regresi korelasi sederhana

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia masih terus berlangsung sampai saat ini, jumlahnya dari tahun ke tahun terus bertambah. Meningkatnya jumlah penduduk akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan papan, hal tersebut akan memicu terjadinya pembukaan lahan baru yang akan dijadikan sebagai pemukiman baru. Saat ini banyak lahan-lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman, sehingga menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian karena pembangunan pemukiman yang terjadi, tidak hanya di daerah yang memang layak dijadikan sebagai area pemukiman, sebagian besar pemukiman saat ini dibangun dengan merubah lahan (alih fungsi lahan), yang umumnya dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. Pertambahan penduduk yang cenderung terus meningkat pula, terjadi di Sulawesi Utara dan mengakibatkan proses pembangunan juga semakin cepat, sehingga menyebabkan perubahan pola penggunaan

Upload: wulan-astriana-dewi

Post on 16-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPeningkatan jumlah penduduk di Indonesia masih terus berlangsung sampai saat ini, jumlahnya dari tahun ke tahun terus bertambah. Meningkatnya jumlah penduduk akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan papan, hal tersebut akan memicu terjadinya pembukaan lahan baru yang akan dijadikan sebagai pemukiman baru. Saat ini banyak lahan-lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman, sehingga menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian karena pembangunan pemukiman yang terjadi, tidak hanya di daerah yang memang layak dijadikan sebagai area pemukiman, sebagian besar pemukiman saat ini dibangun dengan merubah lahan (alih fungsi lahan), yang umumnya dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman.Pertambahan penduduk yang cenderung terus meningkat pula, terjadi di Sulawesi Utara dan mengakibatkan proses pembangunan juga semakin cepat, sehingga menyebabkan perubahan pola penggunaan lahan, dimana ruang terbangun semakin mendominasi dan mendesak ruang-ruang alami untuk berubah fungsi.Dampak lain akibat pertambahan penduduk di Sulawesi Utara adalah semakin berkurangnya luas lahan pertanian yang berubah menjadi lahan pemukiman. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian sebenarnya bukan masalah baru, peningkatan jumlah penduduk menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, bangunan, industri dan pemukiman, hal ini tentu saja harus didukung dengan ketersediaan lahan.Permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian di Sulawesi Utara saat ini terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan kebutuhan lahan untuk pembangunan meningkat. Oleh karena itu Sulawesi Utara diperkirakkan terancam kehilangan seluruh lahan pertanian dalam kurun waktu 20 tahun mendatang jika tidak ada komitmen dari seluruh pemerintah kabupaten kota untuk membatasi terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Berkurangnya luas lahan pertanian disebabkan karena maraknya pembangunan kawasan pemukiman. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Utara laju alih fungsi lahan pertanian di Sulut berjalan cukup cepat khususnya di wilayah Minahasa Selatan, (Jurnal Manado, Oktober 2012).Peningkatan jumlah penduduk ini disebabkan karena kebutuhan lahan untuk pembangunan meningkat, sementara ketersediaan lahan relatif tetap, sehingga alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Minahasa Selatan berlangsung sampai saat ini. Lahan pertanian yang semula berfungsi sebagai areal pertanian berubah fungsi menjadi lahan non pertanian, seperti kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan sarana publik yang dapat menimbulkan dampak negatif secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Berkurangnya luas lahan pertanian disebabkan karena terjadi alih fungsi lahan pertanian di Kabuapten tersebut. Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang perkembangan jumlah penduduk dan luas lahan pertanian di Kabupaten Minahasa Selatan.1.2 Permasalahan1.2.1 Identifikasi MasalahAdapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :a. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan jumlah penduduk ?b. Apakah yang dimaksud dengan penurunan luas lahan pertanian ?c. Bagaimanakah hubungan antara perkembangan jumlah penduduk terhadap penurunan luas lahan pertanian ?d. Bagaimanakah pengaruh antara perkembangan jumlah penduduk terhadap penurunan luas lahan pertanian ?

1.2.2 Pembatasan MasalahPenulisan ini terbatas pada data yang berasal Badan Pusat Statistik (BPS) selama kurun waktu 2005 sampai 2020. Selain itu, penulisan ini terbatas untuk menguji perkembangan jumlah penduduk berpengaruh terhadap penurunan luas lahan pertanian.

1.2.3 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah perkembangan jumlah penduduk berpengaruh dengan penurunan luas lahan pertanian? .

1.3 Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penulisan ini adalah :a. Untuk memberikan informasi mengenai perkembangan jumlah penduduk terhadap penurunan luas lahan pertanian.b. Untuk mengetahui hubungan perkembangan jumlah penduduk berpengaruh dengan penurunan luas lahan pertanian dengan model regresi dan korelasi sederhana.c. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah penduduk berpengaruh dengan penurunan luas lahan pertanian dengan model regresi dan korelasi sederhana.

1.4 Manfaat PenulisanDisamping tujuan diatas, penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut :1. Manfaat teoritisPenulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh perkembangan jumlah penduduk terhadap penurunan luas lahan pertanian.

2. Manfaat praktis1) Bagi penulisSebagai wadah untuk menerapkan materi regresi dan korelasi sederhana dalam bangku perkuliahan dengan praktik nyata yang terjadi di lapangan.

2) Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMKASebagai bahan referensi tentang materi regresi dan korelasi sederhana mengenai pengaruh perkembangan jumlah penduduk terhadap penurunan luas lahan pertanian.

3) Bagi pihak lainSebagai referensi bahan tambahan bagi pembaca dan menambah pengetahuan terutama mengenai pengaruh perkembangan jumlah penduduk terhadap penurunan luas lahan pertanian.

1.5 Sistematika PenulisanSistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :BAB I: 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan1.2.1 Identifikasi Masalah1.2.2 Pembatasan Masalah1.2.3 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat PenulisanBAB II: BAB 2LANDASAN TEORI

2.1 Perkembangan Jumlah PendudukSetiap orang mempengaruhi lingkungan hidupnya. Makin besar jumlah orang semakin besar pula potensi dampaknya. Penelitian didalam dan di luar negeri menunjukkan bahwa hal ini terjadi juga pada masyarakat tradisional. Dengan pertumbuhan penduduknya mereka melakukan eksploitasi lebih pada sumber daya alamnya sehingga terjadi kerusakan. (Soemarwoto, 2001)Kepemilikannya lahan rata-rata perkapita semakin menurun, jika penurunan ini diikuti juga dengan penurunan produktifitas lahan (akibat degredasi) maka umat manusia akan menemui kesulitan besar dalam memenuhi kebutuhan akan bahan pangan maupun lahan untuk tempat tinggal.(Suripin, 2002)Lahan yang terbatas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan sedikitnya lahan yang tersedia bagi setiap orang petani (land/manratio yang rendah). Akibat harga lahan tinggi, skala usaha kecil sehingga efesiensi usaha tani rendah. Akibat pertumbuhan penduduk tinggi dan lambatnya pengembangan lapangan kerja di sektor lain mengakibatkan rendahnya pendapatan di sektor pertanian dan timbulnya pengangguran terselubung (disquised unemployment). (Simanjuntak, 2004)Alih fungsi lahan sawah dapat menimbulkan dampak berupa kerugian, terutama hilangnya lahan produktif penghasil beras, di samping tidak dipungkiri membawa manfaat-manfaat secara ekonomi. Dengan demikian, sesungguhnya tidak mudah untuk membuat perhitungan tentang manfaat dan kerugian akibat konversi lahan sawah ini, apalagi cukup banyak juga manfaat dan kerugian yang sifatnya intangible. (Ashari, 2006)Proses alih fungsi lahan secara langsung maupun tidak langsung ditentukan oleh dua faktor besar, yaitu (1) sistem kelembagaan yang dikembangkan masyarakat dan (2) sistem non-kelembagaan yang berkembang secara alamiah dalam masyarakat, baik akibat proses pembangunan atau sebagai proses internal yang ada dalam masyarakat dalam kaitannya dengan memanfaatkan sumber daya lahan. (Kristianto, 2003) Sumaryanto et al. (1994) menyatakan dampak negatif (kerugian) akibat konversi lahan terutama adalah pada sisi hilangnya peluang memproduksi hasil pertanian di lahan sawah yang terkonversi, yang besarnya berbanding lurus dengan luas lahannya. Jenis kerugian tersebut mencakup produksi pertanian dan nilainya, pendapatan usaha tani, dan kesempatan kerja pada usaha tani. Selain itu juga hilangnya peluang pendapatan dan kesempatan kerja pada kegiatan ekonomi yang tercipta secara langsung maupun tidak langsung dari kaitan ke depan (forward linkage) maupun ke belakang (backward linkage) dari kegiatan usaha tani tersebut, misalnya usaha traktor dan penggilingan padi. (Ashari, 2006).2.1.1 Penurunan Luas Lahan PertanianRegresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubunan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel tak bebas dengan variabel bebas tunggal. Dalam regresi linier sederhana hanya ada satu variabel bebas X yang dihubungkan dengan satu variabel tak bebas Y.Persamaan umum regresi sederhana adalah :Y = a + bXdengan :Y = variabel tak bebasX = variabel bebasa = parameter interceptb = parameter koefisien regresi variabel bebasnilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus :

b =

a = n = jumlah pasangan observasi (pengukuran).Kesalahan DugaPengukuran dispersi titik-titik ordinat (xi,yi) dari garis duga regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut :

= Varians y terhadap x (varians garis regresi)

= kesalahan duga standar y terhadap x (deviasi standar garis regresi)Jika : = A + BX = nilai variabel terikat populasiX = nilai variabel bebas populasi

= a + bx persamaan regresi sampel

digunakan untuk menduga = a digunakan untuk menduga Abdigunakan untuk menduga BDalam menduga suatu nilai akan muncul bias (kesalahan) antara nilai yang menduga dan nilai yang diduga. Bias ini diukur dengan varians dan deviasi standar.

dan s2a dan sa a2 dan as2b dan sb b2 dan b

Varians a = s2a =

Deviasi standar a = sa =

Varians b = s2b =

Deviasi standar b = sb =

Analisis Varians dalam Regresi SederhanaTabel Sumber VariasiDfJumlah Kuadrat (SS)Kuadrat Tengah (MS)Fhitung

Dari Regresi (ESS)Dari kesalahan penganggu (RSS)1n-22 = bxyei2ESS/dfRSS/dfMSE/MSR

Total Jumlah Kuadrat (TSS)n-1yi2

ESS = explained sum squareTSS = total sum squareRSS = residual sum square

yi2 = yi2 = Yi2 n(Yi/n)2 xy = XY - [n(X/n)( Y/n)]

2.1.2 Regersi Linier BergandaRegresi liner berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel dependent) dengan faktor-faktor yang menjelaskan yang mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independent). Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk memuat prediksi/perkiraan nilai Y atas X. Bentuk persamaan linier berganda adalah sebagai berikut :

dengan :Y : pengamatan ke-i pada varibel tak bebasXki : pengamatan ke-i pada varibel bebas 0 : paremeter intercept 1 ,2 ,... k : paremeter koefisien regresi variabel tak bebas

apabila hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak dan tidak mengetahui populasi, maka model regresi dari populasi perlu diduga berdasarkan model regresi sampel yaitu:

dengan :Y : pengamatan ke-i pada varibel tak bebasXki : pengamatan ke-i pada varibel bebas b0 : dugaan bagi parameter konstan 0 b1 ,b2 ,...b k : dugaan bagi parameter koefisien regresi b1 ,b2 ,...b k

Untuk mencari koefisien regresi b1 ,b2 ,...bk diperlukan n buah pasangan data (X1, X2, X3,,Xk,, Y) yang didapat dari pengamatan. Untuk regresi liner berganda denga 3 variabel bebas X1, X2, dan X3 ditaksir oleh

koefisien regresinya dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :Yi= b0n + b1 X1i + b2 X2i + b3 X3iYiX1i = b0 X1i + b1 X1i2 + b2 X1iX2i + b3 X1iX3iYiX2i = b0 X2i + b1 X1iX2i + b2 X2i2 + b3 X2iX3iYiX3i = b0 X3i + b1 X1iX3i + b2 X2iX3i + b3 X3i2harga-harga b0 ,b1 , b2 dan b3 didapat dengan menggunakan persamaan diatas dengan metode eliminasi atau subsitusi.2.2 Uji Keberartian RegresiUji keberartian regresi diperlukan untuk mengetahui apakah sekelompok variable bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas.Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan menggunakan statistik F.

Dengan :JKreg = Jumlah Kuadrat RegresiJKreg = b1 yx1 + b2 yx2 + b3 yx3 dimana :y = Y- x2 = X2 X2x1 = X1 - X x3 = X3 X3derajat kebebasan (dk) = kJKres = Jumlah Kuadrat Residu (sisa)= (Y Y ) 2derajat kebebasan (dk) = (n-k-1)

Langkah-langkah untuk pengujian hiptesis ini adalah sebagai berikut :a. H0 : Persamaan regresi tidak signifikan dalam menduga variabel Y oleh variabel X.H1 : Persamaan regresi signifikan dalam menduga variabel Y oleh variable X.b. Pilih taraf nyata yang diinginkan.c. Hitung statistik Fhitungd. Kriteria Pengujian : Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel : k ; n-k-1Terima H0 jika Fhitung < Ftabel : k ; n-k-12.3 Analisa KorelasiUntuk mencari hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih, arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif arau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Analisis korelasi meliputi dua aspek, pertama mengukur kesesuaian garis regresi terhadap data sampel atau disebut koefisien determinasi dan kedua mengukur keeratan hubungan antar variabel atau disebut koefisien korelasi (the correlation coefficient).2.4 Koefisien KorelasiJika hubungan dua variabel atau lebih telah dilakukan, maka pengukuran yang lebih akurat dari derajat hubungan diantara dua variabel itu menggunakan parameter yang dikenal sebagai koefisien korelasi, yang biasa dinotasikan dengan r jika hanya terdapat dua variabel dan R bila terdapat tiga variabel atau lebih. Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi adalah merupakan kuadrat dari koefisien korelasi ( R2 ). Koefisien ini disebut penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel independen.Nilai R2 dapat ditentukan dengan rumus :

Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat berupa korelasi positif, negatif, tidak ada korelasi ataupun korelasi sempurna. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan berkorelasi positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan variabel lain dan sebaliknya bila variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel variabel lain. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan berkorelasi negatif, bila nilai suatu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel lain dan begitu juga sebaliknya. Tidak ada korelasi terjadi apabila kedua variabel ( X dan Y ) tidak menunjukkan adanya hubungan. Korelasi sempurna adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila kenaikan atau penurunan variabel yang satu (X) berbanding dengan kenaikkan atau penurunan variabel lainnya (Y).Untuk menghitung korelasi antara variabel Y terhadap Xi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan Koefisien korelasi negatif terbesar adalah -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antar dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau = -1 maka hubungan tersebut sempurna. Setelah diperoleh nilai (r) kemudian diinterpretasikan terhadap koefisien korelasi yang dikutip dari Hussaini Usman (1995, hal:201), yaitu :

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien KorelasiInterval KoefisienTingkat Hubungan

0Tidak berkorelasi

0,00 0,20Sangat rendah

0,21 0,40Rendah

0,41 0,60Agak rendah

0,61 0,80Cukup

0,80 0,99Tinggi

1Sangat tinggi

Sumber : Hussaini Usman (1995, hal:201)

2.4 Uji Koefisien RegresiUntuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebasdalam regresi, perlu diadakan pengujian mengenai b1, b2 dan b3. Pengujiandapat dilakukan dengan merumuskan hipotesis berikut :H0 : variabel X tidak mempengaruhi YH1 : variabel X mempengaruhi YUntuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran (jumlah kuadrat-kuadrat dengan xy = Xj Xj dan koefisien korelasiganda antar variabel bebas Xi. Dengan besaran-besaran ini, dibentukkekeliruan baku koefisien bi, yakni:

Selanjutnya hitungan statistik:

yang ternyata akan berdistribusi Student t dengan derajat kebebasandk = (n-k-1). Kriteriannya adalah tolak H0 jika ti lebih besar atau lebih kecildari ttabel ( -thit > ttab< thit )

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan penulisan ini diperoleh dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara dan Badan Pusat Statistik (BPS) Minahasa Selatan.3.1 Metode Analisis DataBerdasarkan tujuan yang akan dicapai maka data yang akan diperoleh dalam penulisan ini dianalisis dengan analisis regresi dan korelasi sederhana agar dapat melihat hubungan antara jumlah penduduk dan luas lahan pertanian di Kabupaten Minahasa Selatan dengan alat bantu yang digunakan adalah program SPSS.3.1.1 Analisis Regresi SederhanaUntuk menghitung hubungan matematis antara variabel-variabel, dapat dicari dengan menggunakan rumus persamaan regresi sederhana :Y = a + bXdengan :Y = Luas Lahan PertanianX = Jumlah Penduduk

b =

a = n = jumlah pasangan observasi (pengukuran).

3.1.2 Analisis Koefisien Korelasi dan InterpretasiInterval KoefisienTingkat Hubungan

0Tidak berkorelasi

0,00 0,20Sangat rendah

0,21 0,40Rendah

0,41 0,60Agak rendah

0,61 0,80Cukup

0,80 0,99Tinggi

1Sangat tinggi

3.1.3 Rumusan HipotesisHipotesis 1. H0 : R2 = 0: Jumlah Penduduk tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Luas Lahan Pertanian.H 1 : R2 = 0: Jumlah Penduduk mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Luas Lahan Pertanian.Hipotesis 2. H0 : R2 = 0: Jumlah Penduduk tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Luas Lahan Pertanian.H1 : R2 = 0 : Jumlah Penduduk mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Luas Lahan Pertanian.

3.2 Populasi dan Sampel3.2.1 PopulasiPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dengan demikian populasi dalam penulisan adalah Data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang jumlah penduduk dan luas lahan pertanian di Sulawesi Utara dari tahun 2005-2013.

3.2.2 SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan demikian, sampel dalam penulisan ini adalah Data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang jumlah penduduk dan luas lahan pertanian di Minahasa Selatan dari tahun 2005-2013.

3.3 Rincian Data yang DiperlukanData yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :TahunJumlah Penduduk (Jiwa)Luas Lahan Pertanian (Ha)

2006179089219426

2007182017219426

2008182292120774

2009182818120774

2010195553120774

2011197755120774

2012198901111775

201320212789955

Sumber : BPS SULUT, BPS MINAHASA SELATAN

3.4 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan ini yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang terkait dengan lingkup penulisan ini.BAB IVPEMBAHASAN

4.1 Analisa Data Badan Pusat Statistik (BPS)4.1.1 Perkembangan Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Minahasa Selatan Beberapa tahun terakhir data menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Selatan meningkat, sebagai salah satu Kabupaten diSulawesi Utara yang beberapa tahun terakhir mengalami alih fungsi lahan pertanian, maka kondisi ini patut menjadi perhatian karena dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan berkurangnya lahan pertanian, sehingga akan berdampak pada penurunan produksi pangan. Kondisi ini mencerminkan bahwa di Kabupaten Minahasa Selatan jumlah penduduknya dari tahun ke tahun terus bertambah. Kecamatan dengan penduduk terbanyak di Kabupaten Minahasa Selatan adalah Kecamatan Tenga dengan jumlah 17.489 penduduk.Kemudian di posisi kedua untuk jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Minahasa Selatan adalah Kecamatan Amurang dengan jumlah 16.590 penduduk. 4.1.2 Penurunan Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Minahasa Selatan

Bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Selatan secara otomatis akan bertambah pula kebutuhan untuk pembangunan pemukiman, dan pembangunan sarana-sarana lainnya untuk kepentingan penduduk. Dengan demikian ketersediaan lahan yang relatif tetap sementara kebutuhan lahan yang terus bertambah membuat peralihan lahan dari fungsi sebelumnya pun tidak bisa dihindari.Sehingga lahan pertanian di Kabupaten Minahasa Selatan semakin berkurang atau terjadi penurunan. Penurunan luas lahan pertanian terjadi cukup tinggi di Kabupaten Minahasa Selatan dalam kurun waktu 8 tahun. Dari tahun 2006 ke tahun 2009 sangat terjadi penurunan, kemudian tahun 2009 ke tahun 2012 terjadi penurunan yang cukup besar. Sehingga dapat diketahui bahwa luas lahan pertanian berkurang terus dari tahun ke tahun, yang disebabkan karena pembangunan yang terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan, baik itu pemukiman dan juga pembangunan pendukung lainnya untuk penduduk. Hal tersebut dikarenakan jika di suatu lokasi terjadi alih fungsi lahan maka dalam waktu yang tidak lama lahan di sekitarnya juga beralih fungsi secara progresif.

4.2 Analisa Regresi Linier SederhanaTabel 4.2Peningkatan Jumlah penduduk dan Penurunan Luas lahan PertanianTahunJumlah Penduduk (Jiwa)Luas Lahan Pertanian (Ha)

2006179089219426

2007182017219426

2008182292120774

2009182818120774

2010195553120774

2011197755120774

2012198901111775

201320212789955

Sumber BPS SULUT ; BPS MINAHASA SELATANPenentuan Persamaan Regresi :TahunJumlah Penduduk (Jiwa)Luas Lahan Pertanian (Ha)XYX2

XY

2006179.089219.42639.296.782.91432.072.869.921

2007182.017219.42639.939.262.24233.130.188.289

2008182.292120.77422.016.134.00833.230.373.264

2009182.818120.77422.079.661.13233.422.421.124

2010195.553120.77423.617.718.02238.240.975.809

2011197.755120.77423.883.662.37039.107.040.025

2012198.901111.77522.232.159.27539.561.607.801

2013202.127899.5518.182.334.28540.855.324.129

1.520.5521.123.678211.247.714.248289.620.800.362

Sumber Tabel 4.2n = 8x = 1.520.552x2 = 289.620.800.362y = 1.123.678xy = 211.247.714.248b = a =

= 864.846.8864 3,8112x

Kesalahan duga :

Perhitungan , , s2a, sa, s2b, sbxiyii = 864.846,8864 3,8112x(yi-i)2xi2(xi-x)2

179.089219.426182.302,891.378.125.296320.728.699.210120.560.400

182.017219.42617.114,374.092.999.563331.301.882.89064.834.704

182.292120.77417.009,561.076.705.901332.303.732.64060.481.729

182.818120.77416.809,091.080.870.251334.224.211.24052.577.001

195.553120.77411.955,531.184.145.941382.409.758.09030.074.256

197.755120.77411.116,301.202.481.117391.070.400.25059.074.596

198.901111.77510.679,541.022.029.203395.616.078.01078.004.224

202.12789.95594.500,4620.661.206,61408.553.241.290145.395.364

1.520.5521.123.67811.058.018.4802.896.208.003.620611.002.274

= = = 190.069

Perkiraan Interval Parameter Koefisien Regresi dan Pengujian Parameter A dan BUntuk persamaan regresi populasi : = A + BXA adalah nilai pada saat X = 0B adalah besarnya perubahan pada saat X berubah 1 unit.Nilai parameter koefisien regresi dapat diperkirakan secara interval dengan rumus berikut:P(b t(/2;df) sb < B < b + t(/2;df) sb) = 1 Untuk data di atas t Maka P[-3,8112 2,447 ( 1,7368) < B 2,447 dan thitung < -2,447thitung = thitung > 2,447 terletak pada daerah kritis, tolak Ho terima H1, berbeda nyata (signifikan) pada taraf nyata = 0,05 artinya A 0, A bermakna.Uji Parameter B :H0 : B = 0H1 : B 0 = 0,05df = n k = n2 = 82 = 6t Daerah Kritis :thitung > 2,447 dan thitung < -2,447thitung = thitung < -2,447 terletak pada daerah kritis, tolak Ho terima H1, berbeda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata = 0,05, artinya B 0 atau rata-rata jumlah penduduk mempengaruhi rata-rata penurunan luas lahan pertanian secara bermakna.

Untuk data di atas sebagai berikut:Anava Regresi Pertumbuhan jumlah penduduk dengan Penurunan Luas Lahan PertanianSumber VariasiDfJumlah Kuadrat (SS)Kuadrat Tengah (MS)Fhitung

Dari Regresi (ESS)Dari kesalahan penganggu (RSS)16 8.874.911.24411.058.018.4808.874.911.2441.843.003.0804,8155

Total Jumlah Kuadrat (TSS)719.932.929.720

Fhitung = 4,8155 < F0,05 (1;6 ) = 5,9874 terima Ho tolak H1, berbeda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata = 0,05, artinya B 0 atau rata-rata jumlah penduduk tidak mempengaruhi rata-rata penurunan luas lahan pertanian secara bermakna.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan5.2 Saran