relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)
DESCRIPTION
Tulisan ini merupakan refleksi dari dinamika konflik yang terjadi di pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah. Awal mula terjadinya konflik disebabkan karena adanya rencana PT Semen Gresik Tbk untuk membangun lokasi penambangan material pembuatan semen di daerah Pegunungan Kendeng yang sebenarnya menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar untuk bertani terutama masyarakat Sedulur sikep yang berpegang teguh pada ajaran samin yaitu menyatunya manusia dengan alam. Oleh karena itu, munculnya rencana penambangan di Pegunungan Kendeng mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat “sedulur sikep”. Alasan yang mendasari penolakan tersebut adalah masalah lingkungan, adanya penambangan yang nantinya dilakukan oleh PT Semen Gresik dikhawatirkan akan merusak lingkungan kawasan Gunung Kendeng yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat “Sedulur sikep”TRANSCRIPT
1
Relasi kuasa Konflik Kapital VS Kearifan Lokal
Studi Kritis Teori Michael Foucoult dalam Kasus perjuangan Masyarakat Sedulur
Sikep Melawan Rencana Penambangan PT Semen Gresik Di Pegunungan Kendeng
Kabupaten Pati Jawa Tengah
Muhammad Syafiq Pusat Inovasi Kelembagaan dan SDA LAN RI
Deputi Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara
Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia, E-mail [email protected]
Abstrak
Tulisan ini merupakan refleksi dari dinamika konflik yang terjadi di pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah. Awal mula terjadinya konflik disebabkan karena adanya rencana PT Semen Gresik Tbk untuk membangun lokasi penambangan material pembuatan semen di daerah Pegunungan Kendeng yang sebenarnya menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar untuk bertani terutama masyarakat Sedulur sikep yang berpegang teguh pada ajaran samin yaitu menyatunya manusia dengan alam. Oleh karena itu, munculnya rencana penambangan di Pegunungan Kendeng mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat “sedulur sikep”. Alasan yang mendasari penolakan tersebut adalah masalah lingkungan, adanya penambangan yang nantinya dilakukan oleh PT Semen Gresik dikhawatirkan akan merusak lingkungan kawasan Gunung Kendeng yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat “Sedulur sikep”.
Penolakan yang dilakukan oleh kominitas sedulur sikep ternyata tidak serta merta diakomodasi oleh Pemerintah Kabupaten Pati sebagai pemegang otoriras kekuasaan. Pemerintah dengan otoritasnya melakukan justifikasi kebenaran melalui pentingnya pemanfaatan sumberdaya alam gunung Kendeng untuk peningkatan APBD yang pada akhirnya berkolerasi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pemerintah yang berkoalisi dengan PT Semen Gresik juga menggandeng NU (Nahdlatul Ulama) yang secara ideologi pemikiran bersinggungan dengan “komunitas sedulur sikep” yang menganut kepercayaan samin.
Menggunakan Teori Michael Foucoult terkait relasi kuasa, penulis berusaha menganalisis kompleksitas konflik yang ada di kawasan Gunung Kendeng yang kaya akan sumberdaya alamnya. Oleh karena itu pembahasan selanjutnya lebih pada wacana-wacana yang dimunculkan oleh aktor-aktor yang terlibat dalam konflik untuk menjustifikasi kepentingannya. Preposisi-preposisi dari teori Michael Foucoult akan dikaji apakah mampu menjelaskan secara holistik dan komprehensif fenomena yang terjadi dalam konflik Penambangan Gunung Kendeng. Kata Kunci : Relasi Kuasa , Konflik, Teori Michael Foucoult
Pendahuluan
Sedulur sikep merupakan sebutan bagi pengikut ajaran Samin yang menyebar di
daerah Blora, Pati, Kudus, Bojonegoro, Madiun dan beberapa kawasan disekitarnya. 1
Ajaran tersebut dimunculkan oleh priyayi-petani bernama Samin Surontika (Raden Kohar)
yang pada awalnya merupakan sebuah gerakan menolak kolonialisme pada abad 19-20.
Gerakan yang dilakukan adalah melalui tindakan represif dengan tidak membayar pajak ke
penguasa yang pada masa itu terletak pada pemerintah kolonial. Pada masa orde baru
(1966-1998) “komunitas sedulur sikep” dianggap sebagai kelompok yang “anti-
developmentalisme”dan menolak masuknya instrumen-intrumen keagamaan baik itu
islamisasi atau penginjilan. 2
Di Kabupaten Pati, komunitas “sedulur sikep” menghuni di kawasan Gunung
Kendeng yang merupakan daerah perbatasan antara Kabupaten Pati dan Kabupaten
Grobogan. Gunung karst tersebut merupakan sumber pengairan 15.873,900 ha sawah di
kecamatan Sukolilo dan 9.603,232 ha di kecamatan Kayen. Dengan luas tanam 14.002 ha
pada tahun 2010, produksi padi di Kecamatan Sukolilo mencapai 82.685 ton atau 14.16%
dari total produksi dan merupakan wilayah penghasil padi terbesar di Kabupaten Pati.
Pada tahun yang sama, tercatat produksi padi di Kabupaten Pati mencapai 583. 583.901
ton dengan luas panen 105.332 ha.Oleh karena itu bisa dibilang bahwa Gunung Kendeng
merupkan tumpuan hidup bagi sebagian besar penduduk sekitar yang memanfaatkannya
sebagai sumber pengairan bagi sawah mereka.3
Komunitas “sedulur sikep” yang menghuni Kecamatan Sukolilo menganggap bahwa
Gunung Kendeng merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Ajaran
Samin yang melekat secara turun temurun mengharuskan mereka untuk berprofesi
1 Koerver.1976 dalam Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial; Pergulatan Negara, Agama dan
Adat Dalam Pro-Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263 2 Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial; Pergulatan Negara, Agama dan Adat Dalam Pro-
Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263 3 Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat
Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012
sebagai petani. Dalam ajarannya, Samin menekankan pentingnya pertanian untuk
meningkatkan taraf hidup dan melarang bisnis atau perdagangan karena banyak
memunculkan kebohongan-kebohongan. 4
Kehidupan normal dari “komunitas sedulur sikep “ terasa terusik ketika muncul
wacana penambangan oleh PT Semen Gresik di kasan Gunung Kendeng. Komunitas
“sedulur sikep” yakin dengan adanya penambangan tersebut akan merusak tatanan
kehidupan yang sudah turun temurun dalam bentuk kearifan lokal masyarakat hukum
adat. Oleh karena komunitas sedulur sikep mengadakan perlawanan dengan melakukan
tindkaan seperti demontrasi, penutupan akses jalan, dan lain-lain. Wacana tersebut
didukung penuh oleh pemerintah Kabupaten Pati serta pemerintah Propinsi Jawa Tengah
karena dari segi ekonomi akan menghasilkan banyak pemasukan bagi pemerintah. 5
Beberapa tulisan dan penelitian telah banyak mengkaji tentang konflik yang terjadi
antara komunitas “sedulur sikep” dan PT Semen Gresik yang mendapatkan dukungan dari
Pemerintah Propinsi dan Kabupaten. Avid Nurmeida dkk dalam tulisannya secara jelas
menganalisis bahwa pro-kontra masing-masing kelompok dipengaruhi oleh faktor sosial ,
politik, ekonomi dan budaya. Kelompok kontra mega proyek tersebut didasarkan atas
beberapa kekhawatiran utamayan pada ketidakjelasan ekonomi seperti peluang kerja,
peluang usaha serta kesejahteraan. Selain itu, potensi kerusakan lingkungan serta
perubahan sosial dan budaya juga menjadi kekhawatiran bagi kelompok yang kontra
penambangan. Sedangkan bagi pihak yang pro beranggapan bahwa pemanfaatan tanah
kars pegunungan Kendeng sebagai bahan baku semen dan bisa memberikan lapangan kerja
kepada penduduk sekitar calon lokasi pabrik, sehingga dampak positif dari pembangunan
daerah dapat mewujudkan masyarakat sejahtera6
Buana dalam tulisannya mengkaji tentang alasan komunitas “sedulur sikep”
menggunakan basis kearifan lokal untuk melawan hukum serta politik kebijakan yang telah
diproduksi oleh negara. Ada lima poin penting yang dihasilkan dari kajian tersebut.
4 Ibid hal
5 Ibid hal
6 Nurmeida, Avid dkk. Konflik Corporate vs. Society: Analisis terhadap Konflik dalam Kasus Pendirian Pabrik Semen
di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Semarang: Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Diponegoro
Pertama, Pentingnya mata air Pegunungan Kendeng bagi sekitar 45% warga Pati sehingga
perlu dilestarikan. Kedua, Paradigma pembangunan Indonesia tidak kuat menghadapi
tawaran Globalisasi dan pengaruh Kapitalisme yang membebaskan pasar, tanpa perhatian
kesejahteraan masyarakat. Ketiga, Muncul tindakan pengabaian oleh negara akan hak-hak
dasar asasi manusia terhadap masyarakat sekitar Gunung Kendeng. Hal tersebut secara
jelas tidak sesuai dengan pasal 33 UUD NRI 1945, pasal 18B ayat (2) UUD 1945 dan
pelanggaran dasar Negara Indonesia sila kelima Pancasila. Kelima, tidak terdapat
penguatan partisipasi masyarakat terhadap akses pengelolaan sumber daya alam dan
sistem birokrasi yang sistematis dan terkoordinasi7
Perlawanan Komunitas “Sedulur Sikep” terhadap wacana pembangunan pabrik PT
Semen Gresik menurut Aprianto merupakan sebuah bentuk kesadaran masyarakat tingkat
bawah melalui perilaku politik, cita-cita ekonomi dan angan-angan budaya. Perlawanan
tersebut didasarkan pada keyakinan dan hubungan mereka dengan tanah8.
Berdasarkan beberapa latarbelakang masalah dan beberapa kajian sebelumnya
terkait konflik komunitas “Sedulur Sikep” dan PT Semen Gresik, penulis berusaha untuk
menganalisis dan mengkaji secara lebih mendalam tentang relasi kuasa yang terbentuk.
Research Question yang diajukan oleh penulis tersebut masih relevan untuk dikaji untuk
memperkaya kajian-kajian sebelumnya. Teori Michael Foucoult tentang relasi kuasa
menjadi alat untuk menganalisis fenomena yang terjadi. Tulisan ini juga muncul dengan
analisis kritis teori relasi kuasa yang dibawa oleh Michael Foucoult. Apakah preposisi-
preposisi yang muncul mampu menjelaskan seluruh fenomena yang terjadi pada konflik
“Sedulur Sikep” dan PT Semen Gersik.
Kuasa Pengetahuan: Kajian Teori Michael Foucoult
Michael Foucault muncul dengan teori kekuasaan sebagai anti tesis dari teori klasik
seperti Marxisme. Menurut Michael Foucault, bahwa kekuasaan tidak hanya terletak pada
7 Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat
Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012 8 Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37
Tahun 12,April 2013
negara dan kelas. Negara merupakan sebuah superstruktur dalam relasinya dengan
seluruh rangkaian jaringan kekuasaan yang menginvestasikan tubuh, seksualitas, keluarga,
hubungan kekerabatan, pengetahuan, teknologi dan seterusnya. Oleh karena itu sebuah
analisis kekuasaan diharapkan bisa melampui batas –batas negara itu sendiri. 9Asumsi
dasar yang dimunculkan oleh Foucault adalah tidak adanya struktur dalam kekuasaan.
Kekuasaan tidak terpusat pada satu titik tapi menyebar di seluruh kehidupan manusia.
Ranah bekerjanya kekuasaan terletak pada politik dan ekonomi, hubungan seksualitas,
serta penyebaran pengetahuan. Gagasan utama dari Foucault tentang kekuasaan adalah
adanya hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Sehingga individu atau kelompok
yang memiliki pengetahuan akan memiliki kekuasaan lebih dari individu atau kelompok
lainnya. Pengetahuan tersebut sebenarnya adalah keinginan untuk memperoleh
kekuasaan.10
Pemikiran Michael Foucult tentang “kebenaran” dan “kekuasaan” merupakan hasil
refleksi fenomena yang terjadi antara tahun 1955-1960. Para intelektual pada masa itu
tidak menolak menghadapi masalah pemenjaraan, pemanfaatan politis oleh psikiatri, dan
masalah-masalah yang lebih umum, yakni jaringan disiplin masyarakat. Dicontohkan
bahwa “Gulag” merupakan sebuah wilayah yang sangat tabu dibicarakan meskipun secara
jelas mengerikan. Dalam kasus lainnya juga dicontohkan seorang pemimpin partai sanggup
mengontrol massa untuk tidak membicarakan hal-hal yang dianggap merugikan. Oleh
karena itu, Foucoult berusaha untuk melihat beberapa kebisuan dari para intelektual
dalam membongkar dan mengkaji beberapa fenomena di atas. Menurutnya, dalam
beberapa bentuk pengetahuan empiris tertentu seperti biologi, ekonomi politik, psikiatri,
kedokteran, dan lain sebagainya, sebuah ritme transformasi tidak berjalan mulus layaknya
skema-skema perkembangan berkelanjutan yang biasanya diterima. Sebagai contoh, ilmu
kedokteran tidak akan mudah untuk dihancurkan meskipun dengan proposisi-proposisi
“kebenaran” yang muncul dalam dunia medis saat ini. 11
9 Foucoult. Michel. 2002. Kuasa/Pengetahuan ; Selected Interviews & Other Writings1972-1977.Yogyakarta:
Bentang Budaya 10
Fakih, Mansour.2013. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar 11
Foucoult. Michel. 2002. Kuasa/Pengetahuan ; Selected Interviews & Other Writings1972-1977.Yogyakarta:
Bentang Budaya
Teknik Kekuasaan
Kekuasaan menurut Foucoult tidak hanya bersifat negatif, sempit , picik , dan
tersebar luas secara luas yang hanya mengandalkan tindakan repersi. Namun, kekuasaan
juga hadir dengan memproduksi benda-benda,menginduksi wacana. 12 Oleh karena itu,
kekuasaan menurut Foucoult tidak hanya berupa dominasi dan eksploitasi namun ada
sebuah subjection atau penyerahan diri. Subjection sendiri terdiri dari single subjection dan
multi subjection Single jubjection terjadi apabila terjadi satu kepatuhan tunggal terhadap
satu wacana tertentu, dan apabila hal tersebut terjadi maka muncul rezim politik baru.
Sedangkan multi subjection apabila tidak terjadi kepatuhan tunggal.13
Kebenaran tidak pernah lepas dari kekuasaan. Setiap masyarakat memiliki
kebenarannya sendiri-sendiri dan wacana dianggap sebagai dalil dalam memperoleh suatu
kebenaran. Oleh karena itu, sebuah wacana bisa digunakan sebagai status untuk
menentukan pernyataan yang benar dan keliru. 14Dalam memahami sebuah kekuasaan
perlu untuk memahami masalah-masalah politik kaum intelektual. Kebenaran didefinisikan
12
Ibid hal 148 13
Fakih, Mansour.2013. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar 14
Ibid hal 162
Membidik
Kepatuhan
Pengawasan
Kekuasaan
sebagai sebuah sistem dari prosedur-prosedur yang yang telah diatur untuk memberikan
penjelasan-penjelasan mengenai produksi,regulasi, distribusi, sirkulasi dan operasi.
15Beberapa pandangan Foucoult tersebut pada intinya adalah berusaha untuk menjelaskan
bahwa pengetahuan tidak bebas dari kekuasaan dan sebenarnya tidak bebas nilai. 16
Penambangan Gunung Kendeng ; Sebuah Upaya Peningkatan Ekonomi dan
Kesejahteraan Masyarakat
Konflik yang terjadi antara Komunitas “Sedulur Sikep” dan PT Semen Gresik
bermuara pada sikap pro-kontra penambangan Gunung Kendeng. Pihak pro penambangan
terdiri dari PT Semen Gresik yang menggalang dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pati
dan Propinsi jawa Tengah.Kelompok yang secara tidak langsung pro terhadap kapitalisme
tersebut memunculkan wacana-wacana dengan menggunakan perspektif ekonomi. Gunung
Kendeng terdiri dari tanah kars sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan
semen. Wacana yang dimunculkan kemudian adalah pentingnya eksploitasi Gunung
Kendeng melalui proses penambangan untuk menambah PAD daerah. Pundi-pundi
keuangan yang masuk kemudian akan digunakan sebesar-besar kemakmuran masyarakat.
Hal tersebut merupakan logika pemikiran yang dimunculkan oleh kelompok yang pro
penambangan.
Wacana-wacana tersebut kemudian terinstitusi ke dalam beberapa SK serta aturan
yang sebenarnya digunakan untuk menjustifikasi kepentingan mereka. Institusionalisasi
wacana tersebut kemudian diharapkan menciptakan kepatuhan dari masyarakat. Bentuk
institusionalisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 128 Tahun 2008 tentang Penetapan
Kawasan Kars Sukolilo
2) Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/27/2008, tanggal 31
Desember 2008, tentang Persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan
Pabrik Semen PT Semen Gresik di Pati
15
Ibid hal 164 16
Fathurrozy. 2013.Konsep Genealogi Michel Foucoult dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Islam Indonesia.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
3) Surat Bupati Pati No. 131/1814/2008 terkait pertambangan dan rencana
pertambangan pabrik sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah
(RTRW) Kabupaten Pati
4) Kantor Izin Pelayanan Perizinan Terpadu (KAYANDU) dengan Izin Lokasi Nomor
591/058/2008
5) Hasil penelitian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) beberapa
perguruan tinggi dari PPLH Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang yang
mendukung eksploitasi di Pegununganan Kendeng17
Hal menarik yang perlu dikaji dalam beberapa justifikasi yang dikeluarkan oleh
pemegang otoritas pada waktu itu adalah hasil penelitian Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) dari beberapa perguruan tinggi dari PPLH Universitas
Diponegoro (UNDIP). Hasil penelitian tersebut menyatakan: “Tim merekomendasikan
rencana pembangunan pabrik sebagai layak bersyarat”. Lebih lanjut lagi, tim dari
UNDIP mengatakan bahwa penambangan tidak akan membuat masyarakat kehilangan
akan akses air, karena dari 1350 hektar daerah yang akan diberikan izin tambangnya,
hanya terdapat enam mata air non permanen yang airnya hanya ada disaat hujan, dan
dengan dua goa kering. 18. Pihak Pro penambangan menggunakan hasil penelitian dari
akademisi tersebut sebagai bahan untuk menciptakan apa yang dalam teori Michael
Foucoult disebut sebagai subjection. Namun, yang terjadi hanyalah single subjection
sehingga tidak menciptakan rezim kekuasaan yang baru. Hasil analisis tersebut hanya
dipatuhi oleh pihak yang masuk dalam pro penambangan.
Wacana-wacana lainnya yang dimunculkan oleh pihak pro penambangan adalah
terkait stigma negatif dari komunitas “Sedulur Sikep” yang selama ini mengadakan
perlawanan. Mereka dianggap kelompok pembangkang, susah diatur dan terbelakang
dan merupakan kaum adat yang terpencil sehingga perlu adanya pembinaan. 19Stigma
17
Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012 18
Wibowo, Rico A. Analisa Konflik antara PT Semen Gresik dengan Warga Sukolilo (Perspektif Hukum atas Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Yogyakarta: Universitas gadjah Mada 19
Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37 Tahun 12,April 2013
negatif terkait komunitas “Sedulur Sikep” tersebut merupakan sebuah bentuk relasi
kuasa.
Sumber-sumber kehidupan Gunung Kendeng : Kearifan Lokal yang Perlu
Dilestarikan
Beberapa wacana yang dimunculkan oleh kelompok pro penambangan tidak serta
merta mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat. Komunitas “Sedulur Sikep”
merupakan pihak yang menentang adanya penambangan di kawasan Gunung Kendeng.
Mereka beranggapan bahwa penambangan tersebut dapat merusak kearifan lokal yang
ada. Sharing juga sudah dilakukan dengan Kabupaten Tuban yang juga terkena dampak
penambangan PT Semen gresik. Dan kesimpulan yang didapatkan bahwa penambangan
tersebut tidak menciptakan kesejahteraan namun penderitaan. Sumber mata air yang
menjadi tumpuan hidup bagi petani untuk pengairan harus tetap lestari. Oleh karena itu,
perlawanan yang dilakukan oleh “Sedulur Sikep” sebenarnya hanyalah merupakan sebuah
upaya untuk melestarikan kearifan lokal yang ada. 20
Ajaran Samin yang dibawa oleh bernama Samin Surontika (Raden Kohar) sudah
terinternalisasi sudah menciptakan subjection dalam Komunitas Sedulur Sikep.
Pegunungan kendeng bagi “ Sedulur Sikep” tidak hanya merupakan sebuah tanah sebagai
lahan.Namun tanah juga memberikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menurut
Gunarti (tokoh Pemuda Sedulur Sikep) bahwa orang sering menyebut dengan istilah Ibu
Pertiwi. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban seluruh manusia termasuk di dalamnya
20
Kristianto, Erwin Dwi. 2012. Perlawanan Masyarakat Pegunungan Kendeng Utara. Asasi edisi Juli-Agustus 2012
‘Sedulur Sikep” untuk menjaganya. Semua masyarakat tunduk dan patuh terhadap wacana-
wacana yang sudah terinstitusi dalam ajaran yang dibawa oleh raden Kohar.21
Komunitas “Sedulur Sikep” mendapatkan dukungan dari beberapa pihak
diantaranya adalah Peneliti UGM, UPN dan ASC UPN serta Kounitas Pendukung Sikep
Samin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh UGM, UPN dan ASC UPN membantah hasil
temuan Tim UNDIP Sebelumnya. Tim peneliti UGM, UPN dan ASC UPN menemukan 79
mata air aktif dan debit air dari 39 mata air yang telah diukur menghasilkan 1.009,36 liter
per detik, selain itu juga menemukan 24 Goa dan 15 diantaranya memiliki sumber air,
dimana 15 goa sumber air tersebut, 12 goa diantaranya ternyata dimasukkan ke kawasan
eksploitasi. 22
Kelompok kontra penambangan juga membantah beberapa aturan serta keputusan
yang digunakan untuk menjustifikasi rencana pembuatan pabrik PT Semen Gresik di
kawasan Gunung Kendeng. Aturan-aturan serta kajian yang dijadikan sebagai tandingan
dari kelompok pro penambangan adalah sebagai berikut:
Pasal 18B ayat (2) UUD 1945“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia”;
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1456
K/20/MEM/2000 tentang paten Pati dan Kecamatan Brati, Kecamatan Grobogan,
Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Ngaringan di Kabupaten
Grobogan serta Kecamatan Todanan, di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah
sebagai kawasan kars Sukolilo (Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral
21
Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37 Tahun 12,April 2013 22
Wibowo, Rico A. Analisa Konflik antara PT Semen Gresik dengan Warga Sukolilo (Perspektif Hukum atas Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Yogyakarta: Universitas gadjah Mada
Republik Indonesia Nomor 0398 K/40/MEM/2005 tentang Penetapan Kawasan
Kars Sukolilo112
Penelitian Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta yang dilakukan pada
tahun 1994,2006 dan 2008 meliputi Kabupaten Pati, Grobogan telah ditemukan 156
sumber air yang berada di semua level ketinggian 5450 mdpl dan 71 goa yang
sebagian besar adalah gua berair. Berdasarkan penelitian ini dinyatakan bahwa
kawasan karst Kendeng Utara Adalah Kawasan Karst Aktif ;
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh Universitas Gadjah Mada dan
Universitas Pembangunan Yogyakarta yang menyatakan bahwa pegunungan
kendeng adalah kawasan karst.23
Perjuangan Komunitas “Sedulur Sikep”dengan kearifan lokalnya akhirnya
membuahkan hasil. Wacana penambangan di Gunung Kendeng berhasil digagalkan dengan
bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Kegagalan juga diwarnai dengan pembatalan
dokumen perijinan yang dikeluarkan Kantor Pelayanan dan Perijinan Terpadu (Kayandu)
Kabupaten Pati oleh Mahkamah Agung (MA) pada tahun 2010 24
Perjuangan Komunitas “Sedulur Sikep” tidak berhenti sampai pada penggagalan
pembangunan pabrik PT Semen Gresik tersebut. Karena, perusahaan lainnya yaitu PT
Sahabat Mulia Sakti (SMS) yang ditengarai merupakan anak perusahaan PT Indocement
Tunggal Prakarsa berusaha meneruskan wacana yang tadinya dimunculkan oleh PT Semen
Gresik.
Kesimpulan
Konflik antara Komunitas “Sedulur Sikep” dan PT Semen Gresik menggambarkan
akan kuasa pengetahuan. Pihak pro dan kontra pertambangan memproduksi wacana-
23
Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa (Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012 24
Kristianto, Erwin Dwi. 2012. Perlawanan Masyarakat Pegunungan Kendeng Utara. Asasi edisi Juli-Agustus 2012
wacana yang pada intinya hanya untuk menjustifikasi kepentingan masing-masing. Oleh
karena itu teori Michael Foucoult bahwa pengetahuan tidak bebas nilai terbukti benar.
Dalam relasi kuasa yang terjadi tidak muncul rezim pengetahuan yang baru karena
yang terjadi adalah multi subjection. Wacana pengetahuan yang muncul tidak menyebabkan
kepatuhan tunggal. Kepatuhan hanya muncul pada tatanana internal masing-masing
kelompok. Kekuasaan juga terbukti tidak hanya pada struktur kelas sosial dan negara
namun menyebar di mana-mana. Bahkan otoritas negara pada kasus wacana pembangunan
pabrik PT Semen Gresik kalah dengan kelompok minoritas yaitu Komunitas “Sedulur
Sikep”.
Keberhasilan Komunitas “Sedulur Sikep” dalam menggagalkan penambangan PT
Semen Gresik memberikan sumbangsih bagi demokrasi. Kekuasaan terlihat
mengakomodasi wacana-wacana dari individu-individu meskipun hanya merupakan kaum
minoritas. Oleh karena itu, kajian teori Michael Foucoult bisa dikatakan memberikan andil
untuk mendefinisikan demokrasi.
Kekurangan yang ada dalam teori Michael foucoult adalah ketidakmampuan
preposisi-preposisi yang ada dalam menjelaskan fenomena konflik antara Komunitas
“Sedulur Sikep” dengan PT Semen Gresik. Teori tersebut tidak mampu menjelaskan relasi
kuasa secara holistik antar wacana-wacana pengetahuan yang muncul. Meskipun
menjelaskan adanya dominasi namun tidak secara jelas mengurai wacana-wacana yang
akan mendominasi dan terdeterminasi.
Daftar Pustaka
Buku
Fakih, Mansour.2013. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Foucoult. Michel. 2002. Kuasa/Pengetahuan ; Selected Interviews & Other
Writings1972-1977.Yogyakarta: Bentang Budaya
Jurnal
Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial; Pergulatan Negara,
Agama dan Adat Dalam Pro-Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo, Pati,
Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263
Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis
Perlawanan Hukum Masyarakat Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di
Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8
No.1 Tahun 2012
Koerver.1976 dalam Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial;
Pergulatan Negara, Agama dan Adat Dalam Pro-Kontra Pembangunan Pabrik
Semen di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263
Wibowo, Rico A. Analisa Konflik antara PT Semen Gresik dengan Warga Sukolilo
(Perspektif Hukum atas Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Yogyakarta:
Universitas gadjah Mada
Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan
Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37 Tahun 12,April 2013
Artikel dan Majalah
Kristianto, Erwin Dwi. 2012. Perlawanan Masyarakat Pegunungan Kendeng Utara.
Asasi edisi Juli-Agustus 2012
Fathurrozy. 2013.Konsep Genealogi Michel Foucoult dan Implikasinya Terhadap
Pemikiran Islam Indonesia. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Nurmeida, Avid dkk. Konflik Corporate vs. Society: Analisis terhadap Konflik dalam
Kasus Pendirian Pabrik Semen di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Semarang:
Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Diponegoro