidengan 2014 yang disusun berdasarkan rencana pembangunan jangka menengahnasional.

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014, yangselanjutnya disebut dengan RPJM Nasional, adalah dokumen perencanaanpembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010sampai dengan tahun 2014.

Penyusunan Renstra PPATK tahun 2010-2014 dimaksudkan untuk:

a. pencapaian tujuan dan target dalam RPJM Nasional; dan

b. sebagai landasan dan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja PPATK selamakurun waktu 2010-2014.

Dalam menyusun rencana kerja, setiap direktorat di lingkungan PPATK harusberpedoman pada Renstra PPATK Tahun 2010-2014.

Renstra PPATK tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pada saat Peraturan ini berlaku maka Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan AnalisisTransaksi Keuangan Nomor: KEP-52A/1.01/PPATK/12/06 tentang Rencana StrategisTahun 2007-2010 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 1

Pasal 2

Pasal 3

Pasal 4

Pasal 5

Pasal 6

Page 8: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGANVII

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... iii

Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi KeuanganNomor : PER-02 /1.01/PPATK/01/10 Tentang Rencana StrategisPPATK Tahun 2010-2014 .................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. KONDISI UMUM ................................................................................... 1

1. Ancaman Pencucian Uang dalam Sistem Keuangan di Indonesia 12. Penanggulangan Pencucian Uang di Indonesia .......................... 33. Arti Penting Keberadaan PPATK .................................................. 44. Pencapaian Program dan Kegiatan Periode Tahun 2005-2009 ... 55. Tujuan dan Dasar Hukum Penyusunan Renstra .......................... 76. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia PPATK....................... 7

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN....................................................... 12

Kondisi Internal ..................................................................................... 121. Faktor Kekuatan............................................................................. 122. Faktor Kelemahan ......................................................................... 14

Kondisi Eksternal .................................................................................. 171. Faktor Peluang .............................................................................. 172. Faktor Tantangan .......................................................................... 19

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN PPATK ........................................................... 22

A. VISI PPATK .......................................................................................... 22B. MISI PPATK .......................................................................................... 23

1. Meningkatkan Kualitas Pengaturan dan Kepatuhan PihakPelapor .......................................................................................... 23

2. Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Informasi dan KualitasHasil Analisis yang Berbasis Teknologi Informasi ......................... 23

3. Meningkatkan Efektivitas Penyampaian dan PemantauanTindak Lanjut Laporan Hasil Analisis, Pemberian Nasihat danBantuan hukum, serta Pemberian Rekomendasi kepadaPemerintah .................................................................................... 24

4. Meningkatkan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri di BidangPencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana PencucianUang dan Pendanaan Teroris ....................................................... 24

5. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Internaluntuk Mewujudkan Good Governance dengan MemanfaatkanTeknologi Informasi secara Efektif dan Efisien ............................. 25

Page 9: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 VIII

C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS PPATK ................................... 25

1. Sasaran strategis tujuan pertama ................................................. 262. Sasaran strategis tujuan kedua .................................................... 263. Sasaran strategis tujuan ketiga .................................................... 274. Sasaran strategis tujuan keempat ................................................ 285. Sasaran strategis tujuan kelima .................................................... 29

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ..................................................... 31

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL................................. 31

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PPATK ....................................... 32

1. Arah Kebijakan dan Strategi PPATK 2010-2014 ........................... 322. Program dan Kegiatan PPATK Tahun 2010-2014 ......................... 333. Indikator dan Target Kinerja PPATK Tahun 2010-2014 ................. 37

BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 38

INDEKS ............................................................................................................... 39

LAMPIRAN1. Target Pembangunan PPATK Tahun 2010-2014 .................................. 412. Kebutuhan Pendanaan Pembangunan PPATK Tahun 2010-2014 ....... 50

Page 10: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 1

BAB IPENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

1. Ancaman Pencucian Uang dalam Sistem Keuangan di Indonesia

Sistem keuangan di Indonesia rentan terhadap kegiatan pencucian uang.Sebagai negara berkembang, karakteristik sistem keuangan di Indonesia saatini masih cenderung berdasarkan cash basis. Pola transaksi keuangan secaratunai dalam jumlah besar adalah hal yang masih biasa terjadi di Indonesia.Sesuai hasil kajian yang dilakukan oleh World Bank pada tahun 2006, sekitar80% dari total USD 5,6 miliar aliran dana dari luar negeri yang masuk keIndonesia diindikasikan menggunakan jalur informal (

)/ / . Dengankarakteristik tersebut, sistem keuangan di Indonesia relatif rentan digunakanuntuk proses pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Selain adanya karakteristik sistem keuangan Indonesia yang seperti itu, hallain yang dapat mendorong terjadinya pencucian uang adalah wilayahIndonesia yang sangat luas dengan jumlah wilayah perbatasanyang relatif banyak, dimana pengawasan di wilayah perbatasan ini relatif masihlemah. Dengan demikian proses “ ” dari hasil tindak pidanamasih dapat terjadi melalui wilayah negara Indonesia. Selain itu, faktor lainyang menjadi pemicu pencucian uang di Indonesia adalah masih tingginyaangka tindak pidana korupsi dan tindak pidana penjualan narkotika (

).

Kegiatan pencucian uang memiliki dampak buruk yang serius terhadapstabilitas sistem keuangan maupun perekonomian Indonesia secarakeseluruhan. Adanya ketidakstabilan sistem keuangan akan mengganggustabilisasi sistem moneter negara Indonesia, mengingat sistem keuanganmerupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, dan stabilitaskeuangan merupakan pilar yang mendasari kebijakan moneter.

Adapun dampak pencucian uang terhadap stabilitas sistem keuangan danperekonomian negara secara keseluruhan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Hilangnya pendapatan negara dari sektor perpajakan. Tindak PidanaPencucian Uang (TPPU) menghindarkan kewajiban pembayaran pajak

InformalChannels Alternative Remmitance Systems Underground Banking

entry point

cash smuggling

DrugsTrafficking

Page 11: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN2

sehingga hal ini secara langsung dapat mengurangi penerimaan negara.Secara tidak langsung, pencucian uang menimbulkan beban pajak yangtidak adil karena ditanggung oleh para pembayar pajak yang jujur.

b. Timbulnya risiko likuiditas bagi Penyedia Jasa Keuangan (PJK)khususnya yang menyimpan dana-dana dari hasil tindak pidana. Parapelaku pencucian uang cenderung tidak akan lama dalam menempatkandana dari hasil tindak pidananya di suatu PJK. Apabila PJK ini menerimapenempatan dana dalam jumlah besar dan secara tiba-tiba dana tersebutditarik maka hal ini dapat mengakibatkan masalah likuiditas yang tentunyabisa berdampak pada sistem keuangan negara.

c. Timbulnya pola investasi yang kurang produktif. Para pelaku pencucianuang biasanya menginvestasikan dana dari hasil tindak pidana padasektor ” ” yang cenderung hanya memberikan sedikitnilai tambah pada pertumbuhan sistem perekonomian negara secara luas(kurang produktif) seperti real estate, barang seni, perhiasan atau barangmewah lainnya.

d. Menurunkan reputasi dan kepercayaan pasar atas suatu negara. Dalamera globalisasi seperti yang terjadi saat ini, reputasi dan tingkatkepercayaan pasar atas suatu negara merupakan hal yang sangatpenting untuk dijaga dalam rangka mendukung transaksi perdaganganinternasional. Maraknya kegiatan pencucian uang di suatu negarasebagai akibat dari kurang ketatnya ketentuan serta penerapan hukumterkait dengan TPPU dapat menurunkan reputasi serta kepercayaanpasar atas negara tersebut. Apabila hal ini terjadi di Indonesia makatentunya dapat mengakibatkan Indonesia terkucil dari komunitaskeuangan dunia yang pada akhirnya dapat mengganggu pembangunandan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

e. Peningkatan gejolak pasar akibat hot money yang masuk dan keluarsecara cepat. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomimakro. Terlebih apabila Indonesia tidak memiliki cukup banyak instrumenmoneter sehingga tidak mampu mensterilisasi dampak moneterpemasukan modal.

f. Terjadinya kesalahan informasi bagi otoritas moneter. Keberadaan” ” s e p e r t i

/ yang dapat digunakan sebagai mediapencucian uang di Indonesia dapat mengakibatkan transaksi keuanganyang dilakukan tidak tercatat dalam data statistik dan moneter. Hal initentunya dapat menyebabkan terjadinya kesalahan informasi bagi” ” dalam mengatur variabel-variabel makro ekonomi sepertisuku bunga, inflasi dan nilai tukar.

g. Selain itu, adanya kegiatan pencucian uang juga dapat mendorong parapelaku tindak pidana (korupsi, penjualan narkoba, illegal logging, dsb.)untuk terus memperluas kegiatan operasinya. Dengan demikian biayapenegakan hukum untuk mencegah dan memberantas tindak pidanasemakin tinggi. Dengan kata lain, pencucian uang dapat menimbulkanbiaya sosial ( ) yang tinggi bagi Pemerintah.

sterile investments

I n f o r m a l C h a n n e l s A l t e r n a t i v e R e m m i t a n c eSystems Underground Banking

Policymakers

social cost

Page 12: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 3

2. Penanggulangan Pencucian Uang di Indonesia

a. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Upaya pencegahan dan pemberantasan pencucian uang merupakan sebuahkebutuhan yang sangat mendesak. Pencucian uang sebagai tindak kejahatanyang berdimensi internasional dan merupakan hal baru di banyak negaratermasuk Indonesia, dapat menimbulkan dampak negatif yang sangat besarterhadap perekonomian suatu negara, sehingga mendorong negara-negara didunia dan organisasi internasional untuk menaruh perhatian serius terhadapupaya pencegahan dan pemberantasan praktik pencucian uang. Selainsangat merugikan masyarakat, pencucian uang juga sangat merugikannegara karena dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomiannasional dan keuangan negara dengan meningkatnya berbagai bentukkejahatan. Dalam hal ini, pencucian uang merupakan suatu kejahatan yangdapat menggerogoti sendi-sendi dan ketahanan ekonomi suatu negara.

Dengan semakin terintegrasinya sistem keuangan Indonesia dengan sistemkeuangan dunia, maka sistem keuangan Indonesia menjadi semakin rentanterhadap masuknya dana asing yang terkait dengan aktivitas melawan hukumataupun keluarnya dana-dana dari dalam negeri yang diperoleh secaramelawan hukum. Selain itu, maraknya kejahatan keuangan di Indonesiasebagai akibat penyalahgunaan kewenangan oleh para pemilik dunia usahamaupun oleh pelaku-pelaku ekonomi itu sendiri yang dilakukan secarasistematis dan tersembunyi mengakibatkan semakin sulit dideteksinya secaradini. Kondisi semacam ini secara langsung akan berdampak terhadapsemakin maraknya modus-modus TPPU, yang pada akhirnya akan semakinmengganggu stabilitas sistem keuangan di Indonesia.

Sehubungan dengan adanya permasalahan tersebut, maka Pemerintahsegera melakukan upaya-upaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan diIndonesia, antara lain dengan meningkatkan efektivitas pengungkapankejahatan keuangan terutama dalam hal penelusuran aliran dana ataupunharta kekayaan dalam kaitannya dengan TPPU dan pendanaan terorismeyang dilakukan oleh pelaku-pelaku kejahatan tersebut. Selain berbagai upayayang telah dilakukan oleh Pemerintah saat ini, maka dalam rangkapencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme yangsemakin kompleks dan meningkat, hal yang juga sangat mendesak adalahdiperlukannya perubahan atas UU TPPU yang diharapkan akan lebih dapatmendorong keberhasilan upaya pencegahan dan pemberantasan tindakpidana pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.

b. Dasar Hukum Penanggulangan TPPU di Indonesia

Terdapat beberapa Peraturan Perundang-Undangan yang menjadi dasarkriminalisasi TPPU dan pendanaan terorisme. Pada tanggal 13 Oktober 2003,Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana PencucianUang diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 (UU TPPU).Setelah berlakunya UU TPPU tersebut, pada perkembangan berikutnyamasing-masing regulator mengeluarkan ketentuan secara terpisah berkaitandengan kewajiban penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN), yangkemudian terdapat beberapa kali perubahan atas beberapa peraturan.

Page 13: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN4

Hingga saat ini peraturan-peraturan yang terkait adalah tentang kewajibanpenerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaanterorisme pada industri keuangan, dimana bagi perbankan tertuang dalamPeraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/28/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan PencegahanPendanaan Terorisme bagi Bank Umum (APU & PPT). Khusus bagi BankPerkreditan Rakyat berlaku PBI Nomor 5/23/PBI/2003 tanggal 23 Oktober2003.

Untuk ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang berlaku untukLembaga Keuangan Non Bank adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003. Sedangkan ketentuan PMN yangdikeluarkan Bank Indonesia sebagai regulator pedagang valuta asing adalahPBI Nomor 6/1/PBI/2004 tanggal 6 Januari 2004, dan yang dikeluarkan olehBapepam-LK sebagai regulator Industri Pasar Modal adalah PeraturanBapepam Nomor V.D.10 yang mewajibkan Perusahaan Efek, PengelolaReksadana dan Bank Kustodian untuk melaksanakan PMN.

Keberadaan Financial Intelligence Unit (FIU) perlu dibangun di setiap negara untukmencegah dan memberantas TPPU. Dalam rangka mengefektifkan strategi antipencucian uang, diperlukan adanya dukungan dan koordinasi yangberkesinambungan dari semua pihak yang terkait, terutama dari sisi finansial danpenegakan hukum. Untuk menghubungkan kedua sisi yang berbeda area tersebut,diperlukan adanya satu yang berfungsi untuk menerima,menganalisis semua informasi terkait keuangan dan menyampaikannya kepadapenegak hukum untuk ditindaklanjuti. ini kemudian memiliki namagenerik yaitu FIU yang diharapkan ada di setiap negara.

Egmont Group, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidangpenanggulangan pencucian uang, menjadi forum FIU dari berbagai negara yangbertujuan antara lain untuk meningkatkan kerjasama dan berbagi informasi yangberguna untuk mendeteksi dan memerangi pencucian uang dan pendanaanterorisme. Hasil kerja Egmont Group adalah kajian mengenai pentingnya pendirianFIU di setiap negara sebagai badan khusus untuk menangani pencegahan danpemberantasan pencucian uang. Semakin banyak jumlah FIU semakin besarpeluang untuk dapat mencegah dan memberantas pencucian uang secara efektif.

Keberadaan PPATK merupakan salah satu upaya pemenuhan StandarInternasional. Secara umum,(FATF) mengeluarkan rekomendasi yang ditujukan untuk semua industri keuangandan institusi bisnis lain yang berpotensi digunakan sebagai sarana pencucian uang.Rekomendasi tersebut menetapkan kerangka dasar bagi upaya-upaya antipencucian uang ( ), yangdirancang untuk dapat diaplikasikan secara universal. Rekomendasi tersebutmeliputi criminal justice system dan penegakan hukum ( ), sistemkeuangan ( ) dan peraturannya, serta kerjasama internasional( ). Salah satu upaya pemenuhan rekomendasi FATFtersebut adalah pembentukan PPATK yang merupakan suatu lembaga FIUpermanen dan berfungsi sebagai dalam upaya pencegahan danpemberantasan TPPU.

3. Arti Penting Keberadaan PPATK

central agency

Central agency

Financial Actions Task Force on Money Laundering

the basic framework for anti-money laundering efforts

law enforcementfinancial system

international cooperations

focal point

Page 14: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 5

Rekomendasi yang dikeluarkan oleh FATF tersebut pada saat ini telah diterimasebagai standar internasional, yang sekalipun disebut sebagai rekomendasi( ) tetapi setiap negara yang menjadi anggota FATF harus taatpada standar tersebut. Hanya dengan kerjasama internasional dan berpegangpada kesamaan standar yang berlaku secara internasional, maka upayapencegahan dan pemberantasan praktik-praktik pencucian uang yang telahbersifat transnasional ( ) dan yang telah menjadi kegiatankejahatan lintas batas negara ( ) akan dapat dilaksanakan secaralebih efektif.

PPATK memegang peranan kunci dalam mekanisme pencegahan danpemberantasan pencucian uang di Indonesia. UU TPPU mengamanatkanpembentukan PPATK sebagai badan khusus di bidang pencegahan danpemberantasan TPPU. Tugas dan wewenang PPATK diatur secara jelas dalam UUTPPU tersebut dan Keppres Nomor 82 Tahun 2003 tentang Tata Cara PelaksanaanKewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Dengandemikian, maka efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang PPATK sangatmenentukan keberhasilan pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia.Oleh karena itu, independensi menjadi syarat penting bagi PPATK agar dapatmelaksanakan tugas dan fungsinya secara lebih efektif sehingga upayapencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesiadapat berhasil dengan baik.

Masuknya Indonesia ke dalam daftar(NCCTs) oleh FATF pada bulan Juni 2001 membawa dampak negatif bagiperkembangan ekonomi maupun tatanan pergaulan internasional. Untuk dapatkeluar dari keterkucilan tersebut, maka langkah awal yang dilakukan Indonesiaadalah penguatan kerangka hukum ( ), peningkatan pengawasan disektor keuangan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penerapan PMN,penerapan UU TPPU, dan operasionalisasi PPATK sebagai lembaga FIU dan focalpoint dalam membangun rezim anti pencucian uang yang efektif, penegakanhukum, serta penguatan kerjasama antar lembaga domestik dan internasional.

Sebagai upaya dalam meningkatkan kerjasama internasional, pada bulan Juni2004 PPATK bergabung dalam Egmont Group, yaitu suatu organisasi informal dariFIU berbagai negara. Kerjasama dengan beberapa FIU negara lain terusditingkatkan dengan melakukan penandatanganan

(MoU). Hingga saat ini, telah ditandatangani sebanyak 33 MoUantara PPATK dengan FIU negara lain. Dengan semakin meningkatnya jumlahMoU tersebut, maka PPATK akan lebih mudah dalam melakukan kerjasamainternasional dalam rangka pencegahan dan pemberantasan TPPU antara lainmelalui pertukaran informasi.

Sedangkan hasil positif dari kerjasama internasional dan nasional yang telahterjalin sejak PPATK dibentuk hingga saat ini, serta hasil kerja keras PPATK selamaini, antara lain ditandai dengan adanya beberapa kemajuan yang signifikansebagaimana dapat dilihat pada tabel perkembangan penerimaan LaporanTransaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) tahun 2005-2009 dibawah ini, yangmenunjukkan bahwa LTKM yang disampaikan oleh PJK kepada PPATK terusmengalami peningkatan.

recommendations

transnational crimecross border crime

Non Cooperative Countries and Territories

legal framework

Memorandum ofUnderstanding

4. Pencapaian Program dan Kegiatan Periode Tahun 2005-2009

Page 15: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN6

Tabel Perkembangan Penerimaan LTKM 2005 - 2009

Grafik Perkembangan Jumlah Laporan Transaksi KeuanganMencurigakan Periode 2005 - 2009

Berdasarkan tabel di atas, LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK tahun2005-2009 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hingga akhir tahun2005, PPATK hanya menerima sebanyak 2.055 LTKM atau rata-rata per bulanadalah 171 LTKM, yang disampaikan oleh 133 PJK. Sedangkan hingga akhirDesember 2009, jumlah LTKM yang diterima PPATK mencapai 23.520 LTKM ataurata-rata per bulan adalah 1.960 LTKM. Sedangkan jumlah pelapor yangmenyampaikan LTKM kepada PPATK mencapai lebih dari 2 (dua) kali lipat, yaitusebanyak 304 PJK.

Hal yang sama juga terjadi pada Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT).Jumlah kumulatif LTKT yang disampaikan PJK kepada PPATK hingga akhir tahun2008 mencapai sebanyak 6.387.270 LTKT. Sedangkan hingga akhir Desember2009, jumlah kumulatif LTKT yang diterima PPATK meningkat menjadi 7.109.540LTKT, atau mengalami kenaikan sebanyak 782.270 LTKT dalam kurun waktu hanya1 (satu) tahun. Sedangkan Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) keluar ataumasuk wilayah pabean Indonesia di atas Rp100 juta atau ekuivalen dalam valutaasing yang telah disampaikan oleh Ditjen Bea dan Cukai kepada PPATK hinggaakhir tahun 2008 mencapai 3.014 LPUT, dan meningkat menjadi 4.093 LPUThingga akhir Desember 2009.

G ra f ik P e rk e m b a n g a n J u m la h L a p o ra n T ra n s a k s i

K e u a n g a n M e n c u r ig a k a n P e r io d e 2 0 0 5 -2 0 0 9

2 ,0 5 5

3 ,4 8 2

5 ,8 3 1

1 0 ,4 3 2

2 3 ,5 2 0

-

5 ,0 0 0

1 0 ,0 0 0

1 5 ,0 0 0

2 0 ,0 0 0

2 5 ,0 0 0

2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9

J U M L A H L T K M

Page 16: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 7

5. Tujuan dan Dasar Hukum Penyusunan Renstra

6. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia PPATK

Tugas dan wewenang PPATK diatur dalam pasal 26 dan pasal 27 UU TPPU, yangpelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden dan peraturanlainnya. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, PPATKberkewajiban menyusun rencana pembangunan sesuai dengan tugas pokok danfungsinya, berupa Renstra PPATK yang merupakan rencana pembangunan jangkamenengah (5 tahun). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun2006, Renstra PPATK harus disusun pada tahun terakhir pelaksanaan RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang sedang berjalan sesuaidengan sektor yang menjadi tugas dan kewenangannya.

Oleh karena itu, sehubungan dengan akan berakhirnya RPJMN Tahun 2004-2009,maka perlu disusun Renstra PPATK Tahun 2010-2014, sebagai dokumenperencanaan PPATK untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan penjabarandari RPJMN Tahun 2010-2014.

Tujuan utama penyusunan Renstra PPATK Tahun 2010-2014 adalah untuk :

a. Menjadi dasar acuan penyusunan kebijakan PPATK;

b. Menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) PPATK;

c. Menjadi pedoman bagi seluruh direktorat dalam pelaksanaan kegiatantahunan untuk mencapai visi, misi dan tujuan PPATK;

d. Menjadi pedoman dan alat pengendalian kinerja dalam pelaksanaan programdan kegiatan PPATK tahun 2010-2014.

Adapun dasar hukum penyusunan Renstra PPATK 2010-2014 antara lain adalah :

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional mengatur bahwa setiap Kementerian/Lembaga (KL)wajib menyusun rencana pembangunan sesuai dengan tugas pokok danfungsinya, berupa Rencana Strategis (Renstra-KL) yang merupakan rencanapembangunan jangka menengah (5 tahun).

b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara PenyusunanRencana Pembangunan Nasional mengatur bahwa Pimpinan KL wajibmelaksanakan penyiapan Rancangan Renstra-KL periode berikutnya untuksektor yang menjadi tugas dan kewenangannya pada tahun terakhirpelaksanaan RPJMN yang sedang berjalan.

a. Kelembagaan PPATK

Kelembagaan PPATK yang telah diatur dalam UU TPPU, Keputusan PresidenNomor 82 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan PusatPelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dan Keputusan Kepala PPATKNomor: 3/3/KEP.PPATK/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PusatPelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan merupakan faktor penting dalammendukung arah kebijakan dan strategi PPATK Tahun 2010-2014.

Page 17: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN8

1) Kedudukan PPATK

a) PPATK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakantugas dan kewenangannya.

b) PPATK dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung jawabkepada Presiden.

2) Fungsi, Tugas dan Wewenang PPATK

a) Fungsi PPATK

Fungsi PPATK adalah vocal point dalam melakukan upayapencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang(TPPU).

b) Tugas PPATK

Dalam melaksanakan fungsinya, PPATK mempunyai tugas sebagaiberikut :

(1) mengumpulkan, menyimpan, meng-analisis, mengevaluasiinformasi yang diperoleh PPATK sesuai dengan UU TPPU;

(2) memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuatoleh PJK;

(3) membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan TransaksiKeuangan Mencurigakan;

(4) memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yangberwenang tentang informasi yang diperoleh PPATK sesuaidengan UU TPPU;

(5) mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada PJK tentangkewajibannya yang ditentukan dalam UU TPPU atau denganperaturan perundang-undangan lain, dan membantu dalammendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan;

(6) memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenaiupaya-upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU;

(7) melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasiTPPU kepada Kepolisian dan Kejaksaan;

(8) membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisistransaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala 6(enam) bulan sekali kepada Presiden, DPR, dan lembaga yangberwenang melakukan pengawasan terhadap PJK;

(9) memberikan informasi kepada publik tentang kinerjakelembagaan sepanjang pemberian informasi tersebut tidakbertentangan dengan UU TPPU.

c) Wewenang PPATK

Dalam melaksanakan tugasnya, PPATK mempunyai wewenangsebagai berikut :

(1) meminta dan menerima laporan dari PJK;

Page 18: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 9

(2) meminta informasi mengenai perkembangan penyidikan ataupenuntutan terhadap TPPU yang telah dilaporkan kepadapenyidik atau penuntut umum;

(3) melakukan audit terhadap PJK mengenai kepatuhan kewajibansesuai ketentuan UU TPPU dan terhadap pedoman pelaporanmengenai transaksi keuangan;

(4) memberikan pengecualian kewajiban pelaporan mengenaitransaksi keuangan yang dilakukan secara tunai sesuaiketentuan UU TPPU.

3) Struktur Organisasi PPATK

Berdasarkan Keputusan Kepala PPATK Nomor: 3/3/KEP. PPATK/2004tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan AnalisisTransaksi Keuangan, susunan organisasi PPATK terdiri dari :

a) Kepala;

b) Wakil Kepala Bidang Riset,Analisis dan KerjasamaAntar Lembaga;

c) Wakil Kepala Bidang Hukum dan Kepatuhan;

d) Wakil Kepala Bidang Teknologi Informasi;

e) Wakil Kepala BidangAdministrasi;

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, di lingkungan PPATK dapatdibentuk Kelompok Auditor Internal dan Kelompok Tenaga Ahli. Secararinci susunan organisasi PPATK dapat disajikan dalam struktur organisasisebagai berikut :

Wakil KepalaBidang Administrasi

Wakil KepalaBidang Teknologi

Informasi

Wakil KepalaBidang Hukum dan

Kepatuhan

DirektoratSumber Daya

Manusia

DirektoratKeuangan

DirektoratOperasi Sistem

DirektoratPengembanganAplikasi Sistem

DirektoratPengawasanKepatuhan

DirektoratHukum dan

Regulasi

DirektoratKerja SamaLembaga

KelompokHubunganMasyarakat

KelompokAdministrasi

Umum

KelompokPerencanaan

Strategis

KelompokPengelolaan

S D M

KelompokPengelolaanKeuangan

KelompokPengawasKepatuhan

KelompokRegulasi

KelompokAnalis

KelompokSystemExpert

KelompokOperasi

danInfrastruktur

KelompokPemeliharaan

Kualitas

KelompokPengembang

ApalikasiSistem

KelompokKerjasamaLuar Negeri

KelompokKerjasama

Dalam Negeri

KelompokHukum

KelompokRiset

DirektoratRiset danAnalisis

Wakil KepalaBidang Riset, Analisis,

dan Kerja Sama Lemabaga

Tenaga AhliAuditor Internal

Kepala PPATK

DirektoratUmum

Page 19: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN10

4) Nilai-nilai Organisasi PPATK

Nilai-nilai organisasi PPATK tercermin dalam rumusan sebagai berikut :

a) Integritas

Integritas merupakan nilai yang menggambarkan kejujuran terhadapsegala aspek dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sertakonsisten dengan etika dan nilai-nilai dasar organisasi, dapatdipercaya dan mematuhi peraturan perundang-undangan yangberlaku dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas PPATK, danmeningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadapPPATK, tidak melakukan tindakan yang melawan hukum dan tercela,serta memberikan respek dan kontribusi terhadap tujuan yang telahditetapkan sesuai etika dan perundang-undangan yang berlaku.

b) Tanggung jawab

Tanggung jawab terkait erat dengan amanah dan merupakan nilaiyang menggambarkan pelaksanaan kewajibannya sesuai dengankewenangan, peran, fungsi dan tugas sebagaimana diamanatkanperaturan perundang-undangan. Kepatuhan dan konsistensipelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan akan mendorong kesinambungan kegiatan,meningkatkan pengakuan dan kepercayaan pemangku kepentinganserta menghindarkan adanya penyalahgunaan wewenang.

c) Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai yang mengutamakan kecakapanterhadap kompetensi baik di bidang pengetahuan, ketrampilan,pengalaman serta peningkatan diri yang berkelanjutan, memiliki danmelaksanakan komitmen, serta melaksanakan etika organisasi danmematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.Profesionalisme menggambarkan kecakapan kompetensipelaksanaan wewenang, tugas dan tanggung jawab serta secaraberkesinambungan melakukan upaya peningkatan kemampuan dirimaupun organisasi. Selain itu, profesionalisme juga mengutamakankelayakan dan kepatutan seseorang dalam mengemban danmelaksanakan fungsi dan tugasnya. Kelayakan terkait erat dengankematangan pribadi baik secara rasional maupun mental,kesesuaian kemahiran dan kompetensi yang dimiliki seseorangdengan fungsi, tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan sertareputasi. Sedangkan kepatutan terkait dengan moral dan etika.

d) Kerahasiaan

Kerahasiaan merupakan nilai yang mengutamakan kehati-hatian danperlindungan terhadap informasi dan atau asset yang diperolehdan/atau digunakan oleh Pimpinan dan pegawai PPATK dalammelaksanakan peran, fungsi dan tugas intelijen keuangan sesuaidengan peraturan perundang-undangan. Setiap Pimpinan danpegawai PPATK dilarang membocorkan informasi untuk digunakandalam rangka memperoleh manfaat pribadi dan/atau untukkepentingan pribadi dan atau pihak lain.

Page 20: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 11

e) Kemandirian

Kemandirian merupakan sikap dan tindakan yang menggambarkanindependensi dan tidak memihak dalam menjalankan fungsi dantugas PPATK serta penegakan hukum. Setiap Pimpinan dan pegawaiPPATK dilarang berpartisipasi pada setiap kegiatan yangmempengaruhi kemandirian dan atau diasumsikan oleh pihak laindapat mempengaruhi kemandirian. Setiap Pimpinan dan pegawaiPPATK dilarang menerima dalam bentuk apapun yangmempengaruhi dan atau diasumsikan oleh pihak lain dapatmempengaruhi kemandirian. Setiap Pimpinan dan pegawai PPATKharus mengungkapkan fakta yang material terhadap pemangkukepentingan, dengan mengutamakan kerahasiaan, dan jika tidakdiungkapkan akan mempengaruhi kemandirian PPATK.

Setiap pihak tidak boleh melakukan segala bentuk campur tanganterhadap pelaksanaan tugas dan kewenangan PPATK. Kepala dan WakilKepala PPATK wajib menolak setiap campur tangan dari pihak manapundalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya. Setiap pimpinan danpegawai PPATK dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya harus bebasdari pengaruh kepentingan pribadi dan/atau pihak lain.

b. Sumber Daya Manusia PPATK

Kondisi Sumber Daya Manusia memiliki peranan penting dalam pelaksanaanprogram dan kegiatan PPATK. Sebagaimana rekomendasi nomor 30 dariFATF, bahwa negara-negara anggota FATF harus menyediakan Sumber DayaManusia, sumber keuangan dan teknis yang memadai kepada FIU dalamupaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.

1) Status Kepegawaian PPATK

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 2004tentang Sistem Kepegawaian PPATK, pegawai PPATK terdiri dariPegawai Tetap, Pegawai yang Dipekerjakan, dan Pegawai Kontrak.

a) Pegawai Tetap

Pegawai Tetap PPATK adalah Pegawai Negeri Sipil. BerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 Kepala PPATK telahditetapkan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian. Namunpelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2009 inisedang dalam proses sehingga sampai dengan saat ini PPATKbelum memiliki Pegawai Tetap.

b) Pegawai yang Dipekerjakan

Pegawai yang Dipekerjakan pada PPATK adalah Pegawai Negeridan Pegawai Non Pegawai Negeri atas permintaan Kepala PPATKberdasarkan pertimbangan kebutuhan organisasi PPATK.

c) Pegawai Kontrak

Pegawai Kontrak pada PPATK adalah Tenaga Ahli dan TenagaPenunjang.

Page 21: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN12

2) Kondisi Pegawai PPATK

Jumlah pegawai PPATK sampai dengan tanggal 30 November 2009adalah 224 orang, dengan rincian sebagaimana tabel berikut :

Penyusunan rencana strategis perlu memperhatikan kondisi lingkungan yangdimungkinkan akan berpengaruh terhadap pelaksanaan program dan kegiatanyang direncanakan. Oleh karena itu, dalam menyusun Renstra PPATK 2010-2014perlu dilakukan identifikasi terhadap seluruh potensi (kekuatan dan peluang) yangdimiliki PPATK, serta permasalahan (kelemahan dan ancaman) yang dihadapiPPATK, agar perumusan tujuan dan sasaran strategis dapat dilakukan secara lebihterarah.

1. Faktor kekuatan

Faktor kekuatan yang dimiliki PPATK untuk mendukung pencapaian visi,antara lain :

a. Adanya kewenangan Kepala PPATK sebagai Pejabat PembinaKepegawaian

Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 63 Tahun 2009 tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentangWewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PegawaiNegeri Sipil, yang memberikan kewenangan kepada Kepala PPATK

Tabel Jumlah Pegawai PPATK Per 30 November 2009

Kondisi internal :

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Page 22: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 13

sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian. Dengan kewenangan ini,maka dimungkinkan PPATK memiliki Pegawai Tetap sebagaimanadirekomendasikan oleh FATF, bahwa sebuah FIU seperti PPATK harusmemiliki pegawai tetap.

b. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai

Saat ini PPATK telah memiliki pegawai yang mampu melaksanakantugas dan fungsi PPATK secara baik dan profesional. Kualitas danprofesionalitas SDM PPATK telah memenuhi dan mampu menjawabtantangan ke depan serta mampu memenuhi standard best practicesbagi pelaksanaan tugas dan kewenangan sebuah lembaga FIU baikdalam tingkat nasional maupun international.

c. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

Sebagai salah satu bukti bahwa Pemerintah Indonesia mendukungkeberadaan FIU dapat dilihat dari adanya ketersediaan fasilitas/saranadan prasarana bagi kepentingan PPATK dalam melaksanakan tugasdan fungsinya sebagaimana diamanatkan oleh UU TPPU. Sarana danprasarana yang memadai sangat penting bagi PPATK mengingat sifatFIU yang membutuhkan pengamanan bagi keberadaan sarana danprasarana yang dimilikinya secara independen, serta jaminan ataslancarnya pelaksanaan tugas dan kewenangannya.

d. Adanya kewenangan yang dimiliki PPATK dalam pencegahan danpemberantasan TPPU

UU TPPU mengamanatkan pembentukan badan yang khusus bertugasdi bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU di Indonesia yangdisebut dengan PPATK. Sebagaimana tertuang dalam pasal 1 angka 10UU TPPU, definisi PPATK adalah “Lembaga Independen yang dibentukdalam rangka mencegah dan memberantas TPPU”. PPATK merupakanFIU Indonesia, yang tugas dan wewenangnya telah diatur secara jelasdalam UU TPPU dan peraturan terkait lainnya.

e. Adanya dukungan kuat dari

Pencegahan dan pemberantasan TPPU mendapat dukungan kuat daripara stakeholders. Sejalan dengan semangat penanganan antipencucian uang yang telah dilakukan secara terkoordinasi di antarainstansi terkait, dalam rapat koordinasi Komite TPPU yang dipimpin olehMenko Polhukam pada tanggal 25 Maret 2009, antara lain telahdiputuskan bahwa PPATK selain sebagai focal point penanganan antipencucian uang yang telah berjalan selama ini, juga ditunjuk sebagaifocal point dalam penanganan anti pendanaan terorisme.

f. Tersedianya Peraturan Perundang-Undangan yang terkait denganTPPU

Terkait dengan upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU, hinggasaat ini Indonesia telah memiliki beberapa peraturan perundang-undangan yang dapat dikatakan telah sesuai dengan best practice duniainternasional. Peraturan Perundang-Undangan yang menjadi dasarkriminalisasi TPPU dan terkait dengan pendanaan terorisme, antara lainUU Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

stakeholders

Page 23: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN14

sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 25 Tahun 2003 (UUTPPU). Saat ini Pemerintah telah mengajukan RUU TPPU ke DPR RIsebagai penyempurnaan dari UU TPPU yang ada.

g. Kerjasama nasional dan internasional yang terus meningkat

Kerjasama nasional dan internasional yang dilakukan PPATK terkaitdengan upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU menunjukkanpeningkatan yang signifikan. Peningkatan kerjasama internasionalsalah satunya ditandai dengan telah ditandatanganinya 33

(MoU) antara PPATK dengan FIUnegara lain. Sedangkan kerjasama dengan instansi di dalam negeri jugaterus ditingkatkan, sehingga sampai dengan saat ini PPATK telahmelakukan kerjasama dalam bentuk penandatanganan MoU dengan 30instansi terkait. Pelaksanaan kerjasama baik dengan FIU negara lainmaupun dengan instansi di dalam negeri tersebut adalah sesuai denganamanat pasal 25 ayat (3) UU TPPU.

h. Pelaksanaan audit kepatuhan yang efektif

Dalam menjalankan salah satu kewenangan yang dimiliki PPATK sesuaidengan pasal 27 UU TPPU adalah melakukan audit kepatuhan terhadapPJK. Selama ini PPATK telah melakukan audit kepatuhan secara efektif,sehingga sampai dengan saat ini telah dilakukan audit kepatuhanterhadap lebih dari 111 PJK, meliputi bank, asuransi, lembagapembiayaan, sekuritas dan pedagang valuta asing. Peningkatan jumlahPJK yang telah diaudit ini searah dengan meningkatnya data statistikmengenai pelaporan yang diterima PPATK. Kondisi ini dimungkinkankarena audit yang dilakukan PPATK merupakan audit kepatuhanterhadap PJK terkait dengan kewajibannya untuk menyampaikanlaporan sesuai dengan ketentuan dalam UU TPPU.

2. Faktor kelemahan

Kelemahan-kelemahan (weaknesses) yang dimiliki PPATK dalam upayamewujudkan visi antara lain adalah :

a. Belum terpenuhinya secara maksimal

Penilaian FATF atas Perkembangan Rezim Anti Pencucian Uang diIndonesia dan pemenuhan menunjukkanindikasi kemajuan yang cukup baik dibandingkan dengan periodesebelumnya. Berdasarkan hasil sidang FATF di Cape Town, AfrikaSelatan pada bulan Februari 2006, Indonesia telah dianggap memenuhiseluruh persyaratan yang tertuang dalam 6 (enam) rekomendasi FATFyang dikeluarkan pada Februari 2005.

Hal ini dapat meningkatkan nama baik Pemerintah Indonesia, baiksecara ekonomi maupun politik. Namun demikian, terhadap beberaparekomendasi FATF yang dinilai belum dapat dipenuhi oleh PemerintahIndonesia perlu mendapat perhatian dari semua pihak terkait, karena halini dapat berakibat buruk terhadap citra Pemerintah Indonesia di foruminternasional.

Memorandum of Understanding

40+9 Recommendations

40+9 Recommendations

Page 24: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 15

Pada bulan November 2007, tim dari(APG) telah melakukan evaluasi terhadap perkembangan

rezim anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme diIndonesia sebagaimana terukur dalam tingkat kepatuhan dalampemenuhan . Hasil evaluasi tersebut tertuangdalam MER yang diterbitkan pada bulan Juli 2008, yang menunjukkanbahwa walaupun Indonesia dinilai telah melakukan beberapa kemajuandalam rezim anti pencucian uang, namun dalam hal tingkat kepatuhanrelatif masih banyak hal yang harus diperbaiki dan dipenuhi terutamadalam area pencegahan pendanaan terorisme.

Hasil yang tergambar dalam MER atas pemenuhantersebut adalah sebagai berikut :

Untuk :

1) C ( ) : 4

2) LC ( ) : 6

3) PC ( ) : 16

4) NC ( ) : 13

5) NA( ) : 1

Untuk :

1) PC ( ) : 1

2) NC ( ) : 8

b. Penggunaan belum optimal

Dalam pelaksanaan analisis transaksi keuangan, PPATK telah memilikibeberapa analytical tools yang menggunakan system TI yang berbasispengolahan data. Namun saat ini belum semua tools yang dimiliki PPATKdapat dioptimalkan penggunaannya karena adanya beberapa kendalaseperti kondisi struktur data, dan keterbatasan infrastruktur yang mampumendukung pengoperasiannya. Untuk itu, perlu dibentuk tim khusus yangmerupakan sinergi dari beberapa direktorat terkait, yang bertugasmelakukan identifikasi terhadap semua masalah yang terkait denganpenggunaananalytical toolsdanmencari solusi yang terbaik.

c. Laporan analisis strategis yang masih bersifat terbatas

Hasil analisis strategis pada dasarnya ditujukan bagi kepentinganpenentuan arah kebijakan kelembagaan baik PPATK maupun stakeholder lainnya dalam upaya pencegahan dan pembarantasan TPPU diIndonesia. Selama ini telah dilakukan dan dihasilkan laporan AnalisisStrategis yang telah disampaikan kepada pihak terkait dan telahditindaklanjuti dengan beberapa perubahan kebijakan yang diperlukan.Namun demikian, laporan analisis strategis tersebut masih bersifatterbatas karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia dandukungan teknologi. Untuk itu, telah dibentuk satu unit khusus yang akanmenangani Analisis Strategis ini dengan didukung adanya pedomanriset yang telah disusun dengan harapan kualitas maupun kuantitaslaporan analisis strategis akan semakin meningkat.

Asia Pacific Group on MoneyLaundering

40+9 Recommendation

40+9Recommendation

Anti Money Laundering (AML) 40 Recommendation

Compliant

Largely Compliant

Partially Compliant

Not Compliant

NotAvailable

Counter Financing Terorism (CFT) 9 Recommendation

Partially Compliant

Not Compliant

Analytical Tools

Page 25: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN16

d. Riset terhadap tipologi TPPU yang belum komprehensif

Selama ini secara periodik PPATK telah menghasilkan laporan tipologiTPPU semesteran yang informasinya berupa kasus-kasus yang telahdisanitasi ( ) yang diharapkan dapat berguna bagi internalPPATK sendiri maupun bagi PJK dalam meningkatkan kualitas LTKMyang disampaikan. Namun demikian, keterbatasan jumlah sumber dayamanusia dan sumber data menjadikan proses riset terhadap tipologiTPPU menjadi belum komprehensif. Sumber data riset belum mencakupinformasi mengenai tindak lanjut dari hasil analisis yang disampaikankepada penegak hukum dan instansi lainnya karena memang belumadanya mekanisme formal permintaan .

e. Laporan data statistik yang masih pelu dilengkapi

Data statistik merupakan salah satu media yang dapat digunakansebagai pengukur efektivitas dan efisiensi kinerja selama ini, danmenjadi pedoman dalam menetapkan langkah perbaikan yangdiperlukan. Selama ini, secara periodik PPATK telah menghasilkanlaporan statistik bulanan yang mencakup perkembangan jumlah PJKyang telah menyampaikan LTKM, jumlah Laporan Transaksi KeuanganMencurigakan (LTKM), Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT),Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) yang diterima dan LaporanHasil Analisis (LHA) yang disampaikan ke penegak hukum besertadugaan tindak pidananya. Namun demikian, masih terdapat informasiyang belum dapat disajikan dalam statistik sehingga dengan demikianmasih perlu pengembangan lebih jauh khususnya dalam hal prosespengolahan data statistik agar data yang tersaji memiliki informasi yangkomprehensif dan bermanfaat bagi para pengguna dan diharapkankinerja proses analisis dimasa yang akan datang dapat terukur denganlebih efisien dan efektif.

f. Belum terintegrasinya database sebagai sumber informasi bagi kegiatananalisis

Untuk meningkatkan relevansi antara informasi yang diberikan melaluihasil analisis kepada penegak hukum dan instansi lainnya dengankebutuhan pengguna, seluruh sumber informasi yang memungkinkanuntuk dapat diakses dan mendukung proses analisis harus dapatdikelola dengan baik. Keterbatasan database yang dimiliki PPATK saatini perlu segera dilakukan langkah penyempurnaan agar tidakberdampak terhadap menurunnya kualitas hasil analisis.

g. Belum optimalnya akses database kepada regulator atau instansi terkaitlainnya

Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, pada umumnya setiap instansidi Indonesia telah memiliki database. Selain untuk kepentingan tugasinstansi bersangkutan, suatu instansi dapat berguna pulauntuk mendukung kepentingan pelaksanaan tugas instansi terkaitlainnya. Demikian pula dalam rangka pencegahan dan pemberantasanTPPU, yang dimiliki oleh instansi terkait akan sangatmembantu pelaksanaan tugas instansi tertentu, seperti PPATK,Kepolisian RI, Kejaksaan RI, KPK, Departemen Dalam Negeri,

sanitized-case

feedback

database

database

Page 26: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 17

Departemen Keuangan, Departemen Hukum dan Ham dan instansiterkait lainnya. Oleh karena itu, PPATK dan lembaga-lembaga terkaittelah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang isinya antara lainmengatur perihal tukar menukar informasi, namun hingga saat ini PPATKbelum dapat mengakses database yang dimiliki oleh regulator atauinstansi terkait lainnya. Hal ini menjadi cerminan pula bahwa NotaKesepahaman yang telah ditandatangani belum secara optimal dapatdiimplementasikan.

1. Faktor peluang

Peluang-peluang ) yang tersedia bagi PPATK untuk menunjangupaya mewujudkan visi antara lain adalah :

a. Meningkatnya kesadaran pihak pelapor

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, bahwa kesadaran pihakpelapor dalam memenuhi kewajibannya untuk menyampaikan laporanke PPATK menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.Peningkatan kesadaran pihak pelapor tersebut dapat dilihat dari datastatistik yang menunjukkan semakin meningkatnya jumlah LTKM danLTKT yang disampaikan oleh PJK kepada PPATK. Kondisi semacam inimerupakan peluang bagi keberhasilan upaya pencegahan danpemberantasan TPPU di Indonesia.

b. Tersedianya RUU TPPU

Dari aspek domestik, pelaksanaan rezim anti pencucian uang saat inimasih menghadapi beberapa permasalahan terkait dengan UU TPPUyang ada, antara lain keterbatasan dalam upaya pendeteksian TPPU,beragamnya penafsiran atas beberapa rumusan norma peraturanperundang-undangan yang dapat menimbulkan “celah hukum”,terbatasnya instrumen formal untuk melakukan pentrasiran danpenyitaan aset hasil kejahatan, serta terbatasnya kewenangan yangdimiliki oleh beberapa instansi terkait dalam penerapan UU TPPU.Naskah RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU telahdisampaikan oleh Presiden ke DPR pada tanggal 10 Oktober 2006.

c. Tersedianya RUU PerampasanAset.

RUU Perampasan Aset disusun untuk mengisi kekosongan dalam halbelum adanya UU yang mengatur secara komprehensif mengenaikeseluruhan pelaksanaan penelusuran, penyitaan, pengembalian danpengelolaan harta hasil kejahatan yang telah disita. Masalah penyitaanaset telah diatur dalam beberapa UU, seperti KUHAP, UU Korupsi, UUTPPU dan peraturan lainnya, namun hal tersebut masih belum dapatberjalan secara maksimal karena masih adanya “benturan” ketentuan,dan belum adanya aturan mengenai cara untuk pembuktian terbalik.Oleh karena itu, perlu dibuat suatu UU beserta peraturanpelaksanaannya yang mengatur secara komprehensif mengenaikeseluruhan pelaksanaan penelusuran, penyitaan, pengembalian danpengelolaan harta hasil kejahatan yang telah disita. Hal ini bertujuan

Kondisi Eksternal :

(opportunities

Page 27: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN18

agar harta kekayaan hasil kejahatan yang kembali ke negara dapat lebihmaksimal dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagiperekonomian negara.

d. Keanggotaan PPATK dalam forum internasional

Sebagaimana diatur dalam UU TPPU dan Keppres Nomor 82 Tahun2003 tentang pelaksanaan kewenangan dalam melakukan upayapencegahan dan pemberantasan TPPU, PPATK dapat melakukankerjasama dengan pihak-pihak terkait di dalam negeri dan duniainternasional. Kerjasama PPATK dengan instansi terkait di dalam negeriseperti pertukaran informasi, , dan hal-hal lainsehubungan dengan pelaksanaan rezim anti pencucian uang.

sebagai satu gugus kerja di bidangpencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme dikawasan Asia Pasifik, dimana Indonesia adalah salah satu anggotanyadan Kepala PPATK pernah menjadi APG periode 2006-2008.Sedangkan keanggotaan PPATK dalam Egmont Group pada bulan Juni2004 diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upayapeningkatan kerjasama dan intensitas pertukaran informasi antaranggota.

e. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap TPPU

Pengembangan rezim anti pencucian uang tidak terlepas dari peran sertamasyarakat dan seluruh pihak terkait. Masyarakat perlu memahamidengan baik arti pentingnya upaya pencegahan dan pemberantasanTPPU di Indonesia. Upaya membangun kesadaran seluruh masyarakathanya dapat ditempuh dengan cara melaksanakan kampanye kepadapublik secara terarah dan berkesinambungan. Kampanye publik dapatdilaksanakan antara lain dengan cara:

1) Meningkatkan intensitas sosialisasi;

2) Menjadikan topik TPPU sebagai materi pembelajaran padapendidikan formal;

3) Melakukan pembelajaran kepada masyarakat lewat media massa.

f. Dipergunakannya hasil analisis PPATK dalam rangka penegakan hukumTPPU dan tindak pidana lainnya

Sebagaimana diatur dalam pasal 31 UU TPPU, bahwa dalam halditemukan adanya petunjuk atas dugaan telah ditemukannya transaksimencurigakan, dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejakditemukannya petunjuk tersebut, PPATK wajib menyerahkan hasilanalisis kepada penyidik untuk ditindaklanjuti. Hingga saat ini terdapatsekitar 24 kasus TPPU yang telah diputus di pengadilan. Hal ini akanmengalami peningkatan dimasa-masa yang akan datang seiring dengandipergunakannya hasil analisis PPATK bagi kepentingan penegakanhukum.

g. Meningkatnyadukunganberbagaipihakdaridalamnegerimaupunluarnegeri

Hingga saat ini PPATK dalam beberapa hal telah mendapatkandukungan dari berbagai pihak, baik dari dalam negeri maupun luar

capacity building

APG on Money Laundering

co-chair

Page 28: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 19

negeri, khususnya terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewenanganPPATK. Dukungan yang terus meningkat tersebut diharapkan mampumendorong keberhasilan pencapaian kinerja PPATK, dan begitu jugaPPATK diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung danmendorong instansi lain baik di dalam maupun luar negeri terkait denganpencegahan dan pemberantasan TPPU.

h. KomitmenPemerintahdalamupayapencegahandanpemberantasanTPPU

Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU danPendanaan Terorisme yang ditetapkan dengan Keputusan MenteriKoordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Nomor : KEP-343/MENKO/POLHUKAM/09/2009 merupakan kebijakan nasional yangdirumuskan oleh Pemerintah RI, yang digunakan sebagai arah kebijakandan kerangka pengembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia.Hal ini menjadi bukti adanya komitmen yang kuat dari Pemerintah dalamupaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaanterorisme di Indonesia.

i. Perkembangan Teknologi Informasi

Semakin terintegrasinya sistem keuangan Indonesia dengan sistemkeuangan dunia menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yangcukup potensial untuk target investasi maupun aliran dana-dana dariberbagai belahan dunia. Hal ini mengakibatkan sistem keuanganIndonesia menjadi sangat rentan terhadap masuknya dana asing( ) yang terkait dengan aktivitas ilegal ataupun keluarnyadana-dana dari dalam negeri ( ) yang diperoleh secarailegal. Kondisi tersebut perlu diantisipasi (preventive action) denganpendeteksian secara dini melalui pemanfaatan kecanggihan teknologiinformasi, guna mencegah timbulnya dampak buruk terhadap stabilitassistem keuangan di Indonesia.

2. Faktor tantangan

Tantangan atau ancaman ( ) yang kemungkinan dapat menghambatterwujudnya visi PPATK, adalah :

a. Semakin beragamnya tipologi/modus operandi TPPU

Semakin terintegrasinya sistem keuangan Indonesia secara langsungberdampak terhadap semakin maraknya modus-modus TPPU. Selainitu, maraknya kejahatan keuangan di Indonesia sebagai akibatpenyalahgunaan kewenangan oleh para pemilik dunia usaha maupunpelaku-pelaku ekonomi itu sendiri secara sistematis dan tersembunyimengakibatkan sulit dideteksinya secara dini dalam rangka melakukanpencegahan segera sehingga dampak yang ditimbulkan dapat menjadisangat besar dan membahayakan bagi sistem keuangan secarakeseluruhan.

b. Kecepatan dan kompleksitas transaksi keuangan

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologikhususnya di bidang komunikasi telah menyebabkan terintegrasinya

capital inflowcapital outflow

threats

Page 29: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN20

sistem keuangan termasuk sistem perbankan yang menawarkanmekanisme lalu lintas dana antar negara yang dapat dilakukan denganmudah dan dalam waktu yang sangat singkat. Keadaan ini selainmempunyai dampak positif, juga membawa dampak negatif bagikehidupan masyarakat yaitu dengan semakin meningkatnya tindakpidana yang berskala nasional maupun internasional, denganmemanfaatkan sistem keuangan termasuk sistem perbankan untukmenyembunyikan atau mengaburkan asal-usul dana hasil tindak pidana( ).

c. Potensi kebocoran kerahasiaan hasil analisis

UU TPPU menjamin kerahasiaan penyusunan dan penyampaian LTKMyang disampaikan kepada PPATK atau penyidik (anti-tipping off). Hal inidimaksudkan antara lain untuk mencegah berpindahnya hasil tindakpidana dan lolosnya pelaku TPPU sehingga mengurangi efektivitaspencegahan dan pemberantasan TPPU. Namun demikian, tetap terbukapeluang adanya penyalahgunaan kewenangan dari pihak-pihak yangmelakukan penanganan atas hal-hal yang seharusnya wajibdirahasiakan oleh yang bersangkutan.

d. Potensi intervensi politik terhadap tindak lanjut hasil analisis PPATK

Mengingat bahwa pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan PPATKdipandang cukup strategis dan dapat melibatkan berbagai pihak terkait,maka terdapat potensi yang besar bahwa pelaksanaan tugas dankewenangan PPATK akan mendapatkan intervensi dari pihak lain,terutama terhadap tindak lanjut hasil analisis. Intervensi tersebut dapatberupa kebijakan atau tindakan dari pihak manapun yangmengakibatkan berkurangnya kebebasan PPATK untuk dapatmelaksanakan fungsi, tugas dan kewenangannya secara optimal.

e. Belum adanya sistem identitas tunggal

Hingga saat ini Indonesia belum menerapkan penggunaan suatu sistemidentitas tunggal. Hal ini memungkinkan bagi masyarakat untukmendapatkan kartu identitas penduduk secara mudah, sehinggamemungkinkan terjadinya pemalsuan identitas serta penggunaannyabagi kepentingan tindak pidana. Beragamnya penggunaan identitas olehmasyarakat pengguna jasa keuangan dapat menimbulkan tidak adanyakesamaan penerapan PMN oleh masing-masing PJK serta menciptakankesulitan pengenalan nasabah secara baik dan benar oleh pihak PJK.Kondisi seperti ini mengakibatkan sulitnya pelacakan identitas dankeberadaan pelaku tindak pidana dalam sistem keuangan, antara laintindak pidana pencucian uang.

f. Tingginya angka kriminalitas di Indonesia

Tingginya tindak pidana di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya jumlahkasus korupsi yang ditangani oleh Polri, yaitu sejak tahun 2002 hingga2006 tercatat kerugian negara yang ditimbulkan sekitar Rp11.727.104.000.000. Transparency International menempatkanIndonesia sebagai negara terkorup ke-10 dari 113 negara yang disurveipada tahun 2003, dan 3 (tiga) besar terburuk pada tahun 2004.

money laundering

Page 30: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 21

Selain tindak pidana korupsi, tingginya tingkat di Indonesiaperlu mendapat perhatian serius. Data yang ada menunjukkan bahwatingkat penebangan hutan di Indonesia adalah lebih dari 1,6 juta hektarper tahun. World Bank memperkirakan kerugian yang ditimbulkan akibat

mencapai US$10 miliar sampai US$15 miliar per tahun.Kejahatan peredaran gelap narkoba yang sejak lama diyakini memilikikaitan erat dengan pencucian uang juga menunjukkan tingkat yangsangat tinggi di Indonesia. Badan Narkotika Nasional menyebutkanbahwa perputaran uang yang terdapat pada “bisnis” narkoba pada tahun2002 mencapai Rp 300 triliun per tahun. Kondisi seperti ini sangatberpotensi meningkatkan timbulnya TPPU.

g. Penegakan hukum yang belum memadai

Penegakan hukum atas tindak pidana di Indonesia belum dapatdikatakan telah dilakukan secara maksimal. Masih terdapat banyakkasus pidana yang tidak mendapatkan penanganan sebagaimanamestinya. Kriminalisasi pelaku tindak pidana pencucian uang belumdilakukan sepenuhnya terhadap pelaku-pelaku tindak pidana. Sehinggamasih banyak pelaku tindak pidana yang tidak dijerat dengan UU TPPUoleh aparat penegak hukum.

h. Transaksi antar negara dengan tidak mengenal batas wilayah negara

Transaksi keuangan antar negara menjadi sesuatu yang bisa dan sangatmudah untuk dilakukan oleh siapapun juga. Transaksi demikian sangatberpotensi terhadap penyalahgunaan dan penyelewengan dimanapelaku kejahatan dapat melakukan transaksi melewati batas wilayahNegara tertentu khususnya Negara yang menganut pengawasantransaksi keuangan yang longgar atau tidak ketat. Kondisi semacam inimerupakan peluang bagi pelaku TPPU.

illegal logging

illegal logging

Page 31: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN22

BAB IIVISI, MISI DAN TUJUAN PPATK

A. VISI PPATK

Berdasarkan kondisi umum, potensi dan permasalahan yang dihadapisebagaimana dijelaskan dalam Bab I, maka PPATK sesuai dengan tugas pokok,fungsi, dan kewenangannya diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam upayapencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme untukmendukung upaya penciptaan stabilitas sektor keuangan di Indonesiasebagaimana tertuang dalam RPJMN 2010-2014. Oleh karena itu, PPATK telahmerumuskan suatu visi tahun 2010-2014 yang realistis untuk dapat dicapai denganmenggunakan sumber daya yang dimiliki, dengan harapan dapat memberikantantangan dan motivasi bagi seluruh pegawai PPATK untuk mewujudkannya.

Visi PPATK tahun 2010-2014 adalah :

Maksud dari visi tersebut adalah bahwa PPATK diharapkan dapat menjadi lembagaindependen sehingga dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya terbebasdari intervensi dan pengaruh dari pihak manapun. Semua pihak tidak bolehmelakukan segala bentuk campur tangan yang mengakibatkan berkurangnyaindependensi PPATK dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya dalamrangka mencegah dan memberantas TPPU dan pendanaan terorisme. Sebagailembaga independen di bidang informasi keuangan, PPATK akan selalu berupayauntuk dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan informasi di bidang keuanganyang bersifat rahasia terkait dengan dugaan adanya TPPU dan pendanaanterorisme untuk kepentingan penegakan hukum. PPATK merupakan focal pointdalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU di Indonesia. Oleh karena itu,sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya, PPATK akan berusaha untukdapat lebih berperan aktif dalam berbagai kesempatan sehingga semua pihakterkait dapat lebih terdorong untuk memberikan dukungan dalam upayapencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia.

“Menjadi lembaga independen di bidang informasi keuangan

yang berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme”

Page 32: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 23

B. MISI PPATK

Untuk mewujudkan pencapaian visi yang telah ditetapkan, maka PPATK telahmerumuskan misi, yang merupakan rumusan upaya-upaya yang akandilaksanakan selama tahun 2010-2014 sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dankewenangannya, serta sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.

PPATK memiliki misi yang terbagi dalam 5 (lima) area sebagai berikut :

Adapun penjelasan setiap misi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Pengaturan dan Kepatuhan Pihak Pelapor.

Peran aktif PPATK dalam rangka pencegahan dan pemberantasan TPPU danpendanaan terorisme dilakukan melalui berbagai upaya sesuai dengan tugasdan kewenanganya, antara lain melalui peningkatkan kualitas pengaturan dankepatuhan pihak pelapor. Upaya tersebut diwujudkan dalam berbagaikegiatan antara lain penerbitan dan penyempurnaan pedoman pelaporan,serta peningkatan efektivitas audit kepatuhan bagi PJK, dengan tujuan agarterus terjadi peningkatan pemahaman dan kesadaran bagi seluruh pihakpelapor berkenaan dengan kewajibannya untuk menyampaikan laporan kePPATK. Kondisi seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan bagiPJK terhadap para kriminal yang memanfaatkan sistem keuangan sebagaisarana pencucian uang, serta dapat meningkatkan jumlah dan kualitaslaporan yang disampaikan ke PPATK, sehingga upaya pencegahan secaradini dan pemberantasan terhadap kemungkinan terjadinya TPPU danpendanaan terorisme dalam transaksi keuangan di Indonesia dapatdilaksanakan secara lebih optimal.

2. Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Informasi dan Kualitas Hasil Analisisyang Berbasis Teknologi Informasi.

Keberhasilan peran aktif PPATK dalam upaya pencegahan danpemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme sangat tergantung pula padatingkat kualitas Informasi HasilAnalisis (IHA) dan Laporan HasilAnalisis (LHA)yang dihasilkan. Oleh karena itu, PPATK berupaya untuk terus meningkatkanefektivitas pengelolaan informasi antara lain melalui penyempurnaanmekanisme penyampaian laporan ke PPATK, serta pengembangan sistem

1. Meningkatkan Kualitas Pengaturan dan Kepatuhan Pihak Pelapor.

2. Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Informasi dan Kualitas

Hasil Analisis yang Berbasis Teknologi Informasi.

3. Meningkatkan Efektivitas Penyampaian dan Pemantauan

Tindak Lanjut Laporan Hasil Analisis, Pemberian Nasihat dan

Bantuan Hukum, serta Pemberian Rekomendasi kepada Pemerintah.

4. Meningkatkan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri di Bidang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

dan Pendanaan Terorisme.

5. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Internal

untuk Mewujudkan Good Governance dengan Memanfaatkan

Teknologi Informasi secara Efektif dan Efisien.

Page 33: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN24

teknologi informasi dan pengolahan data laporan transaksi keuangan secaralebih efektif dan efisien. Sedangkan upaya untuk meningkatkan kualitas hasilanalisis dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain pelaksanaan risetterhadap tipologi TPPU, peningkatan kemampuan tenaga riset dan analis, danpenyempurnaan pedoman riset dan analisis. Dengan semakin meningkatnyakualitas hasil analisis, diharapkan pihak-pihak yang membutuhkan dapatmemanfaatkannya secara lebih optimal dalam kerangka pencegahan danpemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.

3. Meningkatkan Efektivitas Penyampaian dan Pemantauan Tindak LanjutLaporan Hasil Analisis, Pemberian Nasihat dan Bantuan Hukum, sertaPemberian Rekomendasi kepada Pemerintah

PPATK memiliki peranan yang sangat strategis dalam proses penegakanhukum di bidang TPPU dan pendanaan terorisme. Berdasarkan ketentuan UUTPPU, Keppres Nomor 82 Tahun 2003 tentang Tata Cara PelaksanaanKewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan danKeputusan Kepala PPATK Nomor 3/3/KEP.PPATK/ 2004 tentang Organisasidan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, PPATKantara lain mempunyai tugas dan wewenang untuk menyampaikan hasilanalisis transaksi keuangan yang berindikasi TPPU kepada aparat penegakhukum, memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU, serta menyampaikan laporanmengenai hasil analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secaraberkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden, DPR, dan lembaga yangberwenang melakukan pengawasan kepada PJK.

Efektivitas penyampaian dan pemantauan tindak lanjut laporan hasil analisiskepada aparat penegak hukum sangat berpengaruh terhadap keberhasilanpenyelesaian masalah TPPU dan pendanaan terorisme. Nasihat dan bantuanhukum dari PPATK masih diperlukan oleh aparat penegak hukum dalampenanganan TPPU. Oleh karena itu, PPATK akan terus berupaya untuk dapatmeningkatkan efektivitas penyampaian laporan hasil analisis kepada aparatpenegak hukum dan pemantauan atas tindaklanjutnya, meningkatkan kualitasdan efektivitas pemberian nasihat dan bantuan hukum, serta meningkatkankualitas rekomendasi yang dapat diberikan kepada Pemerintah, sehinggaupaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorismedapat berhasil dengan baik.

4. Meningkatkan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri di Bidang Pencegahan danPemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaanterorisme diperlukan dukungan dan kerjasama semua pihak yang terkait.Dalam misi ini PPATK berharap dapat menjalin kerjasama yang lebih baikdengan instansi dalam negeri, dan memperkuat kerjasama internasional.Agarkerjasama dan koordinasi lintas sektoral dapat terwujud secara efektif danefisien diperlukan suatu kerangka berpikir, orientasi dan pemahaman yangsama dalam penanganan TPPU. Sedangkan untuk meningkatkan kerjasamainternasional, PPATK perlu menggalang dan memperkuat kerjasama denganFIU negara-negara lain sehingga proses pertukaran informasi intelijen dibidang keuangan menjadi semakin mudah dan cepat, tanpa perlumengorbankan aspek kerahasiaan dan kedaulatan negara.

Page 34: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 25

5. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Internal untukMewujudkan dengan Memanfaatkan Teknologi Informasisecara Efektif dan Efisien.

Efektivitas pelaksanaan manajemen internal PPATK merupakan salah satufaktor penting keberhasilan pencapaian visi PPATK. Dengan ditetapkannya misiPPATK terkait dengan upaya untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaanmanajemen internal dengan memanfaatkan teknologi informasi secara efektifdan efisien, diharapkan dapat mewujudkan dan cleangovernment di lingkungan PPATK. Misi ini dilaksanakan melalui peningkatankinerja pelayanan umum (internal dan eksternal), pengembangan sistemmanajemen sumber daya manusia, pengembangan sistem manajemenkeuangan, dan optimalisasi pelaksanaan pengawasan internal. Dengandemikian, maka tugas dan fungsi pelayanan dan pengelolaan sumber daya sertapengawasan terhadap pelaksanaannya dapat dilakukan secara lebih baik, yangpada akhirnya dapatmendukung keberhasilan pencapaian seluruh misi PPATK.

Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka PPATK telah menetapkantujuan yang akan dicapai untuk tahun 2010-2014. Tujuan-tujuan tersebutmerupakan penjabaran dari visi dan misi, dan merupakan suatu kondisi yang ingindicapai dengan kemampuan yang dimiliki PPATK. Agar lebih terarah, makarumusan setiap tujuan disusun dengan memperhatikan kondisi umum, sertapotensi dan permasalahan yang dihadapi PPATK saat ini.

Dengan memperhatikan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) hasil analisis SWOT,maka terhadap visi dan misi PPATK yang telah ditetapkan, kemudian dirumuskanke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional, yaitu tujuan dan sasaranstrategis PPATK tahun 2010-2014, serta target kinerja sebagai ukuran pencapaiandari setiap tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Tujuan yang akan dicapai PPATK tahun 2010-2014 adalah :

Good Governance

good governance

C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS PPATK

1. Mewujudkan peraturan yang berkualitas mengenai mekanisme

pelaporan yang efektif dan efisien serta peningkatan kepatuhan dan

kemampuan PJK dan Pihak Pelapor Lainnya dalam memenuhi

kewajiban pelaporan ke PPATK.

2. Mewujudkan pengelolaan informasi yang efektif dan efisien dalam

rangka menghasilkan analisis yang berkualitas.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjasama antara PPATK dengan

Aparat Penegak Hukum dan lembaga terkait lainnya baik dalam

maupun luar negeri dalam rangka penguatan Rezim Anti Pencucian

Uang dan Pendanaan Terorisme di Indonesia.

4. Mewujudkan efektivitas penyampaian dan pemantauan tindak lanjut

laporan hasil analisis kepada aparat penegak hukum, pemberian nasihat

dan bantuan hukum, serta rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka

pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.

5. Mewujudkan good governance dalam pengelolaan sistem manajemen

internal guna mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi PPATK.

Page 35: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN26

Sasaran strategis dan target kinerja dari setiap tujuan adalah sebagai berikut

1. Sasaran strategis tujuan pertama :

a. Tersedianya peraturan dan pedoman tentang kewajiban pelaporan bagiPenyedia Jasa Keuangan dan Pihak Pelapor Lainnya.

Target kinerja :

1) Tersedianya peraturan/pedoman pelaporan bagi Penyedia JasaKeuangan dan Pihak Pelapor Lainnya.

2) Disempurnakannya seluruh peraturan/ pedoman pelaporan yangtelah ditetapkan.

b. Meningkatnya jumlah pelaporan dari Penyedia Jasa Keuangan dan PihakPelapor Lainnya.

Target kinerja :

Peningkatan pihak pelapor yang mengirimkan LTKM, LTKT, dan LPUTLB.

c. Meningkatnya kualitas pelaporan dari Penyedia Jasa Keuangan danPihak Pelapor Lainnya.

Target kinerja :

1) Peningkatan kualitas LTKM, LTKT, dan LPUTLB sesuai pedomanyang diterbitkan oleh PPATK.

2) Menurunnya jumlah PJK dan Pihak Pelapor Lainnya yang melakukankesalahan dalam pengisian laporan.

3) Terwujudnya sistem monitoring collection data yang berkualitas,akurat, dan sesuai dengan .

d. Terciptanya sistem pengawasan aktif dan pasif terhadap pelaksanaankewajiban pelaporan.

Target kinerja :

1) Terlaksananya audit kepatuhan sesuai dengan jumlah yangdirencanakan.

2) Terlaksananya audit kepatuhan berbasis risiko.

3) Terlaksananya tindaklanjut yang diberikan kepada Pihak Pelaporsesuai dengan jumlah yang direncanakan.

2. Sasaran strategis tujuan kedua :

a. Terwujudnya sistem pengelolaan data yang baik dan aman sesuai dengan.

Target kinerja :

1) Tersedianya sistem dan beroperasi secara aman, lancar untuksistem aplikasi yang memadai untuk semua jenislaporan.

2) Tersedianya sistem dan beroperasi secara aman, lancar untuksistem data warehouse dan aplikasi data mining yang memadai.

bussines process

bussines process

collection data

Page 36: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 27

3) Tersedianya sistem dan beroperasi secara aman, lancar untuk sistemaplikasi analytical tools untuk menghasilkan analisis yangberkualitas.

4) Tersedianya sistem dan beroperasi secara aman, lancar untuk sistemdiseminasi data yang memadai.

b. Terwujudnya hasil analisis yang berkualitas dan bermanfaat bagi penyidikdan instansi pengguna lainnya.

Target kinerja :

1) Tersedianya pedoman analisis yang disempurnakan sesuai denganbest practice.

2) Tersedianya dukungan informasi dari berbagai sumber yangdimungkinkan untuk diakses dalam melakukan proses analisis.

3) Meningkatnya kuantitas dan kualitas analisis yang dihasilkan.

4) Meningkatnya relevansi antara informasi yang diberikan melalui hasilanalisis dengan kebutuhan penegak hukum dan instansi lainnya.

5) Meningkatnya optimalisasi penggunaan teknologi untukmeningkatkan produktivitas, ketepatan waktu dan kualitas hasilanalisis.

6) Meningkatnya efektivitas atau sinergi antara proses/fungsi analisisdengan proses/fungsi supervisi.

c. Terciptanya laporan analisis strategis, tipologi, dan statistik yangberkualitas.

Target kinerja :

1) Tersedianya pedoman riset yang disempurnakan sesuai dengan bestpractice.

2) Tersedianya laporan analisis strategis dan tipologi yang berkualitasdan dapat mendukung proses analisis.

3) Meningkatnya kualitas statistik sehingga dapat dimanfaatkan olehpihak yang berkepentingan.

d. Terlaksananya fungsi penyelidikan TPPU.

Target kinerja :

1) Tersusunnya pedoman penyelidikan TPPU.

2) Terlaksananya kegiatan audit investigatif untuk mendukung hasilanalisis.

3. Sasaran strategis tujuan ketiga :

a. Meningkatnya koordinasi dengan aparat penegak hukum dalammelakukan penanganan TPPU dan pendanaan terorisme.

Target kinerja :

1) Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil analisis yang disampaikanke penyidik/penegak hukum.

Page 37: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN28

2) Peningkatan kualitas dan kuantitas koordinasi dengan aparatpenegak hukum melalui pemberian nasihat dan bantuan hukumterkait TPPU dan pendanaan terorisme.

3) Peningkatan pemahaman aparat penegak hukum dalam menanganikasus TPPU dan pendanaan terorisme.

4) Peningkatan pemantauan tindak lanjut laporan hasil analisis dalamproses hukum.

b. Meningkatnya efektivitas rekomendasi kepada pemerintah dalam rangkapencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.

Target kinerja :

1) Dapat diaksesnya data dan informasi yang dikelola oleh lembagaterkait dalam rangka pemberian rekomendasi.

2) Peningkatan kualitas rekomendasi kepada pemerintah yangdidasarkan atas hasil riset.

4. Sasaran strategis tujuan keempat :

a. Peningkatan dan perluasan kerjasama antara PPATK dengan lembagaterkait dan organisasi relevan lainnya di dalam negeri.

Target kinerja:

1) Optimalisasi peranan Komite TPPU, Tim Kerja Komite TPPU dan TimTeknis Komite TPPU.

2) Meningkatnya kesepakatan kerjasama melalui penandatanganannota kesepahaman antara PPATK dengan lembaga/organisasiterkait.

3) Terimplementasikannya kesepakatan yang diatur dalam notakesepahaman antara PPATK dengan lembaga/ organisasi terkait.

b. Peningkatan dan perluasan kerjasama antara PPATK dengan(FIU) negara lain dan lembaga internasional terkait

lainnya.

Target kinerja :

1) Meningkatnya peran aktif PPATK di berbagai forum internasionaldalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaanterorisme.

2) Meningkatnya kesepakatan kerjasama dengan FIU negara lainmelalui penandatanganan (MoU).

c. Peningkatan pemanfaatan jejaring informasi PPATK oleh aparat penegakhukum dan instansi terkait lainnya baik dalam maupun luar negeri dalamupaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.

Target Kinerja:

1) Meningkatnya jumlah permintaan informasi dari lembaga terkait baikdalam maupun luar negeri yang dapat dipenuhi oleh PPATK.

FinancialIntelligence Unit

Memorandum of Understanding

Page 38: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 29

2) Meningkatnya jumlah informasi dari lembaga terkait baik dalammaupun luar negeri yang dapat mendukung hasil analisis PPATK.

3) Meningkatnya dukungan PPATK melalui penyediaan informasikepada aparat penegak hukum dalam penyelesaian kasus-kasuspencucian uang dan pendanaan terorisme dan yang menjadiperhatian masyarakat.

4) Terwujudnya efektivitas pemantauan tindak lanjut hasil analisis yangdisampaikan PPATK kepada lembaga terkait di dalam dan luarnegeri.

5) Tersedianya sistem penyampaian LHA ke penyidik secara elektronisdan aman.

5. Sasaran strategis tujuan kelima :

a. Terwujudnya sistem perencanaan dan penganggaran, serta pelaksanaanperbendaharaan dan administrasi keuangan PPATK sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Target kinerja :

1) Terciptanya anggaran berbasis kinerja sesuai kebutuhan.

2) Tersusunnya dokumen perencanaan dan penganggaran sesuaiketentuan yang berlaku.

3) Terwujudnya pelaksanaan anggaran yang efektif, efisien, danakuntabel.

4) Tersusunnya Laporan Keuangan PPATK sesuai ketentuan yangberlaku dan StandarAkuntansi Pemerintah.

b. Terwujudnya sistem pengelolaan sarana dan prasarana kantor sertaadministrasi perkantoran yang efektif dan efisien guna menunjangpelaksanaan tugas pokok dan fungsi PPATK.

Target kinerja :

1) Terselenggaranya pengelolaan administrasi perkantoran yang efektifdan efisien.

2) Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana seluruh unit kerjasecara tepat guna dan tepat waktu.

3) Terselenggaranya pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran.

4) Terselenggaranya dukungan layanan operasional perkantoran.

c. Terwujudnya sistem pengelolaan sumber daya manusia PPATK yangberbasis meritokrasi sesuai ketentuan yang berlaku.

Target kinerja :

1) Tersedianya aturan pengelolaan sumber daya manusia yangberbasis meritokrasi mencakup perencanaan, pengadaan,pembinaan, pengembangan, kesejahteraan, dan pemberhentianpegawai.

Page 39: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN30

2) Terwujudnya pengelolaan sumber daya manusia yang berbasismeritokrasi mencakup perencanaan, pengadaan, pembinaan,pengembangan, kesejahteraan, dan pemberhentian pegawai.

3) Terwujudnya Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang lengkapdan akurat.

d. Terwujudnya organisasi dan ketatalaksanaan PPATK yang efektif danefisien.

Target kinerja :

1) Tersusunnya Informasi Jabatan.

2) Terwujudnya struktur organisasi sesuai kebutuhan.

3) Terlaksananya penyempurnaan Standar Prosedur Operasional(SPO) yang sesuai kebutuhan.

4) Tercapainya penerapan SPO secara konsisten.

5) Tersusunnya pedoman manajemen risiko dan kelangsunganorganisasi PPATK.

e. Terlaksananya pengawasan intern atas penyelenggaraan Tugas Pokokdan Fungsi PPATK.

Target kinerja :

1) Tercapainya peningkatan efektivitas pengendalian pelaksanaanTugas Pokok dan Fungsi PPATK.

2) Tercapainya peningkatan efektivitas assurance manajemen risiko.

3) Tercapainya peningkatan efektivitas assurance penerapan.

goodgovernance

Page 40: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 31

BAB IIIARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Renstra PPATK tahun 2010-2014 disusun sejalan dengan arah kebijakan danstrategi pembangunan nasional bidang ekonomi, khususnya sektor keuangan,sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2010-2014. Dalam RPJMN tahun 2010-2014 ditetapkan bahwa salahsatu prioritas dalam pembangunan bidang ekonomi adalah penciptaan stabilitasekonomi yang kokoh. Penciptaan stabilitas ekonomi sangat bergantung padabeberapa faktor, antara lain kebijakan di sektor keuangan. Krisis ekonomi Indonesiatahun 1998 berawal dari krisis di sektor keuangan yang selanjutnya berdampakburuk pada seluruh bidang pembangunan. Krisis ekonomi dunia yang baru sajaterjadi juga dipicu oleh krisis di sektor keuangan. Oleh karenanya, dalam RPJMNtahun 2010-2014, stabilitas sektor keuangan menjadi salah satu fokus utama dalammendukung stabilitas ekonomi yang kokoh.

Berdasarkan perkembangan terkini dan permasalahan yang dihadapi oleh sektorkeuangan saat ini, maka arah pengembangan sektor keuangan dalam periode2010-2014 adalah peningkatan daya saing dan ketahanan sektor keuangan bagipembiayaan pembangunan nasional. Oleh karena itu, strategi yang ditempuh untukmencapai arah pembangunan tersebut di atas, antara lain adalah peningkatanketahanan sektor keuangan melalui sistem keuangan yang sehat, mantap danefisien, yang difokuskan pada :

1. Menjaga stabilitas ekonomi melalui pencegahan risiko sistemik pada sektorkeuangan melalui:

a. Memantapkan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter;

b. Mengimplementasikan Konsep Jaring Pengaman Sistem Keuangan;

c. Meningkatkan koordinasi nasional dan kerjasama internasional dalamrangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uangdan pendanaan teroris melalui industri keuangan.

2. Memantapkan kinerja dan stabilitas industri jasa keuangan melalui:

a. Menerapkan pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan dalamrangka meningkatkan kapasitas dan kredibiltas otoritas regulasi danpengawasan jasa keuangan;

Page 41: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN32

b. Melakukan perkuatan kualitas manajemen dan operasional lembaga jasakeuangan;

c. Meningkatkan upaya-upaya perlindungan bagi konsumen lembaga jasakeuangan.

1. Arah Kebijakan dan Strategi PPATK 2010-2014

Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan PPATK, bahwa dalam rangka mendukungupaya penciptaan stabilitas sektor keuangan di Indonesia diperlukanpeningkatan peran aktif PPATK dalam upaya pencegahan dan pemberantasanTPPU dan pendanaan terorisme, maka arah kebijakan dan strategi yang akandilakukan PPATK dalam periode 2010-2014 adalah sebagai berikut :

a. Arah kebijakan PPATK tahun 2010-2014 :

1) Peningkatan kerjasama nasional dan internasional di bidangpencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.

2) Peningkatan pengawasan kepatuhan pihak pelapor.

3) Peningkatan peran serta pihak terkait dan masyarakat umum untukmendukung pelaksanaan rezim anti pencucian uang.

4) Peningkatkan pemantauan tindaklanjut hasil analisis transaksikeuangan kepada pihak yang berwenang.

5) Penguatan kelembagaan melalui penataan organisasi, sertapemantapan tugas pokok, fungsi dan kewenangan PPATK.

6) Peningkatan kualitas hasil analisis transaksi keuangan.

7) Pengembangan sistem pengolahan data dan informasi.

8) Penguatan peraturan perundang-undangan terkait upayapencegahan dan pemberantasan TPPU.

9) Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia berbasiskompetensi.

10) Peningkatan efektivitas pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

11) Peningkatan sarana dan prasarana PPATK.

12) Peningkatan efektivitas penerapan danmanajemen risiko.

b. Strategi yang akan dilaksanakan :

1) Meningkatkan efektivitas tindak lanjut kerjasama nasional daninternasional di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU danpendanaan terorisme.

2) Meningkatkan pengaturan dan pengawasan kepatuhan PJK terkaitdengan pemenuhan kewajibannya sebagai pihak pelapor.

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PPATK

good governance

Page 42: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 33

3) Meningkatkan dan menyamakan pemahaman tentang pencucianuang di kalangan aparat penegak hukum, PJK, dan masyarakatumum.

4) Meningkatkan efektivitas penyampaian dan pemantauan terhadaptindaklanjut hasil analisis transaksi keuangan kepada pihak yangberwenang.

5) Mempercepat penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaanPPATK.

6) Mengembangkan riset dan kualitas hasil analisis transaksi keuanganterkait dugaan TPPU.

7) Menyempurnakan sistem pengolahan data dan informasi PPATKberbasis Teknologi Informasi.

8) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undanganterkait upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU.

9) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia PPATK.

10) Mengelola anggaran secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

11) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dalam rangkamendukung pelaksanaan tugas dan fungsi PPATK.

12) Mengembangkan dan meningkatkan pengawasan penerapan goodgovernance dan manajemen risiko di PPATK.

2. Program dan Kegiatan PPATK Tahun 2010-2014

Sehubungan dengan arah kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan untuktahun 2010-2014, PPATK telah menetapkan program-program yang akandilaksanakan selama tahun 2010-2014, yaitu program utama (teknis) danprogram pendukung (generik) sebagai berikut :

a. Program Teknis

Program Teknis merupakan program yang melingkupi kegiatan-kegiatanprioritas PPATK, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan olehdirektorat teknis dalam rangka melaksanakan misi PPATK. PPATK hanyamelaksanakan 1 (satu) Program Teknis.

Nama Program Teknis :

Program Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana PencucianUang dan Pendanaan Terorisme.

Tujuan :

Meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas pokok, fungsi, danwewenang PPATK dalam upaya pencegahan dan pemberantasanTPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia.

Page 43: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN34

� :

Meningkatnya partisipasi pihak-pihak terkait dalam upayapencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme diIndonesia.

Program teknis ini akan dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan yangmerupakan kegiatan-kegiatan teknis dan prioritas. Agar program teknis inidapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan koordinasi yangbaik dalam perencanaan dan pelaksanaannya, serta perlu dilakukan evaluasisecara berkala terhadap penerapannya.

1) Kegiatan 1

Pengembangan riset dan analisis dalam rangka pencegahan danpemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Riset dan Analis, dengan outputyang diharapkan adalah sebagai berikut :

a) Hasil riset (analisis strategis, tipologi, dan statistik) yang berkualitasdalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU danpendanaan terorisme.

b) Hasil analisis yang berkualitas dan bermanfaat bagi penyidik daninstansi pengguna lainnya terkait pencegahan dan pemberantasanTPPU dan pendanaan terorisme.

2) Kegiatan 2

Pelaksanaankerjasamanasionaldan internasionaldibidangpencegahandanpemberantasantindakpidanapencucianuangdanpendanaanterorisme.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Kerjasama Antar Lembaga,dengan output yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a) Kerjasama dengan instansi dalam dan luar negeri sebagai upayapenguatan rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme diIndonesia.

b) Peningkatan pemanfaatan jejaring informasi PPATK gunamendukung upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidanapencucian uang dan pendanaan terorisme.

3) Kegiatan 3

Penelaahan dan penyusunan peraturan perundang-undangan sertapemberian pendapat dan bantuan hukum terkait TPPU dan pendanaanterorisme.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Hukum dan Regulasi, denganoutput yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a) Pendapat dan bantuan hukum terkait TPPU dan pendanaanterorisme;

b) Rancangan peraturan perundang-undangan dan peraturanpelaksana terkait TPPU serta rancangan peraturan dan kebijakaninternal PPATK;

Outcome

Page 44: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 35

c) Pemahaman Pihak Pelapor,Aparat Penegak Hukum,Akademisi, danMasyarakat Umum terhadap RezimAnti Pencucian Uang.

4) Kegiatan 4

Pengawasan kepatuhan terhadap pihak pelapor dalam menyampaikankewajiban pelaporan ke PPATK.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengawasan Kepatuhan,dengan output yang diharapkan adalah :

Kepatuhan Pihak Pelapor dalam memenuhi kewajiban penyampaianlaporan ke PPATK.

5) Kegiatan 5

Pengembangan, pengelolaan dan pengendalian kualitas operasional,infrastruktur, layanan dan keamanan teknologi informasi PPATK.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Operasi Sistem, dengan outputyang diharapkan adalah sebagai berikut :

a) Rencana Teknologi dan Infrastruktur TI yang sejalan dengan tujuandan rencana strategis PPATK.

b) Operasional dan pelayanan TI PPATK yang handal untukmendukung business process PPATK.

c) Penjaminan Kualitas ( ) TI PPATK.

d) Sistem Keamanan TI PPATK.

6) Kegiatan 6

Pengembangan dan pengelolaan sistem aplikasi dan database dalamrangka pencegahan dan pemberantasan TPPU.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat PengembanganAplikasi Sistem,dengan yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a) Perencanaan aplikasi dan database untuk mendukung kegiatan-kegiatan unit kerja di PPATK.

b) Terlaksananya pengembangan aplikasi sistem informasi yang efektifsesuai kebutuhan PPATK.

C) Pemeliharaan aplikasi sistem dan pengelolaan database untukmenjamin kelancaran kegiatan pelaporan dan analisis transaksikeuangan pada unit-unit kerja di PPATK.

b. Program Generik

Program Generik adalah program pelayanan internal PPATK, yaitu kegiatan-kegiatan penunjang yang dilaksanakan oleh direktorat di lingkungan WakilKepala BidangAdministrasi dan DirektoratAudit Internal, yang bertujuan untukmenunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PPATK.

PPATK melaksanakan 2 (dua) Program Generik, yaitu :

QualityAssurance

output

Page 45: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN36

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis PPATKLainnya.

yang diharapkan dari program ini adalah :

Terpenuhinya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas TeknisPPATK yang berkualitas.

Program ini akan dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, yaitu :

a) Pengelolaan sumber daya manusia, organisasi, danketatalaksanaan PPATK.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Sumber DayaManusia, dengan output yang diharapkan adalah :

Penataan organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaansumber daya manusia.

b) Pengelolaan perencanaan dan penganggaran, perbenda-haraan serta administrasi keuangan PPATK.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Keuangan, denganoutput yang diharapkan adalah :

Terlaksananya pengelolaan perencanaan dan pengang-garan, perbendaharaan, serta sistem akuntansi danpelaporan keuangan PPATK yang berkualitas danakuntabel.

c) Penyelenggaraan operasional perkantoran PPATK.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Umum, dengan outputyang diharapkan adalah:

(1) Pelayanan ketatausahaan, perlengkapan, dan kerumah-tanggaan PPATK.

(2) Kegiatan kehumasan dan dokumentasi PPATK.

d) Pengawasan penerapan manajemen risiko, good governance,serta akuntabilitas aparatur dan kinerja PPATK.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Audit Internal, dengan outputyang diharapkan adalah :

Kegiatan pengawasan terhadap kinerja unit organisasi dilingkungan PPATK.

2) Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur PPATK.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana PPATKguna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsiPPATK.

yang diharapkan dari Program ini adalah :

� Tersedianya Sarana dan Prasarana untuk mendukung pelaksanaanTugas Pokok dan Fungsi PPATK.

Outcome

Outcome

Page 46: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 37

Program ini dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, yaitu :

Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana PPATK.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Umum, dengan yangdiharapkan adalah :

Sarana dan Prasarana PPATK.

3. Indikator dan Target Kinerja PPATK Tahun 2010-2014

Indikator dan target kinerja untuk setiap kegiatan yang akan dicapai PPATKpada tahun 2010-2014 beserta perkiraan pendanaannya telah ditetapkansebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II.

output

Page 47: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN38

BAB IVPENUTUP

Renstra PPATK Tahun 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan PPATK untukperiode 5 (lima) tahun, yang disusun selaras dengan RPJMN Tahun 2010-2014, denganmemperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang terjadi dan diperkirakan akanberpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kewenanganPPATK.

Dokumen Renstra PPATK tahun 2010-2014 telah memuat visi, misi, tujuan, sasaranstrategis dan target kinerja yang diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu 5 (lima)tahun, beserta arah kebijakan dan strategi yang dijabarkan ke dalam program dankegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai rencana yang telah ditetapkan.Rencana program dan kegiatan tahun 2010-2014 tersebut disusun denganmemperhatikan kondisi kelembagaan dan sumber daya yang dimiliki setiap unitorganisasi di lingkungan PPATK, dengan harapan dapat mendukung secara optimalterhadap upaya pencapaian rencana yang telah ditetapkan.

Penyusunan Renstra PPATK Tahun 2010-2014 ini dimaksudkan antara lain agar dapatdigunakan sebagai :

a. dasar acuan penyusunan kebijakan PPATK;

b. pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) tahunan PPATK;

c. pedoman bagi seluruh direktorat dalam pelaksanaan kegiatan tahunan untukmencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis PPATK;

d. pedoman dan alat pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dankegiatan PPATK tahun 2010-2014.

Dengan tersusunnya Renstra PPATK Tahun 2010-2014 ini, diharapkan PPATK dapatmelaksanakan tugas pokok fungsi dan kewenangannya secara lebih baik dan terarah,sehingga dapat mewujudkan visi yang telah ditetapkan, serta mendorong tercapainyapenerapan di lingkungan PPATK, yang pada akhirnya dapatmemaksimalkan peran PPATK dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindakpidana pencucian uang dan pendanaan terorisme yang pada gilirannya diharapkandapat menjaga stabilitas sektor keuangan dalam rangka memperkokoh KetahananEkonomi bangsa Indonesia.

,

Good Governance

Page 48: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 39

A

Alternative Remmitance Systems, 1,2aparat penegak hukum, 21, 27APG, 15Audit Internal, 9audit investigatif, 27audit kepatuhan, 14, 26

B

Bapepam, 4barang mewah, 2barang seni, 2beban pajak, 2

C

capacity building, 18capital inflow, 19capital outflow, 19cash smuggling, 1central agency, 4collection data, 26cross-border crime, 5

D

dana asing, 3data mining, 26data statistik, 16data warehouse, 26Depdagri, 16Depkumham, 17Depkeu, 17DPR, 7, 17drugs trafficking, 1

E

Egmont Group, 4

F

FATF, 4, 5, 11FIU, 4, 11, 13, 28FKK, 25Forty recommendations FATF, 14, 15forum internasional. 14fungsi, tugas dan wewenang PPATK, 8

INDEKS

G

good governance, 25, 30, 32, 38

H

harta hasil kejahatan, 17hot money, 2

I

IHA, 23illegal logging, 2inflasi dan nilai tukar, 2information channels, 1,2instrumen moneter, 2integritas, 10

K

kebijakan moneter, 1kejahatan keuangan, 3Kejaksaan RI, 16kemandirian, 11kepentingan pribadi, 11Kepolisian RI, 16kerahasiaan, 10kerjasama internasional, 24, 31ketahanan ekonomi, 3, 38keuangan negara, 2kondisi eksternal, 17kondisi internal, 12korupsi, 2KPK, 16kriminalisasi TPPU, 13KUHAP, 17

L

legal framework, 5lembaga independen, 22LHA, 23LPUT, 6, 16, 26LTKM, 5, 16, 26LTKT, 6, 16, 26

M

manajemen risiko, 32melawan hukum, 3Menko Polhukam, 13

Page 49: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN40

MER, 15modus TPPU, 3money laundering, 20MoU, 5, 14

N

NCCTs, 5

O

otoritas moneter, 2

P

PBI, 4pegawai kontrak, 11pegawai tetap, 11pegawai yang dipekerjakan, 11pelaku pencucian uang, 2pembayar pajak, 2pemberian informasi, 8pembuktian terbalik, 17pencegahan dan pemberantasan TPPU, 3pencucian uang, 1pendanaan terorisme, 1pendanaan terorisme, 3, 22, 38penegakan hukum, 2penerimaan negara, 2penjualan narkoba, 2penyidik, 27peraturan perundang-undangan, 10, 13perekonomian indonesia, 1pertumbuhan ekonomi, 2PJK, 2, 6, 7, 16, 23PMN, 3, 4, 20policymakers, 2PPATK, 4, 5, 7, 8, 9,11, 15, 18, 28, 29, 34, 37,38Presiden, 7, 17program generik, 35

Q

quality assurance, 35

R

real estate, 2Renstra PPATK, 38Renstra Strategis, 7rezim anti pencucian uang, 5, 14, 25RPJMN, 7, 22, 31, 38RUU TPPU, 14, 17

S

sasaran strategis, 38SDM, 11, 13sistem keuangan, 1, 19sistem keuangan dunia, 3

sistem moneter, 1social cost, 2SPO, 30stabilitas sistem keuangan, 1, 3stakeholders, 13Standar Akuntansi Pemerintah, 29sterile investments, 2struktur organisasi PPATK, 9suku bunga, 2SWOT, 25

T

tanggungjawab, 10target konerja, 37teknologi informasi, 19tipologi TPPU, 16TPPU, 1, 2, 13, 22. 34transaksi keuangan, 1transaksi perdagangan internasional, 2Transparency International, 20transnational crime, 5

U

underground banking, 1,2UU TPPU, 3, 5, 7, 8, 14, 17, 18, 21

V

visi, misi dan tujuan PPATK, 7

W

wilayah pabean, 6

Page 50: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 41

TA

RG

ET

PE

MB

AN

GU

NA

NTA

HU

N2010

-20

14

PU

SA

TP

EL

AP

OR

AN

DA

NA

NA

LIS

IST

RA

NS

AK

SIK

EU

AN

GA

N

Lam

pir

an

1

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

Page 51: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN42

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

1.

2.

3.

Page 52: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 43

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

4.

5.

Page 53: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN44

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

6.

Page 54: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 45

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

1.

Page 55: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN46

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

2.

Page 56: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 47

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

3.

4.

Page 57: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN48

TA

RG

ET

UN

IT

OR

GA

NIS

AS

I

1.

Page 58: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 49

KE

BU

TU

HA

NP

EN

DA

NA

AN

PE

MB

AN

GU

NA

NTA

HU

N2010-2

01

4

PU

SA

TP

EL

AP

OR

AN

DA

NA

NA

LIS

IST

RA

NS

AK

SIK

EU

AN

GA

N

Lam

pir

an

2

AL

OK

AS

IA

NG

GA

RA

N

A.

1.

2.

3.

Page 59: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN50

AL

OK

AS

I AN

GG

AR

AN

B.

1.

Page 60: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan

RENCANA STRATEGIS 2010-2014 51

AL

OK

AS

IA

NG

GA

RA

N

2.

3.

4.

2.

Page 61: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) - ppatk.go.idppatk.go.id/files/RenstraPPATK2010-20140.pdf · RENCANA STRATEGIS 2010-2014 III KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan