rekayasa prosesproduksi, karakterisasi · pdf filefatty alkohol 1:3,34 dengan respon...

2
Ringkasan Eksekutif _______________________ Hasi/-Hasil Penelitian Tahun 2007 REKAYASA PROSESPRODUKSI, KARAKTERISASI DAN APLIKASI ALKYL POLYGLYCOSIDE (APG) BERBASISFATTY ALCOHOL MINYAK KELAPA DAN PATI SAGU SEBAGAI SURFAKTAN DALAM FORMULASI HERBISIDA Dr. Ir. Ani Suryani, DEAl), Dr. Ir. Dadang, MSc l ), Dr. Ir. Setyadjit, MappS( 2 ), dan Ir. Agus Sudiman Tjokrowardojo, MS2) Berbagai produk berbasis sumber daya terbarukan merupakan produk yang banyak diterima di negara-negara maju. Banyak negara maju mensyaratkan produk-produk yang masuk ke negaranya tidak bersifat merusak llngkungan (non biodegradble) dan tidak berasal dari bahan baku serta tahapan proses produksi yang mencemari lingkungan. Peraturan ketat dari berbagai negara maju tersebut banyak memunculkan inovasi produk baru yang berbasis bahan alami dan bersifat biodegradable. Indonesia sebagai negara yang rnerniliki potensi sumber daya alam yang tinggi dapat ikut berperan serta dalam menciptakan produk- produk inovatif yang berbasis bahan alami. Selain isu lingkungan, keunggulan komparatif (sumber daya alam yang melimpah) dapat dijadikan modal untuk menjadi keunggulan kompetitif (produk-produk olahan) sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan keuntungan yang lebih tinggi. Kelapa dan sagu merupakan komoditi pertanian yang banyak dibudidayakan dan dikembangkan untuk diolah menjadi produk pangan. Potensi pengembangan komoditi tersebut untuk diolah menjadi produk-produk turunan yang inovatif sangat besar karena ketersediaan bahan baku yang mellmpah. Surfaktan alkyl polyglycoside (APG) merupakan surfaktan yang berbasis minyak nabati (oleokimia) sebagai produk pilihan yang ramah llngkungan dibandingkan surfaktan yang I. Pengajar Institut Pertanian Bogor 2. Peneliti Badan Litbang Pertanian berbasis minyak bumi (petrokimia). APG merupakan surfaktan non ionik yang biasa digunakan sebagai aditive pada formulasi beberapa produk seperti formulasi herbisida, produk-produk perawatan diri (personal care products), kosmetik maupun untuk pemucatan kaln/tekstil. Potensi untuk mengembangkan dan memproduksi surfaktan APG ini masih sangat besar. Pengemabngan surfaktan ini sebagai bahan pencampur untuk aplikasi berbagai industri masih terbuka lebar, mengingat sumber bahan bakunya yang melimpah dan potensi pasar yang luas. Selama ini Indonesia belum bisa mencukupi kebutuhan surfaktan dan masih mengimpor surfaktan dari negara lain. Penelitian mengenai optimasi produksi APG skala laboratorium telah dilakukan pada program kerjasama KKP3T tahun pertama. Hasil penelltian tersebut menunjukkan bahwa pada sintesa APG satu tahap nisah mol glukosa-fatty alkohol dan suhu asetalisasi merupakan dua faktor yang berpengaruh positif terhadap nilai kestabilan emulsi air:xilena dengan penambahan APG (%) dengan tingkat signifikansi sebesar 51,7% dan 56,6%. Dan ondisi proses optimum diperoleh pada nisbah mol glukosa dengan fatty alkohol 1 : 4,83 dan pada suhu 114,03 0 C dengan respon stabilitas ernulsi air:xilena dengan penambahan APG (%) (Y) sebesar 75%. Model persamaan optimasi yang diperoleh Y = 0.738 + 0.079 Xl - 0.302 XI2 + 0.084 X2 - 0.204 X22 + 0.180 Xl X2. Hasil validasi pada kondisi optimum menghasilkan nilai stabilitas emulsi air:xilena Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian ------------------- 173 dengan Perguruan Tinggi (KKP3T)

Upload: ngomien

Post on 03-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: REKAYASA PROSESPRODUKSI, KARAKTERISASI · PDF filefatty alkohol 1:3,34 dengan respon stabilitas emulsi air:xilena dengan penambahan APG (%) (Y) sebesar 72,58%. Model persamaan optimasl

Ringkasan Eksekutif_______________________ Hasi/-Hasil Penelitian Tahun 2007

REKAYASA PROSESPRODUKSI, KARAKTERISASI DAN APLIKASIALKYL POLYGLYCOSIDE (APG) BERBASISFATTY ALCOHOLMINYAK KELAPA DAN PATI SAGU SEBAGAI SURFAKTAN

DALAM FORMULASI HERBISIDA

Dr. Ir. Ani Suryani, DEAl), Dr. Ir. Dadang, MScl), Dr. Ir. Setyadjit, MappS(2),dan Ir. Agus Sudiman Tjokrowardojo, MS2)

Berbagai produk berbasis sumber dayaterbarukan merupakan produk yang banyakditerima di negara-negara maju. Banyak negaramaju mensyaratkan produk-produk yang masukke negaranya tidak bersifat merusak llngkungan(non biodegradble) dan tidak berasal dari bahanbaku serta tahapan proses produksi yangmencemari lingkungan. Peraturan ketat dariberbagai negara maju tersebut banyakmemunculkan inovasi produk baru yang berbasisbahan alami dan bersifat biodegradable.

Indonesia sebagai negara yang rnernilikipotensi sumber daya alam yang tinggi dapatikut berperan serta dalam menciptakan produk-produk inovatif yang berbasis bahan alami.Selain isu lingkungan, keunggulan komparatif(sumber daya alam yang melimpah) dapatdijadikan modal untuk menjadi keunggulankompetitif (produk-produk olahan) sehinggadapat meningkatkan nilai tambah dankeuntungan yang lebih tinggi.

Kelapa dan sagu merupakan komoditipertanian yang banyak dibudidayakan dandikembangkan untuk diolah menjadi produkpangan. Potensi pengembangan komodititersebut untuk diolah menjadi produk-produkturunan yang inovatif sangat besar karenaketersediaan bahan baku yang mellmpah.

Surfaktan alkyl polyglycoside (APG)merupakan surfaktan yang berbasis minyaknabati (oleokimia) sebagai produk pilihan yangramah llngkungan dibandingkan surfaktan yang

I. Pengajar Institut Pertanian Bogor2. Peneliti Badan Litbang Pertanian

berbasis minyak bumi (petrokimia). APGmerupakan surfaktan non ionik yang biasadigunakan sebagai aditive pada formulasibeberapa produk seperti formulasi herbisida,produk-produk perawatan diri (personal careproducts), kosmetik maupun untuk pemucatankaln/tekstil.

Potensi untuk mengembangkan danmemproduksi surfaktan APG ini masih sangatbesar. Pengemabngan surfaktan ini sebagaibahan pencampur untuk aplikasi berbagaiindustri masih terbuka lebar, mengingat sumberbahan bakunya yang melimpah dan potensipasar yang luas. Selama ini Indonesia belumbisa mencukupi kebutuhan surfaktan dan masihmengimpor surfaktan dari negara lain.

Penelitian mengenai optimasi produksiAPG skala laboratorium telah dilakukan padaprogram kerjasama KKP3T tahun pertama.Hasil penelltian tersebut menunjukkan bahwapada sintesa APG satu tahap nisah molglukosa-fatty alkohol dan suhu asetalisasimerupakan dua faktor yang berpengaruhpositif terhadap nilai kestabilan emulsiair:xilena dengan penambahan APG (%)dengan tingkat signifikansi sebesar 51,7% dan56,6%. Dan ondisi proses optimum diperolehpada nisbah mol glukosa dengan fatty alkohol1 : 4,83 dan pada suhu 114,030 C denganrespon stabilitas ernulsi air:xilena denganpenambahan APG (%) (Y) sebesar 75%.Model persamaan optimasi yang diperoleh Y= 0.738 + 0.079 Xl - 0.302 XI2+ 0.084 X2 - 0.204 X22 + 0.180 Xl X2.Hasil validasi pada kondisi optimummenghasilkan nilai stabilitas emulsi air:xilena

Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian ------------------- 173dengan Perguruan Tinggi (KKP3T)

Page 2: REKAYASA PROSESPRODUKSI, KARAKTERISASI · PDF filefatty alkohol 1:3,34 dengan respon stabilitas emulsi air:xilena dengan penambahan APG (%) (Y) sebesar 72,58%. Model persamaan optimasl

Ringkasan EksekutlfHasil-Hasi/ Pene/itian Tahun 2007 _

dengan penambahan APG (%) (Y) yangdiperoleh sebesar 75%.

Pada sintesa APG dua tahap berbasis patisagu menunjukkan suhu butasolisis dan nisbahmol pati sagu-fatty alkohol merupakan duafaktor yang berpengaruh positif terhadap nilaikestabilan emulsi air:xilena dengan penambahanAPG (%) sintesa dua tahap dengan tingkatsignifikansi sebesar 98,06 % dan 58,94%.Kondisi proses optimum diperoleh pada suhubutanolisis 147, 860C dan nisbah mol pati sagu-fatty alkohol 1 :3,34 dengan respon stabilitasemulsi air:xilena dengan penambahan APG (%)(Y) sebesar 72,58%. Model persamaanoptimasl yang diperoleh Y= 64,29 - 8,82 XI- 22,69 X 12 + 36,34 X2 - 29,41 X22 -18,95 XI X2. Validasi pada kondisi optimummenghasilkan nilai stabilitas emulsi air:xilenadengan penambahan APG (%) (Y) yangdiperoleh sebesar 72,3%. Dan karakterisasiAPG yang dihasilkan hampir sama dengankarakteristik standar dengan respon uji teganganpermukaan, tegangan antar muka, HLB dan pH.

Pada uji efektivitas herbisida terhadap gulmadengan Glifosat + APG cog 10 dan 12 %,Glifosat Opt 10 dan 12 % efektif mengendalikan

gulma umum pada pengamatan 30 HSA, danmenekan pertum buhan gulma sekunderpengamatan 60 HSA. Efektivitas glifosat APGcog 12% dan glifosat APG Opt 12% relatifsama dengan glifosat komersiall dan II dengannilai daya beranas 3-4 pada pengamatan 6MSA. APG sebagai surfaktan nabati dalamformulasi herbisida glifosat memiliki efektivitasyang setara dengan surfaktan komersial agristicdan triton untuk glifosat.

Menindaklanjuti hasil penelitian pada programkerjasama KKP-3T tahun pertama, maka perludilakukan penelitian tahap selanjutnya, yaitu tahappenggandaan skala (scale-up) produksi APG. Halini perlu dilakukan mengingat APG merupakanproduk inovatif yang banyak dibutuhkan di duniaindustri dan produk terse but dapat disintesis daribahan baku yang banyak tersedia di Indonesia.Selain itu, dengan melakukan penggandaan skala(scale-up) dapat membuka peluang untuk dapatmendirikan industri APG di Indonesia sehinggadapat mengurangi ketergantungan dari impor.Setelah dilakukan penggandaan skala maka perludilakukan kajian analisis tekno-ekonomi untukmengetahui kelayakan pendirian industri APGberbasis fatty alkoholminyak kelapa dan pati sagudi Indonesia.

174 -------------------- Kerjasama Kemitraan Pene/itian Pertaniandengan Perguruan Tinggi (KKP3T)